• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANGKUMAN TUGAS AKHIR - PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA DAN IMBALAN JASA PADA PT. GRAND INTERWISATA SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RANGKUMAN TUGAS AKHIR - PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA DAN IMBALAN JASA PADA PT. GRAND INTERWISATA SURABAYA - Perbanas Institutional Repository"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA DAN IMBALAN JASA PADA PT. GRAND INTERWISATA SURABAYA

RANGKUMAN TUGAS AKHIR

Oleh:

RETNO PRATIWI NIM : 2010410729

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA

(2)
(3)

1 1.1 Latar Belakang

PT. Grand Interwisata lebih memfokuskan bisnis di bidang kepariwisataan

dengan mengelola unit usaha yang mengoperasikan apartement dan hotel. PT. Grand Interwisata Surabaya dalam membuat perlakuan akuntansi pajak selaku

pihak yang memotong dan yang menyewakan apartment berkewajiban dan berhak melakukan pencatatan, pengukuran, penyetoran, dan pelaporan pajak penghasilan terutangnya. Akan tetapi, pajak penghasilan yang bersifat final tidak dapat

dijadikan sebagai pengurang PPh terutang pada akhir tahun pajak. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba untuk menerapkan perlakuan akuntansi pajak atas sewa

dan jasa, dengan tujuan untuk mengetahui penerapan akuntansi pada PT. Grand Interwisata Surabaya apakah telah sesuai atau belum dengan peraturan perpajakan yang berlaku.

Tujuan dari Penyusunan Tugas Akhir :

1. Untuk mengetahui perlakuan akuntansi pajak atas sewa dan imbalan jasa pada

PT. Grand Interwisata Surabaya.

2. Sebagai perbandingan antara teori-teori yang telah dipelajari perkuliahan dengan praktek yang sebenarnya pada PT. Grand Interwisata Surabaya.

Manfaat Penelitian dalam Tugas Akhir :

1. Bagi PT. Grand Interwisata

Tugas Akhir ini diharapkan dapat menjadi alternatif pemikiran dalam melakukan penyempurnaan perlakuan akuntansi pajak atas sewa dan imbalan

(4)

2

2. Bagi Penulis

Sebagai sarana pembanding dan penerapan ilmu yang telah diperoleh dari

perkuliahan, khususnya dalam hal perlakuan akuntansi pajak atas sewa dan imbalan jasa.

3. Bagi Pembaca

Tugas Akhir ini diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi mengenai perlakuan akuntansi pajak atas sewa dan imbalan jasa pada PT.

Grand Interwisata Surabaya.

Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang akurat, penulis

menggunakan metode penelitian, antara lain : 1. Metode Survei

2. Metode Interview

3. Metode Pustaka

2.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT. Dharmala Land memperluas bidang usahanya dengan mendirikan

beberapa anak perusahaan. Salah satunya bernama PT. Grand Interwisata yang didirikan melalui akta no.53 dari kantor Notaris Alfian Yahya,SH. yang telah disahkan oleh Surat Keputusan Menteri Kehakiman nomor : C-2-1921

HT.01.01.Th.90 pada tanggal 31 Maret 1990 dan akta perubahan pada tanggal 15 Desember 2006 dari kantor Notaris Saniwati Suganda,SH. dan telah mendapat

(5)

3

Perusahaan Grup Intiland (Dharmala), fokus bisnis PT. Grand Interwisata sedikit berbeda dengan induknya. PT. Grand Interwisata lebih memfokuskan bisnis di

bidang kepariwisataan dengan mengelola unit usaha yang mengoperasikan apartement dan hotel, antara lain :

1. Graha Residen Serviced Apartment – Surabaya. 2. Grand Bromo Hotel - Sukapura, Probolinggo. 3. Grand Trawas Hotel -Trawas, Mojokerto.

PT. Grand Interwisata memiliki visi dan misi dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, yaitu :

a. Visi Perusahaan:

Being the 1ST choice Apartment to stay in Surabaya.

(Menjadi pilihan utama Apartemen untuk tinggal di Surabaya).

b. Misi Perusahaan :

To create an impressive experience living to tenants.

(Menciptakan pengalaman tinggal yang menyenangkan bagi penyewa).

3.1 Ringkasan Pembahasan

Dalam kaitannya dengan PPh Pasal 23 dan PPh Pasal 4 ayat (2), PT. Grand Interwisata Surabayaselaku pihak yang menyewa peralatan dan menyewakan

tanah dan/atau bangunan, objek pajak yang dikenakan diantaranya :

1. PPh Pasal 23, objek pajak yang dipotong diantaranya : Sewa Peralatan, Jasa

(6)

4

2. PPh Pasal 4 ayat (2), yaitu : Penghasilan dari sewa tanah dan/atau bangunan.

Perlakuan Akuntansi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 Atas Sewa dan

Imbalan Jasa Pada Grand Interwisata Surabaya

1. Pengakuan

PT. Grand Interwisata Surabayadalam pencatatannya menggunakan metode accrual basis, sehingga perusahaan mengakui Pajak Penghasilan (PPh) Pasal

23 atas Sewa dan Imbalan Jasa dicatat pada saat penagihan dilakukan. 2. Pengukuran

Pengukuran Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 di PT. Grand Interwisata Surabaya diakui sebesar jumlah pajak yang terutang yang dihitung dengan menggunakan tarif efektif yang berlaku, yaitu sebesar 2% dari penghasilan

bruto. 3. Pencatatan

Di dalam pembukuan, PT. Grand Interwisata Surabaya menggunakan metode accrual basis. Yang mana berdasarkan accrual basis, biaya diakui pada waktu

terutang, sehingga pencatatan akuntansinya didasarkan pada saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi perjanjian yang telah menjadi suatu dasar transaksi. Jadi, tidak tergantung kapan biaya itu di bayar tunai.

4. Penyetoran dan Pelaporan

Setelah melakukan pencatatan dan membuat bukti potong, PT. Grand

(7)

5

dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) dan melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) pada tanggal 20 Mei 2012 dengan menggunakan SPT

Masa PPh Pasal 23 untuk periode April 2012.

Perlakuan Akuntansi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4 ayat (2) Atas

Penghasilan dari Sewa Tanah dan/atau Bangunan

1. Pengakuan

PT. Grand Interwisata Surabayadalam pencatatannya menggunakan metode accrual basis, sehingga perusahaan mengakui Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4

ayat (2) atas Penghasilan dari Sewa Tanah dan/atau Bangunan dicatat pada saat penagihan dilakukan.

2. Pengukuran

Tarif yang dikenakan oleh PT. Grand Interwisata SurabayaPajak Penghasilan (PPh) Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan dari sewa tanah dan/atau bangunan,

yaitu sebesar 10 persen dari jumlah bruto nilai persewaan tanah dan/atau bangunan dan bersifat final.

3. Pencatatan

Di dalam pembukuan, PT. Grand Interwisata Surabaya menggunakan metode accrual basis. Yang mana berdasarkan accrual basis, Penghasilan diakui

waktu diperoleh, sehingga pencatatan akuntansinya didasarkan pada saat timbulnya hak untuk meminta memenuhi perjanjian. Jadi, tidak tergantung

(8)

6

4. Penyetoran dan Pelaporan

Setelah melakukan pencatatan dan pengukuran, PT. Grand Interwisata

Surabayasebagai pihak yang menyewakan wajib melakukan penyetoran Pajak Penghasilan (PPh yang disetor sendiri) ke bank persepsi dan Kantor Pos pada

tanggal 15 Januari 2009 dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) dan melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) pada tanggal 20 Januari 2009 dengan menggunakan SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2).

PPh Pasal 4 ayat (2) yang sudah dikenakan PPh Final sebesar Rp 69.002.472 tidak dapat dikreditkan (dikurangkan) dari total Pajak Penghasilan terutang pada

akhir tahun pajak dan tidak dapat dijadikan sebagai kredit pajak. PPh Pasal 4 ayat (2) belum sesuai dengan UU Perpajakan, dikarenakan perusahaan tidak menerapkan penyetoran dan pelaporan untuk PPh yang dibayar sendiri sesuai

dengan dasar hukum yang terdapat dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-170/PJ/2002. Sedangkan untuk Perlakuan Akuntansi PPh Pasal 23

Atas Sewa dan Imbalan Jasa dalam hal pengakuan, pencatatan, pengukuran, penyetoran, dan pelapran telah sesuai dengan Peraturan Perpajakan dan Graha

Residen sebagai pihak yang memotong PPh Pasal 23 atas Sewa dan Imbalan Jasa telah melakukan kewajibannya sebagai pihak pemotong.

4.1 Kesimpulan Dan Saran

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

(9)

7

subjek pajak badan yang wajib membayar pajak dalam kaitannya dengan PPh Pasal 23 atas Sewa dan Imbalan Jasa serta PPh Pasal 4 ayat (2) atas

Penghasilan dari Sewa Tanah dan/atau Bangunan.

2. Dalam kaitannya PPh Pasal 23 dan PPh Pasal 4 ayat (2), PT. Grand

Interwisata Surabaya selaku pihak yang menyewa peralatan dan menyewakan tanah dan/atau bangunan, objek pajak yang dikenakan dari PPh Pasal 23 diantaranya : sewa peralatan, jasa teknik, jasa konsultan,

jasa catering, dan jasa penyedia tenaga kerja. Sedangkan dari PPh Pasal 4 ayat (2), perusahaan mendapatkan penghasilan dari pengahasilan sewa

tanah dan/atau bangunan terutama yang berkaitan dengan sewa apartment dan gedung.

Saran yang dapat diberikan penulis untuk dapat meningkatkan perlakuan

akuntansi pajak atas sewa dan imbalan jasa pada PT.Grand Interwisata Surabaya, adalah sebagai berikut :

1. Untuk Perlakuan Akuntansi PPh Pasal 4 ayat (2) Atas Sewa Tanah dan/atau Bangunan khususnya dalam hal PPh terutang yang disetor

sendiri harus disesuaikan dengan UU Perpajakan sehingga tidak ada kerancuan dalam penerapan perlakukan akuntansinya.

2. Sebaiknya perusahaan mengelompokkan bukti pemotongan PPh Pasal 4

ayat (2) yang dipotong oleh pihak lain dari pengahasilan yang diperoleh Wajib Pajak Badan sesuai dengan masa pajak untuk pelaporan ke dalam

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno, dan Estralita Trisnawati. 2010. Akuntansi Perpajakan. Edisi 2 Revisi. Jakarta: Salemba Empat.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: Andi.

Muljono Djoko. 2010. Panduan Brevet Pajak Akuntansi Pajak dan Ketentuan Umum Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.

Priantara Diaz. 2012. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Purwono Herry. 2010. Dasar Dasar Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Edisi Sepuluh. Jakarta: Erlangga.

Resmi Siti. 2011. Perpajakan Teori dan Kasus. Edisi Enam. Jakarta: Salemba Empat.

Suriyanto Eddy. 2011. Akuntansi Perpajakan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Undang-Undang KUP No. 28 Tahun 2007. Tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang KUP No. 6 Tahun 1983. Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Undang-Undang PP Republik Indonesia No. 5 Tahun 2002. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang PP Republik Indonesia No. 29 Tahun 1996. Tentang Pembayaran Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Persewaan Tanah dan/atau Bangunan

Referensi

Dokumen terkait

Metode observasi atau pengamatan adalah cara pengumpulan data dengan cara melakukan pencatatan secara cermat. Kalau pengamatan tidak memenuhi prosedur dan aturan yang jelas, tidak

Ikatan Akuntan Indonesia (2011 : 16.8) paragraf 62 dalam Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) menyebutkan bahwa metode penyusutan yang digunakan untuk aktiva harus di-

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) menyebutkan lima jenis laporan keuangan, yaitu laporan laba rugi, laporan perubahan modal, neraca, laporan

PT.Temprina Media Grafika Surabaya Perusahaan menggunakan beberapa sistem untuk menerapkan prosedur penggajian

Rumah Sakit Umum Haji Surabaya dalam pengakuan pendapatan menggunakan metode berbasis akrual, biasanya digunakan dalam pencatatan dan pengakuan pendapatan.Dalam

Sebagai bahan masukan bagi manajemen dinas perhubungan dalam mengevaluasi dan melihat penyetoran dan pemungutan serta tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dikenakan di

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diketahui bahwa piutang usaha yang terjadi di PT Para Bathara Surya terjadi karena adanya voucher pasca bayar pelanggan,

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada PT Jasaraharja Putera Surabaya, perusahaan tidak melakukan Pengungkapan atas premi asuransi dalam catatan atas laporan