ILMU KEWARGANEGARAAN
DOSEN: PURWANI PUJI UTAMI, M.PD
I.
PENGERTIAN ILMU KEWARGANEGARAAN
Ilmu Kewarganegaraan sebagai suatu istilah telah banyak
mengalami perubahan. Paling tidak, sejak diperkenalkannya pendidikan dalam rangka nation and character building telah dikenal istilah Burgerkunde, Ilmu Kewarganegaraan, Kewarganegaraan, Civics, Kewargaan Negara, Pendidikan Kewargaan Negara dan dalam Pasal 37 ayat 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikenal dengan istilah Pendidikan Kewarganegaraan.
Kewargaan Negara sebagai suatu istilah dipakai secara resmi
Ilmu Kewarganegaraan adalah suatu disiplin ilmu yang objek
ILMU KEWARGANEGARAAN (CIVICS) DALAM.
PERKEMBANGANNYA SEBAGAI ILMU MEMILIKI BANYAK DEFINISI ANTARA LAIN:
Civics: the study of city government and the duties of citizens
(The Advanced Learner's Dictionary of Current English, 1954)
Civics: the element of political science or that science dealing
with right and duties of citizens (Dictionary of Education, 1956)
Civics: the departement of political science dealing with rights
and duties of citizens (Webster's New Collegiate Dictionary, 1954)
Civics : the science right and duties of citizenship, esp, as the
subjec of a school course ( A Dictionary of American,1956 )
Civics : Science of government (Webster's New Coneise Dic
tionary)
Civics : the science of citizenship‑the relation of man to man
in organized collection‑the individual to the State (Creshore. Education.VII, 1886 1887)
Civics : the study of government and citizenship that is, the
DARI DEFINISI TERSEBUT KIRANYA DAPAT DISIMPULKAN BAHWA CIVICS ATAU ILMU KEWARGANEGARAAN
MENYANGKUT HAL‑HAL SEBAGAI BERIKUT:
1. Kedudukan dan peranan warga
negara
2. Hak dan kewajiban warga negara
3. Pemerintahan
4. Negara
5.
Sebagai bagian dari Ilmu Politik,
II.
RUANG LINGKUP ILMU
KEWARGANEGARAAN
Berdasar pada pengertian Ilmu Kewarganegaraan sebagaimana telah diuraikan pada bagian terdahulu, tampak bahwa
Ilmu Kewarganegaraan dapat dipandang sebagai ilmu yang berdiri sendiri dan sebagai bagian dari Ilmu Politik. Sebagai bagian dari Ilmu Politik, yang menjadi ruang lingkup Civics adalah demokrasi politik. Isi atau materi demokrasi politik (Marian D. Irish), adalah:
1. Konteks ide demokrasi, yang mencakup: teori-teori tentang demokrasi politik, teori majority rule, minority rights,
konsep-konsep demokrasi dalam masyarakat, teori demokrasi dalam pemerintahan, pemerintahan yang demokratis.
2. Konstitusi Negara, yang mencakup: sejarah legal status, nation building, identity, integration, penetration, participation,
and distribution.
3. Input dari system politik, yang mencakup: arti pendapat umum terhadap kehidupan politik, studi tentang political
behavior.
4. Partai Politik dan Pressure Group, yang mencakup: system kepartaian, fungsi partai politik, peranana pressure
group, public relation.
5. Pemilihan Umum, yang mencakup: maksud pemilu dalam distribusi kekuasaan, system pemilu.
6. Lembaga-lembaga decision maker, yang mencakup: legislator dan kepentingan masyarakat, peranan policy
maker Presiden.
7. Presiden sebagai Kepala Negara/Administrasi Negara, yang mencakup: kedudukan Presiden menurut konstitusi, control
lembaga legislative terhadap Presiden dan birokrasi, pemerintahan di bawah konstitusi.
8. Lembaga Yudikatif, yang mencakup: system peradilan dan administrasi peradilan, hakim dan kedudukan seseorang
dalam pengadilan, hubungan badan legislative, eksekutif, dan yudikatif.
9. Output dari system politik, yang mencakup: hak individu dan kemerdekaan individu dalam konstitusi, kebebasan
berbicara, pers dan media massa, kebebasan akademik, perlindungan yang sama, cara penduduk Negara memperoleh dan kehilangan kewarganegaraan.
10. Kemakmuran umum dan pertahanan Negara, yang m,encakup: tugas Negara dan warga Negara dalam mencapai
kemerdekaan umum, hak-hak memiliki harta kekayaan, politik pajak untuk kemakmuran umum, politik luiar negeri dan keselamatan nasional, hubungan internasional.
11. Perubahan social dan demokrasi politik, yang mencakup: demokrasi politik dan pembangunan masa sekarang,
Sebagai ilmu yang berdiri sendiri, menurut Achmad
DIKAITKAN DENGAN KEDUDUKANNYA SEBAGAI MATA KULIAH PADA PROGRAM STUDI, SOEDIBJO (1990) BERPENDAPAT BAHWA MATERI ILMU KEWARGANEGARAAN
MENCAKUP SEGALA PENGETAHUAN TENTANG KEDUDUKAN, PERANAN, HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA SESUAI DENGAN DASAR FILSAFAT PANCASILA, PEMBUKAAN DAN BATANG TUBUH UUD 1945. MATERI-MATERI YANG
DIMAKSUD, ANTARA LAIN:
1. Pengertian Ilmu Kewarganegaraan
2. Sejarah perkembangan Civics di Amerika Serikat 3. Sejarah perkembangan Civics di Indonesia
4. Objek studi, metode, sistematika dan tujuan Ilmu Kewarganegaraan 5. Ruang lingkup Ilmu Kewarganegaraan
6. Pengertian Negara, unsur-unsur Negara, cara timbul dan lenyapnya Negara. 7. Pengertian warga Negara, orang asing, penduduk, rakyat dan bangsa.
8. Azas-azas kewarganegaraan, bipatride-apatride, hak opsi, hak repudiasi. 9. Kewarganegaraan Republik Indonesia
10.Hak-hak azasi dan hak-hak serta kewajiban warga Negara berdasar
pancasila dan UUD 1945
11.Peranan rakyat dalam pemerintahan dan pembangunan suatu bangsa 12.Kepentingan pribadi dan kepentingan umum
III. TUJUAN ILMU KEWARGANEGARAAN
Secara substansial, tujuan Ilmu Kewarganegaraan sesungguhnya sangat
Kesadaran akan arti penting pendidikan
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa
tujuan Ilmu Kewarganegaraan meliputi aspek
pengetahuan,
sikap,
dan
ketrampilan
berperilaku sebagai warga negara. Secara
terinci, tujuan Ilmu Kewarganegaraan adalah:
1.
Mengalihkan pengetahuan tentang hak dan
kewajiban warga negara sesuai dengan
kriteria, ukuran dan ketentuan konstitusi
negara;
2.
Menumbuhkan kesadaran dan sikap sebagai
warga negara yang baik;
3.
Menumbuhkan perilaku warga negara yang
3.Pendidikan kewarganegaraan dengan ilmu sejarah Dalam mempelajari sejarah terdapat
latarbelakang mempelajari pendidikan
kewarganegaraan, proses dan alasannya
pendidikan kewarganegaraan dipelajari.
HUBUNGAN ILMU KEWARGANEGARAAN DENGAN ILMU-ILMU SOSIAL LAINNYA
PERTEMUAN 2
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) KUSUMANEGARA
JAKARTA
17 BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan kewarganegaraan sebenarnya di lakukan dan
dikembangkan diseluruh dunia, meskipun dengan berbagai macam istilah atau nama. Mata kuliah tersebut sering disebut sebagai civics education, citizenzip education.
Berdasarkan UUD RI No 20 Tahun 2003,
Ilmu Kewarganegaraan sebagai suatu istilah telah banyak
mengalami perubahan.
Kewargaan Negara sebagai suatu istilah dipakai secara resmi
Ilmu Kewarganegaraan adalah suatu disiplin ilmu yang objek
studinya mengenai peranan warga negara dalam bidang spiritual, sosial ekonomi, politis, yuridis, kultural dan hankam sesuai dan sejauh yang diatur dalam Pembukaan dan UUD 1945.
Ilmu sosial adalah ilmu yang mencakup semua aspek didalam
kehidupan mulai dari sifat seseorang atau individu, interaksi antar individu, antara individu dan kelompok, dan interaksi antara kelompok dan kelompok.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan-permasalahan yang muncul adalah sebagai berikut :
1. Apa hubungan Ilmu Kewarganegaraan dengan Ilmu-Ilmu Sosial lainnya.
2. Apa yang dimaksud dengan Ilmu Kewarganegaran dan Ilmu Sosial.
C. Batasan Masalah
Agar permasalahan tidak meluas, serta tidak menyimpang dari tujuan yang diharapkan, maka penelitian membatasi masalah hanya pada Hubungan Ilmu Kewarganegaraan Dengan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah, maka rumusan masalah penelitian ini adalah Maksud dari Hubungan Ilmu Kewarganegaraan Dengan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk membantu para mahasiswa kedepan agar dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan
masukkan tentang Hubungan Ilmu Kewarganegaraan Dengan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah
mahasiswa dapat mengetahui dan memahami Hubungan Ilmu Kewarganegaraan Dengan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Yang juga sekaligus sebagai bahan diskusi bersama dalam proses
pembelajaran.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
Definisi Ilmu Kewarganegaraan
Ilmu Kewarganegaraan adalah suatu disiplin ilmu yang objek studinya mengenai peranan warga negara dalam bidang spiritu al, sosial ekonomi, politis, yuridis, kultural dan hankam sesuai dan sejauh yang diatur dalam Pembukaan dan UUD 1945
a. Ruang Lingkup Ilmu Kewarganegaraan
Berdasar pada pengertian Ilmu Kewarganegaraan sebagaimana telah diuraikan pada bagian terdahulu, tampak bahwa Ilmu Kewarganegaraan dapat dipandang sebagai ilmu yang berdiri sendiri dan sebagai bagian dari Ilmu Politik. Sebagai bagian dari Ilmu Politik, yang menjadi ruang lingkup Civics adalah demokrasi politik.
b. Tujuan Ilmu Kewarganegaraan
Secara substansial, tujuan Ilmu Kewarganegaraan sesungguhnya sangat berdekatan dengan tujuan untuk menjamin kelangsungan bangsa dan negara.
2. Pengrtian Ilmu Sosial
Ilmu sosial adalah ilmu yang mencakup semua aspek didalam kehidupan mulai dari sifat seseorang atau individu, interaksi antar individu, antara individu dan kelompok, dan interaksi antara kelompok dan kelompok.
a. Pengertian dari ilmu sosial menurut
beberapa ahli
Menurut, Achmad Sanusi ~ Ilmu Sosial terdiri
disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertaraf akademis & biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin ilmiah.
Lalu menurut, Peter Herman~Sosial adalah sesuatu yang
dipahami sebagai suatu perbedaan namuntetap merupakan sebagai satu kesatuan
Dan menurut, Gross ~ Ilmu Sosial merupakan disiplin
intelektual yang mempelajari manusia sebagai makluk sosial secara ilmiah, memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat & pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk.
b. Sejarah Ilmu Sosial
Ketika kita membicarakan ilmu sosial maka kita tidak bisa lepas dari filsafat sosial. Filsafat sosial merupakan cabang dari filsafat yang mempelajari persoalan sosial kemasyarakatan secara kritis, radikal dan komprehensif
.
c. Tujuan Ilmu Sosial
Tujuan Ilmu Sosial Dasar yaitu untuk membantu perkembangan pengetahuan atau wawasan pemikiran dan juga kepribadian supaya memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas lagi tentang sosial.
3. Hubungan Ilmu Kewarganegaraan Dengan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya
Hubungan PKn Dengan Ilmu Lainnya Dalam Pendidikan
Kewarganegaraan, terdapat beberapa ilmu yang
hubungannya sangat dekat ataupun sangat jauh yang mana sangat erat kaitannya dengan ilmu-ilmu
lain,berikut beberapa ilmu yang sangat dekat dan jauh hubungannnya dengan ilmu pendidikan
kewarganegaraaan.
Hubungan yang paling dekat:
Pendidikan Agama Ilmu Sejarah
Ilmu Politik Ilmu Hukum Sosiologi
Hubungan yang paling jauh
Hubungan yang paling jauh bukan berrti tidak ada hubungan atau tidak ada kaitannya,melainkan ada hubungannya tetapi hubungan tersebut sangat jauh
Ekonomi Psikologi
Bahasa Indonesia
27
Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat kita dapat mengetahui latar belakang Ilmu Kewarganegaraan dan ilmu ilmu sosial lainnya memiliki persamaan dan perbedaan.
PERTEMUAN 3
CIVIC = Mengenai Warga Negara
atau Kewarganegaraan
CIVICS = Ilmu
Kewarganegaraan,
yang isinya mempelajari
hubungan antar individu, dan
antara individu dengan negara
(Cresshore (1886)),
.
CIVIC EDUCATION = Pendidikan
MENGAPA HARUS AMERIKA ?
Karena Amerika Serikat merupakan
HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGAN CIVICS
Warga Negara dengan Hak &
Kewajibannya
Pemerintah
Negara
Merupakan Cabang/Bagian dari Ilmu
SEJARAH CIVICS DI AS
Diperkenalkan Tahun 1790
Latar Belakang : Adanya imigrasi
bangsa-bangsa dari Benua Eropa ke
Amerika
Tujuan
: ‘’Mengamerikakan
PERKEMBANGAN CIVICS DI AS
Mengajarkan :
Konstitusi Amerika
Sejarah Amerika
Pemerintahan Amerika
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA
Zaman Hindia Belanda dikenal
dengan nama ‘’Burgerkunde’’
Dua Buku Penting yang Digunakan :
TAHUN 1950
CIVICS Diajarkan di Sekolah Menengah
Berisi tentang Tugas dan Kewajiban
Negara Terhadap Pemerintah,
TAHUN 1955
Diterbitkan Buku ‘’Inti Pengetahuan
Warga Negara’’ Karya J.C.T
Simorangkir, Gusti Mayur, dan
Sumintardjo
Bertujuan untuk Membangkitkan dan
TAHUN 1961
Adanya Buku Pegangan Resmi, yaitu
‘’Manusia dan Masyarakat Baru
TAHUN 1966
Pasca Peristiwa G-30-S/PKI, Buku
Karangan Supardo, dkk Dilarang
Dipakai.
Depdikbud Mengeluarkan Intruksi
TAHUN 1968
Kurikulum SD dan SMP : Pendidikan
Kewargaan Negara
TAHUN 1972
Adanya Seminar Nasional Pelajaran
dan Pendidikan Civics Memberi
Ketegasan dan Batasan bahwa :
1.
Civics Diganti dengan ‘’Ilmu
Kewargaan Negara’’
2.
Civic Education Diganti dengan
TAHUN 1975
Pendidikan Kewargaan Negara Diubah
Menjadi Pendidikan Moral Pancasila
(PMP) dan Adanya Penataran Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan
TAHUN 1989
UU No. 2 Tahun 1989 tentang
SISDIKNAS Diperkenalkan Mata
UU NO 2 TAHUN 2003
Diubah Menjadi Pendidikan
Kewarganegaraan yang Lebih
Rakyat
Rakyat PendudukPenduduk Warga
Negara Warga Negara
Dosen : Purwani P
uji Utami, M.Pd.
Dosen : Purwani P
uji Utami, M.Pd.
PENGERTIANNYA :
…
RAKYAT
RAKYAT
RAKYAT MEMPUNYAI KEWAJIBAN
DALAM POLITIK, EKONOMI & SOSIAL
Kewajiban rakyat dalam politik
Kewajiban rakyat dalam politik
● Ikut berpartisipasi dalam pemilihan umum
● Berkewajiban mengikuti peraturan-peraturan politik yang telah
ditetapkan negara dan siap
menerima sanksi jika melanggar
● Ikut berpartisipasi dalam pemilihan
umum
● Berkewajiban mengikuti
peraturan-peraturan politik yang telah ditetapkan negara dan siap
menerima sanksi jika melanggar
Kewajiban rakyat dalam ekonomi dan sosial
Kewajiban rakyat dalam ekonomi dan sosial
● Berkewajiban membayar pajak
● Menjadi fundamental ekonomi pem erintahan
● Menjadi fundamental sosial kenega raan
● Berkewajiban membayar pajak
● Menjadi fundamental ekonomi pem
erintahan
● Menjadi fundamental sosial kenega
APA SAJA HAK HAK
RAKYAT ???
2. Rakyatberhak meminta penghidupa n yang layak
3. Rakyat berhak
1. Rakyat berhak untuk membela dan
menjaga stabilitas
PENGERTIANNYA
: …
PENDUDUK
JADI….
Penduduk :
adalah kumpulan manusia
yang tinggal di suatu wilayah
(Negara, kota dan daerah)
yaitu dengan memiliki surat
resmi untuk tinggal di
WARGA NEGARA
adalah
keanggotaan
seseorang dalam
satuan politik
tertentu (dalam
negara) dan
mempunyai hak
untuk
berpartisipasi
dalam kegiatan
politik
adalah
keanggotaan
seseorang dalam
satuan politik
tertentu (dalam
negara) dan
mempunyai hak
untuk
berpartisipasi
dalam kegiatan
ADA 2 CARA SESEORANG UNTUK
PENJELASANNYA ….
Ius solis (menurut tempatkelahiran) yaitu penentuan status kewarganegaraan seseorang
berdasarkan
tempat dimana ia dilahirkan
Ius sanguinis (menurut
keturunan) yaitu penentuan
status
kewarganegaraa n seseorang
KEDUDUKAN
I
NDIVIDU SEBAGAI
WARGA NEGARA INDONESIA
(INSAN TUHAN YANG MAHA ESA,
INSAN SOSIAL, INSAN POLITIK,
DAN INSAN PSIKOLOGIS )
A.
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK
INDIVIDU
Karakteristik yang khas dari seseorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang
dipengaruhi oleh faktor bawaan (genotip) dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.
Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan yang terungkap pada tindakan dan perbuatan
B. INDIVIDU SEBAGAI WARGA NEGARA INDONESIA
Individu sebagai warga negara akan sangat
berkaitan dengan hak dan kewajiban warga negara,
antar warga negara dan antar warga negara dengan
negaranya.
UUD'45 yang berhubungan dengan
hak dan kewajiban warga negara adalah pasal 26,
27, 28, 29, 30, 31 dan 34.
1. A sense of identiti, warga negara harus memiliki identitas atau jati diri sesuai dengan ideologi negaranya, seperti warga negara Indonesia memiliki identitas sebagai insan Tuhan,
insan yang peduli terhadap orang lain, dan lingkungannya dan loyal terhadap bangsa dan
negaranya.
2. The enjoyment of certain rihgts, warga negara yang memiliki hak-hak tertentu artinya warga negara mengatahui haknya dan pemerintah menjamin hak-hak warga negaranya.
3. The fulfillment of cerresponding obligations, warga negara yang memiliki kewajiban-kewajiban yang menjadi keharusan sehingga selalu menjaga keseimbangan antara
kepentingan pribadi dengan kepentingan publik serta memiliki sikap tanggung jawab.
4. A degree of interest and involement in public affairs, yaitu warga negara yang memiliki sikap tanggung jawab untuk berpartisipasi demi kepentingan umum sehingga merasa terpanggil untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat umum.
Dalam menghadapi kehidupan abad 21, warga
negara perlu memiliki karakteristik, keterampilan,
dan kompetensi tertentu agar dapat menghadapi
dan mengatasi kecenderungan yang tidak
COGAN (1998) MENGIDENTIFIKASI 8 KARAKTERISTIK YANG PERLU DIMILIKI WARGA NEGARA, YAITU :
1. Mendekati masalah atau tantangan sebagai anggota masyarakat global.
2. Memiliki kehendak dan kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain dan
memikul tanggung jawab atas peran dan kewajibannya dalam masyarakat.
3. Mampu memahami, menerima dan toleran terhadap perbedaan budaya.
4. Mampu berpikir kritis dan sistimatis.
5. Mampu untuk menyelesaikan konflik tanpa kekerasan.
6. Peka terhadap hak azasi manusia.
7. Mampu untuk merubah gaya hidup dan kebiasaan konsumtif guna melindungi
lingkungan.
C. INDIVIDU SEBAGAI INSAN TUHAN YANG MAHA ESA
Komitmen bersama menunjukkan bahwa bangsa
kita merupakan masyarakat yang religius, hal ini
terdapat pada UUD 1945 alinea kedua “…atas
berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan
Lanjutan
1. Negara berdasarkan atas keTuhanan
yang Maha Esa.
Individu sebagai insan Tuhan yang Maha Esa,
implikasinya adalah menganut agama sesuai dengan
keyakinannya. Setiap agama menuntut umatnya untuk
melakukan ibadat ritual dan berbuat kebajikan antar
manusia dengan melaksanakan perintah dan menghindari
larangan agamanya dalam kehidupan di dunia ini.
D.
INDIVIDU SEBAGAI INSAN SOSIAL
Manusia dengan ketidakberdayaan ketika lahir, hingga
sekarang menjadi dewasa secara naluriah manusia tidak
dapat hidup menyendiri, sehingga memerlukan bantuan
orang lain.
Kecenderungan manusia berkeinginan untuk hidup serasi
sebagai timbal balik satu sama lain karena manusia
mempunyai dua hasrat yaitu berkeinginan untuk menjadi
satu dengan manusia lain di sekelilingnya, dan
Menurut Soerjono Soekanto untuk dapat
menghadapi dan menyesuaikan diri dengan
kedua lingkungan tersebut di atas, manusia
mempergunakan
pikiran,
perasaan
dan
kehendaknya.
Dalam kehidupan berkelompok dan dalam
hubungannya dengan manusia yang lain, pada
dasarnya
setiap
manusia
menginginkan
Lanjutan
1. Kekuasaan
2. Pendidikan/penerangan (enlightenment)
3. Kekayaan (wealth)
4. Kesehatan (well-being)
5. Keterampilan (skill)
6. Kasih sayang (affection)
7. Kejujuran (rectitude) dan keadilan
(rechtschapenheid)
Dalam hidup kerjasama terdapat nilai atau norma
yang perlu disepakati secara kolektif, yang
berfungsi
untuk
menghindarkan
terjadinya
pertentangan yang tidak saling menguntungkan.
Beberapa norma yang perlu di taati yaitu norma
agama, kesusilaan, kesopanan, dan hukum. Bangsa
Indonesia yang terkenal dengan kemajemukannya
baik suku bangsa, bahasa, budaya dan agama.
E.
INDIVIDU SEBAGAI INSAN POLITIK
Partisipasi politik dari manusia sebagai insan politik dalam kehidupan bernegara dapat diwujudkan dalam bentuk seperti :
Membentuk atau bergabung dalam organisasi politik atau organisasi masyarakat untuk
menetukan kebijakan negara
Membentuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk mengontrol sekaligus
memberikan input (masukan) dapat menentukan kebijakan pemerintah
Mendukung terselenggaranya pelaksanaan pemilu yang demokratis yang dapat menjamin
hak-hak politik rakyat, seperti memilih maupun dipilih yakni memilih anggota-anggota badan perwakilan rakyat dan pejabat pemerintah atau duduk dalam lembaga perwakilan rakyat dan menduduki jabatan pemerintahan.
Membentuk kelompok-kelompok kepentingan sebagai upaya terhadap proses perumusan
F.
INDIVIDU SEBAGAI INSAN P
SIKOLOGIS
ILMU
KEWARGANEGARAAN
Hak
adalah segala sesuatu yang pantas
dan mutlak untuk didapatkan oleh
individu sebagai anggota warga negara
sejak masih berada dalam kandungan .
Hak pada umumnya didapat dengan
cara
diperjuangkan
melalui
pertanggungjawaban atas kewajiban
Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat
diatur oleh Pemerintah Negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk menurut Kansil adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam wilayah negara itu.
Pengertian warga negara menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2002) adalah sebuah penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya, yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara itu. Sedangkan menurut Dr. A.S. Hikam (2000), adalah anggota dari sebuah komunitas yang membentuk itu sendiri.
1. Kriterium kelahiran
Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2,
yaitu:
Kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut pula
Ius Sanguinis. Di dalam asas ini, seseorang memperoleh
kewarganegaraan suatu negara berdasarkan asas
kewarganegaraan orang tuanya, di manapun ia dilahirkan.
Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Ius Soli.
Di dalam asas ini, seseorang memperoleh kewarganeraannya berdasarkan negara tempat di mana dia dilahirkan, meskipun orang tuanya bukan warga negara dari negara tersebut.
2. Naturalisasi atau pewarganegaraan, adalah suatu proses
hukum yang menyebabkan seseorang dengan syarat-syarat tertentu mempunyai kewarganeraan negara lain
ADAPUN UNTUK MENENTUKAN SIAPA-SIAPA YANG
Hak dan kewajiban negara adalah
menggambarkan apa yang seharusnya
diterima dan dilakukan oleh negara atau
pemerintah dalam melindungi dan
menjamin
kelangsungan
kehidupan
negara serta terwujudnya cita-cita dan
tujuan nasional sebagaimana tercantum
dalam pembukaan UUD 1945.
1. Menciptakan peraturan dan UU
untuk ketertiban dan keamanan.
2. Melakukan monopoli sumber daya
yang menguasai hajat hidup orang
banyak.
3.Memaksa warga negara taat akan
hukum yang berlaku.
Melindungi wilayah dan warga negara.
Memajukan kesejahteraan umum.
Mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan perdamaian abadi dan
keadilan sosial
Pengertian Penduduk & Warga Negara Pengertian Penduduk & Warga Negara Orang yg
Mereka yg bertempat
tinggal / berdomisili di dlm suatu wilayah negara
(menetap). Biasanya
penduduk adlh mereka yg lahir scr turun temurun & besar di dlm suatu negara, serta dpt memiliki KTP (krn memiliki domisili tetap). Penduduk
Mereka yg bertempat
tinggal / berdomisili di dlm suatu wilayah negara
(menetap). Biasanya
penduduk adlh mereka yg lahir scr turun temurun & besar di dlm suatu negara, serta dpt memiliki KTP (krn memiliki domisili tetap).
Bukan Penduduk
Mereka yg berada di dlm suatu wilayah negara hanya utk sementara waktu. Contoh : Turis mancanegara / tamu2 instansi tertentu dlm suatu negara.
Bukan Penduduk
Mereka yg berada di dlm suatu wilayah negara hanya utk sementara waktu. Contoh : Turis mancanegara / tamu2 instansi tertentu dlm suatu negara.
Warga Negara
Mereka yg berdasarkan hukum tertentu merupakan anggota dr suatu negara. Dng kata lain, warga negara adlh mereka yg menurut undang2 / perjanjian diakui sbg warga negara /
melalui proses naturalisasi.
Warga Negara
Mereka yg berdasarkan hukum tertentu merupakan anggota dr suatu negara. Dng kata lain, warga negara adlh mereka yg menurut undang2 / perjanjian diakui sbg warga negara / melalui proses naturalisasi.
Bukan Warga Negara (orang asing)
Mereka yg berada di dlm suatu negara ttp scr hukum tdk
menjadi warga negara pd negara tsb, namun tunduk pd pemerintah di mana mereka berada. Contoh : Duta besar, Konsuler, Kontraktor asing, Mahasiswa asing).
Bukan Warga Negara (orang asing)
Mereka yg berada di dlm suatu negara ttp scr hukum tdk
menjadi warga negara pd negara tsb, namun tunduk pd pemerintah di mana mereka berada. Contoh : Duta besar, Konsuler, Kontraktor asing, Mahasiswa asing).
Pembedaan rakyat berdasarkan hubungan dng pemerintah negaranya Pembedaan rakyat
berdasarkan hubungan
Asas Ius-sanguinis
adalah asas keturunan atau hubungan darah, artinya bahwa
kewarganegaraan
seseorang ditentukan oleh orang tuanya.
Asas Ius-sanguinis
adalah asas keturunan atau hubungan darah, artinya bahwa
kewarganegaraan
seseorang ditentukan oleh orang tuanya.
Asas Ius-soli
adalah asas daerah kelahiran, artinya bahwa status
kewarganegaraan
seseorang ditentukan oleh negara tempat kelahirannya.
Asas Ius-soli
adalah asas daerah kelahiran, artinya bahwa status
kewarganegaraan
seseorang ditentukan oleh negara tempat kelahirannya.
Penentuan
Warga
Bipatride
(dwi kewarganegaraan), timbul apabila menurut
peraturan dr 2 negara terkait seseorang dianggap sbg warga
negara ke-2 negara tsb.
a. Negara A menganut asas
ius-sanguinis
. Rafly warga
negara A. Tamara warga negara A.
b. Rafly & Tamara menikah, lalu berdomisili di negara B.
Negara B menganut asas
ius-soli
.
c. Lahirlah Rama, anak dr Rafly & Tamara.
d. Menurut negara A, Rama adlh warga negaranya krn
mengikuti warga negara ortunya.
e. Menurut negara B, Rama adlh warga negaranya krn
mengikuti tempat kelahirannya.
f. Dng demikian Rama mempunyai status
Bipatride
(dwi
kewarganegaran).
Apatride
(tanpa kewarganegaraan), timbul apabila menurut
peraturan dr 2 negara terkait seseorang tdk diakui sbg
warga negara manapun.
a. Negara C menganut asas
ius-soli
.
b. Roni warganegara C. Maudy warganegara C.
c. Roni & Maudy menikah, lalu berdomisili di negara D.
Negara D menganut asas
ius-sanguinis
.
d. Lahirlah Reza, anak dr Roni & Maudy.
e. Menurut negara D, Reza tdk diakui sbg warga negaranya
krn orang tuanya bukan warga negara D.
f. Menurut negara C, Reza tdk diakui sbg warga negaranya
krn tdk lahir di negara C (lahir di neg D).
g. Dng demikian Reza mempunyai status
Apatride
(tanpa
kewarganegaran).
Warga Negara Indonesia
Warga Negara Indonesia
Pasal 26 ayat (1) UUD 1945 :
Orang2 bangsa Indonesia asli
Orang2 bangsa lain sah ssi undang2 (UU 16 / 2006)
Pasal 26 ayat (1) UUD 1945 :
Orang2 bangsa Indonesia asli
Orang2 bangsa lain sah ssi undang2 (UU 16 / 2006)
SBKRI tdk perlu lg.
Wanita WNI menikah dng WNA tdk kehilangan WN, anaknya bisa bipatride s.d. 18 th.
Pemerintah menjamin scr maksimum WNI di LN.
SBKRI tdk perlu lg.
Wanita WNI menikah dng WNA tdk kehilangan WN, anaknya bisa bipatride s.d. 18 th.
Pemerintah menjamin scr maksimum WNI di LN.
Hubungan Warga Negara & Negara
Hubungan Warga Negara & Negara
Peranan (role) sesuai statusnya sbg WN:
Pasif Patuh thd peraturan / UU
Aktif Partisipasi kehidupan bernegara keputusan publik
Negatif Tolak campur tangan negara persoalan pribadi
Positif meminta pelayanan negara kebutuhan hidup
HAK & KEWAJIBAN WARGA NEGARA
Hak Warga Negara
Pekerjaan & Penghidupan layak Ps. 27 (2) UUD 1945
Bela negara Ps. 27 (3) UUD 1945
Berpendapat Ps. 28 UUD 1945
HAM Ps. 28A s.d 28J UUD 1945
Kemerdekaan memeluk agama Ps. 29 (2) UUD 1945
Ikut usaha hankamneg Ps. 30 (1) UUD 1945
Pendidikan Ps. 31 (1) UUD 1945 [20%]
Mengembangkan budaya Ps. 32 (1) UUD 1945
Ekonomi & kesejahteraan sosial Ps. 33 UUD 1945
Mendapat jaminan keadilan sosial Ps. 34 UUD 1945
Kewajiban Warga Negara
Taat Hukum & Pemerintahan Ps. 27 (1) UUD 1945
Bela Negara Ps. 27 (3) UUD 1945
CARA MEMPEROLEH DAN
DEFINISI WARGA NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN
Warga negara adalah orang-orang yang menjadi
bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur
negara itu sendiri .Istilah warga negara lebih
sesuai dengan kedudukannya sebagai orang
merdeka dibandingkan dengan istilah hamba
atau kawula negara karena warga negara
mengandung arti peserta, anggota, atau warga
dari suatu negara, yakni peserta darisuatu
Definisi Kewarganegaraan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian kewarganegaraan
adalah hal yang berhubungan dengan warga Negara.
Menurut pasal 1 angka (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, pengertian
kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara.
Menurut para ahli antara lain: Graham murdorock,1994
Kewarganegaraan ialah hak untuk berpartisipasi secara utuh dalam
berbagai pola struktur social, politik dan kehidupan kultural serta untuk membantu menciptakan bentuk-bentuk yang selanjutnya dengan begitu maka memperbesar ide-ide.
Soemantri
Kewarganegaraan ialah sesuatu yang berhubungan dengan manusia
sebagai individu dalam suatu perkumpulan yang terorganisir dalam hubungan dengan Negara.
Stanley E. Ptnord dan Etner F.Peliger
Kewarganegaraan ialah studi yang berhubungan dengan
TATA CARA MEMPEROLEH KEWARGANEGARAAN INDONESIA
Cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia di
antaranya sebagai berikut.
a. Melalui Kelahiran
Dasar kelahiran di dalam wilayah Republik Indonesia
menurut undang-undang ditempuh sebagai dasar-dasar untuk memperoleh kewarganegaraan Repunlik Indonesia dan dipakai untuk menghindarkan adanya orang tanpa
Melalui Pengangkatan
Pengangkatan yang dimaksud adalah pengangkatan anak
(adopsi). Apabila ada anak orang asing yang diadopsi oleh
orang tua yang berkewarganegaraan Indonesia, anak tersebut akan menjadi WNI. Dalam ketentuan UU No. 12 tahun 2006 Pasal 21 atat (2), ditegaskan “Anak Warga Negara Asing yang belum berusia 5 tahun yang diangkat secara sah menurut
penetapan pengadilan sebagai anak oleh Warga Negara
Indonesia, memperoleh Kewraganegaraan Republik Indonesia”.
Sebagai bahan perbandingan, ketentan pasal 2 UU No. 62
Tahun 1958, ditegaskan bahwa pengangkatan anak baru sah apabila memenuhi syarat-syarat.berikut:
1. pada waktu pengangkatan itu ia belum berumur 5 tahun
2. yang mengangkat harus memohon pengesahan Pengadilan
negeri Setempat
3. permohonan pengesahan dilakukan 1 tahun setelah pengangkatan anak
4. kewarganegaraan RI anak diperoleh pada saat pengadilan
Melalui Pewarganegaraan atau naturalisasi
Cara orang asing bisa masuk menjadi warga negara
Indonesia melalui naturalisasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, naturalisasi adalah pemerolehan
kewarganegaraan bagi penduduk asing; hal menjadikan warga negara;pewaganegaraan yang diperoleh setelah memenuhi syarat sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Ada dua cara proses naturalisasi antara lain sebagai berikut:
1. Naturalisasi biasa, caranya mengajukan
permohonan kepada presiden dan HAM melalui kantor pengadilan negeri setempat ia tinggal atau di Kedubes Republik Indonesia apabila di luar negeri. Permohonan ini ditulis dalam Bahasa Indonesia. Apabila lulus,ia harus
mengucapkan sumpah setia di hadapan pengadilan negeri.
2. Naturalisasi istimewa. Naturalisasi ini diberikan
Melalui perkawinan
Ketentuan Pasal 19 UU NO. 12 tahun 2006, menegaskan
bahwa:
1. warga Negara asing yang kawin secara sah dengan
WNI dapat memperoleh kewarganegaraan RI dengan menyampaikan pernyataan menjadi WNI dihadapan pejabat
2. Pernyataan tersebut dilakukan apabila yang
bersangkutan sudah bertempat tinggal di wilayah NKRI 5 tahun berturut atau 10 tahun tidak berturut-turut, kecuali dengan perolehan kewarganegaraan tersebut
mengakibatkan berkewarganegaraan ganda
3. Jika hal itu terjadi yang bersangkutan dapat diberi
izin tinggal tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4. ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
Melalui Pernyataan
Menurut UU dalam hal status
kewarganegaraan RI terhadap anak berakibat
ganda, setelah berusia delapan belas tahun
atau sudah kawin anak tersebut harus
menyatakan memilih satu
kewarganegaraannya. Pernyataan untuk
memilih kewarganegraan sebagaimana
ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan. Pernyataan untuk memilih
kewarganegaraan tersebut disampaikan
dalam waktu paling lambat tiga tahun
Penyebab Kehilangan
Kewarganegaraaan Indonesia
Kehilangan kewarganegaraan adalah dicabutnya
stastus seorang warga negara karena mereka
melakukan sesuatu yang mengakibatkan keluar dari status warga Negara sesuai dengan peraturan setiap negara.
Berdasarkan ketentuan pasal 23 UU No. 12/2006,
kewarganegaraan RI dinyataakan hilang oleh beberapa faktor yaitu:
1) Seeorang memperoleh kewarganegaraan lain
karena keinginanya sendiri.
2) Seseorang tidak menolak atau melepaskan
kewarganegaraan lain walapun kesempatan ada.
3) Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh
Presiden atas permohonan sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah
4) Seseorang masuk dinas tentara asing tanpa izin
terlebih dahulu kepada presiden.
5) Seseorang masuk dalam dinas negara asing,
yang jabatan dalam dinas semacam itu di indonesia sesuai dengan ketententuan perundang undangan hanya dapat dijabat oleh WNI.
6) Diakui oleh orang asing sebagai anaknya selama
orang belum berusia 18 tahun.
7) Seseoranng mengangkat sumpah atau janji
setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing tersebut.
8) Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam
Memperoleh Kembali Status Kewarganegaraan Indonesia
Cara memperoleh kembali setatus kewarganegaraan
(Repatriasi) indonesia diatur dalam undang-undang nomor 12 tahun 2006,yang mengatur dengan tegas tentang perolehan kembali status kewarganegaraan RI yang pernah hilang. Dalam kaitan ini Pasal 31, menegaskan “seseorang yang kehilangan kewarganegaraan replubik Indonesia dapat memperoleh
kembali kewarganegaraanya melelui prosedur
pewarganegaraanya sebagai dimaksud dalam pasal 18 dan pasal 22. Pasal 32, menegaskan:
1) WNI yang kehilangan kewaganegaraan RI yang
dimaksud dalam pasal 23 huruf i; Pasal 25 dan Paslal 26 ayat (1) dan (2), dapat memperoleh kembali kewarganegaraan Ri dengan mengajukan permohonan tertulis kepada mentri tanpa melalui prosedur yang dimaksud dalam pasal 9 sampai dengan pasal 17.
2) Permohonan dalam ayat (1) bertempat tinggal diluar
Akibat Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia
Akibat kehilangan kewarganegaraan Indonesia seseorang harus
kehilangan hak-hak dari negara asalnya dan melakukan kewajiban jika dia berada di negara Indonesia.
1) Seseorang yang kehilangan kewarganegaraan Indonesia tidak
mempunyai hak pilih presiden, walkota Indonesia dan sebagainya.
2) Seseorang yang kehilangan kewarganegaraan Indonesia tidak
dapat memiliki hak milik tanah di Indonesia.
3) Seseorang yang kehilangan kewarganegaraan Indonesia tidak
memiliki Hak Guna Usaha di Indonesia (HGU) dan hanya memiliki hak pakai atau hak sewa.
4) Seseorang yang kehilangan kewarganegaraan Indonesia tidak
memiliki Hak Guna Bangunan (HGB) di Indonesia hanya boleh memiliki hak Pakai atau Hak Sewa.
5) Seseorang yang kehilangan kewarganegaraan Indonesia harus
memiliki visa bila berada di Indonesia(Harian huluan,2013).
KESIMPULAN
Kesimpulan
1. Warga negara adalah orang-orang yang menjadi bagian dari suatu
penduduk yang menjadi unsur negara itu sendiri dan kewarganegaraan adalah hal yang berhubungan dengan warga Negara.
2. Tata Cara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia melaui
kelahiran, pengangkatan, pernyataan memilih, dan bekerja kepada NKRI.
3. Kehilangan kewarganegaraan adalah dicabutnya stastus seorang
warga negara karena mereka melakukan sesuatu yang mengakibatkan keluar dari status warga negara sesuai dengan peraturan setiap negara.
4. Cara memperoleh kembali setatus kewarganegaraan (Repatriasi)
diatur dalam undang-undang nomor 12 tahun 2006.
5. Ketentuan pidana untuk seseorang yang melangar UU No. 12 Tahun
2006, yang diatur pada pasal36 dan pasal 38.
6. Akibat kehilangan kewarganegaraan seseorang harus kehilangan
PERTEMUAN 8:
PERTEMUAN 9: METODE
MENGAJAR CIVICS
a.Definisi Civics
-isi civics dalam pkn
-Aspek Kopetensi Pengetahuan Kewarganeagaraan
B. Bagaimana Pembelajaran Pkn Untuk Civics -Pendekatan dan Strategi Pembelajaran
-Langkah – Langkah Pendekatan Deduktif -Langkah – Langkah Pendekatan induktif -Model Pembelajaran Ranah Kognitif
a.Definisi civics
Civics Sebagai the Science of citizhenship atau Ilmu
Kewarganegaraan yang isinya mempelajari hubungan antara individu dan individu dan Negara.
a.Definisi civics
● Bahasa Latin
“CIVIS”
Yang di sebut: Civic Education dan
Pendidikan
Kewarganegaraan Dari
kata
Civic
ini lahirlah
kata
Civics
Ilmu kewarg
Isi Civics Dalam Pkn
A. Apa kehidupan kewarganegaraan, politik, dan pemerintahannya.
B. Apa dasar sistem politik Indonesia.
C. Bagaimana pemerintahan yang dibentuk oleh UUD 1945 , nilai, dan
Prinsip
D. Bagaimana hubungan indonesia dengan negara lain dan posisinya
mengenai masalah nasional.
E. Apa peran warga negara dalam demokrasi indonesia.
Aspek Kopetensi Pengetahuan Kewarganeagaraan ( Civics )
1.Persatua n dan Kesatuan
bangsa 1.Persatua
n dan Kesatuan
B. BAGAIMANA PEMBELAJARAN PKN UNTUK CIVICS
Model Pembel
ajaran Pkn Harus Disesua
ikan Dengan
Tujuan Mata Pelajara
n Pkn
Agar Siswa Mampu Berpikir
Secara Kritis Rasional
2.MODEL PEMBELAJARAN RANAH KOGNITIF
Kognitif mendiskripsikan belajar sebagai perubahan pengetahuan yang tersimpan dalam memori.
KESIMPULAN
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai
Kelas Civics Sebagai Laboratorium
Demokrasi
A. ISTILAH CIVICS
Istilah yang sering digunakan selain PKn adalah civics.
Henry Randall Waite (1886) seperti dikutip oleh Sumantri
(2001: 281) merumuskan pengertian Civics sebagai ilmu
kewarganegaraan yang membicarakan hubungan manusia
dengan:
1.
Perkumpulan yang terorganisir (organisasi sosial,
organisasi ekonomi, dan organisasi politik);
2.
Individu dengan negara. Istilah lain yang hampir sama
MENURUT MALIK FAJAR (2004: 6-8)
1.
PKn merupakan bidang kajian kewarganegaraan
yang ditopang berbagai disiplin ilmu yang relevan,
yaitu: ilmu politik, hukum, sosiologi, antropologi,
2.
PKn mengembangkan daya nalar (state of
mind) bagi para peserta didik. Pembangunan
karakter
bangsa
merupakan
proses
3. PKn sebagai suatu proses pencerdasan, maka pendekatan
pembelajaran yang digunakan adalah yang lebih inspiratif dan partisipatif dengan menekankan pada pelatihan penggunaan logika dan penalaran. Untuk memfasilitasi pembelajaran PKn yang efektif dikembangkan bahan belajar interaktif yang dikemas dalam berbagai bentuk paket seperti bahan belajar tercetak, terekam, tersiar, elektronik, dan bahan belajar yang digali dari lingkungan masyarakat sebagai pengalaman langsung. Di samping itu upaya peningkatan kualifikasi dan mutu dosen/guru PKn perlu dilakukan secara sistematis agar terjadinya kesinambungan antara pendidikan dosen/guru melalui pelatihan dalam jabatan, serta pembinaan kemampuan profesional dosen/guru secara berkelanjutan dalam mengelola proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang
4.
Kelas PKn sebagai laboratorium demokrasi.
Melalui PKn, pemahaman, sikap, dan perilaku
demokratis dikembangkan bukan semata-mata
melalui ”mengajar demokrasi” (teaching
democraty), tetapi melalui model pembelajaran
yang secara langsung menerapkan cara hidup
berdemokrasi (doing democray). Penilaian bukan
semata-mata dimaksudkan sebagai alat kendali
mutu tetapi juga sebagai alat untuk memberikan
bantuan belajar bagi siswa sehingga dapat lebih
berhasil di masa depan. Evaluasi dilakukan secara
B. KELAS CIVICS SEBAGAI LABORATORIUM
DEMOKRASI
Dalam konteks pendidikan formal, pendidikan
seyogyanya dikembangkan sebagai pranata atau
tatanan sosial-pedagogis yang kondusif atau memberi
suasana bagi tumbuh-kembangnya berbagai kualitas
pribadi peserta didik. Oleh karena itu sekolah sebagai
bagian integral dari masyarakat perlu dikembangkan
sebagai pusat pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sepanjang hayat yang mampu memberi
keteladanan, membangun kamauan, dan
PARADIGMA PENDIDIKAN DEMOKRASI YANG PERLU DIKEMBANGKAN
DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH ADALAH PENDIDIKAN DEMOKRASI YANG BERSIFAT MULTIDIMENSIONAL ATAU BERSIFAT JAMAK.
Sifat multidimensional itu antara lain terletak pada :
1. Pandangan yang pluralistik-uniter (bermacam-macam tetapi
menyatu dalam pengertian Bhinneka Tunggal Ika)
2. Sikapnya dalam menempatkan individu, negara, dan masyarakat
global secara harmonis.
3. Tujuannya diarahkan kepada semua dimensi kecerdasan (spiritual,
rasional, emosianal, dan sosial.
4. Konteks (setting) yang menghasilkan pengalaman belajar yang
Apabila ditampilkan dalam wujud program
pendidikan paradigma baru, salah satunya
menuntut tersedianya sumber belajar yang
dapat memfasilitasi siswa untuk memahami
penerapan demokrasi di negara lain
sehingga mereka memiliki wawasan yang
luas tentang ragam ide dan sistem
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan,
melatih,
menilai,
dan
MASALAH-MASALAH
KONTEMPORER
KEWARGANEGARAAN
PURWANI PUJI UTAMI, M.Pd
ARTI MASALAH?
KESENJANGAN
ARTI KONTEMPORER?
SAAT INI
MASALAH KONTEMPORER
• Lapangan pekerjaan semakin sedikit.
• Tingginya jumlah
penggangguran massal.
• Rendahnya tingkat pendidikan;
• Minimnya perlindungan hukum.
• Upah kurang layak.
• External factor (sepeti krisis global yang
menurut beberapa ahli krisis ini masih terus terjadi hingga 2010).
• Tidak memiliki
MASALAH KONTEMPORER
program KB,memiliki skill atau kemampuan
berwirausaha agar kita bisa menbantu pemerintah untuk membuka lapangan pekerjaan bagi orang yang membutuhkan.
Permasalahan yang terjadi pada sektor ini dikarenakan
Indonesia :
• kekurangan tenaga ahli,
• kesukaran-kesukaran sosial (seperti pertumbuhan
penduduk, kebutuhan akan berbagai jenis industri),
• lapangan kerja yang terbatas serta penghasilan yang tidak mencukupi. Beberapa hal tersebutlah yang
menimbulkan masalah dalam pertumbuhan ekonomi di
Indonesia karena tingkat kebutuhan dan hasil yang di inginkan itu tidak seimbang. Dengan kurangnya SDM di Indonesia menjadikan warga di Indonesia belum mampu bersaing atau sejajar dengan warga negara yang lain
MASALAH KONTEMPORER
2. Masalah
Lingkungan Hidup
a. Mengenai masalah
lingkungan hidup erat kaitannya dengan
masalah teknologi yang kian berkembang pesat, pencemaran lingkungan yang semakin meningkat dikarenakan penggunaan teknologi yang
berlebihan.
b. Dalam kasus ini
Pemerintah dinilai tak menjalankan amanat seperti yang ada dalam UU Nomor 32/2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
• Berdasarkan data Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), ada 141 kasus pencemaran lingkungan
sepanjang 2011.
• Meningkat
hampir dua kali lipat
dibandingkan tahun 2010, dari sekitar 75 kasus. naik 11 persen,
MASALAH KONTEMPORER
Masalah Kemiskinan
Indonesia bisa dikatakan negara yang kaya. Dengan hutan yang dimiliki dan hasil-hasil bumi yang lain. Namun pada kenyataannya Indonesia termasuk negara miskin di dunia yang mendapat peringkat 68 dilihat dari jumlah GDP dimana GDP per capita $3,900.
• Untuk
mengatasi masalah ini pemerintah harus
menyediakan lapangan
pekerjaan yang memadai bagi mereka dan memberikan
pendidikan yang murah agar
MASALAH KONTEMPORER
Masalah Demokratisasi dan Lemahnya Penegakan
Hukum
Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem hukum Eropa kontinental atau negara civil law dan negara yang sistem pemerintahanya adalah demokrasi pancasila. Namun pada kenyataanya sistem demokrasi yang ada di Indonesia menjadi salah satu masalah kotemporer di Indonesia karena sistem yang diterapkan tidak sesuai yang ada dalam konsep demokrasi yaitu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat namun sistem yang terjadi sekarang adalah orang yang berkuasa atau yang mempunyai kedudukanlah yang mendapatkan keuntungan dan sistem negara Indonesia saat ini pengusahalah yang berkuasa.
contohnya saja kasus para koruptor
mereka yang sudah
menghambur-hamburkan uang negara atau raktat tidak ditindak secara tegas bahkan
mereka masih bisa menghirup udara di luar tahanan
sedangkan apabila ada seorang miskin yang mencuri kakao saja bisa dihukum bertahun-tahun. Masalah ini bisa
ditangulangi dengan sikap pemerintah yang seharusnya tegas dan
memberikan
MASALAH KONTEMPORER
Masalah Demokratisasi dan Lemahnya Penegakan
Hukum
Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem hukum Eropa kontinental atau negara civil law dan negara yang sistem pemerintahanya adalah demokrasi pancasila. Namun pada kenyataanya sistem demokrasi yang ada di Indonesia menjadi salah satu masalah kotemporer di Indonesia karena sistem yang diterapkan tidak sesuai yang ada dalam konsep demokrasi yaitu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat namun sistem yang terjadi sekarang adalah orang yang berkuasa atau yang mempunyai kedudukanlah yang mendapatkan keuntungan dan sistem negara Indonesia saat ini pengusahalah yang berkuasa.
contohnya saja kasus para koruptor
mereka yang sudah
menghambur-hamburkan uang negara atau raktat tidak ditindak secara tegas bahkan
mereka masih bisa menghirup udara di luar tahanan
sedangkan apabila ada seorang miskin yang mencuri kakao saja bisa dihukum bertahun-tahun. Masalah ini bisa
ditangulangi dengan sikap pemerintah yang seharusnya tegas dan
memberikan
MASALAH KONTEMPORER
3. Masalah demokrasi dan
lemahnya penegakan hukum
Di Indonesia, praktek demokrasi hilang secara tidak terbatas, contohnya adalah adanya kolusi di pemerintah.
Indikasinya adalah negara dan pemerintahan dikuasai oleh pengusaha atau pemilik modal.
Sedangkan masalah hukum di Indonesia tak kalah kacau, hukum seolah-olah hanya berlaku bagi kaum kecil (rakyat), sedangkan untuk para kaum atas, hukum bisa dibeli dengan uang atau
dipermainkan.
• Kasus Nenek Minah Pada 19 November 2009, nenek Minah (55) dihukum oleh PN Purwokerto
selama 1 bulan 15 hari penjara dengan masa percobaan 3 bulan. Dia
dinyatakan bersalah karena memetik 3 buah kakao di
perkebunan milik PT Rumpun Sari Antan (RSA), Ajibarang, Banyumas.
• Kasus Susu Formula Berbakteri
• Kasus Prita Mulyasari
Pada 29 Desember 2009 silam, Majelis hakim PN
Tangerang memutus bebas Prita Mulyasari dari tuntutan jaksa 6 bulan penjara. Alasan utama membebaskan Prita
karena unsur dakwaan pencemaran nama baik tidak terbukti.
Namun, MA mengabulkan kasasi jaksa dan menyatakan Prita Mulyasari bersalah dalam kasus pencemaran nama
baik RS Omni Alam Sutera, Tangerang. Prita divonis 6 bulan, tapi dengan masa percobaan selama 1 tahun.
Kasus ini lalu dimintakan upaya hukum luar biasa Peninjauan Kembali (PK).
• Kasus Kriminalisasi Pemulung
PN Jakpus pada 3 Mei 2010 memvonis bebas Chairul Saleh seorang pemulung yang dituduh memiliki ganja
seberat 1,6 gram. Pria 38 tahun ini dipaksa mengakui memiliki ganja oleh sejumlah oknum polisi ini. Setelah dilakukan penyelidikan ternyata adanya rekayasa yang
dilakukan oleh oknum polisi tersebut.
BEBERAPA AKIBAT INKONSISTENSI HUKUM DI INDONESIA:
1. Ketidakpercayaan Masyarakat pada Hukum; Masyarakat meyakini bahwa hukum lebih banyak merugikan mereka, dan sedapat mungkindihindari.
2. Penyelesaian Konflik dengan Kekerasan
Penyelesaian konflik dengan kekerasan terjadi secara sporadis di beberapa tempat di Indonesia. Pembakaran dan penganiayaan pencuri sepeda motor, perampok, penodong yang dilakukan massa
3. Pemanfaatan Inkonsistensi Penegakan Hukum untuk Kepentingan Pribadi
Dalam beberapa kasus yang berhasil ditemukan oleh media cetak, terbukti adanya kasus korupsi dan kolusi yang melibatkan baik polisi, kejaksaan, maupun hakim dalam suatu perkara. Kasus ini biasanya melibatkan pengacara yang menjadi perantara antara
terdakwa dan aparat penegak hukum.
4. Penggunaan Tekanan Asing dalam Proses Peradilan
Beberapa perusahaan asing yang terkena kasus pencemaran lingkungan, gugatan tanah oleh masyarakat adat setempat, serta sengketa perburuhan, kadang menggunakan
negara induknya untuk melakukan pendekatan dan tekanan terhadap pemerintah
Indonesia Tekanan tersebut dapat berupa ancaman embargo, penggagalan penanaman modal, penghentian dukungan politik, dan sebagainya.
5. Masalah Disintegrasi
Berbagai konflik dan gerakan-gerakan yang hendak melepaskan diri dari NKRI adalah salah satu indikasi adanya disintegrasi yang terjadi di kalangan masyarakat kita.
1. Partisipasi yang efektif
2. Persamaan dalam memberikan suara 3. Pemahaman yang jernih
4. Melaksanakan pengewasan terhadap agenda
5. Percakupan orang dewasa (Program Penguatan Simpul
Demokrasi, 2006:22)
Dengan peran warga negara dalam partisipasi secara konkret yakni mengontrol, mengkritik dan turut andil dalam
pendidikan serta pengembangan politik dan pemerintahan, maka demokrasi yang sesungguhnya akan dapat terwujud di negara kita ini. Warga negara haruslah mempunyai
pengetahuan politik dan pemerintahan yang cukup, serta memiliki kemampuan sebagai warga negara (tahu hak dan kewajiban yang selanjutnya diimplementasikan dalam
kegiatan politik dan pemerintahan. Dengan begitu manajemn politik dan pemerintahan pun berangsur-angsur akan
membaik demi terciptanya demokrasi dan tata perintahan yang baik.
PURWANI PUJI UTAMI, M.PD
ANALISA KASUS
IKN
MASALAH INDONESIA
Untuk Indonesia, saat ini negara dan
bangsa
dihadapkan
pada
tiga
permasalahan pokok, yaitu
1.
pertama
, tantangan dan pusaran arus
globalisasi;
2.
kedua
, masalah internal, seperti KKN,
“destabilisasi”,
separatisme,
teror
dan sebagainya,
LANGKAH STRATEGIS
1. pertama, reformasi sistem yang
menyangkut perumusan kembali falsafah, kerangka dasar dan perangkat legal sistem politik;
2. kedua, reformasi kelembagaan yang
menyangkut pengembangan dan pemberdayaan lembaga-lembaga politik,
3. ketiga, pengembangan kultur atau
KEWIRAAN AMERIKA SERIKAT
1.
Bagaimana menjadi warga yang
produktif
dan
sadar
akan
haknya sebagai warga Amerika
dan warga dunia;
2.
Nilai-nilai dan prinsip demokrasi
konstitusional;
3.
Kemampuan
mengambil
keputusan
selaku
warga
masyarakat
demokratis
dan
KEWIRAAN AUSTRALIA
1.
Prinsip, proses dan nilai
demokrasi;
2.
Proses pemerintahan;
3.