• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 1b16a6ea5c BAB VIIBAB VII RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 1b16a6ea5c BAB VIIBAB VII RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

7.1.

Sektor Pengembangan Permukiman

Bagian ini memaparkan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan

kebutuhan program dan pembiayaan dalam pengembangan kawasan

permukiman, khususnya dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100.

Adapun kondisi pengembangan permukiman di Kabupaten Probolinggo adalah

sebagai berikut :

7.1.1. Kondisi Eksisting Permukiman

Diwilayah kabupaten Probolinggo terdapat 24 (dua puluh empat)

Kecamatan yang terdiri dari 326 (tiga ratus dua puluh enam) desa. Dengan

dilakukannya pembobotan dari beberapa kriteria permukiman, didapatkan hasil

bahwa yang teridentifikasi sebagai kawasan kumuh kabupaten Probolinggo adalah

di wilayah 12 (empat) kecamatan yang terdiri dari 28 desa. Adapun permasalahan

dari kawasan permukiman kumuh adalah sebagai berikut :

Tabel 7. 1

Kondisi Permasalahan Permukiman

Di Kabupaten Probolinggo

No Kondisi Umum Lokasi Permasalahan

1. Permukiman Kumuh

Nelayan

a. Desa Panambangan  Kepadatan Bangunan sangat rapat, jarak antar rumah saling menempel.

 Kondisi jalan lingkungan lebar ± 1 – 1.5 meter, kondisi rusak, perkerasan tanah atau makadam.

 Sumber air minum menggunakan Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.

 Kondisi pembuangan limbah atau MCK lebih banyak menggunakan air sungai sebagai tempat MCK, hanya KK yang memiliki sepiteng.

 sampah lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau dibakar .

b. Desa Kalibuntu  Kepadatan Bangunan sangat rapat, dan didominasi bangunan semi permanen.

 Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter. Kondisi jalan lingkungan di sekitar pinggir

RENCANA PENGEMBANGAN

(2)

perkerasan batu kali. Permasalahan yang ada adalah sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan pasang surut air laut.

 Pembuangan limbah atau MCK sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut.

 Pembuangan sampah, lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut.

c. Desa Gejugan  Kepadatan Bangunan sangat rapat dan di dominasi bangunan semi permanen.

 Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter. Kondisi jalan lingkungan di sekitar pinggir pantai tergolong rusak, dengan perkerasan tanah/pasir atau makadam.

 Tidak ada saluran drainase.

 Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut.

 pembuangan sampah, lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut tanpa ada penampungan sampah.

d. Desa Randu Tatah  Kondisi bangunan di dominasi bangunan semi permanen.

 Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter. Kondisi jalan lingkungan yang ada di sekitar pinggir pantai tergolong rusak, dengan perkerasan tanah/ pasir atau makadam.

 Tidak terdapat saluran drainase.

 Sumber air minum banyak yang membeli di desa sebelah dan sebagian menggunakan sumur, hal ini karena air sumur yang di gali masih terasa asin.

 Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut.

 Pembuangan sampah, lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut tanpa ada penampungan sampah.

e. Desa Gili Ketapang  Kepadatan Bangunan sangat rapat, karena jarak antar rumah saling berdekatan dan lebih di dominasi bangunan semi permanen.

 Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter. Kondisi jalan lingkungan yang ada di sekitar pinggir pantai tergolong rusak, dengan perkerasan tanah/ pasir atau makadam.

 Tidak ada saluran drainase di Desa Gili Ketapang.

 Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut.

 Pembuangan sampah, lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut tanpa ada penampungan sampah.

f. Desa Tamansari  Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat, dan lebih di dominasi bangunan semi permanen.

(3)

perkerasan semen, namun Sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan pasang surut air laut.

 Sumber air minum yang ada di Desa Tamansari banyak yang membeli di desa sebelah, hal ini karena tidak adanya bantuan PDAM untuk kebutuhan air minum warga di pinggiran pantai.

 Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut.

 Pembuangan sampah, lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut dan juga dibakar tanpa ada penampungan sampah. g. Desa Curah Sawo  Kepadatan Bangunan tergolong sangat

rapat, dan lebih di dominasi bangunan semi permanen.

 Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter. Kondisi jalan lingkungan yang ada di sekitar pinggir pantai tergolong rusak, dengan perkerasan tanah/pasir atau makadam.

 Kondisi drainase di Desa Curah Sawo tergolong bagus dengan perkerasan semen atau batu kali, namun sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan pasang surut air laut.

 Sumber air minum banyak yang membeli di desa sebelah, hal ini karena tidak adanya bantuan PDAM untuk kebutuhan air minum warga di pinggiran pantai.

 Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut.

 pembuangan sampah, lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut tanpa ada penampungan sampah.

h. Desa Randu Putih  Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat, dan lebih di dominasi bangunan semi permanen.

 Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter. Kondisi jalan lingkungan yang ada di sekitar pinggir pantai tergolong rusak, dengan perkerasan tanah/pasir atau makadam.

 Sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan pasang surut air laut.

 Sumber air minum banyak yang membeli di desa sebelah dan sebagian menggunakan sumur, hal ini karena tidak adanya bantuan PDAM untuk kebutuhan air minum warga di pinggiran pantai.

 Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut.

 pembuangan sampah, lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut tanpa ada penampungan sampah.

(4)

perkerasan tanah/ pasir atau makadam.

 Kondisi drainase tergolong buruk dengan perkerasan tanah. Sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan pasang surut air laut.

 Sumber air minum banyak yang membeli di desa sebelah dan sebagian menggunakan sumur, hal ini karena tidak adanya bantuan PDAM untuk kebutuhan air minum warga di pinggiran pantai.

 Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut.

 Pembuangan sampah, lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut tanpa ada penampungan sampah,

j. Desa Pondok Kelor  Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat.

 Jalan lingkungan di sekitar rumah 2 meter. Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, karena sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah atau makadam, namun begitu terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.

 Kondisi drainase tergolong bagus dengan perkerasan dari batu kali. Sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan buntunya saluran drainase, baik

karena sampah maupun karena

mendangkalnya saluran drainase.

 Sumber air minum masih menggunakan Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM. Selain itu sebagian masyarakat untuk kebutuhan air minum lebih memilih beli isi ulang air gallon.

 Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai.

 sebagian masyarakat lainnya membuang langsung ke sungai atau laut terdekat di kawasan tempat tinggal mereka.

k. Desa Sumberanyar  Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat.

 jalan lingkungan di sekitar rumah 2 meter dengan Kondisi tergolong rusak, karena sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah atau makadam, namun begitu terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.

 Kondisi drainase tergolong bagus dengan perkerasan dari batu kali. Namun, Sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan buntunya saluran drainase, baik

karena sampah maupun karena

mendangkalnya saluran drainase.

(5)

langsung ke sungai atau laut terdekat di kawasan tempat tinggal mereka.

2 Permukiman Kumuh

Di Pinggiran Kota

a. Desa Dandang  Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat.

 Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 1 – 1,5 meter. Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, dengan kondisi perkerasan tanah atau makadam, namun begitu terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan kumuh.

 Kondisi drainase tergolong Sedang dengan perkerasan batu kali.

 Sumber air minum yang ada masih menggunakan Sumur (gali, pompa maupun

mesin) dan hanya sedikit yang

menggunakan air PDAM.

 Kondisi pembuangan limbah atau MCK lebih banyak menggunakan air sungai sebagai tempat MCK, hanya sebagian rumah atau KK yang memiliki sepitank untuk menampung pembuangan limbah rumah tangga.

 Sampah lebih banyak dibuang langsung ke

sungai atau dibakar tanpa ada

penampungan.

b. Desa Sukodadi  Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat.

 jalan lingkungan di sekitar rumah 2 meter. Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, karena sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah atau makadam, namun begitu terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.

 Kondisi drainase tergolong bagus dengan perkerasan dari batu kali, namun sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan buntunya saluran drainase, baik

karena sampah maupun karena

mendangkalnya saluran drainase.

 Sumber air minum masih menggunakan Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.

 Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai.

 Sebagian KK atau rumah sudah terdapat tempat penampungan sampah pribadi dan membuang langsung ke TPS terdekat di kawasan tempat tinggal mereka. Namun begitu masih terdapat warga yang tidak memiliki tempat sampah pribadi sehingga memilih membakar sampah di pekarangan rumah mereka

c. Desa Bulu  Kepadatan Bangunan tergolong sangat

rapat.

(6)

Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.

 Kondisi pembuangan limbah atau MCK lebih banyak menggunakan sepiteng untuk menampung pembuangan limbah rumah tangga, hanya sebagian rumah atau KK yang pergi ke sungai tempat MCK tradisional (jemblung).

 Sebagian KK atau rumah sudah terdapat tempat penampungan sampah pribadi dan membuang langsung ke TPS terdekat di kawasan tempat tinggal mereka. Namun masih terdapat warga yang tidak memiliki tempat sampah pribadi sehingga memilih membakar sampah di pekarangan rumah mereka. Secang masih menggunakan Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.

 Kondisi pembuangan limbah atau MCK lebih banyak menggunakan air sungai sebagai tempat MCK, hanya sebagian rumah atau KK yang memiliki sepiteng untuk menampung pembuangan limbah rumah tangga.

 Pembuangan sampah lebih banyak dibuang

langsung ke sungai tanpa ada

penampungan.

e. Desa Rondo Kuning  Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat.

 Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 1 – 1,5 meter. Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah atau makadam, namun begitu terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.

 Sumber air minum yang ada di Desa Rondo Kuning masih menggunakan Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.

 Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai.

 Sampah lebih banyak dibuang langsung ke

sungai atau dibakar tanpa ada

penampungan.

f. Desa Ambulu  Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat.

 Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 1 – 1,5 meter. Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, dengan perkerasan tanah atau makadam, namun begitu terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.

(7)

KK yang memiliki sepitank untuk menampung pembuangan limbah rumah tangga.

 Sampah lebih banyak dibuang langsung ke

sungai atau dibakar tanpa ada tergolong rusak, karena sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah atau makadam, namun terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.

 Kondisi drainase tergolong sedang dengan perkerasan semen.

 Sumber air minum masih menggunakan Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.

 Kondisi pembuangan limbah atau MCK lebih banyak menggunakan air sungai sebagai tempat MCK.

 Pembuangan sampah lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau dibakar tanpa ada penampungan.

h. Desa Bantaran  Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat.

 jalan lingkungan di sekitar rumah ± 1 – 1,5 meter. Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, dengan perkerasan tanah atau makadam, namun begitu terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.

 Kondisi drainase tergolong Buruk dengan perkerasan tanah.

 Sumber air minum sebagian menggunakan Sumur dan sebagian lagi menggunakan air PDAM.

 Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai.

 Sampah lebih banyak dibuang langsung ke

sungai atau dibakar tanpa ada meter. Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah atau makadam, namun terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.

 Sumber air minum masih menggunakan Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.

(8)

j. Desa Sepuh Gembol

 Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat.

 Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, dengan kondisi perkerasan tanah atau makadam, namun begitu terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.

 Sumber air minum masih menggunakan Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.

 Kondisi pembuangan limbah atau MCK lebih banyak menggunakan air sungai sebagai tempat MCK, hanya sebagian rumah yang memiliki septitank untuk menampung pembuangan limbah rumah tangga.

 Sampah lebih banyak dibuang langsung ke

sungai atau dibakar tanpa ada

penampungan.

k. Desa Kraksaan

Wetan

 Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat, dan lebih di dominasi bangunan semi permanen.

 Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter. Kondisi jalan lingkungan yang ada di sekitar pinggir pantai tergolong rusak, karena sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah/ pasir atau makadam.

 Sumber air minum banyak yang membeli di desa sebelah dan sebagian lagi menggunakan sumur, hal ini karena tidak adanya bantuan PDAM untuk kebutuhan air minum warga di pinggiran pantai.

 Kondisi pembuangan limbah atau MCK sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut. Namun ada juga yang memilih membuang air besar di MCK umum.

 Pembuangan sampah lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut tanpa ada meter. Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, karena sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah atau makadam, namun terdapat juga jalan paving maupun aspal hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.

(9)

b. Desa Kedung Dalem  Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat.

 jalan lingkungan di sekitar rumah ± 1 – 1,5 meter. Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, karena sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah atau makadam, namun terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.

 Sumber air minum masih menggunakan Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.

 Kondisi pembuangan limbah atau MCK lebih banyak menggunakan air sungai sebagai tempat MCK.

 Sampah lebih banyak dibuang langsung ke

sungai atau dibakar tanpa ada

penampungan.

c. Desa Dringu  Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat, dan lebih di dominasi bangunan semi permanen.

 Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter. Kondisi jalan lingkungan yang ada di sekitar pinggir pantai juga tergolong rusak, karena sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah/pasir atau makadam.

 Kondisi drainase tergolong bagus dengan perkerasan batu kali, namun sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan pasang surut air laut.

 Sumber air minum banyak yang membeli di desa sebelah, hal ini karena tidak adanya bantuan PDAM untuk kebutuhan air minum warga di pinggiran pantai.

 Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut. Namun ada juga yang memilih membuang air besar di MCK umum.

 Lokasi pembuangan sampah lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut tanpa ada penampungan sampah.

d. Desa Pesisir  Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat, dan lebih di dominasi bangunan semi permanen.

 Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter. Kondisi jalan lingkungan yang ada di sekitar pinggir pantai juga tergolong rusak, karena sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah/pasir atau makadam.

 Kondisi drainase tergolong bagus dengan perkerasan semen, namun sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan pasang surut air laut.

 Sumber air minum banyak yang membeli di desa sebelah dan sebagian lagi menggunakan sumur.

(10)

langsung ke sungai atau laut tanpa ada penampungan sampah

4. Rumah Tidak Layak Huni

a. Kecamatan Bantaran Terdapat RTLH Sebanyak 498 unit. b. Kecamatan Kuripan Terdapat RTLH Sebanyak 517 unit. c. Kecamatan Lumbang Terdapat RTLH Sebanyak 494 unit. d. Kecamatan Sukapura Terdapat RTLH Sebanyak 58 unit. e. Kecamatan Sumber Terdapat RTLH Sebanyak 471 unit. f. Kecamatan

Wonomerto Terdapat RTLH Sebanyak 59 unit.

g. Kecamatan Dringu Terdapat RTLH Sebanyak 135 unit. h. Kecamatan

Banyuanyar Terdapat RTLH Sebanyak 129 unit.

i. Kecamatan Leces Terdapat RTLH Sebanyak 214 unit. j. Kecamatan

Sumberasih Terdapat RTLH Sebanyak 382 unit.

k. Kecamatan

Tegalsiwalan Terdapat RTLH Sebanyak 1,007 unit. l. Kecamatan Tongas Terdapat RTLH Sebanyak 481 unit. m. Kecamatan Gading Terdapat RTLH Sebanyak 687 unit. n. Kecamatan

Kotaanyar Terdapat RTLH Sebanyak 610 unit.

o. Kecamatan Paiton Terdapat RTLH Sebanyak 920 unit. p. Kecamatan Pakuniran Terdapat RTLH Sebanyak 389 unit. q. Kecamatan Tiris Terdapat RTLH Sebanyak 6,554 unit. r. Kecamatan Gending Terdapat RTLH Sebanyak 148 unit. s. Kecamatan

Krejengan Terdapat RTLH Sebanyak 2,614 unit.

t. Kecamatan Maron Terdapat RTLH Sebanyak 4,368 unit. u. Kecamatan Pajarakan Terdapat RTLH Sebanyak 1,037 unit. v. Kecamatan Besuk Terdapat RTLH Sebanyak 1,995 unit. w. Kecamatan Kraksaan Terdapat RTLH Sebanyak 397 unit. x. Kecamatan Krucil Terdapat RTLH Sebanyak 125 unit.

Sumber : Hasil Analisa

Selain masalah terkait rehabilitasi permukiman tersebut, Kabupaten

Probolinggo juga dihadapkan pada masalah pemenuhan kebutuhan rumah bagi

masyarakat berpenghasilan rendah. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :

Tabel 7. 2

Kebutuhan Rumah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

Di Kabupaten Probolinggo 5 Tahun Mendatang

No Kecamatan Jumlah Kebutuhan Rumah (Unit) 2018 2019 2020 2021 2022

1 Sukapura 270 286 304 322 341

2 Sumber 365 387 410 435 461

3 Kuripan 406 430 456 483 512

4 Bantaran 566 600 636 674 714

5 Leces 771 817 867 919 974

6 Tegalsiwalan 509 539 572 606 642

7 Banyuanyar 729 773 819 868 921

8 Tiris 887 940 996 1.056 1.120

(11)

13 Paiton 975 1.033 1.095 1.161 1.230

14 Besuk 638 676 717 760 806

15 Kraksaan 932 988 1.047 1.110 1.176

16 Krejengan 533 565 599 635 673

17 Pajarakan 474 502 532 564 598

18 Maron 865 917 972 1.030 1.092

19 Gending 548 581 616 653 692

20 Dringu 713 756 801 849 900

21 Wonomerto 541 574 608 644 683

22 Lumbang 434 460 487 516 547

23 Tongas 893 947 1.004 1.064 1.128

24 Sumberasih 839 890 943 1.000 1.060

Total 15.377 16.300 17.278 18.315 19.414

Sumber : Hasil Analisa

Dalam hal pengembangan permukiman, juga akan direncanakan

pengembangan permukiman pedesaan terkait dengan potensi-potensi yang ada

di Kabupaten Probolinggo. Adapun potensi-potensi pengembangan permukiman

yang ada di Kabupaten Probolinggo yang juga menjadi prioritas pengembangan

adalah sebagai berikut :

1. Potensi Kawasan Pariwisata;

2. Potensi Kawasan Agropolitan;

3. Potensi Kawasan Minapolitan;

7.1.2. Sasaran Program Pengembangan Kawasan Permukiman

Sasaran program merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi

eksisting. Sasaran program mengaitkan kondisi eksisting dengan target yang

harus dicapai. Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target

pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor pengembangan kawasan

permukiman baik di tingkat Pusat maupun di tingkat kabupaten/kota. Adapun

sasaran program Pengembangan Kawasan Permukiman dapat dilihat pada tabel

(12)

1. Kumuh

Kumuh Nelayan 83.78

27.93

Layak huni 24,289 Unit

4.858

Program pengembangan Pariwisata, Dijabarkan

dalam memorandum

program pada bab VII

Program pengembangan Kawasan Agropolitan,

Dijabarkan dalam

memorandum program

pada bab VII (delapan)

8. Minapolitan Di Kabupaten Probolinggo

Program pengembangan Kawasan Minapolitan,

Dijabarkan dalam

memorandum program

pada bab VII (delapan)

7.1.3. Usulan Kebutuhan Program Pengembangan Kawasan Permukiman

Usulan kebutuhan program pengembangan kawasan permukiman

berisikan rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk pencapaian

sasaran program sektor pengembangan kawasan permukiman yang dijabarkan

setiap tahunnya. Adapun usulan kebutuhan program di Kabupaten Probolinggo

dapat dilihat pada tabel 7.3 sebagai berikut :

Tabel 7. 4

Matriks Usulan Kebutuhan Program Pengembangan

Kawasan Permukiman

NO KAWASAN PERMUKIMAN LUAS KAWASAN RENCANA PROGRAM (Tahun) 2018 2019 2020 2021 2022 I Kawasan Perkotaan

Kawasan Kumuh

Perkotaan 131.69 Ha

Kawasan Permukiman

Kumuh Dipinggiran Kota 112.77 Ha

Kawasan Permukiman

Kumuh Di Tepian Sungai 18.92 Ha

Rehabilitasi Rumah Tidak

(13)

II Pengembangan Kawasan Pedesaan

Pengembangan Infrastruktur

Kawasan Pariwisata 21 Obyek Wisata

Pengembangan Infrastruktur Kawasan Agropolitan

2 Wilayah Agropolitan (Wilayah Timur dan Barat)

Pengembangan Infrastruktur Kawasan Minapolitan

8 Kecamatan Yang

Masuk Dalam

Kawasan Minapolitan

Di Kabupaten

Probolinggo

III Kawasan Permukiman

Khusus 83.78

Kawasan Kumuh

Permukiman Nelayan 83.78

Berdasarkan matriks usulan kebutuhan program pengembangan kawasan

permukiman tersebut, dalam hal realisasi program disusun pula usulan kebutuhan

pembiayaan sektor pengembangan kawasan permukiman, dimana matriks

tersebut berisikan rincian program serta besaran biaya yang dibutuhkan dalam

pelaksanaannya. Untuk lebih jelasnya mengenai usulan pembiayaan program

(14)

NO SEKTOR RINCIAN KEGIATAN LOKASI VOL SATUAN Tahun

APBN DAK APBD PROV APBD KAB BUMD KPS CSR Masyarakat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

A. Pengembangan Permukiman 1. Kawasan Perkotaan

1.1. Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan 1.1.1. Kawasan Permukiman Kumuh Dipinggiran Kota

Penataan/Peningkatan Infrastruktur

Permukiman RSH

Kec. Bantaran (Ds.

Bantaran) 1 Kawasan 2.018 1.950.000 550.000 275.000

Kec. Leces (Ds.

Sumberkedawung) 1 Kawasan 2.018 1.950.000 550.000 275.000

Kec. Gading (Ds. Dandang dan Sumbersecang)

2 Kawasan 2.018 3.900.000 1.100.000 550.000

Kec. Kotaanyar (Ds.

Tambak Ukir) 1 Kawasan 2.018 1.950.000 550.000 275.000

Kec. Paiton (Ds.

Sukodadi) 1 Kawasan 2.018 1.950.000 550.000 275.000

Kec. Kraksaan (Ds.

Sokaan) 1 Kawasan 2.018 1.950.000 550.000 275.000

Kec. Wonomerto (Ds. Sepuh Gempol)

1 Kawasan 2.018 1.950.000 550.000 275.000

Kec. Sumberasih (Ds. Mentor dan Ambulu)

2 Kawasan 2.018 3.850.000 1.100.000 550.000

Penyediaan Infrastruktur

Permukiman RSH

Pembangunan Jalan Aspal Hotmix

Kec. Bantaran (Ds.

Bantaran) 1.200 Meter 2019 1.700.000 480.000 240.000

Kec. Leces (Ds.

(15)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Kec. Kotaanyar (Ds.

Tambak Ukir) 1.400 Meter 2020 2.000.000 560.000 280.000

Kec. Paiton (Ds.

Sukodadi) 1.200 Meter 2019 1.700.000 480.000 240.000

Kec. Kraksaan (Ds.

Sokaan) 1.500 Meter 2018 2.100.000 600.000 300.000

Penyediaan PSD

permukiman di

kawasan RSH

Kec. Bantaran (Ds.

Bantaran) 1 Paket 2019

Sumberkedawung) 1 Paket 2019

Kec. Kotaanyar (Ds.

Tambak Ukir) 1 Paket 2019

Kec. Kraksaan (Ds.

(16)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Kec. Sumberasih (Ds. Mentor dan Ambulu)

1 Paket 2019

1.400.000

400.000

200.000

1.1.2. Kawasan Permukiman Kumuh Di Tepian Sungai

Penataan/Peningkatan Infrastruktur

Permukiman RSH

Kec. Pajarakan (Ds.

Selogudig Wetan) 1 Kawasan 2018 1.950.000 550.000 275.000

Kec. Dringu (Ds.

Dringu) 1 Kawasan 2018 1.950.000 550.000 275.000

Kec. Sumberasih

(Ds. Pesisir) 1 Kawasan 2018 1.950.000 550.000 275.000

Penyediaan Infrastruktur

Permukiman RSH

Pembangunan Jalan Aspal Hotmix

Kec. Pajarakan (Ds.

Selogudig Wetan) 1.700 Meter 2021 2.400.000 680.000 340.000

Kec. Dringu (Ds.

Dringu) 1.400 Meter 2021 1.950.000 560.000 280.000

Kec. Sumberasih

(Ds. Pesisir) 1100 Meter 2021 1.550.000 440.000 220.000

Penyediaan PSD

permukiman di

kawasan RSH

Kec. Pajarakan (Ds.

Selogudig Wetan) 1 Paket 2019 1.400.000 400.000 200.000

Kec. Dringu (Ds.

Dringu) 1 Paket 2019 1.400.000 400.000 200.000

Kec. Sumberasih

(Ds. Pesisir) 1 Paket 2019 1.400.000 400.000 200.000

1.2. Rumah Tidak Layak Huni

Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni

Bantaran 498 Unit 2018 3.500.000 1.000.000 498.000

Kuripan 517 Unit 2018 3.600.000 1.000.000 520.000

Lumbang 494 Unit 2018 3.500.000 1.000.000 495.000

Sukapura 58 Unit 2018 410.000 120.000 58.000

Sumber 471 Unit 2018 3.300.000 950.000 475.000

Wonomerto 59 Unit 2018 450.000 120.000 60.000

(17)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Banyuanyar 129 Unit 2018 900.000 260.000 130.000

Leces 214 Unit 2018 1.500.000 430.000 250.000

Sumberasih 382 Unit 2018 2.700.000 760.000 400.000

Tegalsiwalan 1007 Unit 2018 7.000.000 2.000.000 1.000.000

Tongas 481 Unit 2019 3.500.000 970.000 480.000

Gading 687 Unit 2019 5.000.000 1.400.000 690.000

Kotaanyar 610 Unit 2019 4.500.000 1.300.000 610.000

Paiton 920 Unit 2019 6.500.000 1.900.000 920.000

Pakuniran 389 Unit 2019 3.000.000 780.000 390.000

Tiris 6554 Unit 2020 46.000.000 13.110.000 6.600.000

Gending 148 Unit 2019 1.000.000 300.000 150.000

Krejengan 2614 Unit 2022 19.000.000 5.250.000 2.650.000

Maron 4368 Unit 2021 30.500.000 8.750.000 4.400.000

Pajarakan 1037 Unit 2022 7.500.000 2.100.000 1.000.000

Besuk 1995 Unit 2022 14.000.000 4.000.000 2.000.000

Kraksaan 397 Unit 2022 2.800.000 795.000 400.000

Krucil 125 Unit 2022 875.000 250.000 125.000

1.3. Pemenuhan Kebutuhan Hunian

Pemenuhan Kebutuhan Rumah MBR (Tipe 36)

Sukapura 240 Unit 2018 16.800.000 4.800.000 2.400.000

Sumber 324 Unit 2018 22.700.000 6.500.000 3.250.000

Kuripan 361 Unit 2018 25.300.000 7.250.000 3.650.000

Bantaran 503 Unit 2018 35.250.000 10.100.000 5.050.000

Leces 686 Unit 2018 48.000.000 13.750.000 6.850.000

Tegalsiwalan 452 Unit 2018 31.650.000 9.100.000 4.550.000

Banyuanyar 648 Unit 2018 45.350.000 12.950.000 6.500.000

Tiris 789 Unit 2018 55.250.000 15.800.000 7.900.000

Krucil 658 Unit 2018 46.000.000 13.150.000 6.600.000

Gading 599 Unit 2018 41.950.000 11.100.000 5.990.000

Pakuniran 522 Unit 2018 36.550.000 10.450.000 5.250.000

Kotaanyar 435 Unit 2018 30.450.000 8.700.000 4.350.000

Paiton 587 Unit 2018 41.100.000 11.750.000 5.900.000

(18)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Kraksaan 829 Unit 2018 58.000.000 16.600.000 8.300.000

Krejengan 474 Unit 2018 33.200.000 9.500.000 4.750.000

Pajarakan 421 Unit 2018 29.500.000 8.450.000 4.250.000

Maron 769 Unit 2018 53.850.000 15.400.000 7.700.000

Gending 487 Unit 2018 34.000.000 9.750.000 4.900.000

Dringu 634 Unit 2018 44.400.000 12.700.000 6.350.000

Wonomerto 481 Unit 2018 33.700.000 9.650.000 4.850.000

Lumbang 385 Unit 2018 26.950.000 7.700.000 3.850.000

Tongas 794 Unit 2018 55.600.000 15.900.000 7.950.000

Sumberasih 746 Unit 2018 52.250.000 14.950.000 7.500.000

Pemenuhan Kebutuhan Rumah MBR (Tipe 36)

Sukapura 270 Unit 2019 18.900.000 5.400.000 2.700.000

Sumber 364 Unit 2019 25.480.000 7.280.000 3.640.000

Kuripan 405 Unit 2019 28.350.000 8.100.000 4.050.000

Bantaran 565 Unit 2019 39.550.000 11.300.000 5.650.000

Leces 771 Unit 2019 53.970.000 15.420.000 7.710.000

Tegalsiwalan 508 Unit 2019 35.560.000 10.160.000 5.080.000

Banyuanyar 729 Unit 2019 51.030.000 14.580.000 7.290.000

Tiris 886 Unit 2019 62.021.000 17.720.000 8.860.000

Krucil 739 Unit 2019 51.730.000 14.780.000 7.390.000

Gading 673 Unit 2019 47.110.000 13.460.000 6.730.000

Pakuniran 587 Unit 2019 41.090.000 11.740.000 5.870.000

Kotaanyar 489 Unit 2019 34.230.000 9.780.000 4.890.000

Paiton 974 Unit 2019 68.180.000 19.480.000 9.740.000

Besuk 638 Unit 2019 44.660.000 12.760.000 6.380.000

Kraksaan 931 Unit 2019 65.170.000 18.620.000 9.310.000

Krejengan 533 Unit 2019 37.310.000 10.660.000 5.330.000

Pajarakan 473 Unit 2019 33.110.000 9.460.000 4.730.000

Maron 864 Unit 2019 60.480.000 17.280.000 8.640.000

Gending 548 Unit 2019 38.360.000 10.960.000 5.480.000

Dringu 713 Unit 2019 49.910.000 14.260.000 7.130.000

Wonomerto 541 Unit 2019 37.870.000 10.820.000 5.410.000

(19)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Tongas 893 Unit 2019 62.510.000 17.860.000 8.930.000

Sumberasih 839 Unit 2019 58.730.000 16.780.000 8.390.000

Pemenuhan Kebutuhan Rumah MBR (Tipe 36)

Sukapura 286 Unit 2020 20.020.000 5.720.000 2.860.000

Sumber 386 Unit 2020 27.020.000 7.720.000 3.860.000

Kuripan 430 Unit 2020 30.100.000 8.600.000 4.300.000

Bantaran 599 Unit 2020 41.930.000 11.980.000 5.990.000

Leces 817 Unit 2020 57.190.000 16.340.000 8.170.000

Tegalsiwalan 539 Unit 2020 37.730.000 10.780.000 5.390.000

Banyuanyar 772 Unit 2020 54.040.000 15.440.000 7.720.000

Tiris 940 Unit 2020 65.800.000 18.800.000 9.400.000

Krucil 783 Unit 2020 54.810.000 15.660.000 7.830.000

Gading 714 Unit 2020 49.980.000 14.280.000 7.140.000

Pakuniran 622 Unit 2020 43.540.000 12.440.000 6.220.000

Kotaanyar 518 Unit 2020 36.260.000 10.360.000 5.180.000

Paiton 1033 Unit 2020 72.310.000 20.660.000 10.330.000

Besuk 676 Unit 2020 47.320.000 13.520.000 6.760.000

Kraksaan 987 Unit 2020 69.090.000 19.740.000 9.870.000

Krejengan 565 Unit 2020 39.550.000 11.300.000 5.650.000

Pajarakan 502 Unit 2020 35.140.000 10.040.000 5.020.000

Maron 916 Unit 2020 64.120.000 18.320.000 9.160.000

Gending 581 Unit 2020 40.670.000 11.620.000 5.810.000

Dringu 756 Unit 2020 52.920.000 15.120.000 7.560.000

Wonomerto 573 Unit 2020 40.110.000 11.460.000 5.730.000

Lumbang 459 Unit 2020 32.130.000 9.180.000 4.590.000

Tongas 946 Unit 2020 66.220.000 18.920.000 9.460.000

Sumberasih 889 Unit 2020 62.230.000 17.780.000 8.890.000

Pemenuhan Kebutuhan Rumah MBR (Tipe 36)

Sukapura 304 Unit 2021 21.280.000 6.080.000 3.040.000

Sumber 410 Unit 2021 28.700.000 8.200.000 4.100.000

Kuripan 456 Unit 2021 31.920.000 9.120.000 4.560.000

Bantaran 636 Unit 2021 44.520.000 12.720.000 6.360.000

Leces 867 Unit 2021 60.690.000 17.340.000 8.670.000

(20)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Banyuanyar 819 Unit 2021 57.330.000 16.380.000 8.190.000

Tiris 996 Unit 2021 69.720.000 19.920.000 9.960.000

Krucil 831 Unit 2021 58.170.000 16.620.000 8.310.000

Gading 757 Unit 2021 52.990.000 15.140.000 7.570.000

Pakuniran 660 Unit 2021 46.200.000 13.200.000 6.600.000

Kotaanyar 550 Unit 2021 38.500.000 11.000.000 5.500.000

Paiton 1095 Unit 2021 76.650.000 21.900.000 10.950.000

Besuk 717 Unit 2021 50.190.000 14.340.000 7.170.000

Kraksaan 1047 Unit 2021 73.290.000 20.940.000 10.470.000

Krejengan 599 Unit 2021 41.930.000 11.980.000 5.990.000

Pajarakan 532 Unit 2021 37.240.000 10.640.000 5.320.000

Maron 972 Unit 2021 68.040.000 19.440.000 9.720.000

Gending 616 Unit 2021 43.120.000 12.320.000 6.160.000

Dringu 801 Unit 2021 56.070.000 16.020.000 8.010.000

Wonomerto 608 Unit 2021 42.560.000 12.160.000 6.080.000

Lumbang 487 Unit 2021 34.090.000 9.740.000 4.870.000

Tongas 1004 Unit 2021 70.280.000 20.080.000 10.040.000

Sumberasih 943 Unit 2021 66.010.000 18.860.000 9.430.000

Pemenuhan Kebutuhan Rumah MBR (Tipe 36)

Sukapura 321 Unit 2022 22.470.000 6.420.000 3.210.000

Sumber 434 Unit 2022 30.380.000 8.680.000 4.340.000

Kuripan 483 Unit 2022 33.810.000 9.660.000 4.830.000

Bantaran 673 Unit 2022 47.110.000 13.460.000 6.730.000

Leces 918 Unit 2022 64.260.000 18.360.000 9.180.000

Tegalsiwalan 605 Unit 2022 42.350.000 12.100.000 6.050.000

Banyuanyar 868 Unit 2022 60.760.000 17.360.000 8.680.000

Tiris 1056 Unit 2022 73.920.000 21.120.000 10.560.000

Krucil 880 Unit 2022 61.600.000 17.600.000 8.800.000

Gading 802 Unit 2022 56.140.000 16.040.000 8.020.000

Pakuniran 699 Unit 2022 48.930.000 13.980.000 6.990.000

Kotaanyar 582 Unit 2022 40.740.000 11.640.000 5.820.000

Paiton 1160 Unit 2022 81.200.000 23.200.000 11.600.000

(21)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Kraksaan 1109 Unit 2022 77.630.000 22.180.000 11.090.000

Krejengan 635 Unit 2022 44.450.000 12.700.000 6.350.000

Pajarakan 564 Unit 2022 39.480.000 11.280.000 5.640.000

Maron 1029 Unit 2022 72.030.000 20.580.000 10.290.000

Gending 652 Unit 2022 45.640.000 13.040.000 6.520.000

Dringu 849 Unit 2022 59.430.000 16.980.000 8.490.000

Wonomerto 644 Unit 2022 45.080.000 12.880.000 6.440.000

Lumbang 516 Unit 2022 36.120.000 10.320.000 5.160.000

Tongas 1063 Unit 2022 74.410.000 21.260.000 10.630.000

Sumberasih 999 Unit 2022 69.930.000 19.980.000 9.990.000

NO SEKTOR RINCIAN KEGIATAN LOKASI VOL SATUAN Tahun

SUMBER PEMBIAYAAN (RP) X 1000

APBN DAK APBD PROV APBD KAB BUMD KPS CSR Masyarakat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

2. Kawasan Permukiman Khusus

2.1. Permukiman Kumuh Nelayan

Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman RSH

Kec. Paiton (Ds. Randutatah, Sumberanyar, Pondok Kelor, dan Jabungsisir)

4 Kawasan 2021 7.700.000 2.200.000 1.100.000

Kec. Kraksaan (Ds.

Kalibuntu) 1 Kawasan 2021 1.950.000 550.000 275.000

Kec. Pajarakan (Ds.

Gejugan, dan

Penambangan)

2 Kawasan 2021 3.850.000 1.100.000 550.000

Kec. Gending (Ds.

Curahsawo) 1 Kawasan 2021 1.950.000 550.000 275.000

Kec. Dringu (Ds.

Tamansari, dan

Randuputih)

2 Kawasan 2021 3.850.000 1.100.000 550.000

(22)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Kec. Sumberasih

(Ds. Gili Ketapang) 1 Kawasan 2021 1.950.000 550.000 275.000

Penyediaan Infrastruktur

Permukiman RSH

Pembangunan Jalan

Aspal Hotmix

Kec. Paiton (Ds. Randutatah, Sumberanyar, Pondok Kelor, dan Jabungsisir)

4500 Meter 2022 6.300.000 1.800.000 900.000

Kec. Kraksaan (Ds.

Kalibuntu) 1500 Meter 2022 2.100.000 600.000 300.000

Kec. Pajarakan (Ds.

Gejugan, dan

Penambangan)

2500 Meter 2022 3.500.000 1.000.000 500.000

Kec. Gending (Ds.

Curahsawo) 1200 Meter 2022 1.700.000 480.000 240.000

Kec. Dringu (Ds.

Tamansari, dan

Randuputih)

2000 Meter 2022 2.800.000 800.000 400.000

Kec. Sumberasih

(Ds. Gili Ketapang) 1500 Meter 2022 2.100.000 600.000 300.000

Penyediaan PSD

permukiman di kawasan RSH

Kec. Paiton (Ds. Randutatah, Sumberanyar, Pondok Kelor, dan Jabungsisir)

1 Paket 2022 1.400.000 400.000 200.000

Kec. Kraksaan (Ds.

Kalibuntu) 1 Paket 2022 1.400.000 400.000 200.000

Kec. Pajarakan (Ds.

Gejugan, dan

Penambangan)

1 Paket 2022 1.400.000 400.000 200.000

(23)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Kec. Gending (Ds.

Curahsawo) 1 Paket 2022 1.400.000 400.000 200.000

Kec. Dringu (Ds.

Tamansari, dan

Randuputih)

1 Paket 2022 1.400.000 400.000 200.000

Kec. Sumberasih

(Ds. Gili Ketapang) 1 Paket 2022 1.400.000 400.000 200.000

NO SEKTOR RINCIAN KEGIATAN LOKASI VOL SATUAN Tahun

SUMBER PEMBIAYAAN (RP) X 1000

APBN DAK APBD PROV APBD KAB BUMD KPS CSR Masyarakat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

3. Kawasan Pedesaan

3.1. Pengembangan Kawasan Pedesaan (Kawasan Pariwisata) 3.1.1. Pengembangan Masyarakat Dan Kegiatan Usaha

Pengembangan kegiatan usaha sebagai bagian dari industri pariwisata

Semua obyek wisata di Kabupaten Probolinggo

1 Paket 2018 1.400.000 400.000 200.000

Pengembangan industri kecil/produk unggulan masyarakat/kabupaten untuk mendukung wisata

Semua obyek wisata di Kabupaten Probolinggo

1 Paket 2018 1.400.000 400.000 200.000

Pengembangan kawasan agrowisata

Agrowisata Kokap 1 Paket 2018 1.400.000 400.000 200.000

Agrowisata Anggur 1 Paket 2018 1.400.000 400.000 200.000

Perkebunan Teh

Andung Biru 1 Paket 2018 1.400.000 400.000 200.000

Desa Wisata Bremi 1 Paket 2018 1.400.000 400.000 200.000

Pembangunan pasar wisata/agribis

Air terjun

Madakaripura 1 Paket 2018 210.000 60.000 30.000

(24)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Agrowisata Kokap 1 Paket 2018 210.000 60.000 30.000

Agrowisata Anggur 1 Paket 2018 210.000 60.000 30.000

Perkebunan teh

Andung Biru 1 Paket 2018 210.000 60.000 30.000

Desa wisata Bremi 1 Paket 2018 210.000 60.000 30.000

Wisata Gunung

Bromo 1 Paket 2018 210.000 60.000 30.000

Wisata Pondok

Pesantren 1 Paket 2018 210.000 60.000 30.000

3.1.2. Pengembangan Sarana Dan Prasarana Transportasi

Peningkatan kualitas jaringan jalan eksternal (Jalan Nasional Sepanjang 68.050.000 Km dan Jalan Provinsi Sepanjang 37.610.000 Km)

Semua obyek wisata di Kabupaten Probolinggo

1 Paket 2016 -

2022 136.100.000.000 75.220.000.000

Peningkatan kualitas jaringan jalan internal (menuju obyek) berupa perkerasan dan pelebaran

- Pembuatan jalan Wisata Gua Lawa 3000 Meter 2019 6.000.000 1.200.000 600.000

Candi Kedaton 2500 Meter 2019 5.000.000 1.000.000 500.000

- Pelebaran jalan menuju obyek

Wisata Danau

Rongojalu 1500 Meter 2019 3.000.000 600.000 300.000

Arung Jeram Sungai

Pekalen 1300 Meter 2019 2.600.000 520.000 260.000

- Perkerasan

jalan/pengaspalan jalan menuju obyek

Air terjun Kali pedati 3000 Paket 2019 6.000.000 1.200.000 600.000

(25)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

- Perbaikan jalan menuju obyek

Semua obyek wisata di Kabupaten Probolinggo

50000 Paket 2021 100.000.000 20.000.000 10.000.000

3.1.3. Program Pengembangan Kawasan Wisata

Pengembangan kawasan obyek wisata (Zona wisata sesuai dengan potensi dan kondisi eksisting yang sesuai)

Semua obyek wisata di Kabupaten Probolinggo

23 Paket 2021 4.025.000 1.150.000 575.000

Pembangunan fasilitas baru dalam obyek

Semua obyek wisata di Kabupaten Probolinggo

23 Paket 2021 3.220.000 920.000 460.000

Penambahan dan perbaikan fasilitas

Wisata Gunung

Bromo 1 Paket 2022 140.000 40.000 20.000

Agrowisata Kokap 1 Paket 2022 140.000 40.000 20.000

Danau Ronggojalu 1 Paket 2022 140.000 40.000 20.000

Arung Jeram Sungai

Pekalen 1 Paket 2022 140.000 40.000 20.000

Pantai Bentar Indah 1 Paket 2022 140.000 40.000 20.000

Pengembangan kawasan terpadu

Semua obyek wisata di Kabupaten Probolinggo

23 Paket 2022 4.850.000 1.380.000 690.000

(26)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

3.2. Pengembangan Kawasan Pedesaan (Kawasan Agropolitan)

3.2.1. Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan

Pembangunan Pos

Penampungan Susu

tambahan di desa

Sumberduren, Roto,

Plaosan, Pandan Laras

Kecamatan Krucil 4 Unit 2018 840.000 240.000 120.000

Pembangunan Kantor

Balai Bibit/ Benih Pertanian

Kecamatan Gading 1 Unit 2018 210.000 60.000 30.000

Kecamatan Tongas 1 Unit 2018 210.000 60.000 30.000

Penyediaan infrastruktur

permukiman kawasan

agropolitan

Kecamatan

Sukapura 6 Kawasan 2018 1.500.000 400.000 100.000

Kecamatan Sumber 5 Kawasan 2019 1.500.000 400.000 100.000

Kecamatan Krucil 3 Kawasan 2019 1.500.000 400.000 100.000

Pembangunan Jalan Desa Ngadisari, Desa Pakel, Desa Sukapura, Desa

Sapikerep, Desa

Wonomerto, Desa Ngadas

Kecamatan

Sukapura 4600 Meter 2019 6.500.000 1.850.000 920.000

Pembangunan Jalan Desa Sapih, Desa Branggah,

Desa Lambangkuning

yang terdapat balai penyuluhan pertanian, Desa Lumbang dan Desa Purut

Kecamatan

Lumbang 3800 Meter 2019 5.350.000 1.550.000 760.000

Pembangunan Jalan Desa

Bayeman, Desa

CurahDringu, Desa

Wringinanom dan Desa Tongas Kulon

Kecamatan Tongas 4200 Meter 2019 5.900.000 1.700.000 840.000

Pembangunan Jalan Desa

(27)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Wonokerso, Desa Tukul, Desa Sumber, dan Desa Cepoko

Pembangunan Jalan Desa

Condong, Desa

GadingWetan, Desa

BetekTaman, dan Desa Wangkal

Kecamatan Gading 4400 Meter 2020 6.200.000 1.800.000 880.000

Pembangunan Jalan Desa Bermi, Desa Krucil dan Desa Betek

Kecamatan Krucil 2800 Meter 2020 3.950.000 1.120.000 560.000

Pembangunan Jalan Desa Tiris, Desa Segaran dan Desa Pesawahan

Kecamatan Tiris 3000 Meter 2020 4.200.000 1.200.000 600.000

Pembangunan Terminal

Agribisnis Kawasan

Agropolitan Timur

Kecamatan Gading 1 Unit 2020 210.000 60.000 30.000

Pembangunan Terminal

Agribisnis Kawasan

Agropolitan Barat

Kecamatan Tongas 1 Unit 2020 210.000 60.000 30.000

3.2.2. Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Pertanian

Pembangunan pos

penyuluh pertanian

disetiap kecamatan

kawasan agropolitan kabupaten Probolinggo (berkantor di kantor kecamatan atau kantor desa)

3.2.3. Program Perencanaan Prasarana Wilayah Dan Sumberdaya Alam

Studi Kelayakan Terminal Agribisnis

Kecamatan Tongas 1 Paket 2018 200.000

(28)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

3.2.4. Program Pengembangan Kawasan Agropolitan

Pengembangan jaringan transpotasi komoditi yang menjangkau kecamatan

Sukapura, Sumber,

Lumbang, dan Tongas

Kabupaten

Probolinggo 3 Paket 2021 2.100.000 600.000 300.000

Pengembangan

gudang-gudang penyimpanan

komoditi dengan

menggunakan lahan

dipasar daerah kawasan agropolitan

Kecamatan Tongas 1 Paket 2021 350.000 100.000 50.000

Kecamatan Gading

1 Paket 2021

350.000 100.000 50.000

NO SEKTOR RINCIAN KEGIATAN LOKASI VOL SATUAN Tahun

SUMBER PEMBIAYAAN (RP) X 1000

APBN DAK APBD PROV

APBD

KAB BUMD KPS CSR Masyarakat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

3.3. Pengembangan Kawasan Pedesaan (Kawasan Minapolitan)

3.3.1. Program Pengembangan Sistem Perbenihan Perikanan

Peningkatan Prasarana dan Sarana

Kelembagaan Perbenihan Ikan Kabupaten Probolinggo 1 Paket 2018 150.000

Peningkatan Operasional Balai Benih Ikan Kabupaten Probolinggo 1 Paket 2018 100.000

3.3.2. Program Optimalisasi Pemasaran Produksi Perikanan

Peningkatan Sarana Pemasaran

Perikanan Kecamatan Paiton 1 Paket 2018 110.000

Rehabilitasi Los Ikan Pasar Tradisional Kabupaten Probolinggo 1 Paket 2018 550.000

3.3.3. Program Peningkatan Mitigasi Bencana Alam Laut dan Prakiraan Iklim Laut

Rehabilitasi Ekosistem Pantai dengan Penanaman Mangrove

Kecamatan Tongas 1 Paket 2018 75.000

Kecamatan Gending 1 Paket 2019 75.000

3.3.4. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perikanan

Penerapan Teknologi Adaptif Budidaya

(29)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Peningkatan sarana dan prasarana jaring an jalan di Kawasan Minapolitan

Kecamatan Tongas 1 Paket 2018 20.250 2.250

Kecamatan Dringu 1 Paket 2018 20.250 2.250

Kecamatan

Sumberasih 1 Paket 2018 20.250 2.250

Kecamatan Gending 1 Paket 2018 20.250 2.250

Kecamatan Pajarakan 1 Paket 2019 20.250 2.250

Kecamatan Kraksaan 1 Paket 2019 20.250 2.250

Kecamatan Maron 1 Paket 2019 20.250 2.250

Kecamatan Paiton 1 Paket 2019 20.250 2.250

Peningkatan dan pengembangan jaringan irigasi kolam

Kecamatan Dringu 1 Paket 2018 12.500 1.350

Kecamatan Gending 1 Paket 2018 12.500 1.350

Kecamatan

Banyuanyar 1 Paket 2018 12.500 1.350

Kecamatan Pajarakan 1 Paket 2018 12.500 1.350

Kecamatan Krejengan 1 Paket 2018 12.500 1.350

Kecamatan Maron 1 Paket 2018 12.500 1.350

Kecamatan Kraksaan 1 Paket 2018 12.500 1.350

Kecamatan Paiton 1 Paket 2019 12.500 1.350

Kecamatan Leces 1 Paket 2019 12.500 1.350

Kecamatan Gading 1 Paket 2019 12.500 1.350

Kecamatan Lumbang 1 Paket 2019 12.500 1.350

Kecamatan Krucil 1 Paket 2019 12.500 1.350

Kecamatan Tiris 1 Paket 2019 12.500 1.350

Pembangunan wisata education mina Kecamatan Paiton 1 Paket 2018 50.000

(30)

tertata, berkelanjutan, berkualitas serta menambah vitalitas ekonomi dan

kehidupan masyarakat. Oleh karenanya penyusunan dokumen RTBL, selain

sebagai pemenuhan aspek legal-formal, yaitu sebagai produk pengaturan

pemanfaatan ruang serta penataan bangunan dan lingkungan pada kawasan

terpilih, juga sebagai dokumen panduan/pengendali pembangunan dalam

penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan kawasan terpilih supaya

memenuhi kriteria perencanaan tata bangunan dan lingkungan yang berkelanjutan

meliputi: pemenuhan persyaratan tata bangunan dan lingkungan, peningkatan

kualitas hidup masyarakat melalui perbaikan kualitas lingkungan dan ruang publik,

perwujudan pelindungan lingkungan, serta peningkatan vitalitas ekonomi

lingkungan.

Selain hal tersebut RTBL mempunyai manfaat untuk mengarahkan

jalannya pembangunan sejak dini, mewujudkan pemanfaatan ruang secara efektif,

tepat guna, spesifik setempat dan konkret sesuai dengan rencana tata ruang

wilayah, melengkapi peraturan daerah tentang bangunan gedung, mewujudkan

kesatuan karakter dan meningkatkan kualitas bangunan gedung dan

lingkungan/kawasan, mengendalikan pertumbuhan fisik suatu lingkungan/

kawasan, menjamin implementasi pembangunan agar sesuai dengan aspirasi dan

kebutuhan masyarakat dalam pengembangan lingkungan/kawasan yang

berkelanjutan, menjamin terpeliharanya hasil pembangunan pasca pelaksanaan,

karena adanya rasa memiliki dari masyarakat terhadap semua hasil

pembangunan.

RTBL adalah sebuah produk pengaturan yang disusun diharapkan dapat

mensinergikan seluruh perencanaan yang ada di suatu kawasan sehingga dapat

mendukung dan memberikan kontribusi terhadap terwujudnya kota yang

berkelanjutan.

Dalam perencanaan program sektor penataan bangunan dan lingkungan

di Kabupaten Probolinggo, akan diarahkan pada program perencanaan kawasan

yang dianggap penting dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Probolinggo.

Dimana program tata bangunan dan lingkungan akan dilakukan pada kawasan

(31)

Tabel 7. 6

Matriks Sasaran Program Sektor

Penataan Bangunan dan Lingkungan

NO USULAN SASARAN

PROGRAM VOLUME

RENCANA PROGRAM (Tahun)

KET 2018 2019 2020 2021 2022

1 RTBL Kawasan Agrowisata Kokap 1 Paket

2 RTBL Kawasan Agrowisata

Anggur 2 Paket

3

RTBL Kawasan

Perkebunan Teh Andung Biru

3 Paket

4 RTBL Kawasan Air terjun Madakaripura 4 Paket

5 RTBL Kawasan Air terjun

Kali Pedati 5 Paket

6 RTBL Kawasan Wisata

Gunung Bromo 6 Paket

7 RTBL Kawasan Wisata Gua

Lawa 7 Paket

8 RTBL Kawasan Candi

Kedaton 8 Paket

9 RTBL Kawasan Wisata

Danau Rongojalu 9 Paket

10 RTBL Kawasan Arung

Jeram Sungai Pekalen 10 Paket

11 RTBL Kawasan Air terjun

Kali pedati 11 Paket

12 RTBL Kawasan Candi

Jabung 12 Paket

13 RTBL Kawasan Terminal Agribisnis 13 Paket

14 RTBL Kawasan Terminal Agribisnis 14 Paket

15 RTBL Kawasan Wisata

Education Mina 15 Paket

Berdasarkan matriks sasaran program penataan bangunan dan lingkungan

tersebut,

adapun

kebutuhan

pembiayaan

yang

dibutuhkan

untuk

mengimplementasikan program-program tersebut dirinci pada matriks usulan

kebutuhan pembiayaan sektor penataan bangunan dan lingkungan sebagai

(32)

APBN DAK

PROV KAB BUMD KPS CSR Masyarakat

B. Penataan Bangunan dan Lingkungan

RTBL Kawasan Agrowisata Kokap

Agrowisata Kokap

1 Paket 2018 525.000 150.000 75.000

RTBL Kawasan Agrowisata Anggur

Agrowisata Anggur 1 Paket 2018 525.000 150.000 75.000

RTBL Kawasan Perkebunan Teh Andung Biru

Perkebunan Teh

Air terjun Kali

Pedati 1 Paket 2019 525.000 150.000 75.000

RTBL KawasanWisata

Gunung Bromo

RTBL Kawasan Arung Jeram Sungai Pekalen

Arung Jeram

Sungai Pekalen 1 Paket 2021 525.000 150.000 75.000

RTBL Kawasan Air terjun Kali pedati

Air terjun Kali

pedati 1 Paket 2021 525.000 150.000 75.000

RTBL Kawasan Candi

Jabung

Candi Jabung 1 Paket 2021 525.000 150.000 75.000

RTBL Kawasan Terminal Agribisnis

Kecamatan

Tongas 1 Paket 2022 525.000 150.000 75.000

RTBL Kawasan Terminal

Agribisnis Kecamatan Gading 1 Paket 2022 525.000 150.000 75.000

RTBL Kawasan Wisata

(33)

dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100.

7.3.1. Kondisi Eksisting SPAM

Akses pelayanan air bersih di Kabupaten Probolinggo terdiri dari pelayanan

PDAM, Non PDAM perpipaan dan Non PDAM non perpipaan. Sistem Non PDAM

perpipaan terdiri dari WSLIC dan HIPPAM sedangkan aksen non PDAM non

perpipaan, yaitu langsung akses ke mata air, air tanah dan/ atau sumur.

1. PDAM

Saat ini PDAM Kabupaten Probolinggo terdiri atas 1 BNA dan 13 unit

pelayanan. Jumlah penduduk yang terlayani PDAM mengalami peningkatan dari

Tahun 2006 sebesar 56.175 jiwa, menjadi 84.009 jiwa pada tahun 2015. Namun

tingkat pelayanan PDAM Kabupaten Probolinggo Tahun 2006 mencakup 21,12%

dan menurun pada Tahun 2015 menjadi 10,57% dari total penduduk area

pelayanan PDAM Kabupaten Probolinggo. Total kapasitas produksi PDAM

Kabupaten Probolinggo sebesar 197 L/det, sedangkan total kapasitas

terpasangnya adalah sebesar 483 L/det.

2. Non PDAM

Sistem pelayanan air minum di Kabupaten Probolinggo, selain sistem

pelayanan dari PDAM juga terdapat sistem pelayanan lain yang meliputi HIPPAM

dan WSLIC. Berdasarkan data dari Badan Pemberdayan Masyarakat Kabupaten

Probolinggo Tahun 2015, didapatkan data eksisting total jumlah penduduk di

Kabupaten Probolinggo wilayah Barat yang terlayani dari sistem di atas sebanyak

63.951 jiwa menggunakan sistem perpipaan non PDAM dari total penduduk yang

terlayani dari sistem non perpipaan sebanyak 213.841 jiwa, sedangkan untuk

wilayah Timur sebanyak 111.836 jiwa menggunakan sistem perpipaan dan total

penduduk yang terlayani dari sistem non perpipaan sebanyak 193.367 jiwa.

Berdasarkan uraian diatas, diketahui bahwa di Kabupaten Probolinggo

masih ada 49 % penduduk yang masih belum terlayani oleh akses pelayanan air

(34)

1. Terwujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas

dengan harga terjangkau dengan peningkatan cakupan pelayanan melalui

sistem perpipaan yang semula 10,9% pada tahun 2013 menjadi 17,8%

pada tahun 2015 dan selanjutnya meningkat menjadi 53,3% pada tahun

2032;

2. Tercapainya peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan air dengan

menekan tingkat kehilangan air direncanakan hingga pada angka 20%

dengan melibatkan peran serta masyrakat dan dunia usaha;

3. Pembangunan

SPAM

daerah

rawan

air

dan

Permukiman

kumuh/masyarakat berpenghasilan rendah dengan upaya pemanfaatan

sumber dana pemerintah pusat dan CSR dunia usaha;

4. Tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia

jasa pelayanan;

5. Pelibatan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan air

minum perdesaan;

6. Perkuatan kelembagaan pembina teknis pelayanan SPAM.

Kebijakan pengembangan SPAM Kabupaten Probolinggo dirumuskan

untuk menjawab permasalahan dan Issue Strategis yang ada. Secara umum

kebijakan dibagi dalam 5 (lima) kelompok yaitu arahan untuk kebijakan sebagai

berikut :

1.

KEBIJAKAN 1 :

Peningkatan cakupan dan kualitas air minum bagi seluruh

penduduk Kabupaten Probolinggo

Kebijakan ini darahkan untuk meningkatkan cakupan dan kualitas

pelayanan secara konsisten dan bertahap, menurunkan tingkat kehilangan

air melalui perbaikan dan rehabilitasi serta memprioritaskan pembangunan

untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

STRATEGI 1 Mengembangkan SPAM dalam rangka pemenuhan

kebutuhan pelayanan minimal untuk memperluas jangkauan

pelayanan air minum terutama untuk masyarakat berpenghasilan

rendah yang dilakukan secara bertahap di setiap Kecamatan.

STRATEGI 2 Mengembangkan aset manajemen SPAM dalam rangka

(35)

2.

KEBIJAKAN 2

: Pengembangan pendanaan untuk penyelenggaraan

SPAM dari berbagai sumber dana yang tersedia

STRATEGI 1 Mengembangkan sumber alternatif pembiayaan melalui

penciptaan sistem pembiayaan dan pola investasi

STRATEGI 2 Meningkatkan peran dunia usaha/swasta & atau

masyarakat (koperasi) dalam pembiayaan sarana air minum

3.

KEBIJAKAN 3

: Pengembangan kelembagaan, peraturan-peraturan untuk

SPAM

STRATEGI 1 Memperkuat peran dan fungsi dinas PU dalam

pembinaan dan pengembangan SPAM

STRATEGI 2 Menerapkan prinsip-prinsip Good Governance dan Good

Corporate Governance terutama untuk penyelenggara SPAM jaringan

perpipaan

4.

KEBIJAKAN 4

: Peningkatan pengamanan Air Baku secara berkelanjutan

STRATEGI 1 Konservasi wilayah mata air

STRATEGI 2 Peningkatan dan penjaminan kualitas dan kuantitas air

baku

STRATEGI 3 Menyediakan air minum di daerah rawan air

STRATEGI 4 Meningkatkan efesiensi dan efektifitas pengelolaan

sumber daya air

STRATEGI 5 Peningkatan peran dan kemitraan dunia usaha, swasta

dan masyarakat

5.

KEBIJAKAN 5

: Peningkatan peran dan kemitraan dunia usaha, swasta

dan masyarakat

STRATEGI 1 Meningkatkan pemberdayaan masyarakat khususnya

bagi masyarakat berpenghasilan rendah/Perumahan Kumuh

STRATEGI 2 Menciptakan kemudahan dan kecepatan pelayanan

dalam investasi dan kepastian hukum.

Adapun sasaran program pengembangan SPAM serta pembiayaan

pengembangan SPAM di Kabupaten Probolinggo dapat dilihat pada tabel dibawah

(36)

1.

Rencana Pengembangan Pelayanan Jaringan Perpipaan PDAM

Wilayah Perkotaan Kabupaten

Probolinggo

2.

Rencana Pengembangan Pelayanan Jaringan Perpipaan HIPPAM

Wilayah Pedesaan Kabupaten

Probolinggo

Tabel 7. 9

Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan SPAM

NO SEKTOR RINCIAN KEGIATAN LOKASI VOL SATUAN TAHUN

SUMBER PEMBIAYAAN (RP)

APBN DAK APBD

PROV APBD KAB BUMD KPS CSR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

C. Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

1. Rencana Pengembangan Pelayanan Jaringan Perpipaan PDAM

Kecamatan Tiris

1 Paket 2018 133.292,16

1 Paket 2019 691.110,72

1 Paket 2020 394.310,88

Kecamatan Krucil

1 Paket 2018 134.205,12

1 Paket 2019 552.111,84

Kecamatan

Gading 1 Paket 2018 836.271,36

Kecamatan Pakuniran

1 Paket 2018 170.723,52

1 Paket 2019 109.555,20

1 Paket 2020 681.981,12

Kecamatan Kotaanyar

1 Paket 2018 580.642,56

1 Paket 2019 288.665,28

Kecamatan Paiton

1 Paket 2018 1.459.823,04

1 Paket 2019 1.598.225,76

1 Paket 2020 377.052,48

Kecamatan Besuk

1 Paket 2018 1.473.500,16

1 Paket 2019 844.488,00

(37)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Kecamatan Kraksaan

1 Paket 2018 2.126.262,00

1 Paket 2019 2.676.606,00

1 Paket 2020 490.392,00

Kecamatan Pajarakan

1 Paket 2018 553.845,60

1 Paket 2019 999.820,80

1 Paket 2020 905.528,16

Kecamatan Maron

1 Paket 2018 2.718.057,60

1 Paket 2019 1.722.755,52

1 Paket 2020 1.395.872,64

Kecamatan Gading

1 Paket 2019 1.071.902,88

1 Paket 2020 131.466,24

Kecamatan Tongas

1 Paket 2018 729.455,04

1 Paket 2019 457.392,96

Kecamatan Lumbang

1 Paket 2018 272.975,04

1 Paket 2019 844.488,00

1 Paket 2020 556.905,60

Kecamatan Wonomerto

1 Paket 2018 3.415.991,76

1 Paket 2019 1.273.644,00

Kecamatan Sumberasih

1 Paket 2018 435.481,92

1 Paket 2019 167.071,68

Kecamatan Sukapura

1 Paket 2018 540.472,32

1 Paket 2019 6.480.677,12

1 Paket 2020 1.114.424,64

Kecamatan Bantaran

1 Paket 2018 1.656.797,04

1 Paket 2019 641.810,88

1 Paket 2020 150.638,40

Kecamatan Kuripan

1 Paket 2018 238.140,00

1 Paket 2019 527.690,88

Kecamatan Leces

1 Paket 2018 409.006,08

1 Paket 2019 1.112.898,24

1 Paket 2020 1.292.862,24

(38)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

2. Rencana Pengembangan Pelayanan Jaringan Perpipaan HIPPAM

Gambar

Tabel 7. 1 Kondisi Permasalahan Permukiman  Di Kabupaten Probolinggo
Tabel 7. 2 Kebutuhan Rumah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
Tabel 7. 4 Matriks Usulan Kebutuhan Program Pengembangan
Tabel 7. 5 Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
+5

Referensi

Dokumen terkait

Bupati/Walikota sudah membentuk lembaga yang menangani rehabilitasi hutan dan lahan (misalnya Dinas yang mengurusi kehutanan atau Kelompok Kerja RHL), maka lembaga ini

Roda gigi merupakan elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dan putaran dari suatu poros ke poros yang lain dengan rasio kecepatan yang konstan dan memiliki

Laskar Wanita Mintarjo, Komplek Perkantoran Gunung Gare Kota Pagar Alam mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa untuk pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2014, seperti

Pengiriman ikan bawal putih ke pabrik oleh pedagang pengumpul tidak harus melalui pedagang besar, namun untuk pengiriman ke pabrik sesuai dengan kecocokan harga

Hasil penelitian di kota Banjarmasin menunjukkan pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian masih sangat kurang, dari total 30 apotek yang diteliti hanya 1 apotek

Ari Eko Wibawanto. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Widya

PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS (UNCONFINED TEST) Lokasi : Laboratorium Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya. Tanggal : 26

Peneliti memilih kegiatan employee relations untuk diteliti, hal tersebut karena belum ada penelitian mengenai employee relations dalam hal family gathering di