• Tidak ada hasil yang ditemukan

S SEJ 1002196 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S SEJ 1002196 Chapter5"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian skripsi peneliti yang berjudul “Peran New Zealand dalam Pakta ANZUS (Australia, New Zealand, United States) Tahun 1951-1985”. Kesimpulan ini merupakan jawaban atas pemasalahan yang diteliti oleh peneliti yang telah dikemukakan dalam bab

sebelumnya. Terdapat tiga hal yang dapat disimpulkan berdasarkan permasalahan

yang dibahas, yaitu:

Pertama, latar belakang bergabungnya New Zealand ini dipengaruhi atas

beberapa faktor. Pertama, New Zealand memiliki persamaan geopolitik dengan

negara terdekatnya yang sama-sama merupakan negara persemakmuran dari

negara Inggris, yaitu Australia. Dengan adanya persamaan tersebut, kedua negara

itu menjalin hubungan baik dan melakukan politik bertetangga yang baik

(neighbourhood policy). Dalam menjalin hubungan bertetangga yang baik, New

Zealand dan Australia pun membuat kerjasama yang berfungsi untuk menjaga

keamanan kedua negara tersebut setelah Perang Dunia II berakhir. Perjanjian

tersebut dikenal dengan perjanjian Canberra tahun 1944. Fungsi dari perjanjian

tersebut adalah untuk menjaga keamanan wilayahnya bersama dari serangan

bangsa asing. Kedua, setelah Perang Dunia II berakhir, bukan berarti keadaan

perpolitikan dunia sudah tenang. Bahkan, pasca Perang Dunia II ini timbul perang

yang lebih dahsyat lagi. Perang ideologi antar dua negara besar yang berkuasa

yang lebih dikenal dengan Perang Dingin. Perang Dingin membagi negara-negara

ke dalam Blok-Blok. Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat dengan

membawa ideologi Liberal, sedangkan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni

Sovyet dengan membawa ideologi Sosialis-Komunis. Dengan melihat keadaan

tersebut, New Zealand merasa takut dengan adanya ancaman-ancaman yang lebih

(2)

lagi yaitu penyebaran Komunis membuat negara persemakmuran Inggris ini

menjadi khawatir. Dalam menangkal agresi Komunis yang semakin menyebar,

atas dasar inisiatif Menteri Luar Negeri Australia, yang mengajak New Zealand

untuk menjalin hubungan dekat dengan Amerika Serikat. Maka dari itu, New

Zealand dan Australia sepakat untuk menjalin hubungan kerjasama dengan

Amerika Serikat dalam Pakta ANZUS. Kedua negara tersebut yakin, dengan

bekerjasama dengan Amerika Serikat akan mampu melindungi kedua negara

tersebut. Ketiga, ancaman-ancaman dari negara lain mulai berdatangan, akan

tetapi negara induk New Zealand dan Australia tidak kunjung datang untuk

melindungi negara persemakmuran yang berada di Pasifik. Dengan adanya hal

tersebut, New Zealand dan Australia menjalin hubungan dengan Amerika Serikat

dalam Pakta ANZUS tahun 1951. Pakta ini ditandatangi oleh masing-masing

perwakilan ketiga negara tersebut. Percy C. Spender yang merupakan wakil dari

Australia, C.A. Berendson merupakan wakil dari New Zealand dan Dean

Acheson, John Foster Dulles, Alexander Willey dan John J. Sparkman merupakan

wakil dari Amerika Serikat. Dalam menjaga stabilitas pakta ini, maka

sekurang-kurangnya setahun sekali diadakan pertemuan dewan ANZUS guna membahas

permasalahan politik yang terjadi, baik dikawasan Pasifik ataupun di kawasan

Asia.

Kedua, ANZUS merupakan sebuah perjanjian yang menyatukan Australia,

New Zealand dan Amerika Serikat. Sehingga, jika salah satu negara anggota

peserta ANZUS mengalami suatu ancaman, maka ancaman itu merupakan

ancaman bagi seluruh negara anggota Pakta ANZUS. Seperti keterlibatannya

dalam permasalahan yang terjadi di daratan Asia yaitu Perang Korea dan Perang

Vietnam. New Zealand yang merupakan sekutu Amerika Serikat, secara tidak

langsung turut terlibat di dalamnya. Keterlibatannya dalam Perang Korea terlihat

dari pengiriman pasukan New Zealand sekitar 2000 prajurit ke Korea sebagai

wujud ekspresi dari anti Komunisme. Selain terlibat dalam Perang Korea, New

Zealand pun terlibat dalam Perang Vietnam. Hal ini didasarkan dari pengiriman

(3)

dalam batalion ANZAC. Keikutsertaan New Zealand dalam perang yang terjadi di

daratan Asia ini, menimbulkan banyak tentangan dari rakyatnya sendiri.

Protes-protes dan demo mewarnai keterlibatan New Zealand dalam perang, khususnya

dalam Perang Vietnam. Banyaknya protes dan demo ini membuat New Zealand

berhenti terlibat dalam perang tersebut pada tahun 1970-an. Tidak hanya terlibat

dalam suatu peperangan saja, demi menjaga hubungan baiknya dengan negara

anggota peserta Pakta ANZUS diadakanlah pertemuan dewan ANZUS setiap

tahun. Pertemuan ini berguna untuk saling bertukar pendapat dan pandangan

mengenai gejolak politik yang sedang terjadi. Dalam menjaga stabilitas keamanan

negara-negara anggotanya khususnya dikawasan Pasifik, maka Amerika Serikat

mendirikan fasilitas-fasilitas yang berguna untuk memantau perkembangan di

Pasifik. Fasilitas pertahanan dan ilmiah ini dibangun atas dasar kepentingan

militer Amerika Serikat di North-West Cape (Western Australia), Pine Gap

(Northern Territory) dan Nurrungar (South Australia). Instalasi di North-West

Cape berfungsi untuk mengamankan komunikasi dengan kapal-kapal selam

Amerika Serikat yang beroperasi di Samudera Hindia dan Laut Arab. Fasilitas

Riset Pertahanan Dirgantara Amerika Serikat di Pine Gap merupakan satu

komplek yang meliputi tujuh stasiun radar canggih dan sebuah pusat komputer

yang luas. Sementara fasilitas Riset Pertahanan Dirgantara Amerika Serikat di

Nurrungar memiliki stasiun radar deteksi dini, yang dapat menyediakan secara

cepat dan menghubungkan antara komando Pertahanan Udara Amerika Utara

(North American Air Defence Command-NORAD), Komando Pertahanan Udara

Strategis (Strategic Air Command) dan Sistem Komando Militer Nasional

(National Millitary Command System).

Ketiga, dampak yang ditimbulkan dari bergabungnya New Zealand dalam

Pakta ANZUS ini adalah ketidaksetujuan Inggris terhadap perjanjian tersebut.

Inggris menganggap bahwa perjanjian tersebut akan mempengaruhi hubungan

baiknya dengan negara-negara persemakmurannya. Selain itu, demi menjaga

hubungan baiknya dengan Inggris, New Zealand berinisiatif untuk mengajak

(4)

Serikat tidak setuju dengan inisiatif New Zealand. Sehingga pada akhirnya,

Inggris tidak termasuk dalam pakta tersebut. Walaupun Inggris tidak bergabung

dalam pakta ini, hubungan diantara New Zealand dan Inggris masih berjalan

dengan baik. Walau bagaimana pun, Inggris memiliki peranan yang sangat kuat di

New Zealand. Pada akhirnya demi menangkal serangan Komunis yang

penyebarannya semakin meluas, maka dibuatlah perjanjian baru dengan

menyertakan negara-negara Asia yaitu SEATO. Di dalam SEATO ini, Inggris ikut

terlibat di dalamnya sehingga membuat New Zealand menjadi tidak bingung lagi

ketika harus dihadapkan dengan keputusan lebih memihak Inggris ataukah

Amerika Serikat. Dalam perkembangan pakta tersebut mengalami pasang surut.

Hal ini terlihat dari kebijakan New Zealand yang kontroversi. Pada tahun 1984,

diadakan pemilihan umum dan berhasil memenangkan David Lange yang berasal

dari Partai Buruh. Pada awal pemerintahannya, Lange membuat kebijakan yang

membuat banyak tentangan. Kebijakan tersebut adalah kebijakan anti nuklir.

Secara tidak langsung, dengan dibuatnya kebijakan tersebut membuat pihak

Amerika Serikat tidak setuju. Hal ini terlihat dari peristiwa pengiriman kapal

destroyer USS Buchanan untuk berlabuh di New Zealand dalam rangka latihan

tahunan Pakta ANZUS. Ketika itu, atas pertimbangan keamanan dan sesuai

dengan kebijakan yang dianutnya, Amerika Serikat menolak untuk “deny or

confirm” mengenai keberadaan senjata nuklir ataupun mengenai penggunaan mesin bertenaga nuklir.

Dengan adanya penolakan tersebut, membuat hubungan antara New Zealand

dengan Amerika Serikat menjadi renggang. Dampak yang ditimbulkannya pun

cukup kejam, segala produk-produk New Zealand di pasaran Amerika Serikat

diberhentikan, latihan dan menjaga keamanan New Zealand ditangguhkan. Akan

tetapi dengan munculnya dampak yang banyak merugikan pihak New Zealand itu,

tidak membuatnya bergeming. Bahkan demi memantapkan kebijakan anti

nuklirnya tersebut, New Zealand mengeluarkan undang-undang pada bulan juni

1987 yaitu “the New Zealand Nuclear Free Zone, disarmament and arms control

(5)

Zealand pun akhirnya keluar dari Pakta ANZUS tahun 1985. Tidak peduli dengan

banyaknya tentangan, New Zealand tetap bertahan dengan kebijakan yang telah

dipilihnya. Dilain pihak Australia dan Amerika Serikat berusaha menjalankan

hubungan baiknya walaupun tanpa kehadiran New Zealand. Australia dan

Amerika Serikat pun membentuk hubungan kerjasama yang baru di mana turut

merubah namanya yang semula ANZUS menjadi AUS (Australia, United States).

5.2 Rekomendasi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi pada

pembelajaran sejarah di sekolah khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas

(SMA) karena materi ini termasuk dalam materi pembelajaran di sekolah kelas

XII. Materi dari penelitian skripsi ini sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) yaitu

menganalisis perkembangan sejarah dunia dan posisi Indonesia di tengah

perubahan politik dan ekonomi internasional setelah Perang Dunia II sampai

dengan berakhirnya Perang Dingin. Dengan materi pokok yaitu terbentuknya

aliansi-aliansi di dunia. Materi ini diajarkan di kelas XII oleh karena itu

kurikulum yang digunakannya masih memakai Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) bukan Kurikulum 2013. Melalui penelitian ini diharapkan

siswa di lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA) mampu memperluas

wawasan dan memperkaya pengetahuan mengenai bentuk aliansi-aliansi dunia

khususnya aliansi Pakta ANZUS.

Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca,

baik untuk para akademisi maupun pembaca pada umumnya mengenai

permasalahan yang terjadi setelah Perang Dunia II, di mana setelah Perang Dunia

II berakhir timbul perang yang lebih dahsyat lagi yang dikenal dengan Perang

Dingin. Melalui penelitian ini juga, diharapkan dapat memberikan pemahaman

yang lebih luas mengenai bentuk aliansi-aliansi yang ada di dunia khususnya

aliansi Pakta ANZUS yang dibentuk pada tahun 1951 dengan anggotanya yaitu

Australia, New Zealand dan United States.

(6)

Departemen Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), skripsi

ini diharapkan dapat memperkaya tulisan mengenai sejarah Australia khususnya

New Zealand. Karena sejauh ini, skripsi yang meneliti tentang sejarah New

Zealand masih jarang ditemukan di Departemen Pendidikan Sejarah Universitas

Referensi

Dokumen terkait

Kedua, perkembangan ideologi posmarxisme dalam kaitannya dengan kemunculan beberapa gerakan anti perang di dunia membuat Gerakan anti perang di Amerika Serikat dan Eropa

National Womens Trade Union League Sebagai Organisasi Pekerja Perempuan Di Amerika Serikat Tahun 1903-1920.. Skripsi pada FIPB Universitas Indonesia:

buku yang berkaitan dengan penelitian skripsi yang berjudul ” Upaya Amerika Serikat Dalam Menghadapi Gerakan Al-Qaeda di Afghanistan Tahun 2001-2009. (Kajian Operasi

PERANAN AMERIKA SERIKAT DALAM OPERASI MILITER DI NORMANDIA 6 JUNI 1944 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

dalam penurunan pasukan Amerika Serikat maupun Vietnam Selatan, evakuasi. korban dan berbagai tugas penerbangan lainnya pun dilakukan oleh

DAMPAK POLITIK NAZI TERHADAP MIGRASI INTELEKTUAL MAZHAB FRANKFURT JERMAN KE MAZHAB CHICAGO AMERIKA SERIKAT 1930-1960.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

masuki persekutuan itu dalam wak- tu jg singkat, Alassn2 jg dikemukakan lalah1 Perlunja lebih dulu memasukkan Australia dan New Zealand dalam persekutuan militer dengan Amerika

Indonesia telah menjalin hubungan kerjasama internasional dengan Amerika Serikat, hubungan kerjasama Indonesia dan Amerika Serikat telah berlangsung cukup lama, kerjasama kedua negara