• Tidak ada hasil yang ditemukan

SESI 10 SESI 10 MANAJEMEN MUTU YANKES 2018 | 7041Dandy Maslow Panungkunan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SESI 10 SESI 10 MANAJEMEN MUTU YANKES 2018 | 7041Dandy Maslow Panungkunan"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

ASPEK KUANTITATIF MUTU DI PELAYANAN KESEHATAN I

(2)

OUTLINE

1. The Seven Simple Quality Control Tools

2. Pengertian dan konsep aspek kuantitatif mutu (I) meliputi: Pareto diagram, Histogram, Scatter diagram

3. Studi kasus Pelayanan Kesehatan (Quality Tools)

(3)

The 7 QC (Quality Control) tools

• Ada 7(tujuh) macam alat untuk mengukur mutu yang dikenal dengan nama

The 7 QC (Quality

Control) tools.

• The 7 QC tools adalah alat-alat bantu yang bermanfaat untuk memetakan lingkup

persoalan, menyusun data dalam diagram-diagram agar lebih mudah untuk dipahami, menelusuri berbagai kemungkinan penyebab persoalan dan memperjelas kenyataan atau

(4)

The 7 QC (Quality Control) tools

• Dalam menggunakan The 7 QC ada 2 hal pokok yang perlu menjadi pedoman,

sebelum menggunakan 7 QC tools, yaitu : EFISIEN (tepat) dan EFEKTIF (benar).

• EFISIEN, maksudnya adalah ketepatan dalam memilih alat bantu yang sesuai

dengan karakteristik persoalan yang akan dibahas. EFEKTIF, artinya bahwa

penggunaan alat bantu tersebut dilakukan dengan "benar", sehingga persoalan

(5)

Pareto Diagram

(6)

Pareto Diagram

• Pada suatu diagram Pareto akan dapat

diketahui, suatu faktor merupakan faktor yang paling prioritas dibandingkan faktor-faktor

(minimal 4 faktor) lainnya, karena faktor tersebut berada pada urutan terdepan, terbanyak atau

pun tertinggi pada deretan sejumlah faktor yang dianalisa.

• Melalui dua diagram Pareto yang

diperbandingkan, akan dapat dilihat perubahan seluruh/sebagian faktor-faktor yang sedang

(7)

Pareto Diagram

• Ketika Anda mencoba mengidentifikasi faktor atau item mana dalam sistem yang paling

menarik perhatian. Anda kemudian dapat fokus pada faktor-faktor atau item ketika Anda

(8)

Pareto Diagram

(9)

Pareto Diagram

(10)

Pareto Diagram

CARA MEMBUAT DIAGRAM PARETO

• Langkah 1

a. Tentukan macam masalah yang akan diteliti (mis. Item rusak, kejadian kecelakaan)

b. Tetapkan data apa yang diperlukan dan bagaimana cara mengklasifikasi (mis. rusak berdasarkan tipe, lokasi, proses, mesin, pekerja dan metoda; item yang jarang muncul diringkas dalam judul “Lain-lain”)

(11)

Pareto Diagram

• Langkah 2

Rencanakan lembaran catatan data yang

mendaftar semua item, dengan menyediakan ruang untuk jumlah total (lihat Tabel 1)

• Langkah 3

Isi lembaran catatan dan hitung jumlah total

• Langkah 4

(12)

Pareto Diagram

• Langkah 5

Aturan item dalam urutan jumlah dan isilah lembaran data.

Item “Lain-lain” harus diletakkan pada garis terakhir.

• Langkah 6

Gambar 2 sumbu vertikal dan sebuah sumbu horisontal. 1. Sumbu vertikal

Tandailah sumbu vertikal kiri dengan skala dari 0 sampai total seluruhnya dan sumbu vertikal kanan dengan skala dari 0% sampai 100%

2. Sumbu horisontal

(13)

Pareto Diagram

• Langkah 7

Buat diagram balok

• Langkah 8

Gambar kurva kumulatif (kurva Pareto)

(14)

Pareto Diagram

• Langkah 9

Tulis item-item yang diperlukan pada diagram :

1. Item yang berhubungan dengan diagram : judul, kuantitas sebenarnya, unit

(15)
(16)
(17)

TIPE DIAGRAM PARETO

1. Diagram Pareto berdasarkan gejala

Berhubungan dengan hasil yang tidak diinginkan dalam proses.

Digunakan untuk menemukan masalah utama timbulnya permasalahan.

a. Mutu : rusak, salah, gagal, keluhan, item yang kembali, perbaikan

b. Biaya : jumlah kerugian, pengeluaran c. Pengiriman : kekurangan persediaan, kesalahan pembayaran

(18)

TIPE DIAGRAM PARETO

• 2. Diagram Pareto berdasarkan penyebab

• Berhubungan dengan sebab dalam proses. Digunakan untuk mencari sebab utama

timbulnya permasalahan

• a. Operator : shift, grup, umur, pengalaman, keahlian, individu perorangan

• b. Mesin : mesin, peralatan, organisasi, model, alat ukur

• c. Bahan baku : pembuat, pabrik, lot, macam

• d. Metode operasi : perintah, pengaturan

(19)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

membuat Diagram Pareto :

• 1. Teliti macam-macam klasifikasi dan buat bermacam-macam diagram Pareto

• 2. Tidak diinginkan bahwa judul “lain-lain” menyatakan persentase yang tinggi

• 3. Bila biaya dimasukkan ke dalam data, sangat baik menggambar diagram Pareto dengan sumbu vertikal menunjukkan

pemakaian biaya.

(20)
(21)

HISTOGRAM

• Dikenal juga sebagai grafik distribusi frekuensi, salah satu jenis grafik batang yang digunakan untuk menganalisa mutu dari sekelompok data (hasil produksi), dengan menampilkan nilai tengah sebagai standar mutu produk dan distribusi atau penyebaran datanya.

(22)

HISTOGRAM

• Agar Histogram memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi hasil produksi, perlu dilakukan

pengolahan data yang akurat terlebih dulu, dimulai dari pengumpulan data, tidak kurang dari 50 sampel, yaitu jumlah yang dianggap dapat memenuhi

populasi yang akan diamati.

(23)

HISTOGRAM

Melalui gambar Histogram yang ditampilkan, akan dapat diprediksi hal-hal sebagai berikut :

• a. Bila bentuk Histogram pada sisi kiri dan kanan dari kelas yang tertinggi berbentuk simetri, maka dapat diprediksi bahwa proses berjalan konsisten, artinya seluruh faktor-faktor dalam proses memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.

• b. Bila Histogram berbentuk sisir, kemungkinan yang terjadi

adalah ketidak-tepatan dalam pengukuran atau pembulatan nilai data, sehingga berpengaruh pada penetapan batas-batas kelas.

• c. Bila sebaran data melampaui batas-batas spesifikasi, maka dapat dikatakan bahwa ada bagian dari hasil produk yang tidak memenuhi spesifikasi mutu. Tetapi sebaliknya, bila sebaran data ternyata berada di dalam batas-batas spesifikasi, maka

(24)

HISTOGRAM

• Secara umum, histogram biasa digunakan untuk memantau pengembangan produk

baru, penggunaan alat atau teknologi

produksi yang baru, memprediksi kondisi

pengendalian proses, hasil penjualan,

(25)

HISTOGRAM

• Histogram dirangkai dengan variabel-variabel seperti waktu, berat, temperatur dan tidak

cocok untuk data yang bersifat kategorik

• Ketika Anda ingin mengenali dan

menganalisis pola dalam data yang tidak

(26)
(27)
(28)

SCATTER DIAGRAM

 Alat bantu ini sangat berguna untuk

mendeteksi korelasi (hubungan) antara dua variable (faktor), sekaligus juga

memperlihatkan tingkat hubungan tersebut (kuat atau lemah).

 Pada pemanfaatannya, scatter diagram membutuhkan data berpasangan sebagai

bahan baku analisisnya, yaitu sekumpulan nilai x sebagai faktor yang independen berpasangan dengan sekumpulan nilai y sebagai faktor

(29)

SCATTER DIAGRAM

 Contohnya : Diperoleh data bahwa ada

hubungan antara banyaknya komplain (x)

dengan jumlah retur barang (y) : x = 5 ; y = 50 eks.

 x = 10 ; y = 120 eks.

(30)

SCATTER DIAGRAM

 Melalui penggambaran data tersebut dalam scatter diagram, akan dapat dilakukan analisa lebih lanjut, sejauhmana antara faktor x dan y memiliki korelasi, yang dalam hal ini

direpresentasikan sebagai nilai r (rho), yaitu nilai yang menunjukkan tingkat keeratan

hubungan antar faktor tersebut.

 Dikatakan kedua faktor itu berhubungan sangat erat bila nilai rho mendekati angka + 1. Di

samping itu, juga akan dapat disimpulkan

(31)

SCATTER DIAGRAM

 Korelasi memiliki kecenderungan positif bila setiap pertambahan faktor x menyebab-kan pertambahan faktor y, sebaliknya

(32)

SCATTER DIAGRAM

 Diagram Scatterplot digunakan ketika Anda

ingin menentukan hubungan antara dua ukuran yang berbeda.

 Gunakan Diagram Scatterplot Bila:

1. Anda mencurigai ada hubungan antara dua variabel

2. Data bersifat kontinu, seperti suhu, waktu, atau angka

(33)

Referensi

Dokumen terkait