• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perjanjian Kerjasama Alih Teknologi di Bidang Pertanian antara Indonesia dan India

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perjanjian Kerjasama Alih Teknologi di Bidang Pertanian antara Indonesia dan India"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN: t593-765X

EDISI KHUSUS

.

NOPEMBER

2OO7

(2)

JURNAL PENELTTIAN HUKUM

.SUPREII.TASI HUKUM"

Edisi

khusus. ilopember

2t107

ISSN: 169&766x

No.

Akreditasi:

39i

DiHi,Ked2ml

Pengarah

Dekan Fakultas Hukum UNIB

Penimdn

Redaksi

Nur Sulistyo B Ambarini

D*an

Redaksi

HeraMn

Saunl, Merry Yono, Ardilafiza, M.Abdi,

Jhoni Slmamom, M. Yamani, Akhmad Muslih,

Taufqunahman

Redaksi

Pdaksana

EdiH,

Waliya

Staf

Pdaksana

Suyanto

Penerbit

Fakultas Hukum Universitas Bengkulu

Alamat

Redaksi

Fakultas Hukum Universitas Bengkulu Jl. Kandang Limun Bengkulu, Kode Pos

38371A

Ielp.

(0736)20653, fal$imile. (0736) 20653

Email:

iya-ft

unib@telkoin.net

Jumal

Penelitian Hukum 'SUPREMASI HUKUM'

tebit

sejak

1995, berisikan artikel hasil penelitian bidang ilmu hukum. Setiap naskah ya0g

dikirimkn

akan

dimuat dalam

jumal

penelilian

Hukum 'SUPREMASI HUKUM'setelah ditelaah para pakai

sesuai

bidang

kajian

keihuan.

Datw

gara penelaah tercantum dalam nomor paling akhiredisi

penedilan. Jumal terbit sebhun

dua kali

pada Buhn Januari dan Agustus. Namun, selama tahun

2007, redalGi menerima artikelyang qrkup banyak,

seiingga

redaksi menerbitkan

edisi

khusus pada Buhn Nopember 2007.

DAFIAR

ISI

Model

Pengembangan Pengelolaan Cagar Alam

0anau

Dusun

Besal

(CA oDB)

Berbasis Masyarakat Di Kola Bengkulu

Patricia Ekowati S,Jryaningsih

...

1

Peianjian

Kerjasama

Alih Tekrologi

Di

Bidang

Pertaohn Antara Indonesia Dan

lrdia

Yefliwidowaty

14

Peranan Wanila

oalam

Pembuatan Hukum Yeng

Responsif Terhadap Kepentingan Waniia Di Kota

Bengkulu

Widiya

tl.

Rosad &

Joko

S.

....,...

D

Pelal€anaan

Partjsipasi

Politik

Perempuan Menurut Konvensi

oedaw

Khususnya Pasal

7

A

Dan

B

Dalam Hukum Nasional lndonesia

Dameti

Dae...

30

Penelitian lGmasyar?katan

Dalam

Peniatuhan Sanksi Pidana BagiAnak Di Pmpinsi Bengkulu

Herlita

Eryke

40

[.lodel

Pembinaan Kemandkian

Bagi

Narapidana

Anak S€suai Prinsip 'Kepentingan

Te$aik

Anaf

Berdasar

Uu No.

23

Tahun 2002

Di

Prcp,nsi

Bengkulu

Noeke Sri

Wardhani

48

Enhancing

M

ttime

Seuity

ln

The

Malaxa

Straits: Coo@ration Against

Phrcy

AN

Maritjne

Teffoisn

(3)

SuprchasiHukum

14

PERJANJIAN KERJASAMA ALIH TEKNOLOGI

DI

BIDANG PERTANIAN

ANTARA INDONESIA DAN INDIA

yefli Widoyaty

AESI&qCI

lftlaresia whlch is an agidtllwd @l)nlry has a to! of ndurat resaurces. Havlevor, those nalnd rcsowes calnd be cultivded

pnpsly dt* lo the

ld

of @pitd

al

lil

hwnan rosour.I{,. ln

ads

to itfraase the

a{idkud

p{ciruds which dso have high

l@le pdcE lhe traditi$a1 a$idtkutd svsren shourd be

ch

ged hto rha

nden

oi;

using technarogy. The yobran is riar

t\darcs:an

tecdogt

is nd rady

td

tha chsnge_

hsdde

tndoo.s.ja

shdJtd

dnpede

;th

dhet;our;

such

^,

tda

to rcat:zelheideal1,aisrcgdrdedascaDadetorcdtzelhecaopardioninhetnnsierc!te(Jtld9gyasllsarnc/ttu.dsedus

arc develaped d ils hunan resaurces

are,tdl

tt.ined The pupose of dhperdi@ of lerhndqy

basi"-

is to inxease

aqioilud

ptoduds and ta

ndqnize

the

qnaituGt

systen

in

tndon$ia.

fie

agreena Oawe;7 haonesia and

ldia

is

taitlaled bv MDN (in tdon'^ia) and bv an ingtdiaa sinirar ra MD1N (in hnia). As the coqerdioo invci,,6 rwo @udies,

there

k

a manilaing hon an intemdifftd

aeanizati

und$ The uniled Ndian

@nd.

Dearini wilh the tra.oler af te.J,ndogy

lf.re

are,

d

laast, six orgadzdi$$ under fhe Unitd Naia,, corirDl

s.'n

as U,VlDq UNCIA ti, UNiSCO, WlpO, tSCep,

iid

APCTf,

kala kuncli p€rjanjian korlasama, aliht€knotogj, bidang p€rtlnian

PENDAHULUAN

Dalam pelal$anaan

pembangunan uniuk

1e1ing<atkan

nesejarteraan

rakyat

lndoresia

diperlukan

nndal

baik

dalam bentuk

fnansial, teknologi, sumber daya manusia yang berkuatitas

dan

sumber

daya alam yang dapal

dlkelola, sehingga memberikan manfaat

yang besar

bagi

kesejahieBan

dan

kemaknunan bangsa. Disadari

dari modal

nasiona,

yang ada,

lndonesia hanya

me0riliki sumber

daya alam

yang

melimpah

sebagai sdatu mcdal

ekono"li

potensial. Ekolomi potensial

ini dapat diubah

menjadi ekonomi riil, apabila dilakukan penggalian sumber

daya

alam

(SDA) tersebul, sementara

modal

lain

belum dirniliki oleh banosa lndonesia. Eahkan SDA yang leBediapun belum tentu bisa

diolah

dengan baik

karena

ketidaklrampuan

masyarakat

dalam

mengolah bahan

yang

ada

atau

bahan

baku

menjadibahan pakai.

Bagi

negara-negara berkembang sepe

lndonesia,

sektor

pertanian

masih

menjadi andalan perckonomian. Sektor ini metupakan mata

rantai

kehidupan

perekonomian

masyaiakar

lndonesia,

hal

ini

ddasadGn pada

peranannya sebagai penyedia bahan pangan

bagi

penduduk, bahan baku bagi industri-indusfi pertanian, sumber pendapatan bagi

jutaan

petani

yang

tersebar Ci

seluruh lndonesia, seda sebagai sumber penghasil

devisa neoara selelah seklor minyak

dan

gas (miqas).

Berdasarkan

buletin

statislk

perdagangan

luar

negeri

bulan

[.laret

2006,

kontribusi sektor pertanian sebagai

penghasil

devisa

negara

pada Ehun 2005

mencapai 2.880,3

luta

US$

atau

mengalami peningkatan

sebesar

35,370lo

dari lahun

20M

(Bko

Pusat

Statistik,

2006).

Peningkatan

pengembangan sektor pertanian

ini

menuntut perhatian khusus

dari

pemerinlah terutama setelah

terjadinya

penurunan

nilai

ekspor

sektor

migas

yang

d

akibatkan

oleh

semakin tingg,nya

konsumsr

domeslik yang diindikatorkan dengan terjadinya

kelangkaan

minyak

pada tahun 2005

di beberapa propinsi di lndonesia.

Unluk meningkatkan hasil pertanian agar

lebih makimal dan

mempunyai nilai

jual

linggi

maka perlu

ditingkatkan

dari sistem

pertanian

secara tradisionil dengan yang lebih

modem

dengan

mema''faatkan kerqajuan

bknologi.

Namun karena lndonesia menyadari

kurang mampu dibidang itu, maka kemudian melakukan

kerjasma

dengan negara lain

yang

dipandang mampu sntara lain lndia.

Alasan

iain

lndonesia memilih

lndia

karena lndikator Ekonomi India

menunjukkan

perlumbuhan

ekonomi

2001-2002:

5,4%
(4)

Januari

2002

:

US

$

46,561 milyar, Nilai

tukar terhadap uS $ pada Januari2002 adalah Rs.48,33

(Maret 2001:

Rs.46,62).

FDI yang

mendapat

peGelujlan 1991

9d

2001 sekilar

US

$

72,98

milyar.

FDI

yang dkealisir US

$

26,89

milyar (36,85%), hutang luar negeri

td

akhir Maret 2001

mencapai US

$

100,3 milyar (akhir Maret 2000 :

US

$

98,2

mivar)

perbandjngan

dengan

GDP

22,3%i oSR

:

17,10k: dan jumlah hulang jangka

pendek

3,50/0.

Tahun

2000

-

2001

ekspor mencapai

US

$

50,536 milyar (meningkat

9,?/")

twww.deDtan.oo. rd).

Menurut

Todung

iruiya

Lubis, salah

satu prasyarat terjadinya

alih

teknologi

dalam

negara

sedang

berkembang

adalah

ierjadinya

perlumbuhan

ekonomi

yang tinggi.

Sedang lndonesia dalam kurun waktu dua puluh lima tahun

lerakhir

ini

sebetulnya

mengalami

angka

pedumbuhan ekonomi

yang

relatif tinggi

dan diperkirakan tahun mendatang akan berkisar pada

angka

tujuh

@rsen.

lni

menunjukkan

arus penanaman modal

asing

masih menggembirakan (Satlipto Rahardio, 2000:

55).

Sehingga tepat jika

pada

seklor

pedanhn

ditingkatkan

prcduknya dengna memamaki fasilitas ieknologi dengan cara melakukan kerjasama dengan negara lain dalam hal

ini rrdB.

Kerjasama bilateral bidang petunian diharapkan dapat memanfaallcn peluang inyestasi asing

dl

lndonesia,

baik

untuk tanaman pangan, hodikutura, petemakan dan perkebunan.

Berdasaakan

paparan tersebut

di

atas

maka

dalam

penelitian

ini

ingin

rnengkaji lebih lanjut tentang

:

Alih teknoboi yang bagaimanakah yang dilransformasikan dalam perianjian kerjasama

antara lndia

dan

lndonesia

dan

bagaimanakah

kedudukan

pam

pihak

dalam peianjian

alih

teloologi tersebut.

METODE PENELTTIAI{

Mebde

yang digunal€n dalam penelith0 ini

adaiah penelitian hukrm normadf (/egal researcli).

Bedasarkar fiEtode hukum

nonmfi

yang

akan

dibliti

tersebut

sehnjuhya akan ditelili

matei

muatannya, sislematika hukumBya.

aEalasas

yang

terlGndung dalam

p3aturan

perufldarE-undangan,

p€lDandingan satu pglgaturan dengan yang lain dan

hubungannya. Bahan hukum yang digunak n dalam

p€nelilian

ini

meliputi

bahan hukum pdmer

dan

sekunder

Bahan hukum primer berupa perahrran

psundang{.rndangan yang

brkail

dengan pedanjian kerjasama alih teknologi dianlaranya undang{rndang

tsrtang

Haki, dan

jLla

pe&nlian

kerFsama antara

15

lodonesia

dan

lndia

itu sendiri.

Bahan

hukum sekuoder berupa lit€ratur terkait

Analisis

data

dilakul(.an

secara

kualitatit

yaitu proses mengorganisasikan dan mengurulkan data ke dalam pola, kategori, dan satu uraian dasar, sehingga

dapat

dirumuskan.

sesuai denqan

lujuan

penelirian

(teori

substantit)

(Lexy

J.

[.l|01e009,2000

181).

Analisis kualitatif

menginterpretasikan

atau

mencari makna secara kualitas

atas

bal]an

hukum yang

ada,

selanjutnya

dicjeskripsikan

secara slstematis, rinci menuju

pada sasaran

yang

diharapkan,

untuk

memudahkan penarikan kesimpulan.

HASIL PENELITIAT'I DAN PEMBAHASAN

Syarat.Slarat

Sahnya

Perjanjian

Dan

Perianjian

Alih Teknologi

1. Syarat

syarat

sawa

perjanjian

Pe0anjian

adalair

hubungan

hukum antara

dua

pihak

alau lebih

berdasarkan kata

sepakat

untuk

menimoull€n

akibat

hukum(Sudikno

lrertokusumo,

1996:104). Dengan adanya

janji

timbul kemauan bagi para

pihak untuk saling

mengikatkan

diri.l

Ridwan Khairandy,

2004:

28).

Dalam sistem

hukum

Ame

ka perjanjian disebutdengan istjlah kontrak

(6rtrac0

yang diartikan sebagai

berlkut /n fiie

law

of

@nlrads,however,

a

dounent is

only

evidene

of a

@ntad,

The actual c,onlracl

is the

legal

relatknship

betuen

the paftes and

the

ights

aN

dulies

that

1ey owe to

eaal

olher. ln

athet

wrds,

a

@nlrad has

no

physbal

eistenc€,

instead, it is

a

@nctr,pt rc@gnized

by

courfs {Ade Maman Su herman, 2005:18).

Jadi

yang dimaksud kontrak

menurut

pengertia0

di

atas

adalah

suatJ

hubungan hukum antar para pihak serta menimbulkan hak dan kewajiban sahr sama lain. Dengan kata lain,

memang

korifak

tilak

ftEmiliki el$istensj secara

isik

dan ha! ini diaku i oleh pengadilan.

Syarat sahnya

perjanjian

ditentukan

dalam Pasal 1320 KUliPdt,

yaitu

apabiia memenuhi syaraf syarat sebagai berikut:

a.

Adanya

kesepakat

n

kedua belah

pihak,

yang dimaksud dengan kesepakatan

di

sini

adalah adanya

rasa

ikhlas

atau

saling

memberi

dan mnerima

atau sukarela

di antara pihak-pihak yang

nembual

perjanjian tersebut
(5)

membuat kofltrak haruslah

orang{rang

yaflg

oleh

hukum

dinyatakan

sebagai

subyek hukum. Pada dasamya semua orang menurut hukum

cakap untuk

membuat

kontak.

Yang

tidak

cakap adalah oBng{rang

yang ditentukan oleh hukum, yaitu orang yang belum

dewasa, orang dewasa

yang

ditempatkan di balyah pengampuan (alrafele), dan orang sakit jis/a.

c.

objek

tenentu, l,laksudnya objek

yang

diatur

kontrak harus

jelas,

setkiak-tidaknya dapat ditenlukan, Jadi,

lliak

boleh samar-samar. Hal

ini

penting untuk

membedkan

jaminan

atau kepastian kepada pihak-pihak

dan

mencegah timbulnya kontak

fKif.

d.

Aoanya

causa yang halal.

lvaksudnya

isi

kontrak

trdak

boleh

berlentangan

dengan petundang-undangan

yang

bersifat memal$a, ketertiban umum, dan atau kesusilaan.

Dua syaral

pertama

brsebut

metupakan persyaratan terhadap para pihak atau subyeknya, sedangkan

dua teEkhir

merupakan

syarat

dari objek perikatan. Apabila tidak lerpenuhinya syarA

subyektil maka

perjanjian

itu

dapat

dibatalkan, sedangkan iidak terpenuhinya syarat objeklif maka perjanjian batal demi hukum.

Dalam

setiap

peianiian

itu

harus

ada koflsensus antara para pihak yang disebut dengan

asas

konsensualisme.

Dan

kemudian

para

pihak terikat

oleh

perjaniian

yallg

mereka

buat

sendirj, sehingga perjanjian

itu

bedaku

sebagai

undang-undang bagiyang membuahya (Pasal

1338).

Dan

paE

pihak

juga

bebas

untuk

rnenentukan isi

perjanjian

tersebut

yang

disebut dengan

asas kebebasan berkonfak.

Dalam perkembangannnya sesuai dengan kemajuan teknologi dan informasi hubungan antara

dua

pihak

dalam melakul€n

perjanjian pun iuga mengalami perkembangan dimana saat ini dikenal

adanya pemoalao kontrak

baku

(standadized

confad)

dan

konfak

melalui e@rnme,ce.

Dalam hubungan hukum antara dua pihak,

saat ini konfak

baku temyata lebih merdominasi

sehingga

rnerugikan

pihak kedua

s€bagai penerima kontrak karena subslansi

konfak

telah dlformat sedemikian

rupa

s€cara

baku dan

tidak memberikan

peluang kepada penerima

kofltrak

untukbe*omprcmi.

Pada dasamya konti^ak baku mengandung

persyaEtarr yang memounyai konsekuensi sebagai bedkut:

a.

Mengurangi

atau

16

rnenqhapuskan tanggungja'r/ab pembual kontrak

ahs

akibat hukum

leden

,

misalnya

ganti rugi

akibat

wan prestasi.

b.

Membatasl

atau

menghapuskan kewajiban tertentu pefirbuat kontrak

c.

menciptakan

ke{ajlban tertentu

yang

kemudian dibebankan kepada pihak

lain,

misalnya menciphkzn ke!%jiban

membed ganti rugi kepada pihak ketiga yang terbukti

mengalami

kerugian. Klausula

tersebut dikenal dalam hukum kontrak dengan istilah

klausula eksonerasi

lemnention

dause)

atau

klausub eksemsi (exemtio,

dause) {Johannes Gunawan, 2003j 43)

oleh

karena

itu

dalam

melakukan pedanjian hendaknya para pihak

beiKikad

baik untuk

tdak

merugikan pihak lain. Dan

nEnjdi

pertimbangan juga bagi pihak kedua untuk melakukan kehati-hatian.

2. Pe|]E,njhn Alih

Te,slologi

Alih

tekndQi

bukanlah

masalah

sedefiana.

karena pokol( Dahasan a'ih teknologi termasuk

di

dalamnya adalah balasan teknologi berkaitan

dengan

industri, metode penOalihan,

teknologi yang akan

ditransfur termasuk iuga negosiasi dan sebagainya.

D

lndonesia,

Alih

teknologi

hasil

penelitian

telah

menjadi

jelas

dengan

diterbitkannya

Un,iang-undang

No. 18

tahun 2C102

tentang Sistem

Nasional

Penelitian, Pengembangan

dan

Penerapan Teknologi dan

diatur lebih

lanjut

dalam

Peraturan Pemerintah

(PP) No.

202005

Aljh

Tekaobgi

Kekayaan

lntelektual

serta Hasil

Penelitian

dan

Pengembangan

oleh

PeQUruan

Tinggi

dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan

Berkaitan dengan alih teknologi

te$ebut

di

atas,

Badan Penelitjan

dan

Pengembangan

Pertanlan

telah

menerbitkan

Petunjuk Pelaksanaan Keda Sama Alih Teknologi sebagai

perubahan

dan

penyempumaan

atas

sumt

Kepulusan

Kepala Badan

Penelitian

dan Pengembangan Pertanian

No. KL010.50.m00

tanggal

31

Juli

2000

tentang

Petunjuk Pelaksanaan Kerja

&ma

Dalam Neged.

Dalam

peianjian

alih

bknologi

menurut

PP

No.20lahun m05

bersisi tentang: Para pihak yang terJibatdalam perjanjian Dasarperjanjian

Malcud dan tujuan

(6)

Supenasi Hukun

Ruang lingkup Jangka waktu Tempai/lokasi

Hak dan kewajiban para pihak

Pengaturan royaltiijasa alih teknologi dan atau hasilkegiatan

Pembiayaan

Pembinaan dan pengendallan Keadaan rnemaksa (Force Maieure) Penyelesaian perselisihan

T.

Lain-lain

Alih

teknologi

secara

intemasional

r€rupalGn

suatu

pmses

mullifaset

yang

rencakup suatu lingkup luas dari

jual

beli

dan

sensi

kekayaan inielektual,

pelalahn,

layanan :eknis. program pelaiinan

dan

pertukaran infomasi cafl personil.( oentoeng

soerorla!,

1999:7)

Dalam pembahasan

ini

akan dikupas dan

jitelaah

rDeflgenai masalah

alih

teknologi, maka

lalama

yang perlu diidentiikasi adalah bagaimana

Soologi

yang asli ada dalam

masyarakat atau

9dng

disebut

efligenous

technology

yang aihadapkan

dengan teknologi

yang

baru

yang

:fansfer

atau

dialihkan

ke

masyarakat.

Pada Eiiirannya akan ditemui kegagalan teknologi dalam

ssrerapannya

pada

masyarakat

tertentu,

seflentara

itu

teknobgi

tradisionil

dapat

:ipertanal(an, aEu

oalam banyak hal sering JuUa

cilemui teknologi campuran.

(Sumantoro, 1993: 11).

Konsekuensi

yang

timbul

dalam

masalah

:eknologi

adalah

bagaimana

dialihkannya.

Umumnya

sebelum

dilakukan perjanjian

alih :eknologi 0ilakul€n dulu negosiasi. [.iasing-masing pihak dalam negosiasi

ini

tentu

saja

mempunyai kekuatan.

Ketidak

seimbangan

kekuahn

dalam negosiasi

akan

menghasilkan kesepakatan atau

perianjian

yang

tidak

adil,

karena

ilu

hukum pedanjian

harus

dipahami

oleh para pihak

yang melakukan alih teknologi,

Sesudah

dilakukan neoosiasi

barulah kemudlan menyusun suatu perianlian alih teknologi sesuai den0an yang

disepal€ti,

ruang lingkupnya mengenai

apa saja. setelah teriadi

kesepakatan

dan

rumusan pe4anjian diseluiui masing-masing

pihak,

masalah

beikutnya

adalah

bagaimana pelaksanaannya.

Disini keielian pihak

penedma alih ieknologi sangat

dituntul

termasuk antara lain

apakh

laminan

pelaksanaan alih

teknobgi

tepat

waKu,

tidak salah

penerapannya,

bagaimana pmses penyerahannya.

t7

3.

Can

Alih

T*,0,bgi

Secara

singl€t dapat

dikatakan bahwa cara

alih

teknologi

da

suatu

negara kenegara

lain,

umumnya

dari

negara maju

ke

negara

bed€mbang dapal

dilakukan

dengai

berbagai

cara

tergantung

pada

macamnya

bantuan teknologi

yang

dibutuhkan untuk

suatu

pmyek.

Teknologi

dapat

dipindahk3n

melalui

cara sebagai berikui (AMulRahman ):

1.

MemFrkeriakan tenaga{enaga

ahli

asing peroangan.

oengan cara

ini

negara

berkembang bisa dengan mudah mendapatkan teknologi, yang

berupa teknik

dan

proses

manufactuing yang tidak dipatenkan. Cara ini hanya

mcok

untuk industri kecil dan menengah.

2.

l,renyelenggarakan supla;

dai

mesin-rnesin dan alal equip{renl lainnya. Suplai ini dapat dilakukan dengan kontJak teisendiri.

3.

Perjanjian lisensi dalam teknologi sipemilik

leknologi

dapat

memuoankan

leknologi

dengan fiEmbedkan

hak

kepada

setiap orang/badan untuk melaksanakan tcknologi dengan suatu lisensi.

.1.

Experlisi dan bantuan, teknologi. Keahlian dan bantuan daPat beruPa:

- Studi pre-inveslasi. - Basic pre-inqeeneing.

- Spesiikasi masin-mesin.

-

Pemasangan

dan

menjalankan

mesin-mesin.

- Manaiemen,

Dapat dilihat bahwa allh teknologi bukan

metupakan

hal

yang mudah

dan

murah

tapi sesuatu yang mahal. l,lembutuhkan perhitungan

yang

maiang

dalam

kerangka

memaiukan teknologi dalam era globalisasi. lndonesia dalam menghadapiela globalisasimau tidak mau harus

bemni

menerapkan perjanjian

alih

teknologi

dalam

kerangka

menghinda*an

ketefiingoalan dengan negara lain pada era globalisasi.

TransJomasi

Alih

Teknologi

Bidang

Pertanian

Antara

lndia Dan

lndonesia

Seiak

semula

tujuan

melakukan kerjasama alih teknologiagar sistem pertanian di lndonesia

ada

peningkatan

hasil

produksi dan

pola pertanian menjadi lebih

fiodern.

Yang dimaksud Pertanian modem dalam pemahaman

Sistem

dan

Usaha

Aorjbisnis

modem

iika memberikan (a) lapangan keda yang melala bagi
(7)

Suprenasi

Hukufi

membina keseiahlelaan

umum

yang

merata'

ni"oln-i.s.iunt"rrn

yang semakin

meningkat

i""'*ttoi-oirt

rirn

mampu menyerap

hasil'

ir"rr

J"irrti-

oan iasaiasa

baik

yang

be$ifat

*enunianq

usaha produksi, maupun yang Derupa baranokonsumsi

""'-

(Handaka, 2002)'

"

xrotterisiit

lain

da

srstem

dao

usaha ao'iusn

i

iaTg

nodem

adalah

mempunyai

"ia".o.n

ienilu

keria yang

terampil

serta

ili"*i,i

lr."ni

t

rt

*nerus

mau

mendalan t

i..-ri-n.

Orn

rPendapatkan

pelatihan

dan

"li.jiri,

v..s

bekelaniutan'

dan

daoat

i,mi^r-rril*'

oi

o.tu,

sektor

indusli

i;;;ffir;i

smktulal

dalam tenasa

kerja

l(.rsebut

dari

sekol

pertanian ke

seKor

yang

il"'"

il i".t.i*

akibat vang

wajal

da'i

o"n,noLt

n

pnjo*rmut

didalam

sekior perlania'r

icinaniar

Kanasas'nita

'

1996)'

'-

-

'Menoenai

perianiian kerjasama arlara

,.-.J

-

irn

inoia

didasarkan

Pada

'r*iino*-

a

Underianding

on

Agtiuttuftl

'iiiiniin

tuott',

vans

dimndannsani

olel^

il"'i*,i

l,'ror'

p#niui,

Or. Syadtuddin Baharsyah

,i,"''iii,Leior

sarc

in

ke

Mi'idet

ot

Agnrultue

i"i

ur.

iiri

cr]roran

bnggal

m

Februari 1992'

i"ir.ii.r

i.[otl*ort

rerat<hrr paoa mnggat 20

i"i^,ii

rsgs

namun sesuai pedaniian setiap

[Ta

'rt,,n

,ecara

otomalis perpaniarEan

dasanya

li,ni

liiiou

iJrseotrt. Seuasai $ndak ranjut

dai

iiril''"""lri

errn

ciaoakan

SoM (seniT offoal

ii,-n-i

oi*ana

komponen*omponen

kerjasma

ffi

i,itt*o

dalam MOU

artil€l

I

anba

lail

'"l,rit

ran

eiaqi

ahrl keiasama

penelitan' sludy

i,-li"

il,.,t

*rrr[

p"tt

r,.r;n

gern p/asn

dan

larr-rrr

'lirs

;ituj.okrn

d'bm

adion

Pran

t@uffi

fli?;r,,.rsikan

ketjasama biraterar

rnaoneslrnoL

oifoans

petunian

pada tanggal

'11

'1.""11"-'iimr

h

.rxr,ta,

bbh

drbndatangaT i 'vt,ori

il,

iirii

ue*onnou'of

undertanding

8rlween

'iii-ci,iiir*rt

i

t*

Repuiltc

ot luonesia

and

'ii

-i*ir","t

ot

tE

Rellbtic

or

hrtia

on

"iniiia

&an'"

vans

masins-n,sins

liiii*ii-"r"lr

vi

Nelson

P

Hubbarat

seketaris

fi;;;i

D.p.'lt*",

Pertanian

(merakli

p;hak

i-,^-""r

i*

Mr

Bhaskar

Barua'

Sekrctais

i#J.E"l.'['i'i'*"

Perlanian (mewakili pihak

tndia).

(!Au[SDEq9g9

pan.

iersebd

btah

oiseoaul

-L-riasama

di

bidang perbnian

ked-ua

i"olo

ttnoon-oi,':noi'1,

secara lengkao masng-m;sing sebagai

beikul

18

G.ovg.fiI,',t al

htdE

b

ofrq

to

Gov€,..filn€,tt

ot

lrdorEsia

:

lal.'iYhdt

lcattdm)

'"

i.

l

,iol,

o,'

'-"to

W

the

oiedorate

ol

wheal Pessrrcn

PVIR)

forteding

tn

ldorcsa

'"'{

b-ir

sJilabilily:

t

iiinirn

c'

ln

E@Eds

af

lndonesia

fu

-

m

*i

,,

t"dh

oY

be

DWR

in

vaietY

FJgiu &

edudiotl;

1

lnini;.o

or) Seed

fuuc,bn

ledrnioues

"

ov

blft

aro

Srare

f

ams Cnnorathn af

iiaia

$rc\

ru

ffi

/ndonesians for lym

ii*is

in

luia

duig

crol

lloweing

odid.

n

'fuuA'on

rrn4orogY

in

wheal

bY

"rO,rS

t*

tdiar' E:llens for

54

mor

hi

lo

lndonesa

fot

raisir8/],esling

wteat

dol

unds

lai

@ndilians:

{bJ.

'

Sovbear (Xedeie)

1

Suoolv

d

Soyiean vafletes l0

hdo'esa

i'tix

"nt'ltv

b/

Nationai Researci) C€nler

f.r

SoYnean (NRCS)

Z

inAi,P

n

6

mo'esans

in hdi'a for lvD

-

""rrr,i

,,

iE

gdudkn ol

s€ed

bY

NRCS/Srci;

a

riaanoe

d

e{,erf

from

lndia

ta

-

lrdones;

ard vlce!€rsa for

10 days on

tE

tudY fo(

gdLdkn

Ed,mlogr

/cl.

srqarcarE (GJh

t€6u)

'-''

|"'sumiv

ot

nnetles

lD indoneea for rheir

srtlah/itif

z liii'on

lety

testng'

dea'

seed

- *a"in

dro'gh

tlss'i

e

a/ture

bY

'iiuan

g'"ding ins't'ie

to

fum

,ritrr.

to,

tndoresia

in lndh fot

ttto

modisi

:

fxOranse

of epeds on

Produ'ton

"

txlit,lit,

naclitery

elc

bY ending

i*

.e':fo

ru'

t,d,:a

b

tdcnesia

and

irr,"wsa

islor

10 daYs;

t.'iiiii

o'n

n'vegiig

and processng

of

iiioi,re

irr

&rgar mil's

indudiog

-ttianning

ot

a'oryntlle

miils and use

"i

ou".irat

oY

ilt

Centat

lngitute

of

iukiii

n

s6"a

and

Diredorate

of

i&r*u

DereioPnerf

to

tro

tuJoneskns for 10 dalF:

(D).

Po;;

Rose

oir

and

@ourt

wztq

**TT^n*

on

waterstrcd

devetowre

in
(8)

Supre,.,asi

Hukun

C.cnsF,mton

ResP,.,,'*t

aM

Trainiv

lngiue:

2.

Training of

ldn

]rdonesians

in

htk

fot

10

days

on

the

elficient

utiliaion

af

waler

hrMgh nidatuigalion

syien

lke

sprinker, dnp intgatiort;

3.

Consultancy

in

inplenentalhn

q

nirpr

irigalkn pra)&s

in lndonesia;

H.

Agrid/,lturc

l&,nryenett

Training af two lndonesian

eryels

hr

10

dafi

in

lndia on Agtiulturc Manqenent

by

Nalbnal

ln*itute af

Agialtunl

Ertenljon

Mar)Wned

(NMRM);

(n.

hoducthn

ard

use

of

ltDlid

Se€ds

ol

Rhe

and

tllahe

On

ke

reqtgst

nade

by

ke

Gowrnnent

d

lndoneda

tu

sff{ific

infornalion abut

availabw of

hybtids

aN

naize

both

in

publ:E

and

pivale

sEdu,

tte

te4].titd infonnaton

uil

be @lleded

aN

@nmunicated:

Govennrent

ol

lndotps:E

,o

otrer

to

Govemrcnt

d

lndia

:

1.

Supply

ol

vaieties of paddy,

naize,

sotbean and sugarcane for

thei

suilabilW;

2.

Oil

Paln

Technology

AN

Cmnut

Prm$ing,Training

of lwo lnd'En

oxpels

in lndonesia each for

Al

Paln

bchnology and

Connut

PrccF-ssing

lot

10 days;

3.

Ric€

A

ivalion lnduding lntegrated Pesl Managenent

(lM,

Trcining ol

llo

lndian

expels

in

ldonesia

for

krce

nafths;

4.

Acid s1il ManagenelX

Edtange

visit

cf

tr,o ex{]rufis from lndia

b

ldc/],esh

and vh€-vasa

fu

10 days on add-soil nanagenent

aN

suggesl

ren&ial

nusures

fot

tE

nanageffEnt

ol

acid-Kil;

Ketentuan tersebut

d;

atas

merupakan bentuk kerjasama saling menguntungkan diantara

kedua Neoara, sehingga

antrra

lndonesia

dan lndia saling menawarkan dan menerima.

Dalam ttanslomasi

alih

teknobgi,

lndonesia

sangat

berpeluang

untuk

lebih

mengupayakan terjadinya

transfer

teknologi dan

informasi

dalam

budidaya tanaman

tropjk

(khususnya

lahan

keing),

tamiN

siden,

nnnunity

developnent, water managenlent,

dah

base

sisfefl

dan

genetic

enginoeing, Hal

if'i

mengingat lndia memiliki banyak tenaga ahli yang

bekerja profesional

di

bidang pertanian

pada organlsasi{rganisasi intemasional.

Keberhasilan

pengorganisasian Iembaga penelitian pertanian merupalen bahan perbandrngan bagi lndonesia. Keterkaitan

antan

riset, edulGsi dan penyuluhan yang kuat mempercepat proses adopsi teknologi

oleh

para

peEni

Proses

adopsi

tekno.og:

pe(anian

tersebut

sangat

difasilitasi

oleh

pemerjntah

antara

lain

melalui

penyediaan

insentif

bagi

petani,

penyediaan

sarana

perbnian,

pengembangan

infrasfuktur

dan transpor

seda

penyediaan sistem pergudangan bagiproduk yang dihasilkan para petani.

Transformasj

juga

oiberikan

dalam bidano pe6usuan. Pemerintah lndia memberikan perhatjan besar untuk pengembangan sub seklor

persusuan

yang

dikenal dengan

'ryhlte

rewhJiai,

india

adalah negara produsen susu terbesar dunia, selama tatrun 2000

-

2001 lndia

menghasilkan

81

juta to,)

susu.

Pada

kesempatan mengunjungi komplek

lembaga penelitian

dan

pendidikan pengembangan susu

di

Kamal, Menteri

Pertanian

terkesan

dengan fasililas yang dimilikilembaga iercebut dan biaya pendidikan

yang relatif

murah sehingga dapat dijadikan salah satu alternatif tujuan dan tempat pendidikan bagi Kepala Sekolah Pe(anian dar:

lndonesia.

Berkaitan

dengan

kebijakan

lndia mengenai biotechnology,

diperoleh

pgnjelasan

bah',va

India telah mulai

merancanq Dengembangan biotechnology

sejak 14

tahun yang ialu. Kebijakan lndia terhadap biotek adaiah

terbuka untuk tansgenic

dan

mempelajarinya case-by-case,

biolechnology berada

dibawah Kernenierian Soence dan Technology.

Dalam

pertemuan

dengan

l,lenreri Penanian lndia diperoleh kesamaan pandangan

tentang

perlunya peningkatan

peran

pihak

swasta

dalam

kerjasama

bilateml

di

bidang

pertanian. Langkah

yang

ditempuh

adalah

dengan

memberikan

dukungao

dalam

peningkatan perdagangan

yang

selanjutrrya

diharapkan

dapat

memoerikan

konlribus;

terhadap kegiatan ke4asama bilateral,

antara

lain

untuk Dendidikan, pelatlhan

dan

penelitian,

dimana

pada

hal€katnya

akan

mendukung kepentngan pihak swasta yang bersangkutan

Kedudukan Pard Pihak Dalam

Alih

Teknologi Secara umum dalam pmses

alih iek ologi

ada lima pihak yang terkait yaitu;

19

(9)

Suprcmasi

Hukun

1.

pemilik teknologi sebagai pihak yang mernbei teknologi

2.

NegaE pemilik teknologi

3.

penerima teknologi

4.

Negara

pene

ma teknologi

5. lembaga-lembaoa

iniemasionaypBB. (Sumanloro1993: 22).

Dalam

kaiEnnya perjanjian

kerjasame antara lndia dan lndonesia

di

bidano

perhnian

ini

berarti

yang

menjadi pihak-pihak tersebut adatah

Negara

lndonesia

dan

lndia

yang

dalam

pelaksanaannya

diwakili

oteh

masing.masing menteri dan kemudian di lapangan untuk l;Conesia dilakukan oleh KADIN (kamardagang dan lnduslri) dan

dilndiajuga

oleh setingkat kadin.

Bila

menyangkut

alih

letnologi

anta. Nega'a biasanya ada

penga

asan dad orqanisasi irlemasional d i bawah PBB. pating tidak

ad; elam

lembaga PBB yang berkaitan dengan alih teknologi yaiiu UNIDO, UNCTAD, UNESCO,

WPo

ESoAF dan APCTT.

UNl00

seb.qal

lembaga

pBB

bertugas mengembangkan

industri

pada

umumnya

dan

irdustialisasi

di

Negara bed€mbang.

UNCTAD

sebagai lembaga korfercnsi untuk

perdagangan

dan

pembangunan

telah

lama mengambil inisiatjf

untuk mengatur masalah alih teknologi.

Sebagaimana dikeorukekan

bahwa

kegiatan

alih

teknologi

merupakn

hubungan

hukum

aitara

pembei

tehobgi

dan

penein

te\nologi.

Kesepakatan anlara kedua belah pihak

akan menghasilkan produk hukum yang kemudian

membentuk

lembaga hukum

yang

me;tgatur

interaksi antara

dua

pihak tersebut.

Di

dalanr

prosesnya dilenlukan persyaratan

yang

rnengatuI alih leknologi

dari

phak

yang ke

pihak

yang

tain.

Kesemuanya

ttl

dirumuskan

dalam

suatu

instllmenl

hukum yang dapat bebentuk:

gralrt (hibah), lisensi; kontmk

abu

perjanjian atau bentuk

lainnya.

Dalam pedanjian

alih

teknotogi

anlara lndonesia dan lndia ini, agar tidak ada pihak yang dirugikan

maka isi dan

cakupannya

ha1ls

jeras

Selain

ilu

bentuk

hubungan

hukun

anE"

keduanya harus

jelas.

Hak

dan

kewajiban anlara

pemberi

dan

p€iterima

bknotogi

juga

harus dibicarakan sama-sama

agar tidak terjadi

suatu

kontmk baku dimana pihak

penerimrpihak kedla

harus

mau

menerima

dan

menandatangani aoa

yang

sudah

dilentukan

oleh pihak

pernbe{i

teknologi aiau pihak pertama lanpa bisa menaw?r 'agi.

Sehingga walaupun posisi lndonesia sebapa

20

negara

penerima leknologi

buka berarli

haius tunduk dan menuruti kemauan lndia tetapi harus

merrpunyai

kedudukan

yang

Sama.

Alih

teknologi

masih

b,sa

retakukan

keriasama

Jainnya misal perdagangan dan pariwisala.

Da'a4t pmses alin teknologi dari Negara maju ke Negara-negara

berkemba;g

hambatan-hambatan yang munG-r Daoa umumnya adalah sebagai berikul:

a.

hambatan

yang

timbut

dari

ketidak-sempumaan pasar lekn0logi;

b,

hambatan yang disebabkan oleh kurangnya pengalamar dan.

letrarnpilan

pihak NegaE

peneiF.a

@kqologiiNegara

be

ernbano

dalam menyelesaikan perjanjian hukum yang

memadai

untuk

mempemleh

teknologi iersebut

c.

hambaEn

dari

sikap

pemeintah

baik

legishtive rrEupun

administrative

yang mempengaruhi pDses alih leknologi:

d.

hamb"En sumber

keuangan

karena

tingg:nya

biaya

leknotogi

bagi

Negara

be

erbang,

lerutama daram

menenlukan

haqa

yang layak. Sumantoro,1993: 221.

Masalal

uana

datam

atih

te(nolooi

;ni

adalah bahwa

98%

dai

oengetuaran dunia

dalam

bidar€

tenobgi

ini

jusfu

mengatir ke

negar:)

maiu.

Dan

negara

berkembang

me[]pur]"i

kelemahan

dalam

persaingan mempercleh teknoiogi dibanding negara maiu.

SIMPULAN

&lam

p€rja,jian

kerjasama

atih

tehohgi

bdarE

p€rtanian

anhra

lndia

dan lndoo€sia

bebeEpa hal

yang dit'ansformasikan

dianblanya tsloolcgi

dalam budiijaya taflaman

ropik

(\iJslsrya

Iahan

kelng),

s.slem perlanian

dat

'Ma

#let

nanagenefi.

Bahka'l

transbm']asi

juga

diberikan

dalam

pmses

percolal]an

susu.

Selain

ada

fansformasi

tersehrt

arbB

lndia

dan

lndonesia

juga

melahJl€n kedasama

saling

menguntungkan dibidarE perdagangan,

tahrirc

dan

juga

bldang oendiiikan.

KedLdukan p3ra pihak datam perjanjian

alih

ekdogi

Bs€but

adalah bahwa

antara

pefirben

Eknoog;

dan

pere.iTa

b\oologi

masingrrEsing

rrempunyaj

hak dan

kewajiban

yang

S3ma-

&hflr

perFnjEn

tercebut cakupan

dan isnya

harus

jelas

Kesepakatan dianlara

keduaya

alar

meagha$lkan

suatu

produk
(10)

SuprenasiHukum

dibicarakan sama-sama sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.

,

DAFIAR

PUSTAI$

Abdul Rahman,

Pengatunn

ilukun

fentang

Alih

Teknolqi

Di

/rdonesla,

Bagian

Hukum

lnternasional Fakulias Hukum

Universilas Sumalera Utara.

Ade

Maman

Suherman,

2005,

Aspek

Hukun

dalan

ehonani

G/oba1

Ghalia

lndonesia

Bogor.

3

owo A.T.

'977

Stalegi

Mekanisasi Pettantan

urluk

Pembangunan.

Makalah

pada

Seminar

dan

Kongres PERMETA,

1976.

Jakarta

: ro

Pusat

Statistik, Bulein

Statistk

Bulanan

lNikator

Ekonomi

oktober

2006.

BPS Pusat. Jakarta

}de

Mariana, Pemetinlah

Menasukl

Era G/obalsasi www.oikiran rakYat.mm Ginanjar Kartasasmiia. 1996.

Penbanwnan

Untuk

Rakyat

llenadukan

Petunbuhan

dan Penerataan. CIDES.

-:"oaka

, 2002,

Kontibusi Meknisasi

Pedaniao Teknologi Pasca Panen

PNa

Sidem

Dan

Usaha

Agibisnis [.lakalah

disampaikan

pada

Expose

dan

Sem,nar

lrekanisasi

Pertanian

da

Teknologi

Pasca

Panen, Malang 3&31 Juli2002.

,:.ennes

Gunawan,

NA3,

Reuientasi Hukun

Kanlnl'

di

lndonesia,

jurnal hukum

bisn:s

vo

22, no. 6 iahun 2003

Valin

Klror, 2003, Globalisasi Perangkap

Negan-,egan

Seialan, Puslaka Ralryat,Yooyakada.

21

Nanang Pamuji

[lugasejati

dan Ucu

lt arlanto,

ed or

PuIWo Sartoso

d3n

I

Gusri NgL.a'l

Puta,

2006, kitik

Globalisasi

dan

Neor.bera/lsme, Fisipol

Uclti,

Yogyakada.

oentoeng

Soeropali, 1999,Hukun

Kekayaan

lntelehlual

Dan

Alih feknologl

Fak. Hukum UKSW Salatiga,

Ridwan Khairandy,

2A04,

lktikad

Baik Dalan

Kefubasan Berkontrak, Pasca

Sarjana

Fakultas

rlJkur

Ulive.siras

lnoonesia, Jakarta,

Satjipto Rahadjo

el.al,

2A00,

Prablena G/obalisasi

Pers@klf

Sos/b/oq/ Hokum,

Ekonani Dan Agama,

Muhammadiyah University Press, Surakada.

S'i

Redjeki Hadono, 20A7,

Hukun

Ekononi

indonesla, Bayumedia, Malang

Sumantoro,

1986, Hukun EkononL

Ul

Ptess,

lakata

Sumantoro, 1gg3,Masalah Pengaturan

Alih

tekno/ogi, alumni, Bardung,

Todung

Mulla

LLbis. ProDlema Alih Teknologi:

Menganlisipasi

Libenlisne

Ekanoni, dalanr Satjipto Rahardjo,

et

all, Ptoblena G/obalisasl

Perspekts

Sosiologi Huku,n,

Ekononi

Dan Agana,

Muhammadiyah

University

Press,

Surakarta,

2000,1

Sudikno lrertokusumo, Mengenal Hukun, Liberty,

Yogyakrta,

1 996

Referensi

Dokumen terkait

Lalu pada pola komunikasi yang kedua yaitu pola komunikasi otoriter, pada pola komunikasi ini tentunya berbanding terbalik dengan pola komunikasi demokratis yang mana hal ini

(1) Untuk memiliki SPPT-SNI Tepung Terigu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Produsen dan/atau Pengemas Ulang mengajukan permohonan penerbitan SPPT-SNI Tepung

(3) Terhadap pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit khusus sesuai kekhususannya , berlaku tarif sesuai kelas rumah sakit. (4) Dalam hal pelayanan yang diberikan oleh rumah

Jadi, kata yang mempnyai arti berlawanan dengan induksi adalah deduksi, yaitu penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum; penemuaan yang khusus dari yang umum.. Tunggal

Bagaimana pengaruh secara parsial dan simultan dari faktor kelas sosial, keluarga, gaya hidup, dan kelompok acuan terhadap keputusan menggunakan Smartphone

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MIND MAPPING PADA

Tingginya kandungan C organik feses jerami padi sebelum inkubasi menjelaskan adanya perbedaan produksi gas CH 4 yang dihasilkan pada minggu pertama inkubasi dimana feses sapi FH

Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian hijauan pada kompos eceng gondok meberikan pengaruh yang sama atau tidak beda nyata terhadap berat