Alih Iungsi
Hqrto Wqkof:
Ketentusn
don
lUlosoluhnyo
Oleh: H. Syaikhu
ABSTRAK
Salah satu institusi atau pranata sosial Islam yang mengandung
nilai
sosial ekonomi adalah lembaga perwakafan. Lembaga perwakafan adalah salah satu bentuk perwrrjudan keadilan sosial dalam Islam. Tim-bulnya perbuatan wakaftidak
lepasdari tujuan
melaksanakan ibadat yang diperintahkan agama. Oleh sebabitu, dilihat
dari kedudukannya sebagai lembaga hukum, maka wakafitu
merupakan lembaga hukum Isiam yangdianjurkan
kepada setiap muslim yang mempunyai harta benda guna diperuntukan bagi kepentingan umum menurut syarat-sya-ratyang ditentukan. Peraturan-peraturan itu disusun untuk menjagakri
teria wakaf yang tepat dan suci dan untuk memastikan bahwa mereka yang menyumbangkan tanah atau hartanyaitu
adalah dermawan yangjujur.
Dipandangdari
hukum Islam, pelaksanaan wakaf sangat seder-hana sekali, tidak ada prosedur yang mestidilalui,
ada orang yangber-wakaf,
ada benda yang diwakafkan serta ada yang menerimawakaf
(nadzil
dalamijab.
Kebiasaan berwakaf secara tradisionalini
akhir-akhir ini mulai diuji. Ini sejalan dengan munculnya pihak-pihakyang ter-tentu untuk menyalahgunakan atau mengalih-fungsi wakaf menjadi mi-lik pribadi. Malah tidakjarang muncul sengketa wakaf (terutama bentuk tanah wakaO.Kata-kata kunci: Alih Fungsi, Harta Wakaf
A-
PendahuluanAmal wakaf diiakukan
oleh umat Islam seluruh dunia dan jugadilakukan
umat
Islam
Indonesia. Hal ini terlihat dari kenyataanbah-wa
lembagawakaf
yang
berasal dari agama Islam ini telah diterima menjadi hukum adat bangsaIndo-nesia.
H. Syaikhu I Alih Fungsi Harta Wakaf: ...
|
89perhatian
dari
berbagai
negara tentang lembaga wakafini,
maka lembaga wakaf ini pasti akan terus berkembang, karena sangat poten-sial bagi pembangunan dan kepen-tingan umat Islam dankemanusia-an pada umumnya. khusus di Indo-nesia, wakaf telah mendapat per-hatian yang sangat besar,
terbukti
dengan adanya
kesungguhan
bangsa Indonesia untuk mengatur perwakafanini
yang
dituangkandalam berbagai
perundang-un-dangan, sepeni PP.
Nomor
28,/ 7977, Peransrart Menag Nomor1/
1978,
KeputusanMenag
Nomor73/
1978,
kepurusan
Mendagri Nomor6/
1977, Keputusan Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam danUrusan
Haji
No.1511990, Inpres No.1,21999selanjutnya
dikenaldengan Kompilasi
Hukum
Islam(KHI)
pada bagianbuku
IIi,
dan Undang-undang Nomor41
tahun2004
tentangwakaf yang
semuaini
untuk
mengaturdan
menjaga kepentinganumat Islam dan
ke-pentingan umum lainnya.Manakala kita mengamati per-kembangan hukum Islam khusus-nya
di
lndonesia, maka salah satuaspek yang tidak bisa diabaikan
ia-lah
tentang
adanya peranan wa-kaf. Hampir bisa dipastikan bahwasetiap
ban8unanyang
berfungsi keagamaan, apakahberupa
tem-pat ibadah, komplek keguruan,pu-sat-pusat
penfaran
Islam,
mau-pun
tempat kebajikan
lainnya, lazimnya berdiri dan dibangundi
atas tanah serta harta wakaf. Pelaksanaan wakaf yang biasa dilaksanakan sejak dahulu adalah hanya dengan pertimbangan
aga-ma
semata tanpadiiringi
denganbukti
tertulis. Karena pelaksanaanwakaf
tidak melalui
administrasitertulis,
makadikhawatirkan
ter-jadi
gugatanatau beralih
fungsi,dan
akhirnya
statusharta
wakaf menjadi kabur.Sejalan
dengan
kedudukanwakaf
sebagai salah satu macam shadaqahjariah, maka harta wakaf tidak boleh dijual, diwariskan atau dihibahkan. Yang menjadi persoal-an, adalah bila hana wakaf meng-alami berkurang atau rusak, atau tidak memenuhi fungsinya sebagai harta wakaf untuk tujuan tertentu, apakahharus
dipertahankanke-tenruan
tidak
boleh
dijual
itu, dengan akibatharta wakaf tidak
berfungsi sama sekali? Olehkare-na
itu
terlihat
bahwa dalam
pe-manfaaranhana
wakaf tetap ini
belum memberikan manfaat yang diharapkan, walaupun tidak dapatdipungkiri bahwa ada
kegiatan dari beberapa lembaga wakafyangtelah
memberikanmanfaat
yangcukup
besar.
Permasalahan lain adalah perlu ada kesepakatan ula-ma terlebih dahulu tentang status90
| HIMMAH Vol. lX No. 26 Mei - Agustus 2008alih fungsi harta wakaf, mengingat perbedaan pandangan
dalam
pe-mahaman
tersebut akan
meng-hambat
pemberdayaan lembaga wakaf.B.
PengertianWakaf
Wakaf berasal
dari
kata Arab'Waqafd'
yang berarti "menahan, berhenti, diamdi
tempat atau te-tapberdiri
(Usman, 7999:23). Se-dang wakaf menurut istilah berarti menahan harta yang dapat diambil manfaatnya tanpa musnahseketi-ka
dan untuk
penggunaan yang mubah, seftadimakudkan untuk
mendapatkan keridhaan
Allah
Swt. ( Basyir, 1987:5).Sayid Sabiq
mengemukakan wakaf adalah menahan dzat (asal) benda dan mempergunakanhasil-nya, yakni
menahanbenda
danmempergunakan manfaatnya di
jalanAllah
( Sabiq, 1980:378).Abu
Hanifah, Wakaf
adalah menahan sesuatu benda yangme-nurut
hukum
tetapmilik
si wakil
dalam
rangka
mempergunakan manfaatnya unruk kebaikan.Mali-kiyah wakaf
adalah perbuatan siwakii yang
menjadikan
manfaathartanya untuk
digunakan
olehmustahiq
(penerimawakafl
wa-laupun yangdimiliki
itu berbentukupah; atau
menjadikan
hasilnya untuk dapat digunakan seperti me-wakafkan uang.Syafi'iyah dan Hanabilah,
wa-kaf
adalah menahan suatu benda yang mungkin diambil manfaatnya(hasilnya) sedang bendanya
tidak
terSangSu. Dengan wakafitu
hak penggunaanoleh
si
wakif
dan oranglain
menjadi terputus. Hasil benda tersebut digunakanuntuk
kebaikan dalam rangkamendekat-kan
diri
kepadaAllah Swt.
(Us-man, 1999:25).Wakaf menurut
PP
No.28,/7977 yaitu
perbuatanhukum
se-seorang atau badan
hukum
yang memisahkandari
harta
kekayaan yang berupa tanahmilik
dan me-lembagakannyauntuk
selama-la-manya untuk kepentinganperiba-datan
atau
kepentingan
umum lainnya sesuai dengan ajaranaga-ma Islam (Hasan, 7995:7 7).
Menurut
Undang-undang No-mor 41 tahun 2004 menyebutkanbahwa wakaf
adalah
perbuatanwakif
untuk
memisahkan
daV
atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya, untuk dimanfaat-kan selamanya atau untuk jangka
waktu tertentu
sesuai
kepen-tingannya guna keperluan ibadahdanlatau
kesejahteraan
umummenurut syariah (Halim,
2005: 128).Dalam Kompilasi Hukum Islam wakaf adalah perbuatan hukum
se-seorang atau kelompok orang atau badan hukum yan memisahkan
se-H. Syaikhu I Alih Fungsi Harta Wakaf: ...
|
91bagian
dari
benda
miliknya
dan melembagakannyauntuk
selama-lamanya guna kepentingan ibadatatau
kepentinganumum
lainnyasesuai dengan ajaran Islam (Depag RI, 1991:87).
Jika pada pasal 1 (1) PP.No 28,/
1977 detgan
tegas
mengatakan bahwa benda wakafitu
adalahta-nah
milik,
makapada
Kompilasi Hukum islam pasal215
(1)
lebih umum. Pasalini
menyatakan bah-wa benda wakafitu
adalah benda mi1ik. Ini berarti benda yang dapatdi
wakafkanitu
bukan saja hanya tanahmilik,
melainkan juga dapat berupa bendamilik
lainnya. Jugadikemukakan dalam
Undang-un-dang
No 41 tahun
2004
bahwa bendawakaf
adalahharta
bendayang memiliki
daya
tahan
lama dan,/atau manfaat jangka panjangserta
mempunyai
nilai
ekonomimenurut syariah yang diwakafkan olehwakif.
Jadi dapat disimpulkan bahwa
pengertian
wakaf dalam
syariat Islam kalaudilihat
dari perbuatan orang yang mewakafkan, yaitusu-atu
perbuatanhukum dari
sese-orang yang
dengan sengajame-misahkan/mengeluarkan
harta
bendanyauntuk
digunakan
bagi keperluan di jalanAllah
Swt. atau dalam jalan kebaikan.C.
DasarHukumWakaf
Dalil
yang menjadi
dasar di-syariatkannya ibadat wakaf dapatkita lihat dari
ayat Alquran
danHadis
Nabi
Muhammad
Saw. antara lain:t 1.
'4
plr
tr6"b
-./ ,
,".'-"-rt'J-e)
"...
dan perbuatlah kebajikan,su-pala
kamu mendapat kemenang-an" (QS.A|-Haji/
22 :77).',:.4,.-
zi7;
Ir-c+r
G->
Pt
1l;$j
IJ,
$t-r-,
"Lwt
..? 2;rl
*'vfi'oY
"Kamu sekali-kali tidak sampai
ke-pada kebaktian
(yang sempuma) sebelumkamu
menalkahkanse-bagian
harta yang kamu
cintai, Dan apa saja yang kamunalkah-kan,
maka
sesungguhnyaNlah
Maha Mengetahui" (QS.
Ali-Imran/3:92).
Juga
dalam hadits
Nabi
Mu-hammad Saw. bersabda, yang arti-nya;"Dari
lbnu
Umar r.a, berkata,bah-wa sahabat Umar r.a, memperoleh sebidang tanah
di
Khaiba4kemu-dian
menghadap kepadaRasulu-92
| HIMMAH Vol. lX No. 26 Mei - Agustus 2008llah
untuk mohon perunjuk. Umar berkata; "ya Rasulullah, saya men-dapatkan sebidang tanahdi
IAai-bar,
saya belum pernah
menda-patkan hana sebaik itu, maka apa-kahyang
engkau perintahkanke-padaku? Rasulullah
bersabda:" Bila kausuk4
kau
tahan (pokok-nya) tanahitu,
dan engkaushada-qahkan (hasilnya).
"Kemudian Umar melakukan shadaqah,tidak
dliual,
tidak diwarisi dan tidakju-ga
dihibahkan. Berkata
lbnu
Umar: " Umar menyedekahkannya
kepada
orang-orangfakir,
kaumkerabat, budak belian,
sabiilllah,ibnu
sabil,
dan
tamu.
Dan
tidak
mengapa,/ tidak dilarang bagiyang
menguasai tanah wakafitu
(peng-urusnya) makan
dari
hasilnyadengan
cara baik
(sepantasnya) atau makan oranglain
denganti-dak
menumpuk
harta."
(Imam Muslim, JuzIII:
1255)Dalam riwayat
lain
juga
di-kemukakan sebagai berikut:Dari Abu Hurairah R.a.,
se-sungguhnya
Nabi
MuhammadSAW
telah
bersabda:
'Apabila anakAdam
(manusia) maninggal dunia, maka putuslah amalnya,ke
cuali
tigaperkara:
shodaqoh jari-ah,ilmu yang
dimanfaarkan, dananak
sholeh
yang
mendoakan orang tuanya" (ImamMuslim, Juz
III:
1255).Dari uraian diatas, para ulama
sepakat
bahwa yang
dimaksud dengan shodaqoh jadahd,alamha-dis tersebut adalah wakaf. Karena-nya kalau kita lihat
dalil
tersebut, sesungguhnya wakaf bagi seorang muslim merupakan realisasi ibadat kepadaAllah
Swt., melalui
hanabenda
yang
dimilikinya,
yaitu
dengan melepaskan bendaterse-but
guna kepentingan oranglain
(umum/masyarakat).D.
Unsur-unsur
(Rukun)
dan
Syarat Wakaf.Wakaf
mempunyai unsur-un-sur (rukun-rukun) sebagai berikut:1.
Orang yang berwakaf(wakifl.
Syaratnyabaligh, berakal
se-hat, tidak terpaksa.2.
Hana yang di wakafkan(mau-kul).
Syaratrryamilik
wakif, hartabernilai
dan tahan lama dipergunakan.3.
Tujuan Wakaf (maukuf 'alaih). Syaratnyatidak
boleh berten-tangan dengannilai-nilai
iba-dah.4.
Pernyataan penyerahanwakaf
(sighat).
Syaratnyadapat
di-lakukan dengan lisan, rulisan,
atau
isyarat
yang
memberipengertian
wakaf.
(A.Basyir, 7987:9)Untuk sahnya suatu wakaf, ha-rus dipenuhi beberapa persyaratan
H, Syaikhu I Alih Fungsi Harta Wakaf: ...
|
93yaitu:
1.
Orang yang mewakafkan harusorang
yang
sepenuhnyaber-hak untuk
menguasai benda yang diwakafkan. Siwakil
ter-sebut harus mukallaf dan ataskehendak sendiri.
2.
Benda yang diwakafkan haruskekal zatnya. Berarti
ketika timbul manfaat zat tersebutti-dak
rusak serta
disebutkan denganjelas
kepada siapadi
wakafkan.
3.
Hendaklah penerima
wakaf
orang yang berhak memilikise-suatu, maka
tidaklah
sah wa-kaf kepada hamba sahaya.4.
Ikrar wakafdinyatakan dengan jelas baik dengan tulisan atau lisan.Tunai dantidak
ada khi-yar, karena wakafberarti
me-mindahkan
milik
waktu
itu
(Usman,1999:33).
Menurut As'ad
(tt:349)
men-yebutkan
persyaratanwakaf
iru adalah:1.
Diwakafkan
selama-lamanya; makatidak
sah kalau dibatasimasa berlakunya.
2.
Tanjiz
(kelestarian). makati-dak
sah
pewakafan
dengan menggantungkan dengan ter-jadinya sesuatu.3.
Barang tersebut nyata dan bisadimiliki,
maka tidak sahwakaf
sesuatukepada
yang
belumada.
Oleh karena itu seorang
nadzir
(penguruswakafl
berwenangme-lakukan segala tindakan
yang mendatangkan kebaikan bagihar-ta
wakaf
bersangkutan
dengan memperhatikan syarat-syarat yang telah ditentukan wakif,Dalamhal
ini
nadzir harus memenuhibebe-rapa
persyaratan;berakal
sehat,dewasa,
dapat
dipercaya,
dan mampu menyelenggarakan segalaurusan
yang
berkenaan
dengan hartawakaf.Dalam Pasal
6 (1)
PP No.28,z1977 dan Kompilasi Hukum lslam pasal 279
(1)
syarat bagi seorang nadzir adalah warga negara Indo-nesia, beragama Islam, sudah de-wasa, sehatjasmani danrohani,
ti-dak berada di bawah
pengampun-an, dan
bertempattinggal
di
ke-camatan
tempat letaknya
tanahyang
diwakafkan/
letak
bendayang
diwakafkannya. Sedangkan dalam UUNo.41
tahun
2004
di-sebutkan
dapat menjadi
nadzirapabila memenuhi
persyaratanwarga
negara Indonesia, beraga-ma Islam, dewasa, amanah, mam-pu secara jasmani dan rohani dantidak
terhalang melakukan
per-buatan hukum.Oleh karena itu, nadzirsebagai pihak yang bertugas untuk meme-lihara dan mengurusi wakaf
mem-punyai kedudukan yang
penting dalam perwakafan. Meskipunde-94
I HIMMAH Vol. lX No. 26 Mei - Agustus 2008mikian tidak ber arti bahwa
nadzir
mempunyai kekuasaan mutlak ter-hadap harta yang diamanatkan ke-padanya. Fyzee berpendapatbah-wa
kewajiban
nadzir
adalah
mengerjakan segala sesuatu yang layakuntuk
menjaga dan menge-lola hana. Sebagai pengawas harta wakaf , nadzirdapat memperkerja-kan beberapa wakil atau pembantu
untuk
menyelenggarakan urusan-urusan yang berkenaan dengantu-gas dan kewajibannya. Oleh
kare-na
itu
dapat berupa
nadzir
per-orangan maupun nadzir berbentukbadan hukum
(Nasution
dkk, 2005:65).E.
Macam-macam WakafSepanjang perjalanan sejarah Islam,
wakaf terbagi
kepada dua bagian, ada yangkhayiyalai,
wa-kaf yang bertujuan unrukkemasla-hatan umum,
sebagaimanapem-berian
makanan, guru-guru yang mengajar anak-anakmiskin
dan anak yatim" Sedangkan wakaf ahli atauzurry, yakni wakaf
yang di-peruntukan kepada pihak keturun-an atau ahli waris, wakafitu
juga dibenarkan untuk keperluan mere-ka (Williams,tt:338).
Pendapat senada juga dikemu
-kakan
oleh
as-Sibai'i
(1964:68)yang
membaginya kepada
dua,zuny
dan
khairy atar
ada juga yang membaginyapada
'bm
dankiaq
namun
makudnya
sama.Pembagian ini ditinjau dari segi
tu-juan atau objek wakaf. Adapun
wa-kaf
dalam
lingkungan
sendiri(zunfi
adalah wakaf yang diper-untukan buatjaminan sosial dalam lingkungan keluarga sendiri deng-an syarat dipakai semata-mataun-tuk
kebaikan dan berlaku selama-lamanya. Sedangkan wakafkhairy
ialah wakafyang diperunrukan
un-tuk
amal
kebaikan secara umumatar
maslahatul ammah,
seperti mewakafkan sebidangtanah
un-tuk
membangun mesjid, sekolah, rumah sakit, panti asuhan danse-jenisnya; atau mewakafkan suatu
harta untuk
kepentingan
sosial ekonomi oranS-orang yang betul-betul memerlukan bantuan, seum-pama fakir miskin, anak yatim dan sebagainya.Terhadap wakaf
ahli,
hasilnyatidak
dapat
dinikmati
orang lain
atau masyarakat umum. Maka wa-kaf keluargaini
menemui kesulit-an apabila misalnya benda-bendawakaf
tersebut merupakan
sebi-dang tanah pertanian. Bila sudah mencapai beberapa
tahun,
dalam melaksanakan wakaf sesuai rujuan peruntukkannya akanmenimbul-kan
kesulitan.Terlebih
lagi
bagi anak cucu keturunan si wakif terus berkembang, akan muncul kesulit-an dalam membagi rata hasilnya. Bahkan tidakjarang untuk
mere-H. Syaikhu I Alih Fungsi Harta Wakaf: 95
F.
Kedudukandan
PengelolaanHarraWakaf
Wakaf
merupakan salah satu lembaga sosial Islam yang erat ke-dudukannya dengan sosialekono-mi
masyarakat. Walaupun wakaf merupakan lembagaIslam
yang hukumnya sunnah, namun lemba-gaini
dapat berkembang dengan baik karena memang sangat dira-sakan manfaatnyabagi
kesejah-teraan umat.Di
Indonesia,wakaf
telah dikenal
dan
dilakanakan
oleh umat Islam sejak agama Islam masuk di Indonesia. Sebagai suatu lembaga Islam, wakaftelah
men-jadi
salah satu penunjangperkem-bangan masyarakat Islam.
Di
sisilain
wakafjuga
berru-juan
untuk membina danmening-katkan
ketalnaraanbaik bagi
sipemberi dan si penerima wakaf
itu
sendiri, agar
benar-benar dapatmemelihara
dan
menjalankan
amanah wakaf umat sesuai denganhukum dan tujuan wakaf
itu
sen-diri,
supaya amalan wakaf senan-tiasa mengalir selama hana wakaf tersebut dimanfaatkan.Pada zaman
kejayaan Islam,wakaf
juga
mencapai
kejayaanwalaupun
pengelolaannya masih sangat sederhana walaupun hanyameliputi wakaf
berbagai
benda yakni masjid, mushalla, sekolahan, tanah. Kebiasaan berwakaf terse-but diteruskan sampai sekarangse-suai dengan perkembangan jaman,
sehingga
wakaf
telah
berperansangat
Penting dalam
pengem-bangankegiatan sosial
ekonomi dan kebudayaan masyarakat Islam(Nasution, 2005:65).
Di Indonesia sebenarnya sudah
ada peraturan perundang-undang-an yang khusus mengatur perwa-kafan, namun masih terdapat pe-langgaran masyarakat.
Pelanggar-an
tersebut
adakalanya disebab-kan karena yang bersangkutanbe-lum
memahami
dan
adakalanyakarena dorongan ekonomi
sertabelum
tersosialisasi dengan baik dalam masyarakat. Sebagaiakibat-nya
masyarakat
tidak
mampumengawasi pengelolaan
wakaf
yang dilakukan oleh nadzir.Pada umumnya
wakaf
yang ada di Indonesia dikelola oleh dua bentuk nadzir, yakni nadzir wakaf kelompok perorangan dan nadzirwakaf
badanhukum. Nadzir
ke-butnya terjadi
persengketaandi
antara ahli waris (Ngani, 1984:8). Wakaf
khairy atau 2m
ini
di-nilai
sesuai dengantujuan
ibadah wakafitu
sendiri,yakni
kemasla-hatan ummat,baik bidak ekonomi, pendidikan dan sasarankemasyra-katan lainnya. Wakaf
ini,
sangatkecil
sekali kemungkinannyada-pat
disalahgunakan, karena yang memilikinya bukan perorangan.96
| HIMMAH Vol. lX No. 26 Mei - Agustus 2008lompok
perorangan pada umum-nya belum mampu mengembang-kan harta wakafyang ada di bawah tanggungfawabnya, sehinggaun-tuk
memelihara
wakaf
mereka memerlukanbantuan
pihak
lain. Sedangkanwakaf yang
dikelolaoleh
badan hukum
juga
barusedikit
yang
mampu
mengem-bangkanwakaf
secaraproduktif.
Kendala
pengelolaan
wakaf
di
Indonesia pada umumnya ada pa-da masalah pemahamanfikih
wa-kaf, masalah dana dan kurangkre-atifnya para nadzir
untuk
meng-embangkan
wakaf
(Nasution,
2OO5:74).G.
Pengalihan FungsiWakaf
1.
PP No.28,21977 danUndang-undang
Nomor
41
tahun
2004
Memperhatikan
hal-hal
yangmungkin
menimbulkan
keadaan yangtidak diinginkan
seperti ma-salah perubahan status dan peng-gunaan tanahwakaf,
maka pasal11 ayat (1) menyatakan bahwa pa-da pa-dasarnya terhadap tanah
milik
yang telah diwakafkan tidak dapat
dilakukan
perubahan peruntukanatau
penggunaan selainyang
di-makudkan dalam ikrar wakaf,Burhan Wirasubrata (1999:4)
mengemukakan,
tiga
larangan yang ditetapkan atas tanah wakaf. Pertama, begitu tanah diwakafkanmaka
ia tidak
dapat diubah,ia
ti-dak bisadijual,
diagunkan,diwa-riskan, atau diubah
dengan cara bagaimanapun. Kedua, tanah dan harta wakaf disumbangkanuntuk
selama-lamanya.
Ketiga,
sum-banganwakaf
tidak
bisa dibatal-kan. Begitu suatu wakaf diadakan, makawakif
atau ketumnannyati-dak boleh berubah pikiran.
Namun, dengan adanya
alas-an-alasan tertentu setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan ter-tulis dari Menteri Agama, dapatlah dilakukan perubahan penggunaan tanah
wakaf
tersebut unruk jenis penSgunaanselain
yang
tercan-tum
dalamikrar
wakaf.
MenurutHasan (1995:98),
alasan-alasan tersebut adalah ;a.
Karenatidak
sesuai lagideng-an tujudeng-an wakaf
sepeni yang telah diikrarkan oleh wakif.b.
Karena adanya
kepentingan umum yang menghendakinya.Nazir wakaf tanah
yangber-sangkutan mengajukan
permo-honan perubahan kepada Kantor Urusan Agama dan KantorDepar-temen Agama setempat
denganmenyebutkan
alasan-alasannya. Kemudian diteruskan kepadaKan-wil
DepartemenAgama.
Setelah Kanwil Depag meneruskan kepadaMenteri
Agama
cq.Dirjen
Bimas Islam yang mempunyai wewenangH. Syaikhu I Alih Fungsi Harta Wakaf: ...
|
97atau penolakan secara tertulis atas
permohonan perubahan status
ta-nah wakaftersebut.
Pembatasan
tersebut
dimak-sudkan agar sedapat mungkinda-pat
dihindarkandari
adanya per-buatan-perbuatanpenyalahguna-an
tanah
wakaf.
Sedangkan ke-harusanuntuk
mendaftarkan per-ubahan penggunaan tanah wakaf tersebutpada pejabat yang
ber-wenang adalahuntuk tertib
dankepastian
hukum tanah
wakafyang bersangkutan.
Penyimpangan
terhadap
per-ubahan status dan penggunaanta-nah wakaf dapat
berakibat
ter-kena sanksi pidana menurut pasal(14)
adalah berupa hukumanku-rungan
selama-lamanya3
bulandan
denda
sebanyak-banyaknya Rp.10.000,dan
perbuatan wakaf itu batal demi hukum.Mengapa perbuatan
wakaf
menjadi batal demi hukumjika
di-lakukan perubahan status
dan penggunaannya tanpamemperha-tikan
alasan-alasan yang ditentu-kan ? Hal ini dapat kita kembalikankepada ketentuan di dalam hukum fiqh Islam bahwa wakaf harus ber-sifat kekal, dan terus menerus serta tujuannya harus untuk kepenting-an peribadatkepenting-an atau setidak-tidak-nya untuk kepentingan umum.
Ka-lau
tanah wakaf masih
sesuaidengan rujuan
wakaf
menurutikar
wakaf dantidak
adakepen-tingan lain
yang
sangat memer-lukannya, kemudian diubah begitusaja
untuk
kepentingan
pribadi, dengan sendirinya tidak sesuai lagi dengansyarat
dan rukun
wakafmenumt hukum
fiqh
Islam
dan dengan demikian perbuatan wakafitu
batal demihukum
(Depag RI, 1985:23).Dalam Undang-undang RI no-mor
4l
tahun 2004 tentang Wakafyang
telah
disyahkan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono padatanggal
7
Oktober
2004,
sudah diatur berbagai hal penting dalam pengembanganwakaf,
juga
ter-dapat hal-hal baru dan penting di-antaranya adalah mengenaimasa-lah
nadzir, harta
benda yangdi-wakafkan
dan
peruntukan
hana wakaf. Mengenai perubahan status benda wakaf terdapat dalam pasal 40 dan 41.Pasal
40
menyebutkan bahwa benda wakaf yang sudah diwakaf-kandilarang
(a)
drjadikanjamin-an; (b) disita,
(c) dihibahkan, (d)dijual, (e)
diwariskan,(0
dirukar,(g)
atau dialihkan
dalam bentuk pengalihanhak iainnya,
Sedang-kan
pasal
41
ayar
1,2,
dan
3 sebagai berikut:(1)
Ketentuan
sebagaimana
di-maksud dalam pasal 40 hurupf,
dikecualikan apabila bendawakaf
yangtelah
diwakafkan98
| HIMMAH Vol. lX No. 26 Mei - Agustus 2008digunakan
untuk
kepentingan umum sesuai dengan RencanaUmum Tata
Ruangberdasar-kan
ketentuan peraturan per-undang-undangan yangberla-ku
dan tidak
beftentangan dengan syariah.(2) Pelaksanaan
ketentuan
seba-gaimana dimaksud dalam ayat(1)
hanya dapat dilakukanse-telah memperoleh
izin tertulis
dari
Menteri
atas persetujuanBadan Wakaflndonesia.
(3)
Harta benda wakafyang sudahdiubah
statusnyakarena
ke-tentuan penSecualian sebagaimana
dimaksud
dalam
ayat (f ), wajib dirukar dengan har-ta benda yang bermanfaat dannilai
tukarnya
sekurang-kurangnya sama dengan
nilai
bendawakaf semula.
(Abdul Halim, 2005: 138)2.
Kompilasi Hukum
Islam/
InpresNo.1/1999.
Lebih
jauh
dalam
Kompilasi Hukum Islam pasal 225ayat (1).
Pada
dasarnya
terhadap
benda yang telah diwakafkan tidak dapatdilakukan
perubahanatau
peng-gunaan lain daripada yang dimak-suddalam
ikar
wakaf.Ayat
(2).
Penyimpangan dari ketentuan ter-sebut dalam ayat(1)
hanya dapatdilakukan
terhadap
hal-hal
ter-tentu setelah terlebih dahulumen-dapatkan persetujuan
tertulis
dari Kepala Kantor Urusan AgamaKe-camatan berdasarkan
saran
dariMajelis Ulama
Kecamatan
dan Camat setempat dengan alasan :a.
Karena tidak sesuai lagideng-an
tujuan
wakaf seperti
di-ikrarkan oleh wakif.b.
Karena kepentingan
umum. (Depag RI, 1985: 23)3.
PendapatUlama.Memanfaatkan
benda
wakaf berarti menggunakan benda wakaf tersebut. Sedangkanbenda
asal-nyalpokoknya
tetap
tidak
bolehdijual,
diberikan atau diwariskan. Kalau suatu saat ketika bendawa-kaf itu
sudahtidak
adamanfaat-nya,
kecuali dengan ada peruba-han pada benda wakaftersebut,se-perti
menjual, merubah
bentuV
sifat,
memindahkan
ke
tempatlain,
atau menukar dengan bendalain,
maka
para ulama
berbeda pendapat dalam masalahini.
Imam Malik dan Syafi'i
ber-pendapat bahwa kalau bendawa-kaf
sudahtidak
berfungsi
(tidak dapat dipergunakan) atau kurang berfungsi, maka benda tersebutti-dak
bolehdijual, tidak
boleh
di-gantTditukar, tidak
dipindahkan, tapi benda tersebut dibiarkan tetap dalam keadaannya. Alasan mereka adalah hadis Nabi yang dibawakan oleh Ibnu Umar, dimana dikatakanH. Syaikhu I Alih Fungsi Harta Wakaf: ...
|
99bahwa benda wakaf tersebut tidak boleh
dijual, tidak
bolehdihibah-kan, dan tidak
boleh
diwariskan (Usman, 1999:38).Imam
Ahmad
berpendapat, bahwaboleh menjual
benda wa-kaf, atau menukarnya,mengganti
nya, memindahkannya, dan meng-gunakanhasil
penjualan tersebutuntuk
kemudian digunakan
lagi bagi kepentingan wakaf.Abu Yusuf, murid Imam Hanafi berpendapat bahwa benda wakaf
tersebut
tidak
boleh
dijual
dan menggunalan hasil penjualanter-sebut.
Sedangkan
Muhammad,murid
Imam Hanafi juga, berpen-dapat kalau benda wakaf tersebut sudahtidak
berfungsi lagTrusak,maka
benda tersebut
kembalikepada
pemilik
pertama
atau wakif (Sabiq, 1980:387).Abu Tsaur, Ibnu Taimiyah, ber-pendapat tentang bolehnya
men-jual,
merubah, mengganti,
atau memindahkan benda wakaf yang sudah tidak berftlngsi atau kurangberfungsi (seperti karena
rusakatau
sebablain).
Kebolehan itu, baik dengan alasan supaya bendawakaf
tersebut
bisa
berfungsi/ maslahat sesuai dengan tujuanwa-kaf,
atauuntuk
kepentingan ma-nusia umumnya.Ibnu
Qudamah, salah seorang ulama mazhab Hambalimengata-Itan bahlva apabila
harta-wakafmengalami rusak hingga tidak
da-pat
membawakan manfaat sesuaidengan tujuannya, hendaklah
di-jual
saja, kemudian
harga
pen-jualannya dibelikan
barang lain
yang akan mendatangkankeman-faatan
sesuai dengantujuan
wa-kaf, dan barang yang dibeli ituber-kedudukan
sebagai
harta-wakaf seperti semula (Basflr, 1987:19).Jaiz
menjualtikar-tikar
yang diwakafkanuntuk
masjid bilama-natelal
rusak,yaitu
telah hilang keindahannya dan tak bermanfaat, sena letak kemaslahatannyahan-ya bila dijual, kemudian harga
pen-jualannya
di-rasarn-rEkanuntuk
kemaslahatanmasjid,
jika
tidak
mungkin di belikan tikar lagi. Bilamana
ada suatu masjidyang
di-bangun dengan barang-barangba-ru
dan
barangyang lama
masih ada, maka barang-barang itu bolehdipakai
membangunmasjid
lain yang telah ada sejak dulunya mau-pun yang baru. Sekira dapat dipas-tikan mesjid semula tidak akanme-merlukan
barang-barangitu
lagiselama
belum
rusak
('As'ad-alah:371).
H.
Analisis
Praktek wakaf yang tedadi da-lam kehidupan masyarakat belum sepenuhnya berjalan tertib dan efi-sien, sehingga dalam berbagai ka-sus
harta
wakaftidak
terpelihara100
| HIMMAH Vol. lX No. 26 Mei - Agustus 2008sebagaimana
mestinya,
terlantar atau beralih ke tangan pihak ketiga dengan cara melawan hukum.Ke-adaan demikian disebabkan
tidak
hanya
karenakelalaian atau
ke-tidakmampuan
nadzir
dalam
mengelola
dan
mengembangkan benda wakaf melainkan juga sikap masyarakatyang kurang
peduli atau belum memahami statusben-da
wakaf
yang seharusnyadilin-dungi demi untuk
kesejahteraan umum sesuai dengan tujuan,fung-si dan peruntukan wakaf.
Agar wakaf di Indonesia dapat berkembang dengan baik dan be-nar-benar dapat meningkatkan ke-sejahteraan sosial ekonomi masya-rakat, maka sudah saatnya di
Indo-nesia dirumuskan
berbagai
halyang
berkenaan
dengan
wakaf
khususnya mengenaiharta
yang boleh diwakafkan, masalah nadzir, perubahan status dan cara penge-lolaan wakaf. Sementara ini masih ada keterbatasan pemahaman ten-tang harta yang diwakafkan,nad-zir
serta status perubahan fungsi hana wakaf. Di sampingitu
perlujuga
dirumuskan kembali
meng-enai perunrukan wakafyang sesuaidengan situasi dan kondisi bangsa lndonesia. Masalah
ini
bukan ma-salah yang mudah, tetapimemer-lukan
pengkajian dan perumusan yang hati-hati agar perumusanter-sebut diterima
semuapihak
se-hingga mudah disosialisasikan. Masalah hana benda wakaf
se-cara
umum
merupakanhal
yangrumit,
disamping
berhubungandengan berbagai adnrinistrasi, per-syaratan
serta
tujuan
wakaf
irusendiri,
juga
menyangkut
status dari hartawakaf
yang kadangkala bisa menimbulkan masalah dalam suatu masyarakat. Oleh karenaitu
keabsahan wakaf harus didasarkan kepada:
1.
Benda yang diwakafkan ituda-pat
diperjualbelikan
dan
me-mungkinkan
pemanfaatannya secara langengtanpa
menga-lami kerusakan bendanya. Wa-kaf bisa berbentuk benda tetap atau benda bergerak.2.
Wakaf mestiditujukan
untuk
kebaikan, sepertitempat
iba-dah, kepentingan umum,ora-ng-orang miskin,
jembatan
dsb.3.
Wakaf hendaklah
diserahkan kepada orang yang mempun-yai hak untuk memiliki sesuatuy ang disebut h aqq al - ta mal I uk.
4.
Wakaf mesti dilakukan secara langsung tanpa digantungkankepada
suatu
syarat,
sepertipernyataan...
sayaakan
me-wakafkan...Jika
saya
telah
mati (Praja,1995:24).Menurut penulis,
perubahan status, pergantian bendadan
pengatur-H. Syaikhu lAlih Fungsi Harta Wakaf: ...
|
101annya dalam mazhab Syafi'i.
Na-mun demikian,
berdasarkan kea-daan darurat dan prinsip maslahat, dalam hukum positifdandikalang-an
ahli hukum
fikih
Islam
atau mazhab lain, perubahan /pengalih-an
itu
dapat dilakukan.Ini
disan-darkan pada pandangan agar man-faat wakafitu
tetap terus berlang-sung sebagai shadaqahjariah,
ti-dak mubazir
karena rusak,tidak
berfungsi lagi dan sebagainya.Ma-ka
kalau
kita
sepakat, kecende-rungan sepertiini
dapat sajakita
lakukan.
Berbeda halnya dengan segisegi ibadah yang tidak adahu-bungannya sama
sekali
denganharta
benda, amalanwakaf
amattergantung kepada dapat
atautidaknya harta wakaf
diperguna-kan
sesuai dengan
tujuannya. Amalanwakaf
akanbernilai
iba-dah,bila
hartawakaf
betul-betuldapat
memenuhi fungsinya seba-gaimanadituju,
dalamhal
wakaf mengalami berkurang, rusak atautidak
dapat
memenuhi fungsinya sebagaimana yang dituju, harusdi-carikan jalan bagaimana agar
har-ta wakaf itu berfungsi. Apabilaun-tuk
itu
ditukarkan
dengan hartalain,
makajustru
dengan maksud agar amalan wakafitu
dapatter-penuhi,
seharusnyatidak
ada ha-langan untuk menjual harta wakaf yang tidak berfungsi itu, kemudianditukarkan dengan benda
lain
yang memenuhi tujuan wakaf. Dalam fiqh Islam sendiri
meng-enai prinsip
"maslahah"(meme-lihara
maksud syara',yaitu
mem-berikan
kemanfaatandan
meng-hindari hal-hal yang
merugi-kan).Yang
dapat
dipertimbang-kan, menurut hemat penulis,dari-pada harta wakaf
dipenahankan tidak boleh dijual, tetapi berakibathana
iru
tidak
berfungsi,
makamaksud syara'
akan
lebih
ter-pelihara bila harta wakafitu dijual
atau digantikan baranglain
yang lebih memenuhi maksud wakaf.L
PenutupPada umumnya umat Islam
di
Indonesia memahami bahwa per-untukan wakaf hanya terbatas
un-tuk
kepentingan peribadatan dan hal-hal yang lazim dilaksanakandi
Indonesia seperti
untuk
masjid,mushalla, sekolah,
makam
danlain-lain.
Inti
ajaran
yang
ter-kandung dalam amalanwakaf itu
sendiri
menghendakiagar
hartawakaf
itu
tidak
hanya dipendam, karena semakin banyak hartawa-kaf
yang dapat
dinikmati
orang,akan
semakin besarpula
pahala yang akan mengalir kepada pihak wakif.Harapan penulis,
wakaf
yang sudah ada dan sudahberjalan di
kalangan masyarakatdalam
ben-tuk wakaf tanah milik, peruntukan102
| HIMMAH Vol. lX No. 26 Mei - Agustus 2008untuk masjid, mushalla, Madrasah
dan
sebagainya,maka
terhadap wakaf dalam bentukitu
perlu
di-lakukan pengamanan dan penga-wasan. Di masa depan perlu mem-berdayakan wakaf baik wakafber-gerak maupun benda
tidak
ber-gerak agar dapat
meningkatkan kesejahteraan umat Islam.Terhadap perubahan
status alih fungsi harta wakaf maka harusdilihat
dari
berbagai
ketentuandan
permasalahanyang
terjadi,terjadinya perbedaan pemahaman
dari
boleh dan tidaknya merubah fungsi wakaf, yang jelas wakaf me-rupakan satu bentuk ibadat yang akan diambil manfaatnya bagike-pentingan umum, Amalan
wakaf pada dasarnya amat besar artinyabagi
kehidupan
sosial-ekonomi,kebudayaan,
dan
keagamaan. Oleh karenaitu
Islam meletakkan amalanwakaf
sebagai salah satu macam ibadah yang amat digem-birakan.DAFTAR PUSTAKA
AliyAs'ad, Teqiemah Fathul Muln,Yogyakarta: Menara Kudus, t.t. Abdul Halim, Hukum Perwakafan di Indonesia, Jakarta: Ciputat press,
2005.
Ahmad
Azhar
Basyir,Hukum
Islam
Tentang Wakaf,Ijarah,
Syirkah, Bandung: PT. Alma'arif,7987.
Burhan Wirasubrata, Wakaf Kaum
Muslim di
Negara Yahudi, Jakarta: PT.Lentera Bahristama, 1999.DepagRl, Al-Quran dan Teqiemahny4 Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci, 1984.
Vty'akaf Tanah Potensi dan Masalahnya, Jakarta: Ditjen Bimas Islam dan Urusan Haji, 1982.
Pedoman Praktis Perwakafan Unruk Tanah, Jakarta: Proyek Pembinaan Zakat dan
Wakal
1985.Kompilasi Hukum Islam, Bandung'. Humaniora Utama Press,
1991.
H. Adijani Al-Alabij,
Perwakafan tanahdi
Indonesia Dalam Teori danPraktek
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.Imam Abil Husaini Muslim Ibn Hajaji al-Qusyairi an-Nasyaiburi,
,9iair?
H. Syaikhu I Alih Fungsi Harta Wakaf: ...
|
103Juhaya S. Praja, Perwakafan di Indonesia; Sejarah, Pemikiran, Hukum
dan Perkembangannya, Bandung: Yayasan Piara, 1995. Jhon A. Willams, Encydopaedia,
t.t.
K.N. Sofian Hasan, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf
,
Srrabaya: Al-ikhlas, 1995.Nico Ngani,
TinjauanYuridis
Tentang Perwakafan TanahHak Milik,
Yogyakarta: Liberry, 1984.Musthafa
Edwin
Nasution d]rJr', Wakaf Tunai Inouasi Finansial Islam, Jakarta; Pusat Kajian Timur Tengah, 2005.Musthafa as-Siba'i, Sistem Masyarakat Islam, Jakarta: Mulya, 1964. Suparman Usman,
Hukum
PerwakafanDi
Indonesia, Serang: DarulUlum Press, 1999.