• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI GURU DALAM MENGAJARKAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS (Studi Kasus di SMA Muhammadiyah Kasihan).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI GURU DALAM MENGAJARKAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS (Studi Kasus di SMA Muhammadiyah Kasihan)."

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI Oleh: Wildan Saputra NPM: 20120720053

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Serjana Pendidikan Agama Islam ( S.Pd) strata Satu

pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Oleh:

Wildan Saputra NPM: 20120720053

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMADIYAH YOGYAKARTA

(3)

bagaimana strategi guru PAI dalam mengajarkan baca al-Qur’an kepada siswa, bagaimana hasil dari strategi guru, serta faktor pendukung serta penghambat proses pembelajaran

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, dengan subjek penelitian adalah guru mata pelajran Qur’an Hadits serta peserta didik SMA Muhammadiyah Kasihan kelas X, XI dan XII. Data dikumpulkan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Pengumpulan dan analisis data bersifat interaktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Strategi yang dilakukan guru PAI dalam mengajarkan membaca al-Qur’an adalah dengan menggunakan strategi yang bervariasi, seperti pembelajaran didalam kelas, pembelajaran di luar kelas, pembelajaran di luar jam sekolah. (2) Adapun hasil dari strategi yang dilakukan adalah berhasil, seperti siswa menjadi mampu dalam membaca al-Qur’an, mengenal hukum tajwid dalam al-Qur’an, mampu menghafal ayat-ayat pendek dalam al-Qur’an. (3) Sedangkan faktor pendukung sekolah sangat sangat bersemangat dalam mengambangkan kemampuan siswa untuk membaca al-Qur’an, seperti mendatangkan pengajar khusus dalam mengajarkan pembelajaran membaca al-Qur’an, tersedianya buku jus amma, al-Qur’an hadits, perpustakaan, al-Qur’an digital. Sedangkan faktor penghambat yaitu kurangnya tenaga pengajar PAI khusus yang mengajarkan pembelajaran membaca al-Qur’an, gedung khusus untuk belajar membaca al-Qur’an, siswa yang bermasalah.

(4)

A. Latar Belakang Masalah pendidikanku. HR.Ath-Tabrani (Nata 2012: 6).

َ ا

Artinya: Didiklah putra putrimu dengan tiga perkara, yaitu mencintai nabi mereka, mencintai keluarga mereka, dan membaca Al-Qur’an HR.Ath-Tabrani (Nata 2012: 6).

Rasulullah menegaskan bahwa belajar merupakan sebuah keharusan bagi setiap manusia, baik pembelajaran yang dilakukan orangtua kepada anak, guru kepada murid, orang yang mengetahui kepada orang yang belum mengetahui. Sebab dengan adanya belajar maka manusia terbedakan dengan makhluk Allah yang lainnya.

(5)

bisa mengembangka fitrah yang diberikan oleh Allah kepadanya, terutama dalam pendidikan Islam.

Sedangkan pendidikan agama Islam merupakan “suatu usaha penyampaian kebenaran Ilahi kepada setiap manusia. Tugas ini tiada lain merupakan implementasi dari keterikatan tiap individu muslim dengan khaira ummah, yakni dalam bentuk takmurunabil ma’ruf watanhauna ‘anil munkar”(Hamzah 2014: 1).

Tujuan pendidikan agama Islam sangatlah besar yakni memperkenalkan kebenaran ajaran Ilahi kepa setiap manusia. Tujuan ini berfungsi untuk kebaikan manusia itu sendiri yaitu menegakkan ma’ruf dan mencegah kemungkaran.

Dunia pendidikan Indonesia saat ini terutama pendidikan agama Islam masih menui problem, adapun problematika yang melanda pendidikan saat ini yang muncul kepermukaan yaitu rendahnya kualitas guru dalam mengajar.

(6)

siswa, dan tanpa ada bimbingan tersebut akan sulit terjadi pembelajaran yang optimal.

Seperti yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak bahwa

“seorang guru lebih penting daripada kurikulum, tekhnologi, pengaturan

ruang kelas, rekan sebaya (pers) pendanaan, ukuran sekolah, ruang kelas,

atau kepala sekolah” (Eggen dan Kauchak, 2012: 1)

Dari uraian yang dikemukakan diatas, maka sangatlah jelas betapa pentingnya peran dari seorang guru terhadap pembelajaran. Karena keberhasilan dalam belajar tergantung dari guru itu sendiri, tanpa adanya bimbingan seorang guru akan sulit terjadi pembelajaran yang efektif, maka guru diharapkan paham terhadap pengajaran yang dilakukan yakni dengan menggunakan strategi pembelajaran, karena dengan adanya strategi maka dapat mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal.

Djamarah dan Aswan (1997: 5) Mengatakan pengertian pembelajaran sebagai berikut:

Strategi pembelajaran merupakan “suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan, dihubungkan dengan belajar mengajar strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru-anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang

(7)

berjalan secara optimal serta tercapainya tujuan dari pembelajaran tersebut.

Santyasa (2007: 4) Mengatakan pencapayan yang mesti harus diraih ketika menggunakan strategi yang diinginkan

Apabila strategi pembelajaran yang telah dilakukan seorang guru maka tentu pula diupayakan mencapai hasil-hasil pembelajaran yang memuaskan bagi siswa. Karena desain pembelajaran yang konsisten dengan tujuan belajar yang telah disasar tersebut tentunya diupayakan pula untuk mencapai hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.

Pembelajaran yang telah dilakukan, tentu yang sangat diharapkan baik itu dari pendidik maupun anak didik yaitu hasil dari pembelajaran tersebut yakni siswa mengerti tentang apa yang telah diajarkan kepadanya, karena sesuai dengan apa yang telah disebutkan oleh Santyasa diatas yaitu tujuan dari strategi pembelajaran adalah memahamkan atau memudahkan siswa dalam belajarnya.

(8)

seperti permasalahan keluarga, ekonomi, dan lain sebagainya, maka strategi seperti apa yang dilakukan oleh guru dalam pembelajarannya, dimana dengan kondoisi siswa semacam ini akan sulit terjadi pembelajaran yang optimal.

Kreatifitas seorang anak dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh faktor keluarga dan ekonomi. Faktor keluarga misalnya.

Yusuf (2004: 122). Mengatakan peran keluarga dalam kreatifitas dan perkembangan kepribadian seorang anak

Anak dilahirkan belum bersifat sosial. Dalam arti, dia belum memiliki kemampuan untuk bergaul dengan orang lain, untuk mencapai kematangan sosial, anak harus belajar tentang cara-cara menyesuaikan diri dengan orang lain. Kemampuan ini diproleh anak memalui berbagai kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya, baik orang tua, saudara, teman sebaya atau orang dewasa lainnya. Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orangtua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek dalam kehidupan.

(9)

tidak baik maka prilaku itu jualah yang dibawa anak sampai keluar.

Selain itu faktor ekonomi juga mempengarugi kreatifitas seorang anak.

Hawadi (2001: 28). Mengatakan kreatifitas terbentuk dari faktor ekonomi

Anak-anak yang berasal dari latar belakang status ekonomi sosial tinggi cendrung lebih kreatif daripada anak-anak yang berasal dari status ekonomi sosial rendah. Kemungkinan hal ini ada kaitannya dengan metode pola asuh, dimana keluarga lebih kreati, sedangkan keluarga mampu lebih bersifat otoritarian.

Selain keluarga, permasalahan ekonomi juga mempengaruhi kepribadian seorang anak. Dalam kehidupan, faktor ekonomi ini sangat menentukan taraf kehidupan suatu masyarakat. hal ini juga lah yang dapat mempengaruhi aktifitas seorang anak terutama dalam proses pembelajaran.

(10)

pula menggunakan strategi khusus dalam mengajarkan pembelajaran kepada siswa yang bermasalah diatas khusus mengajarkan siswa dalam membaca al-Qur’an, agar kesulitan siswa dalam membaca al-Qur’an dapat diatasi.

Dari uraian diatas maka penelitian yang akan dilakukan adalah tentang strategi seorang guru dalam mengajarkan pembelajaran kepada siswa yang bermasalah yang sulit dalam belajar membaca al-Qur’an. Dengan mengangkat judul “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Mengatasi Kesulitan Siswa Dalam Membaca Al-Qur’an Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits” (Studi Kasus di SMA Muhammadiyah Kasihan).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti mengajukan permasalahan pokok sebagaiberikut.

1. Strategi seperi apa yang dilakukan guru dalam mengajarkan pembelajaran membaca al-Qur’an terhadap siswa SMA Muhammadiyah Kasihan.

(11)

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui dan menganalisis strategi guru PAI dalam meningkatkan kemampun baca al-Qur’an bagi siswa SMA Muhammadiyah Kasihan

b. Untuk mengetahui dan menganalisis hasil dari strategi guru PAI dalam meningkatkan kemampuan baca al-Qur’an bagi siswa SMA Muhammadiyah Kasihan

c. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat proses pembelajaran baca al-Qur’an bagi siswa SMA Muhammadiyah Kasihan

2. Kegunaan penelitian

a. Kegunaan Teoritis

1. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan agama Islam.

2. Memberikan gambaran dan informasi tentang upaya guru PAI dalam meningkatkan kemampuan baca al-Qur’an bagi siswa SMA Muhammadiyah Kasihan.

(12)

2. Bagi Guru

Dapat memberi acuan kepada guru karena betapa pentngnya peran dari seorang guru terhadap anak didiknya dan selalu merancang strategi-strategi yang update agar anak didiknya bisa terus bersemangat dalam belajarnya.

3. Bagi Orang tua Siswa

Melalui hasil penelitian ini orang tua dapat lebih memantau keseriusan seorang guru dalam proses mengajar disekolah tempat orang tua menitipkan anaknya disekolah dan mempermudah orang tua mengajarkan membaca al-Qur’an dirumah sendiri.

4. Bagi Sekolah

Sebagai acuan sekolah dalam memperbaiki kurikulum dan strategi pembelajaran yang harus dilakukan agar penarapan pembelajaran bisa sesuai dengan apa yang diinginkan siswa. D. Sistematika Pembahasan

(13)

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Krangka Terori.

Dalam bab ini memuat tinjauan teori, tinjauan hasil penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran.

Bab III : Metode Penelitian

Dalam bab ini merupakan bab yang mendeskripsikan tentang metode penelitian yang digunakan didalam penelitian ini. Didalamnya mendeskripsikan jenis-jenis penelitian, data subyek penelitian, tehnik pengumpuan data dan metode analisis data. Bab IV : Hasil Dan Pembahasan

Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil dari penelitian yang akan dilakukan, yakni dari dari realita-realita yang berdasarkan hasil dari penelitian yang sudah dilakukan nantinya.

Bab V : Penutup.

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Tinjauan pustaka

Dari penelusuran terhadap beberapa skripsi yang sesuai dengan penelitian ini, peneliti menemukan beberapa judul skripsi yang hampir sama dengan judul yang akan saya teliti nantinya, seperti beberapa skripsi berikut:

Penelitian yang dilakukan oleh Martiwi Rini Idhawati dari UMY Tahun 2013 yang berjudul “Strategi Guru PAI Dalam Mengatasi

Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur’an Bagi Siswa SMA Muhammadiyah Ngawen Gunung Kidul” Adapun yang dibahas yaitu mengenai strategi

yang dilakukan guru dalam mengatasi siswa yang mengalami kesuitan membaca Al-Qur’an. Adapun kesulitan yang dialami siswa yaitu belum mengenali huruf hijaiyah, tanda baca, sulit dalam membedakan huruf, serta siswa malu untuk dalam belajar dalam membaca. Adapun strategi yang dilakukan guru yaitu menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi, seperti penembahan jam diluar sekolah, serta mengadakan bimbingan berkelanjutan.

(15)

Penelitian yang dilakukan oleh Rizkasari dari UMS Surakarta Tahun 2014 yang berjudul “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam

Mengakselerasi Motivasi Baca Tulis Al-Qur’an (BTA) Melalui Metode Peerteaching Pada Siswa Kelas X SMK Negri 9 Surakarta” penelitian ini

membahas tentang upaya yang akan dilakukan seorang pendidik dalam mengakselerasi motuvasi siswa terhadap baca tulis al-Qur’an agar percepatan semangat dalam membaca al-Qur’an siswa semangin meningkat. Adapun hasil dar penelitian ini yaitu pertama: dengan adanya BTA siswa menjadi mampu membaca dan menulis arab dengan rapi bahkan ada yang bisa membuat kaligrafi. Kedu: Siswa menjadi senang dan menjadi tidak takut apabila di penrintahkan untuk membaca tulisan arab. Ketiga: motivasi siswa untuk membaca alkur’an semangin meningkat.

Adapun perbedaan penelitan yang akan dilakukan nantinya dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizkasari yatu berkisar tentang membangkitkan motivasi baca al-Qur’an dengan strategi guru dalam mengajarkan pembelajaran membaca al-Qur’an. maksutnya penelitian yang dilakukan oleh Rizka yaitu upaya seorang guru dalam memotivasi agar siswa mau belajar membaca al-Qur’an. sedangkan penelitian yang akan diteliti nantinya yaitu lebih kepada strategi seorang guru dalam pembelajaran yang dilakukan.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Muttaqin dari UMS Surakarta tahun 2012 yang berjudul “ Upaya Bimbingan Guru Pendidikan

(16)

Pada Siswa Dimadrasah Ibtidaiyah Negeri Takeran Magetan” penelitian

ini membahas tentang upaya seorang guru pendidikan agama Islam dalam mengatasi kesulitan siswa dalam membaca al-Qur’an serta ingin mengetahui faktor-faktor penyebab siswa tidak bisa membaca al-Qur’an, didalam mengajar baca tulis al-Qur’an guru PAI menggunakan metode-metode yang dipahami ole siswa, guru selalu telaten dalam memahamkan siswa, selalu memberikan PR kepada siswadan lain sebagainya. adapun hasil dari penelitian ini yaitu: peneliti memberikan pernyataan bahwa metode yang dilakukan oleh guru PAI dapat dinyakan baik karena hasil dari bimbingan guru di keseluruhan priode 2012-2013 hampir 90% dari 60 murid kelas 6 bisa membaca al-Qur’an.

Perbedaan yang mendasar dalam penelitian yang akan dilakukan nantinya dengan penelitian yang dilakukan oleh Muttaqin yaitu lebih ke tentang upaya seorang guru dalam menerapkan binbingan membaca al-Qura’an terhadap siswa-siswanya,

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Mulyanah dari UIN Jakarta tahun 2005 yang berjudul “Strategi Pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an siswa kelas V SDN Kembangan Jakarta Barat” secara umum

(17)

berkaitan dengan active larning, interactive lerning, dan menggunakan metode iqra’.dari hasil yang telah dilakukan pada siswa tahun ajaran 2004-2005 mencapai hasil yang cukup baik. Maka strategi yang dilakukan guru PAI SDN Kambangn dapat dikatakan cukup baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Mulyanah sama dengan penelitian yang akan diteliti nantinya yakni sama-sama ingin mengetahui strategi seorang guru dalam pembelajaran, namun yang menjadi perbedaan yaitu tempat dan tahun penelitian.

(18)

B. Kerangka Teori

1. Strategi Mengajar

Istilah strategi, strategi mengajar, pendekatan mengajar, dan model mengajar kadang diartikan dalam artian yang sama (Eggen dan Kauchak, 2012:6).

Dalam dunia pendidikan strategi mengajar, pendekatan mengajar serta model pembelajara merupakan cara yang dilakukan seorang guru dalam pembelajaran, baik pembelajaran di kelas maupun pembelajaran diluar kelas. Karena pembelaran seperti ini tentu menuaikan keberhasilan.

Istilah-istilah diatas dapat diartikan kedalam model pembelajaran yang dilakukan guru dalam pembelajaran. Adapun istilah demikian sering disebut dengan strategi pembelajaran.

Djamarah dan Aswan (1997: 5) mengatakan pengertian strategi pembelajaran sebagai berikut:

(19)

guru-anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan

Dari uraian yang dikemukakan oleh Djamarah mengenai strategi pembelajaran yang dilakukan seorang guru, mengatakan bahwa strategi pembelajaran yang dilakukan berfungsi sebagai garis haluan yang digunakan dalam pembelajaran agar sejalan dengan apa yang diharapkan nantinya. Namun strategi pembelajaran yang harus dilakukan, haruslah berkenaan dengan stuasi dan kondisi pada saat itu serta sesuai dengan karekter siswa. Karena tidak mesti di kelas yang sama menggunakan strategi yang sama pula disetiap pembelajaran yang dilakukan.

Seperti yang dikemukakan oleh Wena bahwa strategi pembelajaran “merupakan cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berada dibawah kondisi yang berbeda pula” (Wena: 2010:5)

(20)

Berikutnya yang dikatakan oleh Eggen mengatakan strategi adalah “pendekatan umum belajar mengajar yang berlaku dalam

berbagai bidang materi dan digunakan untuk memenuhi berbagi tujuan pembelajaran: (Eggn dan kauchak” (2012: 6).

Kegiatan umm disini maksutnya adalah kegiatan-kegiatan yang lumrah dilakukan seorang pendidik dalam pembelajaran baik itu pembelajaran berbentuk formal maupun pembelajaran non formal. Strategi ini bisa digunakan dalam berbagai bidang meteri pembelajaran, sedangkan tujuan utamanya adalah tetap untuk memudahkan dalam pemahaman materi yang disampaikan.

Djamarah dan Aswan (2012:4). Mengemukan ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut:

1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diinginkan.

2. Memilih sistem pendekatan pembelajaran berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.

3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran.

4. Menetapkan norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan pembelajaran.

(21)

siswa atau hasil yang didapat oleh siswa tidak mesti sama karena kondisi siswa pasti berbeda pula.

Strategi pembelajaran adalah cara pengajaran yang diterapkan seorang guru dalam pembelajaran, yang bertujuan untuk mempermudah siswa dalam menerima pembelajaran yang diajarkan kepadanya.

2. Guru PAI

Djamarah (2000: 31) Mengatakan pengertian guru sebagai berikut:

Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melakukan pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak meti dilembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di rumah dan selanjutnya. Selanjutnya Djamarah juga menjelaskan bahwa guru adalah “smua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, baik disekolah maupun diluar sekolah.

(22)

Guru merupakan “jabatan atau propesi yang memerlukan keahlian khusus sebagau guru. pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru” (Usman, 2012: 6).

Menjadi seorang guru tentu menjadi profesi yang sangat luar biasa dan membanggakan dimana bertugas mengajarkan pembelajaran kepada orang banyak, namun tugas ini harus dipertanggung jawabkan nantinya. Karena apa-apa yang telah diajarkan kepada muridnya tentu akan selalu di ingat dan ditiru, baik itu tingkah laku yang baik maupun tingkah laku yang buruk.

Muhaimin (2003: 163) Mengemukakan tentang profesi seorang guru

Seperti yang dikemukakan bahwa guru merupakan jabatan profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Sedangkan yang dimaksud dengan guru agama adalah "orang dewasa yang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan memberikan pertolongan terhadap mereka dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tugasnya sebagai hamba atau khalifah Allah maupun sebagai makhluk sosial serta makhluk individu yang mandiri

(23)

Seperti yang dikemukakan Al-Abrasy (1976: 137). mengenai akhlak seorang guru.

Guru adalah “Spiritual Father atau bapak rohani bagi seorang murid, ialah yang memberikan santapan ilmu jiwa dengan ilmu, pendidik akhlak yang membenarkannya, maka menghormati guru merupakan penghormatan terhadap anak-anak kita, dengan guru itu ia hidup dan berkembang sekiranya setiap guru itu menunaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya”. Dari pengertian diatas maka guru PAI adalah manusia yang terdidik untuk mengajarkan pembelajaran agama Islam kepada siswa serta sebagai contoh suritauladan yang baik bagi siswa.

a. Tugas-tugas guru

Dengan kepercayaan yang telah diberikan masyarakat, maka guru mengemban tugas dan tanggung jawab yang sangat berat, salah satu tugas dari seorang guru yaitu mencerdaskan kehidupan anak didik.

(24)

Djamarah, (1997 :36). Menyebutkan tugas-tugas guru sebagai berikut

1) Guru sebagai pengajar. Tugas ini lebih menekankan kepada tugas dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran.

2) Guru sebagai pembimbing. Tugas ini lebih menekankan kepada tugas memberi bantuan kepada anak didik dalam pemecahan masalah yang dihadapinya. Anak didik dibimbing untuk mengembangkan kepribadiaan dan nilai-nilai luhur dalam dirinya.

3) Guru sebagai administrator. Tugas ini merupakan jalinan antara ketatalaksanaan bidang pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya. Atau dengan kata lain, tugas ini lebih menekankan aspek manajerial dalam pendidikan.

Tugas-tugas dari seorang guru sangatlah banyak, seperti yang telah dikemukakan oleh Djamarah diatas bahwa tugas dari sorang guru sangat komplit, mulai dari pembelajaran hingga tanggung jawabnya terhadap pembelajaran yang telah diberikan. Apabila pembelajaran yang di ajarkan baik maka baik pula lah hasil yang diharapkan, jika pembelajaran itu buruk tentu hasil yang diperoleh juga akan buruk.

Muliana (2012: 1). Juga mengatakan tugas dari seorang guru sebagai berikut:

(25)

otomatis menjadi contoh dalam berperilaku dan bertata karmadan menghargai sesama. Hal ini sangat penting terutama untuk guru tk, dan SD sebagai pembentuk mental pertama siswa.

2) Guru harus mengenal siswanya. Bukan saja mengenai kebutuhan, cara belajar dan gaya belajarnya saja. Akan tetapi, guru harus mengetahui sifat, bakat, dan minat masing-masing siswanya sebagai seorang pribadi yang berbeda satu sama lainnya.Guru harus mampu memberikan motivasi pada setiap siswa yang mereka didik, guru harus memberikan semangat dan menjadi sumber energi untuk para muridnya. Bagi murid yang sedang lesu dan lemas, maka guru harus memberikan solusi sebagai penyemangat.

3) Guru harus mengatahui metode-metode penanaman nilai dan bagaimana menggunakan metode-metode tersebut sehingga berlangsung dengan efektif dan efisien. Guru yang notabanenya lebih tua daripada muridnya harus mampu sebagai pendidik dan menjadikan perilaku murid sesuai dengan ajaran yang baik dan benar. Bagaimana guru mendidik para siswanya agar menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa. Guru harus memberikan cara belajar efektif dan efisien serta cara menghafal cepat untuk muridnya. Guru menjadi pendidik bagaimana cara menjadi pintar untuk muridnya.

4) Guru harus memiliki pengetahuan yang luas tentang tujuan pendidikan Indonesia pada umumnya, sehingga memberikan arah dalam memberikan bimbingan kepada siswa. Dalam memberikan pelajaran dan pendidikan guru harus memberikan materi dengan metode baru dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Contoh adalah bagaimana guru mengajarkan metode dan cara meningkatkan daya ingat otak dalam menerima pelajaran. Mengembangkan ilmu yang dikuasai merupakan tugas dosen dan tenaga pendidik lainnya seperti guru.

(26)

peningkatan keterampilan mengajarnya agar lebih professional.

Tugas dan tanggung jawab seorang guru memang sangatlah luas, tapi tugas mengajar didepan kelas merupakan salah satu tugas yang sangat penting. Demikian pentingnya sehingga berhasil tidaknya suatu pembelajaran sering diukur dari guru itu sendiri. Guru akan dikatakan pandai kalau dapat mengajar di deadpan kelas dengan baik. Tugas ini suatu pekerjaan yang harus diperhatikan dengan mengemban amanat dengan sungguh-sungguh karena menjadi kewajiban bagi orang yang mengemban tugas yang diberikan kepadanya. Adapun tanggung jawab dari seorang guru meliputi: tanggung jawab kepada pemimpin, kepada klian, kepada diri sendiri dan tanggung jawab professional.

b. Persoalan yang dihadapi guru

Menjadi seorang guru tentu tidak selalu berjalan mulus, permasalahan-permasalahan yang melanda tentu menjadi sesuatu yang harus di pecahkan agar permasalahan itu tidak menjadi beban yang berarti bagi guru.

Berikut berbagai persoalan yang dihadapi oleh guru menurut Djamarah dan Zain (1997: 10) antara lain:

(27)

4. Prosedur apa yang harus ditempuh untuk melakukan evaluasi.

Adapun permasalahan yang sering dihadapi seorang guru adalah permasalahan strategi atau metode pembelajaran yang efektif dilakukan terhadap siswanya agar pembelajaran tercapai dengan optimal. Untuk itu seorang guru haruslah pandai-pandai terhadap pembelajaran yang dilakukannya agar dapat berjalan berhas.

Guru PAI merupakan orang yang mengajarkan pembelajaran agama Islam, yang mengajarkan contoh suri taudalan yang baik kepada siswa agar siswa menjadi manusia yang nermutu sesuai dengan ajaran Islam.

3. Belajar.

Belajar adalah “proses perubahan prilaku berkat pengalaman

dan pelatihan. Artinya, tujuan belajar adalah perubahan tingkah laku, baik menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi aspek organism atau pribadi” (Djamarah dan Zain, 1997: 11).

(28)

Pembelajaran adalah “proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman” (KBBI, 1996: 14).

Adapun faktor-faktor Keberhasilan dalam belajar yaitu:

Hakim (2010:6) Faktor-faktor yang mempengaruhi atau menentukan keberhasilan dalam belajar.

a. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang terdapat dari dalam diri individu seperti: kesehatan jasmani dan rohani, kecerdasan, daya ingat, kemauan, dan bakat.

b. Faktor eksternal

Faktor yang terdapat dari luar diri individu, seperti: keadaan lingkungan rumah, sekolah, masyarakat dan segala sesuatu yang berhubungan dengan semua lingkungan tersebut. Dalam belajar tentu menemukan kesulitan baik kesulitan yang datang dari internal maupun eksterna, kesulitan belajar ini tentu dipengaruhi dari beberapa faktor, baik itu dari internal maupun dari eksternan. Adapun faktor internal yaitu segala keadaan yang berasal dari siswa itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah mencakup segala keadaan yang berasal dari luar diri siswa antaralain kurangnya perhatian keluarga, kondisi lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah( guru, teman, sarana dan prasarana).

(29)

4. Membaca.

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulisn (Tarigan, 2015: 7)

Membaca salah satu dari keterampilan berbahasa dengan mengenal lambing-lambang tulisan, menterjemahkannya kepada bentuk bunyi yang dilambangkan dan mendapatkan makna bagi bentuk tulisan tersebut. dengan membaca maka seorang pembaca akan memperoleh pesan, yang hendak disampaikan kepada penulis melalui media kata-kata/bahasa serta akan dapat menjelaskan isi dari pesan yang tersurat maupun tersirat.

Kita harus menyadari bahwa membaca mempunyai peran social yang amat penting dalam kehidupan sepanjang masa. Karena denga sering membaca maka kita akan mampu berkominikasi dengan orang-orang dengan baik dan benar.

Tarigan (2015: 1). Menyebutkan pengertian membaca serta manfaatnya bagi setiap manusia

Membaca itu merupakan suatu alat komunikasi yang sangat diperlukan dalam suatu masyarakat berbudaya, selanjutnya bahan bacaan yang dihasilan dalam setiap kurun zaman dalam secarah sebagian besar dipengaruhi oleh latar belakang social tempatnya berkembang itu.

(30)

dan pesan dari bacaan tersebut sampai dengan semestinya serta dengan membaca kita akan mampu hidup ditengah-tengah masyarakat yang berbudaya. Karena dengan membaca kita akan mampu berkominikasi dengan orang-orang dengan baik dan benar.

Adapun tujuan-tujuan dari membaca yaitu:

Tarigan (2015:9-10). Mengatakan tujuan utanma dari membaca sebagai berikut.

a. Membaca untuk menemukan atau mengetahui pnemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh, apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh.

b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat didalamnya, apa yang dipelajari atau apa yang dialami, merangkumkan hal-hal yang penting untuk mencapai tujuannya, untuk memperoleh ide.

c. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang terjadi pada setiap bagian cerita.

d. Untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan, oleh pengarang kepada setiap pembac.

e. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak bisa.

f. Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu

g. Untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya, dan bagaimana tokoh menyerupai pembaca.

(31)

Tujuan membaca secara umum yaitu mampu membaca dan memahami teks pendek dengan lancar atau bersuara dari beberapa kalimat sederhana (Depdiknas, 2014: 15).

Dari tujuan membaca yang telah dikemukakan diatas maka dengan membaca, akan mudah dalam memahami gagasan yang didengar secara langsung atau tidak langsung, dapat memahami isi teks dengan menyimpulkan isi dengan kata-kata sendir.

Amir (1996:15) mengatakan beberapa fungsi dari membaca yaitu:

Fungsi dari membaca sangatlah kompleks, mulai dari fungsi intelektual yaitu dengan membaca maka kita akan menjadi pintar, dengan membaca maka kreatifitas kita akan terpacu dengan baik, yang tidak kalah penting dengan membaca maka kita akan mampu bersosialisasi dengan khalayak ramai karena dengan membaca tentu komunikasi kita akan baik dan lancar.

(32)

5. Al-Qur’an

Sholihuddin (2008: 1). Menyebutkan pengertian al-Qur’an sebagai berikut:

Al-Qur’an merupakan “kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, ia memiliki keagungan yang begitu dahsyat, sehingga tiada seorang pun yang mampu menandinginya, tiada pula yang mampu membuat satu ayat semisal dengannya, ia merupakan firman Allah yang sensniasa memberikan curahan pahala kepada setiap orang yang berinteraksi dengannya, yaitu dengan membiasakan diri dengannya

Al-Qur’an merupakan kitab suci atau kalamullah yang sangat bermanfaat bagi siapa yang mau membacanya juga dipandang sebagai ibadah dan juga akan memperoleh pahala dari Allah SWT. Membaca al-Qur’an merupakan sebuah tuntunan dari Nabi Muhammad kepada ummatnya karena Al-Qur’an merupakan ucapan Allah Subhanahu wa Ta’la yang hendaknya setiap manusia pada umumnya dan kaum

muslimin pada khususnya agar mempelajarinya dengan pemahaman yang benar, kemudian meyakininya dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Qattan (2010: 1) Juga mengatakan pengertian al-Qur’an sebagai berikut

(33)

Al-Qur’an ini tidak hanya merupakan sekedar kalumullah yang ditulis kedalam al-Qur’an, namun tujuan dari kalumullah ini yaitu menjadi perintah dan petunjuk yang ada didalam al-Qur’an tersebut tudak akan pernah tertinggal oleh kemajuan zaman bahkan kemajuan zaman terbentuk melalui al-Qur’an itu sendiri.

Hamzah (2014: 29). Juga mengatakan pengartian al-Qur’an sebagai berikit

Secara etimologis kata benda al-Qur’an berasal dari kata kerja qara’a yang mengandung arti mengumpulkan, atau menghimpun, menbaca atau mengkaji. Jadi kata al-Qur’an berarti kumpulan himpunan atau bacaan. Sedangkan secara terminologis yang dikutip menurut Dr. Dawud al-Attar adalah wahyu Allah yang diturunkankepada Nabi Muhammad SAW secara blafaz (lisan), makna serta gaya bahasa (usulb)-nya, yang termaktub dalam mushaf yang dinukil darinya secara mutawatir. Defenisi ini mengandung beberapa kekhususan sebagai berikut:

Dari pengertian al-Qur’an diatas maka dapat diambil beberapa poin seperti: al-Qur’an sebagai wahyu Allah, yaitu seluruh ayat al-Qur’an adalah wahyu Allah, tidak ada satu katapun yang datang dari

(34)

sekelmpok orang yang makiyah dan ayat-ayat madaniah memiliki perbedaan-perbedaan.

Untuk itu al-Qur’an merupakan kitab yang Allah turunkan kepada manusia melalui malaikat jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab ini sebagai buku pedoman dalam kehidupan ummat islam agar ummat islam senantiasa mengetahui hukum-hukum dan aturan yang dibuat oleh Allah SWT yang tertulis didalam al-Quran tersebut. Dari hal tersebut maka ummat islam tentu tidak boleh melepaskan dirinya dari al-Qur’an. akan tetapi dalam membaca al-Qur’an tentu memiiki aturan-aturan, karena agar setiap yang membacanya mendapat pahala dari Allah.

a. Adab Membaca Al-Qur’an.

(35)

Misbahul (2005: 2003) Tatakrama yang harus diperhatikan

dalam menghormai al-Qur’an.

1. Hendaknya dalam keadaan yang suci, baik dari hadas bsar dan hadas kecil.

2. Diutamakan menghadapi kiblat. 3. Tidak membaca dalam menguap. 4. Meminta perlindungan kepda Allah.

5. Tidak memutus bacaan kecuali dalam keadaan darurat. 6. Memperbagus suara bacaan.

7. Membaca dengan khusu’.

8. Hendaknya dalam keadaan bersih.

Aturan ini merupakan aturan yang harus di patuhi bagi manusia. Karena bacaan yang kit abaca bukan buku-buku biasa yang ditulis oleh manusia melainkan isi dari al-Qur’an merupakan ucapan Allah yang maha suci. Adab ini tentu harus menjadi budaya bagi orang-orang yang hendak membaca al-Qur’an agar apa-apa yang telah kita baca mendapat manfaat dari Allah SWT.

b. Metode Membaca Al-Qur’an.

(36)

Ahmad (2009:15). Mengatakan metode-metode membaca al-Qur’an

1. Metode iqro (membaca). 2. Qiro’ati

3. Juz amma 4. Targhib

5. Tarhib (Metode ini adalah cara memberikan dorongan atau memperoleh kegembiraan bila mendapatkan sukses dalam kebaikan).

Agar mampu dengan cepat belajar membaca al-Qur’an maka harus bertahap, mulai dari mencari guru, metode yang akan digunakan dan lain sebagainya. Belajar membaca al-Qur’an sangat penting bagi ummat manusia terutama ummat islam. karena al-Qur’an merupakan jalan kehidupan bagi ummat muslim itu sendiri

atau dapat dikatakan buku tuntunan hidup agar senantiasa tetap bersatu dalam satu ikatakan. Al-Qur’an ini berisi rumus-rumus kehudupan tentu barangsiapa yang selalu membaca dan mengamalkan isi kandungannya tentu akan selamat baik didunia maupun di akhirat kelak.

(37)

6. Al-Qur’an Hadits

Qur’an Hadis merupakan salah satu bagian dari materi

pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dapat mendukung tercapainya tujuan pendidikan agama islam. Oleh karena itu, qur’an

hadis menjadi salah satu materi yang penting untuk disampaikan (Kurniasari, 2012, 3).

Qur’an Hadits berasal dari kata al-Qur’an dan Hadits, yang

menjadi sumber dari ajaran agama Islam. Oleh karena itu menjadi kewajiban dalam mempelajari serta mengajarkan kepada setiap manusia terutama ummat islam, maka sangat pantas jika menjadi sub mata pelajaran tingkat pendidikan manapun.

Sebagaimana disebutkan bahwa mata pelajaran Al-Qur’ah Hadits

merupakan unsur mata pelajaran pendidikan agama Islam pada Madrasah

Tsanawiyah yang merupakan kepada peserta didik untuk memahami

Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran agama Islam dan mengamalkan

isi pandangannya sebagai petunjuk dan landasan dalam kehidupan

sehari-hari (Departemen Agama, 2004:4).

Mata pelajaran al-Qur’an Hadits bertujuan untuk meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap al-Qur’an dan al-Hadits, membekali peserta didik dengan dalil-dalil yang terdapat dalam al-Qur’an Hadits sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan, meningkatkan pemahaman dan pengamalan isi kandungan al-Qur’an dan al-Hadits yang dilandasi oleh dasar-dasar keilmuan tentang al-Qur’an dan hadits.

(http://qur’anhadits20.Wordpress/2011/04/10/pengenalanmatap

(38)

Depertemen agama (2004:20) Adapun fungsi dari mata

pelajaran Al-Qur’an dan Hadits pada madrasah memiliki fungsi

sebagai berikut:

Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan

ketaqwaan peserta didik dalam meyakini kebenaran ajaran Islam yang telah mulai dilaksanakan dalam lingkungan keluarga maupun jenjang pendidikan sebelumnya.

Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran islam peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau budaya lain yang dapat membahayakan diri peserta didik dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt.

Pembiasaan, yaitu menjadikan nilai-nilai Al-Qur’an dan Hadits sebagai petunjuk dan pedoman bagi peserta didik dalam kehidupanya sehari-hari.

(39)

7. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Mengatasi Kesulitan

Siswa Dalam Membaca Al-Qur’an.

Strategi guru pendidikan agama Islam adalah model pembelajaran yang diterapkan guru dalam mengajarkan pembelajaran agama Islam kepada siswa dengan strategi yang telah dipersiapkan dengan baik, untuk memudahkan siswa dalam menerima pembelajaran yang dilakukan agar kesulitan belajar siswa bisa teratasi dengan baik.

(40)

1. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan pendekatan yang dilakukan, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok (Sukmadinata, 2012: 60).

Jadi penelitian ini analisis datanya tidak menggunakan angka-angka, melainkan menggunakan teknik analitik deskriptif yaitu analisa yang diujikan bukan dengan angka-angka melainkan dalam bentuk laporan penjelasan secara deskriptif dengan pola pikir induktif. Cara berfikir induktif adalah cara menarik kesimpulan yang berangkat dari fakta-fakta dan peristiwa yang bersifat khusus kemudian disimpulkan dengan sifat umum.

2. Lokasi Penelitian

(41)

bagaimana guru PAI megajarkan pembelajaran al-Qur’an Hadits khusus mengajarkan membaca al-Qur’an kepada siswa.

3. Subjek Penelitian a. Guru PAI

Guru PAI disini bermaksut untuk mendapatkan informasi tentang strategi pembelajaran yang dilakukan seorang guru dalam pembalajaran.

b. Siswa

Adapun siswa untuk memperoleh hasil pembelajaran dari strategi yang telah dilakukan seorang guru didalam kelas

c. Kepala sekolah

Adapun kepala sekolah yaitu ingin mendapatkan data mengenai latar belakang siswa, serta keperluan-keperluan lainnya yang dianggap perlu.

4. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode dalam pengumpulan data adalah: a. Observasi

(42)

pengajaran berlangsung. b. Wawancara

Dalam wawancara, peneliti melakukan wawancara langsung denagn guru pembimbing (PAI), siswa dan kepala sekolah yang nantinya akan ditanyakan hal-hal yang dianggap perlu agar data yang diinginkan diproleh dengan akurat

c. Dokumentasi

Penelitian menggunakan metode ini untuk memperoleh data-data tertulis yang terkait dengan siswa, seperti data-data prestasi yang telah diproleh siswa, data-data lain seperti hasil-hasil perkembangan siswa yang telah didapat dan lain-lain.

5. Metode Analisis Data

Pengumpulan dan analisis data penelitian kualitatif bersifat interaktif, berlangsung dalam lingkaran yang saling tumpang tindih. Langkah-langkahnya biasa disebut strategi pengumpuan dan analisis data, tehnik yang digunakan fleksibel, tergantung pada strategi terdahulu yang digunakan dan data yang telah diperoleh.

(43)

pada kegiatan pengumpulan data. Kemudian merumuskan situasi penelitian, satuan dan lokasi yang dipilih serta informan-informan sebagai sumber data. Deskripsi tersebut merupakan pedoman bagi pemilihan dan penentuan sampel purposif.

b. Memulai Pengumpulan Data

Sebelum pengumpulan data dimulai, peneliti berusaha menciptakan hubungan baik, menumbuhkan kepercayaan serta hubungan yang akrab dengan individu-individu dan kelompok yang menjadi sumber data. Peneliti memulai wawancara dengan beberapa informan yang telah dipilih. Pengumpulan data melalui interview dilengkapi dengan data pengamatan dan data dokumentasi (triangulasi). Data tersebut selanjutnya dicatat, disusun dan dikelompokkan agar memudahkan dalam analisis data. c. Pengumpulan Data Dasar

(44)

diagram-diagram yang bersifat integratif. Setelah pola-pola dasar terbentuk, peneliti mengidentifikasi ide-ide dan fakta-fakta yang membutuhkan penguatan dalam fase penutup.

d. Pengumpulan Data Penutup.

Pengumpulan data berakhir setelah peneliti meninggalkan lokasi penelitian, dan tidak melakukan pengumpulan data lagi. Batas akhir penelitian tidak bisa ditentukan sebelumnya seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dalam proses penelitian sendiri. Akhir masa penelitian terkait dengan masalah, kedalaman dan kelengkapan data yang diteliti. Peneliti mengakhiri pengumpulan data setelah mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan atau tidak ditemukan lagi data baru.

e. Melengkapi

(45)

1. Letak Geografis.

SMA Muhammadiyah kasihan terletak di desa Tirtonirmolo, jl. Bantul Km.5 Mrisi Tamantirto Kasihan Bantul Propinsi Yogyakarta. Lembaga pendidikan suasta yang sudah terakreditasi A. Berikut data lahan sekolah SMA Muhammadiyah Kasihan:

a. Luas lahan seluruhnya : 1.193 m2 b. Luas banguan : 580m2 c. Luas lahan belum terbangun : 613 m2

d. Status kependidikan : milik sendiri / yayasan Muhammadiyah

Dari data tersebut maka bisa dilihat luas lahan sekolah SMA Muhammadiyah Kasihan ini tidak begitu luas, Berikut gambaran gedung SMA Muhammadiyah Kasihan.

Gambar 1

(46)

dan Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta No. 056/1.13.1/2 .80 pada tanggal 28 Juli 1980 dengan keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No: 0437/H/1986 tentang pembaharuan persetujuan pendiri sekolah swasta dikeluarkan pada tanggal 28 Mei 1986.

Seiring perubahan zaman SMA Muhammadiyah Kasihan ini terus mengalami perkembangan yang cukup pesat. SMA Muhammadiyah Kasihan terus berusaha membenahi diri untuk lebih maju, agar dapat bersaing dengan sekolah-sekolah yang berada di daerah Yogyakarta serta bisa bersaing dengan sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Maka untuk mewujudkan hal tersebut, SMA Muhammadiyah Kasihan berbenah diri untuk meningkatkan kualitas proses pembeljaran serta memiliki visi dan misi serta tujuan sebagai berikut:

2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah SMA Muhammadiyah Kasihan. a. Visi

1). Muslim Cakap Berakhlak Mulia. b. Misi.

1). Melaksanakan pembinaan budaya Islam.

2). Melaksanakan pembelajaran intensif dalam rangka pengembangan potensi akademik dan non-akademik.

(47)

keindahan, kekeluargaan, dan kerindangan).

7). Menggiatkan promosi SMA Muhammadiyah Kasihan kepada masyarakat.

8). Mewujudkan performance Sekolah Unggul.

c. Tujuan.

1). Meningkatnya kemampuan akademik dan non akademik siswa sesuai kurikulim.

2). Meningkatkan budaya disiplin dan belajar. 3). Seluruh siswa memiliki kecakapan hidup.

4). Meningkatkan potensi siswa secara individu/kelompok. 5). Mewujudkan kader Muhamadiyah yang tangguh

6). Terujudnya siswa dan alumni melanjutkan ke perguruan tinggi atau masuk dunia kerja dan memiliki peran dalam masyarakat 7). Meningkatkan performance sekolah

(48)

Negara, beramal menuju terwujudnya masyarakat utama, adil makmur yang diridhai Allah SWT.

2) Memajukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan keterampilan umat Islam dan pembangunan masyarakat serta Negara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

3) Bersama pemerintah memajukan penyelenggaraan pendidikan dan kebudayaan sesuai dengan UUD 1945.

b. Tujuan Khusus.

1) Menciptakan lapangan kerja warga Muhammadiyah. 2) Menyiapkan kesejahtraan tambang bagi karyawan.

3) Menyalurkan bakat. kreativitas dan hasrat beramal ibadah bagi warga Muhammadiyah.

4) Tempat melatih dan membina kader pimpinan Muhammadiyah. 5) Membantu pemerintah dalam bidang mengurangi pengangguran

dan penyakit masyarakat akibat putus sekolah, droup out. 3. Keadaan Siswa

(49)

berasal dari latarbelakang yang kurang mampu dalam hal ekonomi serta siswa yang bermasalah, seperi orag tua yang brokenhom, cerai serta siswa yang dikeluarkan dari sekolah lain lalu diterima di SMA Muhammadiyah Kasihan ini (Wawancara dengan Ibu Hartati 15 mey 2016)”

Ungkapan diatas dapat dipahami bahwasanya siswa di SMA Muhammadiyah Kasihan ini kebanyakan siswa yang bermasalah baik itu permasalahan yang timbul dari internal maupun eksternal.

“Kebanyakan siswa-siswa masih kurang termotivasi dalam pembelajaran agama Islam, terutama banyak siswa yang masih terbata-bata dalam membaca al-Qur’an (Wawancara dengan bapak joko 15 mey 2016)

Siswa-siswa di SMA Muhammadiyah Kasihan ini masih banyak yang terbata-bata dalam membaca al-Qur’an, ungkapa diatas sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan ketika peneliti melaksanakan PPL di SMA Muhammadiyah Kasihan.

(50)

Kelas

Jumlah siswa Jumlah

keseluruhan Putra Putri

X 18 18 36

XI IPA 11 9 20

XI IPS 15 5 20

XII IPA 11 5 16

XII IPS 8 8 18

Jumlah 63 45 108

Tabel tersebut merupakan data siswa yang bersekolah di SMA Muhammadiyah Kasihan, dari data tebel diatas maka dapat dilihat bahwasanya jumlah siswa yang bersekolah di SMA ini tidak terlalu bayak, yakni hanya berjumlah 108 siswa, tergabung siswa laki-laki dan perempuan. Dengan ukuran sekolah yang tidak terlalu luas maka pantas pula dengan jumlah siswa tersebut diatas.

a. Prestasi Yang Pernah Diraih.

(51)
(52)

13 Deni X Khitib 19 juli 2008 Juara II 14 Ngatini Xii ipa MKQ 29 juli 2008 Juara II

Tabel tersebut merupakan data prestasi yang pernah diraih siswa SMA Muhammadiah Kasihan, maka dari itu dapat kita lihat bahwa siswa SMA Muhammadiyah kasihan ini pernah mengharumkan sekolah SMA Muhammadiyah Kasihan, yakni pernah mendapat juara dari kegiatan-kegiata lomba yang diaadakan di sekitar jogja. Namun jika kita lihat prestasi-prestasi yang telah diraih hanya di tahun 2007 sampai 2008 tentu hanya di beberapa priode saja, yang menandakan adanya penurunan prestasi siswa disetiap tahunnya. Berikut piagam yang pernah diraih.

4. Tenaga Kependidikan.

(53)

Nama guru Gelar Pendidikan Jurusan/prodi

Agus junianto S.Kom S1 Lainnya

Agustin budihayati putri

S.Pd S1 Pen

kewarganegaraan

Alfian setia pratama

SMA Lainnya

Ambar sumirat Dra,M.Pd S1 IPA

Ani uslimah S.Pd S1 Tekhnik pendidikan

Arifah yulianti SMA Bimbingan konseling

Arifin albani muslih

S.Pd S1 Lainnya

Arsianti widianingsih

Drs S1 Bahasa inggris

Dalhari S.Pd S1 Lainnya

Dedi susila S.Pd S1 Bahasa inggris

Dwi noviantoro S.Pd S1 Seni budaya

Fredi eko handoyo S.Pd S1 Ekonomi

Is dwiyanti S.Pd S1 Kimia

(54)

Mardina rahmawati

S.Sos S1 Sosiologi

Martinam S.Pd S1 Sejarah

Mulat miarsih S.Sos S1 PAI

Niken diah anggraini

S.Pd S1 Matematika

Novi yuliastuti S.Pd S1 Pen agama khatolok

Parjio S.S. S1 Lainnya

Prantini S.S, S.Pd S1 Bahasa Indonesia

Puri handayani Drs S1 Muatan local bahasa

daerah

Retno miasih S.Pd S1 Sejarah

Subana aris sunarka

Drs S1 Fisika

Suhartati Dra S1 IPS

Sukatmi B.A D3 Bimbingan dan

konseling

Suyanta S.Pd S1 Fisika

(55)

dari guru tetap maupun guru tidak tetap. Guru-guru yang mengajar di SMA Muhammadiyah Kasihan ini tentu guru yang sudah berkompeten dengan keahliannya masing-masing sesuai dengan serjana yang telah didapatinya. Namun dari sekian banyak guru yang ada, yang menjadi perhatian khusus adalah kurangnya tenaga pendidik yang mengajarkan pembelajaran PAI, Karena guru PAI yang mengajar di SMA Muhammadiyah Kasihan ini masih berjumlah dua orang, namun hanya satu guru yang sangat berperan mengambil semua sub-sub metapelajaran, adapun guru yang satunya hanya dating satu kali dalam satu minggu yakni hanya megajarkan pembelajaran satu mata pelajaran saja.

5. Kurikulum SMA Muhammadiyah Kasihan.

SMA Muhammadiyah Kasihan memnggunakan kurikulim 2006 ( KTSP), Kurikulum yang diterapkan di SMA Muhammadiyah Kasihan yaitu menerapkan pola waktu belajar mulai jam 07.00 s.d 21.30 WIB serta buku ajar yang digunakan berasal dari pemerintah yaitu sama dengan sekolah umum biasanya.

6. Sarana Dan Prasarana.

(56)

prasarana

Perpustakaan 1 ruang Kurang

baik

Dipakai

Ruang keterampilan 1 ruang Kurang baik

Dipakai

Lapangan olahraga 1 ruang Baik Dipakai

(57)

Dari tabel diatas maka dapat lihat jumlah sarana dan prasarana sudah cukup lengkap, namun jika sarana ini digunakan oleh siswa maka siswa tentunya harus saling bergantian, karena jumlahnya yang kurang banyak yang menandakan perlunya mengandakan atau memperbanyak sarana dan prasarana itu sendiri yang tentunya akan mengganggu kehusukan siswa dalam belajar.

7. Gambaran Siswa Dan Strategi Dalam pembelajaran.

Keadaan siswa yang bersekolah di SMA Muhammadiyah Kasihan memang cukup memprihatinkaan, dimana siswa sangat membutuhkan perhatian dalam belajar, terjadinya kondisi semacam ini tentu akan menyebabkan kesulitan siswa dalam belajarnya, ketika melakukan observasi ternyata banyak siswa yang masih belum bisa dalam membaca Quran serta adanya kesulitan siswa dalam dalam membaca ayat-ayat al-Qur’an tersebut. Adapun faktor penyebab diantaranya faktor ekonomi

(58)

pembahasan tentang mengenai data-data yang diproleh dalam pelaksanaan penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tahun ajaran 2015-2016, yaitu pada guru PAI dalam mata pelajaran al-Qur’an hadits serta siswa-siswa SMA muhammadiyah kasihan.

Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyak Kasihan yang terletk di jalan Bantul KM.5 Mrisi Tirtonirmolo. SMA Muhammadiyah ini sebuah lembaga pendidikan yang dibawah yayasan Muhammmadiyah. Adapun letak sekolah SMA Muhammadiyah Kasihan ini memang kurang strategis, dimana terletak agak jauh dari jalan raya Bantul dengan akses jalan transportasi. Adapun data-data penelitian yang dibutuhkan nantinya yaitu data mengenai strategi guru dalam mengajar, hasil siswa dalam belajar, faktor pendukung serta penghambat siswa dalam belajar.

2. Deskripsi Subjek Penelitian.

(59)

bermacam-macam, seperti siswa yang dikeluarkan dari sekolah lain, siswa yang bermasalam dalam keluarga, seperti permasalahan ekonomi dan lain sebagainya. Dalam hal ini, maka peneliti ingin meneliti sterategi seorang guru PAI dalam menerapkan strategi pembelajaran dimana yang telah diketahui menangani anak yang semacam ini pasti memeiliki strategi yang khusus dalam pembelajarannya.

3. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian.

(60)

Guna strategi pembelajaran adalah untuk memudahkan siswa dalam menerima materi pembelajaran. SMA Muhammadiyah Kasihan merupakan lembaga pendidikan dibawah naungan Muhammadiyah, adapun siswa yang bersekolah di SMA Muhammadiyah Kasihan ini merupakan siswa yang membutuhkan perhatian khusus dalam pembelajaran, karena kebanyakan siswa yang bersekolah di SMA Muhammadiyah Kasihan ini siswa yang bermasalah, seperti permasalahan ekonomi, permasalahan keluarga yang menyebabkan kurangnya minat siswa untuk belajar. Sehubungan dengan hal tersebut maka sekolah harus ekstra dalam mengajarkan pembelajaran kepada siswa yang bermasalah seperti diatas, karena mengajarkan pembelajaran kepada siswa semacam ini relatif lebih sulit dibandingkan dengan siswa yang normal.

(61)

bacaan ke papan tulis (teks ayat-ayat al-Qur’an), kemudian guru membaca ayat tersebut, adapun semua siswa dituntut untuk mengikuti apa-apa yang telah dibacakan. Setelah selesai dibacakan, selanjutnya siswa disuruh untuk mengulang membaca ayat-ayat tersebut dengan bimbingan dari guru, hanya saja guru yang mengarahkan. Selanjutnya, siswa membaca secara perorangan”. Tidak jarang guru menyuruh siswa maju ke depan untuk mencatat ayat yang telah di pilih .” (Wawancara dengan bapak Joko, 06 mey 2016)”.

Ungkapan guru mengenai model pembelajaran yang dilakukan ketika pembelajaran didalam kelas, maka dapat dipahami bahwa strategi yang dilakukan cukup menarik, karena siswa diajak untuk aktif ketika melakukan pembelajaran seperti menulis ayat, membacakan ayat, bahkan menghafal ayat.

(62)

Terlihat siswa maju kedapan kelas untuk mencatat ayat, membacakan ayat, serta menghafal ayat. (Observasi pada tanggal 26 juli 2016).

(63)

Observasi juga dilakukan ketika guru melakukan pengajaran di kelas XI . Maka terlihat model pembelajaran yang dilakukan.

(64)

Dari kegiatan diatas terlihat kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran.

(65)

Begitu pula pembelajaran yang dilakukan ketika mengajar dikelas XII, terlihat kegiatan yang dilakukan yaitu:

Adapun yang dilakukan, siswa maju kedepan kelas untuk mencatat ayat dipapan tulis dengan bimbingan dari guru. Disela-sela itu juga guru sambil menjelaskan hukum-hukum tajwid, makhrojnya serta mencontohkan cara pengucapanya.

Gambar 6

(66)

Qur’an hadits, adapun yang dilakukan, guru melanjutkan

pembelajaran minggu yang lalu dengan cara berceramah untuk menjelaskan makna kandungan dari ayat yang telah dipelajari pada hari sebelumnya (obsrvasi pada tanggal 28 juli 2016).

Gambar 7

Gambar ketika pembelajaran berlangsung ( Kls XII )

“Untuk kelas XII pembelajaran yang dilakukan berbeda dengan kelas X dan kelas XI, karena kebanyakan siswa kelas XII sudah bisa dalam membaca al-Qur’an untuk itu pengajaran yang dilakukan biasanya menjelaskan makna dari kandungan ayat-ayat al-Qur’an mengenai materi pembelajaran” (wawancara dengan pak joko 06 mey 2016).

(67)

kelas XII, ini tentu dikarenakan kemampuan antara siswa kelas X berbeda dengan kemampuan siswa kelas XI, begitu pula siswa kelas XII.

b. Strategi pembelajaran membaca al-Qur’an diluar kelas

Adapun strategi lain dilakukan agar siswa bisa cepat belajar membaca al-Qur’an dengan mudah yaitu menyediakan waktu khusus di luar jam mata pelajaran. Adapun hasil wawancara yang dilakukan adalah:

“Untuk memotivasi serta memudahkan siswa dalam belajar membaca al-Qur’an, maka diadakan kegiatan CPA (clup-clup penghafal al-Qur’an), penghafalan al-Qur’an ini dilakukan setiap pagi sebelum memasuki kelas tepat sebelum melakukan sholat duha. Kegiatan ini ritin dilakukan setiap pagi sebelum melaksanakan sholat duha”(wawancara dengan Imam 26 juli 2016)

(68)

hafalan mereka oleh guru, ketika itu guru mengamati bacaan dari setiap penyetor dan ketika ada kesalahan dalam membacanya guru langsung meperbaiki bacaan yang salah tersebut (Observasi 28 juli 2016).

Gambar 8

Kegiatan Ketika CPA (Clup Pembaca Al-Qur’an)

(69)

Adapun yang dilakukan ketika melakukan CPA sama halnya dengan observasi pada hari sebelum-sebelumnya. Maksudnya terlihat siswa sedang menyetor hafalan-hafalan yang telah mereka hafal, dan guru mengkoreksi hafalan-hafalan siswa (Observasi pada tanggal 2 agustus 2016).

Gambar 9

(70)

masing.” (Wawancara dengan imam pada tanggal 26 juli 2016)

Ungkapan diatas terlihat strategi yang dilakukan yaitu mengadakan tadarrusan pagi agar siswa lebih sering dan terbiasa dalam membaca al-Qur’an serta sebagai pembelajaran bagi siswa agar bisa lancar dan faseh ketika membaca al-Qur’an.

Adapun yang dilakukan, guru membacakan ayat-ayat al-Qur’an ayat per ayat, lalu siswa mendengarkan dan mengulangi

bacaan yang telah dibaca oleh guru pengajar. Setelah guru selesai membacakan ayat, lalu mengartikan ayat tersebut sambil menjelaskan makna dari ayat yang telah dibacakan (Observasi pada tanggal 26 juli 2016).

Gambar 10

(71)

CPA dan kegiatan tadarrus pagi tentu yang diharapkan siswabisa siswa bisa membaca al-Qur’an dengan lebih baik. Adapun strategi semacam ini salah satu strategi yang diterapkan ketika diluar jam pembelajaran sebelum siswa memasuki kelas.

c. Strategi pembelajaran di luar jam sekolah

“Strategi lain yang dilakukan SMA Muhammadiyah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an yaitu mendatangkan mahasiswa-mahasiswa relawan untuk mengajarkan siswa-siswa dalam belajar membaca al-Qur’an, yang dilakukan di masjid SMA Muhammadiyah Kasihan diluar jam sekolah” (wawancara dengan pak joko 06 mey 2016)

Dari ungkapan diatas bisa kita lihat keseriusan guru untuk meningkatkan pembelajaran agar siswa mampu membaca al-Qur’an dengan baik dan benar, dengan mendatangkan mahasiswa

(72)

al-mengajarkan pembelajaran membaca al-Qur’an, namun hal tersebut sudah tidak dia dakan lagi (wawancara dengan ibuk kepala sekolah 28 juli 2016)

Walaupun strategi semacam ini sudah tidak diadakan lagi, namun setidaknya sekolah telah merancang strategi agar siswa bisa belajar dengan baik dalam hal belajar membaca al-Qur’an.

Strategi pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) yang dilakukan guru kepada siswa yang bermasalah, sudah cukup berfariasi, Mulai dari model pembelajaran yang dilakukan didalam kelas, menambah waktu di luar jam pembelajaran seperti CPA (Clup Penghafal Al-Qur’an) hingga mendatngkan guru khusus untuk membina bacaan siswa dalam membaca al-Qur’an.

2. Hasil dari strategi yang dilakukan

Untuk mengatakan adanya keberhasilan yang dialami oleh siswa dalam membaca al-Qur’an, cara guru dalam memberikan nilai terhadap siswa yaitu dengan merujuk pada buku Iqra’ klasikal yang di tulis oleh KH. As’ad Humam yang diterbitkan

(73)

sudah bisa menguasai tajwid-tajwid dalam al-Qur’an, sedangkan kategori cukup, siswa hanya bisa membaca al-Qur’an namun belum menguasai hukum bacaan secara keseluruhan, namun kategori kurang, yaitu siswa yang masih terbata-bata dalam merangkai dari ayat-ayat al-Qur’an.

Strategi pembelajaran yang dilakukan guru PAI SMA Muhammadiyah Kasihan sudah cukup baik untuk pembelajarana terhadap siswa yang bermaslahan. Karena strategi pembelajaran yang dilakukan cukup bervariasi dan menarik. adapun pencapaian yang dialami oleh siswa adalah: Berikut hasil wawancara yang telah dilakukan mengenai hasil pencapaian siswa.

(74)

strategi yang bervariasi, kesulitan yang dialami oleh siswa dalam membaca al-Qur’an dapat diatasi dengan baik dan strategi yang dilakukan dapat dikatakan berhasil.

Adapun keberhasilan ini diukur dari acuan dalam penilaian membaca al-Qur’an yang diterbitkan oleh AMM, seperti apabila siswa sudah lancar dalam membaca al-Qur’an beserta tajwidnya maka diberi penilaian baik, sedangkan siswa yang bisa membaca namun belum memahami tajwid maka dapat diberi nilai cukup, namun siswa yang masih terbata-bata dalam membaca al-Qur’an maka diberi nilai kurang.

Adapun hasil dari peningkatan ini dapat dilihat dari keberhasilan siswa dalam mengikuti ujian semester tahun 2015/2016 pada mata pelajaran al-Qur’an hadits. Berikut hasil wawancara yang dilakukan kepada siswa:

(75)

ketika melaksanakan ujian akhir semester.

Berikut observasi yang dilakukan ketika siswa sedang melaksanakan ujia akhir semester pada mata pelajaran al-Qur’an hadits, ketika melakukan observasi, terlihat siswa sedang mengerjakan soal-soal ujiandengan tekun. Adapun guru pengawas bertugas mengawasi ketika siswa sedang melakukan ujian (Observasi pada tanggal 21 mey 2016). Berikut gambar ketika siswa sedang melakukan ujian akhir semester.

Gambar 11

(76)

Adapun keberhasilan lain dari strategi yang dilakukan adalah:

“Setelah mengadakan kegiatan CPA, sangat banyak peningkatan yang dialami oleh siswa, seperti hafalan siswa bertambah banyak serta sudah mulai mengenal hukum tajwid-tajwid dalam al-Qur’an.” (Wawancara dengan imam 2 agustus 2016).

Dari ungkapan diatas maka terlihat bahwa statistik peningkatan siswa dalam menghafal al-Quran bertambah baik, serta siswa mulai memahami hukum bacaan dalam al-Qur’an. Dengan kemajuan yang dialami oleh siswa maka berarti stretegi yang diterapkan dapat dikatakan berhasil.

“Kegiatan CPA memang melelahkan, karena dirumah harus menghafal ayat-ayat pendek yang telah ditentukan, hafalan tersebut akan di tes ketika kegiatan CPA, namun dengan kegiatan ini hafalan saya semakin hari bertambah banyak karena setiap hari setoran minimal 2 surah pendek ” (Wawancara dengan irvan pada tanggal 2 agustus 2015).

(77)

dipilih langsung peneliti agar terlihat bahwa semu siswa siap jika terpilih untuk di uji. Setelah melakukan pemilihan maka siswa yang terpilih yaitu bernama Irfan Saputra siswa kelas XI (Observasi untuk tes hafalan siswa 11 agustus 2016) . Berikut gambar yang diambil.

Gambar 12

Tes kemampuan hafalan siswa.

(78)

al- Qur’an hadits)

b. Siswa sudah bisa membaca ayat al-Qur’an dengan baik c. Siswa mau mengikuti pembelajaran dengan dengan

tekun

d. Semakin bertambahnya hafalan ayat-ayat pendek siswa setiap harinya

Dari ungkapan diatas dapat diamati bahwa dengan strategi yang bervariasi maka dapat merubah cara pembelajaran siswa serta dapat meninhkatkan bacaan al-Qur’an siswa. Dimana awalnya siswa masih terbata-bata dalam membaca al-Qur’an, dan setelah menggunakan strategi diatas maka bacaan al-Qur’an siswa menjadi lebih baik, serta kemampuan tajwid dalam membaca al-Qur’an juga semakin meningkat. Untuk itu strategi yang dilakukan

dapat dikatakan berhasil.

Keberhasilan ini dibuktikan ketika melakukan tes BTA kepada siswa, siswa yang akan di tes merupakan siswa yang telah dipilih langsung oleh guru PAI, adapun siswa yang telah dipilih merupakan siswa yang sebelumnya masih belum terlalu baik dalam membaca al-Qur’an.

(79)

siswa dalam membaca al-Qur’an: Tabel 5

Data nilai bacaan al-Qur’an siswa

No Nama Siawa kls Hasil ( sebelum) Hasil (sesudah)

1 Iqbal XI 4 7

2 Irfan XI 3 7

3 Yusron XI 5 8

4 Risma XII 5 7

5 Irfan XII 6 8

6 Novi XII 6 8

7 Riska XII 5 7

(80)
(81)

pembelajaran juga semakin meningkat. Dari ungkapan guru serta dibuktika dengan hasil tes langsung mengenai bacaan al-Qur’an siswa, maka peningkatan siswa dalam membaca al-Qur’an semakin bertambah baik, untuk itu dengan menggunakan strategi yang bervariasi diatas maka kesulitan siswa dalam membaca al-Qur’an dapat teratasi dengan baik dan strategi yang dilakukan dikatakan berhasil.

3. Faktor Pendukung Dan Penghambat.

a. Faktor pendukung.

Faktor pendukung merupakan salah satu faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan siswa dalam belajar membaca al-Qur’an, yang berarti faktor pendukung ini harus selalu digunakan

ketika melakukan kegiatan pembelajaran agar pembelajaran bener-benar berhasil ketika adanya faktor tersebut.

(82)

Qur’an. Dengan kodisi semacam ini tentu pembelajaran akan

dilakukan akan mudah menuju keberhasilan, karena pembelajaran membaca al-Qur’an akan lebih serius dan khusus.

Adapun faktor pendukung dalam pembelajaran/strategi belajar al-Qur’an hadits yaitu:

1) Jika siswa berasal dari alumni SMP muhammadiyah, kebanyakan siswa sudah mampu dalam membaca al-Qur’an. Adapun yang dimaksud disini adalah mengenai

gambaran siswa yang berasal dari SMP/ sederajat yang berasal dari yayasan Muhammadiyah, biasanya kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an sudah digolongkan baik.

2) Tersedianya buku pendamping seperti buku al-Qur’an hadis. Adalah selalu tersedianya buku acuan ketika melakukan pembelajaran al-Qur’an adits untuk memudahkan siswa dalam pembelajaran.

(83)

al-memudahkan siswa mencari bahan belajar ketika ingin membaca materi yang diinginkan terutama dalam membaca al-Qur’an.

5) Adanya al-Qur’an digital. Yaitu sebagai alat dalam pembelajaran bagi siswa agar pembelajaran bisa dilakukan semenarik mungkin sesuai yang diinginkan oleh siswa.

Gambar

Gambar lahan dan gedung SMA Muhammadiyah Kasihan
Tabel tersebut merupakan data siswa yang bersekolah di SMA
Tabel Prestasi Yang Pernah Diraih Oleh Siswa
Tabel 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini disusun berdasarkan data lapangan yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi, dan memperoleh

Implementasi mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits terhadap bacaan al- Qur‟an siswa kelas X Madrasah Aliyah Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa sangat berperan selama

Metode merupakan hasil dari kemantangan belajar sang pendidik terhadap dirinya sendiri. Tidak semua guru dapat menjalankan metode yang sama dengan kualitas yang sama,

Adapun judul skripsi ini adalah “Studi Deskripsi Tentang Kemampuan Membaca Al Qur’an Mata Pelajaran Al Qur’an Hadits Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al

Pembelajaran efektif dan berhasil apabila peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun sosial dalam pembelajaran. Metode yang digunakan guru mata

Observasi aktifitas siswa dan evaluasi guru dalam proses belajar mengajar selama siklus II disajikan pada tabel berikut ini.. Dari data observasi penilaian anak tersebut

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) adapun formulasi strategi yang dibuat guru Al-Qur‟an Hadist dalam meningkatkan kemampuan membaca Al- Qur‟an siswa MI

Dari latar belakang masalah di atas, maka penulis akan melakukan penelitian terhadap masalah yang ada dan muncul dalm proses belajar mengajar terutama upaya guru pendidikan Agama Islam