• Tidak ada hasil yang ditemukan

PB 04 Pengaruh Fungsionalisme Struktural (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PB 04 Pengaruh Fungsionalisme Struktural (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Fungsionalisme

Struktural dan Konflik pada

Studi Perempuan

GENDER DAN PEMBANGUNAN

(KPM 332)

Koordinator Matakuliah Gender dan Pembangunan (KPM-332) Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (KPM) Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) Jalan Kamper Wing-1 Level-5 Kampus IPB DarmagaTelepon 0251-8425252; 0251-8621902 dan Faksimil 0251-8627793

Sub Pokok Bahasan

Studi Perempuan

Fungsionalisme Struktural

Konflik

Feminisme

Feminisme Radikal

Feminisme Liberal

(2)

Studi Perempuan

Kelahiran dan perkembangan SP dipengaruhi

gerakan perempuan

,

ilmu sosial

,

studi

pembangunan

, dan beragam pengalaman

perempuan dalam

konteks ekonomi politik

yang berbeda

 Ketidakseragaman pendekatan teoretis, prioritas isu, tingkatan analisis, dan kaitan antara teori dan praktek

  perdebatan di dunia akademik: SP otonom (terlepas dari disiplin ilmu sosial lainnya) atau teritegrasi tapi dengan perspektif yang kritis

Studi Perempuan bertujuan

a)

Memperoleh pemahaman tentang

perkembangan mekanisme hubungan

asimetris atas dasar jenis kelamin, ras, dan

kelas dalam suatu masyarakat serta

pelestariannya

b)

Mencari strategi yang dapat mengubah situasi

tersebut ke situasi yang mewujudkan

hubungan yang lebih simetris

(Reddock 1985 dikutip oleh Truongh 1989:12)

(3)

FUNGSIONALISME STRUKTURAL

Asumsi:

1.  Masyarakat sebagai sistem

2.  HARMONI dan INTEGRASI dianggap fungsional (diupayakan)

3.  Konflik dianggap disfungsi (dihindarkan)

4.  Cenderung mempertahankan status quo, kalaupun ada perubahan, perlu bertahap (jangan sampai menimbulkan gejolak dan mengganggu stabilitas sosial)

5.  Fokus perubahan sosial: keseimbangan

(kerjasama) via KESALING-TERGANTUNGAN

FEMINISME LIBERAL

KONFLIK

Asumsi:

•  Setiap kelompok masyarakat memiliki

KEPENTINGAN (INTEREST) dan KEKUASAAN (POWER) yang menjadi dasar setiap kali

membentuk hubungan sosial.

•  GAGASAN dan NILAI-NILAI selalu dijadikan senjata untuk mengabsahkan kekuasaan pihak yang

bersaing via KONFLIK

(4)

feminisme

Transformasi sosial

•  emansipasi perempuan dari laki-laki?

•  Melawan struktur/sistem yang “tidak adil” pada perempuan saja?

•  Melawan struktur/sistem yang “tidak adil” bagi perempuan maupun laki-laki?

Feminisme: kesadaran akan posisi perempuan yang rendah dalam masyarakat, dan keinginan untuk memperbaiki atau mengubah keadaan

tersebut

(Basin & Khan 1986)

feminisme gelombang pertama

Abad 19 – awal abad 20 di Inggris, Kanada, Belanda, Australia, US - fokus: de jure (officially mandated) inequalities, gaining women's suffrage (right to vote). Pendahulu (women who "take up their pen in defense of her sex“) Christine de Pizan (abad15), Heinrich C.Agrippa & M.di Forzi (abad16), M.de Gournay, Anne Bradstreet & FP.de la Barre (abad 17)

A Vindication of the Rights of Woman (1792) – social and moral equality of the sexes

M. Wollstonecraft

right to vote (1918 partial, 1928 equal to men),

Representation of the People Act (1918), A Matrimonial Causes Act (1923) Married Women's Property Act (1860, AS), penghapusan

perbudakan

19th Amendment to the US Constitution (1920) granting

(5)

feminisme: gelombang kedua

1960-80s – AS, EropaBarat, Asia – right for women to have access and equal opportunity to the workforce, and ending of legal sex discrimination

Women as “the other” (household, work, sexuality) ; The Feminine Mystique The personal is political (aspects of women’s personal lives is

deeply politicized, and reflective of a sexist structure of power)

-family & workplace (against employment discrimination, gender pay gap)

-the right to enter into contracts and own property

-equal access to education & inclusion in affirmative action -sexuality & reproductive rights (pregnancy, contraceptives, abortion, marital rape laws, custody & divorce law)

-representation in media, gender-neutral language

feminisme: gelombang ketiga

1980-present - response to backlash, women are of "many colors, ethnicities, nationalities, religions and cultural backgrounds”. Diversity and change. There is no all-encompassing single feminist idea

-post-colonial theory, postmodernism; new feminist theory, post-structuralist interpretation of gender& sexuality -anti-racism, women-of-color consciousness -womanism; girl power

-transnationalism; ecofeminism;

-transgender politics, rejection of the gender binary -gender violence; pornography, sexual harassment -glass ceiling

-maternity leaves policy, motherhood (single mother’s welfare & childcare)

(6)

feminisme

Transformasi sosial

•  emansipasi perempuan dari laki-laki?

•  Melawan struktur/sistem yang “tidak adil” pada perempuan saja?

•  Melawan struktur/sistem yang “tidak adil” bagi perempuan maupun laki-laki?

Feminisme: kesadaran akan posisi perempuan yang rendah dalam masyarakat, dan keinginan untuk memperbaiki atau mengubah keadaan

tersebut

(Basin & Khan 1986)

feminisme radikal

Pandangan

1.

Struktur masyarakat dilandaskan pada

hubungan hirarkis berdasarkan jenis kelamin.

“Jenis kelamin seseorang adalah faktor yg paling ber-pengaruh dalam menentukan posisi sosial,

pengalaman hidup, kondisi fisik dan psikologis, serta kepentingan dan nilai-nilainya (Jaggar 1983 dalam Saptari 1997)

(7)

feminisme radikal (2)

3. Dua konsep utama:

patriarki

dan

seksualitas

Patriarki

adalah “Sistem sosial politik tertentu dimana seorang ayah, berkat posisinya dalam

rumahtangganya, bisa mendominasi anggota jaringan keluarga luasnya dan menguasai produksi ekonomi dari kesatuan kekerabatan tersebut (Max Weber dalam Walby 1990, Barrett 1980)

“ Hubungan patriarkal

(adanya dominasi laki-laki tidak hanya pada konteks kekerabatan , tetapi juga

ekonomi, politik, keagamaan, seksualitas (Kate Millet dalam Walby 1990, Barrett 1980, Eisenstein 1979).

feminisme radikal (3)

Ideologi patriarkal mendefinisikan perempuan

sebagai kategori sosial yang fungsi khususnya

untuk memuaskan dorongan seksual laki-laki,

dan untuk melahirkan dan mengasuh

anak-anak mereka

memaksa perempuan menjadi IBU,

menentukan KONDISI KEIBUAN mereka

(8)

feminisme radikal (4)

4. Dominasi laki-laki terutama berlandaskan

pengobyektivikasian seksualitas perempuan

Basis dominasi pada tindakan perkosaan

(Brownmiller dalam Walby 1986),

pornografi

(Dworkin 1981)

, perkawinan heteroseksual

“di mana tenaga kerja dan seksualitas perempuan

dieksploitasi oleh laki-laki dengan dibungkus ideologi romantisme dan cinta kasih”(Firestone 1974)

feminisme radikal (5)

Solusi

1.

Melakukan REVOLUSI dengan

mengambil aksi merubah gaya hidup,

pengalaman dan hubungan mereka

sendiri (perempuan) terhadap kaum

laki-laki.

2.

Perjuangan untuk menghapus

(9)

feminisme radikal (6)

Kritik

1. UNIVERSALITAS kondisi perempuan (terlepas dari konteks waktu dan tempat). Ada

perbedaan di antara perempuan sendiri (atas dasar kelas, ras, sukubangsa, umur, agama) 2. Keterpakuan pada konsep seksualitas (dan

patriarki) tidak memungkinkan melihat faktor lain yang mempengaruhi kehidupan

perempuan seperti perkembangan kapitalisme atau dinamika dalam ekonomi politik dan

pengaruhnya terhadap kerja perempuan 3. Secara analitis tidak menjelaskan mengapa

laki-laki perlu mendominasi perempuan

feminisme liberal

Pandangan

1. Setiap laki-laki ataupun perempuan

mempunyai hak mengembangkan kemampuan

dan rasionalitasnya secara optimal

FREEDOM dan EQUALITY berakar pada

RASIONALITAS

2. Diskriminasi seksual (pembatasan

pengembangan kemampuan) merupakan

pelanggaran hak asasi. Inti diskriminasi adalah

prasangka (

prejudice

) pada laki-laki yang

muncul dari sistem nilai maskulinitas-

(10)

feminisme liberal (2)

3. Perempuan SALAH apabila memilih

bersikap irrasional karena berpegang

teguh pada nilai tradisional dan tidak

mau berpartisipasi dalam

pembangunan

ada korelasi positif antara partisipasi

dalam produksi dengan status

perempuan

feminisme liberal (3)

Solusi

1. Penghapusan diskriminasi dan

ketimpangan sosial atas dasar gender

dengan terutama melalui pendidikan

(formal mapun non formal) dan

pembukaan kesempatan kerja

(11)

feminisme liberal (4)

Kritik

Studi tingkat mikro (meski menambah kekayaan

empiris) tidak dikaitkan dengan proses-proses

makro

tak mampu memberi penjelasan yang

baik tentang hirarki gender dan kelestarian

ideologi yang memungkinkan dominasi laki-laki

Contoh: perkosaan cenderung dijelaskan sebagai gejala individual (penyimpangan kepribadian akibat sosialisasi), tak dipertanyakan mengapa gejala perkosaan dan kekerasan seksual meluas, dan korbannya erempuan dari lapisan kelas, ras, atau umur apapun

feminisme sosialis

Pandangan

1.

Dominasi laki-laki berkait dengan proses

(sistem produksi) kapitalisme

bentuk

patriarki dan pembagian kerja seksual

beraneka ragam; tak bisa dilepaskan dari

modus (hubungan sosial) produksi

masyarakat tsb

(12)

feminisme sosialis (2)

Perbedaan bentuk dominasi antara kelas

menengah dan kelas bawah

kelas menengah terpusat pada kontrol seksual karena masalah harta dan warisan dan kontrol tenaga kerja; pada kelas bawah penjagaan garis keturunan tak prioritas, perempuan bekerja karena upah laki2 tak cukup (beban kerja)

Perbedaan bentuk dominasi berkait tahapan

kapitalisme atau modus produksi

 Pada masa awal kapitalisme tenaga kerja murah dibutuhkan industri teknologi rendah, TK perempuan yang memungkinkan diupah rendah (tenun, tekstil).

  Pada daerah industri berat, TK laki2 murah dibutuhkan, perempuan tak dibayar di rumah (perempuan mensubsidi perkembangan kapitalisme)

feminisme sosialis (3)

Perdebatan internal:

1.

Sejauh mana patriarki dan kapitalisme

merupakan proses terpisah, dan

sejauhmana merupakan bagian dari

satu proses.

(13)

feminisme sosialis (5)

Kritik

1.

Perhatian feminis sosialis terlalu terpaku pada

proses kerja dan eksploitasi tenaga kerja, dan

tidak melihat persoalan pembentukan

seksualitas dan kekerasan seksual yang

kadang tak ada hubungannya dengan

kebutuhan kapitalisme (BUKAN kekerasan

dalam rangka mendapatkan buruh murah)

2.

Apabila kapitalisme dianggap sebagai

pembentuk patriarki, sulit melihat gejala

patriarki sebelum kapitalisme muncul.

rangkuman: pandangan pokok

  ketumpangtindihan dan kekaburan batas antar aliran; sulit

sertamerta menggolongkan.

1.  Adanya pengakuan keanekaragaman perempuan atas dasar kelas, ras, atau nasionalitas yg

mempengaruhi kondisi sosial ekonomi dan politik mereka

2.  Adanya fokus pada diskriminasi seksual di tempat kerja atau di rumahtangga berkaitan dengan konteks ekonomi politik masyarakat tersebut

3.  Adanya pengaitan ideologi patriarki dengan sistem produksi dari masyarakat yang bersangkutan

(14)

rangkuman: pandangan pokok (2)

4. Adanya pengakuan bahwa sumber dominasi

laki-laki bisa terjadi di dalam rumah (tidak

hanya di tempat kerja) sehingga perlu menjadi

sorotan perhatian ilmiah dan aktivis

5. Perlunya fokus pada konstruksi sosial dari

seksualitas dan melihat pengaruhnya terhadap

kehidupan perempuan di berbagai arena

4 dan 5 merupakan warisan dari feminis radikal

rangkuman: pandangan pokok (3)

6. Adanya penolakan terhadap biologisme (yang melihat bahwa perbedaan sosial antara laki-laki dan

perempuan dibentuk oleh perbedaan biologis) yang terdapat dalam pemikiran awam

7. Perlunya dilakukan banyak studi tingkat mikro untuk menembus ketersembunyian perempuan dan

menunjuk-kan bahwa perempuan sebenarnya memberi sumbangan yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan

8. Perlunya mengaitkan penelitian mikro dengan

perubahan-perubahan yang terjadi di tingkat makro

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Naudanlihantuotannon ympäristökuormitus pienenee samansuuntaisilla toimenpiteillä, joilla voidaan parantaa tuotannon taloudellista kannattavuutta..

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar mahasiswa di Prodi Pendidikan Biologi FPMIPA Universitas PGRI Semarang sudah memenuhi kriteria

luas dan asri, namun demikian kenyataan yang ada tidak mampu memberikan ruang bagi anak untuk sekedar bermain, justru mereka harus bermain ditempat yang

Hasil penelitian ini mendukung studi tersebut bahwa rerata status gizi bayi berdasarkan indikator BB/U dan BB/PB ditemukan lebih tinggi pada kelompok kombinasi breast pumping

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Kesesuaian kondisi fisik terhadap usaha ternak sapi perah; 2) Pengelolaan usaha ternak sapi perah; 3) Hambatan dan

Berdasarkan prosesnya inovasi Smart Card yang berada di UPTD Terminal Purabaya-Bungurasih termasuk Sustaining innovation (inovasi terusan) merupakan proses inovasi yang

Kedua, KRP berperan dalam MRP. Untuk pengembangan kompetensi kunci pada agroindustri pangan lokal maka diperlukan pengalokasian sumberdaya menurut.. kebutuhan rantai

Pembentukan pohon keputusan diperoleh dengan melakukan perhitungan Entropy dan Information Gain pada data sampel uji laboratorium klinis.. Data sampel uji laboratorium