• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERILAKU PEDAGANG PASAR SAPI DI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PERILAKU PEDAGANG PASAR SAPI DI"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF

“ANALISIS PERILAKU PEDAGANG PASAR SAPI DITINJAU DARI ETIKA BISNIS ISLAM DAN FIQH MU’AMALAH (Studi Kasus Pasar Sapi di Kediri)”

Diajukan untuk memenuhi mata kuliah

“SEMINAR PROPOSAL EKONOMI”

Dosen Pengampu:

ROKHMAT SUBAGIYO, S.E., M.E.I

Disusun Oleh

DIANA NUR AGUSTINA (17402153337)

Kelas 6-J

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(2)

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari seorang manusia, tidak pernah luput dari yang namanya bertransaksi antar manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Karena itulah manusia disebut sebagai makhluk sosial. Karena pada diri manusia ada suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Manusia juga tidak akan pernah bisa hidup sendiri tanpa adanya orang lain yang juga hidup ditengah-tengahnya. Manusia berinteraksi dengan sesamanya dalam kehidupan untuk menghasilkan pergaulan hidup dalam kelompok sosial. Karena itu dapat dikatakan bahwa interaksi sosial adalah proses-proses sosial, yang merujuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis.

Bisnis selalu memegang peranan yang sangat vital di dalam kehidupan sosial dan ekonomi manusia sepanjang masa, sehingga kepentingan bisnis akan mempengaruhi tingkah laku bagi semua tingkat individu, sosial regional, nasional, dan internasional. Umat Islam telah lama terlibat dalam dunia bisnis, yakni sejak empat belas abad silam. Fenomena tersebut bukanlah suatu hal yang aneh, karena Islam menganjurkan umatnya untuk melakukan kegiatan bisnis. Rasulullah SAW. sendiri terlibat di dalan kegiatan bisnis selaku pedagang bersama istrinya Khadijah.

Al-Qur’an memandang bisnis sebagai pekerjaan yang menguntungkan dan menyenangkan. Disamping penghormatannya terhadap bisnis, Al-Qur’an juga seringkali membicarakan makna kejujuran dan keadilan dalam perdagangan. Al-Qur’an sangat melarang keras perilaku yang tidak jujur. Karena, tak diragukan lagi bahwasanya ketidakjujuran adalah bentuk kecurangan yang paling jelek. Orang yang tidak jujur akan selalu berusaha melakukan penipuan pada orang lain, kapan dan dimana saja kesempatan itu terbuka bagi dirinya. Sedangkan keadilan disini adalah berbisnis itu harus secara adil.

Berbisnis secara adil adalah wajib hukumnya, bukan hanya imbauan dari Allah SWT. Sikap adil (al-‘adl) termasuk diantara nilai-nilai yang telah ditetapkan oleh Islam dalam semua aspek ekonomi Islam. Al-Qur’an telah menjadikan tujuan semua risalah langit adalah untuk melaksanakan keadilan. “Al-‘adl” adalah termasuk diantara nama-nama Allah SWT. Islam telah mengharamkan setiap hubungan bisnis yang mengandung kezaliman dan mewajibkan terpenuhinya keadilan yang teraplikasikan dalam setiap hubungan dagang dan kontrak-kontrak bisnis.

(3)

merupakan tempat semua kebutuhan masyakat dapat terpenuhi. Pada zaman dahulu karena belum ada uang, masyarakat bertransaksi dengan tukar-menukar barang yang disebut sistem barter.1 Yakni menukar sesuatu yang diinginkan dengan sesuatu yang sepadan melalui cara tertentu yang dibolehkan dalam syariat Islam. Sedangkan di zaman sekarang pasar lebih mengarah pada bertemunya pemilik barang yang dibutuhkan oleh manusia dengan para konsumen dengan jalan ditukar dengan sejumlah uang yang tentunya dengan harga yang telah ditentukan.

Pasar tradisional sudah ada sejak kerajaan Kutai Kertanegara, yaitu pada abad ke-5 Masehi. Ketika zaman penjajahan Belanda, pasar tradisional mulai diberikan tempat yang layak dengan didirikannya bangunan yang cukup besar pada masa itu, seperti Pasar Beringharjo di Yogyakarta, Pasar Johar di Semarang, dan Pasar Gede di Solo. Di sejumlah tempat di daerah Jawa terdapat pasar tradisional yang mengikuti pasaran (hari penanggalan) Jawa seperti pasar Legi, Kliwon, Wage, dan Pahing. Para pedagang dan pembeli mengikuti penanggalan pasar tersebut. Misalnya pada hari pasaran Legi, maka pasar Legi disuatu tempat akan ramai oleh para pedagang dan pembeli. Sementara di hari lainnya pasar Legi tidak ramai, mungkin hanya ada beberapa pedagang saja.

Sedangkan pasar sapi yang ada di kediri, juga mengikuti pasaran (hari penanggalan) jawa. Uniknya pasar sapi ini karena berdagangnya mengikuti pasaran yaitu Legi, Kliwon, Wage dan Pahing. Dikarenakan mengikuti pasaran karena berdagangnya tidak bertemu menjadi satu karena alasanya yang diperdagangkans sapi yang harga jualnya cukup mahal. Pasar sapi yang ada di Kediri terletak di kota pare yang berdagang sapi pada pasaran Wage saja, pasar brenggolo yang terletak di plosoklaten berdagang sapi pada pasaran Pon, pasar pagu berdagang sapi pada pasaran Kliwon dan di pasar wates berdagang sapi pada pasaran Pahing.

Pasar sapi juga merupakan pasar tradisional yang sebagian besar masyarakatnya beragama Islam. Para pedagang di pasar sapi yang mayoritas juga beragama Islam seharusnya mampu menerapkan jual beli yang sesuai dengan syariah Islam. Namun, banyak kita jumpai perilaku pedagang dalam berdagang dan menawarkan barang dagangannya yang diduga tidak sesuai dengan tata aturan yang sudah ditetapkan oleh Islam. Misalnya banyak para pedagang yang tidak memberikan informasi secara jelas dalam hal yang bersangkutan dengan sapi yang diperdagangkan. Misalnya adalah para pedagang sapi memberikan informasi bahwa

(4)

sapinya sudah ditawar seharga sekian tetapi kenyataanya itu belum ditawar oleh pembeli.

Menyembunyikan cacat dari sapi tersebut misalnya sapi betina yang kelihatanya sehat tetapi ternya tatidak bias beranak lagi alias mandul. Hal seperti itu pihak pedangang pasar sapi di Kediri tidak menyatakan kejujuran mengenai kondisi sapi tersebut. Sering terjadinya uang palsu dikalangan pedagang pasar sapi di Kediri karena tidak ada alat untuk mengetahui keaslian uang tersebut dan kebanyakan pembeli merupakan orang-orang desa yang belum begitu faham tentang uang yang asli dengan yang palsu.

Dan ada banyak pula kasus pada para pedagang sapi yang berusaha demi mendapatkan keuntungan yang maksimal mereka melakukan kebohongan semisal sumpah palsu seperti memberikan penjelasan mengenai kualitas-kualitas sapi yang dijual karena pembeli orang awam yang tidak begitu faham tentang sapi yang bagus untuk diternak atau untuk di sembelih. Hal tersebut dapat pula dinamakan dengan suatu tindakan yang dapat melambungkan harga.

Meskipun mereka seorang pedagang muslim tetapi diduga mereka belum bisa menerapkan perdagangan yang sesuai dengan ajaran Islam, yang sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW. Padahal banyak sekali teladan etika berbisnis yang diajarkan Rasulullah SAW. Yakni diantaranya adalah lebih mengutamakan kejujuran, tidak sumpah palsu, sikap longgar dan ramah tamah, dan tidak menjelekkan bisnis orang lain.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti secara mendalam kegiatan atau perilaku yang dilakukan oleh para pedagang pasar sapi yang ada di kediri berdasarkan tinjauan etika bisnis Islam dan fiqh muamalah. Penelitian di Pasar sapi yang ada di kediri ini dilatarbelakangi karena di pasar ini kerap kali ditemui para pedagang yang melakukan praktek bisnis seperti yang telah dicontohkan di atas. Dengan berbagai banyaknya sapi yang dijual tidak menutup kemungkinan akan banyak sekali ditemukan berbagai perilaku yang kurang sesuai dengan ajaran Islam dalam hal perilaku pedagang sapi dalam berdagang dan menawarkan barang dagangan.

(5)

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul “ANALISIS PERILAKU PEDAGANG PASAR SAPI DITINJAU DARI ETIKA BISNIS ISLAM DAN FIQH MUAMALAH (Studi Kasus Pasar Sapi di Kediri)”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang dan judul di atas dapat dirumuskan fokus penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perilaku pedagang Pasar Sapi ditinjau dari etika bisnis Islam ?

2. Bagaimanakah perilaku pedagang Pasar Sapi ditinjau dari fiqh muamalah ?

3. Bagaimanakah perilaku pedagang Pasar Sapi dalam kompetensi bisnis ditinjau dari etika bisnis Islam dan fiqh muamalah ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan perilaku pedagang Pasar Sapi ditinjau dari etika bisnis Islam.

2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan perilaku pedagang Pasar Sapi ditinjau dari fiqih muamalah.

3. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan perilaku pedagang Pasar Sapi dalam kompetensi bisnis ditinjau dari etika bisnis Islam dan fiqh muamalah.

D. Identifikasi Penelitian dan Batasan Masalah

Identifikasi dalam penelitian ini adalah:

1. Banyaknya kecurangan dalam jual beli pada pasar sapi di Kediri.

2. Kurangnya kesadaran pelaku pedagang terkait dengan etika bisnis dalam Islam. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini antara lain:

1. Objek penelitian

Yang menjadi objek penelitian adalah peran etika bisnis Islam dan Fiqh Muamalah dalam jual beli sapi di pasar Kediri.

2. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian ini adalah pelaku pasar diantaranya yaitu pedagang dan pembeli sapi di pasar sapi Kediri.

E. Manfaat Penelitian

(6)

Pembahasan teradap permasalahan-permasalahan sebagaimana yang telah diuraikan diatas, diharapkan akan memberikan pemahaman bagi pembaca mengenai analisa perilaku pedagang sapi ditinjau dari etika bisnis dan fiqh muamalah di pasar sapi Kediri.

2. Secara praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kalangan mahasiswa dan masyarakat luas terutama para pedagang pada umumnya bawa berdagang sesuai etika islam itu sangat penting.

F. Penegasan Istilah

1. Perilaku adalah perilaku berarti kelakuan, perbuatan, sikap dan tingkah laku. 2. Pedagang adalah seseorang yang menjual, mengganti, dan menukarkan sesuatu

dengan sesuatu yang lain.

3. Etika bisnis islam adalah akhlak dalam menjelaskan bisnis sesuai dengan nilai-nilai Islam, sehingga dalam melaksanakan bisnisnya tidak perlu ada kekhawatiran, sebab sudah diyakini sebagai sesuatu yang baik dan benar.

4. Fiqh muamalah adalah segenap aturan hukum Islam mengenai perilaku manusia di dunia yang berkaitan dengan harta. Fiqh mu’amalah mencakup masalah transaksi komersial seperti jual beli. Jadi fiqh mu’amalah merupakan serangkaian aturan hukum yang mengatur pola akad atau transaksi antar manusia yang berkaitan dengan pemutaran harta.

G. Kajian Teori

1. Perilaku Pedagang

Menurut bahasa, perilaku berarti kelakuan, perbuatan, sikap, tingkah, dan pedagang adalah seseorang yang menjual, mengganti, dan menukarkan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Perdagangan atau jual beli secara bahasa (lughatan) berasal dari bahasa Arab al-bai’, al-tijarah, al-mubadalah artinya mengambil, memberikan sesuatu atau barter. Secara istilah (syariah) ulama fikih dan pakar mendefinisikan secara berbeda-beda bergantung pada sudut pandangnya masing-masing.2

Menurut beberapa ahli diantaranya Ibnu Qadamah menyatakan bahwa perdagangan adalah pertukaran harta dengan harta untuk menjadikan miliknya.

(7)

Nawawi menyatakan bahwa jual beli pemilikan harta benda dengan cara tukar-menukar yang sesuai dengan ketentuan syariah. Pendapat lain dikemukakan oleh Al-Hasani, ia mengemukakan pendapat Mazhab Hanafiyah, jual beli adalah pertukaran harta (mal) dengan harta melalui sistem yang menggunakan cara tertentu. Sistem pertukaran harta dengan harta dalam konteks harta yang memiliki manfaat serta terdapat kecenderungan manusia untuk menggunakannya. Yang dimaksud dengan cara tertentu adalah menggunakan ungkapan (sighah ijab qabul).3

2. Pengertian Jual Beli

Jual beli (al-ba’i) secara etimologi adalah petukaran barang dengan barang (barter). Jual beli merupakan istilah yang dapat digunakan untuk menyebut dari dua sisi transaksi yang terjadi sekaligus, yaitu menjual dan membeli.4

Menurut Imam Hanafi, beliau menyatakan bahwa jual beli adalah tukar menukar harta atau barang dengan cara tertentu atau tukar mneukar sesuatu yang disenangi dengan barang yang setara nilai dan manfaat nilainya setara dan membawa manfaat bagi masing-mamsing pihak. Tukar menukar tersebut dilakukan dengan ijab kabul atau saling memberi. Menurut Imam Nawawi jual beli adalah tukar menukar barang atau sejenisnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa jual beli adalah tukar menukar harta dengan harta, biasanya berupa barang dengan uang yang didasarkan secara suka sama suka dengan akad tertentu dengan tujuan untuk memiliki barang tersebut.

3. Perilaku Pedagang Menurut Etika Bisnis Islam

1) Pengertian etika bisnis Islam

Etika adalah bidang ilmu yang bersifat normatif karena ia berperan menentukan apa yang harus dilakukan oleh seorang individu.Pengertian secara terminologi kata etika berasal dari bahasa Yunani “ethos”. Artinya: “custom” atau kebiasaan yang berkaitan dengan tindakan atau tingkah laku manusia. Pada dasarnya, etika sangat berpengaruh terhadap para pelaku bisnis terutama dalam hal kepribadian, tindakan dan perilakunya.5

Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris “bussines”, yang mengandung sejumlah arti diantaranya: commercial activity involving the exchange of

3Ibid., hal 75.

(8)

money for goods or services (usaha komersial yang menyangkut soal penukaran uang bagi produsen dan distributor.6

Al-Ghazali dalam bukunya Ihya ‘Ulumuddin menjelaskan pengertian ‘khuluq’ etika adalah suatu sifat yang tetap dalam jiwa, yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak membutuhkan pikiran.7 Dengan demikian etika bisnis dalam syariat Islam adalah akhlak dalam menjelaskan bisnis sesuai dengan nilai-nilai Islam, sehingga dalam melaksanakan bisnisnya tidak perlu ada kekhawatiran, sebab sudah diyakini sebagai sesuatu yang baik dan benar.

2) Pentingnya etika dalam bisnis

Pandangan tentang bisnis sebagai media usaha yang bersifat material untuk mencapai tujuan maksimalisasi laba dan tidak ada bisnis kecuali untuk kepentingan semata, tak pelak telah melahirkan suatu kesadaran dalam masyarakat, bahwa bisnis bersifat material dan dilakukan hanya untuk mencapai maksimalisasi keuntungan.

Etika bisnis dipusatkan pada upaya mencari cara untuk menyelaraskan kepentingan strategis suatu bisnis atau perusahaan dengan tuntutan moralitas. Tetapi tuntutan tersebut, merekonstruksi pemahaman tentang bisnis dan sekaligus mengimplementasikan bisnis sebagai media usaha atau perusahaan yang bersifat etis. Yang dimaksud dengan sesuai dengan etika bisnis islam yakni yang tidak bententangan dengan nilai kebatilan dan mengarah pada kerusakan dan kedzaliman dalam bisnis.

Etika bisnis bertugas melakukan perubahan kesadaran masyarakat tentang bisnis dengan memberikan suatu pemahaman atau cara pandang baru, yakni bahwa bisnis tidak terpisah dari etika. Bisnis merupakan aktivitas manusia secara keseluruhan dalam upaya mempertahankan hidup (survive), mencari rasa aman, memenuhi kebutuhan sosial dan harga diri serta mengupayakan pemenuhan aktualisasi diri, yang pada kesemuanya secara inhern terdapat nilai-nilai etika.

3) Perilaku Pedagang Menurut Etika Bisnis Islam

Bisnis yang dibangun berdasarkan kaidah-kaidah Al-Quran dan hadits akan mengantarkan para pelakuknya mencapai sukses dunia dan akhirat.

6Ibid, hal 17.

(9)

Standar etika perilaku bisnis mendidik agar para pelaku bisnis menjalankan bisnisnya sesuai dengan syariat islam. Dibawah ini adalah sejumlah prinsip perilaku pelaku bisnis yang harus diikuti kaum Muslim8 :

a. Takwa

Seorang muslim diperintahkan untuk selalu mengingat Allah, bahkan dalam suasana mereka sedang sibuk dalam aktivitas mereka. Ia hendaknya sadar penuh dan responsif terhadap prioritas-prioritas yang telah ditentukan oleh Sang Maha Pencipta. Kesadaran akan Allah ini hendaklah menjadi sebuah kekuatan pemicu (driving force) dalam segala tindakan. Misalnya saja, seorang pedagang harus menghentikan aktivitas bisnisnya saat datang panggilan shalat, demikian juga dengan kewajiban-kewajiban lainnya.

Semua kegiatan transaksi bisnis hendaklah ditujukan untuk tujuan hidup yang lebih mulia. Umat islam diperintahkan untuk mencari kebahagiaan akhirat dengan cara menggunakan nikmat yang Allah keruniakan kepada manusia dengan jalan yang sebaik-baiknya di dunia ini. b. Aqshid

Aqshid adalah sederhana, rendah hati, lembah lembut, santun dan simpatik. Berperilaku baik, sopan santun dalam pergaulan adalah fondasi dasar dan inti dari kebaikan tingkah laku. Sifat ini sangat dihargai dengan nilai yang tinggi mencakup semua sisi manusia. Perkataan yang kasar dan ketus tidak pernah akan menghampirkan orang lain kepada kita, malah akan menjauh dan bahkan bisa jadi mendoakan agar kita celaka.

Perilaku sopan dalam berdagang ataupun berbisnis dengan siapapun tetap harus diterapkan, berbicara dengan ucapan dan ungkapan yang baik walaupun dengan orang yang berpakaian compang-camping dan hitam legam seklaipun. Pebisnis muslim diharuskan untuk berlaku manis dan dermawan terhadap orang-orang yang miskin, karena alasan tertentu ia tidak mampu memberijan sesuatu kepada mereka, setidak-tidaknya perlakukanlah mereka dengan sopan dan kata-kata yang baik.

c. Khidmad

(10)

Khidmad artinya sikap melayani dengan baik. Sikap melayani merupakan sikap utama dari seorang pebisnis atau pedagang. Tanpa sikap utama dari seorang pemasar, yang melekat dalam kepribadiannya, dia bukanlah seorang yang berjiwa pemasar.

Longgar dan bermurah hati dalam transaksi merupakan kontak antara penjual dan pembeli. Dalam hal ini seorang penjual diharapkan bersikap ramah dan bermurah hati kepada setiap pembeli. Dengan sikap ini seorang penjual akan mendapatkan berkah dalam penjualan dan akan diminati oleh pembeli. Kunci suksesnya adalah service kepada orang lain.

Senyum dari seorang penjual terhadap pembeli merupakan wujud refleksi dari sikap ramah yang menyejukkan hati sehingga para pembeli akan merasa senang. Dan bahkan bukan tidak mungkin pada akhirnya mereka akan menjadi pelanggan setia yang akan menguntungkan pengembangan bisnis dikemudian hari.

Sebaliknya, jika penjual bersikap kurang ramah, apalagi kasar terhadap pembeli dalam melayaninya, justru mereka para pembeli akan melarikan diri, dalam arti tidak mau kembali lagi untuk membeli pada penjual tersebut.

d. Jujur dan berkata benar

Kejujuran dan kebiasaan berkata benar adalah kualitas-kualitas yang harus dikembangkan dan dipraktekkan oleh para pengusaha Muslim. Kebenaran misalnya memiliki pengaruh penguatan diri.

Kejujuran dan kebenaran terutama sangat penting bagi seorang pengusaha Muslim karena adanya kebutuhan untuk mendapatkan keuntungan dan godaan untuk memperbesar kemampuan produk atau jasa mereka selama puncak penjualan.

(11)

menjelaskan bahwa kejujuran yang sesungguhnya ialah kejujuran yang terletak pada muamalahnya.

Dalam menjalankan usaha dan bisnis apa pun, perlu kiranya kita memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan kejujuran. Kejujuran merupakan kunci pokok bahwa seseorang tersebut dinilai dapat dipercaya oleh orang lain.9

Kejujuran merupakan sifat Rasulullah yang begitu terpatri pada diri beliau bahkan semenjak kecil. Dengan kejujuran tersebut maka beliau diserahi berbagai tanggung jawab dalam menggembala ternak, membawa barang dagangan, sampai dengan memimpin umat.

Dengan mencontoh mencontoh kejujuran beliau, maka kita akan malu untuk berbuat curang, malu untuk menyembunyikan informasi buruk seputar barang dagangan kita dan malu untuk berbohong serta mengelabuhi orang lain.

e. Berlaku adil dalam bisnis (Al-‘Adl)

Berbisnislah kalian secara adil. Ini adalah salah satu bentuk akhlak yang harus dimiliki seorang syariah marketer. Berbisnis secara adil adalah wajib hukumnya, bukan hanya imbauan dari Allah SAW. Sikap asil (al-‘adl) termasuk diantara nilai-nilai yang telah ditetapkan oleh Islam dalam semua aspek ekonomi Islam. Al-Qur’an telah menjadikan tujuan semua risalah langit adalah untuk melaksanakan keadilan.

Lawan dari keadilan adalah kezaliman (al-zulm), yaitu sesuatu yang telah diharamkan Allah atas diri-Nya atas hamba-hamba-Nya. Keadilan berarti kita harus melakukan setiap transaksi sesuai dengan aturan dan ketentuan syariat. Karena hanya ketentuan syariat universal yang berpedoman pada ketentuan Allah yang independen kepada semua yang ada (ash-shamad) dapat melahirkan keadilan di mana menempatkan sesuatu sesuai tempat dan menggunakan sesuatu sesuai fungsinya yang sebenarnya.10

f. Menepati janji dan tidak curang

(12)

Menepati janji dan tidak curang berarti amanah dalam menyimpan sesuatu. Amanah bermakna keinginan untuk memenuhi sesuatu sesuai dengan ketentuan. Dalam kehidupan, seorang muslim harus melaksanakan segala perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Kepatuhan kepada Allah adalah kepatuhan yang bersifat mutlak karena Allah memang menciptakan manusia untuk mengabdi kepada-Nya.

Seorang pebisnis syariah harus senantiasa menjaga amanah yang dipercayakan kepadanya. Demikian juga dengan seorang syariah marketer, harus dapat menjaga amanah yang diberikan kepadanya sebagai wakil dari perusahaan dalam memasarkan dan mempromosikan produk kepada pelanggan, itu misalkan pada sebuah perusahaan.

g. Tidak suka berburuk sangka (Su’uzh-zhann)

Saling menghormati satu sama lain merupakan ajaran Nabi Muhammad SAW. yang harus diimplementasikan dalam perilaku bisnis modern. Tidak boleh satu pengusaha menjelekkan pengusaha lain, hanya bermotifkan persaingan bisnis. Amat naif jika perilaku seperti ini terdapat pada praktisi bisnis, apalagi praktisi yang sudah berani menempelkan atribut syariah sebagai positioning bisnisnya. Karena itu, sepatutnya akhlak para praktisi, akademisi, dan para pakar ekonomi syariah harus bisa menjadi teladan bagi umat.

h. Tidak melakukan penipuan

Islam sangat melarang segala bentuk penipuan, untuk itu Islam sangat menuntut suatu perdagangan yang dilakukan secara jujur dan amanah.

Termasuk dalam kategori ini adalah :

a) Ghisyyah, yaitu menyembunyikan cacat barang yang dijual.

(13)

penipuan atas ketidakakuratan timbangan dan takaran. Oleh karena itu, praktik perdagangan semacam ini sangat dilarang dalam Islam.

i. Tidak melakukan najasy

Yaitu praktek perdagangan dimana seseorang berpura-pura sebagai pembeli yang menawar tinggi harga barang dagangan disertai memuji-muji kualitas barang tersebut secara tidak wajar, tujuannya untuk menaikkan harga.

Najasy juga diartikan sebagai rekayasa jual beli dengan menciptakan permintaan palsu (false demand). Penjual melakukan kolusi dengan pihak lain untuk melakukan penawaran, dengan harapan pembeli akan membeli dengan harga yang tinggi. 11

Bai’ najasy merupakan rekayasa untuk menaikkan harga dengan menciptakan permintaan palsu. Terkadang diawali dengan memuji-muji kualitas barang dan dengan sumpah-sumpah palsu untuk menarik perhatian calon pembeli.

4. Pengertian fiqh muamalah

1) Pengertian fiqh

Fiqh merupakan sebuah ilmu yang diderivasi dari Qur’an dan Al-Sunnah dengan menggunakan kerangka sebuah metode yang disebut usul fiqih. Jadi fiqih adalah pengetahuan atau pemahaman terhadap hukum-hukum syara; yang sifatnya amaliyah. Pengetahuan tersebut diperoleh melalui dalil yang sudah terperinci atau yang tidak bersifat global.12

2) Mu’amalah

Mu’amalah secara bahasa yaitu Mu’amalat merupakan jama’ dari kata mu’amalah yang terambil dari kata ‘al-amal’ yaitu kata umum yang mencakup setiap tindakan yang dilakukan oleh orang mukallaf. Jadi Mu’amalah merupakan aktivitas yang lebih pada tataran hubungan manusia dengan manusia lainnya yang berbeda dengan ibadah mahdah yang merupakan hubungan vertikal murni antara manusia dengan Allah.13

3) Fiqh Muamalah

11Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal 95. 12Imam Mustofa, Fiqih Mu’amalah..., hal 01

(14)

Fiqh mu’amalah merupakan segenap aturan hukum Islam mengenai perilaku manusia di dunia yang berkaitan dengan harta.14 Fiqh mu’amalah mencakup masalah transaksi komersial seperti jual beli. Jadi fiqh mu’amalah merupakan serangkaian aturan hukum yang mengatur pola akad atau transaksi antar manusia yang berkaitan dengan pemutaran harta.

H. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai tolak ukur dan acuan untuk menyelesaikannya, penelitian terdahulu memudahkan penulis dalam menentukan langkah-langkah yang sistematis untuk penyusunan penelitian dari segi teori maupun konsep.

Dalam jurnal “Etika Bisnis Pedagang Pada Jual Beli Telepon Genggam Bekas Ditinjau Dari Perspektif Ekonomi Islam di Kecamatan Selong Kabupaten Lombok Timur". Jurnal Vol. 06 No. 2 ISSN. : 2443-0056. (Lalu Muhammad Shabiran dkk, 2017). Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari kelima informan dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa etika bisnis pedagang belum sesuai dengan prinsip etika bisnis yang diajarkan Rasulullah seperti siddiq, tabliq, amanah, fathonah. Padahal dalam Islam kita dianjurkan untuk selalu jujur, terbuka, dan tidak saling merugikan antara pihak penjual maupun pembeli.

Dalam jurnal “Analisis Penerapan Etika Bisnis Dalam Perdagangab Sapi Di Pasar Hewan Pasirian". Jurnal Vol. 06 No. 2. (Muhammad Farid dkk, 2015). Berdasarkan hasil penelitian bahwa dalam perdagangan sapi di pasar hewan Pasirian untuk penerapan prinsip kejujurannya masih kurang dikarenakan masih ada beberapa pedagang yang berlaku curang dan adanya pedagang yang tidak mentaati peraturan pasar, namun jumlahnya sangat minimal. Penulis menilai hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan mengenai etika bisnis Islam bagi para pedagang dan pemikiran mereka tentang bisnis hanyalah untuk mencari keuntungan materi semata.

Dalam jurnal “Pemahaman Etika Berdagang Pada Pedagang Muslim Pasar Wonokromo Surabaya". Jurnal Vol. 01 No. 4. (Siti Nur Azizaturrahmah dkk, 2014). Berdasarkan hasil penelitian bahwa secara umum para pedagang muslim Pasar Wonokromo memahami etika sebagai tatakrama dan perilaku yang baik dalam

(15)

berdagang. Dan secara umum para pedagang muslim Pasar Wonokromo sudah memahami etika berdagang Islami sesuai yang dikemukakan oleh Haidar Naqvi (1993:86-105) yaitu prinsip kesatuan (tauhid), prinsip kesetimbangan (keadilan), prinsip kehendak bebas, prinsip tanggung jawab, dan prinsip kebenaran.

I. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian lebih menekankan makna daripada generalisasi.15

Sesuai dengan definisi di atas, maka dapat diketahui bahwa alasan peneliti menggunakan model ini di maksudkan untuk mengetahui pendapat dan perilaku pedagang dalam berdagang dan menawarkan barang dagangannya ketika ditinjau dari etika bisnis Islam dan fiqh muamalah

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Pasar Sapi yang ada di Kediri. Berlokasi di kota Pare yang berdagang sapi pada pasaran Wage saja, pasar Brenggolo yang terletak di Plosoklaten berdagang sapi pada pasaran Pon, pasar Pagu berdagang sapi pada pasaran Kliwon dan di pasar Wates berdagang sapi pada pasaran Pahing.

3. Instrumen Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data lapangan dalam rangka mendiskripsikan dan menjawab permasalahan yang sedang diteliti, maka penelitian dalam mengumpulkan data menggunakan metode:

1. Metode wawancara atau interview

Wawancara adalah teknik penelitian yang paling sosiologis dari semua tehnik penelitian sosial. Hal ini dikarenakan dari bentuknya yang berasal dari interaksi verbal antara peneliti dan responden. Oleh karena itu, peneliti bertatap muka secara langsung dengan subyek penelitian atau pedagang sapi

15 Rokhmat Subagiyo, Metode Penelitian Ekonomi Islam ( konsep dan penerapan), ( Jakarta : Alim’s

(16)

yang berada di pasar sapi yang ada di Kediri. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang pengetahuan para pedagang mengenai tata cara berdagang yang sesuai dengan ajaran Islam dan untuk mengetahui bagaimana para pedagang di Pasar Pagu menjalankan aktivitas berdagangnya. Sedangkan wawancara dengan pembeli digunakan untuk menilai apakah pedagang tersebut melakukan aktivitas berdagangnya sesuai dengan etika yang diajarkan oleh Islam atau tata cara yang sesuai dengan ajaran Islam atau belum.

Wawancara dapat dilakukan secara tersruktur maupun tidak tersruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.16

2. Metode observasi atau pengamatan

Metode observasi metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi juga merupakan metode pengumpulan data melalui indra manusia.

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.17

Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses komplek, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua proses yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.18

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang bagaimana praktik atau transaksi yang dilakukan oleh para pedagang di pasar Pagu dalam menjalankan bisnisnya. Juga metode observasi ini digunakan untuk mengamati bagaimana aktivitas para pedagang di pasar dalam menjalankan proses perdagangannya.

16Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dab R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), 138. 17Sugiono, Metode Penelitian., 145.

(17)

3. Metode dokumentasi

Metode ini merupakan suatu cara mengumpulkan data dari sumber-sumber non-insaniyakni berupa dokumen-dokumen atau arsip-arsip yang terkait dengan fokus dan sub fokus penelitian. yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga penelitian ini akan memperoleh data yang sah dan lengkap.19 Data dokumentasi ini berupa foto, arsip, dan dokumen lainnya. Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber non insani yaitu benda-benda tertulis, buku-buku, majalah, catatan harian, dan dokumen perusahaan yang berhubungan dengan data yang diperlukan.

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data berupa foto para pedagang di pasar, foto aktivitas para pedagang, dan foto ketika peneliti mewawancarai para pedagang di pasar. Dan juga dokumen pasar sebagai tambahan gambaran umum mengenai pasar yang diteliti.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam metode penelitian kualitatif dilakukan secara terus-menerus dari awal hingga akhir penelitian, dengan induktif, dan mencari pola, model, tema, serta teori. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, baik data dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan di lokasi penelitian, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar dan foto.20

Analisis data pada penelitian kualitatif dilakukan melalui pengaturan data secara logis dan sistematis, dan analisis data itu dilakukan sejak awal peneliti terjun ke lokasi penelitian hingga pada akhir penelitian (pengumpulan data).

Metode analisis ini digunakan untuk menganalisis data yang sudah diperoleh oleh peneliti untuk mengetahui proses berdagang yang dilakukan oleh beberapa pedagang di pasar dan bagaimana praktik aktivitas dan perilaku yang di lakukannya.

Analisis selama di lapangan yang diungkapkan oleh Miles dan Huberman yaitu menggunakan analisis data reduction (reduksi data), yaitu merangkum data.

19Rokhmat Subagiyo, Metode Penelitian..., hal 234

20M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jogjakarta: Ar-Ruzz

(18)

Merangkum adalah memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan polanya.21

Langkah selanjutnya yaitu data display ( penyajian data) dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori. Yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu dengan text yang bersifat naratif. Langkah terakhir yaitu

conclusion drawing/verification. Yaitu menarik kesimpulan dan verivikasi.

J. DAFTAR PUSTAKA

Djuwaini, Dimyauddin. 2010. Pengantar Fiqh Muamalah.Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Ghony, M. Djunaidi dan Fauzan Almanshur. 2012. Metodologi Penelitian

Kualitatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Harahap, Sofyan S. 2011. Etika Bisnis dalam Perspektif Islam. Jakarta : Salemba Empat.

Hasan, Ali.2009. Manajemen Bisnis Syari’ah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Kadir, A. 2010. Hukum Bisnis Syariah dalam Al-Qur’an. Jakarta : Amzah.

Malano, Herman. 2011. Selamatkan Pasar Tradisional. Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama.

Mustofa, Imam. 2016. Fiqih Mu’amalah Kontemporer. Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada.

Nawawi, Ismail. 2012. Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer. Bogor :

Ghalia Indonesia.

(19)

Prihadi, Yucki. 2012. Sukses Bisnis Melalui Manajemen Rasulullah. Jakarta: PT. Gramedia.

Subagiyo, Rokhmat. 2017. Metode Penelitian Ekonomi Islam ( konsep dan

penerapan). Jakarta : Alim’s Publishing.

Sugiono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dab R&D. Bandung :

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Result/Ou tput) Meningkatnya nilai produktifitas tambak bandeng Terbentuknya kelompok usaha permpauan berbasis produksi bandeng Adanya kebijakan dari pemerintah desa

Oleh karena itu, walaupun dengan kondisi POS di perusahaan yang sudah berjalan dengan baik ataupun bahkan kurang baik, diperlukan suatu sikap pengaturan emosi dalam mengkontrol

gergaji dan 50% sekam padi, dikempa panas pada suhu 250°C dengan tekanan kempa 3000 pond, 4000 pond, dan 5000 pond kemudian diarangkan pada retort selama 4jam setelah proses

Semen Tonasa ini yaitu bantuan modal usaha, sejak jadi mitra dan mendapat bantuan dana ini manfaat yang saya dapat untuk usaha saya yaitu saya dapat meningkatkan keuntungan dan

Silmi Kafah Fajriyah (2019), Korelasi Perilaku Altruistik dengan Kebahagiaan (Studi Korelasional Perilaku Altruistik dan Kebahagiaan Siswa di SMP Negeri 9 Bandung),

Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional study, menggunakan data primer berupa hasil pengukuran intensitas/tingkat kebisingan area kerja yang selanjutnya

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sugiharto (2007) yang berjudul Faktor-faktor Resiko Hipertensi pada Masyarakat, dimana untuk usia 56-65

Para pemuda sebagai sumber daya manusia potensial yang tergabung dalam wadah karang taruna ini belum banyak diberdayakan sebagai agen pembaharu (change agent)