• Tidak ada hasil yang ditemukan

BRAND IMAGE HANDPHONE SAMSUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BRAND IMAGE HANDPHONE SAMSUNG"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS ATRIBUT ASOSIASI YANG MEMBENTUK

BRAND IMAGE HANDPHONE SAMSUNG

Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kampus I, Mrican yang Menggunakan Handphone Samsung

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Th. Wikasita Kusumayogha (032214012)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)

iii

 

(4)

iv

MOTTO

Janganlah kamu kuatir dengan hari esok karena esok mempunyai

kesusahannya sendiri, kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.

(Matius 6 : 34)

“When the door of happiness are closed, another door opened for you”.

Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh

menolak hikmat dan didikan.

(Fredrick Douglass)

Hanya melalui percobaan dan penderitaan jiwa bisa diperkuat,

ambisi dilahirkan dan keberhasilan dicapai.

(Hellen Keller)

“We can do no great things, only small things with great love”.

(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan kepada:

1.

Tuhan Yesus Kristus

2.

Kedua orang tuaku, kakak, dan adik

tercinta

(6)
(7)

vii ABSTRAK

ANALISIS ATRIBUT ASOSIASI YANG MEMBENTUK BRAND IMAGE HANDPHONE SAMSUNG

Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kampus I, Mrican yang menggunakan Handphone Samsung

Theresia Wikasita Kusumayogha UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009

Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui satu atau lebih atribut diantara 22 atribut asosiasi merek yang mempengaruhi pembentukan brand image handphone Samsung menurut konsumen. Penelitian ini adalah studi kasus yang dilakukan pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Universitas Sanata Dharma kampus satu Mrican yang menggunakan handphone Samsung produksi tahun 2006 hingga 2008 pada saat penelitian dilakukan. Pada penelitian ini diambil sampel sebanyak 70 orang responden dan menggunakan teknik accidental dan purposive sampling, respondennya terdiri dari 42 orang berjenis kelamin wanita (60%) dan 28 orang berjenis kelamin pria (40%). Agar dapat diketahui artibut asosiasi apa saja yang membentuk citra merek handphone Samsung, maka peneliti menganalisis data menggunakan Uji Cochran. Hasil penelitiannya menunjukkan ada 10 atribut yang saling berhubungan membentuk brand image handphone Samsung, yaitu kemampuan menjalankan fungsinya di segala kondisi, kelengkapan fitur, ketersediaan pilihan tipe produk, performance dapat diandalkan, keterjangkauan harga beli, kemenarikan model desain, kemampuan mencerminkan kepribadian pemakai, ketersediaan fasilitas hiburan, keunggulan dibanding produk lain, dan keinovativan produk.

(8)

viii ABSTRACT

THE ANALYSIS OF BRAND ASSOCIATION ATTRIBUTE THAT BUILDS SAMSUNG HANDPHONE BRAND IMAGE

A Case Study on Students of Sanata Dharma University, Yogyakarta Who Used Samsung Handphone

Theresia Wikasita Kusumayogha SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA 2009

This research aimed to know attributes among 22 brand association attributes which influence the construction of Samsung handphone brand image as perceived by customers. This is a case study on student of Sanata Dharma University, Yogyakarta. The population in this research was all of students in campus one Mrican who used Samsung handphone produced during 2006-2008 when the research was conducted. This research acquired 70 respondents as the samples by using accidental and purposive sampling method. The respondents consisted of 42 females (60%) and 28 males (40%). In order to know what attributes built Samsung handphone brand image the researcher analyzed the data using Cochran test. The result of this research showed that were 10 interrelated attributes which built Samsung handphone brand image; they were ability to function in all conditions, features completeness, availability of product type choice, certifiabled performance, affordability power, conspicuousness of design model, ability to reflect on consumer character, availability of entertainment facilities, superiority compared with other product and innovativeness.

(9)
(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas cinta kasih dan berkatnya yang sangat besar dan selalu menyertai, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Analisis Atribut Asosiasi yang Membentuk Brand Image Handphone Samsung” (Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kampus 1, Mrican yang Menggunakan Handphone Samsung).

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan Skripsi ini tidak lepas dari campur tangan berbagai pihak yang telah membantu hingga skripsi dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., Q.I.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Sanata Dharma, dan Ibu Ike Janika Dewi, S.E., M.B.A., Ph.D selaku Wakil Dekan.

2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A, selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

(11)

x

4. M. T. Ernawati, S.E., M.A, selaku Wakil Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma sekaligus Dosen Pembimbing II, yang telah banyak mengorbankan waktunya, tenaga, dan pikiran untuk penulis.

5. Semua dosen Fakultas Ekonomi Manajemen yang telah memberikan bekal ilmu selama di bangku kuliah.

6. Seluruh staff sekretariat Fakultas Ekonomi yang telah membantu memberikan informasi dan menyediakan berkas-berkas dari awal kuliah hingga skripsi dapat terselesaikan.

7. Segenap karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah menciptakan suasana yang nyaman dalam proses belajar dan mengajar .

8. Semua mahasiswa Sanata Dharma yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner.

9. Kedua orang tua, adik, kakakku “terimakasih atas doa dan dukungan materi dan moral”.

10.Semua teman-teman seperjuangan yang saling memberi dukungan dan semangat

(12)

xi

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat keterbatasan waktu, tenaga, materi, pengalaman dan pengetahuan penulis, serta kesulitan dalam mencari referensi yang lengkap sehingga informasi yang didapat tidak banyak. Namun berkat bantuan dari banyak pihak di atas, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata, dengan segala kerendahan hati semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Yogyakarta, Penulis

(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………. ii

HALAMAN PENGESAHAN……….... iii

HALAMAN MOTTO ……….... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN………... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………. vi

ABSTRAK………. vii

ABSTRACT………... viii

KATA PENGANTAR………... ix

DAFTAR ISI……….. xii

DAFTAR TABEL……….. xv

DAFTAR LAMPIRAN……….. xvi

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah………... 1

B. Rumusan masalah……… 4

C. Batasan masalah……….. 4

D. Tujuan penelitian………. 5

E. Manfaat penelitian……… 6

BAB II. LANDASAN TEORI A. Pemasaran……… 7

B. Manajemen pemasaran……… 7

C. Merek……….. 8

D. Ekuitas merek……….. 9

E. Asosiasi merek……… 11

(14)

xiii

G. Pengertian Handphone……… 20

H. Penelitian sebelumnya……… 21

I. Kerangka konseptual……….. 25

J. Rumusan hipotesis……….. 26

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian……… 28

B. Waktu dan lokasi penelitian……… 28

C. Subyek dan obyek penelitian……….. 28

D. Variabel penelitian……….. 29

E. Populasi dan Sampel………... 29

F. Definisi operasional……… 30

G. Teknik pengambilan sampel………... 32

H. Teknik pengumpulan data………... 34

I. Teknik pengujian instrumen………... 35

J. Teknik analisis data………... 37

BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA A. Gambaran perusahaan Samsung………. 43

1. Kronologi dan sejarah perusahaan Samsung……….. 43

2. Visi, misi dan nilai-nilai utama……….. 50

3. Bisnis jaringan telekomunikasi………... 51

4. Tipe-Tipe Handphone Samsung………... 52

B. Gambaran umum Universitas Sanata Dharma………... 56

1. Sejarah perkembangan Universitas Sanata Dharma…………... 56

2. Ringkasan visi dan misi……….. 66

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Kuesioner………. 68

B. Pengujian instrument………... 69

(15)

xiv

D. Pembahasan……….. 90

BAB VI. KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan………. 98

B. Saran………... 99

C. Keterbatasan penelitian………... 102

DAFTAR PUSTAKA………... 103

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

III.1 Matrik Jawaban Responden………. 38

III.2 Matrik Cochran……… 39

V.1 Pengujian Validitas Atribut Asosiasi Merek Handphone Samsung… 71

V.2 Hasil Uji Reliabilitas……… 73

V.3 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin……… 74

V.4 Distribusi Menurut Fakultas……… 75

V.5 Karakteristik Berdasarkan Usia……….. 76

V.6 Distribusi Uang Saku……….. 76

V.7 Distribusi Tipe Handphone……… 77

V.8 Matrik Jawaban Responden……… 79

V.9 Frekuensi (langkah ke-1)……… 81

V.10 Test Statistik (langkah ke-1)……….. 81

V.11 Frekuensi (langkah ke-2)………... 82

V.12 Test Statistik (langkah ke-2)……….. 82

V.13 Frekuensi (langkah ke-3)………... 83

V.14 Test Statistik (langkah ke-3)……….. 84

V.15 Frekuensi (langkah ke-4)………... 85

V.16 Test Statistik (langkah ke-4)……….. 85

V.17 Frekuensi (langkah ke-5)………... 86

V.18 Test Statistik (langkah ke-5)……….. 86

V.19 Frekuensi (langkah ke-6)………... 87

V.20 Test Statistik (langkah ke-6)……….. 87

V.21 Frekuensi (langkah ke-7)………... 88

V.22 Test Statistik (langkah ke-7)……….. 88

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I KUESIONER……… 105

1. Lembar Permohonan Pengisian Kuesioner……… 106

2. Data Diri Responden.………. 107

3. Kuesioner……… 108

LAMPIRAN II GAMBAR PRODUK DAN IKLAN………... 110

1. Gambar Produk Handphone Samsung……… 111

2. Lampiran Contoh Iklan Beserta Slogan……….. 121

LAMPIRAN III TABULASI DATA……… 122

1. Tabulasi Data Karakteristik Responden………. 123

2. Tabulasi Data Cochran………... 126

LAMPIRAN IV UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS……….. 130

1. Uji Reliabilitas……… 131

2. Uji Validitas………... 132

LAMPIRAN V ANALISIS DATA……….. 133

1. Cochran Test……….. 134

2. Karakteristik Responden……… 137

LAMPIRAN VI TABEL NILAI……….. 140

1. Tabel VI.1 Chi Square (X2)……… 141

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi suatu negara dan pesatnya kemajuan di bidang teknologi mendorong peningkatan kebutuhan akan keanekaragaman produk dan jasa, dari kebutuhan primer, sekunder, sampai tersier. Perkembangan peradaban mendesak manusia untuk berpikir praktis dan menerapkan kepraktisan dalam mengkonsumsi suatu barang. Termasuk dalam memenuhi kebutuhannya akan informasi dan berkomunikasi, masyarakat tidak lagi menggunakan surat ataupun telegram untuk dapat berhubungan satu sama lain dari jarak jauh maupun jarak dekat.

Banyak alat bantu komunikasi canggih yang dapat membantu masyarakat di tengah-tengah kesibukannya, kecanggihan pada bidang telekomunikasi dapat di lihat dari berbagai produk komunikasi yang ditawarkan di pasar antara lain internet, personal computer (PC), mobile phone, dan sebagainya. Bisnis yang berbasis tekhnologi canggih bisa dikatakan tidak pernah surut, khususnya

handphone, karenakini handphone bukan sekedar alat untuk berkomunikasi saja, tapi dapat digunakan sebagai sarana lain yang mempermudah pekerjaan. Konsumen memilih mobile phone (handphone) sebagai alat komunikasi secara langsung dengan orang yang dituju karena paling praktis, bahkan bagi kalangan tertentu alat ini sudah menjadi kebutuhan utama.

(19)

Sehubungan dengan perkembangan handphone yang sangat cepat, produsen handphone berlomba-lomba menawarkan produk dengan fitur-fitur canggih, berbagai macam desain, dan harga yang beragam sesuai keinginan konsumen. Penawaran handphone menyesuaikan dengan kebutuhan pemakai akan fungsi handphone sebagai alat komunikasi juga fungsi pendukungnya, misalnya didukung dengan fasilitas kamera, radio, MP3, MP4, games untuk memanjakan konsumen usia remaja, akses langsung ke internet dan bank, fasilitas 3G, dan sebagainya. Hal ini sangat membantu bagi konsumen yang sibuk dan mengutamakan kepraktisan.

Semakin lama industri telepon selular bergerak sangat cepat. Makin banyak teknologi pendukung yang terintegrasi dengan produk ponsel di masa-masa mendatang. Ukuran ponsel yang semakin kecil, desain menarik, warna-warna elegan maupun ceria, pilihan operator yang semakin banyak di pasar disertai dengan tarif murah dan sinyal kuat menjadi upaya untuk memanjakan konsumen. Produsen berusaha untuk selalu memperbaiki standar produknya dan memerlukan berbagai strategi yang dapat mendukung bertambahnya permintaan terhadap produk merek tertentu sehingga merek tersebut mendapat posisi market leader.

(20)

merek terbaik akan memberikan jaminan kualitas, sehingga memiliki kelebihan yang membedakan dari pesaingnya.

Membangun merek yang kuat sama dengan membangun sebuah rumah, yaitu diperlukan fondasi yang kuat agar bangunan kokoh. Begitu pula dengan merek yang kuat, maka diperlukan fondasi, caranya adalah merek memiliki

positioning yang tepat, memiliki brand value yang tepat, dan memiliki konsep yang tepat (Rangkuti, 2004:5).

Suatu merek produk diasosiasikan oleh konsumen melalui atribut-atribut produk tersebut, seperti awet, murah, cepat dan lain-lain. Sedangkan asosiasi merek adalah persepsi konsumen mengenai merek produk tersebut, atau bagaimana mereka memandangnya (Temporal dan Lee, 2002:51). Berbagai asosiasi yang diingat konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk citra tentang merek (brand image) di dalam benak konsumen. Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image ( Rangkuti, 2004:43).

(21)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah manakah diantara atribut-atribut asosiasi merek yaitu; kemampuan handphone untuk menjalankan fungsinya pada berbagai kondisi, kelengkapan features, ketersediaan pilihan produk, keandalan, kualitas, tingginya harga purna jual, spesifikasi teknologi, performance, kemudahan dalam memperbaiki produk dan ketersediaan suku cadang, keterjangkauan harga beli, kemudahan memperoleh produk, kemenarikan desain, kemudahan dalam penggunaan, kemampuan mencerminkan kepribadian pemakai, ketersediaan fasilitas hiburan, kemenarikan iklan, kemudahan dalam memahami maksud iklan, kemudahan dalam mengingat slogan, keunggulan dibanding produk lain, keinovatifan produk, kepercayaan merek, dan kesuksesan perusahaan yang memproduksi yang membentuk brand imageHandphone Samsung?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian dilakukan di kampus satu Mrican, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

(22)

kemudahan dalam memperbaiki produk dan ketersediaan suku cadang, keterjangkauan harga beli, kemudahan memperoleh produk, kemenarikan desain, kemudahan dalam penggunaan, kemampuan mencerminkan kepribadian pemakai, ketersediaan fasilitas hiburan, kemenarikan iklan, kemudahan dalam memahami maksud iklan, kemudahan dalam mengingat slogan, keunggulan dibanding produk lain, keinovatifan produk, kepercayaan merek, kesuksesan perusahaan yang memproduksi.

3. Handphone Samsung yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada produksi tahun 2006 hingga 2008.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui atribut-atribut asosiasi merek apa saja ( satu atau lebih atribut) yang membentuk image terhadap Handphone

(23)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi banyak pihak, beberapa manfaat yang diharapkan antara lain:

1. Sebagai bahan masukan bagi pimpinan perusahaan untuk mengetahui mana saja dari atribut produk yang tertanam di benak konsumen dan bisa menjadi salah satu referensi data dalam pengambilan keputusan pemasaran.

2. Menambah pengetahuan dan sebagai referensi bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian tentang topik yang sejenis dengan penelitian ini. 3. Bagi penulis sendiri penelitian berguna untuk menerapkan ilmu yang

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pemasaran

Boyd, Walker dan Larrence (2000:4) mendefinisikan pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran.

Pengertian pemasaran menurut Kotler (2005:10) adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dari pihak lain.

B. Manajemen Pemasaran

Kotler dan Armstrong ( 2001:18) mendefinisikan manajemen pemasaran

(marketing management) sebagai analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.

(25)

C. Merek

Menurut Kotler (2005:82) merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing.

Merek menurut Nicolino (2004:4) adalah entitas yang mudah dikenali dan menjanjikan nilai-nilai tertentu. Dapat dikenali, yaitu dapat dengan mudah memisahkan suatu barang yang serupa dengan yang lainnya melalui beberapa cara. Entitas adalah sesuatu yang memiliki eksistensi yang berbeda. Janji-janji tertentu merupakan klaim dari produk atau jasa mengenai apa yang diberikan kepada anda. Nilai adalah apapun yang anda dapatkan pasti merupakan sesuatu yang anda peduli hingga batas tertentu.

Tujuan merek menurut Tjiptono (1997:104) adalah:

1. Sebagai identitas yang bermanfaat dalam diferensiasi atau membedakan produk suatu perusahaan dengan produk pesaing. Ini akan memudahkan konsumen untuk mengenalinya saat berbelanja dan melakukan pembelian ulang.

2. Alat promosi, yaitu sebagai daya tarik produk.

3. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas, serta prestise tertentu kepada konsumen.

(26)

D. Ekuitas Merek

Dalam teori merek terdapat istilah ekuitas merek (brand equity). Kotler dan Armstrong (2001:357) menguraikan ekuitas merek merupakan nilai dari suatu merek berdasarkan pada sejauh mana merek mempunyai loyalitas merek, kesadaran nama merek, kualitas yang diterima, asosiasi merek yang kuat, serta aset lain seperti paten, merek dagang, dan hubungan saluran distribusi.

Menurut Susanto dan Wijanarko (2004:127), ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang mengurangi atau menambah nilai yang diberikan oleh suatu barang atau jasa kepada perusahaan atau pelanggan.

Aker (dalam Susanto dan Wijanarko, 2004:127) mengelompokkan ekuitas merek ke dalam 5 kategori:

1. Loyalitas merek, merupakan gagasan inti dalam pemasaran dan merupakan ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek. Inilah yang menyebabkan mengapa seorang pelanggan mungkin akan beralih ke merek lain, terutama jika merek tersebut membuat perubahan terhadap harga atau unsur-unsur produk.

(27)

3. Brand awareness, adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori merek tertentu.

4. Asosiasi merek, adalah sesuatu yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah merek.

5. Valuasi merek, merupakan reaksi dari kenyataan bahwa merek memiliki banyak manfaat bagi perusahaan yang berdampak finansial.

Menurut Aker (dalam Umar, 2002:253), ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berhubungan dengan suatu merek, nama, simbol, yang menambah atau mengurangi nilai yang disediakan produk atau jasa kepada perusahaan atau para pelanggan.

Definisi ekuitas merek dalam beberapa pengertian menurut Aker (1997:82):

1. Ekuitas merek adalah sekumpulan aset yang diciptakan melalui proses yang panjang dari suatu investasi jangka panjang.

2. Ekuitas merek menghasilkan suatu nilai dalam segala jenis cara yang berbeda-beda, baik itu bagi produk, penjualan, maupun perusahaan.

3. Ekuitas merek memberikan nilai bagi konsumen seperti layaknya pada perusahaan.

(28)

E. Asosiasi merek (Brand Associations)

Asosiasi merek merupakan bagian dari ekuitas merek. Menurut Aker (dalam Rangkuti, 2004:43) asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek. Sedangkan, Durianto dan Sitinjak (2001:67) mendefinisikan asosiasi merek sebagai segala kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek.

Aker (dalam Durianto, dkk., 2004:9-15) menyatakan bahwa atribut-atribut

brand association adalah sebagai berikut:

1. Perceived value (nilai yang dirasakan)

Salah satu peranan brand identity adalah membentuk value proposition yang biasanya melibatkan manfaat fungsional yang merupakan dasar bagi merek dalam hampir semua kelas produk. Jika merek tidak menghasilkan value, biasanya mudah diserang oleh pesaing. Ukuran nilai menghasilkan indikator tentang sukses suatu merek dalam menciptakan value proposition. Dengan berfokus pada nilai lebih manfaat fungsional, suatu pengukuran dapat diaplikasikan pada berbagai kelas produk. Brand value

dapat diukur dengan memperhatikan apakah suatu merek membuktikan bahwa nilainya sesuai dengan uang yang dikeluarkan konsumen, apakah ada alasan untuk memilih merek ini dibandingkan dengan merek lain.

(29)

Sebaliknya, nilai berkaitan erat dengan manfaat fungsional, praktek pembelian, dan penggunaan merek tersebut.

Ada empat penggerak utama pembentukan perceived value, yaitu: a. Dimensi kualitas produk

Menurut Gazpers (dalam Umar, 2002:37) kualitas produk merupakan kepuasan pelanggan yang utama. Ada beberapa dimensi untuk mengukur kualitas produk, antara lain:

1) Reliability, berkaitan dengan kemungkinan suatu produk dalam memenuhi kriteria kemungkinan produk berhasil menjalankan fungsinya tiap kali digunakan pada situasi dan kondisi tertentu dan kemungkinan produk dapat menjalankan fungsinya sesuai perkembangan jaman.

2) Features, berkaitan dengan aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar.

3) Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang.

(30)

5) Conformance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan.

6) Performance, berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut.

7) Serviceability, karakteristik yang berkaitan dengan kemudahan dalam menerima layanan untuk perbaikan produk dan ketersediaan suku cadang.

8) Aesthetics, berkaitan dengan bentuk, warna, dan desain produk. b. Dimensi harga

Bagi pelanggan yang sensitif biasanya harga yang terjangkau adalah sumber kepuasan yang penting karena mereka akan mendapatkan value for money yang tinggi dan sebaliknya. Pada setiap kelas produk terdapat tingkatan harga yang bervariasi dan seringkali hal ini mempersulit perusahaan untuk memposisikan merek produknya untuk ditempatkan pada kategori atau tingkatan harga yang tepat.

c. Dimensi kualitas layanan

(31)

dibanding kualitas produk dan harga. Ada beberapa elemen dalam mengukur kualitas layanan/jasa, yaitu:

1) Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan.

2) Responsiveness, yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam

membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, meliputi: kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi dan penanganan keluhan pelanggan.

3) Assurance, meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas keramah tamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberi pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. 4) Empathy, yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan

kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan.

(32)

dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan.

d. Dimensi emosional

Dimensi emosional terdiri atas: aesthetic, brand personality, self expressivevalue.

1) Aesthetics, berkaitan dengan bentuk dan warna atau desain produk.

2) Brand personality, adalah konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu, maka mereka cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image.

3) Self expressive value, adalah bentuk kepuasan yang terjadi karena lingkungan sosial di sekitarnya. Bentuk kepuasan tersebut dapat berupa: prestice atau bergengsi, popularitas, perasaan bangga karena memiliki produk yang laku keras di pasar

e. Dimensi kemudahan

Dimensi kemudahan merupakan penggerak yang kelima. Pelanggan akan semakin puas apabila mereka merasa relatif mudah, nyaman, dan efisien dalam menggunakan produk.

2. Kepribadian Merek (Brand personality)

Kepribadian sebuah merek berdasarkan pada: a. Tipe pengguna atau pelanggan produk tersebut

(33)

c. Gaya hidup, meliputi hal-hal yang menyangkut aktivitas, kegemaran, pendapat, pandangan hidup, dan lain-lain.

d. Ciri pembawaan kepribadian seseorang, meliputi hal-hal yang berkaitan dengan kepribadian atau sifat yang dimiliki seseorang, misalnya tertutup, ketergantungan, agreeableness.

e. Iklan. Iklan dapat digunakan sebagai media untuk membentuk kepribadian suatu merek. Iklan yang baik adalah yang mudah dipahami dan menarik untuk disimak, sehingga dapat melekat dalam benak konsumen.

f. Tagline (slogan), seperti halnya iklan, tagline juga dapat membentuk kepribadian suatu merek. Tagline harus dibuat seunik mungkin, mudah dipahami, dan juga mudah diucapkan, sehingga mudah diingat dan melekat di benak konsumen.

3. Asosiasi Organisasi

Asosiasi organisasi akan menjadi faktor yang penting jika merek yang kita miliki serupa dalam hal atribut dengan merek lainnya, atau jika organisasi merupakan hal yang penting untuk dilihat (seperti dalam bisnis barang yang tahan lama atau dalam bisnis jasa), atau jika memang corporate brand

terlibat. Unsur-unsur dari asosiasi organisasi adalah sebagai berikut: a. Orientasi pada masyarakat/komunitas

(34)

Program peduli lingkungan adalah cara lain untuk menjadi perusahaan yang baik, seperti penggunaan kemasan atau komposisi yang dapat didaur ulang sehingga ramah lingkungan.

b. Persepsi kualitas

Persepsi kualitas hampir selalu menjadi pertimbangan pada setiap pilihan konsumen. Kualitas dapat dikomunikasikan secara langsung dengan demonstrasi atau argumen bahwa sebuah atribut produk lebih unggul dibanding dengan yang dimiliki pesaing. Banyak perusahaan berkomitmen pada kualitas atau ingin menjadi yang terbaik.

c. Inovasi

Inovasi bisa menjadi asosiasi merek kunci bagi perusahaan. Inovasi juga merupakan hal penting bagi perusahaan terutama persaingan didalam kelas produk dimana tekhnologi dan inovasi menjadi penting bagi konsumen, misalnya Intel di kategori Microprocessor. Pada suatu waktu selalu ada konsumen yang merasa tidak sesuai atau tidak yakin sehingga kualitas pada dimensi yang tidak berwujud seperti inovasi akan memberikan keuntungan. Inovasi juga dapat menjadi sarana untuk membuat merek produk tampil lebih modern.

d. Perhatian pada pelanggan

(35)

bahwa merek tersebut akan memberikan yang diinginkan oleh konsumen, seperti kejujuran, perhatian, dapat dipercaya, dan rasa hormat.

e. Keberadaan dan keberhasilan

Berbisnis dengan organisasi yang mempunyai sumber daya yang mendukung produk dan sejarah panjang dalam berbisnis dapat memberikan rasa aman. Sukses yang diindikasikan dengan penjualan dan atau pertumbuhan penjualan, juga menciptakan rasa percaya diri bagi konsumen yang telah memiliki merek tersebut.

f. Persaingan antara produk lokal dan global

(36)

Asosiasi merek dapat menciptakan suatu nilai bagi perusahaan dan para pelanggan, karena dapat membantu proses penyusunan informasi untuk membedakan merek yang satu dengan merek yang lain. Terdapat lima keuntungan asosiasi merek, yaitu (Rangkuti, 2002:44):

1. Dapat membantu proses penyusunan informasi. Asosiasi-asosiasi yang terdapat pada suatu merek, dapat mengikhtisarkan sekumpulan fakta dan spesifikasi yang dapat dengan mudah dikenal oleh pelanggan.

2. Perbedaan. Suatu asosiasi dapat memberikan landasan yang sangat penting bagi usaha pembedaan. Asosiasi-asosiasi merek dapat memainkan peranan yang sangat penting dalam membedakan satu merek dari merek lain.

3. Alasan untuk membeli. Pada umumnya asosiasi merek sangat membantu para konsumen untuk membeli produk tersebut atau tidak.

4. Penciptaan sikap atau perasaan positif. Asosiasi merek dapat merangsang perasaan positif yang pada gilirannya akan berdampak positif terhadap produk yang bersangkutan.

5. Landasan untuk perluasan. Asosiasi merek dapat menghasilkan landasan bagi suatu perluasan merek, yaitu dengan menciptakan rasa kesesuaian antara suatu merek dan sebuah produk baru.

(37)

mapan akan mempunyai posisi yang menonjol dalam persaingan karena didukung oleh berbagai asosiasi yang kuat.

Asosiasi mampu merangsang suatu perasaan positif yang akhirnya merembet ke merek. Sebuah asosiasi dapat menciptakan informasi yang padat bagi pelanggan, mempengaruhi interpretasi terhadap fakta-fakta dan mempengaruhi pengingatan kembali atas fakta tersebut pada saat pengambilan keputusan.

F. Brand Image

Asosiasi itu tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkat kekuatan. Keterkaitan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakan untuk mengkomunikasikannya. Berbagai asosiasi yang diingat konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk citra tentang merek (brand image) di dalam benak konsumen. Secara sederhana brand image adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk di benak konsumen (Rangkuti, 2004:43).

G. Pengertian Handphone

(38)

H. Penelitian sebelumnya

1. Wira Atmaja Ali. 2000. ”Variabel yang Membentuk Asosiasi Merek

Handphone Sony Ericsson Berdasarkan Profil Konsumen

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) variabel yang membentuk asosiasi merek Handphone Sony Ericsson di Yogyakarta, (2) ada atau tidaknya perbedaan asosiasi konsumen terhadap

Handphone Sony Ericson berdasarkan profil responden ditinjau dari perbedaan jenis kelamin dan status pekerjaan.

Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah semua konsumen yang menggunakan ataupun yang pernah menggunakan

handphone merek Sony Ericsson di Yogyakarta, jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 orang responden, dan teknik pengambilan sampelnya menggunakan Purposive Convenience Sampling. Kriteria yang digunakan: (1) Responden adalah konsumen yang menggunakan atau pernah menggunakan Handphone Sony Ericsson dengan tipe T210, T290, J200i, J210, J300i, K508i, K600i, K608i, K700i, W800i, W550, W900i, W810i, (2) Responden yang diteliti adalah konsumen yang mudah dijangkau oleh peneliti, (3) Responden dalam penelitian ini adalah konsumen yang berada di Jogya Phone Market, Ramai Mall, dan Gejayan Phone Market.

(39)

hubungan antara beberapa variabel yang membentuk asosiasi merek

handphone Sony Ericsson, (2) Chi Square digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi konsumen terhadap variabel yang membentuk asosiasi merek handphone Sony Ericsson ditinjau dari perbedaan jenis kelamin dan status pekerjaan.

Berikut kesimpulan yang diambil berdasarkan hasil penyebaran kuesioner (1) Dari hasil analisis presentase dapat diketahui bahwa karakteristik responden konsumen Sony Ericsson di Jogya Phone Market, Ramai Mall, danGejayan Phone Marketadalah:

a. Berdasarkan jenis kelamin mayoritas responden yang menjadi obyek dalam penelitian ini berjenis kelamin pria dengan jumlah sebanyak 60 orang atau 60%.

b. Berdasarkan karakteristik tingkat penghasilan dalam satu bulan mayoritas responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 42 orang atau 42% untuk penghasilan kurang dari Rp. 500.000,00.

c. Berdasarkan karakteristik status pekerjaan mayoritas responden berstatus sebagai pelajar sebanyak 40 orang atau 40%.

d. Berdasarkan jenis handphone yang digunakan mayoritas pengguna

(40)

(2) Berdasarkan analisis uji Cochran, maka dapat diketahui bahwa variabel yang membentuk asosiasi konsumen terhadap Handphone Sony Ericsson terdiri dari 7 variabel, ke-7 variabel tersebut adalah: sinyal kuat, kualitas suara handphone jernih, fitur yang lengkap, model desain yang menarik, garansi perusahaan, harga yanjg sesuai dengan kualitas produk, promosi melalui media yang menarik. (3) Hasil analisis Chi Square yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan asosiasi konsumen terhadap variabel yang membentuk asosiasi merek Handphone Sony Ericson berdasarkan perbedaan jenis kelamin dan status pekerjaan adalah: a. Analisis perbedaan asosiasi konsumen terhadap handphone merek

Sony Ericsson berdasarkan perbedaan jenis kelamin pada 7 variabel yang digunakan semuanya tidak terdapat perbedaan. Hal ini menunjukkan bahwa baik pria maupun wanita memiliki asosiasi yang sama terhadap variabel-variabel tersebut.

(41)

2. Toto Rahardjo dan Siti Farida. 2006. Jurnal Widya Manajemen dan Akuntansi: Analisis Atribut Asosiasi Merek (Brand Assosiation) Telepon Seluler Nokia

Maksud dari penelitian bertujuan untuk mengetahui atribut-atribut asosiasi merek manakah yang melekat dalam benak pengguna ponsel Nokia dan mengetahui apakah sudah terdapat keselarasan antara brand identity yang dibangun Nokia dengan brand image yang dipersepsikan oleh pengguna Nokia.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya yang telah memprogram KRS pada semester ganjil 2004/2005 yang jumlahnya 3760 mahasiswa. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 orang responden dan teknik pengambilan sampelnya menggunakan teknik

accidental sampling.

Alat analisis data yang digunakan untuk mengetahui tingkat keterikatan berbagai asosiasi merek dalam mewakili brand image telepon selular merek Nokia adalah Uji Cochran.

Hasil dari penelitian disimpulkan bahwa (1) brand association

yang membentuk brand image Nokia adalah telepon seluler dengan

(42)

konsumen, diproduksi oleh perusahaan yang sukses, telapon seluler yang menghibur, telepon seluler yang mempunyai jenis paling banyak, telepon seluler yang human technology, telepon seluler yang bernilai jual tinggi, (2) terdapat gap yang positif antara brand image Nokia dengan brand identity yang dibangun oleh Nokia. Dikatakan gap yang positif adalah dikarenakan pengguna Nokia mempersepsikan brand image yang melebihi brand identity yang selama ini berusaha dibangun dan diperkenalkan pada konsumen oleh Nokia melalui bauran promosi yang diterapkannya, antara lain ponsel dengan features yang inovatif, ponsel berdesain unik, ponsel dengan tipe terbanyak, ponsel yang menghibur, dan ponsel yang human technology.

I. Kerangka Konseptual

Dari penelitian ini dapat dibuat kerangka pemikiran guna memudahkan penulis maupun pembaca dalam mengartikan hipotesis dari penelitian.

Variabel yang diduga sebagai pembentuk image merek Handphone

Samsung dalam penelitian ini berjumlah 22 variabel, yaitu; kemampuan

handphone untuk menjalankan fungsinya pada berbagai kondisi, kelengkapan

(43)

penggunaan, kemampuan mencerminkan kepribadian pemakai, ketersediaan fasilitas hiburan, kemenarikan iklan, kemudahan dalam memahami maksud iklan, kemudahan dalam mengingat slogan, keunggulan dibanding produk lain, keinovatifan produk, kepercayaan merek, kesuksesan perusahaan yang memproduksi.

Untuk mengetahui atribut mana saja dari ke-22 atribut asosiasi merek yang membentuk citra merek Handphone Samsung, maka langkah pertama tiap butir atribut tersebut diuji validitas dan reliabilitasnya agar tebukti kesahihan dan keandalan dari alat pengukur data. Langkah kedua atribut-atribut yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya tersebut kemudian diuji lagi satu-persatu menggunakan Uji Cochran , melalui matrik Cochran jawaban ”ya” dan ”tidak” dijumlahkan, kemudian atribut yang jawaban ”tidak” jumlahnya paling banyak dalam matrik tersebut dihilangkan, selanjutnya dilakukan penghitungan menggunakan rumus Cochran. Atribut yang tersisa setelah diuji merupakan atribut-atribut pembentuk citra merek Handphone Samsung.

J. Hipotesis

(44)

mendukung atau justru menolak hipotesis tersebut. Dengan kata lain, hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun oleh peneliti, yang kemudian akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang dilakukan.

Hipotesis berupa pernyataan mengenai konsep yang dapat dinilai benar atau salah jika menunjuk pada suatu fenomena yang diamati dan diuji secara empiris. Fungsi dari hipotesis adalah sebagai pedoman untuk dapat mengarahkan penelitian agar sesuai dengan apa yang kita harapkan (Kuncoro, 2003:47-48).

Hipotesis penelitian ini adalah diantara atribut-atribut asosiasi merek yaitu; kemampuan handphone untuk menjalankan fungsinya pada berbagai kondisi, kelengkapan features, ketersediaan pilihan produk, keandalan, kualitas, tingginya harga purna jual, spesifikasi teknologi, performance, kemudahan dalam memperbaiki produk dan ketersediaan suku cadang, keterjangkauan harga beli, kemudahan memperoleh produk, kemenarikan desain, kemudahan dalam penggunaan, kemampuan mencerminkan kepribadian pemakai, ketersediaan fasilitas hiburan, kemenarikan iklan, kemudahan dalam memahami maksud iklan, kemudahan dalam mengingat slogan, keunggulan dibanding produk lain, keinovatifan produk, kepercayaan merek, kesuksesan perusahaan yang memproduksi beberapa diantaranya sebagai pembentuk brand imageHandphone

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian survey terhadap pengguna Handphone Samsung. Peneliti mencoba mengidentifikasi atribut asosiasi merek apa saja pembentuk citra merek Handphone Samsung. Penelitian ini dilakukan terhadap obyek tertentu dengan populasi yang terbatas, sehingga hasil penelitian hanya berlaku pada daerah dan produk yang diteliti.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu : Oktober 2008

Lokasi : Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kampus 1, Mrican.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek dari penelitian yaitu mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta kampus 1 Mrican yang menggunakan Handphone Samsung produksi tahun 2006 hingga 2008 selama penelitian ini dilakukan.

(46)

2. Obyek Penelitian

Obyek dari penelitian ini meliputi ketiga atribut dari asosiasi merek, yaitu: (a) Perceived value, (b) Brand personality, (c) Organization association. D. Variabel Penelitian

Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah atribut-atribut asosiasi merek yang terdiri dari: kemampuan handphone untuk menjalankan fungsinya pada berbagai kondisi, kelengkapan features, ketersediaan pilihan produk, keandalan, kualitas, tingginya harga purna jual, spesifikasi teknologi, performance, kemudahan dalam memperbaiki produk dan ketersediaan suku cadang, keterjangkauan harga beli, kemudahan memperoleh produk, kemenarikan desain, kemudahan dalam penggunaan, kemampuan mencerminkan kepribadian pemakai, ketersediaan fasilitas hiburan, kemenarikan iklan, kemudahan dalam memahami maksud iklan, kemudahan dalam mengingat slogan, keunggulan dibanding produk lain, keinovatifan produk, kepercayaan merek, kesuksesan perusahaan yang memproduksi.

E. Populasi dan Sampel

(47)

mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang kuliah di kampus I, Mrican yang pernah menggunakan Handphone Samsung keluaran tahun 2006-2008.

2. Peneliti menetapkan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 70 orang responden dikarenakan jumlah populasinya tidak diketahui. Responden merupakan mahasiswa Universitas Sanata Dharma tanpa memandang angkatan yang kuliah di kampus 1, Mrican.

F. Definisi Operasional

1. Merek adalah nama atau simbol yang diasosiasikan dengan produk atau jasa untuk membedakan produk satu dengan yang lainnya dan menimbulkan arti psikologis atau asosiasi (Rangkuti, 2004:2).

2. Asosiasi merek adalah sesuatu yang berkaitan dengan pandangan (persepsi) konsumen mengenai sebuah merek

Atribut-atribut asosiasi merek yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Perceived value (X1)

1) Dimensi kualitas produk (X1.1)

Reliability : Kemampuan handphone untuk menjalankan fungsinya pada berbagai kondisi. (X1.1.1)

Features : Kelengkapan features (X1.1.2)

(48)

Durability : Keandalan (X1.1.4)

Fit and finish : Kualitas (X1.1.5)

Tingginya harga purna jual (X1.1.6)

Conformance : Spesifikasi teknologi (X1.1.7)

Performance : Aspek fungsional suatu barang (X1.1.8)

Serviceability : Kemudahan dalam memperbaiki produk dan Ketersediaan suku cadang (X1.1.9)

2) Dimensi harga (X1.2)

Keterjangkauan harga beli (X1.2.1)

3) Dimensi kualitas layanan (X1.3)

Empathy: Produk mudah di dapatkan di counter handphone

(X1.3.1)

4) Dimensi emosional (X1.4)

Aesthetic: Kemenarikan desain (X1.4.1)

Self expresive value: Produk bergengsi (X1.4.2)

5) Dimensi kemudahan (X1.5)

Kemudahan penggunaan produk (X1.5.1)

b. Brand personality (X2)

1) Tipe pengguna atau pelanggan produk tersebut (X2.1)

Produk dapat mencerminkan kepribadian pemakai, misalnya:

(49)

2) Ciri pembawaan kepribadian seseorang (X2.2)

Ketersediaan fasilitas hiburan (X2.2.1)

3) Iklan (X2.3)

Kemenarikan iklan (X2.3.1)

Kemudahan memahami maksud iklan (X2.3.2)

4) Tagline atau slogan (X2.4)

Kemudahan dalam mengingat slogan (X2.4.1)

c. Organization association (X3)

1) Persepsi kualitas (X3.1)

Keunggulan dibanding produk lain (X3.1.1)

2) Inovasi (X3.2)

Keinovatifan produk (X3.2.1)

3) Perhatian pada pelanggan (X3.3)

Kepercayaan merek (X3.3.1)

4) Keberadaan dan keberhasilan (X3.4)

Kesuksesan perusahaan yang memproduksi (X3.4.1)

(50)

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non-random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk diambil sebagai sampel. Teknik

non-random sampling tersebut dipilih karena populasi dalam penelitian ini tidak terbatas (tidak diketahui seberapa banyak anggota dari populasi yang menggunakan Handphone Samsung produksi tahun 2006-2008). Metode non-random sampling yang dipilih dalam penelitian ini adalah accidental sampling dan purposive sampling. Accidental sampling yaitu penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiono, 1999:76).

(51)

Metode accidental sampling dan purposive sampling yang digunakan oleh peneliti ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:

1. Responden adalah konsumen yang menggunakan Handphone Samsung produksi tahun 2006 hingga 2008 selama penelitian ini dilakukan

2. Responden yang diteliti adalah responden yang mudah dijangkau oleh peneliti.

G. Teknik Pengumpulan Data

Ada 2 teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu:

1. Kuesioner, adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden (Umar, 2002:167). Untuk mengkuantitatifkan data hasil kuesioner digunakan skala nominal yaitu pemberian bobot dari jawaban responden sebagai berikut:

Jawaban ”ya” diberikan bobot 1 Jawaban ”tidak” diberikan jawaban 0

2. Dokumentasi, adalah metode pengumpulan data dengan cara menyalin berbagai sumber antara lain dari koran, majalah, dan internet.

Data Primer dan Data Sekunder

(52)

2. Data Sekunder: merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Perolehan data ini antara lain dari koran, majalah, dan internet.

H. Teknik Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen ini dimaksudkan untuk mengukur kesahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas) instrumen penelitian.

1. Pengujian Validitas

Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana suatu alat ukur dapat megukur data yang dibutuhkan dalam penelitian. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor yang diperoleh dari masing-masing item dengan skor total.

Untuk pengukuran validitas digunakan rumus Product Moment dari Pearson. Rumusnya sebagai berikut:

rxy = N(

XY)−(

∑ ∑

X Y)

(

)

(

2

2

)

(

2

( )

2

)

Y Y

N X X

N

Keterangan:

rxy = Korelasi dari X dan Y

N = Banyaknya sampel

X = Skor dari masing-masing nomor responden Y = Total butir dari jawaban responden

(53)

XY = Jumlah hasil kali dari X dan Y

Besarnya rxy dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan

taraf signifikansi (α) = 5%. Jika rxy > dari r table maka kuesioner sebagai alat ukur

dikatakan valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas untuk melihat bahwa suatu alat ukur dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Alat ukur yang baik tidak akan bersifat tendensius atau mengarahkan responden untuk memilih jawaban tertentu. Uji reliabilitas menggunakan teknik “belah dua”, yaitu mengkorelasikan item bernomer ganjil (X) dan yang bernomer genap (Y). Untuk metode ini, dipisahkan antara item bernomer genap yang valid dan nomer ganjil, kemudian dicari dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Product Moment dari Pearson (Rangkuti, 2004:76).

Rumus Product Moment:

rxy = N

(

XY

) (

X

)( )

Y

(

)

{

2

2

}

{

2

( )

2

}

Y Y

N X X

N

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi bernomer ganjil dan item bernomer genap

N = jumlah responden

(54)

Setelah hasil perhitungan diatas ditemukan, kemudian menggunakan rumus Spearman Brown untuk menulis reliabilitas.

Rumus Spearman Brown: rxx =

xy xy r r + 1 2 Keterangan:

rxx = koefisien reliabilitas

rxy = koefisien korelasi antara item bernomor ganjil dengan item

bernomor genap. Taraf signifikansi (α) = 0,05.

Jika rxx > rtabel, maka kuesioner dapat dikatakan memenuhi keandalan. r

tabel dapat dihitung dengan menggunakan r one-tail.

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui perbedaan berbagai perlakuan terhadap subyek yang sama dalam angka skala nominal adalah dengan Uji Cochran (Umar, 2002:344).

Rumus Cochran Q test adalah sebagai berikut:

(55)

Keterangan:

k : jumlah atribut n : jumlah responden

Cj : total respon pada j variabel (kolom) Ri : total respon pada i pengamatan Langkah dari proses pengujian sebagai berikut:

1. Membuat tabel

Tabel yang pertama adalah tabel matrik jawaban responden. Untuk mengkuantitatifkan digunakan skala nominal

Jawaban ”ya” diberikan bobot 1 Jawaban ”tidak” diberikan bobot 0.

Tabel III. 1

Matrik Jawaban Responden

No Atribut Ya Tidak

1 Kemampuan handphone menjalankan fungsinya pada berbagai kondisi

2 Kelengkapan features

3 Ketersediaan pilihan produk 4 Keandalan

5 Kualitas

6 Tingginya harga purna jual 7 Spesifikasi teknologi 8 Performance

(56)

Setelah matrik jawaban responden dibuat, tahap selanjutnya membuat matrik Cochran.

Tabel III.2

Matrik Cochran

Atribut Responden

Atribut

1

Atribut 2

Atribut 3

Atribut Ke-n

Total nilai untuk baris (Rj)

Rj2

1 2 3 N

Total nilai untuk kolom (Cj)

Cj2

2. Merumuskan hipotesis

H0 : kemungkinan jawaban ”ya” adalah sama untuk setiap atribut, tidak

terdapat hubungan yang cukup signifikan antar atribut dalam membentuk

brand image handphone Samsung.

Ha : kemungkinan jawaban ”ya” adalah berbeda untuk setiap atribut,

semua atribut mempunyai hubungan yang signifikan dalam membentuk

(57)

3. Menentukan α titik kritis

daerah terima H0 daerah tolak H0

titik kritis taraf signifikansi 5%, α = 0,05

4. Membandingkan nilai Cochran hitung (Q) dengan X2 tabel untuk mengetahui penerimaan H0 dan penolakan H0.

H0 diterima jika : Q < X2tabel, probabilitas (P) > 0,05

H0 ditolak jika : Q ≥ X2tabel, probabilitas (P) ≤ 0,05

5. Melakukan proses Cochran

(58)

Pengujian statistik dapat dilakukan dengan cara menggunakan tabel X2 (df = k-1 dan α = 0.05)Bila hasil perhitungan Q lebih besar daripada X2 tabel, maka H0 ditolak (Ha diterima). Artinya, terdapat hubungan yang cukup

signifikan antar atribut asosiasi dalam membentuk brand image handphone Samsung. Untuk melihat atribut mana yang membentuk brand image, diperlukan proses iterasi yaitu mengurangi satu persatu atribut asosiasi yang memiliki nilai terkecil dari setiap proses. Proses penghitungan dan iterasi dilakukan terus hingga diperoleh hasil menerima H0, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan dalam membentuk

brand image handphone Samsung atau kemungkinan jawaban “ya”

adalah sama untuk setiap atribut. Kriteria untuk menentukan tidak signifikan adalah saat Q hitung lebih kecil dari X2 tabel dan P > 0,05 (Rangkuti, 2004:48).

6. Kesimpulan

H0 diterima jika hasil Q hitung < X2 tabel, berarti menerima hipotesis

yang menyatakan jumlah jawaban ”ya” adalah tidak berbeda pada tiap atribut asosiasi merek handphone Samsung, artinya satu atau lebih atribut yang tersisa setelah perhitungan merupakan atribut yang membentuk

brand imagehandphone Samsung.

H0 ditolak jika hasil Q hitung > X2 tabel, berarti menerima hipotesis

(59)
(60)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN UNIVERSITAS

SANATA DHARMA

A. Gambaran Perusahaan Samsung

1. Kronologi dan Sejarah Perusahaan Samsung

Pada tanggal 1 maret 1938, pendiri dan chairman Byung-Chull Lee memulai bisnis di Teagu, Korea dengan modal 30,000 won. Pada awalnya, bisnis kecil-kecilan Tuan Lee terutama bergerak di bidang ekspor barang dagangan, menjual ikan, sayur, dan buah-buahan kering dari Korea ke Manchuria dan Beijing. Namun hanya dalam waktu satu dekade, Samsung yang secara harfiah berarti ”tiga bintang” dalam bahasa Korea telah memiliki pabrik tepung dan pabrik gula sendiri, berikut mesin dan operasional penjualannya sendiri, dan akhirnya menjadi cikal – bakal sebuah perusahaan global modern yang saat ini masih tetap mengemban nama yang sama.

Sepanjang dekade 1970-an, Samsung meletakkan dasar-dasar strategis bagi pertumbuhan perusahaan di masa mendatang dengan cara berinvestasi di dalam industri berat, industri kimia, dan industri petrokimia. “Rencana Manajemen Lima Tahun” kedua, diumumkan pada bulan Agustus 1973, menetapkan target tiga industri tersebut di atas dan juga memperkenalkan Samsung ke industri galangan kapal. Selama kurun waktu tersebut, perusahaan juga mengambil langkah untuk meningkatkan posisi

(61)

persaingannya di sektor industri tekstil dunia, dengan menggabungkan proses produksi dari bahan mentah menjadi produk jadi. Hasilnya, banyak perusahaan baru didirikan termasuk Samsung Heavy Industries Company pada 1974, dan Samsung Shipbuilding Company (didirikan saat Samsung mengakuisisi Daesung Heavy Industry Company) dan Samsung Precision Company (kini dikenal sebagai Samsung Techwin) di tahun 1977.

Pertumbuhan besar-besaran lainnya untuk Samsung datang dari bisnis peralatan elektronik rumah tangga yang semakin meningkat. Samsung Electronics, yang kini telah menjadi produsen utama di pasar domestik (Korea), mulai mengekspor produk-produknya untuk pertama kalinya selama periode ini. Perkembangan signifikan lainnya adalah pembelian 50 persen saham Korea Semikonduktor yang dilakukan Samsung pada tahun 1974, yang selanjutnya memperbesar keunggulan Samsung Electronics sebagai pemimpin manufaktur semikonduktor.

Pada akhir 70an dan awal 80an mewakili diversifikasi dan pertumbuhan global yang meningkat untuk bisnis teknologi inti Samsung. Kemudian tahun 1978, Samsung Semiconductor dan Samsung Electronics

(62)

Samsung Precision Company (yang didirikan pada tahun 1977) meletakkan dasar di atmosfer industri teknologi tinggi lainnya. Samsung Aerospace Industries yang diganti nama pada bulan Februari tahun 1987 (kini dikenal sebagai Samsung Techwin), Samsung telah mengembangkan kemampuan atmosfernya dengan kecepatan yang tidak akan pernah dapat ditiru. Rencana masa depan mencakup perkembangan stasiun ruang masa depan bahkan fasilitas ruang untuk Bulan dan Mars di awal abad ke-21.

Pada pertengahan tahun 80an juga melihat Samsung memasuki bisnis perkembangan sistem, yang membentuk Sistem Data Samsung pada tahun 1985 (kini dikenal sebagai Samsung SDS) sebagai pemimpin dalam layanan Teknologi Informasi termasuk layanan integrasi sistem, manajemen sistem, konsultasi, dan jaringan.

(63)

teknologi dari nanoteknologi hingga arsitektur jaringan tingkat lanjut.

Pada tanggal 19 November tahun 1987, Ketua Pendiri Samsung Byung-Chull Lee meninggal dunia setelah hampir lima puluh tahun sebagai pimpinan perusahaan. Anak laki-lakinya, Kun-Hee Lee berhasil menjadi Pemimpin yang baru. Pada peringatan ke-50 pendirian Samsung pada tahun 1988, ia mengumumkan "Yayasan Kedua" perusahaan, yang mengatur pertumbuhan Samsung untuk menjadi perusahaan abad ke-21 kelas dunia.

Untuk "Yayasan Kedua" ini, Samsung menantang dirinya sendiri untuk menyusun bisnis lama kembali dan memasuki yang baru dengan tujuan untuk menjadi salah satu perusahaan elektronik lima teratas dunia. Penggabungan Samsung Electronics dan Samsung Semiconductor & Telecommunications tidak diragukan lagi merupakan saat strategi utama dalam proses kelangsungan mencapai tujuannya. Untuk pertama kali dalam sejarah grup, Samsung kini berada di suatu posisi untuk memaksimalkan sumber daya teknologi dan mengembangkan produk yang bertambah nilainya.

(64)

Awal tahun 1990 Samsung memberikan tantangan yang hebat atas bisnis maju. Penggabungan, koalisi dan pembelian adalah biasa ketika persaingan dan konsolidasi berjalan baik. Perusahaan ditekan untuk memikirkan kembali teknologi dan penawaran layanannya. Bisnis mulai melintas batas antara negara dan perusahaan. Tanggapan Samsung atas kesempatan ini adalah program Manejemen barunya di tahun 1993.

Manajemen Baru lebih dari sekedar melakukan re-engineering produk Samsung tetapi juga membaktikan diri untuk melakukan terobosan dalam pembuatan produk kelas dunia, dengan memberikan kepuasan pelanggan secara penuh, dan menjadi perusahaan yang bersih. Dalam tinjauan ulang, Manajemen Baru dengan tegas menentukan titik balik bagi Samsung, ketika perusahaan menempatkan dasar “Qualitas adalah yang utama.”

(65)

sejak awal diperkenalkan.

Tidak disangsikan lagi sukses Samsung di area ini merupakan hasil kerja keras terhadap pengawasan kualitas pada semua pabrik yang ada di dunia. Berkat sistem “Line Stop”, karyawan dapat memotong jalur pemasangan ketika ditemukan produk yang kurang berkualitas. Produksi segera dihentikan sampai masalah dapat diselesaikan. Samsung juga menganut konsep “Six Sigma” dalam manajemen kualitas total (total quality management).

Sehingga, Manajemen Baru tidak hanya mengenai kualitas produk tetapi juga kualitas manusia. Di mana pun usaha Samsung menjelajahi dunia, Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia memberikan sesi-sesi pelatihan pelayanan pelanggan untuk karyawan yang langsung berhubungan dengan pelanggan. Bahkan Hotel dan Tempat Peristirahatan Shilla, hotel berkelas dunia milik Samsung di pusat kota Seoul, berperan dalam memberikan pelajaran mengenai sopan santun dan layanan pelanggan kepada karyawan Samsung sebagai bagian pekerjaan di Asuransi Jiwa Samsung, sekuritas Samsung, dan Kartu Kredit Samsung.

(66)

Menjadi nomer satu berarti juga menjalankan sejumlah kewajiban sosial korporasi, seperti kesejahteraan sosial, konservasi lingkungan, kegiatan kebudayaan, atau olah raga. Tentu saja, partisipasi aktif Samsung dalam pemasaran olah raga, dan merupakan hasil dari usaha yang sungguh-sungguh, pemimpin perusahaan, Kun-Hee Lee, terpilih sebagai anggota Komite Olimpiade Internasional - International Olympic Committee (IOC) pada bulan Juli 1996, sangat meningkatkan kesan terhadap perusahaan sebagai penyumbang utama di dunia atletik.

Tahun 1997 adalah tahun gelap bagi hampir semua orang Korea. Pada tahun itu, semua perusahaan di Korea mengalami penurunan. Tanpa terkecuali perusahaan samsung direstrukturisasi dengan mengurangi jumlah perusahaan yang bergabung menjadi 45 (Jumlah yang sesuai dengan aturan pada Hukum Perdagangan Bebas), mengurangi jumlah karyawan hampir 50.000 orang dan meningkatkan struktur keuangan, menurunkan rasio hutang pada tahun1997 sebesar 365% menjadi 148% pada akhir tahun 1999.

(67)

Meskipun beritanya suram, Samsung adalah salah satu perusahaan yang dapat terus tumbuh menjadi pemimpin di bidang teknologi digital dan jaringan, dan tetap berkonsentrasi pada elektronik, keuangan dan layanan yang terkait.

Di saat memasuki milenium kedua, Samsung juga mulai menapak ke abad kedua. Era digital telah memunculkan peluang dan perubahan revolusioner di dunia bisnis. Samsung Group telah menjawab perubahan itu dan saat ini sedang meningkatkan struktur bisnis, perspektif manajemen, dan budaya korporatnya untuk memenuhi standar global.

2. Visi dan Misi dan Nilai-Nilai Utama

a. Visi: menjadi pemimpin revolusi penggabungan digital

b. Misi: perusahaan digital, sebuah perusahaan yang memimpin dalam revolusi penyatuan digital melalui inovasi produk digital dan perusahaan berbasis a-digital (menciptakan produk dan layanan teknologi yang memimpn industri dan menempatkan manajemen dan proses produksi paling efisien).

c. Nilai-nilai utama

(68)

hubungan dengan konsumen melalui Rencana Kegiatan Sumberdaya -

Enterprise Resource Planning (ERP).

Perusahaan menyediakan sumber daya manusia dan teknologi kami untuk menciptakan produk dan layanan prima sehingga dapat memberikan sumbangan bagi masyarakat dunia yang lebih baik.

3. Bisnis Jaringan Telekomunikasi

Bisnis Telekomunikasi Samsung Electronics menghasilkan pendapatan pengoperasian yang mengesankan dari 1.73 triliun won pada penjualan 18.23 won triliun pada tahun 2006. Ponsel Samsung telah muncul sebagai merek kelas dunia, berkat kualitas unggul, teknologi dan desain. Produk tersebut merupakan produk pilihan untuk jutaan konsumen di Amerika Serikat, Eropa, Cina dan di mana saja, yang membantu menaikkan nilai Korea di mata dunia.

Walaupun kondisi pasar buruk, perusahaan menjual 118 juta ponsel pada tahun 2006, hingga mencapai 18% dari tahun lalu. Performa ini dapat dihubungkan dengan kemampuan teknologi terkemuka untuk memperkenalkan aliran kuat ponsel Samsung premium yang menentukan tren pasar.

(69)

yang ditunjuk sebagai "Mercedes-Benz-nya ponsel" di Eropa dan merupakan simbol kesejahteraan Cina. "Kemampuan menjadi yang pertama di dunia" perusahaan di tahun 2006 mencakup ponsel dengan kamera 10-megapixel dan

Super MusicPhone (SCH-B570), dengan drive hard disc 8GB integral.

Pada tahun 2007, Bisnis Jaringan Telekomunikasi berlanjut untuk menyiapkan masa depan sebagai pemimpin dalam bidang ponsel dan sistem komunikasi mobile. Perusahaan memiliki teknologi untuk mengkomersilkan model ponsel untuk semua format TV mobile yang tersedia, termasuk DMB (satelit dan bumi), media FLO, dan DVB-H. Perusahaan juga berada di posisi teratas produk mobile yang dapat mengakses internet broadband.

Samsung memperkenalkan Forum 4G tahunan untuk memimpin perkembangan dan standardisasi teknologi komunikasi mobile generasi keempat. Tujuannya adalah untuk menciptakan suatu dunia dimana akses komunikasi benar-benar ada di mana-mana (www.samsungelectronic.com).

4. Tipe-Tipe Handphone Samsung

(70)

Handphone Samsung keluaran tahun 2006 (Kisaran harga di bawah Rp. 1.000.000,00)

1. Samsung SGH-D820 2. Samsung SGH-D510 3. Samsung SGH-D500 4. Samsung SGH-X820 5. Samsung SGH-X700 6. Samsung SGH-X620 7. Samsung SGH-X590

(Kisaran harga Rp. 1.000.000,00 – Rp. 2.000.000,00) 1. Samsung SGH-D720

2. Samsung SGH-E770 3. Samsung SGH-Z720

Handphone Samsung keluaran tahun 2007 (Kisaran harga di bawah Rp. 1.000.000,00)

(71)

4. Samsung SGH-X530

(Kisaran harga Rp. 1.000.000,00 – Rp. 2.000.000,00) 1. Samsung SGH-D840

2. Samsung SGH-U600 3. Samsung SGH-E250 4. Samsung SGH-Z370

(Kisaran harga diatas Rp. 2.000.000,00) 1. Samsung SGH-W579 (dual simcard)

Handphone Samsung keluaran tahun 2008 (Kisaran harga di bawah Rp. 1.000.000,00)

(72)

(Kisaran harga Rp. 1.000.000,00 – Rp. 2.000.000,00) 1. Samsung SGH-D900

2. Samsung SGH-D840 3. Samsung SGH-E950 4. Samsung SGH-E590 5. Samsung SGH-F250 6. Samsung SGH-L700 7. Samsung SGH-L170

(73)

B. Gambaran Umum Universitas Sanata Dharma

Universitas Sanata Dharma diselenggarakan oleh Yayasan Sanata Dharma dan merupakan bentuk pengembangan dari IKIP Sanata Dharma yang didirikan pada tahun 1955. Perubahan bentuk tersebut disahkan oleh pemerintah melalui Keputusan Mendikbud Republik Indonesia No. 46/D/O/1993.

Yayasan

Ketua: Dr. Albertus Budi Susanto, S.J., Sekretaris umum: Dr. R.A. Supriyono, S. U., Akt., Sekretaris pelaksana: Drs. Joseph Ageng Marwata, S. J., Bendahara: H. Van Opzeeland, S.J., Anggota: Drs. A. Budi Purnomo Brodjonegoro, M.B.A.

Prof. Dr. Johana Endang Prawitasari, Dr. Ir. Hendricus Priyo Sulistyo, M. Sc.,Dr. Frans Susilo, S. J., Hendricus Subekti, S. H.

Dewan Penyantun

Rm. J. Cassut, S.J., Prof. Dr. Dibyo Prabowo, Ibu Djonaedi Joesoef, Dr. Marta Tilaar, Ibu L. Shanti Poesposoetjipto, Dipl. Ing., Dr. F. Soesianto, Drs. P. Swantoro, Dr. A. Winoto Doeriat, Drs. Th. Sarjumunarsa, SJ, MA.

1. Sejarah Perkembangan Universitas Sanata Dharma

(74)

Inisiatif ini menarik bagi Serikat Jesus (Ordo Societas Jesu) untuk mendirikan Perguruan Tinggi yang sebelumnya telah membuka kursus BI Mendidik (yayasan De Britto) di Yogyakarta, BI Sejarah, dan BI Bahasa Inggris di Semarang. Selanjutnya kursus-kursur BI tersebut dianggap Cash Program.

Tahun 1954-1955, Prof. de Quelje, pejabat kementerian PP dan K, berkunjung ke Yogyakarta. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Serikat Jesus untuk menggali informasi tentang gagasan Prof. Moh. Yamin, S.H. untuk mendirikan PTPG, kemudian tiga kursus BI milik Jesuit digabungkan menjadi satu menjadi PTPG Sanata Dharma yang dimulai pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 17 Desember 1955.

Pada awalnya PTPG Sanata Dharma memiliki 4 jurusan, yaitu (1) Bahasa Inggris, (2) Sejarah, (3) IPA, (4) Ilmu Mendidik. Nama Sanata Dharma sendiri diciptakan oleh Peter K. Looymans, S.J., pejabat Departemen PP dan , aslinya Sanata Dharma dibaca Sanyata Dharma dari kata Nyata Dharma artinya ”kebaktian yang sebenarnya” atau ”pelayanan yang nyata”.

(75)

Menyesuaikan dengan dengan ketentuan pemerintah maka PTPG menjadi FKIP Sanata Dharma pada November 1958 dan merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta dengan status Disamakan berdasarkan SK Menteri PTIP No. 1/1961, pada tanggal 6 Mei 1961 jo No. 77/1962 tanggal 11 Juli 1962. tetapi secara de facto FKIP-FKIP Sanata Dharma tetap berdiri sendiri, FKIP-FKIP Sanata Dharma di Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta hanyalah nama di atas kertas saja.

Kemudian pada tanggal 1 September 1965, berdasarkan SK Menteri PTIP No. 237/B-Swt/U/1965 pemerintah kembali menetapkan agar FKIP berdiri sendiri menjadi IKIP Sanata Dharma.

Banyak hal yang berkembang ketika menjadi IKIP Sanata Dharma, antara lain membuka SMP Sanata Dharma, program Extension Course Bahasa Inggris, dan lembaga-lembaga pendukung pembelajaran.

Pada bulan Juli 1979, IKIP Sanata Dharma melaksanakan program S1. Depdikbud juga mempercayakan Sanata Dharma untuk mengelola program Diploma I, II, dan III jurusan Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, PMP. Tahun 1990 program Diploma ditutup dan selanjutnya dibuka Diploma II PGSD.

(76)

Sanata Dharma memperluas program pendidikannya sehingga menjadi 6 fakultas. Sejak tanggal 1999, melalui Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Depdikbud RI No. 143/DIKTI/Kep/1999 Fakultas Ilmu Pendidikan Agama (FIPA) berubah menjadi Program Studi Ilmu Pendidikan, Kekhususan P

Gambar

tabel dapat dihitung dengan menggunakan r one-tail.
Tabel yang pertama adalah tabel matrik jawaban responden. Untuk  mengkuantitatifkan digunakan skala nominal
Tabel V.2  Hasil Uji Reliabilitas
GAMBAR PRODUK  DAN IKLAN
+2

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat sedikit memberikan gambaran kapada perusahaan mengenai tanggapan dari konsumen terhadap toko yang menggunakan iklan mural, sehingga

Berdasarkan latar belakang tersebut, batasan masalah yang disajikan pada penulisan ini adalah untuk menyelesaikan masalah pemrograman non linear khususnya pemrograman kuadratik

14.2 Terhadap Dokumen Isian Kualifikasi terlambat yang disampaikan melalui pos/jasa pengiriman, Panitia Pengadaan Barang/Jasa Kantor Penanaman Modal Daerah membuka sampul luar

Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan ditempat-tempat sebagaimana tersebut bawah ini, yaitu pada tanggal Dua bulan November Tahun Dua ribu lima belas, sampai dengan laporan polisi

Izin Mendirikan Bangunan yang selanjutnya disingkat IMB adalah perizinan yang diberikan oleh Walikota atau Pejabat yang ditunjuk kepada pemilik bangunan gedung

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk.mengetahui tingkat kebisingan di lingkungan sekolah yang berada di Jalan Sudirman Bukittinggi yaitu SDN 04 Birugo, SMPN 1

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan metode pembelajaranKooperatif Numbered Heads Together (NHT) tejadi suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga hasil