• Tidak ada hasil yang ditemukan

S GEO 1104318 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S GEO 1104318 Chapter1"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Muhammad Adi Priyatna, 2015

KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan di Indonesia terus berlangsung seiring dengan

perkembangan zaman dan pertumbuhan ekonomi yang terus tumbuh setiap

tahunnya. Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk

memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat. Pembangunan di suatu

Negara akan terus dilaksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan

penduduknya. Begitu pula dengan Negara Indonesia yang memiliki jumlah

penduduk pada tahun 2014 mencapai 251,3 juta jiwa dengan angka

pertumbuhan 1,5 % per tahun (Population Data Sheet USAID) menuntut adanya

pembangunan yang berkelanjutan untuk mengakomodasi kebutuhan penduduk

dalam rangka mensejahterakan masyarakat.

Pembangunan di Indonesia menggunakan primsip otonomi. Otonomi

daerah. menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan

daerah “Oto o i daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom

untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan”. Kebijakan

Otonomi daerah yang diterapkan di Indonesia sejak tahun 2001, membuka

keleluasaan daerah untuk melaksanakan pembangunan dan mengembangkan

wilayah sesuai dengan potensi Sumber daya alam dan manusia masing-masing

daerah.

Salah satu indikasi pembangunan di suatu daerah dapat dilihat dari adanya

perkembangan di daerah tersebut. Perkembangan disebabkan karena adanya

interaksi antar wilayah yang saling berhubungan satu sama lain. Interaksi terjadi

melalui pergerakan barang, jasa, bahan, manusia dan kapital. Interaksi mempunyai

peranan yang penting dalam pembentukan pola dan struktur kota-kota dalam

(2)

Muhammad Adi Priyatna, 2015

KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

simpul ini merupakan faktor pembentuk sistem, dan akan berwujud sebagai

aliran-aliran dalam suatu jejaring”

Pembangunan Perkotaan di Indonesia cenderung lebih pesat dibandingkan

dengan di desa, hal ini banyak menyebabkan penduduk desa yang berpindah ke

kota yang biasa disebut dengan urbanisasi. Urbanisasi yang terjadi Indonesia

dipengaruhi oleh kesenjangan perkembangan ekonomi antara desa dan kota,

selain itu sektor industri yang banyak dikembangkan di daerah perkotaan di

Indonesia membuat masyarakat desa tertarik untuk pergi ke kota untuk mencari

pekerjaan karena sektor industri banyak membutuhkan tenaga kerja dan relatif

lebih menguntungkan daripada bekerja di sektor pertanian.. Urbanisasi yang

meningkat membuat perkembangan kota semakin meningkat pula mulai dari

perkembangan infrastruktur, kebutuhan akan tempat tinggal dsb.

Perkembangan wilayah di Indonesia terjadi pula di Kabupaten Cianjur.

Kabupaten Cianjur merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi Jawa

Barat yang memiliki 32 Kecamatan dan 342 Desa. Kabupaten Cianjur sedang giat

melakukan pembangunan terutama infrastukur dan fasilitas publik seperti jalan,

gedung perkantoran, rumah sakit dsb. Pembangunan di Kabupaten Cianjur

tercermin dari Indeks Pembangunan Manusia yang meningkat setiap tahunnya.

Indeks Pembangunan Manusia dilihat dari perkembangan pendidikan, ekonomi

dan kesehatan suatu daerah. Menurut BPS Kabupaten Cianjur ( 2014, hlm. 11)

“pada tahun 2007 IPM Kabupaten Cianjur sebesar 68,28 dan 6 tahun berikutnya

pada tahun 2013 meningkat menjadi 70,38” . Peningkatan IPM tersebut masih rendah dibandingkan dengan raihan IPM Kabupaten dan Kota lainnya di jawa

barat dengan Indeks rata-rata 71 ke atas dan Kabupaten Cianjur harus

melaksanakan pembangunan lebih giat lagi karena pada tahun 2013 IPM

Kabupaten Cianjur menempati urutan ke 25 dari 27 Kabupaten di Jawa Barat.

Indeks Pembangunan Manusia bukan satu-satunya alat untuk mengukur

pembangunan sebagai cerminan perkembangan wilayah di wilayah tersebut. Cara

lain mengukur perkembangan wilayah yaitu dengan menggunakan beberapa

indikator antara lain perkembangan fisik yang terdiri dari perluasan wilayah dan

perkembangan infrastruktur, serta perkembangan non fisik yang terdiri dari

(3)

Muhammad Adi Priyatna, 2015

KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indikator lain yang dapat digunakan untuk mengukur perkembangan wilayah

antara lain perkembangan ekonomi, perkembangan sosial penduduk, dan

perkembangan infrastruktur.

Wilayah yang sedang giat pembangunan sebagai akibat dari

perkembangan Kabupaten Cianjur adalah Kawasan Perkotaan Cianjur yang

berperan sebagai Ibukota Kabupaten dan Pusat Kegiatan Wilayah. Menurut Dinas

BMCK (Bina Marga Cipta Karya) (2006, hlm.3) :

“Pusat Kegiatan Wilayah adalah kota sebagai pusat jasa pelayanan keuangan atau bank yang melayani beberapa kabupaten, pusat pengolahan atau pengumpulan barang yang melayani beberapa kabupaten simpul transportasi untuk beberapa kabupaten serta pusat pelayanan jasa lain untuk beberapa kabupaten”.

RTRW Kabupaten Cianjur Tahun 2011 – 2031 menyatakan bahwa

terdapat dua kawasan Perkotaan yang ada di Kabupaten Cianjur yaitu, Perkotaan

Cipanas dan Perkotaan Cianjur, namun yang akan menjadi fokus penelitian disini

adalah Perkotaan Cianjur. Kawasasan perkotaan Cianjur terdiri dari 6 Kelurahan

dan 14 Desa yang tersebar di 3 Kecamatan yang berbeda yaitu Kecamatan

Cianjur, sebagian Kecamatan Karangtengah dan sebagian Kecamatan Cilaku

dengan luas wilayah sebesar 59,05 km2. Kawasan Perkotaan Cianjur merupakan

Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Kabupaten Cianjur. Dengan fungsi tersebut

menjadikan kawasan Perkotaan Cianjur mengalami perkembangan baik dari sisi

fisik seperti penambahan luas kota dan alih fungsi lahan serta dari sisi sosial

seperti perkembangan demografis, tingkat pendidikan dan perubahan mata

pencaharian. Untuk perkembangan penduduk dapat dilihat pada tabel 1.1

Perkembangan penduduk di Kawasan Perkotaan Cianjur selama 12 tahun

dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2012 menunjukan peningkatan yang cukup

besar dengan angka pertumbuhannya mencapai 26, 21 % ( Hasil observasi dan

perhitungan, 2015) . Dengan angka pertambahan penduduk, perubahan jumlah

dan kepadatan penduduk mengindikasikan adanya implikasi terhadap

penambahan aspek fisik kota baik luas kota maupun infrastruktur yang terdapat

dalam kota tersebut, selain aspek fisik, peningkatan jumlah penduduk yang

menggambarkan perkembangan wilayah, akan mempengaruhi kebutuhan

(4)

Muhammad Adi Priyatna, 2015

KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

inilah yang mempengaruhi perkembangan Kawasan Perkotaan Cianjur sehingga

ditetapkan menjadi Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Kabupaten Cianjur.

Tabel 1.1 Perkembangan Penduduk Kawasan Perkotaan Cianjur 2000 - 2012

No Nama Desa Luas

(km2)

Tahun 2000 Tahun 2012

Jumlah Kepadatan Jumlah Kepadatan

1 Nagrak 4.22 9461 2241 14138 3350

Kecamatan Cianjur 24.51 140645 5738 165553 6754

12 Sukamanah 2.61 6566 2516 8355 3193

Kecamatan Karangtengah 21.49 53388 2484 72885 3391

19 Rancagoong 4.17 6126 1470 7893 1892

20 Sirnagalih 6.25 13328 2132 22926 3668

Kecamatan Cilaku 10.42 19454 1867 30819 2957

Perkotaan Cianjur 56.42 213487 3784 269257 4772

Sumber : BPS Kabupaten Cianjur Tahun 2001 dan 2013

Pertumbuhan jumlah penduduk harus diiringi dengan pembangunan

infrastruktur. Pembangunan infrastruktur harus sesuai dengan kebutuhan

penduduk, seringkali pemerintah membangun sarana yang tidak menjadi prioritas

penduduk, hal ini akan membuat fungsi suatu infrastruktur tidak dapat digunakan

secara optimal. Perkembangan wilayah yang terjadi Kabupaten Cianjur akan

mempengaruhi kebutuhan penduduk akan prasarana perkotaan yang terdiri dari

(5)

Muhammad Adi Priyatna, 2015

KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkembangnya suatu wilayah kegiatan masyarakat akan berubah dan struktur

sosial pun menjadi bergeser dari masyarakat pertanian menjadi masyarakat

perkotaan dengan kegiatan utama di bidang perdagangan dan jasa.

Perkembangan wilayah harus diiringi dengan perencanaan yang matang,

contohnya dalam pembangunan infrastruktur di Kawasan Perkotaan Cianjur yang

terpusat di wilayah tertentu seperti Kelurahan Pamoyanan, Muka dan Sawah gede,

hal ini membuat konsentrasi penduduk di wilayah tersebut menjadi tinggi pada

siang hari Fenomena tersebut menunjukkan tidak meratanya pembangunan

infratuktur. Tidak meratanya pembangunan dan pelayanan infrastruktur di

Perkotaan Cianjur terlihat juga pada pelayanan persampahan. Pelayanan truk

sampah hanya menjangkau pusat kota saja, penduduk yang berada di pinggiran

kota masih membuang sampah di tempat penampungan sementara dengan

pengelolaan dengan cara pembakaran sampah yang dapat mengakibatkan

pencemaran udara.

Contoh masalah lain sebagai akibat dari kurang matangnya perencanaan

pembangunan infrastruktur di Perkotaan Cianjur adalah kemacetan di sekitar Jl

Siti Jenab ( pusat pendidikan dan perdagangan) yang disebabkan oleh banyaknya

jumlah kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut karena bertambahnya jumlah

kendaraan bermotor..

Masalah yang berkaitan dengan pemanfaatan infrastruktur di Perkotaan

Cianjur , terjadi di Terminal di Rawa Bango , di Kecamatan Karangtengah yang

saat ini kurang terperhatikan dan fungsinya yang kurang optimal, penduduk lebih

memilih badan jalan sebagai tempat menunggu kendaraan daripada menggunakan

terminal. Contoh di atas mengindikasikan tidak ada perencaan yang jelas

mengenai prasarana perkotaan yang akan dibangun.

Ketersediaan infrastruktur di suatu wilayah harus sesuai dengan standar

minimal jumlah penduduk agar persebaran infrastruktur merata dan penduduk

dapat dengan mudah mengakses infrastruktur tersebut.

(6)

Muhammad Adi Priyatna, 2015

KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Identifikasi Masalah

Pembangunan wilayah di Kabupaten Cianjur akan mempengaruhi

perkembangan wilayah perkotaan. Perkembangan wilayah ditandai dengan

pertumbuhan jumlah penduduk dan pertumbuhan jumlah ketersediaan

infrastruktur. Fakta di lapangan menunjukan tidak meratanya pembangunan

sarana infrastruktur yang hanya terpusat di wilayah tertentu dan kurang

optimalnya pemanfaatan suatu infrastruktur oleh penduduk. Perkotaan Cianjur

terdiri 20 Desa / Kelurahan dengan jumlah penduduk yang berbeda

mengindikasikan akan adanya perbedaan pada tingkat ketersediaan dan

pemanfaatan infrastruktur oleh penduduk.

C. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang diangkat dalam penelitian ini dijabarkan dalam

pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah ketersediaan infrastruktur dalam bentuk utilitas umum di

Perkotaan Cianjur ?

2. Bagaimanakah ketersediaan infrastruktur dalam bentuk prasarana lingkungan

di Perkotaan Cianjur ?

3. Bagaimanakah ketersediaan infrastruktur dalam bentuk sarana lingkungan di

Perkotaan Cianjur ?

4. Bagaimanakah pemanfaatan infrastruktur di Perkotaan Cianjur ?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang penulis hendak capai dalam penelitian ini adalah .

1. Mengidentifikasi ketersediaan infrastruktur dalam bentuk utilitas umum di

Perkotaan Cianjur

2. Mengidentifikasi ketersediaan infrastruktur dalam bentuk prasarana

lingkungan di Perkotaan Cianjur.

3. Mengidentifikasi ketersediaan infrastruktur dalam bentuk sarana lingkungan

(7)

Muhammad Adi Priyatna, 2015

KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Mengidentifikasi pemnafaatan infrastruktur di Perkotaan Cianjur.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Secara teoritis manfaat dari penelitian ini adalah dapat menghasilkan

gambaran mengenai ketersediaan dan pemanfaatan infrastruktur di

Perkotaan Cianjur.

2. Secara praktis manfaat dari penelitian ini adalah sebagai sumber data bagi

pemerintah setempat berkenaan dengan tingkat ketersediaan dan pemanfaatan

infrastruktur di perkotaan Ciamjur agar dalam pembangunan prasarana

perkotaan bisa menyesuaikan dengan kebutuhan penduduk berdasarkan skala

prioritas.

3. Sebagai bahan mengajar dalam mata pelajaran Geografi di SMP dan SMA

tentang fenomena geografi mengenai kewilayahan dengan tema infrastruktur.

4. Sebagai sumber data bagi peneliti lain yang terkait dengan ketersediaan dan

pemanfaatan infrastruktur di suatu wilayah.

F. Organisasi Skripsi

Sistematika pembahasan dalam penyusunan Skripsi ini adalah sebagai

berikut :

1. Bab I Pendahuluan

Bab I berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah,

tujuan, manfaat, dan organisasi kepenulisan skripsi.

2. Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II berisi tentang pembahasan mengenai tinjauan teori yang berhubungan

dengan judul penelitian seperti pembahasan mengenai konsep kota dan

perkotaan, , konsep prasarana atau infrastruktur dan RTRW Kabupaten dan

Kawasan Perkotaan Cianjur.

(8)

Muhammad Adi Priyatna, 2015

KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab III berisi tentang kecenderungan alur pemaparan metode penelitian untuk

skripsi seperti desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel, instrument

penelitian, prosedur penelitian, analisis data, serta alur pemikiran.

3. Bab IV Temuan dan Pembahasan

Bab IV berisi mengenai dua hal utama yaitu hasil penelitian dan pembahasan

berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan

bentuknya sesuai dengan rumusan masalah mengenai ketersediaan dan

pemnafaatan infrastruktur di Perkotaan Cianjur dan yang ke dua yaitu untuk

menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

4. Bab V Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi

Bab V berisi simpulan, implikasi, dan rekomendasi yang menyajikan

penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian

sekaligus menyajikan hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil

penelitian mengenai Ketersediaan dan Pemanfaatan Infrastruktur di Perkotaan

(9)

Muhammad Adi Priyatna, 2015

Gambar

Tabel 1.1 Perkembangan Penduduk Kawasan Perkotaan Cianjur 2000 - 2012

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum merencanakan suatu struktur bangunan gedung hendaknnya didahului dengan studi kelayakan agar pada perhitungan struktur nantinya dapat diperoleh hasil perencanaan

Tubektomi (Metode Operasi Wanita/ MOW) adalah metode kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil lagi dengan cara mengoklusi tuba

Dari analisis diatas data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hipotesis pertama yang diajukan yakni ada perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa mundurnya

Tampak bahwa perlakuan atau pemberian mikoriza telah mampu mening-katkan produksi berat kering tanaman terutama pada asosiasi satu jenis rumput dengan satu jenis legum..

Keputusan hakim yang menyatakan seseorang bersalah atas perbuatan pidana yang dimaksud dalam pasal 13, menentukan pula perintah terhadap yang bersalah untuk

Objektif pengauditan dijalankan adalah untuk menilai sama ada pengurusan Tanah Rizab Melayu (TRM) oleh Jabatan Tanah Dan Galian Negeri Perlis telah dilaksanakan

posisi fitur pada wajah seperti mata, hidung, dan mulut sehingga peran dari blok pre- processing cukup vital dalam sistem pengenalan wajah yang telah dibuat,

Hasil uji statistik 0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan signifikan antara pretest tingkat kelelahan mata sebelum dilakukan senam mata dan post test 4 tingkat kelelahan