• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESUME TEORI PEMEROLEHAN BAHASA PADA ANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RESUME TEORI PEMEROLEHAN BAHASA PADA ANA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

RESUME

TEORI PEMEROLEHAN BAHASA PADA ANAK USIA DINI

Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran Bahasa AUD Dosen pengampu:

Dra. Lilis Madyawati, M. Si.

Oleh

1. Rima Cahyaningtyas NPM: 14.0304.0026 2. Rika Setiani NPM: 14.0304.0027 3. Titi Nur Fitriyana NPM: 14.0304.0033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

BAB I

PEMBAHASAN

Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak anak-anak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dengan pembelajaran bahasa. Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seorang anak-anak mempelajari bahasa kedua setelah dia memperoleh bahasa pertamanya. Jadi, pemerolehan bahasa berkenaan dengan bahasa pertama, sedangkan pembelajaran bahasa berkenaan dengan bahasa kedua (Simanjuntak, 1986). Schutz (2006:12) mengutip Krashen yang mendefenisikan pemerolehan bahasa sebagai "the product of a subconscious process very similar to the process children undergo when they acquire their first language. Dengan kata lain pemerolehan bahasa adalah proses bagaimana seseorang dapat berbahasa atau proses anak-anak pada umumnya memperoleh bahasa pertama.

Pemerolehan bahasa pada anak usia dua sampai tiga tahun terjadi secara alamiah. Pemeroleh bahasa biasanya secara natural artinya pemerolehan bahasa yang terjadi secara alamiah tanpa disadari bahwa seorang anak tengah memperoleh bahasa, tetapi hanya sadar akan kenyataan bahwa ia tengah menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Schutz menambahkan hasil dari pemerolehan bahasa yakni kompetensi yang diperoleh juga bersifat alamiah. Anak pada umumnya memperoleh bahasa secara alamiah dari lingkungannya tanpa proses belajar secara formal di bangku sekolah. Pemerolehan bahasa secara alamiah ini tidak dikaitkan secara ketat, tetapi pemerolehan bahasa itu diperoleh sesuai dengan perkembangan otak dan fisik anak itu sendiri.

(3)

(multilingual FLA). Sedangkan pemerolehan bahasa kedua terjadi jika seseorang memperoleh bahasa setelah menguasai bahasa pertama atau merupakan proses seseorang mengembangkan keterampilan dalam bahasa kedua atau bahasa asing.

Menurut Vygotsky pemerolehan bahasa pertama diperoleh dari interaksi anak dengan lingkungannya, walaupun anak sudah memiliki potensi dasar atau piranti pemerolehan bahasa yang oleh Chomsky disebut language acquisition device (LAD), potensi itu akan berkembang secara maksimal setelah mendapat stimulus dari lingkungan.

Chomsky dalam Schutz (2006:1) tampaknya setuju dengan hakikat dasar masalah bahasa. Dalam analisis tentang pemerolehan bahasa, ia berpendapat bahwa misteri perbuatan belajar berasal dari dua fakta utama tentang penggunaan bahasa, yakni bahasa itu taat asas dan kreatif. Lanjut Chomsky, penutur yang mengetahui konstituen dan pola gramatikal dapat menuturkannya kendati belum mendengarnya, begitu juga pengamat tidak dapat berharap mampu membuat daftar konstituen, dan pola gramatikal itu karena kemungkinan kombinasinya itu tak terbatas.

Menurut Bloomfield, tata bahasa merupakan pemerian analog yang sesuai dengan suatu bahasa, dan belajar adalah seperangkat prosedur penemuan yang dengan cara itu seorang anak membentuk analogi-analogi. Pemerolehan bahasa berproses tanpa kompetensi tentang aturan-aturan bahasa, tetapi lebih memperhatikan pesan atau makna yang dipahami. Berbeda dengan belajar bahasa membutuhkan kompetensi bahasa sebagai modal bagi penggunaan bahasa yang dipelajari.

(4)

terhitung jumlahnya dan membuat seseorang mengerti kalimat-kalimat tersebut. Jadi, kompetensi adalah pengetahuan intuitif yang dimiliki seorang individu mengenai bahasa ibunya (native languange). Intuisi linguistik ini tidak begitu saja ada, tetapi dikembangkan pada anak sejalan dengan pertumbuhannya, sedangkan performansi adalah sesuatu yang dihasilkan oleh kompetensi.

Lenneberg salah seorang ahli teori belajar bahasa yang sangat terkenal (1969) mengatakan bahwa perkembangan bahasa bergantung pada pematangan otak secara biologis. Pematangan otak memungkinkan ide berkembang dan selanjutnya memungkinkan pemerolehan bahasa anak berkembang. Terdapat banyak bukti, manusia memiliki warisan biologis yang sudah ada sejak lahir berupa kesanggupannya untuk berkomunikasi dengan bahasa, khusus untuk manusia. Bukti yang memperkuat pendapatnya itu, antara lain:

1. Kemampuan berbahasa sangat erat hubungannya dengan bagian-bagian anatomi dan fisiologi manusia, seperti bagian otak tertentu yang mendasari bahasa. Tingkat perkembangan bahasa anak sama bagi semua anak normal.

2. Kelainan hanya sedikit berpengaruh terhadap keterlambatan perkembangan bahasa anak.

3. Bahasa tidak dapat diajarkan kepada makhluk lain.

4. Bahasa bersifat universal, setiap bahasa dilandasi unsur fonologi, semantik dan sintaksis yang universal.

Strategi Pemerolehan Bahasa Pertama

Anak-anak dalam proses pemerolehan bahasa pada umumnya menggunakan 4 strategi. Strategi pertama adalah meniru/imitasi. Berbagai penelitian menemukan berbagai jenis peniruan atau imitasi, seperti:

1. imitasi spontan 2. imitasi perolehan 3. imitasi segera 4. imitasi lambat 5. imitasi perluasan

(5)

”Gunakan beberapa prinsip operasi umum untuk memikirkan serta menggunakan bahasa”( hindarkan kekecualian, prinsip khusus: seperti kata: berajar menjadi belajar).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemerolehan Bahasa

Anak dalam memperoleh bahasa pertama bervariasi, ada yang lambat, sedang, bahkan ada yang cepat. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti yang dikemukakan oleh Chomsky, Piaget, Lenneberg dan Slobin berikut ini:

1. Faktor Alamiah

2. Faktor Perkembangan Kognitif 3. Faktor Latar belakang Sosial 4. Faktor Keturunan

a. Intelegensia

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Hartati, Tatat.

http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENDIDIKAN_BAHASA_DAN_SAS TRA_INDONESIA_DI_SEKOLAH_DASAR_KELAS_RENDAH/BBM_2.pdf. Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak. (diakses 19 Maret 2016).

Anonym.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29458/4/Chapter

Referensi

Dokumen terkait

 Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dari pembacanya khususnya pasangan yang telah menikah tentang bagaimana penyesuaian dalam kehidupan perkawinan bila

Kedua, Upaya yang dilakukan Peradilan-Peradilan Agama yang ada di DIY guna mempersiapkan kewenangannya yang baru yaitu menyelesaikan sengketa ekonomi syariah ini

Berdasarkan hasil analisis menggunakan program software FISAT II gabungan pada bulan Februari, Maret, April dengan jumlah sampel 1712 ekor diperoleh nilai panjang

Langkah-langkah yang dilakukan didalam prosedur penelitian dimulai dengan mengidentifikasi masalah- masalah pengambilan data evaluasi kinerja dosen dengan kuisioner,

Penelitian ini mengguakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK), tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan kemampan pemecahan masalah matematika siswa dan respon

Struktur pembangun makna ditinjau dari struktur fisik (kebahasaan) dan unsur batin. Struktur fisik berupa diksi, pengimajian, dan persajakan sedangkan struktur batinnya

2.Ιxβ6 Αxε3+ 3.Ρθ1 Αxβ6 (βλ επόμενο διάγραμμα) Ο Μαύρος έχει μείνει με τρία ελαφριά κομμάτια περισσότερα (=9 μονάδες) που είναι