• Tidak ada hasil yang ditemukan

Effendi Berpikir Matematis Logika Penalaran Kesalahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Effendi Berpikir Matematis Logika Penalaran Kesalahan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Kesalahan Penalaran Mahasiswa Baru Prodi Pendidikan Matematika

Universitas Muhammadiyah Malang Dalam Menyelesaikan Soal-soal Logika Dasar

Dea Tria Putri

Email:

Deatria95@gmail.com

Moh. Mahfud Effendi

Email:

effendimahfud4@gmail.com

Program Studi Pendidikan Matematika

Universitas Muhammadiyah Malang

Abstrak. Penalaran yang merupakan proses berpikir logis dan sistematis ini sangat diperlukan oleh mahasiswa khususnya mahasiswa baru dalam menempuh mata kuliah. Oleh karena itu penalaran ini harus diajarkan di semester awal melalui mata kuliah Logika Dasar. Berdasarkan dari data hasil penilaian logika dasar menunjukkan penalarannya rendah. Hal ini banyak faktor yang mempengarui, tetapi yang paling penting adalah mengetahui tentang kesalahan penalaran. Atas dasar itu maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan dan menganalisis kesalahan penalaran mahasiswa dalam menyelesaikan soal-soal Logika Dasar. Untuk mencapai tujuan tersebut maka menggunakan metode kualitatif interaktif, sedangkan teknik pengumpulan datanya adalah dokumen dan wawancara. Data yang dihasilkan dari dokumen dikelompokkan menjadi tiga kategori penalaran, yaitu Tinggi, Sedang, dan Rendah berdasarkan Pengertian, Pernyataan, dan Penyimpulan. Dari ketiga kelompok tersebut diambil satu responden untuk diwawancarai terkait dengan hasil UAS yang dikerjakan. Berdasarkan analisis didapat bahwa mahasiswa dengan penalaran rendah sebanyak 36,7%, kategori penalaran sedang sebanyak 52,4%, dan kategori penalaran tinggi sebanyak 10,9%. Kesalahan penalaran yang dibuat oleh ketiga kelompok kategori tersebut bervariasi. Pada kelompok tinggi kesalahan yang dibuat lebih banyak pada pernyataan, pengertian, dan penyimpulan. Pada kelompok sedang kesalahan penalaran dari tinggi kerendah adalah pengertian, pernyataan, dan penyimpulan. Sedangkan kelompok rendah kesalahan penalaran yang dibuat dari besar kecil adalah penyimpulan, pernyataan, dan pengertian. Secara umum kesalahan penalaran ketiga kelompok tersebut adalah mulai dari pengertian, pernyataan, dan penyimpulan.

Keywords: Berpikir Matematis, Logika, Penalaran, Kesalahan

PENDAHULUAN

Penalaran merupakan proses berpikir

yang bertolak dari kemampuan pengamatan

indera yang menghasilkan sejumlah

pengertian dan konsep matematika. Jika

dilihat dari prosedurnya, penalaran

matematika dibedakan menjadi dua yaitu

induktif dan deduktif(Effendi, 2001).

Penalaran induktif yaitu suatu proses berfikir

berupa penarikan kesimpulan yang bersifat

umum atas dasar pengetahuan tentang hal-hal

yang bersifat khusus atau fakta. Penalaran

deduktif berarti membuat

beberapa kesimpulan logis berdasarkan

informasi atau premis yang diberikan

(Mustofa, 2009). Penalaran yang merupakan

proses berpikir logis dan sistematis ini sangat

diperlukan oleh mahasiswa khususnya

mahasiswa baru dalam menempuh mata

kuliah di semester berikutnya. Mata kuliah

logika mengajarkan tentang proses berpikir

matematis. Proses berpikir matematis

merupakan kejadian yang dialami seseorang

ketika menerima respon sehingga

menghasilkan kemampuan untuk

menghubung-hubungkan sesuatu dengan

sesuatu yang lainnya. Kemampuan penalaran

mahasiswa baru masih tergolong rendah. Hal

ini dapat dilihat dari hasil UTS dan UAS Mata

Kuliah Logika Dasar dari Tahun Akademik

2013-2015 di Prodi Pendidikan Matematika

(2)

Tabel 1: Daftar Nilai Rerata Logika Dasar Mahasiswa 2013/2014 – 2015/2016

No Angkatan Nilai Rerata

UTS UAS

1 2013/2014 41,985 24,62

2 2014/2015 21,823 34,42

3 2015/2016 32,07 58,18

Sumber: Dokumen Nilai Logika

2013/2014-2015/2016

Kesalahan penalaran merupakan

ketidakmampuan seseorang dalam

memberikan dan menentukan pengertian,

pernyataan, dan penyimpulan dalam

menyelesaikan masalah matematika. Analisis

kesalahan penalaran dilakukan terhadap hasil

pengerjaan soal UAS Logika Dasar

mahasiswa baru Program Studi Pendidikan

Matematika Universitas Muhammadiyah

Malang Tahun Akademik 2016/2017.

Pengertian yaitu bagaimana cara mahasiswa

mengerti atau mengetahui apa saja yang

ditanya dan diketahui dari soal, Pernyataan

yaitu bagaimana pemahaman mahasiswa

terhadap soal berdasarkan pengertian yang

sudah mereka pahami, dan Penyimpulan yaitu

bagaimana cara mahasiswa menetapkan

bahwa suatu hasil pemecahan masalah

bersifat masuk akal atau logis berdasarkan

dari pengertian dan pernyataannya.

Persoalannya adalah bagaimana kesalahan

penalaran mahasiswa baru prodi pendidikan

matematika Universitas Muhammadiyah

Malang Tahun Akademik 2016/2017 dalam

menyelesaikan soal-soal Logika Dasar.

METODE

Pendekatan Penelitian

Upaya untuk mendeskripsikan

bagaimana kesalahan penalaran mahasiswa

dalam menyelesaikan soal-soal Logika Dasar,

memerlukan cara atau metode penelitian.

Metode penelitian adalah suatu metode ilmiah

yang memerlukan sistematika dan prosedur

yang harus ditempuh dengan tidak

meninggalkan setiap unsur komponen yang

diperlukan dalam suatu penelitian (Sugiyono:

2013). Berdsarkan pengertian tersebut, maka

dalam penelitian ini mencakup jenis dan

pendekatan penelitian, tempat dan waktu

pelaksanaan, prosedur penelitian, teknik

pengumpulan data dan teknik analisis data.

Seperti dijelaskan pada BAB 1 bahwa

subyek penelitian ini adalah Mahasiswa

Matematika Tahun Akademik 2016/2017,

oleh karena itu penelitian ini merupakan

Expost Facto dimana kejadian sudah terjadi

dan data-data yang dibutuhkan sudah ada

dalam bentuk dokumen lembar jawaban UAS.

Hasil penelitian kasus ini dideskripsikan

secara deskriptif kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah konstruktivisme yang

berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi

jamak, interaktif, dan suatu pertukaran

pengalaman sosial yang diinterprestasikan

oleh setiap individu, sehingga penelitian

kualitatif mengkaji perspektif partisipan

dengan strategi-strategi yang bersifat

interaktif dan fleksibel. Sugiyono (2013)

mendefinisikan penelitian kualitatif adalah

penelitian yang digunakan untuk meneliti

pada kondisi objek alamiah dimana peneliti

merupakan instrumen kunci.

Partisipan

Prosedur penelitian adalah tahapan

atau proses penelitian dari awal sampai akhir.

(3)

Awal, tahap ini dilakukan dalam beberapa

kegiatan diantaranya yaitu studi literatur, studi

lapang, dan menentukan masalah. Pada tahap

awal ini juga dilakukan studi dokumen untuk

menentukan subyek penelitian kemudian

menetapkan materi dan kompetensi dasar

serta pembuatan instrumen. Tahap

Pelaksanaan, tahap ini diawali dengan

mempersiapkan segala keperluan untuk

penelitian seperti desain penelitian, instrumen

penelitian yang meliputi pedoman dokumen

analisis penalaran, dan wawancara, serta

pengambilan data. Sesuai tujuan penelitian

yaitu menganalis kesalahan penalaran dalam

menyelesaikan Logika Dasar, maka fokus

penelitian ini adalah mengalisis hasil UAS

semester ganjil 2016/2017, serta melakukan

wawancara terhadap beberapa responden

untuk keabsahan data. Tahap Akhir, hasil tes

setiap mahasiswa dianalisis berdasarkan

setiap indikator penyebab atau faktor dari

kesalahan pengerjaan soal yang diberikan.

Pada tahap ini memaparkan hasil penelitian,

hasil temuan di lapangan, dan menyimpulkan

data yang telah diperoleh yang kemudian

disusun dalam bentuk laporan dan

dikonsultasikan kepada dosen pembimbing

guna memperoleh perbaikan dan persetujuan

untuk pelaksanaan pengujian.

Pengumpulan Data

Berdasarkan pokok masalah di atas,

maka data yang digunakan merupakan jenis

data sekunder dan primer. Data sekunder yang

dimaksud adalah data dokumen hasil UAS

mahasiswa semester ganjil 2016/2017,

sedangkan data primernya adalah data hasil

wawancara terhadap beberapa mahasiswa

tersebut. Dengan demikian, sebagai sumber

datanya adalah mahasiswa Prodi Matematika

Tahun Akademik 2016/2017. Dokumen yang

digunakan pada penelitian ini adalah

dokumen hasil tes (Lembar Jawaban Ujian =

LJU) UAS mahasiswa pada semester ganjil

2016/2017.

Tabel 2: Analisis dokumen LJU UAS mahasiswa Prodi Matematika Tahun Akademik 2016/2017

Jml Mhs

Indikator Kategori Pengelompokan

147 A Tinggi TTT, TST,

RTT, SST,RST B Sedang SSS, STS, RSS,

TSS, RRS

C Rendah RRR, RSR,

SRR, TSR A = Pengertian

B = Pernyataan C = Kesimpulan

Dari tabel analisis diatas bertujuan

untuk menentukan tingkatan penalaran

mahasiswa dalam tiga kategori penalaran

yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Dikatakan

kategori penalaran tinggi pada saat

penyimpulannya tinggi, dikatan kategori

penalaran sedang pada saat penyimpulannya

sedang dan begitu juga dengan kategori

penalaran rendah pada saat penyimpulannya

rendah. Wawancara adalah kegiatan tanya

jawab secara langsung yang dilakukan oleh

pewawancara dan narasumber untuk

mendapatkan informasi tertentu (Sugiono,

2013). Pengelompokan kategori penalaran

seperti pada tabel 3.1 diatas. Teknik

memperoleh responden untuk klarifikasi data

hasil UAS melalui wawancara dengan cara

menganalisis dokumen UAS dengan Kategori

Penalaran (A=Pengertian, B=Pernyataan,

(4)

Tinggi (T). Dari analisis tersebut maka

diambil satu kategori satu responden.

ANALISIS DATA

Untuk mengetahui tentang kesalahan

penalaran mahasiswa Prodi Pendidikan

Matematika Universitas Muhammadiyah

Malang Tahun Akademik 2016/2017 dalam

menyelesaikan soal-soal Logika Dasar,

dianalisis secara deskriptif kualitatif.Oleh

karena itu, analisis kualitatif ini dilakukan

sejak sebelum memasuki lapangan, selama di

lapangan, setelah di lapangan, dan

berlangsung sampai ditemukan hasil

penelitian (Sugiyono, 2013). Analisis data

kualitatif juga berlangsung pada saat

pengumpulan data. Dengan demikian, model

analisis kualitatif yang digunakan dalam

penelitian ini adalah model interaktif, yaitu

data collection, data reduction, data display,

dan conclusion/drawing/verification(Miles&

Huberman dalam Sugiyono, 2013).

Data dokumen LJU UAS mahasiswa

semester ganjil 2016/2017dianalisis untuk

menentukan kategori penalaran dan

mereduksi mahasiswa yang bukan mahasiswa

baru Tahun Akademik 2016/2017, yang

dideskripsikan dalam tabel. Berdasarkan

definisi bahwa penalaran terdiri dari tingkatan

Pengertian (A), Pernyataan (B), dan

Penyimpulan (C). Dari definisi tingkatan

penalaran tersebut maka dikelompokkan

menjadi tiga kategori yaitu, kategori Rendah

(R), Sedang (S), danTinggi (T). Penyekoran

penalaran ini menggunakan skor 0-5 dengan

ketentuan sebagai berikut:

Tabel 3: Penyekoran dan Persentase Jawaban Benar

Aspek Persentase (%)

Jawaban Benar (J)

Skor

A= Pengertian B=

Pernyataan C= Penalaran

J = kosong 0

J= salah 1

0 < � < 2 ≤ � < 3 ≤ � < 7 4 7 ≤ � ≤ 5

Untuk mengetahui bagaimana

kesalahan penalaran maka hasil penyekoran

terhadap dokumen LJU UAS dengan

menggunakan Tabel 3.2 dikelompokan

menjadi tiga kelompok yaitu penalaran

kelompok R, S, dan T. Seperti disebutkan di

atas bahwa penalaran terdiri dari unsur

pengertian, pernyataan, dan penyimpulan,

maka kriteria tersebut juga berlaku untuk

unsur-unsur tersebut. Sedangkan kriteria dari

ketiga kelompok tersebut seperti berikut.

Tabel 4: Kategori, Interval Skor Penalaran (P)

No Kategori Interval Skor

1. Rendah (R) 0 ≤ � < ,7 2. Sedang (S) 1,7≤ � < , 3. Tinggi (T) 3,5 ≤ � ≤

Berdasarkan kategori tersebut

diperoleh: penalaran rendah (R) terdiri dari:

RRR, RSR, TSR dan SRR, penalaran sedang

(S) terdiri dari: SSS, STS, RSS, TST dan

RRS, dan penalaran tingggi (T) terdiri dari:

TTT, STT, RTT, SST dan RST. Sedangkan

untuk menguji keabsahan data maka

menggunakan teknik triangulasi data

(Sugiyono, 2013). Teknik ini digunakan untuk

menguji kredibilitas/ keabsahan data dokumen

(5)

tersebut kepada sumber yang sama dengan

teknik wawancara.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan analisis terhadap 147

dokumen LJU UAS mahasiswa 2016/2017

dengan memberikan penyekoran terhadap

kemampuan penalarannya, maka didapat tiga

kategori kelompok penalaran yaitu: kategori

penalaran rendah sebanyak 54 mahasiswa

(36,7%), kategori penalaran sedang sebanyak

77 mahasiswa (52,4%), dan kategori

penalaran tinggi sebanyak 16 mahasiswa

(10,9%). Kategori ini pada dasarnya

menjelaskan tentang kesalahan penalaran

berdasarkan unsur-unsur penalaran yaitu

kesalahan menentukan pengertian,

pernyataan, dan penyimpulan.Dari ketiga

kelompok tersebut dipilih sebanyak 11

mahasiswa sebagai responden untuk

klarifikasi kesalahan penalaran dalam

mengerjakan UAS Logika Dasar. Berikut

akan dideskripsikan penalaran ketiga kategori

tersebut.

Dari hasil analisis dokumen UAS

diperoleh penalaran mahasiswa kategori

Tinggi (T) sebanyak 16 mahasiswa atau 11%.

Mahasiswa dalam kategori ini yang tidak

menuliskan pengertian sebanyak 18,75%,

tidak menuliskan pernyataan sebanyak 37,5%,

sedang yang tidak menuliskan sebanyak

12,5%. Dari hasil analisis masih banyak

perbedaan dalam menyelesaikan soal. Ada

yang mengerjakan sesuai dengan indikator

penilaian yaitu menuliskan pengertian,

pernyataan dan penyimpulan dengan lengkap,

ada juga yang langsung mengerjakan ke

pernyataan dan penyimpulannya tanpa

mengerjakan atau menuliskan pengertiannya,

pengertian dan penyimpulannya lengkap atau

tinggi tetapi pernyataannya rendah atau

sedang. Mahasiswa yang tidak menuliskan

pengertian bukan berarti mereka tidak

memahami soal, tetapi karena sudah

kebiasaannya langsung mengerjakan ke

bagian pernyataan dan penyimpulannya dan

juga karena mengikuti prosedur dosen yang

mengajarkan tiap pertemuan, seperti dari hasil

wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Jadi,

hal tersebut bukan karena mereka tidak

memahami soal. Dari hasil wawancara juga

tidak ada perubahan jawaban atau tidak ada

perubahan hasil antara hasil UAS atau hasil

sebelum diwawancara dengan hasil setelah

diwawancara. Mahasiswa kategori tinggi dari

hasil wawancara memang mengerjakan

sendiri tanpa ada bantuan dari teman dan hasil

pekerjaan mereka juga sama dengan hasil

pengerjaan mereka seperti di UAS.

Dari hasil analisis dokumen UAS

diperoleh penalaran mahasiswa kategori

Sedang (S) sebanyak 77 mahasiswa atau

52%. Mahasiswa dalam kategori ini yang

tidak menuliskan pengertian sebanyak

70,13%, tidak menuliskan pernyataan

sebanyak 15,58%, sedang yang tidak

menuliskan sebanyak 14,28%. Mahasiswa

kategori sedang, menunjukkan bahwa

kurangnya dalam pemahaman tentang soal,

pengerjaan belum sesuai dengan indikator

penilaian.Tidak ada perbedaan antara

mahasiswa kategori sedang dalam

menyelesaikan soal, sama-sama kurang

memahami soal. Dari hasil analisis hasil uas

(6)

soal dan kemampuan dalam penalaran masih

terbilang kurang memahami.Pada mahasiswa

kategori sedang ada juga yang tidak

menuliskan atau tidak mengerjakan

pengertian dan ada juga yang mengerjakan

pengertian.Mahasiswa kategori sedang masih

kurang dalam memahami atau menyelesaikan

pengertian, pernyataan, dan penyimpulan.

Ada yang sudah memahami soal tetapi masih

kurang dalam penyimpulannya, ada juga yang

rendah dalam menuliskan pengertian tetapi

cukup baik dalam penyimpulannya, dan ada

juga yang sudah cukup memahami dari

pengertian, pernyataan maupun

penyimpulannya. Mahasiswa yang memahami

soal atau pada pengertiannya tinggi

sedangkan pernyataan dan penyimpulannya

sedang, mereka memang kurang memahami

pernyataan dan penyimpulannya. Pada hasil

LJU UAS dengan hasil wawancara tidak ada

perbedaan hasil, hasil UAS dengan

wawancaranya sama. Pada hasil wawancara

mahasiswa pada kategori sedang yang

memiliki pengertian tinggi tetapi pernyataan

dan penyimpulannya sedang memang

sebagian hasilnya tidak mengerjakan sendiri

tetapi ada hasil dari bisikkan temannya.

Dari hasil analisis dokumen UAS

diperoleh penalaran mahasiswa kategori

Rendah (R) sebanyak 54 mahasiswa atau

37%. Mahasiswa dalam kategori ini yang

menuliskan pengertian sebanyak 5,55%,

menuliskan pernyataan sebanyak 1,85%,

sedangkan yang tidak menuliskan sebanyak

1,85%. Mahasiswa kategori rendah dalam

mengerjakan soal tidak sesuai dengan

indicator penilaian, dimana tidak ada

pengertian, pernyataan maupun penyimpulan.

Kurang mampu mendeskripsikan soal, dan

masih sangat kurang dalam penalaran. Dari

sebagian ada yang mengerti dan menulisksan

pengertiannya tetapi belum mampu

menyelesaikan atau masih belum paham

dalam pernyataan dan penyimpulannya.

Masih terbilang sangat rendah dalam

memahami soal dan penalarannya. Hampir

semua mahasiswa kategori rendah tidak

mengerjakan pengertian pernyataan maupun

penyimpulannya. Ada yang mengerjakan

tetapi masih salah atau kurang dan ada juga

yang tidak mengerjakan sama sekali.

Bagaimana bias mau mengerjakan atau

menyelesaikan penalaran sedangkan dalam

memahami soal dan apa pertanyaan dan

diketahui dalam soal saja masih terbilang

rendah.

PEMBAHASAN

Kegiatan penalaran merupakan

kegiatan pikir yang abstrak karena berkaitan

dengan penarikan kesimpulan dari sebuah

pernyataan atau lebih (Effendi, M.M, 2001).

Oleh karena itu, tidak ada penalaran tanpa

pernyataan, tidak ada pernyataan tanpa

pengertian. Penalaran dapat digambarkan

sebagai suatu proses berfikir dengan

menghubung-hubungkan bukti, fakta atau

petunjuk menuju suatu kesimpulan. Proses

menghubung-hubungkan tersebut masih

lemah sehingga wajar kalau sebagian besar

(lebih dari 90%) penalarannya tergolong

rendah dan sedang. Kesalahan yang banyak

terjadi adalah menuliskan pengertian

termasuk penyimbolan atau merepresentasi.

(7)

hafalan atau me-recall informasi, dan ini

termasuk berpikir tingkat rendah. Hal tersebut

juga disebutkan dalam Taksonomi Bloom,

bahwa menghafal dan memanggil kembali

informasi diklasifikasikan sebagai berpikir

tingkat rendah sedangkan menganalisis,

mensintesis, dan mengevaluasi

diklasifikasi-kan sebagai berpikir tingkat tinggi (Zohar dan

Dori: 2003).

Kesalahan pada dasarnya merupakan

bentuk penyimpangan dari hal yang sudah

diketahui kebenarannya. Kesalahan ini dapat

terjadi karena beberapa terkait dengan dirinya

sendiri (Dewi dan Kusrini, 2014). Seperti

kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa

dalam menjawab soal UAS Logika Dasar,

yaitu kecerobohan tidak menuliskan

pengertian dan pernyataan dalam

penyimpulannya. Hal ini juga diungkap oleh

Rahmat Basuki (Dewi dan Kusrini, 2014),

bahwa kesalahan mahasiswa dalam

menyelesaikan soal-soal meliputi kesalahan

konsep, kesalahan operasi dan kesalahan

karena ceroboh. Kesalahan konsep tersebut

terjadi karena kesalahan yang dilakukan

mahasiswa dalam menafsirkan konsep atau

salah dalam menggunakan konsep. Sedangkan

kesalahan prosedural merupakan kesalahan

dalam menyusun langkah langkah yang

sistematis dalam menyelesaikan suatu

masalah. Kesalahan jenis ini sering terjadi

dalam proses pembelajaran dan perlu

memperoleh perhatian yang lebih. Kesalahan

dapat digunakansebagai alat bantu melihat

sejauh mana pemahaman mahasiswa dalam

proses belajar yang telah berlangsung

sehingga akan diketahui kesulitan- kesulitan

mahasiswa.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis untuk

mengetahui Bagaimana kesalahan penalaran

mahasiswa baru Prodi Pendidikan Matematika

Universitas Muhammadiyah Malang Tahun

Akademik 2016/2017 dalam menyelesaikan

soal-soal Logika Dasar, dapat disimpulkan

bahwa kesalahan yang banyak terjadi adalah

menuliskan pengertian termasuk penyimbolan

atau merepresentasi. Aspek ini sebenarnya

banyak menggunakan hafalan atau me-recall

informasi, dan ini termasuk berpikir tingkat

rendah. Karena hafalan atau me-recall itu

tingkatan berpikir yang merupakan unsur

penting dalam penalaran.

Kesalahan pada dasarnya merupakan

bentuk penyimpangan dari hal yang sudah

diketahui kebenarannya. Kesalahan yang

dilakukan oleh mahasiswa dalam menjawab

soal UAS Logika Dasar, yaitu kecerobohan

tidak menuliskan pengertian dan pernyataan

dalam penalarannya. kesalahan mahasiswa

dalam menyelesaikan soal-soal meliputi

kesalahan konsep, kesalahan operasi dan

kesalahan karena ceroboh. Kesalahan konsep

tersebut terjadi karena kesalahan yang

dilakukan mahasiswa dalam menafsirkan

konsep atau salah dalam menggunakan

konsep. Sedangkan kesalahan prosedural

merupakan kesalahan dalam menyusun

langkah langkah yang sistematis dalam

menyelesaikan suatu masalah. Kesalahan

jenis ini sering terjadi dalam proses

pembelajaran dan perlu memperoleh perhatian

(8)

sebagai alat bantu melihat sejauh mana

pemahaman mahasiswa dalam proses belajar

yang telah berlangsung sehingga akan

diketahui kesulitan- kesulitan mahasiswa.

REFERENSI

Depdiknas – Pusat Kurikulim – Balitbang

(2002). Kurikulum Berbasis

Kompetensi Mata Pelajaran

Matematika. Jakarta

Dewi, S. I. K. Dan Kusrini (2014). Analisis Kesalahan Siswa Kelas VIII Dalam Menyelesaikan Soal Pada Materi Faktorisasi Bentuk Aljabar SMP Negeri 1 Kamal Semester Gasal Tahun Ajaran 2013/2014, 3(2).

Effendi, M. M. (2001). Logika Dasar. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Ghufron, M Nur, dan Rini Risnawita S. 2012. Gaya Belajar Kajian Teoritik Yogyakarta: Pustaka Belajar

Henningsen, M. dan Stein, M.K. (1997), Mathematical Task and Student Conigtion: Classroom Based Factors That Support and Inhibit High-Level Thinking and Reasoning, JRME, 28, 524-549.

Keraf. G. (1982). Argumen dan Narasi. Komposisi Lanjutan III. Jakarta: Gramedia

Krathwohl, D. R.2002. A revision of Bloom’s Taxonomy: an overview – Theory Into Practice, College of Education, The Ohio State University Pohl. 2000. Learning to think, thinking

to learn: ( tersedia di

www.purdue.edu/geri diakses 15 november 2013)

Krathwohl, D.R. & Anderson, L.W.2001. A Taxonomy For Learning, Teaching,

And Assesing; A Revision Of Bloom’s Taxonomy Of Education Objective:( tersedia di www.purdue.edu/geri diakses 15 november 2013)

Kusumah, Y.S. (1986). Logika Matematika Elementer.Bandung: Tarsito

Manfaat, B., & Anasha, Z. Z. (2013). Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa Dengan Menggunakan Graded Response Models (Grm).

Mustofa, A. (2009). Strategi pemecahan Masalah matematika. Tersedia: http://kangguru.wordpress.com

NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Drive, Reston, VA: The NCTM.

Novianti, D. (2014). Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Dengan Gaya Belajar Tipe Investigatif Dalam Pemecahan Masalah Matematika Kelas Vii Di Smp N 10 Kota Jambi. Universitas Jambi.

Oktavia, A. Dan Pramujianti, R. (2016). Analisis Kesulitan Mahasiswa dalam Menyelesaikan Soal-soal Persamaan Differensial Tingkat Satu.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sumarmo, Utari. 2010. Berpikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik. Jurnal FMIPA UPI Suryana, A. (2012). Kemampuan Berpikir

Matematis Tingkat Lanjut (Advanced Mathematical Thinking) Dalam Mata Kuliah Statistika Matematika 1.

Zohar, Anat and Dori, Yehudit J. 2003. Higher Order Thinking Skills and Low Achieving Students: Are They Mutually Exclusive. The journal of the

(9)

Referensi

Dokumen terkait

dalam huruf a, huruf b, dan huruf c serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 ayat (3) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, perlu menetapkan

In the case of X- ray diffraction, the reciprocal lattice planes correspond to the layer-lines of spots in oscillation photographs (Fig. 9.17) and in the case of electron

Lampiran I Perhitungan Konversi Satuan Kemiringan Tebing Galian Lampiran J Perhitungan Persentase Kerusakan Jalan. Lampiran K Perhitungan Parameter Kerusakan Lahan Lampiran

Asked to respond to “My group mates listen to me attentively when I share ideas during the discussion”, 97.83 % respondents at Yohanes Gabriel and 92.31 % respondents at

[r]

Maksud jauh dari tempat sholat ialah seorang wanita dilarang melaksanakan sholat ketika haid, karena apabila hadis tersebut di indikasikan “jauh dari tempat sholat” justru itu

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024) 8508081, Fax.. Pengabdian

Alat dan bahan yang digunakan untuk proses mengukir logam tembaga.