Oleh: Oleh:
Slamet Sumarno. Slamet Sumarno.
Pengertian.
Pengertian.
Resusitasi (resucitation)= Pertolongan pada Resusitasi (resucitation)= Pertolongan pada
keadaan gawat. keadaan gawat.
Resusitasi jantung paru (RJP) = Adalah suatu Resusitasi jantung paru (RJP) = Adalah suatu
metode/cara untuk mengembalikan fungsi metode/cara untuk mengembalikan fungsi
pernafasan dan sirkulasi darah pada penderita pernafasan dan sirkulasi darah pada penderita yang mengalami henti nafas atau henti jantung. yang mengalami henti nafas atau henti jantung.
Resusitasi meliputi: Resusitasi meliputi: 1.Resusitasi Pulmonal. 1.Resusitasi Pulmonal.
2. Resusitasi Cardiopulmonair. 2. Resusitasi Cardiopulmonair.
Definisi Resusitasi.
Definisi Resusitasi.
Usaha mengembalikan fungsi pernafasan
Usaha mengembalikan fungsi pernafasan
dan sirkulasi dan penanganan akibat
dan sirkulasi dan penanganan akibat
apnoe dan atau henti jantung pada orang
apnoe dan atau henti jantung pada orang
yang fungsi jantung paru dan cerebral
yang fungsi jantung paru dan cerebral
mengalami kegagalan toatal oleh suatu
mengalami kegagalan toatal oleh suatu
sebab yang datang tiba-tiba dengan
sebab yang datang tiba-tiba dengan
keadaan tubuh yang dimungkinkan fungsi
keadaan tubuh yang dimungkinkan fungsi
jantung paru cerebral dapat bekerja
jantung paru cerebral dapat bekerja
kembali dan selanjutnya dapat hidup
kembali dan selanjutnya dapat hidup
Kapan Resusitasi dilakukan.
Kapan Resusitasi dilakukan.
Dapatkah RJP dapat menjegah kematian? Dapatkah RJP dapat menjegah kematian?
Definisi kematian.Definisi kematian. 1.
1. Mati klinis: Suatu keadaan dimana HR dan RR Mati klinis: Suatu keadaan dimana HR dan RR
berhenti. Kematian ini bersifat reversibel berhenti. Kematian ini bersifat reversibel
(iskemia otak) 3-5 min. (iskemia otak) 3-5 min.
2.
2. Mati klinis dalam waktu 4-6 min tidak Mati klinis dalam waktu 4-6 min tidak
mendapat pertolongan menjadi mati biologis. mendapat pertolongan menjadi mati biologis. Hal ini karena organ Vital seperti: Jantung, paru Hal ini karena organ Vital seperti: Jantung, paru
dan otak tidak dapat bertahan hidup lama dan otak tidak dapat bertahan hidup lama
Pertolongan yg tepat.
Pertolongan yg tepat.
Pertolongan yang diberikan setelah henti
Pertolongan yang diberikan setelah henti
nafas dan sirkulasi sebelum 4-5 min masih
nafas dan sirkulasi sebelum 4-5 min masih
berhasil untuk menjalankan kembali
berhasil untuk menjalankan kembali
pernafasan dan jantung spontan sehingga
pernafasan dan jantung spontan sehingga
dapat memberikan nutresi kepada otak
dapat memberikan nutresi kepada otak
dan tubuh secara umum sehingga tubuh
dan tubuh secara umum sehingga tubuh
Mati Biologis.
Mati Biologis.
Suatau keadaan dimana sel-sel tubuh Suatau keadaan dimana sel-sel tubuh
terutama otak tidak bekerja lagi. terutama otak tidak bekerja lagi.
Kematian ini bersifat irreversibel (permanen). Kematian ini bersifat irreversibel (permanen).
Kematian biologis ada 3. Kematian biologis ada 3.
1.
1. Kematian Cerebral : Ada nekrose jaringan Kematian Cerebral : Ada nekrose jaringan
otak. Hal ini terjadi 4-6 menit setelah otak tidak otak. Hal ini terjadi 4-6 menit setelah otak tidak
mendapat sirkulasi dan oksigen. mendapat sirkulasi dan oksigen.
2.
2. Kematian otak Total meliputi nekrosis serebral Kematian otak Total meliputi nekrosis serebral
termasuk otak kecil dan batang otak. Terjadi termasuk otak kecil dan batang otak. Terjadi
bila otak tidak mendapat sirkulasi dan oksigen bila otak tidak mendapat sirkulasi dan oksigen
dalam waktu 20-30 menit. dalam waktu 20-30 menit.
3.
3. Kematian Biologis. Nekrosis semua organ Kematian Biologis. Nekrosis semua organ
vital: Otak, Jantung, paru, hati, ginjal dan vital: Otak, Jantung, paru, hati, ginjal dan
Mati Sosial.
Mati Sosial.
Waktu mengembalikan fungsi Vital sangat Waktu mengembalikan fungsi Vital sangat
sempit 4-5 min, sehingga untuk mendapatkan sempit 4-5 min, sehingga untuk mendapatkan
keberhasilan juga sangat cepat. keberhasilan juga sangat cepat.
Bila resusitasi dapat dilakukan pada saat kritis Bila resusitasi dapat dilakukan pada saat kritis
ini kemungkinan berhasil mengembalikan fungsi ini kemungkinan berhasil mengembalikan fungsi
kearah normal akan didapat. kearah normal akan didapat.
Tetapi bila Waktu yang dicapai melewati waktu Tetapi bila Waktu yang dicapai melewati waktu
kritis atau lebih dari 6 min berhasil kritis atau lebih dari 6 min berhasil
mengembalikan fungsi jantung paru tetapi fungsi mengembalikan fungsi jantung paru tetapi fungsi
otak sering mengalami gangguan dan bahkan otak sering mengalami gangguan dan bahkan
koma dan tidak pernah sadar atau disebut mati koma dan tidak pernah sadar atau disebut mati
Tahap dan langkah Resusitasi
Tahap dan langkah Resusitasi
Jantung paru Otak.
Jantung paru Otak.
Untuk memudahkan mengingat dan melakukan Untuk memudahkan mengingat dan melakukan tahapan dalam memberikan bantuan resusitasi, tahapan dalam memberikan bantuan resusitasi,
resusitasijantung paru otak dibagi dalam 3 resusitasijantung paru otak dibagi dalam 3
tahap dan 9 langkah. tahap dan 9 langkah.
Tahap I. Basic Live Support (Bantuan Hidup Tahap I. Basic Live Support (Bantuan Hidup
dasar). dasar).
Tujuan: Oksigenesasi darurat, memberikan Tujuan: Oksigenesasi darurat, memberikan
oksigen pada otak supaya tidak terjadi oksigen pada otak supaya tidak terjadi
Penguasaan jalan nafas agar bebas dan Penguasaan jalan nafas agar bebas dan
bersih dari hambatan. bersih dari hambatan.
Tehnik: Tehnik:
1.
1. Bebasakan penghambat ventilasi dng Bebasakan penghambat ventilasi dng
membebaskan dada dan perut dari hambatan membebaskan dada dan perut dari hambatan
gerak ( BH, Gesper, jelana) gerak ( BH, Gesper, jelana)
2.
2. Buka jalan nafas dng memposisikan kepala Buka jalan nafas dng memposisikan kepala
semi ekstensi dan rotasi. semi ekstensi dan rotasi.
3.
3. Buka jalan nafas dengan sedikit membuka Buka jalan nafas dengan sedikit membuka
mulut dan membersihkan isi mulut bila ada mulut dan membersihkan isi mulut bila ada
Bantuan pernafasan. Bantuan pernafasan.
Bila masih aktif bernafas berikan bantuan Bila masih aktif bernafas berikan bantuan
oksigen bila tidak ada berikan bantuan pasif oksigen bila tidak ada berikan bantuan pasif
untuk meningkatkan ventilasi.
Terapi oksigen tetap diberikan bila ada. Terapi oksigen tetap diberikan bila ada.
Bila terjadi henti nafas. Lihat bantuan nafas satu Bila terjadi henti nafas. Lihat bantuan nafas satu
atau dua peneolong. atau dua peneolong.
Langkah pertama menentukan ada
Langkah pertama menentukan ada
tidaknya denyut nadi dan mengadakan
tidaknya denyut nadi dan mengadakan
bantuan sirkulasi.
bantuan sirkulasi.
Langkah usaha: usahakan sirkulasi ke
Langkah usaha: usahakan sirkulasi ke
otak lebih tinggi.
otak lebih tinggi.
Mengatasi perdarahan.
Mengatasi perdarahan.
Kompresi jantung.
Kompresi jantung.
Tahap II. ( Bantuan hidup lanjut)
Tahap II. ( Bantuan hidup lanjut)
Advanced Life Support.
Advanced Life Support.
Tujuan: Untuk mengembalikan sirkulasi
Tujuan: Untuk mengembalikan sirkulasi
spontan dan stabilisasi sistem jantung paru.
spontan dan stabilisasi sistem jantung paru.
Setelah berhasil melakukan
Setelah berhasil melakukan
bantuan dasar hidup dengan
bantuan dasar hidup dengan
tanda-tanda vital yg nyata maka
tanda-tanda vital yg nyata maka
dilakukan Pemberian obat dan
dilakukan Pemberian obat dan
cairan fisiologis melalui infus intra
cairan fisiologis melalui infus intra
venus
Melakukan pemeriksaan dengan EKG
Melakukan pemeriksaan dengan EKG
untuk mengetahui gambaran kerja
untuk mengetahui gambaran kerja
jantung sehingga dapat dilanjutkan
jantung sehingga dapat dilanjutkan
tindakan selanjutnya untuk
tindakan selanjutnya untuk
mempertahankan kerja jantung yang
mempertahankan kerja jantung yang
baik.
baik.
Pengobatan fibrilasi untuk memperbaiki
Pengobatan fibrilasi untuk memperbaiki
Tahap : III. Tahap : III.
Menentukan keadaan untuk tindakan terapi penyebab Kematian dan bagaimana
kemungkinan selanjutnya
Memulihkan fungsi otak dengan perbaikan sirkulasi otak yang cukup dan menekan
nikrose otak..
Sebab-sebab sumbatan jalan nafas: Sebab-sebab sumbatan jalan nafas:
1.
1. Bila pasien tidak sadar lidah jatuh kebelakang.Bila pasien tidak sadar lidah jatuh kebelakang.
2.
2. Benda asing: benda vomitus, darah atau ludah Benda asing: benda vomitus, darah atau ludah
yang tidak bisa ditelan. yang tidak bisa ditelan.
3.
3. Spasme laryng dan bronkus pada pasien Spasme laryng dan bronkus pada pasien
tenggelam. tenggelam.
4.
4. Gangguan saraf pusat akibat traumaGangguan saraf pusat akibat trauma
5.
5. Terjekik benda asing: makanan atau benda Terjekik benda asing: makanan atau benda
lain. lain.
6.
Tindakan.
Tindakan.
Periksa : apakah ada gerakan dada atau
Periksa : apakah ada gerakan dada atau
perut (pernafasan) dan nyakini bukan
perut (pernafasan) dan nyakini bukan
paradosal breathing.
paradosal breathing.
Auskultasi: dekatkan telinga anda dekat
Auskultasi: dekatkan telinga anda dekat
hidung atau mulut apakah ada suara nafas
hidung atau mulut apakah ada suara nafas
Rasakan aliran udara dari hidung atau
Rasakan aliran udara dari hidung atau
Jenis sumbatan jalan nafas.
Jenis sumbatan jalan nafas.
Sumbatan total:
Sumbatan total:
Pasien sadar : tanda adanya retraksi
Pasien sadar : tanda adanya retraksi
clavikula, Tidak ada suara nafas dan tidak
clavikula, Tidak ada suara nafas dan tidak
terasa udara keluar masuk paru.
terasa udara keluar masuk paru.
Pasien tidak bisa nafas (apnoe)
Pasien tidak bisa nafas (apnoe)
Gerakan dada tidak ada.
Gerakan dada tidak ada.
Suara nafas tidak ada.
Suara nafas tidak ada.
Gejala Sumbatan parsial
Dengar : ada ngorok (ada obstruksi) Dengar : ada ngorok (ada obstruksi) Kumur ada cairan dalam mulut,
Kumur ada cairan dalam mulut,
crowing (lenking) ada penyempitan crowing (lenking) ada penyempitan
(spasm) (spasm)
rasakan : ada aliran udara ringan.rasakan : ada aliran udara ringan. Pasien apnoe.
Tindakan penguasaan jalan nafas.
Tindakan penguasaan jalan nafas.
Bila kita mendapatkan pasien tak sadar. Bila kita mendapatkan pasien tak sadar.
Yakini pasien tak sadar dengan memegang bahu Yakini pasien tak sadar dengan memegang bahu pasien dan memanggilnya bila memang tak
pasien dan memanggilnya bila memang tak
sadar kuasai jalan nafas untuk bebas dan bersih sadar kuasai jalan nafas untuk bebas dan bersih
Tehnik posisikan tidur terlentang dan buka Tehnik posisikan tidur terlentang dan buka
mulut, buat kepala semi ekstensi dan rotasi. mulut, buat kepala semi ekstensi dan rotasi.
Periksa pernafasan: lihat dengar dan rasakan Periksa pernafasan: lihat dengar dan rasakan
ada tidak nafasnya. ada tidak nafasnya.
Dilakukan bila tidak kontra indikasi (patah leher Dilakukan bila tidak kontra indikasi (patah leher
Posisi mantap.
Posisi mantap.
1.
1. Penolong jongkok disamping pasien.Penolong jongkok disamping pasien.
2.
2. Fleksikan tungkai yang dekat dengan kitaFleksikan tungkai yang dekat dengan kita
3.
3. Letakkan tangan pasien: yang dekat dengan Letakkan tangan pasien: yang dekat dengan
kita dibawah bokong dan yang jauh kita diatas kita dibawah bokong dan yang jauh kita diatas
dada pasien. dada pasien.
4.
4. Dengan lembut gulingkan pasien kearah kita.Dengan lembut gulingkan pasien kearah kita.
5.
5. Ekstensikan kepala dan pertahankan kepala Ekstensikan kepala dan pertahankan kepala
lebih rendah, letakkan tangan sebelah atas ke lebih rendah, letakkan tangan sebelah atas ke
bawah pipi untuk mempertahankan ekstensi bawah pipi untuk mempertahankan ekstensi
kepala dan menjegah pasien berguling kepala dan menjegah pasien berguling
Cara membuka jalan nafas dengan
Cara membuka jalan nafas dengan
tehnik Tripel air way maneuver.
tehnik Tripel air way maneuver.
Ekstensi kepala Ekstensi kepala
Dorong madibula Dorong madibula
kedepan kedepan
Cara membersihkan jalan nafas
Cara membersihkan jalan nafas
secara manual.
secara manual.
Bila dengan cara Bila dengan cara
maneuver ada maneuver ada sumbatan dan sumbatan dan
dicurigai benda asing dicurigai benda asing
di jalan nafas atas , di jalan nafas atas , buka mulut dengan buka mulut dengan
Benda asing di jln nafas pada anak
Benda asing di jln nafas pada anak
Seperti makan atau uang logam. Seperti makan atau uang logam. Langkah-langkah
Langkah-langkah
1.
1. Bila sdara diminta batuk kuat.Bila sdara diminta batuk kuat.
2.
2. Bila tidak mampu batuk lakukan pemukulan pada Bila tidak mampu batuk lakukan pemukulan pada punggung 3-5 kali dengan telapak tangan.
punggung 3-5 kali dengan telapak tangan.
3.
3. Bila tidak berhasil dudukkan pasien atau berdiri Bila tidak berhasil dudukkan pasien atau berdiri
dengan kepala lebih rendah dari leher dan ulangi dengan kepala lebih rendah dari leher dan ulangi
pemukulan spt diatas disertai penekanan pada perut. pemukulan spt diatas disertai penekanan pada perut.
4.
4. Ulangi beberapa kali bila belum berhasil.Ulangi beberapa kali bila belum berhasil.
5.
5. Bila tetap gagal buka mulut dng pakas dan usahakan Bila tetap gagal buka mulut dng pakas dan usahakan mengeluarkan dengan jari masuk mulut.
Mengeluarkan benda asing pada
Mengeluarkan benda asing pada
bayi.
bayi.
Bayi diletakkan diatas tangan kanan pada dada Bayi diletakkan diatas tangan kanan pada dada
dan usahakan kepala lebih rendah dari badan dan usahakan kepala lebih rendah dari badan
topang rangan dengan jari-jari tangan. topang rangan dengan jari-jari tangan.
Letakkan taangan kakan anda diatas paha anda. Letakkan taangan kakan anda diatas paha anda. Pukul dengan tangan yang satu sampai diulang Pukul dengan tangan yang satu sampai diulang
4 kali dengan telapak tangan pada antara 4 kali dengan telapak tangan pada antara
scapula. scapula.
Setelah pemukulan letakkan tangan yg habis Setelah pemukulan letakkan tangan yg habis
memukul untuk mengkompresi dada dan memukul untuk mengkompresi dada dan
balikkan bayi diantara pangkuan dan lakukan balikkan bayi diantara pangkuan dan lakukan
kompresi pada leher dan rahang dengan lebih kompresi pada leher dan rahang dengan lebih
Breathing (Ventilasi buatan)
Breathing (Ventilasi buatan)
Bantuan nafas (breathing). Bantuan nafas (breathing).
Tehnik: Tehnik:
1.
1. Mulut ke hidung. (lebih banyak dipakai) Mulut ke hidung. (lebih banyak dipakai)
sebab: sebab:
a. Pada mulut tertutup hidung terbukaa. Pada mulut tertutup hidung terbuka
b. Lebih mudah dan aman, mulut sudah b. Lebih mudah dan aman, mulut sudah
tertutup.tertutup.
c. Tekanan kemungkinan masuk gaster lebih c. Tekanan kemungkinan masuk gaster lebih
kecil.kecil.
Ventilasi mulut ke hidung
Ventilasi mulut ke hidung
Posisi pasien. Posisi pasien.
Supine lying dengan semi ekstensi diatas dasar keras.Supine lying dengan semi ekstensi diatas dasar keras. Posisi penolong.
Posisi penolong.
Berlutut/ berdiri disamping atas pasien, letakkan tangan Berlutut/ berdiri disamping atas pasien, letakkan tangan diatas garis batas rambut dan dibawah dagu, kepala diatas garis batas rambut dan dibawah dagu, kepala hiperekstensi dan menarik rahang bawah ke depan, hiperekstensi dan menarik rahang bawah ke depan,
mulut tertutup. mulut tertutup.
Penolong tarik nafas mulut ditutupkan kedua lubang hidung Penolong tarik nafas mulut ditutupkan kedua lubang hidung
dan menghembuskan dengan kuat ke hidung pasien, dan menghembuskan dengan kuat ke hidung pasien,
kemudian ulangi tarik nafas dan hembuskan lagi sampai kemudian ulangi tarik nafas dan hembuskan lagi sampai
Kompresi jantung.
Kompresi jantung.
Henti jantung ditandai dengan hilangnya
Henti jantung ditandai dengan hilangnya
denyut nadi.
denyut nadi.
Aliran darah ke seluruh tubuh akibat
Aliran darah ke seluruh tubuh akibat
pompa jantung bila jantung henti
pompa jantung bila jantung henti
memompa maka aliran darah ke seluruh
memompa maka aliran darah ke seluruh
tubuh tidak berfungsi.
tubuh tidak berfungsi.
Untuk mengembalikan fungsi atau
Untuk mengembalikan fungsi atau
membantu kerja jantung dapat dilakukan
membantu kerja jantung dapat dilakukan
Penyelidikan terbaru.
Penyelidikan terbaru.
Perubahan tekanan intrathorak secara
Perubahan tekanan intrathorak secara
global dapat mempengaruhi sirkulasi
global dapat mempengaruhi sirkulasi
darah. Pada orang dewasa aliran darah
darah. Pada orang dewasa aliran darah
selama kompresi jantung luar (massage
selama kompresi jantung luar (massage
jantung) yang efektif hanya terjadi bila titik
jantung) yang efektif hanya terjadi bila titik
penekanan pada: antara sternum dan
penekanan pada: antara sternum dan
tulang belakang.
tulang belakang.
Volume curah jantung selama kompresi
Volume curah jantung selama kompresi
Langkah-langkah kompresi jantung.
Langkah-langkah kompresi jantung.
Posisi pasien supine lying dialas Posisi pasien supine lying dialas
keras tidak membal. keras tidak membal.
Penolong berlutut atau berdiri Penolong berlutut atau berdiri
disamping pasien. disamping pasien.
Titik kompresi: pertengahan Titik kompresi: pertengahan
sternum (3 jari diatas xypoid)(15) sternum (3 jari diatas xypoid)(15)
Kompresi dilakukan dengan Kompresi dilakukan dengan
menekan sternum dengan siku menekan sternum dengan siku
lurus (180
lurus (18000) tangan ditindih yang ) tangan ditindih yang
lain sehingga menekan sternum lain sehingga menekan sternum
sampai 4 cm (16) sampai 4 cm (16)
Lama kompresi sama lama Lama kompresi sama lama
Tahapan RJP.
Tahapan RJP.
1.Posisi pasien terlentang diatas alas keras. 1.Posisi pasien terlentang diatas alas keras.
2.Bersihkan jalan nafas. 2.Bersihkan jalan nafas.
3. Posisikan kepala membuka jalan nafas semi 3. Posisikan kepala membuka jalan nafas semi
ekstensi rotasi. ekstensi rotasi.
4.Bila henti jantung dan henti nafas lakukan 4.Bila henti jantung dan henti nafas lakukan
pukulan jantung 1-2 kali seberat menekan 4 cm pukulan jantung 1-2 kali seberat menekan 4 cm
rongga dada. rongga dada.
5. Lakukan bantuan nafas tergantung penolong 5. Lakukan bantuan nafas tergantung penolong
satu : 2 kali bantuan nafas 15 kompresi jantung. satu : 2 kali bantuan nafas 15 kompresi jantung. 6. Dua penolong : 2 bantuan nafas 5 kali kompresi 6. Dua penolong : 2 bantuan nafas 5 kali kompresi jantung kecepatan kompresi jantung 60-80/min. jantung kecepatan kompresi jantung 60-80/min. 7. Evaluasi RR dan HR.
Satu penolong.
Satu penolong.
Satu penolong dilakukan 15 kali kompresi
Satu penolong dilakukan 15 kali kompresi
jantung diikuti 2 kali ventilasi, setiap tiupan
jantung diikuti 2 kali ventilasi, setiap tiupan
berlangsung 1-1,5 detik atau dengan :
berlangsung 1-1,5 detik atau dengan :
Frekuensi jantung 60 -80 x perdetik.
Frekuensi jantung 60 -80 x perdetik.
Untuk dua penolong.
Untuk dua penolong.
Dilakukan tiap 2 tiupan dan kompresi
Dilakukan tiap 2 tiupan dan kompresi
jantung tiap 5 kali.
jantung tiap 5 kali.
HR dibuat antara 80-100/min
HR dibuat antara 80-100/min
Evaluasi keberhasilan.
Evaluasi keberhasilan.
Cek penyempitan pupil dan cacat. Cek penyempitan pupil dan cacat.
Perbaikan sirkulasi kulit dan selaput lendir. Perbaikan sirkulasi kulit dan selaput lendir.
Pulsasi karotiskomunis teraba setiap kompresi yang Pulsasi karotiskomunis teraba setiap kompresi yang
efektif. efektif.
Bila tidak berhasil, evaluasi titik kompresi dada dan Bila tidak berhasil, evaluasi titik kompresi dada dan
tingkatkan kompresinya. tingkatkan kompresinya.
Bila kompresi lebih rendah dari resistance maka aliran Bila kompresi lebih rendah dari resistance maka aliran
tidak jalan, sebaliknya tekanan lebih besar tidak lebih tidak jalan, sebaliknya tekanan lebih besar tidak lebih
baik. baik.
Bila masih gagal elevasikan tungkai 30
Bila masih gagal elevasikan tungkai 300 0 dan lakukan dan lakukan
berganian kompresi betis untuk membantu curah balik. berganian kompresi betis untuk membantu curah balik.
RJK dilakukan 30 menit. atau sampai ada respon RJK dilakukan 30 menit. atau sampai ada respon
Resusitasi batuk.
Resusitasi batuk.
Henti jantung hanya mampu mempertahan kan Henti jantung hanya mampu mempertahan kan
sirkulasi cerebral selama 90 detik dan inipun sirkulasi cerebral selama 90 detik dan inipun
sudah iskemia. bila lebih dari 2 menit cerebral sudah iskemia. bila lebih dari 2 menit cerebral
sudah injury dan akan nikrose bila lebih 4 menit. sudah injury dan akan nikrose bila lebih 4 menit.
Batuk memungkinkan tekanan intrathorak Batuk memungkinkan tekanan intrathorak
meningkat dan memungkinkan aliran cerebral meningkat dan memungkinkan aliran cerebral
dan bila terjadi secara intermeten dan bila terjadi secara intermeten
memungkinkan pompaan sirkulasi memungkinkan pompaan sirkulasi