REVIEW TEORI GERAKAN
SOSIAL
Pengantar
• Studi gerakan sosial menjadi menarik karena banyaknya fenomena yang berkembang semenjak awal abad ke duapuluh, terutama lahirnya sejumlah gerakan perlawanan, khususnya gerakan mahasiswa tahun 60an di banyak negara di semua belahan penjuru dunia.
• Banyak ilmuan yang mengkaji gerakan sosial, secara umum ada empat perspektif yang mengisi perdebatan mengenai gerakan sosial.
1) Perspektif “perilaku kolektif” (collective behaviour);
2) Perspektif “teori mobilisasi sumber” (resource mobilisation theory);
3) Perspektif “proses politik” (political process);
Ralph Turner dan Lewis Killian
(1987:223)
John McCarthy dan Mayer Zald
(1977:1217-1218)
• John McCarthy dan Mayer Zald (1977:1217-1218) menggunakan pendekatan perilaku kolektif dengan memberikan perhatian yang jauh lebih besar kepada pentingnya faktor peran organisasi dalam gerakan sosial, yang mereka sebut resource mobilisation theory.
• Perhatian terbesar mereka adalah pada kondisi-kondisi di mana keyakinan-keyakinan ditransformasikan kepada tindakan konkrit. Dari perspektif ini yang dibutuhkan adanya pemimpin yang memiliki pengalaman politik, serta organisasi yang kuat, dan jika perlu professional.
• Jadi, eksistensi dari interaksi-interaksi yang terjadi dalam gerakan sosial terefleksikan dalam gagasan yang mereka sebut “social movement sectors”.
• Dalam pandangan ini organisasi-organisasi gerakan sosial bukanlah aktor-aktor yang terisolasi, bahkan, mereka cenderung untuk berinteraksi dengan organisasi-organisasi lainnya, meskipun mereka mungkin tidak dapat membangun suatu bentuk koordinasi kerja jangka pendek yang bersifat reguler. • Selain itu juga, konstituensi gerakan sosial
Charles Tilly
• Analisis Tilly didasarkan pada perspektif historis, memperiodisasi tahapan-tahapan dari perdebatan dan pertarungan yang berlangsung secara intens
dalam lingkup sejarah kontemporer dan memetakan perubahan-perubahan dalam “panggung pertunjukan” dari aksi kolektif.
• Perspektif teoritis Tilly ini bisa dilihat dalam definisinya mengenai gerakan sosial sebagai sebuah,
[…] sustained series of interactions between power holders and persons successfully claiming to speak on behalf of a constituency lacking formal representation, in the course of which those persons make publicly visible demands for changes in the distribution or exercise of power, and back those demands with public demonstrations of support (Tilly, 2000:306).
• Secara umum Tilly berpandangan bahwa gerakan sosial adalah sesuatu yang terorganisir (organised), berkelanjutan (sustained), menolak self-conscious
• Selain itu, Tilly (2004:7) juga menekankan mengenai pentingnya melihat gerakan sosial dalam konteks rentang sejarah, atau dengan kata lain buat Tilly gerakan sosial memiliki latar belakang sejarah, dan ini yang membedakan dengan tegas gerakan sosial dengan sejarah bentuk-bentuk aktivitas politik lainnya seperti kampanye pemilihan umum, perayaan hari pahlawan, peragaan kekuatan militer, maupun perkabungan nasional.
Alain Touraine (1981:77-81)
• gerakan sosial baru” atau yang kerap dikenal dengan “new social movement” berusaha melihat hubungan antara gerakan-gerakan sosial dengan perubahan struktural dan kultural dalam skala besar.
• Menurut Touraine, gerakan sosial merupakan “perilaku/tindakan kolektif yang terorganisir dari aktor berbasiskan kelas yang berjuang melawan kelas yang menjadi lawan (musuh) untuk mengambil kontrol sosial secara historis dalam sebuah komunitas yang konkret”.
• Dalam argumentasi Touraine, gerakan sosial merupakan, “The action, both culturally oriented and socially conflictual, of a social class defined by its position of domination or dependency in the mode of appropriation of historicity, of the cultural models of investment, knowledge and morality, toward which the social movement itself is oriented (Touraine, 1988:68).”
• Gerakan sosial baru muncul dalam konteks adanya
core konflik baru dalam masyarakat post-industri kontemporer.
Alberto Melucci (1989:29)
• Agak berbeda dengan Touraine, Alberto Melucci (1989:29) dalam beberapa hal setuju bahwa konflik yang sekarang ini ada harus dilihat dalam konteks ruang kultural dan simbolik.
• Ia menyatakan bahwa gerakan sosial merupakan,
• Bagi Melucci, gerakan-gerakan sosial tidak dapat disamakan begitu saja dengan konflik-konflik politik yang “kasat mata”, karena dalam faktanya aksi publik hanyalah salah satu bagian dari pengalaman gerakan-gerakan sosial.
• Sekalipun tidak terlibat dalam kampanye-kampanye dan mobilisasi, gerakan sosial mungkin akan tetap aktif berproduksi di wilayah kebudayaan.
• Sejumlah gerakan yang berorientasi kultural, mungkin bisa melakukan mobilisasi pada hal-hal tertentu dalam arena politik.
• Aktivitasnya secara luas dibangun dalam “wilayah
gerakan”, yakni “jaringan kerja kelompok-kelompok dan individu-individu yang memiliki kesamaan dalam konfliktual secara kultural dan identitas kolektif”.
• Jadi, bisa dibuat kesimpulan umum bahwa dari
Ernesto Laclau dan Chantal Mouffe
• Menurut Laclau dan Mouffe suatu gerakan sosial haruslah mampu membangun sebuah revolusi demokratik yang bersifat populis, yang dapat mengakomodasi tuntutan berbagai macam kelompok-kelompok,
• Laclau dan Mouffe (2001:155) menguraikan sejumlah revolusi demokratik dalam masyarakat Barat yang berlangsung semenjak Revolusi Prancis. • Revolusi Prancis dipandang sebagai momen kunci
dari berbagai revolusi demokratik, di mana Revolusi Prancis merupakan afirmasi dari kekuatan rakyat (the people) dan sekaligus memperkenalkan sesuatu yang orisinil dan baru pada tingkat imajinas sosial. • Patahan yang dibuat Revolusi Prancis dengan ancien
• Revolusi demokratik lainnya adalah perjuangan kaum
buruh di abad sembilan belas yang mengkontsruksi tuntutan mereka yang didasarkan pada perjuangan untuk kebebasan politik.
• Contoh yang diajukan Laclau dan Mouffe adalah gerakan
Chartism di Inggris, yang bisa dilihat pada peran fundamental ide-ide radikalisme Inggris, yang mendapat pengaruh dari Revolusi Prancis.
• Demikian juga dengan gerakan dewan-dewan pabrik di
Italia dan Jerman pada akhir perang dunia pertama, dalam hal pembentukan gerakan, dan dalam menentukan tujuan-tujuan perjuangan mereka.
• Sementara dalam gerakan feminisme,
• Laclau dan Mouffe (2001:167) menawarkan model perjuangan hegemonik dengan agenda demokrasi radikal plural, sebagai agenda baru gerakan sosial untuk membangun sosialisme.
• Istilah radikal dalam konsepsi demokrasi-plural, bisa bermakna: Pertama, demokrasi haruslah pluralis-radikal dalam artian pluralitas dari identitas-identitas yang berbeda tidaklah bersifat transenden dan tidak didasarkan pada dasar positif(is) apa pun.
• Kedua, demokrasi radikal-plural adalah bagaimana pluralisme dalam demokrasi dan perjuangan untuk kebebasan dan persamaan (freedom and equality) yang dihasilkan haruslah diperdalam dan diperluas ke seluruh wilayah kehidupan masyarakat (Mouffe, 2005:18-19).
Piotr Sztompka
• Dengan bertumpu kepada konsep perubahan sosial, Sztompka (2004:325) memandang bahwa gerakan sosial (social movement) sebagai fenomena partisipasi sosial (masyarakat).
Amitai Etzioni
• Sementara itu, masih dalam konteks elaborasi perubahan sosial dan juga bertumpu pada narasi gerakan sosial baru, Amitai Etzioni (1993), menitikberatkan studi gerakan sosial dalam konteks “perspektif komunitas” untuk melakukan perubahan sosial di Amerika.
• Menurutnya, perubahan sosial lebih efektif bila dilakukan melalui jaringan komunitas (communitarian network).
• Komunitas sebagai kendaraan perubahan sosial ini diidentifikasi dalam kehidupan masyarakat Amerika tahun 1990-an dengan sebutan
Communitarian Movement.
• Gerakan ini dilakukan ketika terjadi proses menurunnya tingkat peradaban dalam kehidupan sosial masyarakat Amerika.
Perbandingan GSL dan GSB
Dimensi Gerakan Sosial Lama Gerakan Sosial Baru Isu yang
diangkat Wacana ideologis: Anti kapitalisme, penggulingan pemerintahan secara
revolusioner.
Isu mengenai Politik dan Ekonomi Negara.
Humanis, kultural, non materialistik, isu demoralisasi struktur kehidupan sehari-hari, bentuk-bentuk komunikasi & identitas kolektif
Nilai yang
diangkat Marxisme KlasikDomain Politik atau Negara
(Sosio-Politik)
Universal & Pluralitas
Domain Sosial dan Masyarakat Sipil (Sosio-Kultural)
Struktur
Gerakan Representasi anti kapitalisme dan anti industrialisme, anti ekspansi dan dominasi peradaban Barat terhadap Non Barat, representasi anti modernisme
Plural (anti rasisme, anti nuklir, perlucutan senjata, feminisme, environmentalisme, regionalisme, etnisitas, kebebasan sipil, kebebasan personal dan perdamaian)
termasuk didalamnya menolak inti gagasan pertumbuhan dan pembangunan yakni roda ideologis yang mengguliskan
Tujuan Revolusi dan Perjuangan
Kelas Menata kembali relasi negara, masyarakat dan perekonomian (pasar); menciptakan ruang publik yang bersifat demokratis, otonom, serta terdapat proses negosiasi tentang kebebasan individual dan kolektif, negosiasi identitas dan orientasi mereka. Konteks
Masyarakat Masyarakat industri dan modern Kelas Menengah Kritis Masyarakat
Bangsa/Negara
Postmodern/Post-industrial society Kelas menengah baru yang mapan Masyarakat Transnasional
Bentuk
Contoh
Gerakan Gerakan Pencerahan (Renaisance) di Eropa abad 18
Gerakan Serikat Buruh
Gerakan Swadesi (berdikari), boikot barang-barang asing, industri “asli” lokal oleh
Mahatma Gandhi awal abad 19 utk
mengukuhkan identitas diri dan melawan kolonialisme inggris di India.
Perjuangannya bersifat tanpa kekerasan (ahimsa), desakan kebenaran (satyagraha), pembanggkangan sipil, pemerintahan
idependen, restorasi kampung (pancahayats), penggunaan roda tenun dan khadi (sandang tenun industri rumah) guna mencapai
kemerdekaan (swara), kepercayaan diri dan rekonstruksi masyarakat india.