• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Sistem Informasi Pasien Operasi Dan Visite Untuk Tenaga Medis Berbasis Android Pada Rumah Sakit XYZ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pembangunan Sistem Informasi Pasien Operasi Dan Visite Untuk Tenaga Medis Berbasis Android Pada Rumah Sakit XYZ"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya

6300

Pembangunan Sistem Informasi Pasien Operasi Dan

Visite

Untuk Tenaga

Medis Berbasis Android Pada Rumah Sakit XYZ

Eki Yusandhi Iskandar1, Herman Tolle2, Issa Arwani3

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1eki_iskandar@yahoo.com, 2emang@ub.ac.id, 3issa.arwani@ub.ac.id

Abstrak

Dalam institusi kesehatan publik, alur informasi merupakan salah satu hal terpenting, terutama bagi tenaga medis. Informasi pasien, ruang rawat inap pasien, dan jadwal operasi merupakan beberapa dari sekian banyak informasi penting yang harus didapatkan oleh tenaga medis rumah sakit. Tidak terkecuali Rumah Sakit XYZ, dengan jumlah tenaga medis lebih dari 200 orang, alur informasi dari dan kepada tenaga medis haruslah dapat diakses dengan cepat dan akurat. Akan tetapi belum ada sebuah media bagi tenaga medis Rumah Sakit XYZ untuk dapat dengan mudah mengakses informasi-informasi dasar tentang pasien rawat inap, proses visite, dan operasi. Oleh karena itu, untuk membantu meningkatkan proses bisnis yang ada pada Rumah Sakit XYZ, dan untuk memberikan gambaran tentang pengimplementasian solusi untuk institusi kesehatan lain dengan proses bisnis yang sama, dibangunlah sistem informasi pasien, visite dan operasi bagi tenaga medis berbasis Android. Hasil implementasi aplikasi ini mencakup terpenuhinya seluruh kebutuhan fungsional sistem berdasarkan hasil analisis kebutuhan dan tingkat usabilitas dengan skor 79.5 berdasarkan hasil survey responden dengan metode SUS(System Usability Scale), yang berarti sudah berada dalam kriteria “Dapat Diterima Pengguna”.

Kata kunci: Sistem informasi mobile, System Usability Scale, Aplikasi institusi kesehatan Abstract

In a public health institution, information flow is one of the most important things, especially to the medical personnel. Patient information, inpatient room information, and operation schedule are some of the most crucial information that a medical personnel has to acquire. Rumah Sakit XYZ is no exception, with a total of more than 200 medical personnel, the information flow to and from the medical person must be able to be accessed quickly and accurately. However there is not yet a platform for the medical personnel of Rumah Sakit XYZ to easily access basic information such as inpatient information, visitation, and operation. That is why, to help improve the business process in Rumah Sakit XYZ, and to give an insight as to the implementation of a solution for other health institution with a similar business process, an Android based information system for inpatient, visitation, and operation for medical

personnel is built. The result of this system’s implementation includes the fulfilment of all the functional requirement based on the requirement analysis, and the usability score of 79.5 based on the survey results to respondents usability testing using the SUS ( System Usability Scale) method, which means the system is in the Acceptable category.

Keywords: Mobile information system, System Usability Scale, Health institution system.

1. PENDAHULUAN

Institusi kesehatan publik seperti rumah sakit memerlukan ketepatan dan kecepatan untuk alur informasi. Terlebih lagi jika sistem informasi sudah dimiliki oleh rumah sakit tersebut. Hal ini juga berlaku untuk Rumah Sakit XYZ. Sebagai rumah sakit modern, sudah ada beberapa sistem informasi yang terpasang untuk

mempermudah dan mempercepat proses administrasi maupun manajerial di rumah sakit ini. Salah satu sistem informasi yang sudah digunakan adalah sistem informasi untuk pencatatan pasien rawat inap, visite, dan operasi.

(2)

pasien, visite, dan operasi. Akan tetapi, data – data ini belum dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh tenaga medis yang bekerja di rumah sakit XYZ, dikarenakan belum ada cara bagi mereka untuk mengakses data-data tersebut secara langsung. Tenaga medis Rumah Sakit seperti dokter, harus menghubungi staff rekam medik atau administrasi untuk menanyakan informasi yang diinginkan terkait pasien, visite, ataupun operasi. Sehingga proses penerimaan data oleh tenaga medis tidak dapat dilakukan dengan cepat. Hal ini tentu saja dapat berakibat buruk pada keseluruhan proses bisnis rumah sakit, apabibla terdapat hal-hal yang tidak diinginkan yang terjadi akibat ketidaktahuan pihak tenaga medis terhadap informasi tertentu. Sehingga dibutuhkan sebuah cara agar tenaga medis Rumah Sakit XYZ dapat menerima informasi tentang pasien, visite, dan operasi dengan cepat dan akurat.

Sistem informasi pasien, visite, dan operasi berbasis Android diharapkan dapat menjawab kebutuhan rumah sakit untuk alur informasi yang lebih baik. Karena berdasarkan survey WaiWai Marketing, pangsa pasar Android di Indonesia sudah mencapai 94%, sehingga

platform Android diharapkan dapat mencapai mayoritas pengguna sistem informasi pasien, visite, dan operasi ini. Selain untuk meningkatkan proses bisnis pada Rumah Sakit XYZ, pengimplementasian sistem ini juga dapat dijadikan gambaran untuk institusi kesehatan lain dengan proses bisnis yang mirip atau memiliki kesamaan dengan Rumah Sakit XYZ, yaitu institusi kesehatan dengan sistem informasi yang belum dapat diakses secara langsung oleh pihak tenaga medis.

Dalam implementasi sistem informasi ini, tentu dibutuhkan proses pengujian untuk mendapatkan validitas sistem yang dibangun, oleh karena itu akan digunakan pengujian

blackbox untuk kebutuhan fungsional dan pengujian SUS(System Usability Scale) untuk usabilitas sistem menurut pengguna. Dengan adanya pengujian-pengujian ini, diharapkan sistem yang dibangun adalah valid dan diterima oleh calon pengguna (tenaga medis) .

2. METODOLOGI

Dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode waterfall, alur metodologi penelitian seperti yang tergambar pda gambar 1.

Gambar 1. Alur metodologi penelitian

Pada alur penelitian. Dimulai dengan mengindentifikasi permasalahan, dilakukan dengan melaksanakan wawancara dengan pihak Rumah Sakit XYZ terkait permasalahan dan potensi solusi yang dapat dilakukan. Dalam tahap ini juga dilakukan penentuan batasan-batasan dari permasalahan yang didapatkan.

Pada pengkajian pustaka, berbagai literatur yang memuat tentang dasar ilmu yang dapat membantu penelitian dikaji untuk diterapkan pada penelitian. Penelitian sebelumnya dengan objek atau studi kasus penelitian yang memilki kesamaan juga dikaji untuk dijadikan perbandingan.

Berikutnya dilakukan analisis proses bisnis Rumah Sakit XYZ. Hal ini dilakukan untuk mengetahui proses yang sedang berjalan di Rumah Sakit XYZ terkait tentang cara alur informasi berjalan. Hasil dari analisis proses bisnis kemudian dijadikan sebagai tolak ukur untuk perbaikan proses ketika penelitian dilakukan.

Setelah analisis proses bisnis, dilakukan analisis kebutuhan untuk solusi yang diajukan, yaitu kebutuhan dari sistem yang akan dibangun, mulai dari kebutuhan fungsional hingga kebutuhan untuk pelaksanaan pengujian.

(3)

seperti class diagram, dan sequence diagram

dibuat untuk menggambarkan infrastruktur sistem dan relasi antar kelas dalam sistem. Dalam tahap perancangan juga terdapat mockup

dasar tampilan antarmuka aplikasi yang dijadikan acuan untuk implementasi antarmuka. Pada tahap implementasi, hasil perancangan direalisasikan dalam bentuk kode aplikasi. Implementasi meliputi implementasi kelas, implementasi antarmuka, implementasi basis data, dan implementasi kode. Hasil implementasi kemudian dilanjutkan ke tahap pengujian.

Pada tahap pengujian 2 buah metode uji dilakukan, yaotu uji blackbox dan uji usabilitas menggunakan metode SUS (System Usability Scale). Pengujian dilakukan untuk mendapatkan kesesuaian antara perancangan dengan implementasi dan kesesuaian masukan dan keluaran kebutuhan fungsional, serta mendapatkan skor penerimaan calon pengguna berdasarkan faktor usabilitas aplikasi.

3. ANALISIS DAN PERANCANGAN

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan pihak Rumah Sakit XYZ, didapatkan kebutuhan untuk sistem yang dibangun berdasarkan aktor berbentuk use case, yang tergambar pada gambar 2.

Gambar 2. Diagram use case

Terdapat 9 buah kebutuhan fungsional yang dihasilkan dari proses analisis kebutuhan. Ke-9 fungsi ini pada dasarnya mengacu kepada 3 buah topik, yaitu pasien, visite, operasi. Aktor tunggal dalam penggunaan sistem ini adalah tenaga medis yang dapat mengoperasikan keseluruhan fungsi yang ada pada sistem.

Pada tahap perancangan digambarkan diagram sequence, yaitu diagram yang menggambarkan alur proses pada aplikasi berdasarkan waktu (Sommerville,2011).

Perancangan kelas juga dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal untuk relasi antar objek pada sistem yang akan dibangun. Tergambar pada gambar 3, terdapat 5 kelas yang dirancang dalam proses pembangunan aplikasi ini. Kelas menu dan login merupakan kelas pendukung untuk mengakses fungsi utama aplikasi yang terletak pada kelas operasi, visite, dan pasien. Kelas visite, operasi, dan pasien merupakan 3 kelas utama yang memiliki fungsi yang mirip, yaitu untuk mengakses halaman daftar dan detil dari masing-masing fungsi.

Gambar 3. Diagram kelas

Setelah perancangan kelas, perancangan basis data juga dilakukan. Basis data yang digambarkan pada gambar 4 hanya merupakan struktur dasar dari basis data yang digunakan di Rumah Sakit XYZ. Perancangan basis data dilakukan untuk mensimulasikan struktur data yang akan diakses oleh aplikasi untuk ditampilkan ke calon pengguna. Data yang akan diakses juga bukanlah data asli, melainkan data

dummy yang dibuat untuk proses pengujian.

Gambar 4. Struktur basis data

(4)

dalam bentuk mockup sebagai acuan dalam implementasi.

4. IMPLEMENTASI

Setelah perancangan, dilakukan tahap implementasi. Pada implementasi sistem, digunakan Android Studio versi 2.2.3. Pengimplementasian sistem dilakukan pada perangkat smartphone dengan sistem operasi Android 4.4.2, hal ini dilakukan karena aplikasi yang dibangun dengan base dari Android 4.4.2 dapat dijalankan di seluruh versi Android diatasnya, sehingga diharapkan dapat digunakan oleh seluruh calon pengguna yang memiliki perangkat Android.

Implementasi kode menggunakan web service yang mengembalikan hasil dalam bentuk JSON untuk ditampilkan dalam aplikasi. Pada proses implementasi ini, web service

disimulasikan berdasarkan struktur yang sama dengan yang ada pada Rumah Sakit XYZ.

Pada implementasi kelas diperlukan penyesuaian oleh kelas adapter, karena pengimplementasian aplikasi menggunakan

recycler view, yaitu objek untuk menampilkan daftar entitas yang dapat di geser/scroll.

Terakhir dilakukan pengimplementasian antarmuka aplikasi berdasarkan mockup yang dirancang. Gambar 5 merupakan contoh implementasi antarmuka halaman detil operasi, gambar 6 merupakan halaman daftar pasien, dan gambar 7 merupakan halaman detil visite.

Gambar 5. Halaman detil operasi

Gambar 6. Halaman daftar pasien

Gambar 7. Halaman detil visite

5. PENGUJIAN

Tahap pengujian dimulai dari pengujian fungsional aplikasi dengan metode blackbox. Terdapat 9 buah kasus uji yang dibuat berdasarkan kebutuhan fungsional aplikasi. Hasil dari pengujian blackbox untuk seluruh kasus uji adalah valid karena memiliki masukan dan keluaran yang sesuai dengan yang diharapkan.

Berikutnya adalah pengujian usability

(5)

pertanyaan negatif dan tiap pertanyaan memiliki 5 tingkat jawaban dimulai dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju dengan bobot nilai 1 sampai 5. Masing-masing jenis pertanyaan memiliki cara perhitungan tersendiri. Untuk pertanyaan positif menggunakan persamaan (x-1) dimana x adalah bobot jawaban untuk pertanyaan positif, dan untuk pertanyaan negatif menggunakan persamaan (5-y) dimana y merupakan bobot jawaban pada pertanyaan negatif. Hasil nilai dari masing-masing pertanyaan kemudian dijumlahkan dan dikali dengan 2,5 untuk mendapatkan hasil akhir SUS untuk satu responden. Persamaan untuk total skor SUS untuk jumlah responden tertentu adalah sebagai berikut :

∑(𝑥 − 1) + ∑(5 − 𝑦) × 2.5

𝑛

Keterangan :

x = bobot jawaban pada pertanyaan positif y = bobot jawaban pada pertanyaan negatif n = jumlah responden

Pada penggunaan metode pengujian SUS, mengikuti petunjuk Jacob Nielsen dalam bukunya, Usability Engineering yang menyatakan bahwa 5 orang responden sudah mewakili 80% kebutuhan pengujian usabilitas, maka 5 orang responden dengan latarbelakang sebagai tenaga medis pun dipilih untuk mewakili calon pengguna.

Dari hasil uji SUS aplikasi terhadap responden, didapatkan hasil seperti yang ada pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil skor SUS tiap responden

Nomo

Setelah mendapatkan skor masing-masing responden, maka menggunakan persamaan perhitungan total skor SUS, didapatkan hasil seperti pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil rata-rata skor SUS

Nomor Responden Total Skor SUS

Responden 1 77,5

Setelah mendapatkan hasil rata-rata skor SUS untuk semua responden, maka diperlukan indikator penilaian berdasarkan skor yang didapatkan. Terdapat 3 kriteria penilaian, yaitu

not acceptable, marginal, dan acceptable

dengan skor berurutan masing masing untuk 0-50.9, 51-70.9, 71-100 (Ardyansyah, 2016). Hasil pengujian usabilitas untuk penelitian ini dengan hasil 79.5 masuk kepada kriteria acceptable atau sudah dapat diterima calon pengguna.

6. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, didapatkan 9 buah kebutuhan fungsional aplikasi yang didapatkan dari wawancara dengan stakeholder Rumah Sakit XYZ. Kebutuhan fungsional sistem yang dibangun memiliki 3 fitur utama yaitu fitur pasien, visite, dan operasi. Hasil perancangan yaitu berupa sequence diagram untuk gambaran proses sistem berdasarkan waktu, class diagram untuk relasi antar objek pada sistem, struktur basis data untuk gambaran hubungan entitas pada basis data yang digunakan, dan perancangan antar muka.

Hasil implementasi sistem berdasarkan kepada proses perancangan, implementasi kode tiap proses fungsi sesuai dengan perancangannya. Hasil implementasi antarmuka sesuai dengan perancangan mockup.

(6)

Scale) mendapatkan skor rata-rata 79.5 untuk 5 orang responden, yang berarti usabilitas sudah berada dalam kriteria acceptable atau sudah dapat diterima calon pengguna.

Untuk penelitian berikutnya diharapkan dapat menambahkan fungsi pencarian untuk bagian pasien, visite, maupun operasi. Juga agar penelitian ini dapat dijadikan landasan awal untuk pengembangan sistem informasi mobile

untuk tenaga medis terutama dokter, karena proses bisnis institusi kesehatan terutama yang melibatkan dokter merupakan salah satu proses yang terpenting dan dapat berpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan pasien.

7. DAFTAR PUSTAKA

Brooke, John., 1995. SUS: A quick and dirty usability scale. San Fransisco : Morgan Hauffman.

Sommerville, I., 2011. Software Engineering, 9th ed. Boston, Massachusetts: Pearson Education.

e27, 2015. Infographic : Android Dominates SEA Asia’s Smartphones.( https://e27.co/infographic-android-

dominates-southeast-asias-smartphones-20151026/)

Ardiansyah, 2016. Pengujian Usability User Interface dan User Experience Aplikasi

Gambar

Gambar 1. Alur metodologi penelitian
Gambar 3. Diagram kelas
Gambar 7. Halaman detil visite
Tabel 2. Hasil rata-rata skor SUS

Referensi

Dokumen terkait

In conducting the research writer used quantitative method, in order to know significant influence of using panel discussion technique towards students’ mastery of modal

Secara umum permasalahan yang dihadapi oleh industri gula meliputi on-farm dan off-farm. Di sisi on-farm masalah yang cukup menonjol adalah rendahnya tingkat produktivitas

Dalam eksperimen faktorial apabila pengacakan tidak bisa dilakukan sepenuhnya karena replikasi tidak bisa dilakukan dalam kondisi yang sama maka replikasi dijadikan

Cuci bagian kulit yang terkontaminasi dengan sabun atau deterjen lembut dan bilas dengan air yang banyak hingga tidak ada sisa bahan kimia yang tertinggal

Kasus dalam putusan tersebut, dimana cessionaris bernama Nelmawati yang membeli piutang tagihan atas nama dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Pekanbaru

Lima puluh persen dari kegagalan yang terjadi adalah oleh Lima puluh persen dari kegagalan yang terjadi adalah oleh kesalahan teknik mengerjakan sterilisasi; semakin rumit

PAMITMU NALIKO SEMONO NING STASIUN BALAPAN SOLO JARE LUNGO MUNG SEDELO MALAH TANPO KIRIM WARTO LALI OPO PANCEN NGLALI. YEN ELING MBOK

Pada kaum homoseksual hal ini juga tampak, dibuktikan dengan adanya sikap penghayatan terhadap pasangan di mana pasangan bagi responden dianggap sangat berarti serta