• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MINAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MINAT"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MINAT

BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga mempunyai peranan dan tanggungjawab utama atas perawatan dan perlindungan anak sejak bayi hingga remaja. Pengenalan anak kepada kebudayaan, pendidikan, nilai dan norma-norma kehidupan bermasyarakat dimulai dalam lingkungan keluarga.

Untuk perkembangan kepribadian anak-anak yang sempurna dan serasi, mereka harus tumbuh dalam lingkungan keluarga dalam suatu iklim kebahagiaan, penuh kasih saying dan pengertian.

Menurut Siti Partini ( 1977 : 11 )

Keluarga adalah sekelompok manusia yang terdiri atas suami, istri, anak-anak ( bila ada ) yang terikat atau didahului dengan perkawinan.

Keluarga Merupakan lembaga sosial yang paling kecil, yang terdiri atas ayah, ibu dan anak. Dari beberapa fungsi keluarga salah satunya adalah memberikan pendidikan yang terbaik yakni pendidikan yang mencakup pengembangan potensi-potensi yang dimiliki oleh anak-anak, yaitu : Potensi fisik, potensi nalar, dan potensi nurani / qalbu (Muhammad Tholchah Hasan 1990 : 39).

(2)

dirinya secara menyeluruh. Dan kualitas sumberdaya manusia ( SDM ) yang demikian sebenarnya yang dibutuhkan sekarang dan masa datang, yakni kualitas sumberdaya manusia yang meliputi ; kreatifitas yang kuat, produktifitas yang tinggi, kepribadian yang tangguh, kesadaran sosial yang besar, keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa ( Muhammad Tholchah Hasan 1990 : 43 ).

Siswa Sekolah Menengah Atas ( SMA ) sebagai salah satu unsur sumberdaya manusia yang potensial sangat diperlukan dalam rangka mencapai kemajuan bangsa, “Di Indonesia, pendidikan diarahkan pada pembentukan manusia Indonesia seutuhnya sebagai warga Negara yang pancasila “.

Pada dasarnya, proses pendidikan dapat terjadi dalam banyak situasi sosial yang menjadi ruang lingkup kehidupan manusia. Secara garis besar proses pendidikan dapat terjadi dalam tiga lingkungan pendidikan yang terkenal dengan sebutan : Tri Logi Pendidikan, yaitu Pendidikan di dalam Keluarga ( Pendidikan Informal ), Pendidikan di dalam Sekolah ( Pendidikan Formal ), dan Pendidikan di dalam Masyarakat ( Pendidikan Non Formal ).

(3)

akan diamati oleh anak baik disengaja maupun tidak disengaja sebagai pengalaman bagi anak yang akan mempengaruhi pendidikan selanjutnya.

Maka, keluarga yang baik di dalamnya akan terjadi interaksi diantara para anggotanya. Sebagaimana dikemukakan oleh St. Vembriarto ( 1978 : 35 ) :

Bahwa proses sosialisasi adalah proses belajar yaitu suatu proses akomodasi dengan mana individu memohon, menahan, mengubah impuls-impuls dalam dirinya dan mengambil oper cara hidup atau kebudayaan masyarakat.

Komunikasi, istilah ini berasal dari bahasa Inggris yaitu Communication, yang berarti “memberitahukan”, berpartisipasi, kabar”. ( Poerwadarminto WJS dkk, 1980 : 28 ). Sedangkan Menurut A.G. Lunandi

Komunikasi adalah suatu kegiatan terus menerus yang dilakukan orang untuk saling berhubungan dengan orang lain, khususnya pada waktu berhadapan muka. (

Komunikasi orang tua dengan anak memegang peranan penting dalam membina hubungan keduanya, hal ini dapat dilihat dengan nyata, misalnya : membimbing, membantu mengarahkan, menyayangi, menasehati, mengecam, mengomando, mendikte, dan lain sebagainya.

(4)

Sesuai dengan judul penelitian penulis, dalam pembahasan berikutnya penulis akan memusatkan diri pada pembahasan tentang pendidikan di dalam sekolah atau pendidikan Formal.

Pendidikan di sekolah merupakan kelanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Sedangkan menurut Winkel (1983 : ) Pendidikan di sekolah diartikan : “Proses Kegiatan terencana dan terorganisir, yang terdiri atas kegiatan mengajar dan belajar”.

Pendidikan di sekolah merupakan intesifikasi dan modifikasi dasar-dasar Kepribadian dan pola-pola sikap anak yang dipelajarinya di rumah. Artinya memperkuat dasar-dasar dan pola-pola sikap anak yang positif dan mengubah dasar-dasar kepribadian dan pola-pola sikap anak yang negatip yang dipelajari dilua sekolah.

Tugas pokok SMP dan SMA adalah mendidik dalam arti luas. Sedangkan fungsi pokok SMP dan SMA adalah dalam arti mengajar, melatih dan mendidik dalam arti sempit.

Mendidik dalam arti luas yang merupakan tugas pokok sekolah adalah dalam rangka menciptakan kesempatan yang seluas-luas bagi siswa untuk mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sesuai dengan potensi dan lingkungannya disamping memberikan latihan mengenai : akhlak, dan kecerdasan seseorang.

(5)

formal tingkat atas, sesuai dengan fungsi SMA dalam rangka keseluruhan pendidikan, yaitu :

1. Menjadikan para siswa untuk menjadi manusia Indonesia seutuhnya, sebagai warga negara yang Pancasila

2. Memberikan bekal kemampuan yang diperlukan bagi siswa-siswa yang akan melanjutkan studinya ke Perguruan Tinggi. 3. Memberikan bekal kemampuan bagi siswa yang akan terjun ke

dunia kerja setelah menyelesaikan pendidikannya di SMA. ( Depdikbud, 1984 : 7 )

Pencapaian tujuan institusional SMA sesuai dengan fungsinya dalam rangka keseluruhan proses pendidika pada khususnya dala salah satu tugas sekolah sebagai lembaga pendidikan formal pada umumnya tidaklah mudah.

Disepanjang tahun, khususnya pada tahun ajaran baru, mutu pendidikan yang berkaitan dengan pencapaian tujuan pendidikan secara umum disegala jenjang pendidikan formal, termasuk SMA sering dipermasalahkan.Permasalahan ini seringkali dikaitankan dengan adanya kecenderungan merosotnya minat belajar dan prestasi belajar yang dicapai siswa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siwa tentunya beraneka ragam, tetapi secara garis besar ada dua faktor yaitu “Faktor-faktor pada pihak siswa dan Faktor-faktor diluar siswa” ( Winkel : )

(6)

Pendapat tersebut sejalan yang dikemukakan Sudarsono, Faktof-faktor yang meimbulkan minat dapat digolongkan sebagai berikut ;

1). Faktor kebutuhan dari dalam

Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.

2). Faktor motif sosial

Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat didorong oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, penghargaan dari lingkungan dimana ia berada

3). Faktor emosional

Faktor yang merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian terdapat suatu kegiatan / objek tertentu ( 1980 : 12 )

Jadi berdasarkan dua pendaat diatas faktor yang meimbulkan minat, dalam hal ini minat untuk belajar ada tiga yaitu ; dorongaan dari diri individu, dorongan sosial dan dorongan emosional. Timbulnya minat untuk belajar pada individu berasal dari dalam diri individu, kemudian individu mengadakan interaksi dengan lingkungan yang menimbulkan dorongan sosial dan dorongan emosional, juga adanya pengaruh perhatian orang tua.

Karena hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh minat dalam belajr, perhatian orang tua, maka keduanya menjadi perlu untuk dibahas dan diteliti. Hal ini dikemukakan oleh Dakir :

Perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang sesuatu, baik yang didalam maupun yang ada diluar ( 1993 : 114 )

(7)

dan tepat, termasuk problem-peoblem dalam rangka meraih prestasi yang optimal.

Uraian tersebut diatas mendorong penulis untuk mengadakan penelitian tentang Pengaruh Perhatian Orang tua dan Minat belajar dengan Prestasi Belajar siswa dalam bentuk Karangan Ilmiah dengan :

1. Tema : Prestasi Belajar

2. Aspek Masalah : Pengaruh Perhatian Orang Tua, minat 3. Judul : Pengaruh Perhatian Orang tua dan Minat

Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa ( Penelitian yang dikhususkan pada Prestasi Belajar pilihan program Ilmu Pengetahuan Alam Kelas II SMA PGRI 2 Kajen Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2004 / 2005 )

B. Identifikasi Masalah

Alasan-alasan yang mendorong penulis untuk memilih judul penelitian diatas maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :

1. Adanya kecenderungan menurunnya prestasi belajar yang dicapai siswa-siswa di segala jenjang pendidikan formal yang ada di Indonesia termasuk SMA sehingga perlu mendapatkan perhatian dan penanganannya.

(8)

3. Salah satu indicator yang menyebabkan prestasi belajar siswa menurun adalah pengaruh perhatian orang tua, yang kurang baik.

4. Disisi lain diagnosa minat belajar didalam dunia pendidikan dirasa cukup penting dan perlu untuk dibahas dan diteliti. Karena Minat Belajar mempunyai hubungan yang cukup tinggi dengan hasil prestasi belajar siswa.

5. Bahwa hasil prestasi belajar siswa dalam suatu lembaga pendidikan formal merupakan hal yang sangat pokok untuk diperhatikan, karena dengan mengetahui prestasi belajar siswa kita akan mengetahui pula efektifitas proses belajar dan mengajar yang berlangsung di sekolah.

C. Batasan Masalah

Untuk memperjelas pengertian yang terkadang dalam Judul penelitian diatas, maka akan penulis kemukakan arti daripada judul penelitian tersebut, dengan maksud memberi gambaran secara jelas dan tidak terjadi salah tafsir terhadapjudul penelitian tersebut. Adapun penjelasan judul yang dimaksud adalah sebagai berikut :

(9)

hubungan timbal balik adalah hubungan dimana satu variabel dapat menjadi sebab akibat dari variabel lainnya.

2. Perhatian

Menurut Dakir ( 1993 : 114 ) : “Perhatian adalah Keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang sesuatu, baik yang di dalam maupun yang ada di luar.

Sedangkan yang dimaksud dengan perhatian dalam penelitian ini adalah Kecenderungan atau Keaktifan perhatian orang tua yang dikerahkan, untuk memberikan motivasi atau dorongan yang positif terhadap anaknya dalam usaha mencapai prestasi belajar yang optimal

3. Minat Belajar

Minat adalah Kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek ( Sumadi Suryabrata, 1988 : 109 )

Sedangkan pengertian Belajar adalah proses mental yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan, skill, kebiasaan atau sukap yang semuanya diperoleh, disimpan, dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif ( Winkel, 1983 : 92 )

(10)

untuk mencapai prestasi yang optimal yang dapat ditunjukkan dengan kegiatan belajar.

4. Prestasi Belajar

Prestasi Belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapatmencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu ( Sutartinah Tirtonegoro, 1984 : 14 )

Sedangkan yang penulis maksudkan dengan prestasi belajar disini adalah hasil dari pengukuran serta penilaian hasil usaha belajar siswa dalam satu semester untuk semua bidang studi kelompok pilihan program. Indikasi hasil belajar yang akan digunakan adalah angka hasil tes prestasi belajar semester genap tahun pelajaran 2004/2005.

(11)

D. Rumusan Masalah

Dalam latar belakang telah dijelaskan tentang pengaruh perhatian orang tua dan minat belajar dengan prestasi belajar siswa. Dari masalah-masalah yang ada dapat dirumuskan permasalah-masalahan sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan antara pengaruh perhatian orang tua dan minat belajar dengan prestasi belajar siswa

2. Apakah benar ada hubungan antara pengaruh perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa

3. Apakah benar ada hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa.

E. Tujuan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini penulis mempunyai tujuan yang hendak dicapai yaitu :

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perhatian orang tua dan minat belajar dengan prestasi belajar siswa

2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa.

F. Manfaat Penelitian

(12)

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk menambah perbendaharaan penelitian dalam dunia pendidikan, khususnya dalam Karya tulis ilmiah dalam rangka mengembangkan khasanah ilmiah

b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengadakan penelitian selanjutnya yang lebih mendalam c. Sebagai pengembang disiplin ilmu kearah berbagai

spesifikasi 2. Manfaat Praktis

a. Bagi pengelola pendidikan menengah khususnya SMA : memberikan masukan di dalam memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa SMA untuk meningkatkan prestasi belajar.

b. Bagi siswa-siswa SMA :

1). Memberi pengetahuan bahwa perhatian orang tua, minat belajar sangat membantu dalam meningkatkan prestasi belajar di sekolah

2). Memberikan pengetahuan bahwa bantuan orang tua, guru sangat mendukung dalam memperbesar minat belajar

(13)

mencapai dan meningkatkan dalam meraih prestasi belajar.

G. Batasan Istilah

1. Perhatian orang tua adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu agar dapat memilih, menyiapkan, menyesuikan dan menetapkan dirinya dalam belajar sesuai dengan keadaan dirinya.

2. Minat Belajar adalah suatu kecenderungan yang mengandung perhatian, rasa senang, harapan dan pengalaman untuk melakukan suatu kegiatan belajar

3. Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian hasil usaha belajar siswa dan bertujuan untuk mencapai suatu keadaan yang lebih memuaskan dari sebelumnya.

H. Sistematika Skripsi

Untuk mempermudah pembaca dalam memahami alur penelitian skripsi ini, maka penulis sajikan sistematika skripsi berikut :

1. Bagian Awal

Bagian awal ini meliputi : Halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, motto, halaman persembahan, kata pengantar dan ucapan terima kasih, daftar isi, daftar tabel, daftar laporan dan abstrak

2. Bagian Inti

(14)

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan dikemukakan uraian yang berhubungan dengan dasar-dasar teori untuk menganalisa masalah-masalah yang akan diteliti yang merupakan hasil studi kepustakaan.

A. Pengaruh Perhatian Orang Tua dan minat Belajar dengan Prestasi Belajar

1. Tinjauan terhadap masalah pengaruh perhatian orang tua

Sebelum batasan tentang perhatian dan orang tua dikemukakan, maka perlu kiranya dibicarakan tentang makna perhatian dan orang tua itu sendiri.

Perhatian merupakan pemusatan psikis, salah satu aspek psikologis yang tertuju pada suatu objek yang datang dari dalam dam luar diri individu. Dengan perhatian dapat digunakan untuk meramalkan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Perhatian akan memberikan warna dan corak bahkan arah tingkah laku seseorang. Dengan perhatian, seseorang akan mendapatkan gambaran kemungkinan rangsangan yang akan timbul sebagai respon terhadap masalah atau keadaan yang dihadapkan kepadanya.

a. Pengertian Perhatian

(15)

hal yaitu penggunaan perhatian yang kurang tepat oleh masyarakat. Seringkali orang menyamakan perhatian dengan motif, motivasi maupun empati.

Perhatian berbeda dari simpati, empati dan komunikasi walaupun ketiganya berhubungan erat dalam pemusatan tenaga seseorang. Menurut Dakir ( 1993 : 114 ) ”Perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang sesuatu baik yang ada di dalam maupun yang ada di luar individu sedangkan pendapat senada dikemukakan oleh Slameto ( 1995 : 105)

Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungan nya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perhatian adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek yang datang dari dalam dan dari luar individu.

b. Pengertian orang tua

(16)

tersebut / wali siswa / orang tua asuh atau jika anak tersebut tinggal bersama wali.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa perhatian orang tua adalah pemusatan energi psikis yang tertuju pada suatu abjek yang dilakukan oleh ayah dan ibu atau wali terhadap anaknya dalam suatu aktivitas.

c. Macam-macam Perhatian Orang Tua

Menurut Tim Penulis FIP – IKIP Yogyakarta ( 1993 : 13 ) disebutkan adanya macam-macam perhatian dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang yang pada prinsipnya meliputi :

1). Macam-macam perhatian orang tua menurut cara kerjanya, dibedakan menjadi :

a). Perhatian spontan, yaitu perhatian yang tidak disengaja atau tidak sekehendak subjek.

b). Perhatian refleksi, yaitu perhatian yang disengaja atau sekehendak subjek.

2). Macam-macam perhatian orang tua menurut intensitasnya, dibedakan menjadi :

a). Perhatian intensif, yaitu perhatian yang banyak menyertakan aspek kesadarannya.

(17)

3). Macam-macam perhatian orang tua menurut luasnya, dibedakan menjadi :

a). Perhatian Terpusat, yaitu perhatian yang tertuju pada lingkup objek yang sangat terbatas, perhatian ini sering disebut dengan perhatian Konsentratif.

b). Perhatian Terpencar, yaitu perhatian yang tertuju kepada macam-macam objek.

Sedangkan menurut Patty, dkk ( 1982 : 95 ) membedakan perhatian menjadi tiga yaitu :

(1). Perhatian spontan dan perhatian paksaan, bila kita senang terhadap suatu perhatian kita tercurah secara spontan. Sebaliknya apabila kita tidak senang kepada sesuatu, kita harus memaksakan perhatian kepadanya.

(2). Perhatian Konsentratif dan perhatian distributif, bila kita memusatkan perhatian kepada satu hal saja, maka kita menggunakan perhatian konsentratif. Dan manakala kita memperhatikan beberapa hal maka kita menamakan perhatian tersebut distributif.

(18)

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua

Perhatian tidak selamanya dapat diarahkan dengan baik. Hal ini dikarenakan bahwa perhatian dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Dakir ( 1995 : 114 ) dikemukakan :

1). Ditinjau dari hal-hal yang bersifat objektif, yaitu rangsangan yang kuat mendapatkan perhatian, kualitas rangsangan mempengaruhi perhatian, objek yang besar menarik perhatian, begitu pula rangsangan dapat menarik perhatian

2). Ditinjau dari hal-hal yang secara subjektif, yaitu hal-hal yang bersangkut paut dengan pribadi subjek, misalnya : beberapa rangsangan yang sesuai dengan bakatnya lebih menarik perhatian daripada hal yang lain.

Selanjutnya Patty, dkk ( 1982 : 96 ) berpendapat bahwa hal-hal yang mempengaruhi perhatian ada dua faktor yaitu faktor objektif dan faktor subjektif.

Yang termasuk faktor objektif, adalah :

a). Perangsang yang berubah-ubah menarik perhatian b). Perangsang yang luar biasa

c). Perangsang yang tiba-tiba

d). Benda-benda yang mempunyai bentuk tertentu

(19)

Sedangkan faktor subjektif, adalah :

(a). Pekerjaan yang sedang kita laksanakan (b). Keinginan yang sedang kita laksanakan (c). Minat

(d). Perasaan (e). Mode, dan (f). Kebiasaan

Berdasarkan pendapat di atas dapat dijabarkan bahwa faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua antara lain :

1. Faktor Objektif yang meliputi : a. Rangsangan yang kuat

Orang tua memiliki perasaan yang sangat peka terhadap anaknya. Apabila anak dirasa sedang kelihatan lain daripada keadaan biasanya, maka orang tua dengan mendapat rangsangan yang sangat kuat untuk segera memberikan perhatian kepada anak dengan tujuan dapat memberikan sesuatu yang sedang dibutuhkan. Misalnya anak nampak murung, maka orang tua segera memberikan perhatian agar anak tersebut dapat membebaskan dari kemurungan itu.

b. Kualitas Rangsangan

(20)

sedang menghadapi ulangan misalnya. Maka orang tua memandang bahwa situasi pada saat itu sangat membutuhkan perhatian agar anak dapat belajar dengan sungguh-sungguh. Situasi sedang menghadapi ulangan adalah salah satu contoh kualitas rangsangan yang membuat orang tua memberikan perhatian.

c. Objek yang besar atau perangsang luar biasa

Setiap orang memiliki emosi atau dorongan yang tersimpan dalam hati, hal ini dapat muncul jika ada objek yang dapat menarik perhatian secara tiba-tiba tanpa diduga sebelumnya, sehingga perhatian muncul dengan dorongan yang sangat kuat atau luar biasa. Misalnya orang tua mempunyai keinginan di dalam hati agar anaknya dapat meraih prestasi yang tinggi, jika benar-benar anak dapat mewujudkan keinginan orang tua tersebut, maka anak akan mendapatkan perhatian yang lebih besar.

d. Rangsangan yang baru

Anak diharapkan dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki. Jika dalam perkembangannya mempunyai kreatifitas menuju hal-hal yang positif, maka orang tua akan memberikan perhatian pula untuk mendukung kegiatan tersebut.

2. Faktor Subjektif yang meliputi :

a. Pekerjaan yang sedang dilaksanakan

(21)

memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga keluarga sering ditinggal. Anak dibiarkan diasuh oleh pembentu misalnya, Anak kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang, hal ini dapat berpengaruh terhadap minat belajar.

b. Keinginan orang tua

Antara ayah dan ibu dalam mendidik anak-anaknya harus bersikap harmonis, artinya jangan memaksakan keinginannya sendiri-sendiri antara ayah dan ibu, sehingga menimbulkan konflik, yang jika tidak dapat diselesaikan dengan segera dapat mengancam keluarga dan menjadi broken home. Ini berakibat anak bingung dan berpengaruh terhadap minat belajar.

c. Minat

Keadaan orang tua suka berlebihan atau tidak sesuai dengan minat dapat membuat orang tua kecewa, cemas dan sebagainya. Apabila tidak dapat terlaksana, hal ini akan mengganggu atau mempengaruhi perhatian orang tua terhadap minat belajar anak. d. Perasaan

(22)

menyenangkan sehingga minat untuk belajarpun bagi anak berkurang / menurun.

e. Mode

Keadaan mode sekarang berkembang sangat pesat. Orang tua yang selalu mengikuti mode akan disibukkan dengan mode-mode baru, baik mode rumah, perabot, pakaian dan sebagainya. Sehingga orang tua cenderung memikirkan mode tanpa memperhatikan anaknya, dan menjadikan minat belajar berkurang karena kurang mendapatkan perhatian orang tuanya.

f. Kebiasaan

Kebiasaaan orang tua yang tidak baik seperti minum-minuman keras, berjudi, free sex, sangat berpengaruh terhadap minat belajar. Hal ini disebabkan keadaan orang tua yang tidak memberikan contoh kehidupan yang baik, sehingga anak kurang bergairah dalam belajar. Sebaliknya, jika orang tua melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik, seperti rajin beribadah, olahraga, membaca buku, maka akan dapat meningkatkan minat belajar.

Berdasarkan penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua, maka dapat disimpulkan bahwa perhatian orang tua dapat dipengaruhi dua faktor yaitu faktor objektif dan subjektif.

(23)

individu. Kedua faktor tersebut bagi orang tua dapat muncul dengan sendiri ataupun bersama-sama tergantung pada objek yang sedang dihadapi. Perhatian orang tua yang diberikan kepada anaknya sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak khususnya pada minat belajar dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap anak.

2. Tinjauan Terhadap Masalah Minat Belajar a. Pengertian tentang minat,

Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertatik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek ( Sumadi Suryabrata, 1988 : 109 ). Menurut Crow and Crow minat adalah pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu. ( Johny Killis, 1988 : 26 ) Berdasarkan pendapat Crow and Crow dapat diambil pengertian bahwa individu yang mempunyai minat terhadap belajar, maka akan terdorong untuk memberikan perhatian terhadap Belajar tersebut. Karateristik minat menurut Bimo Walgito :

(1). Menimbulkan sikap positif terhadap sesuatu objek.

(2). Adanya sesuatu yang menyenangkan yang timbul dari sesuatu objek itu.

(3). Mengandung suatu pengharapan yang menimbulkan keinginan atau gairah untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi minatnya ( 1977 ; 4 )

(24)

bahwa minat sebagai sesuatu hasil pengalaman yang tumbuh pada dan dianggap bernilai oleh individu adalah kekuatan yang mendorong seseorang itu untuk berbuat sesuatu ( Winarno Surachmad, 1980 : 90 ) Jadi pengalaman yang dianggap bernilai merupakan faktor yang turut membuat minat pada diri individu. Pengalaman memberikan motivasi serta kekuatan pada diri individu untuk melakukan sesuatu.

(25)

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Minat

Menurut Crow and Crow, ada tiga faktor yang menimbulkan minat yaitu “Faktor yang timbul dari dalam diri individu, faktor motif sosial dan faktor emosional yang ketiganya mendorong timbulnya minat”, (Johny Killis, 1988 : 26 ). Pendapat tersebut sejalan dengan yang dikemukakan Sudarsono, faktor-faktor yang menimbulkan minat dapat digolongkan sebagai berikut :

(1). Faktor kebutuhan dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan. (2). Faktor motif sosial, Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat

didorong oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, perhargaan dari lingkungan dimana ia berada.

(3). Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian terhadap sesuat kegiatan atau objek tertentu ( 1980 : 12 )

Jadi berdasarkan dua pendapat diatas faktor yang menimbulkan minat ada tiga yaitu dorongan dari diri individu, dorongan sosial dan motif dan dorongan emosional. Timbulnya minat pada diri individu berasal dari individu, selanjutnya individu mengadakan interaksi dengan lingkungannya yang menimbulkan dorongan sosial dan dorongan emosional.

c. Proses Timbulnya Minat

(26)

daya tarik yang ada atau ada pengalaman yang menyenangkan denga hal-hal tersebut. Secara skematis proses terbentuknya minat dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1 : Proses terbentuknya minat d. Fungsi Minat

Crow and Crow ( 1973 : 153 ) menyatakan ”....the word interested may be used to the motivatoring force which courses and individual to give attenrion force person a thing or activity.” Pendapat disini dmaksudkan bahwa perhatian kepada seseorang, sesuatu maupun aktivitas tertentu, sementara ia kurang atau bahkan tidak menaruh perhatian terhadap seseorang , sesuatu atau aktivitas tertentu sementara ia kurang atau bahkan tidak menaruh perhatian terhadap seseorang, sesuatu atau aktivitas yang lain. Dari uraian tersebut dengan adanya minat memungkinkan adanya keterlibatan yang lebih besar dari objek yang bersangkutan. Karena minat berfungsi sebagai pendorong yang kuat.

Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan seseorang untuk memilih dan melakukan aktivitas dibandingkan aktivitas yang lain karena ada perhatian, rasa senang dan pengalaman.

(27)

e. Pengertian Belajar

Disadari atau tidak, setiap individu tentu pernah melakukan aktivitas belajar, karena aktivitas belajar tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang mulai sejak lahir sampai mencapai umur tua.

Menurut Winkel :

Belajar adalah proses mental yang mengarah pada penguasaan pengetahuan, kecakapan skill, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilakukan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif.

Dari pengertian diatas, tampak belajar lebih menekankan pada proses, baik proses mental, proses adaptasi dengan lingkungan, proses melalui lingkugannya, proses melalui pengalaman, latihan maupun praktek.

Selanjutnya ada pula yang merumuskan pengertian belajar yang menekankan pada perubahan sebagaimana dikatakan oleh Witherington, bahwa ,”Belajar adalah perubahan dalam diri individu yang dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, kebiasaan, pengertian dan apresiasi”.

(28)

kebiasaan yang bersifat relative konstan / tetap baik melalui pengalaman, latihan maupun praktek. Perubahan itu bisa sesuatu yang baru atau hanya penyempurnaan terhadap hal-hal yang sudah dipelajari yang segera nampak dalam perilaku nyata atau yang masih tersembunyi. Sedangkan proses belajar dapat berlangsung dengan kesadaran individu atau tidak, sebagaimana diungkapkan oleh Winkel bahwa,” Proses belajar dapat berlangsung dengan disertai kesadaran dan intensi, tetapi itu tidak mutlak perlu.” ( : )

f. Pengertian Minat Belajar

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian minat belajar adalah kecenderungan individu untuk memiliki rasa senang, dorongan melakukan aktivitas terhadap kegiatan belajar yang dilakukan melalui latihan-latihan ataupun pengalaman. Dengan demikian minat belajar pada diri siswa, maka kegiatan belajar akan dilakukan dengan penuh kesadaran, dilakukan dengan senang dan mempunyai dorongan untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. g. Faktor-faktor Yang Menimbulkan minat Belajar

(29)

diperoleh dengan mengadakan interaksi dengan dunia luar, baik melalui latihan maupun belajar.

Dan faktor yang dapat menimbulkan minat belajar dalam hal ini adalah dorongan dari dalam individu, dorongan motif sosial dan dorongan emosional.

h. Macam-Macam Minat Belajar

Sesuai dengan aturan diatas, bahwa minat merupakan kecenderungan untuk memiliki rasa senang terhadap suatu objek dan dalam penelitian ini objek yang diteliti mengenai belajar, maka penulis kemukakan tentang macam-macam minat yang berhubungan dengan macam-macam belajar.

Menurut Robert M. Gague yang dikutip oleh Suyarno ( 1985 : 9 ) ada delapan macam model belajar yang disebut : “Cumulative Learning Model” Adapun macam atau jenis belajar sebagai berikut :

1). Signal Learning ( belajar Signal ) individu belajar memberikan respon terhadap suatu tanda ( signal )

2). Claining learning ( belajar merangkai membentuk suatu rangkaian hubungan stimulus respon S – R )

3). Stimulus Respon Learning : belajar memberikan respon yang tepat terhadap stimulus tertentu.

(30)

5). Multiple descimination learning : Belajar membedakan sesuatu dalam jumlah yang banyak, sehingga individu perlu memberikan respon yang berbeda-beda.

6). Concept learning : Belajar tentang berbagai hal sehingga dapat mengklasifikasikan berbagai hal itu akhirnya mendapat pengertian atau membentuk konsep tentang suatu hal.

7). Principle learning : Belajar prinsip, belajar memahami prinsip antara dua pengertian / konsep atau lebih.

8). Problem solving : belajar memecahkan masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa macam-macam minat belajar diikuti adanya kegiatan-kegiatan yang mendukung timbulnya suatu aktivitas belajar. Hal ini dapat dipengaruhi oleh delapan macam model belajar yakni belajar dengan tanda, belajar merangkai, belajar memberikan respon, belajar memahami pengertian verbal, belajar membedakan sesuatu dalam jumlah banyak, belajar konsep, belajar prinsip dan memecahkan masalah, sehingga minat belajar siswa akan lebih terarah dengan adanya kegiatan tersebut.

i. Ciri-Ciri Orang Yang Berminat Belajar

(31)

1). Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang labih luas.

2). Adanya sifat yang kreatif pada orang yang belajar dan keinginan untuk maju

3). Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-temannya

4). Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetensi.

5). Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.

6). Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar.

Maslow yang dikutip oleh Sardiman AM ( 1998 : 46 ) mengemukakan dorongan-dorongan seseorang untuk belajar yaitu sebagai berikut :

1). Adanya kebutuhan fisik

2). Adanya kebutuhan rasa aman, bebas dari kekuatan

3). Adanya kebutuhan dan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan dengan orang lain.

4). Adanya kebutuhan untuk mendapatkan kehormatan dari masyarakat

(32)

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa orang yang berminat belajar ditandai adanya sifat ingin tahu, adanya kreativitas, adanya simpati dari orang lain, memperbaiki kegagalan, adanya rasa aman dan adanya ganjaran atau hukuman.

j. Hubungan Antara Perhatian Orang Tua Terhadap Minat Belajar

Perhatian itu timbul karena adanya dorongan psikis tertentu dan karena adanya rangsangan dari lingkungan. Memperhatikan atau menaruh perhatian dapat diartikan sebagai mengarah kepada sesuatu dan mempersiapkan diri untuk melaksanakan pengamatan satu objek atau pelaksanaan satu perbuatan. Perhatian orang tua terhadap minat belajar anak dapat dilakukan dengan berbagai macam tergantung sudut objek atau sudut pandang. Hal ini karena masing-masing orang tua mempunyai perbedaan sendiri-sendiri, antara yang satu dengan yang lainnya. Apabila orang tua memberikan perhatian dengan sungguh-sungguh terhadap anak dalam hal belajar maka aktivitas belajar dapat menumbuhkan minat belajar tanpa ada rasa terpaksa.

(33)

berpengaruh terhadap minat belajar anak. Semakin baik perhatian yang diberikan kepada anak, maka akan semakin berpengaruh terhadap minat belajar. Dan sebaliknya semakin kurang perhatian orang tua terhadap anak, maka semakin berkurang minat belajar yang ditimbulkan oleh anak.

3. Tinjauan Terhadap Masalah Prestasi Belajar

Menurut Sutratinah Tirtonegoro, bahwa :

Yang dimaksud prestasi belajar adalah peningkatan hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbul, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. ( : 80 )

Dari batasan diatas, dapat penulis uraikan bahwa setelah siswa melakukan usaha belajar di sekolah dengan waktu tertentu, maka untuk selanjutnya siswa dihadapkan pada suatu test yang biasa disebut Tes Hasil Belajar. Dari hasil test tersebut dapat diukur prestasi belajar siswa dengan standar tertentu. Biasanya ukuran prestasi belajar siswa dilambangkan dalam bentuk angka, huruf atau kata.

Secara garis besarnya, karateristik prestasi belajar dapat disebutkan sebagai berikut :

a. Prestasi belajar seseorang merupakan perubahan perilaku yang dapat diukur, dalam hal ini dengan menggunakan tes.

(34)

c. Prestasi belajar dapat dievaluasi dengan menggunakan standard tertentu, baik berdasarkan norma kelompok ataupun norma yang tidak ditetapkan.

d. Prestasi belajar menunjukkan pula pada hasil kegiatan yang disengaja dan disadari yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.

1). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Berhasil tidaknya kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan akan tergantung pada faktor dan kondisi yang mempengaruhinya.

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses atau kegiatan belajar dan hasil atau prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua yaitu :

a). Faktor individu yang belajar ( faktor interen )

b). Faktor lingkungan di luar individu yang belajar ( faktor eksteren )

Untuk lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan lebih terinci tentang kedua faktor yang mempengaruhi belajar :

(1).Faktor individu yang belajar ( faktor internal)

(35)

Diantara faktor-faktor yang perlu diperhatikan dari segi siswa ini adalah :

(a). Faktor Fisiologis / Jasmaniyah yang bersifat pembawaan maupun bukan pembawaan seperti : penglihatan, bentuk tubuh, kondisi fisik, kematangan fisik dan sejenisnya.

(b).Faktor psikologis, baik yang bersifat pembawaan atau bukan pembawaan seperti : taraf intelegensi, kemampuan belajar, bakat, unsur kepribadian tertentu seperti : sikap, kebiasaan, minat, motivasi, emosi, rasa aman, penyesuaian diri, perhatian, kematangan psikologis dan sejenisnya.

(1).Faktor Lingkungan di luar Individu yang Belajar ( Faktor Eksternal )

Faktor eksternal ini sering pula menjadi salah satu sumber / faktor yang berpengaruh dalam proses belajar mengajar, karena dalam proses belajar mengajar siswa selalu terkait dengan faktor eksternal ini. Termasuk faktor ini diantaranya adalah sebagai berikut :

(a). Faktor Tujuan

(36)

dalam lingkungannya, sudah barang tentu mempunyai tujuan tertentu pula.

Semakin jelas tujuan yang akan dicapai dalam belajar, semakin jelas dan positiflah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan siswa. Hal ini dapat merangsang individu untuk lebih giat melakukan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada pencapaian tujuan yang diinginkan.

(b).Faktor Guru

Guru sebagai perantara dalam usaha memperoleh perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu faktor guru merupakan faktor penting dalam proses belajar mengajar dan akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.

(37)

(c). Faktor Lingkungan fisik dan Lingkungan Luar

Fasilitas fisik tempat belajar berlangsung, akan mempengaruhi hasil belajar yang dicapai siswa. Keadaan fisik sekolah yang baik akan lebih memungkinkan siswa belajar dengan tenang, teratur dan lancar, demikian pula sebaliknya. Faktor lingkungan fisik dan luar ini meliputi antara lain : bentuk dan ukuran ruangan dan suasana prasarana belajar lainnya yang diperlukan dalam belajar.

(d).Faktor-faktor Sosial di Sekolah, yang meliputi : system sosial yang ada di sekolah, status sosial siswa dan interaksi antara guru dan siswa baik dalam proses belajar mengajar maupun di luar proses belajar mengajar.

(e). Faktor-faktor Situasional, seperti situasi dan kondisi keluarga, sekolah, masyarakat sekitar, musim, iklim, waktu dan sekitarnya.

(38)

Untuk mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar siswa diperlukan suatu alat evaluasi yang biasanya disusun oleh guru mata pelajaran itu sendiri dan biasa disebut dengan Tes Hasil Belajar ( THB ).

Di Indonesia THB ada dua macam yaitu THB yang disusun oleh guru untuk kelasnya sendiri dan disusun oleh sejumlah guru secara bersamaan yang disebut dengan ... biasanya digunakan untuk ulangan semesteran. Kedua macam THB tersebut mempunyai peranan besar sebagai alat evaluasi dalam bidang pendidikan.

Berdasarkan jawaban-jawaban siswa terhadap pertanyaan dan atau pernyataan-pernyataan yang diajukan dalam THB ini, siswa diberi nilai tertentu yang menyatakan taraf prestasi yang telah dicapai siswa.

Dalam Tes Hasil Belajar saat ini, dapat dibedakan antara Tes Formatif dan Tes Sumatif.

Menurut Abd. Gafur :

Tes Formatif digunakan sewaktu pengajaran sedang berlangsung untuk memacu, mengarahkan, dan menilai belajar siswa dan untuk menilai efektifitas proses pengajaran.

Sedangkan, Tes Sumatif adalah tes yang diberikan diakhir pengajaran untuk menentukan apakah yang letah dipelajari siswa ( 1984 : 82 )

(39)

Tes Akhir Unit Bahan, Tes Latihan dalam Kelas, sedangkan Tes Sumatif misalnya : Tes Ulangan yang dilakukan pada akhir semester, Ujian Nasional, Ujian Akhir Semester.

Dari uraian dimuka, maka berhubungan erat dengan Prestasi Belajar siswa. Tes hasil belajar akan menggambarkan sejauh mana siswa telah mencapai hasil yang diharapkan dari proses belajar mengajar dan prestasi yang telah dicapai siswa.

B. Kerangka Berpikir

1. Hubungan antara Pengaruh Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa

Menjadi orang tua tidak berarti menjadi arif, serba tahu dan serba benar. Mencari dan menyayangi anak adalah suatu naluri tetapi bagaimana menyatakan rasa sayang dan cinta adalah suatu ketrampilan yang bisa dipelajari dan dilatih.

(40)

tua. Pola hidup sibuk dapat menjadi model bagi anak yntuk mengembangkan sikap dan perilaku produktif, motivasi tinggi untuk berprestasi, bertanggung jawab dan mandiri.

Setiap orang tua diharapkan mampu menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak dan seluruh anggota keluarga. Dari keluarga seharusnya anak memperoleh pendidikan, apa saja yang seharusnya boleh dilakukan dan apa saja yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Membiasakan anak hidup teratur, tertib, disiplin, sopan, santun baik dalam keluarga maupun dengan lingkungan diluar keluarga. Semua ini diarahkan pula untuk menanamkan jiwa kemandirian dan sebagai modal untuk menumbuhkan profesionalisme, mencapai prestasi belajar di sekolah yang sangat diperlukan dalam masa depannya.

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara Pengaruh Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa pada siswa kelas II SMA PGRI 2 Kajen Pekalongan.

2. Hubungan Antara Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa

(41)

menarik para siswa, atau bagaimana caranya menentukan agar para siswa itu mengenai hal-hal yang memang menarik minat mereka. Dalam hubungan yang terakhir ini misalnya persoalan mengenai pemilihan jurusan / pilihan program bidang studi pada lembaga-lembaga pendidikan formal. Sebaliknya pilihan program terhadap bidang studi itu dipilih yang benar-benar dengan minat para siswa, karena dengan demikian dapat diharapkan hasil dan prestasi belajar yang lebih baik.

Dengan demikian diduga ada hubungan antara adanya minat belajar dengan prestasi belajar siswa.

3. Hubungan Antara Perhatian Orang Tua dan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk membina hubungan orang tua dan anak yang pada akhirnya diharapkan dapat menumbuhkan, membina dan mengembangkan minat belajar anak salah satunya adalah penanaman kedisiplinan terhadap anak.

Prestasi belajar yang tinggi yang dicapai di sekolah merupakan harapan semua pihak, baik pihak siswa sendiri, guru, orang tua bahkan pemerintah.

Menurunya prestasi belajat anak didik pada seluruh jenjang pendidikan di Indonesia saat ini termasuk SMA, menyebabkan perlunya diselidiki faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut.

(42)

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajarpun dapat terjadi saling berhubungan antara faktor yang satu dengan faktor yang lain. Dan minat memiliki daya prediksi yang tinggi terhadap perilaku seseorang. Sehingga seseorang yang mempunyai minat untuk belajar tinggi atau keras, maka dalam dirinya akan muncul dorongan psikologis yang sangat kuat untuk mempersiapkan diri untuk belajar.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, bila pengaruh perhatian orang tua dilaksanakan di rumah secara efektif dan adanya minat belajar yang tinggi pada siswa, maka akan diperoleh hasil dan prestasi belajar juga tinggi. Begitu pula sebaliknya apabila pengaruh perhatian orang tua tidak dilaksanakan secara efektif, baik di rumah dan rendahnya minat belajar, maka hasil dan prestasi belajar siswapun juga rendah.

C. Paradigma Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, dapat digambarkan hubungan ketiga variabel penelitian tersebut dalam paradigma penelitian sebagai berikut :

Gambar 2. Paradigma Penelitian

X1

X2

(43)

Keterangan :

X1 : Perhatian Orang Tua X2 : Minat Belajar

Y : Prestasi Belajar Siswa H1 : Hipotesis Pertama H2 : Hipotesis Kedua H3 : Hipotesis Ketiga

D. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan landasan teori, kerangka berpikir dan paradigma penelitian dimuka, dan agar kegiatan penelitian tetap terarah secara jelas sesuai dengan tujuan penelitian, maka dapatlah dirumuskan beberapa hipotesis sebagai berikut :

1. Ada hubungan yang positif antara intensitas perhatian orang tua dengan prestasi belajar pada siswa kelas II SMA PGRI 2 Kajen Kabupaten Pekalongan

2. Adanya hubungan yang positif antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa pada siswa kelas II SMA PGRI 2 Kajen Kabupaten Pekalongan 3. Ada hubungan yang positif antara intensitas perhatian orang tua dan minat

(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Muhammad Ali ( 1985 : 81 ) mengatakan bahwa pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari perumusan masalah sampai dengan penarikan kesimpulan.

Menurut Fx. Sudarsono, ada 2 ( dua ) jenis pendekatan penelitian yaitu :

1. Pendekatan Kuantitatif, artinya bahwa seorang peneliti harus bekerja dengan angka-angka sebagai perujudan dari gejala yang diamati, sehingga memungkinkan digunakan analisis statistic. 2. Pendekatan Kualitatif, artinya seorang peneliti bekerja dengan

informasi-informasi, keterangan-keterangan dan penjelasan data. Tehnik analisanya yang digunakan adalah tehnik non statistic / dengan prinsip ( 1988 : 1 )

Sehubungan dengan pendekatan di atas, maka dalam penelitian ini pendekatan yang dipilih adalah pendekatan kuantitatif karena gejala-gejala hasil penelitian yang berujud data, diukur dan dikonversikan dahulu dalam bentuk angka-angka atau dikuantifikasikan dan dianalisis dengan tehnik statistic. Adapun pendekatan kuantitatif dengan tujuan sebagai berikut :

a. Menggambarkan suatu gejala secara kuantitaitf dengan sajian skor, neraca, penyimpangan, grafik dan lain-lain.

(45)

c. Membuat prediksi dan estimasi berdasarkan hasil analisa dan model yang telah ditetapkan ( FX. Soedarsono, 1988 : 9 )

Sesuai dengan tujuan penelitian ini yang ingin mengetahui tentang Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa pada siswa kelas II SMU PGRI 2 Kajen Pekalongan tahun pelajaran 2004 / 2005, maka penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian korelasional, karena peneliti berusaha menelaah hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Sehubungan dengan itu Suharsini Arikunto menyatakan bahwa tujuan penelitian korelasional adalah untuk menemukan ada tidaknya hubungan, dan apabila ada, seberapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu ( Suharsini Arikunto, 1991 : 21 )

Sedangkan tujuan penelitian korelasional ( Corelational Research ) sebagaimana dikutip oleh Suriswo, adalah sebagai berikut :

Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauhmana variasi variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi ( 2005 : 35 )

(46)

Sifat dari penelitian adalah ex post facto karena pengumpulan data dilakukan setelah kejadian berlangsung. Hal ini sesuai dengan kutipan Suriswo, ( 2005 : 35 ) yang mengatakan bahwa, metode penelitian komparatif adalah bersifat ex post facto. Artinya, data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dikumpulkan telah selesai berlangsung.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi di SMA PGRI 2 Kajen Pekalongan Jawa Tengah

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei – Juni tahun 2005

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sebuah konsep seperti halnya laki-laki dalam jenis kelamin, insaf dalam kesadaran menurut F.N. Kerlinger yang dikutip oleh Suriswo ( 2005 : 65 ) pendapat senada diberikan oleh Sutrisno Hadi, yang dikutip oleh Suriswo, bahwa variabel adalah sebagai gejala yang bervariasi ( 2005 : 65 ).

Selanjutunya Suharsini Arikunto berpendapat bahwa variabel dapat dibedakan atas kualitatif dan kuantitatif, lebih jauh variabel kuantitatif diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu variabe diskrit dan variabel kontinum. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :

(47)

2. Variabel Kontinum, dipisahkan menjadi 3 variabel kecil yaitu : a. Variabel Ardinal, yaitu variabel yang menunjukkan

tingkatan-tingkatan, untuk sebutan lain adalah variabel “lebih kurang” karena yang satu punya kelebihan dari yang lain.

b. Variabel Internal, yaitu variabel yang mempunyai jarak, jika dibanding dengan variabel lain, sedang jarak itu sendiri adalah dapat diketahui dengan pasti.

c. Variabel Ratio, yaitu variabel perbandingan. Variabel ini dalam hubungannya antara sesamanya merupakan “sekian kalinya” ( 1996 : 97 – 98 )

Variabel dalam penelitian ini dapat digolongkan dalam variabel kontinum karena dapat digolong-golongkan menurut tingkatannya. Sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi bahwa variabel atau gejala yang dapat digolong-golongkan menurut tingkat besar kecilnya disebut gejala kontinum ( 1990 : 224 ). Sedangkan ditinjau dari jenisnya maka variabel dalam penelitian ini dapat digolongkan menjadi variabel internal karena menggunakan skala ukuran berjarak sama.

Menurut fungsinya di dalam penelitian maka variabel juga dapat dibedakan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelompok variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat, yaitu :

1). Variabel bebas ( Independent Variabel ) a). Perhatian orang tua ( X1 )

b). Minat belajar ( X2 )

(48)

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian ( Suharsini Arikunto, 1997 : 102 ). Populasi menurut Sutrisno Hadi ( 1990 : 70 ) adalah seluruh individu yang akan dikenai sasaran generalisasi dari sampel yang akan diambil dalam suatu penelitian.

Senada dengan pendapat diatas Zainul Mustofa memberi batasan tentang populasi yaitu semua individu yang menjadi objek penelitian ( 1991 : 3 )

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan individu yang menjadi sasaran penelitian. Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah Siswa kelas II SMA PGRI 2 Kajen Pekalongan yang terdaftar pada tahun pelajaran 2002 / 2003, dengan pertimbangan :

a. Siswa kelas II diasumsikan mempunyai karateristik yang sama, misalnya kelas II dengan kurikulum yang sama, usia yang hampir sama, dimana mereka telah memiliki tingkat kematangan fisik dan psikis.

(49)

c. Mereka telah mencapai suatu taraf perkembangan kepribadian yang relatif sama daripada masa sebelumnya. d. Pada kelas II siswa SMA harus memilih program pengajaran

khusus, yaitu IPA, IPS dan Bahasa.

e. Masalah yang mendasar dalam minat untuk belajar, siswa timbul pada awal naik kelas III

SMA yang akan digunakan untuk penelitian ini mempunyai 3 kelas. Dengan jumlah siswa keseluruhan sebanyak 150 siswa. Distribusi siswa untuk masing-masing kelas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 01

Distribusi Siswa Kelas II SMA PGRI 2 Kajen Pekalongan Tahun Pelajaran 2004 / 2005

NO Kelas

1 II / 1 46

2 II / 2 43

3 II / 3 46

4 Kelas Khusus 15

Jumlah Total 150

2. Sampel Penelitian

a. Penentuan besar sampel

(50)

mengambil atau menentukan besarnya sampel penelitian bagi populasi 150 siswa dengan taraf kesalahan 25 % berada pada posisi 37,5. Jadi jumlah sampel yang diambil adalah dibulatkan menjadi 38 siswa. b. Tehnik Sampling yang digunakan

Penelitian ini merupakan penelitian sampel atau studi sampling. Studi Sampling merupakan penelitian yang tidak memiliki seluruh subyek yang ada dalam populasi. Penelitian sampling dilakukan melalui tindakan menarik sampel sebagian dari populasi, mengambil bagian yang lebih kecil, dan kemudian menggeneralisasikan hasil penelitian itu kepada populasi.

(51)

Tabel 02

Distribusi Sampel Penelitian Siswa Kelas II

SMA PGRI 2 Kajen Pekalongan Tahun Pelajaran 2004 / 2005

No Kelas Jumlah Siswa Jumlah Sampel

1 II / 1 46 12

2 II / 2 43 11

3 II / 3 46 12

4 Kelas Khusus 15 3

Jumlah 150 38

E. Metode Pengumpulan Data

Suharsini Arikunto ( 1993 : 121 ) menjelaskan bahwa “Pengumpulan data merupakan cara-cara yang dapat dipergunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data-data”. “Macam-macam metode atau tehnik pengumpulan data antara lain angket ( kuisioner ), wawancara ( interview ), pengamatan ( observasi ), ujian ( Tes ) dan dokumentasi”. ( Suharsini Arikunto, 1993 : 121-122 )

(52)

1. Metode Angket ( Kuisioner )

“Metode angket ( Kuisioner ) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dann arti larti laporan tentang ptibadinya, atau hal-hal yang diketahui” ( Suharsini Arikunto, 1997 : 124 ). Menurut Suharsini Arikunto, angket dapat dibedakan atas beberapa jenis tergantung pada sudut pandangnya, yaitu :

a. Dipandang dari cara menjawab, maka ada :

1). Kuisioner Terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. 2). Kuisioner Tertutup, yang sudah disediakan jawabannya,

sehingga responden tinggal memilih.

b. Dipandang dari jawaban yang diberikan, maka ada :

1). Kuisioner Langsung : responden langsung menjawab tentang dirinya.

2). Kuisioner tidak langsung : responden menjawab tentang orang lain

c. Dipandang dari bentuknya, maka ada :

1). Kuisioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuisioner tertutup

2). Kuisioner isian, yang dimaksud adalah kuisioner terbuka 3). Cheklist, sebuah daftar dimana responden tinggal

membubuhkan tanda cek ( v ) pada kolom yang sesuai. d. Rating Scale ( Skala bertingkat ) yaitu sebuah pernyataan

yang diikuti kolom-kolom yang menunjukkan tingkat-tingkat, misalnya mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju ( Suharsini Arikunto, 1991 : 124 )

Pada penelitian ini menggunakan angket tertutup, langsung dan berbentuk skala bertingkat. Alasan pemilihan metode angket dalam penelitian ini didasarkan atas asumsi yang dikemukakan Sutrisno Hadi bahwa :

a. Subyek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya

(53)

c. Interprestasi subyek tentang penrtanyanyang diajukan adalah sama dengan apa yang dimaksud peneliti ( Sutrisno Hadi, 1990 : 157 )

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini untuk mengungkap data-data mengenai Pengaruh perhatian orang tua dan minat belajar. Angket juga memiliki beberapa kelemahan sebagaimana dikemukakan oleh Suharsini Arikunto, sebagai berikut :

a. Responden sering tidak teliti dalam menjawab, sehingga ada pertanyaan yang terlewati / tidak dijawab, padahal sukar dikembalikan padanya.

b. Sering sukar dicari validitasnya

c. Walaupun dibuat secara anonim kadang-kadang responden memberikan jawaban yang tidak jujur.

d. Seringkali tidak kembali terutama jika dikirim lewat pos e. Waktu pengembalian tidak sama-sama dan bahkan ada yang

terlalu lama sehingga terlambat. ( 1992 : 126 )

(54)

benar-benar telah menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari responden yang diteliti.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yaitu angket yang menghendaki jawaban pendek, dan tertentu yang telah disediakan oleh peneliti dengan cara memberikan tanda-tanda pada alternatif jawaban yang dipilih.

2. Metode Dokumentasi

Dalam penelitian ini yang dimaksud dokumentasi menurut Winarno Surakhmad adalah “Suatu metode pengumpulan data dengan jalan melihat catatan yang sudah ada” ( 1985 : 100 ). Untuk melihat catatan yang sudah ada peneliti dapat mengambilnya dari nilai tes, surat kabar, traskrip, agenda rapat, nilai raport, dan sebagainya.

(55)

F. Instrumen Penelitian

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini salah satunya adalah angket, oleh karena itu instrumen yang dibuat berupa angket. Menurut Suharsini Arikunto, prosedur yang ditempuh dalam pengadaan instrumen yang baik secara berturut-turut adalah perencanaan, penulisan butir item, penyuntingan, uji coba, penganalisaan hasil (Suharsini Arikunto, 1989 : 134 – 135 ). Berdasarkan pendapat tersebut, langkah-langkah pengadaan instrumen yang ditempuh dalam penelitian ini adalah :

1. Perencanaan dan penulisan butir soal

Langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah mendefinisikan konsep variabel yang hendak diukur dan menentukan indikator-indikator untuk dijabarkan menjadi butir item.

a. Variabel Pengaruh Perhatian Orang Tua 1). Definisi Operasional

Pengaruh perhatian orang tua terhadap anak adalah sebagai pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek yang dilakukan oleh ayah dan ibu atau wali yang berupa perhatian spontan, perhatian refleksi, perhatian intensif, perhatian terpusat, dan perhatian terpencar.

2). Kisi-kisi Variabel Pengaruh Perhatian Orang Tua

(56)

b. Variabel Minat Belajar 1). Definisi Operasional

Minat belajar adalah kecenderungan individu untuk memiliki rasa senang, dorongan melakukan aktivitas terhadap kegiatan belajar yang dilakukan melalui latihan-latihan ataupun pengalaman.

2). Kisi-kisi variabel minat belajar

Kisi-kisi tentang variabel minat belajar dapat dilihat tabel 05 halaman 63

Adapun penetapan skor untuk kedua instrumen dalam penelitian ini adalah untuk alternatif A dengan skor 4, B dengan skor 3, C dengan skor 2, dan D dengan skor 1, dan E dengan skor 0.

2. Penyuntingan

Penyuntingan yang dimaksud meliputi melengkapi instrumen dengan kata pengantar, petunjuk pengisian, ucapan terima kasih, penyediaan lembar jawaban.

3. Uji Coba Instrumen

(57)

a. Uji Coba Validitas Instrumen

Menurut Suharsini Arikunto ( 1991 : 136 ) validitas adalah ”Suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Berkaitan dengan validitas ini, Sutrisno Hadi mengemukakan jenis-jenis validitas, yaitu : face validity, Logical validity, factorial validity, Content validity dan

empirical validity. Dalam penelitian ini semua angket menggunakan Construct Validity atau Logical Validity, karena butur-butir dalam instrumen dikembangkan berdasarkan konstruksi teoritik.

Untuk mengetahui ketepatan data dilakukan tehnik uji validitas internal. Uji validitas internal dilakukan melalui uji validitas butir.

Untuk menguji validitas butir digunakan tehnik atau rumus korelasi product moment dari Karl Pearson. Rumus korelasi product yang dimaksud adalah :









{(



)

2

(



)

2

}{(



)

2

(



2

})

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara X dengan Y

 : Jumlah skor tiap butir

 : Jumlah skor total

(58)

 : Jumlah hasil kali skor X dengan skor Y

2 : Jumlah X  2 : Jumlah Y

 : Banyaknya subyek ( Suharsini Arikunto, 1993: 138 )

Hasil perhitungan dengan korelasi tersebut masih dikontrol atau dicek dengan korelasi Part Whole untuk menghindari Overestimate, sehingga diperoleh harga rpq atau rbt. Adapun rumusnya :

pq : SDt - SDp

{(SDt2 +SDp2 ) ( tp : SDt – SDp )}

Keterangan :

Rpq : Koefisien korelasi bagian total rtp : Koefisien korelasi product moment SDp : Standar deviasi total

SDt : Standar deviasi sub total ( Sutrisno Hadi, 1987 : 290 ) b. Uji Reabilitas Instrumen

Uji reabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus alpha, karena skor item bukan nol atau satu. Sebagaimana penjelasan Suharsini Arikunto bahwa rumus alpha digunakan untuk mencari reabilitas instrumen yang skornya bukan nol atau satu, misalnya angket atau soal bentuk uraian ( 196 : 190 )

(59)

Rumus alpha tersebut adalah :

SEM : Standart Eraar of Measurement SD : Standart Deviasi

rii : Reliabilitas Instrumen ( Gilbert Sax, 1980 : 274 )

Sedangkan standar deviasi ( SD ) dapat dicari dengan rumus berikut :

 : Jumlah kuadrat deviasi skor dari mean

(60)

N : Jumlah individu ( Sutrisno Hadi, 1993 : 50 )

Hasil perhitungan dengan SEM ini kemudian dikonsultasikan dengan SD, dengan kriteria bahwa instrumen itu reliabel apabila harga

SEM kurang dari

1

2

SD, dan sebaliknya jika harga SEM lebih dari

2

1

SD maka instrumen itu tidak reliabel.

Tabel 03

Ringkasan Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen

Variabel Koefisien Alpha SEM SD Keterangan Pengaruh

perhatian orang tua

0,9120 5,330 61,8158 Reliabel

Minat

belajar 0,9118 5,559 82,937 Reliabel

Prestasi

belajar 0,790 2,786 7,6579 Reliabel

Tabel 04

(61)

1 Perhatian Spontan 1, 2, 3 3

2 Perhatian refleksi 4, 5, 6 3

3 Perhatian intensif 7, 8, 9 3

4 Perhatian tidak intensif 13, 14, 15, 16 4

5 Perhatian terpusat 10, 11, 12 3

6 Perhatian terpencar 17, 18, 19, 20 4

Jumlah 20

Tabel 05

Kisi-kisi Instrumen Variabel Minat Belajar

No Indikator No. Item

1 Sikap positif terhadap pelajaran 1, 2 2

2 Perhatian terhadap objek 3, 4 2

3 Senang melakukan aktivitas 5, 6, 7 3

4 Keinginan untuk mendapatkan sesuatu 8, 9, 10, 11 4

5 Kekuatan diri sendiri 12, 13 2

6 Motivasi dan pengalaman 14, 15, 16 3

7 Kesadaran terhadap objek / sesuatu 17, 18, 19, 20 4

Jumlah 20

G. Tehnik Analisis Data

Dalam penelitian ini ada dua macam analisis, yaitu : 1. Analisis Deskriptif

Analisis ini disajikan dalam bentuk mean (M), Median (Me), Modus (Mo) dan standar Deviasi (SD), distribusi frekuensi serta histogram data dari masing-masing variabel.

2. Analisis Statistik

Analisis ini digunakan untuk pengujian hipotesis, namun sebelumnya terlebih dahulu digunakan uji prasyarat analisis.

(62)

Pengujian prasyarat analisis tersebut meliputi tiga syarat yang harus hubungan garis lurus atau hubungan linier.

3). Bentuk didistribusi variabel X dan variabel Y dalam populasi adalah mendekati distribusi normal.

Syarat-syarat tersebut akan dijabarkan sebagai berikut : a). Sampel diambil secara random

Syarat ini sudah terpenuhi yaitu setiap subyek dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk dijadikan anggota sampel penelitian yaitu dengan cara undian.

b). Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian terdistribusi normal atau tidak. Dalam uji normalitas ini menggunakan rumus chi -kuadrat yaitu :

(63)

Untuk mengetahui distribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan membandingkan antara chi – kuadrat hasil perhitungan dengan chi – kuadrat tabel. Untuk uji signifikan nilai chi – kuadrat digunakan taraf 5 % dengan db jumlah

kelas interval dikurangi satu ( db = k – 1 ). Bila harga 2

hitung lebih kecil dari harga 2 pada tabel maka data dari

variabel tersebut terdistribusi normal. Jika harga 2 hitung

lebih besar dari harga 2 tabel maka distribusinya tidak

normal.

c). Uji Lineritas

Uji ini untuk mengetahui apakah ubahan bebas ( Preditor ) mempunyai hubungan yang linier atau tidak dengan ubahan terikat ( kritereum ), maka harus diadakan pengujian lineritas. Adapun rumus yang digunakan untuk uji lineritas adalah :

res reg

RK RK F

Keterangan :

F : Harga bilangan untuk garis regresi

reg

RK : Rerata kuadrat garis regresi

res

RK : Rerata kuadrat garis residu

(64)

Taraf signifikan yang digunakan untuk uji lineritas in adalah taraf signifikan 5 % dengan db untuk menguji harga F adalah 1 dengan N – 2. Pengujian ini menggunakan kriteria sebagai berikut : hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat adalah linier bila diperoleh harga F hitung lebih besar dari harga F tabel.

b. Pengujian Hipotesis 1). Analisis Bivariat

Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan hipotesis kedua. Adapun rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product moment. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang positif dan berarti hipotesis alternatif yang digunakan dapat diterima. 2). Analisis Multivariat.

Analisis ini meliputi analisis regresi ganda yang digunakan untuk menguji hipotesis ketiga yaitu : mencari koefisien keorelasi antara dua variabel bebas dengan satu variabel terikat. Berkaitan dengan masalah analisis data ini Sutrisno Hadi mengatakan bahwa tugas pokok analisis regresi ganda adalah : a). Mencari korelasi antara kriterium dengan preditor

(65)

) 2 1 ( 

y

R : Koefisien korelasi antara X dan Y

1

a : Koefisien predikator X 1

2

a : Koefisien predikator X 2

y

: Jumlah kuadrat kriterium Y

Selanjutnya hasil v hitung dikonsultasikan dengan v tabel, jika v hitung lebih besar dari v tabel maka kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang signifikan dan berarti hipotesis alternatif yang digunakan dapat diterima.

b). Menguji apakah korelasi itu signifikan atau tidak

Untuk menguji korelasi tersebut maka dicari analisis regresi ( F ), rumus yang digunakan adalah :

reg

R2 : Koefisien korelasi antara X dengan Y ( Sutrisno Hadi, 1990 : 36 )

(66)

F hitung lebih besar dari F tabel berarti hubungan antara preditor dengan kriterium signifikan.

c). Mencari persamaan Garis Regresi

Persamaan garis regresi 2 prediktor menggunakan rumus :

Y =

a

1 X1 +

a

2 X2 +K

Keterangan :

Y : Kriterium

X1 : Prediktor Pertama X2 : Prediktor Kedua

a

1 : Koefisien prediktor pertama

a

2 : Koefisien prediktor kedua

K : Bilangan Konstan

d). Menemukan sumbangan relatif dan sumbangan efektif

Sumbangan relatif dan sumbangan efektif masing-masing prediktor terhadap kriterium adalah :

(1).Sumbangan Relatif Prediktor Pertama ( X1 ) ;

% 100

% 1 1 x

JKreg SR 

(2).Sumbangan Relatif Prediktor Kedua ( X2 )

% 100

% 2 2 x

JKreg SR   

(67)

(4).Sumbangan Efektif Prediktor Kedua ( X2 ) SE % = SR % X2 x R2

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. Deskripsi Data

Pada pembahasan berikut ini akan disajikan deskripsi data yang diperoleh dari sampel penelitian. Adapun distribusi sampelnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 08

Distribusi Pengembangan Sampel

Kelas

Populasi

Sampel

II/1 46 12

II/2 43 11

II/3 46 12

Kelas Khusus 15 3

Jumlah 150 38

Gambar

Gambar 1 : Proses terbentuknya minat
Gambar 2. Paradigma Penelitian
Tabel 01Distribusi Siswa Kelas II SMA PGRI 2 Kajen Pekalongan
Tabel 02
+7

Referensi

Dokumen terkait

tanah bebas adalah air tanah dalam aquifer yang tidak tertutup dengan..

cara menambahkan pensil di belakang WMR, pensil yang ditambahkan pada WMR diletakkan di posisi (0,0) yang telah ditentukan di arena, ketika WMR berjalan maka pensil

Berdaca*an hasil evaluasi adminisfasi eyaluasi teknis, evaluasi hargq evaluasi kualifikasi, Pembuktian knalifikasi dan Negosiasi Tekris dan I{arga/Biaya dan Berita

Pada perlakuan B secara visual tampak sampai hari ke-5 masih banyak tumbuh kapang Phanerochaete chrysosporium yang ditandai dengan substrat yang lebih dominan

Ukuran nominal pipa yang dipilih adalah ukuran pipa nominal yang memenuhi syarat kecepatan alir dan penurunan tekanan fluida seperti diatas, dan schedule pipa Nomor 40

skripsi yang berjudul “ Modifikasi Pati Kimpul ( Xanthosoma Sagittifolium (L) Schott) dan Aplikasinya Sebagai Bahan Pengental Pada Saus Cabai ” dapat

Karakter bangsa tanpa identifikasi karakter hanya akan menjadi sebuah perjalanan tanpa akhir. Organisasi mana pun di dunia ini yang menaruh perhatian besar terhadap

Maksud dari formula di atas merupakan suatu pernyataan matematis yang pada dasarnya berarti bahwa tingkat produksi suatu barang tergantung pada jumlah modal, tenaga