• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fisiologi latihan kerbau makepung dan implikasinya terhadap kebutuhan energi dan protein pakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Fisiologi latihan kerbau makepung dan implikasinya terhadap kebutuhan energi dan protein pakan"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)

Usaha peternakan yang dilacukan oleh petani sejak jaman dahulu sebenamya sudah kelihatan md*btnya dalam membantu kegiatan petani itu sendiri. Kehadinm temak dhampkan sekali dapat memberikan nilai tambab terhadae usaha taai yang dilakukan, misalnya pemeliharaan ternak seperti sapi atau kerbau. Ternak kerbau selain sebagai temak penghasil daging juga dimanfaat sebagai ternak ke rja Tetah disadari, bahwa temak sebagai tenaga ke rja akan memberi sumbaogrm yang cukup besar bagi kehidupan petani di pedesaan

Bahau bakar minyak di masa mendatang semakin b- malca temak

kembali menjadi andalan utsma yang dapat membentu petmi mtuk immbdu mengerjakan lahan pertauiannya Perlu dikemukakan bahwa pemanfaatao tenaga ternak akan memberi kesempatm rmhrk memperluas kesemp* lapaqgao kerja meldui jam

temak

Pemeliharaan temak sapi dm kehau, selaio sebagai peoghasil dagiog dan tenaga, jnga diianfaatkan sebagai pel* dalam upacara keagamaan dan hibutan Bentuk p e m m h k m t m a k sapi dan kerbau sebagai hiburan seperti misalnya hmpan

sapi di Madura (Jawa Thur), gemmbungun sapi di Kabupaten Buleleng daa Jembrana (Bali), barapan kerbau di Sumbawa dan makepung kehau @acuam kehau) di Kabupaten Jembrana (Bali). Sistem penilaian dalam perlotubaan ternak berbeda- beds sesuai dengan tujuan lomba tersebut

(12)

Jerribrana d a m nlenir&atkan potensi pariwisata Menurut Djagra (1994). tsnpa disadari lewd makepung ini akan terjadi seleksi kerbm-kerbau yrmg beritualitas

baik

dm pelestarian hewan itu sendiri.

Kerbau-kerbau yang digunakaa dalam naakepung adalah kerbau jantaa baik yang belum ataupun sudah dikebiri. Peme1ihan-m kerbau yaog digunakan sebagai kerbau

makepung biasanya dipelihara lebih intensif d i b a n d i i deaepln yaug tidak dipakai

trzukepng. Sebelum mush makepung dan saat mush hnun di sawah, kerbau-kerbau tersebut digunakau sebagai ternak kerja Setiap pasaug kerbau akan menarik sebuah kereta (cikar) yang diken* dan dikendalikan oleh seorang b i r . Patangan-pasangan kerbau dipacu dalam kelompok kelasnya

dan

terdapat tiga kelas yaug dikelompokkmn berdasarkan etas kecepatan larinya Ketiga kelas tersebut masiw-masing addah kelompok yaug mempmyai kecepstar tinggi (Kelas A), kelompok kecepatao m e n e e (Kelas B) dm kelompok kecepatm rendah serta pemula (Kelas C). Tiap-tiap kelas diberi nomor urut sesuai d e w kecepah (ranking) ywg akan diadu dalm makepung antara Blok Barst dm Blok Timur. Benluk penilaian makepung adalah adu kecepatan setelah melintasi lintasan yang panjanpya sudab ditentukaa Pelakseaaaa

mkepung dimulai pada awal mush k e m m atau setelah mush panen padi di sawah

.

(Sumadi et al., 1986; Djagra, 1994).

K e t h kehau dalan~ melakukan suatu keija saogat terganhmg kepada massa tub& (Djasnr, 1991), mur (FAO, 1972), kondisi (Cocluill, 1974),

ulawn

tubuh

(Peamoo, 1989) latihan (Pearson, el al., 1989), pasangan (Pearson, et ul., 1989)

dan

suhu Imgkuqpn (McDowell, 1972; Djagra, 1990).
(13)

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujusn mtuk mengetahui sebanyak rratngki mengenai infonnasi sejarab diad&maya m a k e p n g . Ukunm-ukuran diiensi tubuh dicoba diadakan hub- dengan kelas preatasi dan mengamati respon fisiologi dari lama latihan yang disesuaikan dengsn massa tub& serta implikasinya terhadap keblduhsn energi dan protein pakan dan menentukan bteria-biteria fisiologi menuju ketahanan fisik kerbau siap pacu Vtness). Kinerja fisiologis k d a u siap pacu didasarkan atas lama wakb~

latihan dan massa tubtlh hubungannya dengan ketahanan fisik (endumnce) kerbau tersebut. Percobsen pakan yang dilakukaa 4 mengetahui kebutuhan energi dan protein pada kerbau makepung, sehingga nantinya memberi dasar llntuk menyusun rrmsum yang sesuai dengam k e b h a n n y a Hal lain yang ingin diketahui adalah perubahan komposisi tubuh ternak sebagai akibat lama latihaa pada masing-masiqg kerbau sesuai dengan massa tub*

Manfaat

Penelitian

(14)

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Kemampuan Ternak Kerbau

Kwbau merupakan hewan yang tidak asing bagi kehidupan dan kegiatan pemi di pedesaan, sehiogga peran ternak kerbau dalam bidang pertanian sebagai tenaga kerja menjadi srmgat penting. T d lain yang dapat d i i a n h k m sebagai ternak kerja adalsh sapi, kuda, keledai dan lrnCa Menurut Ramaswamy (1985), bahwa sekareng ini terdapat sekitar duamilyar maausia berganhmg kepada tenaga tern& Keadaan ini akan meningkat sao@ cepat pada tahun 2020, pada saat minyak bumi sebagai s u d w energi mesin ketersediaannya sudah terbatas, s e h i w akan menyebabkan p- mesin tenhma mesin-mesin pertanian meajadi b e r b m g

Populasi ternak ke&au di Indonesia pada tahun 1984 sekitar 2.391.000 ekor yang tersebar di eeluruh kepulausn Indonesia (Cambell, 1984) dengan densih 16,2 e b r per 1.000 h e k (Bunvejchewin dan Chatal- 1989). Di Pulau Jawa sendiri

terdapat sekitar 1.000.000 ekor kerbau yaag sebagian besar

dimanfaafkan

sebagai ternak kerja (Patheraan et al., 1985). Pemanfaaten ternak M a u sebagai ternak keija di Indonesia adara lain tmtult m e n d gerobak dan m d a j a k hutma di sawah (Bmvejchewin dan Cbatalalrhana, 1989). Usaha

tani

di

negara-negara berkembaog pada

I

- lebii banyak -nr tensga ternak drm tenaga nunnmia dari pada menggmakan tenaga mesin, sebdiknya di negsra-negara maju lebih banyak menggunakaa tenagamesin (Ramaswq, 1985)(TabelI).

(15)

sebqai ternak kerja juga sebagai hewan atlet Lornba ketangkasan t e d kerbau di Kabupaten Jembrana ini disebut makepung. Makepng merupakan adu ketangkasan Iari cepat sepasang kerbau yang menarik c h dm dipacu pada lintasan di arena

makepung. Makepung dilaksanakan setelah musim panen padi di saw& atau saat awal musim kemaray sekitar bulm Mei sampai Oktober.

Tabel 1. Pemakaian Tenaga K e j a dalam Usaha Taai @mamamy,

1985)

Ola) (ha)

(%I

(ha)

(%I

(ha)

Berkembang 479 125 26 250 52 104 22

Kerbau rnempunyai kenmqnm yang terbatae,

karena

itu beban kerja yang diberi perlu disesuaikan Kekuatan kerbau m e n d beban berbanding lurus dengaa massalubuhnya Merurut Goe (1983), kekuatan tarik kerbau antara 10

-

14 % massa

tubuhnya pada kecepatan 2,s

-

4 kuu'jaru Teleni dau Hogan (1989) mendapatkaa bahwa sapi

dan

kerbau dapat menarik beban yang massauya 11 % dari massa tubutmya dengan kecepatan 2,5 Wjam selama 3 jam [image:15.529.39.460.19.690.2]
(16)

sawah seluas 2,28 ha, tetapi bila dikerjakan pagi dan sore hari selama 2,s

-

6 jamhari dapat mengolah sawah rata-rata 3,18 h a

Beberspa ha1 yang dapat mempengamhi kemampuw kerja kerbau antma lain : massa tubuh (Djagra, 1991), umur

o,

1972; Mathew dm Pullen, 1977)

euhu

llngkungan (McDowell, 1972; Msthews

dm

Pullen, 1977; Djagra, 1990), kelembaban udat-a (Mathews dan Pullen, 1977), jenis dan kekerasan

tanah

(Mathews dan Pullen, 1977), kondiei (Cockrill, 1974), ularran

tub&

(Pearson, 1989) pasangan (Pearson et al., 1989) dan jenis kelamin (Mathew dan Pullen, 1977). Telah diketabui pula, bahwa kerbau jantan umrmmya l e b l kuat daa lincah dibmdingkw kehau betina (Mathews dan PullenJ977).

Faktor utsma yaqg menentukm kemenangan pasangan kerbau dalam perlombaaa

d e p u n g adalah kecepatan lari pamngim kerbau y m g bena&&m Untuk mendapatkan kerbau-kerbau yang dapat dihawplnm mempunyai kecepatw Iari ymg lebih tinggi, maka beberapa faldor yang perlu diperfLatikan sntera lain : (1) m s a

a u h , (2) janis kelamin, (3) umur, (4) kondisi

tubuh,

(5) watalr dan latihan, (6) ukmm

dimensi tubuh, (7) pasaogao dm (8) suhu lingkungan (Djagra, 1992).

Menurut Djagra (1991), bahwa kehau pada ~ l l l l ~ yang satna dan mempuuyai masa tubuh berbeda antara 425 dan 450 kg mempuryi kecepabm beajalan membajak sawah masing-masing 43

dm

42 dmenit, sedangkan pas- k d a u jaotsn bejalan saat membajak sawah lebih cepat (43 dmenit) dibmdiqkan kerbau betina (32 mlmenit).
(17)

besar dibandlngkan dengan ternak yang memiliki langkah yang lebih paujang ~lr~tuk menernpub jarak yang sama (Pearson, 1989).

Ternak yang terlatih dan rnempunyni wadak p da h lebih tPlnggap dan lebih efisien menggunakau tenaga, demikiau pula pasangao ten& yaog homogen dapat menghasilkm kerjasama y s o ~ s e m i sehingga ternak dapat melakssnsan tugasnya

secaramaksiial (Pearson et al., 1989).

Suhu udara lingkungaa dapat mempengaruhi prestasi kerja kerbau. Pada pagi hari suhu udara rendah sangat cocok untuk kerbau dibandiogkan pada wakh siang hari (McDowell, 1972; Djagn~ 1990).

Pengaruh Kerja atau Latihan Terhadap Kinerja

Fiologi

Georgie et al. (1972) melaporkan, bahwa sapi persilaogan Brown

Swiss

X

Sahfwal (F,)

drru

Jshiwal

jrmtan ycmg

d i b d

filatihsu sttlama

2

jam

mengalami perubahan-pembahm dalsm metabolit

darahnya

Perubahan-perubahan tersebut meliputi pemnnran

Hb

d a d , glukosa darah, dan H C 4 - plama, sedaogksn laktat meniagkat pada kedua jenis sapi tersebut Zanzinger dan Becker (1992) melaporkan hasil penelitisaaya, bahwa tejadi p- pH, l a m trigliserida

dan

W A

d a d sebagai &bat dari latihan tersebut (Tabel 2).

Merumit Upadyay dan Madan (1985), bahwa kerja atau pun latihan pada ternak aksn meqgakibalkan Hb Hb akan bun, akanedasgkan HCW plasm4 p a , p C 9 dm pH darah akan meningkat Penggunaan ternak sebagai temak kerja meMPUt Teleni et d. (1991) dapat mengakibatksm p e r u b h metabolit-metabolit d a d (Tabel 3). Mentngkatnya packed cell volume (PCV) selama bekerja karena adam/a pembua..ngan metabolit-metabolit dari tubuh, sedangkao peningkatan

aeam

(18)

Pethick et

at.

(1991) melaporkan, bahwakonsenhui

FFA,

esam laktat, glukoea, rasio laktat/pinrvat dan pH darah meningkat sebagaj akibd dari peningkatan lama latihm dm kecepatan lari dari ternak domba, sedangkan konsentrasi HCQ- menjadi lebih rendah.

Tabel 2. Rataan pH, Gas dan Metabolit Darah Sebelum K e j q K e j a Sedaag, Kerja Maksimal dan Recovery 30 menit (Zanzinger

dsn

Becker, 1992)

Simental Zebu

Peubah sebchm Se+ M- h. s ~ c e h m s e w ~ . b i r ~ 0 1

Meningkatmla a m i t a s kerja dan latihan juga rnenhgkdau laju r e p h i , denyut jantung, suhu rektal

dan

mdm h l i t (Hays et d., 1978; Upadhygr

dan

Madan, 1985; Eogguelle et d., 1993). Hodgson et d. (1993) melsporlran, bahwa telah' dilskukan penelitian yang memberi t i p macam perlakuaa latihan 40; 65 dan 90 % V& max pada kuda Hasil penefitiannya menunjuldran, bahwa denyut jantung kuda meningkat dati 40 detaklmenit masing-masing menjadi 128, 169 dan 192 detakfmenit dan setelah 30 menit recovey masing-masing menjadi 46; 52 clan 57 detak per menit Dilaporkan pula, bahwa mbu rektal, naik dati 37.g°C ( m d n g ) masing-masing menjadi 38,s; 39.2 dan 40,2"C dan setelah 30 menit recovery wing-masing menjadi 38,3; 38,3 dan 38,5"C.
(19)

fekuensi latihan 3

-

5 kali per minggy inlensitas Irltihan 60

-

90 % h i naax heaflh mte reserve atau 50

-

80 % Vo? mar dan lama latihan 15

-

60 menit. Hal ini erat kaitannya dalam rneni@stksn kebugaran yang sering disebut dalarn dunia olah raga [image:19.529.40.459.21.706.2]

sebagai siap bertrmding

Tabel 3. Rataan Konsenkasi Metabolit D d Sebelum dan Sesudah K e j a (Teleni et al. 1991)

Peubah Sebelum kerja Sesudah ke j a Recovery

FFA (mM) 0,806 1,227 0,925

Glukosa

(mM)

3,229 3,600 3,202

As. Laktat

(mM)

0,884 1,121 1,048

Urea (mM) 1,607 1,607 2,022

PCV

(Yo) 25 27 23

Kebutuhan Energi Untuk Kerja

Kelnduhan energi untuk kerja pada ternak dipen$anhi oleh intensitas dm lama

.

ke ja, koadisi lingkuqp dan jenis pekerjaau serta massa tubuh ternak tersebut (Bumualim dan Kartiarso. 1985). Beberapa hasil penelitian juga m-jukkan, bahwa energj total yaog digindm oIeh t e d uotuk bekerja dipengmhi oleh beban kerja Beban k e j a d i i a s i f i i k s n menjadi tiga kelas yaitu ringan, sedang dan berat. D e n p demikian pditungan energi mestioya didasadcan atas intensitan kerja dan produksi tenaga yang dihasilkan (Goe dan McDowell, 1980).
(20)

menyatakan, bahwa kebutuhan energi untuk ternak yang bekerja ringan (berjalan tanpa beban 6 jam/hari) besarnya 1.5 kali dari kebutuhan hidup pokok dan meningkat sampai dua kali untuk ternak yang bekerja berat (membajak 6 jamhari). Sebelumnya Goe dan McDowell (1980) menyatakan, bahwa kebutuhan energi untuk kerja pada kerbau besaruya 2,7 kali dari kebutuhan energi untuk hidup pokok; sedangkan penelitian Lawrence (1985) meudapatkan, bahwa sapi mernerlukan 1,67 kali dari energi uotuk hidup pokok. Menurut Mahrdika (19961, kebutuhan energi untuk hidup pokok pada kerbau betioa sebesar 0,36 'j,@ sedangkan kebutuhan energi istirahat sebesar 0,42

e.".

Kebutuhan energi tersebut meningkat sampai 1,99 kali bila bekerja selama 3 jam/hari dengan beban kerja 450

-

500 N.

Komposisi TubuhTernak

Metode y q dapat dikemba&m unluk menentukan produksi psnas pada hewan hidup bebas adalah d e w melakukan pengukuran penrbahan komposisi tubuh. Metode ini disertai dengaa pengdman energi temetabolis (ME) dengen percobsum neraca anergi. Pada h e m kecil dapat dilakukan d e w mengohankan contoh jaringao '

(21)

lemakprotein dan energi jaringan dapat ditentukan dengan metode tanpa merusrdt tub& hewan (kaedah non-invasif).

Rule et at. (1986) telah mengembangkan teknik penentusn komposiai tubuh hew811 tendzrma pada sapi perah deogrm rnengukur kadar air tubuh desgan ruang disb-ibusi urea Nsmun formula yang dikernbangkan oleh Rule et al. (1986) tersebut adalah pada sapi perah, jika diterapkan pada temak lain (kambing dan domba) lnrrang memberi hail yang mennmksn (Swhdipradja et id., 1995). Selain metode tersebut, telah banyak pula dikembangkan metode-metode pengukum komposisi tubuh seperti pelanrtan isotop, total body electrical conductivity

(TOBEC),

Intake

i

Digestion

I

Glycogen

-

Anaerobic

I

Storage

I

-

I

Oxidation

I

I

Creatine

1

fl-l

1

~ i p i d

1

Phosphate Acetyl-CoA

---

Storage

Cardiac output

-bar 1. Skema Jalur Pintas Konsumsi Energi Kimia sampai Pengeluaran Energi Mekanik pada Hewan K e j a (Teleni

(22)

bloelectncal Impedance analyns (BIA) serta skin fold Thickness (Powers dan Howley, 1991).

Pengulflwn komposisi tubub rn-vivo dengan teknik pqukwan volum jenis mendapatkan, bahwa kerbau yang beke j a sampai 3 jadhari selama 14 hari tidak berpengaruh nyata terhadap komposisi tubuh kerbay namun terdapat kecendenmg;m memnunnyaproporsi lemak pada kelompok kerbau yang bekerja(Mahardika, 1996).

Kleiber (1962) mengambarkan teknik peogulaaan lemak dan protein tub& yaog didasarkan atas massa jenis tubuh. Hal ini didasarkan atas suatu kenyataaa, bahwa tubuh terdiri dari lemak dan bukan lemak (lean). Lemak mempunyai maesa jenis yang lebih kecil dari bagian lean, bila massa jenis tubuh diketahui maka mama lemak dapat dihibmg.

-

P

massa jenis tubuh dilakdcan dengan prinsip hukurn Archimedes yaitu dengan menimbang massa clan mengukur volum tubuh tern& Volum tubuh ternak dapat diukur dengan menenggelllmkan tern& di dalam

bak

air ycmg telah diisi

air

eehingga terjadi perubahan peranrkaan air atau air pug keluar dari bak tersebut.
(23)

Konsumsi Pakan Kerbau Kerja

Konsumsi pakan kerbau yang massanya 350

-

350 kg akan dari 5,26 kg menjadi 6,26 kg DMhari bila beban ke janya ditingkatkao dari taapa beban menjadi 50 kg yrmg d i i a k a n selama 14 hari, tetapi tidak terjadi kenaikan massa tubuh dari keduamacam kondisi kerbau tersebut (Bakrie et al., 1989). Borton (1987) me*

bahwa

tidak

ada perbedaan konsumsi pakan dari sapi yang dikerjakrm selama 2 jamhari dengan yang diiejakan 3 j d s r i . Hal ini sejalan deogrm peneIitian Bamualim (1987) ysng mendapatkan, bahwa tidak terdapat perbedam aotara kerbau yang menarik bebsn 80 kg selama 2 jamhari d e w kerb= yang ti& dikerjakaq tetapi kenaikm massa tubuh kerbm yaag tidak dipekerjakan mengalami keaahn yang lebih ti@. Ternak yang berkerja lebih berat mengkonaumsi mekaaao yaqg lebih banyak dibandiogkan ternak yrmg hkuensi kejanya lebih ringau, tetapi pexhdmhm massa tubdqa setiap hari tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (Usri, 1988).

Hal

ini menrmjukkan, bahwa peningkatan konsumsi pakan pada teniak y a q bekeja lebih berat tidak digrmakan lmluk peitmbuhan tetapi d i m mhrk memenuhi k e b m energi mtuk kerjs

Piterson dan Teleni (1991) mendapatkan, bahwa kerbau yaog

d i k e j a b

(24)

Tabel 4. Konsunlsi Pskan, Pe~tambalan Meesa Tubuh, dan Kecemaan Bahan Kering pada Kerbau yang Mendapat Berbagai Lana Kerj a (Mahardika, 1996)

Peubah

- -- -

Lama kerja (jam/&)

0 1 2 3

Konsumsi

-

Bahan kering (% masaatubuh) 2,02 2,48 2.60 2,71

- Protein m i ) 0,56 0,69 0.75 0,71

Kecernaan bahan kering (%) 50,05 50,27 51,87 5146 Pertambahan massa tubuh (kg/hari) 0,50 0,18 -0,ll -0,32

Metabolime Karbohidrat,

Lemak

dan Protein

Krtrohidrat m bpada temak ruminansia a k a diubah menjadi asam asetat, propionat dan butirst Aesm propionst diaerap dari rumen ke dalam sirkulasi d a d dm dibawa ke hati membentuk glukosa Asm butirat diubah menjadi P-hidroksi butirat kemudian bersama asam asetat akan dipakai oleh jaringen tubuh sebagai sumber tenaga dan mensintesis lemak (Gambar 2).

Glukosa mengalami katabotisme melalui dua jalur yaitu jalur glikototis dan siklus asam sitrat Jalur glikolitik berlangsung dalam sitoplasma, dimana glukosa

alnm

didegradasi menjadi asam piruvat (Gambar 3). Glikolisis dapat berlrmsslmg tanpa (anaerobik) atau dengan oksigen (aerobik), tetapi hasil energi untuk reaksi seluler lebii tinggi pada keadaan serobik

.

Tiap mot gula triosa menghasilkan 2 mol ATP pada reaksi 19-difosfogliserat menjadi 3-fosfogli~ed dm pada reakai fosfoenolpiwrd menjadi pinmd, sehingga jtrmlahnya 4 mol Am. Pada reaksi tersebut, 2 mol ATP [image:24.529.41.467.29.708.2]
(25)

Tabel 4. Konrrunlsi Pakaa, Pertambahan Mwsa Tubuh, dan Kecernaan Bahan Kering pada Kehau yang Mendqat Berbagai Lama Kerja (Mahardika, 1996)

Lama kerja (jam5aii) Peubah

-

Bahan kering (?A massatubuh) 2,02 2,48 2,60 2,71

-

Protein (kglhari) 0,56 0,69 0,75 0,71

Kecernaan bahan kering (%) 50,05 50,27 51,87 51,46 Pertambahan massa tubuh W a r i ) 0,50 O,l8 -0,ll -0,32

Metabolime Karbohidrat, Lemak dan Protein

-ohidrat malcsnrm pada ternak nrminrinsia akan diubah menjadi ssm asetat, propionat dan butin& Asam propionat diserap dari mmen ke dalam sirhrlani darah dan dibawa ke hati membentuk glukosa Asam butirat diubah menjadi p-hidroksi bldirat

kemudian bersama asam aseW akao dip* oleh jaringan tubuh sebagai sumber ten- dan mensintesis lemak (Gambar 2).

Glukosa mengalami katabolisme mslalui dua jdur yaitu jalur glikolotis dm siklm asam sitrat Jalur glikolitik berlangsung dalam sitoplasma, dimana glukosa akan didegradasi menjadi asam pimvat (Gsmbar 3). Glikolisis dapat berlangsung taapa (anaerobik)

a&u

dengan oksigen (aerobik), tetapi hasil energi untuk reaksi seluler lebih tin@ pada keadaan aerobik

.

Tiap mol gula triosa me@asilkan 2 mol ATP pada reaksi 1,3-difosfogliserat menjadi 3-fosfogliserat dan pada reaksi fosfoenolpirwat menjadi pinrvat, sebingga jumlahnya 4 mol ATP. Pada reaksi b e b u t , 2 mol ATP [image:25.529.41.462.37.679.2]
(26)

keadaan oksigen berlebihan, NADH yang disintesis dapat mengalami oksidasi melalui sistem transport elekh-on dalam mitokondria Fosforilasi oksidatif

akan

mesghasilkan 6 rnol ATP, sehinggajalur glikolisis merighasilkan 8 mol ATP.

FFA

SINTETPSE

m a r 2. Litasan Ketogenesis dalam Hati

(Murray

et d., 1995)
(27)
[image:27.522.84.405.96.676.2]
(28)

1 mol glukosa ---a 2 mol piruvat = 8 ATP 2 mol pintvat

---

r C 0 2

+

H20 = 30 ATP

...

Jumlah = 38 ATP

Simpanan lernak dalam tub& merupakan sumber energi utama bagi tub& dan depo lemak berupa higliserida a h dihidrolisa menjadi gliserol dm asam lemak bebas. Gliserol dapat diubah menjadi glukosa melalui proses glukoneogenesis dan glukosa y- dihasilkiin masuk siklus glikolisis di dalamsito plasma dan asam sitrat di dalam mitokondriauntuk menghasilkan energi. Satu rnol gliserol akan menghasilkan

21 mol ATP. Tiga asam lemak yang dibebasksn dari hasil hidrolisa bigliserida akan didegradasi menghasilkan energi, C 9 dan K O .

2 rnol gliserol ---> 2 rnol dehidroaseton fosfjlt = 4 ATP 2 mol dehidroaseton fosfal ---a 1 mol glukosa

1 mol glukosa ---> C@

+

6 0 = 38 ATP 2 mol gliserol = 4 2 ATP

Asam amino dapat pula dioksidasi untuk merrghasilkan energi, k e a k ini

.

dapat berlangsung pada saat persediaan glukosa daa lemak terbaCss pada temak-ternak

atau manusia yang bekmja k e r n dalm jam& waktu lama Tahap perCsma penguraian protein adalah deaminasi dengin pemindahan gugus amino clan mengbasilkan gugus alfa-keto. &gus alfa-keto masuk siklus asam sitrat dan menghasilkan energi (Gambar 4). Amonia yang dihasilkan kemudiao dibawa ke hati dan diubah menjadi urea yang dikeluarkan melalui w i n Pada aktivitas tubuh yang cukup tinggi menyebabkan cadangan energi di dalam tubuh akan dimobilisasi sehinegamenghasilkan air metabolik

yang lebih banyak dim air metabolik ini digunakan untuk melarutkaa urea d m ternak

(29)

Hidrokriprolin iakial Seiin

Slrlcin Treonln Gllsin

Forfoenol-

1

-

pi,uva 4- 3kra1osreta1

-. latosin

FeniBianin ----t Fumaiai

[image:29.522.85.422.99.655.2]

Aspaflat

(30)

BAHA.N

DAN

METODE

Bahan

Ternak

Sejumlah 20 ekor d i h dimensi tububnya unluk masing-masing kelas

makepng (Kelas A : prestasi puncsk; Kelas B : prestasi sednng dm Kelas C :

[image:30.527.39.465.26.696.2]

pemula). Padapercobaan fisiologi latihan digunakan tiga kelompok temak dan masing- masing kelompok terdiri dari 4 ekor kerbau jantan serta masing-masing kelompok mempunyai massa tubuh rata-rata 309.44 kg (Bl), 350,94 kg (B2) dan 393.94 kg (B3) (keterangiln lebih rinci disajikan pada bagiao rancangan penelitisn

II

dm

III

dari Metode). Kerbau tersebut telah dinilai kebugtaan tubuhnya I&& mengetahui kesiapannya dilakukan pengukuran terhadap kadar hemoglobin

(a),

eriirosit, hematohif lekosit dan pH darah (Tabel 5).

Tabel 5. Kadar Hb, Eritrosit, Hematokrit, Lekosit dm pH Darab K d a u Sebelum Percobaan

Kelompok

Hb

EriIrosit Hematokrit Lekooit PH

Makanan dan

Air

Minum.

Makanan yang diberi selruna penelitian adalah rumput raja atnu King gmss (P.

(31)

Kandang dan Perlengkapannya

Pada penelitian

EI

dan Ill, kerbau dipelihara di dalam kandang metabolik yang khusus dirancang u d c kerbau Lantai kandang dibuat dari batu bata yang disemen sehiogga mudah untuk mernbershkmaya, sedaagksn alas kandang tempat kerbau keseharian dibuat dari kayu sehingga win lebih mudah ditampung. Kandaag dilengkapi dengan tempat palcan, penampungan air kencing, tempat air minum dan penampgan kotorsn Bagan kandang

dan

perlengkaparmya disajikw dalam gambar 5. [image:31.527.39.470.17.693.2]

Keterangan : a: tempat pakan, b : tempat air minun, c : lantai kandang, d : alas luncuran urin,, e: penampung win dan f : tempat kotoran

(32)

Ala t-ala

t

Alat-alat yang d~gunakan untuk menunjang penelitim ini addah gerobak kecil untuk latihan dan cikar khusus untuk tes lari (makepurg) (Gmlbar 6). Suhu tub& d m suhu rektal diulcur dengan termometer digital Alohq sedangkan denyut nadi diukur dengan Polar Sport Tester PE 3000 buatan F~nlandia.

Alat-alat lain ywg digunakan adalah timbwgan merek Slrelter dengan kpasitos 100 dan 1000 kg, meteran pita, jnngka sorow bak ar, stop wafch dm alat- alat lulls

Tempat Penelitian

Penelitian lapang untuk rnenglkur dimensi t~~bbtrh dilakukan di tiga kecmatan yaitu Kecamatan Mendoyo, Negara dan Melaya Kerbau-kerbau tersebut diukur di tempat pemiliknya sehingga rnemudahkan petaksanaan pengukuran, karena kerbau yang

(33)

dipakai naakepung pada umumnya h a n g jinak bila didekati orang lain. Percobaan fisiologi latihan dilakukan di Desa Candikusuma dan uji makepung dilakukan di Desa T-a Kecamatw Melaya Kabupaten Jembrana (Bali). Kondisi tempat latihan adalah di bawah pohon kelapa, panjang lintasan melingkar 114 m dengan srhu udara sekitar 24

-

32°C dan kelembaban udara saat penelitian sekitar 75

-

90 %.

Analiaia

Iahonctoritsn terhadap pakan d m e k h t a dilakukan di Lsboratorium IImu Nulrisi dan Makaaan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Udyana d m Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas P e t e d a n Institnt Perianian Bogor, sedangkm aadisis peubah-peubah darah dilakukan di Laboratorium Prodia (Denpasar) dan Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Hewan InatiM Pertanian Bogor (Bogor).

Metode

Rancangan Penelitian

Penelitian

I.

Guna memperoleh pemahaman menyelunih mengenai kegiatan

nzakepung, maka dicari informasi mengenai sejarah kerbau makepung yaag ada di Kabupaten Jembrana (Bdi), Infonnasi dikumpulkan dari buku-buku atau tulisan d m wawancara langsuog dengan sesepuh maqmakat yang pernsh mengikuti atau memiliki kerbau rnukepung. Sistem organisasi makepmg diperoleh dari pengurus &lam ha1 ini ketua dan sekretaris pengums.

Penelitian

11. Penelitian kedua ini mempelajari ukuran-dcumn dimensi tubuh kerbau makepung (Gambar 6) dan kinerja fisiologi latihan. Penelitian &ran dimensi tub& dilakukan terhadap 20 ekor kerbau mukepung setisp kelasnya (Kelas A, B d m C) yang diambil secara acak di tiga kecamatan (Mendoyo, Negara dan Melaya)
(34)

dada (chest or heart girth), li&a pemt (hue1 orparmch girth). $flank, tinggi pundak

(withers height), tinggi pun- (back height), tinggi pinggang (loin height), tinggiul pingyl (hips height), tinggi kemtdi (thurl height), pangkal ekor (tailhead height) dan jarak kaki depan

-

belakang Untuk menentukan penem- patan kelas kerbau makepung,

data dianalisis dengan Andisis Dislaiminan dan Analisis Diskriminan Bertatar, serdangkan hubungan kecepatan dengan peubah dimensi tubuh d i d i s i s regresi berganda pada Pada penelitiao fisiologi lrttihan digunakan Rancangan Acak Kelompok pola Petak Terpisah (Splitplot) 3 x 4 . Tiga tingkat massa tubuh sebagai pet& utama (B1= 309,44 k 4,29 k g B2 = 350,94 f 6,21 k g I33 = 393,94 f 8,07 kg) dan 4 tingkat lama w a h latihan sebagai anak pet& (LO : tidak dilatih; L1 : dilatih

Ketemlgan : a : panjang badan, b : panjang kemudi, c : liogkar dada, d :

(35)

selama5 menithari; L2 : dilatih selan~a 10 menithari dan L3 : dilatih seliuna 15 mcnithari) dan masing-masing perlakuan terdiri dari 4 ulangan Peubah yang diamati adalah : suhu kulit, suhu rektal, denyut nadi, 6ekuensi nafas d m metabolit darah yang diukur sebelum dan sesudah uji lomba lari nsakepung daii 30 menit setelah uji lari (recovery). Data yyan diperoleh dianalisis dengan Analisis Sidik Ragam dan bila terdapat beda nyata (P4,05) dilanjutkan Uji Jarak Berganda hincan ( G a s p e r s ~ 1991).

Penelitian

111. Penelitian ketiga mengenai keseimbangan energi d m komposisi t ~ ~ b u h kerbau makepung kaitannya d e n p massa tubuh den lama waktu latihan. Penelitian ini m e r w a k a n Rancangal Acak Kelompok (RAK) pola Split-plot (petak terbagi) 3 x 4. Tiga tingkat massa bbuh sebagai petak utama (B1 = 309.44 f. 4,29

&

B2 = 350,94 It 6,21 kg; B3 = 393, 94 f 8,07 kg) dm 4 tingkat lma waktu latihan sebagai anak pet& (LO : tidak dil*,

L1

: dilatih selama 5 menivhari; L2 :

dilatih selama 10 menitmari dan L3 : dilatih selama 15 menitlhari) dan masing-masing p e r l b terdiri dari 4 ulangan. Peubah yaog diamati adalah : konsumsi pakan, pertambahan massa tub&, keseimbangan energi dm nitrogen d m komposisi tubuh kerbau.

Jalannya Penditian

Sejarah

mn!kepmg.

Infonnagi d i i u l k a n dari hasil wawaacara dengan sesepuh masyarakat yang pernah berkecimpung Ian- dalam pertombaan dan organisasi makepung dan juga dicari dari publikasi meogenai makepuug baik yang terdapat pada penlpuus organisasi makepuog, Dinas Pariwisata Kabupaten Daerab Tingkat

II

Jembrana ataupun Pusat Dokumentaai Pemerintah Daerah Tingkat I Bali.

Pengukuran dimensi tubuh.

Pengukuran dimensi tub& kerbau m k e p u n g
(36)

ferrgukuran ukuran panjang dan tirtggi bagian-bagian tubuh mengunaka alat banhr berupa jangka sorong sedangkan pengukuran ukuran lingkar bagian-bagian

tub&

diukur densan meteran pita (Cwnbar 6). P e n g h tersebut dilRkukan di tempat pemilik kerbau sehingga memudahkm pelaksanaan pensulfllran, karena suasana lebih tenang

dan

dengan bantuan pemiliknya kerbau akan lebih jinak

Pengukuran kecepatan.

Kecepatan lari kerbau diukur pada saat berlangsmgnya makepung di DesaDelod Berawah. Sirkuit makeplmg yang terdapat di Desa Delod Berawah berbentuk U sehingga saat start dan jnish jelas dapat dilihat s e h i a a dengan mudah dapat dilakukan pengukuran kecepatan Kecepabn diukur dengan rnengukur panjang lintasan yang diternpuh dan lama wakh~ tempuh dari saat

start sampai jnish. Panjang lintasan diukur dengan odometer uedangkan lama waktu tempuh diukur dengan srop wrch. Membandingkan panjang lintasan d e w lama waktu tempuh merupakan kecepatan lari kerbau dm nnnusnya sebagai berikut :

v

=

---

.

. .

.

. . . .

. .

. .

. .

.

.

. . .

. . .

. . .

. . .

.

.

.

. . . .

. .

. .

. .

.

. . .

. . .

. . .

. . . .

.

.

.

. . . .

.

. . . .

. . .

.

. .

. .

.

(1)

T

V : kecepatan (kmljam) S : jarak yang ditempuh (Ian) T : waMu tempuh (jam)

Pelaksanaan latihan dan uji

m a R q q . Kerbau dilatih sesuai dengin perlakuannya setisp pagi pukul 07.00 (Wita) selama 14 hari dan pada hari ke 15 dilakukan uji makepung. Latihan yang dilakukan berupa lari derap (jogging) selama 5,
(37)

dilakukan eebelunl &I sesudah pacuail. Pelaksanm lictihan dilakukan pada lintasan

melingkar di bawah pohon kelapa di Desa Candikussuma , sedangkan uji makepung

dilakukan pada lintasan arena makepung di Dusun Berawan Tangi. Desa Tukadaya, Kecarnatan Melaya pada waktu pagi hari. Sehabis latihau atau tes nzukepung, kerbau dikandangkan kembali sehingga pengamatan lainnya yang bemubungan keseimbrmgan pakan dan komposisi tubuh d q a t dilakukan. Kondisi tempat latihan adalah di b a d pohon kelapq rmhu udara sekitar 24

-

32' C dan kelembaban udara saat penelitian sekitar 75

-

90 %.

Nadi (nilai detak jantung).

Pengukurm fi-ekuensi detak jantmg dila- kukan dengan menppnakan Polar Sport Tester PE 3000 buatan Finlandia yang telah dimodifikasi sehingga d q a t digunakan pada kerbau (Mahardika, 1996). Pengulawn dilakukan selama I menit sebelum, sesudah dan recovery 30 menit baik pada l a t i h atau pun pada saat uji makepng.

Suhu

kulit

dan suhu rektal.

Suhu M i t dan rmhu rektal diukur dengan mengpakan termometer digital buaCan Jepang Pengulanan dilalcukan pada saat yang

besamaan dengan pengukuran detak jaobng

Frekuensi nafas.

Frekuensi rids dibihmg selama 1 rnenit bersamaan dengan saat pengukuran detak janlung, suhu kulit

dan

suhu r e W .

Parameter darah.

Contoh darah diambil melalui vena jugularis. dilakukm sebelum, sesudah dan recovery 30 menit saat melskukan tes naakepung (Gambar 7)

yang selanjufkan dibawa ke laboratorium untuk dianalisis. Analisis metabolit darah dilakukan di Laboratorium Prodia, Dempasar (Bali).

Pengukuran konsentrasi glukosa darah.

Metode yang digunakan adalah GOD-PAP dan menggmakan alat Spektrofotonieter tipe 720. Deproteinisasi plasma contoh dilakukm dengar1 mencanyw 0,l ml plasma dan 1 ml URAC dail
(38)

kecepatan 2500 rotasi per menit selama

IS

nienit. Ambil 0,1 ml supernaha untuk

dianalisis. Buat lanltan reagen dengan mencelupkan satu b-g reagen strip ke dalam larutan penyangga selama 10 menit lalu keluarkan d m dibuang Larutan 0,I ml larutan baku (standard) dmasukkan ke dalam cuvet berdiameter 1 ctn clan tambahkan 2

rnl larutan reagen. Lamtan dicampur secara homogen dan dibiarkan pada suhu kamar selama 3 jam Ctrvet d i m d k a n ke dalam Spektrofotometer untuk mengilkur nilai absorbansnya Larutan 0,l ml supernatan dan 2 ml larutan reagen dimasukkan kedalam cuvet dan dikocok sampai homogen kemudian dibiarkan pada suhu kamar selama 3 jam.

Grunbar 8. Pengambilan Contoh

D d

Kerbat
(39)

C : konseb-asi glukosa (@lo0 ml) A ,,ah : nilai absorbws contoh

A b h : nilai absorbam baku

Analisis kadar trigtiserida darah.

Metode yang dipakai berdasarksn Colorimetri-test (Kit-Merck). Triglise~ida oleh enzirn lipase dengan kombinasi k h m akan dihidrolisa menjadi gliserol

den

asam lemak bebas. Gliserol yang terjadi bereaksi dengan ATP seh* terbentnk gliserol-3-fo& d i W a h

NAD

menjadi dihidroksiasetonfosfat dam

NAD&. NAD&

ditambah INT alcan terbentuk formame.

Sepuluh pl contob ditambah 1000 pl lanrtao pereaksi dari KIT yaag dicampur rata dan diinkubrrsikao selama 20 menit pada suhu kamar. Dengan membandingkan pada larutan baku clan koreksi terhadap blanko, absorbans contoh dibaca dari Spekbofotorneter pada prmjang gelombang 456 m. Kadar trigliserida dapat dihihmg dengan nunus :

C : konseh-asi trigliserida (@I00 d) A cornoh : nilai absorbans contoh

A b ~ ; u : nil& absorbans baku

Analisis urea

darah.

Urea darah d i d i s i s dengan menggmakau cara Bed~elot (KIT-Merck). Urea a h diubah menjadi amonium karbonat oleh laease. Dengan adanya fenol, Na-hipoklomt akan dioksidasi menjadi wama biru. Konsentrasi m! WBITL~ yang terbentuk d i u h dengan Spekbofotorneter pada panjang gelombang
(40)

Analisis laktat darah.

Metode yrmg dipakan addah Ultraviolet, Endpoint

(Kit Sigma-Diagnostic) deogao prinaip

Landea yang d iedalah NAD, buffer glisiq laktat dehidrogenase

(LD)

den

asam

laktat baku (standad). Contoh disedialcan sebanyak 100 pl, pereakai sebenyak 2.9 ml dau pembacaan dilafollam pada panjaag gelombang 340 mn pada suhu 370~.

Analisrs

HCT,

pH,

p a

dan

pC02.

Alat yang digundcan adalah CfEM Premier deagw sistem cepat dm *at lmtuk menentulcm nilai kadar hematoMt (Hcr), pE&

,

p a dan pC@

dPrah

wegar secara lslypnmg tmpa alat-ald atau balm tambahan uddc kalibrasi.

Alat

dihiduplcen

selana 60 menit \nrtuk pemanasan

dan

sistem M i h i Picsn bekerja secara o t dColdoh d dditempatlran

di

dalam tempat

b

(cartridge) yeos dileogkepi denpa eleklrode. Pembacaaa

I-

dapat d i l m oleh alat dan hasilnya k e l w dalam W hJisan cetak pada kertas gduog (print).

Anal&

jumlah eritrosit,

Alat yang

di-

addah lcamer him

Improved Mubeauer dan mikrdop. Dsreh vena deugm eatikop(gulm dihisap

dsqgen

pipet eritrosit sampai taada 0,s. Segera

lan~tan

Hayem dihirap ampai tando 101

dm

diputar-putar sehhgp

darah

den

landan Hayem dapat bercampm d- baik dao dikocok pada eumbu pmjassnya eelama 2 menit Laridan

dm&

dir ' ke dalam

kmnar hituag kemudim dileErtldran di bawd mikroskop. Jumlab erikosit dihitung pa&

5 tempat persegi yang &ten& d a g m luas masing-masing 0,04 nun2. Sel-eel eritrosit

yang menyinggq garis batss k m a tidak dihitung. J d a b volum kelima peane~gi

tersebut ad$& 51250 mu?. N d o s i t terdapat dalam 51250

mm'

atau tiap

oomf

terdapat 250/5 N

eritroait a m

d e n p

50

N.

Pengenceran llnubm eebanyek 200

kali,

(41)

Analisis jumlah lekosit.

Prinsip untuk menghitmg jumlah lekosit hampir sama dengan cara menghihmg j~mrlah eritrosit, hmya saja landan peogencernya adalah landan Turk (asam asetat 3%)

dan

pipet yang digunakan adalab pipet lekosit

Darah vena dengan antikoaguian dihisap dengan pipet lekosit srnnpai Esnda 0.5 yang d i d d e w landao pengencer ssmpai tanda 11 (pmpceran 20 kali). Lekosit kemudian dihibmg di bawah mikroskop deogsn pembesarao 10 kali pada 4 kamar persegi. Bila jumlah lekosit tiap Larmer N dan volum tiap kmar 4 x 0,l nrm3

dan

pengenceran 20 kali, maka jumlah lekosit per mm3 addah (1 : 1/25) x 20 = 50 N.

Anatisis kadar

hemoglobin.

Kadar hemoglobin darah ditentukan dengan alat Spehfotometer. Drwh diencerkan dengan larutan Drabkina yang m w f h s i a n i d a

dan

potaeilrm sianida

Laruten

D r s b k i ~ a h meogohidasi hemoglobin menjadi methemoglobin clan selanjutnya dengan potasim sianida m m j d sianomethemoglobia

Darah vena d e w antikoagulaa dhisap deogan pipet hemoglobin sampai tanda 20

n m

Darah dimaauldnm Ire dasar tabung reaksi yang telah diiei 5 ml landan

Drabkina daa b e a n dasar t a b q ditiup supaya lebih cep& tejadi drsidaei. I ~ ~ I & o

ini

dipindahlcsn ke &dam tdmg cwet dan dibaca pada Spebfotometer pada pmjrmg

gelombang 540 mp. Larutao Drabkina digmalam sebsgai bladro dsn pembacaan M a diubah menjadi (mg/ml) atau deogan nrmus sebagai berilart :

(ODW coatoh

Hemoglobin ( w d ) =

---

xgHb b h

...

(4 ( O D Q baku
(42)

Analisis jumlah lekosit.

Prinsip untuk menghituog jumlah lekosit hampir sama dengan cara menghihmg j d a h eritrosit, haoya saja landan peogencernya adalah landan Turk (asam asetat 3%) dan pipet yang digunakan adalah pipet lekosit

Dad

vena dengan sntikoagulan dihisap dengan pipet lekosit srnnpai Esnda 0.5 yang disuaul dewlandao pengencer ssmpai b d a 11 (pengmceran 20 kali). Lekosit kemudian dihitusg di bawah mikroskop deogsn pembesarao 10 kali pada 4 kamar persegi. Bila jumlah lekosit tiap kmnar N dan volum tiap kamar 4

x

0,l nrm3

dan

peageaceraa 20 kali, maka jumlah lekosit per mm3 addah (1 : 1/25) x 20 = 50

N.

Analisis

kadar

hemoglobin.

Kadar hemoglobin darah ditentukan dengan alat Spehfotometer. Drwh diencerkan dengan larutan Drabidns yang menganchtsg f k s i a n i d a dan potaaium sianida

Laruten

D r e b k i ~ a h meogohidasi hemoglobin menjadi methemoglobin clan selanjutnya den* potasim sianida m m j d

sianomethemoglobia

D dvena dengan antikoagulaa a s a p dewpipet hemoglobin sampai tanda 20

n m

Darah dimaauldcan Ire dasar tab% reaksi yang telah diiei 5 ml landan Drabkina dun bagian d a m tabmg ditiup supaya lebih cep& tejadi drsidasi. Landrm

ini

dipindahlcsn ke dalm tabtmg cwet dan dibaca pada Spebfotome4er pada pmjrmg gelombang 540 mp. Larutno Drabkina digmakaa sebsgai bladro dao pembacaao snkala

(ODfl') coatoh

HmOglobin (mgld) =

---

x

g

Hb

b h

...

. . ..

(4 ( O D Q baku
(43)

pereaksi blanko, kalibrator, kontrol dm contoh seruin

Lsnrtsn

pereaksi f3-HBA dipipet sebanyak 3.0 ml dan lamtan f3-hidroksi bldirat dehidrogenase (PHBDH) neb& 0,05 ml kemudian d i d ke dalam masing-masing tab% pada & 37" C. Ditambabn 0,05 ml air bebas ion, kalibrator, kontrol dan contoh plasma yaog

akan

dirnalisis kemudian dicmpur dengaa baik Inkubasikao setiap tabung selsma 10 menit pada euhu 37

"

C. Baca dan catat absohana (A) pada semua tabung pada panjaog gelombang 360 mn 30 menit Pembacaan dini mssing-omsing substrat absorbarta kemudian dikurangi deognn blauko akm didapat AA yang dipakai untuk meoghihmg konsentmsi p-HBA Konsenlrasi f3-hidroksi buthat (P-HBA) dihilung dengmlnmnus:

KomentreSi P-HBA (mB/dl) = AA x 104

. .

.. . .. .

..

.

...

...

. . . .. . .. .

..

. .. ...

( 5 )

Konsumai

pakan.

Konsrnnai pakan dihituag Asp hari ~ s l s m a &a minggu percobaan Rumput yaog diberi ditimbaog setiap kali pemberien pakaa dan pada pagi hari sebelum pemberim pakan betilolbnya dilakukan penimbaogan sisa pakan Kwrnrmsi pakan harian dapat diitmg deogan mencsri selisih p hyang diberi deogan palcsa sisa, s- koneunei p hrata-mtaharian dapat dihihmg

dari konsumsi pakao selsma 14

hsri

dibagi 14.

Massa tubuh.

Massatubuh kerban ditimbang setiap miaggu pada pagi hari

sebelum pemberim p hdengm timbmgm yaog berlcepasitaa 1000 kg, Penhnbangan dilakukau sebmyak t i p Mi pad. hari ke 6, 7 dan 8 M a n di& tabmmya

K

&

mama

tubuh

setiap hari (AWmari) adatah kenailcen massa tub& selama 14 hati dibagi 14.
(44)

A - B

KCBK (Yo) =

---

x 100

...

A ( 6 )

KCBK : kecemaan bahan keriog pakao A : konsumsi bahan kering pakan

B

: jumlah bahw keriog feses

Contoh pakao

dan

feees yang diambil setiap hari

dan

dikerbgkan dengan sinar matahari sampai kering udara @W). Contoh pakaa dan feses digiling halw kemudian diandisis bahan keringnya Cawan poreelin ditimbang dm dioven sampai massanya konstan (3

-

4 jam) pada suhu 105" C. Cawan diisi coatoh pakan atau feseo sebanyak

1

-

2 gram dan dicatat massanya kemudian oven cawan beserta isinyapada s u b 105' C selama 9

-

12 jam Cawan beserta isinya didinsinkan didalam desikator selama 30 menit dan setelah dingin ditimbaog m a s s q a Kadaor

bahan

kering dihituog dengan

nnrms

:

WS-W

BK ( O h ) =

---

X 100

...

W

(7)

BK: lcadarbahankering

WS : massa koostsn cawan

+

contoh W : massa Iconstan cawen

En& tercena @E) ditentultPn dengan cam meoeuraOgi total eneqi p h(UE) d e w total energi feaes, sedangkan energi termetabolis (ME) diteatukm dengan m e d DE dengaa e n 4 urin (UE) dan energi metau (EMt).

Energi metan ditecdtukan mematlt persamaan Blaxter (1962) sebagai berikut :

EMt = 4,28

+

0,059 D

...

(8) EMt : energi metau ( W 1 0 0 Kkal energi pakaa)
(45)

Energi pakan, wergi

urin

dm energi feses

(a)

ditentukan d wGullenkhm bomb

calorimeter.

AnalWs protein

pakan.

Analisis protein Icasar pakan dilahdcan secara d o Kjeldabl. Contoh pakan yang alcan d i d i s i s dimaautdcsn ke dalam labu Kjeldahl eebenysk 0,5

-

1 g, kemudirn ditembshlcsa 2 butir tablet katalis dm 1

butkan

gelaa. Ke dalsm tabung ditambaMcsn 15 ml asam sulfat pekat

dan

d i d e d i pada

d m rendah eanlpai esapnya hilaog Desbnrksi dilanjlltkaa pada guhol tinggi ssnq,ai landan jemih dm pemrnasan dilmjukan lagi selama 15 menit, tetapi dicegsh jangsa sampai terjadi kekerhga Tabung dibilaa dan dipindahkan secarakuantitatif

ke

dalsm labu ukur 50 ml. Pekerjaan dilaajukan pada h e destilasi

M

m

sampai cairn bertambah 25 ml. Cairan basil desbuksi dimaeuMran sebanyak 5 ml dm dihdabkan 10 ml Na-hidroksida 50 %, haail pmaaasao ditempuog deagan labu yang telab diisi 5 ml asm borak 2 % y m g sudah dicampw d e w indikator dsn destilasi dilsnju(lran sampai c a b tetlampuq nebanyak 25 ml. Ujuqg kodmmo~ dibilaa dan cairan yang

Csiran ymg tertampung dititrasi dengan HCl 0,l N srrnpai titik a h k titrasi yaitu perubahan warna indilator dari biru menjadi mcrah

nauda

Kadar protein kasar

PK

: kadar protein kaclsp (%)

TS

: tih-asi contoh (ml) TB : tihnsi b l d o (ml) C : jumlah contoh (mg) 0,l : normalitas asam tildor
(46)

Analisis

protein

fesea. Analisis kadar protein feses dilakdm d e q p cara ywg mama seperti pada analisis protein pakaa.

Analism

N

urin.

Analisis N urin dilakukan mama hagan proses analisis protein pakaa, hanya dalam perhitungan tidak dicentumlcrm nilai ekivalen N dm W o r protein

~nalisii

energi

pakan.

Fhergi pakan atau sering disebut gross energy (GE) ditentukan deogau messgunslcan atttomatic adiabatic bomb calorimeter. Alat-dst dipersiapkm dan iastnrmen bomb dipasang sesuai dengan ketenhm dm barn dapat dig& bila telah terjadi kesesuaian suhu antarn talnmg pembungh dengan

P"ywap

Pa"=

Contob dibuat menjdi butiran pelet d e q a berat sekitar 0,9999

-

1,111 1 gram, kemudiaa ditanh di

ddam

cawm dm hubugkm deqean

b-

bersama kawat platina

pada elektrode

bomb.

Tabuog

p e r n b h

diisi 1 ml abde.s, pesndup

tab~mg

dipasang pada badan nya dm dimasukkm oksigen sampai t e h mencapai 25

-

30 atmosfi.

siep mluk dilakukan pembalcsrrm dm suhu dibaca pada awal p e m b a h dan dicatat

.

Pengeboman dilakulum dm suhu dicatat setelah 3 menit dan ulsogi sstiap 1 menit sampai suhunya tetap. Gross Energy dapat d i h i w deogau nunus :

CfE : gross energy (KkaVg) A T : kenaikan suhu ("C). C : massa contoh (g) B :

bomb

f d o r (KkaVg)
(47)

Anahis

energi

urin.

Analisis grossenergy urin dilakukao dengno cara yang aama dengan analisis p s s energy pada pakan, hanya saja contoh win d i t e t k pada kertas saring yoe telah dilcetahui

GE

clan massaoya, kemudian dikerhgkam K e h sarhg y a q telah dikwhgkan ditimbaug

uohdr

meogetahui ken- mama akiba! adenya zat-zat ynng terlarut di dalsm urin. Kertae enring tersebut kerrmdiaa dilipat sedemikian mpa sehingga memudaMrsn lmtulr

d

i

ke dalam cawaa Cara k e j a s e l a n j w a sama den@ care ymg dilakukan pada analisis gmss energy pada pekea

Komposisi

tubuh.

Air tub& dihlukm memnut telmik Rule et ul. (1986). Contoh darah diambil

dsri

vena jugulan's seb- 10 ml kemudian dim&Wan urea dengaa komenhasi 30 % ke dalm vena jugularis sebanyak 0,44 ml setiap kilogram msesa tub& metabolik. Melah 12 menit diambil contoh darah dari vena jugularis

dan

dilakukan

analias

terhadap

kan-

urea plasma darah sebelum dan sesudah pequotikaa urea Ruang urea dihihng dengan pernsmssn :

U

RU

=

...

(11)

AUxlOxW

W

: mama

tubuh

t d(ke)

RU

:ruaqgmea

U : j d a h meayaqg d i m d d m (mg)

AU :

perubahsn lcada urea darah

Air tub& ( O h ) = 59,1+ 0,22 RU

-

0,OQ W

...

(12) L e d

dan

protein

tubuh

ditentukan dengan jslm rneldahn p e n g h messa

tub& clan volum tubuh menghti csra Kleiber (1961). Pengukuren msssa ldnh dilakukan dengan menimbrmg tern& sedangkm volm tub& ditentuk.dn d e w cara memasukkan kerbau ke dalam bak ywg berisi air (Gambar 8) dan diukur volm air

(48)
(49)

Untuk menghilangkan nilai W1 yaag belm diketahui, maka f m a s i nnnw (14) : W b = W f +

wl-

W I = W b - W f

Vb : volum qesifik tubuh (Vkg) Vf : volum spesifik lemak (Ykg)

Vl : volum spesifik lean (Ylgg)

(50)

Rd : perbandingan dagiog dan t u l q pada lean W : massatubuh ternak (kg)

Berdagarkao atas perbandingan tersebut, jumlah daging &at d i h i b g dan protein tubuh dapat ditenhJran deogan cara m e n g a f i kandungen protein dengan jumlah dagins

Retensi lemak, protein dan energt

Retensi lemak diteddum dengan meoguraogi j d a h lemak seaudah p e r l a h

dengan

jumlah lsmsk sebelum perlalruan, demikian pula retenai protein ditentukao deogan meqwmgi j d a h protein sesudah perlasolan den- jumlah protein sebelum perlakuan. Retensi energi (RE) dihitrmg

...

RE

=

(RL

x en& lemak)

+

(RF' x energi protein) (20)

RE : retenei energi

RL

: retemi lemak RP : retensi protein

termetabolis

dan

ene.rgi y a q tersiropan dengan persamaaar :

Pro&i psnas dihibmg pada kelompok ycmg dilatib dan pada kelompok ynug

produksi pmma k d a n mtuk bidup pokok.. Rurmus padaperaansan (22) akan menjadi : Ek = PPk

-

PPi

...

(22)

Ek :

energi keja
(51)

Analisis Statistika

Perhihmgan model-model matematik unluk menyatakan hubungan antara beberapa Peubah pada penelitian

lIl

mengpakan d i s i s regresi yang diolah deugm program

Sralistical Analysis Ssfem (SAS)

.

Data yimg diperoleh pada penelitian I1 dan Dl
(52)

HASIL

DAN PEMBAHASAN

Tiajauan Umum Mzkepung

Sejarah

MaAeplrng

Kissh adanya nmkepung di Kabupaten Jembrana (Bali) berawal dari luapan rasa gembira dan m a kebersamaan di& para petani. Semaogat gotong royong mereka tercennin mulai dari saat membajak sampai mereka menuai padi di sawah, atau kadaog sampai mereka menyimpan padi di lumbung. Kegiatan berlanjut sampai memnnbuk padi jugs dilalrulran secara bergotong royoog

Sistem pengairan sawah diatur oleh sistem subak dan sistem ini secara menyeluruh dildakm di Ropinsi Bali. Pengolahan tannb sawah eEeu pun tegalm bissanya dilakuka~~ secara bergotong royong. Gotong royong lmtuk pengolaban lanab ini bentulmya ada dua macam yaitu (1) ngajakan dan ( 2 ) sekehe. Benhdc pertama adalah sistem got- royong d e n p cara meupjak kerabat debt secara bmama-sama mengolab Eaoab dm saet istirahat mereka diberi makan dm m i m secara bersama- sama di sawah. J&s hidaopmya tidak mengikat sesuai d e n j p kemampuan pemilik sawah yang sedaog dikejakan Pada bentuk yang kedua para petani menhot& kelompdr d- nuah tujuan dan kepentingan yaqg sama dalam ha1 ini adalah mengolab lahan &an mereka Sebagai imbalarmya

-

d q bent& yaug

perEama yailu makan dan mimnn bersama (pnguunm).

Umtm pengolahan sawah di Bali umumya meliputi (1) m e m b e r s i b s a l m irigasi, (2) manbajak, (3)

d

atau ngempesin, (4) msmbajak, ( 5 ) merabelrsn atau ngempsin, ( 6 ) meratakao unluk siap Caoam atau naelusprh,

(7)

menanam padi, (8) menyiangi ( m e f i h t ) dm (9) menuai, eedangksn kegiatso pascap- meliputi (1) mengikst padi, (2) menjemw padi, (3) menganglrut padi. (4) menyimpan padi di lumbung

dsn

(5) menumbuk padi. Ngempesin atau sering juga disebut ngelumpit,
(53)

(Izuquif).

Prula

a& ilgelciiipit petmi barfaka ria

dm

m a w u t e ~ w h y a (oiryi irtilli kerbau) yrmg sedang menghela Impit. Secara tidak sengaja keadaan ini membawa emosi para petmi untuk saling mendahului. Balapan temak semacam ini (mqpnakao

lampit) s-ai sekarang masih ada, haaya saja pelaksamumya sekarang dilskulcan di lapangan tanah kering

dan

memakai sapi jantan dewasa yaag diias sedemikian rupa sesuai d e w rasa seni pemiliknya Pacuen jenis ini terdapat di Kabupaten Buleleng dm Jembrana dan di ' sampi geminbungan (sampi = aapi dan gerumbungan =

alat buoyi-blmyian disebut juga kerocongan besar atau gembeng yaog dibuat

dari

krrju

yang di ganhugkm pada leher sapi). Penilaiau tidak dilakukaa

terfiadap

kecepatan

lari,

tetapi dilakukan keseragmau lsngkah dan bmyi gerunrbrcngan.

Sesudah padi kering (maeaanya

rt

20 ke/ikat) kemudirn diaqgkut u d c dibawa. . .

pulaog kennnah pemilikoya dengut cara dipikul (tegen) c&m ada pula m e n g g d m cikar dan gedebeg (kereta sejenis cikar, roda dibuat dari akar kayo). Seriqg tejadi, bahwa hasil panen m m k a tidak habis diaoghd dalam eekali periode p m g q k u h , namun sampai beberapa kali periode pengaogloltrm sesuai deogsn jumlah peogaoglolt dm j d s h hasil pmen. Saat merelea kembali ke sawah dari nnnah pemilik padi,

cilcsr

dan gedebeg dalm Peadm kosoag. Taopa disengaja emosi mereka terbawn lend rasa gembira dan secara tiba-tiba mereka memacu tern&-- unhJc d i o g balapau (nsakepung). Ternak yaog d i p a h lmtuk menarik cikar gedebeg adalah sepasang kerbau jmtaa (baik yang mdah dikebiri ~~EIIPIIR ymg tidak dikebirj) &nu kerbau betina
(54)

Terjadinya mdrepwg ini tidak banyak diketshui orcmg

clsn

menurut Anon

(1992) make- d i i l a i sekitar

tshun

1880

-

1890. Mermnd Sunmg, Welun

dan

Dibya (1996,pers. comm.) perubahaa roda dan benluk cikar yang besa ke cilcsr kecil yang disesuaikan dengan keperiuan naakepung tejadi sekitff

tahrm

1925. C i - c i k a r besar masih tetap dipakai untuk mengaq&ul hasil pertanian srrmpai sekaraug di beberapa desa di Kabupaten Jembrwa

Sekitar tahun 1960

-

1962 (Anon, 1992 ; Sunmg, Welm, Dibya

dan

Ifresa,

1996, pers. comm.) midah terdapat kelompok-kelompok makepung di tiap-tiap desa dan perlombaan dilakukan

antrP

desa yang berdekatan. Perkembangan selaojutnya pada

tahun 1968 terjadi pembagim kelompok (blok) m e n j d Kelompok Baat

dao

Kelompok Tinnr. Wilayab dari masing-masing kelompok ini di batami oleh Sungti

Ijogading yang melintas di tengah-ten& Kota Negara dan secara kebetulsn membelah

Kabupaten Jembrena menjadi dun bagiaa clan keadaan ini dimanfaatkrm wbt@

pembagkao w i l d kelompok mclkepung.

Kegiataa mprkepung eempat terhenti pada t a b 1965 karena tejadi periptiwa

pemberontaka G 30 WIU, kemudiao aktivitm m a k e p q di d m lagi peda (abuo

1967 dan kemudiao d i d deogm pembagim wilayah pada talnm 1968. AdPnya

pembagian wiluyah makepmg menjadi Blok Barat dan Blok

T i

meropalmn awal '

dari campw pemenotah dalmm hal ini Pemerintah Daaah Ti@ 11 J a n b w a Kejuaraan sntar kelompok (Bamt dan Timur) yaog disettsi dengao perebutan

piala d i d a i pada tahun 1982 deqgan mempereb* Pida Gubemw Bdi ( M e - Cup)

daa

pada waldu itu yaog menjadi gub- adalah

Prof

Dr. Ida

B m

Mautsra

(Ah).

PerCandiagan di d a r n kelompok (Blok) b m pertma M i dil$rukao

dan

mulai dilakulcan awal m i m makepung pada tahun 1997. Pertandingan antar sub

kelompok

ini

tidak memperebrdkan piala, tetapi Imp dipertandinglcan sebagai penenhian peringkat yang lebih baik Sebagai garis pembatas Sub Kelompok Utam dan
(55)

Organisasi

M a k e p q .

Sesuai

dengan

pericembaogan selmjutoya, makepung membentuk s u b

orpisasi sedehana disesuaikau dengan lceper1u;mnya Summan pengurus makepng

terdiri

dari

Pagurus Iuti dan Pengurus Kelompok Penpus Inti terdiri dari : Ketua I, Ketua

Il,

Sekretaris I, Sekretwis IL,

Bendahmi

I chin Bendahara

II,

sedengksn masing- masing pengurus kelosllpok (Blok Bmit danBlok

Ti)

kdki dari : KetuaI, KetuaII, Sekretaris I, Sektaris I[, Bendahmi I dan Bendaka

JI.

KeZua inti dilengknpi dengan beberspa pembantu yaag be- (1) membuat awg-uwig (ehPao permainen), (2) menentulcao seleksi pas- dan (3) m e n d m lokasi pertmdingan, sedaa&m dalam penetapan pemenaog, peqgurus dibantu oleh 6 orang saye @ti).

Materi

dan

Sistem

Miepryg.

Materi

nraAepq. Makepng rnexwmkm sepaaang Msu jmtq baik yang tidak ataupun sudah dikebiri. Kerbau-kehlu yaqg dipalcsi makepung ~ a l a kerbau-kerb- jantao pilihan Pemeliharaan kerbm-kedm jamtan yaq dipalrai

onbrk

makepmg tidak dipelihara secara

kfarsus

m d q u q k tetapi tujusn p e m e l i i utamanya addah sebagai termdc kerja lmtuk membajektsnah terutans tanah s a d
(56)
[image:56.522.38.430.29.682.2]

Gambar 10. Unit Cikar yang Dipakai dalam Acara Makepung

(57)

kernudian Unit cikar dan bagiao-bagiamya @at dilitrd pada Gambar 10 dm alat pemukul kerbau pada Gambar 11.

Sistem drplurg. Sebelum diadakan pertandingao rnukepung, kerbau- kerbau dilatih diarena-arena (sirkuit) makepng terdekat Latihan biasanya dimulai menjelang musim kemarau atau kegiatan di sawah blah usai sekitar bulan April. Masing-masing kelolnpok mempersiapkan latihan dan memberi nomor unrt (mnUng) kerbau-kerbau sesuai dengan tingkat kecepahmya Pasangan-pasangan kerbau

rcmgMng 1

-

10 disebut Kelas A, rangking 11 - 25 disebut Kelas B dm rangking 25 rreterumya disebut Kelas C (termasuk pemula rttau ekstra).

Jumlah peserta v e l e p n g dari tatnm 1992 - 1996 pada masing-masing

kelompok untuk setiap kejuaran berkisar antam 50 - 82 paeang Hal ini bewti

Tabel 6. Populasi Kerbau Makepung

di

Kabupaten J e m b m a Tiap-tiap Blok dan Kec- (Pengurue Inti Makepung, 1996)

Tahun B l o k T i w

Blok

Bcaat Kec. Mendoyo Ke. Negara Kec. M e l a p

(ekor) (ekor) (ekor) (ekor) (ekor) (ekor)

jumlah kerbau-kerbau jaotan yuog ikut dalam acara nukepung berkisar aatmn

[image:57.527.38.455.25.663.2]

Gambar

Tabel 1. Pemakaian Tenaga Keja dalam Usaha Taai @mamamy,
Tabel 3. Rataan Konsenkasi Metabolit D
Tabel 4. Konsunlsi Pskan, Pe~tambalan Meesa Tubuh, dan Kecemaan
Tabel 4. Konrrunlsi Pakaa, Pertambahan Mwsa Tubuh, dan Kecernaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data sekunder adalah data mengenai objek penelitian yang diperoleh dari sumber lain, yaitu database Program Studi Manajemen, FISE, Universitas Negeri Yogyakarta, artikel-artikel

Raja yang memerintah pada waktu itu adalah Prabu Adimulya Sanghyang Cipta Permana Dikusumah, masyarakat begitu makmur dan sejahtera tidak ada permasalahan yang

Sesuai dengan rancangan program yang telah disetujui oleh Kepala Sekolah, pelaksanaan program paskibra mengacu pada program yang telah dibuat, antara lain: (1)

Skripsi yang berjudul “Analisis Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah di Sekolah Dasar Negeri 01 Tanjung Jati VII Koto Talago Kecamatan Guguk Kabupaten Lima Puluh

i. PPT wajib mendefinisi secara jelas dan menyebarkan dasar, peraturan dan proses tentang perkembangan dan operasi alumni secara efektif. PPT patut melibatkan alumni dalam

Dari grafik pada gambar 4.6 terlihat bahwa susunan paralel 220V memiliki nilai arus output yang paling besar, kemudian diikuti dengan susunan lainnya, yaitu :.. Namun

Ujian Tulis UGM 2016 Jalur seleksi ini merupakan seleksi masuk UGM dengan menggunakan pola ujian tertulis yang diselenggarakan oleh UGM.

A : Pertama di paling atas itu ada namanya Direktur Pemasaran & Humas, kemudian di bawahnya ada sekretaris sebagai pencatat, lalu Direktur Pemasaran Reguler