EFFECTIVENESS OF EYE STRETCH TO REDUCE EYE TIREDNESS LEVEL ON FALSE EYELASH WORKERS IN PENGADEGAN VILLAGE, PENGADEGAN DISTRICT, PURBALINGGA REGENCY
Aprilia Tri Sulistiyani1, Kris Linggardini 2, Yulianti Suswari3 ABSTRACT
Background: False eyelashes workers in Pengadegan village were very susceptible to get tiredness on their
eye because they worked in settle position monotonously and their eyes focuses jst around on very small things in a long time. By doing eye stretch, hope it could decrease eye tiredness level that was felt by false eyelash workers in Pengadegan village.
Aims: to know the effectiveness eye stretch to decrease eye tiredness level of false eyelash workers in
Pengadegan village, Pengadegan district, Purbalingga regency.
Research Method: this research sed quasi experiment design with time series design. Samples of this
research were 70 respondent appropriated with inclusive and exclusive taken by random sampling. Data collecting used questionare of eye tiredness four likert scale with 12 question item. Data processing used computerization SPSS 16 with statistic of paired t-test.
Result: showing that eye stretch could have effect on decreasing tiredness level of false eyelash workers after
two meeting and four exercises together. Statistic test in the first meeting was p value 0,097, second, third and forth meeting was p value 0,000. The calculation result of effect size in the second meeting was r 5,43, the third meeting was r 6,46 and the forth one was r 9,47.
Conclusion: there is significance effect after doing eye stretch on false eyelash workers in Pengadegan
village measuring for the second, third and forth meeting.
Keyword: eye tiresness, eye stretch.
Pendahuluan
Industri bulu mata palsu merupakan industri terbesar di dunia setelah Guangzhou, China, dengan pasar ekspor terbesar ke Amerika dan sebagian Eropa (Pemprovjateng, 2011). Industri pembuatan wig atau rambut palsu dan bulu mata palsu di Purbalingga mencapai 31 perusahaan yang terdiri dari 16 perusahaan asing dan sisanya dalam negeri. Selain itu, masih ada 260 UKM (Usaha Kecil Menengah) dan plasma yang tersebar di desa-desa.
Hasil pemeriksaan visus (ketajaman penglihatan) oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Tengah. Balai pengembangan kesehatan kerja dan Hiperkes Semarang serta Dinas Kependudukan Tenaga Kerja tahun 2003 menyebutkan bahwa enam perusahaan rambut yang menjadi sampel, terdapat 280 orang atau 66% penglihatan tergangggu. Gangguan yang terjadi berupa penurunan ketajaman mata, baik kiri dan kanan maupun keduanya. Selain itu, terdapat sebanyak 94 orang atau 34% dinyatakan sehat.
Berdasarkan pengalaman selama KKN (kuliah kerja nyata) dari tanggal 21 Juli – 12 September 2012 dan observasi awal di Desa Pengadegan Kecamatan
observasi awal dan pengalaman selama KKN, cukup banyak pekerja yang mengeluh pegal di daerah sekitar mata apabila terlalu lama fokus saat bekerja. Menurut Ny. W (komunikasi personal, 7 September 2012) salah satu pekerja bulu mata palsu yang ada di Desa Pengadegan Kecamatan Pengadegan Kabupaten Purbalingga mengatakan bahwa sering mengeluh mata terasa pedih, ketegangan pada mata, sakit kepala disekitar mata apabila terlalu lama dalam bekerja dan terkadang pandangan terasa kabur atau ganda ketika mengendarai sepeda motor. Hal ini merupakan salah satu gejala terjadinya kelelahan mata.
Kelelahan mata timbul akibat dari ketegangan otot siliaris yang harus bekerja secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama dan dilakukan secara teliti (Suma’mur, 2009). Hal ini biasanya terjadi pada pekerja bulu mata palsu karena mereka bekerja dalam waktu yang lama, jarak yang dekat dan juga membutuhkan pengamatan secara teliti. Salah satu cara untuk mengatasi kelelahan mata yaitu dengan senam mata. Senam mata dapat membuat otot mata dan sekitarnya menjadi elastis dan kuat, mengurangi ketegangan pada mata serta dapat mempertajam penglihatan, apabila dilakukan setiap hari. Menurut Doug Dollemore, Mark Gucci
ARTIKEL PENELITIAN FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto dalam Age Erasers for Men, berpendapat bahwa
senam mata dapat membantu mempertahankan penglihatan dengan melakukan senam mata setiap hari (Mangoenprasodjo, 2005).
Melihat dari permasalahan yang ada, peneliti tertarik untuk mengetahui “Bagaimanakah efektivitas senam mata untuk mengurangi tingkat kelelahan mata pada pekerja bulu mata palsu di Desa Pengadegan Kecamatan Pengadegan Kabupaten Purbalingga”.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan rancangan time series design. Rancangan time
series design seperti rancangan pretest posttest,
yaitu dengan melakukan pengukuran yang berulang-ulang dan dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Pada rancangan time series design, pengaruh faktor
luar tersebut dapat dikurangi karena pengukuran dilakukan lebih dari satu kali (Notoatmodjo, 2010).
Hasil dan Pembahasan
Penelitian yang dilakukan pada tanggal 7-19 Januari 2013 tentang efektivitas senam mata untuk mengurangi tingkat kelelahan mata pada pekerja bulu mata palsu di Desa Pengadegan Kecamatan Pengadegan Kabupaten Purbalingga, diketahui bahwa jumlah responden yang diambil sesuai kriteria inklusi dan eksklusi adalah 70 responden. Berdasarkan klasifikasi umur pada pekerja bulu mata palsu di Desa Pengadegan, yaitu rentang antara 25-35 tahun terdapat 45 responden (64,3%) dan 36-45 terdapat 25 responden (35,7%). Sedangkan klasifikasi lama bekerja pada perkerja bulu mata palsu di Desa Pengadegan, antara lain ≤ 3 tahun terdapat 48 responden (68,6%) dan > 3 tahun terdapat 22 responden (31,4%).
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi tingkat kelelahan mata pada pekerja bulu mata palsu sebelum dilakukan senam mata (n = 70).
Tingkat Kelelahan mata
Sebelum
Frekuensi Persentase (%)
Kelelahan mata ringan 7 10
Kelelahan mata sedang 49 70
Kelelahan mata berat 14 20
Total 70 100
Berdasarkan tabel 4.1 bahwa dari 70 responden yang ada di Desa Pengadegan Kecamatan Pengadegan Kabupaten Purbalingga responden yang lebih dominan mengalami kelelahan mata sedang
sebanyak 49 responden (70%) dan paling sedikit mengalami kelelahan mata ringan 7 responden (10%).
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi tingkat kelelahan mata pada pekerja bulu mata palsu sesudah dilakukan senam mata (n = 70).
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa dari 70 responden yang ada di Desa Pengadegan Kecamatan Pengadegan Kabupaten Purbalingga setelah dilakukan senam mata selama empat kali pertemuan, terdapat kelelahan mata ringan dari 5 responden menjadi 8, 15 dan 32 responden, kelelahan
mata sedang dari 58 responden menjadi 58, 51 dan 36 responden, dan kelelahan mata berat dari 7 responden menjadi 4, 4 dan 2 responden. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin sering melakukan mata, maka kelelahan mata dapat berkurang.
Berdasarkan hasil analisa tabel 4.3 dapat disimpulkan rata-rata kelelahan mata sebelum dilakukan senam mata dari 70 responden rata-rata sebesar 19,97. Kemudian nilai rata-rata kelelahan mata setelah
dilakukan senam mata pada pertemuan pertama sebesar 19,33, pertemuan ke dua sebesar 17,80, pertemuan ke tiga sebesar 16,89 dan pertemuan ke empat sebesar 15,17.
Tabel 4.3. Rata-rata kelelahan mata sebelum dan sesudah senam mata pada pekerja bulu mata palsu di Desa Pengadegan Kecamatan Pengadegan Kabupaten Purbalingga (n = 70).
Perlakuan N M SD Min Maks
Sebelum senam mata 70 19,97 5,976 9 34
Sesudah senam mata (pertemuan pertama) 70 19,57 5,383 8 31 Sesudah senam mata (pertemuan ke dua) 70 17,80 4,877 9 29 Sesudah senam mata (pertemuan ke tiga) 70 16,89 4,832 8 28 Sesudah senam mata (pertemuan ke empat) 70 15,17 4,546 6 27
Hasil uji statistik 0,097 maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan signifikan antara pretest tingkat kelelahan mata sebelum dilakukan senam mata dan
post test 1 tingkat kelelahan mata sesudah dilakukan
senam mata pada pekerja bulu mata palsu di Desa Pengadegan Kecamatan Pengadegan Kabupaten Purbalingga.
Hasil uji statistik 0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan signifikan antara pretest tingkat kelelahan mata sebelum dilakukan senam mata dan post
test 2 tingkat kelelahan mata sesudah dilakukan
senam mata pada pekerja bulu mata palsu di Desa Pengadegan Kecamatan Pengadegan Kabupaten Purbalingga. Apabila 0 < r < 0,2 mempunyai efek kecil, 0,2 < r < 0,8 mempunyai efek sedang,dan r > 0,8 efek besar. Hasil perhitungan effect size tabel
diatas diketahui bahwa r 5,43 menunjukkan bahwa mempunyai effect yang besar.
ARTIKEL PENELITIAN FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Hasil uji statistik 0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan signifikan antara pretest tingkat kelelahan mata sebelum dilakukan senam mata dan post test 3 tingkat kelelahan mata sesudah dilakukan senam mata pada pekerja bulu mata palsu di Desa Pengadegan Kecamatan Pengadegan
Kabupaten Purbalingga. Hasil perhitungan dengan menggunakan efek size atau r adalah 6,46 menunjukkan bahwa antara pretest sebelum dilakukan senam mata dan posttest 3 sesudah dilakukan senam mata mempunyai efek besar dalam mengurangi tingkat kelelahan mata.
Hasil uji statistik 0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan signifikan antara pretest tingkat kelelahan mata sebelum dilakukan senam mata dan post test 4 tingkat kelelahan mata sesudah dilakukan senam mata pada pekerja bulu mata palsu di Desa Pengadegan Kecamatan Pengadegan Kabupaten Purbalingga. Hasil perhitungan efek size atau r adalah 9,47 menunjjukkan bahwa antara
pretest sebelum dilakukan senam mata dan posttest 4 sesudah dilakukan senam mata mempunyai efek
besar dalam mengurangi tingkat kelelahan mata.
Keterbasan Penelitian
Pada penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti ini, masih terdapat keterbatasan. Adapun beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Tidak semua responden melakukan senam mata setiap pagi dan di sela-sela waktu istirahat di rumah dan juga banyaknya latihan dalam satu hari tidak terorganisir. Sehingga pengaruh senam mata dalam mengurangi tingkat kelelahan mata setiap responden berbeda-beda.
2. Peneliti tidak mewajibkan responden untuk melakukan senam mata setiap hari setelah bangun tidur dan tidak membuatkan daftar banyaknya latihan senam mata dalam sehari. Sehingga data responden untuk membandingkan antara banyaknya latihan dengan besarnya pengaruh senam mata dalam mengurangi tingkat kelelahan mata pada pekerja bulu mata palsu di Desa Pengadegan.
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat dibuat simpulan-simpulan sebagai berikut:
1. Tingkat kelelahan mata pada pekerja bulu mata palsu sebelum dilakukan senam mata yang lebih dominan mengalami kelelahan mata sedang sebanyak 49 responden (70%) dan paling sedikit mengalami kelelahan mata ringan 7 responden (10%).
2. Tingkat kelelahan mata sesudah dilakukan senam mata selama empat kali pertemuan masih ada dua responden yang mengalami kelelahan mata berat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin sering melakukan mata, maka kelelahan mata dapat berkurang. 3. Rata-rata kelelahan mata sebelum dilakukan
senam mata terdapat rata-rata sebesar 19,97. Kemudian nilai rata-rata kelelahan mata setelah dilakukan senam mata pada pertemuan pertama sebesar 19,33, pertemuan ke dua sebesar 17,80, pertemuan ke tiga sebesar 16,89 dan pertemuan ke empat sebesar 15,17. 4. Ada efek yang senam mata dalam mengurangi
tingkat kelelahan mata pada pekerja bulu mata palsu di Desa Pengadegan setelah pertemuan ke dua, ke tiga dan ke empat.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang efektivitas senam mata untuk mengurangi tingkat kelelahan mata pada pekerja bulu mata palsu di Desa Pengadegan Kecamatan Pengadegan Kabupaten Purbalingga, maka terdapat beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan sebagai berikut:
1.
Bagi pekerja bulu mata palsu yang mengalami gejala kelelahan mata disarankan untuk berlatih melakukan senam mata setiap hari sebanyak 5-10 kali dalam sehari, baik setelah bangun tidur di pagi hari atau di sela-sela waktu istirahat pekerjaan secara rutin.2.
Bagi pekerja bulu mata palsu, apabila dalam bekerja ingin melakukan senam mata sebaiknya dilakukan saat waktu istirahat kerja supaya tidak mengurangi proses produksi. Sehingga dapat saling mengungtungkan antara pekerja dan perusahaan, yaitu kelelahan mata dapatsecara maksimal.
3.
Bagi perusahaan bulu mata palsu disarankan untuk memberikan pelatihan senam mata kepada pekerja bulu mata palsu, sehingga pekerja bulu mata palsu dapat meminimalkan tingkat kelelahan mata yang dirasakan selama bekerja.DAFTAR PUSTAKA
CBM, Tim. (2006). Bagaimana merawat mata. Bandung: CV Citra Praya.
Mangoenprasodjo, Setiono. (2005). Mata indah mata
sehat. Yogyakarta: THINKFRESH
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian
kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
P e m p r o v j a t e n g . ( 2 0 1 1 ) . h t t p : / / w w w . p r o m o j a t e n g p e m p r o v j a t e n g . c o m / ambildaerah.php?kota=Purbalingga (diakses pada tanggal 21 September 2012).
Suma’mur, PK. (2009). Hygiene perusahaan dan