• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD BERBANTUAN KARTU BERGAMBAR PADA SISWA KELAS VA SDI BOBOU KABUPATEN NGADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD BERBANTUAN KARTU BERGAMBAR PADA SISWA KELAS VA SDI BOBOU KABUPATEN NGADA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN |33

PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR IPS

MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD

BERBANTUAN KARTU BERGAMBAR

PADA SISWA KELAS VA SDI BOBOU KABUPATEN NGADA

Dimas Qondias Maria Magdalena Detu

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPS melalui penerapan pembelajaran kooperatif STAD berbantuan kartu bergambar. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS siswa kelas VA SDI Bobou dengan menerapkan pembelajaran kooperatif STAD berbantuan kartu bergambar. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas VA SDI Bobou Kabupaten Ngada dengan jumlah siswa 24 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes prestasi belajar IPS. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan februari sampai april 2013. Data dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan prestasi dan motivasi belajar IPS siswa. Hasil penelitian yang diperoleh adalah (1) Rata-rata prestasi belajar IPS pada siklus I 74,16 dengan kategori cukup tinggi, daya serap siswa 74%, dan ketuntasan klasikal 83,33%. Pada tindakan siklus kedua rerata siswa adalah 82,55 dengan kategori tinggi, daya serap siswa 82%, dan ketuntasan klasikal 100%. (2) Rata-rata motivasi belajar pada siklus pertama yaitu 29,58 dengan kategori cukup tinggi, dan rata-rata motivasi pada siklus kedua yaitu 32,79 dengan kategori tinggi.

Kata-kata kunci: kooperatif STAD, kartu bergambar, prestasi belajar IPS, motivasi belajar.

IMPROVING LEARNING ACHIEVEMENT AND MOTIVATION OF SOCIAL STUDY

THROUGH THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE METHOD TYPE STAD

HELPED BY FLASHCARDS ON THE FIFTH GRADE STUDENTS OF

ELEMENTARY SCHOOL CLASS A AT SDI BOBOU NGADA REGENCY

Abstract

This study aims at improving learning achievement and motivation of social study through the implementation of cooperative method type STAD helped by flashcards. Specifically, the aims of this study is to improve the motivation of social study on the fifth grade students of elementary school class A at SDI Bobou by implementing cooperative method type STAD helped by flashcards. This study belongs to an action-based research which has been conducted in class VA at SDI Bobou, Ngada regency where the amount of the students was 24 students. Mtehods of data collection used in this study were observation and administering social study achievement test. The results show that (1) the mean score of the students at cycle I is 74,16 where it is categorized as good, the students’ understanding ability is 74%, and the classical achivement is 83.33%. then, at cycle II the mean score of the students is 82.55 showed by excellent category, the students’ understanding ability is 82%, and classical achievement is 100%. (2) the mean score of students’ motivation at cycle I is 29.58 showed by good category, and at cycle II it is 32.79 showed by excellent category.

(2)

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN |34 PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan suatu proses pengaturan lingkungan yang diarahkan untuk

mengubah prilaku siswa ke arah yang lebih positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan

perbedaan yang dimiliki siswa untuk dapat mencapai tujuan yang dirumuskan (Sanjaya,

2008). Untuk mencapai tujuan yang dirumuskan tersebut, maka seorang guru harus

mempersiapkan diri dengan merancang pengembangan materi pembelajaran dalam silabus,

kemudian dikembangkan menjadi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Berdasarkan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tersebut guru melaksanakan kegiatan pembelajaran di

kelas. Guru harus bisa menemukan cara terbaik untuk bisa meneransfer materi-materi yang

sudah disiapkan. Untuk dapat mentransfer materi dengan baik guru harus bisa

berkomunikasi secara efektif, memotivasi siswa juga perlu dilakukan oleh guru. Dwijandono

(2004) mengatakan bahwa masalah besar bagi guru dan siswa di kelas adalah motivasi,

motivasi yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah motivasi. Motivasi adalah

suatu dorongan untuk berprestasi dari seseorang baik yang datangnya dari dalam dirinya

maupun dari luar. Menurut Sardiman (2005:24), belajar akan lebih mantap dan efektif

apabila didorong dengan motivasi terutama motivasi dari dalam, siswa sebagai subjek

pembelajaran sangat perlu memiliki motivasi yang tinggi untuk dapat menjalani proses

belajar dengan sebaik-baiknya. Dengan motivasi yang tinggi maka siswa akan menjadi tekun

dalam pembelajaran di kelas dan berusaha untuk menyelesaikan tugas dengan baik.

Harus diakui bahwa guru merupakan faktor utama dalam proses pendidikan.

Kelengkapan dan kecanggihan fasilitas pendidikan yang dimiliki oleh suatu lembaga

pendidikan adalah sebagai tambahan penunjang keberhasilan pembelajaran. Guru

merupakan tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah,

pendidikan luar biasa, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang

diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Lemahnya kualitas

pendidikan tidak dapat kita salahkan karena kegagalan guru sebagai salah satu peran

penting yang mengarahkan mutu pendidikan. Peran dari pemerintahpun sangat

berpengaruh, Namun, kurang optimalnya proses pembelajaran mungkin menjadi salah satu

problema yang dihadapi oleh dunia pendidikan kita. Terkadang proses pembelajaran di

dalam kelas hanya mendorong anak untuk menghafal dan lebih meningkatkan pada

pengembangan ingatan siswa. Anak selalu dipaksa untuk mengingat dan menimbun

berbagai informasi tanpa memperhitungkan proses terlebih dahulu. Proses seperti ini salah

satu penyebab anak kurang memiliki kemampuan berpikir.

Kronologi ini hampir terjadi pada setiap mata pelajaran tidak terlepas pada mata

pelajaran IPS. Terkadang strategi pembelajaran tidak digunakan secara baik dalam

pembelajaran di kelas sehingga pembelajaran IPS tidak dapat mengembangkan

kemampuan anak untuk berfikir . Kejadian semacam ini sering kita jumpai pada saat

(3)

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN |35 menghafal dan menghafal sehingga para siswa merasa jenuh pada saat pembelajaran itu

berlangsung. Pembelajaran IPS tidak hanya diarahkan pada pengembangan kompetensi

yang berkaitan dengan aspek intelektual saja tetapi keterampilan sosial menjadi salah satu

faktor yang dikembangkan sebagai kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa dalam

pendidikan IPS (muchtar: 2008) Keterampilan mencari, memilih, mengolah dan

menggunakan informasi untuk memberdayakan diri serta keterampilan bekerjasama dengan

kelompok yang majemuk nampaknya merupakan aspek yang sangat penting dimiliki oleh

peserta didik yang kelak akan menjadi warga negara dewasa dan berpartisipasi aktif di era

global.

Setelah dilakukan wawancara oleh guru mata pelajaran IPS kelas 5 yang

dilaksanakan pada tanggal 16 Januari 2013 diketahui bahwa pembelajaran IPS di SDI

Bobou masih mengalami masalah yang memerlukan penanganan, baik dalam hal proses

pembelajarannya maupun dalam hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Guru tersebut

mengungkapkan bahwa kesulitan yang biasa dialami pada saat melaksanakan proses

pembelajaran antara lain.

Pertama adalah kesulitan dalam memusatkan perhatian siswa dan membangkitkan

minat siswa dalam belajar. Sebagian besar siswa kurang memperhatikan pada saat guru

menyampaikan materi pembelajaran. Perhatian mereka lebih banyak tertuju pada hal-hal di

luar pelajaran. Sikap siswa tersebut yaitu mengobrol dengan temannya. Kedua, siswa

kurang aktif dalam diskusi kelompok sehingga proses pembelajaran menjadi kurang

kondusif. Semangat siswa untuk belajar pun masih terlihat rendah Ketiga, siswa kurang aktif

untuk bertanya jika terdapat hal yang belum difahaminya terkait dengan materi pembelajaran

yang dibahas, sehingga banyak siswa yang merasa kebingungan pada saat mengerjakan

soal-soal yang ditugaskan oleh guru.

Dengan masalah seperti itu maka perlu diusahakan perlu formulasi dan praktek

pembelajaran meggunakan pembelajaran STAD berbantuan media kartu bergambar untuk

lebih meningkatkan prestasi belajar dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran.

Mengingat model pembelajaran tipe STAD merupakan salah satu model pembelajaran

kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan

bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif serta adanya penilai dalam

bentuk kuis yang akan memberikan penghargaan pada individu maupun kelompok secara

seimbang (Slavin, 1995: 143).

Model pembelajaran kooperatif ini menekankan bagaimana dalam proses

pembelajaran, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen, terjadi saling

kerjasama antara yang satu dengan lain, dapat saling bertukar pikiran, berbagi

tangungjawab, bisa saling memahami antara yang satu dengan yang lain, sehingga bisa

dilihat motivasi yang dimilikinya. Pembelajaran kooperatif tipe STAD, dengan ciri utama

(4)

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN |36 kelompok, karena nilai individu diakumulasikan menjadi nilai kelompok (Slavin, 1995).

Melalui kuis akan terlihat prestasi belajar dalam hal ini kemampuan kognitif siswa dalam

pembelajaran IPS. Sedangkan motivasi siswa akan mampu dilihat dari observasi yang

dilakukan terhadap kerja kelompok. Dengan demikian, maka dapat diformulasikan

peningkatan prestasi dan motivasi belajar IPS melalui penerapan pembelajaran kooperatif

STAD berbantuan kartu bergambar siswa Kelas VA SDI Bobou Kabupaten Ngada.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

(1) apakah pembelajaran STAD berbantuan kartu bergambar dapat meningkatkan prestasi

belajar IPS kelas VA SDI Bobou Kabupaten Ngada?, (2) apakah pembelajaran kooperatif

STAD berbantuan kartu bergambar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VA SDI

Bobou Kabupaten Ngada?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) peningkatan prestasi belajar IPS siswa

kelas VA pada saat diterapkan pembelajaran kooperatif STAD berbantuan media kartu

bergambar. (2) peningkatan motivasi belajar IPS siswa kelas 5A semester genap di SDI

bobou pada saat diterapkan pembelajaran kooperatif STAD berbantuan media kartu

bergambar. Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagi siswa,

diharapkan mampu bisa termotivasi dalam belajar dengan diterapkannya penbelajaran

STAD berbantuan media kartu bergambar, (2) Bagi guru penerapan model pembelajaran

kooperatif STAD berbantuan media kartu bergambar dapat dijadikan salah satu alternatif

yang dapat digunakan untuk dapat meningkatkan mutu pembelajaran, (3) Bagi peneliti,

diharapkan dapat menambah pengalaman menulis khususnya penelitian tindakan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini diawali dengan melaksanakan refleksi awal yang dilanjutkan dengan

melaksanakan penelitian. Pelaksanaan penelitian dirancang dalam bentuk siklus dan

masing-masing siklus terdiri atas empat tahapan: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan

tindakan, (3) observasi dan evaluasi, serta (4) refleksi.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDI Bobou kecamatan bajawa

kabupaten ngada Tahun ajaran 2012/2013. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas

VA tahun ajaran 2012/2013 yang dimana jumlah siswa laki-laki 17 dan perempuan 7. Bentuk

keterlibatan peneliti dalam penelitian ini adalah bentuk kolaborasi antara peneliti dengan

guru bidang studi IPS terpadu kelas V. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah prestasi

dan motivasi belajar dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas VA semester Genap SDI

Bobou Tahun ajaran 2012/2013. Secara umum pelaksanaan penelitian tiap siklus dibagi

dalam empat tahap yaitu: (1) perencanaan, dalam tahap perencanaan ini hal yang

dirancangkan berupa menyamakan persepsi dengan guru, menyiapkan RPP dan

menyiapkan media gambar yang akan digunakan, (2) pelaksanaan, dalam tahap ini

pelaksanaan pembelajaran mengikuti langkah-langkah model kooperatif STAD dan dalam

(5)

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN |37 tahap observasi ini peneliti mencatat perubahan-perubahan yang muncul karena adanya

penerapan pembelajaran kooperatif STAD berbantuan kartu bergambar. (4) Refleksi, dalam

tahap yang terakhir ini peneliti dan guru berkolaborasi untuk merumuskan kekurangan yang

terjadi dalam siklus, masalah-masalah apa yang terjadi selama pembelajaran berlangsung

dipecahkan bersama-sama untuk memperbaiki ke pembelajaran selanjutnya.

Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data dianalisis dengan

analisis statistik deskriptif. yaitu ”bagian dari statistik yang mempelajari cara pengumpulan dan penyajian data sehingga mudah dipahami” (Hasan, 2008:6). Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data tentang motivasi dan prestasi belajar siswa dalam kegiatan

pembelajaran IPS dengan menerapkan pembelajaran kooperatif STAD berbantuan kartu

bergambar. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila prestasi belajar IPS berada di atas kkm

70 daya serap 75 dan semua siswa dikatakan tuntas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Siklus I

Materi pelajaran yang akan diteliti pada siklus pertama adalah tentang perjuangan

melawan penjajah jepang dan belanda. Hal-hal yang dilakukan adalah menyusun silabus,

RPP, kartu bergambar, instrumen prestasi belajar IPS yang berupa tes prestasi belajar dan

lembar observasi motivasi belajar siswa, jurnal harian untuk mencatat kendala-kendala

dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Pada siklus pertama terdiri dari empat kali pertemuan. Adapun yang dibahas pada

pertemuan pertama sampai pertemuan keempat secara berturut-turut adalah menceritakan

sebab jatuhnya daerah nusantara ke kuasaan belanda, system kerja, perjuangan mengusir

penjajah, masuknya jepang ke Indonesia, sebab akibat romusa, pergerakan nasional,

peristiwa sumpah pemuda. Pada pertemuan kelima akan dilaksanakan tes prestasi belajar

IPS. Sedangkan observasi motivasi belajar dilakukan disetiap pertemuan dengan mengisi

rubrik penskoran motivasi belajar.

Pelaksanaan tindakan siklus pertama dimulai pada minggu pertama bulan Februari

sampai minggu pertama bulan maret 2013. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di

kelas VA SDI Bobou dengan jumlah siswa 24 orang. Alokasi waktu setiap pertemuan adalah

satu jam pelajaran (1×40 menit).

Penelitian dalam siklus ini di SDI Bobou diikuti oleh 24 siswa yang dimana 7 siswa

perempuan dan 17 siswa laki-laki. Berdasarkan data yang didapat bahwa penerapan

pembelajaran kooperatif STAD berbantuan kartu bergambar belum efektif dijalankan sesuai

dengan rencana dan hipotesis penelitian ini. Pada siklus pertama penilaian hasil belajar

siswa berupa tes prestasi belajar dengan menggunakan tes pilihan ganda. Pada siklus

pertama, rata-rata nilai tes prestasi belajar IPS adalah 74,16 dengan kategori cukup tinggi.

Dengan rincian tiga orang kategori kurang, enam orang karegori cukup tinggi, sebelas orang

(6)

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN |38 memenuhi KKM yang telah ditentukan di kelas VS SDI Bobou yakni ≥ 70. Daya serap siswa 74% dan ketuntasan siswa secara klasikal mencapai 83% dari 100% yang ditetapkan.

Standar deviasi nilai pemahaman konsep menunjukkan 16,65. Dengan demikian, daya

serap dan ketuntasan klasikal belum terpenuhi.

Sedangkan analisis terhadap motivasi belajar siswa pada siklus pertama

menunjukkan bahwa rata-rata motivasi siswa mencapai 29,58 dengan kategori cukup tinggi.

Dengan rincian 23 siswa mencapai kategori cukup tinggi dan 1 siswa dengan kategori tinggi.

Standar deviasi skor motivasi menunjukkan 1,71.

Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan pembelajaran kooperatif

STAD berbantuan kartu bergambar sebagai berikut: (a) penerapan model pembelajaran

kooperatif STAD pada siklus pertama secara umum masih belum terlaksana secara optimal.

Hal ini jelas terlihat pada awal pembelajaran yaitu ketika siswa kesulitan menyajikan atau

mempresentasikan hasil kajian kelompok di depan kelas. Jadi siswa masih perlu bimbingan

yang sangat intensif pada setiap tahap model kooperatif STAD, (b) siswa masih terkesan

individual pada saat bekerja dalam kelompoknya. (c) beberapa siswa tampak sibuk

mengobrol dan bercanda sehingga menggangu kegiatan di dalam kelompok sendiri maupun

kelompok yang lainnya. (d) beberapa siswa yang memiliki kemampuan rendah masih kurang

aktif dalam proses pembelajaran, mereka masih menyerahkan sepenuhnya kepada siswa

yang mempunyai kemampuan lebih dalam kelompoknya.

b. Siklus II

Materi pelajaran yang akan diteliti pada siklus kedua adalah tentang usaha-usaha

tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan, perumusan dasar Negara dan sikap

menghargai para tokoh. Sama halnya dengan siklus pertama, yang perlu dipersiapkan

adalah dilakukan adalah menyusun silabus, RPP, kartu bergambar, instrumen prestasi

belajar IPS, prestasi belajar yang berupa tes prestasi belajar dan lembar observasi motivasi

belajar siswa, jurnal harian untuk mencatat kendala-kendala yang mucul dalam penerapan

model pembelajaran kooperatif STAD. Pada siklus kedua terdiri dari tiga kali pertemuan.

Pada pertemuan keempat akan dilaksanakan tes yang berupa tes prestasi belajar IPS dan

melaksanakan penilaian motivasi belajar di setiap pertemuan. Pelaksanaan tindakan siklus

kedua dimulai pada minggu kedua Maret sampai minggu pertama bulan April 2013.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VA SDI Bobou dengan jumlah siswa 24

orang. Alokasi waktu setiap pertemuan adalah satu jam pelajaran (1×40 menit).

Pada siklus kedua, rata-rata nilai tes prestasi belajar adalah 82,5 dengan kategori

tinggi dan daya serap siswa adalah 82%. Terdapat 6 siswa kategori cukup tinggi, 10 siswa

kategori tinggi dan 8 siswa kategori sangat tinggi. Semua siswa atau 100% siswa telah memenuhi KKM yang telah ditetapkan di kelas VA SDI Bobou yakni ≥70. Jadi ketuntasan siswa secara klasikal telah mencapai 100% dari 100% yang ditetapkan. Standar devisiasi

(7)

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN |39 Peningkatan motivasi siswa pada siklus kedua ini terlihat pada setiap pembelajaran.

Siswa yang ikut serta berbagi pendapat pada saat menyajikan hasil kerja kelompok semakin

banyak dibandingkan dengan siklus pertama. Begitu pula keterlibatan siswa pada kegiatan

diskusi semakin meningkat. Motivasi belajar siswa juga dapat dilihat di setiap akhir

pembelajaran siklus kedua, siswa selalu bertanya kepada guru tentang materi yang akan

dibahas pada pertemuan berikutnya. Peningkatan motivasi belajar siswa tinggi terjadi pada

siklus kedua. Analisis terhadap motivasi siswa pada siklus kedua menunjukkan bahwa

rata-rata motivasi siswa mencapai 32,79 dengan kategori aktif. Dengan rincian 24 siswa kategori

aktif. Standar deviasi skor motivasi menunjukkan 0,72.

Berdasarkan jurnal harian, kendala-kendala yang dihadapi pada siklus kedua terkait

dengan proses penilaian dan pembelajaran adalah sebagai berikut, pada siklus kedua, sifat

individu dalam kerja kelompok masih terjadi pada beberapa siswa. Hal ini terjadi karena

mental dan ego siswa masih tinggi. Selain hal tersebut di atas, tidak ditemukan kendala yang

berarti dalam penerapan model pembelajaran kooperatif STAD. Kalaupun ada, masih bisa

ditanggulangi saat itu juga. Siswa juga telah mulai terbiasa dengan tahapan-tahapan

penerapan pembelajaran kooperatif STAD.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dilakukan maka dapat

disajikan simpulan sebagai berikut: (1) Penerapan pembelajaran kooperatif STAD

berbantuan gambar berhasil meningkatkan motivasi belajar IPS pada siswa kelas VA SDI

Bobou. Pada tindakan siklus pertama dengan rerata motivasi belajar siswa adalah 29,58

dengan kategori cukup tinggi. Pada tindakan siklus kedua dengan rerata motivasi belajar

siswa adalah 32,79 dengan kategori tinggi. (2) Penerapan pembelajaran kooperatif STAD

berbantuan gambar berhasil meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas VA SDI

Bobou. Pada tindakan siklus pertama dengan rerata prestasi belajar siswa adalah 74,16

dengan kategori cukup tinggi, daya serap siswa 74%, dan ketuntasan klasikal 83,33%. Pada

tindakan siklus kedua dengan rerata siswa adalah 82,55 dengan kategori tinggi, daya serap

siswa 82%, dan ketuntasan klasikal 100%.

Berdasarkan hasil refleksi dan temuan-temuan yang diperoleh selama penelitian,

maka dapat diajukan beberapa saran guna meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di SD

yaitu sebagai berikut, (1) bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan umpan balik dalam

mendidik siswa, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan prestasi belajar IPS siswa. (2)

bagi sekolah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran khususnya dalam pelajaran IPS. (3) bagi pemerintah khususnya dinas

pendidikan diharapkan dapat memberikan seminar atau workshop tentang penerapan

pembelajaran kooperatif STAD berbantuan gamabar bagi tenaga pendidik dan guru yang

(8)

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN |40 DAFTAR PUSTAKA

Dwijandono. W. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia.

Hasan, M. Iqbal. 2008. Pokok- Pokok Materi Statistik 1. Jakarta: Bumi Aksara.

Muchtar. Suwarma. 2008. Strategi Pembelajaran Pendidikan IPS. Bandung: Sekolah

Pascasarjana UPI.

Sanjaya, Wina, 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Prenada Media Grup

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning Theory, Research and Practice. Second Edition.

Referensi

Dokumen terkait

Rikrik Gemi Setelah dilakukan perhitungan terhadap harga pokok produksi dengan menggunakan metode Konvensional dan metode Activity Based Costing (ABC) maka dapat diambil

Jika kendala diatas tidak dapat dipecahkan maka akan menghambat kelancaran kegiatan pada bagian keuangan.Pengaturan gaji membutuhkan suatu sistem, dimana sistem penggajian

2006 2006 © © © surya@fisika.ui.ac.id surya@fisika.ui.ac.id surya@fisika.ui.ac.id Arus Bolak-Balik (AC) dalam Induktor • Induktor memiliki sifat yang berbeda.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 27 Tahun 2013, tentang pedoman penyusunan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015/2016, di pandang perlu untuk

Jalan Kolonel Wahid

pipa di dalamnya, fluida tersebut mengalir melalui cincin yang berbentuk silinder pipa, maupun silinder dalam dan silinder luar.Karena kedua aliran fluida melintas

Tata Cara Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara pada Badan Usaha Milik Negara dan Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 116,

All music ensemble types discussed in the analysis that follows are multipurpose in character. None is solely connected with Muslim ceremonial contexts and this prob-