(Studi Kasus Santri Mahasiswa di Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta)
SKRIPSI
Oleh:
HENDIK SUKMA SETIAWAN NPM: 20120730147
FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT
i Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Strata Satu pada Prodi Muamalat
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh:
HENDIK SUKMA SETIAWAN NPM: 20120730147
PRODI MUAMALAT FAKULTAS AGAMA ISLAM
ii
Setelah menerima dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka saya berpendapat
bahwa skripsi saudara:
Nama : Hendik Sukma Setiawan
NPM : 20120730147
Judul : PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PROMOSI TERHADAP
MINAT SANTRI MAHASISWA DALAM MEMILIH
MENGGUNAKAN PRODUK BANK SYARIAH DENGAN
PROMOSI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI TERHADAP
MINAT SANTRI MAHASISWA (Studi Kasus Santri Mahasiswa
Di Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta)
Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada ujian akhir tingkat Sarjana pada
Fakultas Agama Islam Prodi Muamalat Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan
Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bersama ini saya sampaikan naskah skripsi tersebut, dengan harapan dapat
diterima dan segera dimunaqasyahkan.
Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing,
iii
SANTRI MAHASISWA DALAM MEMILIH MENGGUNAKAN PRODUK BANK SYARIAH DENGAN PROMOSI SEBAGAI VARIABEL
PEMODERASI TERHADAP MINAT SANTRI MAHASISWA (Studi Kasus Santri Mahasiswa Di Pondok Pesantren Wahid Hasyim
Yogyakarta) Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
Nama : Hendik Sukma Setiawan
NPM : 20120730147
Telah dimunaqasyahkan di depan sidang munaqasyah Prodi Ekonomi dan Perbankan Islam pada tanggal 24 Agustus 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.
Sidang Dewan Skripsi
Ketua Sidang : Sutrisno, S.EI, M.SI ( )
Pembimbing : Aqidah Asri Suwarsi, S.EI, M.EI ( )
Penguji : Syarif As’ad , S.EI, M.SI ( )
Yogyakarta, 24 Agustus 2016
Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Dekan,
iv Nama : Hendik Sukma Setiawan
NPM : 20120730147
Program studi : Ekonomi dan Perbankan Islam
Judul : PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PROMOSI TERHADAP
MINAT SANTRI MAHASISWA DALAM MEMILIH
MENGGUNAKAN PRODUK BANK SYARIAH DENGAN
PROMOSI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
TERHADAP MINAT SANTRI MAHASISWA (Studi Kasus
Santri Mahasiswa Di Pondok Pesantren Wahid Hasyim
Yogyakarta)
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan
belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 24 Agustus 2016
Yang membuat pernyataan
v
Lebih Mencari Keridhaan Dalam Beribadah Kepadanya”
“Menjalani Hidup Tak Sekedar Masalah Kebutuhan, Namun Bagaimana Bisa
Bermanfaat Bagi Sekelilingnya”
vi
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah berupa kesehatan, kreatifitas dan kemampuan sehingga saya dapat
menyelesaikan karya tulis ini. Sholawat beserta salam Allah tercurahkan kepada
Pimpinan umat Akhir zaman Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan
sunnah. Sehingga saya bisa menjalankan urusan dunia amupun akhirat dengan
sebaik-baiknya.
Persembahan karya tulis ini bukti cinta kasih saya kepada kedua Orang
Tua. Bapak Sadikan Rahim Mangun Salyo dan Ibu tercinta Yeni Minarti Dharmo
Yadi yang tak pernah lelah memberi doa di setiap malam serta sela waktunya saat
bersujud kepada Allah SWT, memberikan nasehat yang tak pernah bosan hingga
aku dewasa, dan selalu memberikan dukungan positif. Saya tak akan bisa
mengurai semua hal yang telah dikeluarkannya demi saya. Saya hanya
memberikan sedikit kebahagiaan yang selama ini telah saya perjuangkan demi
Orang tua tercinta. Kepada kedua adik saya Sukma Santika Sadikan dan Syaid
Amar Kholiq Sadikan yang telah meberikan hiburan di hati kecil ini. Saya
berharap Doa dan Ridho Allah semoga keluarga saya bisa di berikan Kesehatan,
umur panjang, dilancarkan segala urusannya dan bisa menjadi panutan yang baik
bagi orang sekitarnya Amin.
vii
Alhamdulillah, dengan mengucap rasa Syukur sebesar-besarnya kepada
Gusti Allah SWT, sehingga peneliti bisa menyelesaikan penyusunan skripsi
dengan judul: Pengaruh Religiusitas dan Promosi Terhadap Minat Santri
Mahasiswa dalam Memilih Menggunakan Produk Bank Syariah dengan Promosi sebagai Variabel Pemoderasi Terhadap Minat Santri Mahasiswa (Studi Kasus Santri Mahasiswa di Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta) yang disusun sebagai syarat akademis dalam menyelesaikan studi program Sarjana (S1) jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam pada Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Shalawat serta salam
selalu tertuju kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pembenah Akidah dan
Akhlak umatNya yang telah di utuas oleh Allah SWT.
Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan, doa, serta saran dari berbagai pihak. Maka, pada kesempatan
ini dengan segala kerendahan hati peneliti hendak menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto, M.A selaku rektor Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Mahli Zainuddin Tago, M.Si selaku Dekan Fakultas Agama
viii
yang telah memberikan bimbingan selama menempuh ilmu di Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
5. Ibu Aqidah Asri Suwarsi, S.EI., M.EI selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah bersedia mengorbankan waktu dan teganya hingga penulis bisa
menyelesaikan karya tulis ini. Serta Memberikan ilmu, nasihat dan
pengalamannya yang sangat berharga.
6. Kepada seluruh Dosen Fakultas Agama Islam yang telah mentransformasi
ilmu dengan kesabaran dan keteladanan semoga bermanfaat bagi penulis
dikemudian hari.
7. Seluruh civitas akademisi khususnya Pegawai Tata Usaha, terimakasih
telah mendukung perkuliahan selama ini dan melancarkan segala
persyaratan dalam skripsi ini.
8. Kepada kedua orang tua tercinta Bapak Sadikan Rahim Mangun salyo dan
Yeni Minarti Dharmo Yadi yang menjadi motivasi, selalu mendoakan dan
dukungannya demi kelancaran selama menuntut Ilmu
9. Kepada kedua adik yang saya banggakan Sukma Santika dan Syaid Amar
Kholiq yang selalu mendukung saya dalam menyelesaikan skripsi, semoga
selalu dimudahkan dalam meraih prestasi akademik maupun aktifitas
ix
bersedia menjadi responden dari sekripsi saya. Seluruh staf kepengurusan
Yayasan Pondon Pesantren Wahid Hasyim yang telah memberikan
kesempatan saya untuk melakukan penelitian di pondok pesantren.
12.Seluruh pihak yang telah memberikan bantuannya dalam penyusunan
skripsi ini dari awal hingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
namun penulis tetap berharap bahwa skripsi ini dapat memberikan manfaat
kepada berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Yogyakaryta, 24 Agustus 2016
Penulis
x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ... xvii
BAB I: PENDAHULUAN
xi
1. Jenis Penelitian ... 61
2. Subyek dan Obyek penelitian ... 61
3. Populasi dan Sampel ... 62
4. Sumber Data ... 63
5. Teknik Pengumpulan Data ... 63
6. Variabel Penelitian ... 64
7. Uji Instrumen Data ... 67
8. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 68
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Tempat penelitian... 74
B. Karakteristik Responden ... 80
C. Uji Instrumen dan Data ... 87
D. Hasil Penelitian ... 90
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 109
BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ... 113
B. Saran ... 114
DAFTAR PUSTAKA ... 115
xii
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden ... 82
Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir Responden ... 83
Tabel 4.4 Produk yang Digunakan Responden ... 84
Tabel 4.5 Pendapatan Responden ... 84
Tabel 4.6 Sumber Pendapatan Responden ... 85
Tabel 4.7 Rentan Waktu Menjadi Nasabah Bank Syariah ... 86
Tabel 4.8 Masa Menjadi Santri Mahasiswa di PPWH ... 87
Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Uji Reabilitas ... 88
Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Uji Validitas ... 89
Tabel 4.11 Statistik Deskriptif ... 90
Tabel 4.12 Uji Normalitas H1 sampai H2 ... 91
Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 93
Tabel 4.14 Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas ... 94
Tabel 4.15 Hasil Regresi Linear Berganda H1 sampai H2 ... 95
Tabel 4.16 Uji Koefisien Determinasi H1 sampai H2 ... 96
Tabel 4.17 Uji F (ANOVA) H1 sampai H2 ... 97
Tabel 4.18 Uji Normalitas H3... 98
Tabel 4.19 Ringkasan Hasil Uji Heteroskedastisitas H3 ... 100
Tabel 4.20 Ringkasan Hasil Uji Multikolenieritas H3 ... 101
xiii
Tabel 4.25 Statistik Deskriptif Memoderasi Hipotesis 3 (H3) ... 105
Tabel 4.26 Regresi dengan Variabel Pemoderasi Hipotesis 3 (H3) ... 106
Tabel 4.27 Uji Koefisien Determinasi Moderasi Hipotesis 3 (H3) ... 107
xiv
xv
pembelajaran ilmu pengetahuan agama seperti Pondok Pesantren. Namun pada kenyataannya di Pondok pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta masih sedikit santri yang menggunakan produk Bank syariah. Total santri mahasiswa yang ada disana hanya 11% santri yang menggunakan Bank Syariah. Penelitian ini dimaksud untuk mengetahui pengaruh variabel Religiusitas dan Promosi tehadap minat santri mahasiswa yang menggunakan produk Bank Syariah. Serta variabel promosi seberapa kuat memoderasi pengaruh religiusitas tehadap minat santri mahasiswa mempengaruhi minat santri mahasiswa menggunakan produk bank syariah.
Penelitian menggunakan metode kuantitatif karena untuk mengkonfimasi data yang didapatkan di lapangan dengan teori yang ada. Obyek penelitian yang digunakan adalah santri mahasiswa di Pondok Pesantren Wahid Hasyim yang menggunakan produk Bank Syariah. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 40 orang dengan metode pengumpulan data menggunakan angket kuisioner. Hasil penelitian pengolahan data menunjukkan bahwa Religiusitas tidak berpengaruh signifikan terhadap minat santri mahasiswa, variabel Promosi berpengaruh sugnifikan terhadap minat santri mahasiswa dan adanya Promosi mampu memoderasi hubungan Religiusitas terhadap minat santri mahasiswa dalam memilih menggunakan produk di Bank Syariah.
xvi
Islamic boarding school. In fact, however, there are only few students at Wahid Hasyim Islamic Boarding School using the products of sharia bank. There is only 11% of the students using sharia bank. This research aimed to find out the relation of religiosity and promotion variable to the students’ preference in using the products of sharia bank. It was also to find out how far promotion variable moderate the religiosity toward students’ preference in using the products of sharia bank.
This research employed quantitative method in order to confirm the data taken with the existing theory. The research object was the students at Wahid Hasyim Islamic Boarding School who used the product of sharia bank. The sample was 40 students and questionnaire was used to collect the data. The result of the research showed that religiosity did not significantly influence students’ preference, promotion highly influenced the students’ preference, and that promotion was able to moderate the relation of religiosity toward students’ preference in choosing to use the products of sharia bank.
xvii
Skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama
dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor:
158/1987 dan 0543b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.
1. Konsonan Tunggal
Huruf Arab
Nama Huruf Latin Nama
ا Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan
Bā’ B -
Tā T -
ث Sā ṡ s (dengan titik diatas)
ج J m J -
ح Hā ḥ h (dengan titik dibawah)
خ Khā’ Kh -
xviii
ز Zā’ Z -
س S n S -
ش Sy n Sy -
ص Sād .s s (dengan titik dibawah)
ض Dād .d d (dengan titik dibawah)
ط Tā’ .t t (dengan titik dibawah)
ظ Zā’ .z z (dengan titik dibawah)
ع „A n „ koma terbalik ke atas
Ga n G -
ف Fā’ F -
Qāf Q -
Kāf K -
ل Lām L -
xix
ه Hā’ H -
ء Hamzah „ Apostrof
Yā’ Y -
2. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap
ةدد تم
Ditulis Muta’addidahةدع
Ditulis „iddah3. Ta’ Marbūṭah di akhir kata a. Bila dimatikan tulis h
مكح
Ditulis ḥikmahيزج
Ditulis Jizyah(Ketentuan ini tidak diperlukan, bila kata-kata arab yang sudah
terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, salat dan
xx
ء يلوأا مارك
c. Bila ta’ marbuṭah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan
dammah ditulis t
رط لا ة كز
Ditulis Zak t al-fịtr4. Vokal Pendek
ــــــــــــــــ faṭhạh Ditulis A
ــــــــــــــــ Kasrah Ditulis I
ــــــــــــــــ .dammah Ditulis U
5. Vokal Panjang
1. Faṭhạh +alif
ج
ي ه
Ditulis
Ditulis J hiliyah
2. Faṭhạh + ya’ mati
سنت
Ditulis
xxi 4. ḍammah + wawu mati
ضورف
Ditulis
Ditulis Fur d
6. Vokal Rangkap 1. Faṭhạh + ya’ mati
كنيب
Ditulis
Ditulis
Ai
Bainakum
2. Faṭhạh + wawu mati
لوق
Ditulis
Ditulis
Au
Qaul
7. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan Apostrof
تنأأ
Ditulis a’antumدعأ
Ditulis u’iddatxxii
س ي لا
Ditulis al-Qiy sb. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf
Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)-nya
ء مسلا
Ditulis as –Sam ’سمشلا
Ditulis asy- Syams9. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya.
ضور لا ىوذ
Ditulis Zawi al-furūḍxvi
boarding school. In fact, however, there are only few students at Wahid Hasyim Islamic Boarding School using the products of sharia bank. There is only 11% of the students using sharia bank. This research aimed to find out the relation of religiosity and promotion variable to the students’ preference in using the products of sharia bank. It was also to find out how far promotion variable moderate the religiosity toward students’ preference in using the products of sharia bank.
This research employed quantitative method in order to confirm the data taken with the existing theory. The research object was the students at Wahid Hasyim Islamic Boarding School who used the product of sharia bank. The sample was 40 students and questionnaire was used to collect the data. The result of the research showed that religiosity did not significantly influence students’ preference, promotion highly influenced the students’ preference, and that promotion was able to moderate the relation of religiosity toward students’ preference in choosing to use the products of sharia bank.
xv
pembelajaran ilmu pengetahuan agama seperti Pondok Pesantren. Namun pada kenyataannya di Pondok pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta masih sedikit santri yang menggunakan produk Bank syariah. Total santri mahasiswa yang ada disana hanya 11% santri yang menggunakan Bank Syariah. Penelitian ini dimaksud untuk mengetahui pengaruh variabel Religiusitas dan Promosi tehadap minat santri mahasiswa yang menggunakan produk Bank Syariah. Serta variabel promosi seberapa kuat memoderasi pengaruh religiusitas tehadap minat santri mahasiswa mempengaruhi minat santri mahasiswa menggunakan produk bank syariah.
Penelitian menggunakan metode kuantitatif karena untuk mengkonfimasi data yang didapatkan di lapangan dengan teori yang ada. Obyek penelitian yang digunakan adalah santri mahasiswa di Pondok Pesantren Wahid Hasyim yang menggunakan produk Bank Syariah. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 40 orang dengan metode pengumpulan data menggunakan angket kuisioner. Hasil penelitian pengolahan data menunjukkan bahwa Religiusitas tidak berpengaruh signifikan terhadap minat santri mahasiswa, variabel Promosi berpengaruh sugnifikan terhadap minat santri mahasiswa dan adanya Promosi mampu memoderasi hubungan Religiusitas terhadap minat santri mahasiswa dalam memilih menggunakan produk di Bank Syariah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar ke 2 (dua),
oleh karenanya Indonesia menjadi pelopor dan kiblat pengembangan industri
keuangan syariah di dunia. Hal ini bukan merupakan impian yang mustahil
karena potensi dan peluang Indonesia untuk menjadikan global player
keuangan syariah sangat besar, diantaranya:
1. Jumlah penduduk muslim yang besar menjadi potensi nasabah industri
keuangan syariah, diantaranya prospek ekonomi yang cerah tercermin dari
pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi yang ditopang oleh ekonomi
fundamental yang solid.
2. Peningkatan sovereign credit rating Indonesia menjadi investment grade
yang akan meingkatkan minat investor untuk berinvestasi disektor
keuangan domestik, termasuk industri keuangan syariah dan memiliki
sumber daya alam yang melimpah yang dapat menjadikan sebagai
underlying transaksi keuangan syariah
(http://www.bppk.kemenkeu.go.id). Alamsyah pimpinan Gubernur Bank
Indonesia mengatakan optimis pangsa bank syariah di atas 5 persen dari
Melihat potensi yang dimiliki Indonesia tidak menutup kemungkinan
ekonomi syariah bisa dijadikan basis budaya yang menjanjikan bila
dikembangkan. Masyarakat muslim banyak di Indonesia sehingga
memudahkan pemasaran ekonomi syariah yang dilembagakan dengan bentuk
bank syariah.
Pemasaran yang dilakukan secara berkelanjutan tentunya akan
membuat perekonomian Indonesia akan membaik dan lebih bagus dari
generasi ke generasi. Melemahnya ekonomi kapitalis atau yang sering kita
sebut bank konvensional akan membuat pangsa pasar ekonomi syariah
mendapatkan peluang yang lebih besar. Ekonomi syariah yang membentuk
struktur bangun ekonomi Islam yang bernama bank syariah tidak mudah
dalam mengajak masyarakat muslim menggunakan ataupun beradaptasi
dengan bank syariah. Harus ada yang berusaha untuk menjadikan bank
syariah ini membumi di tanah ibu pertiwi dan harus ada keikhlasan
melakukan hal tersebut sesuai dengan tujuan perbankan syariah yang rela
bersama-sama memakmurkan umat manusia.
Kebutuhan yang berkaitan dengan cara berbisnis melalui bank syariah
bisa ditempuh dengan cara musyarakah atau mudharabah yang merupakan
salah satu tujuan syariah. Tujuan syariah dalam prespektif ekonomi islam
adalah memberi pedoman atau arah bagi masyarakat dalam upaya memenuhi
kebutuhan mereka atau menjalankan proses bisnis agar memenuhi kebutuhan.
syariah (Alwi, 2013:7). Bank Islam biasa disebut dengan bank syariah yaitu
bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah
disebut dengan bank tanpa bunga yang merupakan lembaga
keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan
berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi SAW (Muhammad, 2011:13).
Pada era yang modern ini perbankan syariah semakin ketat dalam melakukan
persaingan dengan bank konvensional perlu adanya cara yang tepat untuk
menarik minat nasabah dalam menggunakan strategi pemasaran. Strategi
pemaran dapa dilakukan dengan memahami prilaku konsumen.
Prilaku konsumen (customer behavior) dapat didefinisikan sebagai
kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan
dan mempergunakan barang dan jasa, termasuk dalam proses pengambilan
keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut
(Dharmesta dan Handoko, 2000:10). Kegiatan pengambilan keputusan oleh
konsumen untuk menentukan produk apa yang akan dibeli atau digunakan.
Keputusan beli konsumen dalam ilmu pemasaran mengidentifikasikan
faktor-faktor umum yang dapat menentukan dan mempengaruhi konsumen
yang akan membeli dibahas dalam unsur-unsur marketing mix yang
dilakukan oleh perusahaan. Unsur-unsur marketing mix diantaranya adalah
1. Produk (product) merupakan semua hal yang ditawarkan kepada pasar
untuk menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat
memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan.
2. Lokasi (place) merupakan tempat penyampaian produk kepada konsumen
(Aarifin dan Khotimah, 2014: 168).
3. Harga (price) merupakan ketentuan jumlah atas produk yang diberikan
kepada konsumen.
4. Promosi (promotion ) identik dengan penyampaian informasi kepada
konsumen yang didefinisikan fakta dan kejujuran yang disampaikan
kepada calon konsumen.
Informasi yang disampaikan adalah tentang segala sesuatu atribut-atribut
tentang kualifikasi barang atau jasa secara obyektif (Muslich, 2007:153).
Mengamati prilaku konsumen bank syariah juga perlu bekerja sama dengan
pemerintah dalam melakukan promosi dengan memberi pemahaman akan
penting dan manfaatnya menggunakan produk perbankan syariah.
Sosialisasi tentang perbankan syariah perlu dilakukan oleh seluruh
steakholder guna menunjang publikasi fungsi dan peran perbankan syariah.
Sosialisasi dilakukan oleh alumni dari lulusan perbankan syariah seharusnya
mampu menyampaikan hasil pembelajarannya selama dibangku kuliah
maupun sekolah yang memiliki jurusan perbankan syariah. Faktanya banyak
disekelilingnya. Disebabkan jumlah yang masih sedikit lulusan akademisi dari
perbankan syariah. Kurangnya partisipasi pemerintah juga sangat
mempengaruhi pertumbuhan perbankan syariah. Perlu adanya sinergi antara
pemerintah yang terkait seperti Kementrian Agama, Bank Indonesia dan
lembaga-lembaga keuangan syariah dalam bekerja sama untuk memperlancar
sosialisasi. Sosialisasi bisa dilakukan di lembaga pembelajaran seperti pondok
pesantren. Peran pesantren sebenarnnya dapat dijadikan tombak pendidikan
perbankan syariah nonformal, karena selain untuk menanamkan nilai-nilai
akidah, akhlak bisa diimbangi dengan nilai-nilai muamalah.
Pondok pesantren merupakan kekayaan khasanah budaya umat Islam
di Indonesia yang khas. Lembaga pendidikan dan lembaga sosial keagamaan
pesantren telah menjadi barometer pertahan moralitas umat Islam yang
mampu melakukan perubahan masyarakat dilingkungannya kearah
transformasi nilai-nilai keislaman dan kebangsaan. Pesantren juga merupakan
lembaga yang mengerti dan memahami terhadap perubahan dan tantangan
lokal, nasional maupun global (Susilo, 2007:19). Menurut Direktorat
Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementrian Agama RI 2009,
Jumlah pesantren di Indonesia mencapai 21.521 dengan total 3.818.469 santri.
Jumlah pesantren dalam 20 tahun terakhir meningkat hampir 4 kali lipat atau
dalam 6 tahun terakhir bertambah 2 kali lipat. Meningkatnya pertumbuhan
tersebut dapat dikatakan pesantren mengalami pertumbuhan yang cukup
berkesempatan menyebarkan dakwahnya di kampung halaman, tentunya tetap
dalam bimbingan kiyai. Dimulai dari situ para alumni apabila yang
mempunyai ilmu tentang perbankan syariah, dapat menyebarkannya secara
perlahan. Modernnya zaman bisa diimbangi perintis pesantren dengan model
pendidikan yang baru seperti pesantren mandiri dengan karyanya serta jangan
lupa tetap melestarikan tradisi pesantrennya yang didapat dari pendidikannya
dahulu, dengan ingat apa yang menjadi tujuannya mendirikan pesantren.
Tujuan umum pesantren adalah membina warga negara agar
berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam dan
menanamkan rasa keagamaan tersebut pada segi kehidupannya serta
menjadikannya sebagai orang yang berguna bagi agama, masyarakat, dan
negara (Qomar, 2007:6). Namun dalam kenyataannya ekspansi bank
konvensional seakan melunturkan ajaran-ajaran keislaman dan keagamaan
yang selama ini ada di pesantren. Seperti contohnya bank mandiri
menggandeng PBNU (Pengurus Besar Nahdatul Ulama) untuk mencari bibit
muda wirausaha di pesantren, padahal pesantren tahu jika bank konvensional
meminjamkan modalnya berupa bunga bukan sistem bagi hasil yang selama
ini Islam ajarkan. Terbukti salah satu pondok pesantren Raudlatul Ulum,
Guyangan, Trangkil, Pati, Jawa Tengah telah memberikan peluang bagi bank
konvensional untuk masuk di ranah yang notabennya berpendidikan Islam
kuat dan tidak mudah terpengaruh dengan sistem konvensional yang
Peran ulama mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam
mensosialisasikan perbankan syariah kepada masyarakat, setidaknya ada
empat peran penting ulama yaitu (Antonio, 2014:237):
1. Menjelaskan kepada masyarakat bahwa perbankan syariah pada dasarnya
adalah penerapan tathbiq (fiqih muamalah maaliyah). Fiqih menjelaskan
bagaimana sesama manusia berhubungan dalam bidang harta, ekonomi,
bisnis, dan keuangan.
2. Mengembalikan masyarakat pada fitrah alam dan fitrah usaha yang
sebelumnya telah mengikuti syariah, terutama dalam bidang pertanian,
perdagangan, investasi dan perkebunan.
3. Meluruskan fitrah bisnis yang merusak.
4. Membantu menyelamatkan perekonomian bangsa melalui pengembangan
sosialisasi perbankan syariah.
Salah satu faktor yang menjadi dasar dalam mengembangkan
produk-produk perbankan syariah di kalangan santri di pondok pesantren adalah
Religiusitas yang menjadi aspek yang melekat pada santri. Religius dalam
islam adalah menjalankan ajaran agama secara keseluruhan. Allah berfirman
dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 208 (Al – Qur’an, Surat Al –
ۚ ناطْيّشلا ا طخ ا عبّتت َ ً ّفاك مْلّسلا يف ا لخْدا ا نمآ نيذّلا ا ّيأ اي
نيبم ّ دع ْمكل هّنإ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu(QS Al – Baqarah: 208)
Sebagai lembaga yang mengedepankan ukhuwah Islamiah bisa mengajak
para santrinya untuk berfikir maju dengan mengedepankan aspek keagamaan
yang selama ini dipelajari. Seperti penelitian yang dilaukan oleh Masruroh
Atik tentang analisis pengaruh tingkat religiusitas dan disposable income
terhadap minat menabung mahasiswa di perbankan Islam, Religiusitas sebagai
variable moderating mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat
menabung mahasiswa STAIN Salatiga (Masruroh, 2015:74). Kemudian
menurut penelitian yang dilakukan oleh Abimantra Ananggadipa dkk tahun
2013 tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah (mahasiswa)
dalam memilih menabung pada bank syariah mempunyai pengaruh yang
positif pada variabel religiusitas meskipun tidak signifikan (Abhimantra dkk,
2013:E-177).
Sebagai pusat pendidikan muslim, pesantren memiliki peran penting
dengan kemajuan perbankan syariah di Indonesia. Akidah dan akhlak yang
kuat, ditanamkan pada pribadi santri di setiap pembelajaran. Tapi ilmu yang di
dan jasa yang sebenernya dilarang tapi masih tetap digunakan. Sebagai contoh
penggunaan jasa perbankan konvensional yang dilakukan oleh santri
mahasiswa di Pondok Pesantren Wahid Hasyim. Mudahnya akses yang
ditawarkan oleh bank konvensional sering kali membuat terlena para
penggunanya terutama bagi kaum muslim khususnya santri mahasiswa
Pondok Pesantren Wahid Hasyim yang mengerti tentang riba serta sangat
diharamkan oleh Islam. Penggunaan akses secara mudah dengan Automatic
Teller Machine (ATM) disekitar pesantren membuat sebagian santrinya
memilih menggunakan bank konvensional dari pada bank syariah. Menurut
data observasi yang dilakukan penelitin dari jumlah santri mahasiswa 524
orang hanya sebesar 11 persen yang menggunakan perbankan syariah. Sisanya
masih menggunakan perbankan konvensional berdasarkan data yang diperoleh
dari Organisasi Santri Wahid Wasyim Pondok Pesantren Wahid Hasyim
(OSWAH PPWH). Mereka belum terlalu faham tentang perbankan syariah
sehingga mudah memilih mana yang bisa digunakan dan bermanfaat bagi
perbankan syariah yang mengedepankan tuntunan Al-Qur’an dan Hadist.
Santri mahasiswa merupakan santri yang melaksanakan kegiatan
mencari ilmu di pondok pesantren dengan cara bermukim di pondok tersebut.
Tapi tidak hanya mengaji, kegiatan mereka pun kuliah seperti umumnya
seorang mahasiswa. Jadi, pantas apabila santri yang menempuh pendidikan
sambil kuliah mampu mengerti informasi yang lebih luas tentang perbankan
mahasiswa ingin mengukur seberapa jauh religiusitas yang dilakukan oleh
santri mahasiswa dan akses informasi (promosi) yang mudah didapat oleh
santri mahasiswa dalam kegiatan sehari-hari di kampus maupun di pondok
pesantren yang berada ditengah kota Yogyakarta untuk memilih
produk-produk yang ada di perbankan syariah.
Beberapa alasan riil bila perbankan syariah bisa difahami oleh
masyarakat pesantren antara lain (Susilo, 2007:25):
1. Pesantren memiliki santri baik siswa, mahasiswa sekaligus santri maupun
santri murni yang sewaktu-waktu melakukan pembayaran untuk
membantu biaya operasional pesantren seperti syahriyah.
2. Setiap pesantren telah memiliki pasar fanatik (captive market) yaitu santri,
ustadz, dan masyarakat di lingkungan pesantren.
3. Jaringan santri mahasiswa, orang tua wali santri yang memiliki aneka
usaha, aneka pekerjaan dan latar belakang yang telah terjalin sebagai
ikatan orang tua wali santri sangat potensial sebagai jaringan pemasaran.
Penjelasan di atas hanya sebagaian potensi dari pentingnya pemahaman
santri mahasiswa tentang perbankan syariah bagi pemasaran perbankan
syariah. Jangka panjang diharapkan generasi-genersi yang dapat
membenarkan budaya ekonomi yang salah kaprah di lingkungannya dengan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti bermaksud untuk
mengkaji pengaruh pengetahuan santri tentang perbankan syariah terhadap
minat memilih produk yang akan disusun dalam skripsi yang berjudul
“Pengaruh Religiusitas dan Promosi Terhadap Minat Santri Mahasiswa dalam Memilih Menggunakan Produk Bank Syariah dengan Promosi sebagai Variabel Pemoderasi Terhadap Minat Santri Mahasiswa (Studi Kasus Santri Mahasiswa Di Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang diangkat dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh religiusitas terhadap minat santri mahasiswa dalam
memilih produk perbankan syariah ?
2. Bagaimana pengaruh promosi terhadap minat santri mahasiswa dalam
memilih produk perbankan syariah ?
3. Bagaimana pengaruh Promosi dalam memoderasi (memperkuat)
religiusitas terhadap minat santri mahasiswa dalam memilih produk
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelian ini antara lain adalah :
1. Menganalisis pengaruh pengetahuan Religiusitas terhadap minat santri
mahasiswa Pondok Pesantren Wahid Hasyim dalam memilih produk Bank
Syariah.
2. Menganalisis pengaruh Promosi terhadap minat santri mahasiswa Pondok
Pesantren Wahid Hasyim dalam memilih produk Bank Syariah.
3. Menganalisis pengaruh promosi dalam memoderasi (memperkuat)
religiusitas terhadap minat santri mahasiswa Pondok Pesantren Wahid
Hasyim dalam memilih produk Bank Syariah.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran
dan dapat dijadikan sebagai rujukan tentang pengaruh Religiusitas dan
Promosi terhadap minat akan produk-produk bank syariah.
2. Manfaat Praktis
Hasil yang di peroleh diharapkan dapat menjadi masukan bagi
pihak-pihak yang berkepentingan khususnya bagi penyusun, umumnya bagi
instansi yang bersangkutan dan lembaga-lembaga yang berkecimpung
E. Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang
alur penelitian dari awal hingga kesimpulan akhir. Secara garis besar,
penelitian ini dibagi menjadi 5 bab, yang secara singkat diuraikan sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika
pemabahasan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
Pada bab ini memuat uraian tentang tinjauan pustaka, kerangka teori yang
relevan dan tekait dengan judul skripsi yaitu berupa artikel ilmiah, buku
maupun hasil penelitian, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang metode penelitian yang dirinci yang digunakan
peneliti beserta justifikasi atau alasannya seperti jenis penelitian, subyek dan
obyek penelitian, populasi dan sampel, sumbe data, teknik pengumpulan
data, variabel penelitian, uji kualitas instrument data dan uji hipotesis dan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini memuat hasil penelitian berisi gambaran umum obyek
penelitian, kualifikasi bahasan disesuaikan dengan pendekatan, sifat
penelitian dan rumusan masalah atau fokus penelitiannya. Pemabahasan
menjadi sub bahasan dapat digabung menjadi satu kesatuan atau dipisah
menjadi sub bahasan tersendiri.
BAB V PENUTUP
Pada bab terakhir ini berisi kesimpulan, saran-saran atau rekomendasi.
Kesimpulan menyajikan secara ringkas seluruh penemuan penelitian pada
pembahasan yang ada hubungannya dengan masalah peneliti. Kesimpulan
diperoleh berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data yang telah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka
Beberapa kajian dan pembahasan dalam bentuk karya ilmiah mengenai
pengaruh religiusitas dan promosi bukan hal yang baru lagi. Namun, penulis
disini akan melakukan tinjauan pustaka sebagai referensi peneliti. Beberapa
karya ilmiah yang berkaitan dengan penelitian sebagai bahan perbandingan
skripsi penulis antara lain yaitu:
Tabel 1.1
Tinjauan Pustaka Peneliti
No Penelitian Hasil Penelitian
1
Ananggadipa Abhimantra, Andisa Rahmi Maulida Dan Eka Agustianingsih “Analisis
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Nasabah
(Mahasiswa) Dalam Memilih Menabung Pada Bank Syariah”. Penerbit Proceeding PESAT (psikologi, ekonomi, sastra, arsitektur, dan teknik sipil) Bandung, 8-9 Oktober 2013 Vol. 5 Oktober 2013 ISSN: 1858-2559. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma.
Metode yang digunakan pada penelitian adalah metode kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah penelitian ini mengarah kepada faktor-faktor seperti pengetahuan, religiusitas, produk, reputasi dan pelayanan di bank syariah. Faktor tersebut memberi pengaruh yang positif terhadap keputusan memilih menabung di bank syariah, meskipun tidak signifikan. Dengan proporsi pengaruh terbesar di pegang oleh produk, dilanjutkan oleh religiusitas, reputasi, pelayanan dan pengetahuan
2
Atik Masruroh “Analisis Pengaruh Tingkat Religiusitas
Dan Disposible Income
Terhadap Minat Menabung
Mahasiswa Diperbankan
Syariah (Studi Kasus Mahasiswa
Metode penelitian yang di gunakan adalah metode kuantitatif.
STAIN Salatiga)” dari model dan religiusitas sebagai variabel moderating berpengaruh secara signifikan terhadap minat menabung mahasiswa STAIN Salatiga.
3
Atwal Arifin dan Husnul Khotimah “Pengaruh Produk,
Pelayanan, Promosi, Dan
Lokasi Terhadap Keputusan Masyarakat Memilih Bank Syariah Di Surakarta”. Penerbit syariah accounting paper FEB-UMS, SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPER
PROGRAM STUDI
AKUNTANSI-FEB UMS, 25 JUNI 2014 ISBN: 978-602-70429-2-6. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Metode yang digunakan pada penelitian adalah metode kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah bahwa variabel produk, promosi dan lokasi tidak berpengaruh terhadap keputusan masyarakat memilih bank syariah. Akan tetapi variabel pelayanan berpengaruh terhadap keputusan masyarakat memilih bank syariah.
4
Alfi Mulikhah Lestari “Pengaruh Religiusitas, Produk
Bank, Kepercayaan,
Pengetahuan Dan Pelayanan Terhadap Preferensi Menabung Pada Perbankan Syariah (Studi
Kasus Pada Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang)” diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang, 3 Februari 2015.
Metode yang digunakan pada penelitian adalah metode kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah pengaruh religiusitas terhadap preferensi menabung karena kepatuhan agama. Pengaruh produk tehadap preferensi menabung adalah produk yang inovatif, pengaruh kepercayaan terhadap preferensi menabung adalah kemudahan bertransaksi. Pengaruh pengetahuan terhadap preferensi menabung adalah pengetahuan ilmiah, dan pengaruh pelayanan terhadap preferensi menabung adalah penggunaan fasilitas yang mudah
Berdasarkan dengan tinjauan pustaka yang telah terurai di atas,
penelitian ini mempunyai perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu
Yogyakarta. Subyek penelitian dilakukan yaitu santri mahasiswa yang
berada di Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta. Kemudian
variable independennya yakni Religiusitas dan Promosi pengaruhnya
terhadap minat santri mahasiswa yang ada di Pondok Pesantren Wahid
Hasyim. Diatas merupakan acuan pustaka serta perbedaan yang dilakukan
oleh peneliti.
B. Kerangka Teori
1. Perbankan Syariah
a. Pengertian Perbankan Syariah
Bank syariah adalah bank yang menggunakan prinsip bagi
hasil secara adil, berbeda dengan bank konvensional yang
bersandarkan pada bunga. Bank syariah juga dapat diartikan sebagai
bank yang dalam prinsip, operasional, maupun produknya
dikembangkan dengan berlandaskan pada nilai-nilai yang terkandung
dalam Al-Qur’an dan petunjuk-petunjuk operasional hadist
Muhammad Rasulullah SAW. Hosen dan Ali dalam bukunya (Buchari
:2009) menjelaskan perbankan syariah mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
1) Bank syariah menjadikan uang sebagai alat tukar bukan sebagai
2) Bank syariah menggunakan cara bagi hasil dari keuntungan jasa
atas transaksi riil bukan sistem bunga sebagai imbalan terhadap
pemilik uang yang besarnya ditetapkan dimuka.
3) Resiko usaha akan dihadapi bersama antara nasabah dengan bank
syariah dan tidak mengenal selisih negatif (negative spread).
4) Pada bank syariah terdapat Dewan Pengawas Syariah (DPS)
sebagai pengawas kegiatan operasional bank syariah agar tidak
menyimpang dari nilai-nilai syariah.
b. Prinsip-Prinsip Perbankan Syariah
Beberapa prinsip-prinsip perbankan syariah antara lain (Buchari,
2009:6):
1) Prinsip Titipan Atau Simpanan (Wadî’ah)
Al-Wadî’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu
pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang
harus dijaga dan dikembalikan kapan saja penitip menghendaki.
Secara umum terdapat dua jenis al-wadi’ah yaitu, wadî’ah yâd
al-âmanah dan wadî’ah yâd adh-dhamanâh. Masing-masing akan
a) Wadî’ah Yâd Al-âmanah (Trustee Depository)
Merupakan akad penitipan barang atau uang dimana
pihak penerima titipan tidak diperkenankan menggunakan
barang ataupun uang yang dititipkan dan tidak bertanggung
jawab atas kerusakan atau kehilangan barang titipan yang
bukan diakibatkan perbuatan atau kelalaian penerima titipan.
Adapun aplikasinya dalam perbankan syariah berupa produk
safe deposit box.
b) Wadî’ah Yâd Adh-Dhamanâh (Guarantee Depository)
Merupakan akad penitipan barang atau uang dimana
pihak penerima titipan dengan atau tanpa izin pemilik barang
atau uang dapat memanfaatkan barang atau uang titipan dan
harus bertanggung jawab terhadap kehilangan atau kerusakan
uang atau barang titipan. Prinsip ini diaplikasikan dalam
bentuk produk giro dan tabungan.
2) Prinsip Bagi Hasil (Syirkâh)
Sistem ini adalah suatu sistem meliputi tata cara pembagian
hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Bentuk
produk yang berdasarkan prinsip bagi hasil adalah:
a) Al-Mudhârabah
Al-Mudhârabah merupakan suatu kerjasama antara dua
menyediakan dana, dan pihak kedua merupakan mūdhârib
bertanggung jawab atas pengelolaan usaha. Keuntungan
dibagi sesuai laba yang telah disetujui demi kemajuan
bersama, jika rugi shahib al-mâl akan kehilangan sebagian
imbalan dari kerja keras dan ketrampilan manajerial selama
proyek berlangsung. Secara umum akad mudhârabah terbagi
menjadi dua jenis, yaitu mudhârabah mutlaqah dan
mudhârabah muqayyadah.
b) Al-Musyarakah
Musyârakah adalah kerjasama antara dua pihak atau
lebih dalam suatu usaha dimana masing-masing pihak berhak
atas segala keuntungan dan bertanggung jawab akan segala
kerugiaan yang terjadi sesuai dengan penyertaannya
masing-masing. Al-Musyârakah juga dapat diartikan sebagai akad
kerjasama antara kedua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi
dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan
ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan yang telah
dibuat bersama.
3) Prinsip Jual Beli (Al-Tîjaroh)
Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara
dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai supplaier bank
melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank
menjual barang tersebut kepada nasabah dengan sejumlah harga
beli ditambah keuntungan (margin). Adapun bentuk-bentuk jual
beli yaitu :
a) Al-Murabahah
Murabahah merupakan akad jual beli barang dengan
menyatakan harga yang dibeli dari supplaier dan keuntungan
(margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Penjelasan
singkatnya murabahah ini menuntukkan transparansi harga
penjualan asli dan margin kepada nasabah tanpa ada yang
disembunyikan diantara kedua belah pihak yang melakukan
transaksi.
b) Salam
Salam adalah akad jual beli barang pesanan dengan
penangguhan pengiriman oleh penjual dan pelunasannya
dilakukan segera oleh pembeli barang sebelum pesanan
tersebut diterima sesuai syarat-syarat tertentu. Jika bank
bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak
lain untuk menyediakan barang pesanan dengan cara salam
c) Istishna’
Istishna’ adalah akad jual beli antara pembeli dan
produsen yang juga bertindak sebagai penjual. Pembayaran
dapat berupa pembayaran dimuka, cicilan, atau ditangguhkan
sampai jangka waktu tertentu. Barang pesanan harus diketahui
karakteristiknya secara umum yang meliputi: jenis, spesifikasi,
teknis, kualitas, dan kauantitasnya. Jika bank bertindak sebagai
penjual kemudian memesan kepada pihak laik untuk
menyediakan barang pesanan dengann cara istishna’ maka hal
ini disebut istishna’ pararel yang dilakukan oleh perbankan.
4) Prinsip Sewa (Al-îjarah)
Al- îjarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau
jasa, melalui pembayaran harga sewa, tanpa diikuti dengan
pemindahan hak kepemilikan atas barang itu sendiri yang
disewakan. Al-îjarah terbagi menjadi dua jenis yakni: îjarah
murni dan îjarah muntahiya bit tamlik.
5) Prinsip Jasa (Fee-Based Service)
Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang
diberikan bank. Macam-macam produk yang berdasarkan prinsip
ini antara lain wakalah, kâfalah, hawalah, ar-rahn, dan
a) Al-Wakalah
Nasabah memberi kuasa kepada bank untuk
mewakilkan dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu,
seperti transfer.
b) Al-Kâfalah
Jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak
ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau
ditanggung.
c) Al-Hawalah
Pengalihan hutang dari orang lain yang berhutang
kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Kontrak
hawalah dalam perbankan biasanya diterapkan pada factoring
(anjak piutang), post-dated check, dimana bank bertindak
sebagai juru tagih tanpa membayarkan dulu piutang tersebut.
d) Ar-Rahn
Menahan salah satu harta milik peminjam sebagai
jaminan atas peminjaman yang diterimanya. Barang yang
ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian,
pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat
mengembalikan kembali seluruh atau sebagian piutangnya.
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah
e) Al-Qardh
Pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih
atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan
tanpa mengharapkan imbalan dari peminjam. Produk ini
digunakan untuk membantu usaha kecil dan keperluan sosial.
Dana ini diperoleh dari dana zakat, infaq dan shadaqah.
c. Produk Perbankan Syariah
Braba mengatakan produk-produk bank syariah muncul
karena didasari oleh operasional bank syariah. Operasional bank
syariah mempunyai empat fungsi yaitu sebagai penerima amanah,
sebagai pengelola investasi, sebagai penyedia jasa dan sebagai
pengelola fungsi sosial. Keempat fungsi operasional itu kemudian
diturunkan menjadi produk-produk bank syariah yang secara garis
besar dapat dikelompokkan ke dalam produk pendanaan, produk
pembiayaan, produk jasa perbankan dan produk kegiatan sosial
(Ascarya. 2007:112). Penjelasan produk-produk perbankan syariah
sebagai berikut :
1) Produk Pendanaan
Produk-produk pendanaan bank syariah ditujukan sebagai
mobilisasi dan investasi tabungan untuk pembangunan
adil dapat dijamin bagi semua pihak. Bank syariah dalam
memberikan produk pendanaan tidak dengan prinsip bunga (riba),
melainkan dengan prinsip-prinsip yang sesuai dengan syariat
Islam, terutama wadî’ah (titipan), qardh (pinjaman), mudhârabah
(bagi hasil), dan îjarah. Produk pendanaan yang ada di bank
syariah antara lain (Ascarya. 2007:113) :
a) Pendanaan dengan Prinsip Wadî’ah
(1) Giro Wadî’ah
Giro wadî’ah adalah produk pendanaan bank syariah
berupa simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening giro
(current account) untuk keamanan dan kemudahan
pemakaian. Dalam aplikasinya giro wadî’ah perbankan
syariah ada yang memberikan bonus tanpa kesepakatan
dimuka sering disebut wadî’ah yâd dhamanah dan giro
wadî’ah yang dananya tidak boleh dikelolah maupun untuk
dana produktif yaitu wadî’ah yâd âmanah serta boleh
dikenakan biaya administrasi penitipan. Fasilitas yang
didapat dari giro wadî’ah yaitu buku cek, bilyet giro, kartu
ATM, fasilitas pembayaran kliring dan lain sebagainya.
(2) Tabungan wadî’ah
Tabungan wadî’ah adalah produk pendanaan bank
rekening tabungan (saving account) untuk keamanan dan
kemudahan pemakaiannya, seperti giro wadî’ah, tetapi
tidak sefleksibel giro wadî’ah, karena nasabah tidak dapat
menarik dananya dengan cek. Bank boleh menggunakan
dana nasabah yang terhimpun untuk tujuan mencari
keuntungan yang berjangka pendek atau untuk memenuhi
kebutuhan likuiditas bank, selama dana tersebut tidak
tertarik. Biasanya bank lebih leluasa menggunakan dana
tabungan wadî’ah dibandingkan giro wadi’ah karena sifat
penarikkannya yang tidak sefleksibel giro wadî’ah. Bank
boleh menggunakan dana untuk kebutuhan produktif dan
memberikan bonus kepada nasabah namun bonus tersebut
tidah ditetapkan dimuka.
b) Pendanaan dengan prinsip mudhârabah
(1) Tabungan mudhârabah
Tabungan mudhârabah merupakan tabungan simpanan
dengan prinsip bagi hasil dan bagi kerugian yang disepakati
bersama, ketika nasabah sebagai pemilik modal (shahibul
mâl) menyerahkan uangnya kepada bank sebagai
pengusaha (mudhârib) untuk diusahakan. Dalam
praktiknya tabungan wadî’ah dan mudhârabah yang biasa
(2) Deposito/investasi umum (tidak terikat)
Bank syariah menerima simpanan deposito berjangka
kedalam rekening investasi umum (general investmen
account) dengan prinsip mudhârabah al-mutlaqoh.Produk
mudhârabah al-mutlaqoh, bank sebagai mudharib
mempunyai kebebasan mutlak dalam pengelolaan
investasinya. Jangka waktu dan bagi hasil disepakati
bersama. Apabila bank menghasilkan keuntungan akan
dibagi sesuai kesepakan pertama. Apabila bank
mengalami kerugian, bukan karena kelalaian bank,
kerugian tersebut ditanggung deposan sebagi shahibul
mâl.
(3) Deposito/investasi khusus (terkait)
Deposito yang ditawarkan nasabah selain investasi
umum bank syariah juga menawarkan investasi khusus
(special investmen account) kepada nasabah yang ingin
menginvestasikan dananya langsung dalam proyek yang
disukainya yang dilaksanakan oleh bank dengan prinsip
mudhârabah al-muqayyadah. Produk dalam mudhârabah
al-muqayyadah, bank menginvestasikan dana nasabah ke
dalam proyek tertentu yang diinginkan nasabah. Jangka
hasilnya langsung berkaitan dengan proyek yang dipilih.
Investasi khusus ini ada dua jenis yaitu investasi khusus
“executing” (on balance sheet) dan investasi khusus
“channeling” (off balance sheet).
(4) Sukuk al-mudhârabah
Bank syariah menghimpun dananya bisa menggunakan
akad al-murabahah yang ada diobligasi syariah.
Diobligasi syariah, bank mendapatkan alternatif sumber
dana berjangka panjang (lima tahun atau lebih) sehingga
dapat digunakan untuk pembiayaan-pembiayaan
berjangka panjang.
c) Pendanaan dengan prinsip qardh
Simpanan giro dan tabungan juga dapat menggunakan
prinsip qardh, ketika bank dianggap sebagai penerima
pinjaman tanpa bunga dari nasabah deposan sebagai pemilik
modal. Giro dan tabungan qardh memiliki karakteristik
menyerupai giro dan tabungan wadî’ah. Bank sebagai
peminjam dapat memberikan bonus kepada nasabah selama
tidak diisyaratkan diawal perjanjian. Karena dana tersebut
dapat dimanfaatkan oleh bank untuk tujuan produktif dan
d) Pendanaan dengan prinsip îjarah
(1) Sukuk al-îjarah
Akad ijarah dapat dimanfaatkan oleh bank syariah
untuk penghimpunan dana dengan menerbitkan sukuk yang
merupakan obligasi syariah. Lewat obligasi syariah, bank
dapat alternatif sumber dana berjangka panjang (lima tahun
atau lebih) sehingga dapat digunakan untuk
pembiayaan-pembiayaan jangka panjang. Obligasi syariah ini dapat
menggunakan beberapa prinsip yang dibolehkan syariah,
seperti menggunakan prinsip bagi hasil (sukuk mudhârabah
dan sukuk musyârakah), menggunkan prinsip jual beli
(sukuk al-mudhârabah, sukuk al-salam dan sukuk
al-istishna), menggunakan prinsip sewa (sukuk al-îjarah) dan
lain sebagainya.
2) Produk pembiayaan
Produk-produk perbankan syariah yang mendominasi
portofolio pembiayaan bank syariah adalah pembiayan modal
kerja, pembiayaan investasi, dan pembiayaan aneka barang dan
properti. Akad-akad yang digunakan dalam aplikasi
pembiayaan tersebut sangat bervariasi dari pola bagi hasil
(mudhârabah, musyârakah, dan musyârakah mutanaqisah),
sewa (îjarah dan îjarah muntahiya bittamlik). Penjelasan
pembiayaan yang dilakukan oleh bank syariah sebagai berikut
(Ascarya. 2007:122) :
a) Pembiayaan modal kerja
Pembiayaan dalam modal kerja bank syariah memiliki
dua alternatif sebagai penyalurannya yakni dengan bagi
hasil dan jual beli. Bagi hasil dapat digunakan sebagai
modal kerja usaha yang beragam. Pembiayaan modal kerja
yang berpola bagi hasil ini dengan akad mudhârabah atau
musyârakah seperti usaha rumah makan, usaha bengkel
usaha toko kelontong, dan sebagainya. Bagi hasil cara yang
tepat untuk menunjang kebutuhan modal kerja pihak
pengusaha agar terpenuhi, sementara kedua belah pihak
mendapat manfaat dari pembagian resiko yang adil.
Selain bagi hasil ada juga pembiayaan modal kerja
yang menggunakan pola jula beli. Kebutuhan modal kerja
perdagangan untuk membiayai barang dagangan dapat
terpenuhi dengan akad murabahah. Jual beli menjadikan
kebutuhan modal pedagang terpenuhi dengan harga tetap,
sementara bank syariah mendapat margin tetap dengan
b) Pembiayaan investasi
Bank syariah dalam pembiayaan investasi memiliki
cara untuk memenuhi nasabahnya yakni dengan bagi hasil, jual
beli dan sewa. Bagi hasil yang diterapkan dalam pembiayaan
investasi dalam bentuk akad mudhârabah atau musyârakah
yang digunakan untuk pembuatan pabrik baru, perluasan
pabrik, usaha baru, perluasan usaha, dan sebaginya. Bagi hasil
ini merupakan cara bank syariah dan pengusaha berbagi resiko
usaha yang saling menguntungkan dan adil. Agar bank syariah
dapat berperan aktif dalam kegiatan usaha mengurangi
kemingkinan resiko.
Selain bagi hasil ada pula pembiayaan investasi
mengguakan pola jual beli dengan akad murabahah, istishna
dan as-salam. Seperti contoh pembelian mesin, pembelian
kendaraan untuk usaha, pembelian tempat usaha dan
sebagainya. Bank syariah dapat keuntungan margin jual beli
dengan resiko minimal. Sementara itu, pengusaha
mendapatkan kebutuhan investasinya dengan perkiraan biaya
yang tetap dan mempermudah perencanaan.
Jual beli dan bagi hasil bukan pembiayaan yang dapat
digunakan dalam pembiayan investasi ada juga sewa yang
investasi yang biayanya sangat tinggi dan memerlukan waktu
lama untuk produksinya pada umumnya tidak dilakukan
dengan cara bagi hasil atau kepemilikan karena resikonya
terlalu tinggi atau kebutuhan modalnya tidak terjangkau.
Seperti contoh pembiayaan pesawat terbang, kapal dan
sejenisnya. Selain itu juga pembiayaan îjarah dapat juga
digunakan untuk pembiayaan peralatan industri, mesin-mesin
pertanian, dan alat-alat transportasi.
c) Pembiayaan aneka barang, perumahan dan properti
Bank syariah selain menyalurkan pembiayannya dalam
modal kerja dan investasi, menyalurkan juga pembiayaannya
untuk aneka barang, perumahan dan properti. Pola yang
digunakan oleh bank syariah kebanyakan bagi hasil, jual beli
dan sewa. Bagi hasil yang di terapkan oleh bank syariah
menggunakan akad musyârakah mutanaqisah misalnya
pembelian mobil, sepeda motor, rumah, apartemen dan
sebagainya. Bank bermitra dengan nasabah untuk membeli aset
yang diinginkan nasabah. Aset tersebut kemudian disewakan
kepada nasabah. Selain bagi hasil bank syariah juga
menggunakan sekema jual beli dengan akad murabahah. Akad
murabahah dalam bank syariah dapat memenuhi kebutuhan
kembali kepada nasabah dengan mengambil margin
keuntungan yang diinginkan. Ada juga sewa yang digunakan
untuk pembiayaan bank syariah kepada nasabah dengan
metode akad îjarah muhtahiya bittamlik. Bank syariah dengan
akad îjarah muhtahiya bittamlik membeli aset yang diinginkan
nasabah kemudian disewakan kepada nasabah dengan
perjanjian pengalihan kepemilikan diakhir periode dengan
harga yang telah disepakati diawal akad.
3) Produk jasa perbankan
Produk-produk jasa perbankan dengan pola lainnya
pada umumnya menggunakan akad-akad tabârru’ yang
dimaksudkan tidak untuk mencari keuntungan, tetapi
dimaksudkan sebagai fasilitas pelayanan kepada nasabah
dalam melakukan transaksi perbankan. Oleh karena itu, bank
sebagai penyedia jasa hanya membebani biaya adminitrasi.
Jasa perbankan golongan ini yang bukan termasuk akad
tabarru’ adalah akad sharf yang merupakan akad pertukaran
uang dengan uang dan ujr yang merupakan bagian dari îjarah
(sewa) yang dimaksud untuk mendapatkan upah (ujrah) atau
fee. Produk-produk jasa perbankan dibagi menjadi jasa
keuangan, jasa nonkeuangan, jasa keagenan dan jasa kegiatan
talangan (qardh), anjak piutang (hiwalah), wakalah (kliring,
L/C, inkaso, RTGS, transfer dan sebagainya), jual beli valuta
asing (qardh), gadai (rahn), payroll (ujr/wakalah), bank
garansi (kâfalah). Jasa yang non-keuangan yaitu safe deposite
box (wadi’ah yad âmanah). Jasa keagenan seperti investasi
terkait (mudhârabah muqayyadah). Kegiatan sosial yakni
pinjaman sosial (qardul hasan) (Ascarya. 2007:128).
d. Kegiatan Operasional Bank Syariah
Perbankan merupakan suatu lembaga keuangan yang
melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang,
meminjamkan uang, dan jasa pengiriman uang. Sejarah perkembangan
perekonomian kaum muslimin, fungsi-fungsi bank telah dikenal sejak
zaman Rasulullah SAW. Fungsi-fungsi tersebut adalah menerima
titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan
keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang (Buchari, 2009:6).
Pemberian modal untuk modal kerja berbasisi bagi hasil,
seperti mudhârabah, musyârakah, muzara’ah, musaqah, telah dikenal
sejak awal diantara kaum muhajirin dan kaum anshar. Jelaslah bahwa
individu-individu yang telah melaksanakan fungsi perkembangan
zaman Rasulullah SAW, meskipun indvidu tersebut tidak
fungsi pinjam-meminjam uang, ada sahabat yang menajalankan fungsi
titipan, ada yang melaksanakan fungsi pengiriman uang serta ada pula
yang memberikan modal kerja.
e. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional
Bank syariah dan bank konvensional dalam beberapa aspek
memiliki persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang,
mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunkan, persyaratan
umum pembiayaan dan lain sebagainya. Kontradiksi antara bank
konvensional dan bank syariah menyangkut aspek legal, struktur
organisasi, usaha yang dibiayai, dan lingkungan kerja diuraikan
sebagai berikut (Antonio, 2014):
1) Akad Dan Aspek Legalitas
Akad yang dilakukan dalam bank syariah memiliki
konsekuensi duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan
berdasarkan hukum Islam. Nasabah seringkali mengabaikan
kesepakatan/perjanjian yang telah dilakukan. Beranggapan hanya
sebagai hukum positif belaka, tapi tidak demikian perjanjian
tersebut memiliki pertanggungjawaban hingga yaumil qiyamah
2) Lembaga Penyelesaian Sengketa
Penyelesaian perbedaan atau perselisihan antara bank dan
nasabah pada perbankan syariah berbeda dengan perbankan
konvensional. Kedua belah pihak pada perbankan syariah tidak
menyelesaikannya di pengadilan negeri, tetapi menyelesaikannya
sesuai tata acara dan hukum materi syariah.
Lembaga yang mengatur hukum materi dan berdasarkan
prinsip syariah Indonesia dikenal dengan nama Badan Arbitrase
Muamalah Indonesia (BAMUI) yang didirikan secara bersama
oleh Kejaksaan Agung Replubik Indonesia dan Majelis Ulama
Indonesia.
3) Struktur Organisasi
Bank syariah mempunyai struktur yang sama dengan bank
konvensional, misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi
unsur yang amat membedakan antara bank syariah dan bank
konvensional adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah
yang berfungsi mengawasi operasional bank dan
produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis yang ditentukan sesuai
syariah.
Dewan Pengawas Syariah biasanya diletakkan pada posisi
setingkat dewan komisaris pada setiap bank. Hal ini untuk
Dewan Pengawas Syariah. Karena itu biasanya penetapan anggota
Dewan Pengawas Syariah dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham, setelah para anggota Dewan Pengawas Syariah itu
mendapat rekomendasi dari Dewan Pengawas Syariah Nasional.
4) Bisnis dan Usaha Yang dibiayai
Bisnis dan usaha yang dilaksanakan bank syariah, tidak
terlepas dari kriteria syariah. Hal tersebut menyebabkan bank
syariah tidak akan mungkin membiayai usaha yang mengandung
unsur-unsur yang diharamkan. Terdapat sejumlah batasan dalam
hal pembiayaan. Semua proyek atau objek pembiayaan tidak dapat
didanai melalui dana bank syariah, namun harus sesuai dengan
kaidah-kaidah syariah.
5) Lingkungan dan Budaya Kerja
Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja
yang sesuai dengan syariah dalam hal etika, misalnya sifat amanah
dan shiddiq, harus melandasi setiap karyawan sehingga tercermin
integritas eksekutif muslim yang baik, selain itu karyawan bank
syariah harus professional (fathanah), dan mampu melakukan
tugas secara team-work dimana informasi merata diseluruh
fungsional organisasi (tabligh). Dalam hal reward dan punishment,
diperlukan prinsip keadilan yang sesuai dengan syariah (Buchari,