• Tidak ada hasil yang ditemukan

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUD (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUD (1)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

JUDUL PROGRAM

ANALISIS PENGARUH KOMPOSISI SUBSTRAT JERAGON (JERAMI & BONGGOL JAGUNG)

TERHADAP OPTIMALISASI PRODUKSI BIO-ETANOL SEBAGAI INOVASI ENERGI RAMAH LINGKUNGAN

BIDANG KEGIATAN : PKM-PENELITIAN

Diusulkan oleh :

Ja’far As Shodiq (2313.100.121) Angkatan 2013 Moch. Ilham R. (2313.100.103) Angkatan

2013 Muhammad Rifki (2313.100.122) Angkatan

2013

(1411.100.046) Angkatan 20

(2412.100.097) Angkatan 20

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2014

(2)

1. Judul kegiatan : Analisis Pengaruh Komposisi Substrat JeraGon (Jerami & Bonggol jagung) terhadap Optimalisasi Produksi Etanol Sebagai Inovasi Bahan Bakar Ramah Lingkungan.

2. Bidang Kegiatan : PKM-P

3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Ja’far As Shodiq

b. NIM : 2313100121

c. Jurusan : Teknik Kimia

d. Universitas/Institut/Politeknik : Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

(3)

HALAMAN KULIT MUKA ...

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH...1

1.2 PERUMUSAN MASALAH...2

1.3 TUJUAN...2

1.4 LUARAN YANG DIHARAPKAN...2

1.5 MANFAAT PROGRAM...3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...3

2.1. PARTIKEL LiFePO4...3

2.2. FLAME SPRAY PYROLYSIS...4

2.3. MEKANISME PEMBENTUKAN PARTIKEL...5

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 ANGGARAN BIAYA...11

4.2 JADWAL KEGIATAN...11

DAFTAR PUSTAKA...12

(4)

Gambar 1. Struktur Kristal LiFePO4 ... 3 Gambar 2. Skema Mekanisme Pembentukan Partikel Flame Assisted Spray

Pyrolysis (FASP), Flame Spray Pyrolysis (FSP) dan Vapour-fed Aerosol Flame Synthesis ... 5 Gambar 3. Skema Mekanisme Pembentukan Partikel dari Solid – fed Flame

Synthesis ...

6 Gambar 4. Diagram Alir Metode

Pelaksanaan ... 7 Gambar 5. Skema Peralatan Flame Spray Pyrolysis ... 9 Gambar 6. Skema Geometri Reaktor Flame Spray Pyrolysis ... 10

Gambar 7. Skema Interkalasi Baterai Lithium ... 15

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Kegiatan ... 11

Tabel 2. Rancangan Biaya ... 11

Tabel 3 . Proses Aerosol yang Digunakan untuk Pembentukan Powder dam Film ... 15

(5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kebutuhan energi dari bahan bakar minyak bumi (BBM) di berbagai negara di dunia dalam tahun terakhir ini mengalami peningkatan tajam. Tidak hanya pada negara - negara maju, tetapi juga di negara berkembang seperti Indonesia. Hal tersebut akan menyebabkan krisis energi dari tahun ke tahun. Kita tahu, krisis energi merupakan masalah yang sangat mendasar di Indonesia, khususnya masalah energi fosil. Sejak beberapa tahun terakhir ini, para ahli mulai merubah pendapatnya tentang pemanfaatan sumber energi yang ada di Indonesia. Timbulnya kesadaran akan sumber bahan bakar fosil yang selama ini merupakan sumber energi andalan, akan terancam mengalami kelangkaan dalam beberapa tahun kedepan. Untuk itu, pemanfaatan sumber–sumber energi alternatif yang baru dan terbarukan harus senantiasa diupayakan secara intensif untuk menghadapi krisis energi yang semakin terasa dampaknya saat ini (Kadir, 1995). Untuk mengantisipasi terjadinya krisis bahan bakar minyak bumi (BBM) pada masa yang akan dating, saat ini telah dikembangkan pemanfaatan etanol sebagai sumber energi terbarukan, contohnya untuk pembuatan bioetanol. Bioetanol merupakan etanol yang berasal dari sumber hayati, misalnya tebu, nira, sorgum, ubi kayu, garut, ubi jalar, jagung, jerami, bonggol jagung,dan kayu. Bahan baku pembuatan bioetanol terdiri dari bahan - bahan yang mengandung karbohidrat, glukosa dan selulosa

(6)

Bonggol jagung adalah termasuk hidrokarbon. Hidrokarbon adalah sumber energi yang cukup banyak digunakan oleh manusia. Di Indonesia, pemanfaatan bonggol jagung masih terbatas, padahal Indonesia adalah produsen jagung terbesar ke-8 dunia, yakni sebanyak 12.381.561ton pada tahun 2007. Bonggol jagung sering dianggap hanya sebagai sampah. Pada tahun2002, limbah batang dan daun jagung kering adalah sebanyak 3,46 ton/ha; sedangkan padatahun 2006, luas panen jagung adalah 11,7 juta ton. Sifat tongkol jagung yang memiliki kandungan karbon yang tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk mengeringkan 6 ton jagung dari kadar air 32.5% sampai 13.7% bb selama 7 jam diperlukan sekitar 30 kg tongkol jagung kering per jam (Alkuino 2000).

Jerami merupakan limbah pertanian yang merupakan salah satu bahan baku pembuatan bioetanol yang banyak mengandung selulosa. Pemanfaatan limbah jerami belum optimal, biasanya jerami digunakan untuk pakan ternak dan sisanya dibiarkan membusuk atau dibakar. Dengan demikian jerami dapat diolah menjadi bioetanol.

Pada Penelitian kali ini di pilih jerami dan bonggol jagung sebagai bahan alternatif, karena kandungan Selulosa cukup banyak. Untuk mendapat alkohol, Selulosa dari jerami maupun bonggol jagung tersebut di hidrolisis terlebih dahulu sehingga di dapat glukosa, kemudian difermentasi menjadi alkohol. Selain itu, pemanfaatan keduanya untuk bahan bakar etanol masih jarang dilakukan sehingga akan memberikan nilai tambah pada jerami dan bonggol jagung itu sendiri.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perbandingan substrat jerami dengan enceng gondok yang difermentasi agar dihasilkan ethanol yang lebih banyak?

2. Bagaimana pengaruh dari kadar selulosa apabila Antara jerami dan enceng gondok digabungkan agar dapat menjadi ethanol?

1.3 Tujuan

Terdapat 3 (tiga) tujuan pokok yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu:

(7)

2. Untuk mengetahui pengaruh dari kadar selulosa apabila antara jerami dan enceng gondok digabungkan

D. Luaran yang Diharapkan

Luaran yang diharapkan dari program kreativitas ini adalah sebagai berikut. 1. Publikasi ilmiah nasional pada jurnal-jurnal yang bertemakan “energi terbarukan dan ramah lingkungan”

2. Mendapatkan hak cipta atau hak paten atas metode sintesa bioetanol dari gabungan substrat jerami dan enceng gondok

E. Manfaat

Ada beberapa kegunaan yang diharapkan dari program penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Data hasil penelitian akan sangat bermanfaat dalam pengembangan bahan bakar bioetanol yang optimal kedepannya.

2. Dapat membantu mengurangi ketergantungan akan penggunaan sumber energi fosil sebagai pembangkit listrik yang semakin langka dari waktu kewaktu. 3 Mendapatkan produk etanol maksimal dari proses pengolahan menggunakan gabungan antara substrat jerami dan bonggol jagung.

4. Mengetahui proses pembuatan etanol dari jerami padi dengan proses hidrolisis dan fermentasi.

5. Menaikkan nilai tambah jerami padi maupun bonggol jagung menjadi bahan kimia yang bernilai ekonomis dan memberikan alternatif bahan baku untuk dasar pembuatan bioetanol.

(8)

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioetanol

Bioetanol adalah etanol yang berasal dari sumber hayati. Bioetanol bersumber dari karbohidrat yang potensial sebagai bahan baku seperti tebu, nira sorgum, ubi kayu, garut, ubi jalar, sagu, jagung, jerami, bonggol jagung dan kayu. Setelah melalui proses fermentasi, dihasilkan etanol (www.energi.lipi.go.id).

Bioetanol adalah senyawa organik yang terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen, sehingga dapat dilihat sebagai derivat senyawa hidrokarbon yang mempunyai gugus hidroksil dengan rumus C2H5OH.

Bioetanol merupakan zat cair, tidak berwarna, berbau spesifik, mudah terbakar dan menguap, dapat bercampur dalam air dengan segala perbandingan.. a. Sifat - sifat fisik etanol

 Rumus molekul : C2H5OH

 BM : 46,07 gram/mol

 Titik didih pada 760 mmHg : 78,4°C

 Titik beku : - 112°C

 Densitas : 0, 789 gr/ml pada 20°C

 Kelarutan dalam 100 bagian

 air : sangat larut

 eter : sangat larut

(Perry, 1984)

b. Sifat kimia

-Dihasilkan dari fermentasi glukosa C6H12O6 → 2 C2H5OH + 2 CO2

Glukosa etanol karbondioksida - Untuk minuman diperoleh dari peragian karbohidrat, ada dua tipe yaitu tipe

pertama mengubah karbohidratnya raenjadi glukosa kemudian menjadi etanol, tipe yang lain menghasilkan cuka (asam asetat)

- Pembentukan etanol

C6H12O6 ENZIM 2CH3CH2OH + 2CO2

(9)

CH3CH2OH + 3O2 2CO2 + 3H2O + energi

(Fessenden,1982)

Karakteristik bioetanol sebagai biofuel adalah sebagai berikut (Nurfiana et al., 2009):

a. Memiliki angka oktan yang tinggi

b. Mampu menurunkan tingkat emisi partikulat yang membahayakan kesehatan dan CO serta CO2.

c. Mirip dengan bensin sehingga penggunaannya tidak memerlukan modifikasi mesin

d. Tidak mengandung senyawa timbal. Salah satu metode pembuatan bioetanol yang sering dijumpai adalah fermentasi dengan ragi. Dalam ragi terkandung khamir yang dapat digunakan dalam proses fermentasi bioetanolsalah satunya adalah Saccaromyces cerivisiae. Bahan baku untuk proses fermentasi berupa:

a. Mono/disakarida seperti gula, tetes tebu, gula tebu

b. Bahan berpati seperti beras, kentang, jagung dan lain-lain

c. Bahan yang mengandung selulosa seperti limbah pertanian, kayu dan lain-lain.

Proses fermentasi ini menghasilkan bioetanol yang cukup rendah sehingga kadar bioetanol dapat ditingkatkan dengan cara destilasi agar kadar bioetanol yang dihasilkan dapat mencapai 96,5% dan H2O akan membentuk suatu larutan azeotrop (campuran dua atau lebih komponen yang sulit dipisahkan (Riawan, 1990).

(10)
(11)
(12)

BAB III

METODE PELAKSANAAN

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan eksperiment. Pendekatan eksperiment dilakukan untuk mempelajari pengaruh komposisi substrat antara jerami dan enceng gondok terhadap optimalisasi produksi etanol.

(13)

Gambar 4. Diagram Alir Metode Pelaksanaan

G.1 PENDEKATAN EKSPERIMENT Bahan yang digunakan:

Peralatan eksperimen:

Adapun cara yang dapat dilakukan adalah...

1. Pengambilan sampel

Pengambilan sampel enceng gondok di lakukan dengan cara memotong bagian bawah enceng gondok yang terdapat di rawa-rawa rawamakmur.

2. Proses pretreatment enceng gondok

Persiapan

Pengkajian Masalah

Studi Literatur

Perancangan Eksperimen

Sintesa C2H5O

H

Analisa Hasil

Penarikan Kesimpulan

Pembuatan Laporan

(14)

Secara umum enceng gondok dan bahan lignoselulosa lainnya tersusun dari selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Selulosa dan hemiselulosa tersusun dari monomer-monomer gula sama seperti gula yang menyusun pati (glukosa). Selulosa ini berbentuk serat-serat yang terpilin dan diikat oleh hemiselulosa, kemudian dilindungi oleh lignin yang sangat kuat. Akibat dari perlindungan lignin dan hemiselulosa ini, selulosa menjadi sulit untuk dipotong-potong menjadi gula (proses hidrolisis). Salah satu langkah penting untuk biokonversi enceng gondok menjadi ethanol adalah memecah perlindungan lignin ini.

Enceng gondok yang baru saja diambil dikumpulkan di suatu tempat. Enceng gondok ini kemudian di cacah-cacah dengan pisau kemudian diblender agar ukurannya menjadi kecil-kecil dan siap untuk dilakukan pretreatment. Banyak cara untuk melakukan pretreatment, misalnya dengan cara ditekan dan dipanaskan secara cepat dengan uap panas (Steam Exploaded). Bisa juga dengan cara

direndam dengan kapur selama waktu tertentu. Ada juga yang merendamnya dengan bahan-bahan kimia yang bisa membuka perlindungan lignin. Setelah pelindung lignin ini menjadi ‘lunak’, maka enceng gondok siap untuk dihidrolisis. 3. Proses hidrolisis enceng gondok

Ada dua cara umum untuk hidrolisis, yaitu: hidrolisis dengan asam dan hidrolisis dengan enzyme. Hidrolisis asam biasanya menggunakan asam sulfat encer. Enceng gondok dimasak dengan asam dalam kondisi suhu dan tekanan tinggi. Dalam kondisi ini waktu hidrolisisnya singkat. Hidrolisis bisa juga dilakukan dalam suhu dan tekanan rendah, tetapi waktunya menjadi lebih lama. Hidrolisis dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama sebagian besar hemiselulosa dan sedikit selulosa akan terpecah-pecah menjadi gula penyusunnya. Hidrolisis tahap kedua bertujuan untuk memecah sisa selulosa yang belum terhidrolisis. Dengan dua tahap hidrolisis ini diharapkan akan diperoleh gula dalam jumlah yang banyak.

Pada percobaan ini proses hidrolisis dilakukan dengan menggunakan asam sulfat ( H2SO4) encer dengan konsentrasi 1 %. Asam sulfat (H2SO4) ini digunakan untuk

merendam bubur enceng gondok sebanyak 79 gr dan H2SO4 yang digunakan 1

liter sehingga semua bubur enceng gondok terrendam semuanya. Selanjutnya proses rendaman tersebut di biarkan selama semalam. Setelah direndam semalaman selanjutnyaa disaring dan hidrosilatnya ditampung.

Cairan hidrolisat (hasil hidrolisis) asam memiliki pH yang sangat rendah ( pH = 1 ) dan kemungkinan ada juga senyawa-senyawa yang beracun untuk mikroba. Hidrolisat ini harus dinetralkan dan didetoksifikasi sebelum difermentasi menjadi ethanol. Tujuan dari netralisasi dan detoksifikasi adalah untuk menetralkan pH dan menghilangkan senyawa racun tersebut. Hidrolisat yang sudah netral tersebut siap untuk difermentasi menjadi ethanol.

Penetralan digunakan dengan menambahkan larutan buffer berupa campuran 100 ml CH3COOH 0,5 M dan 100 ml NaOH 0,4 M. Larutan buffer ini memiliki pH

sekitar 4-5, sehingga dapat menstabilkan pH cairan hidrolisat sehingga pH cairan hdrolisat tidak terlalu asam yaitu sekitar 4-5. Tujuan dari netralisasi dan

detoksifikasi adalah untuk menetralkan pH dan menghilangkan senyawa racun dalam campuran. Hidrolisat yang sudah netral tersebut siap untuk difermentasi menjadi etanol.

4. Proses fermentasi

(15)

penambahan enzim yang diletakkan pada ragi (yeast) agar dapat bekerja pada suhu optimum. Proses fermentasi ini akan menghasilkan etanol dan CO2. Pada proses

fermantasi ragi yang digunakan sebenyak 10 % (b/v) dari hidrosilat enceng gondok yang telah di netralkan.

5. Proses distilasi dan dehidrasi

Distilasi dilakukan untuk memisahkan etanol dari beer (sebagian besar adalah air dan etanol). Titik didih etanol murni adalah 78 C sedangkan air adalah 100 C (Kondisi standar). Dengan memanaskan larutan pada suhu rentang 78 - 100 C akan mengakibatkan sebagian besar etanol menguap, dan melalui unit kondensasi akan bisa dihasilkan etanol dengan konsentrasi 95 % volume

Pemurnian bioetanol dilakukan dengan zeolit sintetis. Proses pemurnian itu menggunakan prinsip penyerapan permukaan. Zeolit adalah mineral yang

memiliki pori-pori berukuran sangat kecil. Sampai saat ini ada lebih dari 150 jenis zeolit sintetis. Di alam, zeolit terbentuk dari abu lahar dan materi letusan gunung berapi. Zeolit juga bisa terbentuk dari materi dasar laut yang terkumpul selama ribuan tahun.

Zeolit sintetis berbeda dengan zeolit alam. Zeolit sintetis terbentuk setelah melalui rangkaian proses kimia. Namun, baik zeolit sintetis maupun zeolit alam berbahan dasar kelompok alumunium silikat yang terhidrasi logam alkali dan alkali tanah (terutama Na dan Ca). Struktur zeolit berbentuk seperti sarang lebah dan bersifat negatif. Sifat pori-porinya yang negatif bisa dinetralkan dengan penambahan ion positif seperti sodium.

6. Penentuan Kadar Etanol

Etanol p.a sebanyak 1,0: 2,0: 3,0: dan 4,0 mL diambil dengan mikropipet dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL, kemudian ditambahkan akuades hingga volume 100 mL. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali. Piknometer dibersihkan secara hati-hati menggunakan aseton, kemudian dikeringkan dan ditimbang. Akuades didinginkan sampai dibawah suhu percobaan (±15oC). Piknometer diisi

dengan akuades secara hati-hati hingga penuh dan termometer dimasukkan. Suhu dalam piknometer ditunggu hingga mencapai suhu percobaan (20oC), kelebihan

akuades pada puncak pipa kapilerdibersihkan. Piknometer yang berisi akuades segeraditimbang dan beratnya dicatat. Cara yang sama dilakukanuntuk larutan baku etanol. Kadar etanol dihitungmenggunakan tabel konversi Berat Jenis-Etanol Penentuankadar etanol dalam sampel dilakukan sama sebagaimanapada

pengukuran larutan baku etanol dengan piknometermenggunakan larutan sampel.

G.2 VARIABEL PENELITIAN G.3 ANALISIS

H. JADWAL KEGIATAN

Adapun Jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : Tabel 1. Jadwal Kegiatan

(16)

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Pengkajian

Masalah 2. Studi Literatur 3. Penentuan 6. Sintesa LiFePO4 7 Analisa Hasil

I. RANCANGAN BIAYA

Berdasarkan deskripsi singkat mengenai Ultrasonic Security System, maka dibutuhkan biaya sebesar :

Tabel 2. Rancangan Biaya

No Uraian Kuantitas Satuan (Rp.) Jumlah (Rp.)

1 LiOH 100 gram 7.580/gram 758.000

2 FeCl2.4H2O 250 gram 3.384/gram 846.000

3 (NH4)2HPO4 500 gram 1.714/gram 857.000

4 Reaktor 1 unit 1.500.000/unit 1.500.000

5 Ultrasonic Nebulizer 1 unit 600.000/unit 600.000

6 Analisa XRD 10 kali 200.000 2.000.000

7 Analisa SEM 10 kali 200.0000 2.000.000

8 Analisa Potensiostat 10 kali 100.000 1.000.000

9 LPG 1 tabung 60.000/unit 60.000

10 Glukosa 250 gram 400/gram 100.000

11 Flowmeter 3 unit 100.000/unit 300.000

12 Analisa TGDTA 10 kali 150.000 1.500.000

13 Cyclone 1 unit 200.000/unit 200.000

(17)

Water Trap 1 unit 50.000/unit 50.000

Sewa Kompresor 10 kali 50.000 500.000

Pompa Vakum 1 unit 500.000 500.000

TOTAL BIAYA 13.271.000

SUMBER DIKTI 12.500.000

DANA PRIBADI 771.000

Jurusan/Fakultas : Teknik Fisika/Fakultas Teknologi Industri Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

HP : 087 750 118 140

Alamat : Jl. Keputih Tegal Timur No. 42-44 Bidang Keahlian : Nanoteknologi

Waktu untuk kegiatan PKM : 6 Jam/Minggu

Surabaya, 25 Oktober 2012

Nur Abdillah Siddiq 2411100081 Anggota Pelaksana

2. Nama : Ahmad Fauzan ‘Adziimaa

NRP : 2409100028

Jurusan/Fakultas : Teknik Fisika/ Fakultas Teknologi Industri Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

HP : 085 649 124 984

Alamat : Jl. Keputih Tegal Timur No. 42-44 Bidang Keahlian : Korosi

Waktu untuk kegiatan PKM : 5 Jam/Minggu

Surabaya, 25 Oktober 2012

Ahmad Fauzan ‘Adziimaa 2409100028 3. Nama : Firqi Abdillah K.

NRP : 2311100195

Jurusan/Fakultas : Teknik Kimia/ Fakultas Teknologi Industri Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

(18)

Alamat : Jl. Keputih Tegal Timur No. 42-44 Bidang Keahlian : Reaktor Plant

Waktu untuk kegiatan PKM : 6 Jam/Minggu

Surabaya, 25 Oktober 2012

Firqi Abdillah K. 2311100195

4. Nama : Miratul Alifah NRP :

1411100046

Jurusan/Fakultas : Kimia/ FMIPA

Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

HP : 085645810352

Alamat : Keputih Gg. Makam Blok D No.19 Bidang Keahlian : Sintesis Bahan Kimia

Waktu untuk kegiatan PKM : 6 Jam/Minggu

Surabaya, 25 Oktober 2012

Miratul Alifah 1411100046 5. Nama : Nur Fadhilah

NRP : 2412100097

Jurusan/Fakultas : Teknik Fisika/ Fakultas Teknologi Industri Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

HP : 087850206120

Alamat : Keputih Iic/22

Bidang Keahlian : Kimia Anorganik Waktu untuk kegiatan PKM : 6 Jam/Minggu

BIODATA DOSEN PEMBIMBING

Nama Lengkap : Dyah Sawitri, ST, MT. Tempat, Tanggal lahir : Surabaya, 1 Januari 1970

NIDN : 0001017026

Jabatan Fungsional : Lektor

Jurusan/Fakultas : Teknik Fisika/Fakultas Teknologi Industri Perguruan Tinggi : ITS

Bidang Keahlian : Rekayasa Bahan

Alamat Rumah/No. Hp : Jl. Sedayu 4-28A Surabaya 60178/08123277935 Alamat Email : joe@ep.its.ac.id

(19)

Waktu untuk kegiatan PKM : 6 jam/Minggu

DATA

PENDUKUNG

Gambar 7. Skema Interkalasi Baterai Lithium Sumber : Stark, 2011

Tabel 3 . Proses Aerosol yang Digunakan untuk Pembentukan Powder dam Film Surabaya, 25 Oktober 2012

(20)

Gambar

Gambar 4. Diagram Alir Metode Pelaksanaan
Tabel 2. Rancangan Biaya
Gambar 7. Skema Interkalasi Baterai Lithium

Referensi

Dokumen terkait

Sikap ilmiah berkaitan dengan kegiatan IPA yang dilaksanakan di sekolah. Oleh karena itu, dilakukan perekaman pada saat pelaksanaan pembelajaran untuk. dilihat kemunculan sikap

using predicting through pictures.  The teacher taught pronunciation using repetition drills while teaching vocabulary.  The teacher taught present tense to the

Hal ini diperkuat dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada siswa yaitu terdapat hambatan-hambatan yang dialami siswa sebagai berikut: (1) ketidakpahaman

Koil pengapian mengubah sumber tegangan rendah dari baterai atau koil sumber (12 V) menjadi sumber tegangan tinggi (10 KV atau lebih) yang diperlukan untuk menghasilkan loncatan

Dengan ini saya menyatakan bahwa isi intelektual dari skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Fraksi Klorofil Spirulina sp terhadap Sifat Listrik dengan Struktur Dye

Megibung adalah tradisi makan bersama-sama yang dilakukan oleh masyarakat

Entrepreneurship function in cooperative is as the maker of decision over deployment of assets, decision of member firm should be aligned with the decision

Jadi konsep HAM di Indonesia bukan saja terhadap hak-hak mendasar manusia, tetapi ada kewajiban dasar manusia sebagai warga negara untuk mematuhi peraturan