• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB I"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kawasan perkotaan dan perkembangannya adalah sesuatu yang tidak terpisahkan satu sama lain. Kawasan perkotaan dengan kompleksitas kegiatannya ini akan terus berkembang dari waktu ke waktu dan meliputi semua bidang pembangunan. Adanya perkembangan di kawasan perkotaan ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakay untuk berdomisili dan melakukan aktivitas kesehariannya beserta ekonominya di dalam kawasan perkotaan tersebut. Hal ini mengakibatkan migrasi yang nantinya akan menambah beban perkotaan baik dari sisi ruang maupun intensitas aktivitas.

Meningkatnya jumlah penduduk dan intensitas aktivitas pada kawasan perkotaan ini perlu disikapi dan diantisipasi lebih awal oleh pemerintah daerah terkait. Hal ini perlu dilakukan mengingat fenomena tersebut dapat membangkitkan banyak persoalan perkotaan terutama yang terkait dengan ketersediaan dukungan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang kurang atau belum mampu mengantisipasi serta mengakomodir perkembangan kawasan perkotaan akan menimbulkan persoalan antara lain : (a) tidak meratanya penyediaan infrastruktu perkotaan, (b) tidak tersedianya lingkungan permukiman yang layak, (c) pembangunan permukiman yang tidak terkendali pada daerah-daerah non permukiman, dan (d) permukiman kumuh. Meluasnya lingkungan permukiman di perkotaan dapat menimbulkan dampak pada peningkatan frekuensi bencana kebakaran dan banjir perkotaan, meningkatnya potensi kerawanan dan konflik social, menurunnya tingkat kesehatan masyarakat, menurunnya kualitas pelayanan prasarana dan sarana permukiman serta seringnya keluhan masyarakat miskin mengenai rendahnya kualitas lingkungan ditempat mereka bermukim (degradasi lingkungan).

Menyikapi hal itu pemerintah melalui UU No.1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman mengamanahkan bahwa Negara bertanggung jawab melindungi segenap bangsa indonesia melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman agar masyarakat mampu bertempat tinggal serta menghuni rumah yang layak, terjangkau di dalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia. Dalam mewujudkan fungsi permukiman, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuh dilakukan guna meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuni serta menjaga dan meningkatkan kualitas dan fungsi perumahan dan permukiman berdasarkan pada kepastian bermukiman dan menjamin hak bermukim menurut ketentuan.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman berbasis komunitas adalah produk perencanaan pembangunan yang disusun berdasarkan pendekatan partisipatif. Rencana penataan lingkungan permukiman pada intinya, berisi: rencana alokasi pemanfaatan ruang, rencana penataan kegiatan ekonomi, rencana jaringan jalan, saluran dan jembatan, rencana penataan air bersih dan sanitasi serta rencana peningkatan pelayanan sosial/pelayanan publik dan rencana penataan kelembagaan pengelolaan pembangunan.

(3)

BAB I PENDAHULUAN

permasalahan, serta sistem nilai yang mendasari hakikat permukiman bagi kesejahteraan masyarakat dalam kerangka pembangunan berkelanjutan. Penentuan visi dan misi penataan lingkungan permukiman di Kelurahan Kemaraya ditentukan berdasarkan musyawarah oleh kelompok – kelompok masyarakat berdasarkan cita – cita, harapan, potensi dan permasalahan di lapangan. Visi merupakan suatu pandangan ke depan yang menggambarkan arah dan pengelolaan lingkungan permukiman. Permukiman merupakan salah satu sektor strategis dalam upaya membangun masyarakat. Selain sebagai kebutuhan dasar manusia permukiman memiliki fungsi strategis dalam penyelenggaraan pendudukan keluarga, perkembangan budaya dan peningkatan generasi mendatang yang berjatidiri. Oleh karena itu, visi penataan lingkungan permukiman diarahkan untuk mendorong terwujudnya permukiman ideal yang layak dan mampu mewadahi aktifitas ekonomi masyarakat. Melihat kondisi tersebut maka visi penataan permukiman

Maksud dari penyusunan dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) ini adalah sebagai alat untuk mencapai kondisi masa depan yang diinginkan dengan memanfaatkan semaksimal mungkin kondisi eksisting yang ada dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan fisik dan sosial yang dituangkan dalam serangkaian program penataan lingkungan permukiman yang berbasis pada penanganan permukiman kumuh yang dilengkapi dengan estimasi besaran dan biaya yang diperlukan, sumber dana, serta koordinasi lembaga – lembaga terkait, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun monitoring dan pengawasan.

1.3 . TUJUAN

Tujuan dari penyusunan dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) adalah sebagai berikut :

1. Memantapkan pemahaman pemerintah kelurahan tentang kebijakan dan strategi kualitas permukiman khusunya kawasan kumuh dalam mencapai target zero kumuh (100-0-100) yang implementif dan mendukung pencapaian kota bebas kumuh tahun 2019.

2. Untuk mewujudkan peran penuh Pemerintah Kelurahan sebagai pemrakarsa utama dalam penyusunan RPLP yang difokuskan pada penanganan permukiman kumuh wilayah kelurahan yang akan berdampak pada pencapaian zero kumuh di tingkat kota.

3. Agar Pemerintah Kelurahan memiliki komitmen tinggi serta konsistensi di dalam mengimplementasi program dan kegiatan yang telah ditetapkan, menjaga keberlanjutannya serta kesinergian perencanaan pembangunan wilayah.

4. Mengkonsolidasikan perencanaan skala lingkungan dengan perencanaan skala kota. 5. Mengintegrasikan program dan kegiatan penanganan kumuh oleh berbagai pihak

(4)

BAB I PENDAHULUAN

6. Mendorong dan memperkuat kemandirian (konsep self-help) kapasitas Pemerintah Kelurahan dan kelompok masyarakat untuk dapat lebih berperan aktif dalam menangani permukiman kumuh di lingkungannya.

1.4 . SASARAN

Sasaran dari penyusunan dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman ini adalah sebagai berikut :

1. Tersedianya Skenario Konsep Penanganan Kumuh Kelurahan.

2. Tersedianya Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kelurahan sebagai acuan pelaksanaan penanganan kawasan kumuh tingkat kelurahan bagi seluruh pelaku (stakeholders) yang menyeluruh, tuntas dan berkelanjutan.

3. Tersedianya Rencana Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kelurahan yang memuat tentang pola penanganan terpilih (pemugaran, peremajaan atau permukiman kembali) yang akan diterapkan di permukiman kumuh kelurahan.

4. Tersedianya Rencana Investasi dan Kolaborasi yang memuat rencana program, kegiatan, tahapan pelaksanaan dan sumber pembiayaan sebagai pelengkap untuk penyepakatan memorandum Kota.

1.5 . RUJUKAN PERATURAN

Berikut ini merupakan uraian rujukan peraturan dalam penyusunan dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman :

1. UU No. 16 Tahun 1985 Tentang Penataan Ruang.

2. UU No. 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman. 3. UU No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. 4. UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.

5. UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. 6. UU No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan.

7. UU No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. 8. UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.

9. UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.

10. UU No.1 Tahun 2011 Tentang Perumahan Dan Kawasan Permukiman. 11. UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

12. UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa. 13. PP NO. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan.

14. PP No. 14 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Perumahan Dan Kawasan Permukiman.

15. Permen Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan.

16. Permen PUPR No. 01/PRT/M/2014 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.

17. Permen PUPR No. 02/PRT/M/2016 Tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh.

18. SE.DJCK.PUPR No. 40/SE/DC/2016 tentang Pedoman Umum Program Kota Tanpa Kumuh.

1.6.SISTEMATIKA PENYUSUNAN

Langkah selanjutnya adalah menyusun garis besar dari seluruh data yang diperoleh dalam pembahasan yang terstruktur sebagai berikut :

1. BAB I Pendahuluan, berisikan latar belakang, visi & misi kelurahan tentang penataan permukiman, maksud, tujuan, sasaran, rujukan peraturan hingga sistematika penyusunan.

2. BAB II Gambaran Umum Kelurahan, menyajikan letak geografis, batas administratif, kondisi demografi, kondisi ekonomi sosial budaya, kondisi fisik dasar, kondisi fungsi penggunaan lahan, kondisi fisik bangunan, kondisi jaringan jalan, kondisi jaringan drainase, kondisi persampahan, kondisi air minum, kondisi limbah, kondisi legalitas lahan, serta potensi dan resiko bencana.

3. BAB III Analisis Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman, berisikan analisis kebijakan perencanaan kota dan analisis kebutuhan penanganan permukiman kumuh kelurahan.

(5)

BAB I PENDAHULUAN

lokal, rencana opersional dan pemeliharaan sarana dan prasarana dasar, baik yang terkoneksi skala kota maupun skala kelurahan dan rencana aturan bersama. Bab ini juga memuat tentang scenario peningkatan kualitas permukiman kumuh serta skenario penetapan lokasi prioritas peningkatan kualitas permukiman kumuh yang meliputi skenario tentang kriteria-kriteria pemilihan lokasi proritas dan penetapan lokasi prioritas terpilih.

5. BAB V Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh, menyajikan rencana pencegahan yang meliputi rencana regulasi pembangunan permukiman, rencana peningkatan pengawasan perkembangan pembangunan permukiman, rencana pemberdayaan masyarakat untuk membangun perubahan sikap dan perilaku (sosialisasi dan peningkatan kapasitas), rencana pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana, rencana pengembangan penghidupan berkelanjutan berbasis masyarakat. Bab ini juga memuat tentang rencana

peningkatan kualitas permukiman kumuh yang meliputi arahan/rencana pola ruang, rencana sarana dan prasarana (7 indikator + RTP), serta rencana penghidupan berkelanjutan berbasis masyarakat.

6. BAB VI Rencana Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Prioritas, menyajikan secara detail pola penanganan terpilih baik berupa pemugaran, peremajaan maupun permukiman kembali serta menyajikan rencana teknis sarana dan prasarana (7 indikator + RTP).

7. BAB VII Rencana Investasi dan Kolaborasi, berisikan rencana program, kegiatan, tahapan pelaksanaan dan sumber pembiayaan sebagai pelengkap untuk penyepakatan memorandum Kota, rencana pengelolaan dampak lingkungan dan sosial, mencantum kegiatan-kegiatan yang membutuhkan pengelolaan lingkungan, seperti UKL-UPL atau SPPL dan rencana pengadaan tanah.

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.Dalam

Spiritia tetap yakin bahwa ketersediaan informasi yang jelas dan benar tentang penyakit dan pengobatannya adalah unsur penting bagi Odha untuk mengatur kehidupan dan kesehatan

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan monolitik tidak berbeda dengan yang digunakan dalam proses pembuatan refraktori jenis bata.. Penelitian dan pengembangan terhadap

Kemudian hasil analisis deskriptif terhadap pada variabel pergantian auditor memiliki nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 1 (dummy) dengan nilai

Isoterm adopsi merupkan gambaran dari suatu hubungan antara jumlah zat terlarut yang diserap (sorbat) per satuan berat massa (sorben) dengan

Pada pembuatan sirup, gula pasir (sukrosa) dilarutkan dalam air dan dipanaskan, sebagian sukrosa akan terurai menjadi glukosa dan fruktosa, yang disebut gula invert. Inversi

Tahun pelaksanaan anggaran pada umumnya dimulai dari 1 Januari sampai 31 Desember. Menurut ICW, masih bisa dibenarkan jika beban-beban yang terjadi dalam beberapa

Beberapa program kerja yang direncanakan dalam kegitan PPL 1 adalah Program pengembangan media profil PPPPTK Seni dan Budaya, Pengembangan naskah website, pengolahan