• Tidak ada hasil yang ditemukan

Post 74932aa1bd2d2d07

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Post 74932aa1bd2d2d07"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPETENSI GURU DALAM PELAKSANAAN

EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DI SD ISLAM NGADIREJO TAHUN 2009-2010

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh

LAILY YUNIARTI

NIM 11408067

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)

Jurusan : Tarbiyah/ PAI Drs. Imam Baihaqi, M.Ag

Dosen STAIN Salatiga

Nota Pembimbing

Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

Sdr. Laily Yuniarti

Lamp : 3 eksemplar Kepada

Yth. Ketua STAIN Salatiga

Di Salatiga

Assalamu’alaikum wr.wb

Setelah membaca, meneliti, dan mengadakan bimbingan dan perbaikan

seperlunya maka bersama ini kami merekomendasikan bahwa skripsi saudara :

Nama : Laily Yuniarti

Nim : 11408067

Judul : KOMPETENSI GURU DALAM PELAKSANAAN EVALUASI

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD

ISLAM NGADIREJO TAHUN 2009-2010

Setelah memenuhi segala persyaratan yang ditentukan, agar hendaknya

skripsi tersebut bisa dimunaqosahkan. Demikian dan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr.wb

Salatiga, 9 Agustus 2010

Drs. Imam Baihaqi, M.Ag

(3)

KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl.Tentara Pelajar 02 Telp.(0298) 323706 Fax323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id : administrasi@stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi Saudara Laily Yuniarti dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408067 yang

berjudul Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam Di SD Islam Ngadirejo Temanggung Tahun 2009-2010 telah

dimunaqosahkan dalam Sidang Panitian Ujian Jurusan Pendidikan Agama Islam,

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada Sabtu 28 Agustus

2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I.).

Salatiga, 18 Ramadhan 1431 H. 28 Agustus 2010 M .

Panitia Ujian

Ketua Sidang Sekertaris Sidang

Dr. Imam Sutomo, M.Ag, Dr. Rahmat Hariyadi

NIP. 19580827198303 1 002 NIP. 19670112199203 1 005

Penguji I Penguji II

Dra. Djamiatul Islamiyah, M.Ag Hanung Triyoko, M. Hum, M. Ed

NIP. 19570812198802 2 001 NIP. 197308151999903 1 003

Pembimbing

Drs. Imam Baihaqi, M.Ag

(4)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Laily Yuniarti

Nim : 11408067

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yag terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah.

Temanggung, Agustus 2010

Yang menyatakan,

(5)

MOTTO

“Belajarlah untuk kepentingan ilmu, ketenangan hati dan kelembutan budi”

“Berendah dirilah kepada siapa engkau menimba ilmu, niscaya

murid-muridmu akan berlaku taat kepadamu ( Rapaka )”

 Hidup ini seolah buku yang tengah kita baca tanpa tau apa yang terjadi

dihalaman berikutnya ( Katon )

 Ketika aku bertekad berpijak, biarpun senja makin pekat mimpi tak

akan pernah sirna

 Menanti tanpa bertindak adalah hal yang paling bodoh yang diambil

untuk mewujudkan sebuah mimpi

(6)

PERSEMBAHAN

 Pak Muyono dan Ibu Sofiyah tercinta, membuatku ingin sedikit

membahagiakan mereka dengan selesainya tugas ini

 Ana fitriyah, A’Imatul Inayah dan Nurul Hidayah, satu karunia terbesar

dalam hidup bisa menjadi adik dan kakak kalian, terimakasih

dukungannya

 Eyang Putri yang selalu mendoakan

 Sahabat yang senasib dan seperjuangan

(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah YaRahman. Puji syukurku atas semua nikmat Allah SWT

yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis

mampu menyelsaikan penyusunan skripsi ini tanpa rintangan suatu apapun.

Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW

yang telah mengantar manusia dari zaman jahiliya h menuju zaman islamiyah dan

ilmiyah seperti sekarang ini.

Keberhasilan penulis menyelsaikan skripsi ini tidak lepas dari dukungan

banyak pihak dalam bentuk apapun selama proses penyusunan skrpsi, baik berupa

dukungan arahan dari persiapan hingga pelaksanaan penelitian sehingga tersusun

skripsi ini. Untuk itu dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga

2. Drs. Djoko Sutopo selaku ketua program Ekstensi

3. Drs. Imam Baihaqi, M.Ag selaku dosen pembimbing yang dengan penuh

kesabaran memberikan bimbingan dan pengarahan, sehingga skripsi ini

dapat terselsaikan

4. Para dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu kepada

penulis

5. Orang tua Penulis, Bapak Muyono dan Ibu Sofiyah kebanggan tersendiri

(8)

6. Kepala SD Islam Ngadirejo Temanggung yang telah memberi izin atas

penelitian ini

7. Dewan guru SD Islam Ngadirejo Temanggung yang telah membantu

kelancaran penyusunan skripsi ini

8. Keluarga besar mbah kerto yang terus memberikan dorongan pada penulis

untuk lulus

9. Peri kecilku chalwa, terima kasih senyumnya yang mengiringi tante saat

jenuh dengan semua ini

10.Sebuah nama, sebuah cerita. Selalu ada proses untuk menyenangkan satu

hati dan selalu tersimpan harap dalam lilin kecilku

11.Anak-anak ekstensi 8E, yang unik, menyebalkan, menyenangkan, kompak,

jalan kita masih panjang

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belumlah sempurna, karenanya dengan

senang hati penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi perbaikan

yang akan datang. Penulis berharap skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi

penulis dan bagi pembaca pada umumnya.

Salatiga, Agustus 2010

(9)

ABSTRAK

Yuniarti, Laily. 2010. Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD Islam Ngadirejo Temanggung 2009-2010. Skripsi. Juruasan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Drs. Imam Baihaqi, M.Ag.

Kata Kunci : Kompetensi guru

Skripsi ini mengkaji tentang kompetensi guru dalam hal pelaksanaan evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Pembahasan skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui kompetensi guru yang berkaitan dengan evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam serta untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah.

Kompetensi guru merupakan kemampuan, keahlian dan keterampilan yang harus dimiliki oleh guru dalam menjalankan proses pembelajaran yang meliputi

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai kepada

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……… i

HALAMAN DISPOSISI PEMBIMBING……… ii

HALAMAN PENGESAHAN………. iii A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah……… 6

C. Tujuan Penelitian……… 7

D. Manfaat Penelitian……….. 8

E. Landasan Teori……… 8

F. Metode Penelitian……… 9

G. Sistematika Penulusuran Skripsi………. 16

BAB II KAJIAN TEORI A. Kompetensi Guru……… 18

B. Evaluasi Pembelajaran……… 30

C. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam……….. 48

D. Hubungan Antara Kompetensi Guru dengan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam……… 49

BAB III HASIL PNELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah……….. 52

B. Penyajian Data………. 59

BAB IV Analisis Data Tentang Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam A. Analisis Pendahuluan………. 73

B. Analisis Terhadap Kompetensi Guru………. 74

(11)

D. Analisis Lanjutan……… 105 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……….. 106

B. Saran……… 107

DAFTAR PUSTAKA………...

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel.1 : Daftar guru dan karyawan ………. 56

Tabel. 2 : Data Siswa………. 57

Tabel. 3 : Sarana dan Prasarana ………. 58

Tabel. 4 : Data Responden ………. 60

Tabel. 5 : Kisi-kisi Angket ………. 62

Tabel. 6 : Data Kompetensi Guru ……… 63

Tabel. 7 : Nilai Angket ……… 65

Tabel. 8 : Rumusan Tujuan Evaluasi ……….. 67

Tabel. 9 : Rumusan Tujuan Evaluasi Sesuai Karakteristik Siswa ……….. 67

Tabel. 10 : Penetapan Aspek Afektif, Koknitif dan Psikomotorik ……….. 68

Tabel. 11 : Pemilihan Teknik Evaluasi ……….. 69

Tabel. 12: Pembuatan Kisi-kisi Butir Soal ……….. 69

Tabel. 13 : Penilaian Acuan Patokan ……….. 70

Tabel. 14 : Penentuan Frekuensi Evaluasi ……….. 71

Tabel. 15 : Penggunaan Kisi-kisi Soal ……… 71

(13)

Tabel. 17 : Penggunaan Instrumen Non Tes ……… 73

Tabel. 18 : Pembuatan Soal Sesuai Dengan Sub Materi …. 73 Tabel. 19 : Penentuan Reliabelitas Dan Validitas Butir Soal ….. 74

Tabel. 20 : Pertimbangan Taraf Kesukaran Soal ………….. 75

Tabel. 21 : Daya Pembeda Penulisan Soal ………. 75

Tabel. 22 : Kesesuaian Soal Dengan Materi ………. 76

Tabel. 23 : Penggunaan Tes Lisan Untuk Materi AL-Qur’an …. 87 Tabel. 24 : Penyediaan Kunci Jawaban ……… 77

Tabel. 25 : Pemberian Tugas Dalam Mengevaluasi ………….... 77

Tabel. 26 : Verifikasi Data ……… 78

Tabel. 27 : Pemberian Skor Pada Butir Soal ……… 79

Tabel. 28 : Pembertahuan Tentang Hasil Evaluasi ………. 80

Tabel. 29 : Pembahasan Hasil Evaluasi ………. 80

Tabel. 30 : Membantu Menyelsaikan Soal Sulit ………. 82

Tabel. 31 : Megklasifikasi Kesalahan-kesalahan Dalam Menjawab Soal ……….. 83

Tabel. 32 : Melaporkan Hasil Evaluasi Kepada Kepala Sekolah ……….. 84

Tabel. 33 : Penyusunan Profil Kemajuan Siswa ……….. 85

Tabel. 34 : Pengadaan Perbaikan ………... 85

Tabel. 35 : Pembatasan Nilai Dari KKM ……… 86

(14)

Tabel. 37 : Peningkatan Nilai Setelah Remedial ………. 87

Tabel. 38 : Menindaklanjuti Hasil Evaluasi ……….... 87

Tabel. 39 : Penggunaan Metode Pembelajaran ……… 88

Tabel. 40 : Pemberian Analisis Nilai ……… 89

Tabel. 41 : Penindaklanjutan Proses Belajar Mengajar ….. 89

Tabel. 42 : Pelanjutan Materi ……….. 90

Tabel. 43 : Pemberian Pelajaran Tambahan ……… 91

Tabel. 44 : Pemberian Tugas Tambahan ……… 91

Tabel. 45 : Pemberian Bimbingan Konsling ……… 92

Tabel. 46 : Pemaduan Tes Tertulis, lisan dan Perbuatan …… 92

Tabel. 47 : Pengadaan Ekstrakurikuler ……… 93

Tabel. 48 : Skoring Kompetensi Guru ………. 94

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak

untuk mmimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. Pendidikan juga dapat

diartikan sebagai proses transfer nilai-nilai dari orang dewasa ( guru atau orang

tua ) kepada anak-anak agar menjadi dewasa dalam segala hal. Pendidikan pada

dasarnya merupakan suatu upaya yang bertujuan mengembangkan seluruh potensi

kemanusiaan pada anak didik dalam mempersiapkan anak didik untuk

menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan.

Pendidikan merupakan masalah penting bagi setiap bangsa yang sedang

membangun dan dalam masa berkembang. Upaya dalam melaksanakan perbaikan

pendidikan merupakan salah satu hal yang harus dilaksanakan agar suatu bangsa

dapat maju dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Beberapa

upaya yang dilaksanakan antara lain penyempurnaan kurikulum, peningkatan

kompetensi guru melalui penataran-penataran, perbaikan sarana-sarana

pendidikan dan lain-lain.

Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam

UU No.20 Tahun 2003 (Sisdiknas, pasal 3), pendidikan nasional berfungsi

(16)

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa serta mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Mulyasa,

2007:4)

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dalam lembaga pendiikan formal

yaitu sekolah, keberhasilan suatu pendidikan akan ditentukan oleh pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar, yaitu keterkaitan antara kegiatan guru dengan siswa.

Kegiatan belajar siswa ditentukan oleh kegiatan guru dalam mengajar. Salah satu

usaha untuk mengoptimalkan pembelajaran adalah dengan cara memperbaiki

pengajaran yang banyak dipengaruhi oleh guru, karena pengajaran adalah suatu

sistem, maka perbaikannya harus mencakup keseluruhan komponen dalam sistem

pengajaran tersebut. Komponen-komponen yang penting diantaranya adalah

tujuan, materi dan evaluasi.

Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajar

yang dilakukan oleh guru, maka seorang guru harus memiliki dan menguasai

perencanaan kegiatan belajar mengajar, melaksanakan kegiatan yang

direncanakan dan melakukan penilaian terhadap hasil dari proses belajar

mengajar.

Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan pengajaran.

(17)

yang erat hubungannya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar

yang mendidik. Guru sebagai pendidik mengandung arti yang sangat luas, tidak

sebatas memberikan bahan-bahan pengajaran tetapi menjangkau etika dan estetika

prilaku dalam menghadapi tantangan kehidupan di masyarakat.

Sebagai seorang pengajar, guru hendaknya mempunyai perencanaan yang

maksimal. Perencanaan tersebut diantaranya tujuan pengajaran, bahan pengajaran,

kegiatan belajar, metode mengajar dan evaluasi. Perencanaan ini merupakan

bagian dari keseluruhan tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran.

Dalam segi kurikulum yang diberlakukan pemerintah untuk meningkatkan

mutu pendidikan adalah KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ). Faktor

guru merupakan hal yang paling penting. Seorang guru harus mempunyai kualitas

yang baik untuk mendapatkan hasil yang baik. Oleh sebab itu, maka dalam

melaksanakan tugasnya guru harus mempunyai kompetensi.

Kompetensi merupakan salah satu kualifikasi guru yang terpenting. Bila

kompetensi ini tidak ada pada diri seorang guru, maka ia tidak akan berkompeten

dalam melakukan tugasnya. Dalam syari’at Islam, meskipun tidak terpaparkan

secara jelas, namun terdapat hadits yang menjelaskan bahwa segala sesuatu itu

(18)

Artinya : “ Dari Abu Hurairah r.a,ia berkata “ Rasulullah SAW bersabda: Jika urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka nantikanlah saat

kehancurannya.”H. R Bukhori (Hadits Bukhori, 220H:26)

Dari hadits ini dijelaskan bahwa seseorang yang menduduki suatu jabatan

tertentu, haruslah sesuai dengan ilmu atau keahliannya. Hal ini sejalan dengan

pesan kompetensi itu sendiri yang menuntut adanya profesionalitas dan kecakapan

diri. Namun bila seseorang tidak mempunyai kompetensi dibidangnya ( pendidik

), tentu tidak akan menghasilkan suatu prestasi yang optimal.

Dengan kompetensi yang dimiliki, selain menguasai materi dan mengolah

program belajar mengajar, guru juga harus melaksanakan evaluasi dan

pengadministrasiannya. Kemampuan guru dalam melaksanakan evaluasi

merupakan kompetensi guru yang sangat penting. Sedemikian pentingnya evaluasi

ini sehingga kelas yang baik tidak cukup hanya didukung oleh perencanaan

pembelajaran, kemampuan guru mengembangkan proses pembelajaran serta

penguasaanya terhadap bahan ajar, dan juga tidak cukup dengan kemampuan guru

dalam menguasai kelas, akan tetapi harus dilengkapi dengan evaluasi terhadap

perencanaan kompetensi siswa yang sangat menentukan dalam konteks

berikutnya, atau kebijakan perlakuan terhadap siswa terkait dengan konsep belajar

tuntas. (Ngalim Purwanto, 2004:3). Dengan kata lain tidak ada satupun usaha

yang dapat memperbaiki mutu proses belajar mengajar yang dapat dilakukan

(19)

Dalam arti luas, evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh

dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat

alternatif-alternatif keputusan. (Subari, 1994:174)

Guru harus mampu mengukur kompetensi yang telah dicapai oleh siswa

dari setiap proses pembelajaran atau setelah beberapa unit pelajaran, sehingga

guru dapat menentukan keputusan terhadap siswa tersebut, apakah perlu diadakan

perbaikan serta menentukan rencana pembelajaran berikutnya baik dari segi

materi ataupun rencana strateginya. Oleh karena itu, guru setidaknya mampu

menyusun instrumen tes maupun non tes, mampu membuat keputusan bagi posisi

siswanya, apakah telah dicapai harapan penguasaannya secara optimal atau belum.

Kemampuan yang harus dimiliki oleh guru kemudian menjadi suatu kegiatan rutin

yaitu membuat tes, melakukan pengukuran, dan mengevaluasi dari kompetensi

siswa-siswanya sehingga mampu menetapkan kebijakan pembelajaran

selanjutnya.

Evaluasi pembelajaran merupakan suatu usaha untuk memperbaiki mutu

proses belajar mengajar. Informasi-informasi diperoleh dari pelaksanaan evaluasi

pembelajaran pada gilirannya digunakan untuk memperbaiki kualitas proses

belajar mengajar.

Melihat kenyataan di atas, maka penulis menganggap perlu untuk meneliti

kompetensi guru dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran pendidikan agama

(20)

1. Kompetensi guru mempunyai peran yang sangat besar terhadap

keberhasilan pendidikan.

2. Kompetensi guru merupakan tuntutan yang harus dimiliki agar dapat

meningkatkan kemampuan dan ketrampilan sehingga proses pembelajaran

akan berjalan optimal.

3. Pentingnya evaluasi pembelajaran yang merupakan suatu usaha untuk

memperbaiki mutu proses belajar mengajar. Informasi-informasi yang

diperoleh dari proses evaluasi pembelajaran pada gilirannya digunakan

untuk memperbaiki kualitas proses belajar mengajar

4. Penulis mengambil lokasi SD Islam Ngadirejo Temanggung karena

dilokasi tersebut belum ada yang mengadakan penelitian tentang masalah

tersebut, di samping itu penulis ingin mengetahui kompetensi guru dalam

pelaksanaan evaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di SD Islam

Ngadirejo Temanggung.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa terdorong untuk mengkaji

dan meneliti lebih lanjut mengenai kompetensi guru dalam melaksanakan

tugas-tugasnya yang berkaitan dengan kegiatan evaluasi pembelajaran dalam bentuk

skripsi yang berjudul Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Evalusai

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Islam Ngadirejo Temanggung

B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH

Mengingat luasnya ruang lingkup yang diuraikan, maka untuk

(21)

akan membatasi ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas sebagai

berikut:

1. Kompetensi yang dimaksud disini adalah kemampuan yang

harus dimiliki oleh seorang guru dalam pelaksanaan proses

belajar mengajar khususnya kompetensi profesional.

2. Evaluasi pembelajaran yang akan dikaji adalah evaluasi

formatif Pendidikan Agama Islam yang pada pelaksanaannya

lebih dikenal dengan Ulangan Harian.

Dari latar belakang masalah tersebut,maka dapat ditarik beberapa

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah Kompetensi Guru dalam Pelaksanaan Evaluasi

Pembelajaran di SD Islam Ngadirejo ?

2. Bagaimana Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam yang diterapkan di SD Islam Ngadirejo?

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penyusunan sekripsi ini

adalah:

1. Untuk mengetahui kompetensi Guru dalam melaksanakan

tugas-tugasnya yang berkaitan dengan evaluasi proses pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SD Islam Ngadirejo.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di SD Islam Ngadirejo.

(22)

Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna bagi dunia pendidikan

dan sebagai masukan bagi guru betapa pentingnya kompetensi guru dalam

menigkatkan mutu pembelajaran dan keterkaitan kompetensi guru dalam

pelaksanaan evaluasi pembelajaran sehingga dapat menghasilkan hasil

belajar yang optimal.

E. LANDASAN TEORI

Dalam landasan teori ini menjelaskan hal-hal yang berhubungan antara

kompetensi dengan evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

1. Pengertian kompetensi

Menurut Usman, kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan

kualifikasi atau kemampuan seseoarang baik kualitatif maupun kuantitatif.

(Kunandar, 2007:51)

Charles E. Johnson, mengemukakan bahwa kompetensi merupakan

perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai

dengan kondisi yang diharapkan. (Moh Uzer Usman, 2005:14)

2. Pengertian Evaluasi

Menurut Mehrens dan Lehman yang dikutip oleh Ngalim

Purwanto, evaluasi dalam arti luas adalah suatu proses merencanakan,

memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk

membuat alternative-alternatif keputusan. (Ngalim Purwanto, 2004:3)

Menurut Norman Gronlund, yang dikutip oleh Ngalim Purwanto

(23)

sistematis untuk menentukan kepuasan sampai sejauh mana tujuan yang

dicapai oleh siswa (Ngalim Purwanto, 2004:3 )

Wrightstone dan kawan-kawan, evaluasi pendidikan adalah

penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa kearah

tujuan-tujuan atau nilai yang telah diterapkan didalam kurikulum. (Ngalim

Purwanto, 2004:3)

G. METODE PENELITIAN

1. Populasi dan Sempel

a. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Suharsimi Arikunto,

1987:115). Sedangkan semua individu untuk siapa

kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan

disebut populasi atau universe. Berdasarkan kedua pendapat di atas

populasi adalah seluruh individu atau penduduk dalam wilayah

penelitian yang nantinya akan dikenai hasil penelitian. Populasi

penelitian ini mencakup semua guru kelas yang mengajar di SD Islam

Ngadirejo kecuali guru kelas lima karena disini sebagai peneliti,

sehingga jumlah keseluruhan ada lima orang guru yaitu guru kelas 1,

guru kelas 2, guru kelas 3, guru kelas 4, dan guru kelas 6.

b. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto sampel adalah sebagian atau wakil

(24)

Hadi berpendapat sebagian dari populasi disebut sampel (Sutrisno

Hadi, 1978:221).

Sedangkan menurut Nana Sudjana sempel adalah sebagian dari

populasi yang memiliki sifat dan karakteristik yang sama, sehingga

betul-betul mewakili populasi (Nana Sudjana, 1989:84).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sampel

adalah sebagian dari populasi yang merupakan wakil dari keseluruhan

subjek peneliti. Mengenai besar kecilnya sampel tidak ada ketentuan

tetapi perlu diingat bahwa semakin besar sampel yang diambil, maka

kesimpulan yang diperoleh semakin baik. Berdasarkan pendapat

Suharsimi Arikunto yaitu, jika subjeknya kurang dari seratus, lebih

baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi, sedangkan jika subjeknya besar dapat diambil antara 10-15%

atau 20-25% atau lebih, sesuai kemampuan. Mengingat bahwa di SD

Islam Ngadirejo guru agama dipegang oleh guru kelas maka penelitian

akan dilakukan pada seluruh guru kelas kecuali guru kelas lima,

sehingga penelitian ini disebut sebagai penelitian populasi.

2. Variabel Penelitian

Yang dimaksud Variabel adalah apa yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian. (Suharismi Arikunto, 1998:87).

(25)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah

kompetensi guru dalam evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam peneitian skripsi ini adalah metode

deskriptif analisis yang ditunjang oleh data yang diperoleh melalui

penelitian kepustakaan (Library Research), dan penelitian lapangan (Field

Research). Adapun penelitian kepustakaan (Library Research) adalah

menelaah, mengkaji dan mempelajari berbagai literature (referensi) yang

erat kaitannya dengan masalah yang akan dibahas. Penelitian lapangan

(Field Research), penulis terjun langsung ke lapangan atau dilakukan di

sekolah dengan melalui observasi, wawancara, angket dan studi

dokumentasi, guna memperoleh data yang jelas dan representatif

4. Definisi Operasional

a. Kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau

kemampuan seseoarang baik. (Kunandar, 2007:51)

b. Evaluasi pembelajaran adalah proses yang dilakukan oleh guru untuk

mengetahui, memahami, dan menggunakan hasil kegiatan belajar

siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. (Abdul Rahman,

2000:71)

c. Pendidikan Agama Islam adalah proses penyampaian

materi/pengalaman belajar atau penanaman nilai ajaran Islam

sebagaimana kepada peserta didik yang beragama Islam. (Chabib

(26)

5. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Observasi yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara

mengamati data dan mencatat terhadap gejala-gejala yang ada

(Suharismi Arikunto, 1997:204). Observasi ini dilakukan dengan cara

mengamati instrumen-instrumen dalam proses evaluasi serta data yang

dapat menunjang kelengkapan penelitian ini.

b. Wawancara yaitu mengajukan sejumlah pertanyaan lisan yang

langsung ditujukan kepada orang yang banyak mengetahui

permasalahan yang diteliti yaitu Kepala SD Islam Ngadirejo, serta

segenap dewan guru, sehingga didapat informasi tentang Kompetensi

Guru dalam Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

c. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto,

1987:140). Sesuai dengan variabel penulis menggunakan metode

angket sebagai metode pokok dalam penggalian data. Metode angket

ini berguna untuk memperoleh informasi tentang hubungan

kompetensi guru dalam evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama

Islam.

Bentuk angket dibuat tertutup sehingga tidak memberi peluang

kepada guru mengisi secara bebas. Pertanyaan sudah tersedia jawabannya

(27)

memudahkan dalam menganalisis data yang dihimpun. Teknik ini penulis

gunakan untuk mengumpulkan data mengenai kompetensi guru dalam

evaluasi pembelajaran dengan responden guru SD Islam Ngadirejo.

Angket bersifat tertutup maksudnya setiap guru memilih jawaban yang

sudah ada dalam angket dan tidak diberi kesempatan untuk membuat

jawaban sendiri. Angket ini diberikan kepada guru kelas 1, 2, 3, 4 dan 6

yang mengajar di SD Islam, guna memperoleh data tentang pelaksanaan

evaluasi pembelajaran.

6. Teknik Analisis Data

Teknis pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk

menguraikan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data

tersebut dapat dipahami oleh penulis dan orang lain.

Untuk mengolah data hasil penelitian, penulis melakukan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editing

Dalam mengolah data, pertama kali yang harus dilakukan adalah

editing, yaitu melakukan edit, memilih atau meneliti angket satu persatu

tentang kelengkapan dan kebenaran pengisian angket, sehingga terhindar

dari kekeliruan dan kesalahan.

b. Scoring

Setelah melewati tahap editing, maka selanjutnya penulis

memberikan skor terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam

(28)

Adapun pemberian skor untuk tiap jawaban adalah:

Selalu (S) 4

Sering (SR) 3

Kadang-kadang (KK) 2

Tidak Pernah (TP) 1

c. Tabulasi dan analisis

Tabulasi adalah perhitungan terhadap data yang sudah diberikan

skor berdasarkan jenis data yang dikumpulkan yaitu data kualitatif

yang kemudian diubah menjadi kuantitatif, maka teknik yang

digunakan adalah analisis statistik, yaitu dengan menggunakan rumus

statistik ( prosentase ) yang digunakan untuk mendeskripsikan hasil

penelitian dengan rumus sebagai berikut:

P = F X 100% N

P : Prosentase Jawaban F : Frekuensi

N : Banyaknya responden

Setelah penulis melakukan penghitungan, selanjutnya

penulis mengkategorikan tentang kompetensi guru dan pelaksanaan

evaluasi pembelajaran berdasarkan skor yang diperoleh dari angket

yang diberikan kepada semua guru kelas kecuali guru kelas lima di

(29)

Skor 40-69 : menunjukkan kompetensi guru dalam pelaksanaan

evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam

rendah

Skor 70-99 : menunjukkan kompetensi guru dalam pelaksanaan

evaluasi pembelajarn Pendidikan Agama Islam

kurang tinggi

Skor 100-129 : menunjukkan kompetensi guru dalam pelaksanaan

evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam

sedang

Skor 130-160 : menunjukkan kompetensi guru dalam pelaksanaan

evaluasi pembelajaran Pendidkan Agama Islam

tinggi

F. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI

Untuk memberikan gambaran secara umum mengenai apa yang terkandung

dalam skripsi ini, disajikan garis besar sistematika skripsi sebagai berikut:

1. Bagian Awal Skripsi

Pada bagian ini terdapat sampul, lembar logo, judul, persetujuan

pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto

dan persembahan, kata pengantar, abstraks, daftar isi, dan daftar table.

2. Bagian Isi Skripsi

Bagian isi terdiri dari lima bab yang berisi :

(30)

Pada bab ini membahas tentang alasan pemilihan judul, pembatasan

dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, landasan

teori, metodologi penelitian dan sistematika skripsi.

b. Bab II Kajian Teori

Pada bab ini membahas tentang konsep-konsep teoritis yang mendasari

penelitian ini, yaitu : pengertian kompetensi guru, teori kompetensi

guru, urgensi kompetensi guru, macam-macam kompetensi guru,

pengertian evaluasi, tujuan evaluasi, fungus evaluasi, prinsip-prinsip

evaluasi, langkah-langkah evaluasi, evaluasi Pendidikan Agama Islam

dan hubungan antara kompetensi guru dengan pelaksanaan evaluasi

pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

c. Bab III Hasil Penelitian

Pada bab ini membahas tentang gambaran umum sekolah yang

meliputi : sejarah singkat sekolah, visi misi sekolah, tujuan sekolah,

profil sekolah, struktur organisasi, data guru dan karyawan, data siswa,

sarana prasarana, kurikulum dan system belajar mengajar serta

penyajian data tentang kompetensi guru dan hasil evaluasi Pendidikan

Agama Islam.

d. Bab IV Analisis Data Tentang Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan

Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian serta temuan-temuan

dalam penelitian.

(31)

Pada bab ini membahas tentang simpulan dan saran yang diberikan

berdasarkan hasil penelitian.

3. Bagian Akhir Skripsi

(32)

BAB II KAJIAN TEORI A. Kompetensi Guru

1. Pengertian Kompetensi Guru

Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dan utama dalam konteks

pembangunan bangsa dan negara. Hal ini dapat terlihat dari tujuan nasional

bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang

menempati posisi yang strategis dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4. Dalam

situasi pendidikan, khususnya pendidikan formal di sekolah, guru merupakan

komponen yang penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Ini disebabkan

guru berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Dengan kata lain,

guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses

dan hasil pendidikan yang berkualitas. Dengan demikian upaya perbaikan apapun

yang dilakukan untuk meningkatkan pendidikan tidak akan memberikan

sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan

berkompeten. Oleh karena itu, diperlukanlah sosok guru yang mempunyai

kualifikasi, kompetensi dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas

profesionalnya.

Guru yang profesional pada intinya adalah guru yang memiliki kompetensi

dalam melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi berasal dari kata

competency, yang berarti kemampuan atau kecakapan. Menurut kamus bahasa

Indonesia, kompetensi dapat diartikan (kewenangan) kekuasaan untuk

(33)

kompetensi sebenarnya memiliki banyak makna diantaranya adalah sebagai

berikut:

Menurut Usman, kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan

kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun kuantitatif

(Kunandar, 2007:51).

Charles E. Johnson, mengemukakan bahwa kompetensi merupakan

perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan

kondisi yang diharapkan (Moch. User Usman, 2005:14).

Kompetensi merupakan suatu tugas yang memadai atas kepemilikan

pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang

(Rostiyah N.K, 1989:4). Kompetensi juga berarti sebagai pengetahuan,

keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan

bertindak (Kunandar, 2007:52).

Pengertian kompetensi ini, jika digabungkan dengan sebuah profesi yaitu

guru atau tenaga pengajar, maka kompetensi guru mengandung arti kemampuan

seseorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung

jawab dan layak atau kemampuan dan kewenangnan guru dalam melaksanakan

profesi keguruannya (Moch. User Usman, 2005:14).

Pengertian kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan

yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat

dan efektif (Kunandar, 2007:55).

Namun, jika pengertian kompetensi guru tersebut dikaitkan dengan

(34)

manusia, terutama dalam mencapai ketentraman batin dan kesehatan mental pada

umumnya. Agama Islam merupakan bimbingan hidup yang paling baik, pencegah

perbuatan salah dan munkar yang paling ampuh, pengendali moral yang tiada

taranya. Maka kompetensi guru agama Islam adalah kewenangan untuk

menentukan Pendidikan Agama Islam yang akan diajarkan pada jenjang tertentu

di sekolah tempat guru itu mengajar (Zakiyah Darajat, 1995:95).

Kemampuan guru tidak hanya memiliki keunggulan pribadi yang dijiwai

oleh keutamaan hidup dan nilai-nilai luhur yang dihayati serta diamalkan. Namun

seorang guru hendaknya memiliki kemampuan paedagogis atau hal-hal mengenai

tugas-tugas kependidikan seorang guru.

2. Urgensi Kompetensi Guru

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses

belajar mengajar tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan

antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Agar proses pembelajaran

dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, maka guru mempunyai tugas dan

peranan yang penting dalam mengantarkan peserta didiknya mencapai tujuan yang

diharapkan. Oleh karena itu, sudah selayaknya guru mempunyai berbagai

kompetensi yang berkaitan dengan tugas dan tanggungjawabnya. Dengan

kompetensi tersebut, maka akan menjadikan guru profesional, baik secara

(35)

Masalah kompetensi guru merupakan hal urgen yang harus dimiliki oleh setiap

guru dalam jenjang pendidikan apapun. Guru yang terampil mengajar tentu harus

pula memiliki pribadi yang baik dan mampu melakukan social adjustment dalam

masyarakat. Kompetensi guru sangat penting dalam rangka penyusunan

kurikulum. Ini dikarenakan kurikulum pendidikan haruslah disusun berdasarkan

kompetensi yang dimiliki oleh guru. Tujuan, program pendidikan, sistem

penyampaian, evaluasi, dan sebagainya, hendaknya direncanakan sedemikian rupa

agar relevan dengan tuntutan kompetensi guru secara umum. Dengan demikian

diharapkan guru tersebut mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab sebaik

mungkin. Dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar siswa, kompetensi

guru berperan penting. Proses belajar mengajar dan hasil belajar para siswa bukan

saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi

sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing

para siswa. Guru yang berkompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya,

sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal (Oemar Hamaliki,

2006:36)

Agar tujuan pendidikan tercapai, yang dimulai dengan lingkungan belajar

yang kondusif dan efektif, maka guru harus melengkapi dan meningkatkan

kompetensinya. Di antara kriteria-kriteria kompetensi guru yang harus dimiliki

meliputi:

(36)

b. Kompetensi afektif, yaitu kompetensi atau kemampuan bidang sikap,

menghargai pekerjaan dan sikap dalam menghargai hal-hal yang

berkenaan dengan tugas dan profesinya.

c. Kompetensi psikomotorik, yaitu kemampuan guru dalam berbagai

keterampilan atau berperilaku (Nana Sudjana, 1989:18).

3. Macam-macam Kompetensi Guru

Secara umum, guru harus memenuhi dua kategori yaitu memiliki

capability dan loyality, yakni guru itu harus memiliki kemampuan dalam bidang

ilmu yang diajarkannya, memiliki kemampuan teoritik tentang mengajar yang

baik dan mulai perencanaan, implementasi sampai evaluasi dan memiliki loyalitas

keguruan, yakni terhadap tugas-tugas yang tidak semata di dalam kelas, tapi

sebelum dan sesudah kelas (Dede Rosyada, 2004:112-113)

Kedua kategori, capability dan loyality tersebut, terkandung dalam

macam-macam kompetensi guru. Kompetensi guru meliputi kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

a. Kompetensi Personal

Dalam kompetensi personal ini telah mencakup kompetensi kepribadian dan

kompetensi sosial yang merupakan modal dasar bagi guru dalam menjalankan

tugas dan keguruannya secara profesional. Kompetensi personal guru menunjuk

perlunya struktur kepribadian dewasa yang mantap, susila, dinamik (reflektif serta

berupaya untuk maju), dan bertanggung jawab. Kompetensi kepribadian sangat

besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi para peserta

(37)

terperinci yaitu bahwa pendidik harus mempunyai kepribadian yang patut

diteladani. Kompetensi ini juga sangat penting dalam membentuk kepribadian

anak, guru menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta

mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara dan bangsa pada umumnya

(Mulyasa, 2007:117).

Sedangkan kompetensi sosial dimaksudkan bahwa guru mampu

memfungsikan dirinya sebagai makhluk sosial di masyarakat dan lingkungannya

sehingga mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,

sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan wali peserta didik, serta

masyarakat sekitar (Mulyasa, 173-174).

Menurut A.S Lardizabal, kompetensi personal-sosial adalah sebagai berikut

(Samana, 1994:55-57) :

1) Guru menghayati serta mengamalkan nilai hidup (termasuk nilai moral dan

keimanan)

2) Guru hendaknya mampu bertindak jujur dan bertanggungjawab

3) Guru mampu berperan sebagai pemimpin, baik di lingkup sekolah maupun

luar sekolah

4) Guru bersikap bersahabat dan terampil berkomunikasi dengan siapapun

demi tujuan yang baik.

5) Guru mampu berperan serta aktif dalam pelestarian dan pengembangan

budaya masyarakatnya.

6) Dalam persahabatan dengan siapapun, guru hendaknya tidak kehilangan

(38)

7) Bersedia ikut berperan serta dalam bebagai kegiatan sosial.

8) Guru adalah pribadi yang bermental sehat dan stabil

9) Guru tampil secara pantas dan rapi.

10)Guru mampu berbuat kreatif dengan penuh perhitungan

11)Guru hendaknya mampu bertindak tepat waktu dalam janji dan

penyelesaian tugas-tugasnya.

12)Guru hendaknya dapat menggunakan waktu luangnya secara bijaksana dan

Produktif.

b. Kompetensi Profesional

Dalam standar nasional pendidikan, kompetensi profesional adalah

kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang

memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang

ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Terdapat sepuluh kemampuan

dasar keguruan yang menjadi tolok ukur kinerjanya sebagai pendidik profesional,

diantaranya adalah sebagai berikut (Samana, 1994:61-69):

1) Guru dituntut menguasai bahan ajar. Penguasaan bahan ajar dari para guru

sangatlah menentukan keberhasilan pengajarannya. Guru hendaknya

menguasai bahan ajar wajib (pokok), bahan ajar pengayaan dan bahan ajar

penunjang dengan baik untuk keperluan pengajarannya, mampu

menjabarkan serta mengorganisasikan bahan ajar secara sistematis, relevan

dengan tujuan instruksional khusus (TIK), selaras dengan perkembangan

(39)

(mutakhir) dan dengan memperhatikan kondisi serta fasilitas yang ada di

sekolah dan atau yang ada di lingkungan sekolah.

2) Guru mampu mengolah program belajar mengajar. Guru diharapkan

menguasai secara fungsional tentang pendekatan sistem pengajaran, asas

pengajaran, prosedur-metode, strategi-teknik pengajaran, menguasai

secara mendalam serta berstruktur bahan ajar, dan mampu merancang

penggunaan fasilitas pengajaran.

3) Guru mampu mengelola kelas, usaha guru menciptakan situasi sosial

kelasnya yang kondusif untuk belajar sebaik mungkin.

4) Guru mampu menggunakan media dan sumber pengajaran. Kemampuan

guru

dalam membuat, mengorganisasi, dan merawat serta menyimpan alat

pengajaran dan atau media pengajaran adalah penting dalam upaya

meningkatkan mutu pengajaran.

5) Guru menguasai landasan-landasan kependidikan. Guru yang menguasai

dasar keilmuan dengan mantap akan dapat memberi jaminan bahwa

siswanya belajar sesuatu yang bermakna dari guru yang bersangkutan.

6) Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar, guru mampu berperan

sebagai motivator, inspirator, organisator, fasilitator, evaluator, membantu

penyelenggaraan administrasi kelas serta sekolah, ikut serta dalam layanan

B.K di sekolah. Dalam pengajaran guru dituntut cakap dalam aspek

(40)

7) Guru mampu menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.

Keahlian guru dalam pengukuran dan penilaian hasil belajar siswa

mempunyai dampak yang luas, data penilaian yang akurat sangat

membantu untuk menentukan arah perkembangan diri siswa, memandu

usaha, optimalisasi dan integrasi perkembangan diri siswa. Yang

pertama-tama perlu dipahami oleh guru secara fungsional adalah bahwa penilaian

pengajaran merupakan bagian integral dari sistem pengajaran. Jadi

kegiatan penilaian yang meliputi penyusunan alat ukur (tes),

penyelenggaraan tes, koreksi jawaban siswa serta pemberian skor,

pengelolaan skor, dan menggunakan norma tertentu, pengadministrasian

proses serta hasil penilaian dan tindak lanjut penilaian hasil belajar berupa

pengajaran remedial serta layanan bimbingan belajar dan seluruh tahapan

penilaian tersebut perlu diselaraskan dengan kemampuan sistem

pengajaran.

8) Guru mengenal fungsi serta program pelayanan BK. Mampu menjadi

partisipan yang baik dalam pelayanan B.K di sekolah, membantu siswa

untuk mengenali serta menerima diri serta potensinya membantu

menentukan pilihan-pilihan yang tepat dalam hidup, membantu siswa

berani menghadapi masalah hidup, dan lain-lain.

9) Guru mengenal dan mampu ikut penyelenggaraan administrasi sekolah,

guru dituntut cakap atau mampu bekerjasama secara terorganisasi dalam

(41)

10)Guru memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan mampu

menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan

pengajaran. Tuntutan kompetensi dibidang penelitian kependidikan ini

merupakan tantangan kualitatif bagi guru masa kini dan yang akan datang.

Untuk keberhasilan dalam mengemban peran sebagai guru, diperlukan adanya

standar kompetensi, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional. Berdasarkan UU sisdiknas No. 14 tentang guru dan dosen

pasal 10, menentukan bahwa kompetensi guru meliputi kmpetensi padagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang

diperoleh melalui pendidikan profesi (UU Sisdiknas, 2006:9).

a. Kompetensi Padagogik

Kompetensi padagogik adalah kemampuan guru dalam pengelolaan

pembelajaran peserta didik (Mulyasa, 2007:75). Kompetensi ini meliputi

pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,

evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi paedagogik merupakan

kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang

sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut (Mulyasa, 2007:75) ;

1) Pemahaman wawasan / landasan kependidikan

2) Pemahaman terhadap peserta didik

3) pengembangan kurikulum / silabus

4) Perancangan pembelajaran

(42)

6) Pemanfaatan tekhnologi pembelajaran

7) Evaliasi Hasil Belajar (EHB)

8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi

yang dimilikinya.

b. Kompetensi Kepribadian

Dalam standar nasional pendidikan, dikemukakan bahwa yang dimaksud

dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,

stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan

berakhlak mulia. Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap

pertumbuhan dan perkembangan pribadi para peserta didik. Kompetensi

kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk

kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia

(SDM) serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada

umumnya (Mulyasa, 2007:117).

c. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat

untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua / wali peserta didik dan masyarakat

sekitar. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari

masyarakat yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk (Mulyasa,

2007:173) :

1) Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat

(43)

3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua / wali peserta didik; dan

4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar

d. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi,

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing

peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar

nasional pendidikan. Adapun ruang lingkup kompetensi profesional sebagai

berikut (Mulyasa, 2007:135-136)

1) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi,

psikologis, sosiologis, dan sebagainya

2) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembanga

peserta didik

3) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi

tanggung jawabnya

4) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi

5) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan

sumber belajar yang relevan

6) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran

7) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik

8) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik

Dengan diberlakukannya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)

(44)

tugas kependidikan maka dalam melaksanakan kegiatan penilaian yang

merupakan salah satu ciri yang melekat pada pendidik profesional. Seorang

pendidik profesional selalu menginginkan umpan balik atas proses pembelajaran

yang dilakukannya. Hal tersebut dilakukan karena salah satu indikator

keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh tingkat keberhasilan yang dicapai

peserta didik. Dengan demikian, hasil penilaian dapat dijadikan tolok ukur

keberhasilan proses pembelajaran dan umpan balik bagi pendidik untuk

meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan. Adanya

komponen-komponen yang menunjukkan kualitas mengevaluasi akan lebih memudahkan

para guru untuk terus meningkatkan kualitas menilainya. Dengan demikian,

berarti bahwa setiap guru memungkinkan untuk dapat memiliki kompetensi

menilai secara baik dan menjadi guru yang bermutu (Kunandar, 2005:66)

1. Mempelajari fungsi penilaian

2. Mempelajari bermacam-macam teknik dan prosedur penilaian

3. Menyusun teknik dan prosedur penilaian

4. Mempelajari kriteria penilaian teknik dan proseur penialaian

5. Menggunakan teknik dan dan prosedur penilaian

6. Mengolah dan menginterpretasikan hasil penilaian

7. Menggunakan hasil penilaian untuk perbaikan proses belajar mengajar

8. Menilai teknik dan prosedur penilaian

(45)

Dalam standar kompetensi guru Temanggung, hal penguasaan teknik

evaluasi, guru yang berkompeten mampu melaksanakan evaluasi proses dan hasil

serta manfaat pembelajaran yaitu dengan:

1. Mengidentifikasi berbagai jenis alat atau cara penilaian

2. Menentukan metode yang tepat dalam menilai hasil belajar

3. Membuat dan mengembangkan alat evaluasi sesuai kebutuhan

4. Menentukan kriteria keberhasilan dalam melakukan evaluasi

5. Menganalisis hasil evaluasi dan melaksanakan tindak lanjut

B. Evaluasi Pembelajaran

1. Pengertian, Tujuan, Fungsi Evaluasi

Dalam pendidikan terjadi proses belajar mengajar yang sistematis, yang

terdiri dari banyak komponen. Masing-masing komponen pengajaran tidak

bersifat terpisah atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur,

saling bergantung dan berkesinambungan. Proses belajar mengajar pada dasarnya

adalah interaksi yang terjadi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan

pendidikan. Guru sebagai pengarah dan pembimbing, sedang siswa sebagai orang

yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan yang terjadi pada

diri siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar, maka guru bertugas

melakukan suatu kegiatan yaitu penilaian atau evaluasi atas ketercapaian siswa

dalam belajar. Selain memiliki kemampuan untuk menyusun bahan pelajaran dan

keterampilan menyajikan bahan untuk mengkondisikan keaktifan belajar siswa,

(46)

karena evaluasi merupakan salah satu komponen penting dari kegiatan belajar

mengajar.

Evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation. Menurut Mehrens dan

Lehmann yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, evaluasi dalam arti luas adalah

suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat

diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan (Ngalim Purwanto,

2004:3). Dalam hubungan dengan kegiatan pengajaran, evaluasi mengandung

beberapa pengertian, diantaranya adalah:

a. Menurut Norman Gronlund, yang dikutip oleh Ngalim Purwanto dalam

buku Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, evaluasi adalah

suatu proses yang sistematis untuk menentukan keputusan sampai sejauh

mana tujuan dicapai oleh siswa.

b. Wrightstone dan kawan-kawan, evaluasi pendidikan adalah penaksiran

terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa kearah tujuan-tujuan atau

nilai-nilai yang telah ditetapkan di dalam kurikulum (Ngalim Purwanto, 2004:3)

Selanjutnya, Roestiyah dalam bukunya Masalah-masalah ilmu keguruan yang

kemudian dikutip oleh Slameto, mendeskripsikan pengertian evaluasi sebagai

berikut (Slameto, 2001:6):

a. Evaluasi adalah proses memahami atau memberi arti, mendapatkan dan

mengkomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak pengambil

keputusan.

b. Evaluasi ialah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya,

(47)

mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong

dan mengembangkan kemampuan belajar.

c. Dalam rangka pengembangan sistem instruksional, evaluasi merupakan

suatu kegiatan untuk menilai seberapa jauh program telah berjalan seperti

yang telah direncanakan.

d. Evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan

dan apakah proses dalam pengembangan ilmu telah berada di jalan yang

diharapkan.

Seorang pendidik harus mengetahui sejauh mana keberhasilan pengajarannya

tercapai dengan baik dan untuk memperbaiki serta mengarahkan pelaksanaan

proses belajar mengajar, dan untuk memperoleh keputusan tersebut maka

diperlukanlah sebuah proses evaluasi dalam pembelajaran atau yang disebut juga

dengan evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran adalah evaluasi terhadap

proses belajar mengajar. Secara sistemik, evaluasi pembelajaran diarahkan pada

komponen-komponen sistem pembelajaran yang mencakup komponen raw input,

yakni perilaku awal (entry behavior) siswa, komponen input instrumental yakni

kemampuan profesional guru atau tenaga kependidikan, komponen kurikulum

(program studi, metode, media), komponen administrative (alat, waktu, dana),

komponen proses ialah prosedur pelaksanaan pembelajaran, komponen output

ialah hasil pembelajaran yang menandai ketercapaian tujuan pembelajaran (Oemar

Hamaliki, 1995-171)

Dilihat dari fungsinya yaitu dapat memperbaiki program pengajaran, maka

(48)

formatif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan pada akhir program belajar mengajar

untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri (Nana

Sudjana, 1991:5). Menurut Anas Sudijono, evaluasi formatif ialah evaluasi yang

dilaksankan ditengah-tengah atau pada saat berlangsungnya proses pembelajaran,

yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan program pelajaran atau subpokok

bahasan dapat diselesaikan, dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta

didik .telah terbentuk. sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan

(Anas Sudijono, 2006:23). Secara umum, dalam bidang penidikan, evaluasi

bertujuan untuk :

a. Memperoleh data pembuktian yang akan menjadi petunjuk sampai dimana

tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik dalam

pencapaian tujuan-tujuan kurikuler setelah menempuh proses

pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

b. Mengukur dan menilai sampai di manakah efektifitas mengajar dan

metode-metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan oleh

pendidik, serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh peserta.

Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evluasi dalam bidang

pendidikan adalah:

a. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program

Pendidikan.

b. Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan

(49)

dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya (Anas Sudijono,

2006:17)

Evaluasi dalam pembelajaran dilakukan untuk kepentingan pengambilan

keputusan, misalnya tentang akan digunakan atau tidaknya suatu pendekatan,

metode, atau teknik. Dalam keadaan pengambilan keputusan proses pembelajaran,

evaluasi sangat penting karena telah memberikan informasi mengenai

keterlaksanaan proses belajar mengajar, sehingga dapat berfungsi sebagai

pembantu dan pengontrol pelaksanaan proses belajar mengajar. Dengan demikian,

betapa penting fungsi evaluasi itu dalam proses belajar mengajar. Dalam

keseluruhan proses pendidikan, secara garis besar evaluasi berfungsi untuk

(Slameto, 2001:15-16) :

a. Mengetahui kemajuan kemampuan belajar murid. Dalam evaluasi

formatif, hasil dari evaluasi selanjutnya digunakan untuk memperbaiki

cara belajar siswa.

b. Mengetahui status akademis seseorang siswa dalam kelasnya.

c. Mengetahui penguasaan, kekuatan dalam kelemahan seseorang siswa atas

suatu unit pelajaran.

d. Menegtahui efisiensi metode mengajar yang digunakan guru.

e. Menunjang pelaksanaan B.K di sekolah.

f. Memberi laporan kepada siswa dan orang tua

g. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan promosi siswa.

h. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan pengurusan (streaming)

(50)

serta

j. Memberi informasi kepada masyarakat yang memerlukan, dan

k. Merupakan feedback bagi siswa, guru dan program pengajaran.

l. Sebagai alat motivasi belajar mengajar

m. Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang

bersangkutan (Ngalim Purwanto, 1984:7)

Bagi guru fungsi evaluasi perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh agar

evaluasi yang diberikan benar-benar mengenai sasaran. Hal ini didasarkan karena

hampir setiap saat guru melaksanakan kegiatan evaluasi untuk menilai

keberhasilan belajar siswa serta program pengajaran.

2. Prinsip Evaluasi

Prinsip diperlukan sebagai pemandu dalam kegiatan evaluasi. Diantar

prinsip-prinsip evaluasi adalah sebagai berikut :

a. Prinsip Objektif

Evaluasi harus dilaksanakan secara objektif. Objektif artinya tanpa

pengaruh, karena evaluasi harus berdasarkan data-data yang nyata dan

harus berdasarkan testing yang telah dilaksanakan.

b. Prinsip Kontinu

Evaluasi harus dilaksanakan secara kontinu. Maksudnya evaluasi itu harus

dilaksanakan terus menerus.

(51)

Evaluasi hendaknya dilaksanakan secara komprehensif. Artinya evaluasi

itu hendaknya sejauh mungkin harus mengena pada semua aspek

kepribadian murid (Subari, 1994:172)

Sedangkan prinsip evaluasi menurut standar penilaian pendidikan

jenjang pendidikan dasar dan menengah, prinsip tersebut mencakup

(BSNP, 2007:4-6):

a. Sahih

Berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan

yang diukur. Oleh karena itu, instrumen yang digunakan perlu disusun

melalui prosedur sebagaimana dijelaskan dalam panduan agar memiliki

bukti kesahihan dan keandalan.

b. Objektif

Berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak

dipengaruhi subjektivitas penilai. Oleh karena itu, pendidik perlu

menggunakan rubrik atau pedoman dalam memberikan skor terhadap

jawaban peserta didik atas butir soal uraian dan tes praktik atau kinerja

sehingga dapat meminimalkan subjektivitas pendidik.

c. Adil

Berarti penilaian tidak menguntungkan dan tidak merugikan peserta didik

karena berkebutuhan khusus, perbedaan latar belakang agama, suku,

budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, atau gender. Faktor-faktor

tersebut tidak relevan di dalam penilaian, oleh karena itu perlu dihindari

(52)

d. Terpadu

Berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang

tidak terpisahkan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini hasil penilaian

benar-benar dijadikan dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran yang

diselenggarakan oleh peserta didik. Jika hasil penilaian menunjukkan

banyak peserta didik yang gagal, sementara instrumen yang digunakan

sudah memenuhi persyaratan secara kualitatif, berarti proses pembelajaran

kurang baik. Dalam hal demikian, pendidik harus memperbaiki rencana

dan/atau pelaksanaan pembelajarannya.

e. Terbuka

Berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan

keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. Oleh karena

itu, pendidik menginformasikan prosedur dan kriteria penilaian kepada

peserta didik, dan pihak yang berkepentingan dapat mengakses prosedur

dan kriteria penilaian serta dasar penilaian yang digunakan.

f. Menyeluruh dan berkesinambungan

Berarti penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan

menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau

perkembangan kemampuan peserta didik. Oleh karena itu, penilaian bukan

semata-mata untuk menilai prestasi peserta didik melainkan harus

mencakup semua aspek hasil belajar untuk tujuan pembimbingan dan

pembinaan.

(53)

Berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan

mengikuti langkah-langkah baku. Oleh karena itu, penilaian dirancang dan

dilakukan dengan mengikuti prosedur dan prinsip-prinsip yang ditetapkan.

Dalam penilaian kelas, misalnya, guru mata pelajaran agama menyiapkan

rencana penilaian bersamaan dengan menyusun silabus dan RPP.

h. Beracuan kriteria

Berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang

ditetapkan. Oleh karena itu, instrumen penilaian disusun dengan merujuk

pada kompetensi (SKL, SK, dan KD). Selain itu, pengambilan keputusan

didasarkan pada kriteria pencapaian yang telah ditetapkan.

i. Akuntabel

Berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,

prosedur, maupun hasilnya. Oleh karena itu, penilaian dilakukan dengan

mengikuti prinsip-prinsip keilmuan dalam penilaian dan keputusan yang

diambil memiliki dasar yang objektif.

3. Teknik-Teknik Evaluasi

Istilah teknik dapat diartikan sebagai alat. Jadi teknik evaluasi berarti alat yang

digunakan dalam rangka melakukan kegiatan evaluasi. Berbagai macam teknik

penilaian dapat dilakukan secara komplementer (saling melengkapi sesuai dengan

kompetensi yang dinilai. Dalam konteks evaluasi hasil proses pembelajaran di

sekolah dikenal adanya 2 macam teknik, yaitu teknik tes, maka evaluasi dilakukan

dengan jalan menguji peserta didik, sedangkan teknik non test, maka evaluasi

(54)

a. Teknik tes

Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran

dan penilaian dibidang pendidikan yang berbentuk pemberian tugas atau

serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintah oleh

testee sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku dengan

nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya atau dibandingkan dengan nilai standar

tertentu (Anas Sudijono, 2006:67)

Ditinjau dari segi fungsi yang dimiliki oleh tes sebagai alat pengukur

perkembangan belajar peserta didik, tes dibedakan menjadi tiga golongan:

1) Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui

kelemahankelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan

siswa tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat (Suharsimi

Arikunto, 2002:63)

2) Tes formatif, adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui sudah

sejauhmanakah peserta didik telah terbentuk sesuai dengan tujuan

pengajaran yang telah ditentukan setelah mereka mengikuti proses

pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Di sekolah.sekolah tes formatif

ini dikenal dengan istilah ulangan harian.

3) Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan

satuan program pengajaran selesai diberikan, di sekolah tes ini dikenal

dengan .ulangan umum, dimana hasilnya digunakan untuk mengisi nilai

raport atau mengisi Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) atau Ijazah (Anas

(55)

Apabila ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara

memberikan jawabannya, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu, tes

tertulis dan tes lisan (Anas Sudijono, 2006:75)

b. Teknik non tes

Dengan teknik non tes (Suharsimi Arikunto, 2002:27-31), maka penilaian

atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta

didik, melainkan dilakukan dengan cara :

1) Skala bertingkat (Rating scale)

Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu

hasil pertimbangan.

2) Quesioner (Angket)

Yaitu sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan

diukur (responden)

3) Daftar cocok (Check list)

Yaitu deretan pernyataan dimana responden yang dievaluasi tinggal

membubuhkan tanda cocok (√) ditempat yang sudah disediakan.

4) Wawancara (Interview)

Suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari

responden dengan jalan tanya jawab sepihak.

5) Pengamatan (observation)

Suatu tehnik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara

teliti serta pencatatan secara sistematis.

Gambar

Tabel. 2
Tabel. 4
Tabel. 5
Tabel. 6
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Bentuk pertumbuhan karang yang paling dominan dimangsa adalah karang dengan bentuk pertumbuhan tabulate yang merupakan preferensi makanan baik pada fase Early Juvenile maupun

Pada makalah ini disampaikan (i) hasil analisis terhadap keadaan dan perkembangan industri petrokimia di Indonesia untuk mengenali dan memahami struktur, kelemahan, kekuatan, dan

Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LPPHPL-013-IDN tanggal 1 September 2009 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga

Muhamad Insanu Biologi Farmasi 4 10.00 – 10.40 HALIMAH NUR RIZKIYATI NIM 10711076 Isolasi Senyawa Antioksidan dari Ekstrak Etil Asetat Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Dra.

Ampul dibuat dari bahan gelas tidak berwarna akan tetapi untuk bahan obat yang peka terhadap cahaya, dapat digunakan ampul yang terbuat dari bahan gelas

Peneliti menunjuk pada teori yang dikemukakan oleh Sanders (2003) diketahui bahwa perilaku yang muncul pada pelaku bullying adalah rasa percaya diri yang tinggi, perilaku agresif,

Secara umum penelitian ini memperlihatkan bahwa pupuk hayati Azotobacter dapat berperan dalam menurunkan serapan kadmium tanaman padi dan keberdaannya d rizosfer

Sumber daya sering menjadi masalah utama dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah Indonesia. Hal ini juga dirasakan dalam implementasi e-Government di DPMPPTSP Kota