• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Fitofarmaka Tahapan Pengembangan F

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Fitofarmaka Tahapan Pengembangan F"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

FITOFARMAKA

Tahapan Pengembangan Fitofarmaka Tanaman Unggulan Kunyit Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Fitofarmaka

Tahun Akademik 2013/2014

Disusun Oleh

Zulfah Firdita 10060310121

Maulana Malik Ibrahim 10060310122 Lismawanti Lesmana Suryadilaga 10060310124

Maziatul Ilma 10060310126

Neng Nisatul Khoriah 10060310129

Kurnia 10060310130

Arfiah Tuankotta 10060310134

Annisha Imania 10060310135

Putri Andini 10060310139

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

(2)

Pendahuluan

Sebagian besar penduduk di Indonesia masih banyak yang tinggal di pedesaan atau di daerah pegunungan yang pada umumnya masih belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan yang memadai, baik dari pemerintah maupun swasta. Mereka masih banyak yang berekonomi lemah atau kurang mampu. Di daerah seperti itu umumnya masih sedikit atau sulit ditembus dengan peredaran obat yang harganya semakin mahal. Padahal problem kesehatan disana sangat bervariasi dan ada kalanya sulit pula cara penanggulangannya.

Posisi semacam inilah obat tradisional ditampilkan sebagai salah satu pengobatan alternatif yang sangat penting artinya, khususnya untuk penanganan/pelayanan kesehatan primer (PKP), baik sebagai obat preventif maupun sebagai pengobatan (kuratif).

Pengobatan tradisional dengan menggunakan tanaman obat tidaklah asing bagi masyarakat Indonesia, karena sebelum rakyat Indonesia merdeka pun, masyarakat pelosok desa sudah menggunakan tanaman obat tersebut hingga sekarang, pengobatan tradisonal masih diakui keberadaannya di kalangan masyarakat luas. Ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang terus membina dan mengembangkannya penanganan/pelayanan kesehatan primer (PKP), baik sebagai obat preventif maupun sebagai pengobatan tradisonal.

Tanaman obat merupakan salah satu unsur penting dalam upaya pelaksanaan pengendalian kesehatan. Tanaman obat sudah dikenal sejak dahulu dalam pengobatan tradisional, namun pengunaannya sebagai bahan baku belum dimanfaatkan secara optimal, sedangkan upaya yang telah dilakukan masih tertuju kepada khasiat dan kegunaannya saja.

(3)

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1.Deskripsi tanaman

Gambar 1. Tanaman Kunyit Klasifikasi ilmiah

Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Bangsa : Zingiberales Suku : Zingiberaceae Marga : Curcuma

Spesies : Curcuma longa Linn. (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991)

Habitus : Semak, tinggi ± 70 cm.

Batang : Semu, tegak, bulat, membentuk rimpang, hijau kekuningan.

Daun : Tunggal, lanset memanjang, helai daun 3-8, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, panjang 20-40 cm, lebar 8-12,5 cm, pertulangan menyirip, hijau pucat.

Bunga : Majemuk, berambut, bersisik, tangkai panjang 16-40 cm, mahkota panjang ± 3 cm, lebar ± 1,5 cm, kuning, kelopak silindris, bercangap tiga, tipis, ungu, pangkal daun pelindung pulih, ungu.

(4)

Nama daerah kunyit Inggris : turmeric Belanda : kurkuma Malaysia : kunyit

Sumatr a : Kakunye (Enggano), Kunyet (Adoh), Kuning (Gayo), Kunyet (Alas), Hunik (Batak), Odil (Simalur), Undre, (Nias), Kunyit (Lampung), Kunyit (Melayu)

Jawa : Kunyir (Sunda), Kunir (Jawa Tengah), Temo koneng (Madura) Kalimantan : Kunit (Banjar), Henda (Ngayu), Kunyit (Olon Manyan), Cahang

(Dayak Panyambung), Dio (Panihing), Kalesiau (Kenya), Kunyit (Tidung)

Nusa Tenggara: Kunyit (Sasak), Huni (Bima), Kaungi (Sumba Timur), Kunyi (Sumba Barat), Kewunyi (Sawu), Koneh, (Flores), Kuma (Solor), Kumeh (Alor), Kunik (Roti), Hunik kunir (Timor)

Sulawesi : Uinida (Talaud), Kuni (Sangir), Alawaha (Gorontalo), Kolalagu (Buol), Pagidon (Toli-toli), Kuni (Toraja), Kunyi (Ujungpandang), Kunyi (Selayar), Unyi (Bugis), Kuni (Mandar)

Maluku : Kurlai (Leti), Lulu malai (Babar), Ulin (Tanimbar), Tun (Kayi), Unin (Ceram), Kunin (Seram Timur), Unin, (Ambon), Gurai (Halmanera), Garaci (Ternate)

Irian : Rame (Kapaur), Kandeifa (Nufor), Nikwai (Windesi), Mingguai (Wandamen), Yaw (Arso)

Asal tanaman kunyit

(5)

Gambar 2. Rizoma kunyit

1.2.Kandungan kimia

Kunyit memiki kandungan kimia yang berguna untuk kesehatan tubuh, antara lain : Kurkuminoid (terdiri dari kurkumin, 10% desmetoksikurkumin, dan 1-5% bisdesmetoksikurkumin ), minyak asitri 2 – 5% yang terdiri dari seskuiterpen dan turunan fenilpropana turmeron (aril-turmeron, alpha turmeron dan beta turmeron), keton sesquiterpen, 60% tumeon, 25% zingiberen, sabinen, felandren, sineil, borneol, kurlon, kurkumol, atlanton, bisabolen, seskuifellandren, aril kurkumen, humulen, 1-3% lemak, 3% Karbohidrat, 30% Protein, 8% Pati, 45-55% Vitamin C, arabinosa, fruktosa, glukosa, pati, tanin, dammar, serta garam-garam mineral (zat besi, fosfor, magnesium, mangan, natrium, kalium, timbal, seng, kobalt, alumunium, bismuth dan kalsium).

Kurkumin

(6)

Gambar 3. Struktur kimia kurkumin

[1,7-bis-(4'-hidroksi-3'-metoksifenil)hepta-1,6-diena-3,5-dion]

1.3.Pengobatan tradisional

1. Diabetes mellitus

Bahan: 3 rimpang kunyit, 1/2 sendok teh garam.

Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring.

Cara menggunakan: diminum 2 kali seminggu 1/2 gelas. 2. Tifus

Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 bonggol sere, 1 lembar daun sambiloto.

Cara membuat: Semua bahan tersebut ditumbuk halus dan dipipis, kemudian ditambah 1 gelas air masak yang masih hangat, dan disaring.

Cara menggunakan: diminum, dan dilakukan selama 1 minggu berturut-turut. 3. Usus buntu

Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 butir buah jeruk nipis, 1 potong gula kelapa/aren dan garam secukupnya.

Cara membuat: Kunyit diparut dan jeruk nipis diperas, kemudian dicampur dengan bahan yang lain dan disedu dengan 1 gelas air panas, kemudian disaring. Cara menggunakan:diminum setiap pagi setelah makan, secara teratur.

4. Disentri

Bahan: 1-2 rimpang kunyit, gambir dan kapur sirih secukupnya.

Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas kemudian disaring.

(7)

Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 genggam daun beluntas, 1 gagang buah asam, 1

Bahan: 2 rimpang kunyit, 1/2 sendok Teh ketumbar, 1/2 sendok The biji pala, 1/2 genggam daun srigading.

Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus kemudian direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring.

Cara menggunakan:diminum 1 gelas sehari. 7. Perut mulas pada saat haid

Bahan: 1 rimpang kunyit sebesar 4 cm, 1 rimpang jahe sebesar 4 cm, 1/2 rimpang kencur sebesar 4 cm.

Cara membuat: semua bahan tersebut dicuci bersih dan diparut untuk diambil airnya, kemudian di tambah dengan perasan jeruk nipis, diseduh dengan 1/2 gelas air panas dan disaring.

Cara menggunakan:ditambah garam dan gula secukupnya dan diminum pada hari pertama haid.

8. Memperlancar ASI

Bahan: 1 rimpang kunyit.

Cara membuat: kunyit ditumbuk sampai halus.

Cara menggunakan: dioleskan sebagai kompres diseputar buah dada 1 kali setiap 2 hari.

9. Amandel

Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 butir jeruk nipis, 2 sendok madu.

Cara membuat: Kunyit diparut, jeruk diperas untuk diambil airnya, kemudian dicampur dengan madu dan 1/2 gelas air hangat, diaduk sampai merata dan disaring.

Cara menggunakan:diminum secara rutin 2 hari sekali. 10. Berak lendir

(8)

Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas dan disaring.

Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1/2 gelas, pagi dan sore. 11. Menghilangkan bau amis saat menstruasi.

Ambil 1 jari kunyit kuning, cuci bersih iris tipis. Ambil asam Jawa 1/2 sendok teh. Campur kunyit dan asam dengan gula aren atau gula Jawa sesuai selera. Seduh dengan air satu gelas, saring, minum setelah makan siang. Lakukan selama Anda mengalami menstruasi.

12. Mengurangi sakit maag

Ambil 1 jari kunyit kuning, parut, peras, saring. Tambahkan 1/2 gelas air hangat dan madu sesuai selera. Minum setelah makan siang. Lakukan 7-10 hari.

13. Menyembuhkan bronchitis atau batuk kronis

Ambil 1 jari rimpang kunyit kuning iris tipis-tipis, 1 jari jahe iris tipis-tipis dan gula merah secukupnya. Rebus semuanya dengan 2 gelas air hingga tinggal 1 gelas, saring. Minum sehari sekali setelah makan. Lakukan selama 5-7 hari. Jika belum sembuh, dapat diulang.

14. Menyembuhkan tifus

Ambil 2 rimpang kunyit kuning, 1 batang sereh, dan 1 lembar daun sambiloto. Tumbuk semua bahan sampai halus, beri 1 gelas air matang, saring. Minum 1 hari sekali setelah makan. Lakukan selama 7 hari.

15. Menyembuhkan usus buntu

Ambil 1 rimpang kunyit, kupas dan parut, ambil airnya. Ambil 1 buah jeruk nipis, peras, ambil airnya. Campur air kunyit dan air jeruk nipis dengan sedikit garam, gula aren atau gula kelapa dan segelas air matang. Minum 1 hari sekali setelah makan. Lakukan 5-7 hari, dapat diulang.

16. Menyembuhkan amandel

Ambil 1 rimpang kunyit kuning, 1 buah jeruk nipis, 2 sendok makan madu. Kupas dan parut kunyit kuning. Peras jeruk nipis ambil airnya. Campur air kunyit, air jeruk nipis, madu dengan 1/2 gelas air matang. Minum sehari sekali. Lakukan selama 7 hari, dapat diulang.

Khasiat Farmakologi

(9)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Ame (2011) kombinasi ekstrak bulbus bawang putih (Allium sativum Linn.) dan rimpang kunyit (Curcumma domestica Val.) dapat digunakan sebagai obat antidiabetes oral pada penderita diabetes melitus (DM) tipe 2, dan secara klinis telah terbukti dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan dosis 2,4 g/hari. Penggunaan kombinasi ekstrak menunjukkan penurunan kadar glukosa darah puasa rata-rata 9,25 mg/dL, glukosa darah 2 jam postprandial (PP) 22,25 mg/dL, HbA1c 1,30%, serta insulin 12,57 mg/dL bila dibandingkan dengan baseline glibenklamid rata-rata kadar glukosa darah puasa 72,37 mg/dL, glukosa darah 2 jam PP 114,25 mg/dL, dan HbA1c 4,12%, tetapi meningkatkan insulin 3,34 mg/ dL. Kombinasi ekstrak tidak mempengaruhi fungsi hati, ginjal, dan profil hematologi. Kesimpulannya kombinasi ekstrak memiliki efek antidiabetes tetapi efek yang ditimbulkan tidak sebaik glibenklamid.

2. Sebagai antimikroba

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Rahmi (2013), rimpang kunyit dapat digunakan sebagai antimikroba terhadap pertumbuhan Candida albicans, Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Respon daya hambat pertumbuhan mikroba yang dihasilkan dipengaruhi oleh kandungan senyawa aktif yang terdapat dalam rimpang Curcuma seperti minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, tanin, kurkuminoid dan terpenoid (Rukmana, 2004). Menurut Heinrich, et al., (2009) senyawa flavonoid mampu merusak dinding sel sehingga menyebabkan kematian sel. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sundari et. al., (1996) bahwa flavonoid dapat menghambat pembentukan protein sehingga menghambat pertumbuhan mikroba. Selain flavonoid kandungan senyawa lain seperti senyawa tanin juga dapat merusak membran sel. Cowan (1999) menyatakan bahwa senyawa tanin dapat merusak pembentukan konidia jamur. Kandungan senyawa lain seperti alkaloid dalam rimpang Curcuma mampu mendenaturasi protein sehingga merusak aktivitas enzim dan menyebabkan kematian sel (Robinson, 1991).

(10)

Menurut arief (2004) senyawa kurkumin yang terdapat dalam kunyit dapat dijadikan sebagai antikanker. Hal ini dikarenakan senyawa kurkumin memiliki mekanisme kerja sebagai senyawa penangkal radikal (radical scavenger) dan antioksidan, inhibitor si klooksigenase(COX), kurkumin sebagai senyawa antiproliferasi, dan kurkumin sebagai senyawa pemacu apoptosis.

4. Mencegah terjadinya kerusakan ginjal

Bagus (2008) telah melakukan pengujian pengaruh pemberian ekstrak kunyit terhadap gambaran mikroskopis ginjal mencit balb/c yang diberi parasetamol. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa terjadi degenerasi albuminosa pada tubulus proksimal ginjal mencit yang telah diberi perlakuan kunyit sebelum pemberian parasetamol yang terlihat berupa penutupan lumen tubulus. Dengan demikian, kerja kunyit di dalam melindungi ginjal dari efek toksik parasetamol dapat melalui dua cara. Pertama, yaitu dengan penghambatan kerja sitokrom P-450 di ginjal terutama di sel epitel tubulus proksimal.18 Hal ini akan berakibat menurunnya proses hidroksilasi yang terjadi antara parasetamol dengan sitokrom P450 tersebut, sehingga terjadi penurunan jumlah metabolit toksik yang dihasilkan.18 Kedua, dengan cara menginduksi aktivitas dan memperbanyak glutathione S-transferase di ginjal yang berperanan penting dalam proses detoksifikasi suatu xenobiotik. Dengan meningkatnya jumlah dan aktivitas glutathione ini maka, cadangan glutathione akan tetap terjaga. Sehingga semua NAPQI yang dihasilkan akan dapat dikonjugasikan menjadi substansi nontoksik (asam merkapturik).

5. Mencegah terjadinya peradangan gout

(11)

ditemukan dapat menurunkan kadar urea darah secara signifikan dan secara parsial menurunkan konsentrasi TNF-α pada kelompok perlakuan.

6. Sebagai antioksidan

Berdasarkan penelitian Nurfina (2004) kunyit memiliki khasiat sebagai antioksidan. Semakin tinggi konsentrasi semakin tinggi pula daya antioksidannya. Daya antioksidan ini dapat dipastikan antaralain berasal dari senyawa kurkumin, demetoksi kurkumin, dan bisdemetoksi kurkumin.

(12)

TAHAPAN PENGEMBANGAN FITOFARMAKA

3.1 Pengolahan Tanaman Obat

Supriyanto (2006) mengatakan bahwa para petani dan masyarakat tidak hanya

dituntut untuk tahu cara menanam tanaman obat saja, tapi juga harus tahu bagaimana

cara mengolah tanaman obat yang baik serta mengetahui pula fungsi dan kegunaan

tanaman obat tersebut.

Beberapa faktor masyarakat kurang memahami cara pengolahan tanaman obat

yang baik adalah akibat dari kurangnya pengetahuan masyarakat dan minimnya

buku-buku serta literatur yang membahas dan mengupas permasalahan tentang cara mengolah

, mengetahui fungsi dan kegunaan dari tanaman obat itu sendiri.

Selain itu juga dibutuhkan sosialisasi yang berkelanjutan dari pemerintah dan

pihak terkait agar tidak terjadi salah tafsir dikemudian hari tentang cara pengolahan

tanaman obat, karena hal yang demikian sangat diperhatikan oleh masyarakat,

disebabkan tanaman obat berperan penting dalam mengatsi masalah kesehatan keluarga. Pengetahuan tentang tata cara pengolahan tanaman obat menjadi dasar

pemahaman masyarakat karena dalam proses ini terjadi pembelajaran tentang

bagaimana fungsi dan kegunaan dari tanaman obat. Beberapa cara mengolah tanaman obat:

- Memeras : Biasanya bahan yang digunakan bahan yang masih segar. Bahan

tersebut dihaluskan dengan ditambahkan sedikit air kemudian diperas hingga ¼

cangkir. Jika kurang air matang ditambahkan pada ampas kemudian diperas lagi. - Merebus : Tanaman obat direbus agar zat-zat yang berkhasiat dalam tanaman

larut kedalam air (air bersih). Pada awal perebusan digunakan api besar hingga

mendidih, setelah mendidih api dikecilkan dan dibiarkan selama 5 menit.

- Menyeduh : Bahan yang telah diramu diseduh dengan air panas dan di didihkan

(13)

BAB IV

KENDALA PENGEMBANGAN FITOFARMAKA

Masalah yang dihadapi dalam pemanfaatan tanaman obat untuk pelayanan kesehatan formal dan sebagai sumber devisa di Indonesia adalah:

1. Belum ada dukungan politik yang kuat dari pemerintah untuk menjadikan tanaman obat menjadi obat resmi dan salah satu sumber kesejahteraan rakyat 2. Belum ada program menyeluruh dan terpadu dari hulu hingga hilir untuk

pengembangan dan pemanfaatan tanaman obat nasional

3. Kurangnya koordinasi dan sinkronisasi program antar instansi pemerintah, swasta dan litbang, sehingga program yang ada menjadi kurang terarah, kurang efektif dan kurang efisien

4. Undang-undang kesehatan yang ada belum kondusif bagi pemanfatan tanaman obat dalam pelayanan kesehatan formal.

Program yang dibutuhkan untuk pengembangan tanaman obat unggulan adalah:

1. Penetapan wilayah pengembangan berdasarkan potensi, kesesuaian lahan dan agroklimat, sumberdaya manusia dan potensi serapan pasar

2. Peningkatan produksi, mutu dan daya saing melalui:

a. Penggunaan varietas unggul yang ditanam di tempat yang sesuai dengan penerapan praktek pertanian yang baik (GAP, Good Agricultural Practices) yang didasarkan atas SOP (Standard Operational Procedures) untuk masing-masing komoditas

b. Panen dan pengolahan produk sesuai dengan GMP (Good Manufacturing Practices)

3. Peningkatan kompetensi sumberdaya manusia melalui:

(14)

b. pengembangan teknologi produksi bahan tanaman 4. Pengembangan infrastruktur dan kelembagaan melalui:

a. Pembangunan sarana dan prasarana penunjang transportasi, telekomunikasi ke daerah sentra produksi tanaman obat

b. Pengembangan kemitraan antara petani dengan industri dan pemerintah 5. Peningkatan pelayanan informasi, promosi dan pemasaran melalui:

a. Pengembangan website, publikasi di media masa dan forum-forum terkait b. Pembentukan jejaring kerja dan sistem informasi pasar

6. Penyusunan kebijakan perpajakan dan insentif investasi yang kondusif di sub sistem hulu sampai hilir dalam agribisnis dan agroindustri berbasis tanaman obat melalui:

a. Pengaturan kembali peraturan/perundang-undangan yang tidak sesuai b. Menciptakan lingkungan usaha agribisnis dan agroindustri yang kondusif 7. Pembentukan data base tanaman obat yang valid sebagai acuan dalam

perencanaan program nasional pengembangan tanaman obat.

BAB V

PENUTUP

(15)

Tanaman obat merupakan salah satu unsur penting dalam upaya pelaksanaan pengendalian kesehatan. Tanaman obat sudah dikenal sejak dahulu dalam pengobatan tradisional, namun pengunaannya sebagai bahan baku belum dimanfaatkan secara optimal, sedangkan upaya yang telah dilakukan masih tertuju kepada khasiat dan kegunaannya saja.

Penggunaan tanaman obat tradisional hingga sekarang masih sangat diwarnai oleh penggunaan sendiri oleh masyarakat, yakni untuk self medication. Bentuknya adalah yang langsung dapat diminum, seperti jamu gendong atau jamu dari penjual. di kios-kios. Selain itu, juga jamu berbungkus yang dibuat oleh industri rumah tangga. Diantara tumbuhan obat tradisional banyak yang hampir punah, sehingga kalau sewaktu-waktu dibutuhkan sulit diperoleh.

DAFTAR PUSTAKA

(16)

Linn.) dan Rimpang Kunyit (Curcumma domestica Val.) dengan Pembanding Glibenklamid pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2.VOL.43,NO.1, Universitas Padjadjaran, Bandung.

Arief. (2004). Pandangan Baru Kurkumin dan Aktivitasnya sebagai Antikanker. VOL.2, NO.2, UNS, Surakarta.

Bagus. (2008). Pengaruh Pemberian Ekstrak Kunyit Terhadap Gambaran Mikroskopis Ginjal Mencit Balb/C Yang Diberi Parasetamol.Universitas Diponegoro, Semarang.

Boediono.(1992).Tanaman Obat Indonesia.Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta.

BPOM. (2003). Kebijakan Departemen Kesehatan RI tentang pengobatan tradisional seperti yang tercantum dalam UU No 23 tahun 1992 pasal 47 tentang pengobatan tradisional dan dalam Kepmenkes No 1076/SK /VII/2003 tentang peyelenggaraan pengobatan tradisional yang menggunakan tanaman obat-obatan.

Dzulkarnain, H.B dkk. (2009). Tanaman Obat Keluarga. Jilid 1 & jilid 2. PT. Intisari MediaTama. Jakarta.

Irma. (2012). Uji Aktivitas Antimikroba Beberapa Ekstrak Bumbu Dapur terhadap Pertumbuhan Jamur Curvularia lunata (Wakk.) Boed. dan Aspergillus flavus LINK.VOL.1,.NO.2,Universitas Udayana, Bali.

Kotler, P. 2007. Manajemen Pemasaran. Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Krugman and Obstfeld. (2001). Lima Tahun Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian Republik Indonesia.Jakarta.

Marshall, A. (2006). Pengobatan Alternatif. PT. Dian Rakyat. Jakarta. Mubyarto.(1994).Pengantar Ekonomi Pertanian.LP3ES.Jakarta.

Nurfina. (2004). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kunyit. Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Poerwadarminta. (2002). Budidaya Tanaman Obat Secara Organik. Agromedia Pustaka. Jakarta.

(17)

albicans, Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. VOL.2, No.4, Universitas Andalas,Padang.

Ridwan. (2007). Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga. Pusat Perbukuan DEPTAN. Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Tanaman Kunyit
Gambar 2. Rizoma kunyit
Gambar 3. Struktur kimia kurkumin

Referensi

Dokumen terkait

Seringkali bias kekerasan atas dasar SOGIE dikarenakan mereka dituduh sebagai perihal baru dan ‘barat’, yang pada kenyataannya dalam struktur tradisional masyarakat mana pun,

Pada kelompok 3x seminggu nilai rata-rata kekuatan otot quadriceps femoris sebelum diberikan latihan adalah 25.900 dan setelah diberikan latihan selama 4 minggu

Hal ini kemungkinan disebabkan pada penderita gingivitis, kalsium yang terlarut berasal dari kalsium jaringan gingiva, sedangkan pada penderita periodontitis kronis

Menggunakan pendekatan kualitatif, tulisan ini akan mencoba menganalisis alasan politik dibalik lebih dipilihnya diplomasi panda dibandingkan diplomasi ping pong

a) Pindahkan saklar catu daya ke posisi “on”... b) Perhatikan penunjukkan arus pada amperemeter. Gunakan batas ukur arus pada amperemeter yang menghasilkan ketelitian pengukuran

(1) Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (2) huruf b merupakan acuan bagi pejabat yang berwenang dalam pemberian izin pemanfaatan ruang berdasarkan

Untuk diare akut di atas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan atau sedang kadar natrium 50-60 meg/l dapat di buat sendiri (mengandung larutan garam dan gula)

101 kemampuan akhir siswa (post test), dapat diambil kesimpulan bahwa setelah diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran quantum learning nilai rata-