• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi Pemanfaatan Mangrove terhadap Pendapatan Perempuan dalam Rumah Tangga di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kontribusi Pemanfaatan Mangrove terhadap Pendapatan Perempuan dalam Rumah Tangga di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI PEMANFAATAN MANGROVE TERHADAP

PENDAPATAN PEREMPUAN DALAM RUMAH TANGGA DI

KECAMATAN RUNGKUT, KOTA SURABAYA

SISCA WIDIYA AFIYANTI

DEPARTEMEN MANAJAMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Kontribusi Pemanfaatan Mangrove terhadap Pendapatan Perempuan dalam Rumah Tangga di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2013

(4)
(5)

ABSTRAK

SISCA WIDIYA AFIYANTI. Kontribusi Pemanfaatan Mangrove terhadap Pendapatan Perempuan dalam Rumah Tangga di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya. Dibimbing oleh DUDUNG DARUSMAN.

Pemanfaatan mangrove tidak hanya dijadikan sebagai sarana rekreasi yang menyuguhkan keindahan estetika tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar dalam pembuatan makanan, sabun cair, bahkan pewarna batik. Keterlibatan perempuan dalam kegiatan pemanfaatan mangrove memberikan kesempatan kepada perempuan untuk melakukan sejumlah peranan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi mangrove, produk-produk hasil pemanfaatan mangrove serta peran perempuan dalam pemanfaatan mangrove juga terhadap pendapatan rumah tangga. Penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling terhadap 34 responden dengan komposisi responden laki-laki dan perempuan sebesar 1:33. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kawasan Pamurbaya memliki jenis flora dan fauna yang beragam. Jenis mangrove yang mendominasi adalah Avicennia sp., Bruguiera sp., Rhizopora sp., Sonneratia sp., dan Xylocarpus sp. Jenis fauna yang paling banyak ditemukan adalah Crustaseae dan monyet ekor panjang. Pemanfaatan mangrove menghasilkan beragam produk meliputi produk makanan contohnya tempe, sirup, minuman segar, roti, kue kering, tepung, kerupuk, keripik, permen dan mie instan. Produk sabun yaitu sabun cuci tangan, sampo, sabun pencuci kain batik dan sabun pembersih lantai. Produk unggulan lainnya berupa batik mangrove, kerudung sulam dan bordir. Alokasi waktu produktif perempuan dalam kegiatan pemanfaatan mangrove rata-rata sebanyak 4.5 jam/hari. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan tidak hanya dapat menjalankan peran domestik tetapi juga peran produktif. Nilai kontribusi ekonomi perempuan terbesar yaitu 32.4% dari total pendapatan rumah tangga. Nilai ini masih kurang setara apabila dibandingkan dengan nilai kontribusi ekonomi laki-laki karena alokasi waktu yang digunakan 2 kali lebih besar dari alokasi waktu perempuan. Berdasarkan peran dalam pengambilan keputusan rumah tangga diperoleh sebesar 45.3% rata-rata keputusan berasal dari perempuan sedangkan keputusan oleh laki-laki sebesar 2.4%. Hal ini menggambarkan bahwa perempuan mempunyai peran yang besar dalam rumah tangga.

Kata kunci: kontribusi pendapatan, pengambilan keputusan, peran perempuan, produk mangrove

ABSTRACT

SISCA WIDIYA AFIYANTI. Contribution of Mangrove Utilization for Female’s in the Household Income at Rungkut, Surabaya. Supervised by DUDUNG DARUSMAN.

Mangrove is not only utilized for the recreation purposes that presented the aesthetics of nature but also can be utilizing as a raw materials for foods, liquid

(6)

research aims to describe the condition of mangroves, the products from mangroves utilization, the role of female in magroves utilization’s and its contribution to the household income. This research was conducted with purpossive sampling method for 34 respondents with the composition of male and female respondents is 1:33. The research showed that Pamurbaya has many kind of flora and fauna. The dominant mangrove’s species are Avicennia sp., Bruguiera sp., Rhizopora sp., Sonneratia sp., dan Xylocarpus sp. Fauna species most commonly found is Crustaseae and long-tailed monkeys. There are many kinds of mangrove’s products, including food products such as tempe, syrup, fresh drinks, breads, pastries, flour, crackers, chips, candy and instant noodles, the soap products such as hand soap, shampoo, batik cloth washing soap, and floor cleaning soap. The other products are mangrove batik, embroidery and embroidered veil. Average of of female's time allocations in mangrove utilizations work is about 4.5 hours / day. This suggests that female is not only doing a domestic role but also a productive role. The largest female’s economic contribution for the household income is 32.4% , that value is still less than the

male’s economics contribution, its because male spent their time for the

productive work twice higher than female’s. In the household decision-making, this research obtained 45.3% domestic decisions are taken by female and only about 2.4% by male. This illustrates that females have major role in the household (domestic) sector.

(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehu tanan

pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

KONTRIBUSI PEMANFAATAN MANGROVE TERHADAP

PENDAPATAN PEREMPUAN DALAM RUMAH TANGGA DI

KECAMATAN RUNGKUT, KOTA SURABAYA

SISCA WIDIYA AFIYANTI

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi : Kontribusi Pemanfaatan Mangrove terhadap Pendapatan Perempuan dalam Rumah Tangga di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya

Nama : Sisca Widiya Afiyanti NIM : E14090091

Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, MA Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Didik Suharjito, MS Ketua Departemen

(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian dilaksanakan sejak bulan April 2013 ini ialah peran perempuan, dengan judul “Kontribusi Pemanfaatan Mangrove terhadap Pendapatan Perempuan dalam Rumah Tangga di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya”.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, MA selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Lulut Sri Yuliani, MM beserta seluruh anggota binaan Koperasi Kampung Unggulan Olahan Mangrove Komunitas Wanita Pesisir Griya Tiara Kusuma, yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah (Sisdianto), ibu (Aaf Agustini), Ruli Indrapraja, S. Hut, Ayu Alhidayati, Dilla Faradina, Endita Dwi, Hastuti Dyah serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

METODE 3

Waktu dan Tempat Penelitian 3

Alat dan Bahan 3

Jenis Data 3

Metode Pengumpulan Data di Lapangan 4

Metode Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Kondisi Umum Lokasi Penelitian 5

Kondisi Hutan Mangrove Pamurbaya 8

Kondisi Sosial Ekonomi Responden 10

Pemanfaatan Mangrove 11

Alokasi Waktu Kerja Perempuan dalam Kegiatan Pemanfaatan Mangrove 16

Pendapatan Rumah Tangga 17

Pengeluaran Rumah Tangga 18

Pengambilan Keputusan dalam Rumah Tangga 19

Simpulan 20

Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 21

(12)

DAFTAR TABEL

1 Jenis-jenis mangrove yang dimanfaatkan 13

2 Produk hasil pemanfaatan mangrove di Koperasi Kampung Unggulan 15 3 Jumlah alokasi waktu kerja rata-rata perempuan 16 4 Jumlah rata-rata pendapatan rumah tangga bulan maret 2013 18

5 Pengambilan keputusan dalam rumah tangga 19

DAFTAR GAMBAR

1 Peta Kawasan Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya) 6

2 Peta Kecamatan Rungkut 7

3 Tegakan mangrove; (a) Rhizopora sp.; (b) Xylocarpus sp.; (c)

Avicennia sp.; (d) Sonneratia sp. 9

4 Komposisi umur responden 10

5 Komposisi tingkat pendidikan responden 11

6 Kawasan wisata mangrove Wonorejo; (a) Jogging track (b) Bibit Bruguiera sp. (c) Penanaman di daerah pesisir (d) Penanaman di

daratan 12

7 Jenis-jenis mangrove untuk bahan baku yang akan diolah; (a) Buah Sonneratia sp.; (b) Buah Bruguiera sp.; (c) Buah Sonneratia sp. yang

dikeringkan; (d) Kulit buah Bruguiera sp. 14

8 Pembuatan batik; (a) Pembuatan warna alami dan (b) Pemberian tawas

pada kain batik 14

9 Produk makanan dan sabun 16

10 Alokasi waktu total rata-rata perempuan 17

11 Pengeluaran dalam rumah tangga bulan maret 2013 18

DAFTAR LAMPIRAN

1 Daftar pertanyaan kuisioner responden 22

2 Komposisi jenis bakau di Pamurbaya 24

3 Data karakteristik responden 26

4 Data pendapatan dan pengeluaran responden 28

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mangrove merupakan suatu formasi hutan yang tumbuh di daerah pasang surut, lantai hutannya tergenang pada saat pasang dan bebas dari genangan pada saat surut. Ekosistem mangrove merupakan ekosistem interface antara ekosistem daratan dengan ekosistem lautan. Ekosistem ini mempunyai fungsi yang spesifik dimana keberlangsungannya bergantung pada dinamika yang terjadi di ekosistem daratan dan lautan. Mangrove termasuk sumberdaya yang dapat dipulihkan (renewable resources) yang menyediakan berbagai jenis produk (barang dan jasa) dan pelayanan lindungan lingkungan seperti proteksi terhadap abrasi, pengendali intrusi air laut, mengurangi tiupan angin kencang, mengurangi tinggi dan kecepatan arus gelombang, rekreasi dan pembersih air dari polutan (Kusmana 2010).

Pemanfaatan mangrove tidak hanya dijadikan sebagai sarana rekreasi yang menyuguhkan keindahan estetika semata, tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar dalam pembuatan makanan, sabun cair, bahkan pewarna untuk membuat batik. Batik tersebut menggunakan berbagai pewarna alami dari mangrove. Kegiatan pemanfaatan mangrove dapat dikerjakan oleh tenaga kerja baik laki-laki maupun perempuan. Keterlibatan perempuan dalam kegiatan pemanfaatan mangrove memberikan kesempatan kepada perempuan untuk melakukan sejumlah peranan.

Yunus (2007) mengungkapkan bahwa ada beberapa hal mendasar untuk memilih kaum perempuan sebagai tenaga kerja. Pertama, umumnya perempuan bukan angkatan kerja yang produktif sehingga dengan bantuan kredit mereka dapat mengerjakan usaha produktif disela mengurus rumah tangganya. Kedua, secara kultural perempuan yang terbiasa mengurus ekonomi rumah tangga memiliki potensi sebagai manajer keuangan. Ketiga, secara emosional mereka dapat dekat dengan anak-anaknya, baik dalam hal nutrisi maupun pendidikan. Lewat kaum perempuan inilah diharapkan perubahan yang mendasar dapat dimulai. Pilihan terhadap wanita untuk menjadi tenaga kerja didasarkan pada pemikiran bahwa tanggung jawab wanita terhadap keluarga lebih besar dan wanita cenderung mengutamakan membelanjakan uangnya hanya untuk kepentingan keluarga.

(14)

2

sendiri dan keluarganya secara lebih mandiri serta mampu menyejahterakan kehidupan secara optimal. Hal ini menggambarkan bahwa perempuan dapat menjadi tolak ukur keberhasilan rumah tangga bahkan suatu bangsa.

Dewi (2003) menyimpulkan dalam penelitiannya di usaha pesuteraan Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi bahwa tenaga kerja perempuan sebesar 43.4% terlibat aktif dalam pengelolaan kegiatan tersebut dan tenaga perempuan usia produktif (21-30 tahun) berjumlah 4 kali lebih besar bila dibandingkan dengan tenaga kerja laki-laki pada rentang usia yang sama. Perempuan mengalokasikan waktu rata-rata lebih besar daripada laki-laki yaitu 6.58 jam/hari. Berdasarkan pengambilan keputusan dalam rumah tangga sebesar 62.5% berasal dari keputusan perempuan. Hal ini menunjukan indikasi bahwa perempuan benar-benar telah berperan secara langsung dalam kegiatan kehutanan di Indonesia. Penelitian mengenai hal serupa perlu dilakukan agar menjadi masukan berarti di dalam merencanakan strategi pembangunan kehutanan ke depan sehingga dalam pelaksanaan program kehutanan selanjutnya keterlibatan perempuan benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara keseluruhan.

Perumusan Masalah

Banyaknya tanaman mangrove yang diekploitasi oleh anggota masyarakat sehingga berakibat lingkungan kawasan konservasi Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya) menjadi rusak. Dampak lainnya, banyak satwa terancam punah dan mengkibatkan abrasi dan erosi di sekitar pantai. Hal ini diduga karena adanya desakan ekonomi di kalangan masyarakat padahal seharusnya ekosistem mangrove memberikan kesempatan ekonomi kepada masyarakat sambil melestarikan ekosistem mangrove tersebut dengan menjaga dan merawat lingkungan secara lestari.

Ketidakmampuan ekosistem mangrove dalam memberikan kesempatan ekonomi bagi masyarakat menyebabkan ketidakberdayaan masyarakat untuk peduli pada mangrove. Upaya pemberdayaan sangat penting untuk membangun kepedulian masyarakat terhadap mangrove. Keterlibatan masyarakat, khususnya perempuan dalam kegiatan pemanfaatan mangrove di kecamatan Rungkut, kawasan Pamurbaya perlu ditelaah secara mendetail untuk mengetahui sejauh mana peran perempuan terhadap pemanfaatan mangrove teresebut. Perempuan sebagai pencarian nafkah berarti menempati posisi sebagai isteri, anak, ibu, anggota keluarga, pencari nafkah sekaligus pekerja rumah yang menunjukkan seperangkat jumlah penanan perempuan. Peranan perempuan yang dimaksud disini adalah dalam kegiatan produktif dan rumah tangga.

(15)

3 alokasi curahan kerja rata-rata, kontribusi ekonomi terhadap pendapatan dan pengeluaran rumah tangga serta pola pengambilan keputusan dalam rumah tangga.

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengidentifikasi kondisi mangrove Kawasan Pamurbaya dan produk-produk hasil pemanfaatan mangrove di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya.

2. Menghitung alokasi waktu kerja perempuan dalam kegiatan pemanfaatan mangrove.

3. Menganalisis kontribusi perempuan terhadap pendapatan dan pengeluaran dalam rumah tangga.

4. Menganalisis peran dalam pengambilan keputusan rumah tangga.

Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menjadi:

1. Bahan publikasi tentang produk-produk hasil pemanfaatan mangrove di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya serta peranan perempuan pada sektor kehutanan.

2. Memberikan masukan bagi para pengambil keputusan agar dalam menyusun strategi pembangunan kehutanan mengintegrasikan perspektif gender.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2013 di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner, kalkulator, alat tulis, kamera, laptop, Microsoft Excel dan Microsoft Word. Bahan dalam penelitian ini adalah responden koperasi kampung unggulan mangrove Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya.

Jenis Data

Data primer

(16)

4

dari pihak-pihak yang berkaitan dengan kegiatan pemanfaatan mangrove melalui wawancara dan kuisioner.

Data sekunder

Data yang dikumpulkan dengan mencatat dan mengutip data yang tersedia pada instansi-instansi yang terkait dengan penelitian ini, meliputi data kondisi umum tempat dilaksanakannya penelitian, data produk hasil pemanfaatan mangrove dan data-data lain yang berhubungan dengan penelitian.

Metode Pengumpulan Data di Lapangan Metode Pengambilan Responden

Metode yang digunakan adalah purposive sampling yaitu pengambilan contoh yang dipilih secara sengaja berdasarkan tujuan tertentu dengan keadaan yang dikehendaki. Hal ini didasarkan pada pertimbangan populasi responden yang tidak diketahui jumlahnya dan lokasi tempat tinggal responden dipilih yang terdekat dengan lokasi kegiatan pemanfaatan mangrove di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya.

Wawancara dan Studi Literatur

Wawancara yang dilakukan yaitu tanya jawab dengan responden dan pihak-pihak lain yang berkaitan dengan kegiatan pemanfaatan mangrove. Pengumpulan literatur dilakukan dengan cara mempelajari, mengutip buku dan laporan yang berkaitan dengan penelitian ini demi menambah kelengkapan data.

Metode Analisis Data

Alokasi Waktu Kerja

Alokasi waktu kerja atau penggunaan jam kerja rata-rata pada kegiatan pemanfaatan mangrove adalah jumlah waktu rata-rata yang dikeluarkan oleh tenaga kerja perempuan untuk setiap kegiatan produktif.

Keterangan:

JP = Jam kerja rata-rata binaan perempuan (jam)

TP = Total waktu kerja produktif seluruh responden perempuan (jam) P = Total responden perempuan (orang)

Pendapatan Total Rumah Tangga

Pendapatan total rumah tangga diperoleh dengan menjumlahkan seluruh penghasilan yang diperoleh suami dan isteri, yaitu:

(17)

5 Keterangan:

Y = Pendapatan total (Rp) X1 = Pendapatan responden (Rp)

X2 = Pendapatan suami/istri responden (Rp)

Kontribusi Perempuan terhadap Pendapatan Rumah Tangga

Besarnya kontibusi perempuan terhadap pendapatan rumah tangga dapat diketahui dengan membagi pendapatan total perempuan dengan pendapatan total rumah tangga, sebagai berikut:

Keterangan:

Kp = Kontribusi perempuan (%) Yp = Pendapatan total perempuan (Rp) Y = Pendapatan total rumah tangga (Rp)

Peran dalam Pengambilan Keputusan Rumah Tangga

Menurut Sajogyo (1983) pola pengambilan keputusan dalam rumah tangga meliputi:

1. Pengambilan keputusan hanya oleh isteri saja 2. Pengambilan keputusan hanya oleh suami saja

3. Pengambilan keputusan oleh suami dan istri bersama dengan didominasi oleh isteri

4. Pengambilan keputusan oleh suami dan istri bersama dengan didominasi oleh suami

5. Pengambilan keputusan secara bersama dan setara.

Hasilnya dihitung dan dibuat persentasenya untuk setiap jenis pola pengambilan keputusan tersebut sehingga dapat diketahui peran dalam pengambilan keputusan rumah tangga.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Kawasan Pantai Timur Surabaya

(18)

6

Kawasan Pamurbaya tergolong kawasan yang landai dengan topografi 0-3 m di atas permukaan laut. Iklim dipengaruhi oleh musim. Curah Hujan rata-rata adalah 1560 mm/tahun dan 90% nya terjadi selama musim hujan. Pada musim hujan kelembaban rata-rata mencapai 80% dan pada musim kemarau turun hingga 60%. Suhu rata-rata bulanan antara 21°C di bulan Agustus hingga mencapai 34°C di bulan April.

Sumber: Dinas Pertanian Kota Surabaya 2012

Gambar 1 Peta Kawasan Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya)

Gambar 1 merupakan peta Kawasan Pamurbaya yang letaknya berada di wilayah timur Kota Surabaya berbatasan dengan selat Madura. Skala yang tertera pada peta tidak sesuai dengan gambar yang disajikan karena sudah mengalami perubahan ukuran dengan tujuan menyesuaikan ukuran margin.

Kecamatan Rungkut

Kecamatan Rungkut merupakan salah satu kecamatan di Surabaya bagian Timur. Luasnya mencapai 2104.182 ha. Memiliki jumlah penduduk sebesar 108440 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 54278 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar 54162 jiwa. Dibagi menjadi 6 kelurahan, yaitu Kedung Baruk seluas 187.15 ha, Wonorejo seluas 731.86 ha, Medokan Ayu 830.2 ha, Rungkut Kidul seluas 202.9 ha, Kalirungkut seluas 187.15 ha dan Penjaringan seluas 182.4 ha. Mata pencaharian masyarakat Kecamatan Rungkut sebagai berikut:

(19)

7 4. ABRI/TNI/POLRI : 419 orang

5. Pedagang : 780 orang 6. Wiraswasta : 6204 orang 7. Pensiunan : 2988 orang 8. Lain-lain : 511 orang

Sektor yang paling berpotensi di Kecamatan Rungkut adalah perikananan. Komoditas perikanan yang paling banyak diminati adalah bandeng dan udang. Sektor ini masih memegang peranan penting khususnya dalam perekonomian masyarakat. Pengelolaan perikanan yang terarah dan terencana dengan baik diharapkan dapat meningkatkan produksi baik dari segi kuantitas maupun kualitas dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Sumber: Kecamatan Rungkut 2012

Gambar 2 Peta Kecamatan Rungkut

Koperasi Unggulan Mangrove

Koperasi unggulan mangrove adalah koperasi komunitas wanita pesisir yang didirikan pada tanggal 28 Desember 2007 oleh Dra. Lulut Sri Yuliani, MM. Direalisasikan pertama kali pada tanggal 27 maret 2008. Terletak di Jl. Wisma Kedung Asem Indah J 28-29 Kelurahan Kedung Baruk, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya. Koperasi ini umumnya membina ibu-ibu rumah tangga yang memiliki waktu luang disamping kegiatan pokoknya yaitu mengurus rumah tangga. Tahun 2009 koperasi ini menjadi koperasi kampung pusat batik mangrove, tempe murni dan tempe mangrove kemudian tahun 2010 menjadi kampung unggulan olahan mangrove dan pusat eksperimen produk unggulan olahan mangrove pesisir Indonesia.

Realisasi kedua yaitu di Kota Probolinggo. Terdapat 4 desa binaan yang telah berkembang selama 7 bulan dan menghasilkan produk khas Probolinggo. Realisasi ketiga di 5 desa Kabupaten Bangkalan, Madura bersama Badan Pengembangan Wilayah Surabaya dan Madura (BPWS). Realisasi keempat yaitu di Kota Tarakan, Kalimantan Timur telah berkembang selama 2 bulan dan produk-produknya mengisi galeri wisata hutan mangrove di Bekantan, Tarakan.

(20)

8

divisi sabun mangrove, divisi sirup instan dan minuman segar mangrove, divisi kue kering mangrove, divisi roti mangrove, divisi kerupuk ikan dan mangrove, divisi sablon mangrove, divisi katering dan kuliner mangrove, divisi pemasaran, divisi penelitian, pendidikan dan pelatihan, divisi aneka keripik mangrove dan divisi koperasi.

Kondisi Hutan Mangrove Pamurbaya

Kawasan Pamurbaya memiliki luas total sebesar 471.74 ha. Luasan ini mencakup kawasan tambak masyarakat sebesar 248.46 ha, pantai sebesar 150.97 ha dan kanan kiri sungai sebesar 70.72 ha. Kawasan Pamurbaya meliputi 4 kecamatan dengan luas masing-masing kawasan yaitu Gunung Anyar sebesar 73.95 ha, Rungkut sebesar 154.89 ha, Sukolilo sebesar 96.07 ha dan Mulyorejo sebesar 146.84 ha.

Kerapatan mangrove adalah sebesar 2000-3000 pohon/ha. Jenis mangrove yang mendominasi adalah Avicennia sp., Bruguiera sp., Rhizopora sp., Sonneratia sp., dan Xylocarpus sp. (lihat Lampiran 2). Jenis fauna yang bisa ditemukan berupa Reptil, Crustaceae, jenis monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan beberapa jenis burung seperti cangak merah (Ardea purpurea), remetuk laut (Gerygone sulpurea), gagang-bayam timur (Himantopus leucocephalus) dan caladi ulam (Dendrocopus macei) (Dinas Pertanian Kota Surabaya 2012).

Menurut Kustanti (2011) mangrove diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok mayor, minor dan kelompok asosiasi mangrove. Pengertian masing-masing kelompok tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kelompok mayor (vegetasi dominan) merupakan komponen yang melibatkan karakter morfologi, seperti mangrove yang memiliki sistem perakaran udara dan mekanisme fisiologi khusus untuk mengeluarkan garam agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Jenis mangrove di Kawasan Pamurbaya yang termasuk dalam kelompok ini adalah Avicennia sp., Rhizopora sp., Sonneratia sp., dan Xylocarpus sp.yang dapat dilihat pada Gambar 3.

(21)

9

(c) (d)

Gambar 3 Tegakan mangrove; (a) Rhizopora sp.; (b) Xylocarpus sp.; (c) Avicennia sp.; (d) Sonneratia sp.

2. Kelompok minor (vegetasi marjinal) merupakan komponen yang tidak termasuk elemen yang menyolok dari tubuh-tumbuhan yang mungkin terdapat di sekeliling habitatnya dan yang jarang berbentuk tegakan murni. Jenis-jenis ini biasanya bersekutu dengan mangrove yang tumbuh pada pinggiran yang mengarah ke darat dan terdapat secara musiman pada rawa air tawar, pantai, dataran landai dan lokasi-lokasi mangrove lain yang marjinal. Walaupun jenis ini ada di mangrove, tetapi jenis-jenis ini tidak terbatas pada zona litoral. Jenis mangrove di Kawasan Pamurbaya yang termasuk dalam kelompok ini yaitu Nypa frutican.

3. Asosiasi mangrove merupakan komponen yang jarang ditemukan spesies yang tumbuh didalam komunitas mangrove yang sebenarnya dan kebanyakan sering ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan darat. Contoh beberapa jenis asosiasi mangrove di Kawasan Pamurbaya yaitu Calophyllum inophyllum, Cerbera manghas, Pluchea indica dan Sesuvium portulacastrum.

Di lapangan, flora mangrove tumbuh membentuk zonasi mulai dari pinggir pantai sampai pedalaman daratan. Menurut Kusmana, dkk (2003) zonasi yang terbentuk bisa berupa zonasi yang sederhana (satu zonasi, zonasi campuran) dan zonasi yang kompleks (beberapa zonasi) tergantung pada kondisi lingkungan mangrove yang bersangkutan. Terdapat beberapa faktor lingkungan yang penting dalam mengontrol zonasi yaitu :

1. Pasang surut yang secara tidak langsung mengontrol dalamnya muka air (water table) dan salinitas air dan tanah. Secara langsung arus pasang surut dapat menyebabkan kerusakan terhadap anakan.

2. Tipe tanah yang secara tidak langsung menentukan tingkat aerasi tanah, tingginya muka air dan drainase.

3. Kadar garam tanah dan air yang berkaitan dengan toleransi spesies terhadap kadar garam.

(22)

10

Kondisi Sosial Ekonomi Responden

Karakteristik Responden

Responden yang diambil sebanyak 34 dipilih secara purposive sampling di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya. Responden terdiri dari 33 perempuan dan 1 laki-laki yang diwawancarai dengan metode wawancara terstruktur menggunakan kuisioner. Jumlah responden laki-laki yang diperoleh tidak mewakili kelas umur dan divisi (lihat Lampiran 3). Perbandingan perempuan dan laki-laki sebesar 97:3. Hal ini menguatkan dugaan perempuan lebih potensial di dalam kegiatan pemanfaatan mangrove. Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada Gambar 4.

Sumber : Hasil wawancara terstruktur 2013

Gambar 4 Komposisi umur responden

Gambar 4 menunjukkan bahwa umur responden berkisar antara 27-57 tahun. Kelas umur 39-44 tahun mendominasi kegiatan pemanfaatan mangrove yaitu sebanyak 16 orang dengan presentase 48.48%. Kegiatan ini menjadi kegiatan sampingan yang dapat memberikan kontribusi ekonomi terhadap rumah tangga. Responden dengan kelas umur 45-50 tahun sebanyak 8 orang atau sekitar 24.24% dan jumlah paling kecil terdapat pada kelas umur 51-56 tahun yaitu 3.03%.

Penelitian Dewi (2003) dalam kegiatan usaha pesuteraan alam di kecamatan Kabandungan, kabupaten Sukabumi memilih responden dengan metode purposive sampling berdasarkan rumah tangga sehingga jumlah responden perempuan dan laki-laki seimbang sedangkan penelitian ini memilih responden berdasarkan tenaga kerja dalam kegiatan pemanfaatan mangrove dengan kondisi tenaga kerja perempuan lebih mendominasi.

Pendidikan Responden

Sumber daya perempuan berkualitas berarti secara fisik, mental, psikoligis dan telentanya dalam kondisi sangat baik. Menurut Puspitawati dan Sarma (2012) apabila prestasi pendidikan perempuan dalam kondisi baik, produktifitas perempuan dalam bidang ekonomi dapat ditingkatkan sehingga perempuan mampu memberdayakan dirinya sendiri dan keluarganya secara lebih mandiri

(23)

11 serta mampu menyejahterakan kehidupan secara optimal. Pendidikan responden dapat dilihat pada Gambar 5.

Sumber : Hasil wawancara terstruktur 2013

Gambar 5 Komposisi tingkat pendidikan responden

Gambar 5 menunjukkan bahwa responden umumnya memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 14 orang dengan persentase 42.42% dan sarjana sebanyak 8 orang dengan persentase 24.24%, hanya 3 orang atau sekitar 9.09% dari total responden dengan tingkat pendidikan SD. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan juga memiliki tingkat pendidikan yang baik, bahkan sama dengan laki-laki pada umumnya yang memiliki tingkat pendidikan hingga sarjana. Maka dari itu kinerja perempuan dalam kegiatan pemanfaatan mangrove ini pun diperhitungkan.

Berdasarkan penelitian Dewi (2003) jika dilihat dari segi pendidikan, mayoritas perempuan memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Lulusan Sekolah Dasar sebanyak 15 orang dengan persentase 27.78% dan 6 orang responden dengan persentase 11.11% tidak tamat sekolah dari total 28 responden perempuan. Keterbatasan pendidikan ternyata tidak menjadi penghalang bagi tenaga kerja perempuan dalam mengelola usaha pesuteraan alam.

Pemanfaatan Mangrove Potensi Ekowisata

(24)

12

Kawasan Pantai Timur Surabaya meliputi 4 kawasan wisata mangrove, yaitu Wisata Anyar Mangrove (WAM) yang terletak di Kecamatan Gunung Anyar, Wisata Mangrove Wonorejo di Kecamatan Rungkut, Kenjeran Park (KenPark) di Kecamatan Sukolilo dan kawasan wisata mangrove di Kecamatan Mulyorejo. Diantara empat kawasan mangrove yang terdapat di Kawasan Pamurbaya, hanya kawasan mangrove Gunung Anyar dan Wonorejo yang dimanfaatkan oleh pihak koperasi kampung unggulan. Kondisi kawasan mangrove Wonorejo dapat dilihat pada Gambar 6.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 6 Kawasan wisata mangrove Wonorejo; (a) Jogging track (b) Bibit Bruguiera sp. (c) Penanaman di daerah pesisir (d) Penanaman di daratan

Fasilitas di kawasan wisata mangrove Wonorejo dapat dilihat pada Gambar 6 yaitu jogging track, tempat pembibitan mangrove dan lahan penanaman di daerah pesisir pantai maupun daerah daratan. Bibit disediakan oleh pihak pengelola kawasan secara gratis, misalnya bibit Avicennia sp. dan Bruguiera sp. Kawasan wisata ini dikelola oleh Dinas Pertanian Kota Surabaya. Kawasan ini juga menjadi sarana untuk pendidikan dan penelitian. Salah satu kegiatan pendidikan yang sering dilakukan yaitu kegiatan penanaman bersama.

(25)

13 Tabel 1 Jenis-jenis mangrove yang dimanfaatkan

Sumber: Dinas Pertanian Kota Surabaya 2012 dan hasil wawancara terstuktur 2013

Tabel 1 menujukkan beberapa jenis mangrove yang dimanfaatkan oleh koperasi kampung unggulan di sekitar Kawasan Wonorejo, Kecamatan Rungkut dan Gunung Anyar. Beberapa jenis mangrove yang tidak ditemukan di kawasan tersebut seperti Ziziphus mauritiana dan Bruguiera sp. diperoleh dari daerah Bali dan Kalimantan Timur. Mangrove yang telah didapatkan selanjutnya diolah menjadi produk makanan, pewarna batik, pengawet makanan, sabun dan produk-produk lainnya.

(a) (b)

No Jenis Nama Lokal

KELOMPOK MAYOR DAN MINOR

1 Acanthus ebracteatus Jeruju putih

2 Acanthus ilicifolius Jeruju

3 Avicennia alba Api-api

4 Avicennia marina Api-api putih

5 Avicennia officinalis Api-api

6 Bruguiera cylindrica Tanjang putih

7 Bruguiera gymnorrhiza Tanjang putih

8 Bruguiera parviflora Tanjang merah

9 Rhizopora mucronata Tanjang lanang

10 Sonneratia alba Bogem

11 Sonneratia caseolaris Bogem

12 Sonneratia ovata Prapat

13 Xylocarpus moluccensis Nyirih

14 Xylocarpus granatum Nyirih

ASOSIASI MANGROVE

15 Barrigtonia asiatica Butun

16 Cerbera manghas Bintaro

(26)

14

(c) (d)

Gambar 7 Jenis-jenis mangrove untuk bahan baku yang akan diolah; (a) Buah Sonneratia sp.; (b) Buah Bruguiera sp.; (c) Buah Sonneratia sp. yang dikeringkan; (d) Kulit buah Bruguiera sp.

Produk Unggulan

Ciri khas Kecamatan Rungkut salah satunya adalah batik mangrove yang menggunakan pewarna dari kulit buah mangrove. Pewarna ini merupakan produk turunan setelah produk makanan dan produk-produk sabun. Jenis yang biasa dimanfaatkan adalah Acanthus sp., Avicennia sp., Bruguiera sp., Rhizopora sp., Sonnetaria sp. dan Xylocarpus sp. Warna yang dihasilkan beragam seperti merah muda, hijau, ungu, cokelat dan kuning seperti pada Gambar 8.

(a) (b)

Gambar 8 Pembuatan batik; (a) Pembuatan warna alami dan (b) Pemberian tawas pada kain batik

(27)

15 Produk Makanan

Koperasi kampung unggulan mengasilkan 10 macam produk pemanfaatan mangrove. Produk-produk tersebut antara lain tempe, sirup, minuman segar, roti, kue kering, tepung, kerupuk, keripik, permen dan mie instan. Jenis-jenis produk makanan tersebut tidak seluruhnya menggunakan bahan dasar mangrove. Produk-produk makanan hasil pemanfaatan mangrove dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Produk makanan hasil pemanfaatan mangrove di Koperasi Kampung Unggulan

No Produk

Makanan Bahan mangrove Bahan lainnya 1 Minuman segar Sonneratia sp. dan

Ziziphus mauritiana Air, gula dan rempah 2 Sirup wedang Sonneratia sp. dan

Ziziphus mauritiana Air, jahe, gula dan rempah 3 Permen Sonneratia sp. Rumput laut, air dan gula

4 Keripik Sonneratia sp. Ikan mujair/ikan bandeng, tepung, bawang dan air

5 Kerupuk Sonneratia sp. Ikan mujair/ikan bandeng, tepung, bawang dan air

6 Mie instan Sonneratia sp.

Ikan mujair/ikan bandeng, tepung, telur, minyak sayur, nutrisi dan air

7 Tepung Bruguiera sp. Air

8 Kue kering Bruguiera sp. Tepung, air, gula, dll 9 Roti Bruguiera sp. Tepung, air, gula, dll

Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar bahan baku pengolahan produk makanan adalah Bruguiera sp., Sonneratia sp. dan Ziziphus mauritiana. Bahan lainnya ditambahkan sesuai kebutuhan dan komposisi yang telah ditentukan. Salah satu produk makanan yang juga diproduksi adalah tempe. Jenis tempe yang diproduksi yaitu tempe kedelai dan tempe mangrove. Permintaan konsumen terhadap tempe kedelai lebih tinggi daripada tempe mangrove sehingga tempe mangrove jarang diproduksi.

Produk-produk Lainnya

(28)

16

Gambar 9 Produk makanan dan sabun

Gambar 9 menunjukkan bahwa produk-produk hasil pemanfaatan mangrove sangat beragam. Contohnya permen, mie pangsit, kerupuk, sirup, sabun dan produk lainnya. Penjualan produk ini tidak dilakukan dalam skala besar namun berdasarkan permintaan konsumen dan pameran kerajinan khas suatu kota.

Alokasi Waktu Kerja Perempuan dalam Kegiatan Pemanfaatan Mangrove Perempuan merupakan salah satu anggota keluarga yang ikut berperan dalam kegiatan pemanfaatan mangrove. Peran perempuan dapat dilihat dari curahan waktu kerja yang dialokasikan pada setiap tahapan kegiatan. Alokasi waktu kerja rata-rata perempuan dalam kegiatan pemanfaatan mangrove dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Jumlah alokasi waktu kerja rata-rata perempuan

No Jenis Kegiatan Alokasi Waktu (jam/hari)

Kerja Mengurus rumah tangga Istirahat Total

1 Batik 4.7 12.0 7.3 24.0

2 Minuman 5.0 12.7 6.3 24.0

3 Tempe 4.3 12.3 7.3 24.0

4 Kerupuk 4.3 12.4 7.2 24.0

5 Sulam dan jahit 4.0 12.0 8.0 24.0

6 Mie 5.0 12.0 7.0 24.0

7 Sabun 4.0 11.0 9.0 24.0

Rata-rata 4.5 12.1 7.5 24.0

Sumber : Hasil wawancara terstruktur 2013

(29)

17 hanya mie yang diolah tetapi ditambahkan pula bumbu pelengkap lainnya sehingga waktu yang dibutuhkan lebih lama.

Satu lembar kain batik mangrove dapat dikerjakan sekitar 3-4 bulan/3 orang. Hal ini disebabkan oleh tingkat kesulitan dari corak batik tulis mangrove dan alokasi waktu yang digunakan oleh tenaga kerja yaitu sekitar 4.7 jam/hari. Pembuatan tempe dan kerupuk membutuhkan waktu 4.3 jam/hari. Untuk kegiatan pembuatan sabun serta sulam dan jahit membutuhkan waktu sekitar 4 jam/hari.

Kegiatan yang dilakukan perempuan selain bekerja diluar rumah yaitu mengurus rumah tangga dan istirahat. Menurut Hubeis (2010) ada tiga peran gender, yaitu peran reproduktif (domestik), peran produktif, dan peran masyarakat (sosial). Peran reproduktif adalah peran yang dilakukan oleh seseorang untuk melakukan kegiatan yang terkait dengan pemeliharaan sumberdaya insani (SDI) dan tugas kerumahtanggan seperti menyiapkan makanan, berbelanja, mengasuh, dan mendidik anak. Peran produktif menyangkut pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa untuk dikonsumsi dan diperjualbelikan. Peran masyarakat atau peran sosial terkait dengan kegiatan jasa dan partisipasi politik. Alokasi waktu total rata-rata perempuan dapat dilihat pada Gambar 10.

Sumber : Hasil wawancara terstruktur 2013

Gambar 10 Alokasi waktu total rata-rata perempuan

Gambar 10 menunjukkan bahwa alokasi waktu yang digunakan untuk mengurus rumah tangga lebih besar dibandingkan dengan waktu untuk bekerja ataupun istirahat. Alokasi waktu untuk kerja produktif yaitu sekitar 4.5 jam/hari atau sebesar 18.75%, waktu untuk istirahat sekitar 7.5 jam/hari atau sebesar 31.25% dan waktu untuk mengurus rumah tangga sekitar 12 jam/hari atau setengah dari waktu total dalam sehari. Hal ini menunjukkakn bahwa perempuan tidak hanya dapat menjalankan peran domestik tetapi juga peran produktif.

Pendapatan Rumah Tangga

Tingkat pendapatan dalam rumah tangga merupakan indikator penting untuk mengetahui tingkat hidup suatu rumah tangga. Terdapat kendala dalam mengumpulkan informasi kejelasan pendapatan rumah tangga, sehingga sulit untuk mendapatkan data pendapatan dan pengeluaran yang akurat. Pendapatan rumah tangga dapat juga diperoleh berdasarkan sumber pendapatan dan divisi responden dalam kegiatan pemanfaatan mangrove. Jumlah rata-rata pendapatan rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 4.

18.75%

31.25%

50% Kerja

Istirahat

(30)

18

Tabel 4 Jumlah rata-rata pendapatan rumah tangga bulan maret 2013

No Jenis Kegiatan Penghasilan (Rp/bulan) Persentase (%)

Suami Isteri Total Suami Isteri Total

Sumber : Hasil wawancara terstruktur 2013

Tabel 4 menunjukan bahwa kegiatan pembuatan batik memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan rumah tangga yaitu 32.4% meskipun waktu yang dialokasikan tidak banyak. Usaha batik mangrove memiliki potensi yang baik apabila dikembangkan secara komersial karena mampu menghasilkan pendapatan guna mendukung taraf hidup rumah tangga.

Persentase yang diperoleh dari kegiatan pembuatan produk minuman sebesar 20.5%, pembuatan sabun sebesar 20%, pembuatan kerupuk sebesar 15.3%, pembuatan tempe 13.4%, pembuatan mie sebesar 12.4%, serta sulam dan jahit sebesar 9.1%. Nilai kontribusi ekonomi perempuan dalam rumah tangga masih kurang setara apabila dibandingkan dengan nilai kontribusi ekonomi laki-laki. Pendapatan laki-laki minimal mencapai 2 kali lipat pendapatan perempuan dalam rumah tangga. Hal ini karena alokasi waktu yang digunakan oleh laki-laki lebih besar 2 kali lipat dibandingkan dengan perempuan (berdasarkan survei dan wawancara).

Pengeluaran Rumah Tangga

Jenis pengeluaran yang termasuk dalam penelitian ini meliputi pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga, pendidikan, uang saku anak-anak, biaya transportasi dan lain-lain. Besarnya pengeluaran rumah tangga dapat dilihat pada Gambar 11.

Sumber : Hasil wawancara terstruktur 2013

(31)

19 Gambar 11 menunjukkan bahwa pengeluaran terbesar dalam rumah tangga digunakan untuk konsumsi yaitu 46.8% dari total pengeluaran keluarga. Konsumsi rumah tangga meliputi pengeluaran untuk makanan sehari-hari, listrik, air dan kebutuhan pokok lainnya. Pengeluaran lainnya yaitu biaya pendidikan sebesar 23.5% dari total pengeluaran rumah tangga. Hal ini dikarenakan responden umumnya telah memahami pentingnya pendidikan untuk bekal masa depan. Meskipun ada beberapa dari responden yang mengalokasikan biaya yang relatif kecil untuk biaya pendidikan anak-anak.

Biaya rata-rata yang dialokasikan untuk pemberian uang saku anak-anak sebesar 16.6%. Responden rata-rata memiliki 2 anak sehingga uang saku yang dikeluarkan tidak besar. Hal ini juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden sehingga pengelolaan keuangan dalam rumah tangga berjalan sesuai dengan rencana. Pengeluaran untuk transportasi mencapai 12.7%. Hal ini disebabkan dalam setiap rumah tangga memiliki kendaraan bermotor rata-rata lebih dari 1 unit (berdasarkan survei dan wawancara), sehingga kebutuhan bahan bakar lebih besar. Pengeluaran lain sebesar 0.4% umumnya adalah pengeluaran tak terduga seperti biaya obat-obatan, rekreasi dan kebutuhan lainnya.

Pengambilan Keputusan dalam Rumah Tangga

Pengambilan keputusan dalam rumah tangga diperlukan untuk mengetahui peran perempuan di dalam rumah tangga. Keputusan ini diambil untuk setiap kegiatan dalam rumah tangga seperti pembagian tugas pengurusan rumah tangga, pola pengasuhan anak, pengaturan pengeluaran rumah tangga, pengaturan konsumsi rumah tangga dan pendidikan anak dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Pengambilan keputusan dalam rumah tangga Jenis Kegiatan Isteri

Sumber : Hasil wawancara terstruktur 2013

(32)

20

Pengambilan keputusan untuk pola pengasuhan anak yang dilakukan oleh istri mencapai 47.1%. Hal ini tidak lepas dari peran domestik perempuan sehingga terkesan bahwa tugas ini menjadi tanggung jawab perempuan. Tingkat pengambilan keputusan untuk pengaturan pengeluaran dan konsumsi rumah tangga juga didominasi oleh isteri yaitu sebesar 52.9% dan 64.7%. Hal ini memberikan gambaran bahwa sebagian besar dari rumah tangga yang diteliti memberikan kepercayaan kepada perempuan untuk mengambil keputusan dalam pengaturan pengeluaran dan konsumsi rumah tangga.

Lain halnya dengan keempat kegiatan yang didominasi oleh isteri, pada pengambilan keputusan untuk pendidikan anak, keputusan secara berasama dan setara lebih mendominasi yaitu sebesar 52.9%. Hal ini dipengaruhi oleh karakteristik responden yang pada umumnya memiliki tingkat pendidikan yang sama dengan laki-laki sehingga pihak keluarga memberikan kepercayaan dalam pengambilan keputusan ini dilakukan secara bersamaan dan setara bahkan didominasi oleh suami.

Rata-rata pengambilan keputusan dalam rumah tangga oleh perempuan yaitu sebesar 45.3% sedangkan laki-laki sebesar 2.4% . Hasil serupa diungkapkan oleh Dewi (2003) bahwa rata-rata pengambilan keputusan sebesar 62.5% dilakukan oleh perempuan sedangkan oleh laki-laki sebesar 17.5%. Nilai persentase yang didapatkan oleh perempuan lebih dari 50% dari total pengambilan keputusan dalam rumah tangga. Peran pengambilan keputusan yang besar tersebut memberikan kesempatan kepada istri untuk melakukan sejumlah kegiatan produktif lainnya di luar rumah seperti kegiatan pemanfaatan mangrove sehingga istri dapat meningkatkan kesejahteraan rumah tangga.

Simpulan

1. Hutan mangrove di Kawasan Pamurbaya khususnya Kecamatan Gunung Anyar dan Rungkut memiliki flora dan fauna yang beragam. Jenis mangrove yang mendominasi adalah Avicennia sp., Bruguiera sp., Rhizopora sp., Sonneratia sp., dan Xylocarpus sp. Jenis fauna yang paling banyak ditemukan adalah Crustaceae dan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis).

2. Pemanfaatan mangrove menghasilkan beragam produk. Produk makanan meliputi tempe, sirup, minuman segar, roti, kue kering, tepung, kerupuk, keripik, permen dan mie instan serta sabun dan batik. Produk sabun yaitu sabun cuci tangan, sampo, sabun pencuci kain batik dan pembersih lantai. Produk unggulan lainnya berupa batik mangrove, kerudung sulam dan bordir.

3. Alokasi waktu produktif perempuan dalam kegiatan pemanfaatan mangrove rata-rata sebanyak 4.5 jam/hari, untuk istirahat sebanyak 7.5 jam/hari dan untuk kegiatan dalam rumah tangga sebanyak 12 jam/hari. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan tidak hanya dapat menjalankan peran domestik tetapi juga peran produktif.

(33)

21 5. Berdasarkan peran dalam pengambilan keputusan rumah tangga diperoleh sebesar 45.3% rata-rata keputusan berasal dari perempuan sedangkan keputusan oleh laki-laki sebesar 2.4%. Hal ini menggambarkan bahwa perempuan mempunyai peran yang besar dalam peningkatan kesejahteraan keluarga dan pelestarian mangrove.

Saran

Melihat keberhasilan kegiatan pemanfaatan mangrove di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya kiranya dapat dilakukan pembinaan sumberdaya khususnya perempuan di berbagai daerah lainnya di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi R. 2003. Peran perempuan dalam rumah tangga dan kegiatan usaha pesuteraan di Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

Dinas Pertanian Kota Surabaya. 2012. Pengembangan ekowisata di Kota Surabaya. Surabaya (ID): Dinas Pertanian Kota Surabaya.

Hubeis AV. 2010. Pemberdayaan perempuan dari masa ke masa. Bogor (ID): IPB Press.

Kecamatan Rungkut. 2012. Data monografi semester II. Surabaya (ID): Kecamatan Rungkut.

Kusmana C. 2010. Konsep pengelolaan mangrove yang rasional. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Kusmana C, Wilarso S, Hilwan I, Pamoengkas P, Wibowo C, Triyana T, Triswanto A, Yunafsi, Hamzah. 2003. Teknik rehabilitasi mangrove. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Kustanti A. 2011. Manajemen hutan mangrove. Bogor (ID): IPB Press.

Puspitawati H dan Sarma M. 2012. Sinergisme keluarga dan sekolah. Bogor (ID): IPB Press.

Sajogyo P.1983. Peranan wanita dalam perkembangan masyarakat desa. Jakarta (ID) : Rajawali Press dan Yayasan Ilmu-ilmu Sosial.

(34)

22

Lampiran 1 Daftar pertanyaan kuisioner responden KUISIONER

SURVEY SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA DALAM KEGIATAN PEMANFAATAN MANGROVE 7. Pekerjaan sampingan :

8. Agama : 11. Pendapatan selama 1 bulan ... Perincian

No Sumber pendapatan Jumlah (Rp) 1 Usaha pokok

2 Pemanfaatan mangrove 3 Sumber lain ... 4

TOTAL

12. Pengeluaran keluarga selama 1 bulan ... No Jenis pengeluaran Jumlah (Rp)

1 Konsumsi rumah tangga 2 Biaya pendidikan 3 Uang saku anak-anak 4 Transportasi

(35)

23 C. Alokasi waktu kerja

13. Berapa lama waktu yang digunakan dalam kegiatan pemanfaatan mangrove (jam/hari) ...

14. Berapa lama (jam/hari) waktu yang digunakan untuk

No Kegiatan Waktu (jam)

1 Usaha pokok

2 Mengurus rumah tangga 3 Istirahat

4 Lain-lain ... 5

D. Pengambilan Keputusan dalam Rumah Tangga

15. Siapa yang memutuskan pembagian tugas dalam mengurus rumah tangga

1. 2. 3. 4. 5.

16. Siapa yang memutuskan pola pengasuhan anak

1. 2. 3. 4. 5.

17. Siapa yang memutuskan pengaturan pengeluaran keluarga

1. 2. 3. 4. 5.

18. Siapa yang memutuskan pengaturan konsumsi keluarga

1. 2. 3. 4. 5.

19. Siapa yang memutuskan pendidikan anak

(36)

24

Lampiran 2 Komposisi jenis mangrove di Pamurbaya

No. Spesies Nama Indonesia Famili

MANGROVE SEJATI

1 Acanthus ebracteatus Jeruju Putih Acanthaceae 2 Acanthus ilicifolius Jeruju Acanthaceae 3 Acrostichum aureum Paku laut Pterydaceae 4 Aegiceras corniculatum gedangan Myrsinaceae

5 Avicennia alba api-api Avicenniaceae

6 Avicennia marina api-api putih Avicenniaceae 7 Avicennia officinalis api-api Avicenniaceae 8 Bruguiera cylindrica tanjang putih Rhizoporaceae 9 Bruguiera gymnorrhiza tanjang merah Rhizoporaceae 10 Bruguiera parviflora tanjang Rhizoporaceae

11 Ceriops tagal tengar Rhizoporaceae

12 Ceriops decandra tengar Rhizoporaceae

13 Exoecaria agallocha kayu wuta Euphorbiaceae

14 Nypa fruticans nipah Arecaceae

15 Rhizopora apiculata bakau minyak Rhizoporaceae 16 Rhizopora mucronata tanjang lanang Rhizoporaceae

17 Rhizopora stylosa bakau Rhizoporaceae

18 Scyphiphora hydrophyllacea perepat lanag Rubiaceae

19 Sonneratia alba bogem Sonneratiaceae

20 Sonneratia caseolaris bogem Sonneratiaceae

21 Sonneratia ovata bogem Sonneratiaceae

22 Xylocarpus moluccensis nyirih Meliaceae

23 Xylocarpus granatum nyirih Meliaceae

ASOSIASI MANGROVE

24 Barrigtonia asiatica butun Lecythidaceae 25 Calophyllum inophyllum nyamplung Guttiferae 26 Calotropis gigantea widuri Asclepiadaceae 27 Canavalia maritima kacang laut Fabaceae

28 Cerbera manghas bintaro Apocynaceae

29 Clerodendrum inerme keranji Verbenaceae 30 Cynodon dactylon rumput grinting Cyperaceae 31 Cyperus compactus teki-tekian Cyperaceae 32 Cyperus javanicus teki-tekian Cyperaceae 33 Cyperus malaccensis teki-tekian Cyperaceae 34 Derris trifoliata kambingan Fabaceae 35 Fimbristylis polytrichoides teki-tekian Cyperaceae 36 Finlaysonia maritima basang siap Asclepiadaceae

(37)

25 Lampiran 3 Komposisi jenis bakau di Pamurbaya (lanjutan)

ASOSIASI MANGROVE

38 Ipomoea gracilis kangkung laut Convolvulaceae 39 Ipomoea pes-caprae teracak kambing Convolvulaceae 40 Morinda citrifolia mengkudu Rubiaceae

41 Oxystelma carnosum Asclepiadaceae

42 Passiflora foetida ciplukan blungsun Passifloraceae

43 Phragmites karka glagah Poaceae

44 Pluchea indica beluntas Asteraceae

45 Riccinus communis jarak kepyar Euphorbiaceae

46 Scirpus littoralis mendong Cyperaceae

47 Sesuvium portulacastrum alur Aizoaceae 48 Spinifex littoreus rumput tikusan Poaceae 49 Stachytarpeta jamaicensis pecut kuda Verbenaceae

50 Suaeda maritima malur Chenopodiaceae

51 Terminalia catappa ketapang Combretaceae 52 Thespesia populnea waru laut Malvaceae 53 Trianthema portulacastrum krokot laut Portulacaceae

54 Typha angustifolia embet Typhaceae

55 Wedelia biflora seruni laut Asteraceae

(38)

26

(39)

27 Lampiran 5 Data karakteristik responden (lanjutan)

(40)

28

Lampiran 6 Data pendapatan dan pengeluaran responden

No. KK Penghasilan (Rp/bln)

Responden Suami/isteri Total

1 800000 2000000 2800000

23 650000 10000000 10650000

(41)

29 Lampiran 7 Data alokasi waktu kerja responden pemanfaatan mangrove

No Nama Alokasi waktu (jam/hari)

Kerja Rumah Tangga Istirahat

(42)

30

Lampiran 8 Data pengambilan keputusan dalam rumah tangga No.

anak Pengeluaran Konsumsi

(43)

31

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jember pada tanggal 26 Juni 1991. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Sisdianto dan Aaf Agustini, S.Pd. Penulis memulai pendidikan di SDN Rambipuji 02 pada tahun 1997, SMP Negeri 1 Rambipuji pada tahun 2003, SMA Negeri 1 Jember pada tahun 2006 dan menyelesaikan pendidikan SMA pada tahun 2009. Pada tahun yang sama penulis lulus seleksi beasiswa utusan Perum. Perhutani melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis diterima Program Studi Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Selama mengikuti perkuliahaan di Fakultas Kehutanan IPB, penulis telah melaksanakan Praktek Pengelolaan Ekosistem Hutan (P2EH) di Sancang Timur-Papandayan pada tahun 2011, Praktek Pengelolaan Hutan (P2H) di Hutan Pendidikan Gunung Walat, KPH Cianjur dan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS) pada tahun 2012, dan Praktek Kerja Lapang (PKL) di IUPHHK-HTI PT. Finnantara Intiga Kalimantan Barat pada tahun 2013. Selama menjadi mahasiswa, penulis juga pernah mengikuti organisasi kemahasiswaan yaitu Program Pelatihan Akademik dan Multibudaya (PPAMB), Music Agriculture Xpression (MAX) sebagai divisi Event Organizer (EO) dan International Forest Student Association (IFSA). Penulis juga aktif menjadi pengurus Forest Management Student Club (FMSC) sebagai kepala divisi Informasi dan Komunikasi, anggota Kelompok Studi Hidrologi serta mengikuti kepanitian dalam berbagai acara di Fakultas Kehutanan IPB.

Gambar

Gambar 1  Peta Kawasan Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya)
Gambar 3  Tegakan mangrove;  (a) Rhizopora  sp.;  (b) Xylocarpus sp.;  (c)
Gambar 4  Komposisi umur responden
Gambar 5  Komposisi tingkat pendidikan responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kontribusi pendapatan ibu rumah tangga penjahit kain perca terhadap pendapatan total keluarga di Kecamatan Banyumas

a. Kontribusi Lahan industri pada total pendapatan rumah tangga menunjukkan kontribusi yang tinggi yaitu sebesar 75,5 persen dari seluruh pendapatan. Kontribusi aset rumah tangga

membahas dalam skripsi ini yaitu Kontribusi Buruh Perempuan Terhadap Kesejahteraan Ekonomi Rumah Tangga Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Masyarakat

Berdasarkan uraian ini maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah berapa besar kontribusi pendapatan sektor informal pada pendapatan rumah tangga

Sebagai sumber pendapatan utama, pendapatan usahatani bunga krisan dapat memberikan kontribusi kepada rumah tangga petani baik dalam rangka memenuhi kebutuhan rumah

Hasil penelitian hubungan selisih umur suami dan istri terhadap peran perempuan dalam pengambilan keputusan rumah tangga bahwa perempuan yang mempunyai selisih umur dengan suami

Berdasarkan uraian ini maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah berapa besar kontribusi pendapatan sektor informal pada pendapatan rumah tangga

Kontribusi yang dapat diperoleh dengan sistem agroforestri terhadap pendapatan rumah tangga adalah masyarakat mendapatkan hasil dari lahan hutan tanpa harus menunggu