• Tidak ada hasil yang ditemukan

T PSN 1303334 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T PSN 1303334 Chapter1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 pasal 31

menyatakan bahwa, (Ayat 1) Setiap warga negara berhak mendapatkan

pendidikan; dan (Ayat 2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar

dan penerintah wajib membiayainya. Dukungan tersebut dibuktikan dengan

diberikannya Program Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) pada tahun 2005

sebagai upaya menyokong program wajib belajar tersebut. Undang-Undang No 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap

warga Negara yang berusia 7 sampai 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar

dan pada pasal 34 ayat 2 dipaparkan bahwasanya pemerintah dan juga pemerintah

daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada pendidikan dasar

tanpa dipungut biaya.

Pada ayat 3 disebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab

negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan pemerintah, pemerintah

daerah, dan masyarakat. Hukum tersebut menjadi landasan wajibnya pendidikan,

khususnya pendidikan formal. Tidak hanya itu Peraturan Pemerintah No 73 tahun

1993 memberikan peluang kepada pendidikan luar sekolah untuk turut

memberikan andil dalam percepatan program wajib belajar 9 tahun dengan

diadakannya program paket A dan paket B.

Pengerucutan pemaparan di atas dimulai ketika menilik Undang-Undang No

20 tahun 2003 pasal 13 ayat 1 yang menyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri

dari pendidikan formal, nonformal dan informal. Dari hukum di atas, maka

didapat turunan pengaplikasian tentang pendidikan yang mencakup tiga yakni

pendidikan formal, informal dan non formal. Pendidikan formal menitikberatkan

kepada pendidikan di sekolah seperti SD, SMP dan SMA dan perguruan tinggi

atau dengan istilah lain yakni pendidikan dasar, pendidikan menengah sampai

pendidikan tinggi.

Berbeda dengan informal yang memfokuskan kepada pendidikan di dalam

(2)

2

dilaksanakan secara informal) dan yang terakhir namun tak kalah pentingnya

adalah pendidikan non formal. Pendidikan non formal merupakan jalur

pendidikan di luar pendidikan formal yang dilaksanakan secara terstruktur dan

berjenjang, seperti kursus, bimbingan belajar, pembinaan keterampilan ibu-ibu

PKK dan sebagainya. Pendidikan non formal ini mendukung layanan pendidikan

bagi warga masyarakat yang berfungsi sebagai pengganti penambah maupun

pelengkap pendidikan formal. Hal ini pun mendorong pengembangan kepribadian

profesional.

Penelitian ini kemudian merujuk kepada fenomena bahwa Indonesia tidak

hanya berkutat pada pendidikan saja, akan tetapi juga banyak hal yang menjadi

pendukung kemajuan negara ini. Di antaranya adalah keanekaragaman wisata

alam, budaya, karya seni, kuliner dan sebagainya. Jayagiri - Lembang, Jawa Barat

merupakan salah satu wilayah yang menggambarkan hal tersebut. Sehingga

tidaklah mengherankan bilamana disana terdapat berbagai potensi budaya yang

bisa digali.

Potensi tersebut tidak serta merta terwujud begitu saja. Butuh pendidikan

sebagai cara untuk meraihnya. Dalam penelitian ini, pendidikan luar sekolah atau

pendidikan non formal bisa menjadi alternatif untuk menggali potensi budaya.

Selain hal tersebut penelitian ini juga dapat menjadi cara terbaik dalam mengelola

dan menangani sampah, khususnya limbah tekstil yang dipandang sering

melahirkan permasalahan lingkungan.

Menurut hasil wawancara dengan dosen seni (Tri Karyono, 6 April 2015)

dalam produksi kerajinan atau indukstri dikenal dengan sistem 3R atau reuse,

reduce, dan recycle. Usaha mengolah sampah termasuk salah satu bagian dalam

pengelolaan sampah limbah tekstil. Reuse berarti menggunakan kembali sampah

yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi yang lainnya.

Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah dan

Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau

produk baru yang bermanfaat. Mengelola sampah dengan sistem 3R dapat

dilakukan oleh siapa saja, kapan saja (setiap hari), di mana saja, dan bahkan tanpa

(3)

3

karya yang dihasilkan diharapkan dapat mendongkrak ekonomi masyarakat

sekitar terutama kaum perempuan, menggali potensi wisata daerah, penelitian ini

juga bermaksud mengurangi permasalahan lingkungan hidup dalam bidang

limbah tekstil.

Pemanfaatan sampah atau limbah indstri tekstil dapat digunakan untuk

pembuatan kerajinan, khususnya dalam pembuatan kerajinan tangan dari bahan

tekstil. Jenis kerajinan ini bilamana diolah dan ditata sedemikian rupa bisa

menjadi produk kerajinan yang akan menarik perhatian. Upaya memproduksi dan

memasyarakatkan produk kerajinan pada suatu masyarakat bilamana

membutuhkan untuk benda yang akan di Jual atau benda yang akan menjadi

bagian pendapatan hidupnya.

Daerah Lembang Bandung yang penuh dengan panorama keindahan alam,

dalam lima tahun terakhir telah berkembang menjadi tempat wisata masyarakat

domestik dan luar negeri. Semakin banyaknya wilayah rekreasi dibarengi dengan

tumbuhnya bangunan hotel dan villa yang menyebabkan keramaian di hari libur.

sekaligus menjadi pangsa pasar berbagai produk, termasuk produk kerajinan.

Kenyataannya, pelaku usaha bidang kerajinan bukanlah penduduk asli

lembang. Umumnya mereka yang datang dari berbagai daerah lainnya. Sedangkan

penduduk aslinya kebanyakan menjadi penonton. Sebagai seorang wanita penulis

membidik keberadaan penduduk wanita, khususnya kategori ibu-ibu rumah

tangga yang ada di Desa Jayagiri Lembang. Mereka tidak banyak terlibat dalam

industri pariwisata, khusunya dalam pembuatan benda kerajinan yang bisa dijual

dalam industrialisasi pariwisata di Kota Lembang.

Posisi Desa Jayagiri berada tepat di seputar Kota Lembang yang tentunya

bersentuhan langsung dengan kegiatan industri pariwisata. Tidak banyak produk

kerajinan buatan ibu-ibu rumah tangga di Desa Jayagiri Lembang. Tatkala terjadi

hirup pikuknya keramaian wisata di setiap hari libur, mereka tampak kebingungan

mengembangkan diri dan mencari produk apa yang dijual. Kenyataan ini lebih

jelasnya diperlihatkan dari fenomena, sebagai berikut:

1. Kebanyakan kelompok ibu-ibu rumah tangga di Desa Jayagiri memiliki

(4)

4

keluarga. Kurang produktifnya kelompok ini disebabkan karena tidak

memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk dengan bahan yang ada di

sekitarnya.

2. Desa Jayagiri Lembang dari dahulu sampai sekarang dikenal sebagai daerah

wisata dengan beragam tempat yang ditawarkan ke wisatawan yang datang.

Mengingat demikian, wilayah ini sangat baik untuk digunakan sebagai tempat

pemasaran hasil kerajinan produksinya.

3. Banyaknya limbah tekstil yang tidak dimanfaatkan di berbagai tempat di

Lembang dan daerah lainnya, menyebabkan produk yang akan dibuat

memiliki kompetitif dari segi harga yang akan dijual.

4. Utamanya keahlian para ibu rumah tangga adalah berkaitan dengan kain dan

memperbaikinya. Keterampilan jahit-menjahit dan pengeleman adalah

keahlian yang sudah dimiliki kebanyakan. Namun karena pengetahuan yang

terbatas kemampuannya tidak bisa dikembangkan menjadi kemampuan

produksi kerajinan yang berbasis kemampuan dasar.

Berdasarkan fenomena tersebut dapat dikatakan, sekalipun wilayah Lembang

menjadi objek pariwisata namun kemampuan memproduksi kerajinan dan

keahalian pembuatan kerajinan masih belum tumbuh. Hal ini disebabkan

kurangnya daya masyarakat (pengetahuan, keterampilan dan sikap) yang dimiliki

mereka. Diperlukan usaha pembelajaran keterampilan kerajinan berbasis limbah

tekstil untuk kelompok ibu rumah tangga agar kemampuan dasarnya bisa

berkembang di Desa Jayagiri. Permasalahan ini diduga karena hal-hal, sebagai

berikut:

1. Faktor pendorong, khususnya pengajar yang memberikan kemampuannya

secara terbuka dan kongkrit dalam pembelajaran keterampilan berbasis limbah

tekstil. Para pengajar atau narasumber tidak memberi kesempatan pada

kelompok ibu rumah tangga yang membutuhkan kesempatan untuk menambah

kemampuan diri untuk berusaha.

2. Kurang gigihnya semangat masyarakat kelompok ibu rumah tangga untuk

(5)

5

wilayah Desa Jayagiri Lembang untuk mengembangkan diri menjadi bagian

pelaku usaha industri kerajinan.

3. Belum ditemukan pola pembelajaran yang efektif untuk kelompok ibu rumah

tangga dalam mengolah limbah tekstil untuk dijadikan produk kerajinan bagi

kelompok ibu rumah tangga di Desa Jayagiri Lembang.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai pembelajaran kerajinan tangan yang berbahan dasar limbah tekstil

untuk peningkatan kemampuan kelompok ibu rumah tangga. Penelitian ini berkait

dengan studi yang penulis geluti dalam bidang pendidikan seni rupa di Sekolah

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Dengan demikian judul penelitian

yang penulis ajukan yakni: POLA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN

BERBASIS LIMBAH TEKSTIL UNTUK MASYARAKAT JAYAGIRI -

LEMBANG (Studi Kasus Pembelajaran Kelompok Masyarakat Ibu Rumah

Tangga di Jayagiri-Lembang).

B. Batasan dan Fokus Permasalahan

Penelitian ini berkenaan dengan pola pembelajaran keterampilan yang sangt

luas cakupannya. Namun penulis membatasi yang dimaksud dengan keterampilan

adalah pembuatan benda kerajinan yang menggunakan bahan dasar limbah

industri tekstil. Pembelajar dari keterampilan difokuskan pada kelompok

masyarakat ibu rumah tangga yang berdomisili di wilayah Desa Jayagiri,

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Pola pembelajaran ini adalah

bagian dari pola pembelajaran yang dipandang efektif untuk digunakan oleh

kelompok pembelajar ibu rumah tangga yang tentunya berbeda dengan pola

pembelajar usia lainnya. Pola pembelajaran menyangkut tahapan-tahapan

pembelajaran yang harus dilalui dari merancang, membuat dan memfinishing.

Dengan batasan tersebut, maka penulis memfokus masalah penelitian ini menjadi: “Bagaimana pola pembelajaran keterampilan kerajinan yang berbasis limbah tekstil untuk kelompok masyarakat Ibu Rumah Tangga di Desa Jayagiri

(6)

6

Agar lebih operasional, maka fokus masalah penelitian ini dirumuskan dalam

tiga pertanyaan penelitian, sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik pembelajaran keterampilan berbasis limbah tekstil

yang efektif untuk kelompok masyarakat Ibu rumah tangga di Desa Jayagiri -

Lembang?

2. Tahapan-tahapan pola pembelajaran keterampilan apa saja yang harus dilalui

dalam pembuatan kerajinan berbasis limbah tekstil untuk kelompok

masyarakat Ibu rumah tangga di Desa Jayagiri - Lembang?

3. Produk kerajinan apa yang bisa dikuasai dengan pola pembelajaran

keterampilan berbasis limbah tekstil untuk kelompok masyarakat Ibu rumah

tangga di Desa Jayagiri - Lembang?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan umum dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui pola pembelajaran keterampilan berbasis limbah tekstil

untuk masyarakat Desa Jayagiri - Lembang dalam pembuatan benda kerajinan

limbah tekstil.

2. Tujuan Khusus

Berdasarkan tujuan umum di atas, peneliti menyimpulkan tujuan khusus

dalam penelitian ini, yakni:

a. Mendeskripsikan karakteristik pembelajaran keterampilan berbasis limbah

tekstil yang efektif untuk kelompok masyarakat Ibu rumah tangga di Desa

Jayagiri – Lembang.

b. Menganalisis produk kerajinan yang bisa dikuasai dengan pola pembelajaran

keterampilan berbasis limbah tekstil untuk kelompok masyarakat Ibu rumah

tangga di Desa Jayagiri – Lembang.

c. Menemukan tahapan-tahapan pembelajaran keterampilan yang harus dilalui

dalam pembuatan kerajinan berbasis limbah tekstil untuk kelompok

(7)

7

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang telah dilakukan diharapkan bermanfaat, baik secara

keilmuan (teoritis) maupun empirik (dapat diterapkan), seperti yang dijabarkan

sebagai berikut:

1. Manfaat secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan menemukan konsep pembelajaran

keterampilan yang digunakan untuk penambahan kemampuan diri, khususnya

pembelajaran keterampilan keterampilan yang berbasis limbah tekstil di

lngkungan masyarakat.

2. Manfaat secara Praktis

a. Bagi Peneliti

1) Menambah wawasan tentang kemampuan pembelajaran keterampilan yang

diterapkan di lingkungan masyarakat.

2) Menjadi pengalaman praktis penulis dalam melakukan penelitian lanjutan di

bidang pendidikan.

3) Menjadi keahlian peneliti yang menjadi tenaga pendidik dalam meningkatkan

apresiasi dan kreativitas masyarakat dalam berkarya seni.

4) Dapat mengembangkan seni dalam konteks mendaur ulang bahan limbah

tekstil yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan.

b. Bagi Pemegang Kebijakan

1) Melengkapi kepustakaantentang pola pembelajaran keterampilan berbasis

limbah tekstil untuk masyarakat Jayagiri Lembang dalam berwirausaha.

2) Mengembangkan seni dengan memanfaatkan bahan limbah sehingga dapat

mengurangi pencemaran lingkungan.

3) Dapat memberdayakan dan memberi peluang lapangan pekerjaan bagi

penduduk sekitar Jayagiri Lembang.

4) Dapat memproduksi karya seni tanpa tergantung pada produk buatan yang

diproduksi dari luar daerah bahkan dari negara asing.

5) Penelitian ini dapat menjadi bahan acuan bagi pemegang kebijakan tentang

(8)

8

Jayagiri Lembang dalam berwirausaha (studi kasus pembelajaran

keterampilan).

c. Bagi Prodi Pendidikan Seni

1) Menjadikan Universitas Pendidikan Indonesia khususnya Prodi Pendidikan

Seni Sekolah Pasca Sarjana sebagai perguruan tinggi yang memiliki referensi

pola pembelajaran keterampilan berbasis limbah tekstil untuk masyarakat

Jayagiri Lembang dalam berwirausaha.

2) Sebagai bahan acuan untuk pola pembelajaran keterampilan berbasis limbah

tekstil untuk masyarakat Jayagiri Lembang dalam berwirausaha.

E.Sistematika Penulisan

BAB I

Berisi uraian mengenai Latar Belakang Permasalahan, Batasan dan Fokus

permasalahan, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II

Berisi kajian pustaka berupa temuan penelitian terdahulu dengan bidang yang

dikaji yaitu Konsep Pendidikan, Konsep Pembelajaran dan Belajar, Konsep

Kewirausahaan, Konsep Pembelajaran Seni Rupa, Konsep Seni Rupa, Konsep

Seni Tekstil dan Model Berpikir.

BAB III

Berisi penjabaran yang rinci mengenai Metodologi Penelitian, meliputi Metode

dan Pendekatan Penelitian, Lokasi dan Subjek Penelitian, Teknik Pengumpulan

Data, serta Pengelolaan dan Analisis Data.

BAB IV

Berisi mengenai hasil penelitian dan pembahasannya. Melaporkan hasil

pengolahan data berupa pemaparan analisis temuan.

BAB V

Berisi kesimpulan dari keseluruhan hasil temuan dalam penelitian serta memuat

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban dalam Pasal 1 butir 6-nya yang berbunyi sebagai berikut: segala upaya pemenuhan

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ANALISIS KINERJA PENERIMAAN PAJAK DI KANTOR

Masalah keamanan data adalah suatu masalah yang sering dihadapi oleh para pemakai komputer dimana informasi perlu diproteksi untuk menghindari pemakaian oleh orang â orang yang

Sedangkan proses IEC (gambar 2) merupakan pendinginan udara tanpa adanya kontak langsung antara udara dengan air yaitu melalui heat exchanger (HE) yang

(Rice, 1981) ketiga subjek memiliki perasaan diterima (feeling of belongingness) di rumah mertua, pada perasaan mampu (feelings competent) ketiga subjek menginginkan untuk dapat

To determine heavy metals (chromium, lead, and mercury) in groundwater at surround- ing dumping site, a total of 68 dig well water samples (45 from Hamlet I and 23 from

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Cahaya

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang melatar belakangi remaja menjadi PSK, dan untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk stres yang dialami remaja PSK