SKRIPSI
PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN WORKING CAPITAL TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
oleh
NOVIA ANGGRAINI S 090503292
PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, dan
Working Capital terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai
tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dan/atau saya kutip dari hasil
karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas
sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, April 2013
Yang membuat pernyataan
Novia Anggraini Sirait
ABSTRAK
PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN WORKING CAPITAL TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh likuiditas, profitabilitas, dan working capital terhadap struktur modal pada persahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal. Pemilihan sampel
dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 24
perusahaan sebagai sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder, dimana likuiditas dan working capital (dihitung dengan rasio lancar) serta profitabilitas (ROE) sebagai variabel independen dan struktur modal (dihitung dengan rasio hutang terhadap ekuitas) sebagai variabel dependen. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel likuiditas, profitabilitas, dan working capital berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Secara parsial hanya variabel likuiditas yang berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, sedangkan variabel profitabilitas dan working capital tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LIQUIDITY, PROFITABILITY, AND WORKING
CAPITAL TO CAPITAL STRUCTURE OF MANUFACTURING CORPORATIONS LISTING ON INDONESIAN STOCK EXCHANGE
This research is used to analyze the influence of liquidity, profitability, and working capital to capital structure of manufacturing corporations listing on Indonesian Stock Exchange since 2009 up to 2011.
This research is classified as associative causal research. The sample was selected by purposive sampling methods and resulted 24 corporations as samples. Data of this research are secondary data which consists of liquidity and working capital (calculated by current ratio) as independent variable and profitability (ROE) and capital structure (calculated by debt to total equity ratio) as dependent variable. This research used multiple regression analysis as statistic method.
The results showed that, simultaneously, liquidity, profitability, and working capital have significant influences to capital structure. Partially, only liquidity has significant influence to capital structure, while profitability and working capital have no significant influence to capital structure.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas
segala berkah, rahmat, dan karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini
dengan sebaik-baiknya dan terima kasih kepada kedua orang tua saya James Sirait
dan Almh. Marlia Siagian serta Kakak-kakak saya yang selalu mendukung dan
memberikan doa. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, dan Working Capital terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)” ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih ada
kelemahan dan kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang
bermanfaat untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis telah banyak menerima
bimbingan, saran, motivasi, bantuan, dan doa dari banyak pihak, sehingga pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu saya sebagai penulis dalam penyusunan skripsi ini, yaitu
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak dan Bapak Drs.
Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Ketua dan Sekretaris Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Akuntansi S1 Fakultas
4. Ibu Dra. Naleni Indra, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si selaku Dosen Pembaca yang telah
meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk menilai skripsi saya.
6. Muammar Hary Hakiki yang selalu mendukung dan memberikan doa.
Sahabat-sahabat saya Nida, Yulia, Vonna, Karin, Dewi, Rina, Dian, Dila,
Citra, Amri, Doli, dan Ade, terima kasih atas dukungan, kerja sama,
bantuan, dan kebersamaan selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara hingga penyelesaian skripsi ini.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan atas kebaikan yang
telah diberikan. Amin ya Rabbal Alamin.
Medan, April 2013 Penulis,
Novia Anggraini S
NIM: 090503292
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 8
2.1.1 Pengertian Struktur Modal ... 8
2.1.2 Teori Struktur Modal ... 11
2.1.2.1 Trade-Off Theory ... 11
2.1.2.2 Pecking Order Theory ... 12
2.1.2.3 Balancing Theory ... 13
2.1.2.4 Agency Theory ... 13
2.1.3 Rasio Likuiditas ... 14
2.1.4 Rasio Profitabilitas ... 16
2.1.5 Working Capital ... 17
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18
2.3 Kerangka Konseptual ... 20
2.4 Pengembangan Hipotesis ... 21
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 22
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 22
3.2.1 Populasi Penelitian ... 22
3.2.2 Sampel Penelitian ... 22
3.3 Jenis Data ... 24
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 24
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 25
3.6 Teknis Analisis ... 26
3.6.1 Model Analisis Data ... 26
3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 27
3.6.2.1 Uji Normalitas ... 27
3.6.2.2 Uji Heterokedastisitas ... 28
3.6.2.3 Uji Autokorelasi ... 29
3.6.2.4 Uji Multikolinearitas ... 30
3.6.3 Pengujian Hipotesis ... 30
3.6.3.2 Uji Simultan (Uji F) ... 32
3.6.3.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 32
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Data Penelitian ... 34
4.1.1 Statistik Deskriptif ... 39
4.1.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 42
4.1.2.1 Uji Normalitas ... 42
4.1.2.2 Uji Heterokedastisitas ... 45
4.1.2.3 Uji Autokorelasi ... 47
4.1.2.4 Uji Multikolinearitas ... 48
4.2 Hipotesis ... 49
4.2.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 49
4.2.2 Uji Simultan (Uji F) ... 50
4.2.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 51
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 53
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 56
5.2 Keterbatasan ... 57
5.3 Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 59
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18
3.1 Daftar Perusahaan Manufaktur ... 23
4.1 Struktur Modal (rasio leverage) ... 34
4.2 Likuiditas (current asset) ... 36
4.3 Profitabilitas (ROE) ... 37
4.4 Working Capital ... 38
4.5 Statistik Deskriptif ... 40
4.6 Uji Normalitas Data Awal ... 44
4.7 Uji Normalitas setelah transformasi ... 45
4.8 Hasil Uji Autokorelasi ... 47
4.9 Uji Multikolinearitas ... 48
4.10 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 49
4.11 Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 50
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 20
4.1 Uji Normalitas Histogram ... 42
4.2 Uji Normalitas Grafik P-Plot ... 43
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
Lampiran I Daftar Populasi dan Sampel ... 60
Lampiran II Data Variabel Hasil Penelitian ... 62
1. Struktur Modal ... 62
2. Likuiditas ... 62
3. Profitabilitas ... 63
4. Working Capital... 64
Lampiran III Hasil Output Data Statistik Deskriptif ... 66
Lampiran IV Hasil Output Data Uji Normalitas ... 67
ABSTRAK
PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN WORKING CAPITAL TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh likuiditas, profitabilitas, dan working capital terhadap struktur modal pada persahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal. Pemilihan sampel
dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 24
perusahaan sebagai sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder, dimana likuiditas dan working capital (dihitung dengan rasio lancar) serta profitabilitas (ROE) sebagai variabel independen dan struktur modal (dihitung dengan rasio hutang terhadap ekuitas) sebagai variabel dependen. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel likuiditas, profitabilitas, dan working capital berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Secara parsial hanya variabel likuiditas yang berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, sedangkan variabel profitabilitas dan working capital tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LIQUIDITY, PROFITABILITY, AND WORKING
CAPITAL TO CAPITAL STRUCTURE OF MANUFACTURING CORPORATIONS LISTING ON INDONESIAN STOCK EXCHANGE
This research is used to analyze the influence of liquidity, profitability, and working capital to capital structure of manufacturing corporations listing on Indonesian Stock Exchange since 2009 up to 2011.
This research is classified as associative causal research. The sample was selected by purposive sampling methods and resulted 24 corporations as samples. Data of this research are secondary data which consists of liquidity and working capital (calculated by current ratio) as independent variable and profitability (ROE) and capital structure (calculated by debt to total equity ratio) as dependent variable. This research used multiple regression analysis as statistic method.
The results showed that, simultaneously, liquidity, profitability, and working capital have significant influences to capital structure. Partially, only liquidity has significant influence to capital structure, while profitability and working capital have no significant influence to capital structure.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Banyaknya perusahaan, serta kondisi perekonomian saat ini telah
menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur.
Persaingan dalam industri manufaktur membuat setiap perusahaan semakin
meningkatkan kinerja dan memaksimalkan keuntungan agar tujuannya dapat tetap
tercapai. Fungsi finansial merupakan salah satu fungsi penting bagi perusahaan
dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Dalam mengelola fungsi finansial salah
satu yang perlu di perhatikan adalah seberapa besar kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan dana yang akan di gunakan untuk menjalankan dan
mengembangkan usahanya. Pemenuhan dana ini bisa bersumber dari dana sendiri,
hutang, baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang dan modal
saham.
Struktur modal merupakan suatu pembiayaan yang terdiri dari modal
sendiri dan modal dari luar perusahaan, di mana modal sendiri terdiri dari
berbagai jenis saham dan laba bersih sedangkan modal dari luar perusahaan
(modal asing) terdiri dari berbagai hutang jangka panjang yang terdiri dari
berbagai jenis obligasi dan sebagainya. Penggunaan modal dari luar perusahaan
akan menimbulkan beban yang tetap dan besarnya penggunaan modal eksternal
ini akan menentukan leverage keuangan perusahaan. Leverage di definisikan
sebagai penggunaan aktiva di mana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus
adalah salah satu masalah yang di hadapi dunia usaha saat ini. Sektor Manufaktur
dalam Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu sektor industri yang mengalami
kekurangan modal sendiri. Di Indonesia perusahaan manufaktur berkembang
pesat, hal ini di lihat dari jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari periode ke periode semakin tinggi, sehingga tidak menutup
kemungkinan perusahaan ini menjadi perusahaan yang sangat di butuhkan
masyarakat yang prospeknya akan menguntungkan baik di masa sekarang maupun
di masa yang akan datang. Pada umumnya penelitian mengenai struktur modal di
fokuskan pada proporsi antara debt dan equity. Menurut Westerfield (2003), “struktur modal adalah kombinasi yang spesifik antara hutang jangka panjang dan
ekuitas yang di gunakan perusahaan dalam membiayai perusahaannya”.
Di pilihnya sektor industri manufaktur adalah karena saham tersebut
merupakan saham-saham yang paling tahan terhadap krisis ekonomi di banding
sektor lain, karena perusahaan manufaktur sebagian besar tetap di butuhkan oleh
masyarakat. Di dasarkan pada perkiraan bahwa perusahaan manufaktur adalah
perusahaan yang sangat di butuhkan untuk kebutuhan kehidupan sehari-hari
sehingga kecil kemungkinan akan rugi. Dengan memiliki saham manufaktur di
harapkan keuntungan yang di dapat akan lebih banyak daripada kerugiannya.
Salah satu masalah pembelanjaan perusahaan adalah menyangkut masalah
keseimbangan finansial. Menurut Riyanto (2001:14), “Keseimbangan finansial
perusahaan dapat di capai apabila perusahaan tersebut selama menjalankan
adanya keseimbangan antara jumlah modal yang tersedia dengan jumlah modal
yang di butuhkan”.
Setiap perusahaan berusaha untuk mencapai struktur modal yang optimal
agar dapat memaksimalkan nilai perusahaan tersebut. Pertimbangan yang optimal
antara modal dari luar perusahaan dan modal sendiri akan mencerminkan struktur
modal yang optimal. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang
meminimalkan biaya modal rata-rata atau memaksimalkan nilai perusahaan.
Semakin kecil hutang akan menyebabkan semakin kecil resiko yang harus di
hadapi perusahaan, misalnya kesulitan keuangan, kegagalan membayar bunga,
pokok pinjaman hingga kebangkrutan. Untuk menentukan seberapa optimalnya
komposisi struktur modal terdapat banyak faktor yang perlu di pertimbangkan.
Faktor tersebut bisa kualitatif maupun kuantitatif. Oleh karena itu, sudah
seharusnya pihak manajemen maupun pihak kreditur mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi masalah pendanaan ini.
“Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan manajer dalam
menentukan struktur modal yaitu resiko bisnis, pajak, flesibilitas keuangan dan
konservatisme atau agresivitas manajemen (Brigham dan Houston, 2005)”. Untuk
mempertahankan dan mengembangkan perusahaan manufaktur pengelolaannya
harus di lakukan secara profesional dengan memperhatikan aspek-aspek yang
mendukung kelangsungan perusahaan di masa yang akan datang. Adapun salah
satu aspek yang di perhatikan dalam perusahaan adalah tingkat likuiditas yang di
capai perusahaan. Keputusan pendanaan keuangan perusahaan akan sangat
juga akan berpengaruh terhadap risiko perusahaan itu sendiri. Jika perusahaan
meningkatkan leverage maka perusahaan ini akan dengan sendirinya
meningkatkan risiko keuangan perusahaan.
Teori trade-off memprediksi adanya hubungan positif antara struktur
modal dengan tingkat profitabilitas atau kinerja keuangan perusahaan.
Pengurangan bunga hutang pada perhitungan penghasilan kena pajak akan
memperkecil proporsi beban pajak, sehingga proporsi laba bersih (net income)
setelah pajak menjadi semakin besar, atau tingkat profitabilitas semakin tinggi.
Tujuan dari struktur modal ini adalah untuk memadukan sumber dana permanen
yang dapat di gunakan perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
Menurut Brigham dan Houston (2001), “keputusan struktur modal juga secara
langsung berpengaruh terhadap besarnya resiko yang di tanggung pemegang
saham serta besarnya tingkat pengembalian keuntungan yang di harapkan”.
Keputusan yang diambil oleh para manajer secara langsung akan
mempengaruhi profitabilitas dan resiko keuangan yang di hadapi perusahaan.
Resiko keuangan tersebut termasuk ketidakmampuan perusahaan dalam
memenuhi atau membayar kewajiban-kewajibannya dan kemampuan perusahaan
untuk mencapai laba sesuai target tidak tercapai. Dapat dilihat bahwa keputusan
struktur modal sangat berperan penting dalam keputusan perusahaan itu sendiri.
Semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka akan semakin rendah tingkat
penggunaan utang dalam struktur modalnya. Karena profitabilitas yang tinggi
akan memperoleh dana internal yang tinggi. Pada dasarnya dalam mengukur
perusahaan yang berjalan dari laba yang di dapatkan dalam periode tertentu di
mana modal tersebut dapat menunjukkan tingkat keamanan, kreditur jangka
pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut.
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal
sebelumnya telah di lakukan oleh Ozkan (2001). Penelitian yang di lakukan
Ozkan (2001) memperlihatkan lima faktor yang mempengaruhi struktur modal
yaitu size, growth opportunities, non-debt tax shieldsan, profitability, dan liquidity. Dari lima faktor tersebut hanya size, growth opportunities dan liquidity saja yang mempengaruhi struktur modal.
Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal di
harapkan bisa menjadi bahan pertimbangan bagi evaluasi manajemen. Peneliti
tertarik untuk mengembangkan penelitian yang terdahulu. Dari latar belakang atau
pernyataan-pernyataan yang telah di sebutkan di atas maka penulis termotivasi
untuk menguji “Pengaruh likuiditas, profitabilitas, dan working capital
terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian, maka di peroleh
perumusan masalah dalam penelitian ini.
1. Apakah likuiditas mempunyai pengaruh terhadap struktur modal
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
2. Apakah profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap struktur modal
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
3. Apakah working capital mempunyai pengaruh terhadap struktur
modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
4. Apakah likuiditas, profitabilitas, dan working capital secara
simultan mempunyai pengaruh terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian ini di peroleh tujuan penelitian
yang terangkum di bawah ini.
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan antara
likuiditas terhadap struktur modal.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan antara
profitabilitas terhadap struktur modal.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan antara
working capital (modal kerja) terhadap struktur modal.
4. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan antara
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang di harapkan dari penelitian ini.
1. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang
likuiditas, profitabilitas, dan working capital terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI.
2. Bagi perusahaan dan instansi lainnya, penelitian ini di harapkan
dapat di jadikan sebagai bahan masukan dalam mengambil
keputusan dalam mengatasi struktur modal.
3. Bagi peneliti lain, dapat menjadi referensi dalam melakukan
penelitian sejenis di masa yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Tinjauan Teoritis
2.1.1 Pengertian Struktur Modal
Menurut Weston dan Copeland (1992), “struktur modal adalah bauran sumber pendanaan permanen yang terdiri dari hutang jangka
panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham”. Tujuan
manajemen struktur modal adalah menciptakan baruan sumber dana
permanen sedemikian rupa agar mampu memaksimalkan harga saham
dan agar tujuan manajemen keuangan untuk memaksimalkan nilai
perusahaan tercapai.
Struktur modal berkaitan dengan sumber dana dari dalam
perusahaan, dan dana dari luar perusahaan. Dana internal berasal dari
laba di tahan, penggunaan laba, cadangan-cadangan, dan penyusutan
aktiva tetap. Dana yang berasal dari dalam perusahaan jumlahnya
terbatas serta tidak cukup untuk menutupi kebutuhannya, maka
perusahaan akan menggunakan dana eksternal dengan penggunaan
hutang yang meliputi hutang lancar maupun hutang jangka panjang
sebelum menerbitkan saham. Rasio struktur modal yang lebih dari 1
menunjukkan hutang atau kewajiban perusahaan tersebut lebih besar
daripada total aktiva atau modal yang di miliki perusahaan tersebut.
Menurut Brigham dan Houston (2006:4), “penggunaan hutang
keunggulannya maka hutang dapat dilihat sebagai berikut. Pertama, biaya
bunga yang dibayarkan perusahaan dapat mengurangi penghasilan kena
pajak sehingga dapat menurunkan biaya efektif atas hutang yang
digunakan tersebut. Kedua, pemegang hutang mendapatkan
pengembalian yang atas biaya bunga yang relatif tetap sehingga
kelebihan keuntungan merupakan klaim pemilik perusahaan. Sedangkan
jika dilihat dari segi kelemahannya maka hutang dapat dilihat sebagai
berikut. Pertama, semakin tinggi rasio hutang yang di miliki perusahaan
maka akan semakin besar pula resiko yang di hadapi perusahaan atas
penggunaan hutang tersebut. Kedua, bila perusahaan menggunakan
terlalu banyak, maka akan meningkatkan kemungkinan terhambatnya
pertumbuhan perusahaan. Ketiga, bila bisnis perusahaan dalam kondisi
yang tidak baik, pendapatan operasinya rendah, dan tidak cukup untuk
menutup biaya bunga maka akan menyebabkan pemegang saham harus
menutup kekurangan itu dan pada kondisi ekstrim perusahaan dapat
terancam kebangkrutan”.
Menurut Harmanto (1995:306), “struktur modal mencakup tiga
unsur penting. Pertama, keharusan untuk membayar balas jasa atas
penggunaan modal kepada pihak yang menyediakan pendanaan tersebut,
atau sifat keharusan untuk pembayaran biaya modal. Kedua, seberapa
jauh kewenangan dan campur tangan pihak penyedia dana dalam
le la E R m D se p se d p ja to re m g b Untu everage. Be
ain Debt to Earned Rati Ratio (Rasio menghitung
Debt to Equ endiri terha perusahaan emakin bes dan Haryant Secar Debt perusahaan d angka panja otal modal endah DER membayar se gunakan unt
besar pula ju
uk menghit
eberapa cara
Assets Rat io (Rasio K o Hutang
struktur mo
uity Ratio (D adap hutang
menunjukk
ar terserap u
o, 2004).
ra matemati
t to Equity dalam menu
ang maupun
di banding
R akan s
eluruh kewa
tuk struktu
umlah kewaj
tung strukt
a yang terda
tio (Rasio H Kelipatan P
terhadap E odal maka r
(DER). DER g. “Bertamb
kan risiko d
untuk melu
is rumus un
Ratio di g utup sebagi
un jangka p
gkan besarn
emakin tin
ajibannya. S
ur modal su
ajibannya
tur modal
apat dalam
Hutang terh Pembayara Ekuitas). D
rasio levera R menggam bah besarny distribusi la unasi kewaji ntuk menghi gunakan un
an atau selu
pendek deng nya hutang. nggi kema Semakin be uatu perusa maka di pengukuran adap Aktiva n Bunga), Dalam pene
age yang di
mbarkan kem
a Debt to e aba usaha p
iban perusah
itung Debt t
tuk menguk
uruh hutang
gan dana y
. Oleh kare
ampuan pe
esar propors
ahaan, mak
gunakan
n leverage a
a), Time In Debt to E elitian ini u
i gunakan a
mampuan m
equity ratio perusahaan
haan” (Purw
to Equity ra
ukur kemam
g-hutangnya
yang berasa
ena itu, sem
erusahaan u
si hutang ya
2.1.2 Teori Struktur Modal
Terdapat beberapa teori yang menjelaskan struktur modal suatu
perusahaan. Teori struktur modal bertujuan untuk memberikan landasan
yang optimal tentang struktur modal, berikut beberapa teori struktur
modal yang di jelaskan di bawah ini.
2.1.2.1 Trade-Off Theory
Teori ini merupakan keseimbangan antara keuntungan
dan kerugian dari penggunaan hutang. “Teori Trade off
menjelaskan adanya hubungan antara pajak, resiko
kebangkrutan dan penggunaan hutang yang disebabkan
keputusan struktur modal yang diambil perusahaan”. (Brealey
dan Myers, 1991).
Teori ini menjelaskan tentang sebuah perusahaan
yang tidak menggunakan hutang di dalam struktur modalnya.
Perusahaan tanpa menggunakan hutang dalam modalnya
akan membayar pajak yang lebih besar daripada perusahaan
yang menggunakan hutang. Hal tersebut akan mempengaruhi
nilai perusahaan tersebut. Nilai perusahaan dengan
menggunakan hutang akan lebih besar dibanding perusahaan
tanpa menyertakan hutang dalam modalnya.
Perusahaan dengan penggunaan hutang yang menjadi
modalnya dikatakan buruk karena perusahaan tersebut harus
demikian perusahaan membayar bunga hutangnnya dengan
laba perusahaan tersebut. Hal itu sangat tidak
menguntungkan bagi perusahaan.
Teori trade off menggambarkan keseimbangan biaya
masalah dengan nilai perlindungan pajak bunga yang
dihasilkan oleh pinjaman. Untuk itu perusahaan hendaknya
menyeimbangkan antara besarnya hutang dengan modal
sendiri.
2.1.2.2 Pecking Order Theory
“Perusahaan cenderung menggunakan modal sendiri
yang berasal dari dalam perusahaaan daripada modal yang
berasal dari luar perusahaan” (Myers dan Majluf, 1984).
Pecking order theory ini menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai urut-urutan preferensi dalam memilih sumber
pendanaan.
Perusahaan-perusahaan yang memiliki profitabilitas
yang lebih besar umumnya meminjam dalam jumlah yang
sedikit. Hal tersebut di sebabkan karena mereka memerlukan
external financing yang sedikit. Perusahaan–perusahaan yang kurang memiliki profitabilitas cenderung mempunyai hutang
yang lebih besar karena alasan dana internal yang tidak
Teori Pecking Order ini bisa menjelaskan mengapa
perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang lebih
tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang lebih kecil.
2.1.2.3 Balancing Theory
Teori ini di kemukakan oleh Myers (1984). Teori ini
menyetarakan besarnya modal sendiri sama dengan hutang.
Balancing theory bertujuan untuk memaksimalkan nilai
perusahaan berdasarkan keseimbangan yang tercapai
sehingga struktur modal lebih optimal. Perusahaan yang
mempunyai banyak hutang pasti memiliki resiko yang besar,
hal tersebut tentu tidak menguntungkan bagi perusahaan.
Akan tetapi perusahaan yang tidak mempunyai hutang juga
merupakan hal yang buruk karena memiliki hutang pajak
yang besar. Balancing teori membaurkan hutang dan modal
sendiri sehingga penggunaan hutang dapat di gunakan
perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan
menekan biaya modal.
2.1.2.4 Agency Theory
Agency theory pertama kali dikemukakan oleh Jensen
dan Meckling (1976). Di dalam teori ini terdapat dua hal
yang berkepentingan terhadap perusahaan yaitu pihak
manajemen dan pemegang saham. Manajemen bertindak
pemegang saham merupakan principal yaitu pemilik
perusahaan yang menginvestasikan dana ke perusahaan
tersebut.
Teori keagenan (agency theory) membahas tentang
adanya hubungan keagenan antara prinsipal dan agen.
Hubungan keagenan adalah sebuah kontrak di mana satu atau
lebih prinsipal menyewa orang lain (agen) untuk melakukan
jasa untuk kepentingan mereka yaitu dengan mendelegasikan
wewenang pembuatan keputusan kepada agen.
Pihak manajemen yang melakukan pengawasan
berhak mendapatkan pembayaran imbalan atau biaya yang
berasal dari pemegang saham selaku pemilik perusahaan.
Pengawasan yang dilakukan oleh pihak manajemen
menimbulkan biaya agensi atau agency cost.
Dari teori di atas dapat di simpulkan bahwa teori
pecking order berkaitan dengan struktur modal perusahaan
dalam hal pendanaan dan teori ini juga bisa menjelaskan
mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan
yang lebih tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang lebih
kecil.
2.1.3 Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Menurut Harahap (2010:301), “rasio likuiditas menggambarkan
p a st a m ji ti m a m m y D p m te H pendeknya”. atau kewajib truktur mod antara likuid memenuhi k ika hubung
inggi yang a
Pada menghitung aktiva lancar menghitung Dari menyukai pe
yang di tang
Dengan tin
perusahaan
mengurangi
Berdas
erhadap stru
H1= Likuidi
. Berarti, seb
bannya yan
dal dari dua
ditas dan u
kewajiban ja
gan ini neg
akan di gun
penelitian
rasio likui
r dengan ut
rasio lancar sisi teori endanaan in ggung perus ngginya k hendakny hutang peru sarkan kons uktur modal itas berpeng berapa mam
ng sudah ja
a sisi. Pertam
utang adala angka pend atif berarti nakan untuk ini, penelit iditas. Curr tang lancar. r. pecking nternal. Hal sahaan apab kemampuan ya mengu usahaan ters sep tersebu l, sehingga garuh negati mpu perusah atuh tempo
ma, ketika h
ah positif b
dek karena t
perusahaan
membiayai
ti menggun
ent ratio m
Berikut rum
order, per
tersebut dik
bila menggu
memenuh
urangi res
sebut.
ut maka liku
di peroleh h
if terhadap
haan untuk m
. Likuiditas hubungan y berarti peru tingginya li n memiliki i investasi.
nakan curr menunjukkan
mus yang d
rusahaan c
karenakan r unakan pen hi kewajib iko perus uiditas berp hipotesis. struktur mo membayar s mempeng
yang di hara
usahaan m
ikuiditas. K
i likuiditas
rent ratio u n relative a
di gunakan u
2 k li H k p m e n U R d u k m b p b 2.1.4 Rasio “Rasio keberhasilan ikuiditas, m Houston, 20 Menur kemampuan profitabilitas manajemen fektivitas p Rasio
net profit ma Untuk meng
Return On E di peroleh la
untuk meng keuntungan menghitung Menu biayai oleh pandang seb berikutnya, d Profitabili o profitab n perusahaan manajemen a 11:146). rut Gibson perusahaan
s akan m
perusahaan engelola pe profitabilit argin, retur ghitung pro Equity (ROE aba bersih b
gukur sebe
bagi peme
ROE.
urut teori p
sumber day
bagai pilihan
dan akhirny
itas (Profita bilitas mer
n di dalam m
asset, dan ut
n (2001:3
an untuk m
memberikan
n, rasio ini
erusahaan.
tas yang um
rn on assets, ofitabilitas d
E). Return O bila di ukur
erapa besar
egang saha
pecking ord
ya internal m
n pertama,
ya ekuitas ba
ability Rati rupakan r
menunjukk
tang pada h
303), “pro
meningkatka
jawaban
i memberi
mum terdiri
, return on dalam pene
On Equity m
r dari moda
r modal se
am. Rumus
er, perusah
mereka (mo
maka utang
aru akan me io)
asio yang
an kombina
hasil operasi
ofitabilitas
n laba peru
akhir tent
gambaran
atas : gros equity, dan litian ini m
menunjukka
al pemilik. R
endiri dapa
s yang di
aan lebih m
odal ekuitas
g di anggap
enjadi piliha
g menunju
asi dari peng
i”. (Brigham
sebagai
rusahaan”. R
tang efekt
tentang ti
ss profit ma n operating maka di gun
an berapa p
ROE di gun
at menghas
gunakan u
memilih unt
s). Saldo la
p sebagai pi
Berdasarkan konsep tersebut maka profitabilitas berpengaruh
negatif terhadap struktur modal, sehingga di peroleh hipotesis.
H2 = Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
2.1.5 Working Capital
Menurut Weston dan Brigham (1981:226), “modal kerja adalah
investasi perusahaan dalam aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas
(surat-surat berharga), piutang dagang dan persediaan”. Modal kerja di
gunakan untuk membiayai operasi sehari-hari perusahaan, di mana dana
yang telah di keluarkan tersebut di harapkan dapat kembali dalam jangka
waktu yang relatif pendek melalui hasil aktivitas perusahaan tersebut,
yang akan di pergunakan untuk operasi selanjutnya. Manfaat dari modal
kerja ini memungkinkan untuk dapat membayar semua
kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya. Modal kerja di yakini juga berpengaruh
terhadap struktur modal dalam hal melunasi segala kewajiban
perusahaan. Berdasarkan manajemen modal kerja juga para investor
dapat menilai kinerja suatu perusahaan efektif atau efisien dalam
melakukan aktivitas operasionalnya.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan current ratio untuk menghitung working capital. Current ratio menunjukkan relative antara
aktiva lancar dengan utang lancar. Rumus yang di gunakan untuk
menghitung working capital.
Dari hasil penelitian sebelumnya working capital berpengaruh
negatif terhadap struktur modal, maka hipotesis yang di peroleh.
H3 = Working capital berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
[image:31.595.116.512.244.743.2]2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu No Nama
Peneliti
Judul Penelitian
Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Ozkan (2001) “Pengaruh Size, Growth Opportunities, Non-Debt Tax Shieldsan, Profitability, dan Liquidity terhadap Struktur Modal terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Variabel independen: Size, Growth
Perusahaan Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel dependen: Struktur Modal modal. Sedangkan profitabilitas dan ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Seluruh variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
3 Thair Al
Shaher (2012)
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka, maka di peroleh
kerangka konseptual.
H1 H1
H2
H3
H4
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Struktur modal merupakan sumber pendanaan permanen yang di gunakan
perusahaan melalui berbagai kombinasi dari modal sendiri dan hutang.
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban
jangka pendek. Likuiditas mempengaruhi struktur modal dari beberapa sisi, yaitu
ketika hubungan yang di harapkan antara likuiditas dan utang adalah positif
berarti perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendek karena tingginya
likuiditas dan jika hubungan ini negatif berarti perusahaan memiliki likuiditas
yang tinggi yang akan di gunakan untuk membiayai investasi.
Profitabilitas menjelaskan tingkat pengembalian yang di dapat dari
investasi yang di tanamkan oleh perusahaan atau kemampuan perusahaan untuk
meningkatkan laba. Semakin besar tingkat pengembalian yang di dapat dari
investasi yang di tanamkan maka penggunaan hutang relatif kecil.
Struktur Modal (DER)
(Y) Likuiditas (X1)
Profitabilitas (X2)
[image:33.595.148.496.196.409.2]Working capital merupakan investasi perusahaan dalam aktiva jangka
pendek dan merupakan “dana yang di perlukan oleh perusahaan untuk memenuhi
kebutuhan operasional sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran
upah buruh, membayar utang dan pembayaran lainnya” (Sutrisno 2001:42).
2.4 Pengembangan Hipotesis Berikut hipotesis dalam penelitian ini.
1. Likuiditas mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap
struktur modal.
2. Profitabilitas mempunyai pengaruh negatif yang signifikan
terhadap struktur modal.
3. Working capital mempunyai pengaruh negatif yang signifikan
terhadap strukur modal.
4. Likuiditas, profitabilitas, dan working capital secara simultan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal.
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian asosiatif kasual.
Menurut Umar (2003:30), penelitian asosiatif kasual adalah penelitian yang
bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel
lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Metode yang
di gunakan adalah metode deskriptif yang menggunakan tabel dan grafik serta
bersifat kuantitatif.
3.2Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek /subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh
peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiono,
2006). Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2009-2011 yang
berjumlah 33 perusahaan.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki
oleh populasi tersebut (Sugiono,2006:90). Adapun teknik sampling yang di
gunakan adalah purposive sampling. Metode purposive sampling adalah
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Suharyadi &
Beberapa pertimbangan yang di temukan oleh peneliti dalam
pengambilan sampel.
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
tahun 2009-2011.
2. Perusahaan yang tidak di delistingdari BEI selama periode pengamatan
(tahun 2009-2011).
3. Perusahaan sampel memiliki semua data yang di perlukan secara
lengkap dari variabel yang diteliti.
Dari pembatasan data (sampel yang di gunakan), di peroleh hasil
sebanyak 24 data perusahaan yang di gunakan dalam penelitian ini dengan
populasi sebanyak 33 unit analasis (24 x 3 tahun = 72 sampel). Daftar
[image:36.595.131.508.448.758.2]perusahaan yang di jadikan sampel dapat di lihat dalam di bawah ini.
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI
No Nama Perusahaan
Kriteria Penentuan
Sampel Sampel 1 2 3
1 Akasha Wira Internasional, Tbk Sampel 1
2 Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
3 Cahaya Kalbar, Tbk
4 Davomas Abadi, Tbk
5 Delta Djakarta, Tbk Sampel 2
6 Indofood CBP Sukses Makmur,
Tbk
Sampel 3
7 Indofood Sukses Makmur, Tbk Sampel 4
8 Multi Bintang Indonesia, Tbk Sampel 5
9 Mayora Indah, Tbk Sampel 6
10 Prashida Aneka Niaga, Tbk Sampel 7
11 Nippon Indosari Corporindo, Tbk
Sampel 8
12 Sekar Laut, Tbk Sampel 9
Trading Company, Tbk
15 Gudang Garam, Tbk Sampel 11
16 Hanjaya Mandala Sampoerna,
Tbk
Sampel 12
17 Bentoel International Investama,
Tbk
Sampel 13
18 Darya Varia Laboratoria, Tbk Sampel 14
19 Indofarma, Tbk
20 Kimia Farma, Tbk Sampel 15
21 Kalbe Farma Tbk Sampel 16
22 Merck, Tbk
23 Pyridam Farma, Tbk Sampel 17
24 Schring Plough Indonesia, Tbk
25 Taisho Pharmaceutical
Indonesia, Tbk
26 Tempo Scan Pasific, Tbk Sampel 18
27 Martina Berto, Tbk Sampel 19
28 Mustika Ratu, Tbk
29 Mandom Indonesia, Tbk Sampel 20
30 Unilever Indonesia, Tbk Sampel 21
31 Kedawung Setia Industrial, Tbk Sampel 22
32 Kedaung Indag Can, Tbk Sampel 23
33 Langgeng Makmur Industry,
Tbk
Sampel 24
Sumber: Hasil Olahan Penulis
3.3Jenis Data
Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data kualitatif
dan kuantitatif. Data yang diperoleh secara kualitatif yaitu berasal dari buku,
jurnal, makalah, penelitian terdahulu dan situs internet yang berhubungan dengan
tema penelitian ini. Sedangkan data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu
skala numerik dan merupakan data sekunder. Data sekunder adalah sumber data
penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara.
Da peroleh da di gunaka mana data teliti. Pene literatur ya 3.5 Defini Va
1. De
indepe
struktu
perusa
Struktu
mengg
2. Ind
atau b
penelit
a. Lik
ata yang di
ari laporan B
an adalah d
a yang di p
elitian ini d
ang berhubu isi Operasio ariabel-varia ependent Va Variabel enden. Vari ur modal, ahaan mela ur modal
gunakan deb
dependent V Variabel i
berubahnya
tian ini.
kuiditas
gunakan d
Bursa Efek
data sekund
peroleh tida
data di pero
ungan deng
onal dan P abel penelit
ariable (Var dependen a
iabel depen
yaitu sum
alui berbag
dihitung d
bt to equity
Variable (V independen
a variabel
dalam penel
Indonesia.
der yang di
ak di perole
oleh melalu
gan masalah
Pengukuran tian yang di
riabel Terik
adalah vari
nden yang d
mber pend
gai kombin
dengan ras
ratio (DER
Variabel Beb
n adalah va
dependen.
itian ini ad
Dalam pen
peroleh de
eh secara la
ui website w
h yang di tel
n Variabel gunakan da
kat)
iabel yang
digunakan d
danaan perm
nasi dari m
sio leverag
R).
bas)
ariabel yang
Berikut v
dalah data s
elitian ini su
engan cara angsung dar www.idx.co liti. alam penelit dipengaruh dalam pene manen yan modal send
ge (rasio h
g menjadi s
variabel ind
sekunder ya
umber data
dokumenta
ri objek ya
.id dan lite
tian ini.
hi oleh var
elitian ini a
ng di gun
diri dan hu
hutang) de
sebab timb
kew
b. Pro
me
ret
c. Wo
jan 3.6Tekni 3.6.1 M Metod regresi li independe untuk me
populasi d
yang diket Likuid wajiban jan ofitabilitas Profita eningkatkan
turn on equ
orking capi Worki ngka pendek Worki ik Analisis Model Ana de analisis inier berga
en dan satu
engestimasi
dan rata-rat
tahui. Mode
ditas merup
ngka pendek
abilitas m
n laba. “Gi
ity (ROE).
tal
ing capital
k seperti kas
ing capital =
lisis Data yang digu anda, karen variable de atau mem ta variable el persamaa pakan kem knya. merupakan ibson”. Ras merupakan s, sekuritas,
= current a
unakan untu
na peneliti
ependen. M
mprediksi r
dependen b
an regresi be
mampuan pe
kemamp
sio ini di u
n investasi
, piutang da
assets – curr
uk menguji
ian ini m
odel regres rata-rata po berdasarkan erganda unt erusahaan uan peru ukur denga perusahaa
agang dan p
rent liabiliti
i hipotesis
enggunakan
i linier berg
opulasi atau
n nilai varia
tuk menguji
untuk mel
usahaan u
an menggun
an dalam a
persediaan.
ties
adalah an
n tiga var
ganda digun
u nilai rata
3.6 ana pen no ma Ketera Y = α =
e =
= = = = 6.2 Pengu Uji as alisis regres nelitian ini rmalitas, m asing-masin 3.6.2.1 yang diperta untuk m a. Ana adalah antara angan:
Return sah Konstanta Error Koefisien Likuiditas Profitabili Working c ujian Asum sumsi klasi
si linier ber
terbebas da
multikolinier
ng pengujian
1 Uji Norm Uji norma dilakukan, anggungjaw mendeteksi alisis Grafik Salah satu
h dengan m
data obse ham
a
regresi
s (current as itas (ROE) capital
msi Klasik ik di guna
rganda yang
ari penyimp
ritas, hetero
n tersebut d
malitas alitas dilak
, sehingga
wabkan. Me
i apakah res
k
u cara termu
melihat gra
ervasi deng ssets)
akan untuk
g di gunakan
pangan asum
skedastisita
dapat di jela
kukan untuk a kesimpul enurut Gho sidual berdis udah untuk afik histogr
gan data d
mengetahu
n untuk men
msi klasik y
as dan autok
skan di baw
k menentuk
lan yang
ozali (2006)
stribusi norm
melihat nor
ram yang m
distribusi y
ui apakah
nganalisis d
yang melipu
korelasi. Ad
wah ini.
kan alat sta
diambil
), ada dua
mal atau tid
distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat
normal probability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu
garis lurus diagonal dan plotnya data residual akan dibandingkan
dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka
garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti
garis diagonalnya.
b. Analisis Statistik
Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai
kurtosis dan nilai Z-skweness. Uji statistik lain yang dapat
digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik
non parametric Kolmogorov-Smirnov (K-S). Pedoman
pengambilan keputusan tentang data tersebut mendekati atu
merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov
yang dapat dilihat dari Sig. atau signifikan. Apabila signifikannya >
0,05, maka data itu terdistribusi normal.
Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan grafik histogram, normal probability plot, dan uji Kolmogorov-Smirnov.
3.6.2.2 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk melihat nilai varians
antarnilai Y, apakah sama atau heterogen (Suharyadi & Purwanto,
adalah dengan melihat ada atu tidaknya pola tertentu pada grafik
Scatterplot. Dasar analisis menurut (Ghozali, 2006) terdiri dari: 1. jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian
menyempit), maka mengindikasikan terjadinya
heterokedastisitas,
2. jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan
dibawah angka nol sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas.
3.6.2.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan korelasi antara anggota
observasi yang disusun menurut urutan waktu (Suharyadi &
Purwanto, 2009). Uji autokorelasi digunakan untuk menguji asumsi
klasik regresi berkaitan dengan adanya autokorelasi. Model regresi
yang baik adalah model regresi yang tidak mengandung
autokorelasi.
Pengujian autokorelasi menggunakan Durbin Watson. Jika
angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.
Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi:
1. jika angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif,
2. jika angka D-W antara -2 sampai +2, berarti tidak ada
autokorelasi,
Jika nilai Durbin-Watson tidak dapat memberikan
kesimpulan apakah data yang digunakan terbebas dari autokorelasi
atau tidak, maka perlu dilakukan Run-Test. Pengambilan keputusan didasarkan pada acak atau tidaknya data. Apabila data bersifat
acak, maka dapat diambil kesimpulan bahwa data mengalami
autokorelasi.
Menurut Ghozali (2006), acak atau tidaknya data di
dasarkan pada batasan berikut ini:
a. apabila nilai probabilitas ≥ α = 0,05, maka observasi terjadi
secara acak,
b. apabila nilai probabilitas ≤ α = 0,05, maka observasi terjadi
secara tidak acak.
3.6.2.4 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas dikemukakan pertama kali oleh Ragner
Frish dalam bukunya “Statistical Confluence Analysis by Means of Complete Regression Systems”. Frish menyatakan bahwa multikolinier adalah adanya lebih dari satu hubungan linier yang
sempurna (Suharyadi & Purwanto, 2009).
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
multikolinearitas antar variabel-variabel independen. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel
(Variable Inflation Factor) dan nilai tolerance. Multikolinearitas terjadi jika VIF > 10 dan nilai tolerance < 0,10.
3.6.3 Pengujian Hipotesis
Menurut Ghozali (2006), ketepatan fungsi regresi dalam mengestimasi
nilai aktual dapat diukur dari Goodness of Fit-nya. Secara statistik dapat di ukur dari nilai statistik t, nilai statistik f dan koefisien determinasinya. Suatu
perhitungan statistik di sebut signifikan secara statistik apabila nilai uji yang di
kehendaki statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak).
Ho yang menyatakan bahwa variabel independen tidak berpengaruh secara
parsial maupun simultan terhadap variabel dependen. Sebaliknya di sebut tidak
signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah di mana Ho
diterima.
3.6.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Nilai R2 besarnya antara 0-1 (0 < R2 < 1). Koefisien determinasi
ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam
menerangkan variabel independen. Tapi, karena R2 mengandung
kelemahan mendasar, dimana adanya bias terhadap jumlah variabel
independen yang dimasukkan dalam model, maka R2 akan meningkat
walaupun variabel itu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
suatu model. Berbeda dengan R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam suaru model.
Oleh karena itu, pada penelitian ini yang digunakan adjusted R2 berkisar antara nol dan satu. Jika nilai adjusted R2 makin mendekati satu, maka makin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan
variabel independen, dan sebaliknya.
3.6.3.2 Uji Simultan (Uji F)
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji
F-test. Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Terdapat beberapa
langkah dalam penelitian seperti yang terangkum di bawah ini.
1. Ho : β1 = β2 = β3 = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan
dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel
dependen.
Ha : β1 = β2 = β3 = 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari
variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel
dependen.
2. Menentukan besarnya nilai F hitung dan Signifikan F (Sig-F).
3. Menentukan tingkat signifikan (α), yaitu sebesar 5%.
4. Kriteria pengujian:
- jika nilai sig F > 0,05, maka Ho diterima. Berarti, variabel bebas
secara simultan tidak mempengaruhi variabel terikat secara
- jika nilai sig F ≤ 0,05, maka Ho ditolak. Artinya, variabel bebas
secara simultan mempengaruhi variabel terikat secara signifikan.
3.6.3.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel bebas (independen) secara individual dalam
menerangkan variansi variabel dependen dengan menganggap variabel
lain konstan atau tetap. Berikut beberapa langkah dalam pengujian ini.
1. Ho: β = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial.
Ha: β = 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial.
2. Menentukan tingkat signifikansi (α), yaitu sebesar 5%.
3. Jika probabilitas (signifikansi) lebih besar dari 0,05 (α), maka
variabel bebas secara individu tidak berpengaruh terhadap struktur
modal. Jika signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka variabel bebas
secara individu berpengaruh terhadap struktur modal.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1Data Penelitian
Metode analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi linear
berganda. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI periode 2009-2011. Pemilihan sampel di lakukan dengan
metode purposive sampling. Populasi penelitian ini berjumlah 33 perusahaan
yang terdaftar di BEI. Sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah 24
perusahaan, penelitian di lakukan mulai dari periode 2009-2011.
Setelah melakukan pengelolaan terhadap data laporan keuangan
perusahaan manufaktur pada periode 2009-2011 yang terkumpul dengan
[image:47.595.186.450.522.749.2]menggunakan Microsoft Excel di peroleh data untuk setiap variabel yang dapat di tampilkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1
Struktur Modal (Rasio Leverage)
NO KODE Leverage
13 RMBA 1,82 1,30 1,56 14 DVLA 0,28 0,33 0,41 15 KAEF 0,43 0,49 0,57 16 KLBF 0,28 0,23 0,39 17 PYFA 0,43 0,30 0,37 18 TSPC 0,39 0,35 0,33 19 MBTO 0,35 1,85 2,05 20 TCID 0,28 0,10 0,13 21 UNVR 0,43 1,15 1,02 22 KDSI 0,39 1,18 1,30 23 KICI 0,35 0,34 0,39 24 LMPI 0,08 0,52 0,36 Sumber: Hasil Olahan Penulis
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa untuk tahun 2009
struktur modal tertinggi terdapat pada perusahaan Multi Bintang Indonesia, Tbk
sebesar 8,43, sedangkan nilai struktur modal terendah adalah perusahaan Mandom
Indonesia, Tbk sebesar 0,13. Untuk tahun 2010 struktur modal tertinggi dimiliki
oleh perusahaan Martina Berto, Tbk sebesar 1,85, sedangkan nilai struktur modal
terendah adalah perusahaan Mandom Indonesia, Tbk sebesar 0,10. Dan jika kita
melihat pada tahun 2011, nilai struktur modal tertinggi terdapat pada perusahaan
Bentoel International Investama, Tbk senilai 1,82 dan nilai struktur modal
terendah adalah Langgeng Makmur Industri, Tbk senilai 0,08.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di simpulkan bahwa Perusahaan
Multi Bintang Indonesia, Tbk, Perusahaan Martina Berto, dan Bentoel
International Investama memiliki struktur modal yang tinggi, sehingga
perusahaan-perusahaan tersebut dapat di katakan lebih banyak menggunakan dana
Tabel 4.2
Likuiditas (current asset)
NO KODE Likuiditas
2011 2010 2009
1. ADES 1,71 1,51 2,48
2. DLTA 6,00 6,33 4,53
3 ICBP 2,87 2,59 0,52
4 INDF 1,91 2,04 1,16
5 MLBI 0,99 0,94 0,65
6 MYOR 2,22 2,58 2,29
7 PSDN 1,55 1,38 1,56
8 ROTI 1,28 2,30 1,44
9 SKLT 1,70 1,92 1,89
10 ULTJ 1,52 2,00 2,12
11 GGRM 2,24 2,70 2,46 12 HMSP 1,75 1,61 1,88 13 RMBA 1,12 2,50 2,08 14 DVLA 4,83 3,72 3,05 15 KAEF 2,75 2,43 2,00 16 KLBF 3,65 4,39 2,99 17 PYFA 2,54 3,00 2,10
18 TSPC 3,08 3,37 3,47
19 MBTO 4,08 1,59 1,76
20 TCID 11,74 10,68 7,26
21 UNVR 0,69 0,85 1,00
22 KDSI 1,36 1,27 1,20
23 KICI 7,26 7,34 5,53
24 LMPI 1,06 1,76 2,78
Sumber: Hasil Olahan Penulis
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa untuk tahun 2009
likuiditas tertinggi terdapat pada perusahaan Kedaung Indag Can, Tbk sebesar
5,53, sedangkan nilai likuiditas terendah adalah perusahaan Indofood CBP Sukses
Makmur, Tbk sebesar 0,52. Untuk tahun 2010 nilai likuiditas tertinggi dimiliki
oleh perusahaan Mandom Indonesia, Tbk senilai 10,68, sedangkan nilai likuiditas
terendahnya adalah Unilever Indonesia, Tbk senilai 0,85. Dan jika dilihat dari
Indonesia, Tbk senilai 11,74, dan nilai likuiditas terendah adalah Unilever
Indonesia, Tbk senilai 0,69.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di simpulkan bahwa Perusahaan
Kedaung Indag Can, dan Perusahaan Mandom Indonesia memiliki kemampuan
yang baik dalam memenuhi hutang jangka pendeknya. Semakin tinggi tingkat
[image:50.595.186.464.288.698.2]likuiditas perusahaan, maka semakin sehat keadaan perusahaan tersebut.
Tabel 4.3 Profitabilitas (ROE)
NO KODE Profitabilitas
2011 2010 2009 1. ADES 0,09 0,14 0,12 2. DLTA 0,89 0,27 0,17 3 ICBP 0,11 0,10 - 4 INDF 0,11 0,10 0,08 5 MLBI 0,27 0,25 0,21 6 MYOR 0,05 0,07 0,08 7 PSDN 0,01 0,01 0,05 8 ROTI 0,14 0,16 0,12 9 SKLT 0,03 0,02 0,006 10 ULTJ 0,05 0,06 0,04
11 GGRM 0,12 0,11 -
Berdasarkan tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa untuk tahun 2009
profitabilitas tertinggi terdapat pada perusahaan Multi Bintang Indonesia, Tbk
senilai 0,21, sedangkan profitabilitas terendahnya terdapat pada perusahaan
Bentoel International Investama, Tbk senilai -0,02. Untuk tahun 2010
profitabilitas tertinggi dimiliki oleh perusahaan Delta Djakarta, Tbk senilai 0,27,
sedangkan profitabilitas terendah dimiliki oleh perusahaan Langgeng Makmur
Industry, Tbk senilai 0,006. Dan jika dilihat dari tahun 2011 profitabilitas tertinggi
terdapat pada perusahaan Delta Djakarta, Tbk senilai 0,89, sedangkan
profitabilitas terendahnya dimiliki oleh perusahaan Kedaung Indag Can, Tbk
senilai 0,004.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di simpulkan bahwa perusahaan
Multi Bintang Indonesia dan Perusahaan Delta Djakarta memiliki kemampuan
yang lebih baik dalam meningkatkan laba perusahaan di bandingkan
[image:51.595.177.472.511.746.2]perusahaan-perusahaan yang lain.
Tabel 4.4 Working Capital
NO KODE Working capital
2011 2010 2009
1. ADES 53441 44626 7634
2. DLTA 481515 476557 477705
3 ICBP 5591771 4316635 (3577832)
4 INDF 11670430 10218876 1818712
5 MLBI (3834) (34785) (290712) 6 MYOR 2249507 1644520 986194 7 PSDN 99288 74294 74253 8 ROTI 42021 120347 42137 9 SKLT 43200 44115 41404 10 ULTJ 316486 477884 429048
11 GGRM 16847435 14426360 11623254
13 RMBA 458124 1831843 1596946 14 DVLA 552645 475218 376705 15 KAEF 803335 669726 510030 16 KLBF 4325535 3885055 312203
17 PYFA 37523 31428 23821
18 TSPC 2109327 1857713 1675349
19 MBTO 347125 97802 91636
20 TCID 614666 553624 485460
21 UNVR (2028375) (654810) 12523
22 KDSI 100745 74584 58012 23 KICI 48364 46816 44100 24 LMPI 104361 131028 162970 Sumber: Hasil Olahan Penulis
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2009 working
capital tertinggi terdapat pada perusahaan Gudang Garam, Tbk senilai 11.623.254,
sedangkan working captal terendahnya dimiliki oleh perusahaan Multi Bintang
Indonesia, Tbk senilai -290.712. untuk tahun 2010 working capital tertinggi
adalah Gudang Garam, Tbk senilai 14.426.360, sedangkan working capital
terendah adalah perusahaan Multi Bintang Indonesia, Tbk senilai -34785. Dan jika
melihat pada tahun 2011 working capital tertinggi terdapat pada perusahaan
Gudang Garam, Tbk senilai 16.847.435, sedangkan working capital terendahnya
dimiliki oleh perusahaan Multi Bintang Indonesia, Tbk senilai -3834.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di simpulkan bahwa
perusahaan-perusahaan Gudang Garam selama tiga tahun berturut-turut memiliki tingkat
working capital tertinggi sehingga mampu membayar semua kewajiban-kewajiban
tepat pada waktunya.
4.1.1 Statistik Deskriptif
Pembahasan tentang pengaruh likuiditas, profitabilitas, dan working
perusahaan. Data perusahaan perlu di analisis terlebih dahulu sebelum
melakukan pembahasan masing-masing pengaruh dari variabel independen
terhadap variabel dependen tersebut. Statistik deskriptif dari data yang di
ambil untuk penelitian ini adalah dari tahun 2009-2011 yaitu sebanyak 72
data pengamatan. Deskripsi variabel dalam statistik deskriptif yang di
gunakan pada penelitian ini meliputi nilai minimum, maksimum, mean dan
standar deviasi dari satu variabel dependen yaitu struktur modal dan tiga
variabel independen yaitu likuiditas, profitabilitas, dan working capital.
Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data.
Statistik deskriptif menggambarkan karakter sampel yang di gunakan
dalam penelitian ini. Distribusi statistik deskriptif untuk masing-masing
[image:53.595.149.513.460.697.2]variabel terdapat dalam Tabel 4.5 di bawah ini.
Tabel 4.5 Descriptive Statistic
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
Profitabilitas 72 -,06 ,89 ,0927 ,11670
Likuiditas 72 ,52 11,74 2,7625 2,12081
working
capital 72 -3577832,00 16847435,00 1,6879E6 3,57754E6
struktur
modal 72
,08 8,43 ,9121 1,16723
Valid N
(listwise) 72
Sumber: Hasil Olahan Penulis (2013)
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa rata-rata masing-masing dapat di peroleh
1. Variabel dependen dengan struktur modal yang di ukur melalui (debt to equity ratio) DER rasio total utang dan ekuitas modal perusahaan. DER memiliki nilai terendah 0,08 dan nilai tertinggi 8,43 dengan nilai rata-rata
0,91 dengan standar deviasi 1,16. Indikator ini menggambarkan bahwa
struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2009-2011 relatif rendah, sehingga perusahaan tidak mampu untuk memenuhi
kegiatan operasionalnya.
2. Variabel independen likuiditas yang di ukur melalui current asset yang di
miliki oleh perusahaan. Nilai terendah adalah 0,52 dan nilai tertinggi 11,74
dengan nilai rata-rata 2,76 dengan standar deviasi 2,12. Indikator
menggambarkan bahwa likuiditas perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI tahun 2009-2011 sedikit kemungkinan perusahaan untuk memenuhi
semua kewajiban atau hutangnya.
3. Variabel independen profitabilitas yang di ukur dengan Return On Equity.
Nilai terendah adalah -0,06 dan nilai tertinggi 0,89 dengan nilai rata-rata
0,09 dengan standar deviasi 0,11. Indikator menggambarkan bahwa
profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2009-2011 di dalam mengembalikan ekuitas pemegang saham relatif rendah.
4. Variabel independen working capital yang merupakan kinerja perusahaan.
Nilai terendah -357,00 dan nilai tertinggi 168,00 dengan nilai rata-rata
1,68 dengan standar deviasi 3,57. Indikator menggambarkan bahwa
2009-2011 sedikit kemungkinan perusahaan untuk membayar kewajiban
perusahaan tepat pada waktunya.
4.1.2 Pengujian Asumsi Klasik
Menguji hipotesis akan di gunakan analisis regresi linier berganda.
Namun demikian akan terlebih dahulu di uji mengenai ada tidaknya
penyimpangan terhadap asumsi klasik yang di perlukan untuk mendapatkan
model regresi yang baik.
4.1.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya
mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Normalitas
umumnya di deteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari
[image:55.595.225.482.526.669.2]residualnya.
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Uji Normalitas Grafik P-P Plot (setelah di transformasi)
Analisis grafik dapat di gunakan dengan dua alat yaitu grafik histogram
dan grafik P-P Plot. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi
normal. Pada grafik histogram, data yang mendekati distibusi normal adalah
distribusi data dengan bentuk lonceng. Pada grafik P-P Plot, sebuah data di
katakan berdistribusi normal apabila titik-titik datanya tidak melenceng ke kiri
atau ke kanan, melainkan menyebar di sekitar garis diagonal. Berikut hasil uji
normalitas dengan menggunakan analisis grafik.
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode transformasi data untuk
menormalkan data penelitian. Menurut Ghozali (2006), “data yang tidak
terdistribusi secara normal dapat di transformasi agar menjadi normal”. Salah satu