• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip Genetik dan Prinsip Agronomis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Prinsip Genetik dan Prinsip Agronomis"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PRINSIP GENETIK DAN AGRONOMIS PRODUKSI BENIH

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi dan Produksi Benih

Dosen Pengampu: Dr. Ir. Sholeh Avivi, MSi.

Oleh:

Yogi Putra Wahyu Setiawan (161510501175) Asma’ul Sa’idatul Faizah (161510501177) Randy Wijaya Pangestu (161510501179) Luki Ica Aziza (161510501186) Evi Fahriani Arfin S. (161510501188)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(2)

2017

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Benih merupakan salah satu komponen terpenting dalam tanaman karena benih dapat menentukan keberhasilan tanaman tersebut tumbuh dan berkembang serta menentukan keberhasilan dalam produksi tanaman. Sebelum adanya pengetahuan mengenai benih bermutu, para petani memproduksi benih secara sendiri tanpa mempertimbangkan mutu benih yang baik untuk perkembangan tanaman. Tak banyak pula petani menggunakan benih sisa konsumsi yang tidak laku diperjualkan atau benih yang memiliki mutu dibawah standar benih unggul. Penggunaan benih tanpa melewati sertifikasi pembenihan yang di lakukan oleh Badan Pengawas Sertifikasi Benih (BPSB) mempengaruhi terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi tanaman yang tidak maksimal.

Seiring berkembangnya pengetahuan akan pembenihan yang semakin luas serta ditunjukan dengan aksi nyata, para petani yang pada awalnya melakukan produksi benih sendiri mulai merubah pola pemikirannya untuk berkerja sama dengan Badan Pengawas Sertifikasi Benih (BPSB) dalam pemerolehan benih yang unggu dan bermutu. Penggunaan benih yang mempunyai kualitas fisik fisiologis dan genetik yang baik merupakan cara yang strategis untuk menghasilkan tanaman yang berkualitas. Benih unggul dan bermutu ditandai dengan adanya sertifikasi benih yang dikeluarkan langsung oleh Badan Pengawas Sertifikasi Benih (BPSB) melalui suatu mekanisme pengujian benih secara berkala untuk mengarahakan, mengendalikan, dan mengorganisasikan produksi benih.

Produksi benih merupakan salah satu kegiatan awal yang dilakukan dalam pengadaan benih unggul dan bermutu. Produksi benih sangat penting dalam program pengadaan benih, oleh karena itu diperlukan strategi yang tepat dalam proses produksi benih. Strategi produksi benih yang tepat akan diterjemahkan melalui berbagai kegiatan produksi benih yang secara umum akan masuk ke dalam prinsip-prinsip produksi benih. Prinsip-prinsip dalam produksi benih antara lain prinsip genetik dan prinsip agronomis. Kedua prinsip ini memegang peran penting dalam melakukan strategi produksi pembenihan.

1.2 Rumusan Masalah

(3)

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Genetik

Benih mempunyai pengertian sebagai bahan tanam yang sangat penting untuk keberlanjutan budidaya atau usahatani. Benih yang efektif adalah benih yang sudah tersertifikasi dan sudah mempunyai label. Kualitas benih yang sangat baik diperlukan petani atau masyarakat agar budidaya atau usahataninya tidak mengalami kerusakan dan kerugian. Genetik benih adalah pewarisan sifat benih yang diturunkan dari induk benih. Benih dapat mengalami perubahan fisiologis yang diakibatkan oleh faktor dalam, yang dapat menurunkan mutu benih secara berangsur-angsur dan tidak dapat balik lagi (irreversible). Prinsip genetik benih berkaitan dengan penanganan internal yang harus dilakukan untuk menghindari benih dari kemunduran genetis dan benih tetap memiliki otentisitas yang tinggi. Aspek-aspek genetis yang dapat mengakibatkan mutu benih mengalami penurunan: a. Sejarah lapang

Pada penanaman sebelumnya benih harus terbebas dari tanaman voluntir. Jarak waktu penanaman sangat berpengaruh dalam proses penanaman benih. Tujuan adanya pemeriksaan lapang yaitu menilai lahan untuk penanaman benih telah memenuhi syarat. Pemeriksaan sejarah lapang dilakukan oleh Dinas Pengawasan dan Sertifikasi Benih.

b. Sumber benih

Benih yang didapat harus benih yang sudah bersertifikat, berlabel, dan bermutu tinggi. Sumber benih yang digunakan merupakan benih dari sumber yang telah tersertivikasi dan jelas akan asal usul benih tersebut seperti halnya bebas biji gulma dan penyakit yang terbawa oleh beih itu sendiri. Tahapan kelas benih diantaranya :

 Benih Penjenis (Breeder Seed) varietas yang berbeda. Dengan melakukan isolasi, kemungkinan benih terhindar dari penyebaran oleh serbuk sari dari tanaman lain atau tanaman liar sangat tinggi sehingga kemurnian benih dapat terjaga.Kegiatan isolasi dibagi menjadi 3 jenis :  Isolasi waktu

 Isolasi fisik  Isolasi jarak d. Roguing

Roguing merupakan kegiatan menghilangkan tanaman yang tidak dikehendaki oleh tanaman pokok. Roguing dilakukan karena adanya perubahan sifat genetis yang dapat menimbulkan tanaman menjadi tipe simpang (rogues), adanya voluntir tanaman, adanya diversivikasi dari tanaman yang dibudidayakan, serta terjadinya cross pollination pada waktu benih diproduksi.

e. Pencemaran mekanis

Kebersihan atau keadaan steril sangat diperlukan pada alal-alat dan wadah yang akan digunakan untuk menanam dan merawat benih agar tidak terjadi pencemaran. Pencemaran mekanis dapat terjadi melalui varietas-varietas yang berbeda yang ditanam dilahan yang berdekatan serta melalui tanaman voluntir pada sekitar area penanaman.

f. Area penyesuaian tanaman

(4)

juga dapat membantu benih agar tidak mengalami perubahan varietas dari varietas semula. Kegiatan penyesuaian tanaman pada lahan sangat danjurkan dengan tujuan tidak merugikan perubahan secara genetik.

g. Program sertifikasi benih

Sertifikasi benih sangat penting untuk budidaya benih karena untuk menjamin dan menjaga kualitas serta mutu benih agar penyediaan benih tetap berkelanjutan kepada pengguna benih.

1. Tekstur tanah dan kesuburan tanah yang sesuai. Hal ini juga berkaitan dengan unsur hara yang terkandung dalam tanah apakah dapat mencukupi kebutuhan yang akan diperlukan tanaman. Tekstur tanah yang tidak sesuai dengan benih akan berpengaruh terhadap tumbuhnya akar.

2. Lahan harus bebas dari tanaman yang sebelumnya dibudidayakan pada lahan tersebut. Perlu dilakukan pensterilan lahan supaya benih tidak terkontaminasi oleh benih lain yang sebelumnya dibudidayakan dilahan tersebut.

3. Bebas dari penyakit tanah (soil borne desease) dan insekta tanah seperti nematoda. 4. Lahan sebaiknya datar agar mudah untuk diawasi, dipelihara, mudah untuk diberi

isolasi, dan mencegah terjadinya erosi.

5. Pengolahan tanah harus diberi perhatian yang sungguh-sungguh, harus dilakukan secara intensif karena dapat meningkatkan jumlah benih yang berkecambah dan perkecambahan yang optimal. Pengolahan tanah yang baik akan membuat air terbagi merata sehingga aerasi dan drainase terjaga dengan baik serta dapat menghilangkan gulma.

b. Penentuan Daerah Tanam

Daerah tanam yang akan digunakan untuk budidaya produksi benih harus dipilih dengan pertimbangan agroklimat yang cocok dengan jenis tanaman yang diusahakan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah suhu, lama penyinaran matahari, curah hujan, dan waktu yang dikehendaki tanaman.

c. Pencegahan Terjadinya Kontaminasi Genetis

Mencegah terjadinya kontaminasi genetis dapat dilakukan dengan isolasi atau pemisah. Isolasi itu dapat dengan jarak, atau mengorbankan beberapa larikan tanaman. Hal ini ditentukan oleh jenis tanaman, luas lahan, keadaan lahan, datar atau miring. Beberapa macam cara isolasi:

1. Isolasi dengan larikan tanaman tepi (border row isolation)

(5)

2. Isolasi jarak

Biasanya diterapkan pada lahan yang luas, sehingga antarvarietas yang satu dengan yang lainnya mempunyai jarak yang tidak terlalu berdempetan. Jarak ini harus lebih lebar dari daya terbang serbuk sari varietas yang sedang dibudidayakan.

3. Isolasi hasil panen

Jika pada suatu lahan dibudidayakan lebih dari satu varietas, sebaiknya pemungutan hasil tidak dilakukan bersamaan agar tidak terjadi percampuran benih.

4. Isolasi waktu

Biasanya diterapkan pada lahan yang sempit dengan beberapa varietas yang memiliki waktu penyerbukan sama. Caranya dengan membuat waktu tanam yang berbeda, sehingga waktu berbunga dan penyerbukannya tidak sama. Hal ini bertujuan agar terhindar dari terjadinya perkawinan silang.

d. Penentuan Bahan Tanam

Varietas yang digunakan harus dari bahan tanam yang dapat beradaptasi dengan keadaan daerah, baik dari segi iklim maupun kondisi tanah.

e. Cara Menanam Benih

Terdapat banyak cara dalam menanam benih di lahan, antara lain: 1. Disebar (broadcasting)

Cara ini digunakan jika ingin menanam banyak tanaman per luas lahan. Menanam benih dengan cara disebar sering diterapkan pada pembuatan bibit padi.

2. Menanam dengan mesin (seed drill)

Menanam dengan mesin digunakan jika lahan yang akan ditanami sangat luas. Penanaman dengan seed drill tidak memerlukan banyak tenaga manusia. Keuntungan dari cara tanam ini adalah dapat mengatur jarak tanam, jumlah benih per lubang tanam, dan kedalaman penanaman.

f. Kedalaman Tanam

Kedalaman penanaman benih merupakan faktor yang dapat menentukan perkecambahan ynag optimal, cepat atau lambatnya kemunculan kecambah diatas tanah, banyaknya populasi yang diperoleh, dan pertumbuhan bibit. Benih yang ditanam terlalu dangkal atau terlalu dalam dapat menyebabkan kegagalan perkecambahan. Jika benih ditanam telalu dangkal, benih dapat dimakan burung atau ayam, air yang diperlukan untuk perkecambahan juga tidak cukup tersedia di tempat itu. Sedangkan jika benih ditanam terlalu dalam, drainasenya tidak baik sehingga perkecambahan benih tidak optimal atau benih bisa menjadi busuk.

g. Sifat Benih

Sifat benih yang berpengaruh pada kedalaman tanam:

1. Berdasarkan sifat perkecambahannya, kedalaman tanam benih juga perlu diperhatikan agar perkecambahannya dapat optimal. Benih yang epigeal, yang pada perkecambahannya daun kotil ikut muncul diatas tanah, sebaiknya jangan ditanam terlalu dalam agar kecambah dalam perjalanannya ke permukaan tanah tidak mengalami kerusakan. Benih yang sifat perkecambahannya hypogeal dapat ditanam lebih dalam, karena daun kotil tetap ada di bawah tanah.

(6)

pada benih. Benih yang dapat berkecambah dalam keadaan terang maupun gelap, dapat ditanam dangkal maupun dalam.

3. Keadaan tanah juga dapat berpengaruh pada kedalaman tanah. Pada tanah yang ringan, benih dapat ditanam agak dalam. Sedangkan jika tanah yang tergolong berat, benih dapat ditanam agak dangkal.

4. Kandungan air dalam tanah sangat berpengaruh terhadap perkecambahan. Pada tanah yang kering, benih sebaiknya ditanam lebih dalam agar mendapatkan air yang cukup dari dalam tanah. Sedangkan jika kondisi tanahnya basah, benih dapat ditanam dangkal agar tidak mengalami pembusukan dan dapat berkecambah normal.

h. Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan pada tanaman perlu diperhatikan agar diperoleh hasil yang tinggi, juga dijamin kemurnian fisik maupun genetis. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: 1. Roguing

Roguing adalah perlakuan menghilangkan tumbuhan dengan cara mencabut atau memotong batang tanaman yang dekat permukaan tanah. Tanaman yang dihilangkan adalah tanaman yang bukan tanaman pokok dari pertanaman, misalnya tanaman volunteer, gulma, dan tanaman yang getrserang hama dan penyakit. Roguing sebaiknya dilakukan sebelum tanaman beralih ke fase generatif, agar tidak terjadi persilangan tanaman. Tetapi ada kalanya roguing dilakukan jika tanaman sudah beralih ke fase generatif, karena perbedaan dengan tanaman yang tidak dikehendaki didapatkan pada bunganya, bentuk, atau warnanya.

2. Pemberantasan penyakit, hama, dan gulma

(7)

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Lesilolo, M.K., J. Riry, dan E.A. Matatula. 2013. Pengujian Viabilitas dan Vigor Benih Beberapa Jenis Tanaman yang Beredar di Pasaran Kota Ambon. Agrologia, 2(1): 1-9. Ningrum, G.A., S. Hikam, dan P.B. Timotiwu. 2013. Evaluasi Viabilitas Benih, Ketahanan

dan Pemulihan Tanaman Empat Pedigri Inbred Jagung yang Disimpan Lebih dari Dua Belas Bulan. Agrotek Tropika, 1(1): 14-19.

Pitojo Setijo. 2003. Penangkaran Benih Bawang Merah. Yogyakarta: PENERBIT KANISIUS.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil wawancara diatas dapat dikatakan bahwa Puskesmas Sinoa memang mempersiapkan dengan baik sebelum adanya pelayanan kepada masyarakat dan sangat mengutamakan

Interpretasi : Ada hubungan yang tinggi antara tingkat penerimaan terhadap pesan iklan pasta gigi yang ditonton dengan perilaku murid dalam memelihara kesehatan

Dalam skripsi tersebut penelitian memfokuskan meneliti tentang kemampuan membaca Alquran siswa yang mengikuti TPA dan yang tidak mengikuti TPA, ini dapat

Setelah dilakukan penelitian terhadap efektivitas campuran cairan bonggol pisang kepok dan jeruk nipis sebagai hand sanitizer alami maka dapat disimpulkan bahwa: Cairan

Akan lebih baik bila jumlah sebesar itu diperuntukkan untuk bantuan yang bersifat jangka panjang, seperti beasiswa sekolah, asupan nutrisi rutin, modal usaha bagi orang tua

Sesuai dengan deskripsi data yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat diuraikan kemampuan siswa mengidentifikasi karakter tokoh dalam cuplikan novel remaja yang

Pada tahap pengolahan data kuesioner usability, dilakukan perhitungan nilai perbedaan atau gap antara layanan yang diharapkan dan layanan existing yang dirasakan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat kesadaran Usaha Kecil dan Menengah Kerajinan Kulit di