• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA

SAHAM PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MAKANAN DAN

MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI

OLEH:

NAMA

: CITRA NOVELI SITEPU

NIM

: 060503226

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

GUNA MEMENUHI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul ini belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar, apa adanya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 12 Juli 2010 Yang Membuat Pernyataan,

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dan hormat kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena atas berkat dan kuasaNya saya mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di BEI”, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, saya banyak memperoleh bimbingan, dorongan semangat, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Abikusno Dharsuky, MM, selaku Dosen Pembimbing atas bimbingan dan arahan Bapak dalam proses penyelesaian skripsi ini.

(4)

5. Kedua orang tua saya Saul Sitepu dan Tamaulina Ginting, yang senantiasa melimpahkan cinta dan kasih sayangnya serta selalu mendoakan dan mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini. selama ini kepada saya.

Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Terlepas dari segala kekurangan dan keterbatasan kemampuan dalam penelitian ini, penulis sekali lagi mengucapkan puji dan syukur kepada-Nya, semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalas kebaikan segenap pihak yang telah membantu peneliti. Peneliti berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, 12 Juli 2010

Yang membuat pernyataan,

(5)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan beberapa rasio keuangan yaitu Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER) dan Return On Equity (ROE) terhadap harga saham pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif, yang menguji pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2005-2008, yaitu berjumlah 19 perusahaan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 11 perusahaan, penarikan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling (judgement sampling). Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi linear berganda dan analisis regresi linear sederhana. Uji statistik juga dilakukan dengan uji t dan uji f (ANOVA), dimana sebelum uji ini dilakukannya terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial, sementara uji f (ANOVA) digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan.Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER) dan Return On Equity (ROE) sebagai variabel bebas, dan harga saham sebagai variabel terikat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, rasio Return on Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham. Debt Equity Ratio (DER) dan Price Earning Ratio (PER) secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham. Secara simultan, Debt Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Return on Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Nilai Adjusted R Square adalah 0,228 mengindikasikan bahwa 22,8% perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan sisanya 77,2% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.

Kata Kunci : Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return

On Equity (ROE), Harga Saham, Perusahaan Industri

(6)

ABSTRACT

The purpose of this research is to find financial performance corporates with using some financial ratios, they are Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), and Return On Equity (ROE) to the stock prices of food and beverages industries corporates listed in Bursa Efek Indonesia (BEI).

This research is a kind of associated design which analyze the influence of one variable to another variable. The population used in this research are Food and Beverages industries corporates which listed in Indonesian Stock Exchange in the period 2005-2008, which there are 19 corporates. The sample used in this research are 11 corporates, which was done by using purposive sampling method (judgement sampling). The data were analized with multiple regressions analysis and simple regressions analysis. The statistic test was done by t-test and f-test (ANOVA), where firstly did the classic assumption test before did the statistic test. T-test is used to know the influence of independent variable to the dependent variable partially, while the f-test is used to know the influence of independent variable to the dependent variable simultantly. Variables used in this research are Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), and Return On Equity (ROE) as independent variables, and stock price as dependent variable.

The result of this research show that, partially ratio Return on Equity (ROE) influence toward stock prices. Debt to Equity Ratio (DER) and Price Earning Ratio (PER) partially uninfluence toward Stock Prices. Simultaneously Debt Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER) and Return on Equity (ROE) influence toward Stock Prices. Adjusted R Square that shows value 0,228 indicates that 22,8% turning in Stock Prices can be determined by the independent variable in this research, meanwhile, the remainder 77,2% detemined by other factors which not include in this research.

Key Words: Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE), Stock Price, Food and Beverages

(7)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ... B. Perumusan Masalah………

C.Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Penelitian………

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

(8)

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... .

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... B. Populasi dan Sampel Penelitian ... C. Jenis dan Sumber Data ... D. Teknik Pengumpulan Data ... E. Defenisi dan Pengukuran Variabel ... F. Metode Analisis Data ... 1. Pengujian Asumsi Klasik ... a. Uji Normalitas ... 2. Pengujian Asumsi Klasik ...

(9)
(10)
(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Gambar 2.1

Halaman

Gambar 4.1 Gambar 4.2

Gambar 4.3

Kerangka Konseptual ... Uji Normalitas Histogram ... Uji Normalitas Normal P – P Plot of Regression

Standardized Residual ... Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot ...

21 45

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran i

Halaman

Lampiran ii

Lampiran iii Lampiran iv Lampiran v

Daftar Pemilihan Sampel Perusahaan Real Estate ... Hasil Pengolahan Data SPSS ... Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi ... Hasil Uji Normalitas Sesudah Transformasi……… Hasil Uji Autokorelasi ... Hasil Uji Heteroskedastisitas ... Hasil Uji Multikolinearitas ... Hasil Uji t statistik ... Hasil Uji F statistik ...

(13)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan beberapa rasio keuangan yaitu Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER) dan Return On Equity (ROE) terhadap harga saham pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif, yang menguji pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2005-2008, yaitu berjumlah 19 perusahaan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 11 perusahaan, penarikan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling (judgement sampling). Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi linear berganda dan analisis regresi linear sederhana. Uji statistik juga dilakukan dengan uji t dan uji f (ANOVA), dimana sebelum uji ini dilakukannya terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial, sementara uji f (ANOVA) digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan.Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER) dan Return On Equity (ROE) sebagai variabel bebas, dan harga saham sebagai variabel terikat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, rasio Return on Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham. Debt Equity Ratio (DER) dan Price Earning Ratio (PER) secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham. Secara simultan, Debt Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Return on Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Nilai Adjusted R Square adalah 0,228 mengindikasikan bahwa 22,8% perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan sisanya 77,2% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.

Kata Kunci : Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return

On Equity (ROE), Harga Saham, Perusahaan Industri

(14)

ABSTRACT

The purpose of this research is to find financial performance corporates with using some financial ratios, they are Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), and Return On Equity (ROE) to the stock prices of food and beverages industries corporates listed in Bursa Efek Indonesia (BEI).

This research is a kind of associated design which analyze the influence of one variable to another variable. The population used in this research are Food and Beverages industries corporates which listed in Indonesian Stock Exchange in the period 2005-2008, which there are 19 corporates. The sample used in this research are 11 corporates, which was done by using purposive sampling method (judgement sampling). The data were analized with multiple regressions analysis and simple regressions analysis. The statistic test was done by t-test and f-test (ANOVA), where firstly did the classic assumption test before did the statistic test. T-test is used to know the influence of independent variable to the dependent variable partially, while the f-test is used to know the influence of independent variable to the dependent variable simultantly. Variables used in this research are Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), and Return On Equity (ROE) as independent variables, and stock price as dependent variable.

The result of this research show that, partially ratio Return on Equity (ROE) influence toward stock prices. Debt to Equity Ratio (DER) and Price Earning Ratio (PER) partially uninfluence toward Stock Prices. Simultaneously Debt Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER) and Return on Equity (ROE) influence toward Stock Prices. Adjusted R Square that shows value 0,228 indicates that 22,8% turning in Stock Prices can be determined by the independent variable in this research, meanwhile, the remainder 77,2% detemined by other factors which not include in this research.

Key Words: Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE), Stock Price, Food and Beverages

(15)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang memiliki peran yang sangat penting bagi suatu Negara. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melakukan investasi. Pasar ini telah menjadi perhatian banyak pihak khususnya masyarakat bisnis. Hal ini terutama dikarenakan oleh kegiatan pasar modal yang semakin berkembang dan efisien disatu pihak dan dilain pihak meningkatkan keinginan masyarakat untuk mencari alternatif pembiayaan usaha selain bank dan lembaga keuangan bukan bank. Mengingat akan pentingnya pasar modal, maka di Indonesia mulai memberi kesempatan bagi pihak swasta untuk mendirikan bursa efek dan bursa pararel di daerah-daerah. Dengan demikian, unsur-unsur pemerataan semakin tampak terutama tumbuhnya sentra-sentra ekonomi baru.

(16)

pengaruh faktor internal yang mempengaruhi investor. Selain faktor internal, faktor eksternal juga mempengaruhi pasar modal. Beberapa faktor di luar perusahaan yang dapat berpengaruh terhadap pasar modal di antaranya: (1) kebijakan pemerintah, (2) tingkat inflasi, (3) volume dan frekuensi transaksi di pasar modal, (4) kondisi bursa, (5) kebijakan moneter, (6) kondisi ekonomi, (7) kondisi pasar.

Dengan memanfaatkan laporan keuangan sebagai faktor internal diharapkan investor dapat memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian (risiko) arus kas bersih perusahaan perusahaan. Seorang investor dalam menilai kinerja manajemen perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan setiap tahun. Hal ini disebabkan laporan keuangan merupakan informasi pokok yang dibutuhkan oleh pihak eksternal dan internal perusahaan untuk mengetahui perkembangan perusahaan serta keuntungan yang diperoleh perusahaan selama satu periode tertentu. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode sebagai laporan pertanggungjawaban atas pengelolaaan suatu perusahaan. Laporan keuangan ini pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antar data keorganisasian. Dengan adanya laporan keuangan, manejer perusahaan akan bekerja semaksimal mungkin agar kinerjanya dinilai baik.

(17)

laporan keuangan didasarkan pada data keuangan historis yang tujuan utamanya adalah memberi suatu indikasi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Aspek kinerja masa mendatang perusahaan yang paling penting tergantung pada kebutuhan-kebutuhan laporan keuangan.

Secara umum ada banyak teknik analisis dalam melaksanakan penilaian investasi, tetapi yang paling banyak digunakan adalah analisis yang bersifat fundamental, analisis teknikal, anlisis ekonomi,dan analisis rasio keuangan. Salah satu alternatif untuk mengetahui Informasi keuangan yang dihasilkan bermanfaat untuk memprediksi harga saham, maka dilakukan analisis rasio keuangan. Rasio keuangan menurut Bambang Riyanto (2000:34) dikelompokkan dalam lima jenis yaitu (1) rasio likuiditas, (2) rasio aktivitas, (3) rasio profitabilitas, (4) rasio solvabilitas, (5) rasio pasar.

Lebih lanjut, rasio-rasio tersebut bukan merupakan kriteria yang mutlak. Rasio-rasio yang bermanfaat yaitu Rasio-rasio yang dianggap dapat menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau kinerja operasi, dan membantu menggambarkan kecenderungan serta pola perubahaan tersebut, yang pada gilirannya, dapat menunjukkan kepada analisis resiko dan peluang bagi perusahaan yang sedang di telaah. Analisis rasio ini merupakan salah satu cara untuk mengukur kinerja dari sebuah perusahaan.

(18)

cenderung ingin membeli saham perusahaan tersebut maka harga saham perusahaan tersebut akan mengalami tren yang meningkat, hal ini sesuai dengan hukum ekonomi apabila permintaan terhadap pasar naik maka harga juga akan mengalami kenaikan diluar faktor-faktor eksternal yang lain.

Perusahaan Industri makanan dan minuman merupakan kategori barang konsumsi perusahaan industri manufaktur dimana produknya sangat dibutuhkan masyarakat, sehingga prospeknya menguntungkan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang , selain itu saham perusahaan tersebut merupakan saham-saham yang paling tahan krisis ekonomi dibanding sektor lain karena dalam kondisi krisis atau tidak sebagian besar produk makanan dan minuman tetap dibutuhkan. Melihat data di BEI selama periode 2005-2008 kinerja keuangan pada perusahaan industri makanan dan minuman menunjukkan bahwa kenaikan dari rasio keuangan tidak diikuti dengan kenaikan harga saham dan sebaliknya penurunan rasio keuangan juga tidak diikuti dengan penurunan harga saham.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Ananto Sarono (2007) yang menguji pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di BEJ. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan terdapat pengaruh antara earning per share (EPS), return on equityt (ROE), dan deviden payout ratio

(19)

menggunakan periode 2005-2008, (2) Sampel peneliti terdahulu adalah perusahaan manufaktur, sedangkan dalam penelitian ini peneliti menggunakan perusahaan industri makanan dan minuman sebagai sampel. (3) Variabel independen yang digunakan peneliti terdahulu yaitu Earning per Share (EPS), Return on Asset (ROA), Deviden Payout Ratio (DPR) dan variabel independen

yang digunakan peneliti pada penelitian sekarang ini adalah Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Return on Equity (ROE) .

Berdasarkan pada fenomena yang terjadi dan penelitian sebelumnya maka pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh kinerja keuangan yang dianalisis dengan manfaat rasio- rasio keuangan perusahaan industri barang konsumsi yang selanjutnya apabila mempunyai pengaruh terhadap harga saham maka rasio- rasio tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk prediksi. Penelitian ini menggunakan analisis rasio dalam menilai kinerja keuangan perusahaan yaitu dengan mengambil tiga analisis rasio yaitu Debt Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return on Equity (ROE). Berdasarkan dari

penelitian-penelitian dan latar belakang diatas maka peneliti mengambil judul “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

B. Perumusan Masalah

(20)

1. Apakah kinerja keuangan yang terdiri dari rasio DER, PER, ROE berpengaruh secara serentak terhadap harga saham perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah kinerja keuangan yang terdiri dari rasio DER, PER, ROE berpengaruh secara parsial terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Terkait dengan masalah yang dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menguji pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham, 2. Untuk menguji pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham, 3. Untuk menguji pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap harga saham, 4. Untuk menguji pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio

(PER), dan Return on Equity (ROE) secara simultan terhadap harga saham perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan memberikan gambaran sampai seberapa jauh faktor-faktor DER, PER, ROE mempengaruhi perubahan harga saham perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2008, 2. Bagi pihak yang berkepentingan terhadap pasar modal di Indonesia, seperti

(21)

(Bursa Efek Indonesia), calon emitmen dan profesi terkait, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dalam meningkatkan perannya untuk memenuhi kebutuhan pemakai informasi dalam atau saat akan melakukan suatu keputusan Investasi.

4. Bagi ilmu pengetahuan pada umumnya, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan untuk mereka yang berminat mempelajari lebih jauh tentang pengetahuan bidang pasar modal,

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Pasar Modal

Menurut Marzuki Usman dalam Halim (2006:5) “pasar modal adalah pelengkap di sektor keuangan terhadap dua lembaga lainnya yaitu bank dan lembaga pembiayaan, dimana pasar modal memberikan jasanya sebagai jembatan penghubung antara pemilik modal (investor) dengan peminjam dana (emiten)”. Menurut Sitompul (2003:3), stock exchange atau stock market adalah “an organized market or exchange where shares (stocks) are traded” yaitu pasar

(23)

imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.

Saham utilitas (utility stock) banyak diminati oleh para pemodal sebab sampai sekarang kebanyakan dari perusahaan tersebut memegang monopoli dari pemerintah, dengan demikian berisiko kecil meskipun tidak dapat dikatakan tidak mempunyai risiko. Demikian juga dengan saham blue chip (blue chip stock), walaupun merupakan saham dari perusahaan-perusahaan besar yang sudah sangat mapan, tidak menjamin bahwa menanamkan modal di perusahaan tersebut tidak memiliki resiko, karena dengan besarnya perusahaan maka biasanya dividen yang diterima para pemodal akan kecil jumlah per sahamnya sehingga bagi pemodal-pemodal kecil tidak begitu menguntungkan. Bagi pemodal-pemodal yang menginginkan investasi jangka panjang akan sangat menguntungkan bila membeli saham dari perusahaan berkembang (establish growth stock) karena sejalan dengan perkembangan perusahaan maka akan terjadi kenaikan harga sahamnya.

Ada beberapa faktor berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pasar modal (Husnan, 2003: 8), antara lain:

a. Penawaran sekuritas, faktor ini menunjukkan banyaknya perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal.

b. Permintaan sekuritas, faktor ini menunjukkan banyaknya anggota masyarakat yang memiliki sejumlah dana yang cukup besar untuk digunakan membeli sekuritas-sekuritas yang ditawarkan. Calon-calon pembeli sekuritas tersebut mungkin berasal dari individu, perusahaan non keuangan, maupun lembaga-lembaga keuangan. Sehubungan dengan faktor ini, maka pendapatan per kapita suatu negara dan distribusi pandapatan akan mempengaruhi besar kecilnya permintaan akan sekuritas. c. Kondisi politik dan ekonomi, kondisi politik yang stabil dan mantap akan

membantu mendorong pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya akan mempengaruhi besarnya penawaran dan permintaan akan sekuritas.

(24)

kelengkapan, dan kebenaran informasi menjadi hal yang sangat penting untuk dihasilkan perusahaan, dan peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar dan menyesatkan mutlak diperlukan.

e. Lembaga-lembaga pendukung pasar modal seperti BAPEPAM, bursa efek, akuntan publik, wali amanat, notaris, konsultan hukum, dan lembaga clearing. Lembaga-lembaga pendukung tersebut perlu bekerja secara profesional agar informasi yang dihasilkan dan digunakan oleh para pemodal untuk mengambil keputusan bisa diandalkan (reliable) dan transaksi dapat diselesaikan secara cepat dan murah. Kedua faktor tersebut diperlukan agar pasar modal dapat berfungsi dengan efisien

2. Saham

Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas, sebagai tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat kolektif kepada pemilik yaitu pemegang saham (Bambang Riyanto 2006:5). Perusahaan tetap menjual sahamnya kepada masyarakat meskipun hal tersebut dapat mengurangi atau menghilangkan kekuasaan kontrol atas perusahaannya dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Untuk menghimpun dana yang diperlukan bagi pembelanjaan perusahaan. b. Untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta dalam

pengelolaan dan perkembangan perusahaan.

c. Untuk lebih memberikan peluang untuk partisipasi pengelolaan perusahaan.

Perdagangan saham dilakukan di Bursa Efek yaitu tempat bertemunya penjual dana pembeli dana yang di pasar modal atau Bursa tersebut diperantarai oleh para anggota bursa selaku pedagang perentara perdagangan efek untuk melakukan transaksi jual-beli.

Sekuritas atau saham yang telah dibeli di pasar perdana (Initial Public Offering) kemudian akan diperdagangkan di bursa efek atau pasar sekunder. Saat

(25)

memerlukan waktu sekitar enam sampai delapan minggu dari saat Initial Public Offering. Pada waktu sekuritas tersebut mulai diperdagangkan di bursa, dikatakan

sekuritas tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Jadi bursa efek merupakan suatu tempat untuk memperdagangkan sekuritas tersebut.

Di Indonesia terdapat dua bursa efek, yaitu PT. Bursa Efek Jakarta dan PT. Bursa Efek Surabaya (BES). Kedua bursa efek ini merupakan perseroan terbatas (PT) yang dimiliki oleh beberapa perusahaan sekuritas. Setiap perdagangan sekuritas di bursa harus dilakukan lewat pialang yang menjadi anggota bursa.

Pada proses ini juga dapat dicatat bahwa penjualan saham kepada masyarakat sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk ikut serta menunjang program pemerataan pendapatan kepada masyarakat luas pemegang saham.

Adapun jenis-jenis saham menurut Riyanto (2006:5) adalah sebagai berikut: 1. Saham Biasa (Common Stock)

Pemegang saham biasa hanya akan mendapat dividen pada akhir tahun pembukuan, hanya kalau perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan. Apabila perusahaan tersebut tidak mendapatkan keuntungan atau mendapat kerugian, maka pemegang saham tidak akan mendapat dividen dan mengenai hal ini ada ketentuan hukumnya, yaitu bahwa suatu perusahaan yang menderita kerugian, selama kerugian itu belum dapat ditutup, maka selama itu perusahaan tidak diperboleh Adapun fungsi saham dalam perusahaan adalah:

a. Sebagai alat untuk membelanjai perusahaan dan terutama sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan akan modal permanen.

b. Sebagai alat untuk menentukan pembagian laba.

c. Sebagai alat untuk mengadakan fusi atau kombinasi dari perusahaan- perusahaan.

d. Sebagai alat untuk menguasai perusahaan 2. Saham Preferen (Prefered Stock)

Pemegang saham preferen mempunyai beberapa “preferensi’’ tertentu dibandingkan dengan pemegang saham biasa, terutama dalam hal-hal:

a. Pembagian Dividen

Dividen dari saham preferen diambilkan lebih dahulu, kemudian sisanya barulah disediakan untuk saham biasa. Dividen saham preferen dinyatakan dalam persentase tertentu dari nilai nominalnya.

(26)

Apabila perusahaan dilikuidir, maka dalam pembagian kekayaan, saham preferen didahulukan daripada saham biasa. Tetapi di lain pihak pemegang saham preferen juga ada kelemahannya dibandingkan dengan pemegang saham biasa, karena pemegang saham preferen tidak mempunyai hak suara dalam rapat umum pemegang saham. Adapun persamaannya adalah bahwa pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen hanya berhak menerima dividen apabila perusahaan mendapatkan keuntungan.

c. Saham Preferen Kumulatif (Cummulative Prefered Stock)

Jenis saham ini pada dasarnya sama dengan saham preferen. Perbedaannya hanya terletak pada adanya hak kumulatif pada saham preferen kumulatif. Dengan demikian pemegang saham preferen kumulatif apabila tidak menerima dividen selama beberapa waktu karena besarnya laba tidak mengijinkan atau karena adanya kerugian, pemegang jenis saham ini di kemudian hari apabila perusahaan mendapatkan keuntungan berhak untuk menuntut dividen-dividen yang tidak dibayarkan di waktu- waktu yang lampau.

3. Informasi Laporan Keuangan

Alat yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan Rugi Laba dan Laporan Perusahaan Modal. Menurut Nainggolan (2004:41),

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut dan Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut passiva. Neraca mempunyai dua sisi yang nilainya harus seimbang.

(27)

dalam perusahaan. Elemen-elemen dalam neraca biasanya dikelompokkan dalam suatu cara yang tujuannya adalah untuk memudahkan analisis. Biasanya aktiva dan hutang akan dikelompokkan dalam kelompok lancar (jangka pendek) dan tidak lancar (tetap).

Laporan Rugi Laba adalah suatu laporan atas kegiatan-kegiatan perusahaan selama waktu periode akuntansi tertentu (Nainggolan, 2004). Laporan Rugi Laba menunjukkan penghasilan dan biaya operasi, bunga, pajak dan laba bersih yang diperoleh suatu perusahaan. Bila neraca menyajikan gambaran perusahaan sesaat, maka Laporan Rugi Laba mengiktisarkan kegiatan-kegiatan untuk memperoleh laba selama satu periode tertentu.

Perhitungan rugi laba perusahaan harus disusun sedemikian rupa hingga dapat memberikan gambaran dari besarnya kegiatan perusahaan dan hasil dari kegiatan itu. Kegiatan perusahaan paling jelas tercermin pada jumlah penjualan kotor, penyajiannya adalah sebagai berikut:

1.Harus memuat secara terperinci unsur-unsur dari hasil dan biaya.

2.Dapat disusun dalam bentuk urutan ke bawah (stafel) atau bentuk skontro. 3.Harus dipisahkan antara hasil dari usaha utama dengan hasil usaha lain-lain.

Perubahan dengan bentuk perseroan, perubahan modalnya ditunjukkan didalam laporan ini ditunjukkan laba tidak dibagi awal periode, ditambah dengan laba seperti yang tercantum di dalam perhitungan rugi laba dan dikurangi dengan deviden yang diumumkan selama periode yang bersangkutan.

(28)

dalam laporan laba tidak dibagi hanya menunjukkan; saldo laba tidak dibagi awal periode, ditambah laba netto dan elemen-elemen luar biasa, dikurangi deviden yang diumumkan. Apabila laporan perhitungan r u g i l a b a disusun dengan cara current operating performance maka elemen-elemen luar biasa akan nampak dalam laporan laba tidak dibagi.

4. Kinerja Keuangan Dengan Rasio Keuangan

Dalam penggunaan analisa rasio keuangan terdapat keunggulan dan keterbatasan untuk digunakan dalam memahami kondisi perusahaan. Menurut Harahap (2002:49) ada beberapa keunggulan dari analisa rasio yaitu:

1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.

4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score).

5. Menstandarisir size perusahaan.

6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.

7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

(29)

1. Probabilitas. Kemampuan perusahaan mengahasilkan laba yang digambarkan oleh Return on Equity (ROE).

2. Management Performance adalah rasio yang dapat menilai prestasi manajemen. Dilihat dari segi kebijakan kredit, persedian, administrasi, dan struktur harta dan modal.

3. Solvency yaitu kemampuan perusahaan melunasi kewajibannya. Solvency ini digambarkan oleh arus kas baik jangka pendek maupun jangka panjang. Masih menurut Harahap (2002) adapun jenis rasio keuangan yang sering kali digunakan adalah:

1. Rasio likuiditas, rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.

2. Rasio solvabilitas, rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi.

3 Rasio rentabilitas/profitabilitas, rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui seluruh kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal jumlah karyawan dan sebagainya.

4. Rasio leverage, rasio ini menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset.

5. Rasio Aktivitas, rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian atau kegiatan lainnya.

6. Rasio Pertumbuhan, rasio ini menggambarkan persentasi kenaikan penjualan tahun ini sebanding dengan tahun lalu. Semakin tinggi berarti semakin baik.

7. Penilaian Pasar, rasio ini merupakan rasio yang khusus dipergunakan di pasar modal yang menggambarkan situasi perusahaan di pasar modal.

8. Rasio Produktivitas, rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai.

Banyaknya penelitian mengenai aplikasi analisa rasio keuangan dalam praktik bisnis serta pengkajian-pengkajian dan studi yang telah dilakukan mengantarkan kepada pemikiran untuk menjadikan rasio keuangan sebagai indikator yang paling penting dalam praktek bisnis dan ekonomi. Bahkan pernah terdapat kecenderungan untuk menggunakan rasio keuangan tunggal seperti Price Earning Ratio (PER).

(30)

pendapat mengenai analisis rasio keuangan dalam praktek bisnis dan ekonomi, mulai dari yang menginginkan rasio keuangan tersebut dapat dijadikan indikator paling penting hingga yang beranggapan minimalis terhadap rasio keuangan tersebut. Kenyataannya, praktek bisnis yang nyata masih mengaplikasikan analisa rasio keuangan ini sebagai salah satu model analis keuangan, meskipun relevansinya tentu bersifat subyektif, tergantung kepada tujuan dan kepentingan masing-masing analis. Menurut Nainggolan (2004:68) ada beberapa rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu:

a. DER ( Debt to Equity Ratio)

(31)

DER =

b. PER (Price Earning Ratio)

Menurut rahardjo (2003) rasio harga dengan penghasilan atau price earning ratio sering digunakan untuk membandingkan peluang investasi. Suatu rasio harga dan penghasilan saham dihitung dengan membagi harga pasar per lembar saham (market price share) dengan penghasilan per lembar saham (PER). Harahap (2002) mengatakan bahwa price earning ratio ini menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima saham tersebut. Rumus PER sebagai berikut:

PER =

c. ROE (Return on Equity)

Merupakan rasio yang menunjukkan tingkat pengembalian yang diperoleh pemilik atau pemegang saham atas investasi di perusahaan. ROE membandingkan besarnya laba bersih terhadap ekuitas saham biasa. Semakin tinggi ROE menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengembalian terhadap investasi yang dilakukan. Sebaliknya, semakin rendah ROE suatu perusahaan maka tingkat pengembaliannya akan semakin rendah pula. Seorang calon investor perlu melihat ROE suatu perusahaan sebelum memutuskan melakukan investasi supaya dapat mengetahui seberapa banyak yang akan dihasilkan dari investasi yang dilakukannya. Rumus ROE adalah sebagai berikut:

(32)

B.Tinjauan Peneliti Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Variabel Penelitian Metode

Analisis Data earning per share (EPS), return on asset (ROA), dan deviden payout ratio (DPR). per share (EPS), return on asset (ROA), dan deviden payout ratio (DPR) terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2004-2005. Dan secara parsial variabel bebas yang berpengaruh terhadap harga saham adalah Earning Per Share (EPS) dan Dividen Payout Ratio (DPR). serentak terhadap harga saham perusahaan dan rasio keuangan yang berpengaruh secara parsial terhadap harga saham adalah rasio PER. Debt to Equity ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA), dan Return on Equity (ROE) Variabel Dependen: keuangan yang terdiri dari DER, NPM, ROA, dan ROE secara parsial tidak berpengaruhsecara

(33)

Secara simultan, rasio ROA, ROE, EPS juga berpengaruh terhadap return saham perusahaan real estate yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut

H4

H1

H2

H3

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dari kerangka konseptual diatas, dapat diketahui bahwa penelitian ini menguji pengaruh DER, PER dan ROE sebagai variabel independen terhadap harga saham sebagai variabel dependen. Debt Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar atau memenuhi kewajibannya dengan modal sendiri.

Return On Equity (χ3)

Price Earning Ratio (χ2)

Debt Equity Ratio

(χ1) Harga

(34)

Price Earning Ratio (PER) menunjukkan perbandingan antara harga saham di

pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima saham tersebut. Return on Equity (ROE) mencerminkan kemampuan ekuitas perusahaan dalam menghasilkan laba.

Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan. Harga saham senantiasa bergerak dan pergerakan tersebut ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran saham ini sendiri di pasar modal. Bagi investor, harga saham mencerminkan nilai suatu perusahaan.

Kesemua rasio-rasio yang dijelaskan sebagai variabel independen merupakan rasio yang secara teori mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan investasi pada saham suatu perusahaan. Semakin baik kinerja perusahaan, yang dicerminkan dengan meningkatnya rasio PER dan ROE dan penurunan dari rasio DER maka semakin tinggi minat investor terhadap saham perusahaan, maka semakin tinggi harga saham tersebut.

2. Hipotesis Penelitian

Menurut Rochaety (2007:104), “hipotesis adalah pernyataan yang didefinisikan dengan baik mengenai karakteristik populasi”. Dalam penelitian ini peneliti mengemukakan hipotesis sebagai berikut:

H1 : DER berpengaruh terhadap harga saham perusahaan industri makanan dan minuman yang terdapat di BEI.

(35)

H3 : ROE berpengaruh terhadap harga saham perusahaan industri makanan dan minuman yang terdapat di BEI.

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dengan bentuk hubungan kausal. Hubungan kausal adalah hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan dependen (Rochaety:2007:28).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2007:72), “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu berjumlah 19 perusahaan.

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian (Kuncoro, 2003:107). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Rochaety, 2007:66). Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut, dimana sampel yang dipilih dengan cermat hingga relevan dengan kriteria sebagai berikut:

(37)

2.Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki laba bersih pada tahun selama periode 2005-2008,

3.Perusahaan memperdagangkan sahamnya selama periode 2005- 2008, Tabel 3.1

Daftar Perusahaan Industri Makanan dan Minuman Yang Menjadi sampel

No Kode Populasi

10 INDF PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk

(38)

16 SKLT PT. Sekar Laut, Tbk 9 17 PTSP PT.Pionerindo gourmet Internasional,Tbk

X √ _

18 TBLA PT.Tunas Baru Lampung, Tbk 10

19 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk

√ √ √ 11

Sumber : Data diolah Peneliti, 2010

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam peneltian ini adalah data sekunder. Menurut Umar (2003:6), “Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar, dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain”. Data sekunder tersebut diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2005-2008 dan

situs

dipublikasikan dan data harga saham perusahaan tersebut diperoleh

dar

Data yang diperoleh adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik (Kuncoro, 2003:124). Sifat data ini adalah data time series dan data cross section. Penelitian ini mengambil data dari 11 perusahaan industri makanan dan minuman selama periode 4 tahun (series) yaitu tahun 2005-2008.

D.Teknik Pengumpulan Data

(39)

pertama melalui studi pustaka, yaitu jurnal akuntansi dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Metode pengumpulan data tahap kedua melalui studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan data-data berupa laporan keuangan dan harga saham setiap sampel dengan bersumber dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2005 -2008 dan Indonesian Capital Market directory(ICMD).

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat secara positif maupun negatif (Hermawan, 2003:32).

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Hermawan, 2003:32).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Harga saham adalah harga suatu kepemilikan yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor (Jogiyanto, 2003).

2. Variabel Independen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(40)

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar ekuitas yang dimiliki perusahaan untuk membiayai utangnya. Rumus untuk menghitung debt to equity ratio menurut Wild et al (2005:41) adalah sebagai berikut:

DER=

b. Price Earning Ratio (PER)

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar harga saham yang ditawarkan dengan total pendapatan yang diterimanya.

PER =

c. Return On Equity (ROE)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham.

ROE =

(41)

Tabel 3.2

(42)

saham relatif, yaitu tingkat kenaikan harga dari harga sekarang dengan harga sebelumnya. Sumber : Data diolah Peneliti, 2010

F. Metode Analisis Data

Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain berupa uji asumsi klasik, analisis regresi, dan pengujian hipotesis. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS 16.

1. Pengujian Asumsi Klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. a. Uji Normalitas

Menurut Erlina (2008:102), ”tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal”. Menurut Ghozali (2005:110), ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis statistik dan analisis grafik.

(43)

Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov Smirnov (K-S). Pedoman pengambilan keputusan rentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dari:

a) nilai sig. atau signifikan atau probabilitas <0,05, maka distribusi data adalah tidak normal,

b) nilai sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal (Ghozali:2005:115)

2) Analisis Grafik

Untuk melihat normalitas data dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai residualnya. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garfik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

(44)

variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.

c. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu (time series) atau ruang (cross sectional). Hal ini mempunyai arti bahwa satu tahun tertentu dipengaruhi oleh tahun berikutnya.

Untuk menguji ada tidaknya Autokorelasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan Watson statistik, yaitu dengan melihat koefisen korelasi Durbin Watson. Sugiyono (2001:76) mengemukakan bahwa “terjadinya Autokorelasi jika nilai Durbin Watson (DW) memiliki nilai lebih dari 5 (≥5)”.

d. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Erlina (2008:106), “uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.” Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan karena kebanyakan data crosssection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun

data yang mewakili berbagai ukuran.

(45)

1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,

2) jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali, 2005:105)

2. Pengujian Hipotesis a. Analisis Regresi Berganda

Model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+e

Dimana :

Y = Harga Saham

a = Konstanta

X1 = Debt Equity Ratio

X2 = Price Earning Ratio

X3 = Return on Equity

b1, b2, b3 = Koefisien Regresi

e = Error

b. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji-t dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen dan variabel dependen secara parsial. Hipotesa yang digunakan adalah :

Ho : b

i = 0 artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel

(46)

Ha : b

i ≠ 0 artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen

terhadap variabel dependen.

Nilai t-statistik dapat dihitung dengan rumus: thit =

Standar Deviasi Koefisien Regresi

Ho diterima apabila t hitung < t tabel Ha diterima apabila t hitung > t table c. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji-F dilakukan untuk menguji apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan ketentuan:

Ho diterima jika F hitung < t table untuk α = 5%

(47)

G. Jadwal Penelitian

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian No

Kegiatan

2009 2010

Maret April Mei Juni Juli 1 Pengajuan proposal

x x 2 Bimbingan/ perbaikan

proposal x x x 3 Seminar Proposal x 4 Pengumpulan Data

x x x x 5 Pengolahan data

x x 6 Bimbingan dan Penyelesaian

skripsi x x x x 7 Sidang komprehensif

(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian

Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2005- 2008. Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan metode purposive sampling, maka diperoleh 11 perusahaan. Berikut ini adalah nama-nama perusahaan yang terpilih menjadi sampel penelitian :

Tabel 4.1

Daftar Sampel Perusahaan Indstri Makanan dan Minuman

NO KODE NAMA EMITEN

1 FAST PT. Fast Food Indonesia Tbk 2 MYOR PT. Mayora Indah Tbk. 3 SMAR PT. Smart Tbk.

4 ULTJ PT. Ultrajaya Milk Tbk.

5 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 6 STTP PT. Siantar Top Tbk.

7 AQUA PT. Aqua Mississipi Tbk. 8 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 9 SKLT PT. Sekar Laut Tbk.

10 TBLA PT. Tunas Baru Lampung Tbk. 11 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. Sumber : Data diolah peneliti, 2010.

(49)

Tabel 4.2 Sumber : Data diolah peneliti, 2010

Tabel 4.3 Sumber : Data diolah peneliti, 2010

(50)

5. INDF 2,61 24,81 13,75 2575 Sumber : Data diolah peneliti, 2010

Tabel 4.5 Sumber : Data diolah peneliti, 2010

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif

(51)

Tabel 4.6

Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa :

a) variabel Debt Equity Ratio (X1) memiliki sampel (N) sebanyak 44, dengan

nilai minimum (terkecil) 0,29 , nilai maksimum (terbesar) 4,45 dan mean (nilai rata-rata) 1,1588. Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0,8613 ,

b) variabel Price Earning Ratio (X2) memiliki sampel (N) sebanyak 44, dengan

nilai minimum (terkecil) 3,02, nilai maksimum (terbesar) 197,7 dan mean (nilai rata-rata) 2,3955. Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 32,2352950 ,

c) variabel Return on Equity (X3) mem iliki sampel (N) sebanyak 44, dengan

nilai minimum (terkecil) 0,5559, nilai maksimum (terbesar) 530,0428dan mean (nilai rata-rata) 1,77E4 . Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 33706,187,

(52)

2. Pengujian Asumsi Klasik

Salah satu satu syarat yang menjadi dasar penggunaan model regresi berganda dengan metode estimasi Ordinary Least Square (OLS) adalah dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien (Best Linear Unbiased Estimator). Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakuka n dengan bantuan program statistik. Menurut Ghozali (2005:123), asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah:

• Berdistibusi normal.

Non-Multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna.

Non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling berkorelasi.

Non-Heterokedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.

a. Uji Normalitas

Uji data statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov dilakukan untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara normal atau tidak. Ghozali (2005:115), memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov yang dapat dilihat dari:

a) nilai sig. atau signifikan atau probabilitas <0,05, maka distribusi data adalah tidak normal,

(53)

Hasil uji normalitas dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov adalah seperti yang ditampilkan berikut ini

Tabel 4.7

Hasil Uji Normalitas (1)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

DER PER ROE

HARGA SAHAM

N 44 44 44 44

Normal Parametersa Mean 1.158864 23.955227 26.692174 17658.39 Std.

Kolmogorov-Smirnov Z 1.401 1.807 2.518 2.389

Asymp. Sig. (2-tailed) .039 .003 .000 .000

Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2010

Berdasarkan hasil uji statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov seperti yang terdapat dalam tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari nilai Asymp.Sig.(2-tailed) Kolmogorov-Smirnov yang lebih kecil dari 0,05. Karena data tidak terdistribusi normal, maka dilakukan tindakan perbaikan (treatment) agar model regresi memenuhi asumsi normalitas. Dalam penelitian ini penulis melakukan transformasi data ke model logaritma natural (Ln) kemudian, data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas.

(54)

Tabel 4.7

Hasil Uji Normalitas (1)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LNDER LNPER LNROE LNHS

N 44 44 44 44

Normal Parametersa Mean -.0804 2.7420 2.3865 7.7575 Std. Deviation .67249 .86265 1.17993 2.16730 Most Extreme

Differences

Absolute .137 .105 .119 .137

Positive .137 .105 .098 .137

Negative -.068 -.068 -.119 -.102

Kolmogorov-Smirnov Z .907 .698 .788 .909

Asymp. Sig. (2-tailed) .383 .715 .564 .381

Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2010

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa hasil pengujian statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data telah terdistribusi normal karena

(55)

Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2010 Gambar 4.1 Uji Normalitas data (2)

(56)

Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2010

Gambar 4.2

Uji Normalitas data (3)

(57)

b. Uji Multikolinieritas

Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari:

1) nilai tolerence dan lawannya, 2) Variance Inflatin Factor (VIF).

Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerence mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerence). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya mutikolineritas adalah nilai Tolerence < 0,10 atau sama dengan VIF > 10 (Ghozali, 2005:91).

Tabel 4.8

Dependent variabel : LNHS

Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2010

(58)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas.

c. Uji Autokorelasi

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk menentukan adanya autokorelasi atau tidak dapat diketahui dari nilai Durbin-Watsonnya.

a. Predictors: (Constant), LNROE, LNDER, LNPER b. Dependent Variable: LNHS

Sumber : Output SPSS, Data diolah peneliti, 2010.

(59)

dimasukkan dalam dalam model penelitian. Standard error of estimate menunjukkan angka sebesar 1,90483. Semakin kecil angka ini akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi harga saham.

d. Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2005:105) menyatakan “uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas”. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali (2005:105) adalah sebagai berikut:

1. jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

(60)

Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2010 Gambar 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas

(61)

2. Analisis Regresi

Adapun hasil regresi linier berganda pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI adalah sebagai berikut :

Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi Sumber : Output SPSS, Data diolah peneliti, 2010

Berdasarkan data di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk harga saham perusahaan industri makanan dan minuman sebagai berikut :

Y = 1,439 –0, 965X1 + 0,973X2 + 1,498 X3+ e Keterangan :

Y = Harga saham

X1 = Debt Equity Ratio (DER)

X2 = Price Earning Ratio (PER)

X3 = Return on Equity (ROE)

e = Tingkat Kesalahan Pengganggu Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta

1(Constant) 1.439 2.299

LNDER -.965 .484 -.300

LNPER .973 .523 .387

LNROE 1.498 .408 .815

(62)

Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda di atas dapat diartikan sebagai berikut :

a.konstanta (a) sebesar 1,439 mempunyai arti apabila rasio keuangan sama dengan nol maka harga saham perusahaan industri makanan dan minuman bernilai positif sebesar 1,439,

b.koefisien regresi DER sebesar- 0,965 mempunyai arti setiap kenaikan rasio DER sebesar 1 satuan akan berpengaruh negatip terhadap harga saham perusahaan industri makanan dan minuman sebesar 0,965 satuan,

c.koefisien regresi PER sebesar 0,973 mempunyai arti setiap kenaikan rasio PER sebesar 1 satuan akan berpengaruh negatip terhadap harga saham perusahaan industri makanan dan minuman sebesar 0,973 satuan,

d.koefisien regresi ROE sebesar 1,498 mempunyai arti setiap kenaikan rasio ROE sebesar 1 satuan akan berpengaruh positip terhadap harga saham perusahaan industri makanan dan minuman sebesar 1,498 satuan,

4. Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program statistik, maka diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.11

(63)

Pada tabel 4.11, dapat dilihat hasil analisa regresi secara keseluruhan. Nilai R sebesar 0,531 menunjukkan bahwa korelasi atau keeratan hubungan harga saham dengan debt equity ratio (DER), price earning ratio (PER), dan return on equity (ROE) mempunyai hubungan yang tinggi yaitu sebesar 53,1% karena menurut Sugiyono (2006:250), jika angka R berada diatas 0,399 atau 39% maka hubungan antara variabel independen dengan variabel dependennya tinggi.

Nilai Adjusted R Square (Adj R2) sebesar 0,228 atau 22,8% mengindikasikan bahwa variasi dari ketiga variabel independennya hanya mampu menjelaskan variasi variabel dependen sebesar 22,8% dan sisanya 77,2% (100% - 22,8%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain.

Pengujian hipotesis secara statistik dilakukan dengan menggunakan uji t dan uji F.

a. Uji t (t-test)

Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Dalam uji t digunakan hipotesis seperti yang terlihat berikut ini.

H0: b1,b2,b3 = 0, artinya Debt Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER)

(64)

Ha: b1,b2,b3≠ 0, artinya Debt Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER)

dan Return on Equity (ROE) mempunyai pengaruh terhadap harga saham secara parsial pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kriteria:

H0 diterima dan Ha ditolak jika t hitung < t tabel untuk α = 5%

Ha diterima dan H0 ditolak jika t hitung > t tabel untuk α = 5%

Tabel 4.12 menunjukkan hasil pengujian statistik t sehingga dapat menjelaskan pengaruh variabel independen secara parsial.

Tabel 4.12 Uji Statistik t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.439 2.299 .626 .535

LNDER -.965 .484 -.300 -1.993 .053

LNPER .973 .523 .387 1.860 .070

LNROE 1.498 .408 .815 3.670 .001

a. Dependent Variable: LNHS

Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2010

(65)

berpengaruh signifikan terhadap harga saham karena probabilitas variabel ROE dibawah 0,05 yaitu 0,01 sehingga dapat disimpulkan bahwa harga saham tidak dipengaruhi secara langsung oleh variabel DER, PER dan dipengaruhi lansung oleh variabel ROE. Tabel 4.12 menunjukkan hasil pengujian statistik t sehingga dapat menjelaskan pengaruh variabel independen secara parsial.

1) Pengaruh Debt Equity Ratio (DER) terhadap harga saham

a) Nilai signifikansi sebesar 0,0535 menunjukkan bahwa nilai Sig. untuk uji t individual (parsial) lebih besar dari 0,05. Hal ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang membandingkan antara t hitung dengan t tabel yaitu Debt Equity Ratio (DER) secara parsial tidak mempunyai terhadap harga

saham pada tingkat kepercayaan 95%.

b) Variabel Debt Equity Ratio (DER) memiliki t hitung -1,993 dengan nilai signifikansi 0,0535 (lebih besar dari 0,05). Dengan menggunakan tabel t, diperoleh t tabel sebesar 2,015. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung sebesar --1,993 lebih kecil dari t tabel sebesar 2,015 sehingga Ho diterima dan Ha

ditolak artinya, DER tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham secara parsial pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia .

2. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham

(66)

rasio PER tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham secara parsial pada tingkat kepercayaan 95%.

b)Variabel rasio Price Earning Ratio (PER) memiliki t hitung 1,86 dengan nilai signifikansi 0,07 lebih besar dari 0,05. Dengan menggunakan tabel t, diperoleh t tabel sebesar 2,015. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung sebesar 1,86 lebih kecil dari t tabel sebesar 2,015 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak

dimana artinya, PER tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham secara parsial pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap Harga Saham

a) Nilai signifikansi sebesar 0,001 menunjukkan bahwa nilai Sig. untuk uji t individual (parsial) lebih kecil dari 0,05. Hal ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang membandingkan antara t hitung dengan t tabel yaitu rasio ROE berpengaruh terhadap harga saham secara parsial pada tingkat kepercayaan 95%.

b) Variabel rasio Return on Equity (ROE) memiliki t hitung 3,670 dengan nilai signifikansi 0,001 lebih kecil dari 0,05. Dengan menggunakan tabel t, diperoleh t tabel sebesar 2,015. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung sebesar -3,670 lebih besar dari t tabel sebesar 2,015 sehingga HA diterima dan H0

(67)

b. Uji F ( ANOVA)

Uji F ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen variabel dependen secara simultan. Dalam uji F digunakan hipotesis yang disebutkan dibawah ini.

H0: b1,b2,b3 = 0, artinya rasio DER, PER, dan ROE tidak mempunyai pengaruh

terhadap harga saham secara simultan pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ha: b1,b2,b3 ≠ 0, artinya rasio DER, PER, dan ROE mempunyai pengaruh

terhadap harga saham secara simultan pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kriteria:

H0 diterima dan Ha ditolak jika F hitung < F tabel untuk α = 5%

Ha diterima dan H0 ditolak jika F hitung > F tabel untuk α = 5%

Tabel 4.13 Hasil Uji F ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 56.844 3 18.948 5.222 .004a

Residual 145.135 40 3.628

Total 201.979 43

a. Predictors: (Constant), LNROE, LNDER, LNPER b. Dependent Variable: LNHS

Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2010

(68)

Dengan menggunakan tabel F diperoleh nilai F tabel sebesar 2,8387. Hal tersebut menunjukkan bahwa F hitung sebesar 5,222 lebih besar dari F tabel sebesar 2,8387 sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, artinya variabel bebas yaitu Debt Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Return on Equity (ROE)

secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. 5. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial, variabel independen yaitu ROE memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu harga saham sedangkan DER, PER tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Dari hasil pengujian secara parsial dapat diketahui bahwa ROE memiliki pengaruh terhadap harga saham pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung sebesar 3,670 yang lebih besar dari t tabel sebesar 2,015. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Ghozali (2010) yang menunjukkan bahwa secara parsial, ROE memiliki pengaruh terhadap harga saham pada tingkat kepercayaan 95%.

Debt equity Ratio (DER) secara parsial tidsk memiliki pengaruh yang tidak

(69)

terhadap perubahan harga saham pada perusahaan manufaktur, DER tidak memiliki pengaruh terhadap return saham pada tingkat kepercayaan 95%.

Price Earning Ratio (PER) secara parsial memiliki pengaruh yang tidak

signifikan terhadap perubahan harga saham, sebagaimana ditunjukkan oleh nilai t hitung sebesar 1,860 yang lebih kecil dari t tabel sebesar 2,015. Hasil ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Dyah Kumala (2007) yang menemukan bahwa variabel PER memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

(70)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini menguji apakah DER, PER, dan ROE memiliki pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel 11 emiten yang listing selama periode 2005-2008.

Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Debt Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap harga saham secara parsial pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Leny Kielsan (2009) yang menunjukkan bahwa secara parsial, DER memiliki pengaruh terhadap harga saham pada tingkat kepercayaan 95%.

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Defenisi Opersional dan Pengukuran Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Neuron-neuron itu relatif tidak peka terhadap fitur-fitur visual lain; mereka tidak merespons secara selektif terhadap orientasi berbeda dan memiliki medan

Pemanfaatan unggas dapat menjadi alternatif bahan konsumsi selain lauk dan sayur serta sebagai investasi lahan bisnis. Tingginya tingkat konsumsi terhadap unggas harus disertai dengan

Kemudian dari percobaan yang telah dilakukan pada komposisi phosphogypsum : pasir silica = 20 : 40 dengan variable penambahan foam agent untuk pembuatan bata

Ketiga model yang dibahas pada penelitian Suprayogi dan Mardiono (1997), Suprayogi dan Toha (2002), Suprayogi dan Partono (2005), mengasumsikan bahwa pemakaian sumberdaya

Kursus ini menjelaskan tentang prosedur penyelidikan pendidikan, Menyatakan masalah kajian, menetapkan objektif kajian, membentuk soalan kajian, membentuk hipotesis kajian, melakukan

Untuk menaikkan kembali produksi sumur, hal ini dapat diatasi dengan memberi rangsangan atau stimulasi pada sumur yang mengalami kerusakan formasi, dan adanya pembentukan scale

Hari PPOK Sedunia adalah even tahunan yang diselenggarakan sejak tahun 2002 atas Prakarsa Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD) yang

Berbeda dengan penelitian Susilowati dan Turyanto (2011) yang melakukan penelitan pada perusahaan manufaktur dengan menggunakan variabel EPS, NPM, ROA, ROE, dan DER untuk