• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Pembelajaran Pair Cheks Di SD Negeri Randuacir 02 Kelas 5 Semest

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Pembelajaran Pair Cheks Di SD Negeri Randuacir 02 Kelas 5 Semest"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar merupakan salah satu

program pembelajaran yang diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik

untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan

lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses

pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara

ilmiah. Pelajaran IPA di Sekolah Dasar sudah diberikan sejak siswa duduk di

bangku kelas I Pelajaran IPA berhubungan dengan mencari tahu tentang alam

secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan-kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu tentang alam atau cara mencari

tahu tentang alam secara sistematis, sehingga tujuan pembelajaran IPA bukan

hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

konsep-konsep, tetapi untuk mengembangkan ketrampilan, sikap, dan nilai-nilai yang

diperlukan untuk mencapai pengetahuan itu (Powler, 2010). Dengan kata lain

hasil belajar IPA bukan hanya sebagai produk, tetapi juga pengembangan proses.

Mata pelajaran IPA di SD bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri

dan alam sekitar. IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan potensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam dan

lingkungan sekitar.

Pendidikan IPA diharapkan bisa menjadi wahana bagi peserta didik untuk

mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih

lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran

menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan

kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Ilmu

(2)

tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas,

2006) menyatakan bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang

alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan

membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut

menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini

menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan

pembelajaran IPA yang empirik dan faktual. Hakikat IPA sebagai proses

diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih keterampilan

proses bagaimana cara produk sains ditemukan.

Dari hasil wawancara dan observasi di SD Negeri Randuacir 02 Salatiga,

diperoleh data bahwa siswa kelas 5 dengan jumlah murid 28 orang, yaitu 12 orang

perempuan dan 16 orang laki-laki. Dari ke 28 siswa tersebut ada 15 orang anak

yang belum mencapai nilai KKM, atau nilainya dibawah dari 65 pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, guru sudah melaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan beberapa metode yaitu metode ceramah, Tanya jawab dan

demontrasi. Tetapi masih ada siswa yang kurang aktif pada saat kegiatan

pembelajaran. Sehingga hasil belajar siswa masih tetap ada yang dibawah KKM

yang telah ditentukan sekolah. jadi dari 28 siswa, hanya 13 siswa yang tuntas

dalam pembelajaran IPA di kelas 5 dengan penggunaan pembelajaran Pair Cheks,

siswaakan lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar IPA.

Jadi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas, perlu adanya

perubahan model pembelajaran untuk memotivasi siswa agar giat belajar terutama

dalam mata pelajaran IPA. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka

pembelajaran Pair Cheks, dapat menjadi pilihan karena pembelajaran Pair Cheks

memiliki prosedur yang telah ditetapkan untuk memberikan siswa waktu yang

lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain

dalam pembelajaran IPA. Pembelajaran Pair Cheks juga memberikan kesempatan

(3)

masalah-masalah sosial yang muncul dalam kehidupan sehari-hari, kemudian

membantu siswa menumbuhkan konsep, kreativitas dan sikap yang mandiri dan

melatih memecahkan masalah baik berdasarkan hasil percobaan maupun hasil

membaca materi dan dituangkan dalam bentuk laporan serta mengambil

kesimpulan sendiri.

Menurut Spencer Kagen (1993) pair cheks merupakan model yang

menerapkan pembelajaran berkelompok yang menuntut kemandirian dan

kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan. Model

pembelajaran ini juga untuk melatih rasa sosial siswa, kerja sama dan kemampuan

memberi penilaian.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis mencoba penelitian tindakan

kelas dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa, terutama siswa yang belum

mencapai KKM yang diperoleh dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe pair cheks dalam kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran

IPA. Diharapkan melalui pembelajaran Pair Cheks dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas maka dalam melaksanakan tugas peningkatan

dan pembaharuan model pembelajaran terutama dalam peningkatan hasil belajar

siswa di SD Negeri Randuacir 02 Salatiga kelas 5 khususnya dalam pembelajaran

(4)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis mendapatkan beberapa

masalah yang muncul pada saat proses pembelajaran yaitu:

1.Pembelajaran IPA di kelas 5 SD Negeri Randuacir 02, guru masih

menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan demontrasi.

2.Belum ditemukan model pembelajaran yang tepat.

3.Kurang aktifnya siswa pada saat mata pelajaran IPA.

4.Hasil belajar siswa masih rendah dari nilai yang diperoleh pada mata pelajaran

IPA dapat dilihat dari nilai tugas, masih ada siswa yang belum mencapai

KKM yaitu 65.

1.3 Pemecahan Masalah

Penelitian ini dilaksakan dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPA,

maka perlu adanya perubahan dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi

permasalah tersebut seperti proses pembelajaran yang dilakukan guru yang kurang

menarik sehingga membuat siswa merasa jenuh tidak konsentrasi untuk menerima

materi pembelajaran. Guru juga harus memiliki strategi yang baik untuk

merancang pembelajaran menggunakan pembelajaran yang menarik agar siswa

tidak merasa jenuh dan konsentrasi dalam pembelajaran sehingga membuat hasil

belajar IPA siswa lebih baik yaitu di atas KKM.

Berdasarkan masalah yang ada, peneliti mengajukan pada upaya melalui

Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Penerapan Pembelajaran Pair Cheks.

Pembelajaran Pair Cheks pada siswa kelas 5 SD Negeri Randuacir 02 Salatiga

Semseter II tahun ajaran 2013/2014. Pembelajaran Pair Cheks dimaksudkan agar

siswa tidak merasa jenuh dalam kegiatan belajar mengajar, tetapi siswa mampu

menuangkan ide, berdiskusi dengan teman, serta melakukan presentasi sehingga

pengetahuan mereka bertambah luas. Melalui pembelajaran Pair Cheks ini dipilih

karena dapat membuat siswa ikut terlibat dalam pembelajaran sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar IPA SD Negeri Randuacir 02 Salatiga Semester II

(5)

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, yang menjadi rumusan

masalah adalah:

1. Apakah Penerapan Pair Cheks dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa

kelas 5 SD Negeri Randuacir 02 Salatiga Semester II tahun ajran 2013/2014?

2. Bagaimana penerapan pembelajaran Pair Cheks dapat meningkatkan Hasil

Belajar IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri Randuacir 02 Salatiga semester II

tahun pelajaran 2013/2014?

1.5 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas penulis mengambil tujuan dalam penelitian ini

yaitu:

1. Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada siswa kelas 5 dengan Penerapan

Pembelajaraan Pair Cheks SD Negeri Randuacir 02 Salatiga semester II

tahun pelajaran 2013/2014.

2. Mendeskripsikan proses tindakan pelaksanaan model pembelajaran Pair

Cheks pada siswa kelas 5 SD Negeri Randuacir 02 Kecamatan Argomulyo

Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.

1.6 Manfaat Penelitan

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, peneliti mengharapkan mempunyai

manfaat dalam pendidikan baik secara lansung maupun tidak lansung. Adapun

manfaat peneliti ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Siswa

Untuk meningkatkan pemahaman dan keterlibatan siswa secara aktif dalam

pembelajaran (mengemukakan ide/gagasan, mengajukan dan menanggapi

pertanyaan dan soal dalam berinteraksi dengan guru dan teman). Siswa dapat

menumbuhkan minat belajar dan instropeksi diri, supaya siswa mau belajar dan

(6)

b. Bagi Guru

Dapat menjadikan pertimbangan dalam menggunakan model pembelajaran

Pair cheks sebagai usaha untuk memperbaiki dan menyempurnakan proses

pembelajaran, sehingga memperoleh keaktifan dan hasil belajar yang maksimal.

c. Bagi Sekolah

Memperoleh bahan acuan bagi kepala sekolah dalam upaya meningkatkan

mutu pembelajaran di sekolah, melalui peningkatan kinerja mengajar para guru

Referensi

Dokumen terkait

(Studi Kasus Pada Dewangga Furniture Gatak Sukoharjo) Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apa saja strategi yang diterapkan Dewangga Furniture dalam menembus pasar internasional,

Game interaktif adalah satu dari banyak alternatif cara untuk mengajarkan anak- anak bahasa Indonesia, mereka bisa bermain sambil belajar materi.. Game ini di ambil

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 54 siswa kelas X di salah satu SMK swasta di Kota Bandung mengenai instrumen tes dalam bentuk Ranking

Kadar ion Seng(II) dalam larutan diukur dengan menggunakan Spektroskopi Serapan Atom.Hasil penelitian menunjukkan bahwa biosorpsi ion Seng(II) optimum pada massa

[r]

adalah menyelesaikan Multi-objective Flexible Job shop scheduling problem dengan kriteria meminimumkan makespan, workload terbesar, dan total workload dari seluruh mesin.Untuk

mendebet Rekening Giro BI BRI dan mengkredit Rekening Giro BI Bank Mandiri dan menyerahkan Cek berikut Surat Tolakannya kepada BRI.  Bank BRI selanjutnya akan mengambil warkat

• The influence of question content, question wording, response strategy, and preliminary analysis planning on question construction.. • Each of the numerous question design issues