7.1.
Sektor Pengembangan Permukiman
Bagian ini memaparkan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan
kebutuhan program dan pembiayaan dalam pengembangan kawasan
permukiman, khususnya dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100.
Adapun kondisi pengembangan permukiman di Kabupaten Probolinggo adalah
sebagai berikut :
7.1.1. Kondisi Eksisting Permukiman
Diwilayah kabupaten Probolinggo terdapat 24 (dua puluh empat)
Kecamatan yang terdiri dari 326 (tiga ratus dua puluh enam) desa. Dengan
dilakukannya pembobotan dari beberapa kriteria permukiman, didapatkan hasil
bahwa yang teridentifikasi sebagai kawasan kumuh kabupaten Probolinggo adalah
di wilayah 12 (empat) kecamatan yang terdiri dari 28 desa. Adapun permasalahan
dari kawasan permukiman kumuh adalah sebagai berikut :
Tabel 7. 1
Kondisi Permasalahan Permukiman
Di Kabupaten Probolinggo
No Kondisi Umum Lokasi Permasalahan
1. Permukiman Kumuh
Nelayan
a. Desa Panambangan Kepadatan Bangunan sangat rapat, jarak antar rumah saling menempel.
Kondisi jalan lingkungan lebar ± 1 – 1.5 meter, kondisi rusak, perkerasan tanah atau makadam.
Sumber air minum menggunakan Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.
Kondisi pembuangan limbah atau MCK lebih banyak menggunakan air sungai sebagai tempat MCK, hanya KK yang memiliki sepiteng.
sampah lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau dibakar .
b. Desa Kalibuntu Kepadatan Bangunan sangat rapat, dan didominasi bangunan semi permanen.
Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter. Kondisi jalan lingkungan di sekitar pinggir
RENCANA PENGEMBANGAN
perkerasan batu kali. Permasalahan yang ada adalah sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan pasang surut air laut.
Pembuangan limbah atau MCK sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut.
Pembuangan sampah, lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut.
c. Desa Gejugan Kepadatan Bangunan sangat rapat dan di dominasi bangunan semi permanen.
Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter. Kondisi jalan lingkungan di sekitar pinggir pantai tergolong rusak, dengan perkerasan tanah/pasir atau makadam.
Tidak ada saluran drainase.
Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut.
pembuangan sampah, lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut tanpa ada penampungan sampah.
d. Desa Randu Tatah Kondisi bangunan di dominasi bangunan semi permanen.
Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter. Kondisi jalan lingkungan yang ada di sekitar pinggir pantai tergolong rusak, dengan perkerasan tanah/ pasir atau makadam.
Tidak terdapat saluran drainase.
Sumber air minum banyak yang membeli di desa sebelah dan sebagian menggunakan sumur, hal ini karena air sumur yang di gali masih terasa asin.
Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut.
Pembuangan sampah, lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut tanpa ada penampungan sampah.
e. Desa Gili Ketapang Kepadatan Bangunan sangat rapat, karena jarak antar rumah saling berdekatan dan lebih di dominasi bangunan semi permanen.
Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter. Kondisi jalan lingkungan yang ada di sekitar pinggir pantai tergolong rusak, dengan perkerasan tanah/ pasir atau makadam.
Tidak ada saluran drainase di Desa Gili Ketapang.
Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut.
Pembuangan sampah, lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut tanpa ada penampungan sampah.
f. Desa Tamansari Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat, dan lebih di dominasi bangunan semi permanen.
perkerasan semen, namun Sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan pasang surut air laut.
Sumber air minum yang ada di Desa Tamansari banyak yang membeli di desa sebelah, hal ini karena tidak adanya bantuan PDAM untuk kebutuhan air minum warga di pinggiran pantai.
Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut.
Pembuangan sampah, lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut dan juga dibakar tanpa ada penampungan sampah. g. Desa Curah Sawo Kepadatan Bangunan tergolong sangat
rapat, dan lebih di dominasi bangunan semi permanen.
Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter. Kondisi jalan lingkungan yang ada di sekitar pinggir pantai tergolong rusak, dengan perkerasan tanah/pasir atau makadam.
Kondisi drainase di Desa Curah Sawo tergolong bagus dengan perkerasan semen atau batu kali, namun sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan pasang surut air laut.
Sumber air minum banyak yang membeli di desa sebelah, hal ini karena tidak adanya bantuan PDAM untuk kebutuhan air minum warga di pinggiran pantai.
Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut.
pembuangan sampah, lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut tanpa ada penampungan sampah.
h. Desa Randu Putih Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat, dan lebih di dominasi bangunan semi permanen.
Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter. Kondisi jalan lingkungan yang ada di sekitar pinggir pantai tergolong rusak, dengan perkerasan tanah/pasir atau makadam.
Sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan pasang surut air laut.
Sumber air minum banyak yang membeli di desa sebelah dan sebagian menggunakan sumur, hal ini karena tidak adanya bantuan PDAM untuk kebutuhan air minum warga di pinggiran pantai.
Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut.
pembuangan sampah, lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut tanpa ada penampungan sampah.
perkerasan tanah/ pasir atau makadam.
Kondisi drainase tergolong buruk dengan perkerasan tanah. Sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan pasang surut air laut.
Sumber air minum banyak yang membeli di desa sebelah dan sebagian menggunakan sumur, hal ini karena tidak adanya bantuan PDAM untuk kebutuhan air minum warga di pinggiran pantai.
Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut.
Pembuangan sampah, lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut tanpa ada penampungan sampah,
j. Desa Pondok Kelor Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat.
Jalan lingkungan di sekitar rumah 2 meter. Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, karena sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah atau makadam, namun begitu terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.
Kondisi drainase tergolong bagus dengan perkerasan dari batu kali. Sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan buntunya saluran drainase, baik
karena sampah maupun karena
mendangkalnya saluran drainase.
Sumber air minum masih menggunakan Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM. Selain itu sebagian masyarakat untuk kebutuhan air minum lebih memilih beli isi ulang air gallon.
Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai.
sebagian masyarakat lainnya membuang langsung ke sungai atau laut terdekat di kawasan tempat tinggal mereka.
k. Desa Sumberanyar Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat.
jalan lingkungan di sekitar rumah 2 meter dengan Kondisi tergolong rusak, karena sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah atau makadam, namun begitu terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.
Kondisi drainase tergolong bagus dengan perkerasan dari batu kali. Namun, Sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan buntunya saluran drainase, baik
karena sampah maupun karena
mendangkalnya saluran drainase.
langsung ke sungai atau laut terdekat di kawasan tempat tinggal mereka.
2 Permukiman Kumuh
Di Pinggiran Kota
a. Desa Dandang Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat.
Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 1 – 1,5 meter. Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, dengan kondisi perkerasan tanah atau makadam, namun begitu terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan kumuh.
Kondisi drainase tergolong Sedang dengan perkerasan batu kali.
Sumber air minum yang ada masih menggunakan Sumur (gali, pompa maupun
mesin) dan hanya sedikit yang
menggunakan air PDAM.
Kondisi pembuangan limbah atau MCK lebih banyak menggunakan air sungai sebagai tempat MCK, hanya sebagian rumah atau KK yang memiliki sepitank untuk menampung pembuangan limbah rumah tangga.
Sampah lebih banyak dibuang langsung ke
sungai atau dibakar tanpa ada
penampungan.
b. Desa Sukodadi Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat.
jalan lingkungan di sekitar rumah 2 meter. Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, karena sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah atau makadam, namun begitu terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.
Kondisi drainase tergolong bagus dengan perkerasan dari batu kali, namun sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan buntunya saluran drainase, baik
karena sampah maupun karena
mendangkalnya saluran drainase.
Sumber air minum masih menggunakan Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.
Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai.
Sebagian KK atau rumah sudah terdapat tempat penampungan sampah pribadi dan membuang langsung ke TPS terdekat di kawasan tempat tinggal mereka. Namun begitu masih terdapat warga yang tidak memiliki tempat sampah pribadi sehingga memilih membakar sampah di pekarangan rumah mereka
c. Desa Bulu Kepadatan Bangunan tergolong sangat
rapat.
Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.
Kondisi pembuangan limbah atau MCK lebih banyak menggunakan sepiteng untuk menampung pembuangan limbah rumah tangga, hanya sebagian rumah atau KK yang pergi ke sungai tempat MCK tradisional (jemblung).
Sebagian KK atau rumah sudah terdapat tempat penampungan sampah pribadi dan membuang langsung ke TPS terdekat di kawasan tempat tinggal mereka. Namun masih terdapat warga yang tidak memiliki tempat sampah pribadi sehingga memilih membakar sampah di pekarangan rumah mereka. Secang masih menggunakan Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.
Kondisi pembuangan limbah atau MCK lebih banyak menggunakan air sungai sebagai tempat MCK, hanya sebagian rumah atau KK yang memiliki sepiteng untuk menampung pembuangan limbah rumah tangga.
Pembuangan sampah lebih banyak dibuang
langsung ke sungai tanpa ada
penampungan.
e. Desa Rondo Kuning Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat.
Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 1 – 1,5 meter. Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah atau makadam, namun begitu terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.
Sumber air minum yang ada di Desa Rondo Kuning masih menggunakan Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.
Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai.
Sampah lebih banyak dibuang langsung ke
sungai atau dibakar tanpa ada
penampungan.
f. Desa Ambulu Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat.
Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 1 – 1,5 meter. Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, dengan perkerasan tanah atau makadam, namun begitu terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.
KK yang memiliki sepitank untuk menampung pembuangan limbah rumah tangga.
Sampah lebih banyak dibuang langsung ke
sungai atau dibakar tanpa ada tergolong rusak, karena sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah atau makadam, namun terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.
Kondisi drainase tergolong sedang dengan perkerasan semen.
Sumber air minum masih menggunakan Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.
Kondisi pembuangan limbah atau MCK lebih banyak menggunakan air sungai sebagai tempat MCK.
Pembuangan sampah lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau dibakar tanpa ada penampungan.
h. Desa Bantaran Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat.
jalan lingkungan di sekitar rumah ± 1 – 1,5 meter. Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, dengan perkerasan tanah atau makadam, namun begitu terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.
Kondisi drainase tergolong Buruk dengan perkerasan tanah.
Sumber air minum sebagian menggunakan Sumur dan sebagian lagi menggunakan air PDAM.
Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai.
Sampah lebih banyak dibuang langsung ke
sungai atau dibakar tanpa ada meter. Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah atau makadam, namun terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.
Sumber air minum masih menggunakan Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.
j. Desa Sepuh Gembol
Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat.
Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, dengan kondisi perkerasan tanah atau makadam, namun begitu terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.
Sumber air minum masih menggunakan Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.
Kondisi pembuangan limbah atau MCK lebih banyak menggunakan air sungai sebagai tempat MCK, hanya sebagian rumah yang memiliki septitank untuk menampung pembuangan limbah rumah tangga.
Sampah lebih banyak dibuang langsung ke
sungai atau dibakar tanpa ada
penampungan.
k. Desa Kraksaan
Wetan
Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat, dan lebih di dominasi bangunan semi permanen.
Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter. Kondisi jalan lingkungan yang ada di sekitar pinggir pantai tergolong rusak, karena sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah/ pasir atau makadam.
Sumber air minum banyak yang membeli di desa sebelah dan sebagian lagi menggunakan sumur, hal ini karena tidak adanya bantuan PDAM untuk kebutuhan air minum warga di pinggiran pantai.
Kondisi pembuangan limbah atau MCK sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut. Namun ada juga yang memilih membuang air besar di MCK umum.
Pembuangan sampah lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut tanpa ada meter. Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, karena sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah atau makadam, namun terdapat juga jalan paving maupun aspal hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.
b. Desa Kedung Dalem Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat.
jalan lingkungan di sekitar rumah ± 1 – 1,5 meter. Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, karena sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah atau makadam, namun terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.
Sumber air minum masih menggunakan Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.
Kondisi pembuangan limbah atau MCK lebih banyak menggunakan air sungai sebagai tempat MCK.
Sampah lebih banyak dibuang langsung ke
sungai atau dibakar tanpa ada
penampungan.
c. Desa Dringu Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat, dan lebih di dominasi bangunan semi permanen.
Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter. Kondisi jalan lingkungan yang ada di sekitar pinggir pantai juga tergolong rusak, karena sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah/pasir atau makadam.
Kondisi drainase tergolong bagus dengan perkerasan batu kali, namun sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan pasang surut air laut.
Sumber air minum banyak yang membeli di desa sebelah, hal ini karena tidak adanya bantuan PDAM untuk kebutuhan air minum warga di pinggiran pantai.
Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut. Namun ada juga yang memilih membuang air besar di MCK umum.
Lokasi pembuangan sampah lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut tanpa ada penampungan sampah.
d. Desa Pesisir Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat, dan lebih di dominasi bangunan semi permanen.
Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter. Kondisi jalan lingkungan yang ada di sekitar pinggir pantai juga tergolong rusak, karena sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah/pasir atau makadam.
Kondisi drainase tergolong bagus dengan perkerasan semen, namun sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan pasang surut air laut.
Sumber air minum banyak yang membeli di desa sebelah dan sebagian lagi menggunakan sumur.
langsung ke sungai atau laut tanpa ada penampungan sampah
4. Rumah Tidak Layak Huni
a. Kecamatan Bantaran Terdapat RTLH Sebanyak 498 unit. b. Kecamatan Kuripan Terdapat RTLH Sebanyak 517 unit. c. Kecamatan Lumbang Terdapat RTLH Sebanyak 494 unit. d. Kecamatan Sukapura Terdapat RTLH Sebanyak 58 unit. e. Kecamatan Sumber Terdapat RTLH Sebanyak 471 unit. f. Kecamatan
Wonomerto Terdapat RTLH Sebanyak 59 unit.
g. Kecamatan Dringu Terdapat RTLH Sebanyak 135 unit. h. Kecamatan
Banyuanyar Terdapat RTLH Sebanyak 129 unit.
i. Kecamatan Leces Terdapat RTLH Sebanyak 214 unit. j. Kecamatan
Sumberasih Terdapat RTLH Sebanyak 382 unit.
k. Kecamatan
Tegalsiwalan Terdapat RTLH Sebanyak 1,007 unit. l. Kecamatan Tongas Terdapat RTLH Sebanyak 481 unit. m. Kecamatan Gading Terdapat RTLH Sebanyak 687 unit. n. Kecamatan
Kotaanyar Terdapat RTLH Sebanyak 610 unit.
o. Kecamatan Paiton Terdapat RTLH Sebanyak 920 unit. p. Kecamatan Pakuniran Terdapat RTLH Sebanyak 389 unit. q. Kecamatan Tiris Terdapat RTLH Sebanyak 6,554 unit. r. Kecamatan Gending Terdapat RTLH Sebanyak 148 unit. s. Kecamatan
Krejengan Terdapat RTLH Sebanyak 2,614 unit.
t. Kecamatan Maron Terdapat RTLH Sebanyak 4,368 unit. u. Kecamatan Pajarakan Terdapat RTLH Sebanyak 1,037 unit. v. Kecamatan Besuk Terdapat RTLH Sebanyak 1,995 unit. w. Kecamatan Kraksaan Terdapat RTLH Sebanyak 397 unit. x. Kecamatan Krucil Terdapat RTLH Sebanyak 125 unit.
Sumber : Hasil Analisa
Selain masalah terkait rehabilitasi permukiman tersebut, Kabupaten
Probolinggo juga dihadapkan pada masalah pemenuhan kebutuhan rumah bagi
masyarakat berpenghasilan rendah. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
Tabel 7. 2
Kebutuhan Rumah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
Di Kabupaten Probolinggo 5 Tahun Mendatang
No Kecamatan Jumlah Kebutuhan Rumah (Unit) 2018 2019 2020 2021 2022
1 Sukapura 270 286 304 322 341
2 Sumber 365 387 410 435 461
3 Kuripan 406 430 456 483 512
4 Bantaran 566 600 636 674 714
5 Leces 771 817 867 919 974
6 Tegalsiwalan 509 539 572 606 642
7 Banyuanyar 729 773 819 868 921
8 Tiris 887 940 996 1.056 1.120
13 Paiton 975 1.033 1.095 1.161 1.230
14 Besuk 638 676 717 760 806
15 Kraksaan 932 988 1.047 1.110 1.176
16 Krejengan 533 565 599 635 673
17 Pajarakan 474 502 532 564 598
18 Maron 865 917 972 1.030 1.092
19 Gending 548 581 616 653 692
20 Dringu 713 756 801 849 900
21 Wonomerto 541 574 608 644 683
22 Lumbang 434 460 487 516 547
23 Tongas 893 947 1.004 1.064 1.128
24 Sumberasih 839 890 943 1.000 1.060
Total 15.377 16.300 17.278 18.315 19.414
Sumber : Hasil Analisa
Dalam hal pengembangan permukiman, juga akan direncanakan
pengembangan permukiman pedesaan terkait dengan potensi-potensi yang ada
di Kabupaten Probolinggo. Adapun potensi-potensi pengembangan permukiman
yang ada di Kabupaten Probolinggo yang juga menjadi prioritas pengembangan
adalah sebagai berikut :
1. Potensi Kawasan Pariwisata;
2. Potensi Kawasan Agropolitan;
3. Potensi Kawasan Minapolitan;
7.1.2. Sasaran Program Pengembangan Kawasan Permukiman
Sasaran program merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi
eksisting. Sasaran program mengaitkan kondisi eksisting dengan target yang
harus dicapai. Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target
pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor pengembangan kawasan
permukiman baik di tingkat Pusat maupun di tingkat kabupaten/kota. Adapun
sasaran program Pengembangan Kawasan Permukiman dapat dilihat pada tabel
1. Kumuh
Kumuh Nelayan 83.78
27.93
Layak huni 24,289 Unit
4.858
Program pengembangan Pariwisata, Dijabarkan
dalam memorandum
program pada bab VII
Program pengembangan Kawasan Agropolitan,
Dijabarkan dalam
memorandum program
pada bab VII (delapan)
8. Minapolitan Di Kabupaten Probolinggo
Program pengembangan Kawasan Minapolitan,
Dijabarkan dalam
memorandum program
pada bab VII (delapan)
7.1.3. Usulan Kebutuhan Program Pengembangan Kawasan Permukiman
Usulan kebutuhan program pengembangan kawasan permukiman
berisikan rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk pencapaian
sasaran program sektor pengembangan kawasan permukiman yang dijabarkan
setiap tahunnya. Adapun usulan kebutuhan program di Kabupaten Probolinggo
dapat dilihat pada tabel 7.3 sebagai berikut :
Tabel 7. 4
Matriks Usulan Kebutuhan Program Pengembangan
Kawasan Permukiman
NO KAWASAN PERMUKIMAN LUAS KAWASAN RENCANA PROGRAM (Tahun) 2018 2019 2020 2021 2022 I Kawasan Perkotaan
Kawasan Kumuh
Perkotaan 131.69 Ha
Kawasan Permukiman
Kumuh Dipinggiran Kota 112.77 Ha
Kawasan Permukiman
Kumuh Di Tepian Sungai 18.92 Ha
Rehabilitasi Rumah Tidak
II Pengembangan Kawasan Pedesaan
Pengembangan Infrastruktur
Kawasan Pariwisata 21 Obyek Wisata
Pengembangan Infrastruktur Kawasan Agropolitan
2 Wilayah Agropolitan (Wilayah Timur dan Barat)
Pengembangan Infrastruktur Kawasan Minapolitan
8 Kecamatan Yang
Masuk Dalam
Kawasan Minapolitan
Di Kabupaten
Probolinggo
III Kawasan Permukiman
Khusus 83.78
Kawasan Kumuh
Permukiman Nelayan 83.78
Berdasarkan matriks usulan kebutuhan program pengembangan kawasan
permukiman tersebut, dalam hal realisasi program disusun pula usulan kebutuhan
pembiayaan sektor pengembangan kawasan permukiman, dimana matriks
tersebut berisikan rincian program serta besaran biaya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaannya. Untuk lebih jelasnya mengenai usulan pembiayaan program
NO SEKTOR RINCIAN KEGIATAN LOKASI VOL SATUAN Tahun
APBN DAK APBD PROV APBD KAB BUMD KPS CSR Masyarakat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A. Pengembangan Permukiman 1. Kawasan Perkotaan
1.1. Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan 1.1.1. Kawasan Permukiman Kumuh Dipinggiran Kota
Penataan/Peningkatan Infrastruktur
Permukiman RSH
Kec. Bantaran (Ds.
Bantaran) 1 Kawasan 2.018 1.950.000 550.000 275.000
Kec. Leces (Ds.
Sumberkedawung) 1 Kawasan 2.018 1.950.000 550.000 275.000
Kec. Gading (Ds. Dandang dan Sumbersecang)
2 Kawasan 2.018 3.900.000 1.100.000 550.000
Kec. Kotaanyar (Ds.
Tambak Ukir) 1 Kawasan 2.018 1.950.000 550.000 275.000
Kec. Paiton (Ds.
Sukodadi) 1 Kawasan 2.018 1.950.000 550.000 275.000
Kec. Kraksaan (Ds.
Sokaan) 1 Kawasan 2.018 1.950.000 550.000 275.000
Kec. Wonomerto (Ds. Sepuh Gempol)
1 Kawasan 2.018 1.950.000 550.000 275.000
Kec. Sumberasih (Ds. Mentor dan Ambulu)
2 Kawasan 2.018 3.850.000 1.100.000 550.000
Penyediaan Infrastruktur
Permukiman RSH
Pembangunan Jalan Aspal Hotmix
Kec. Bantaran (Ds.
Bantaran) 1.200 Meter 2019 1.700.000 480.000 240.000
Kec. Leces (Ds.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kec. Kotaanyar (Ds.
Tambak Ukir) 1.400 Meter 2020 2.000.000 560.000 280.000
Kec. Paiton (Ds.
Sukodadi) 1.200 Meter 2019 1.700.000 480.000 240.000
Kec. Kraksaan (Ds.
Sokaan) 1.500 Meter 2018 2.100.000 600.000 300.000
Penyediaan PSD
permukiman di
kawasan RSH
Kec. Bantaran (Ds.
Bantaran) 1 Paket 2019
Sumberkedawung) 1 Paket 2019
Kec. Kotaanyar (Ds.
Tambak Ukir) 1 Paket 2019
Kec. Kraksaan (Ds.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kec. Sumberasih (Ds. Mentor dan Ambulu)
1 Paket 2019
1.400.000
400.000
200.000
1.1.2. Kawasan Permukiman Kumuh Di Tepian Sungai
Penataan/Peningkatan Infrastruktur
Permukiman RSH
Kec. Pajarakan (Ds.
Selogudig Wetan) 1 Kawasan 2018 1.950.000 550.000 275.000
Kec. Dringu (Ds.
Dringu) 1 Kawasan 2018 1.950.000 550.000 275.000
Kec. Sumberasih
(Ds. Pesisir) 1 Kawasan 2018 1.950.000 550.000 275.000
Penyediaan Infrastruktur
Permukiman RSH
Pembangunan Jalan Aspal Hotmix
Kec. Pajarakan (Ds.
Selogudig Wetan) 1.700 Meter 2021 2.400.000 680.000 340.000
Kec. Dringu (Ds.
Dringu) 1.400 Meter 2021 1.950.000 560.000 280.000
Kec. Sumberasih
(Ds. Pesisir) 1100 Meter 2021 1.550.000 440.000 220.000
Penyediaan PSD
permukiman di
kawasan RSH
Kec. Pajarakan (Ds.
Selogudig Wetan) 1 Paket 2019 1.400.000 400.000 200.000
Kec. Dringu (Ds.
Dringu) 1 Paket 2019 1.400.000 400.000 200.000
Kec. Sumberasih
(Ds. Pesisir) 1 Paket 2019 1.400.000 400.000 200.000
1.2. Rumah Tidak Layak Huni
Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni
Bantaran 498 Unit 2018 3.500.000 1.000.000 498.000
Kuripan 517 Unit 2018 3.600.000 1.000.000 520.000
Lumbang 494 Unit 2018 3.500.000 1.000.000 495.000
Sukapura 58 Unit 2018 410.000 120.000 58.000
Sumber 471 Unit 2018 3.300.000 950.000 475.000
Wonomerto 59 Unit 2018 450.000 120.000 60.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Banyuanyar 129 Unit 2018 900.000 260.000 130.000
Leces 214 Unit 2018 1.500.000 430.000 250.000
Sumberasih 382 Unit 2018 2.700.000 760.000 400.000
Tegalsiwalan 1007 Unit 2018 7.000.000 2.000.000 1.000.000
Tongas 481 Unit 2019 3.500.000 970.000 480.000
Gading 687 Unit 2019 5.000.000 1.400.000 690.000
Kotaanyar 610 Unit 2019 4.500.000 1.300.000 610.000
Paiton 920 Unit 2019 6.500.000 1.900.000 920.000
Pakuniran 389 Unit 2019 3.000.000 780.000 390.000
Tiris 6554 Unit 2020 46.000.000 13.110.000 6.600.000
Gending 148 Unit 2019 1.000.000 300.000 150.000
Krejengan 2614 Unit 2022 19.000.000 5.250.000 2.650.000
Maron 4368 Unit 2021 30.500.000 8.750.000 4.400.000
Pajarakan 1037 Unit 2022 7.500.000 2.100.000 1.000.000
Besuk 1995 Unit 2022 14.000.000 4.000.000 2.000.000
Kraksaan 397 Unit 2022 2.800.000 795.000 400.000
Krucil 125 Unit 2022 875.000 250.000 125.000
1.3. Pemenuhan Kebutuhan Hunian
Pemenuhan Kebutuhan Rumah MBR (Tipe 36)
Sukapura 240 Unit 2018 16.800.000 4.800.000 2.400.000
Sumber 324 Unit 2018 22.700.000 6.500.000 3.250.000
Kuripan 361 Unit 2018 25.300.000 7.250.000 3.650.000
Bantaran 503 Unit 2018 35.250.000 10.100.000 5.050.000
Leces 686 Unit 2018 48.000.000 13.750.000 6.850.000
Tegalsiwalan 452 Unit 2018 31.650.000 9.100.000 4.550.000
Banyuanyar 648 Unit 2018 45.350.000 12.950.000 6.500.000
Tiris 789 Unit 2018 55.250.000 15.800.000 7.900.000
Krucil 658 Unit 2018 46.000.000 13.150.000 6.600.000
Gading 599 Unit 2018 41.950.000 11.100.000 5.990.000
Pakuniran 522 Unit 2018 36.550.000 10.450.000 5.250.000
Kotaanyar 435 Unit 2018 30.450.000 8.700.000 4.350.000
Paiton 587 Unit 2018 41.100.000 11.750.000 5.900.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kraksaan 829 Unit 2018 58.000.000 16.600.000 8.300.000
Krejengan 474 Unit 2018 33.200.000 9.500.000 4.750.000
Pajarakan 421 Unit 2018 29.500.000 8.450.000 4.250.000
Maron 769 Unit 2018 53.850.000 15.400.000 7.700.000
Gending 487 Unit 2018 34.000.000 9.750.000 4.900.000
Dringu 634 Unit 2018 44.400.000 12.700.000 6.350.000
Wonomerto 481 Unit 2018 33.700.000 9.650.000 4.850.000
Lumbang 385 Unit 2018 26.950.000 7.700.000 3.850.000
Tongas 794 Unit 2018 55.600.000 15.900.000 7.950.000
Sumberasih 746 Unit 2018 52.250.000 14.950.000 7.500.000
Pemenuhan Kebutuhan Rumah MBR (Tipe 36)
Sukapura 270 Unit 2019 18.900.000 5.400.000 2.700.000
Sumber 364 Unit 2019 25.480.000 7.280.000 3.640.000
Kuripan 405 Unit 2019 28.350.000 8.100.000 4.050.000
Bantaran 565 Unit 2019 39.550.000 11.300.000 5.650.000
Leces 771 Unit 2019 53.970.000 15.420.000 7.710.000
Tegalsiwalan 508 Unit 2019 35.560.000 10.160.000 5.080.000
Banyuanyar 729 Unit 2019 51.030.000 14.580.000 7.290.000
Tiris 886 Unit 2019 62.021.000 17.720.000 8.860.000
Krucil 739 Unit 2019 51.730.000 14.780.000 7.390.000
Gading 673 Unit 2019 47.110.000 13.460.000 6.730.000
Pakuniran 587 Unit 2019 41.090.000 11.740.000 5.870.000
Kotaanyar 489 Unit 2019 34.230.000 9.780.000 4.890.000
Paiton 974 Unit 2019 68.180.000 19.480.000 9.740.000
Besuk 638 Unit 2019 44.660.000 12.760.000 6.380.000
Kraksaan 931 Unit 2019 65.170.000 18.620.000 9.310.000
Krejengan 533 Unit 2019 37.310.000 10.660.000 5.330.000
Pajarakan 473 Unit 2019 33.110.000 9.460.000 4.730.000
Maron 864 Unit 2019 60.480.000 17.280.000 8.640.000
Gending 548 Unit 2019 38.360.000 10.960.000 5.480.000
Dringu 713 Unit 2019 49.910.000 14.260.000 7.130.000
Wonomerto 541 Unit 2019 37.870.000 10.820.000 5.410.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Tongas 893 Unit 2019 62.510.000 17.860.000 8.930.000
Sumberasih 839 Unit 2019 58.730.000 16.780.000 8.390.000
Pemenuhan Kebutuhan Rumah MBR (Tipe 36)
Sukapura 286 Unit 2020 20.020.000 5.720.000 2.860.000
Sumber 386 Unit 2020 27.020.000 7.720.000 3.860.000
Kuripan 430 Unit 2020 30.100.000 8.600.000 4.300.000
Bantaran 599 Unit 2020 41.930.000 11.980.000 5.990.000
Leces 817 Unit 2020 57.190.000 16.340.000 8.170.000
Tegalsiwalan 539 Unit 2020 37.730.000 10.780.000 5.390.000
Banyuanyar 772 Unit 2020 54.040.000 15.440.000 7.720.000
Tiris 940 Unit 2020 65.800.000 18.800.000 9.400.000
Krucil 783 Unit 2020 54.810.000 15.660.000 7.830.000
Gading 714 Unit 2020 49.980.000 14.280.000 7.140.000
Pakuniran 622 Unit 2020 43.540.000 12.440.000 6.220.000
Kotaanyar 518 Unit 2020 36.260.000 10.360.000 5.180.000
Paiton 1033 Unit 2020 72.310.000 20.660.000 10.330.000
Besuk 676 Unit 2020 47.320.000 13.520.000 6.760.000
Kraksaan 987 Unit 2020 69.090.000 19.740.000 9.870.000
Krejengan 565 Unit 2020 39.550.000 11.300.000 5.650.000
Pajarakan 502 Unit 2020 35.140.000 10.040.000 5.020.000
Maron 916 Unit 2020 64.120.000 18.320.000 9.160.000
Gending 581 Unit 2020 40.670.000 11.620.000 5.810.000
Dringu 756 Unit 2020 52.920.000 15.120.000 7.560.000
Wonomerto 573 Unit 2020 40.110.000 11.460.000 5.730.000
Lumbang 459 Unit 2020 32.130.000 9.180.000 4.590.000
Tongas 946 Unit 2020 66.220.000 18.920.000 9.460.000
Sumberasih 889 Unit 2020 62.230.000 17.780.000 8.890.000
Pemenuhan Kebutuhan Rumah MBR (Tipe 36)
Sukapura 304 Unit 2021 21.280.000 6.080.000 3.040.000
Sumber 410 Unit 2021 28.700.000 8.200.000 4.100.000
Kuripan 456 Unit 2021 31.920.000 9.120.000 4.560.000
Bantaran 636 Unit 2021 44.520.000 12.720.000 6.360.000
Leces 867 Unit 2021 60.690.000 17.340.000 8.670.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Banyuanyar 819 Unit 2021 57.330.000 16.380.000 8.190.000
Tiris 996 Unit 2021 69.720.000 19.920.000 9.960.000
Krucil 831 Unit 2021 58.170.000 16.620.000 8.310.000
Gading 757 Unit 2021 52.990.000 15.140.000 7.570.000
Pakuniran 660 Unit 2021 46.200.000 13.200.000 6.600.000
Kotaanyar 550 Unit 2021 38.500.000 11.000.000 5.500.000
Paiton 1095 Unit 2021 76.650.000 21.900.000 10.950.000
Besuk 717 Unit 2021 50.190.000 14.340.000 7.170.000
Kraksaan 1047 Unit 2021 73.290.000 20.940.000 10.470.000
Krejengan 599 Unit 2021 41.930.000 11.980.000 5.990.000
Pajarakan 532 Unit 2021 37.240.000 10.640.000 5.320.000
Maron 972 Unit 2021 68.040.000 19.440.000 9.720.000
Gending 616 Unit 2021 43.120.000 12.320.000 6.160.000
Dringu 801 Unit 2021 56.070.000 16.020.000 8.010.000
Wonomerto 608 Unit 2021 42.560.000 12.160.000 6.080.000
Lumbang 487 Unit 2021 34.090.000 9.740.000 4.870.000
Tongas 1004 Unit 2021 70.280.000 20.080.000 10.040.000
Sumberasih 943 Unit 2021 66.010.000 18.860.000 9.430.000
Pemenuhan Kebutuhan Rumah MBR (Tipe 36)
Sukapura 321 Unit 2022 22.470.000 6.420.000 3.210.000
Sumber 434 Unit 2022 30.380.000 8.680.000 4.340.000
Kuripan 483 Unit 2022 33.810.000 9.660.000 4.830.000
Bantaran 673 Unit 2022 47.110.000 13.460.000 6.730.000
Leces 918 Unit 2022 64.260.000 18.360.000 9.180.000
Tegalsiwalan 605 Unit 2022 42.350.000 12.100.000 6.050.000
Banyuanyar 868 Unit 2022 60.760.000 17.360.000 8.680.000
Tiris 1056 Unit 2022 73.920.000 21.120.000 10.560.000
Krucil 880 Unit 2022 61.600.000 17.600.000 8.800.000
Gading 802 Unit 2022 56.140.000 16.040.000 8.020.000
Pakuniran 699 Unit 2022 48.930.000 13.980.000 6.990.000
Kotaanyar 582 Unit 2022 40.740.000 11.640.000 5.820.000
Paiton 1160 Unit 2022 81.200.000 23.200.000 11.600.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kraksaan 1109 Unit 2022 77.630.000 22.180.000 11.090.000
Krejengan 635 Unit 2022 44.450.000 12.700.000 6.350.000
Pajarakan 564 Unit 2022 39.480.000 11.280.000 5.640.000
Maron 1029 Unit 2022 72.030.000 20.580.000 10.290.000
Gending 652 Unit 2022 45.640.000 13.040.000 6.520.000
Dringu 849 Unit 2022 59.430.000 16.980.000 8.490.000
Wonomerto 644 Unit 2022 45.080.000 12.880.000 6.440.000
Lumbang 516 Unit 2022 36.120.000 10.320.000 5.160.000
Tongas 1063 Unit 2022 74.410.000 21.260.000 10.630.000
Sumberasih 999 Unit 2022 69.930.000 19.980.000 9.990.000
NO SEKTOR RINCIAN KEGIATAN LOKASI VOL SATUAN Tahun
SUMBER PEMBIAYAAN (RP) X 1000
APBN DAK APBD PROV APBD KAB BUMD KPS CSR Masyarakat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
2. Kawasan Permukiman Khusus
2.1. Permukiman Kumuh Nelayan
Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman RSH
Kec. Paiton (Ds. Randutatah, Sumberanyar, Pondok Kelor, dan Jabungsisir)
4 Kawasan 2021 7.700.000 2.200.000 1.100.000
Kec. Kraksaan (Ds.
Kalibuntu) 1 Kawasan 2021 1.950.000 550.000 275.000
Kec. Pajarakan (Ds.
Gejugan, dan
Penambangan)
2 Kawasan 2021 3.850.000 1.100.000 550.000
Kec. Gending (Ds.
Curahsawo) 1 Kawasan 2021 1.950.000 550.000 275.000
Kec. Dringu (Ds.
Tamansari, dan
Randuputih)
2 Kawasan 2021 3.850.000 1.100.000 550.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kec. Sumberasih
(Ds. Gili Ketapang) 1 Kawasan 2021 1.950.000 550.000 275.000
Penyediaan Infrastruktur
Permukiman RSH
Pembangunan Jalan
Aspal Hotmix
Kec. Paiton (Ds. Randutatah, Sumberanyar, Pondok Kelor, dan Jabungsisir)
4500 Meter 2022 6.300.000 1.800.000 900.000
Kec. Kraksaan (Ds.
Kalibuntu) 1500 Meter 2022 2.100.000 600.000 300.000
Kec. Pajarakan (Ds.
Gejugan, dan
Penambangan)
2500 Meter 2022 3.500.000 1.000.000 500.000
Kec. Gending (Ds.
Curahsawo) 1200 Meter 2022 1.700.000 480.000 240.000
Kec. Dringu (Ds.
Tamansari, dan
Randuputih)
2000 Meter 2022 2.800.000 800.000 400.000
Kec. Sumberasih
(Ds. Gili Ketapang) 1500 Meter 2022 2.100.000 600.000 300.000
Penyediaan PSD
permukiman di kawasan RSH
Kec. Paiton (Ds. Randutatah, Sumberanyar, Pondok Kelor, dan Jabungsisir)
1 Paket 2022 1.400.000 400.000 200.000
Kec. Kraksaan (Ds.
Kalibuntu) 1 Paket 2022 1.400.000 400.000 200.000
Kec. Pajarakan (Ds.
Gejugan, dan
Penambangan)
1 Paket 2022 1.400.000 400.000 200.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kec. Gending (Ds.
Curahsawo) 1 Paket 2022 1.400.000 400.000 200.000
Kec. Dringu (Ds.
Tamansari, dan
Randuputih)
1 Paket 2022 1.400.000 400.000 200.000
Kec. Sumberasih
(Ds. Gili Ketapang) 1 Paket 2022 1.400.000 400.000 200.000
NO SEKTOR RINCIAN KEGIATAN LOKASI VOL SATUAN Tahun
SUMBER PEMBIAYAAN (RP) X 1000
APBN DAK APBD PROV APBD KAB BUMD KPS CSR Masyarakat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
3. Kawasan Pedesaan
3.1. Pengembangan Kawasan Pedesaan (Kawasan Pariwisata) 3.1.1. Pengembangan Masyarakat Dan Kegiatan Usaha
Pengembangan kegiatan usaha sebagai bagian dari industri pariwisata
Semua obyek wisata di Kabupaten Probolinggo
1 Paket 2018 1.400.000 400.000 200.000
Pengembangan industri kecil/produk unggulan masyarakat/kabupaten untuk mendukung wisata
Semua obyek wisata di Kabupaten Probolinggo
1 Paket 2018 1.400.000 400.000 200.000
Pengembangan kawasan agrowisata
Agrowisata Kokap 1 Paket 2018 1.400.000 400.000 200.000
Agrowisata Anggur 1 Paket 2018 1.400.000 400.000 200.000
Perkebunan Teh
Andung Biru 1 Paket 2018 1.400.000 400.000 200.000
Desa Wisata Bremi 1 Paket 2018 1.400.000 400.000 200.000
Pembangunan pasar wisata/agribis
Air terjun
Madakaripura 1 Paket 2018 210.000 60.000 30.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Agrowisata Kokap 1 Paket 2018 210.000 60.000 30.000
Agrowisata Anggur 1 Paket 2018 210.000 60.000 30.000
Perkebunan teh
Andung Biru 1 Paket 2018 210.000 60.000 30.000
Desa wisata Bremi 1 Paket 2018 210.000 60.000 30.000
Wisata Gunung
Bromo 1 Paket 2018 210.000 60.000 30.000
Wisata Pondok
Pesantren 1 Paket 2018 210.000 60.000 30.000
3.1.2. Pengembangan Sarana Dan Prasarana Transportasi
Peningkatan kualitas jaringan jalan eksternal (Jalan Nasional Sepanjang 68.050.000 Km dan Jalan Provinsi Sepanjang 37.610.000 Km)
Semua obyek wisata di Kabupaten Probolinggo
1 Paket 2016 -
2022 136.100.000.000 75.220.000.000
Peningkatan kualitas jaringan jalan internal (menuju obyek) berupa perkerasan dan pelebaran
- Pembuatan jalan Wisata Gua Lawa 3000 Meter 2019 6.000.000 1.200.000 600.000
Candi Kedaton 2500 Meter 2019 5.000.000 1.000.000 500.000
- Pelebaran jalan menuju obyek
Wisata Danau
Rongojalu 1500 Meter 2019 3.000.000 600.000 300.000
Arung Jeram Sungai
Pekalen 1300 Meter 2019 2.600.000 520.000 260.000
- Perkerasan
jalan/pengaspalan jalan menuju obyek
Air terjun Kali pedati 3000 Paket 2019 6.000.000 1.200.000 600.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
- Perbaikan jalan menuju obyek
Semua obyek wisata di Kabupaten Probolinggo
50000 Paket 2021 100.000.000 20.000.000 10.000.000
3.1.3. Program Pengembangan Kawasan Wisata
Pengembangan kawasan obyek wisata (Zona wisata sesuai dengan potensi dan kondisi eksisting yang sesuai)
Semua obyek wisata di Kabupaten Probolinggo
23 Paket 2021 4.025.000 1.150.000 575.000
Pembangunan fasilitas baru dalam obyek
Semua obyek wisata di Kabupaten Probolinggo
23 Paket 2021 3.220.000 920.000 460.000
Penambahan dan perbaikan fasilitas
Wisata Gunung
Bromo 1 Paket 2022 140.000 40.000 20.000
Agrowisata Kokap 1 Paket 2022 140.000 40.000 20.000
Danau Ronggojalu 1 Paket 2022 140.000 40.000 20.000
Arung Jeram Sungai
Pekalen 1 Paket 2022 140.000 40.000 20.000
Pantai Bentar Indah 1 Paket 2022 140.000 40.000 20.000
Pengembangan kawasan terpadu
Semua obyek wisata di Kabupaten Probolinggo
23 Paket 2022 4.850.000 1.380.000 690.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
3.2. Pengembangan Kawasan Pedesaan (Kawasan Agropolitan)
3.2.1. Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan
Pembangunan Pos
Penampungan Susu
tambahan di desa
Sumberduren, Roto,
Plaosan, Pandan Laras
Kecamatan Krucil 4 Unit 2018 840.000 240.000 120.000
Pembangunan Kantor
Balai Bibit/ Benih Pertanian
Kecamatan Gading 1 Unit 2018 210.000 60.000 30.000
Kecamatan Tongas 1 Unit 2018 210.000 60.000 30.000
Penyediaan infrastruktur
permukiman kawasan
agropolitan
Kecamatan
Sukapura 6 Kawasan 2018 1.500.000 400.000 100.000
Kecamatan Sumber 5 Kawasan 2019 1.500.000 400.000 100.000
Kecamatan Krucil 3 Kawasan 2019 1.500.000 400.000 100.000
Pembangunan Jalan Desa Ngadisari, Desa Pakel, Desa Sukapura, Desa
Sapikerep, Desa
Wonomerto, Desa Ngadas
Kecamatan
Sukapura 4600 Meter 2019 6.500.000 1.850.000 920.000
Pembangunan Jalan Desa Sapih, Desa Branggah,
Desa Lambangkuning
yang terdapat balai penyuluhan pertanian, Desa Lumbang dan Desa Purut
Kecamatan
Lumbang 3800 Meter 2019 5.350.000 1.550.000 760.000
Pembangunan Jalan Desa
Bayeman, Desa
CurahDringu, Desa
Wringinanom dan Desa Tongas Kulon
Kecamatan Tongas 4200 Meter 2019 5.900.000 1.700.000 840.000
Pembangunan Jalan Desa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Wonokerso, Desa Tukul, Desa Sumber, dan Desa Cepoko
Pembangunan Jalan Desa
Condong, Desa
GadingWetan, Desa
BetekTaman, dan Desa Wangkal
Kecamatan Gading 4400 Meter 2020 6.200.000 1.800.000 880.000
Pembangunan Jalan Desa Bermi, Desa Krucil dan Desa Betek
Kecamatan Krucil 2800 Meter 2020 3.950.000 1.120.000 560.000
Pembangunan Jalan Desa Tiris, Desa Segaran dan Desa Pesawahan
Kecamatan Tiris 3000 Meter 2020 4.200.000 1.200.000 600.000
Pembangunan Terminal
Agribisnis Kawasan
Agropolitan Timur
Kecamatan Gading 1 Unit 2020 210.000 60.000 30.000
Pembangunan Terminal
Agribisnis Kawasan
Agropolitan Barat
Kecamatan Tongas 1 Unit 2020 210.000 60.000 30.000
3.2.2. Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Pertanian
Pembangunan pos
penyuluh pertanian
disetiap kecamatan
kawasan agropolitan kabupaten Probolinggo (berkantor di kantor kecamatan atau kantor desa)
3.2.3. Program Perencanaan Prasarana Wilayah Dan Sumberdaya Alam
Studi Kelayakan Terminal Agribisnis
Kecamatan Tongas 1 Paket 2018 200.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
3.2.4. Program Pengembangan Kawasan Agropolitan
Pengembangan jaringan transpotasi komoditi yang menjangkau kecamatan
Sukapura, Sumber,
Lumbang, dan Tongas
Kabupaten
Probolinggo 3 Paket 2021 2.100.000 600.000 300.000
Pengembangan
gudang-gudang penyimpanan
komoditi dengan
menggunakan lahan
dipasar daerah kawasan agropolitan
Kecamatan Tongas 1 Paket 2021 350.000 100.000 50.000
Kecamatan Gading
1 Paket 2021
350.000 100.000 50.000
NO SEKTOR RINCIAN KEGIATAN LOKASI VOL SATUAN Tahun
SUMBER PEMBIAYAAN (RP) X 1000
APBN DAK APBD PROV
APBD
KAB BUMD KPS CSR Masyarakat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
3.3. Pengembangan Kawasan Pedesaan (Kawasan Minapolitan)
3.3.1. Program Pengembangan Sistem Perbenihan Perikanan
Peningkatan Prasarana dan Sarana
Kelembagaan Perbenihan Ikan Kabupaten Probolinggo 1 Paket 2018 150.000
Peningkatan Operasional Balai Benih Ikan Kabupaten Probolinggo 1 Paket 2018 100.000
3.3.2. Program Optimalisasi Pemasaran Produksi Perikanan
Peningkatan Sarana Pemasaran
Perikanan Kecamatan Paiton 1 Paket 2018 110.000
Rehabilitasi Los Ikan Pasar Tradisional Kabupaten Probolinggo 1 Paket 2018 550.000
3.3.3. Program Peningkatan Mitigasi Bencana Alam Laut dan Prakiraan Iklim Laut
Rehabilitasi Ekosistem Pantai dengan Penanaman Mangrove
Kecamatan Tongas 1 Paket 2018 75.000
Kecamatan Gending 1 Paket 2019 75.000
3.3.4. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perikanan
Penerapan Teknologi Adaptif Budidaya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Peningkatan sarana dan prasarana jaring an jalan di Kawasan Minapolitan
Kecamatan Tongas 1 Paket 2018 20.250 2.250
Kecamatan Dringu 1 Paket 2018 20.250 2.250
Kecamatan
Sumberasih 1 Paket 2018 20.250 2.250
Kecamatan Gending 1 Paket 2018 20.250 2.250
Kecamatan Pajarakan 1 Paket 2019 20.250 2.250
Kecamatan Kraksaan 1 Paket 2019 20.250 2.250
Kecamatan Maron 1 Paket 2019 20.250 2.250
Kecamatan Paiton 1 Paket 2019 20.250 2.250
Peningkatan dan pengembangan jaringan irigasi kolam
Kecamatan Dringu 1 Paket 2018 12.500 1.350
Kecamatan Gending 1 Paket 2018 12.500 1.350
Kecamatan
Banyuanyar 1 Paket 2018 12.500 1.350
Kecamatan Pajarakan 1 Paket 2018 12.500 1.350
Kecamatan Krejengan 1 Paket 2018 12.500 1.350
Kecamatan Maron 1 Paket 2018 12.500 1.350
Kecamatan Kraksaan 1 Paket 2018 12.500 1.350
Kecamatan Paiton 1 Paket 2019 12.500 1.350
Kecamatan Leces 1 Paket 2019 12.500 1.350
Kecamatan Gading 1 Paket 2019 12.500 1.350
Kecamatan Lumbang 1 Paket 2019 12.500 1.350
Kecamatan Krucil 1 Paket 2019 12.500 1.350
Kecamatan Tiris 1 Paket 2019 12.500 1.350
Pembangunan wisata education mina Kecamatan Paiton 1 Paket 2018 50.000
tertata, berkelanjutan, berkualitas serta menambah vitalitas ekonomi dan
kehidupan masyarakat. Oleh karenanya penyusunan dokumen RTBL, selain
sebagai pemenuhan aspek legal-formal, yaitu sebagai produk pengaturan
pemanfaatan ruang serta penataan bangunan dan lingkungan pada kawasan
terpilih, juga sebagai dokumen panduan/pengendali pembangunan dalam
penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan kawasan terpilih supaya
memenuhi kriteria perencanaan tata bangunan dan lingkungan yang berkelanjutan
meliputi: pemenuhan persyaratan tata bangunan dan lingkungan, peningkatan
kualitas hidup masyarakat melalui perbaikan kualitas lingkungan dan ruang publik,
perwujudan pelindungan lingkungan, serta peningkatan vitalitas ekonomi
lingkungan.
Selain hal tersebut RTBL mempunyai manfaat untuk mengarahkan
jalannya pembangunan sejak dini, mewujudkan pemanfaatan ruang secara efektif,
tepat guna, spesifik setempat dan konkret sesuai dengan rencana tata ruang
wilayah, melengkapi peraturan daerah tentang bangunan gedung, mewujudkan
kesatuan karakter dan meningkatkan kualitas bangunan gedung dan
lingkungan/kawasan, mengendalikan pertumbuhan fisik suatu lingkungan/
kawasan, menjamin implementasi pembangunan agar sesuai dengan aspirasi dan
kebutuhan masyarakat dalam pengembangan lingkungan/kawasan yang
berkelanjutan, menjamin terpeliharanya hasil pembangunan pasca pelaksanaan,
karena adanya rasa memiliki dari masyarakat terhadap semua hasil
pembangunan.
RTBL adalah sebuah produk pengaturan yang disusun diharapkan dapat
mensinergikan seluruh perencanaan yang ada di suatu kawasan sehingga dapat
mendukung dan memberikan kontribusi terhadap terwujudnya kota yang
berkelanjutan.
Dalam perencanaan program sektor penataan bangunan dan lingkungan
di Kabupaten Probolinggo, akan diarahkan pada program perencanaan kawasan
yang dianggap penting dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Probolinggo.
Dimana program tata bangunan dan lingkungan akan dilakukan pada kawasan
Tabel 7. 6
Matriks Sasaran Program Sektor
Penataan Bangunan dan Lingkungan
NO USULAN SASARAN
PROGRAM VOLUME
RENCANA PROGRAM (Tahun)
KET 2018 2019 2020 2021 2022
1 RTBL Kawasan Agrowisata Kokap 1 Paket
2 RTBL Kawasan Agrowisata
Anggur 2 Paket
3
RTBL Kawasan
Perkebunan Teh Andung Biru
3 Paket
4 RTBL Kawasan Air terjun Madakaripura 4 Paket
5 RTBL Kawasan Air terjun
Kali Pedati 5 Paket
6 RTBL Kawasan Wisata
Gunung Bromo 6 Paket
7 RTBL Kawasan Wisata Gua
Lawa 7 Paket
8 RTBL Kawasan Candi
Kedaton 8 Paket
9 RTBL Kawasan Wisata
Danau Rongojalu 9 Paket
10 RTBL Kawasan Arung
Jeram Sungai Pekalen 10 Paket
11 RTBL Kawasan Air terjun
Kali pedati 11 Paket
12 RTBL Kawasan Candi
Jabung 12 Paket
13 RTBL Kawasan Terminal Agribisnis 13 Paket
14 RTBL Kawasan Terminal Agribisnis 14 Paket
15 RTBL Kawasan Wisata
Education Mina 15 Paket
Berdasarkan matriks sasaran program penataan bangunan dan lingkungan
tersebut,
adapun
kebutuhan
pembiayaan
yang
dibutuhkan
untuk
mengimplementasikan program-program tersebut dirinci pada matriks usulan
kebutuhan pembiayaan sektor penataan bangunan dan lingkungan sebagai
APBN DAK
PROV KAB BUMD KPS CSR Masyarakat
B. Penataan Bangunan dan Lingkungan
RTBL Kawasan Agrowisata Kokap
Agrowisata Kokap
1 Paket 2018 525.000 150.000 75.000
RTBL Kawasan Agrowisata Anggur
Agrowisata Anggur 1 Paket 2018 525.000 150.000 75.000
RTBL Kawasan Perkebunan Teh Andung Biru
Perkebunan Teh
Air terjun Kali
Pedati 1 Paket 2019 525.000 150.000 75.000
RTBL KawasanWisata
Gunung Bromo
RTBL Kawasan Arung Jeram Sungai Pekalen
Arung Jeram
Sungai Pekalen 1 Paket 2021 525.000 150.000 75.000
RTBL Kawasan Air terjun Kali pedati
Air terjun Kali
pedati 1 Paket 2021 525.000 150.000 75.000
RTBL Kawasan Candi
Jabung
Candi Jabung 1 Paket 2021 525.000 150.000 75.000
RTBL Kawasan Terminal Agribisnis
Kecamatan
Tongas 1 Paket 2022 525.000 150.000 75.000
RTBL Kawasan Terminal
Agribisnis Kecamatan Gading 1 Paket 2022 525.000 150.000 75.000
RTBL Kawasan Wisata
dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100.
7.3.1. Kondisi Eksisting SPAM
Akses pelayanan air bersih di Kabupaten Probolinggo terdiri dari pelayanan
PDAM, Non PDAM perpipaan dan Non PDAM non perpipaan. Sistem Non PDAM
perpipaan terdiri dari WSLIC dan HIPPAM sedangkan aksen non PDAM non
perpipaan, yaitu langsung akses ke mata air, air tanah dan/ atau sumur.
1. PDAM
Saat ini PDAM Kabupaten Probolinggo terdiri atas 1 BNA dan 13 unit
pelayanan. Jumlah penduduk yang terlayani PDAM mengalami peningkatan dari
Tahun 2006 sebesar 56.175 jiwa, menjadi 84.009 jiwa pada tahun 2015. Namun
tingkat pelayanan PDAM Kabupaten Probolinggo Tahun 2006 mencakup 21,12%
dan menurun pada Tahun 2015 menjadi 10,57% dari total penduduk area
pelayanan PDAM Kabupaten Probolinggo. Total kapasitas produksi PDAM
Kabupaten Probolinggo sebesar 197 L/det, sedangkan total kapasitas
terpasangnya adalah sebesar 483 L/det.
2. Non PDAM
Sistem pelayanan air minum di Kabupaten Probolinggo, selain sistem
pelayanan dari PDAM juga terdapat sistem pelayanan lain yang meliputi HIPPAM
dan WSLIC. Berdasarkan data dari Badan Pemberdayan Masyarakat Kabupaten
Probolinggo Tahun 2015, didapatkan data eksisting total jumlah penduduk di
Kabupaten Probolinggo wilayah Barat yang terlayani dari sistem di atas sebanyak
63.951 jiwa menggunakan sistem perpipaan non PDAM dari total penduduk yang
terlayani dari sistem non perpipaan sebanyak 213.841 jiwa, sedangkan untuk
wilayah Timur sebanyak 111.836 jiwa menggunakan sistem perpipaan dan total
penduduk yang terlayani dari sistem non perpipaan sebanyak 193.367 jiwa.
Berdasarkan uraian diatas, diketahui bahwa di Kabupaten Probolinggo
masih ada 49 % penduduk yang masih belum terlayani oleh akses pelayanan air
1. Terwujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas
dengan harga terjangkau dengan peningkatan cakupan pelayanan melalui
sistem perpipaan yang semula 10,9% pada tahun 2013 menjadi 17,8%
pada tahun 2015 dan selanjutnya meningkat menjadi 53,3% pada tahun
2032;
2. Tercapainya peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan air dengan
menekan tingkat kehilangan air direncanakan hingga pada angka 20%
dengan melibatkan peran serta masyrakat dan dunia usaha;
3. Pembangunan
SPAM
daerah
rawan
air
dan
Permukiman
kumuh/masyarakat berpenghasilan rendah dengan upaya pemanfaatan
sumber dana pemerintah pusat dan CSR dunia usaha;
4. Tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia
jasa pelayanan;
5. Pelibatan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan air
minum perdesaan;
6. Perkuatan kelembagaan pembina teknis pelayanan SPAM.
Kebijakan pengembangan SPAM Kabupaten Probolinggo dirumuskan
untuk menjawab permasalahan dan Issue Strategis yang ada. Secara umum
kebijakan dibagi dalam 5 (lima) kelompok yaitu arahan untuk kebijakan sebagai
berikut :
1.
KEBIJAKAN 1 :
Peningkatan cakupan dan kualitas air minum bagi seluruh
penduduk Kabupaten Probolinggo
Kebijakan ini darahkan untuk meningkatkan cakupan dan kualitas
pelayanan secara konsisten dan bertahap, menurunkan tingkat kehilangan
air melalui perbaikan dan rehabilitasi serta memprioritaskan pembangunan
untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
STRATEGI 1 Mengembangkan SPAM dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan minimal untuk memperluas jangkauan
pelayanan air minum terutama untuk masyarakat berpenghasilan
rendah yang dilakukan secara bertahap di setiap Kecamatan.
STRATEGI 2 Mengembangkan aset manajemen SPAM dalam rangka
2.
KEBIJAKAN 2
: Pengembangan pendanaan untuk penyelenggaraan
SPAM dari berbagai sumber dana yang tersedia
STRATEGI 1 Mengembangkan sumber alternatif pembiayaan melalui
penciptaan sistem pembiayaan dan pola investasi
STRATEGI 2 Meningkatkan peran dunia usaha/swasta & atau
masyarakat (koperasi) dalam pembiayaan sarana air minum
3.
KEBIJAKAN 3
: Pengembangan kelembagaan, peraturan-peraturan untuk
SPAM
STRATEGI 1 Memperkuat peran dan fungsi dinas PU dalam
pembinaan dan pengembangan SPAM
STRATEGI 2 Menerapkan prinsip-prinsip Good Governance dan Good
Corporate Governance terutama untuk penyelenggara SPAM jaringan
perpipaan
4.
KEBIJAKAN 4
: Peningkatan pengamanan Air Baku secara berkelanjutan
STRATEGI 1 Konservasi wilayah mata air
STRATEGI 2 Peningkatan dan penjaminan kualitas dan kuantitas air
baku
STRATEGI 3 Menyediakan air minum di daerah rawan air
STRATEGI 4 Meningkatkan efesiensi dan efektifitas pengelolaan
sumber daya air
STRATEGI 5 Peningkatan peran dan kemitraan dunia usaha, swasta
dan masyarakat
5.
KEBIJAKAN 5
: Peningkatan peran dan kemitraan dunia usaha, swasta
dan masyarakat
STRATEGI 1 Meningkatkan pemberdayaan masyarakat khususnya
bagi masyarakat berpenghasilan rendah/Perumahan Kumuh
STRATEGI 2 Menciptakan kemudahan dan kecepatan pelayanan
dalam investasi dan kepastian hukum.
Adapun sasaran program pengembangan SPAM serta pembiayaan
pengembangan SPAM di Kabupaten Probolinggo dapat dilihat pada tabel dibawah
1.
Rencana Pengembangan Pelayanan Jaringan Perpipaan PDAM
Wilayah Perkotaan Kabupaten
Probolinggo
2.
Rencana Pengembangan Pelayanan Jaringan Perpipaan HIPPAM
Wilayah Pedesaan Kabupaten
Probolinggo
Tabel 7. 9
Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan SPAM
NO SEKTOR RINCIAN KEGIATAN LOKASI VOL SATUAN TAHUN
SUMBER PEMBIAYAAN (RP)
APBN DAK APBD
PROV APBD KAB BUMD KPS CSR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
C. Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
1. Rencana Pengembangan Pelayanan Jaringan Perpipaan PDAM
Kecamatan Tiris
1 Paket 2018 133.292,16
1 Paket 2019 691.110,72
1 Paket 2020 394.310,88
Kecamatan Krucil
1 Paket 2018 134.205,12
1 Paket 2019 552.111,84
Kecamatan
Gading 1 Paket 2018 836.271,36
Kecamatan Pakuniran
1 Paket 2018 170.723,52
1 Paket 2019 109.555,20
1 Paket 2020 681.981,12
Kecamatan Kotaanyar
1 Paket 2018 580.642,56
1 Paket 2019 288.665,28
Kecamatan Paiton
1 Paket 2018 1.459.823,04
1 Paket 2019 1.598.225,76
1 Paket 2020 377.052,48
Kecamatan Besuk
1 Paket 2018 1.473.500,16
1 Paket 2019 844.488,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kecamatan Kraksaan
1 Paket 2018 2.126.262,00
1 Paket 2019 2.676.606,00
1 Paket 2020 490.392,00
Kecamatan Pajarakan
1 Paket 2018 553.845,60
1 Paket 2019 999.820,80
1 Paket 2020 905.528,16
Kecamatan Maron
1 Paket 2018 2.718.057,60
1 Paket 2019 1.722.755,52
1 Paket 2020 1.395.872,64
Kecamatan Gading
1 Paket 2019 1.071.902,88
1 Paket 2020 131.466,24
Kecamatan Tongas
1 Paket 2018 729.455,04
1 Paket 2019 457.392,96
Kecamatan Lumbang
1 Paket 2018 272.975,04
1 Paket 2019 844.488,00
1 Paket 2020 556.905,60
Kecamatan Wonomerto
1 Paket 2018 3.415.991,76
1 Paket 2019 1.273.644,00
Kecamatan Sumberasih
1 Paket 2018 435.481,92
1 Paket 2019 167.071,68
Kecamatan Sukapura
1 Paket 2018 540.472,32
1 Paket 2019 6.480.677,12
1 Paket 2020 1.114.424,64
Kecamatan Bantaran
1 Paket 2018 1.656.797,04
1 Paket 2019 641.810,88
1 Paket 2020 150.638,40
Kecamatan Kuripan
1 Paket 2018 238.140,00
1 Paket 2019 527.690,88
Kecamatan Leces
1 Paket 2018 409.006,08
1 Paket 2019 1.112.898,24
1 Paket 2020 1.292.862,24
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
2. Rencana Pengembangan Pelayanan Jaringan Perpipaan HIPPAM