• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Anak Usia Sekolah (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Anak Usia Sekolah (1)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Tahap perkembangan anak usia sekola dimulai sejak anak berusia 6 tahun sampai organ-organ seksualnya masak. Kemasakan seksual ini sangat bervariasi baik antar jenis kelamin maupun antar budaya berbeda (Irwanto, 2002). Berdasarkan pembagian tahapan perkembangan anak, ada dua masa perkembangan pada anak usia sekolah, yaitu pada usia 6-9 tahun atau masa kanak-kanak tengah dan pada usia 10-12 tahun atau masa kanak-kanak akhir. Setelah menjalani masa kanak-kanak akhir, anak akan memasuki masa remaja.

Pada usia sekolah, anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Perbedaan ini terlihat dari aspek fisik, mental-intelektual, dan sosial-emosial anak (Gustian, 2002). Pertumbuhan fisik pada anak usia sekolah tidak secepat pada masa-masa sebelumnya. Anak akan tumbuh antara 5-6 cm setiap tahunnya. Pada masa ini, terdapat perbedaan antara anak perempuan dan anak laki-laki.

(2)

BAB II ISI

1. Definisi Anak Usia Sekolah

Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mula bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasA dan memperoleh keterampilan tertentu.

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Sekolah

Selama usia sekolah, pertumbuhan dan perkembangan anak relative stabil dibandingkan masa bayi atau remaja yang sedang mengalami pertumbuhan cepat. Pertambahan berat badan setiap tahun rata-rata sekitar 7 pounds (3-3,5 kg) dan pertambahan tinggi badan setiap tahun rata-rata sekitar 2,5 inches (6 cm) (Brown,2005). Kecepatan pertumbuhan anak wanita dan laki-laki hamper sama pada usia 9 tahun. Selanjutnya, antara usia 10-12 tahun, pertumbuhan anak wanita mengalami percepatan lebih dulu karena tubuhnya memerlukan persiapan menjelang usia reproduksi. Sementara anak laki-laki bar dapat menyusul dua tahunn kemudian. (Arisman, 2004).

(3)

pelatih, pengasuh dan lain sebagainya. Orang di luar keluarga tersebut turut memengaruhi konsumsi makan anak. (Brown, 2005).

Pada usia “early childhood” terjadi peningkatan persen lemak tubuh minimal sebesar 16% pada wanita dan 13% pada laki-laki. Peningkatan persen lemak tubuh ini digunakan sebagai persiapan untuk menghadapi “growth spurt” pada usia remaja. Peningkatan persen lemak tubuh terjadi bersamaan dengan pubertas awal dan lebih tinggi pada wanita menyebabkan mereka memiliki potensi untuk mengalami obesitas. Oleh karena itu, dibutuhkan kepedulian orang tua untuk meyakinkan anak bahwa peningkatan lemak tubuh tersebut merupakan proses dari pertumbuhan dan perkembangan normal dan hanya bersifat sementara (Brown, 2005).

Perkembangan normal anak meliputi perkembangan motoric kasar, motoric halus, bahasa kognitif dan social. Motoric kasar digunakan untuk duduk, berdiri, menjaga keseimbangan fisik, berlari serta mengubah posisi.

Perkembangan fisiologi seperti koordinasi motorik, kekuatan otot dan stamina akan mengalami peningkatan secara progresif. Anak mulai memiliki kemampuan untuk mengikuti aktivitas fisik seperti menari dan olahraga. Meningkatkan koordinasi motorik akan meningkatan perkembangan keterampilan makan pada anak. Anak mulai dapat menggunakan peralatan makan sendiri, menyiapkan sendiri makanannya, dan membantu mengatur meja makan. Kegiatan tersebut membuat anak mulai belajar untuk berperan terhadap keluarga (Brown,2005).

(4)

sekolah biasanya mempunyai banyak perhatian dan aktivitas di luar rumah, sehingga sering melupakan waktu makan (RSCM & PERSAGI,2003).

Tujuan utama dari perkembangan pada usia “middle childhood” adalah “self-efficacy”, yaitu berhubungan dengan apa yang diketahui anak dan bagaimana cara mereka untuk melakukannya. Pada usia sekolah, anak mengalami tahap perubahan perkembangan dari “preoperational” ke “concrete operation” yang ditandai oleh kemampuan lebih focus terhadap sesuatu hal; kemampuan untuk memberikan alas an yang lebih rasional untuk suatu masalah; kemampuan untuk mengelompokkan dan menggeneralisasi sesuatu hal; dan penurunan sifat mau menang sendiri sehingga anak mulai dapat melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Pada tahap ini anak juga mulai mengembangkan kepribadiannya, meningkatkan kemandirian, dan belajar tentang perannya dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Hubungan dengan teman sebaya menjadi sangat penting dan mulai memisahkan diri dari keluarga. Mereka lebih senang untuk menghabiskan waktu bersama dengan teman atau melakukan aktivitas lain yang disukainya, seperti menonton televise atau bermain video games (Brown, 2005).

Tahapan operasional

Antara usia 7-12 tahun yaitu pada tahapan operaional konkret anak-anak menguasai berbagai konsep konservasi untuk melalukan manipulasi logis lainnya. Contohnya mereka dapat menyusun benda berdasarkan dimensi seperti tinggi dan berat.

(5)

1) Pekembangan intelektual

Kemampuan intelektual pada masa ini sudah cukup untuk menjadi dasar di berikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya. Kepada anak sudah dapat diberikan dasar-dasar keilmuan seperti :membaca,menulis,dan berhitung. Disamping itu anak juga diberikan pengetahuan –pengetahuan tentang manusian,hewan lingkungan alam sekitar dan sebagainya.

2) Perkembangan bahasa

Bahasa adalah sarana komunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini mencakup semua cara untuk berkomunikasi dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk tulisan,lisan,isyarat atau gerak menggunakan kata-kata,kalimat bunyi ,lambang ,tulisan. Pada awal masa ini anak sudah menguasai sekitar 2.500 kata dan pada masa akhir telah menguasai sekitar 5000 kata. Pada masa ini tingkat berfikir anak sudah lebih maju, dia banyak menanyakan soal waktu dan sebab akibat. Oleh karena itu, kata tanya yang dipergunakan pun yang semula hanya “apa”, sekarang sudah diikuti dengan pertanyaan :”dimana”, “darimana”, “kemana”,”mengapa”, dan “bagaimana”.

3) Perkembangan sosial

(6)

terhadapat kegiatan-kegiatan teman sebayanya, dan bertambah kuat keinginannya untuk diterima menjadi anggota kelompok (gang), dia merasa tidak senang apabila tidak diterima dalam kelompoknya.

4) Perkembangan Emosi

Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Emosi yang positif, seperti perasaan senang, bergairah, bersemangt atau rasa ingin tahu akan mempengaruhi individu untuk mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar, seperti memperhatikan penjelasan guru, membaca buku,aktif dalam diskusi, mengerjakan tugas, dan disiplin dalam belajar.

5) Perkembangan Moral

Anak mulai mengenal konsep moral (mengenal benar sah atau baik-buruk) pertama kali dari lingkungan keluarga. Pada mulanya, mungkin anak tidak mengerti konsep moral ini, tetapi lambat laun anak akan memahaminya. Usaha menanamkan konsep moral sejak usia dini (prasekolah) merupakan hal yang seharusnya, karena informsi yang diterima anak mengenai benar- salah atau baik-buruk akan menjadi pedoman pada tingkah lakunya di kemudian hari. Pada akhir usia ini, anak sudah dapat memahami alasan yang mendasari suatu peratuaran. Misalnya, dia memandang atau menilai bahwa perbuatan nakal, berdusta, dan tidak hormat kepada orang tua merupakan suatu yang salah atau buruk. Sedangkan perbuatan jujur, adil, dan sikap hormat kepada orang tua dan guru merupakan suatu yang benar/baik.

6) Perkembangan Penghayatan Keagamaan

(7)

a. Sikap keagamaan bersifat reseptif disertai pengertian.

b. Pandangan dan paham ketuhanan diperolehnya secara rasional berdasarkan kaiadah-kaidah logika yang berpedoman pada indikator alam semesta sebagai manifestasi dari keagungan-Nya.

c. Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual diterimanya sebagai keharusan moral.

7) Perkembagan Motorik

Seiring perkembangan fisiknya yang beranjak matang, maka perkembangan motorik anak sudah dapat terkodinasi dengan baik. Setiap gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Pada masa ini ditandai dengan kelebihan gerak atau aktivitas motorik yang lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik ini, seperti menulis, menggambar, melukis, mengetik (komputer), berenamg, main bola, dan atletik.

Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan. Oleh karaena itu, perkembangan motorik sanagat menunjang keberhasilan belajar peserta didik. Pada masa usia sekolah dasar kematangan perkembangan motorik ini pada umumnya dicapainya, karaena itu mereka sudah siap menerima pelajaran keterampilan.

8) Perkembangan Fisik

(8)

dengan yang lain. Peran kesehatan dan gizi sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak

9) Perkembangan Bicara

Berbicara merupakan alat komunikasi terpenting dalam berkelompok. Anak belajar bagaimana berbicara dengan baik dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bertambahnya kosakata yang berasal dari berbagai sumber menyebabkan semakin banyak pembendaharaan kat yang dimiliki. Anak mulai menyadari bahwa komunikasi yang bermakna tidak dapat dicapai bila anak tidak mengerti apa yang dikatakan oleh orang lain. Hal ini mendorong anak untuk meningkatkan pengertiannya.

10) Kegiatan Bermain

Permainan yang disukai cenderung kegiatan bermain yang dilakukan secara kelompok, kecuali anak-anak yang kurang diterima di kelompoknya dan cenderung memilih bermain sendiri. Bermain yang sifatnya menjelajah, ketempat-tempat yang belum pernah dikunjungi baik dikota maupun di desa mengasikkan bagi anak. Permainan konstruktif yaitu membangun atau membentuk sesuatu adalah bentuk permainan yang disukai anak serta mampu mengembangkan kreativitas anak. Bernyayi meerupakan bentuk kegiatan kreatif lainnya. Sealain itu bentuk permainan kelompok yang disenangi meruoakan permainan oleh raga seperti basket, sepak bola, voleydan sebagainya. Jenis permainan ini membantu perkembangan otok dan perkembangan tubuh.

11) Usia 10-12

(9)

Teman sebaya umumnya dalah teman sekolah dan teman bermain di luar sekolah. Pengaruah teman sebaya sangat besar bagi arah perkembangan anak baik yang bersifat positf maupun negatif. Pengaruh positif terlihat pada pengembanagan konsep diri dan pertumbuhan harga diri. Hanya ditengah-tengah teman sebaya anak bisa merasakan dan menyadari bagaimana dan dimana kedudukan atau posisidirinya.

Keinginan untuk berada ditengah-tengah temannya membawa anak untuk keluar rumah menemuinya sepulng sekolah. Anak merasakan kesepian dirumah, tiada teman. Kegiatan denag teman sebaya ini meliputi belajar bersama, melihat pertunjukan, bermain, masak-masakkan, dan sebagainya. Mereka sering melakukan kegiatan yang b iasanya dilakukan orang dewasa. Usia bermain

Bukan karena terdapat lebih banyak waktu untuk bermain daripada dalam periode-periode lain hal mana tidak dimungkinkan lagi apabila anak-anak sudah sekolah melainkan karena terdapat tumpang tindih antara ciri-ciri kegiatan bermain anak-anak yang lebih muda dengan ciri-ciri bermain anak-anak remaja. Jadi alasan periode ini disebut sebagai usia bermain adalah karena luasnya minat dan kegiatan bermain dan bukan karena banyaknya waktu untuk bermain.

3. Resiko Kecelakaan

1. Kecelakaan & cedera merupakan masalah kesehatan utama pada anak usia sekolah. 2. Infeksi merupakan penyakit terbanyak pada anak, infeksi saluran napas memiliki

prevalensi tertinggi. Penyakit flu merupakan penyakit utama pada masa anak-anak. 3. Retradasi mental, gangguan belajar, gangguan sensorik & malnutrisi lebih banyak terjadi

(10)

4. Kemiskinan & penyakit sangat berkaitan erat. Akses layanan sangat terbatas, promkes & kegiatan layanan kesehatan pencegahan sangat minimal.

5. Bagi keluarga miskin maupun yang tidak memiliki asuransi, masalah kesehatan utama adalah mortalitas bayi, masalah kesehatan gigi, nutrisi buruk & ketiadaan imunisasi.

4. Masalah Kesehatan

1. Persepsi. Anak berusia 6 tahun memiliki kesadaran tentang tubuhnya & merasa malu jika mengenakan pakaian.

2. Pendidikan Kesehatan. Masa usia sekolah sangat penting untuk perolehan tingkah laku & praktik kesehatan pada masa dewasa. Promosi praktik kesehatan merupakan tanggung jawab keperawatan. Penkes sering dilaksanakan di sekolah. Penkes yang efektif akan mengajari anak tentang tubuhnya & dampak pilihan yang mereka ambil terhadap kesehatan mereka.

3. Keselamatan. Keselamatan merupakan prioritas dalam penkes karena kecelakaan merupakan penyebab utama kematian & cedera pada usia sekolah.

4. Nutrisi. Perawat memiliki sumbangan dalam pemenuhan tujuan nasional dengan mendorong terbentuknya gaya hidup yang sehat, termasuk dalam nutrisi. Anak usia sekolah harus mengikuti program pendidikan yang mendidik mereka untuk merencanakan, memilih, serta mempersiapkan makanan & cemilan yang sehat, dilakukan pembatasan masukan lemak total, lemak jenuh, & meningkatkan masukan karbohidrat kompleks, buah-buahan & sayuran.

(11)

Syamsu Yusuf,Psikologi perkembangan Anak & Remaja, Bandung,PT Remaja Rosdakarya, 2009, hal. 3.

Agus Dharma & Mickhael Andryanto, Pengantar Psikolog, Jakarta, Erlangga,2010, hal. 101. Lyndon Saputra, Pengantar Psikologi, Batam, Interaksa, hal. 153.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dilakukan untuk mengetahui kemampuan pengetahuan anak usia sekolah tentang stimulasi perkembangan anak usia sekolah, kemampuan psikomotor dalam stimulasi

Periode Lingual dini (early lingual period) yaitu suatu sistem perkembangan bahasa yang ditandai dengan kemampuan anak untuk membuat kalimat satu,dua atau

perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : Saat ini keluarga Tn. A dan Ny B sebagai keluarga yang memiliki

Antara usia "#- tahun mengalami perkembangan bahasa yang cepat secara umum, ditandai dengan kebanyakan anak usia " tahun dapat menyusun kalimat sederhana, namun cara

Menurut piaget Perkembangan kognitif anak meliputi berbagai tahap yaitu (1) Tahap sensorimotor usia 0 – 2 tahun pada masa ini kemampuan anak dimulai pada

PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH Septiana Ika Wulandari1,Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns.,M.Kep,2 1Mahasiswa Prodi Keperawatan Program Diploma Tiga Fakultas Ilmu Kesehatan

Rekomendasi tindakan pendidikan kesehatan tentang personal hygiene menggunakan media modul dan leaflets dapat dilakukan pada keluarga tahap perkembangan keluarga dengan anak usia

Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan antara Caring perawat dengan tingkat kecemasan anak usia pra sekolah yang mengalami hospitalisasi di RSUD Panembahan Bantul, ditandai