• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbandingan Pengaturan Kecepatan Dengan Metode Flux Magnet Dan Metode Ward Leonard Terhadap Efisiensi Pada Motor Dc Shunt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perbandingan Pengaturan Kecepatan Dengan Metode Flux Magnet Dan Metode Ward Leonard Terhadap Efisiensi Pada Motor Dc Shunt"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

DAFTAR PUSTAKA

Zuhal, “Dasar Tenaga Listrik”, Penerbit Gramedia, Jakarta, 1998.

Yon, Rujiono, “Dasar Teknik Tenaga Listrik”, Penerbit ANDI, Yogyakarta,1997.

Wijaya, Mochtar. 2001. Dasar-Dasar Mesin Listrik. Djambatan. Jakarta.

Hidayat, Bambang. 2014, “Pengaruh Pengaturan Kecepatan Menggunakan Metode Pengaturan Fluksi Terhadap Efisiensi Pada Motor Arus Searah Kompon”,

Singuda Ensikom Jurnal. Volume 9, No.2,

http://jurnal.usu.ac.id/singuda_ensikom/article/view/8288, 10 Okt 2016.

Sihombing, Jesayas. 2014. “ Pengaruh Posisi Sikat Dan Penambahan Kutub Bantu Terhadap Efisiensi Dan Torsi Motor Dc Shunt”, Singuda Ensikom Jurnal Volume 8, No. 3,

(8)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Pengambilan data dalam penelitian tugas akhir ini akan dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara pada tanggal 1- 5 Desember 2016.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Salah satu hal yang sangat penting dalam melakukan penelitian adalah metode pengumpulan data. Kesalahan yang terjadi dalam proses pengumpulan data dapat menyebabkan proses analisis data menjadi rumit dan rentan terhadap tingkat akurasi hasil penelitian yang buruk. Pada penelitian ini, penulis memilih beberapa metode, diantaranya :

3.2.1. Metode Dokumentasi

(9)

3.2.2. Metode Observasi

Metode obsevasi yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistemik tehadap data-data yang menyangkut tentang penelitian, dimana penelitian dilakukan dengan cara melakukan percobaan pada pengaturan putaran motor dc shunt. Setalah melakukan percobaan, penulis melakukan analisis dan interpretasi terhadap hasil percobaan dan kenudian menarik kesimpulan atas hasil penelitian.

3.3 Bahan dan Peralatan

Pada penelitian ini terdapat dua jenis percobaan yang dilakukan :

3.3.1 Percobaan Dengan Metode Flux Magnet

Bahan dan peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Motor dc, dengan spesifikasi : V = 220 volt

Tahanan Medan Shunt = 1,168 kOhm Tahanan Jangkar = 4,5 Ohm

2. Generator dc, dengan spesifikasi : V = 220 volt

(10)

IL = 9,1 A n = 150 rpm Kelas Isolasi = B

Type GNF 110/140 Penguatan Bebas 3. Tahanan Geser ( 5 Buah )

4. Tachometer ( 2 buah ) 5. Kabel Penghubung 6. Multimeter (5 buah)

7. Power Supply ( 1 PTAC dan 1 PTDC ) 8. Penyearah diode 3 phasa gelombang penuh

3.3.2 Percobaan Dengan Metode Ward Leonard

Bahan dan peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Motor dc, dengan spesifikasi : V = 220 volt

Tahanan Medan Shunt = 1,168 kOhm Tahanan Jangkar = 4,5 Ohm

(11)

P = 2 kW IL = 9,1 A n = 150 rpm Kelas Isolasi = B

Type GNF 110/140 Penguatan Bebas 3. Motor Induksi, dengan spesifikasi :

V = 220/380

IL = 10,7/6,2 A

Kelas Isolasi = B-F

P = 2,2 kW

f = 50 Hz

Type AEG CAM 112 AM 112MU 4RI

4. Tachometer ( 2 buah ) 5. Kabel Penghubung 6. Multimeter (4 buah)

(12)

3.4 Rangkaian dan Prosedur Percobaan

3.4.1 Percobaan Dengan Metode Flux Magnet

 Rangkaian Percobaan Tanpa Beban

Gambar 4.1 Rangkaian Percobaan Pengaturan Putaran dengan Metode Flux Magnet Tanpa Beban

 Prosedur Percobaan Tanpa Beban

1. Peralatan dirangkai seperti gambar 4.1

2. Switch on PTAC

3. Atur besar nilai tegangan terminal ( Vt) secara perlahan hingga 200 volt 4. Catat nilai arus jangkar, arus jala-jala, arus medan shunt, dan putaran

motor pada setiap nilai tahanan mulai dari 20 hingga 200.

5. Turunkan nilai tegangan terminal hingga nol perlahan lahan lalu switch off autotrafo.

(13)

 Rangkaian Percobaan Tanpa Beban

Gambar 4.1 Rangkaian Percobaan Pengaturan Putaran dengan Metode Flux Magnet Berbeban

 Prosedur Percobaan Tanpa Beban

1. Peralatan dirangkai seperti gambar 4.2

2. Switch on PTAC

3. Atur besar nilai tegangan terminal ( Vt) secara perlahan hingga 200 volt 4. Catat nilai arus jangkar, arus jala-jala, arus medan shunt, dan putaran

motor pada setiap nilai tahanan mulai dari 20 hingga 200.

5. Turunkan nilai tegangan terminal hingga nol perlahan lahan lalu switch off autotrafo.

(14)

3.4.2 Percobaan Dengan Metode Ward Leonard

 Rangkaian Percobaan

Gambar 4.1 Rangkaian Percobaan Pengaturan Putaran dengan Metode Ward Leonard

 Prosedur Percobaan Tanpa Beban

1. Peralatan dirangkai seperti gambar 4.3

2. Switch on PTAC

3. Atur nilai tegangan ( Vac ) = 220 volt 4. Switch on PTDC

5. Catat nilai arus jangkar, arus medan, arus jala-jala dan putaran motor pada nilai tegangan ( Vdc ) mulai dari 15 volt hingga 150.

6. Turunkan secara perlahan nilai tegangan ( Vdc ) hingga nol.

7. Switch off PTDC

8. Turunkan secara perlahan nilai tegangan ( Vac ) hingga nol. 9. Swich off autotrafo.

(15)

3.5 Variabel Yang Diamati

3.5.1 Variabel Dengan Metode Flux Magnet

1. Nilai arus jangkar (Ia)

2. Nilai arus jala-jala (IL)

3. Nilai arus shunt (Ish)

4. Putaran motor

3.5.2 Variabel Dengan Metode Ward Leonard

1. Nilai arus jangkar (Ia)

2. Nilai arus jala-jala(IL)

3.Arus frekuensi (If)

(16)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Umum

Untuk mengetahui bagaimana pengaturan kecepatan dengan metode pengaturan flux magnet dan metode ward leonard pada motor dc shunt, maka perlu dilakukan suatu percobaan ataupun pengujian. Dengan mengetahui bagaimana pengaturan masing masing metode berjalan, maka dari hasil yang didapatkan dapat dibandingkan pengaturan manakah yang paling baik dengan menjadikan efisiensi sebagai tolak ukur pada masing masing metode pengaturan.

4.2 Data Percobaan

Pada penelitian ini, penulis melakukan percobaan di Laboratorium Konversi Energi Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik USU. Data yang diperoleh dari percobaan tersebut adalah sebagai berikut dan ditampilkan juga pada lampiran.

4.2.1 Pengaturan Kecepatan Dengan Metode Flux Magnet

(17)

Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Dengan Metode Flux Magnet Pada

(18)

R1 Ia Ish IL N

4.2.2 Pengaturan Kecepatan Dengan Metode Flux Ward Leonard

Tabel 4.3 Data Hasil Pengukuran Dengan Metode Ward Leonard

(19)

4.3 Analisis Data

Dari data percobaan diatas, maka dapat dilakukan analisis perhitungan sebagai berikut :

4.3.1 Pengaturan Kecepatan dengan Metode Flux Magnet

Untuk dapat menentukan nilai rugi rugi pada motor, maka harus dilakukan pengujian pada motor yang tak berbeban, sedangkan untuk menentukan nilai efisiensi maka harus dilakukan pengujian pada motor dengan kondisi berbeban.

 Percobaan kondisi tak berbeban

Daya masukan pada kondisi tak berbeban ditentukan dengan formula :

P(in) = Vt x IL

Pada kondisi tak berbeban, daya masukan berfungsi untuk melayani rugi rugi yang terdapat pada motor, yang diantara adalah sebagai berikut :

-Rugi rugi tembaga

Rugi-rugi tembaga adalah rugi-rugi yang terdapat pada kumparan jangkar dan kumparan medan shunt. Rugi-rugi tembaga ditentukan dengan formula sebagai berikut :

P(cu-total)o= ( Ia )2 x Ra + ( Ish )2 x Rsh

-Rugi-rugi konstan

(20)

Pkonstan= (Pin)o – (Pcu-total)o

 Percobaan kondisi berbeban

Daya masukan pada kondisi berbeban dapat ditentukan dengan formula sebagai berikut :

Pin= Vt x IL

Pada kondisi ini, daya masukan berfungsi untuk melayani beban serta rugi-rugi pada motor, yang diantara sebagai berikut:

− Rugi-rugi tembaga :

P(cu-total) = ( Ia )2 x Ra + ( Ish )2 x Rsh

− Rugi-rugi total.

Rugi-rugi total adalah akumulasi besarnya nilai rugi-rugi tembaga dan rugi-rugi konstan. Dapat dituliskan dengan formula sebagai berikut :

Σ Rugi-Rugi =Pcu-total + Pkonstan

Sehingga daya yang digunakan untuk melayani beban adalah : Pout = Pin –Σ Rugi-Rugi

Efisiensi motor dc shunt adalah persen dari besarnya daya yang keluar dibandingkan dengan besarnya daya yang masuk pada motor, atau dapat diformulasikan sebagai berikut :

η = PPi x %

(21)

Ea = Vt – Ia x Ra Perubahan Fluksi :

CØ = a

Dengan analisis pehitungan seperti di atas berserta data-data yang telah diperoleh melalui percobaan, maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :

 Pada saat R1 = 20

Kondisi tak berbeban P(in)0 = Vt x IL

P(in)0 = 200 x 1,65 P(in)0 = 330 Watt

P(cu-total)0 = ( Ia )2 x Ra + ( Ish )2 x Rsh P(cu-total)0 = (1,48)2 x 3,8 + (0,17)2 x 1250 P(cu-total)0 = 44,44

Pkonstan= (Pin)o – (Pcu-total)o

Pkonstan= 330 – 44,44

Pkonstan= 285,55 Watt

Kondisi Berbeban

(22)

P(in) = 464 Watt

P(cu-total) = ( Ia )2 x Ra + ( Ish )2 x Rsh P(cu-total) = (2,15)2 x 3,8 + (0,17)2 x 1250 P(cu-total) = 53,69

Pout = P(in) - P(cu-total) - Pkonstan Pout = 464 - 53,67 - 284,55 Pout = 124,75 Watt

η = PPi x %

η = , x %

η = 26,88 %

Ea = Vt – Ia x Ra Ea = 200 – 2,15 x 3,8 Ea = 191,83

CØ = 191,831553

CØ = 0,1235

(23)

Tabel 4.4 Data Hasil Analisis Dengan Metode Flux Magnet

R1(ohm) Ia(Amp) Ish(Amp) IL(Amp) N(rpm) η(%) CØ 20 2,15 0,17 2,32 1553 26,88 0.1235 40 2,19 0,16 2,35 1564 27,30 0.1225 60 2,22 0,16 2,38 1571 27,32 0.1219 80 2,23 0,16 2,39 1579 26,80 0.1212 100 2,26 0,16 2,42 1599 27,21 0.1197

120 2,30 0,15 2,45 1621 28,37 0.1179 140 2,33 0,15 2,48 1636 28,80 0.1168 160 2,35 0,15 2,50 1644 28,92 0.1162 180 2,37 0,14 2,51 1659 29,21 0.1151 200 2,39 0,14 2,53 1675 29,32 0.1139

4.3.2 Pengaturan Kecepatan dengan Metode Ward Leonard

Untuk menentukan besar nilai Torsi pada motor dc shunt, maka sebelumnya harus terlebih dahulu didapatkan besar nilai perubahan fluks dan besar nilai ggl motor.

Besar nilai perubahan fluks ditulis dengan formula :

(24)

Kemudian, Besar ggl motor ditulis dengan formula :

Ea = Vt- Ia x Ra

Setelah mendapatkan besar nilai perubahan fluks dan ggl motor, maka besar nilai Torsi pun dapat ditentukan. Besar nilai torsi ditulis dengan formula :

Ta =Ea x Iaπ N

Selanjutnya, dari besar torsi yang telah diketahui, maka daya keluaran motor dapat ditentukan. Besar daya keluaran motor ditulis dengan formula :

Pout = π N T

Untuk menentukan besar efisiensi suatu motor dc shunt, maka terlebih dahulu harus diketahui besar nilai daya yang masuk dan besar nilai daya yang keluar. Besar daya yang masuk pada motor dc shunt adalah sebesar :

Pin = Vt x IL

Setelah nilai daya masuk dan daya keluar didapatkan, maka efisiensi motor dc shunt pun dapat ditentukan. Efisiensi Motor dc shunt :

η = PPi x %

Dengan analisis pehitungan seperti di atas berserta data-data yang telah diperoleh melalui percobaan, maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :

(25)

CØ= Vt − Ia x Ran

CØ= − , x ,

CØ= 0.019103261

Ea = Vt- Ia x Ra

Ea = 15- 1,32x 0,38

Ea = 14.4984

Ta =Ea x Iaπ N

Ta = x , x . x ,

Ta =0.004141

Pout = π N T

Pout = x , x 0.004141

Pout = 19.13789

(26)

Pin = 15 x 1.35

Pin = 20.25

η = PPi x %

η = . . x %

η = 94.50 %

Dengan merunut perhitungan di atas, nilai Vt mulai dari 30 hingga 150 volt dapat ditentukan dengan menggunakan tabel di bawah ini dan untuk perhitungan lebih terperinci dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.5 Data Hasil Analisis Dengan Metode Ward Leonard

Vt(V) Ia(A) IL(A) If(A) CØ Ta(Nm) N (rpm) η(%)

15 1,32 1.35 0,03 0.0191 0.0041 736 94.50 30 1,10 1.15 0,05 0.0246 0.0043 1186 94.31 45 1,02 1.09 0,07 0.0352 0.0057 1257 92.77 60 1,04 1.14 0,10 0.0434 0.0072 1365 90.62 75 1,08 1.21 0,13 0.0516 0.0089 1438 88.76

(27)

4.4 Grafik Pengujian

Berikut adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara fluksi dan putaran dalam percobaan pengaturan putaran dengan metode flux magnet :

Gambar 4.1 Grafik Fluksi Vs Putaran

Berikut adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara efisiensi dan putaran dalam percobaan pengaturan putaran dengan metode flux magnet :

Gambar 4.2 Efisiensi Vs Putaran 1480

0.1139 0.1151 0.1162 0.1168 0.1179 0.1197 0.1212 0.1219 0.1225 0.1235

P

26,88 27,30 27,32 26,80 27,21 28,37 28,80 28,92 29,21 29,32

(28)

Berikut adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara tegangan dan putaran dalam percobaan pengaturan putaran dengan metode ward leonard :

Gambar 4.3 Tegangan Vs Putaran

Berikut adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara efisiensi dan putaran dalam percobaan pengaturan putaran dengan metode ward leonard :

Gambar 4.4 Grafik Efisiensi Vs Putaran 0

94.50 94.31 92.77 90.62 88.76 87.86 86.48 84.69 83.76 83.41

(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil analisis pada percobaan pengaturan putaran motor dc shunt dengan metode flux magnet didapat bahwa semakin besar nilai tahanan yang diuji maka semakin besar nilai efisiensi yang didapat. Pada percobaan ini, efisiensi terkecil adalah 26,88%, yakni ketika tahanan yang digunakan sebesar 20 ohm, dan efisiensi terbesar didapat pada pengujian tahanan sebesar 200 ohm, yakni 29,32%.

2. Dari hasil analisis pada percobaan pengaturan putaran motor dc shunt dengan metode ward leonard didapat bahwa semakin besar nilai tegangan yang digunakan maka semakin kecil efisiensi yang didapatkan. Pada percobaan ini, efisiensi terkecil adalah sebesar 83,41%, yakni ketika nilai tegangan yang digunakan sebesar 150 vot, dan efisiensi terbesar didapat pada pengujian tegangan sebesar 15 volt, yakni 94.50%.

(30)

5.2 Saran

Dari penelitian ini, ada beberapa saran yang diajukan oleh penulis untuk penelitian selanjutnya, diantaranya :

1. Untuk penulis selanjutnya yang melakukan percobaan di Laboratorium Konvesi Energi Universitas Sumatera Utara, diharapkan untuk lebih teliti dalam melakukan percobaan karena kesalahan dalam pengambilan data sangat memengaruhi tingkat akurasi hasil penelitian.

2. Untuk penelitian selanjutnya dihapakan agar besar nilai tahanan geser lebih bervariasi untuk dapat mempermudah pengaturan perbandingan yang dilakukan.

3. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan melakukan variasi perbandingan metode yang digunakan dalam pengaturan putaran motor dc shunt.

(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Motor DC

Motor DC adalah suatu mesin yang mengubah energi listrik arus searah (energi lisrik DC) menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran rotor. [1]Pada dasarnya, motor arus searah adalah sama dengan mesin arus bolak balik, kecuali bahwa motor arus searah memiliki suatu komutator, yang berfungsi untuk mengubah tegangan bolak balik menjadi tegangan searah. Berdasarkan prinsip operasinya, motor arus searah juga memiliki banyak kesamaan dengan generator arus searah, bahkan sering diidentikkan. Hal itu terbukti dengan melihat kenyataanya bahwa mesin yang bekerja sebagai generator searah dapat juga bekerja sebagai motor arus searah.

Berdasarkan konstruksinya, secara umum motor arus searah dibagi menjadi dua bagian, yakni bagian stator ( bagian yang diam ) dan baigan rotor ( bagian yang bergerak ). Stator merupakan bagian dimana kumparan medan bekerja menghasilkan fluksi magnet dan rotor merupakan bagian dimana rangkaian jangkar diletakkan, seperti kumparan jangkar, komutator, dan sikat.

(32)

yang menimbulkan suatu gaya. Gaya ini kemudian menghasilkan suatu torsi. Jika torsi start lebih besar daripada torsi beban, maka motor akan berputar.

Pada umumnya, motor arus searah digunakan untuk melayani beban dengan torsi start yang besar, oleh sebab itu motor arus searah harus disesuaikan dengan kebutuhan agar bersifat ekonomis.Dan oleh sebab itu juga, motor arus searah lebih sering digunakan, karena memiliki efisiensi yang tinggi sehingga lebih unggul bila dibandingkan dengan motor induksi ataupun motor sinkron.

Dalam kehidupan sehari-hari, aplikasi motor arus searah dapat kita jumpai pada motor starter mobil, tape recorder, dan berbagai jenis mainan umum lainnya. Pada pabrikasi industri, motor arus searah digunakan untuk taksi, elevator, convenyor, dan lain sebagainya.

2.2. Konstruksi Motor DC

Secara umum motor arus searah memiliki konstruksi yang sama, terbagi atas dua bagian, yaitu : bagian yang diam dan bagian yang bergerak. Bagian yang diam disebut stator dan bagian yang berputar/bergerak disebut rotor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar di bawah ini:

(33)

Gambar 2.2 Konstruksi Motor DC Bagian Stator (Bagian yang diam)

Gambar 2.3 Konstruksi Motor DC Bagian Rotor (Bagian yang bergerak)

1. Badan Motor ( Rangka )

(34)

dirancang sedemikian rupa sehingga memiliki kekuatan mekanis yang tinggi untuk mendukung komponen-komponen mesin tersebut.Rangka mesin arus searah juga sama seperti mesin-mesin listrik lainnya, yang secara umum memiliki beberapa fungsi, yaitu:

 Untuk membawa fluks magnetik yang dihasilkan oleh kutub-kutub

magnet.

 Merupakan sarana pendukung mekanik untuk mesin secara keseluruhan.

Rangka dibuat dengan menggunakan bahan ferromagnetik yang memiliki permeabilitas tinggi. Rangka biasanya terbuat dari baja tuang (cast steel) atau baja lembaran (rolled steel) yang berfungsi sebagai penopang mekanis dan juga sebagai bagian dari rangkaian magnet. Tetapi, pada mesin yang ukurannya lebih kecil, pertimbangan harga menjadi faktor yang sangat memengaruhi, oleh sebab itu, rangka biasanya dibuat dari besi tuang. Biasanya pada badan (rangka) motor terdapat papan nama (name plate) yang bertuliskan spesifikasi umum mesin atau data-data teknik dari mesin tersebut.

2. Kutub Medan

(35)

3. Jangkar

Pada umumnya, motor arus searah menggunakan inti jangkar berbentuksilinder yang diberi alur-alur sebagai tempat melilitkan kumparan jangkar dimana terbentuknya ggl induksi.Inti jangkarterbuat dari bahan ferromagnetik, sejenis baja silikon, tujuannya agar komponen-komponen (lilitan jangkar) berada dalam daerah yang induksi magnetnya besar, dengan begitu ggl induksi dapat bertambah besar.Seperti halnya inti kutub magnet maka jangkar dibuat dari bahan berlapis-lapis tipis dengan tujuan untuk mengurangi panas yang terbentuk karena adanya arus linier.

4. Celah Udara

Celah udara merupakan ruang atau celah antara permukaan jangkar dengan

permukaan sepatu kutub yang menyebabkan jangkar tidak bergesekan dengan sepatu kutub. Fungsi dari celah udara adalah sebagai tempat mengalirnya fluksi yang dihasilkan oleh kutub-kutub medan.

5. Komutator

(36)

a) Komutator bar, merupakan tempat terjadinya pergesekan antara komutator dengan sikat-sikat.

b) Komutator riser, merupakan bagian yang menjadi tempat hubungan komutator dengan ujung dari lilitan jangkar.

6. Kumparan Jangkar

Kumparan jangkar pada motor arus searah merupakan tempat dibangkitkannya ggl induksi. Kumparan jangkar ditempatkan di dalam alur-alur inti jangkar. Jenis-jenis konstruksi kumparan jangkar pada rotor ada tiga macam, yaitu :

a) Kumparan jerat (lap winding)

b) Kumparan gelombang (wave winding) c) Kumparan zig-zag (frog-leg winding)

7. Kumparan Medan

(37)

8. Sikat

Sikat adalah jembatan bagi aliran arus ke lilitan jangkar. Dimana permukaan

sikat ditekan ke permukaan segmen komutator untuk menyalurkan arus listrik. Sikat

memegang peranan penting untuk terjadinya komutasi. Sikat-sikat terbuat dari bahan

karbon dengan tingkat kekerasan yang bermacam-macam dan dalam beberapa hal

dibuat dari campuran karbon dan logam tembaga. Sikat harus lebih lunak daripada

segmen-segmen komutator supaya gesekan yang terjadi antara segmen-segmen

komutator dan sikat tidak mengakibatkan ausnya komutator.

2.3.Prinsip Kerja Motor DC

(38)

konduktor jangkar, gaya ini biasa disebut dengan gaya Lorenz. Besarnya nilai gaya ini sesuai dengan persamaan berikut ;

F = B . i . l ... (2.1)

Dimana :

F= gaya yang bekerja pada konduktor (N) B = kerapatan fluks magnetik (Wb/m2) i = arus yang mengalir pada konduktor (A) l = panjang konduktor (m)

Gaya yang dihasilkan dari peristiwa ini memiliki arah, dan arah gaya tersebut dapat ditentukan dengan kaidah tangan kiri Flemming. Kaidah tangan kiri menyatakan, jika jari telunjuk menyatakan arah dari vektor kerapatan fluks magnet B dan jari tengah menyatakan arah dari vektor arus I, maka ibu jari akan menyatakan arah gaya F yang bekerja pada konduktor tersebut.

(39)

2.4. Reaksi Jangkar

Reaksi jangkar adalah suatu akibat yang ditimbulkan karena adanya interaksi antara dua fluks. Interaksi ini bermula ketika kumparan medan diberi tegangan. Tegangan ini kemudian menghasilkan arus medan pada kumparan medan. Adanya arus medan pada kumparan medan menyebabkan timbulnya fluks pada kumparan medan, yang arahnya dari utara menuju selatan.

Gambar 2.5 Fluksi yang dihasilkan oleh kumparan medan

Sewaktu hanya konduktor jangkar saja yang dialiri arus, sementara kumparan medan tidak dieksitasi, maka di sekeliling konduktor jangkar timbul garis gaya magnet atau fluksi dalam bentuk melingkar.

(40)

Fluksi yang dihasilkan oleh kumparan jangkar menentang fluksi medan utama yang dihasilkan oleh kumparan medan pada setengah bagian dari salah satu kutubnya dan memperkuat fluksi medan utama pada setengah bagian yang lain. Hal ini jelas akan menyebabkan penurunan kerapatan fluksi pada setengah bagian dari salah satu kutubnya dan menyebabkan penguatan pada setengah bagian yang lain di kutub yang sama. Efek dari intensitas medan magnet atau lintasan fluksi pada jangkar yang memotong lintasan fluksi medan utama ini disebut sebagai reaksi jangkar.

Gambar 2.7 Fluksi yang dihasilkan oleh interaksi kumparan jangkar dan kumparan medan.

2.5 Gaya Gerak Listrik Lawan Motor Arus Searah

(41)

Jadi GGl lawan pada motor DC adalah GGL yang terjadi pada jangkar motor DC (pada waktu motor dioperasikan/berputar), yang disebabkan karena jangkar tersebut berputar dalam medan magnet.

2.6 Jenis-Jenis Motor DC

Jenis-jenis motor arus searah dapat dibedakan berdasarkan jenis penguatannya, yaitu hubungan rangkaian kumparan medan dengan kumparan jangkar. Sehingga motor arus searah dibedakan menjadi:

2.6.1 Motor DC Penguatan Bebas

[3]Motor arus searah penguatan bebas adalah motor arus searah yang

sumber tegangan penguatannya berasal dari luar motor. Di mana kumparan medan disuplai dari sumber tegangan DC tersendiri. Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan bebas dapat dilihat pada Gambar berikut.

Gambar 2.8 Rangkaian Ekivalen Motor DC Penguatan Bebas

Persamaan umum motor arus searah penguatan bebas :

(42)

Dimana :

Vt = tegangan terminal jangkar motor arus searah (Volt) Ia = arus jangkar (A)

Ra = tahanan jangkar (Ohm)

If = arus medan penguatan bebas (A)

Rf = tahanan medan penguatan bebas (Ohm)

Vf = tegangan terminal medan penguatan bebas (Volt) Ea = gaya gerak listrik motor arus searah (Volt)

2.6.2 Motor Arus Searah Penguatan Sendiri

Motor arus searah penguatan sendiri adalah motor arus searah yang sumber tegangan penguatannya berasal dari motor itu sendiri. Dimana kumparan medan berhubungan langsung dengan kumparan jangkar. Kumparan medan dapat dihubungkan secara seri maupun paralel dengan kumparan jangkar dan dapat juga dihubungkan dengan keduanya, yaitu secara seri dan paralel.

Motor arus searah penguatan sendiri dibagi atas tiga, yaitu: 1. Motor arus searah penguatan shunt

(43)

2.6.2.1 Motor arus searah penguatan shunt

Motor shunt, motor penguat sendiri di mana lilitan penguat magnetnyadihubungkan paralel dengan lilitan jangkar atau dihubungkan langsungdengansumber tegangan dari luar.

Gambar 2.9 Rangkaian Ekivalen Motor DC Penguatan Shunt

Persamaan - persamaan yang berlaku pada motor shunt adalah:

Vt = Ea + ( Ia x Ra ) ... (2.4) Ish =� /� ℎ...(2.5) IL = Ia + Ish ... (2.6) dimana :

Vt = Tegangan jepit / tegangan masukan ke motor (Volt) Ea = Gaya gerak listrik induksi (volt)

Ia = Arus jangkar (Ampere) Ra = Tahanan Jangkar (Ohm)

Ish = Ish = arus kumparan medan shunt (Ampere) Rsh = tahanan medan shunt (Ohm)

(44)

Jika persamaan di atas dikalikan dengan Ia, kita peroleh :

Vt Ia = Ea Ia + Ia2Ra ... (2.7) Persamaan ini dikenal dengan persamaan daya motor DC penguatan shunt Dimana :

Vt Ia = Ea Ia + Ia

Vt Ia = daya listrik yang diberikan ke jangkar (daya masukan jangkar) Ea Ia = daya yang dibangkitkan oleh jangkar (daya keluaran jangkar) Ia2Ra =daya listrik yang terbuang di dalam jangkar (rugi tembaga jangkar)

Dengan demikian diketahui bahwa dari keluaran daya masukan jangkarsebagian kecil terbuang sebagai rugi tembaga jangkar (Ia2Ra) dan sebagian lainnya(EaIa) dikonversikan menjadi energi mekanis di dalam jangkar.

2.6.2.2 Motor arus searah penguatan Seri

Pada motor arus searah penguatan seri, kumparan medan dihubungkan secara seri dengan rangkaian jangkar. Oleh sebab itu arus yang mengalir pada kumparan medan seri sama dengan arus yang mengalir pada kumparan jangkar.

(45)

2.6.2.2 Motor arus searah penguatan Kompon

Konfigurasi motor arus searah tipe ini menggunakan gabungan dari kumparan seri dan shunt/paralel. Pada motor arus searah jenis ini, kumparan medan dihubungkan secara paralel dan seri dengan kumparan jangkar. Dengan demikian, motor arus searah jenis ini akan memiliki torsi penyalaan awal yang baik dan kecepatan yang stabil. Semakin tinggi persentase penggabungan, yaitu persentase kumparan medan yang dihubungkan secara seri, maka semakin tinggipula torsi penyalaan awal yang dapat ditangani. Motor arus searah penguatan kompond terbagi atas dua, yaitu ;

2.6.2.2.1 Motor Arus Searah Penguatan Kompond Pendek

Pada motor arus searah penguatan kompon pendek, kumparan medan serinya terhubung secara paralel terhadap kumparan jangkar dan kumparan medan shunt.

Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan kompond pendek dapat dilihat pada

Gambar berikut :

(46)

2.6.2.2.2. Motor Arus Searah Penguatan Kompon Panjang

Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan kompond panjang dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.12 Rangkaian Ekivalen Motor DC Penguatan Kompon Panjang

2.7 Metode Pengaturan Putaran Putaran Motor Arus Searah

Pengaturan kecepatan memiliki pengaruh yang sangat penting pada motor arus searah, karena motor arus searah memiliki karakteristik kopel-kecepatanyang menguntungkan dibandingkan dengan motor jenis lainnya.

[2]Besar gaya gerak listrik induksi pada kumparan jangkar akibat putaran

rotor yang terletak diantara kutub magnit adalah :

�� =∅ P Z N x 10-8... (2.8)

Dimana :

∅ = Flux Magnit perkutub (Maxwel)

N = Putaran rotor (rpm) Atau ;

(47)

Dimana :

�� = Gaya gerak listrik induksi (volt)

∅ = Flux Magnit perkutub (Weber)

n = Putaran Rotor

Seperti yang diketahui bahwa besarnya GGL armatur adalah :

�� =∅ P N Za ... (2.10)

Atau dapat juga ditulis

Ea = C x ∅ x N ... ... (2.11) Dimana:

∅ dalam weber

� = P Z ... (2.12)

Jadi dapat dituliskan selanjutnya

� =V −Ia Ra ...(2.13)

Dengan demikian, kecepatan putaran motor dapat diperoleh dengan mengubah ubah flux magnet, arus armatur, atau peubahan tegangan sumber (Vt).

2.7.1 Pengaturan Putaran Dengan Metode Flux Magnet

(48)

Gambar 2.13 Pengaturan putaran dengan Metode Fluxi Magnet

2.7.2 Pengaturan Putaran Dengan Metode Arus Armatur

Dengan menyisipkan tahanan variabel secara seri terhadap tahanan jangkar, maka tahanan jangkar pun dapat diatur. Jika tahanan jangkar dapat diatur, maka kecepatan putar motor pun dapat dikendalikan. Metode ini jarang digunakan, karena menimbulkan rugi panas yang cukup besar.

Gambar 2.14 Pengaturan putaran dengan Meode Arus Armatur

2.7.3 Pengaturan Putaran Dengan Metode Ward Leonard

(49)

Gambar 2.15 Pengaturan putaran dengan Metode Ward Leonard

2. 8 Rugi-Rugi Motor DC

Motor DC menerima daya masukan berupa energi listrik dan menghasilkan daya keluaran berupa energi mekanis. Akan tetapi, tidak seluruh daya masukan ke motor diubah menjadi daya keluaran yang berguna, selalu ada energi yang hilang selama proses pengkonversian energi tersebut. Energi yang hilang tersebutlah yang disebut dengan rugi-rugi.

Rugi-rugi yang terjadi pada mesin listrik seperti halnya generator atau motor terbagi dalam tiga kelompok utama yaitu Rugi tembaga, rugi besi serta rugi gesekan dan celah udara. Semua kerugian ini menghasilkan panas pada beberapa bagian mesin. Hal ini memerlukan daya yang cukup besar yang harus diberikan pada mesin. Rugi-rugi yang terjadi di dalam motor dc dapat dibagi ke dalam lima kategori dasar

yaitu :

 Rugi-Rugi Tembaga

(50)

 Rugi-Rugi Inti

 Rugi-Rugi Mekanis

 Rugi-Rugi Beban Stray

2. 9 Efisiensi Motor DC

Daya masukan yang diterima oleh motor DC berupa daya listrik, sedangkan daya keluaran yang dihasilkannya berupa daya mekanik yaitu gerak rotor, sedangkanselisih antara daya masukan dengan daya keluaran motor disebut rugi-rugi.

Daya Keluaran = Daya Masukan –Σ Rugi– Rugi ... (2.14)

Dengandemikian, efisiensi suatu motor DC diperoleh dengan :

(51)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Motor listrik adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran. Salah satu jenis motor listrik adalah motor arus searah, atau biasa disebut motor DC. Motor DC adalah adalah salah satu jenis motor listrik yang membutuhkan suplai tegangan arus searah pada kumparan medan dan kumparan jangkar untuk diubah menjadi energi mekanik. Kumparan medan atau bagian yang berputar disebut rotor, dan kumparan jangkar atau bagian yang diam disebut stator.

Salah satu jenis motor DC berdasarkan rangkaian penguatannya adalah motor DC berpenguatan shunt. Motor DC berpenguatan shunt dikenal dengan kecepatan putar yang konstan dan tidak tergantung pada besaran nilai bebannya. Dengan keuntungan kecepatan yang konstan tersebut, dan juga dengan kapasitas daya yang relatif besar, Motor DC menjadi salah satu pilihan terbaik bagi dunia industri untuk banyak digunakan atau diaplikasikan pada peralatan listrik, misalnya pada penggerak beban mekanik.

(52)

Dengan demikian, pengujian pada motor dengan beberapa metode untuk mendapatkan efisiensi yang terbaik menjadi sangat penting untuk dulakukan.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun beberapa hal yang menjadi rumusan masalah dalan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh pengaturan putaran dengan menggunakan metode pengaturan Flux Magnet terhadap efisiensi motor DC Shunt. 2. Bagaimana pengaruh pengaturan putaran dengan menggunakan

metode pengaturan Ward Leonard terhadap efisiensi motor DC Shunt. 3. Diantara metode yang dibandingkan, metode manakah yang memiliki

efisiensi yang paling baik.

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun beberapa hal yang menjadi tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut ;

1. Untuk mengetahui pengaruh metode pengaturan putaran Flux Magnet terhadap efisiensi motor.

2. Untuk mengetahui pengaruh metode pengaturan putaran Ward Leonard terhadap efisiensi motor.

(53)

1.4. Batasan Masalah

Adapun beberaoa hal yang menjadi batasan masalah pada penulisan tugasakhir ini adalahsebagai berikut :

1. Motor DC yang digunakan adalah motor DC dengan penguatan shunt. 2. Hanya membahas bagaimana pengaruh putaran terhadap

rugi-rugidanefisiensi

3. Rugi-rugi yang dibahas hanya pada percobaan dengan metode flux magnet, pada percobaan metode Ward Leonard, rugi-rugi tidak diperhitungkan.

4. Analisis perhitungan dilakukan berdasarkan peralatan yang tersedia di Laboratorium Konversi Energi Listrik Universitas Sumatera Utara.

1.5.Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang diharapakan dari penulisan tugas akhir ini adalahsebagai berikut :

1. Sebagai salah satu tolak ukur dalam memilih metode pengaturan putaran motor DC shunt berdasarkan parameter efisiensinya.

(54)

ABSTRAK

Motor listrik merupakan perangkat elekromagnetis yang mengubah energi

listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik terbagi menjadi beberapa jenis, salah

satunya adalah Motor DC. Motor DC memerlukan tegangan searah pada kumparan

medan untuk diubah menjadi energi mekanik.

Dalam proses pengubahan energi tersebut, terdapat beberapa proses yang

terjadi pada motor dc, salah satu proses yang terjadi adalah pengaturan putaran motor.

Pada motor dc, terdapat beberapa metode dalam melakukan pengaturan putaran

motor. Pengaturan yang terdapat pada motor dc ialah pengaturan putaran dengan

metode flux magnet, tahanan jangkar, dan tegangan terminal (ward leonard). Setiap

metode memengaruhi kinerja atau efisiensi motor.

Pada penelitian ini, penulis memilih untuk melakukan pengujian bagaimana

pengaruh dari pengaturan putaran motor dengan metode flux magnet dan metode

ward leonard terhadap efisiensi motor. Setelah mengetahui bagaimana pengaruh

setiap metode terhadap efisiensi motor, penulis melakukan perbandingan efisiensi

dari metode-metode yang dilakukan.

(55)

TUGAS AKHIR

ANALISIS PERBANDINGAN PENGATURAN KECEPATAN DENGAN

METODE FLUX MAGNET DAN METODE WARD LEONARD

TERHADAP EFISIENSI PADA MOTOR DC SHUNT

(Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik USU)

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada

Departemen Teknik Elektro Sub konsentrasi Energi

Oleh:

GODELIFO SITANGGANG

NIM :120402122

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(56)
(57)

ABSTRAK

Motor listrik merupakan perangkat elekromagnetis yang mengubah energi

listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik terbagi menjadi beberapa jenis, salah

satunya adalah Motor DC. Motor DC memerlukan tegangan searah pada kumparan

medan untuk diubah menjadi energi mekanik.

Dalam proses pengubahan energi tersebut, terdapat beberapa proses yang

terjadi pada motor dc, salah satu proses yang terjadi adalah pengaturan putaran motor.

Pada motor dc, terdapat beberapa metode dalam melakukan pengaturan putaran

motor. Pengaturan yang terdapat pada motor dc ialah pengaturan putaran dengan

metode flux magnet, tahanan jangkar, dan tegangan terminal (ward leonard). Setiap

metode memengaruhi kinerja atau efisiensi motor.

Pada penelitian ini, penulis memilih untuk melakukan pengujian bagaimana

pengaruh dari pengaturan putaran motor dengan metode flux magnet dan metode

ward leonard terhadap efisiensi motor. Setelah mengetahui bagaimana pengaruh

setiap metode terhadap efisiensi motor, penulis melakukan perbandingan efisiensi

dari metode-metode yang dilakukan.

(58)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

dan karuniaNya Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis.

Tugas Akhir ini adalah bagian dari kurikulum yang harus ditempuh sebagai

salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu di

Departemen Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul Tugas Akhir

ini adalah :

ANALISIS PERBANDINGAN PENGATURAN KECEPATAN DENGAN

METODE FLUX MAGNET DAN WARD LEONARD TERHADAP EFISIENSI

PADA MOTOR DC SHUNT

(APLIKASI PADA LABORATORIUM DASAR KONVERSI ENERGI USU)

Tugas Akhir ini juga penulis persembahkan secara khusus kepada kedua

orang penulis, Ayahanda ( Gustafinus Sitanggang) dan Mama ( Normawaty Br.

Siringoringo) serta abang dan kakak tersayang ( Rupina, Bihara W, Marice, Modesto,

Guido, Bulan Indah, Bintang) yang selalu memberikan semangat dan mendoakan

penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Sumatera Utara.

Selama menjalani kuliah hingga penyelesaian tugas akhir ini, penulis juga

banyak mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis

(59)

1. Bapak Ir. Raja Harahap, M.T. , selalu Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang

telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya dalam membimbing, dan

mengarahkan penulis agar dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan

sebaik-baiknya.

2. Bapak Ir. Syamsul Amien, M.S. , selaku Dosen Penguji I dan selaku Kepala

Laboratorium Konversi Energi Listrik Universitas Sumatera Utara, yang telah

banyak memberikan kritik dan saran yang membangun serta memberikan

waktu dan tempat penelitian di laboratorium USU.

3. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si. , selaku Dosen Penguji II dan selaku

Ketua Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara, yang telah

banyak memberikan motivasi dan saran yang memicu semangat penulis untuk

segera menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Bapak Ir. Syahrawardi, selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis, yang

selama ini telah banyak memberikan arahan dan wejangan selama menjalani

masa perkuliahan di USU.

5. Seluruh bapak/ Ibu Dosen Pengajar Di Departemen Teknik Elektro, yang telah

memberikan dan membagikan ilmu pengetahuan yang sangat berharga bagi

penulis.

6. Seluruh staf pegawai Departemen Teknik Elektro yang telah membantu proses

administrasi penulis selama perkuliahan.

7. Kepada Keluarga Besar Corona Mea Vos Estis, teriring khusus, kepada Ketua

CMVE Medan, Abangda Alex Bintana Bukit, S.H, yang telah menjadi bintang

(60)

8. Kepada Keluarga Besar Kenanga Sari, Evi Santi dan Anza, yang telah

menjadi kemilau kembang api yang tak pernah berkesudahan kemeriahannya.

9. Kepada Keluarga Besar Pondok Keluarga, David Rumbun, Dedi, Afriando,

dkk, yang menjadi teman bermain penulis.

10.Kepada sahabat, Albertwan Benjamin, teman seperjuangan Kerja Praktek.

11.Kepada para Lae dan Appara Teknik Elektro 2012, Santo D Siringoringo,

Melkisedek Sitanggang, Mangihut Simatupang, Jonner silitonga, David

Situmorang, Riovan Sipahutar, Ricart, dkk.

12.Kepada Sahabat lama, Arkadius Manurung, semoga nasib mempertemukan

kita di masa depan.

13.Kepada Ilham Bagus Setiawan, yang menjadi teman penulis dalam melakukan

percobaan.

14.Kepada para senior dan adek adek junior, yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

15.Kepada Namboru Tiur, Lae manurung, Tulang Sahata, Nanguda balam,

(61)

DAFTAR ISI

ABSTRAK..………...i

KATAPENGANTAR………ii

DAFTAR ISI………. v

DAFTAR GAMBAR……… ix

DAFTAR TABEL………. xi

DAFTAR LAMPIRAN………... xii

BAB I PENDAHULUAN……….... 1

1.1Latar Belakang………. 1

1.2Rumusan Masalah……… 2

1.3Tujuan Penelitian………. 2

1.4Batasan Masalah……….. 3

1.5Manfaat Penulisan……… 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………... ……... 4

2.1 Motor DC………... 4

2.2 Konstruksi Motor………... 5

2.3 Prinsip Kerja Motor DC……….. 10

(62)

2.5 Gaya Gerak Lawan Listrik Lawan Motor DC………. 13

2.6 Jenis-Jenis Motor DC………... 14

2.6.1 Motor DC Penguatan Bebas………. 14

2.6.2 Motor DC Penguatan Sendiri………... 15

2.6.2.1 Motor DC Penguatan Shunt………... 16

2.6.2.2 Motor DC Penguatan Seri………. 17

2.6.2.3 Motor Dc Penguatan Kompon………... 18

2.6.2.3.1 Motor DC Kompon Pendek…………... 18

2.6.2.3.2 Motor DC Kompon Panjang………... 19

2.7 Metode Pengaturan Putaran Motor DC………... 27

2.7.1 Pengaturan Putaran Dengan Metode Flux Magnet………….. 20

2.7.2 Pengaturan Putaran Dengan Metode Arus Armatur…………. 21

2.7.3 Pengaturan Putaran Dengan Metode Ward Leonard…………21

2.8 Rugi-Rugi Motor DC………... 22

2.9 Efisiensi Motor DC……….. 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……… 24

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian……….. 24

3.2 Metode Pengumpulan Data……….. 24

3.2.1. Metode Dokumentasi ………... 24

3.2.2. Metode Observasi ……….. 25

(63)

3.3.1 Percobaan Dengan Metode Flux Magnet………... 25

3.3.2 Percobaan Dengan Metode Ward Leonard……….. 26

3.4 Rangkaian Percobaan dan Prosedur Percobaan……… 28

3.4.1 Percobaan Dengan Metode Flux Magnet……….…. 28

3.4.2 Percobaan Dengan Metode Ward Leonard……….. 30

3.5 Variabel Yang Diamati……….31

3.5.1 Variabel Dengan Metode Flux Magnet………. 31

3.5.2 Variabel Dengan Metode Ward Leonard……….. 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………. 32

4.1 Umum……….. 32

4.2 Data Percobaan………... 32

4.2.1 Pengaturan Kecepatan Dengan Metode Flux Magnet……….. 32

4.2.2 Pengaturan Kecepatan Dengan Metode Flux Ward Leonard.. 34

4.3 Analisis Data……… 35

4.3.1 Pengaturan Kecepatan dengan Metode Flux Magnet………... 35

4.3.2 Pengaturan Kecepatan dengan Metode Ward Leonard……… 39

(64)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 45

5.1 Kesimpulan……….. 45

5.2 Saran ………... 46

(65)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar Konstruksi Motor DC... ……...……...……...……...……... 5

Gambar 2.2 Konstruksi Motor DC Bagian Stator (Bagian yang diam)…….……... 6

Gambar 2.3 Konstruksi Motor DC Bagian Rotor (Bagian yang bergerak)... ……... 6

Gambar 2.4 Kaidah Tangan Kiri Flemming.. ……...……...……...……...……... 11

Gambar 2.5 Fluksi yang dihasilkan oleh kumparan medan.. ……...……. ……... 12

Gambar 2.6 Fluksi yang dihasilkan oleh kumparan jangkar.. ……...……...……... 12

Gambar 2.7 Fluksi yang dihasilkan oleh interaksi kumparan jangkar

dan kumparan medan. ……...……...……...……...……...……... 13

Gambar 2.8 Rangkaian Ekivalen Motor DC Penguatan Bebas…….……...……... 14

Gambar 2.9 Rangkaian Ekivalen Motor DC Penguatan Shunt……..……...……... 16

Gambar 2.10 Rangkaian Ekivalen Motor DC Penguatan Seri……..……...……... 17

Gambar 2.11 Rangkaian Ekivalen Motor DC Penguatan Kompon Pendek...……... 18

Gambar 2.12 Rangkaian Ekivalen Motor DC Penguatan Kompon Panjang. ……... 19

Gambar 2.13 Pengaturan putaran dengan Metode Fluxi Magnet…..…….. ……... 21

Gambar 2.14 Pengaturan putaran dengan Meode Arus Armatur…..……...……... 21

Gambar 2.15 Pengaturan putaran dengan Metode Ward Leonard… ……...……... 22

Gambar 3.1 Rangkaian Percobaan Pengaturan Putaran dengan Metode Flux

Magnet Tanpa Beban. ……...……...……...……...…….. ……... 28

Gambar 3.2 Rangkaian Percobaan Pengaturan Putaran dengan Metode Flux

(66)

Gambar 3.3 Rangkaian Percobaan Pengaturan Putaran dengan

Metode Ward Leonard……...……...……...……...……...……... 29

Gambar 4.1 Grafik Fluksi Vs Putaran………...……...……...……...……... 43

Gambar 4.2 Efisiensi Vs Putaran…...……...……...……...……...……....……... 43

Gambar 4.3 Tegangan Vs Putaran….……...……...……...……...……...……... 44

(67)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Dengan Metode

Flux Magnet Pada Kondisi tak Berbeban………... 33

Tabel 4.2 Data Hasil Pengukuran Dengan Metode

Flux Magnet Pada Kondisi Berbeban………... 33

Tabel 4.3 Data Hasil Pengukuran Dengan Metode

Ward Leonard... 34

Tabel 4.4 Data Hasil Analisis Dengan Metode

Flux Magnet ……... 39

Tabel 4.5 Data Hasil Analisis Dengan Metode

(68)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Hadir Praktikum Pengujian………... I

Lampiran 2 Daftar Peminjaman Alat…... ……...……...……...……...…….. II

Lampiran 3 Data Percobaan ………...……. III

Lampiran 4 Perhitungan Dengan Metode Flux Magnet………...…….. IV

Gambar

Gambar 4.1 Rangkaian Percobaan Pengaturan Putaran dengan Metode
Gambar 4.1 Rangkaian Percobaan Pengaturan Putaran dengan Metode
Gambar 4.1 Rangkaian Percobaan Pengaturan Putaran dengan Metode
Tabel 4.1  Data Hasil Pengukuran Dengan Metode Flux Magnet Pada
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pernyataan ini menegaskan bahwa, jika ada manusia yang enggan beribadah kepada Allah, maka sebenarnya dia telah melanggar fungsi penciptaan manusia. Dalam konteks ini, pada

Pemanfaatan Arang Tulang Sapi Sebagai Adsorben Alternatif Untuk Proses Penyerapan Rhodamin B (Laporan Penelitian).. Universitas

Perbedaan ini terjadi karena pada pemberian pupuk pada kedua tanaman yang dilakukan sebanyak dua kali selama 6 minggu, pada tanaman sawi yang diberi pupuk anorganik

Dipotong masing-masing menjadi partikel yang lebih kecil dengan..

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif TGT berbantuan media interaktif Smartgapoly (MPK-TGT Smartgapoly ) dan

Pada perkembangan resistensi Salmonella typhi selanjutnya, beberapa negara melaporkan adanya strain Salmonella typhi yang telah resisten terhadap dua atau lebih

Penanda molekular RAPD yang terdiri dari 11 primer dapat digunakan untuk menganalisis variasi genetik pada 15 kultivar melon dengan timun, timun suri, barteh, dan

Penelitian mengenai kajian potensi produksi padi sebelumnya telah dilakukan oleh mahasiswa Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara sebagai