D
KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT
P
PROGRAMROGRAMKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUHKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH
4
-bab 4
perencanaan di wilayah Kelurahan Ijobalit bersumber dari hasil Pemetaan
Swadaya (PS), kajian bersama masyarakat dan prediksi atau
kemungkinan-kemungkinan perubahan dan perkembangan Kelurahan
Ijobalit pada masa mendatang secara standart perencanaan yang ada.
Komponen-komponen yang dianalisa berupa Analisa Struktur Tata Ruang,
Analisa Fisik Dasar, Analisa Perkembangan Penggunaan Tanah, Analisa
Sosial Kependudukan, Analisa Sarana Prasarana, Analisa Kegiatan Ekonomi
Lokal dan Analisa Resiko Bencana.
4.1. ANALISIS PENDUDUK KELURAHAN (PROYEKSI 5 TAHUN )
Analisis kependudukan di wilayah perencanaan terdiri dari beberapa
komponen yang berkaitan dengan data kualitatif dan kuantitatif.
komponen atau elemen kependudukan secara kuantitatif, yaitu analisis
yang terkait dengan jumlah dan kepadatan penduduk. Analisis ini
A
D P
PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN
KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT
P
PROGRAMROGRAMKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUHKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH
4
-digunakan untuk mengetahui beberapa kemungkinan-kemungkinanyang bisa terjadi berdasarkan hasil proyeksi selama 5 (lima) tahun ke
depan.
Sedangkan kemponen kualitatif kependudukan lebih cendrung kepada
analisa sosial kependudukan, seperti tingkat kemiskinan, kondisi
Menganggap bahwa perkembangan penduduk secara otomatis
berganda. Dengan pertambahan penduduk awal. Metoda ini
memperhatikan suatu saat terjadi perkembangan menurun dan
kemudian mantap, disebabkan kepadatan penduduk mendekati
maksimum. Rumus yang digunakan :
Pn = Po ( 1 + r )dn
Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun periode
Po = jumlah penduduk pada awal proyeksi
r = rata-rata prosentase tambahan penduduk tiap tahun.
dn = kurun waktu proyeksi
Sebagai contoh perhitungan proyeksi penduduk pada tahun 2016 di
Lingkungan Ijobalit Lauk adalah sebagai berikut :
Pn = 2016
Po = 644 (Jumlah penduduk tahun 2015 pada tabel 3.1
pada bab III)
r = 1.66 % (rata-rata persentase tambahan penduduk tiap
tahun)
dn = 1 (tahun ke 1 untuk kurun waktu proyeksi)
Penduduk Th. 2016 = 644 x (1+0.0166) 1
Proyeksi penduduk di Lingkungan Ijobalit Lauk pada
D P
PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN
KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT
P
PROGRAMROGRAMKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUHKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH
4
-Untuk lebih jelasnya mengenai proyeksi penduduk di Kelurahan Ijobalitsampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
Untuk melihat pemasalahan, kendala, potensi dan alternatif mengenai
kondisi permukiman dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
4.2. ANALISIS POLA RUANG KELURAHAN
Analisis pola Ruang Kelurahan di wilayah perencanaan yaitu analisis
yang terkait dengan tata letak dan Tehnis dalam perencanaan.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui beberapa
kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi berdasarkan hasil proyeksi selama 5
(lima) tahun ke depan. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel
D P
PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN
KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT
P
PROGRAMROGRAMKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUHKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH
4
-Untuk lebih jelasnya permasalahan mengenai pemanfaatan PolaRuang Dapat di lihat Pada Tabel di bawah ini.
4.3. ANALISIS KEBUTUHAN PRASARANA DAN SARANA 7+1
INDIKATOR KUMUH
4.3.1. BANGUNAN HUNIAN (KETERATURAN BANGUNAN,
KELAYAKAN BANGUNAN, KEPADATAN BANGUNAN)
Analisis Keteraturan Bangunan di wilayah Kelurahan Ijobalit
sebagian besar muka rumah ada yang saling membelakangi
antara rumah yang satu dengan rumah yang lainnya dan juga
muka rumah tidak menghadap jalan penyebabnya dimana
masyarakat membangun tidak ada perencanaan, terkait dengan
kelayakan bangunan masih dibawah standar teknis, Pola atau
D P
PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN
KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT
P
PROGRAMROGRAMKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUHKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH
4
-2 (dua) bagian, yaitu permukiman campuran, dan permukimanmiskin dengan sarana/prasarana yang terbatas.
a. Permukiman Campuran (mixuse)
Permukiman campuran yang terdapat di Kelurahan Ijobalit berupa
permukiman yang berkembang secara alami atau sering disebut
perkampungan. Perkampungan yang ada di wilayah ini tersebar di
semua Lingkungan dan cenderung membentuk kluster.
Berdasarkan karakternya, kawasan permukiman campuran ini
berkembang mengikuti jaringan jalan yang ada, dan memusat
pada pusat – pusat pelayanan baik skala desa maupun
kecamatan. Permukiman eksisiting di Kelurahan Ijobalit dapat
golongkan menjadi 3 (tiga) zona permukiman yang karakternya
berbeda - beda, yaitu :
1. Zona I (Pusat Kelurahan Ijobalit)
Pusat Kelurahan Ijobalit merupakan kawasan permukiman
campuran dimana terdapat pusat – pusat pelayanan skala
Kelurahan yang mencakup 3 lingkungan, yaitu Lingkungan
Ijobalit Daya, Ijobalit Makmur dan Ijobalit Selatan.
Fasilitas-fasilitas pendukung yang terdapat pada zona ini seperti Fasilitas-fasilitas
perkantoran (Kantor Lurah Ijobalit) pendidikan (SD dan SMP),
Kesehatan (Puskesmas), perdagangan dan jasa (pertokoan dan
jasa lainnya seperti bengkel dll), dan fasilitas peribadatan
(masjid).
Zona I dibagi menjadi 3 cluster atau blok, yaitu :
a) Cluster 1: Blok Ijobalit Daya permukiman sedang yang
bercampur dengan fasilitas pendidikan dan peribadatan (Masjid)
dan Fasilitas perdagangan..
b) Cluster 2: Blok Ijobalit Makmur, permukiman sedang yang
bercampur dengan fasilitas pendidikan dan perdagangan.
D P
PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN
KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT
P
PROGRAMROGRAMKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUHKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH
4
-bercampur dengan fasilitas perkantoran dan perdagangan jasa.2. Zona II ( Zona Penyangga Kelurahan Ijobalit)
Zona II merupakan permukiman campuran namun cenderung
kerapatannya sedang dibandingkan dengan Zona I. kegiatan –
kegiatan yang ada dalam zona ini adalah Pasar Desa dan
perdagangan skala Desa dibagi ke dalam 2 cluster, yaitu :
a) Cluster 4, Blok Ijobalit Lauq, permukiman rendah dengan
percampuran dengan perkebunan.
b) Cluster 5, Perbatasan Ijobalit Selatan dengan Kelurahan
Geres, permukiman rendah dengan percampuran
perkantoran dan persawahan.
3. Zona III ( Zona Permukiman berkelompok)
Zona III merupakan zona transisi yang merupakan permukiman
murni dengan pola permukiman murni khas lombok, dimana
satu keluarga berkumpul membentuk cluster kantong
permukiman yang terletak di tengah area persawahan dan
perkebunan. Permukiman ini menyebar di beberapa lingkungan
dan membentuk node permukiman.
b. Permukiman Miskin yang Memiliki Sarana dan Prasarana
Terbatas
Permukiman miskin dengan sarana dan prasarana terbatas tersebar
di semua lingkungan di Kelurahan Ijobalit, terutama di pusat – pusat
Kelurahan yang membentuk kantong – kantong kemiskinan. Daerah
daerah yang merupakan zona kawasan permukiman miskin dengan
sarana dan prasarana terbatas ini berada pada Zone I (Pusat
Kelurahan) , Zone III.
Terdapat beberapa kajian dan analisa perkembangan permukiman
D P
PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN
KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT
P
PROGRAMROGRAMKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUHKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH
4
- Pembangunan jalan gang biasanya dilakukan setelah permukiman berdiri, bukan prasarana jalan gang yang dibangun
terlebih dahulu.
Tingkat kesadaran warga yang masih rendah dalam mengembangkan rumah untuk dapat menyisakan sebagian lahan
yang dimiliki sebagi ruang terbuka (halaman) dan jalan
lingkungan.
Faktor turun menurun, dimana biasanya pengembangan rumah keluarga (anak dan suadara) berada di satu pekarangan.
Berdasarkan analisa tersebut, maka dibutuhkan kontrol dan
pengendalian dalam pengembangan perumahan di kawasan
permukiman untuk mengantisipasi perkembangan permukiman
tersebut lebih padat dan kumuh dimasa mendatang.
Dalam analisa dan perkiraan jumlah penduduk Kelurahan Ijobalit
pada dasarnya menggunakan Metode Eksponensial. terdapat 1 yang
mengalami pertumbuhan penduduknya menurun cukup signiikan.
Hal ini secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
D P
PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN
KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT
P
-D P
PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN
KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT
P
-D
D
KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT
4.3.2. JALAN LINGKUNGAN
Keadaan jalan lingkungan yang ada di Kelurahan Ijobalit perlu dikaji
yang mendalam sehingga pemasalahan , kendala dan potensi solusi
dapat di analisa.berikut kjian dari kondisi jalan di Kelurahan Ijobalit:
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel kajian Di bawah ini.
Terdapat beberapa kajian dan analisa perkembangan jalan lingkungan di Kelurahan Ijobalit adalah sebagai berikut :
1. Jalan lingkungan merupakan jaringan jalan sebagai penghubung antara Lingkungan yang satu dengan Lingkungan yg lainnya di dalam Kelurahan Ijobalit
2. Jalan lingkungan yang ada di kelurahan ijobalit dengan total panjang 15.925 meter yang tersebar di beberapa longkungan, lebar gang bervariasi antara 1,5 sampai dengan 3 meter, jalan yang masih lebar dikelurahan ijobalit disebabkan karena tingkat kepadatan dikelurahan ijobalit masih tergolong rendah dan sedang. kondisi jalan masih berupa jalan tanah ( tidak diperkeras) dan sudah di perkeras tapi sudah rusak dimana dominan berada di lingkungan Ijobalit lauq dan ijobalit selatan.
3. Jalan gang (gang) yang berfungsi sebagai akses penghubung antara blok permukiman penduduk.
D P
PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN
KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT
selatan, 29 % berupa rabat dominan dan perkerasan paving blok di Lingkungan Ijobalit lauq, Ijobalit makmur, Ijobalit Daya dan Ijobalit selatan.
5. Jalan gang dengan kondisi lebar < 1,5 meter hanya dapat dilalui oleh kendaraan roda 2 dan kondisi perkerasan berupa rabat dan paving berfariasi (buruk, sedang dan baik).
6. Pada kawasan permukiman dominan jalan lingkungan tidak dibatasi oleh pagar (tembok rumah langsung menjadi batas dengan jalan gang).
D
D
dalam hal ini meliputi penyediaan kebutuhan air bersih, listrik dan
telepon.
Kebutuhan Air Bersih
Kebutuhan akan air minum ini sifatnya sangat mendasar dan
merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak dapat dipisahkan
dalam kehidupan sehari-hari sehingga perlu adanya perhatian dari
pemerintah dan masyarakat sendiri. Jaringan air minum di kelurahan
ijobalit dipenuhi dari jaringan PDAM dan hanya terdapat jaringan
PDAM sepanjang 1.222 meter dan jumlah pelanggan PDAM
sebanyak 246 KK (PS 2013 ). Selain menggunakan PDAM sebagai
sumber air bersih, masyarakat kelurahan ijobalit menggunakan
sumur gali sebagai sumber air bersih diperkirakan jumlah sumur gali
di kelurahan ijobalit sebanyak 514 unit yang digunakan oleh sekitar
514 KK, selain itu masyarakat juga mempunyai sumur pompa
sebanyak 2 unit dan PAM umum sebanyak 3 unit, untuk jaringan
perpipaan air bersih di kelurahan ijobalit tidak ada karena tidak
adanya sumber mata air yang biasa digunakan sebagai sumber air
bersih, di kelurahan ijobalit masih ada 21 % rumah tangga yang
belum terakses sarana sumur terlindung dan PDAM di wilayah
Kelurahan Ijobalit yaitu Lingkungan Ijobalit lauq, Ijobalit Daya dan
D P
PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT
Berdasarkan kajian, bahwasannya masyarakat Kelurahan Ijobalit
saat ini dan pada masa mendatang sangat membutuhkan
keberlanjutan pemanfaatan jaringan air bersih, sehingga diharapkan
Pemda Kabupaten Lombok Timur dapat memfasilitasi dan
melakukan mediasi antara masyarakat dengan perusahaan air
minum agar dapat membuka kembali distribusi air bersih ke wilayah
tersebut. untuk lebih jelasnya mengenai proyeksi kebutuhan air
minum dapat di lihat pada Tabel 4.9.di bawah ini.
Kebutuhan air bersih pada wilayah perencanaan diasumsikan dapat
dikembangkan melalui program kemitraan dan swadaya masyarakat
dalam penyediaan sarana air bersih yang sifatnya komunal. Untuk
lebih jelasnya dalam kajian permasalahan, kendala, potensi dan
D P
PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT
Target pencapaian SPM air minum yang aman melalui SPAM dengan
jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi
dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari pada tahun
2019 adalah 81.77% ( permen PU No.1 Th.2014 SPM dan
lampirannya )
SPM cakupan pelayanan=Proyeksi total masyarakat
Masyarakat terlayani x100
Sumber Data :
Data Review baseline 100-0-100 Hasil review profil permukiman Hasil PS
D P
PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT
4.3.4. SALURAN DRAINASE LINGKUNGAN (TERSIER, SEKUNDER, PRIMER)
Penataan jaringan drainase di Kelurahan Ijobalit pada dasarnya
mutlak dibutuhkan secara umum. Hal ini disebabkan karena pada
sebagian besar fungsi drainase, terutama daraianse primer (sungai)
adalah sebagai salah satu sumber pengairan irigasi area
persawahan pada saat ini telah tercemar oleh aktiitas masyarakat
membuang sampah. Demikian juga dengan drainase skunder yang
umumya memiliki sistem terbuka, rata-rata mengalami
pendangkalan oleh endapan lumpur dan tanah serta tersumbat oleh
sampah sehingga air tidak dapat mengalir dengan lancar. Kondisi ini
akan cendrung mengalami masalah, terutama pada musim
penghujan yang dapat mengakibatkan meluapnya air ke permukaan
jalan dan menggenangi permukiman warga karena masih ada 77%
jaringan jalan yang memiliki prasarana saluran drainase yang rusak
dan tidak memadai terutama permukiman Lingkungan Ijobalit
D P
PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT
Jika mengacu pada kajian tersebut, maka pada masa mendatang
diasumsikan bahwa dibutuhkan penataan, pembangunan dan
pemeliharaan drainase skunder serta penyadaran kepada
masyarakat agar dapat menjaga jaringan drainase yang ada. Untuk
D P
PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT
4.3.5. AIR LIMBAH
a. Air Limbah Buangan Rumah Tangga
Jenis limbah cair yang dihasilkan dari wilayah Kelurahan Ijobalit
adalah limbah cair yang dihasilkan dari kawasan pemukiman
penduduk serta kawasan terbangun dimana ada aktifitas
masyarakat. Limbah cair yang terdapat di Kelurahan Ijobalit yaitu air
bekas . limbah Air Bekas adalah air buangan yang bersumber dari
bekas mandi, pencucian dan dapur dan kondisinya 100% Saluran
Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga masih menyatu dengan
Drainase Lingkungan, Perkiraan kebutuhan pengelolaan limbah cair
pada masa mendatang difokuskan pada sarana dan sistem
pengelolaannya, karena pembuangan limbah merupakan salah satu
masalah yang dihadapi oleh masyarakat dan merupakan salah satu
penyebab penurunan kualitas lingkungan permukiman tersebut.
Jika mengacu pada kondisi saat ini, maka asumsi pengelolaan
D P
PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT
berupa saluran kecil berupa galian tanah.
b.Limbah Tinja (Manusia, Ternak)
Jenis limbah kotor yang dihasilkan dari wilayah Kelurahan Ijobalit
adalah limbah kotor yang dihasilkan dari kawasan pemukiman
penduduk serta kawasan terbangun dimana ada aktivitas
masyarakat. Limbah kotor yang terdapat di Kelurahan Ijobalit yaitu
air kotor. limbah air kotor adalah buangan berupa limbah pekat/ tinja
Ternak, ada sebagian dari masyarakat langsung membuangnya ke
saluran spal dan drainase.
perbaikan jaringan yang memiliki kondisi buruk dan sedang .
c. Limbah Industri
Identiikasi permasalahan, kendala, potensi dan alternative
D P
D
D
KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT 4.3.6. SAMPAH
Penanganan terhadap sampah memerlukan perhatian yang cukup
besar mengingat masalah sampah merupakan masalah klasik serta
jumlah sampah yang akan terus meningkat dari waktu ke waktu
seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk suatu wilayah
perencanaan. Hal ini berlaku juga pada perkembangan di Kelurahan
Ijobalit, baik itu dalam waktu yang cepat atau lambat akan
mempengaruhi peningkatan jumlah sampah.
Berdasarkan hasil baseline 98% Sampah domestik rumah tangga
pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali
seminggu. Saat ini masalah persampahan di wilayah Kelurahan
Ijobalit, terutama dikawasan perkampungan tidak terkelola dengan
baik Masyarakat masih membuang sampah disempadan kali, di
saluran/drainase, pekarangan/lahan kosong serta mengumpulkan
sampah didepan rumah baru kemudian membakarnya atau dapat
dikatakan dikelola secara tradisional. Dengan adanya kondisi
tersebut apabila tidak ditangani secara tepat dan sejak dini maka
akan menimbulkan dampak pada masa mendatang. Sebagai dasar
arahan pengelolaan sampah pada masa mendatang di Kelurahan
Ijobalit, dapat mengacu pada standart pengelolaan sampah. Pada
kondisi Kelurahan ijobalit berdasarkan hasil analisa proyeksi
produksi sampah, sampah yang dihasilkan per hari kurang dari 8
m3 maka alternative solusinya masing-masing rumah tangga
Menyediakan tong sampah ( Kantong Plastik/karung bekas)
kemudian langsung di angkut oleh kendaraan roda tiga langsung ke
lokasi TPA. untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel Proyeksi
D P
D P
PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT
4.3.7. MITIGASI BENCANA
4.3.7.1. PROTEKSI KEBAKARAN
Musibah kebakaran secara besar belum pernah terjadi di Kelurahan
Ijobalit, namun potensi kebakaran sangat rentan terjadi. Jika dilihat
dari kondisi saat ini, kecendrugan bencana kebakaran sangat
rentan terjadi pada permukiman penduduk.
Berdasarkan kondisi eksisting di atas, maka kajian dan asumsi
terjadinya bancana kebakaran adalah sebagai berikut :
- Rumah penduduk yang dominan tidak memiliki pekarangan.
- Akses jalan lingkungan yang pada umumnya terbatas (lebar
gang dengan lebar < 1,5 meter).
- Minimnya pasokan air yang diperoleh dari sumber alam
D P
PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT
- Tidak adanya kesiapan warga mengenai sarana antisipasi dan
pencegahan kebakaran, seperti hidrant, minimnya sumber air di
D P
PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT
4.3.7.2. Mitigasi Bencana Alam (Gempa Bumi, Tsuname,
Letusan Gunung Api, Banjir, Angin Topan/Putting Beliung,
Tanah Longsor, Dll)
Di Kelurahan Ijobalit rawan akan bencana banjir ( genangan) pada
waktu musim hujan, bencana banjir yang ada tidak begitu besar
dan hanya terjadi di musim penghujan, banjir ini lebih disebabkan
saluran drainase yang kurang memadai, serta kurangnya perhatian
warga dalam menyediakan lahan sisa di dalam pekarangan
sebagai resapan, sehingga air hujan tidak terserap ke tanah
Berdasarkan kondisi eksisting di atas, maka kajian dan asumsi
terjadinya Banjir ( genangan ) adalah sebagai berikut :
- Bencana banjir ( genangan) dapat terjadi pada waktu musim
Radi
Sumber : SNI 03-1733-2004 (Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan)
PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT
dilihat pada Tabel di bawah ini:
4.3.8. RUANG TERBUKA PUBLIK
Ruang terbuka merupakan komponen berwawasan lingkungan
yang mempunyai arti landscape, hardscape dan taman bermain,
dimana berfungsi sebagai areal berlangsungnya fungsi ekologis
dan sebagai penyangga kehidupan wilayah disekitarnya. Berikut
adalah standart analisa kebutuhan akan ruang terbuka.
TABEL 4.6. STANDART KEBUTUHAN RUANG TERBUKA, TAMAN & LAPANGAN OLAH
RAGA
Jika dilihat dari kondis saat ini, ruang terbuka yang berada di
D P
PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT
Terdapat beberapa kajian dan asumsi perkembangan ruang
terbuka pada masa mendatang yang terdapat di Kelurahan Ijobalit
adalah :
Makam yang terdapat di Kelurahan Ijobalit sebanyak 1 unit
yang berada di Lingkungan Ijobalit Daya dimana saat ini kondisi
kawasan pemakaman tersebut masih terbatas terutama dari sisi
penataan dan penerangan. Pada masa mendatang diasumsikan
perlua adanya penataan dan penerangan yang memadai.
Pengembangan jalur hijau untuk di Kelurahan Ijobalit Induk
pada masa mendatang diasumsikan dapat dikembangkan pada
koridor jalan provinsi, jalan desa, jalan lingkungan, sekitar bantaran
sungai dan saluran irigasi dengan penanaman pohon pelindung
dan pengarah.
Tegalan dan pekarangan yang terdapat di wilayah Kelurahan
Ijobalit pada umumnya berada disekitar permukiman warga,
dimana kecendrungan pemanfaatannya masih belum optimal dan
bahkan banyak yang diterlantarkan (ditumbuhi oleh tanaman
semak dan tidak terawat). Asumsi perkiraan pada masa
mendatang diharapkan peran serta pemilik lahan untuk dapat
mengoptimalkan lahan tersebut melalui penataan pekarangan
menjadi lebih berguna dan bermanfaat. Untuk lebih jelasnya dapat
D P
PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT
4.4. ANALISIS KEBUTUHAN SARANA SOSIAL – EKONOMI
Masalah kemiskinan yang ada di wilayah perencanaan merupakan
masalah klasik, dimana sampai saat ini masyarakat miskin tetap
dapat bertahan dengan kondisi ekonomi saat ini. Kondisi ini
dipengaruhi secara langsung maupun tidak langsung oleh
masyarakat itu sendiri maupun kebijakan pemerintah (tidak
propoor0, pudarnya nilai-nilai kemanusiaan (tolong menolong,
gotong royong, dan lainnya). Berdasarkan pengelompokan KK
miskin yang terdapat di wilayah perencanaan, maka
kelompok/komunitas berdasarkan jenis pekerjaannya paling besar
menjadi KK misikin adalah kelompok buruh tani. Hal ini disebabkan
karena buruh tani adalah orang yang bukan sebagai pemilik sawah
dan atau bukan sebagai penggarap, melainkan orang yang
dipekerjakan oleh pemilik sawah dan pekerjaanya musiman, baik
itu saat penanaman maupun dipekerjakan pada saat panen.
Adapun kajian social dan ekonomi warga miskin di wilayah
perencanaan ini dapat dilihat pada table di bawah ini.
D P
PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT
4.5.1. KEBUTUHAN LISTRIK
Pada dasarnya, kebutuhan terhadap listrik tidak hanya untuk
konsumsi rumah tangga saja, namun juga untuk penerangan
jalan, fasilitas sosial, perdagangan dan industri.
Jaringan listrik yang ada di Kelurahan Ijobalit terlayani sekitar
3.493 meter dengan jumlah pelanggan PLN sebanyak 594 KK.
(hasil PS 2013)
Asumsi pengembangan penyediaan kebutuhan listrik pada masa
mendatang adalah kemitraan antara PLN dan masyarakat dalam
penyediaan paket meteran yang murah (prabayar) sehingga beban
yang ditanggung oleh masyarakat dapat disesuaikan dengan
pelayanan umum, dimana dalam penempatannya dititik beratkan
pada lokasi – lokasi yang merupakan pusat pelayanan dan pada
lokasi yang dirasakan strategis sehingga dapat melayani
kebutuhan masyarakat.
Pada saat ini dengan perkembangan teknologi dan semakin
murahnya sarana telepon, sebagian penduduk Kelurahan Ijobalit
dapat dikatakan telah dapat mengakses dan menggunakan telepon
seluler (HP). Namun demikian untuk pengembangan dan
pemanfaatan jaringan telepon tetap diarahkan pada kebutuhan
fasilitas umum, seperti pada fasilitas perkantoran, pendidikan dan
D P
PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT
4.6. ANALISIS INTENSITAS BANGUNAN (KDB, KLB, GSJ, GSB,
GSS/GARIS SEMPADAN SUNGAI, GSP/GARIS SEMPADAN
PANTAI)
Analisa dan kajian kualitas lingkungan permukiman di Kelurahan
Ijobalit akan dibahas mengenai Garis Sempadan sungai .
4.6.1.GARIS SEMPADAN SUNGAI
Salah satu kriteria tingkat kualitas dan Kesehatan lingkungan
permukiman di Kelurahan Ijobalit dapat dikatakan baik atau rendah
dapat dilihat dari kondisi garis Sempadan sungai rumah warga.
Sungai yang terdapat di wilayah ini merupakan sungai yang
membentang dari utara menuju selatan kelurahan ijobalit. Sungai
ini merupakan batas isik dari kelurahan ijobalit dengan kelurahan
tanjung disebelah barat.
Adapun kajian kondisi rumah yang berada dalam kategori Garis
D P
PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT
Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan rumah (dari sisi kesehatan dan keamanan)
masih rendah, yang disebabkan tingkat ekonomi yang terbatas.
Kultur budaya masyarakat yang masih kental, dimana
dalam membangun rumah berada di sekitar permukiman yang ada
.
Kurang pahamnya masyarakat dalam penyediaan rumah
yang sederhana namun sesuai dengan standart kesehatan, dan
Keamanaan yang harus mengikuti aturan garis sempadan sungai
Berdasarkan kajian tersebut, maka dibutuhkan kontrol dan
pengendalian dalam pengembangan perumahan di kawasan
permukiman untuk mengantisipasi perkembangan permukiman
tersebut lebih padat dan kumuh dimasa mendatang dan sesuai
metode jejaring pemasaran yang ada di Kelurahan Ijobalit yaitu :
Untuk industri rumah tangga jenis olahan hasil perkebunan seperti
industri pembuatan minyak kelapa, keripik singkong,keripik jeger,
usaha bakso dipasarkan ke pasar kelurahan ijobalit untuk skala
desa dan sebagian dipasarkan dipinggir jalan utama untuk
pemasaran skala kecamatan.
Indutri kecil seperti paving block dan batako jejaring pemasaran
dengan skala kecamatan sampai kabupaten.
Industri menengah penambangan Galian C ( Pasir dan batu apung )
D P
PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT
Berdasarkan kajian diatas, maka terdapat analisa dan perkiraan
perkembangan kegiatan industri pada masa mendatang, yaitu :
Perkembangan kebutuhan pokok berupa makanan olahan
dapat berkembang dengan pesat pada wilayah Kelurahan Ijobalit
yang disesbabkan karena merupakan daerah transit dan dilewati
oleh kendaraan umum, seperti truck dan angkutan pribadi lainnya.
Dibutuhkan sarana tempat penjualan dan pemasaran hasil
produksi pada kawasan tertentu, sehingga dapat lebih teratur,
tidak menimbulkan kemacetan dan dapat tertata dengan baik.
4.8. PENENTUAN KAWASAN KUMUH PRIORITAS (ACUAN DATA
PROFIL PERMUKIMAN/DELINEASI KUMUH)
Dalam pelaksanaan Program KOTAKU terdapat 2 (dua)
perencanaan, yaitu perencanaan makro / RPLP (Rencana Penataan
Lingkungan Permukiman) yang mencakup Kelurahan Ijobalit dan
perencanaan mikro / RTPLP (Rencana Tindak Penataan Lingkungan
Permukiman) yang merupakan kawasan prioritas terpilih serta
ditetapkan berdasarkan kesepakatan masyarakat.
Dalam penentuan kawasan prioritas ini tidak dilakukan secara
serta merta, namun sesuai dengan amanat program, kajian-kajian
sebelumnya, seperti pada kegiatan Releksi Perkara Kritis (RPK)
dan Pemetaan Swadaya (PS) serta hasil dari turunan perencanaan
makro. Oleh sebab itu, kawasan prioritas terpilih ini diutamakan
adalah kawasan yang merupakan kawasan miskin, padat dan
memiliki kualitas lingkungan rendah.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka pada bab ini akan
menjelaskan uraian singkat hasil dari kajian-kajian sebelumnya,
yaitu RPK, PS dan penetapan Kawasan Prioritas.
4.8.1. KAJIAN FGD REFLEKSI PERKARA KRITIS (FGD RPK)
Releksi Perkara Kritis Permukiman dan Kemiskinan adalah suatu
bentuk pendalaman mengenai suatu topic dengan melibatkan
mental, rasa dan karsa secara terstruktur untuk membangun
D P
PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT
kepadatan, kekumuhan dan kemiskinan serta kaitannya dengan
pola prilaku dan pola pikir sehari-hari masyarakat setempat.
Releksi Perkara Kritis Permukiman dan Kemiskinan dilakukan untuk
menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat terhadap akar
penyebab masalah permukiman kumuh dan kemiskinan. Kesadaran
kritis ini menjadi penting, karena selama ini seringkali dalam
berbagai program yang menempatkan masyarakat sebagai “objek”
seringkali masyarakat diajak untuk melakukan berbagai upaya
pemecahan masalah tanpa mengetahui dan menyadari masalah
yang sebenarnya (masalah dirumuskan oleh “Orang Luar”). Kondisi
tersebut menyebabkan dalam pemecahan masalah masyarakat
hanya sekedar melaksanakan kehendak “Orang Luar” atau karena
tergiur dengan “iming – iming” bantuan uang, bukan
melaksanakan kegiatan karena benar – benar menyadari bahwa
kegiatan tersebut memang bermanfaat bagi pemecahan masalah
mereka.
Kesadaran ini penting sebelum akhirnya masyarakat menyepakati
bagaimana sebaiknya PROGRAM KOTAKU dilaksanakan, serta
menyepakati bagaimana mendorong keterlibatan masyarakat
miskin bersama komponen masyarakat lainnya dalam
yang terdapat diwilayah tersebut, diantaranya adalah dilihat dari
beberapa indikator, yaitu:
1. Tingkat Keteraturan bangunan
2. jangkauan Jaringan Jalan Lingkungan Yang Layak Tingkat
Keteraturan bangunan
3. Prosentase Masyarakat terpenuhi kebutuhana air minum ,
D P
PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT
4. Prosentase jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan
teknis ( memiliki kloset leher angsa yang terhubung dengan
septi-tank)
5. Prosentase sampah domestik rumah tangga di kawasan
permukiman terangkut ke TPS/TPA min. Dua kali seminggu
Berdasarkan indikator di atas, maka diperoleh tanda-tanda
lingkungan permukiman buruk (miskin) Kelurahan Ijobalit, yaitu :
1. Tingkat Keteraturan Lingkungan Permukiman Tinggi dengan
ciri-ciri :
Bangunan hunian tidak menghadap jalan
Bangunan hunian saling membelakangi antara rumah yang satu
dengan yang lainnya
Akses Sirkulasi Lingkungan Terbatas serta Buruk.
2. Kualitas Jalan Lingkungan Permukiman Rendah dengan ciri-ciri :
Jalan lingkungan lebar < 1.5 m
Jalan lingkungan masih berupa jalan tanah
Ada jalan yang yang sudah diperkeras tapi sudah rusak dan
jalan tidak sesuai dengan persyaratan teknis.
Jalan Tidak di lengkapi saluran samping jalan
3. Prosentase Masyarakat terpenuhi kebutuhana air minum , mandi,
cuci ( minimal 60 liter/org/hari)
Tidak Ketercukupi Akses PAM
Sumber Air Bersih dari Sumur yang Telah Tercemar.
Sungai dan saluran irigasi sebagai tempat mandi yang secara
tidak langsung dipakai sebagai pemandian umum.
4. Prosentase sampah domestik rumah tangga di kawasan
permukiman terangkut ke TPS/TPA min. Dua kali seminggu
Sarana pengangkutan persampahan tidak ada
D P
PENATAANENATAAN L LINGKUNGANINGKUNGAN P PERMUKIMANERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT
Kegiatan Pemetaan Swadaya (PS) Program KOTAKU merupakan
tindak lanjut dari kegiatan Releksi Perkara Kritis serta Pemetaan
Swadaya pada tahap sebelumnya yang telah dilaksanakan,
Pemetaan Swadaya Program KOTAKU akan difokuskan pada kegiatan
pengumpulan data dan peta-peta tematik serta melakukan
pengamatan lapangan untuk mencermati dan memahami kondisi
isik/pola ruang, sosial dan ekonomi wilayah kelurahan saat ini serta
munculnya gagasan – gagasan awal bagi pengembangan maupun
pemecahan masalah yang dihadapi.
Hasil pemetaan swadaya telah dijabarkan pada Bab III (Gambaran
Umum Kelurahan Ijobalit), dimana pada umumnya kondisi
lingkungan permukiman di Kelurahan Ijobalit secara makro. Output
dari pelaksanaan pemetaan swadaya adalah untuk mengetahui
kondisi eksisting Kelurahan Ijobalit dan menguji hasil kegiatan
Releksi Perkara Kritis yang telah dilaksanakan oleh masyarakat,
sehingga timbul kesadaran dari masyarakat untuk dapat
menyepakati prioritas pembangunan sesuai dengan kesepakatan
bersama.
Berdasarkan hasil FGD RPK, PS dan Kriteria yang telah disepakati
oleh masyarakat Kelurahan Ijobalit maka luas pemukiman kumuh