• Tidak ada hasil yang ditemukan

ltm repro 2 Perubahan Anatomi dan Hormon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ltm repro 2 Perubahan Anatomi dan Hormon"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Perubahan Anatomi dan Hormonal pada Ibu Hamil

Perubahan antomi dan fisiologi pada perempuan yang sedang hamil biasanya terjadi setelah fertilisasi dan berlanjut selama kehamilan. Mayoritas perubahan yang terjadi dikarenakan respon tubuh terhadap janin.1 Adaptasi secara fisiologis maupun anatomis pada seorang ibu terjadi ketika ibu sedang hamil, keadaan ini bertujuan untuk2 :

 Menyuport bayi di dalam kandungan untuk hidup (dalam hal nutrisi, oksigen, dan sebagainya)

 Menjaga bayi di dalam kandungan dari kelaparan, obat-obatan, dan toksin  Mempersiapkan uterus untuk proses kelahiran

 Menjaga ibu dari kemungkinanan gagal kardiovaskular pada saat melahirkan

Uniknya, perubahan ini akan kembali seperti semula ketika keadaan sebelum hamil setelah proses persalinan dan menyusui selesai. Perubahan anatomi dan fisiologis dapat terjadi di berbagai sistem tubuh perempuan yang hamil tersebut, diantaranya adalah1 :

1. Sistem Reproduksi1 a. Uterus

Pada perempuan yang tidak hamil uterus memiliki berat sebesar 70 gram dan kapasitasnya 10 mL bahkan kurang. Normalnya pada perempuan yang sedang hamil, uterus harus mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion di dalamnya. Maka, uterus dapat menampung volume dari 5 hingga 20 liter dengan berat rata-rata 1100 gram pada akhir kehamilan.

Pembesaran ini meliputi peregangan uterus dan penebalan sel-sel otot pada uterus. Bersamaan dengan hal itu akan terjadi penumpukan jaringan ikat dan elastin pada lapisan otot luar. Kerjasama seluruh jaringan ini akan membuat uterus menjadi lebih kuat. Pada daerah korpus uterus akan menebal dibulan pertama namun seiring bertambahnya usia kehamilan maka ketebalan pada korpus akan berkurang. Penebalan uterus dipengaruhi oleh hormone esterogen dan sedikit progesterone. Posisi plasenta juga akan

mempengaruhi penebalan dari sel otot uterus tersebut. Uterus akan mengelilingi tempat dari implantasi plasenta dan akan bertambah besar lebih cepat dibandingkan dengan bagian uterus lainnya, maka hal ini akan menyebabkan uterus menjadi tidak rata. Kejadian ini disebut sebagai tanda Piscaseck.

Pada awal kehamilan tuba falopii, ovarium, dan ligamentum rotundum berada sedikit di bawah apeks fundus, namun ketika pada akhir kehamilan letaknya akan bergeser ke sebelah atas pertengahan uterus.

Pada minggu-minggu awal kehamilan bentuk uterus masih seperti biasanya, berbentuk seperti buah alpukat. Seiring berjalannya waktu, maka bentuk fundus dan korpus dari uteri akan menjadi sferis pada akhir trimester pertama. Panjangnya akan bertambah lebih cepat dibandingkan dengan lebar dari uterus sehingga akan membentuk oval. Pada minggu pertama ismus uteri akan mengalami hipertrofi layaknya korpus uteri yang akan mengakibatkan ismus menjadi lebih panjang dan lunak. Hal ini dikenal sebagai tanda Hegar.

Rhea Putri Ulima 1006685014 Modul Reproduksi

(2)

Gambar 1. Hegar sign3

Ketika akhir trimester pertama pula, uterus akan terus membebsar hingga uterus menyentuh rongga dinding abdomen, mendorong usus ke arah samping dan atas. Janin akan terus tumbuh hingga hampir menyentuh hati. Pertumbuhan uterus akan berotasi ke arah kanan (dekstrorotasi). Hal ini dikarenakan adanya rektosigmoid pada daerah kiri pelvis. Pada triwulan akhir kehamilan, ismus akan menjadi segmen bawah dari uterus. Pada saat ini pula otot-otot uterus bagian atas akan berkontraksi hingga segmen bawah uterus semakin melebar dan menipis. Batas antara segmen yang tebal dan tipis tersebut disebut dengan lingkaran retraksi fisiologis.

b. Serviks

Pada perempuan yang tidak sedang hamil, serviksnya mengandung kolagen yang terbungkus rapat namun tidak beraturan. Kolagen akan secara aktif disintesis pada saat kehamilan. Sintesis ini dilakukan oleh kolagenase untuk meremodel kolagen yang disekresi oleh sel-sel serviks dan neutrofil. Kolagen akan didegradasi oleh kolagenase intraselular agar prokolagen yang tidak sempurna hancur sehingga kolagen yang lemah tidak terbentuk dan janin di dalam rahim dapat tetap terjaga tidak keluar melalui serviks begitu saja. Sedangkan peran kolagenase ekstraselular secara lambat akan membuat matriks kolagen melemah sehingga memudahkan proses persalinan pada ibu hamil yang siap bersalin. c. Ovarium

Pada saat hamil, proses ovulasi dan pematangan folikel akan terhenti sementara dan hanya akan ditemukan satu korpus luteum pada ovarium. Folikel ini akan berfungsi secara maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan. Kemudian akan berperan sebagai penghasil progesterone dalam jumlah yang minimal.

d. Vagina dan Perineum

Ketika perempuan sedang hamil, maka akan terjadi peningkatan dari vaskularisasi dan hiperemia pada kulit dan otot di perineum dan vulva. Keadaan ini disertai penipisan mukosa dan menghilangnya jaringan ikat dan hipertrofi dari sel otot polos. Hal inilah yang menyebabkan vagina berwarna keunguan dan dikenal dengan tanda Chadwick.

(3)

menjadi lebih panjang. Papil mukosa juga akan mengalami hipertrofi dan membentuk gambaran seperti paku sepatu.

Vagina juga akan mengeluarkan cairan. Volume sekresi ini akan meningkat, dimana sekresi yang dihasilkan vagina berwarna keputihan, menebal, dengan pH pada kisaran 3,5-6. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan dari produksi asam laktat glikogen yang dihasilkan oleh epitel dari vagina sebagai respons dari Lactobacillus acidophilus.

2. Kulit1

Pada dinding perut akan terjadi perubahan kulit menjadi berwarna kemerahan dan kusam. Terkadang hingga daerah payudara dan paha. Hal ini disebut dengan nama striae gravidarum. Striae ini terjadi karena pembesaran berlebihan pada payudara. Pembesaran payudara ini disebabkan karena adanya chorionic somatotropin, esterogen, dan progesterone.4 Pada perempuan yang multipara akan dapat ditemukan garis berwarna perak berkilau selain striae tersebut. Garis ini adalah sikatrik dari striae sebelumnya. Kejadian ini dapat terjadi serupa dengan tempat predileksi lainnya, diantaranya adalah :

 Ukuran dan variasi pada wajah dan leher (chloasma atau melasma gravidum).  Pigmentasi berlebih pada aerola dan daerah genital. Namun pigmentasi ini akan

berkurang setelah persalinan. Kontrasepsi oral juga dapat menyebabkan keadaan ini. o Hiperpigmentasi ini dapat dihasilkan dari cadangan melanin pada epidermal dan

dermal, namun penyebab pastinya masih belum diketahui. Pada akhir bulan kedua kehamilan, kadar yang MSH meningkat masih diragukan sebagai penyebabnya.

o Esterogen dan progesterone yang memiliki peran dalam melanogenesis diduga menjadi faktor pendorongnya. Kedua hormone ini dapat menstimulasi

melanosit sehingga terjadi hiperpigmentasi kulit.

 Meningkatnya esterogen dapat menyebabkan perubahan pada kulit seperti spider angioma dan palmar eritema.

3. Payudara1

Air susu dari payudara perempuan yang sedang hamil tidak dapat keluar dikarenakan adanya prolactin inhibiting hormone yang menekan sekresi dari hormon prolaktin. Namun setelah bulan pertama kehamilan, perempuan ini akan mengeluarkan cairan berwarna kekuningan yang disebut dengan kolostrum. Kolostrum ini disekresi dari kelenjar asinus.

Pada awal kehamilan pula, payudara perempuan akan terasa lebih lunak. Melewati bulan kedua, ukuran payudara akan bertambah dan vena di bawah kulit akan mulai terlihat, puting payudara akan menjadi lebih besar hitam, dan tegak. Kadar esterogen yang tinggi dan progesterone yang dihasilkan oleh plasenta dapat menyebabkan bertambahnya ukuran payudara dan menjadi tegang. Lebih spesifiknya, esterogen akan merangsang pertumbuhan duktus kelenjar mamae dan jaringan payudara. Sedangkan progesterone berperan dalam perkembangan dari sistem alveoli kelenjar susu.4

(4)

Kelenjar sebasea dari aerola (kelenjar Montgomery) akan membesar dan cenderung menonjol keluar. Apabila payudara semakin membesar maka striae yang terlihat pada perut juga akan muncul. Ukuran payudara sebelum kehamilan tidak memiliki hubungan dengan jumlah air susu yang akan dihasilkan nantinya ketika setelah persalinan.

4. Perubahan metabolit1

Penambahan berat badan yang terjadi pada ibu hamil sebagian besar terjadi karena bayi yang sedang tumbuh di dalam uterus ibu. Diikuti dengan perkembangan payudara ibu,

penambahan volume darah dan cairan ekstraselular. Diperkirakan penambahan berat badan yang terjadi sebanyak 12,5 kg. Standart penambahan berat badan dapat diperhitungkan dari besar IMT yang dimiliki ibunya.

Tabel 1. Rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan berdasarkan indeks massa tubuh

Kategori IMT Rekomendasi penambahan BB (kg)

Rendah <19,8 12,5 – 18

Normal 19,8 - 26 11,5 – 16

Tinggi 26 - 29 7 – 11,5

Obesitas >29 ≥7

Gemeli 16 - 20,5

Pada saat awal kehamilan, akan terjadi peningkatan jumlah cairan. Hal ini terjadi secara fisiologis. Hal ini terjadi karena menurunnya osmolaritas dari 10 mOsm/kg yang disebabkan karena menurunnya ambang rasa haus dan sekresi dari vasopressin.

Peningkatan tekanan vena kava pada bagian bawah uterus akan menyebabkan oklusi parsial vena kava yang pada akhirnya akan menyebabkan pitting edeme pada kaki dan tungkai, terutama pada usia akhir kehamilan.

Kadar konsentrasi lemak, lipoprotein, apolipoprotein, pada plasma akan meningkat seiring dengan kehamilannya. Lemak ini sebagian besar disimpan pada sentral dan kemudian akan digunakan oleh fetus sebagai nutrisi. Regulasi lemak ini dipengaruhi oleh hormon

progesterone dan esterogen. LDL akan sampai pada puncaknya ketika hamil usia ke-36 minggu. HDL sampai pada puncaknya ketika usia kehamilan ke-25 minggu dan berkurang hingga minggu ke-32 kemudian akan menetap.

Gejala metabolit lainnya yang dirasakan ibu hamil adalah mudah lelah pada trimester pertama. Hal ini dikarenakan sedang menurunnya BMR. Seiring bertambahnya usia kehamilan, maka rasa lelah yang dirasakan ibu hamil tersebut akan sedikit demi sedikit berkurang dan menghilang. Maka ibu hamil akan tampak lebih segar kembali.4

5. Sistem Kardiovaskular2

Progesteron akan menurunkan resistensi vascular sistemik ketika kehamilan, yang kemudian akan diikuti oleh menurunnya tekanan darah. Respon yang ditemukan adalah cardiac output akan bertambah sebanyak 30-50%.

(5)

6. Sistem Pencernaan1,2

Semakin besarnya uterus tentunya akan menggeser letak lambung dan usus. Hal ini dapat menyebabkan penurunan motilitas otot polos pada saluran pencernaan dan penurunan sekresi asam hidroklorid dan peptin di dalam lambung sehingga menyebabkan pyrosis

(heartburn) yang disebabkan karena tonus sfingter bawah esofagus menurun karena perubahan letak lambung sehingga menyebabkan refluks asam lambung. Selain itu progesterone akan membuat otot polos gastrointestinal menjadi relaksasi sehingga menyebabkan keterlambatan pengosongan lambung dan meningkatkan refluks.

Penurunan asam hidroklorid dan penurunan motilitas dapat menyebabkan mual dan konstipasi. Konstipasi disertai peningkatan tekanan vena pada bagian bawah karena adanya pembesaran uterus dapat menyebabkan pendarahan.

Gusi yang lebih hiperemis dan lunak dapat menyebabkan mudahnya terjadi pendarahan apabila ada trauma sedang saja. Sedangkan hati tidak mengalami perubahan anatomi maupun morfologinya. Pada uji fungsi hati, kadar alkalin fosfatase akan meningkat hingga dua kali lipat, sedangkan serum aspartat, alani transamin, gamma-glutamil transferase, albumin, dan bilirubin akan menurun. Kehamilan dapat menjadi faktor predisposisi dari kolelitiasis (batu empedu). Penyebab mayor pada kejadian batu empedu di ibu hamil adalah batu kolesterol.

Kehamilan adalah “diabetogenic state” dengan penampakan resistensi insulin dan berkurangnya uptake glukosa perifer (karena meningkatnya level hormon plasenta anti-insulin, terutama human placental lactogen (hPL). Mekanisme ini diatur untuk memastikan suplai glukosa ke fetus secara terus menerus.

7. Sistem Kemih1

Ketika bulan pertama kehamilan, uterus akan menekan kandung kemih sehingga

perempuan hamil cenderung lebih sering ingin berkemih dibandingkan dengan perempuan tidak hamil. Keadaan ini akan semakin hilang ketika usia kehamilan bertambah karena uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas rongga panggul, kemudian keluhan tersebut akan muncul kembali.

Ketika hamil, ukuran ginjal juga akan membesar. GFR dan renal plasma flow juga akan meningkat. Pada ureter akan terjadi dilatasi, sisi kanannya akan lebih membesar dibandingkan ureter kiri. Hal ini mungkin terjadi karena ureter kiri dilindungi oleh kolon sigmoid dan terdapat tekanan yang kuat pada sisi kanan uterus, karena adanya kejadian deksorotasi uterus. Dapat juga disebabkan karena ovarium kanan dengan posisi melintang di atas ureter kanan. Hormon progesteron juga mempengaruhi kejadian ini.

8. Sistem endokrin2

Hormon-hormon yang berperan pada saat kehamilan diantaranya adalah :

 Esterogen meningkatkan produksi thyroid binding globulin yang kemudian menyebabkan konsentrasi total hormone tiroid meningkat.

(6)

aktifnya yaitu 1,25-dihidroksikolekalsiferol dengan menggunakan 1a-hidroksilase pada plasenta. Ini akan membuat peningkatan absorpsi kalsium pada usus.

 Aldosteron dan kortisol meningkat pada ibu hamil.

 Prolaktin meningkat pada saat kehamilan, fungsinya masih belum jelas. Namun pastinya sangat penting dalam proses laktasi setelah melahirkan.

9. Sistem muskuloskeletal1

Perubahan musculoskeletal yang sering terjadi pada ibu hamil adalah lordosis yang terjadi pada ibu hamil. Hal ini dikarenakan adanya perbesaran uterus ke arah anterior, lordosis akan menggeser pusat daya berat ke arah kedua tungkai.

10. Sistem Imun2

Imunitas selular akan menurun ketika sedang hamil. Perempuan yang sedang hamil biasanya risiko terkena infeksi virus akan bertambah.

11. Sistem Hematologi2

Ibu hamil biasanya menunjukkan hiperkoagulasi dengan meningkatnya level sirkulasi dari faktor 1 (fibrinogen), VII, VIII, IX, dan X. Perubahan ini untuk menjaga ibu dari kehilangan darah yang berlebihan pada saat kelahiran.

12. Sistem Pernapasan2

Adaptasi pernapasan ketika sedang hamil dibuat untuk mengoptimalkan oksigenasi ibu dan bayi yang berada di dalam kandungannya, dan juga untuk memfasilitasi transfer

karbondioksida dari fetus ke ibunya. Mekanisme pernapasan akan berubah selama hamil. Tulang rusuk akan menjadi lebih mengembang dan letak diafragma akan naik 4 cm.

Daftar Pustaka :

1. Sulin D. Ilmu Kebidanan: Perubahan anatomi dan fisiologi pada perempuan hamil. FKUI: Departemen Obstetri Ginekologi. 2010. Pg. 174-86.

2. Norwitz ER, Schorge JO. Obstetrics and gynaecology at a glance. London: Blackwell Science. 2001. Pg. 80-1.

3. Alison Burke Medical and Scientific Illustration. Pregnancy: Hegar sign and fundal height. Available at http://www.alison-burke.com/works-medicine.html (accessed on Oct 23rd 2012).

Gambar

Gambar 1. Hegar sign3

Referensi

Dokumen terkait

Guru bersama siswa menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari mengenai deskripsi ciri-ciri Spermatophyta dan peranannya bagi manusia.. Siswa menyimpulkan apa yang telah

Faktor terakhir yang mempengaruhi pembentukan orientasi masa depan yaitu bantuan dan dukungan dari orangtua untuk mewujudkan pernikahan yang perempuan homoseksual di komunitas

Begitu pula yang terjadi di Universitas Muhammadiyah Ponorogo, yang secara intelektual, dapat mencetak lulusannya menjadi cendekia muslim yang profesional di bidangnya,

Oleh karena itu, pihak RSUD Brebes perlu mempertimbangkan adanya penerapan sistem antrian dengan model yang baru yaitu Model Multiple Channel Query System

Selanjutnya, PAIKEM dapat didefinisikan sebagai: pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan bersama metode tertentu dan pelbagai media

Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yg terjadi dalam tempat kerja yg dipimpinnya, pd pejabat yg ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.. Tata cara pelaporan

Yaitu metode penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah dengan terjun langsung ke lapangan (field research). Dengan metode penelitian deskriptif

Hubungan riwayat kontak dengan infeksi kusta sub- klinis pada anak menunjukkan bahwa responden yang pernah kontak serumah dengan penderita kusta, 50% (6/12) terinfeksi kusta