• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGGUNAAN KOMBINASI ANTIHIPERTENSI DAN ANTIINFLAMASI NONSTEROID TERHADAP RISIKO HOSPITALISASI PENYAKIT KARDIOVASKULAR PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RSUD M.Th.Djaman SANGGAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGGUNAAN KOMBINASI ANTIHIPERTENSI DAN ANTIINFLAMASI NONSTEROID TERHADAP RISIKO HOSPITALISASI PENYAKIT KARDIOVASKULAR PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RSUD M.Th.Djaman SANGGAU"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PENGGUNAAN KOMBINASI ANTIHIPERTENSI DAN ANTIINFLAMASI NONSTEROID TERHADAP RISIKO HOSPITALISASI

PENYAKIT KARDIOVASKULAR PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RSUD M.Th.DJAMAN SANGGAU

SKRIPSI

Oleh: DADAN HAURI

I1021131048

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK 2018

(2)
(3)

ANALISIS PENGGUNAAN KOMBINASI ANTIHIPERTENSI DAN ANTIINFLAMASI NONSTEROID TERHADAP RISIKO HOSPITALISASI

PENYAKIT KARDIOVASKULAR PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RSUD M.Th.Djaman SANGGAU

Dadan Hauri1, Nurmainah1, dan M Akib Yuswar1

1Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Jl. Prof Dr. H. Hadari Nawawi Pontianak

Abstrak: Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Salah satu PTM yang sering dijumpai adalah hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan kombinasi antihipertensi dan antiinflamasi nonsteroid terhadap risiko hospitalisasi penyakit kardiovaskular pada pasien hipertensi rawat jalan di RSUD M.Th.Djaman Sanggau. Penelitian ini menggunakan desain studi Kohort Retrospectif yang menggunakan sumber data berupa rekam medis pasien hipertensi rawat jalan di RSUD M.Th.Djaman Sanggau. Data dianalisis menggunakan uji Chi Square. Jumlah subyek penelitian sebanyak 45 pasien hipertensi yang menggunakan kombinasi antihipertensi dan AINS pertama kali (tanggal indeks pengobatan Januari 2016 hingga Desember 2017). Setelah dilakukan observasi data, dalam 1 tahun tidak ada terjadinya hospitalisasi setelah menggunakan kombinasi antihipertensi dan AINS, tetapi terdapat risiko peningkatan tekanan darah. Berdasarkan hasil analisis Chi Square menunjukkan bahwa peningkatan tekanan darah tidak ada perbedaan bermakna secara statistik (p≥0,05). Kesimpulan dari penilitian ini adalah penggunaan antihipertensi+AINS memiliki risiko peningkatan tekanan darah yang dapat memicu terjadinya risiko hospitalisasi pada usia lanjut. Kata Kunci: Antihipertensi, antiinflamasi nonsteroid, hipertensi, hospitalisasi.

(4)

ANALYSIS OF COMBINATIONS USE ANTIHYPERTENSIVE AND NONSTEROIDAL ANTIINFLAMMATORY TOWARD HOSPITALIZATION RISK FOR CARDIOVASCULAR DISEASES OUTPATIENT HYPERTENSION

IN RSUD M.Th.Djaman SANGGAU

Dadan Hauri1, Nurmainah1, dan M Akib Yuswar1

1Department of Pharmacy, medicine faculty of Tanjungpura University Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi Pontianak

Abstract: Non-Communicable Disease (NCD) is one of the cause death in Indonesia. One of the most common NCD is hypertension. This research Aim is to analyze the combinations of antihypertensive and nonsteroidal anti-inflammatory (NSAID) toward hospitalization risk for cardiovascular diseases from outpatient hypertension in RSUD M.Th.Djaman Sanggau. This research using Cohort Retrospective design which data source uses that the form of medical records outpatien hypertension in RSUD M.Th.Djaman Sanggau. Data were analyzed with a Chi Square test. Amount of subject by 45 hypertension patient which combinations antihypertensive and NSAID first time use (index date of treatment January 2016 until December 2017). After data observations in a year show not hospitalization occur after using antihypertensive and NSAID, but there is increase blood pressure risk. The result from Chi-Square test show rise of blood pressure the statistic unsignificant (P≥0,05). The conclusion to this study is antihypertensive (single or combinations)+ NSAID use have a risk of increase blood pressure could cause the occurence hospitalization risk.

Keyword: Antihypertensive and Nonsteroidal Anti-inflammatory, Hypertension,

Hospitalization.

PENDAHULUAN

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Proporsi angka kematian akibat PTM terus meningkat menjadi 61% pada tahun 2013.(1) Salah satu PTM yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius saat ini adalah hipertensi.(2) Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.(3) Berdasarkan data Riskesdas 2013, prevalensi hipertensi di Indonesia dari pengukuran berdasarkan umur pasien yaitu ≥ 25,8%. Sementara

itu prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosa kesehatan di Kalimantan Barat (Kalbar) mencapai 28,3 %.(4) Hal ini menunjukkan prevalensi hipertensi di Kalbar berada di atas rata-rata nasional.

Hipertensi pada umumnya sering terjadi pada lansia. Hal tersebut karena pada lansia telah terjadinya penurunan fungsi endotel sehingga dapat

menyebabkan penurunan elastisitas pembuluh darah sehingga menyebabkan kekakuan dan penyempitan di pembuluh darah. Disisi lain, lansia juga sering mengalami nyeri sehingga untuk menghilangkan rasa nyeri tersebut digunakan antiinflamasi nonsteroid (AINS).(5,6)

Penggunaan obat anti nyeri golongan AINS dapat memberikan efek samping berupa peningkatan tekanan darah dan risiko penyakit kardiovaskular. Hal tersebut disebabkan karena AINS dapat menghambat sintesis prostaglandin dan aktifitas siklo-oksigenase-2 (COX-2).(7) Pemberian AINS pada pasien hipertensi yang mengonsumsi obat antihipertensi dapat menurunkan efektivitas dari antihipertensi, serta dapat menyebabkan terjadinya gagal ginjal akut sebesar 25,9%. Selain itu, efek samping khusus yang dapat terjadi pada lansia yaitu dapat mengakibatkan terjadinya hiponatremia

(5)

dan hiperkalemia, serta memperburuk gagal jantung kongestif sebesar 0,6%.(8,9,7,10)

Beberapa penelitian

menunjukkan bahwa analisis penggunaan bersamaan AINS dan obat hipertensi diperkirakan memiliki risiko kejadian penyakit kardiovaskular. Penggunaan AINS dan diuretik secara bersamaan menyebabkan terjadinya peningkatan risiko gagal jantung dan ketika di analisis pada pasien yang menggunakan obat hipertensi dalam jangka waktu panjang dan kemudian di mulai dengan penggunaan AINS (penggunaan pada bulan pertama) menyebabkan terjadinya peningkatan risiko rawat inap pertama pada pasien gagal jantung.(11,12)Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk menganalisis pengaruh penggunaan antihipertensi dan AINS terhadap risiko hospitalisasi pada pasien hipertensi di Instalasi Rawat Jalan RSUD M.Th.Djaman Sanggau.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan rancangan studi kohort yang besifat analitik. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan pengumpulan data basis pasien hipertensi rawat jalan yang menggunakan kombinasi obat antihipertensi dan antiinflamasi nonsteroid di RSUD M.Th.Djaman Sanggau. Pemilihan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan pertimbangan pada kriteria inklusi dan eksklusi.

Data yang digunakan adalah data pasien baru yang menggunakan obat antihipertensi dan antiinflamasi nonsteroid yang sesuai dengan tanggal indeks pengobatannya (Januari –

Desember 2016) kemudian diikuti ke depan

perjalanan pengobatan sampai terjadi risiko hospitalisasi karena penyakit kardiovaskular atau diakhir pengumpulan data penelitian. Data dianalisis menggunakan analisis khi kuadrat (Chi Square).

HASIL DAN PEMBAHASAN Pasien hipertensi yang ada di RSUD M.Th.Djaman Sanggau pada tahun 2016 adalah sebanyak 1395 pasien. Sebagian besar pasien hipertensi tersebut merupakan pasien peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Berdasarkan hitungan besar sampel minimal bahwa sampel yang dibutuhkan untuk penelitian ini sebanyak 36 sampel. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 45 pasien, sisanya memiliki kriteria eksklusi yang disebabkan sebagian besar datanya hilang, rusak, tidak jelas, dan tidak lengkap.

Risiko Hospitalisasi Penyakit Kardiovaskular

Risiko hospitalisasi penyakit kardiovaskular merupakan efek yang dapat menyebabkan terjadinya perawatan secara medis di rumah sakit yang diakibatkan karena penggunaan kombinasi antihipertensi dan antiinflamasi nonsteroid di RSUD M.Th.Djaman Sanggau selama setahun pengamatan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa tidak ada yang mengalami perawatan secara medis di rumah sakit ketika penggunaan kombinasi antihipertensi dan antiinflamasi nonsteroid di RSUD M.Th.Djaman Sanggau. Walaupun demikian, penggunaan antihipertensi dan AINS dapat berisiko untuk terjadinya peningkatan tekanan darah ketika digunakan secara bersamaan. a. Tekanan darah berdasarkan kategori usia

Tabel 1. Peningkatan Tekanan Darah Berdasarkan Usia

Variabel

Peningkatan Tekanan Darah N = 45 Ya (%) Tidak (%) RR 95% CI Usia < 60 Tahun ≥ 60 Tahun 7 9 33,3 37,5 14 15 66,7 62,5 Ref 1,13 -0,51-2,49 Keterangan : Ref = Reference (pembanding)

(6)

Usia berpengaruh terhadap peningkatan tekanan darah pada pasien yang menggunakan kombiansi obat antihipertensi dan AINS di RSUD M.Th.Djaman Sanggau. Tampak pada Tabel 1 bahwa pada usia ≥ 60 tahun

lebih besar berisiko terjadinya peningkatan tekanan darah dibanding dengan usia < 60 tahun. Pasien dengan usia ≥ 60 tahun berisiko 1,13 kali

mengalami peningkatan tekanan darah saat menggunakan kombinasi antihipertensi dan AINS dibandingkan dengan pasien usia < 60 tahun. Perbedaan ini tidak bermakna secara statistik (RR = 1,13; 95% CI = 0,51-2,49).

Penelitian Liorca menyatakan bahwa pada usia lanjut yang diberikan antihipertensi golongan diuretik dan ibuprofen mengalami peningkatan tekanan darah dan penggunaan ibuprofen tersebut dapat mempengaruhi secara negatif terhadap kontrol tekanan darah pada lansia.(13) Penggunaan kombinasi antihipertensi dengan AINS pada usia rata-rata 69,8±6,9 tahun menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik

sebesar 14,1 mmHg

(lisinopril/hidroklorotiazid dengan piroksikam) dan peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 11,2 mmHg (lisinopril/hidroklorotiazid dengan ibuprofen).(14)

b. Tekanan darah berdasarkan kategori Jenis Kelamin

Tampak pada Tabel 2 menunjukkan bahwa perempuan mengalami peningkatan tekanan darah 0,57 kali lebih kecil dibanding laki-laki. Namun demikian, perbedaan dari kedua kelompok tidak ada perbedaan bermakna secara statistik (RR = 0,57; 95% CI = 0,26-1,25). Penggunaan AINS pada pasien hipertensi yang menggunakan terapi antihipertensi baik jenis kelamin perempuan maupun laki-laki dapat mengalami peningkatan tekanan darah sistolik. Disisi lain, penggunaan AINS pada pasien laki-laki dapat memperparah terjadinya gagan jantung kongestif.(15)

c. peningkatan Tekanan Darah Berdasarkan Penggunaan Obat Antihipertensi dan Antiinflamasi Nonsteroid

Penggunaan kombinasi antihipertensi dan AINS dapat berpengaruh pada peningkatan tekanan darah. Tabel 3 menunjukkan bahwa penggunaan 1AHT + AINS, 2AHT + AINS, dan ≥3 AHT+AINS memiliki risiko peningkatan tekanan darah lebih kecil dibanding penggunaan CCB + AINS. Adapun risiko peningkatannya secara berurutan sebesar 0,64 kali, 0,54 kali, dan 0,42 kali. Namun demikian, jika dilihat secara statistik ketiga

Tabel 6 Peningkatan Tekanan Darah Berdasarkan Penggunaan Obat Antihipertensi dan Antiinflamasi Nonsteroid

Variabel

Peningkatan Tekanan Darah (N = 45) Ya % Tidak % RR 95% CI CCB+AINS 1AHT+AINS 2AHT+AINS ≥3AHT+AINS 5 3 4 4 23,8 37,5 4,44 57,1 16 5 5 3 76,2 62,5 55,6 42,9 Ref 0,64 0,54 0,42 -0,20-2,06 0,19-1,54 0,15-1,13

Keterangan : Ref = Reference (pembanding)

Tabel 2. Peningkatan Tekanan Darah Berdasarkan Jenis Kelamin

Variabel N = 45 Ya (%) Tidak (%) RR 95% CI Jenis kelamin a. Laki-laki b. Perempuan 9 7 37,5 33,3 10 19 22,2 42,2 Ref 0,57 -0,26-1,25 Keterangan : Ref = Reference (pembanding)

(7)

variabel tersebut tidak ada perbedaan bermakna (secara berurutan: RR= 0,64; 95% CI= 0,20-2,06; RR= 0,54; 95% CI= 0,19-1,54; RR= 0,42; 95% CI= 0,15-1,13). Hal tersebut menunjukkan bahwa perbedaan penggunaan CCB+AINS dengan kombinasi beberapa antihipertensi golongan lainnya+AINS dapat menimbulkan efek peningkatan tekanan darah yang tidak berbeda. Penelitian Ishiguro(16) menunjukkan bahwa penggunaan antihipertensi yang dikombinasikan dengan AINS dapat mengalami peningkatan tekanan darah sistolik. Perubahan tekanan darah tersebut bervariasi yaitu BB sebesar 0,37 mmHg (95% CI= -3,24-3,98), diuretik sebesar 6,11 mmHg (95% CI= -3,16-15,37), ACEI sebesar 3,85 mmHg (95% CI= 1,16-6,66) dan CCB sebesar 3,50 (95% CI= -2,03-9,02). Disisi lain, penggunaan tiga terapi antihipertensi dengan AINS dapat meningkatkan risiko kerusakan akut pada ginjal sebesar 1,31 kali dibanding penggunaan dua terapi antihipertensi + AINS.(17)

Walaupun demikian, beberapa penelitian menyatakan bahwa penggunaan kombinasi CCB+AINS memiliki risiko peningkatan tekanan darah lebih kecil dibanding

penggunaan AINS yang

dikombinasikan dengan antihipertensi golongan ACEI, ARB, dan diuretik.(18,13,19,20) Penelitian Fournier, et all.,(21) menunjukkan bahwa penggunaan antihipertensi (ACEI, ARB, atau diuretik) dengan AINS memiliki risiko terjadinya gagal ginjal atau hiperkalemia sebesar 11%. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan antihipertensi dan AINS tidak menyebabkan perawatan secara medis (hospitalisasi), tetapi terdapat peningkatan tekanan darah yang dapat memicu terjadinya risiko hospitalisasi penyakit kardiovaskular.

Jika dilihat secara statistik tidak ada perbedaan bermakna (P≥0,05).

SARAN

Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan waktu penelitian yang lebih lama serta melihat dosis, komorbid penyerta, dan obat-obat lain yang digunakan secara bersamaan. DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri kesehatan RI. Rencana aksi nasional penanggulangan penyakit tidak menular tahun 2015-2019. Jakarta: Menteri Kesehatan RI. 2017.

2. Centera for Disease Control and Prevention (CDC). State-specific trend in self report 3rd blood pressure screening and high blood pressure-United States 1991-1999. MMWR. 2002; 51 (21): 456.

3. Wilson LM, and Price AP. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi ke-4. Jakarta: EGC; 1995.

4. Kemenkes RI. Hasil Riskesdas. Jakarta: Kesehatan Kementerian RI.

Badan Penelitian dan

Pengembangan; 2013.

5. Anggraini AD, Waren S, Situmorang E, Asputra H, dan Siahaan SS. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pasien yang berobat di poliklinik dewasa Puskesmas Bangkinang periode Januari sampai Juni 2008. Pekanbaru: Fakultas Kesehatan Universitas Riau. Files of DrsMed-FK UNRI; 2009.

6. Kusumaningtyas YD. Evaluasi penggunaan antihipertensi pada ibu hamil di instalasi rawat inap Rumah Sakit X Tahun 2014. Naskah Publikasi. Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2015.

7. Zahra AP, dan Carolia N, Obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS): astroprotektif vs kardiotoksik. Majority. 2017; 6 ( 3).

(8)

8. Graham Dj. COX-2 Inhibitors, other NSAIDs, and cardiovascular risk. JAMA. 2006; 296.

9. Singh NP, Ganguli A, Prakash A. Drug-induced kidney diseases. JAPI. 2003; 51.

10. Whelton A, White WB, Bello AE, Puma JA, and John G. Fort., Effects of celecoxib and rofecoxib on blood pressure and edema in patients ≥65 years of age with systemic hypertension and osteoarthritis. The American Journal Of Cardiology. 2002; 90.

11. Huerta C, Varas-Lorenzo C,

Castellsague J, and L A Garcı´a Rodrı´guez. Cardiovascular Medicine: Non-steroidal anti-inflammatory drugs and risk of first hospital admission for heart failure in the general population. Heart. 2006; 92.

12. Varga Z, Sabzwari SRA, and Vargova V. Cardiovascular risk of nonsteroidal anti inflammatory drugs: an under-recognized public health issue. Cureus. 2017; 9 (4). 13. Llorca CS, Serra MPM, Donat FJS.

Interactions between ibuprofen and antihypertensive drugs: Incidence and clinical relevance in dental practice. Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2008: 13 (11); E717-21. 14.Kalafutova S, Juraskova B, Vlcek J.

The Impact of combinations of non-steroidal anti-inflammatory drugs and anti-hypertensive agents on blood pressure. Adv Clin Exp Med. 2014: 23 (6); 993–1000.

15. Stocley IH. Stockley’s drug interaction. 8th Edition. An imprint of RPS Publishing. 2008; 25-40. 16. Ishiguro C, Fujita T, Omori T, Fujii

Y, Mayama T, Sato T. Assessing the effects of non-steroidal anti-inflammatory drugs on antihypertensive drug therapy using post-marketing surveillance database. J Epidemiol. 2008: 18(3); 119-124.

17. Lapi F, Azoulay L, Yin H, Nessim SJ, Suissa S. Concurrent use of

diuretics, angiotensin converting enzyme inhibitor, and angiotensin receptor blockers with non-steroidal anti-inflammatory drugs and risk of acute kidney injury: nested case-control study. BMJ. 2013: 346; e8525

18. Morgan T, and Anderson A. The effect of nonsteroidal antiinflammatory on blood pressure in patients treated with different antihypertension drugs. The Journal Of Clinical Hypertension. 2003; v (1).

19.Pavličeviċ I, Kuzmanič M,

Rumboldt M, Rumboldt Z. Interaction between antihypertensives and NSAIDS in primary care a controlled trial. Can J Clin Pharmacol. 2008: 15 (3); e383-e384.

20. Morgan TO, Anderson A, Bertram D. Effect of indomethacin on blood pressure in elderly people with essential hypertension well controlled on amlodipine or enalapril. Am J Hypertens. 2000: 13 (11); 1161-7.

21. Fournier JP, Lapeyre-Mestre M, Dupouy J, Poutrain JC, Montastruc JL. Laboratory monitoring of patients treated with antihypertensive drugs and newly exposed to non steroidal anti-inflammatory drugs: A cohort study. PloS ONE. 2012: 7 (3); e34187.

Gambar

Tabel 6 Peningkatan Tekanan Darah Berdasarkan Penggunaan Obat Antihipertensi dan Antiinflamasi Nonsteroid

Referensi

Dokumen terkait

– Dapat menyebabkan hasil cfDNA negatif palsu Mosaisisme janin Sel normal Sel dengan kromosom tak normal Mosaisisme plasenta terbatas Mosaisisme yang disamaratakan.

Diet ibu hamil dan persediaan nutrisi adalah satu-satunya sumber nutrisi untuk pertumbuhan janin dan cenderung mempengaruhi perkembangan saraf anak, yang terjadi

Hal ini disebabkan selama penyimpanan di dalam kulkas, mikroorganisme yang ada dalam susu fermentasi masih dapat tumbuh dan melakukan aktivitas fermentasi untuk

Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1 BRI Syariah Cabang Malang dalam praktek pembiayaan murabahah menggunakan akad murabahah bil wakalah, yang dalam pelaksanaannya

Tetapi yang menjadi permasalahan adalah bagaimana sebagai pencipta, para perupa mampu menghadirkan bentuk yang kreatif, tidak sekedar mengulang bentuk alam,

(Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang

Penambahan enzim cairan rumen dan bakteri Leuconostoc mesenteroides pada silase berbahan baku singkong mampu menurunkan kandungan serat kasar dan sianida pada umbi,

Penerapan dalam pembelajaran sifat-sifat bangun ruang sederhana merupa- kan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menjelaskan alur pemikiran secara sistematis tentang