• DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
Adidharta,Syaifud.2013.Etnis China Tionghoa Masih Nomor Satu Kuasai Bisnis dan Ekonomi Indonesia.http://m.kompasiana.com/syaifud_adidharta_2/etnischin
ationghoa masih nomor satu kuasai bisnis dan ekonomi indonesia_552985f2f17 e61b07ed623ac.
Adrian, Fikri.2013.Identitas Etnis dalam Pemilihan Kepala Daer Diakses Pada 19 April 2016
Agustrisno.2008.Respons Kultural dan Struktural Masyarakat Tionghoa Kota Medan.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7124/1/08E00268.pdf:
Anonim.2010.Perkembangan Etnis Tionghoa di Indonesia Dari Masa Ke Masa.
U SU e-Repository diakses pada 21 Januari 2016
https://kakarisah.wordpress.com/2010/03/09/perkembangan-etnis-tionghoa-di-indonesia-dari-masa-ke-masa/.
Anonim.2014.Diskriminasi Etnis Tionghoa di Indonesia Pada Masa Orde Lama dan Orde Bar
Diakses Pada 02 Juli 2016
2015
Anggraini,Rina.2015.8 Kampung Cina Terbesar di Dunia.http://lifestyle.sindonews.co m/read/965833/156/8-kampung-cina-terbesar-di-dunia-1424229498. Diakses Pada 01 Agustus 2016
Anugrahani, Binita Yuania. 2014. Pemaknaan Etnis Tionghoa Dalam Mengaktualisasikan Nilai Leluhur Pada Bisnis Perdagangan dalam Jurnal
E-Communication. Diakses pada 05 Desember 2015
Bagus, Ida Irawan. 2012. Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma. Jakarta: Kencana Bungin, Burhan.2001.Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada Cipta. Jakarta
Burhanuddin.1980.Stereotip Etnik, Asimilasi dan Integrasi Sosial.Jakarta: Pustaka Grafika
Creel, H.G.1990.Alam Pikiran Cina.Yogyakarta: Tiara Wacana
Coppel,Charles A.2003.Kendala-Kendala Sejarah dalam Penerimaan Etnis Cina di Indonesia Yang Multikultural, dalam Jurnal Antropologi Indonesia. Diakses pada 11 Januari 2016
Dahlan,Mubarak.2009.Etnis Tionghoa Dan Pembauran:Masyarakat Tionghoa Muslim di Makassar.http://digilib.unm.ac.id/files/disk1/7/universitas%20negeri %20makassar-digilib-unm-mubarakdah-310-1-mubarak-doc.Diakses pada 25 Desember 2015
Darini, Ririn.2006.Perempuan Dalam Budaya Cina Kuno dalam Jurnal Istoria Vol 2. Diakses Pada 07 Januari 2016
---.2009.Nasionalisme Etnis Tionghoa Di Indonesia, 1900-1945 dalam Jurnal UNY. Diakses pada 07 Januari 2016
Darmayana, Hiski.2013. Peristiwa Mangkok Merah,Ketika Imperialisme “mengawini”Rasialisme.http:///Peristiwa Mangkok Merah Ketika Imperialisme -Mengawini-Rasialisme.htm.Diakses Pada 17 Desember 2015
Dawis,Aimee.2010.Orang Indonesia Tionghoa Mencari Identitas.Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama
Dawson,Raymond.1999.Konghucu:Penata Budaya Kerajaan Langit.Jakarta: PT.Temprint
Djailani,Faaqih Irfan.2015.Etnis Cina Di Asia Tenggara.http://asiatenggarasean.blogspo t.com/2015/02/etnis cina di asiatenggara.html.Diakses Pada 30 November 2015 Djie,Liem Twan.1996.Perdagangan Perantara Distribusi Orang-Orang Cina di Jawa.
Jakarta: Gramedia
Eriyanti,Fitri.2006.Dinamika Posisi Identitas Etnis Tionghoa dalam Tinjauan Teori Identitas Sosial dalam Jurnal Demokrasi vol 5. Diakses pada 10 Juli 2016
Ferbas.2012.Kehidupan Etnis Tionghoa di Indonesia Pada Masa Orde Lama dan Orde
Baru.http://febasfi.blogspot.com/2012/11/kehidupan-etnis-tionghoa-di-indonesia.html. Diakses Pada 09 Februari 2016
Fung, Yu Lan.1990.:SejakSejarah Ringkas Filsafat Cina Konfusius Sampai Han Fei Tzu.Yogyakarta: Liberty
Gunawan, Ary.H.1995.Kebijakan-kebijakan pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta
Hakim, R.Z.2012.Sejarah Normal School di Jember Hamdani,Nasrul.2013.Komunitas Cina di Medan.Jakarta: LIPI Press
Harahap,Abdi Syahrial.2014.Etnik Tionghoa di Bandar Raya Medan: Kajian Tentang Pandangan Mereka Terhadap Agama Islam
Hariyono, P. 1994. Kultur Cina Di Jawa, Pemahaman Menuju Asimilasi Kultural. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Herlianto.2003.Masalah Cina 3 pada 21 Februari 2016
Hermawati.2006.Unsur Budaya Cina.Semarang: Petraya
Hidajat, Z. M. 1977. Masyarakat dan kebudayaan Cina Indonesia. Bandung: Tarsito. Ila,Fatahillah.2015.Rahasia Kaya Orang Ci
Indah,Ratna.2012.Indikator dan Tingkatan Diskriminasi Terhadap Etnis Cina (Tionghoa) di Indonesia.http://m.kompasiana.com/cheycilia/indikator-dan-tingkatan diskriminasi terhadap etnis cina tionghoa di indonesia_550f0349a3331 1a32dba87b6. Diakses pada 07 Januari 2016
Ismail, Rizabuana. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Medan: USU Press. Jahja,J.1991.Nonpri Dimata Pribumi.Jakarta: Yayasan Tunas Bangsa.
Juliastutik.2010.Perilaku Elit Politik Etnis Tionghoa Pasca Reformasi dalam Jurnal Humanity vol 6. Diakses pada 10 Juli 2016
Kinarsih,Ayu Windy.2007.Identitas Etnis Tionghoa di Kota Solo.Yogyakarta: FISIPOL UGM
Kumbara, A.A.Ngr Anom.2009. Pluralisme dan Pendidikan Multikultural di Indonesia dalam Jurnal Jantra vol 4. Diakses Pada 23 Juli 2016
Kunio, Yoshihara.1990.Kapitalisme Semu Asia Tenggara.Jakarta: LP3ES
Liem,Simon.2008.Asal Mula Pecina
Lin,Yutang.2004.Penguasa Bijak: Berguru Pada Demokrasi Cina Kuno.Jakarta: Curiosita
Lukman.2012.Diskriminasi Etnis Tionghoa di Indonesia.http://loekman18.blogspot.com /2012/04/diskriminasi etnis tionghoa di Indonesia.html.Diakses Pada 10 Januari 2016
Mahardika,Heppy Fananda tionghoa-pada-masa-orde-baru.html?m=1.Diakses Pada 17 Februari 2016
Maliki,Zainuddin.2008.Sosiologi Pendidikan.Yogyakarta : Gajah Mada University Press
Manurung,Ria.2005.Dampak Perumahan Mewah Terhadap Persepsi Etnik Cina Pada Diri Dan Lingkungannya (Studi Kasus pada Etnik Cina di Perumahan Setia Budi Indah, Kota Medan). Medan: Jurnal Wawasan Diakses pada 11 Januari 2016
Monica,Iza. 2013.Menerapkan sikap mental bisnis orang Cina.http://monicaiza1.blogsp ot.co.id/2013/06/bab-3-menerapkan-sikap-mental-bisnis.html. Diakses pada 15 November 2015
Mudana,I.W.2010.Modal Sosial Dalam Pengintegrasian Etnis Tionghoa Pada Masyarakat di Desa Pakraman Bali.Bali: Jurnal Sosial dan Humaniora Vol . Diakses Pada 31 Desember 2015
Nikmah,Mu’sodatun.2013.Pengaruh Pembauran Etnis Tionghoa Terhadap Peningkatan Partisipasi Gotong Royong dan Tolong Menolong Pada Masyarakat.http://Pengaruh%20Pembauran%20Etnis%20Tionghoa%20Terhada p%20Peningkatan%20Partisipasi%20Gotong%20Royong%20dan%20Tolong% 20Menolong%20Pada%20Masyarakat. Diakses pada 27 November 2015
Ning, Hasyim.1992.Masalah Rasialisme yang Sebenarnya, Dalam Nonpri dimata Pribumi.Jakarta: Yayasan Tuna Bangsa
Noordjanah, Andjarwati. 2004. Komunitas Tionghoa Di Surabaya (1970-1996). Semarang: Jateng.
Novalita,Rahmi.2013.Dimensi Sosial Etnis Tionghoa Yang Bermukim di Kota Bukittinggi.http://siakad.umuslim.ac.id/jurnal/index.php/LTR1/article/view/203/ 0. Diakses Pada 08 Desember 2015
Ranius, A Yani.2014.Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah.Palembang:SEMBISTEK 2014 IBI Darmajaya Diakses pada 29 Oktober 2015
Redding, Gordon.S.2002.Jiwa Kapitalisme Cina (terjemahan).Jakarta: Abdi Tandur Revida, Erika.2006. Interaksi Sosial Masyarakat Etnik Cina Dengan Pribumi di Kota
Medan Sumatera Utara. Medan: Jurnal Harmoni Sosial Diakses Pada 11 Januari 2016
Ritzer, George dan Douglas J.Goodman.2012.Teori Sosiologi Modern.Jakarta: Prenada Media Group
Rudito,Bambang dan Melia Famiola. 2008. Social Mapping. Bandung: Rekayasa Sains Santoso,Aprih dan Nunik Kusnilawati.2011. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Keputusan Mahasiswa Dalam Memilih Pendidikan Diploma III.Malang:J Dinamika Sosbud Diakses pada 29 Oktober 2015
Sari,Novita Intan.2014.Minoritas Yang Merajai Ekonomi Indonesia.http://m.merdeka.co m/peristiwa/minoritas-yang-merajaiekonomi indonesia.html.Diakses Pada 14 November 2015
Seng,Ann Wang. 2007.Rahasia Bisnis Orang Cina.Jakarta: Hikmah (PT Mizan Publika) Setiono, Benny G. 2002. Tionghoa dalam pusaran politik. Jakarta: Elkasa.
Siburian,Robert.2009. Etnis Cina Di Indonesia Fakta Komunikasi Antar Budaya. Jakarta: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Diakses pada 08 Februari 2016
Soekanto, Soerjono.2009.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: Rajawali Press
STIE dan STMIK IBBI Medan.2016.Sejarah Pendirian.http://www.ibbi.ac.id/ibbiacid/b erita.php?id=14&jenis=page-sejarah. Diakses Pada 15 Oktober 2015
Stuart William, Greif 1991. Problematik Orang Indonesia Asal Cina. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Suliyati,Titiek.2009.Melacak Warisan Budaya Cina di Lasem. http://eprints.undip.ac.id/ 34061/1/Melacak_Warisan_Budaya__Cina_Di_Lasem.doc. Diakses pada 10 April 2016
Suparlan, Parsudi.1984.Interaksi Antar Etnik di Beberapa Provinsi di Indonesia. Jakarta: Dirjen Dikti
---1999.Negara dan Minoritas Tionghoa di Indonesia dalam Wacana:Jurnal Ilmu Pengetahuan Budaya. Diakses pada 15 Oktober 2015
---1984.Dilema Minoritas Tionghoa.Jakarta: PT.Grafitti Press
---1988.Kebudayaan Minoritas Tionghoa di Indonesia.Jakarta: PT.Gramedia
---2000.Politik Peranakan Tionghoa di Jawa. Jakarta: Sinar Harapan ---2002.Kebijakan Negara Indonesia Terhadap Etnik Tionghoa: Dari
Asimiliasi ke Multikulturalisme?Dalam Jurnal Antropologi Indonesia Vol 71.
Diakses pada 25 Mei 2016
Susetyo,D.P.B.2002.Stereotip dan Relasi antar Etnis Cina dan Etnis Jawa pada Mahasiswa di Semarang (Tesis).Depok: Program Pascasarjana Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia
Tim Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara.2016.Jumlah Perguruan Tinggi Swasta, Mahasiswa dan Dosen Menurut Jenis Perguruan Tinggi se-Sumatera
Utara,2013/
Diakses Pada 15 Juni 2016
Tim UGM. 2014. Masalah Cina di Indonesia. Yogyakarta: LPPM UGM. Diakses pada 29 Oktober 2015
Tim UI.2012.Identitas Muslim Tionghoa Indonesia Pasca Orde Baru: Melampaui Batas-Batas Kategori Peranakan dan Totok.Depok:Jurnal Antropologi Indonesia vol 33 .Diakses pada 25 Mei 2016
U,Liang.2012.Bagaimana Penyebaran Tionghoa Bisa Sampai Indonesi
Universitas Prima Indonesia Medan.2016.Informasi Profil.http://unprimdn.ac.id/pages/3 4/-informasi-2016-2017. Diakses pada 15 Oktober 2015
Ushman,Jennifer.1991. Perubahan Identitas Cina di Asia Tenggara. Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafitti.
Vinia Ardisari,Vita.2005.Politik Pemerintahan Indoneisa Terhadap Etnis Tionghoa di Kudus Pasca G.30S PKI (1965-1998) (Skripsi). Diakses Pada 24 Juli 2016
Etnis Tionghoa Pemilu 2014. Diakses pada 21 Februari 2016
Wasserstrom,Jeffrey N.2014.Tiongkok Di Abad 21. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Weidenbaum,Murray dan Samuel Hughes.1996.The Bamboo Network. New York: The Free Press
Wibowo,I. 2000. Harga yang Harus Dibayar;Sketsa Pergulatan etnis Cina di Indonesia.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Wijayakusuma,Hembing.2005.Pembantaian Massal 1740: Tragedi Berdarah Angke, Jakarta: Penerbit Populer Obor
Wirartha, I Made.2006.Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi.Yogyakarta: CV Andi Offset (Penerbit ANDI)
Wirawan,I.B.2012.Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma.Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Yang,Twang Peck.2005.Elite Bisnis Cina di Indonesia dan Masa Transisi Kemerdekaan 1940-1950. Yogyakarta: Niagara
Yuanzhi,Kong.2005.Silang Budaya Indonesia-Tiongkok, Jakarta: Bhuana Ilmu Populer Zein, Abdul Baqir. 2000. Etnis Cina dalam Potret Pembauran di Indonesia.Jakarta:
BAB III
METODE PENELITIAN
Salah satu ciri khas manusia adalah memiliki rasa ingin tahu. Setelah memperoleh pengetahuan tentang sesuatu maka keingintahuan yang lain akan segera menyusul hingga mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Begitulah seterusnya, sesuai hukum Gossen mengenai tingkat kepuasan maksimum dari manusia yang tidak pernah berhenti sampai ditemukannya tingkat kepuasan maksimum dalam mendapatkan sesuatu. Salah satu sebabnya adalah apa yang menjelma di hadapan manusia sebagai kenyataan alamiah dianggapnya sebagai kenyataan yang beraspek ganda. Di satu pihak, ia mengamati alamnya sebagai sesuatu yang mempunyai aspek statis dan di lain pihak ia mengamati pula terjadinya perubahan-perubahan, perkembangan dan segala sesuatu yang bersifat dinamis. Aspek statis dan dinamis itulah yang merupakan rangsangan pertama yang mendorong manusia untuk selalu ingin lebih tau. Jadi tidak hanya fakta-fakta yang menggejala atau terlihat dalam suatu proses yang sedang terjadi. (Wirartha,2006: 70)
pencarian penyelesaian persoalan dapat menjadi referensi bagi orang-orang lain untuk memecahkan suatu persoalan di kemudian hari. Aksi tersebut dapat disebut sebagai penelitian. Penelitian tidak hanya berusaha mencari alasan atau faktor yang melatar belakangi suatu persoalan atau permasalahan tetapi juga mengamati dampak atas persoalan yang telah terjadi, menggali fakta terbaru dari persoalan, sampai memperoleh cara yang efektif untuk memecahkan persoalan yang bersangkutan. Maka dari itu penelitian dilakukan dengan seksama dan penuh dengan kesiapa yang matang sehingga perlu dirumuskannya suatu metode penelitian.
Metode Penelitian terdiri atas dua kata, metode dan penelitian. Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau jalan untuk mencapai sasaran atau tujuan dalam pemecahan suatu permasalahan. Kata yang mengikutinya adalah Penelitian yang berarti suatu usaha untuk mencapai sesuatu dengan metode tertentu, dengan cara hati-hati, sistematik dan sempurna terhadap permasalahan yang sedang dihadapi. Jadi metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur untuk memperoleh pemecahan terhadap permasalahan yang sedang dihadapi. Metode penelitian mencakup alat dan prosedur penelitian.Metode penelitian memandu si peneliti sesuai urutan kerja penelitian dari awal penelitian sampai akhir suatu penelitian.
hipotesis untuk mengembangkan prinsisp-prinsip umum. Dari uraian itu dapat disimpulkan bahwa penelitian mempunyai ciri yang sistematis atau bersistem dalam proses pengumpulan, analisis dan pelaporan hasil penelitian.
Penelitian dilakukan tidak terlepas dari ilmu tentang penelitian yang sudah dicoba dan diatur menurut aturan serta urutan secara menyeluruh dan sistematis.Ilmu lahir karena adanya sifat ingin tahu pada diri seseorang terhadap masalah yang memerlukan pemecahan.Permasalahan itu sendiri dapat dipecahkan melalui penggalian data atau informasi yang menunjang dan dari sinilah timbul teori-teori tentang permasalahan tertentu yang dapat digunakan untuk menghadapi permasalahan yang serupa.
Untuk menerapkan suatu teori terhadap suatu permasalahan, diperlukan metode khusus yang dianggap relevan dan membantu memecahkan permasalahannya. Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan. Jadi, metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya sehingga dapat memahami obyek sasaran yang dikehendaki dalam upaya mencapai sasaran atau tujuan pemecahan permasalahan.
menerapkan salah satu metode yang relevan terhadap permasalahan tertentu, mengingat bahwa tidak setiap permasalahan dikaitkan dengan kemampuan si peneliti, biaya dan lokasi dapat diselesaikan dengan sembarang metode penelitian.
Dalam sebuah proses penelitian terdapat juga istilah Metodologi Penelitian. Metodologi Penelitian memiliki perbedaan dengan metode penelitian. Secara etimologis, metodologi penelitian berasal dari kata metode yang berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dan logos yang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan. Jadi, metodologi memiliki arti cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Metodologi Penelitian adalah ilmu yang mempelajari cara-cara melakukan pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah untuk mencari, menyusun serta menganalisis dan menyimpulkan data-data sehingga dapat digunakan untuk menemukan mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Disini dapat ditelaah perbedaan metode penelitian dengan metodologi penelitian dimana metode penelitian adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis, sementara itu metodologi ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Jadi, metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat pada penelitian. Ditinjau dari sudut filsafat, metodologi penelitian merupakan epistimologi penelitian, yaitu menyangkut cara kita melakukan penelitian.
Dilihat dari segi maknanya, pengertian metodologi penelitian atau methodology research dapat dibedakan dengan penelitian atau research dalam artian umum. Dalam
tindakan melakukan investigasi untuk mendapatkan fakta baru, tambahan informasi dan sebagainya yang dapat bersifat mendalam ( in depth research ). Dengan perkataan lain, metodologi penelitian merupakan ilmu ataupun studi yang berhubungan dengan penelitian sedangkan penelitian menunjukkan kegiatan pelaksanaan penelitian. (Wirartha,2006: 68)
3.1Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus sebagai kajian yang rinci atas suatu latar atau peristiwa tertentu. Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang dilakukan pada kondisi obyek yang dialami.Disini peneliti merupakan instrument kunci.Teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan.Data yang dihasilkan bersifat deskriptif dan analisis data dilakukan secara induktif.Penelitian ini lebih menekankan makna daripada generalisasi.Pada intinya penelitian kualitatif adalah penelitian yang perlu dilakukan setelah suatu masalah diteliti secara kuantitatif, tetapi penyelesaiannya belum terungkap.Jadi jika belum puas dan ingin mengetahui suatu masalah lebih mendalam padahal kita tidak bisa menduga atau sukar membuat asumsi-asumsi (karena banyaknya kemungkinan penyelesaian/cara yang terjadi) maka penelitian kualitatif cocok dilakukan.
sedikit (cenderung sampel purposif), menghabiskan waktu yang relative lama (karena lebih memperhatikan proses daripada hasil) dan tidak memiliki tes signifikansi.Akibatnya generalisasi hasil penelitian ini biasanya hanya untuk sejumlah subjek yang diteliti. Tak heran jika penelitian lebih sering berbentuk case studies, field research, naturalistic atau jenis kualitatif lainnya. Penelitian
Kualitatif bersifat deskriptif karena analisis data yang dilakukan tidak untuk menerima atau menolak hipotesis (jika ada) melainkan berupa deskripsi atas gejala-gejala yang diamati, yang tidak selalu harus berbentuk angka-angka atau koefisien antar variable.Pada penelitian kualitatif pun bukan tidak mungkin ada data yang kuantitatif.
Penelitian kualitatif cenderung berkembang dan banyak digunakan dalam ilmu-ilmu sosial yang berhubungan dengan perilaku sosial/ manusia dengan berbagai argumentasi tentunya.Diantaranya, ciri-ciri dan sifat penelitian kualitatif seperti dilaporkan diatas memungkinkan dipakai pada penelitian bercorak sosial (ilmu-ilmu sosial). Jadi, jika ada sebagian peneliti yang menggunakan penelitian kualitatif dengan alasan tidak mengetahui masalah statistika maka ia keliru. Statistika (statistika inferensial) tidak digunakan karena memang tidak diperlukan dalam penelitian kualitatif.Kerangka penulisan penelitian kualitatif pada dasarnya mengacu pada kerangka penulisan ilmiah. Hanya saja, pada bagian-bagian tertentu akan berbeda, tergantung pada tendensi untuk mengungkapkan apa pada penelitian dimaksud.
mendetail.Sifat khas studi kasus adalah menggunakan pendekatan yang bertujuan mempertahankan keutuhan objek penelitian.Artinya objek dipelajari sebagai suatu keseluruhan yang terintegrasi.Penelitian ini mempelajari secara intensif latar belakang keadaan dan interaksi lingkungan suatu unit sosial, individu kelompok, lembaga atau masyarakat.Dalam hal ini, studi kasus amat berbeda bahkan berkebalikan dengan survei yang ingin mengetahui keseluruhan.Cara yang dipakai survei adalah tabulasi silang dan menghubungkan sejumlah besar variabel, tetapi tidak dengan mempertahankan keutuhan masing-masing responden. Ada beberapa ciri dari penelitian studi kasus yaitu:
1. Penelitian kasus adalah penelitian yang mendalam mengenai kasus tertentu yang hasilnya merupakan gambaran lengkap dan terorganisir mengenainya. Penelitian ini antara lain mencakup keseluruhan siklus kehidupan, kadang-kadang hanya meliputi segmen-segmen tertentu pada faktor-faktor kasus. 2. Studi kasus cenderung meneliti jumlah unit yang kecil tetapi mengenai
variabel-variabel dari kondisi yang berjumlah besar. Penelitian kasus sangat berguna untuk informasi latar belakang guna perencanaan yang lebih besar dalam ilmu-ilmu sosial. Ia lebih intensif menerangi variabel-variabel yang penting, proses-proses dan interaksi-interaksi yang memerlukan perhatian lebih luas. Penelitian ini merupakan perintis bagi penelitian lanjutan yang juga merupakan sumber hipotesis.
studi kasus ini antara lain tidak memungkinkan generalisasi yang objektif pada populasi sebab representasi perincian kasus memang sangat terbatas dan penelitian kasus sangat peka terhadap keberatan sebelah yang subjektif sehingga hasilnya kurang objektif.
Studi kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail.Subjek yang diselidiki terdiri atas satu unit (kesatuan unit) yang dipandang sebagai kasus.Oleh karena bersifat mendalam dan mendetail maka studi kasus pada umumnya menghasilkan gambaran yang longitudinal, yaitu hasil pengumpulan dan analisis data dalam satu jangka waktu. Kasusnya dapat terbatas pada satu orang, satu lembaga, satu keluarga, satu peristiwa, satu desa, ataupun satu kelompok manusia dan kelompok objek lain yang terbatas yang dipandang sebagai kesatuan.
Kota Medan dimana dapat diketahui bahwa masyarakat etnis Tionghoa adalah masyarakat yang memiliki kepribadian yang tertutup dibandingkan masyarakat etnis lainnya di Indonesia sehingga sampel penelitiannya lebih terbatas dan dengan pendekatan kualitatif dapat membuka dan memperdalam data yang diperoleh dilapangan sehingga menjadi data yang berkualitas.
Sementara itu metode yang dipilih dan dipakai oleh peneliti adalah studi kasus dengan alasan untuk melakukan penelitian terhadap suatu kelompok masyarakat dan mendapatkan gambaran yang terperinci maka studi kasus dianggap cocok dalam penelitian ini. Dengan studi kasus diharapkan dapat memberikan gambaran dan penjelasan yang terperinci dan mendalam tentang keadaan dari sebuah komunitas atau kelompok yaitu kelompok masyarakat etnis Tionghoa khususnya masyarakat etnis Tionghoa di Kota Medan, pola kehidupan mereka terkait dengan interaksi yang terjalin dengan masyarakat sesama etnis Tionghoa maupun dengan masyarakat etnis lainnya yang mengarah pada jaringan sosial yang mereka bangun hanya dengan sesama etnis Tionghoa saja untuk mencapai suatu tujuan tertentu seperti berkaitan dengan pendidikan mereka bahkan kehidupan perekonomian mereka dapat tergambarkan dengan studi kasus ini.
3.2 Lokasi Penelitian
pendidikan tinggi pada masyarakat etnis Tionghoa Medan maka lokasi yang dipilih adalah Kota Medan dan kampus-kampus yang tergolong ke dalam jenis kampus swasta yang ada di kota Medan. Lokasi penelitian memiliki banyak pilihan karena jumlah perguruan tinggi swasta di Kota Medan sangat banyak, misalnya Universitas Harapan, Universitas Sutomo, Universitas Dharmawangsa, Universitas Prima Indonesia, STBA-PIA, STIE IBBI, Mikroskill dan lain-lain. Dalam penelitian ini, peneliti memilih dan fokus pada lokasi penelitian di Universitas Prima Indonesia di jalan Sekip Sp.Sikambing Medan dan STIE
IBBI yang berada di jalan Sei Deli No.18 Medan. Secara kasat mata, di kedua
perguruan tinggi tersebut banyak terdapat mahasiswa dan mahasiswi etnis Tionghoa menuntut ilmu yang akan menjadi narasumber penelitian. Selain itu lokasi kedua kampus tersebut sangat strategis berada di wilayah permukiman warga dan dekat dengan pusat kota Medan yang dapat memudahkan dan memperlancar peneliti melakukan berbagai proses penelitian.
3.3 Unit Analisis dan Informan
sumber data dalam sebuah penelitian. Informan dalam sebuah penelitian dibedakan menjadi dua yaitu Informan Kunci dan Informan pendukung data penelitian (informan biasa).
a. Informan kunci
Informan kunci adalah sesorang yang secara lengkap dan mendalam mengetahui informasi yang akan menjadi permasalahan dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci (key informant) adalah mahasiswa etnis Tionghoa yang kuliah di Universitas Prima Indonesia dan STIE IBBI di Medan, pada tingkat atau angkatan akhir dari berbagai jurusan yang ada di kedua Perguruan Tinggi Swasta tersebut.Selain itu mahasiwa yang menjadi narasumber juga masih berstatus sebagai mahasiswa di kedu aperguruan tinggi tersebut.Mahasiswa/I etnis Tionghoa yang di pilih menjadi informan kunci dengan alasan mereka adalah objek penelitian ini dan mereka dapat memaparkan bagaimana jaringan bambu yang terdapat dalam kehidupan sosial mereka dan dikaitkan dengan memilih pendidikan tinggi pada komunitas atau kelompok masyarakat etnis Tionghoa di Medan.
b. Informan Pendukung (informan biasa)
biasa dalam penelitian ini adalah keluarga Etnis Tionghoa dari mahasiswa yang menjadi informan kunci. Alasan keluarga menjadi informan pendukung adalah keluarga memiliki ikatan dengan informan kunci yang dalam penelitian ini adalah para mahasiswa/I etnis Tionghoa sehingga dapat menambah informasi yang mungkin dapat memperjelas atau memperkuat data yang diberikan oleh sang informan kunci.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan digunakan berdasar dari dua sumber yaitu dengan pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder.
3.4.1 Pengumpulan Data Primer
1. Observasi
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan.Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indera mata serta dibantu dengan panca indera lainnya.Dalam observasi diperlukan ingatan terhadap observasi yang telah dilakukan sebelumnya. Karena manusia memiliki sifat pelupa, maka diperlukan catatan-catatan (check-list), alat-alat elektronik seperti kamera, video dan sebagainya; lebih banyak menggunakan pengamat; memusatkan perhatian pada data-data yang relevan; mengklasifikasikan gejala dalam kelompok yang tepat; menambah bahan persepsi mengenai objek diamati. Tingkat kecermatan observasi sangatlah dipengaruhi oleh faktor prasangka dan keinginan observee; terbatasnya kemampuan pancaindra dan ingatan; terbatasnya wilayah pandang, yaitu kecenderungan observe menaruh perhatian dengan membandingkannya kepada kejadian lainnya; kemampuan observer dalam menangkap hubungan sebab akibat; kemampuan menggunakan alat bantu; ketelitian pencatatan; pengertian observer terhadap gejala yang diukur.
Jenis jenis observasi yang terdapat dalam sebuah penelitian antara lain, sebagai berikut :
1. Jenis Observasi Partisipasi
diteliti.Keadaan yang sebaliknya disebut nonobservasi partisipasi.Sedangkan kehadiran observer yang berpura-pura disebut kuasi observasi partisipasi.
2. Jenis Observasi Sistematis atau Observasi Berkerangka
Pengertian Observasi Sistematis adalah observasi yang sudah ditentukan terlebih dahulu kerangkanya. Kerangka tersebut memuat faktor-faktor yang akan diobservasi menurut kategorinya. Dalam observasi sistematik isi dan luasnya observasi lebih terbatas yang disesuaikan dengan tujuan observasi biasanya telah dirumuskan pada awal penyusunan rancangan observasi, respond dan peristiwa yang diamati dapat dicatat secara teliti, dan mungkin dikuantifikasikan.
3. Jenis Observasi Eksperimen
Pengertian Observasi Eksperimen adalah observasi yang dilakukan terhadap situasi yang disiapkan sedemikian rupa untuk meneliti sesuatu yang dicobakan.Jadi obervasi eksperimental melakukan pengendalian unsur-unsur penting kedalam situasi sedemikian rupa, untuk mengetahui apakah perilaku yang muncul benar-benar disebabkan oleh faktor yang telah dikendalikan sebelumnya.
Observasi Natural merupakan observasi yang di lakukan pada lingkungan alamiah subjek, tanpa adanya upaya untuk melakukan control atau direncanakan manipulasi terhadap perilaku subjek.
5. Jenis Observasi non Partisipan
Observasi Non Partisipan adalah metode observasi dimana observer tidak ambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang akan di observasi.
6. Jenis Observasi Formal
Obesrvasi Formal mempunyai sifat terstruktur yang tinggi, terkontrol dan biasanya digunakan untuk penelitian.Dalam observasi formal, defenisi observasi ditetapkan secara hati-hati, data disusun sedemikian rupa, observer dilatih secara khusus, dan reliabilitas antara pun sangat dijaga.Pencatatan analisis-interpretasi menggunakan prosedur yang shopisticated.
7. Jenis Observasi Informal
Observasi Informal mempunyai sifat yang lebih longgar dalam hal kontrol, elaborasi, sifat terstrukur, dan biasanya untuk perencanaan pengajaran dan pelaksanaan program harian.Lebih mudah dan lebih berpeluang untuk digunakan pada berbagai keadaan.Observasi informal sering disebut juga naturalistic observation.
Observasi Unobtrusive merupakan observasi yang tidak mengubah perilaku alamiah subjek penelitian.Dapat dilakukan dengan alat ataupun menyembunyikan identitas sebagai observer.
Dalam penelitian ini yang akan di observasi adalah tindakan dan perilaku masyarakat etnis Tionghoa dalam jaringan sosial mereka yang dapat memberikan pengaruh dalam berbagai proses kehidupan mereka di dalam masyarakat yang semakin modern termasuk dalam memilih pendidikan tinggi dan selain itu juga akan diobservasi bagaimana bentuk jaringan sosial masyarakat etnis Tionghoa tentang pendidikan bagi generasi masyarakat etnis Tionghoa. Dengan melakukan metode observasi diharapkan dapat menggambarkan jaringan sosial atau jaringan bambu yang dterapkan oleh masyarakat etnis Tionghoa yang ada di Kota Medan dalam segala aspek kehidupan mereka termasuk aspek pendidikan yang menjadi salah satu inti dalam rumusan permasalahan penelitian ini.
9. Wawancara
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara kepada orang-orang yang menjadi informan dari peneliti ini dapat disebut dengan metode interview guide yakni aturan-aturan daftar pertanyaan yang dijadikan
penelitian. Wawancara mendalam yang dimaksud adalah percakapan yang sifatnya terbuka dan tidak baku sehingga informasi yang diperoleh dari informan lebih jelas dan akurat. Informan yang akan di wawancarai oleh peneliti adalah mahasiswa dan mahasiswi etnis Tionghoa yang sedang mengenyam pendidikan tinggi di dua perguruan tinggi swasta yaitu Universitas Prima Indonesia dan STTIE IBBI dan juga informan pendukung yaitu keluarga dari para mahasiswa dan mahasiswi etnis Tionghoa tersebut. Proses wawancara dilakukan secara langsung oleh peneliti.
3.4.2 Pengumpulan Data Sekunder
3.5 Interpretasi Data
BAB IV
DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN
4.1 Profil Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian merupakan tempat untuk menemukan sumber informasi bagi peneliti. Peneliti melakukan proses penelitian di Kota Medan, yang merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Utara.
Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut. Secara administratif, batas wilayah Medan di sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Deli Serdang, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan sebelah timur juga berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.
Kota Medan saat ini dipimpin oleh Dzulmi Eldin sebagai Walikota dan Akhyar Nasution sebagai Wakil Walikota.
Wilayah Kota Medan dibagi menjadi
5. Medan Area 12.Medan Helvetia 19.Medan Labuhan 6. Medan Kota 13.Medan Petisah 20.Medan Marelan 7. Medan Maimun 14.Medan Barat 21.Medan Belawan
Kota Medan memiliki beragam etnis dengan mayoritas penduduk beretnis . Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah a yang banyak tersebar di seluruh kota. Dengan keragaman etnis tersebut semakin membawa berbagai dampak bagi seluruh masyarakat yang bermukim di Kota Medan.Kota Medan menjadi salah satu kota maju di Indonesia dan menjadi tempat bagi masyarakat dari berbagai penjuru wilayah Indonesia untuk bermukim, mencari nafkah, bahkan menuntut ilmu. Berkaitan dengann pendidikan terutama pendidikan tinggi, di Kota Medan terdapat banyak perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Dalam studi kasus ini, peneliti memilih 2 perguruan tinggi swasta yang terkenal di Kota Medan yakni Universitas Prima Indonesia (UNPRI) dan STIE dan STMIK IBBI (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer Institut Bina Bisnis Indonesia). Berikut adalah profil dari kedua perguruan tinggi tersebut:
4.1.1 Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Medan
pusat pengembangan IPTEK dan sosial budaya. Misi berikutnya adalah menghasilkan lulusan sarjana sesuai dengan kebutuhan masyarakat, yang memiliki kualitas pola piker, kualitas sikap mental, dan kompetisi nyata yang bisa dipertanggungjawabkan untuk kepentingan masyarakat.
Gambar (1) Lokasi Kampus 2 Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Medan jalan Sekip Simpang Sikambing Medan
4.2.2 STIE dan STMIK (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Sekolah Tinggi Manajemen & Informatika Komputer) IBBI Medan
Medan dan Kampus Emerald yang terletak di Jalan Gatot Subroto No. 130 Medan. Program Studi yang terdapat di STIE dan STMIK IBBI antara lain Ilmu Manajemen, Akuntansi, Sistem Informasi, dan Teknik Informatika. Kedua kampus ini sangat strategis karena berada di pusat Kota Medan dengan akses transportasi yang sangat memadai untuk menuju ke area kampus.Tak hanya transportasi yang cukup memadai tetapi lokasi kampus yang berdekatan dengan pusat perbelanjaan atau tempat nongkrong anak muda.Dilihat dari jenis sekolah tinggi dan program studi yang ditawarkan mengikuti selera pasar yang membuka peluang kerja yang banyak dipergunakan saat ini yakni bidang ekonomi dan teknologi komputer.Peneliti melakukan penelitian di kampus 1 yang terletak di jalan Sei Deli no. 18 Medan yang menjadi pusat kegiatan atau aktivitas perkuliahan utama.
4.2 Jaringan Masyarakat Etnis Tionghoa dalam Memilih Pendidikan
4.2.1 Jaringan Orangtua sesama etnis Tionghoa
Skema diatas merupakan bentuk jaringan sosial antara orangtua sesama berasal dari etnis Tionghoa.Jaringan tersebut memperlihatkan orangtua etnis Tionghoa memiliki hubungan pergaulan dan interaksi dengan sesama orangtua etnis Tionghoa, mereka saling bertukar informasi mengenai berbagai hal termasuk soal pendidikan tinggi. Orangtua yang anak nya akan memasuki dunia pendidikan tinggi atau perkuliahan akan ikut memberikan saran dan dorongan kepada anak-anak mereka untuk memilih bidang ilmu dan tempat kuliah yang mereka sangat cocok. Saran atau dorongan diambil berdasarkan informasi yang mereka peroleh dari rekan atau kerabat mereka tentang kampus yang bagus dan ilmu yang cocok di pilih oleh anak-anak merekadi bangku perkuliahan. Seperti penuturan salah seorang narasumber yang merupakan orangtua dari mahasiswa Universitas Prima Indonesia, beliau mengatakan,
“ saya tahu kampus Unpri dari informasi kawan kerja saya, dia bilang anaknya yang paling besar kuliah di Unpri dan katanya kuliah di Unpri bagus, bisa kerja sambil kuliah, trus fasilitasnya bagus dan katanya pelajarannya juga bagus ya udah saya kasih tau anak saya soal kuliah di Unpri…”
Dari informasi rekan sesama etnis Tionghoa maka mereka akan mulai mempertimbangkan dan memberikan masukan kepada anak mereka yang akan melanjutkan pendidikan tinggi. Informasi yang di berikan akan terus menerus menyambung dari satu orangtua ke orangtua etnis Tionghoa lainnya yang memiliki hubungan pertemanan atau kekerabatan sehingga orangtua lainnya menjadi lebih banyak mengetahui tentang pendidikan tinggi. Tak jarang pula dengan informasi yang di peroleh oleh orangtua mereka memaksakan anak-anak mereka untuk mengikuti saran mereka karena informasi yang mereka terima dianggap sudah akurat bagi pendidikan anak-anaknya apalagi dilihat dari segi keakraban yang timbul karena adanya kesamaan etnis semakin menambah kepercayaan diantara sesama orangtua etnis Tionghoa sehingga informasi tentang perkuliahan sangat dipercaya, dimana salah satu narasumber yakni orangtua dari mahasiswa yang berkuliah di STIE&STMIK IBBI mengatakan,
“ awalnya saya tau IBBI karna kampusnya dekat rumah tapi ga tau kualitasnya gimana, trus ada kawan saya yang anaknya juga baru tamat SMA trus dia dengar dari sodaranya kalo IBBI bagus pelajarannya dan dia mau masukkan anaknya ke IBBI , katanya di IBBI bisa juga kuliah sambil kerja jadi saya daftarkan anak saya buat ambil kuliah akuntansi di IBBI aja…”.
kehidupan bermasyarakat.Selain pertukaran informasi tersebut juga dapat menambah kekompakan antar sesama etnis Tionghoa.
4.2.2 Jaringan Mahasiswa Sesama Etnis Tionghoa
Skema kedua diatas adalah jaringan antar sesama mahasiswa etnis Tionghoa.Dalam skema tersebut terlihat bahwa sesama etnis Tionghoa memiliki jaringan sosial dengan sesama etnis mereka.Dari jaringan tersebut mereka saling bertukar informasi tentang berbagai hal termasuk soal pendidikan. Salah seorang etnis Tionghoa yang memiliki informasi tentang kampus dan bidang ilmu yang bagus akan memberikan informasi tersebut kepada rekan-rekan atau kerabat mereka sehingga hal
A (Etnis Tionghoa)
G (Etnis Tionghoa) D (Etnis Tionghoa) E (Etnis Tionghoa)
tersebut dapat menjadi salah satu jalur pengenalan akan kampus dan bidang ilmu tertentu. Dari satu rekan atau kerabat menyebarkan informasi tentang kampus yang bagus kemudian setelah mereka mengetahuinya maka akan disebarkan informasi tersebut ke rekan lainnya, demikian terus menerus informasi itu berjalan hingga ke banyak orang etnis Tionghoa seperti di Kota Medan dimana jaringan tersebut masih berlaku karena etnis Tionghoa di Medan masih menjalani keakraban yang kental dengan sesama etnis Tionghoa hingga ke anak cucu mereka di masa kini. Hal ini diperkuat dengan pernyataan salah satu narasumber yaitu Gabriele yang merupakan mahasiswi etnis Tionghoa yang berkuliah di Universitas Prima Indonesia, ia mengatakan bahwa ia memperoleh info tentang kampus tersebut dari teman-teman SMA nya.
“ wa ga pernah bercita-cita kuliah di sini (UNPRI) tapi waktu SMA Kelas 3 kawan-kawan wa bilang kalo mereka mau lanjut kuliah di UNPRI karna katanya bagus terus mereka bujuk wa supaya masuk ke UNPRI. Mereka dapet info kalo kuliah di UNPRI itu bagus karna udah punya nama (memiliki reputasi yang baik), dan juga bisa kuliah sambil kerja. Info itu mereka dapet dari kawan-kawan mereka yang lain ya udah wa jadi setuju daftar di UNPRI….”
Demikian juga dengan beberapa pernyataan dari narasumber lainnya yang memperoleh informasi tentang pendidikan tinggi dari teman atau rekan mereka dan kemudian juga menyebarkan ke teman-teman lainnya.Seperti penuturan salah satu narasumber yang merupakan mahasiswi jurusan akuntansi di STIE&STMIK IBBI Medan yakni Suriati.Ia menuturkan tentang awal mula memilih kuliah di sekolah tinggi tersebut.
kasih atau aja gimana bagusnya kuliah disini buat yang mau kuliah tapi sambil kerja…..”
Dari skema jaringan tersebut terlihat hubungan dan interaksi mereka tentang pemilihan pendidikan berada dalam ruang lingkup masyarakat etnis Tionghoa. Dengan demikian mereka menjadi berkumpul dalam komunitas yang sama dan menganggap bahwa dengan berkuliah di tempat yang dijalani oleh mayoritas etnis Tionghoa akan lebih memudahkan mereka berkuliah dan berinteraksi dalam proses pergaulan. Ini juga menandakan bahwa kepercayaan yang tinggi antar sesama etnis Tionghoa sehingga setiap informasi dianggap sudah tepat termasuk dengan pendidikan yang sangat lah penting dalam kehidupan manusia.
4.3 Alasan Dalam Memilih Pendidikan Tinggi Pada Masyarakat Etnis Tionghoa
4.3.1 Tabel 1. Makna Pentingnya Pendidikan Bagi Anak-anak
NO Keterangan Jumlah
Responden
Persentase (%)
1 Responden (orangtua) mementingkan pendidikan bagi anak-aanknya
15 Responden 100%
2 Responden (orangtua) tidak mementingkan pendidikan bagi
anak-anaknya
0 Responden 0 %
Total 15 100%
Tabel pertama diatas menunjukkan tentang arti pendidikan bagi setiap manusia termasuk para orangtua yang memiliki anak. Berdasarkan data diatas, secara keseluruhan (100 %) orangtua menyatakan bahwa pendidikan bagi anak-anak mereka adalah hal yang penting. Orangtua memandang pendidikan sebagai sarana bagi anak-anak mereka untuk mencapai masa depan yang cemerlang dari berbagai segi kehidupan seperti segi ekonomi dan segi sosial. Maka tak hanya memandang pendidikan menengah saja tetapi pendidikan tinggi juga menjadi perhatian orangtua dan di era modern saat ini orangtua melihat bahwa pendidikan bagi anak-anak mereka sangatlah penting agar anak mereka memiliki pengetahuan yang terus berkembang dan menjadikan anak-anaknya sukses.Salah satu narasumber yang merupakan orangtua mahasiswa yakni Bapak Doni Sutiono yang menyatakan bahwa pendidikan tinggi harus dijalani oleh anak-anak mereka.
saya selalu berusaha untuk menyekolahkan anak-anak saya sampai jenjang yang tinggi supaya mereka bisa jadi orang sukses. Apalagi jaman sekarang kan jaman modern dan soal pekerjaan pasti butuh orang-orang yang punya pendidikan yang tinggi makanya saya suruh anak-anak saya untuk sekolah yang tinggi sampe tingkat kuliah supaya mereka nanti kalo sudah dewasa bisa punya pekerjaan yang bagus buat masa depan mereka sendiri loh…..”
Dengan pola pemikiran demikian maka anak-anak etnis Tionghoa ikut memandang bahwa pendidikan adalah sesuatu yang penting untuk memberikan mereka pengetahuan yang besar dan menunjang kesempatan memperoleh masa depan yang terjamin apabila memiliki pendidikan yang mumpuni. Sehingga mereka juga akhirnya merasa harus mementingkan pendidikan dan memutuskan untuk terus melanjutkan tingkat pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi lagi seperti jenjang perkuliahan.
4.3.2 Tabel.2 Saran Orangtua Tentang Pemilihan Perguruan Tinggi
NO Keterangan Jumlah Responden Persentase
1 Orangtua Memberikan Saran Dalam Memilih Perguruan Tinggi
14 Responden 93.3 %
2 Orangtua Tidak Memberikan Saran Dalam Memilih Perguruan Tinggi
1 Responden 6.7 %
Total 15 100&
akan dipilih untuk melanjutkan pendidikan mereka. Sementara hanya sekitar 6.7 % dari narasumber yang diberi kebebasan yang sangat besar dari orangtua atau dapat dikatakan orangtua tidak ikut campur dalam pilihan anak-nya.Data tersebut menunjukkan bahwa orangtua memiliki pengaruh yang sangat besar kepada anak-anak mereka dalam hal pendidikan. Pengaruh orangtua membuat anak-anak mereka memiliki pandangan untuk mempertimbangkan berbagai saran yang muncul dalam memilih pendidikan tinggi yang akan ditempuh baik saran tentang tempat berkuliah maupun jurusan perkuliahan yang cocok.
4.3.3 Tabel 3. Saran Orangtua Dalam Pemilihan Jurusan Kuliah
NO Keterangan Jumlah Responden Persentase
1 Orangtua Memberikan Saran Dalam Memilih Jurusan
10 Responden 66.7 %
2 Orangtua Tidak Memberikan Saran Dalam Memilih Jurusan
5 Responden 33.3 %
Total 15 100 %
perguruan tinggi yang mereka tuju sementara sebanyak 33.3 % narasumber menyatakan bahwa mereka tidak mendapat saran tentang jurusan yang akan dipilih.
Dalam memilih bidang ilmu, masyarakat etnis Tionghoa memperhitungkan dan melihat apa bidang ilmu yang cocok dan dianggap dapat dipakai dalam dunia kerja saat ini. Menurut narasumber, ilmu ekonomi adalah bidang ilmu yang dianggap penting untuk dipelajari saat ini seperti ilmu akuntansi dan manajemen karena merupakan ilmu yang umum dipakai dalam dunia kerja saat ini.Dengan mempelajari akuntansi atau manajemen diharapkan dapat memperoleh pekerjaan dengan cepat dan juga masuk ke perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang ekonomi. Seperti penuturan salah satu narasumber mahasiswi STIE IBBI yakni Shandy:
“dulu wa awalnya ga mau kuliah ambil jurusan akuntansi karna wa kurang mahir soal akuntansi dan wa punya keinginan ambil ilmu bahasa Inggris tapi mama wa ngasih saran wa untuk ambil jurusan akuntansi karna katanya jurusan itu yang bagus dan bisa cepat dapat kerja karna ilmu akuntansi banyak perusahaan yang pake ya udah setelah wa pikir-pikir yang wa ambil deh ilmu akuntansi….”
4.3.4 Tabel 4. Latar Belakang Kampus Bereputasi Baik
NO Keterangan Jumlah Responden Persentase
1 Responden mementingkan reputasi kampus
12 Responden 80 %
2 Responden tidak mementingkan reputasi kampus
3 Responden 20 %
Tabel selanjutnya yakni tentang reputasi kampus yang dipilih oleh calon mahasiswa dan orangtuanya, menyatakan bahwa 15 Responden yang diteliti mementingkan bagaimana reputasi atau citra dari sebuah kampus sebelum memutuskan untuk masuk ke kampus tersebut dan menuntut ilmu disana, tetapi 3 responden tidak mementingkan reputasi atau citra sebuah kampus untuk dijadikan pilihan mereka untuk menuntut ilmu. Salah seorang responden menyatakan bahwa reputasi atau citra sebuah perguruan tinggi sangat penting untuk memberikan keyakinan bahwa perguruan tinggi yang dipilih memang tepat dan tidak memiliki masalah apapun yang dapat mengganggu proses menimba ilmu para mahasiswanya. Hal ini juga merupakan salah satu alasan seseorang memilih sebuah perguruan tinggi.
4.3.5 Tabel 5. Jurusan-Jurusan Yang Disediakan oleh Kampus
NO Keterangan Jumlah Responden Persentase
1 Kampus menyediakan jurusan-jurusan yang diinginkan oleh masyarakat
14 Responden 93.3 %
2 Kampus tidak menyediakan jurusan-jurusan yang diinginkan masyarakat
1 Responden 6.7 %
Total 15 100 %
melihat apakah ada bidang ilmu yang diinginkan dalam program kuliah sebuah perguruan tinggi. 93.3 % narasumber menyatakan bahwa jurusan atau bidang ilmu yang mereka cari memang ada di perguruan tinggi yang bersangkutan. seperti penuturan salah seorang narasumber yakni Novita mengenai alasan memilih masuk ke kampus UNPRI (Universitas Prima Indonesia) dalam hal pemilihan jurusan.
“ wa berniat milih jurusan akuntansi karena wa memang tertarik untuk belajar tentang akuntansi trus wa liat dulu di kampus mana saja ada jurusan akuntansi, ternyata di UNPRI juga ada akuntansi dan katanya cukup bagus pelajaran akuntansi nya ya udah jadinya wa mutusin buat kuliah di UNPRI dan ambil jurusan akuntansi….”
Jurusan atau studi yang di tawarkan oleh Universitas Prima Indonesia dan STIE & STMIK IBBI Medan memang cukup bervariatif dan sesuai dengan kebutuhan akan tenaga ahli di dunia kerja saat ini. Universitas Prima Indonesia memiliki 23 program studi yang umum di khalayak masyarakat, sementara STIE & STMIK IBBI memang berkonsentrasi pada bidang ekonomi dan teknologi informasi dengan total 4 program studi yang memungkinkan para mahasiswa nya memiliki keahlian di bidang ekonomi dan juga teknologi informasi.
4.3.6 Tabel 6. Fleksibilitas Jadwal Kuliah
NO Keterangan Jumlah Responden Persentase
1 Jadwal Kuliah Fleksibel 12 Responden 80 %
2 Jadwal Kuliah Tidak Fleksibel 3 Responden 20 %
Tabel diatas merupakan tabel yang berisi tentang alasan memilih perguruan tinggi dalam segi fleksibilitas jadwal kuliah. Dari data diatas dapat dilihat bahwa dari 15 Responden sebanyak 80 % responden menyatakan bahwa jadwal kuliah di Universitas Prima Indonesia dan STIE % STMIK IBBI sangat fleksibel bagi mahasiswa nya yang bekerja, sedangkan 20 % responden menyatakan tidak merasa jadwal mereka fleksibel. Para mahasiswa merasa dengan masuk dan berkuliah di kedua kampus tersebut sangat memudahkan mereka untuk bisa mengatur jadwal kuliah sesuai dengan keinginan mereka.Mahasiswa memiliki wewenang untuk memilih jam perkuliahan yang mereka inginkan, biasanya perkuliahan dibagi dalam 3 (tiga) sesi yakni pagi, siang, dan malam. Dengan pengaturan jadwal yang demikian akan memudahkan mahasiswa untuk memiliki kesempatan melakukan kegiatan lain diluar kegiatan perkuliahan seperti bekerja.
Masyarakat etnis Tionghoa memang dikenal selain mementingkan pendidikan juga menekankan pada generasi penerus mereka untuk bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mereka juga sangat tekun dalam bekerja dan banyak anak-anak muda etnis Tionghoa yang sudah mampu bekerja sambil menjalankan pendidikannya di usia yang relatif muda untuk berbagai tujuan seperti sekadar mencari pengalaman dalam bekerja atau mencari penghasilan pribadi. Hal ini dikemukakan oleh narasumber Vincent, mahasiswa UNPRI Medan.
enak mengatur jadwal kuliah kalo sambil kerja gini setelah kuliah di UNPRI…..”
Maka dari itu, memilih untuk berkuliah di Universitas Prima Indonesia dan STIE&STMIK IBBI merupakan langkah yang dirasakan tepat oleh para mahasiswa etnis Tionghoa untuk menjalankan pendidikan mereka dengan baik namun tetap memiliki pekerjaan. Dari hasil penelitian, seluruh narasumber adalah mahasiswa yang juga berstatus sebagai karyawan atau pegawai yang aktif bekerja.Mereka bekerja diberbagai tempat seperti di bank, toko, atau perusahaan yang sesuai dengan bidang ilmu yang sedang mereka jalani di kampus.
4.3.7 Tabel 7. Fasilitas Kampus
NO Keterangan Jumlah Responden Persentase
1 Fasilitas Kampus Yang Nyaman Untuk Berkuliah
10 Responden 66.7 %
2 Fasilitas Kampus Yang Tidak Nyaman Untuk Berkuliah
5 Responden 33.3 %
Total 15 100 %
banyak serta dilengkapi pendingin ruangan (AC) dan layar proyektor, perpustakaan yang besar dan lengkap, sampai disediakannya kendaraan kampus untuk berbagai keperluan bersama. Dengan fasilitas yang lengkap untuk para mahasiswa menjalani aktivitas perkuliahan menjadi daya tarik yang juga dilihat oleh orangtua calon mahasiswa atau mahasiswa sendiri.Dalam tabel diatas, sebanyak 66.7 % narasumber merasakan nyaman ketika berkuliah di kampus tersebut baik dari segi internal kampus maupun eksternal kampus.Sedangkan sebanyak 33.3 % mahasiswa merasa biasa saja dalam hal fasilitas yang diberikan pihak kampus pada mahasiswanya.Eksternal kampus berkaitan dengan lokasi kampus. Kedua perguruan tinggi tersebut berada di lokasi permukiman padat penduduk sehingga dengan demikian mudah dijangkau dengan berbagai cara bagi mahasiswa maupun karyawan dan dosen pengajar. Transportasi umum seperti angkutan kota atau taksi banyak beredar di sekitar wilayah kampus, dan juga dengan berdirinya kampus-kampus tersebut di dekat permukiman penduduk memungkinkan bagi mahasiswa yang tinggal dekat wilayah kampus menghemat biaya transportasi atau tidak mengeluarkan biaya menuju ke kampus mereka. Hal ini tentu meringankan para orangtua dan juga mahasiswa yang tinggal didekat wilayah kampus dari segi pengeluaran maka orangtua dan mahasiswa mau masuk ke kampus tersebut.Seperti penuturan narasumber Edison tentang kemudahan dalam berkuliah di kampus nya yakni STIE & STMIK IBBI berikut ini.
“ memang wa merasa untung bisa kuliah di IBBI karna kampusnya dekat rumah wa jadi bisa menghemat biaya transportasi loh. Trus fasilitas didalam kampus juga cukup lengkap jadi sangat membantu kegiatan mahasiswanya….”
NO Keterangan Jumlah Responden Persentase
1 Memiliki Teman Etnis Tionghoa Di Kampus
15 Responden 100 %
2 Tidak Memilki Teman Etnis Tionghoa Di Kampus
0 Responden 0 %
Total 15 100 %
4.3.9 Tabel 9. Kenyamanan Bergaul Dengan Sesama Etnis Tionghoa
NO Keterangan Jumlah Responden Persentase
1 Rasa Nyaman Memiliki Teman Sesama Etnis Tionghoa
10 Responden 66.7 %
2 Rasa Tidak Nyaman Memiliki Teman Sesama Etnis Tionghoa
5 Responden 33.3 %
Total 15 100 %
nyaman bergaul akrab dengan sesama mahasiswa etnis Tionghoa menyatakan bahwa rasa nyaman muncul karena adanya kesamaan dalam segi etnis dan juga bahasa yang digunakan.Masyarakat etnis Tionghoa di Kota Medan terbiasa menggunakan bahasa mereka yakni bahasa hokkien sebagai bahasa pengantar dalam pergaulan dengan hanya sesama etnis Tionghoa tentu hal ini semakin mengakrabkan interaksi hanya dengan sesama mahasiswa etnis Tionghoa saja yang memahami bahasa hokkien.
4.3.10 Tabel 10. Status Kuliah Sambil Bekerja
NO Keterangan Jumlah Responden Persentase
1 Responden (Mahasiswa/i) berstatus kuliah sambil bekerja
15 Responden 100 %
2 Responden (Mahasiswa/i) tidak berstatus kuliah sambil bekerja
0 Responden 0 %
Total 15 100 %
4.3.11 Tabel Pilihan Kuliah Sebagai Sarana Memperoleh Kesempatan Kerja Sambil Kuliah
NO Keterangan Jumlah Responden Persentase
1 Adanya Kesempatan Kerja Sambil Kuliah
15 Responden 100 %
2 Tidak Adanya Kesempatan Kerja Sambil Kuliah
0 Responden 0 %
Total 15 100 %
Tabel diatas merupakan salah satu alasan dalam memilih sebuah perguruan tinggi yakni adanya kesempatan bagi para mahasiswa yang berkuliah di kedua perguruan tinggi tersebut untuk menjalankan kegiatan di luar kegiatan perkuliahan seperti bekerja. Secara keseluruhan berdasarkan hasil wawancara dan observasi 15 responden dengan persentase 100 % merasa bahwa dengan berkuliah di kedua perguruan tinggi tersebut mereka memiliki kesempatan yang besar untuk menjalankan kuliah sambil bekerja. Hal ini tentu menjadi nilai tambah bagi kedua perguruan tinggi tersebut karena memberikan fasilitas maupun aturan-aturan yang memudahkan mahasiswa bekerja sambil tetap menjalankan kuliah mereka.Salah seorang responden yakni Jessica menyatakan keuntungan berkuliah di kampus tersebut.
4.3.12 Tabel 12. Informasi Lowongan Kerja Bagi Mahasiswa
NO Keterangan Jumlah Responden Persentase
1 Adanya Info Lowongan Pekerjaan Yang Ditawarkan
12 Responden 80 %
2 Tidak Adanya Info Lowongan Pekerjaan Yang Ditawarkan
3 Responden 20 %
Total 15 100 %
4.4 Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Pemilihan Pendidikan Tinggi Masyarakat Etnis Tionghoa
4.4.1 Faktor Ekonomi
anak-anak mereka dapat bekerja dan memiliki karir yang cemerlang.Dengan memiliki pekerjaan yang bagus dan karir yang cemerlang orangtua menganggap bahwa kebutuhan hidup dapat terpenuhi dengan maksimal. Maka dari itu dengan segala pertimbangan diatas, orangtua dan anak-anak mereka yang akan berkuliah akhirnya mereka memilih untuk mempelajari ilmu yang dapat dipakai di dunia kerja saat ini seperti ilmu ekonomi atau ilmu komputer.
pendidikan dan mencari penghasilan sama-sama penting untuk kehidupan mereka.Dengan bekerja mereka bisa memiliki penghasilan sendiri sehingga dapat memenuhi kebutuhan sendiri dan membantu orangtua. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan terutama pendidikan tinggi harus dimiliki dan ditempuh karena tanpa memiliki pendidikan yang tinggi maka tidak akan mampu mencari uang dan tidak akan mampu menaikkan derajat dan status sosial dirinya dan keluarganya. Punya penghasilan yang besar menjadi hal mutlak yang harus didapat oleh para generasi muda etnis Tionghoa.
4.4.2 Faktor Budaya
kemudahan dalam mengatur kegiatan perkuliahan yang fleksibel bagi para mahasiswanya sehingga mahasiswa bersangkutan dapat menjalankan kuliah sambil bekerja.Dalam penelitian ini, seluruh narasumber merupakan mahasiswa yang juga sambil bekerja dan ini memperlihatkan bahwa mahasiswa-mahasiswi etnis Tionghoa sangat bekerja keras dimana mereka masih berstatus sebagai mahasiswa yang menuntut ilmu namun memiliki keinginan memanfaatkan waktu kuliah yang fleksibel sambil bekerja.
kegiatan pekerjaan dan pendidikan mereka cenderung bersama-sama memilih pekerjaan dan sarana pendidikan yang didalamnya banyak orang-orang etnis Tionghoa juga. Seperti dalam pemilihan perguruan tinggi, banyak masyarakat etnis Tionghoa yang memilih berkuliah di perguruan tinggi dengan mayoritas mahasiswanya berasal dari etnis Tionghoa dengan anggapan lebih mudah mendapat teman bergaul dan semakin mengakrabkan hubungan antar sesama etnis.Satu hal lagi yang mendorong memilih sebuah perguruan tinggi yang dilihat oleh masyarakat etnis Tionghoa adalah adanya bentuk budaya-budaya Tionghoa atau Tiongkok yang di perlihatkan atau bahkan diajarkan oleh pihak kampus.Masyarakat etnis Tionghoa memiliki anggapan bahwa kebudayaan Tiongkok seperti bahasa Mandarin merupakan salah satu budaya yang berkembang dan menjadi nilai tambah bagi orang-orang yang mampu mempelajarinya untuk dijadikan modal tambahan dalam membuka peluang usaha atau peluang kerja pada era saat ini. Universitas Prima Indonesia dan STIE&STMIK IBBI Medan memberikan pelajaran tentang bahasa Mandarin pada seluruh mahasiswa mereka tanpa memandang jurusan apa yang mahasiswanya tempuh dan asal etnis mereka.
4.5 Keterkaitan Pemilihan Pendidikan Tinggi dengan Jaringan Bambu Dunia Usaha
pekerjaan atau usaha, disini terlihat bahwa ada keinginan atau harapan apabila memilih suatu bidang ilmu dan suatu perguruan tinggi dapat memberikan kesempatan kerja atau kesempatan berwirausaha.Etnis Tionghoa memiliki citra sebagai pekerja keras yang menguasai bidang perekonomian secara global atau mendunia.Penguasaan bidang ekonomi biasanya dijalankan dengan kegiatan berbisnis atau berdagang dan untuk mewujudkan hal tersebut generasi muda perlu belajar secara formal dan informal untuk menjalankan tujuan mereka tersebut.Belajar secara formal adalah dengan bersekolah dan menuntut ilmu setinggi-tingginya hingga jenjang pendidikan tinggi. Maka dari itu pendidikan tinggi yang dipilih sesuai dengan kebutuhan akan tenaga ahli dalam bidang ekonomi. Apabila tenaga ahli dalam bidang ekonomi sudah banyak dan memiliki ilmu pengetahuan yang mumpuni maka diharapkan akan mensukseskan kegiatan perekonomian dan juga mensejahterakan orang-orang yang terlibat dalam usaha tersebut. Tujuan inilah yang ingin dicapai oleh masyarakat etnis Tionghoa sehingga dalam menentukan masa depan mereka memilih sesuatu yang dianggap sudah umum dan dapat di jangkau oleh mereka.
ekonomi atau IT dianggap juga bisa membantu lulusan bidang tersebut membuka sebuah usaha baru. Lalu dari segi perguruan tinggi yang dipilih adalah perguruan tinggi yang mampu memberikan akses pendidikan bagi masyarakat untuk memperoleh peluang besar dalam bekerja di perusahaan-perusahaan terbaik seperti membuka program studi bidang ilmu tertentu dan menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan tertentu yang akan memberikan lowongan pekerjaan bagi lulusan perguruan tinggi tersebut. Apalagi jika ada perusahaan yang memiliki koneksi ke perusahaan yang juga dimiliki oleh para pebisnis Tionghoa di seluruh dunia akan semakin membuka kesempatan bagi lulusan dari etnis Tionghoa untuk memperoleh pekerjaan dan karir di perusahaan yang bersangkutan dan akhirnya jaringan bambu terus berjalan hanya di pusaran orang-orang yang berasal dari etnis Tionghoa.
4.6 Interaksi Sosial Masyarakat Etnis Tionghoa
merasa sangat nyaman bergaul dengan sesama etnis Tionghoa karena memiliki bahasa yang sama yakni bahasa hokkien.
“ kalo kawan-kawan dekat wa memang semua orang chinese lo karna gampang diajak ngobrol pake bahasa hokkien, tapi kalo punya kawan bukan orang chinese wa rasa agak susah biar cepet akrab karna ga bisa bahasa hokkien kayak wa yang udah tiap hari kalo ngomong bahasa hokkien..”.
Bahasa menjadi alat pengantar dalam berkomunikasi, hal ini menjadi salah satu faktor pendorong masyarakat Etnis Tionghoa di Medan lebih suka bergaul dengan sesama etnis Tionghoa.Dengan adanya persamaan dalam menguasai bahasa hokkien semakin mempermudah mereka untuk dapat saling berinteraksi dan semakin memupuk keakraban dalam pergaulan sehari-hari. Maka dari itu, anak-anak Etnis Tionghoa sejak kecil tidak hanya diajarkan bahasa Indonesia tetapi juga bahasa Hokkien atau bahkan bahasa Mandarin oleh orang tua mereka sehingga mereka menjadi terbiasa menggunakan bahasa tersebut sehari-hari sampai digunakan dalam proses berinteraksi dan bersosialisasi.
pembauran tidak dapat berlangsung dengan baik dan benar. Maka tak jarang saat ini sudah banyak orang-orang yang bukan merupakan etnis Tionghoa belajar dan sudah memahami bahasa hokkien demi menjalin komunikasi yang dekat dengan masyarakat etnis Tionghoa dan ternyata secara fakta walaupun bukan orang etnis Tionghoa apabila kita sudah menguasai bahasa hokkien dengan baik maka peluang untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan akrab kepada etnis Tionghoa akan semakin besar.
Selain bahasa, faktor lingkungan tempat tinggal juga ikut mempengaruhi pola interaksi antar masyarakat.Orang Tionghoa suka berkumpul menetap di suatu wilayah tertentu dengan sesama orang Tionghoa atau dapat dikatakan lebih suka bertetangga dengan sesama etnis Tionghoa. Dengan demikian interaksi yang terjalin akan semakin mempererat hubungan sosial mereka. Selain itu, etnis Tionghoa identik memiliki rumah yang tertutup pagar besi luar dan dalam dengan cukup rapat sehingga hal itu dapat mengurangi proses berjalannya interaksi dengan orang lain terutama dengan masyarakat non-etnis Tionghoa yang ada di sekitarnya.
ini dapat dipengaruhi oleh peristiwa masa lalu dimana masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia memang mendapatkan perlakuan yang diskriminatif sejak zaman penjajahan Belanda hingga masa orde baru.Pada masa itu, orang-orang keturunan Tionghoa mendapatkan banyak batasan-batasan dalam kehidupan sosial, ekonomi, hingga politik sehingga mereka cenderung memilih menutup diri dari lingkungan dan merasa aman bila bersosialisasi hanya dengan sesama etnis Tionghoa saja.Akhirnya kebiasaan-kebiasaan tersebut turun menurun ke generasi-generasi berikutnya hingga saat ini mereka sudah merasa nyaman dengan keeksklusifan hidup mereka.
Keluarga tidak memberikan perintah berupa larangan keras secara langsung untuk menjalin komunikasi dan interaksi yang dekat dengan etnis lainnya tetapi keluarga cenderung mendorong anak-anak mereka untuk lebih akrab dan lebih banyak memiliki teman yang juga berasal dari etnis Tionghoa seperti mengenalkan anak-anak dengan lingkungan pendidikan, tempat tinggal dan pekerjaan yang didominasi oleh etnis Tionghoa. Hal ini tentu akan menanamkan perilaku kurang membaur dengan anak-anak yang berasal dari etnis di luar etnis Tionghoa. Salah satu narasumber juga menyebutkan bahwa sedari kecil ia memang sudah banyak bergaul dekat dengan orang-orang yang berasal dari etnis Tionghoa dan juga ia melihat lingkup interaksi orang tua yang biasa bergaul dengan sesama Etnis Tionghoa.
Hal tersebut juga terlihat ketika memilih untuk melanjutkan pendidikan tinggi, calon mahasiswa yang akan masuk ke sebuah perguruan tinggi pasti akan melihat kualitas dan kuantitas perguruan tinggi tersebut dan ternyata tak hanya kualitas saja yang dilihat oleh etnis Tionghoa tetapi juga mereka melihat bagaimana suasana pergaulan dan keseharian kegiatan perkuliahan di kampus tersebut. Beberapa narasumber peneliti mengungkapkan bahwa salah satu alasan mereka tertarik ikut masuk ke kampus tersebut karena mendapat informasi dari teman atau saudara yang sudah mengetahui tentang kehidupan kampus tersebut bahwa terdapat banyak orang beretnis Tionghoa berkuliah disana sehingga dapat lebih mudah bergaul, apalagi jika teman-teman semasa duduk di bangku sekolah menengah juga sama-sama menuntut ilmu di perguruan tinggi tersebut maka rasa nyaman akan segera melingkupi diri orang-orang tersebut seperti penuturan narasumber yakni mahasiswi keturunan etnis Tionghoa dari STIE&STMIK IBBI Medan bernama Junita berikut:
“ awalnya dulu wa mau kuliah di IBBI karna dapat info soal kampus IBBI, apa aja program nya dan teman-teman SMA wa mau daftar kuliah disana jadinya karna wa udah akrab sama mereka dan biar ga susah bergaul pas kuliah ya wa juga ikut daftar disana. Orang tua wa mendukung sekali kok karna selain banyak teman SMA wa kuliah disana orang tua wa liat kampusnya bagus, program kuliahnya jelas, bisa kerja sambil kuliah, dan dekat rumah juga jadinya lebih gampang. Tapi pas kuliah juga wa punya teman non-chinese cuman enggak banyak, karna udah lebih nyaman kumpul sama orang chinese juga”.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jaringan Bambu merupakan sebuah jaringan yang dibentuk oleh masyarakat etnis Tionghoa di seluruh kawasan Asia Tenggara dalam menjalankan kegiatan bisnis. Jaringan bambu dibentuk oleh para pengusaha atau pebisnis berdarah Tionghoa atau Cina yang meliputi pengusaha Tionghoa dari Malaysia, Vietnam, Indonesia, Singapura, Thailand, zona pantai Cina/ Tiongkok dan Taiwan. Anggota jaringan bambu adalah pemain penting dalam transisi kebijakan Cina dari totaliter menjadi arah perdagangan dan pasar serta ekspansi ekonomi sangat cepat.Para pengusaha etnis Cina sangat tangguh dalam urusan perdagangan diluar negara asal mereka sehingga perekonomian negara Tiongkok sendiri menjadi terangkat dan semakin maju.Hal ini mengukuhkan pebisnis Cina sebagai kompetitor yang patut diwaspadai oleh para pebisnis dari barat seperti Eropa dan Amerika.
oleh masyarakat etnis Tionghoa sehingga perekonomian mereka terus menerus berkembang dan masyarakat semakin lebih baik perekonomiannya.Sifat berhemat atau tidak menghambur-hamburkan harta juga menjadi kekuatan masyarakat untuk dapat bertahan hidup di tengah kehidupan yang tidak selalu stabil.Demikian juga dengan aspek pendidikan dimana prinsip tersebut juga berlaku. Dalam proses penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa masyarakat etnis Tionghoa Kota Medan sangat menghargai pendidikan dan menganggap pendidikan sebagai sebuah gerbang pembuka bagi seseorang untuk memperoleh kesuksesan dalam hidup mereka dan bekerja keras juag tekun dalam menjalankan pendidikan. Dengan sikap demikian terlihat bahwa masyarakat etnis Tionghoa sangat teliti dan penuh dengan pertimbangan dalam menjalani pendidikan. Para orangtua etnis Tionghoa selalu memastikan apa pendidikan yang tepat untuk anak-anak mereka karena anak-anak tak hanya diharapkan untuk sukses untuk kehidupan pribadinya tetapi juga sukses menaikkan derajat orangtua dan keluarganya. Maka banyak para orangtua etnis Tionghoa yang sangat selektif dalam memberikan dorongan bagi anak-anak nya untuk mengejar pendidikan yang dianggap pantas dan sesuai dengan harapan orangtua sendiri. Tak hanya memberikan saran tetapi kadang kala orangtua cenderung memaksa anak-anak mereka untuk mengikuti kemauan orangtua saat menentukan pilihan jenis pendidikan, bidang ilmu yang akan dipelajari hingga tempat menempuh pendidikan tersebut.
5. 2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat di kemukakan dalam hasil penelitian tentang pemilihan pendidikan tinggi pada masyarakat etnis Tionghoa di Kota Medan antara lain :
1. Jaringan bambu masyarakat etnis Tionghoa memiliki beragam dampak positif seperti menguatkan hubungan sosial sesama etnis Tionghoa dalam berbagai hal termasuk kegiatan kerja sama dalam bidang pekerjaan. Jaringan bambu menggambarkan bagaimana para pengusaha etnis Tionghoa saling bertukar informasi atau menjalin kerja sama untuk meningkatkan usaha mereka dan menguasai perekonomian dunia. Masyarakat etnis lainnya di Indonesia dapat mengambil contoh dari jaringan bambu etnis Tionghoa untuk semakin memajukan kehidupan masyarakat terutama di bidang ekonomi, bahkan menjadikan jaringan bambu sebagai landasan bagi masyarakat untuk menjalankan kegiatan perekonomian sehingga berdampak positif bagi kehidupan masyarakat secara luas. Namun sebaiknya beberapa prinsip jaringan bambu yang mungkin dapat diterapkan pada masyarakat diluar etnis Tionghoa disesuaikan dengan keadaan masyarakat Indonesia sehingga tak hanya satu etnis yang memiliki kemajuan tetapi juga seluruh etnis di Indonesia.