GAMBARAN PERILAKU MAKAN REMAJA PUTRI DAN KEJADIAN
DISMENOREA (NYERI HAID) DI SMA CAHAYA MEDAN
TAHUN 2013
SKRIPSI
Oleh :
JOJOR TAMPUBOLON
NIM. 111021080
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SKRIPSI
Gambaran Perilaku Makan Remaja Putri Dan Kejadian Dismenorea
(Nyeri haid) Di SMA Cahaya Medan Tahun 2013
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh :
Jojor Tampubolon
NIM. 111021080
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Dismenorea merupakan nyeri yang dialami remaja saat menstruasi,
dismenorea ini umunya mengganggu hingga 67.2% pada usia remaja yang
mengganggu aktifitas harian. Apabila status gizi baik, maka pada saat menstruasi,
remaja tidak akan mengalami dismenorea.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku makan remaja dan
kejadian dismenorea pada siswi SMA Cahaya Medan. Jenis penelitian ini adalah
bersifat deskriptif dengan desain penelitian
cross sectional
. Populasi penelitian adalah
siswi SMA Cahaya Medan yang berjumlah 550 orang. Sampel diambil sebanyak 52
orang dengan teknik acak sistematis. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
menggunakan formulir
food recall.
Dari hasil penelitian diketahui pengetahuan responden paling banyak adalah
berpengetahuan kurang 36.5%, sikap responden paling banyak adalah pengetahuan
kurang 42.3% dan tindakan responden paling banyak adalah tindakan kurang 46.2%.
Asupan vitamin A kurang sebesar 86.5% responden mengalami dismenorea, asupan
B6 kurang sebesar 84.6% responden mengalami dismenorea, asupan vitamin E
kurang sebesar 96.2% responden mengalami dismenorea, asupan kalsium kurang
sebesar 80.8% responden mengalami dismenorea, asupan magnesium sebesar 78.8%
responden mengalami dismenorea.
Pada siswi SMA Cahaya Medan agar mengkonsumsi makanan yang kaya
akan vitamin A, vitamin B6, vitamin E, kalsium dan magnesium. Pada pihak sekolah
agar meningkatkan pengetahuan siswi-siswi tentang gizi seimbang melalui
pemanfaatan UKS (Unit Kesehatan Sekolah).
ABSTRACT
Dysmenorrhea is a menstrual pain which 67,2 % teenagers in their menstrual
period and interferes their daily activities. Teenager who has good nutrional status
will not suffer from dysmenorrhea.
The objective of the research is to find out the teenagers eating behaviour and
dysmenorrhea problem on the students of SMA Cahaya Medan. The type of the
research is a descriptive research using cross sectional design. The populations of
the reseach are 500 students of SMA Cahaya Medan. The samples are 85 students
which are taken by using random methode. The data were collected by using
interview and food recall form.
From the research, it is found that are maximum of 36.5% respondents don’t
have good understanding, there are maximum of 42.3% respondens don’t have good
attitude, and there are maximum of 46.2% respondens don’t have good action. There
are 86.5% respondens suffer dymenorrhea by vitamin A deficiency, there are 84.6%
respondens suffer dysmenorrhea by vitamin B6 deficiency, there are 96.2%
respondens suffer dysmenorrhea by vitamin E deficiency, there are 80.8% respondens
suffer dysmenorrhea by calcium deficiency, and there are 78.8% respondens suffer
dysmenorrhea by magnecium deficiency.
It is suggested to the students of SMA Cahaya Medan to consume foods which
contain high vitamin A, vitamin B6, vitamin E, calcium, and magnecium. The school
also suggested to increase the students understanding about balanced nutrion by
empowering UKS (Unit Kesehatan Sekolah).
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Jojor Tampubolon
Tempat/Tanggal Lahir
: Beringin Makmur, 27 Okt 1990
Agama
: Kristen Protestan
Anak ke
: 5 dari 6 bersaudara
Status Pernikahan
: Belum Menikah
Nama Ayah
: Alm.B.Tampubolon
Nama Ibu
: Alm.T.Pakpahan
Alamat
: Jl Jamin Ginting, Gg.Medan Area no.15i
Riwayat Pendidikan
:
a. Tahun 1996 – 2002: SD Negeri 014 Tambusai
b. Tahun 2002 – 2005 : SMP Negeri 1 Tambusai
c. Tahun 2005 – 2008 : SMA Negeri 1 Tambusai
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Gambaran Perilaku Makan Remaja Putri Dan Kejadian
Dismenorea (Nyeri Haid) Di SMA Cahaya Medan Tahun 2013”.
Skripsi ini penulis persembahkan kepada orang tua tercinta ayahanda
Alm. B. Tampubolon dan ibunda Alm. T. Pakpahan dan juga kepada kakak dan
abang saya sebagai pengganti kedua orang tua tercinta, Eli Tampubolon dan S.
Sijabat yang tiada henti memberikan kasih sayang, selalu mendo’akan penulis dan
selalu memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis dalam membuat
skripsi ini.
Selanjutnya tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian,MSi selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
3. Dr. Ir. Zulhaida Lubis,Mkes selaku Dosen Pembimbing I dan dr. Mhd Arifin
Siregar, Ms, selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu
dan memberikan bimbingan hingga selesainya skripsi ini.
5. Dr. Ir. Zulhaida Lubis,MKes, selaku Dosen Pembimbing Akademik.
6. Seluruh Dosen serta Staf Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, khususnya Dosen
dan Staf Departemen Kesehatan Gizi Masyarakat yang telah memberikan bekal
ilmu kepada penulis selama mengikuti perkuliahan
7. Bapak Marihot Samosir, ST yang telah banyak membantu dalam penyelesaian
skripsi ini dalam hal segala urusan yang terkait surat menyurat di Depertemen
Gizi Kesehatan Masyarakat.
8. Kepala Sekolah SMA Cahaya Medan, Staf Tata Usaha yang telah membantu
dalam memperoleh data penelitian dan siswi-siswi Sma Cahaya yang telah
bersedia menjadi responden dalam penulisan skripsi ini.
9. Kakak-kakak tersayang Sondang Tampubolon, Tiur Tampubolon, July
tampubolon, Jenny Tampubolon, Rey Tampubolon, Tina Gultom, Aswin
Gultom, dan adikku Fitri Tampubolon dan Inong- Inong tercinta.
10. Untuk sahabat- sahabat terbaikku Ncing (Rina Gea), K.Helen, K.Maya, Ibu Mus,
Ibu Novi, Ibu Ana, Benita, Petty, Anggi, Ika, Cahya, Dewi, Maya, Rizka, Dina
Rizka, Albaina, Adik Nita, K.cece, K.ira, Kepuk (Eva) yang selalu memberikan
semangat dan dukungan kepada penulis.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan banruan dalam penyusunan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
ABSTRAK ...
i
ABSTRACT ... .
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...
iii
KATA PENGANTAR... .
iv
DAFTAR ISI ...
vii
DAFTAR TABEL ...
vii
DAFTAR G AMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN ...
1
1.1Latar Belakang ...
1
1.2 Perumusan Masalah ...
8
1.3 Tujuan Penelitian ...
8
1.1.1
Tujuan Umum ...
8
1.1.2
Tujuan Khusus ...
8
1.4 Manfaat Penelitian ...
9
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ...
10
2.1
Perilaku Makan Remaja...
10
2.1.1 Pengetahuan Remaja Tentang Pola makan ...
13
2.1.2 Sikap Remaja Tentang Pola Makan ...
15
2.1.3 Pola Makan Remaja ...
16
2.2 Menstruasi ...
18
2.2.1 Siklus Bulanan ...
19
2.2.2 Dismenorea ...
19
2.2.3 Jenis-Jenis Dismenorea ...
22
2.2.4 Penyebab Nyeri Haid ...
24
2.2.5 Tanda Dan Gejala Dismenorea ...
26
2.5.6 Pengobatan...
26
2.3 Pola Makan ...
27
2.3.1 Pola Makan Remaja ...
28
2.3.2 Hubungan Pola Makan Dengan Dismenorea ...
30
2.4 Kerangka Konsep ...
36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...
37
3.1Jenis Dan Desain Penelitian ...
37
3.1.1Lokasi dan Waktu Penelitian ...
37
3.2.1 Lokasi penelitian ...
37
3.2.2 Waktu Penelitian ...
37
3.1
Populasi Dan Sampel ...
38
3.3.1 Populasi ...
38
3.3.2 Sampel ...
38
3.3
Metode Pengumpulan Data ...
39
3.5.1 Data Primer ...
39
3.5.2 Data Sekunder ...
40
3.4
Defenisi Operasional ...
40
3.7 Aspek Pengukuran ...
40
3.8 Pengolahan Dan Analisis Data ...
44
3.8.1 Pengolahan Data ...
44
3.8.2 Analisi Data ...
44
BAB IV HASIL PENELITIAN ...
45
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian...
46
4.2 Umur... ... 46
4.3 Perilaku Makan Remaja... ... 46
4.4 Pola Makan Remaja... ...
48
4.5.1 Jumlah Asupan Energi Remaja Putri ...
48
4.5.2 Jumlah Asupan Protein Remaja Putri ...
49
4.5.3 Jumlah Vitamin A yang Dikomsumsi Remaja Putri ...
49
4.5.4 Jumlah Vitamin B6 yang Dikomsumsi Remaja Putri ...
50
4.5.5 Jumlah Komsumsi Vitamin E Remaja Putri ...
50
4.5.6 Jumlah Komsumsi Kalsium Remaja Putri ...
51
4.5.7 Jumlah Komsumsi Magnesium Remaja Putri ...
51
BAB V PEMBAHASAN ...
52
5.1 Umur... ...
52
5.2 Dismenorea... ...
52
5.3 Perilaku Makan Remaja...
53
5.4 Pola Makan Remaja...
54
5.5 Perilaku Makan Dengan Kejadian Dismenorea...
55
5.6 Pola Makan Dan Kejadian Dismenorea...
57
5.6.1 Jumlah Komsumsi Vitamin A Terhadap Kejadian
Dismenorea... ..
57
5.6.2 Jumlah Komsumsi Vitamin B6 Terhadap Kejadian
Dismenorea... ...
57
5.6.3 Jumlah Komsumsi Vitamin E Terhadap Kejadian
Dismenorea... ...
58
5.6.4 Jumlah Komsumsi Kalsium Terhadap Kejadian
Dismenorea... ...
59
5.6.5 Jumlah Komsumsi Magnesium Terhadap Kejadian
Dismenorea... ...
60
BAB V1 KESIMPULAN DAN SARAN ...
61
6.1 Kesimpulan... ...
61
6.2 Saran... ...
62
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1.
Distribusi frekuensi jenis kelamin siswa di SMA Cahaya Medan
Tahun 2013 ...
45
Tabel 4.2.
Distribusi Frekuensi Umur Responden di SMA Cahaya Medan
Tahun 2013 ...
46
Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Remaja
Putri di SMA Cahaya Medan Tahun 2013 ...
46
Tabel 4.5
Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap Remaja Putri di
SMA Cahaya Medan Tahun 2013 ...
47
Tabel 4.6
Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Tindakan Remaja Putri
di SMA Cahaya Medan Tahun 2013 ...
46
Tabel 4.7
Distribusi Jumlah Asupan Energi Remaja Putri di SMA Cahaya
Medan Tahun 2013 ...
48
Tabel 4.8
Distribusi Jumlah Asupan Protein Remaja Putri di SMA Cahaya
Medan Tahun 2013 ...
49
Tabel 4.9
Distribusi Jumlah Komsumsi Vitamin A Remaja Putri di SMA
Cahaya Medan Tahun 2013 ...
49
Tabel 4.10 Distribusi Jumlah Komsumsi Vitamin B6 Remaja Putri di SMA
Cahaya Medan Tahun 2013 ...
50
Tabel 4.11 Distribusi Jumlah Komsumsi Vitamin E Remaja Putri di SMA
Cahaya Medan Tahun 2013 ...
50
Tabel 4.12 Distribusi Jumlah Konsumsi Kalsium Remaja Putri di SMA Cahaya
Medan Tahun 2013 ...
51
Tabel 4.13 Distribusi Jumlah Komsumsi Magnesium Remaja Putri di SMA
DAFTAR GAMBAR
ABSTRAK
Dismenorea merupakan nyeri yang dialami remaja saat menstruasi,
dismenorea ini umunya mengganggu hingga 67.2% pada usia remaja yang
mengganggu aktifitas harian. Apabila status gizi baik, maka pada saat menstruasi,
remaja tidak akan mengalami dismenorea.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku makan remaja dan
kejadian dismenorea pada siswi SMA Cahaya Medan. Jenis penelitian ini adalah
bersifat deskriptif dengan desain penelitian
cross sectional
. Populasi penelitian adalah
siswi SMA Cahaya Medan yang berjumlah 550 orang. Sampel diambil sebanyak 52
orang dengan teknik acak sistematis. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
menggunakan formulir
food recall.
Dari hasil penelitian diketahui pengetahuan responden paling banyak adalah
berpengetahuan kurang 36.5%, sikap responden paling banyak adalah pengetahuan
kurang 42.3% dan tindakan responden paling banyak adalah tindakan kurang 46.2%.
Asupan vitamin A kurang sebesar 86.5% responden mengalami dismenorea, asupan
B6 kurang sebesar 84.6% responden mengalami dismenorea, asupan vitamin E
kurang sebesar 96.2% responden mengalami dismenorea, asupan kalsium kurang
sebesar 80.8% responden mengalami dismenorea, asupan magnesium sebesar 78.8%
responden mengalami dismenorea.
Pada siswi SMA Cahaya Medan agar mengkonsumsi makanan yang kaya
akan vitamin A, vitamin B6, vitamin E, kalsium dan magnesium. Pada pihak sekolah
agar meningkatkan pengetahuan siswi-siswi tentang gizi seimbang melalui
pemanfaatan UKS (Unit Kesehatan Sekolah).
ABSTRACT
Dysmenorrhea is a menstrual pain which 67,2 % teenagers in their menstrual
period and interferes their daily activities. Teenager who has good nutrional status
will not suffer from dysmenorrhea.
The objective of the research is to find out the teenagers eating behaviour and
dysmenorrhea problem on the students of SMA Cahaya Medan. The type of the
research is a descriptive research using cross sectional design. The populations of
the reseach are 500 students of SMA Cahaya Medan. The samples are 85 students
which are taken by using random methode. The data were collected by using
interview and food recall form.
From the research, it is found that are maximum of 36.5% respondents don’t
have good understanding, there are maximum of 42.3% respondens don’t have good
attitude, and there are maximum of 46.2% respondens don’t have good action. There
are 86.5% respondens suffer dymenorrhea by vitamin A deficiency, there are 84.6%
respondens suffer dysmenorrhea by vitamin B6 deficiency, there are 96.2%
respondens suffer dysmenorrhea by vitamin E deficiency, there are 80.8% respondens
suffer dysmenorrhea by calcium deficiency, and there are 78.8% respondens suffer
dysmenorrhea by magnecium deficiency.
It is suggested to the students of SMA Cahaya Medan to consume foods which
contain high vitamin A, vitamin B6, vitamin E, calcium, and magnecium. The school
also suggested to increase the students understanding about balanced nutrion by
empowering UKS (Unit Kesehatan Sekolah).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Remaja adalah harapan bangsa, sehinggga tidak berlebihan jika dikatakan
bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja
saat ini. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,
praktisi pendidikan, ataupun remaja itu sendiri. Remaja yang sehat adalah adalah
remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangan. Oleh sebab itu,
pemahamanan terhadap tumbuh kembang remaja menjadi sangat penting untuk
menilai keadaan remaja.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa
dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Namun demikian, menurut
beberapa ahli, selain istilah pubertas yang digunakan juga istilah
adolesens
( dalam
bahasa Inggris
adolescence
). Para ahli merumuskan bahwa pubertas digunakan untuk
menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi dengan
cepat dari masa anak-anak kemasa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.
Sedangkan istilah adolesens lebih ditekankan pada perubahan psikologis atau
kematangan yang menyertai masa pubertas (Soetjiningsih, 2004).
dilakukan Fauziah (2005), menemukan 40,9% remaja putri di Kabupaten Purworejo
mengalami gangguan menstruasi. Masalah umum yang dirasakan remaja berkaitan
dengan menstruasi adalah
dysmenorrhea
sebesar 67,2% dan sindrom premenstruasi
(
Premenstrual Syndrome
[PMS]) sebesar 63,1% (Sharma
et al,
2008).
Menarche
adalah haid yang pertama terjadi, yang merupakan ciri khas
kedewasaan seorang wanita sehat dan tidak hamil. Menurut (
Burnner
) dalam buku
Ilmu Gizi, secara psikologis wanita remaja yang mengalami haid akan mengeluh rasa
nyeri, kurang nyaman, dan mengeluh perutnya terasa begah. Tetapi pada beberapa
remaja keluhan- keluhan tersebut tidak dirasakan, hal ini dipengaruhi oleh nutrisi
yang adekuat yang biasa dikomsumsi, selain olahraga yang teratur (Mitayani dan
Wiwi).
Haid atau menstruasi atau datang bulan merupakan salah satu ciri kedewasaan
perempuan. Haid biasanya diawali pada usia, 9-12 tahun. Ada sebagian kecil
mengalami lebih lambat dari itu, 13-15 tahun meski sangat jarang terjadi. Cepat atau
lambatnya usia untuk mulai haid sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya
kesehatan pribadi perempuan yang bersangkutan, nutrisi, berat badan, dan kondisi
psikologis serta emosionalnya (Dito, 2011).
hingga 16 tahun. Faktor seperti keturunan dan, kesehatan keseluruhan mungkin
mempercepat atau melambatkan awal haid (Wikipedia, 2011).
Mengalami menstruasi atau haid bagi wanita adalah suatu karunia karena
mendapat menstruasi merupakan petanda bahwa seorang wanita menuju kedewasaan,
siap bereproduksi atau menghasilkan keturunan.
Perempuan dapat memiliki berbagai masalah dengan menstruasi atau haid
mereka. Masalah tersebut berupa tidak mengalami menstruasi sampai menstruasi
berat dan berkepanjangan, tidak teratur, rasa sakit saat menjelang haid atau saat haid
datang (Laila, N. 2011).
Saaat menjelang menstruasi, banyak wanita yang mengalami sindrom yang
disebut dengan premenstruasi syndrome (PMS). Gejala yang dirasakan bisa secara
fisik ataupun psikologis, mulai dari tingkat yang ringan, sedang, atau bahkan tingkat
yang lebih berat. Namun, hal ini wajar bagi wanita dan hampir 90% wanita
mengalaminya. Saat menstruasi datang banyak pula wanita yang mengalami rasa
nyeri sehinggga mengganggu aktivitas. Rasa nyeri menstruasi disebut dismenorea.
Dikalangan perempuan, nyeri haid adalah hal yang sangat wajar dan biasa
terjadi pada mereka yang sedang haid atau menstruasi. Namun, dalam beberapa
kasus, tidak sedikit perempuan yang mengalami nyeri haid berkepanjangan. Mereka
terus menerus mengalami rasa sakit (Dito, 2011). Keluhan ini disebut dismenorea dan
biasanya baru timbul 2 atau 3 tahun sesudah menarche. Biasanya dimulai 24 jam
sebelum haid datang dan berlansung 12 jam pertama dari masa haid (Derek, 2005).
mengganggu aktivitas dan memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan
pekerjaan atau aktifitas rutinnya selama beberapa jam atau beberapa hari.
Karakteristik nyeri ini sangat khas karena muncul secara regular dan periodik
menyertai menstruasi yaitu rasa tidak enak di perut bagian bawah sebelum dan
selama haid disertai mual disebabkan meningkatnya kontraksi uterus. Hal ini disebut
sebagai dismenore. Istilah dismenore (
dysmenorrhoea
) berasal dari bahasal “
Greek
”
yang artinya
dys
( gangguan/ nyeri hebat/ abnormalitas),
meno
(bulan),
rrhea
(“
flow
”
atau aliran) sehingga dari makna tersebut, dismenorea adalah gangguan aliran darah
haid atau nyeri saat haid (Widjanarko, 2006).
Banyak hal yang mengatakan bahwa nyeri haid erat kaitannya dengan
kebiasaan makan khususnya pada remaja. Banyak faktor yang berperan dalam hal
kebiasaan makan remaja, baik yang termasuk faktor instrinsik maupun faktor
ekstrinsik. Faktor instrinsik meliputi asosiasi emosional, keadaan jasmani, dan
kejiwaan yang sakit, penilaian yang lebih terhadap mutu makanan dan pengetahuan
gizi. Faktor ekstrinsik diantaranya adalah pengaruh sosial budaya, agama, psikologi,
maupun pengaruh ekonomi.
remaja dilaporkan sekitar 92%. Insiden ini menurun seiring dengan bertambahnya
usia dan meningkatnya kelahiran.
Tidak ada perbedaan prevalensi yang signifikan antara perempuan yang tidak
pernah hamil atau mengandung dan pada perempuan hamil yang berakhir aborsi, baik
terjadi keguguran atau sengaja atau sengaja melakukan aborsi. Kerugian ekonomi di
AS tiap tahun dari kasus dismenorea diperkirakan mencapai 600 juta jam kerja dan 2
miliar dolar. Jumlah ini akan terus bertambah setiap tahun dengan banyak
permasalahan psikologis dan kejiwaan yang tidak terselesaikan secara tuntas.
Hasil survey terhadap 113 pasien di
Family Practice Setting
menunjukkan
prevalensi dismenorea 29-44%. Sedangkan prevalensi dan derajat keparahan
dismenorea secara signifikan lebih rendah pada perempuan yang telah melahirkan
sedikit satu bayi lahir hidup atau diistilakan dengan
parous women.
Dari 1266 mahasiswi di Firat University, Turki sejumlah 45.3% merasakan
nyeri disetiap haid, 42.5% kadang- kadang nyeri, dan 12.2% tidak mengalami nyeri.
Dari mahasiswi yang mengalami dismenorea primer, sekitar 66.9% diterapi dengan
obat analgesik. Usia rata- rata mahasiswi yang disurvei 19-23 tahun, usia pertama
mendapatkan haid (menarche) di usia 12- 14 tahun, frekuensi haidnya sekitar 13-15
hari (rata-rata 32,58 hari).
tidak dapat dipastikan secara mutlak. Boleh dikatakan 90% perempuan di Indonesia
pernah mengalami dismenorea (Anurogo, 2008).
Nyeri haid/ dismenorea merupakan ketidak seimbangan hormon progesterone
dalam darah sehingga mengakibatkan rasa nyeri timbul, factor psikologis juga ikut
berperan terjadinya dismenorea pada beberapa wanita. Wanita yang pernah
mengalami dismenorea sebanyak 90%. Masalah ini setidaknya mengganggu 50%
wanita masa reproduksi dan 60-85% pada usia remaja, yang mengakibatkan
banyaknya absensi pada sekolah maupun kantor. Pada umumnya 50-60% wanita
diantaranya memerlukan obat-obatan
analgesic
untuk mengatasi masalah
dismenorea
ini (Anna, 2009).
Bentuk nyeri yang banyak dialami remaja adalah kekakuan atau kejang
dibagian bawah perut. Rasanya sangat tidak menyenangkan sehingga menyebabkan
mudah marah, gampang tersinggung, mual, muntah, berat badan naik, perut
kembung, punggung terasa nyeri, sakit kepala timbul jerawat, tegang, lesu dan
depresi. Biasanya gejala ini datang sehari sebelum masa menstruasi dan berlangsung
selama 2 hari sampai berakhirnya masa menstruasi (Dianawati, 2003).
mampu melakukan kegiatan apapun dan ini akan menurunkan kualitas hidup pada
individu masing-masing (Proverawati dan Misaroh, 2000).
Menurut Lew & Barlom (2005), perilaku makan pada remaja selalu kurang
dari yang ideal. Remaja makan tidak seperti anak-anak, tetapi mereka makan apa dan
kapan mereka ingin. Jadwal yang padat, tekanan teman sebaya, kebebasan dan
pencarian identitas diri mengakibatkan remaja kadang-kadang melewatkan waktu
makan, hanya makan makanan ringan (
snack
), mencoba makanan yang tidak umum
atau mengkonsumsi makanan berlebihan seperti
fast food
,
soft drinks
atau alkohol.
Perilaku makan remaja umumnya mengkonsumsi makanan dengan kadar zat gizi
mikro yang rendah dan selalu melakukan diet (Alexander, 1994).
Faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman
bersoda, makanan siap santap (
fast food
), produk susu dan makanan olahan dapat
memperberat nyeri haid. Defisiensi zat gizi makro (energi, protein) dan zat gizi
mikro, seperti kurang vitamin B (terutama B6), vitamin A, vitamin E, kalsium,
magnesium, zat besi, seng, mangan, asam lemak linoleat (Karyadi, 2007).
Kemudahan memperoleh makan siap santap sangat mempengaruhi kebiasaan
makan remaja. Makanan tersebut mudah diperoleh dimana- mana, terutama sekolah-
sekolah diperkotaan yang dekat dengan pusat- pusat belanja dan pasar swalayan.
menstruasi remaja putri harus menghindari makanan yang kurang baik, seperti
makanan yang mengandung
food additive
, penambah rasa, zat pewarna, zat tambahan
asam, pemanis, mengandung banyak garam, pengawet dan minuman bersoda, kopi,
teh.
Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa kebiasaan makan yang tidak baik
pada remaja dapat memperberat rasa nyeri yang dialami saat menstruasi, dengan
mengubah kebiasaan makan remaja yang tidak baik dapat membantu mengurangi rasa
nyeri saat menstruasi. Sehingga penulis tertarik untuk meneliti secara langsung
tentang “Gambaran Perilaku Makan Remaja Putri Pada Saat Dismenorea di SMA
Cahaya Medan Tahun 2013”.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah penelitiananya
adalah Bagaimana pengaruh gambaran perilaku makan remaja putri saat
dismenorea
di SMA Cahaya Medan Tahun 2013.
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran perilaku makan remaja putri dan
kejadian dismenorea (nyeri haid) di sma cahaya medan tahun 2013
1.3.2
Tujuan Khusus
1.
Untuk mengatahui pengetahuan remaja putri tentang
dismenorea
(nyeri haid)
2.
Untuk mengetahui sikap remaja putri tentang
dismenorea
(nyeri haid)
4.
Untuk mengetahui komsumsi energi, protein, vitamin B6, vitamin A, vitamin
E, kalsium dan magnesium remaja putri.
1.4
Manfaat penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Perilaku Makan Remaja
Perilaku makan adalah cara seseorang berpikir, berpengetahuan dan
berpandangan tentang makanan. Apa yang ada dalam perasaan dan pandangan itu
dinyatakan dalam bentuk tindakan makan dan memilih makanan. Jika keadaan itu
terus menerus berlangsung maka tindakan tersebutakan menjadi kebiasaan makan.
Kebiasaan makan adalah tingkah laku manuasia atau kelompok manusia dalam
memenuhi kebutuhan akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan
makanan. Kebiasaan makan akan dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain
kesenangan, budaya, agama, taraf ekonomi, lingkungan alam dan sejak dahulu
makanan juga dianggap sebagai lambang kekuasaan dan persahabatan
(Khumaidi,1994).
Perilaku makan remaja adalah suatu tingkah laku, yang dapat dilihat dan
diamati, yang dilakukan oleh remaja dalam rangka memenuhi kebutuhan makan yang
merupakan kebutuhan dasar yang bersifat fisiologis, merupakan reaksi terhadap
stimulus yang berasal dari dalam dirinya dan juga dari luar dirinya. Jadi, dapat
dikatakan bahwa perilaku makan menjadi kebutuhan untuk menunjukkan
eksistensinya sebagai makhluk hidup serta sebagai dasar guna melakukan interaksi
atau kontak sosial dengan orang lain (Fradjia, 2008)
1. Tidak makan terutama makan pagi atau sarapan.
2. Kegemaran makan
snacks
dan kembang gula serta
softdrinks
.
Snacks
(makanan
kecil) umumnya dikonsumsi pada waktu sore hari setelah pulang dari sekolah.
3. Makanan cepat saji sangat digemari, baik yang langsung dibeli atau makanan
yangdibawa dari rumah. Makanan modern ini dikonsumsi sebagai bagian dari
life
style
(gaya hidup). Makanan ini mengandung zat gizi yang tinggi energi, lemak,
serta protein.
4. Gemar mengonsumsi minuman ringan (
soft drink
).
Banyak remaja memiliki kebiasaan tidak sarapan pagi. Mereka sering
menggantikan makan pagi dengan makan siang yang berlebih atau memakan
makanan kecil yang tinggi lemak dan kalori dalam jumlah yang relatif banyak.
Berdasarkan hasil penelitian Djoyonegoro (1995) dalam Khomsan (2003),
bahwa ada sekitar 60% anak Indonesia tidak sarapan pagi sebelum berangkat
kesekolah dan itu menjadi perhatian penuh, sebab sarapan pagi akan memberikan
kontribusi penting akan beberapa zat gizi yang diperlukan tubuh seperti protein,
lemak, vitamin dan mineral. Selain kebiasaan tidak sarapan pagi, saat ini remaja lebih
menyukai mengonsumsi makanan jajanan siap saji
(fast food)
Orang tua mempunyai peranan penting dalam membentuk kebiasaan makan
anak- anak, khususnya sewaktu masih usia balita. Pada waktu anak menginjak usia
remaja, kebiasaan makan dipengaruhi oleh lingkungan, teman sebaya, kehidupan
sosial, dan kegiatan yang dilakukan diluar rumah.
Perkembangan teknologi dan komunikasi yang pesat mempengaruhi
jumlahdan jenis pangan, sehingga remaja dihadapkan beberapa alternatif pemilihan
makanan yang tentunya akan mempengaruhi perilaku makannya.
b. Faktor sosial dan ekonomi
Fungsi makanan bukanlah sekedar kumpulan-kumpulan zat-zat, tetapi
makanan memiliki fungsi sosial. Perkembangan sosial ekonomi menyebabkan
terjadinya perubahan dan pergeseran pola makan yang merefleksikan pola hidup
dan gaya hidup.
c. Penampilan makan
Sebelum pemilihan berdasarkan gizi, remaja lebih tertarik pada warna, rasa,
tekstur, serta tidak lepas dari hedonisme atau mendapatkan kenikmatan
semata-mata. Perilaku makan sudah lebih rumit lagi, tidak hanya mengutamakan kesegaran
dan kelezatan, tetapi juga cara penampilan, penyajian, dan keeksotisan tanpa
mempertimbangkan nilai gizinya.
d. Pengaruh teman sebaya
Aktivitas yang banyak dilakukan di luar rumah membuat individu sering
dipengaruhi teman sebayanya.
e. Tingkat ekonomi
f. Suasana dalam keluarga
Suasana dalam keluarga yang menyenangkan berpengaruh pada pola
kebiasaan makan. Hal ini mungkin dilandasi oleh ada atau tidak adanya kebiasaan
makan bersama. Oleh karena itu kebiasaan makan bersama akhirnya luntur karena
tiadanya waktu saling berkumpul, apalagi makan bersama.
g. Kemajuan industri makanan
Kehadiran
fast food
dalam industri makanan di Indonesia memeengaruhi
pola makan kaum remaja di kota. Khususnya bagi remaja tingkat menengah
keatas,
restaurant fast food
merupakan tempat yang tepat untuk bersantai.
Makanan yang ditawarkan pun relatif dengan harga yang terjangkau kantong
mereka,servisnya cepat, dan jenis makanannya memenuhi selera.
2. 1. 1 Pengetahuan Remaja Tentang Pola Makan
Makanan sehari- hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat
gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak
dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat- zat izi esensial tertentu,
zat gizi yang harus didatangkan dari makanan (Witayani dan Wiwi sartika, 2010).
penuh kalori atau makanan siap saji terutama bagi anak sekolah, padahal anak
sekolah memerlukan asupan gizi yang cukup.
Hampir 50% remaja (Daniel, 1997) terutama remaja yang lebih tua tidak
sarapan. Penelitian lain membuktikan masih banyak remaja (89%) yang menyakini
kalau sarapan memang penting. Namun, mereka yang sarapan secara teratur hanya
60%. Remaja putri malah melewatkan dua kali waktu makan dan lebih memilih
kudapan. Sebagian besar kudapan bukan hanya hampa kalori, tetapi juga sedikit
sekali menangandung zat gizi, selain dapat mengganggu (menghilangkan) nafsu
makan. Mengudap sebetulnya tidak dilarang, asal mengetahui cara memilih kudapan
yang kaya zat gizi.
Makanan sampah (
junk food
) kini semakin digemari remaja, baik hanya
sebagai kudapan maupun makanan besar. Makanan ini mudah diperoleh, disamping
lebih bergensi karena pengaruh iklan. Disebut makanan sampah karena sangat sedikit
(bahkan tidak ada sama sekali) mengandung kalsium, besi,
riboflavin
, asam folat,
vitamin A dan vitamin C, sementra kandungan lemak jenuh, kolesterol dan natrium
tingi. Proporsi lemak sebagai penyedia kalori lebih dari 50% dari total kalori yang
terkandung dari makanan itu (Arisman, 2010).
para ahli dibidangnya. Dengan demikian jelaslah bahwa kebiasaan makan remaja
tidak berkaitan dengan pengetahuan mereka tentang gizi.
Snack mencakup hampir 40% kalori diet remaja. Es krim, es krim kocok
(shake), hamburger,dan pizza memberikan zat gizi yang penting, tetapi juga tinggi
lemak, natrium dan kalori. Remaja sangat sering mengonsumsi makanan yang ada
pada restoran makanan cepat saji yang mempunyai menu terbatas dan sering
menekankan pada makanan yang tinggi kalori, lemak dan natrium.
Salah satu penyebab kebiasaan makan pada remaja adalah pengetahuan gizi
yang rendah dan terlihat pada kebiasaan makan yang salah. Permaesih (2003)
menyatakan bahwa pengetahuan dan praktek gizi remaja yang rendah tercermin dari
perilaku menyimpang dalam kebiasaan memilih makanan. Remaja yang memiliki
pengetahuan gizi yang baik akan lebih mampu memilih makanan sesuai dengan
kebutuhannya.
2. 1. 2. Sikap Remaja Tentang Pola makan
Beberapa remaja cendurung menabukan jenis makanan tertentu. Sikap ini
terbentuk karena sifat remaja memang sering mencoba hal baru. Remaja belum
sepenuhnya matang, baik secara fisik, kognitif dan psikososial. Dalam pencarian
indentitas ini remaja cepat sekali terpengaruh lingkungan. Kegemaran yang tidak
lazim, seperti pilihan untuk menjadi vegetarian atau
food fadism
, merupakan contoh
keterpengaruhan itu. Kebiasaan ini dipengaruhi oleh keluarga, teman, dan media
(terutama iklan ditelevisi). Teman akrab berpengaruh besar pada remaja terutama
memilih jenis makanan.
Makanan olahan, seperti yang dinyatakan dalam iklan televisi, secara
berlebihan, meski dalam iklan diklaim kaya akan vitamin dan mineral, sering terlalu
banyak mengandung gula serta lemak, disamping zat aditif. Konsumsi makanan jenis
ini secara berlebihan dapat berakibat kekurangan zat gizi lain. Kegemaran pada
makanan olahan yang mengandung zat ini menyebabkan remaja mengalami
perubahan patologis yang terlalu dini (Arisman, 2004).
2. 1. 3 Pola Makan Remaja
Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai
jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan
merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu.
Sedikit sekali yang diketahui tentang asupan pangan remaja. Meski asupan
kalori dan protein sudah tercukupi, namun elemen lain seperti besi, kalsium dan
beberapa vitamin ternyata masih kurang. Penelitian terhadap masyarakat miskin di
Kairo menunjukkan asupan besi sebagian besar remaja putri tidak mencukupi
kebutuhan harian yang dianjurkan. Dinegara yang sedang berkembang, sekitar 27%
remaja lelaki dan 26% remaja putri menderita anemia, sementara di negara maju
angka tersebut hanya berada pada bilangan 5% dan 7%. Secara garis besar, sebanyak
44% wanita di negara berkembang ( 10 negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia)
mengalami anemia kekurangan besi (Arisman, 2010).
Kebiasaan makan yang diperoleh semasa remaja akan berdampak pada
kesehatan dalam fase kehidupan selanjutnya, setelah dewasa dan berusia lanjut.
Kekurangan besi dapat menimbulkan anemia dan keletihan, kondisi yang
menyebabkan mereka tidak mampu merebut kesempatan bekerja. Remaja
memerlukan lebih banyak besi dan wanita membutuhkan lebih banyak lagi untuk
menggantikan besi yang hilang bersama haid setiap bulannya.
atau kurang darah. Darah haid harus diganti dengan memakan buah-buahan yang
mengandung zat besi dan kalsium untuk tulangnya kuat.
Pada remaja putri perlu mempertahankan status gizi yang baik, dengan cara
mengkomsumsi makanan yang seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat haid,
terbukti pada saat haid tersebut terutama pada fase luteal akan terjadi peningkatan
kebutuhan nutrisi. Apabila hal ini diabaikan maka dampakanya akan terjadi keluhan-
keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama siklus haid (Witayani dan
Wiwi sartika, 2010).
2. 2 Menstruasi
Sekitar satu kali setiap bulan, pada masa tahun-tahun suburnya, perempuan
menjalani masa beberapa hari dimana ada cairan dari rahim yang mengalir lewat
vaginanya. Peristiwa bulanan ini disebut
menstruasi
.
Menstruasi
adalah proses yang
sehat, bagian dari kesiapan tubuh perempuan untuk menyonsong kemungkinan
terjadinya kehamilan.
Menstruasi merupakan salah satu ciri kedewasaan perempuan.
Menstruasi biasanya diawali pada usia remaja, 9-12 tahun. Ada sebagian kecil yang
mengalami lebih lambat dari itu, 13-15 tahun meski sangat jarang terjadi. Cepat atau
lambat usia untuk mulai menstruasi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
misalnya kesehatan pribadi perempuan yang bersangkutan, nutrisi, berat badan, dan
kondisi psikologis serta emosional.
siklik (bulanan). Setiap wanita yang sehat, tidak sedang hamil, dan tidak menopause,
akan mendapatkan menstruasi secara teratur pada setiap bulannya.
Kebanyakan perempuan menganggap menstruasi sebagai bagian yang normal
dari kehidupan mereka. Tapi sering mereka tak tahu mengapa
menstruasi
datang, atau
mengapa kadang terjadi perubahan dalam siklusnya.
2. 2. 1 Siklus Bulanan
Siklus menstruasi biasanya dimulai pada wanita muda umur 12-15 tahun yang
terus berlanjut sampai umur 45-50 tahun tergantung pada berbagai faktor, termasuk
kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Setiap
perempuan memiliki siklus (lingkaran jadwal) yang berlainan dari perempuan lain.
Siklus bulanan ini berawal dari pertama datangnya menstruasi. Kebanyakan
perempuan mendapat menstruasi setiap 28 hari sekali, tapi ada juga yang selang 20
hari sudah mendapat menstruasi lagi, dan ada jaraknya sampai 25 hari.
Menstruasimerupakan siklus bulanan yang normal pada wanita. Untuk
mengenal gejala-gejala saat menstruasiperlu dimengerti juga tentang bagaiman siklus
menstruasiitu bekerja. Hal ini sangat penting dilakukan untuk membantu
memprediksi dan mengatasi gejala.
2. 2. 2 Dismenorea
dan menandai akhir dari masa-masa kehamilan seorang wanita. Menstruasi
merupakan bagian dari proses regular yang mempersiapkan tubuh wanita setiap
bulanya untuk kehamilan (Saryono dan Waluyo, 2009).
Menstruasi adalah tanda bahwa siklus masa subur dimulai. Pada masa
ini tingkat kesuburan seorang wanita mencapai puncaknya dan secara seksualitas
sudah siap untuk memiliki keturunan. Menstruasi terjadi saat lapisan dalam dinding
rahim luruh dan keluar dalam bentuk yang dikenal dengan istilah darah menstruasi.
Namun ada kalanya terdapat kelainan atau ganguan yang ada hubunganya
dengan menstruasi diantarnya premenstrual tension (keteganan sebelum haid),
mastodinia, mittelschmerz (rasa nyeri saat ovulasi), dan dismenorea (rasa nyeri saat
menstruasi) (Manuaba, 1999).
Dismenorea dalam bahasa Indonesia adalah nyeri haid, sifat dan
derajat rasa nyeri ini bervariasi. Mulai dari yang ringan sampai yang berat. Keadaan
yang hebat dapat mengganggu aktivitas sehari- hari, sehingga memaksa penderita
untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan, atau cara hidup sehari-hari untuk
beberapa jam atau beberapa hari. Hamper semua wanita mengalami rasa tidak enak
pada perut bagian bawah saat menstruasi (Aulia, 2009).
Dismenorea adalah keluhan yang sering dialami wanita pada bagian bawah
perut. Namun, nyeri haid ini tidak hanya terjadi pada bagian perut bawah saja.
Beberapa remaja perempuan sering merasakan pada punggung bagian bawah,
pinggang, panggul, otot paha, hingga betis.
dipunggung bagian bawah, diare, bahkan hingga pingsan. Rasa nyeri tersebut
biasanya dialami 1-2 hari pertama saat datangnya menstruasi.
Dismenorea terjadi karena adanya kontraksi atau gerakan otot- otot
rahim yang kuat. Pada sebagian wanita, rasa nyeri biasanya sangat hebat, bisa pula
sangat ringan.
Wanita dengan dismenorea yang hebat kemungkinan besar
memproduksi banyak prostaglandin di dalam rahimnya. Prostaglandin menyebabkan
otot- otot rahim bergerak lebih kuat dan sering sehingga menyebabkan turunnya
aliran darah kedalam rahim. Akibatnya, saraf- saraf dirahim menjadi lebih sensitive
terhadap rasa nyeri (Nirmala Devi, 2012).
Dismenoreadapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri dan ada tidaknya
kelainan atau sebab yang dapat diamati.
1
. Dismenore spasmodik
Dismenore spasmodik
adalah nyeri yang dirasakan dibagian bawah perut dan terjadi
sebelum atau segera setelah menstruasi dimulai. Dismenore spasmodik dapat dialami
oleh wanita muda maupun wanita berusia 40 tahun ke atas. Sebagian wanita yang
mengalami
dismenore spasmodik
tidak dapat melakukan aktvitas.
Tanda
dismenore spasmodik
antara lain :
a. Pingsan
2. Dismenore kongestif
Dismenore kongestif dapat diketahui beberapa hari sebelum haid datang. Gejala yang
ditimbulkan berlangsung 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Pada saat haid
datang, tidak terlalu menimbulkan nyeri. Bahkan setelah hari pertama haid, penderita
dismenore kongestif akan merasa lebih baik.
Gejala yang ditimbulkan pada dismenore kongestif, antara lain:
a. Pegal pada paha
b. Sakit pada payudara
c. Lelah
d. Mudah tersinggung
e. Kehilangan keseimbangan
f. Ceroboh
g. Gangguan tidur
2. 2. 3 Jenis- Jenis Dismenorea
1. Dismenorae Primer
Ciri khas dismenorea primer adalah bahwa penyakit ini timbul sejak
menstruasi pertama kali datang dan keluhan sakitnya agak berkurang setelah wanita
yang bersangkutan menikah atau hamil. Penyebabnya tidak jelas, tetapi pasti selalu
berkaitan dengan pelepasan sel- sel telur (ovulasi), dari kelenjer indung telur
(ovarium), sehingga dianggap berhubungan dengan gangguan keseimbangan hormon
(Nirmala Devi, 2012).
pertama setelah haid pertama, segera setelah siklus ovulasi teratur ditentukan. Selama
menstruasi, sel-sel endometrium yang terkelupas melepaskan prostaglandin
(kelompok persenyawaan mirip hormonn kuat yang terdiri dari asam lemak esensial.
Prostaglandin merangsang otot uterus (rahim) dan mempengaruhi pembuluh darah;
biasa digunakan untuk menginduksi aborsi atau kelahiran) yang menyebabkan
iskemia uterus (penurunan suplai darah ke rahim) melalui kontraksi myometrium
(otot dinding rahim) dan
vasoconstriction
(penyempitan pembuluh darah).
Peningkatan kadar prostaglandin telah terbukti ditemukan pada cairan haid pada
perempuan dengan dismenorea berat. Kadar ini memang meningkat terutama selama
dua hari pertama haid. Vasopressin (disebut juga antidiuertic hormon, suatu hormon
yang disekresi oleh lobus posterior kelenjer pituitary yang menyempitkan pembuluh
darah, meningkatkan tekanan darah, dan mengurangi pengeluaran
excretion
= air
seni) juga memiliki peran yang sama.
Kadar prostaglandin yang meningkat ditemukan dicairan endometrium
perempuan dengan dismenorea dan berhubungan baik dengan derajat nyeri.
Peningkatan endometrium prostaglandin sebanyak 3 kali lipat terjadi dari fase
folikuler menuju fase luteal, dengan peningkatan lebih lanjut yang terjadi selama
haid. peningkatan prostaglandin di endometrium yang mengikuti penurunan
progesterone pada akhir fase luteal menimbulkan peningkatan tonus miometrium dan
kontraksi uterus yang berlebihan (Dito Anurogo dan Ari Wulandari).
2. Dismenorea Sekunder
siklus tanpa nyeri. Peningkatan prostaglandin dapat berperan dalam dismenorea
sekunder. Namun, penyakit pelvis yan menyertai haruslah ada. Penyebab yang
umum, diataranya termaksud endometriosis (kejadian dimana endometrium berada
diluar rahim, dapat ditandai dengan nyeri haid) (Dito Anurogo dan Ari Wulandari)
Dismenorea sekunder berkaitan dengan hormon prostaglandin, karena
kenyataanya prostaglandin banyak dihasilkan didalam rahim bila ada benda asing
seperti KB atau bahkan tumor. Prostaglandin berpengaruh dalam meningkatkan
kontraksi otot rahim yang meningkat selam menstruasi. Penyebabnya karena rahim
kurang sempurna karena ukuranya kecil, posisi rahim yang tidak normal, adanya
tumor dalam rongga rahim, misalnya mioma uteri, adanya tumor dalam rongga
panggul, penyakit- penyakit lainya seperti tuberkulosa, kurang darah (anemia),
konstipasi, dan postur tubuh yang terlalu kurus,serta udara yang terlalu dingin
(Nirmala Devi, 2012)
2. 2. 4 Penyebab Nyeri Haid
intestinal, sehingga menimbulkan mual, muntah dan diare. Selain itu, aliran darah
haid juga dapat ikut memperburuk rasa nyeri. Gumpalan darah atau aliran darah
menstruasi yang deras harus melalui bukaan sempit leher rahim. Peregangan leher
rahim oleh aliran tersebut dapat menyebabkan rasa sakit. Itulah mengapa nyeri haid
berkurang atau menghilang pada beberapa wanita setelah melahirkan bayi pertama
mereka. Bukaan serviks mereka telah melebar.
Penyebab nyeri haid bisa bermacam-macam, bisa karena suatu proses
penyakit (misalnya radang panggul), endometriosis, tumor atau kelainan letak uterus,
selaput dara atau vagina tidak berlubang, dan stres atau kecemasan yang berlebihan.
Akan tetapi, penyebab yang tersering nyeri haid diduga karena terjadinya
ketidakseimbangan hormonal dan tidak ada hubungan dengan organ reproduksi.
Nyeri menstruasi disebabkan oleh kontraksi rahim. Ketika seorang perempuan
menstruasi, hormon tertentu dilepaskan ke tubuh. Hormon-hormon tersebut, yang
disebut prostaglandin, bekerja merangsang kontraksi otot yang diperlukan untuk
meluruhkan lapisan rahim. Seiring otot rahim berkontraksi dalam upaya meluruhkan
lapisan dinding rahim, rasa nyeri (kram) umumnya juga turut menyertai.
2. 2. 5 Tanda dan Gejala Dismenorea (Nyeri Haid)
Menurut Hacker (2008) tanda dan gejala nyeri menstruasi yaitu :
1.
Nyeri haid dimulai beberapa jam sebelum atau segera setelah permulaan haid dan
biasanya berlangsung 42-72 jam.
2.
Rasa nyeri yang mirip kejang dan biasanya paling kuat terjadi di perut bawah dan
menyebar ke punggung atau paha sebelah dalam.
3.
Mual dan muntah
4.
Rasa lelah
5.
Diare
6.
Nyeri pinggang bawah
7.
Nyeri kepala
2. 2. 6 Pengobatan
Diketahui bahwa beberapa hormon seperti
prostaglandin
dapat membuat
rahim berkontraksi. Wanita yang menderita kejang merasakan sakit yang ditimbulkan
kontraksi tersebut. Salah satu cara mengurangi nyeri itu mungkin dengan mengurangi
jumlah
prostaglandin
tertentu yang diproduksi tubuh sehingga kontraksi tersebut
tidak begitu kuat (Beryl, 1995). Adapun pengobatan yang dilakukan untuk
mengurangi
dismenore
adalah sebagai berikut:
a. Obat
nonsteroid antiinflamatory
b. Kontrasepsi oral
Kontrasepsi oral dengan dosis yang rendah dapat mengurangi dismenore
(Zoler, 2004). Hormon-hormon pada kontrasepsi dapat mengontrol pertumbuhan
dinding uterus sehingga prostaglandin sedikit dibentuk. Akibatnya, kontraksi lebih
sedikit, aliran darah lebih sedikit dan nyeri berkurang.
c. Pijatan/
massage
Pijatan/
massage
berguna untuk menstimulasi pembuluh darah kecil di bawah
kulit sehingga memberikan rasa rileks. Pijatan/massage ini diberikan pada bagian
kepala, leher, dan bagian tulang belakang (Kingston, 1995).
d. Kompres hangat
Kompres dengan air hangat dapat membantu pada masa haid karena panas
dapat mengurangi nyeri. Kenyamanan yang dirasakan pada sebuah botol panas yang
ditaruh pada tempat yang nyeri seperti pada perut bagian bawah atau punggung
(Kingston, 1995).
e. Perubahan diet
Meningkatan konsumsi serat, kalsium, makanan yang mengandung kedelai,
buah-buahan dan sayur-sayuran, serta meningkatkan konsumsi magnesium, kalsium,
vitamin B6 dan E, dan mengonsumsi suplemen minyak ikan yang mengandung
omega 3 dapat mengurangi
dismenore
(Tran, 2001).
2. 3 Pola Makan
baik yang mengandung karbohidrat, lemak dan zat-zat gizi lainnya akan meyebabkan
jumlah energi yang masuk kedalam tubuh tidak seimbang dengan kebutuhan. Dan
sebagian orang memiliki kebasaan makan yang tidak benar sehingga memacu
beberapa penyakit. Kebiasaan ini antara lain sering mengkonsumsi makanan yang
penuh kalori atau makanan siap saji terutama bagi anak sekolah, padahal anak
sekolah memerlukan asupan gizi yang cukup.
Sedikit sekali yang diketahui tentang asupan pangan remaja. Meski asupan
kalori dan protein sudah tercukupi, namun elemen lain seprti besi, kalsium dan
beberapa vitamin ternyata masih kurang. Khususnya pada remaja putri yang setiap
bulannya akan mengalami siklus menstruasi, yang dalam hal ini remaja putri sangat
banyak membutuhkan asupan besi, kalsium dan beberapa vitamin dikarenakan pada
saat menstruasi banyak zat-zat gizi yang terbawa oleh darah menstruasi tersebut.
2. 3. 1 Pola Makan Remaja
Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai
jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan
merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu.
Dimasa remaja akan terdapat banyak situasi yang berbahaya yang memungkin
seseorang untuk makan secara kurang maupun lebih. Dan pada masa remaja kegiatan
maupun aktivitas sering sekali menurun dikarenakan oleh jumlah konsumsi makanan
yang kurang maupun lebih.
sangat membutuhkan protein, vitamin dan mineral. Jika remaja cukup makan, maka
remaja tersebut tidak akan sakit. Ada jenis-jenis makanan tertentu yang sangat
penting bagi gadis remaja. Ketika ia mulai mendapat menstruasi, tiap bulan ada
sejumlah darah yang keluar. Remaja putri tersebut akan menghadapi resiko anemia
atau kurang darah. Darah haid harus diganti dengan memakan buah-buahan yang
mengandung zat besi dan kalsium untuk tulangnya kuat.
2.3.2 Makanan Jajanan
Berdasarkan Lokakarnya regional makanan jajanan sewilayah Asia, di
Yogyakarta 1986 yang disebut makanan jajanan adalah jenis makanan dan minuman
yang siap dikonsumsi, yang dipersiapkan dan dijual di daerah pinggiran jalan dan
tempat- tempat umum yang stragtegis lainya. Dalam hal ini makanan jajanan tidak
termaksuk jenis makanan olahan hasil produk pabrik, seperti makanan kaleng,
botolan dan yang dikemas dalam palstik. (Winarno, 1990)
Menurut hasil survey makanan jajanan dalam menu sehari- hari yang
dilakukan oleh Proyek Makanan Jajanan IPB (1992), mengatakan bahwa makanan
jajanan memberikan kontribusi energi 28.5%, protein 24.9%, zat besi 49.3%, vitamin
A 2.0% dan vitamin C 11%. Angka ini menunjukkan bahwa kontribusi energy,
protein dan zat besi cukup tinggi sedangkan zat gizi lain masih kurang. Dengan
demikian peranan makanan jajanan mempunyai nilai positif karena makanan jajanan
dapat sebagai penyumbang zat gizi dalam menu sehari- hari.
sering ditemukan penggunaan zat pewarna terlarang dan pemanis sintetis pada
berbagai jenis minuman jajanan dan kue- kue adanya bakteri patogen dan residu
pestisida pada makanan tertentu, terutama yang menggunakan bahan dasar sayur-
sayuran mentah. (Fardiaz, 1992)
Menurut Moore (1997) yang dikutip oleh Yenni (2004) Snack
mencakup hampir 40% kalori pada diet remaja. Walaupun mengkonsumsi snack
sering dilakukan remaja, namun mereka terkadang kurang mengetahui bahwa
makanan snack tradisional seperti keripik kentang, kue dan minuman ringan
(soft
drink)
rendah dalam zat gizi. Sedangkan makanan snack jenis
fast food
seperti es
cream,
humburger, pizza
dan
Kentucky Fried Chicken (KFC)
memberikan zat gizi
yang penting tetapi tinggi lemak, natrium dan kalori. Kedua jenis jajanan ini
cenderung rendah kalsium dan zat besi.
Kebiasaan jajan akan mempengaruhi konsumsi makanan dirumah. Bila
anak terlau banyak makan jajanan pada saat yang seharusnya untuk makan dirumah
akan dapat menurunkan nafsu makan.
2. 3. 3 Hubungan Pola Makan dengan Dismenorea
Asam arakidonat, asam lemak tak jenuh omage-6 dalam es krim dapat
meningkatkan produksi prostaglandin. Asam arakidonat (AA) seperti asam lemak
omega-6 lainnya dapat mengaktifkan reaksi inflamasi yang diperlukan untuk
melawan patogen. Tubuh mensintesis prostaglandin seri-2 dari AA. Jika Anda
mengonsumsi makanan tinggi AA, Anda mungkin membentuk prostaglandin seri-2
secara berlebihan.
Kopi dan soft drink dipercaya bisa meningkatkan energi sehingga bisa
menghilangkan rasa sakit yang berlebihan saat menstruasi. Namun kandungan yang
terdapat pada kopi dan
soft drink
tidak baik untuk kesehatan dan tidak dianjurkan
untuk dikonsumsi saat haid. Kandungan kafein yang terdapat pada kopi dan soft drink
sama seperti kandungan yang terdapat pada coklat. Sama bahayanya untuk kesehatan
organ reproduksi dan kesuburan anda.
Makanan kaleng, menjadi salah satu jenis makanan olahan yang harus Anda hindari
ketika menstruasi. Sebab, di dalamnya selalu ada kandungan sodium dan natrium
yang dapat menyebabkan terjadinya retensi air dan membuat tubuh Anda
membengkak. Hindari mengonsumsi terlalu banyak makanan dan minuman tinggi
gula seperti permen, kue, dan minuman soda selama periode haid anda. Sebab,
konsumsi makanan dan minuman tinggi gula akan menyebabkan lonjakan gula darah.
Ketika kadar gula darah anda tiba-tiba menurun setelah lonjakan, ini akan memberi
efek emosional seperti kesal dan bahkan lesu. kadar gula darah anda menjadi tidak
stabil dan dapat menyebabkan kram saat menstruasi. Semua jenis makanan yang telah
digoreng terlebih dahulu memiliki kadar lemak dan minyak yang tinggi. Hal itu akan
menyebabkan kadar estrogen dalam tubuh mengalami peningkatan. Oleh karena itu,
makanan seperti kentang goreng, ayam goreng,
onion ring
, dan sebagainya, harus
dihindari. Dengan begitu, kondisi rahim anda menjadi lebih stabil, risiko kram dan
nyeri pun dapat diminimalisir.
peningkatan
progesteron, estrogen
, FSH dan LH sendiri akan berdampak pada
gangguan siklus haid yang terlalu panjang atau pendek. (Dito, 2012)
Pada remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang baik, dengan cara
mengkomsumsi makanan yang seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat haid,
tebukti pada saat haid tersebut terutama pada fase luteal akan terjadi peningkatan
kebutuhan nutrisi. Apabila hal ini diabaikan maka dampaknya akan terjadi
keluhan-keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama siklus haid.
Menurut (Barner, 1996) secara fisiologis wanita remaja yang mengalami haid
akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dan mengeluh perutnya terasa begah.
Tetapi pada beberapa remaja keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan, hal ini
dipengaruhi oleh nutrisi yang adekuat yang biasa dikomsumsi, selain olahraga yang
teratur (Mitayani dan Wiwi, 2010).
Diet yang adekuat pada remaja adalah diet yang bervariasi dan seimbang,
meliputi cukup karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air. Dengan diet yan
adekuat maka status gizi remaja putri akan baik, maka akan tercapai derajat kesehatan
maksimal, fungsi hormon estrogen dan progesteron maksimal, terhindar dari
pramenstruasi syndrome dan keluhan nyeri haid (Desi Purwitasari dan Dwi Maryani,
2009).
1.
Vitamin A
Vitamin A sangat penting bagi system saraf dan fungsi otak yang berperan
dalam meringankan dismenorea. Sumber hewani vitamin A adalah hati, telur, susu,
keju, margarine, dan minyak ikan. Sedangkan, sumber nabati vitamin A adalah
sayuran hijau. Semakin hijau warna sayuran semakin tinggi kandungan vitamin
A-nya, seperti daun singkong, daun pepaya, daun kemangi, dan bayam.
2.
Vitamin E
Vitamin E berperan dalam mengatur produksi hormone prostaglandin.
Hormon ini menyebabkan peningkatan kontraksi otot rahim sehingga rasa nyeri haid
itu datang, vitamin E juga dapat memperbaiki aktivitas
neurotransmiter
.
Sumber vitamin E banyak terdapat pada tanaman dan hewan. Sayuran dan
minyak biji-bijian merupakan sumber terbanyak. Sumber hewaninya terdapat dalam
kuning telur, mentega, dan hati. Sedangkan sumber nabatinya terdapat dalam
kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau, minyak kelapa sawit, minyak kedelai, minyak
jagung, minyak biji kapas, margarine, dan shortening.
3.
Vitamin B6
Berperan penting dalam metabolisme protein dan asam amino, meningkatkan
resistansi terhadap penyakit, memproduksi sel darah merah, menjaga kesehatan kulit
dan saraf.
Vitamin B6 berperan sebagai kofaktor dalam proses akhir pembentukan
4.
Kalsium
Kalsium adalah mineral yang amat penting bagi manusia, antara lain bagi
metabolisme tubuh, penghubung antar saraf, kerja jantung, dan pergerakan otot.
Kalsium bersama dengan magnesium, berperan dalam transmisi saraf. Jika otot tidak
mempunyai cukup kalsium, maka otot tidak dapat mengendur sehingga dapat
mengakibatkan kram (Hill, 2002).
Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil olahan susu, seperti keju. Ikan
dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik.
Serealia, kacang-kacangan dan hasil olahan kacang-kacangan, seperti tahu dan tempe,
serta sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga, tetapi bahan makanan
ini mangandung banyak zat yang menghambat penyerapan kalsium seperti serat, fitat
dan oksalat (Almatsier, 2004).
5.
Magnesium
Magnesium berguna untuk merelaksasikan otot dan dapat memberikan rasa
rileks yang dapat mengendalikan suasana hati yang murung (Hill, 2002). Selain itu,
magnesium juga berfungsi memperbesar pembuluh darah sehingga mencegah
kekejangan otot dan dinding pembuluh darah. Oleh sebab itu, magnesium berfungsi
untuk mengurangi rasa sakit saat
menstruasi
(Dean, 2010).
2. 4 Kerangka Konsep
Perilaku Makan:
- Pengetahuan
- Sikap
Asupan zat gizi dalam
makanan, meliputi:
- Vitamin A
- Vitamin B6
- Vitamin E
- Kalsium
-Magnesium
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah yang bersifat deskriptif dengan desain penelitian
cross sectional
(pengamatan sesaat) untuk mengetahui gambaran perilaku makan
remaja putri dan kejadian
dismenorea
(nyeri haid) di SMA Cahaya Medan Tahun
2013.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di sekolah SMA Cahaya Medan yang teletak
dijalan hayam wuruk. Alasan peneliti melakukan penelitian ditempat ini adalah
karena siswi-siswi mempunyai kebiasaan makan makanan yang tidak sehat seperti
junk food
, minuman bersoda dan disekitar sekolah banyak menjual makanan tersebut.
Dari survey awal yang dilakukan didapat banyak siswi yang mengalami nyeri saat
haid, peneliti lebih mudah mendapat ijin karena tidak ada penelitian tentang
dismenorea sebelumnya dan disekolah ini terdapat kegiatan tambahan belajar siswi,
sehingga aktifitas siswi lebih banyak.
3.2.2 Waktu Penelitian
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh siswi SMA Cahaya Medan dimana jumlah
siswi sebanyak 550 orang.
3.3.2 Sampel
Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus
sebagai berikut (Notoatmodjo S, 2005):
N
n =
1 + N (d²)
Keterangan :
N = Jumlah seluruh siswi kelas X
n = Besar sampel
d = Penyimpangan statistik dari sampel terhadap populasi yang ditetapkan
sebesar 0,1 (Notoatmodjo, 2005).
550
n =
1+550 (0,1²)
= 85
2.
Sudah menstruasi
3.
Mengalami dismenorea (Nyeri haid)
4.
Bersedia menjadi subjek penelitian
Sehingga dari kriteria sampel tersebut dari didapat 52 orang sampel yang
memenuhi syarat.
3.4 Instrumen Penelitian
Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner.
Kuesioner terdiri dari 2 bagian, bagian pertama adalah kuesioner untuk mengetahui
identitas responden, yang meliputi nama, umur, pengetahuan, sikap dan tindakan.
Kuesioner kedua adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri
tentang pola makan. Jumlah item kuesioner kedua adalah 10 dengan formulir
food
recall
.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini mencakup data primer
dan data sekunder.
3.5.1 Data Primer
Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan siswi
SMA Cahaya Medan yaitu:
1.
Data mengenai indentitas responden, pengetahuan, sikap, dan tindakan
siswi yang didapat melalui wawancara langsung dengan menggunakan
kuesioner.
Data sekunder diperoleh melalui pencatatan dokumen di sekolah SMA
Cahaya Medan.
3.6 Defenisi Operasional
1.
Dismenorea adalah sakit dibagian perut yang terjadi sebelum atau
bersamaan saat menstruasi.
2.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui remaja putri untuk
menjawab pertanyaan tentang masalah dismenorea dan zat gizi untuk
mengatasi dismenorea.
3.
Sikap adalah tanggapan remaja terhadap informasi yang diperoleh terkait
dengan makanan yang dikonsumsi untuk mengatasi dismenorea
4.
Tindakan adalah hal- hal berkaitan dengan makanan yang dikonsumsi saat
dismenorea
5.
Pola makan adalah informasi yang memberikan gambaran mengenai
ketersedian zat gizi berupa jumlah Vitamin A, Vitamin B6, Vitamin E,
Kalsium dan Magnesium yang dikonsumsi responden.
3.7 Aspek Pengukuran
Aspek pengukuran dalam penelitian ini didasarkan pada jawaban siswi
terhadap pertanyaan kusioner yang disesuaikan dengan skor yang ada, yaitu:
1.
Data demografi responden yang harus dilengkapi oleh responden meliputi
umur, kelas dan
dismenorea
(nyeri haid).
dibagi dalam 3 kategori yaitu: baik, cukup dan kurang dengan kriteria
sebagai berikut:
1.
Baik apabila subjek mampu menjawab dengan benar 76%-100%,
dalam hal ini 7-9 pertanyaan.
2.
Cukup apabila subjek mampu menjawab dengan benar 56%-75%,
dalam hal ini 4-6 pertanyaan
3.
Kurang apabila subjek mampu menjawab dengan benar 40%-55%,
dalam hal ini 0-3 pertanyaan.
3. Sikap diukur melalui 9 pertanyaan dengan menggunakan skala likert
(Hidayat, 2010). Skala pengukuran sikap dihitung berdasarkan pertanyaan
pada kusioner. Untuk pernyataan positif nilai tertingginya =4, dan nilai
terendahnya=1. Untuk pernyataan negatif nilai tertingginya =1 dan nilai
terendahnya=4. Dari seluruh pertanyaan didapat total nilai 36.
Berdasarkan Arikunto (2007) diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu:
1. Sikap baik, apabila nilai yang diperoleh 76%-100% dari nilai tertinggi
seluruh pertanyaan total nilai 27-36
2. Sikap cukup, apabila nilai yang diperoleh 56%-75% dari nilai tertinggi
seluruh pertanyaan total nilai 17-26
3. Sikap kurang, apabila nilai yang diperoleh 40%-50% dari nilai
tertinggi seluruh pertanyaan total nilai <16
pengukuran dengan kategori dari jumlah nilai yang ada dapat
diklasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu:
1.
Baik apabila subjek mampu menjawab dengan benar 76%-100%,
dalam hal ini 7-9 pertanyaan.
2.
Cukup apabila subjek mampu menjawab dengan benar 56%-75%,
dalam hal ini 4-6 pertanyaan.
3.
Kurang apabila subjek mampu menjawab dengan benar 40%-55%,
dalam hal ini 0-3 pertanyaan.
5. Asupan zat gizi diketahui dengan menghitung tingkat kecukupan energy,
protein, menggunakan food recall 24 jam dan hasil analisis kemudian
dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi. Klasifikasi tingkat asupan
zat gizi digolongkan atas (Supriasa, dkk 2001):
-
≥100% AKG
: Baik
- 80-99% AKG
: Sedang
- 70-80% AKG
: Kurang
- <70% AKG
: Defisit
6. Jumlah Vitamin A dihitung dari food recall dan dibandingkan dengan
angka kecukupan gizi yang dianjurkan, dikategorikan menjadi:
a. Kurang, jika AKG < 600 RE
b. Cukup, jika AKG > 600 RE
b. Cukup, jika AKG < 1.2 mg
8. Jumlah Vitamin E dihitung dari food recall dan dibandingkan dengan angka
kecukupan gizi yang dianjurkan, dikategorikan menjadi:
a. Kurang, jika AKG < 15 mg
b. Cukup, jika AKG > 15 mg
9. Jumlah Magnesium dihitung dari
food recall
dan dibandingkan dengan
angka kecukupan gizi yang dianjurkan, dikategorikan menjadi:
a. Kurang, jika AKG < 240 mg
b. Cukup, jika AKG > 240 mg
10. Jumlah Kalsium dihitung dari
food recall
dan dibandingkan dengan angka
kecukupan gizi yang dianjurkan, dikategorikan menjadi:
a. Kurang, jika AKG < 1000 mg
b. Cukup, jika AKG > 1000 mg
3.8 Pengolahan dan Analisis Data
3.8.1 Pengolahan Data
a.
Editing
Data yang dikumpulkan kemudian diperiksa, bila terdapat
kesalahan dalam pengumpulan data segera diperbaiki (editing) dengan
cara memeriksa jawaban yang kurang
b.
Coding
yaitu memberi angka atau tanda pada setiap jawaban
3.8.2 Analisa Data
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
SMA Swasta Cahaya medan terletak dijalan Hayam Wuruk No. 11
Medan. SMA Cahaya memliki beberapa fasilitas yang berguna untuk mendukung
kegiatan belajar mengajar, yaitu ruangan laboratorium, perpustakaan, ruang
computer, ruang media, ruang doa, lapangan basket, auditorium, dan ruangan kelas
yang dipakai untuk proses belajar mengajar. Adapun ruangan untuk siswa terdiri dari:
-
Kelas I
: 6 kelas
-
Kelas II
: 7 kelas yang terdiri dari 4 jurusan IPA dan 3 jurusan IPS
-
Kelas III
: 6 Kelas yang terdiri dari 3 jurusan IPA dan 3 jurusan IPS
Jumlah seluruh siswa adalah 867 orang dengan perincian sebagai berikut:
-
Kelas I
: 281 orang
-
Kelas II
: 307 orang
-
Kelas III
: 279 orang
[image:60.612.113.526.581.688.2]Berdasarkan jenis kelamin siswa di SMA Cahaya yang berjenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 550 orang (63.43%) dan laki- lak