Oleh :
Drs. Kuntadi Djajalana., M.Sc.
Pelatih Tinju Amatir
Panduan Praktis :
Perencanaan Latihan
Beban Dan Penyusunan
Ketua Umum Pengurus Provinsi PERTINA
Nusa Tenggara Timur
Salam Olahraga.
Saya menyambut gembira dengan terbitnya Buku Panduan Praktis Latihan Beban Dan Perencanaan Penyusunan Program Latihan Olahraga Tinju khususnya tentang Dominant Biomotor Ability Otot Tubuh Petinju dan Disertai Penyusunan Program Latihannya yang ditulis oleh Sdr. Drs Kuntadi Djajalana., M.Sc. seorang Pelatih Tinju Amatir Nasional, FAAB dan AIBA Senior., yang sangat bermanfaat bagi para Pembina., khususnya Pelatih Tinju Amatir.
Prestasi seorang Petinju ., perlu pembinaan dan tuntunan secara Ilmiah., dengan intensitas maupun durasi latihan yang menjadikan syarat mutlak guna memenuhi Proses Pendidikan dan Pelatihan pada usia anak didik/latih., agar dilaksanakan sesuai dengan Klasifikasi/Kelompok Petinju. Untuk itu., buku Latihan Beban Olahraga Tinju menuju sukses Prestasi., perlu dilaksanakan secara ilmiah.
Di Era Global ini semakin pesat kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Olahraga., serta semakin ketat Persaingan untuk mencapai Prestasi. Marilah kita bekerja Keras dan pro aktif untuk mendapatkan cara Pelatihan yang paling efektif dan efisien., sehingga secara Konsisten dapat meningkatkan Profesionalisme dalam Pelatihan dan Pembinaan Prestasi Olahraga Tinju Amatir di Indonesia khususnya Nusa Tenggara Timur.
Semoga Buku Panduan Praktis Latihan Beban Dan Perencanaan Penyusunan Program Latihan Olahraga Tinju yang ditulis oleh Sdr. Drs Kuntadi Djajalana.M.Sc., dapat membantu upaya Peningkatan Prestasi Olahraga Tinju Amatir., dan diharapkan dapat dijadikan salah satu bahan Kajian., bagi Peng Prov PERTINA Nusa Tenggara Timur., Selamat Berjuang semoga berhasil.
2
Jakarta., 25 Oktober 2014
Sam Haning. S.H., M.H.
Daftar Isi
Kata Sambutan 2
Daftar Isi 3
Dominan Biomotor Ability Otot Tubuh dan Latihannya pada Cabang Olahraga Tinju 1
Oleh :
Drs. Kuntadi Djajalana., M.Sc
Pelatih Tinju Amatir Nasional, FAAB dan AIBA
A. Introduksi
Melatih olahraga Tinju., akan mengambil terlalu banyak aspek dari sendi kehidupan Pelatih, untuk itu pelatih harus dapat memahami segala macam permasalahan., kalau ingin mecapai GOAL yang diharapkan.
Coaching salah satu cara yang lemah lembut dalam membangun KESADARAN dengan KETIDAK SEIMBANGAN yang ada untuk membantu Petinju yang dilatih dan menemukan solusi agar dalam latihan yang ber Periodesasi. Petinju dapat mecapai prestasi maksimal dan mengetahui juga perannya., sehingga segala permasalah dapat dihindari., dan etos manajemen kepelatihan merupakan Coaching tepat bagi petinju Kata Kunci dalam memahami dan menyususn Program Latihan Olahraga Tinju yang efektif menuju Prestasi, bagi para Pelatih., antara lain adalah melalui dominasi otot tubuh dan bentuk latihannya disertai perencanaan dalam melatih otot-otot tubuh Petinju Muscle Used for Boxing agar terciptalah siap Fisik pada setiap
Pertandingan dengan cara :
a. Memahami bagaimana menggunakan otot-otot tubuh., cabang Olahraga Tinju., dengan sasaran Kekuatan maupun Daya Tahan otot.
b. Kemampuan untuk memutuskan melatih otot-otot Tubuh agar tepat guna pelaksanaan tujuan latihan/pertandingan cabang Olahraga Tinju., sesuai dengan
Usia Petinju.
Kekuatan yang menunjang Komponen Kelincahan, kecepatan, Kelentukan dan Power pada Cabang olahraga Tinju ada 3 jenis :
a. Kekuatan Maksimal (Maximal Strength)., b. Kekuatan yang Cepat (Speed Strength) dan c. Daya Tahan Kekuatan (Strength Endurance).
Dominant Biomotor Ability Cabang Olahraga Tinju
a. Kekuatan Otot Bahu.
b. Kekuatan dan Daya Tahan Otot-otot Punggung c. Kekuatan dan Daya Tahan Otot Dada.
d. Kekuatan, Daya Tahan, Agilitas, Kelentukan dan Power Otot Lengan.. e. Kekuatan, Daya Tahan, Agilitas dan Kelentukan Otot Tungkai
(Prof Harsono 1988)
1. Kerja keras.
2. Tidak takut menghadapi kesulitan dan Cedera. 3. Tangguh.,
4. Kerja keras.
5. Tidak takut menghadapi kesulitan dan Cedera. 6. Tangguh.,
Kekuatan adalah :
a. Kelemahan paling menonjol para Atlit Indonesia. b. Kekuatan adalah komponen motorik yang dominan.
c. Banyak pelatih yang tidak mengenal latihan kekuatan dan elemen-elemennya.
Workshop Pelatih PON XVIII KONI Prov. SULSEL 4 Februari 2012
Melalui komponen Kebugaran Jasmani tersebut, Pelatih harus dapat memahami melatih sesuai dengan prinsip-prinsip pelatihan., pada Cabang Olahraga Tinju.
Dengan adanya Global Warning saat ini ., Langkah yang harus kita laksanakan:
Globalisasi menimbulkan pergeseran mendasar dalam aspek Pengembangan Olahraga Tinju, baik ditingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, Nasional maupun Internasional.
Dampak globalisasi merupakan tuntutan terhadap kualitas Sumber Daya Manusia
Olahraga Tinju di lingkup PP PERTINA yang mampu membina OR Tinju secara efektif., efisien dalam menghadapi persaingan yang tajam khususnya dari negara-negara lain.
Mempercepat penataan sistem Kepelatihan, Pembinaan Prestasi dan sangat diperlukan
SDM di lingkup PP PERTINA berkemampuan Memberdayakan., Mengelola Organisasi., Melatih dan Berlatih secara profesional bidang Olahraga Tinju., agar berperan dalam pembangunan Preastasi di Indonesia., Asia Tenggra., Asia dan Dunia.
Para Pelatih dan Petnju wajib melaksanakan Latihan dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keolahragaan (UU No. 3 Tahun 2005., tentang Sistem Keolahragaan Nasional)., antara lain merupakan system olahraga untuk mencapai Prestasi pada competisi menjadi Finalis., dan menjunjung “ Citius, Altius, Fortius” (Tertinggi, Tercepat, Terjauh)., perlu dorongan yang tinggi dalam rangka meningkatkan kinerja para Pelatih, Petinju harus ditumbuhkan dalam diri individu mereka., bukan karena paksaan., cantoh : Petinju Kuba., Khazaktan., Cina., mereka sejak dini dihadapkan dengan Prinsip : the three non afraid yaitu “ “ non afraid of hardship, difficulty and injury, thoughness., kalau diartikan adalah mereka dibiasakan :
1. Kerja keras.
B. Otot-Otot Tubuh yang digunakan pada cabang Olahraga Tinju
6
B. The Muscles Of the Body Otot Tubuh)., yang di gunakan oleh Cabang Olahraga Tinju.
C.
Otot –otot yang digunakan dalam Olahraga Tinju dan Bentuk
Latihannya.
.
8
Quadriceps Femoris
Gastrocnomeus
Otot-otot tungkai yang lebih besar & kuat akan
memberikan kontribusi pukulan yang Powerful,
Lincah dan Kecepatan yang tinggi.
b.Step Up
1.
Ot
ot
-otot Tungkai.
Bentuk Latihan yang diberikan antara
2. Otot - Otot Panggul/Pinggul
Rectus Femoris
Sartorius
Tensor faciae latae
9
Otot Panggul/Pinggul yang Kuat, memiliki Pengendalian dan Pengaturan yang lebih baik terhadap Balance., Power dan Accuracy (Ketepatan) Pukulan-pukulan (Efisientivitas serangan., Pertahanan., Menghindar dari Pukulan-pukulan lawan ataupun
Mengarahkan pukulan Jab, Straight, Upper Cut dan Hook ke lawan tanding )
Otot Panggul dan Otot Tungkai., akan menambah POWER pukulan hingga mencapai POWER Maksimal untuk memukul lawan.
Untuk itu Latihan yang diberikan Pelatih harus tepat, teliti dan penuh ketekunan.
Gluteus Maximus
Iliotibialband
Vastus Lateralis
CATATAN :
CATATAN :
1. Dalam melaksanakan Latihan tanpa Beban harus disertai Kecepatan dengan gerak aksi (tanpa stimulus), atau reaksi aksi, reaksi optik-akustik-taktil (seperti gerak Lompat Gawang-gawang kecil yang rapat (jarak dan tinggi 40 cm),, gerak mumukul, sambil moving, berdiri, gerak dengan berbagai posisi, baik yang diawali dengan stimulus atau tanpa stimulus).
2. Prinsip latihan yang dilakukan Petinju selalu berhubungan dengan Action speed (rangsangan dari dalam) Reaction speed (rangsangan dariluar) Aspek fisik penunjangnya : Daya tahan., Reaksi ., Koordinasi ., Kekuatan ., Power., Keseimbangan dan Kelenturan.
3. Pola gerak cepat yang biasa disebut dengan “agility”., merupakan aspek penunjang yang dapat dilatih sesuai dengan kebutuhan individual Petinju.
4. Pada tahap pra dan kompetisi utama., pelatih memberikan pola gerak yang lebih bersifat pematangan koordinasi dan gerak secara spesifik Olahraga Tinju memberikan jenis latihan speed, agility & Quickness ( SAQ )., dengan Beban atau tanpa Beban.
5. Tahap Kompetisi Utama Latihan yang diberikan speed, agility & Quickness
disertai dengan bentuk latihan yang tanpa beban .
CATATAN :
Otot Perut (Abdominal) akan :
Menggabungkan Komponen Power maupun Ekplosip Power yang di- hasilkan oleh otot-otot tubuh lainnya., disatukan menjadi satu Kesatuan POWER dengan kapasitasnya tinggi untuk meningkatkan kualitas Pukulan Jab., Straight., Upper Cut dan Hook.
Membantu Pernafasan., sehingga Petinju dapat meng konsumsi 02 ke dalam
12
Bentuk Latihan yang diberikan antara lain :
CATATAN.
Petinju tidur terlentang ., kedua kaki rapat dan luruskan keatas sampai di atas Kepala., kedua jari tangan kaitkan di belakang kepala., kemudian se-seorang (petinju lain) berdiri dengan kaki terletak antara kepala disamping kedua kedua telinga Petinju yang tidur telentang., kemudian kedua tangan mendorong dengan keras namun kedua kaki menahan dan kembalikan seperti semula oleh Petenju., laksanakan berkali-kali.
b.Good Morning Exercises
Tangan teman menolak Kedua Kaki.,
Lutut lurus kedepan.,Kedua Kaki
menahan Tolakan.
14
Petinju latihan Beban dengan Machine Fitness., menarik dan meluruskan (siku jangan bengkok) lengan dengan Stang melalui belakang Kepala., adalah melatih otot-otot Punggung.
a.Tarik Beban Lewat Belakang Kepala, sampai di Pundak
Pada saat bertanding/Sparring Petinju akan berusaha memukul se banyak mungkin., untuk itu perlu Daya tahan , Power, Agility , Kekuatan mapun Kecepatan dari Tangan yang ditunjang oleh Kualitas yang sama dari Otot-otot Punggung., Leher., Tungkai dan Dada.,
16
b.Ekstensi Tubuh
Melatih Otot-otot Punggung
c. Snatch
Beban di angkat ke atas kepala kemudian Siku Kanan dan Kiri di
High Pull
merupakan Bentuk Latihan Beban ., Barbell di lantai,, di-tarik oleh kedua tangan melewati dada sampai sejajar dengan bahu disertai kedua siku ke samping., kemudian turunkan kembali melewati dada dan terus kembali ke lantai ., ulangi dan laksanakan berkali-kali., Otot-otot yang dilatih adalah : Punggung., dada dan tangan.
Otot-otot Punggung berfungsi :
a. Menyatukan/mengkoordinir Kualitas Kekuatan yang dicapai dari hasil-hasil Latihan semua Otot tubuh selama Masa Persiapan., khususnya Otot-otot yang mendominasi Olahraga Tinju saat masa Pra Pertandingan dan Pertandingan Utama.
High Pull
b. Membantu saat Masa Recovery dari bermacam-macam Pukulan : Jab, Straight, Upper Cut dan Hook kanan/kiri
18
Deltoid
Infraspinatus
Triceps
Trapezius
5. Otot-otot Bahu
Bentuk Latihan yang diberikan antara
Triceps Stretch
Pull Over Lengan Bengkok
Heel Raise
6. Otot-otot Tungkai
(otot betis,Ujung Kaki,
Soleus)
Gastronomeus
a
.Menyatukan/mengkoordinirKualitas Kekuatan yang dicapai dari hasil-hasil Latihan semua Otot tubuh selama Masa Persiapan., khususnya Otot-otot yang mendomunasi Olahraga Tinju masa Pra Pertandingan dan Pertandingan Utama.
b
.Membantu masa Recovery dari bermacam-macam Pukulan : Jab, Straight, Upper Cut dan Hook kanan/kiri., selain Pertahanan PukulanGastrocnemeu s
20
Gluteus Maximus
Hip Flexor
Biceps Femoris Selous
Musculus Erectus
7. Otot-otot Lengan
21
Bentuk latihan
nya a.l :
21
Tangan Pegang Barbel
Otot Triceps
Otot Biceps
Biceps Brachii
22
Pergelangan tangan di
gerakkan Flexi dan
Extensi., Tangan Pegang
Barbell Menghadap ke
Bawah
Pergelangan tangan di gerakkan
Flexi dan Extensi., Tangan Pegang
Barbel Menghadap ke Atas
Bentuk Latihannya
adalah
Gerakan-gerakan
PRONASI dan
SUPINASI
Lengan Bawah.,
Untuk Jari-jari
tangan
(Metacarpe).,
Bentuk latihannya
dengan meremas
Grip atau Per
Pronasi = Gerakanan Memutar Telapak Tangan kearah Bawah dari siku
(b)
dan Supinasi adalah Gerakan Te;apak Tangan menghadap ke Atas(a).
Otot Lengan berperan untuk menyalurkan POWER yang telah dilatihkan selama Periodesasi Persiapan dan Pra Pertadingan dari Otot-otot Tungkai.
1. Otot Triceps berfungsi untuk melancarkan Pukulan-pukulan Jab dan Straight kanan maupun kiri.
2.Otot Biceps fungsinya melakukan Kecepatan dan Snap untuk pukulan-pukulan Hook dan Upper Cut kanan dan kiri
8. Otot-otot Leher
Supinasi
Otot Dada berfungsi menghubungkan otot-otot Bahu , otot-otot Lengan dan Otot Latisimus Dorsi yaitu Otot yang berada di Punggung (Badan bagian belakang)., bertujuan untuk menggabungkan Kekuatan hasil latihan.
24
9.Otot-Otot Dada
Bentuk-bentuk
latihan a.l :
b.Push Up
Otot leher berfungsi untuk menahan dan menghindar dari segala bentuk pukulan ., untuk itu perlu adanya latihan-latihan :
a. Daya Tahan. b. Kekuatan, c. Kelntukan d. Kecepatan
26
10 .Otot-otot
Pinggang
28
10.Otot-otot Jantung The Muscles Of the Body dengan Program Latihan yangdilaksanakan efektif dan tepat., pengaruhnya sangat positif terhadap kualitas kerja Otot Jantung dalam memompa/sirkulasi darah/02 dan berguna menghadapi
Latihan maupun Pertandingan. Latihan yang menunjang Kemampuan Kualitas Otot Jantung adalah Program Aerobik dan Anaerobik dan pelakunya: Otot-otot yang mendominasi Olahraga Tinju (Prof Harsono 1988).
D. Program Latihan Dominasi Biomotor Otot Tubuh
30
Para Pelatih men Desain, Perencanaan, Daily programme :
1. The Muscles Of the Body yang digunakan pada cabang Olahraga Tinju ( Otot yang digunakan dalam Olahraga Tinju).,seperti contoh items., dan Bentuk Latihan., Sesuaikan dengan Program Latihan Dominasi Biomotor Otot Tubuh
Perhatikan Program Pelaksanaannya :
a. Dosis (Intensitas latihan)., sistimatika., Peralatannya serta Prinsip-prinsip Latihan ., .
Porsi : naikkan., Latihan Teknik Tinju : Harus disesuaikan secara Internasional dengan : AIBA COACHES MANUAL khususnya pada ADVANCE TECHNIQUE edisi 2011 (terbaru)
3. Menyusun program latihan pengembangan SAQ (SPEED, AGILITY, & QUICKNESS) pada TAHAP PERSIAPAN KHUSUS ini.
100%
a. Pre Dominan Energi system pada Olahraga Tinju
b. Dominan Biomotor Ability untuk Olahraga Tinju. (Prof Harsono 1988)
c. Teknik Tinju ., Advance Technique oleh AIBA sudah diarahkan secara Internasional., sehingga kita jangan mengatur sendiri., .sehingga Indonesia Prestgasi selalu tertinggal.
32
MASA KOMPETISI (PERTANDINGAN)
Masa Pra Kompetisi (PERTANDINGAN)
Masa PertandinganUtama = PEAKING Petunjuk tentang Penggunaan Dominasi Biomotor Ability dan Pre
Deminan Energy System tentang Olahraga Tinju setiap Periodesasi sudah di jelaskan di atas,
Dosis Latihannya adalah sebagai berikut :
Pelaksanaan pada saat Harian waktu tidak ada Pertandingan.
Intensitas Latihan makin meningkat dari Periode ke periode., Volume sedikit-demi sedikit menurun., para Pelatih agar mengatur PORSI : Fisik, Teknik, Taktik Strategi, Mental., Intensitas dan Volume Latihan tersebut sesuai dengan PEAKING dari Pertandingan., perhatikan ; Tapering dan Deloading
E. Sistem Energi SAQ (
Speed, Agility, Quickness
) dalam Olahraga TINJU
Fight Gong to gong
ATP-PC + lactid acid
Para Pelatih agar men-Desain Program Sistem
Pelajari materi : PEAKING Dalam Periodesasi Latihan Olahraga Tinju
Alih bahasa dan modifikasi : “Theory And Methodology Of Training by Tudor O Bompa”
Oleh :
KUNTADI DJAJALANA
Pelatih Tinju Amatir Nasional., FAAB., AIBA
ATP – PC
3 menit 1
F. Penutup.
Pelatih memegang peranan yang penting dalam pelaksanaan Pelatihan dan Pencapaian Prestasi, untuk itu pelatih merupakan panutan bagi para Petinju nya.,
Dengan demikian maka Pelatih dituntut untuk :
1.
Meningkatkan Kualitas diri.2.
Disiplin.3.
Jujur.4.
Sportif.,5.
Cerdas,6.
Tanggung JawabSemoga naskah ini bermanfaat bagi para Pelatih untuk meningkatkan prestasi Petinjunya demi keberhasilan PERTINA.
34
4’ 10’ 1,5 mnt 3 mnt \\\
Anaerobic Endurance
= 1 ronde
Magelang 17 Agustus 2014 Drs. Kuntadi Djajalana., M.Sc.
Penyusunan Program Dan Periodesasi Latihan
Oleh :
Drs. Kuntadi Djajalana., M.Sc.
I.
Pengantar
Penyusunan Program Dan Periodesasi Latihan Olahraga bertujuan memberikan Program yang mengarah jangka panjang guna memaksimalkan adaptasi kualitas fisik (fisiologis) sehingga performance Petinju Elit dalam pertandingan, dapat Maksimal.., untuk itu latihan harus direncanakan/diramu dengan tahapan secara berjenjang.
Dalam kontek perencanaan/periodesasi latihan., tantangan paling utama adalah Peak Performance Petinju Elit yang tepat dalam musim Periodesasi latihan untuk mempersiapkan dalam menghadapi suatu pertandingan., Pelatih perlu mendengar masukan kondisi Petinju saat mempersiapkan rencana Penyusunan Program Dan Periodesasi Latihan.., sehingga Atlet mempunyai Motivasi dalam melaksanakan Latihan., dengan memperhatikan Prinsip-Prinsip Latihan.
Teori dan Pengetahuan Latihan (Theoretical and Knowledge of
Training).,
Harus berpegangan pada Prinsip-Prinsip Latihan sebagai berikut :
a. Multilateral.
e. Perbedaan Atlet Laki-laki dan Perempuan. f. Variasi Latihan
Variabel Latihan.
a. Volume adalah Total Kuantitas dalam pelaksanaan Latihan.
b. Intensitas., adalah beban latihan dan hubungannya dengan Volume.
c. Densitas (density) Banyaknya latihan yang dilaksanakan the Elite Boxer is per
Unit kegiatan ( Densitry of Training).
Periodesasi Perencanaan a Mono-cycle
Merancang Program/Periodesasi Latihan.
36
Prestasi
Volume
a. Merancang program latihan perorangan lebih sulit dari pada olahraga beregu.., setiap Atlet harus diberi instruksi yang jelas., secara lisan maupu tertulis tentang apa yang di kerjakan setiap hari.
b. Petinju bertanding tidak di dampingi secara langsung di lapangan oleh Pelatih., Perlu latihan mandiri yang terprogram dan di awasi.
c. Sebelum melakukan isolation training., harus dijelaskan apa maksud dan tujuan latihan tersebut (latihan mandiri = isolation training).
d. Secara psikologis tidak benar tanpa penjelasan., kalau terus dilepas begitu saja.
1. Masa Persiapan;
Bobot latihan untuk memperkembangkan Kondisi Fisik sekitar 70 – 80 % ., untuk latihan Teknik., Keterampilan sekitar 20 – 30 %., angka-angka ini hanya menunjukkan bahwa bobot latihan untuk kondisi fisik dalam masa latihan ini harus lebih berat., dbandingkan dengan bobot berat latihan keterampilan atau Skill., sebab latihan Fisik banyak menuntut tenaga yang sering dirasakan berat., untk itu sebaiknya latihan-latihan harus banyak Variasi. Latihan Fisik disini merupakan komponen Pokok untk membangun skill pada musim berikutnya atau Pertandingan.., dengan demikian Latihan-latihan tersebut harus dilakukan dengan tekun., teratur yang disertai dengan Sistem dan Metode yang benar. Termasuk Masa Persiapan Pisik Umum dan Pisik Khusus Olahraga. Prof Harsono 1988
Tekanan latihan dimusim ini pada aspek Fisik., namun penguasaan keterampilan Teknik yang mendasar tidak boleh diabaikan., contoh langkah-langkah (step) dsb ., dan komponen-komponen tersebut akan berkembang menjadi kesempurnaan teknik dan sangat perlu di kuasai oleh para Atlet menjadi Keterampilan Taktis, Efisien dan Efektip.
Pada Masa Persiapan ini Petinju Elit dalam Kondisi Pisik yang baik., sehingga latihan-latihan berat untuk musim latihan-latihan berikutnya akan Runing Well.
2. Masa Pertandingan
Pada masa Pra Pertandingan diutamakan pada penyempurnaan latihan Teknik dan di lanjutkan pada Latihan Taktik ., dan tektik-teknik bagian yang diberikan oleh Pelatih di gabungkan menjadi gerakan yang lebih sempurna..
a. Latihan Teknik 50 %. b. Latihan Taktik 25 % c. Latihan Fisik 15 % d. Tes Trial 10 %
Prof Harsono 1988
Test Trial Pertandingan-pertandingan Uji Coba Sparring bertujuan :
a. Meng Evaluasi kondisi kesiapan Pisik., Tekni., Taktik Strategi dan Psikologi Petinju Elit guna Feedback perencanaan latihan untuk masa berikutnya.
b. Meng Evaluasi Prestasi setelah berlatih selama Masa berlalu., antara lain dengan melihat Record Book Pelatih dan Petinju Elit nya.
c. Seleksi untuk masuk kedalam tim Inti.
3. Masa Transisi
Setelah Atlet istirahat., tergantung berat/ringan Pertandingan ( ada yang hanya babak Penyisihan., Perdelapan Final Semi Final, Final ., Atlet mulai berlatih., yang mana tentu tidak seberat masa-masa latihan yang telah dilalui., Dalam “relax training” ini foto-foto atau film (Latihan dan Pertandingan)., di Evaluasi., di diskusikan., maupun di analisa., di praktek kan bila ada perubahan-perubahan dengan tujuan untu disempurnakan.
Pada Masa ini dapat melakukan : Berenang., Hiking., Cross Country., naik gunung dan sebagainya., untuk mengatasi rasa jenuh dengan Olahraga yang ditekuni.
Pemuncakan
(Peak Performance) dan
Training Cyclus.
a. Para Pelatih harus selalu berfikir bagaimana agar ada perkembangan Adaptasi Fisiologi dan Psikologi agar tercapai Pemuncakan (Peak Performance)., dan saat latihan-latihan tersebut Pelatih harus memikirkan Super Kompensasi . b. Untuk itu perlu di pikirkan Pelatih adalah Tappering dab Deloading., yang
sangat ada Korelasinya dengan Periodesasi Latihan.
Pemuncakkan
(Peaking)
Periodesasi Latihan adalah bagian yang sangat penting dari suatu Proses Latihan., yang bertujuan untuk meng optimalkan prestasi . sesuai TARGET.
Prestasi maksimal merupakan adaptasi tubuh dan Metode latihan yang berkelanjutan., untuk itu Pelatih harus memahami dengan cermat dan tepat tentang PeriodesasI Latihan.
Landasan selama Masa Persiapan kualitasnya merupakan pembantu Utama dari pencapaian Pemuncakkan (Peaking) ., yang dipengaruhi oleh Volume dan intensitas latihan.
Tapering dan Deloading
Deloading : Pengurangan secara bertahap Volume Latihan., 7 sd 10 hari saat akan menghadapi Pertandingan Utama., sesuai dengan Periodesasi yang telah disiapkan. Tujuannya adalah agar Penampilan /kemampuan Petinju Elit tersebut. dalam pertandingan menacapai maksimal., untuk cabang Olahraga dengan Variabel Power., Speed., Agility dan Qiuckness.
Fisik Umum Fisik Khusus Pra Pertandingan Pertding Utama
Masa Persiapan
Masa Pertandingan
Transisi
Derajat Latihan
Pertandingan Utama Pemuncakan Peaking
Tapering : Pengurangan secara bertahap Volume Latihan., 7 sd 10 hari saat akan menghadapi Pertandingan Utama., sesuai dengan Periodesasi yang telah disiapkan. Tujuannya adalah agar Penampilan /kemampuan Petinju Elit Petinju Elit dalam
Menejemen Program/Periodesasi harus terencana dan terorganisir secara individu untuk Atle Petinju Elit Petinju sesuai dengan tingkat keterampilan dan tingkat kualitas persiapannya.
Ketika mengembangkan rencana pelatihan, pelatih harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Sasaran dan tujuan.
2. Keterampilan Atlet dalam tingkatan Persiapan. 3. Jadwal Latihan dan Kompetisi Utama.
Salah satu metode pengembangan rencana pelatihan 1 tahun untuk Grup Eropa., Satu tahun menjadi dua siklus @ enam bulan. Pada akhir setiap siklus, pelatih memilih satu Pertandingan menjadi target., maka Petinju akan fokus pada
pelatihan tersebut.
Setiap siklus terdiri dari empat (4) periode,
Persiapan Umum, Persiapan khusus, Pertandingan
dan
Periode
Transisi.
Dalam setiap periode, Petinju Elit berlatih dengan tujuan pelatihan yang berbeda dengan
tujuan untuk mempersiapkan " Target Pertandingan (Kompetisi) " pada akhir setiap siklus. dibawah ini Monocycle tahunan ., dalam 1 tahun ada 2 Cycle.
Ketika mengembangkan rencana pelatihan 1 tahun:
• Harus menyadari kapan dan di mana kompetisi control (try out), utama dan sasaran.
• Pengembangkan Perencanaan (program) Latihan mulai hari pertama dari belakang ke depan, dari akhir kalender kompetisi target.
• Berpartisipasi dalam turnamen kecil atau menengah sebelum dan antara kompetisi utama ., untuk mengontrol dan memonitor (mengevaluasi) tingkat persiapan kemajuanPetinju.
• Pilih turnamen (try out) sesuai dengan tingkat persiapan Petinju . Turnamen keras
penurunan Intensitas,, campuran latihan yang berbeda untuk menjaga kepentingan Petinju dan motivasi tingkat tinggi.
General Preparation Period
(Periode Persiapan Umum)
.
Fokus pelatihan pada Periode Persiapan Umum adalah pengembangan kemampuan fisik dasar seperti :
a. Daya tahan, Utama. Hal penting adalah bahwa latihan pada periode ini tidak akan terbatas pada kemampuan fisik bahkan fokus Periode Persiapan Umum adalah pengembangan kemampuan fisik Umum dan Pelatih harus menggabungkan unsur pelatihan khusus
serta unsur-unsur Teknis dan Taktis.
Pelatih harus ingat bahwa Jadwal latihan Daya Tahanan, kekuatan, kecepatan, koordinasi dan lain-lain yang Spesifik.
Periode persiapan umum bisa bertahan sekitar 10 sampai 15 minggu, namun di sesuaikan berdasarkan tahunan kalender kompetisi/pertamdimgan dan kemajuan tingkat keterampilan Petinju dan kinerja nya.
Pelaksanaan Program/Periodesasi Latihan pada periode ini direncanakan dengan berbagai latihan sekitar dua jam setiap sesi dan dua sesi sehari. Ketika mengembangkan rencana pelatihan untuk periode ini, pelatih harus menyadari bahwa intensitas periode ini rendah, sementara volume pelatihan harus tinggi.
Bentuk Latihan
Waktu
Beban Latihan
Keterangan
1. Pemanasan
Stretching., Gerak Persendian ( Bend., Turn.,
Rotation., Jump) 25 menit Moderate
Senam atau jogging serentak
2. Latihan Inti
• 100 meter sprint (6 kali) • 200 meter sprint (6 kali) • Latihan dengan bola tenis
Pasangan lempar bola tenis/basket., Dribbling dsb gerakan-gerakan yang sejenis.
50 menit Moderat dan Tinggi
* Metode
• Relaxing Latihan 20 menit
Periode Persiapan Khusus.
(Persiapan untuk menuju Periode Pra
Kompetisi).
Periode persiapan khusus, dikenal sebagai periode pra-kompetisi., periode dimana Petinju harus memiliki persiapan langsung untuk kompetisi utama merupakan sasaran. dan fokus utama.
Latihan yang di kemembangkan adalah kemampuan Fisik Spesifik (khusus) seperti :
c. kecepatan, d. koordinasi dan e. fleksibilitas
dengan gerakan, teknik dan Strategi / taktik Olahraga untuk menghadapi pertandingan,
Periode Persiapan Khusus bisa dilaksanakan sekitar 5 sampai 7 minggu. Kalau Pelatih mempersiapkan Periode -periode yang telah berlalu dengan baik.
Durasi ini di lakasanakan berdasarkan kalender (Jadwal) Pertandingan tahunan dan tingkat persiapan Atlet untuk pertandingan.
Dalam setiap program pelatihan pada periode ini dapat direncanakan dengan berbagai
latihan Spesifik Olahraga dalam 1 sampai 1,5 jam dengan intensitas tinggi atau maksimum.
44
Bentuk Latihan Waktu Beban Latihan Keterangan
1. Pemanasan
• Teknik., atau Taktik dan Strategi Olahraraga Tinju yang bersangkutan (Ganti-ganti Irama)
Disesuaikan Sangat tinggi Moderate
Low Metode latihan interval
3. Cool Down
• latihan otot perut dan sebagainya
• Langsung Skipping Rope
15 menit 10 menit
Competition Period (Periode Kompetisi
Pertandingan)
Periode kompetisi, adalah periode yang dilaksanakan sekitar 2 sampai 3 minggu sebelum masa Pertandingan (Kompetisi) utama., Sasaran antara dan sampai hari akhir kompetisi. Selama periode ini, masing-masing sesi pelatihan diprogram untuk bertahan 1 hingga 1,5 jam (disesuaikan dengan pengalaman Pelatih yang telah menghasilkan) dengan intensitas tinggi tetapi rendah volume nya., untuk mengurangi kelelahan sebelum Petinju menghadapi kompetisi.
Dalam periode kompetisi, pelatih kerja sama dengan Petinju untuk meninjau dan meningkatkan boxing specific khususnya kemampuan fisik, teknik dan taktik. Petinju akan berlatih dengan beberapa taktis gerakan dan sesi perbaikan psikologis untuk memiliki persiapan akhir untuk target kompetisi.
Speed, Agility & Quickness.
1. Quickness adalah : kecepatan gerak aksi (tanpa stimulus), atau reaksi aksi, reaksi optik-akustik-taktik (seperti langkah kaki side step, gerak mumukul, duduk berdiri, gerak dengan berbagai posisi, baik yang diawali dengan stimulus atau tanpa stimulus example saya ).
2. Prinsip latihan SAQ (Speed, Agility & Quickness) selalu berhubungan dengan Action speed (rangsangan dari dalam) Reaction speed (rangsangandariluar). 3. Aspek-aspek fisik penunjang SAQ : Daya tahan., Reaksi., Koordinasi., Kekuatan .,
Power., Keseimbangan., Kelenturan., yang pelatih bisa kembangkan.
4. Pola gerak cepat yang biasa disebut dengan “agility , dan quickness” dapat dilatih sesuai dengan kebutuhan individu Atlet dan disesuaikan dengan Periodesasi nya.
5. Pada tahap pra dan kompetisi utama., pelatih memberikan pola gerak yang lebih bersifat pematangan koordinasi dan kecepatan gerak secara spesifik dengan memberikan jenis latihan SAQ.
Lama Latihan Meningkatkan Komponen Fisik pada Microcycle sesuai dengan Periodesasi
No
Komponen Fisik
Microcycle/Minggu ke
Waktu
1.
Kelentukan
( Flexibelity)
1-2-3-4-5-6
6 minggu
2. Daya Tahan Erobik (Aerobic
Endurance)
1-2-3-4-5-6 6 minggu
5. Stamina 7-8-9-10-11-12-13-14-15-16 9 minggu
6. Kecepatan (Speed) 7-8-9-10-11-12-13-14-15-16 9 minggu
7. Power 7-8-9-10-11-12 5 minggu
8. Daya Tahan Otot (Muscle
Endurance)
13-14-15-16 4 minggu
Pada Tahap Pertandingan ini., di latih :
Taktik dan Strategi Penyerangan dan Pertahanan.
Uji Coba berapa kali dalam tahap ini (Harus sudah direncanakan oleh Pelatih).
Mempertahankan Kondisi Fisik.
Untuk Tahap Pertan dingan Utama .,
Potensi Fisik., Teknik., Takti/Strategi., Mental sudah maksimal., Taktik Strategi diberikan selana tahap ini., Ready Combat.
Tip Bagi Para Pelatih.
1. Jadikan para Petinju ber Inisiatip, Enerjik, Kreatip, bercita-cita “ WILL TO WIN “ setiap pertandingan dan Sangat Efisien.
2. Tingkatkan Kapasitas 02 = V02 max. sampai target, sehingga Pemain Sepakbola mem Produksi tenaga yang sangat besar untuk bertanding.
3. Tingkatan Kekuatan ., Dayatahan Otot Kaki (Tungkai)., Perut dan Punggung., akan menguatkan Jaringan otot., termasuk Otot Punggung dan Perut., agar otot para Petinju dapat menjelesaikan Pertandingan/Latihan tanpa mengalami Kelelahan dan juga cedera.
4. Peningkatan Dayatahan Otot para Petinju ., melalui Program Predominat Energy System dan Predominant Biomotor Ability Untuk
Olahraga Tinju., laksanakan sesuai dengan Tahapan atau Periodesasi.
5. Predominat Energy System olahraga Tinju., Program Latihan Olahraga Olahraga Tinju Penggunaan Tenaga AnAerobic lebih besar Aerobic.
6. Maksimalkan “Power” ( dengan cara meningkatkan kemampuan otot untuk menghasilkan tenaga yang lebih besar dan lebih cepat dari
biasanya.) Otot-otot pada Tangan/Tungkai., dengan Program “ PLYOMETRIC “ agar tangan/tungkai dapat bergerak dan memukul Cepat., Lincah .
tahan lebih lama.
Leg Press
Sit Up
Program Plyometrik Untuk
Power Otot-otot Kaki (Tungkai)
Predominant Energy Syatem cabang olahraga Tinju., untuk itu dalam segala bentuk latihan Fisik tinju agar disesuaikan pada saat Bertanding.
Prestasi Puncak para Petinju dapat dicapai dengan :
1. Penerapan IpTek Olahraga., sangat penting dalam menyusun Periodesasi Latihan berdasarkan Hasil Tes Fungsional.
2. Penyusunan Periodesasi Latihan di diskusikan antara Pelatih., Tim Sport Medicine dan para Petinju.
3. Perlu Pemahaman Pentingnya Takaran/Dosis Latihan untuk meningkatkan Prestasi Petinju.
Transition Period
( Periode Transisi )
Setelah Petinju melaksanakan Pertandingan di Kompetisi Utama yang menjadi Target (sasaran)., setelah itu Pelatih harus memberikan Masa Transisi atau Masa Istirahat., Masa Transisi harus disesuaikan dengan Kalender Kompetisi (Pertandingan) tahunan berikutnya berupa Program dan Jadwal Latihan., Waktu yang di gunakan bisa dua sampai empat minggu., Periode ini dibagi menjadi menjadi dua Pase :
1. Pase istirahat-aktif dan
48
ATP/CP
Sistem (Adenosine Triphosphate/ Phosphocreatine)
LA
Sistem Asam Laktat OSistem Oksigen2
2. Pase Persiapan.
Selama fase istirahat-aktif., Petinju di fokuskan pada pemulihan kelelahan secara fisiologis dan psikologis dengan santai.,
Lakukan olahraga atau permainan lain., Petinju memanfaatkan periode ini untuk merawat atau mengobati untuk setiap luka ataupun cedara lain.
Pada tahap persiapan, Petinju akan mulai mempersiapkan fisiologis dan psikologis untuk melaksanakan siklus pelatihan berikutnya, dengan Intensitas Latihan yang Rendah dan berupa latihan Daya Tahan Umum dan Latihan Kekuatan.
Bentuk Latihan Waktu Beban Latihan Keterangan
1. Warm Up
Stretching (Peregangan) 15 menit Moderate
Pemanasan dengan
50 menit Moderate 5 x permainan
3. Cooling Down
Peregangan 10 menit Moderate
III.
Psychological Preparation
Persiapan Psikologis.
Persiapan psikologis untuk cabang Olahraga yang bersangkutan sangat penting.
Latihan dan Pertandingan., membutuhkan keterampilan fisik., teknis., taktis yang serta persiapan psikologis yang baik dengan tingkatan yang tinggi, seperti :
(a) keberanian,
(b) mengatasi ketakutan,
Petinju dengan yang persiapan psikologis yang lemah tidak akan tampil dengan kapasitas penuh keterampilan dalam kompetisi. Oleh karena itu, psikologis Petinju adalah aspek yang sangat penting bagi kesuksesan.
Persiapan Psikologis pada Umumnya.
• Pelatih harus mengetahui kepribadian setiap Petinju nya dan kerja sama dengan keluarga, guru, pengusaha, teman-teman dan orang-orang dekatnya.
• Dengan adanya ikatan/hubungan yang kuat antara pelatih dan Petinju , maka Petinju akan menjadi lebih percaya diri dan mendengar kata-kata pelatih.
• Ada Panduan bagi Petinju untuk mengembangkan kepercayaan diri dan keterampilan dalam pengambilan keputusan
• Jangan biarkan Petinju Elit Petinju meninggalkan semua rutinitas kepelatihan bila belum selesai rapi secara keseluruhan.
• Jangan biarkan Petinju tidak Jujur dalam latihan harus disiplin sesuai program. Jika Petinju dalam latihan harus menjalankan lari sejauh 4 km, pastikan bahwa Petinju harus menyelesaikan lari sejauh 4 km, bukan 3 - 3.5 km. Jika Atlet harus melakukan 100 push up, pastikan petinju melakukan semua beban kerja yang diberikan
• Secara bertahap meningkatkan Beban Latihan dan Intensitas setelah sesi pelatihan yang telah dilaksanakan., dan harus di Program kan.
• Selama sesi pelatihan harus di selesaikan dan berhasil dengan Sasaran nya, Sehingga Atlet akan keyakinan dan mencapai tujuan yang lebih tinggi
• Kritik konstruktif harus dilakukan karena ke salah-melakukan. ( keterlambatan., melewati pelatihan sesi tanpa alasan, menyerah tanpa berusaha dan lain-lain).
• Agar ada Bimbingan dan Konseling ( bantuan psikolog ) pada pengembangan aspek psikologis petinju adalah paling utama dalam pencapaian Prestasi .
Namun, Pelatih adalah orang yang harus bekerjasama dengan Atlet dan yang harus berhadapan dengan Psikolog, bukan Petinju ., dia harus mengembangkan / aspek psikologis nya kepada Petinju .
• Melakukan pelatihan psikologis dianjurkan selama kurang lebih 30 menit / sesi, 1 sampai 2 kali seminggu.
Beberapa contoh Pelatihan Psikologis: (a) Relaksasi.
(b) Berpikir positif
(c) Pelatihan Gambar (Visualisasi)
Persiapan Psikologis Untuk Menghadapi Pertandingan.
• Tentukan Turnamen atau Kompetisi sesuai dengan kualitas Petinju. • Agar Petinju memiliki Motivasi serta mencatatnya ke dalam Log Book mengenai keterampilan dan kemampuan hasil latihan.
Membuat lingkungan (situasi) yang mirip dengan Pertandingan (kompetisi)
menciptakan suasana dan lingkungan yang sama dengan Pertandingan (kompetisi).
Sebelum dan sesudah Pertandingan, pastikan Atlet ber doa agar ada keyakinan dan tidak merasa kesepian dalam keadaan senang dan damai) • Menghormati Atlet, kebiasaan dan ritual (ber doa).
Taktik
Aspek Fisik., Teknis., Taktik/Strategi dan Psikologis Petinju, memegang peran penting pada Pertandingan dalam Turnamen dan Kompetisi.
Taktik yang baik memungkinkan Petinju memenangkan dalam pertandingan yang ditunjang oleh Fisik yang baik untuk kemudian mempersiapkan pertandingan berikutnya.
Taktik secara keseluruhan aplikasinya tergantung dari tingkat keterampilan Petinju dan taktik dalam bertanding menghadapi lawan.
• Melihat Kekuatan Lawan.
o Melihat Lawan di tempat Pertandingani atau di Video o Draft skenario tentang Taktik Lawan.
.
In Competition Activity Aktivitas Pertandingan.
Sebelun Bertanding
.
* Rencanakan Persiapan Petinju disesuaikan dengan Status : (a) Fisik,
• Ada baiknya laksanakan fisioterapi untuk pijat melonggarkan otot-otot tubuh untuk mempersiapkan dalam pertandingan.
Cari tempat sepi yang jauh dari gangguan., untuk pemanasan. terutama dalam persiapan psikologis.
Fokus pada kekuatan dan kelemahan lawan selama mempersiapan psikologis.
Membahas Taktik dan Siap Tanding.
Khusus pemanasan, Petinju melaksanakan sesuai strategi yang akan di tampil kan di tempat pertandingan.
Sebelum meninggalkan ruang ganti, pastikan Atlet sudah memakai semua peralatan dan perlengkapan.
Pastikan Petinju Konsentrasi dan Fokus bertanding dari ruang ganti ke tempat pertandingan., tidak main-main dengan Petinju lain.
IV.
Periodesasi Biomotor
Biomotor meliputi ; a. Strength (Kekuatan)., b. Endurance Daya Tahan., dan c. Speed
Daya Tahan Cabang Olahraga yang bersangkutan
Speed., Agility, Quickness., Reaction Time and Speed Endurance kusus Cabang Olahraga yang bersangkutan
a. Periodesasi Kekuatan
Tahap Periodesasi Kekuatan (Strength)., dikembangkan pada masa Persiapan Umum.
1. Adaptasi Anataomi (Otot tubuh secara keseluruhan) di terapkan pada Pase Umum., Beban Latihan 40 % sd 60 %., Repetisi 8 sd 12 RM., set 2 – 3 set dan istirahat 90 menit.
2. Maximum Stregnth di terapkan pada Pase Khusus Beban Latihan 75 % sd 90 %., Repetisi 4 sd 6 RM., set 2 – 3 set dan istirahat istirahat 90 sd 2 menit.
3. Kekuatan Maksimal di arahkan ke POWER (khusus cabang Olahraga Tinju)., Repetisi 4 sd 6 RM., di terapkan pada Pase Pra Kompetisi., istirahat 90 menit.
Prof Hasono 1988
4. Tapering dan Deloading ., Deloading : Pengurangan bertahap Volume Latihan., 7 sd 10 hari menghadapi Pertandingan Utama., sesuai dengan Periodesasi. Tujuannya agar Penampilan /kemampuan Petinju dalam pertandingan menacapai maksimal., untuk cabang Olahraga(Tinju ) dengan Variabel Power., Speed., Agility dan Qiuckness.
Tapering : Pengurangan secara bertahap Volume Latihan., 7 sd 10 hari dalam pertandingan menacapai maksimal., untuk cabang Olahraga dengan Variabel Endurance (Daya Tahan).
5. Phase Kompensasi = terjadi recovery dari kelelahan saat latihan dan istirahat untuk mengembalikan Energy untuk menuju Penampilan Puncak Pertandingan.
54
b. Periodesasi Endurance.
Tahapan Daya tahan :
1). Erobic Endurance adalah Tahap Periodesasi Daya Tahan (Endurance)., dikembangkan pada masa Persiapan Umum., lari Erobik dengan Denyut Nadi sekitar 120 sd 150., selama 30 sd 45 menit., tujuannya adalah meningkatkan Kemampuan otot Jantung atau kemampuan VO2 max agar Atlet tidak mudah lelah dan cepat
pulih dari kelelahan saat latihan atau pertandingan., waktu untuk meningkatkannya 2 sampai 3 bulan., program latihan untuk Vo2max yang paling efektif adalah Sirkut
Training.
2). Anaerobic Endurance dan Sports Endurance ., dikembangkan pada masa Persiapan Khusus., tujuannya untuk meningkatkan kemampuan anaerobic saat betanding., aktivitas pendek ., intensitas dan kecepatan tinggi., dengan waktu 2 sd 2,5 bulan.
Selama Pertandingan
• Dalam Pertandingan, Pelatih harus tenang dan dingin di tempat dan mengamati Pertandingan.
• Di dalam Pertandingan Petinju perlu mendapat Informasi tentang kekuatan dan kesempatan yang hilang.
Tanggung Jawab Pelatih adalah kekalahan Petinju disebabkan rendahnya Stamina khususnya pada ronde-ronde akhir., karena Pelatih tidak dapat memanfaatkan
Waktu Periodesasi Pase Persiapan dengan baik.
Saran untuk Petinju dengan aspek-aspek positif dan taktik : > Harus singkat.
> Pastikan Atlet memahami Informasi tersebut. > Berikan pembicaraan motivasi.
Sport Sport Intelegent
Dalam persaingan Prestasi Olahraga antara Daerah maunpun Negara ., dewasa ini begitu ketat., maka Sport intelegent menjadi factor yang penting dalam menyusun strategi Kemenangan khususnya dalam olahraga di tingkat daerah., Nasional maupun Internasional., bagaimana Sport Intelegent yang kira Lakukan ?
1. Dimana Kekuatan Kita ? Strength
Selesai Pertandingan (Petinju melaksanakan Pertandingan akan beralih ke Periode Transisi., untuk meredakan Ketegangan yang berasal Pertandingan., dan pemulihan Psikologis, perawatan Cedera (Pengobatan)., tergantung dari beban yang diterima saat Pertandingan., waktiu yang digunakan adalah adalah Periode yang merupakan Transisi.
Masa atau Pase Transisi ini akan memakan waktu 1 sd 2 minggu setelah Pertandingan. Pada periode ini Petinju dapat melatih diri aerobic (jogging) permainan (Games)., dapat cross country., bermain bola basket dan sebagainya.
V.
PENUTUP
Dalam merancang suatu Program Latihan harus dijamin bahwa Program Latihan tersebut dapat memberikan kontribuksi yang maksimal terhadap kinerja Atlet (Pemain) berdasarkan masa pertumbuhan dan perkembangannya., yang harus memiliki Variabel :
1. Physical domain (Fisik).
2. Psychomotor domain (Psikomotor). 3. Cognitive domain (Cognitif).
4. Affective domain (Afektif).
Seorang Pelatih mempersiapkan diri untuk dapat memperkaya kehidupan Atletnya melalui aktivitas Fisik., agar dijelaskan bagaimana hubungan kegiatan Fisik dengan perubahan Fisiologi., dan menjelaskan program latihan yang di susun harus meyakin., kepada para Atlet.
Pada Abad modern mengajarkan kepada bangsa-bangsa di dunia bahwa lewat pendekatan secara Ilmiah., puncak prestasi dapat dicapai seperti apa yang dilakukan oleh klub-klub sepak bola Dunia di Negara-nagera Barat Amerika Latin selama ini. Untuk itu Pelatih harus menyusun Tes dan Pengukuran agar dapat melihat perkembangan kegiatan Fisik dengan perubahan Fisiologi para Atletnya sehingga benar-benar bermanfaat latihan yang diberikan dan mecapai Goal nya.
Kuntadi Djajalana
Lahir di Metro Lampung pada tanggal 25 Oktober 1944 .
Selama 34 th Sebagai di PNS KanWil DepDikBud Irian Jaya dan di Kantor Menteri Negara Pemuda Dan Olahraga ., Pensiun pada th 2004 .
Mengenyam Pendidikan SR., SMP/B., SMA/B., di Metro Lampung., Sarjana Muda Olahraga dan Sarjana Olahraga di Bandung., kemudian pada th 1992 mengikuti pendidikan di Australian Institute of Sport (AIS)., Canberra Australia Jurusan, Sport of Coaching., kemudian mengikuti Pendidikan Kepelatihan di United Stated Sport Academy (USSA) Alabama., USA., dibimbing oleh Tom Rosandich, PhD., Pada th 1973 Pelatih Tinju Amatir
Nasional., tahun 1982 FAAB (Federasi Tinju Teppy
Wanggai
CATATAN
Fisiologi
(Ilmu Faal) Olahraga , menjanjikan Karya Besar dalam
Prestasi bagi Pelatih yang menguasai Teori dan Cara
Pengeterapannya
.
Prof DR. Dr. Santoso Giriwardojo., 2014
Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Olahraga dalam Latihan
Akan Membantu Proses Percepatan Peningkatan Prestasi Para Atlet
Prof. DR. Dr. A. Purba. M.Sc., AIFO 2014Rujukan
Andy Wadsworth, PhD., Fitness Training., Anness Publishing London SE 8
HA ., London 2011.
Arnold Lisapaly.M.Ed, dan Kuntadi Djajalana.M.Sc, Master Programme
PeLatNas SEA GAMES Manila 1991
.
, KONI Pusat 1991
BE Rahantoknam. Prof. DR. dan Johansyah Lubis DR. M.Pd., Periodezation,
Pengembangan Metodologi Latihan
.
, Universitas Negeri Jakarta 2009.
Harsono. Prof Drs, M.Sc., Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam
Coaching
,
IKIP Bandung 1984.
HYS Santoso Giriwijoyo Prof., dan Didik Zafar Sidik. DR. M.Pd., Ilmu Faal
Olahraga
.,
PT Remaja Rosdakarya Bandung 2012
58
Nama Istri : Harjati. , S.H.CN., (Pensiun Notaris)., Anak : 2 Perempuan., 3 Laki-laki.