• Tidak ada hasil yang ditemukan

Individu dan Masyarakat Dalam Proses

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Individu dan Masyarakat Dalam Proses"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Individu dan Masyarakat Dalam Proses Sosial Budaya

A. INDIVIDU DAN MASYARAKAT 1.1 Pengertian Individu

Individu adalah satu kesatuan utuh antara jasmani dan rohani. Setiap individu mempunyai ciri khas dan kebutuhan yang tersendiri. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, setiap individu membutuhkan individu lain. Karena itulah individu selalu hidup berkelompok membentuk masyarakat. 1.2 Manusia Selaku Makhluk Individu

Individu adalah seseorang/seorang manusia secara utuh. Utuh di sini diartikan sebagai suatu sifat yang tidak dapt dibagi-bagi. Merupakan satu kesatuan antara jasmaniah dan rohaniah yang melekat pada diri seseorang. Setiap individu mempunyai ciri khas yang berbeda dengan individu lainnya, seperti bentuk fisik, kecerdasan, bakat, keinginan, perasaan dan memiliki tingkat pemahaman/arti tersendiri terhadap suatu objek. Jadi individu adalah kondisi internal dari seorang manusia yang berfungsi sebagai subjek. Manusia selaku individu mempunyai 3 naluri,yaitu :

a. Naluri untuk mempertahankan kelangsungan hidup.

b.Naluri untuk mempertahankan kelanjutan penghidupan keturunan.

c. Naluri ingin tahu dan mencari kepuasan.

1. Naluri mempertahankan kelangsungan hidup

Naluri mempertahankan kelangsungan hidup telah menimbulkan berbagai kebutuhan. Salah satu kebutuhan yang paling mendasar adalah kebutuhan fisiologis yang terdiri dari makan,minum dan perlindungan.

2. Naluri untuk mempertahankan kelanjutan penghidupan keturunan

Naluri untuk mempertahankan keturunan, menuntut adanya kebutuhan akan rasa aman (safety need) baik dari gangguan cuaca yang tidak nyaman, binatang liar/manusia lain.

3. Naluri ingin tahu dan mencari kepuasan Setiap manusia mempunyai naluri untuk

ingin tahu tentang sesuatu yg ada di

sekitarnya,baik itu lingkungan alam maupun lingkungan manusia lainnya.

1.3 Manusia Selaku Makhluk Sosial

Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Malinowski(1949), salah satu tokoh ilmu Antropologi dari Polandia

menyatakan bahwa ketergantungan individu terhadap individu lain dalam kelompoknya dapat terlihat dari usaha-usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosialnya yang dilakukan melalui perantaraan kebudayaan. Rasa aman secara khusus tergantung kepada adanya system perlindungan dalam rumah,pakaian dan peralatan. Perlindungan secara umum, dalam pengertian gangguan/kelompok lain akan lebih mudah diwujudkan kalau manusia

(2)

2.1 Pengertian Masyarakat

Masyarakat, dalam Bahasa Inggris disebut society artinya sekelompok manusia yang hidup bersama, saling berhubungan dan mempengaruhi,saling terikat satu sama lain sehingga melahirkan kebudayaan yang sama. Pengertian sekelompok manusia di sini tidak mempunyai batas yang jelas harus beberapa orang, tetapi jumlahnya minimal 2 orang. Anderson dan Parker(Astrid Susanto,1977) menyebutkan secara rinci bahwa masyarakat adalah:

a) Adanya sejumlah orang,

b) Tinggal dalm suatu daerah tertentu, c) Mengadakan hubungan satu sama lain, d) Saling terikat satu sama lain karena

mempunyai kepentingan bersama,

e) Merupakan satu kesatuan sehingga mereka mempunyai perasaaan solidaritas,

f) Adanya saling ketergantungan,

g) Masyarakat merupakan suatu system yg diatur oleh norma-norma/aturan-aturan tertentu,dan h) Menghasilkan kebudayaan.

Menurut Soejono

Soekamto(1987)beberapa cirri masyarakat perkotaan yang menonjol adalah:

a) Kehidupan beragama kurang karena

disebabkan adanya cara berpikir yg rational,yg berdasakan pada perhitungan-perhitungan eksak;

b) Dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain;

c) Pembagian kerja lebih tegas dan mempunyai batas-bats yang nyata ;

d) Banyak peluang mendapat kerja daripada orang desa ;

e) Jalan pikiran yg rational menyebabkan interaksi sosial berdasarkan kepentingan daripada factor pribadi;

f) Jalan kehidupan yg cepat mengakibatkan pentingnya factor waktu;

g) Perubahan social tampak jelas dan cepat sebagai akibat terbukanya pengaruh dari luar.

Masyarakat adalah sejumlah orang yang hidup dalam suatu daerah saling berhubungan dan terikat satu sama lain, sehingga memiliki rasa solidaritas dan menghasilkan kebudayaan.

Setiap individu dalam masyarakat mempunyai peran dan kedudukan yang berbeda. Setiap individu diharapkan dapat berperan sesuai dengan kedudukannya sehingga tercipta ketertiban, kenyamanan, kestabilan hidup bermasyarakat, yang akhirnya tujuan bersama dapat tercapai.

2.2 Status dan Peran Individu Dalam Masyarakat

Setiap individu dalam masyarakat mempunyai peran(role) dan kedudukan(status) yang berbeda. Peran adalah pola perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai posisi(status) tertentu. Sedangkan kedudukan (status) adalah posisi seseorang dalam kelompok. Mengingat setiap individu

(3)

Kedudukan atau status seseorang dalam masyarakat ada 2 macam:

a.) Ascribed status, yaitu kedudukan yang diperoleh tanpa melalui perjuangan atau usaha sendiri. Biasanya diperoleh melalui kelahiran, seperti anak yang bergelar raden, otomatis anaknya juga bergelar raden.

b.) Achieved status, yaitu kedudukan yang diperoleh melalui usaha atau perjuangan sendiri. Seseorang menjadi direktur sebuah perusahaan karena memang ia rajin dan ulet. Status seseorang menjadi guru karena ia berhasil masuk dan belajar dengan baik di IKIP.

B. STRUKTUR SOSIAL BUDAYA, PRANATA SOSIAL BUDAYA DAN PROSES SOSIAL BUDAYA

Individu dalam masyarakat tersusun menurut suatu sistem yang saling terkait satu sama lain. Dalam setiap masyarakat ada perbedaan-perbedaan sosial yang lahir dari adanya perbedaan individu seperti bentuk fisik, minat, kemampuan berpikir dan berkarya, kebudayaan serta agama. Bila perbedaan ini tersusun secara bertingkat, ada yang tinggi, sedang dan rendah maka disebut stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial dapat disebabkan oleh faktor kekayaan, kekuasaan, kehormatan dan ilmu pengetahuan.

Individu mempunyai kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan, karena itu diperlukan wadah atau tempat berinteraksinya individu menurut pola perilaku tertentu dan sesuai dengan norma dan kebudayaan tertentu pula.

1.1 Struktur Sosial Budaya

Struktur sosial merupakan pola perilaku dari setiap individu masyarakat yang tersusun sebagai suatu sistem. Masyarakat mirip suatu sistem sosial budaya terdiri dari sejumlah orang yang berhubungan secara timbal balik melalui budaya tertentu. Setiap individu mempunyai ciri dan kemampuan sendiri, perbedaan ini yang menyebabkan timbulnya perbedaan sosial. Perbedaan sosial bersifat universal, ini berarti perbedaan sosial dimiliki setiap masyarakat dimanapun. Perbedaan dalam masyarakat seringkali menunjukkan lapisan-lapisan yang bertingkat. Lapisan yang bertingkat dalam masyarakat disebut Stratifikasi Sosial.

Ukuran yang digunakan untuk menggolongkan penduduk dalam lapisan-lapisan tertentu yaitu:

a) Ukuran kekayaan (kaya miskin, tuan tanah penyewa)

b) Ukuran kekuasaan (penguasa/dikuasai) penguasa punya wewenang lebih tinggi

c) Ukuran kehormatan (berpengaruh/terpengaruh) ukuran ini ada di masyarakat tradisional (pemimpin informal)

d) Ukuran ilmu pengetahuan (golongan cendekiawan/ rakyat awam)

1.2 Pranata Sosial

Pranata Sosial merupakan wadah yang memungkinkan masyarakat untuk berinteraksi menurut pola perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku.

(4)

memenuhi kebutuhan2 dasar teertentu dalam masyarakat.

1. Pranata Ekonomi (memenuhi kebutuahan material) , bertani, industri, bank, koperasi dan sebagainya

2. Pranata Sosial/ memenuhi kebutuhan sosial : perkawinan, keluarga, sistem kekerabatan, pengaturan keturunan.

3. Pranata politik/ jalan alat untuk mencapai tujuan bersama dalam hidup bermasyarakat. seperti sistem hukum, sistem kekuasaan, partai, wewenang, pemerintahan

4. Pranata pendidikan/ memenuhi kebutuhan pendidikan, seperti PBM, sistem pengetahuan, aturan, kursus, pendidikan keluarga, ngaji. 5. Pranata kepercayaan dan agama/ memenuhi

kebutuhan spiritual, seperti upacara semedi, tapa, zakat, infak, haji dan ibadah lainnya. 6. Pranata Kesenian/ memenuhi kebutuhan

manusia akan keindahan, seperti seni suara, seni lukis, seni patung, seni drama, dan sebagainya

KONTROL SOSIAL

1. Berfungsi sebagai alat agar anggotanya taat dan patuh terhadap norma yang telah ditentukan.

2. Kontrol sosial dapat dilakukan melalui prefentif yaitu dengan meningkatkan

pengetahuan, pemahaman dan keyakinan, thd kebenaran suatu norma.

Dapat juga dilakukan dengan

penanggulangan/referensif dengan jalan persuatif/bujukan dan hukuman

sanksi/paksaan.

BEBERAPA PENGERTIAN

1. Enkulturasi adalah proses pengenalan norma yang berlaku di masyarakat.

2. Sosialisasi adalah proses pembelajaran

terhadap norma-norma yang berlaku sehingga dapat berperan dan diakui oleh kelompok masyarakat.

3. Instutionalisasi adalah proses dimana norma dan perilaku sudah menjadi kebiasaan 4. Internalisasi merupakan norma dan perilaku

sudah menjadi bagian diri pribadi, dan sudah mendarah daging.

PROSES SOSIAL BUDAYA

Hubungan antarindividu yang saling mempengaruhi dalam hal pengetahuan, sikap dan perilaku disebut interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan suatu proses komunikasi yang terjadi pada saat bertemunya orang-perorangan, orang dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok yang dapat menghasilkan suatu pergaulan dalam hidup.

Interaksi sosial terjadi apabila tindakan atau perilaku seseorang dapat

mempengaruhi, mengubah, memperbaiki, atau mendorong perilaku, pikiran, perasaan, emosi orang lain.

SIFAT INTERAKSI SOSIAL

(5)

3. Ketersebaran interaksi, semakin banyak dan tersebar, semakin banyak yang dipengaruhi. 4. Keseimbangan interakasi, semakin seimbang posisi kedua belah pihak yang berinteraksi semakin besar pengaruhnya.

5. Langsung tidaknya interkasi, bila interaksi bersifat langsung kedua belah pihak bersifat aktif, maka pengaruhnya semakin besar.

BENTUK INTERAKSI SOSIAL

A. KERJA SAMA (Kooperation)

Kerja sama bisa terjadi bila individu atau kelompok mempunyai kesadaran akan tujuan yang sama, sehingga timbul aktivitas yang saling menunjang membantu untuk bersama-sama mencapai tujuan.

Tiga bentuk kerja sama:

1. Bergaining yaitu pertukaran barang atau jasa. 2. Cooptation yaitu penerimaan unsur-unsur baru

sebagai salah satu cara untuk menghindari kegoncangan atau ketidakstabilan.

3. Coalition yaitu penggabungan dua organisasi atau lebih yang mempunyia tujuan yang sama.

ASIMILASI VS AKULTURASI

Asimilasi merupakan dua kelompok yang berbeda kebudayaannya saling berbaur menjadi satu kesatuan hingga menghasilkan kebudayaan baru yang berbeda dengan kebudayaan aslinya.

Akulturasi merupakan dua kelompok yang berbeda budaya saling bertemu dan melakukan kontak sosial yang intensif sehingga terjadi pembaharuan tanpa menghilangkan budaya aslinya.

B. PERSAINGAN (Competition)

Adalah proses sosial dimana dua individu atau kelompok berusaha mencari sesuatu yang menjadi pusat perhatian massyarakat tanpa kekerasan dan ancaman. Contoh: dua orang siswa sama-sama

memusatkan perhatiannya untuk memperoleh nilai IPS tertinggi.

C. PERTIKAIAN (Conflik)

Adalah pertentangan antar individu atau kelompok baik yang terlihat dengan jelas/terbuka (perkelahian) maupun yang tidak.

D. AKOMODASI

Merupakan adanya suatu

keseimbangan dalam interaksi antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Akomodasi adalah usaha untuk mencegah, mengurangi, menghindari, dan menghentikan pertentangan.

Akomodasi Dapat Dilakukan Dengan Cara: 1. Mediation: penyelesaian pertikaian

dengan menggunakan pihak ketiga sebagai wasit yang netral.

2. Arbitration: penyelesaian pertikaian dengan menggunakan pihak ketiga yang statusnya lebih tinggi.

3. Consiliation: mempertemukan pihak yang berselisih untuk mencapai suatu persetujuan bersama.

(6)

5. Stalemat: menyadari akan adanya kekuatan yang seimbang sehingga kalau diteruskan tidak akan ada yang menang dan yang kalah. 6. Adjudication: upaya penyelesaian perkara

melalui pengadilan.

Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk Individu dan Masyarakat Dalam Proses Sosial Budaya

Di dunia ini ada banyak makhluk yang di ciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan makhluk tersebut mempunyai sifat dan karakteristik tersendiri. Dari semuanya itu pastilah saling membutuhkan dan membentuk sebuah interaksi sosial yang kuat. Dalam proses sosial tersebut tentulah memberi pengaruh yang signifikan baik secara individu maupun secara masyarakat yang lebih banyak. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus di ketahui dalam mempelajari IPS untuk individu, masyarakat dalam proses sosial budaya di antaranya:

1. Mengetahui hakikat manusia 2. Mengetahui hakikat masyarakat 3. Mengetahui hakikat budaya

4. Mengetahui hakikat pendidikan yang berkarakter dan berbudaya

5. Mengetahui berbagai macam problematika kebudayaan

6. Mengetahui pengaruh budaya terhadap lingkungan

Dalam hal ini Ilmu Pengetahuan Sosial di tuntut berperan aktif, konsisten, dan menyeluruh untuk membentuk karakter individu yang mampu beradaptasi di

lingkungan masyarakat banyak di proses sosial budaya yang terjadi saat sekarang ini.

1. Hakikat Manusia

Manusia sebagai makhluk sosial yang berakal dan bersifat kompleks menurut para ahli mempunyai beberapa pembagian antara lain:

a. Manusia sebagai makhluk yang berakal ( Homo Sapiens )

Ketika manusia itu di hadapkan pada suatu tantangan, baik itu kepada alam maupun kepada manusia, tentu seorang manusia tersebut akan berfikir dan terus berfikir untuk mencari solusinya. Kemampuan inilah yang tidak di miliki oleh makhluk lain sehingga manusia mampu berinovasi dan menemukan hal–hal baru untuk memudahkan pengolahan sumber daya alam di sekitarnya.

b. Manusia sebagai makhluk berkarya ( Homo Faber )

Dengan kemampuan akal yang di miliki manusia, maka tentunya dia tidak akan tinggal diam melainkan akan terus ingin membuat sebuah karya untuk mempermudah pekerjaannya. Hal ini juga dapat di artikan sebagai bagian dari menolong kehidupan manusia banyak.

c. Manusia sebagai makhluk yang berteman ( Zoon Politikon )

(7)

d. Manusia sebagai makhluk yang bisa untuk di didik dan mampu mnerima pelajaran ( Homo Educandum )

Pada saat makhluk lain di lahirkan di dunia ini katakanlah hewan tentu ia dengan cepat melakukan aktivitasnya, tetapi aktivitas yang sedemikian tidaklah akan berubah sampai ia tua. Berbeda dengan seorang manusia, dia mempunyai kemampuan untuk berfikir, berbahasa, dan dapat menerima pesan–pesan dari luar maka hal ini di katakan bahwa manusia mempunyai sifat yang mampu untuk di didik.

2. Hakikat Masyarakat

Masyarakat merupakan kumpulan kumpulan individu manusia yang berada di sebuah tempat untuk menetap dalam kurun waktu yang lama serta terikat dengan norma maupun aturan tertentu. Filsuf Yunani

menyatakan bahwa manusia itu adalah “ Zoon Politikon “ yang artinya berkawan dan tidak bisa hidup secara sendiri. Maka dari

pengertian itu dapat di katakana bahwa manusia itu akan selalu berintraksi dan membentuk sebuah masyarakat yang utuh. Dalam hal ini juga tentunya akan tercipta sebuah interaksi di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, sosial, maupun budaya yang beragam.

3. Hakikat Kebudayaan

Budaya merupakan bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya berasal dari bahasa Sanskerta yaitu Buddayah yang bentuk jamak kata buddhi yang berarti pula budi atau akal.

Dalam bahasa Inggris budaya di sebut Culture dan dalam bahasa Latin di sebut Colera yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah. ( bertani ). Kemudian pengertian ini berkembang menjadi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Berikut beberapa pendapat para ahli antara lain: a. R. Linton, mengatakan bahwa kebudayaan merupakan konfigurasi tingkah laku yang di pelajari, di mana unsur pembentuknya di dukung dan di teruskan oleh anggota masyarakat yang lain.

b. Koentjaraningrat, mengatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan milik diri manusia dengan proses belajar.

c. Selo Soemarjan dan Soelaiman Soemadi, mengatakan bahwa kebudayaan merupakan semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. d. Herkovits, menyatakan bahwa kebudayaan merupakan bagian dari lingkungan hidup yang di ciptakan manusia.

Dengan demikian kebudayaan menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia secara material maupun non material. Para ahli juga mengartikannya sebagai

pengaruh pandangan evolusionisme, yaitu teori yang menyatakan bahwa kebudayaan itu akan berkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks.

6. Pengaruh Budaya Terhadap Lingkungan Budaya yang di kembangkan oleh manusia tentunya akan berimplikasi pada lingkungan tempat kebudayaan itu

(8)

menjalaninya yang tampak dari luar, artinya orang asing. Ada beberapa variable yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan antara lain:

 Physical Environment, menunjukkan pada lingkungan yang natural seperti temperatur, curah hujan, iklim, flora, dan fauna.

Cultural Sosial Environment, meliputi aspek – aspek kebudayaan dan proses sosialisasi seperti norma, adat istiadat, dan nilai.  Environmental Orientation an Representation, yang mengacu pada kepercayaan kognitif yang berbeda – beda pada setiap masyarakat mengenai

lingkungannya.

 Environmental Behavior and Process, yaitu meliputi bagaimana masyarakat menggunakan lingkungan dalam hubungan sosial.

Referensi

Dokumen terkait

Pemberi Kuasa, baik saat ini atau di masa depan dengan ini menyatakan bahwa ia tidak akan mengajukan keberatan dan/atau penolakan apa pun, dalam bentuk apa pun, sehubungan

Ya, perangkat keras dan lunak sudah tersedia dan pegawai sudah dilatih untuk mengoperasikan sistem pada tahun ini, namun hingga audit ini dilakukan sistem tersebut

a) Agar Litbang K/L dan pemda dapat profesional maka bentuk dan susunan organisasi Litbang diubah dari organisasi struktural menjadi organisasi fungsional (model organisasi

Struktur bangunan Gapura Padureksa yang terdapat di bagian depan Masjid Wali Al-Ma’mur Desa Jepang menjadi bukti kuat bahwa akulturasi budaya masa lampau menjadi strategi yang

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Zulkifli (2003) menyimpulkan bahwa kandungan hara (fosfat, amonium dan nitrat nitrit) dalam air poros (air pori sedimen) di

Hasil penelitian menunjukkan untuk faktor Perilaku Masyarakat yang dominan berhubungan dengan kejadian DBD adalah variabel Kebiasaan menggantung pakaian, OR= 6,29 (95% CI:

Sural Kelerangan Relribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjulnya disingkal SKRDLB adalah sural keputusan yang menenlukan jumlah kelebihan pembayaran relribusi karena jumlah

Untuk mempermudah penulis dalam menganalisis hasil penelitian, maka penelitian ini difokuskan pada keterampilan manajerial Ri’a>yat al T}a>liba>t dalam