• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN

KACANG TANAH

(

Arachis hypogeae

L)

Pisman Wenda/13031108009

I. PENDAHULUAN

Lahan mempunyai potensi yang berbeda dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan dari suatu tanaman. Oleh karena itu evaluasi kesesuaian lahan untuk penggunaan sistem pertanian secara luas sangat diperlukan sehingga dapat diperoleh suatu lahan yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman pertanian menurut kemampuannya. Penggunaan lahan sesuai jenis tanamannya dapat dioptimalkan dengan pendekatan evaluasi kesesuaian lahannya. Perencanaan pengembangan tata guna lahan menjadi kurang baik apabila tidak memperhatikan kesesuaian lahannya. Kecamatan Jatiyoso merupakan daerah yang sangat berpotensi untuk ditanami tanaman kacang tanah jika dilihat dari karakteristik lahan, iklim, dan ketinggian tempatnya. Jatiyoso merupakan daerah yang memiliki bentuk lereng dari berombak sampai pegunungan, dengan kemiringan lereng yang berkisar antara sedang sampai sangat curam, sehingga menimbulkan berbagai masalah untuk budidaya pertanian. Oleh karena itu perlu dicari tanaman yang sesuai dengan karakteristik lahannya. Kacang tanah merupakan salah satu tanaman yang mempunyai peran cukup penting pada lahan dan mempunyai nilai jual yang tinggi sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.

*Makalah seminar 1. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Tacang Tanah Oleh Pisman wenda Minat PSDL (Kesuburan)

(2)
(3)

II. KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KACANG TANAH

2.1 Evaluasi lahan

Lahan merupakan suatu proses dari sumber daya lahan untuk tujuan tertentu dengan menggunakan suatu pendekatan atau cara yang sudah teruji. Hasil evaluasi lahan akan memberikan informasi atau arahan penggunaan lahan sesuai dengan keperluan (Ritung., 2007)

Evaluasi lahan adalah proses dalam menduga potensi lahan untuk penggunaan tertentu baik untuk pertanian maupun non pertanian. Potensi suatu wilayah untuk suatu pengembangan pertanian pada dasarnya ditentukan oleh kecocokan antara sifat fisika lingkungan yang mencakup iklim, tanah, yang terdiri dari lereng, topografi/bentuk wilayah, batuan permukaan dan di dalam penampang tanah serta singkapan batuan (rock outcrop), hidrologi, dan persyaratan penggunaan lahan atau persyaratan tumbuh tanaman (Djaenudin 2003 cit Azis., 2008).

Evaluasi lahan merupakan suatu proses penilaian suatu lahan sehingga sesuai dengan kondisinya pada penggunaan-penggunan tertentu. Evaluasi lahan berguna untuk mengetahui potensi atau kemampuan lahan untuk penggunaan lahan tertentu. Dalam evaluasi lahan perlu memperhatikan aspek-aspek seperti ekonomi, sosial serta lingkungan yang berkaitan dengan perencanaan tata guna lahan (Anonim, 2009).

Pada dasarnya evaluasi sumber daya lahan membutuhkan informasi yang mencakup tiga aspek utama yaitu lahan, pengguna lahan dan aspek ekonomi. Tujuan utama evaluasi lahan adalah menyeleksi penggunaan lahan yang optimal untuk masing-masing satuan lahan tertentu dengan mempertimbangkan faktor fisik dan sosial ekonomi serta konservasi sumber daya lahan. Proses dalam evaluasi lahan mencakup deskripsi penggunaan yang memberikan harapan, dan penilaian serta perbandingan dari kesemuanya dari setiap tipe lahan daerah yang bersangkutan (Rayes, 2007).

(4)

Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu. Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (kesesuaian lahan aktual) atau setelah diadakan perbaikan (kesesuaian lahan potensial). Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukan yang diperlukan untuk mengatasi kendala. Data biofisik tersebut berupa karakteristik tanah dan iklim yang berhubungan dengan persyaratan tumbuh tanaman yang dievaluasi. Kesesuaian lahan potensial menggambarkan kesesuaian lahan yang akan dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan (Ritung., 2007).

Kesesuaian lahan adalah kecocokan suatu lahan untuk penggunaan tertentu, sebagai contoh lahan untuk irigasi, tambak, pertanian tanaman tahunan atau pertanian tanaman semusim. Lebih spesifik lagi kesesuaian lahan tersebut ditinjau dari sifat-sifat fisik lingkungannya, yang terdiri atas iklim, tanah, topografi, hidrologi dan atau drainase yang sesuai untuk usahatani atau komoditas tertentu yang produktif (Rayes., 2007).

Sub-kelas kesesuaian lahan mencerminkan jenis pembatas atau macam perbaikan yang diperlukan dalam suatu kelas. Setiap kelas dapat dipecahkan menjadi satu atau lebih sub-kelas tergantung atas jenis pembatas yang ada. Jenis pembatas ini ditunjukkan dengan simbol huruf kecil yang ditaruh setelah simbol kelas. Misalnya kelas S2 yang mempunyai pembatas kedalaman efektif (s) akan menurunkan sub-kelas S2s. Biasanya hanya ada satu simbol pembatas di dalam setiap sub kelas. Akan tetapi bisa juga dalam sub kelas mempunyai dua atau tiga simbol pembatas dengan catatan jenis pembatas yang paling dominan ditempatkan pertama. Misalnya dalam subkelas S2t, s maka pembatas topografi (t) adalah pembatas dominan dan pembatas kedalaman efektif (s) adalah pembatas ke dua atau tambahan (Soemarno, 2007).

(5)

pembatas dinilai secara kuantitatif (Sutanto, 2005). Menurut Rayes (2007) menyatakan klasifikasi lahan kualitatif merupakan kesesuaian lahan untuk suatu penggunaan tertentu.

Klasifikasi kualitatif terutama didasarkan atas produksi fisik lahan, dengan perhitungan ekonomi hanya sebagai latar belakang. Sedangkan klasifikasi kesesuaian lahan kualitatif merupakan kesesuaian untuk penggunaan tertentu yang didasarkan atas faktor-faktor fisik dan pertimbangan ekonomi (biaya produksi dan keuntungan yang diperoleh).

Kesesuaian lahan didefinisikan kemampuan tipe lahan untuk memberikan jenis penggunaan lahan yang spesifik. Berdasarkan objek evaluasi kesesuaian dari unit evaluasi untuk penggunaan lahan dapat dideskripsikan menjadi 4 tingkat secara detail dari yang paling umum menjadi yang paling spesifik yaitu:

1. Ordo yaitu semua tanah dibagi 2 ordo. Pada tingkat ordo kesesuaian lahan dibedakan antara lahan yang tergolong sesuai (S) dan tidak sesuai (N).

2. Kelas yaitu ada beberapa definisi dari kesesuaian ordo yang diindikasikan dengan tingkat kesesuaian cukup sesuai dan tidak sesuai. S1 = sesuai, S2 = cukup sesuai, S3 = sesuai marginal, N1 = tidak sesuai, untuk alasan fisik istilah cukup dan marginal memberikan arti yang sempit di dalam evaluasi. N2 memberikan keterbatasan tidak langsung berbagai kerugian penggunaan lahan. Pada evaluasi fisik, S3 dan N1 dapat dikombinasikan S3/N1 karena perbedaan ekonomi diantaranya (dalam penanggulangan keterbatasannya). Keterbatasan antara S1 dan S2, S2 dan S3/N1 berubah ubah berdasarkan faktor pengurangan hasil. Evaluasi ekonomi keterbatasan antara S1 dan S2, S2 dan S3, dan N1 terbentuk berdasarkan ramalan nilai ekonomi.

(6)

dengan menambahkan dengan awalan yang mengindikasikan keterbatasan dasar. Kode sub kelas menambahkan daftar dari awalan dari berbagai pedoman. S3e sesuai marginal (S3) karena bahaya erosi (e), S3wa sesuai marginal (S3) karena ketersediaan air.

4. Unit yaitu ada beberapa bagian dari kesesuaian sub kelas yang ditunjukkan dengan nomor dalam sub kelas S3 e-3 yang berarti hampir sama. Sub kelas ini mempunyai perbedaan dalam syarat pengaturan tetapi pada tingkat kesesuaian yang sama dan pada tingkat keterbatasan yang umum (karena bagian dari sub kelas) (Rossiter, 1994)

2.3 Syarat Tumbuh Kacang Tanah

Kacang Tanah dapat tumbuh dengan subur apabila memenuh syarat-syarat sebagai berikut :

Gambar 1. Kacang Tanah

1. Iklim

(7)

meningkatkankelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah.

b. Suhu udara bagi tanaman kacang tanah tidak terlalu sulit, karena suhu

udara minimal bagi tumbuhnya kacang tanah sekitar 28–32

°

C. Bila suhunya di bawah 10

°

C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, bahkan jadi kerdil dikarenakan pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.

c. Kelembaban udara untuk tanaman kacang tanah berkisar antara 65-75 %. Adanya curah hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembaban terlalu tinggi di sekitar pertanaman.

d. Penyinaran sinar matahari secara penuh amat dibutuhkan bagi tanaman kacang tanah, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.

2. Media Tanam

a. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman kacang tanah adalah jenis tanah yang gembur/bertekstur ringan dan subur.

b. Derajat keasaman tanah yang sesuai untuk budidaya kacang tanah adalah pH antara 6,0–6,5.

c. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Air yang diperlukan tanaman berasal dari mata air atau sumber air yang ada disekitar lokasi penanaman. Tanah berdrainase dan berserasi baik atau lahan yang tidak terlalu becek dan tidak terlalu kering, baik bagi pertumbuhan kacang tanah.

3. Ketinggian Tempat

(8)

2.4 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Tanah

Kacang tanah yang memiliki nama latin Arachis Hypogeae L. merupakan jenis tanaman yang termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan (Fabeceae). Pada awalnya kacang tanah ditanam oleh suku Indian, namun kini kacang tanah telah dibudidayakan di hampir seluruh Negara termasuk Indonesia. Selain itu, Brazil merupakan Negara pemasok kacang tanah terbesar di dunia.

Kacang tanah sangat digemari oleh banyak orang, karena memiliki aroma dan rasa yang khas. Di Indonesia, kacang tanah juga banyak dimanfaatkan misalnya sebagai bahan pembuatan sambal, bumbu gado-gado, dan lain sebagainya.

Gambar 2. Tanaman Kacang Tanah

Sebenarnya kacang tanah memiliki berbagai jenis, akan tetapi jenis kacang tanah yang sering ditemui di pasaran merupakan kacang tanah yang memiliki nama ilmiah Arachis Hypogeae L.

a. Klasifikasi Tanaman Kacang Tanah

Dalam ilmu penggolongan makhluk hidup atau taksonomi, klasifikasi dari tanaman kacang tanah sebagai berikut :

(9)

Divisi/Fillum : Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)

Kelas :Dicotyledoneae (Tumbuhan dengan Biji berkeping Dua)

Ordo/Bangsa : Leguminales

Famili/Suku : Papilionaceae

Genus : Arachis

Spesies/Jenis : Arachis Hypogeae L.

b. Morfologi Tanaman Kacang Tanah

Tanaman kacang tanah memiliki 3 bagian utama, yaitu daun, akar, dan batang. Sedangkan bagian organ reproduktif kacang tanah yaitu bunga, buah, dan biji. Secara umum, pembudidayaan kacang tanah dibagi menjadi dua tipe sesuai dengan bentuk atau letak cabang lateral dari tanaman kacang tanah tersebut, yaitu tipe menjalar dan tipe tegak lurus.

(10)

Gambar 3. Akar Kacang Tanah

Akibat hubungan simbibiosis mutualoisme antara tacang tanah kacang dengan bakteri N.Rhizobium Sp/menyebabkan akar pada tanaman kacang tanah memiliki nodul atau berbintil. Bentuk perakaran tanaman kacang tanah adalah akar tunggang, dengan akar tumbuh dengan akar tunggang tersebut.

Batang, Daun dan Bunga

(11)

II.5. Kriteria Kesesuaian Lahan Kacang Tanah

Kriteria klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman kacang tanah memuat Djaerudin, dkk, (1994 ) dapat di lihat pada tabel.

(12)

5. Hara Tersedia

(Sumber: Djaenudin Dkk, 1994: 21)

(13)

III. PENUTUP

Kacang tanah memiliki tingkat kesesuaian yang paling baik (sangat sesuai) pada lahan yang memiliki karakteristik lahan sebagai berikut.

1. Temperatur rata-rata lahan sebesar 25-27 °C bulan kering < 8 BK dengan curah ujang sekitar 900-2000 mm /tahun

2. Media perakaran dengan drainase tanah oleh/ agak cepat tekstur tanah lempung, lempung liat berpasir, lembung debu, dan lempung bekat dan KTK sedang pH 6,0-7,0.

3. Hara tersediaan N total > sedang P2O5 tinggi K2O rendah sangat rendah.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Djaenudin.1994. Pengaruh Lintasan Traktor dan Pemberian Bahan Organik Terhadap Pemadatan Tanah dan Keragaan Tanaman Kacang Tanah. Prosiding Seminar Nasianal Teknik Pertanian: 1-10

Pitojo. 2010. Benih Kacang Tanah. Yogyakarta: Kanisius.

Prabowo. 2011. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kacang-tanah.html. Diakses pada tanggal 02 Februari 2013.

Gambar

Gambar 1. Kacang Tanah
Gambar 2. Tanaman Kacang Tanah
Gambar 3. Akar Kacang Tanah

Referensi

Dokumen terkait

Sepanjang pernikahan komunikasi yang terjalin dengan kelima komponen tersebut akan membuat anak-anak yang patuh pada orang tua sekalipun dalam pernikahan beda budaya

Sebagai contoh, kalau massa pelajar sebuah sekolah, misalnya sekolah X, sedang saling lempar batu dan mengayun kelewang dengan massa sekolah yang lain, misalnya sekolah Y, dan

Denarna politika, denarna teorija, denar, ekonomska politika, denarna transmisija, transmisijski mehanizem, transmisijski kanali, makroekonomija, obrestna mera, ekonomska

Pengamatan dilakukan oleh guru. Pelaksanaan pengamatan dilakukan oleh guru pamong selama pembelajaran berlangsung dengan mengisi lembar pengamatan serta memantau apakah peneliti

Berdasarkan penjabaran latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagaimana jaringan komunikasi yang terbentuk

Skripsi atau Tugas Akhir yang berjudul “ Perancangan Aplikasi Perencanaan Pola Hidup Sehat Menggunakan Metode Sistem Pakar Forward Chaining Berbasis Web Dengan