• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pokok pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pokok pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Pokok-pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945

Menurut penjelasan resmi dari Pembukaan UUD 1945, yang termuat dalam Berita Republik

Indonesia tahun II No. 7, Pembukaan UUD 1945 mengandung Pokok-pokok pikiran yang

meliputi suasana kebatinan dari UUD Negara Indonesia. Pokok-pokok pikiran tersebut adalah

sebagai berkut.

a. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan

berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

b. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

c. Negara yang berkedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan

permusyawaratan/perwakilan.

d. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan

beradab.

Hakikat dan Kedudukan Pembukaan UUD I945

Walaupun Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan batang tubuhnya disahkan sebagai satu

kesatuan, namun antara keduanya dalam ilmu hukum mempunyai kedudukan yang berbeda,

yaitu Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan di atas Batang Tubuh Undang-Undang

Dasar 1945. Adapun kedudukan Pembukaan UUD 1945 dalam Negara Republik Indonesia

adalah sebagai berikut.

a. Pembukaan UUD 1945 sebagai pernyataan kemerdekaan yang terperinci Bangsa Indonesia

pada tanggal 17 Agustus 1945 telah menyatakan proklamasi kemerdekaannya yaitu dalam suatu

Naskah Proklamasi yang dibacakan oleh Soekarno-Hatta atas nama seluruh bangsa Indonesia.

Proklamasi pada hakikatnya memiliki dua makna, yaitu suatu pernyataan tentang kemerdekaan

bangsa Indonesia dan tindakan-tindakan yang harus segera dilaksanakan berkaitan dengan

proklamasi tersebut, artinya mulai detik proklamasi tersebut bangsa Indonesia menyusun negara

yang merdeka yang memiliki kedaulatan sendiri untuk mewujudkan cita-cita bersama, yaitu

masyarakat yang adil dan makmur, material maupun spiritual. Dalam Pembukaan UUD 1945,

baik pernyataan proklamasi (pada alinea ke-3) maupun tindakan-tindakan tentang pembentukan

Negara Republik Indonesia terinci sejak alinea ke-3.

(2)

c. Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara yang fundamental Di dalam suatu tertib

hukum terdapat urut-urutan susunan yang bersifat hirarkis, dimana UUD (pasal-pasalnya)

bukanlah merupakan suatu tertib hukum yang tertinggi. Di atasnya masih ada dasar-dasar pokok

dari UUD ataupun hukum dasar yang tidak tertulis yang pada hakikatnya terpisah dari UUD atau

hukum dasar yang tidak tertulis itu yang dinamakan Pokok Kaidah yang Fundamental.

Berdasarkan unsur-unsur yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 maka menurut ilmu

hukum tatanegara, Pembukaan UUD 1945 pada hakikatnya telah memenuhi syarat sebagai

Pokok Kaidah Negara yang Fundamental (Staatsfundamentalnorm).

d. Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber semangat bagi UUD 1945 Pembukaan UUD 1945,

yang terkandung di dalamnya pokok-pokok pikiran yang inti sarinya adalah Pancasila, pada

hakikatnya merupakan sumber semangat bagi para penyelenggara negara, para pemimpin

pemerintahan, para penyelenggara partai serta golongan fungsional, dan seluruh alat

perlengkapan negara lainnya.

e. Pembukaan UUD 1945 Mempunyai Kedudukan Kuat dan Tetap Sebagai pokok kaidah negara

yang fundamental, Pembukaan UUD 1945 memiliki hakikat kedudukan hukum yang kuat,

bahkan secara yuridis tidak dapat diubah oleh siapapun, terlekat pada kelangsungan hidup

negara. Pembukaan UUD 1945 sebagai dasar, rangka dan suasana bagi kehidupan negara dan

tertib hukum Indonesia Dalam pengertian ini, isi yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945

bilamana dirinci secara sistematis merupakan suatu kesatuan yang bertingkat dan berfungsi

sebagai dasar, rangka, dan suasana bagi negara dan tertib hukum Indonesia.

Pembukaan UUD 1945 terdiri atas empat alinea atau bagian yang

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Alinea Pertama

Alinea pertama : “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala

bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus

dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan

perikeadilan”

Makna yang terkandung dalam Alinea pertama ini adalah menunjukkan

keteguhan dan kuatnya pendirian bangsa Indonesia menghadapai masalah

kemerdekaan melawan penjajah.

(3)

pernyataan subyektif, yaitu aspirasi bangsa Indonesia sendiri untuk

membebaskan diri dari penjajahan. Dalil tersebut di atas meletakkan tugas

kewajiban bangsa/pemerintah Indonesia untuk senantiasa berjuang

melawan setiap bentuk penjajahan dan mendukung kemerdekaaan setiap

bangsa.

Alasan bangsa Indonesia menentang penjajahan ialah karena penjajahan

itu bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Ini berarti

setiap hal atau sifat yang bertentangan atau tidak sesuai dengan

perikemanusiaan dan perikeadilan juga harus secara sadar ditentang oleh

bangsa Indonesia. Pendirian tersebut itulah yang melandasi dan

mengendalikan politik luar negeri kita.

2. Alinea Kedua

Alinea kedua : “Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah

sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa

mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan

Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur”

Alinea ini mengandung makna:

1. Bahwa kemerdekaan Indonesia bukan pemberian atau hadiah dari Negara

lain tetapi merupakan hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri;

2. Bahwa kemerdekaan tersebut bukan merupakan tujuan akhir (baru

mencapai pintu gerbang) tetapi masih harus diisi dengan mewujudkan

negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

3. Alinea Ketiga

Alinea ketiga : “Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan

didorongkan oleh keinginan yang luhur, supaya berkehidupan kebangsaan

yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini

kemerdekaannya”

(4)

Indonesia mendambakan kehidupan yang berkeseimbangan material dan

spiritual serta keseimbangan kebidupan di dunia dan di akhirat.

Keyakinan dan tekad yang kuat untuk memperoleh kemerdekaan dan

keyakinan akan kekuasaaan Tuhan, menjadi kekuatan yang

menggerakkan bangsa Indonesia. Persenjataan yang sederhana dan

tradisional tidak menjadi halangan untuk berani melawan penjajah yang

memiliki senjata lebih modern. Para pejuang bangsa yakin bahwa Tuhan

akan memberikan bantuan kepada umatnya yang berjuang melawan

kebenaran.

Banyak peristiwa sejarah dalam perjuangan bangsa Indonesia melawan

penjajah, memperoleh kemenangan walaupun dengan segala keterbatasan

senjata, organisasi dan sumber daya manusia. Hal ini menunjukkan bahwa

tekad yang kuat dan keyakinan pada kekuasaaan Tuhan, dapat menjadi

faktor pendorong dan penentu keberhasilan sesuatu. Alinea ketiga

pembukaan mempertegas pengakuan dan kepercayaan bangsa Indonesia

terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Manusia merupakan mahluk Tuhan yang

terdiri atas jasmani dan rohani. Manusia bukanlah mesin yang tidak

memiliki jiwa. Berbeda dengan pandangan yang beranggapan bahwa

manusia hanya bersifat fisik belaka.Ini menegaskan prinsip keseimbangan

dalam kehidupan secara material dan spiritual, kehidupan dunia dan

akhirat, jasmani dan rohani.

Alinea ketiga Pembukaan UUD 1945 juga menegaskan motivasi bangsa

Indonesia untuk menyatakan kemerdekaannya serta pengakuan akan

peran rakyat dalam perjuangan mencapai kemerdekaan. Kalimat yang

menyatakan bahwa “rakyat Indonesia menyatakan dengan ini

kemerdekaannya” secara implisit melenyapkan segala kesangsian

dukungan rakyat terhadap kemerdekaan. Sehingga esensinya adalah

bahwa kekuasaan tertinggi bagi bangsa dan negara Indonesia adalah

terletak pada rakyat atau yang disebut kedaulatan rakyat.

4. Alinea keempat

(5)

kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara

Indonesia yang terbentuk dalam susunan negara Republik Indonesia yang

berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada: Ketuhanan Yang Maha

Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan 13

kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/ perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Isi alinea keempat ini sangat jelas menegaskan tentang tujuan Negara,

pembentukaan UUD, bentuk Negara, system pemerintahan dan dasar

negara

a. Tujuan negara Indonesia yaitu :

1)

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia

2)

memajukan kesejahteraan umum

3)

mencerdasarkan kehidupan bangsa

4)

ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial.

b. UUD yang digunakan atau dibentuk UUD 1945

c. Susunan dan bentuk negara, yaitu republik kesatuan

c. Sistem pemerintahan negara Indonesia adalah berkedaulatan rakyat

(demokrasi)

d. Dasar negara indonesia yaitu Pancasila

Pengertian UUD 1945

Dalam Penjelasan Umum Undang-Undang Dasar 1945 angka I dinyatakan bahwa: “ Undang-undang Dasar suatu negara ialah hanya sebagian dari hukumnya dasar Negara itu. Undang-undang Dasar ialah hukum dasar yang tertulis, sedang disampingnya Undang-undang dasar itu berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis, ialah aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara meskipun tidak tertulis, ialah aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara meskipun tidak tertulis”.

(6)

Di samping istilah undang-undang dasar, dipergunakan juga istilah lain yaitu Konstitusi. Istilah konstitusi berasal dari bahasa inggris constitution atau dari bahasa Belanda Constitutie. Kata konstitusi mempunyai pengertian yang lebih luas dari Undang-undang dasar karena pengertian Undang-undang Dasar hanya meliputi konstitusi yang tertulis saja, selain itu masih terdapat konstitusi yang tidak tertulis, yang tidak tercakup dalam pengertian Undang-undang Dasar.

Selain hukum dasar yang tertulis yaitu UUD masih terdapat lagi hukum dasar yang tidak tertulis, tetapi berlaku dan dipatuhi oleh para pendukungnya, yaitu yang lazim disebut konvensi, yang berasal dari bahasa Inggris convention, yang dalam peristilahan ketatanegaraan disebut kebiasaan-kebiasaan ketatanegaraan. Misalnya , kebiasaan yang dilakukan oleh Presiden RI, setiap tanggal 16 agustus melakukan pidato kenegaraan di muka Sidang Paripurna DPR. Pada tahun 1945 hingga tahun 1949, karena adanya maklumat pemerintah tertanggal 14 November 1945, yang telah mengubah system pemerintahan dari cabinet presidensial ke cabinet parlementer. Tetapi apabila keadaan Negara bahaya atau genting, cabinet beruah menjadi presidensiil, dan sewaktu-waktu keadaan Negara menjadi aman kebinet berubeh kembali menjadi parlementer lagi. Terhadap tindakan-tindakan tersebut tidak ada peraturan yang tegas secara tertulis, pendapat umum cenderung melakukannya,, apabila tidak dilaksanakan, dianggap tidak benar.

Undang-Undang Dasar 1945 adalah keseluruhan naskah yang terdiri dari Pembukaan dan Pasal-Pasal (Pasal II Aturan Tambahan). Pembukaan terdiri atas 4 Alinea, yang di dalam Alinea keempat terdapat rumusan dari Pancasila, dan Pasal-Pasal Undang-Undang Dasar 1945 terdiri dari 20 Bab (Bab I sampai dengan Bab XVI) dan 72 Pasal (Pasal 1 sampai dengan pasal 37), ditambah dengan 3 Pasal Aturan Peralihan dan 2 pasal Aturan Tambahan. Bab IV tentang DPA dihapus, dalam amandemen keempat penjelasan tidak lagi merupakan kesatuan UUD 1945. Pembukaan dan Pasal-pasal UUD 1945 merupakan satu kebulatan yang utuh, dengan kata lain merupakan bagian-bagian yang satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan.

Dengan demikian pengertian UUD 1945 dapat digambarkan sebagai berikut :

UUD 1945

PEMBUKAAN

(7)

ALINEA 4 : Terdapat rumusan Sila-sila dari Pancasila dan PASAL-PASAL

Terdiri dari : Bab I s.d. Bab XVI (20 Bab) Pasal 1 s.d. Pasal 37 (72 Pasal), ditambah 3 Pasal Aturan Peralihan dan 2 Pasal Aturan Tambahan.

B. Motivasi Adanya UUD 1945

Motivasi yang menjasi latar belakang pembuatan UUD bagi negara yang satu berbeda dengan negara yang lain; hal ini dapat disebabkan karena beberapa hal, antara lain, sejarah yang dialami oleh bangsa yang bersangkutan, cara memperoleh kemerdekaan bangsanya, situasi dan kondisi pada saat menjelang kemerdekaan bangsanya, dan lain sebagainya.

Menurut pendapat Bryce, hal-hal yang menjadi alas an sehingga suatu negara

memilliki UUD, terdpat beberapa macam, sebagai berikut :

1. adanya kehendak para warganegara yang bersangkutan agar tejamin hak-haknya, dan bertujuan untuk mengatasi tindakan-tindakan para penguasa negara tersebut,

2. adanya kehendak dari penguasa negara dan atau rakyatnya untuk menjamin agar terdapat pola atau system tertentu atas pemerintah negaranya,

3. adanya kehendak para pembentuk negara baru tersebut agar terdapat kepastian tentang cara penyelenggaraan ketatanegaraannya,

4. adanya kehendak dari beberapa negara semula masing-masing berdiri sendiri, untuk menjalin kerjasama.

Berdasarkan pendapat Bryce tersebut di atas, motivasi adanya UUD Negara Republik Indonesia, yang sekarang lebih dikenal UUD 1945 adalah adanya kehendak para Pembentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia sesaat setelah Proklamasi Kemerdekaan RI , tepatnya pada tanggal 18 agustus 1945. Hal ini ditujukan agar terjamin penyelenggaraan Ketatanegaraan NKRI secara pasti (adanya kepastiaan hukum), seperti menurut pendapat Bryce pada nomer 3 tersebut di atas, sehingga stabilitas nasional dapat terwujud. Terwujudnya ketatanegaraan yang pasti dan stabilitas nasional memberi makna bahwa system politik tertentu dapat dipertahankan, yaitu system politik menurut UUD 1945.

Suatu system politik, pada umumnya harus mempunyai kemempuan memenuhi lima fungsi utama, yaitu:

 mempetahankan pola,

 pengaturan dan penyelesaian ketegangan atau konfik,

 penyesuaian,

(8)

 integrasi.

Dalam hal ini, system politik yang dianut oleh UUD 1945 dalam penyelenggaraan Pemerintahan Negara RI adalah merupakan suatu pola pemerintahan tertentu, dan apabila penyelenggaraan Pemerintahan Negara RI, tetap dilaksanakan berdasarkan UUD 1945, maka berarti system politik negara RI mempunyai kemampuan berfungsi mempertahankan pola tertentu, yaitu pola penyelenggaraan Pemerintahan Negara RI seperti ditentukan oleh UUD 1945.

C. Kedudukan UUD 1945

Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertinggi dari keseluruhan produk hukum di Indonesia. Produk-produk hukum seperti undang-undang, peraturan pemerintah, atau peraturan presiden, dan lain-lainnya, bahkan setiap tindakan atau kebijakan pemerintah harus dilandasi dan bersumber pada peraturan yang lebih tinggi, yang pada akhirnya harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan UUD 1945.

Tata urutan peraturan perundang-undangan pertama kali diatur dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966, yang kemudian diperbaharui dengan Ketetapan MPR No. III/MPR/2000, dan terakhir diatur dengan Undang-undang No.10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, dimana dalam Pasal 7 diatur mengenai jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan yaitu adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, 2. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, 3. Peraturan Pemerintah,

4. Peraturan Presiden,

5. Peraturan Daerah. Peraturan Daerah meliputi :

 Peraturan Daerah Provinsi dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Provinsi bersama dengan Gubernur;

 Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kabupaten/Kota bersama Bupati/Walikota;

 Peraturan Desa/peraturan yang setingkat, dibuat oleh badan perwakilan desa

atau nama lainnya bersama dengan kepala desa atau nama lainnya.

(9)

hukum yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan ketatanegaaan, dimana Konvensi tidak terdapat dalam UUD 1945 dan tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945.

D. Sifat UUD 1945

Undang-undang dasar hanya memuat 37 Pasal. Pasal-pasal lain hanya memuat peralihan dan tambahan. Maka rencana ini sangat singkat jika dibandingkan dengan undang-undang dasar Pilipina.

Maka telah cukup jika Undang-undang Dasar hanya memuat aturan-aturan pokok, hanya memuat garis-garis besar sebagai instruksi kepada pemerintah pusat dan penyelenggara negara lainnya untuk menyelenggarakan kehidupan bernegara. Hukum dasar yang tertulis hanya memuat aturan pokok, sedangkan aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan-aturan pokok itu diserahkan kepeda undang-undang yang lebih mudah caranya membuat, merubah dan mencabut.

Perlu senantiasa diingat dinamika kehidupan masyarakat dan negara Indonesia. Masyarakat dan negara Indonesia tumbuh, jaman berubah, oleh karena itu dinamika kehidupan masyarakat dan negara tidak bisa dihentikan. Berhubungan dengan hal ini, tidak bijak jika tergesa-gesa memberi kristalisasi, meberi bentuk (Gestaltung) kepada pikiran-pikiran yang mudah berubah.

Sifat aturan yang tertulis itu mengikat. Oleh karena itu maakin supel (elastis) sifat aturan tersebut akan semakin baik. Jadi kita harus menjaga supaya system Undang Dasar tidak ketinggalan jaman. Jangan sampai kita membuat Undang-undang yang mudah tidak sesuai dengan keadaan (verouderd).

Sifat-sifat Undang-Undang Dasar 1945 adalah sebagai berikut :

 Oleh karena sifatnya tertulis, maka rumusannya jelas, merupakan suatu

hukum yang mengikat pemerintah sebagai penyelenggara negara, maupun mengikat bagi setiap warga negara.

 Sebagaimana tersebut dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, bahwa

UUD 1945 bersifat singkat dan supel, memuat aturan-aturan yaitu memuat aturan-aturan pokok yang setiap kali harus dikembangkan sesuai dengan perkembangan jaman,serta memuat hak-hak asasi manusia.

 Memuat norma-norma, aturan-aturan, serta ketentuan-ketentuan yang dapat

(10)

 Undang-Undang Dasar 1945,dalam tertib hukum Indonesia,merupakan

peraturan hukum positif yang tertinggi. Disamping itu, juga sebagai alat kontrol terhadap norma-norma hukum positif yang lebih rendah dalam hierarki tertib hukum Indonesia.

E. Fungsi UUD 1945

Setiap sesuatu dibuat dengan memiliki sejumlah fungsi. Demikian juga halnya dengan UUD 1945. Telah dijelaskan bahwa UUD 1945 adalah hukum dasar tertulis yang mengikat pemerintah, lembaga-lembaga negara, lembaga masyarakat, dan juga mengikat setiap warga negara Indonesia dimanapun mereka berada dan juga mengikat setiap penduduk yang berada di wilayah Negara Republik Indonesia.

Sebagai hukum dasar, UUD 1945 berisi norma-norma dan aturan-aturan yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh semua komponen tersebut di atas. Undang-undang Dasar bukanlah hukum biasa, melainkan hukum dasar, yaitu hukum dasar yang tertulis. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis. Dengan demikian setiap produk hukum sepertiundang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, ataupun bahkan setiap tindakan atau kebijakan pemerintah haruslah berlandaskan dan bersumber pada peraturan yang lebih tinggi, yang pada akhirnya kesemuanya peraturan perundang-undangan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan UUD 1945, dan muaranya adalah Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara (Pasal 2 UU No. 10 Tahun 2004).

Dalam kedudukan yang demikian itu, UUD 1945 dalam kerangka tata urutan perundangan atau hierarki peraturan perundangan di Indonesia menempati kedudukan yang tertinggi. Dalam hubungan ini, UUD 1945 juga mempunyai fungsi sebagai alat kontrol, dalam pengertian UUD 1945 mengontrol apakah norma hukum yang lebih rendah sesuai atau tidak dengan norma hukum yang lebih tinggi. UUD 1945 juga berperan sebagai pengatur bagaimana kekuasaan negara disusun, dibagi, dan dilaksanakan. Selain itu UUD 1945 juga berfungsi sebagai penentu hak dan kewajiban negara, aparat negara, dan warga negara.

F. Makna UUD 1945

Pokok-pokok Pikiran dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu :

(11)

kesatuan, meliputi segenap bangsa Indonesia dan seluruhnya,. Jadi negara mengatasi segala paham golongan dan perseorangan. Negara menghendaki persatuan, meliputi segenap bangsa Indonesia seluruhnya.

2. Negara hendak mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat.

3. Negara yang berkedaulatan rakyat berdasar atars kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan. Oleh karena itu system negara yang terbentuk dalam undang-undang dasar harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan berdasar atas permusyawaratan perwakilan. Hal ini sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia.

4. Negara berdasar atas ke-Tuhanan yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

Oleh karena itu, UUD harus mengandung isi yang mewajibkan Pemerintah dan Penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.

Pokok-pokok pikiran tersebut meliputi suasana kebatinan dari UUD negara Indonesia. Pokok-pokok pikiran ini mewujudkan cita-cita hukum (Rechtidee) yang menguasai hukum dasar Negara baik hukum yang tertulis (UUD) maupun hukum yang tidak tertulis. Undang-undang Dasar menciptakan pokok pikiran ini dalam Pasal-Pasalnya.

Sumber Hukum :

1. Undang-Undang Dasar 1945

2. Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 3. Ketetapan MPR No. III/MPR/2000

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena kualitas tidur yang buruk merupakan hal yang umum ditemukan pada penyakit rematik terutama LES dan tingkat aktivitas penyakit adalah salah satu

Induk ikan black molly digunkan sebanyak 3 pasang induk yang matang gonad ( 3 jantan : 6 betina)..  Induk Ikan Ballon

Namun jauh dari pada itu, ternyata Allah akan menciptakan mahluk yang sangat dinamis dan sempurna, yang bisa menjaga keberlangsungan planet bumi serta

Selain cerdas, seorang pemimpin juga harus berani mengambil resiko, atau berani mengambil langkah besar, karena terkadang seorang pemimpin dipertemukan dengan permasalahan yang

Kepadatan, volume, dan motilitas sperma perlakuan ECJ dan 17α -metiltestosteron lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol (p<0,05) pada minggu ke-8, namun kadar spermatokrit

Tindakan yang dilakukan kepada partisipan 1 yaitu sebagian mengikuti intervensi yang sudah di tetapkan, selain itu sebelum dilakukan tindakan perawatan vulva

Definisi gudang adalah sebuah ruangan yang di gunakan untuk menyimpan berbagai macam barang, dan sebaiknya terletak di lokasi yang tidak lembab agar barang-bar ang kita tidak

- Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan dan sifat khusus keempat tatabahasa : unrestricted, context sensitive, context free, regular - Mahasiswa dapat memberi contoh setiap