PENGARUH PEMBERIAN DAGING BUAH DURIAN (Durio
zibethinus L.) TERHADAP KADAR PROFIL LIPID DARAH
SUKARELAWAN SEHAT
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
umatera Uta
OLEH:
FITRIA YULISSA
NIM 091501010
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PENGARUH PEMBERIAN DAGING BUAH DURIAN (Durio
zibethinus L.) TERHADAP KADAR PROFIL LIPID DARAH
SUKARELAWAN SEHAT
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
jukan untuk mUniversitas Sumatera Uta
OLEH:
FITRIA YULISSA
NIM 091501010
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PENGESAHAN SKRIPSI
PENGARUH PEMBERIAN DAGING BUAH DURIAN (Durio
zibethinus L.) TERHADAP KADAR PROFIL LIPID DARAH
SUKARELAWAN SEHAT
OLEH: FITRIA YULISSA
NIM 091501010
Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Pada Tanggal: 3 Februari 2014
Pembimbing I, Panitia Penguji,
Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. Prof. Dr. Urip Harahap, Apt. NIP 195311281983031002 NIP 195301011983031004
Pembimbing II, Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. NIP 195311281983031002
Dr. dr. Umar Zein, DTM&H., Sp.PD., KPTI . Drs. Rasmadin Mukhtar, M.S., Apt. NIP 195610141984121001 NIP 194909101980031002
Poppy Anjelisa, S.Si., M.Si., Apt. NIP 197506102005012003
Medan, Maret 2014 Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara Dekan,
Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia yang
berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul Pengaruh Pemberian Daging Buah Durian (Durio zibethinus L.) terhadap
Kadar Profil Lipid Darah Sukarelawan Sehat. Skripsi ini diajukan untuk
melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Sumadio
Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi yang telah menyediakan
fasilitas kepada penulis selama perkuliahan di Fakultas Farmasi. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt.
dan Bapak Dr. dr. Umar Zein, DTM&H., Sp.PD., KPTI., yang telah membimbing
penulis dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab, memberikan petunjuk dan
saran-saran selama penelitian hingga selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Urip Harahap, Apt., selaku ketua
penguji, Bapak Drs. Rasmadin Mukhtar, M.S., Apt., dan Ibu Poppy Anjelisa Z.
Hasibuan, S.Si., M.Si., Apt., selaku anggota penguji yang telah memberikan saran
untuk menyempurnakan skripsi ini, dan Ibu Prof. Dr. Siti Morin Sinaga, M.Sc.,
Apt., selaku dosen penasehat akademik yang telah banyak membimbing penulis
selama masa perkuliahan hingga selesai.
Penulis juga mempersembahkan rasa terima kasih yang tak terhingga
(Almh.), serta adikku Aidatul Oktavianda dan M. Ichsan Erlandi, yang telah
memberikan semangat dan kasih sayang yang tak ternilai harganya dengan
apapun. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa/i
Farmasi Klinis dan Komunitas serta Farmasi Sains dan Teknologi 2009 yang
selalu memberi dukungan dan semangat.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih belum
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang farmasi.
Medan, Maret 2014 Penulis,
Pengaruh Pemberian Daging Buah Durian (Durio zibethinus L.) Terhadap Kadar Profil Lipid Darah Sukarelawan Sehat
ABSTRAK
Durian merupakan buah yang banyak dijumpai terutama di negara-negara Asia Tenggara, salah satunya Indonesia. Setiap 100 gram daging buah durian mengandung 147 Kkal, 67 gram air, 28,3 gram karbohidrat, 2,5 gram lemak, 2,5 gram protein, 1,4 gram serat. Durian juga banyak mengandung vitamin B1,
vitamin B2, dan vitamin C serta kalium, kalsium, fosfor dan alkohol.Kandungan
kalori yang tinggi di dalam tubuh di simpan dalam bentuk trigliserida/lemak, kemudian diesterasi menjadi kolesterol. Durian memiliki kandungan kalori yang cukup tinggi, maka kebanyakan orang takut mengkonsumsi buah durian karena
dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah ada pengaruh pemberian daging buah durian terhadap peningkatan profil lipid dalam darah.
Penelitian ini menggunakan metode observasi klinik dengan tahapan penelitian yaitu pemeriksaan laboratorium terhadap kadar kolesterol, trigliserida, HDL dan LDL dalam darah sukarelawan sehat sebelum pemberian daging buah durian pada menit ke-15, 30, 60, dan 120 setelah pemberian daging buah durian sebanyak ± 200 gram dan data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Statistical Program Service Solution (SPSS).
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa dari 7 sukarelawan sehat tidak terdapat pengaruh pemberian daging buah durian terhadap peningkatan profil lipid darah dengan nilai signifikansi p > 0,05. Nilai signifikansi pada data kolesterol menit ke-15 setelah mengkonsumsi durian (p = 0,377), 30 menit setelah mengkonsumsi durian (p = 0,421), 60 menit setelah mengkonsumsi durian (p = 0,540), 120 menit setelah mengkonsumsi durian (p = 0,521). Nilai signifikansi data trigliserida pada menit ke-15 setelah mengkonsumsi durian (p = 0,192), 30 menit setelah mengkonsumsi durian (p = 0,253), 60 menit setelah mengkonsumsi durian (p = 0,203), 120 menit setelah mengkonsumsi durian (p = 0,144), dan nilai signifikansi dari data LDL pada menit ke-15 setelah mengkonsumsi durian (p = 0,442), 30 menit setelah mengkonsumsi durian (p = 0,775), 60 menit setelah mengkonsumsi durian (p = 0,905), 120 menit setelah mengkonsumsi durian (p = 0,906). Nilai signifikansi data HDL pada menit ke-15 setelah mengkonsumsi durian (p = 0,362), 30 menit setelah mengkonsumsi durian (p = 0,920), 60 menit setelah mengkonsumsi durian (p = 0,973), 120 menit setelah mengkonsumsi
durian (p = 0,595). Selain itu, mengonsumsi daging buah durian sebanyak ≤200 g
Effect of Meat Fruit Durian ( Durio zibethinus L.) Against Blood Lipid Profile Levels Healthy Volunteers
ABSTRACT
Durian is a fruit which is often found, especially in the countries of Southeast Asia, one of them is Indonesia. Every 100 grams of durian meat contains 147 kcal, 67 grams of water, 28.3 grams carbohydrates, 2.5 grams fat, 2.5 grams protein, 1.4 grams of fiber. Durian also contains vitamin B1, vitamin B2, and vitamin C as well as potassium, calcium, phosphorus and alcohol. Highcalorie contentin the bodyis storedin the form oftriglycerides/fat, thendiesterasiinto
cholesterol. Durian has a fairly high calorie content, then most people are afraid to
eat durian fruit because it can increase blood cholesterol levels. This study aims to determine whether there is the effect of durian meat to the increase in the blood lipid profile.
This study uses clinical observations with the laboratory research stage on cholesterol level, triglycerides, HDL and LDL in the blood of healthy volunteers before they given durian meat and minute 15, 30, 60, and 120 minutes after they consuming durian meat as much as ± 200 gram and obtained data was analyzed by using Statistical Program Service Solution (SPSS).
Statistical analysis showed that from 7 healthy volunteers found no effect of durian flesh to improving blood lipid profiles. With a significance value of p > 0.05. Significance on cholesterol values of data 15 minutes after eating durian (p = 0.377), 30 minutes after eating durian (p = 0.421 ), 60 minutes after eating durian (p = 0.540), 120 min after eating durian (p = 0.521). Significance value of data triglycerides at minute 15 after consuming durian (p = 0.192), 30 minutes after consuming durian (p = 0.253), 60 minutes after consuming durian (p = 0.203), 120 minutes after consuming durian (p = 0.144), and the significance of the data values in the LDL 15 minutes after eating durian after eating durian (p = 0. 442), 30 minutes after eating durian (p = 0.775), 60 minutes after eating durian (p = 0.905), 120 min after eating durian (p = 0.906). HDL significance value of data on the 15th minute after taking durian (p = 0.362), 30 minutes after eating durian (p = 0.920), 60 minutes after eating durian (p = 0.973), 120 min after
eating durian(p = 0.595). In addition, eating durian flesh as ≤ 200 g did not affect
the levels of lipid profile of healthy volunteers.
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
PENGESAHAN SKRIPSI ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Hipotesis ... 3
1.4 Tujuan Penelitian ... 3
1.5 Manfaat Penelitian ... 3
1.6 Kerangka Pikir Penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Uraian Tumbuhan ... 5
2.1.1 Sistematika Tumbuhan ... 5
2.1.2 Nama Daerah ... 5
1 kg durian, jumlah kalori yang ia dapatkan 1.470 Kkal atau sudah sebanding
dengan porsi makannya (Sindumarta, 2012).
Jumlah kalori dan sumber kalori (energi) yang digunakan mempunyai hubungan
dengan kenaikan kadar kolesterol di dalam darah. Berikut ini nilai kalori (energi)
dari zat makanan yang berfungsi sebagai sumber energi yang utama adalah
sebagai berikut: Protein: 4 kal/gram, Lemak: 9 kal/gram, Karbohidrat: 4 kal/gram
(Huli, 2001).
Berdasarkan keterangan di atas ternyata lemak mengandung nilai kalori yang
tertinggi, semakin tinggi kalori yang bersumber dari lemak, akan meningkatkan
kadar kolesterol di dalam darah. Keterkaitan kadar kolesterol dengan konsumsi
lemak sebagai sumber kalori menunjukkan peningkatan, sebab lemak sendiri
memberikan nilai tambah terhadap kenaikan kadar kolesterol (Almatsier, 2002).
Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara kadar kolesterol dalam darah dengan risiko penyakit jantung koroner
(PJK). Hasil penelitian yang dilakukan oleh klinik riset lipid di Amerika Serikat
menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang sama antara kadar kolesterol dengan
risiko penyakit jantung. Selain itu penelitian ini juga menemukan bahwa untuk
setiap penurunan 1% kadar kolesterol darah maka akan terjadi penurunan risiko
terhadap timbulnya penyakit jantung koroner sebesar 2% (Huli, 2001).
Berdasarkan hal diatas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui ada
atau tidaknya pengaruh pemberian daging buah durian terhadap peningkatan
profil lipid dalam darah.
2.1.4 Kandungan Tanaman Durian ... 6
2.1.5 Khasiat Tumbuhan ... 7
2.2 Profil Lipid ... 8
2.2.1 Definisi ... 8
2.2.2 Jenis-Jenis Lipid ... 9
2.2.3 Metabolisme Lipoprotein ... 14
2.3 Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kadar Lipid Darah ... 15
BAB III METODE PENELITIAN ... 21
3.1 Alat dan Bahan ... 21
3.1.1 Alat-alat ……….. 21
3.1.2 Bahan-bahan ……… 21
3.2 Penyiapan Sampel ... 21
3.2.1 Pengambilan Sampel ... 21
3.2.2 Identifikasi Sampel ... 22
3.2.3 Pemberian Sampel Pada Sukarelawan ... 22
3.3 Pemeriksaan Makroskopik sampel ... 22
3.4 Uji Observasi Klinis ... 22
3.4.1 Tempat Penelitian ... 22
3.4.2 Kriteria Inklusi Eklusi ... 22
3.5 Kelayakan Etik (Ethical Clearance) ... 23
3.6 Lembar Persetujuan tindakan Medis (Informed Consent) ... 23
3.7 Prosedur ... 24
3.7.1 Populasi Penelitian ... 24
3.7.3 Jumlah Pasien Subjek Penelitian ... 24
3.7.4 Tahapan dan Cara Kerja ... 24
3.8 Tindakan Keamanan ... 25
3.9 Analisa Data ... 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26
4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan ... 26
4.2 Hasil Pemeriksaan Makroskopik sampel ... 26
4.3 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Profil Lipid ... 27
4.3.1 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Kadar Kolesterol ... 27
4.3.2 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Kadar trigliserida ... 28
4.3.3 Hasil Pemeriksaan Laboratorium kadar LDL ... 31
4.3.4 Hasil Pemeriksaan Laboratorium kadar HDL ... 32
4.3.5 Hasil Pengukuran Tekanan Darah Sistol dan Diastol ... 34
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 37
4.1 Kesimpulan ... 37
4.2 Saran ... 37
DAFTAR PUSTAKA ... 38
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Data gizi durian matang tiap 100 gram ……… 6
Tabel 2.2 Klasifikasi Lipoprotein berdasarkan densitas ….…….... 8
Tabel 2.3 Angka total kolesterol ………...………... 10
Tabel 2.4 Ambang batas trigliserida dalam darah ………... 11
Tabel 2.5 Angka HDL kolesterol ……….…….... 12
Tabel 2.6 Angka LDL kolesterol ……..……… 14
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian ………... 4
Gambar 4.1 Daging buah durian yang digunakan sebagai sampel
penelitian ……….... 27
Gambar 4.2 Hasil rata-rata pemeriksaan kadar kolesterol 7
sukarelawan sehat ………... 28
Gambar 4.3 Hasil rata-rata pemeriksaan kadar trigliserida 7
sukarelawan sehat ……… 29
Gambar 4.4 Hasil rata-rata pemeriksaan kadar LDL 7 sukarelawan
sehat ……… 31
Gambar 4.5 Hasil rata-rata pemeriksaan kadar HDL 7 sukarelawan
sehat ……… 33
Gambar 4.6 Hasil rata-rata pemeriksaan nilai sistol 7 sukarelawan sehat ... 34
Gambar 4.7 Hasil rata-rata pemeriksaan nilai diastol 7 sukarelawan
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Identifikasi Tumbuhan ... 40
2. Sampel Penelitian ... ... 41
3. Alat Pemeriksaan Laboratorium ... ... 42
4. Dokumentasi Sukarelawan ... ... 45
5. Ethical Clearence ... ... 46
6. Informed Consent ... ... 47
7. Data Hasil Pemeriksaan Profil Lipid Sukarelawan ... ... 54
8. Analisis Statistik Pemeriksaan Kolestrol ... ... 57
9. Analisis Statistik Pemeriksaan Trigliserida ... ... 60
10. Analisis Statistik Pemeriksaa HDL ... ... 63
11. Analisis Statistik Pemeriksaan LDL ... ... 66
12. Analisis Statistik Pemeriksaan Sistol ... ... 69
Pengaruh Pemberian Daging Buah Durian (Durio zibethinus L.) Terhadap Kadar Profil Lipid Darah Sukarelawan Sehat
ABSTRAK
Durian merupakan buah yang banyak dijumpai terutama di negara-negara Asia Tenggara, salah satunya Indonesia. Setiap 100 gram daging buah durian mengandung 147 Kkal, 67 gram air, 28,3 gram karbohidrat, 2,5 gram lemak, 2,5 gram protein, 1,4 gram serat. Durian juga banyak mengandung vitamin B1,
vitamin B2, dan vitamin C serta kalium, kalsium, fosfor dan alkohol.Kandungan
kalori yang tinggi di dalam tubuh di simpan dalam bentuk trigliserida/lemak, kemudian diesterasi menjadi kolesterol. Durian memiliki kandungan kalori yang cukup tinggi, maka kebanyakan orang takut mengkonsumsi buah durian karena
dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah ada pengaruh pemberian daging buah durian terhadap peningkatan profil lipid dalam darah.
Penelitian ini menggunakan metode observasi klinik dengan tahapan penelitian yaitu pemeriksaan laboratorium terhadap kadar kolesterol, trigliserida, HDL dan LDL dalam darah sukarelawan sehat sebelum pemberian daging buah durian pada menit ke-15, 30, 60, dan 120 setelah pemberian daging buah durian sebanyak ± 200 gram dan data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Statistical Program Service Solution (SPSS).
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa dari 7 sukarelawan sehat tidak terdapat pengaruh pemberian daging buah durian terhadap peningkatan profil lipid darah dengan nilai signifikansi p > 0,05. Nilai signifikansi pada data kolesterol menit ke-15 setelah mengkonsumsi durian (p = 0,377), 30 menit setelah mengkonsumsi durian (p = 0,421), 60 menit setelah mengkonsumsi durian (p = 0,540), 120 menit setelah mengkonsumsi durian (p = 0,521). Nilai signifikansi data trigliserida pada menit ke-15 setelah mengkonsumsi durian (p = 0,192), 30 menit setelah mengkonsumsi durian (p = 0,253), 60 menit setelah mengkonsumsi durian (p = 0,203), 120 menit setelah mengkonsumsi durian (p = 0,144), dan nilai signifikansi dari data LDL pada menit ke-15 setelah mengkonsumsi durian (p = 0,442), 30 menit setelah mengkonsumsi durian (p = 0,775), 60 menit setelah mengkonsumsi durian (p = 0,905), 120 menit setelah mengkonsumsi durian (p = 0,906). Nilai signifikansi data HDL pada menit ke-15 setelah mengkonsumsi durian (p = 0,362), 30 menit setelah mengkonsumsi durian (p = 0,920), 60 menit setelah mengkonsumsi durian (p = 0,973), 120 menit setelah mengkonsumsi
durian (p = 0,595). Selain itu, mengonsumsi daging buah durian sebanyak ≤200 g
Effect of Meat Fruit Durian ( Durio zibethinus L.) Against Blood Lipid Profile Levels Healthy Volunteers
ABSTRACT
Durian is a fruit which is often found, especially in the countries of Southeast Asia, one of them is Indonesia. Every 100 grams of durian meat contains 147 kcal, 67 grams of water, 28.3 grams carbohydrates, 2.5 grams fat, 2.5 grams protein, 1.4 grams of fiber. Durian also contains vitamin B1, vitamin B2, and vitamin C as well as potassium, calcium, phosphorus and alcohol. Highcalorie contentin the bodyis storedin the form oftriglycerides/fat, thendiesterasiinto
cholesterol. Durian has a fairly high calorie content, then most people are afraid to
eat durian fruit because it can increase blood cholesterol levels. This study aims to determine whether there is the effect of durian meat to the increase in the blood lipid profile.
This study uses clinical observations with the laboratory research stage on cholesterol level, triglycerides, HDL and LDL in the blood of healthy volunteers before they given durian meat and minute 15, 30, 60, and 120 minutes after they consuming durian meat as much as ± 200 gram and obtained data was analyzed by using Statistical Program Service Solution (SPSS).
Statistical analysis showed that from 7 healthy volunteers found no effect of durian flesh to improving blood lipid profiles. With a significance value of p > 0.05. Significance on cholesterol values of data 15 minutes after eating durian (p = 0.377), 30 minutes after eating durian (p = 0.421 ), 60 minutes after eating durian (p = 0.540), 120 min after eating durian (p = 0.521). Significance value of data triglycerides at minute 15 after consuming durian (p = 0.192), 30 minutes after consuming durian (p = 0.253), 60 minutes after consuming durian (p = 0.203), 120 minutes after consuming durian (p = 0.144), and the significance of the data values in the LDL 15 minutes after eating durian after eating durian (p = 0. 442), 30 minutes after eating durian (p = 0.775), 60 minutes after eating durian (p = 0.905), 120 min after eating durian (p = 0.906). HDL significance value of data on the 15th minute after taking durian (p = 0.362), 30 minutes after eating durian (p = 0.920), 60 minutes after eating durian (p = 0.973), 120 min after
eating durian(p = 0.595). In addition, eating durian flesh as ≤ 200 g did not affect
the levels of lipid profile of healthy volunteers.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Durian sering dikenal dengan sebutan “raja dari segala buah” (King of Fruit), dan
durian adalah buah yang kontroversial. Meskipun banyak yang menyukainya,
sebagian orang lain tidak suka dengan aromanya. Durian berasal dari Asia
Tenggara, terutama Malaysia dan Indonesia. Disebut durian karena seluruh
kulitnya keras dan berlekuk-lekuk tajam menyerupai duri (Sunarjono, 2005).
Durian Indonesia yang banyak dicari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia
yang cinta durian diketahui mempunyai aroma yang tajam. Dengan aroma tajam
tersebut, masyarakat Indonesia merindukan durian untuk selalu dijadikan pusat
konsumsi. Tampaknya aroma tersebut juga menjadi pemicu masyarakat untuk
selalu memakan buah durian dalam jumlah yang sangat banyak. Disinilah letak
awal mula mitos durian yang dapat mengakibatkan timbulnya beberapa penyakit
pada penikmatnya (Rukmana, 1996).
Buah-buahan sebaik apapun kandungan gizinya, tetap saja harus diikuti dengan
pola konsumsi yang sesuai bagi para penikmatnya, tak terkecuali durian. Durian
sebagai buah favorit yang banyak memperdaya konsumennya untuk terus
memakannya dalam jumlah banyak mempunyai beberapa aturan makan yang
perlu diperhatikan (Sindumarta, 2012).
Durian merupakan buah yang banyak dijumpai terutama di negara-negara Asia
Tenggara, salah satunya Indonesia. Buah durian mengandung kalori yang tinggi.
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka perumusan penelitian
adalah apakah ada pengaruh pemberian daging buah durian terhadap peningkatan
profil lipid dalam darah.
1.3 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka hipotesis penelitian adalah
pemberian daging buah durian dapat meningkatkan profil lipid dalam darah.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh
pemberian daging buah durian terhadap peningkatan profil lipid dalam darah.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat mengetahui
pengaruh pemberian daging buah durian terhadap peningkatan profil lipid dalam
darah dan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai manfaat dan
dampak negatif dari durian.
1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap sukarelawan sehat. Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah daging buah durian seberat ±200 g dan kadar profil lipid dalam darah
sebagai variabel terikat. Parameter yang digunakan adalah kadar kolesterol,
Variabel bebas Varabel terikat Parameter
Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian.
1. Kadar kolesterol
2. KadarTrigliserida
3. Kadar HDL
4. Kadar LDL
Kadar profil lipid dalam darah Daging buah
durian seberat ±200 g
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Tumbuhan
Uraian tumbuhan meliputi sistematika tumbuhan, nama daerah, morfologi
tumbuhan dan khasiat tumbuhan.
2.1.1 Sistematika Tumbuhan
Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan durian diklasifikasikan sebagai berikut:
: Spermatophyta
: Dicotyledoneae
: Malvales
Famili : Bombacaceae
: Durio
Spesies : Durio zibethinus L
2.1.2 Nama Daerah
Durian di Jawa dikenal sebagai duren (bahasa Jawa, bahasa Betawi) dan
kadu (bahasa Sunda). Di Sumatera dikenal sebagai durian dan duren (bahasa
Gayo). Di Sulawesi, orang Manado menyebutnya duriang, sementara orang Toraja
duliang. Di Pulau Seram bagian timur disebut rulen (Rukmana,1996)).
2.1.3 Morfologi Tumbuhan
Pohon durian berukuran besar dan dapat mencapai tinggi hingga 30 m.
Durian mulai berbuah ketika mencapai umur 9 tahun, dari bunga sampai menjadi
hingga lonjong dan berduri. Buah durian berbiji banyak (antara 1-40 biji) dengan
daging buah membalut biji yang terdapat dalam ruang buah (juring). Buah
memiliki 1-7 ruang. Tiap ruang terdapat 1-6 buah biji (pongge). Tiap pongge
mengandung satu biji bernas atau kempes (Sunarjono, 2005).
2.1.4 Kandungan Tanaman Durian
Buah durian mengandung vitamin B1, B2 dan vitamin C. Kulit durian
mengandung minyak atsiri, flavonoid, saponin, unsur selulosa, lignin, serta
kandungan pati. Daunnya mengandung saponin, flavonoid dan polifenol,
sedangkan akarnya mengandung tanin (Anonim, 2010).
Kandungan karbohidrat, kalsium dan fosfor dalam buah durian cukup tinggi.
Selain itu, kandungan kalori pada buah durian juga cukup tinggi. Kandungan gizi
buah durian disajikan dalam Tabel 2.1.
Table 2.1 Data gizi durian matang tiap 100 gram
Jenis Zat Gizi Nilai Gizi
Energi 147 Kkal
Karbohidrat 27,09 g
Protein 1,47 g
Lemak Total 5,33g
Kolesterol 0 mg
Diatary Fiber 3,8 g
Asam Folat 36 mcg
Niasin 1,047 mg
Asam Panothenik 0,230 mg
Piridoksin 0,316 mg
Riboflavin 0,200 mg
Tiamin 0,374 mg
Vitamin C 19,7 mg
Sodium 2 mg
Potassium 436 mg
Mineral
Kalsium 6 mg
Copper 0,207 mg
Zat Besi 0,43 mg
Magnesium 30 mg
Mangan 0,325 mg
Fosfor 39 mg
Zinc 0,28 mg
Phyto – nutrients
Karoten-α 6 mcg
Karoten-β 23 mcg
(Sumber: USDA National Nutrient Data Base)(Sindumarta, 2012).
2.1.5 Khasiat Tumbuhan
Daun dan akar durian berkhasiat sebagai antipiretik dan daun durian yang
dihancurkan dapat juga digunakan untuk pasien yang demam yaitu dengan cara
diletakkan di atas dahi. Bagi orang yang mempunyai tekanan darah tinggi
dianjurkan agar menghindari buah durian karena dapat meningkatkan tekanan
darah, sedangkan kulit durian dapat digunakan sebagai penolak nyamuk. Kulit
buahnya untuk mengobati ruam pada kulit (sakit kurap) dan susah buang air besar
(sembelit). Kulit buah ini pun biasa dibakar dan abunya digunakan dalam ramuan
untuk melancarkan haid dan menggugurkan kandungan. Abu dan air rendaman
2.2 Profil lipid
2.2.1 Definisi
Profil lipid adalah unsur-unsur lemak dalam plasma yang terdiri dari kolesterol,
trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas. Tiga unsur yang pertama berkaitan
dengan protein tertentu (Apoprotein) membentuk lipoprotein yaitu kilomikron,
VLDL (Very Low Density Lipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein) dan
HDL (High Density Lipoprotein) masing-masing mempunyai unsur lemak dengan
kandungan yang berbeda-beda. Ikatan ini memungkinkan unsur lemak itu dapat
larut dalam darah dan kemudian dikirim ke seluruh jaringan tubuh. Penetapan
kadar lipid darah dalam plasma dilakukan dengan mengukur kadar total
kolesterol, HDL kolesterol, LDL kolesterol dan trigliserida. Profil lipid pada
umumnya diperiksa setelah subyek berpuasa 10-12 jam (Henry, 1984). Klasifikasi
lipoprotein berdasarkan densitas dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Klasifikasi lipoprotein berdasarkan densitas
Kelas Subgroup Lipoprotein
Komposisi Protein (%) Kolesterol
(%)
Sumber: Diadaptasi dari Henry (1984).
2.2.2 Jenis-Jenis Lipid
a. Kolesterol total
Kolesterol (C27 H45 OH) adalah alkohol steroid, semacam lemak yang
ditemukan dalam lemak hewani, minyak, empedu, susu, kuning telur, yang
Keberadaan dalam pembuluh darah pada kadar tinggi akan cenderung membuat
endapan/kristal/lempengan yang akan mempersempit atau menyumbat pembuluh
darah (Sutedjo, 2008).
Kolesterol memainkan peranan yang kritis sebagai komponen utama dari
membran sel dan sebagai precursor hormon steroid. Selain itu juga sebagai
prekursor asam empedu yang akan dibentuk di hati, disimpan di kandung empedu
dan disekresi di usus yang nantinya akan ikut berpartisipasi dalam penyerapan
lemak (Larsen, 2003).
Sebagian besar absorbsi kolesterol terjadi di usus kecil (middle dan
internal ileum) dan ketika absorbsi lemak dan kolesterol terjadi di usus kecil,
terjadi pemecahan misel yang akan mengurangi absorbsi kolesterol lebih jauh
(Burtis, 2006).
Ada beberapa pendapat tentang nilai optimal dari kolesterol darah dan
sampai batas berapa penyakit kardiovaskuler tersebut tidak terjadi. Kandungan
total kolesterol darah yang normal adalah 240 mg/dl. Sedangkan National
Cholesterol Education Program (NCEP) pada Adult Treatment Panel III (ATP
III) tahun 2001 menetapkan bahwa kadar total kolesterol darah normal adalah ≤
200 mg/dl, sedang/ambang batas tinggi adalah 200-239 mg/dl, dan tinggi adalah ≥
240 mg/dl. Kategori ketiga inilah yang termasuk hiperkolesterolemia (Soeharto,
Tabel 2.3 Angka total kolesterol
No Total Kolesterol Darah Kadar
1 Normal ≤ 200
2 Sedang/ambang batas tinggi (borderline
high)
200-239
3 Tinggi ≥240
Sumber: National Cholesterol Education Program (NCEP) pada Adult Treatment Panel III (ATP-III) 2001 (Soeharto, 2004).
b. Trigliserida
Trigliserida merupakan senyawa yang terdiri dari 3 molekul asam lemak
yang teresterisasi menjadi gliserol, disintesis dari karbohidrat dan disimpan dalam
bentuk lemak hewani. Dalam serum dibawa oleh lipoprotein, merupakan
penyebab utama penyakit arteri dibanding kolesterol. Peningkatan trigliserida
biasanya diikuti oleh peningkatan VLDL (Very Low Density Lipoprotein). Pada
peristiwa hidrolisis lemak-lemak ini akan masuk dalam pembuluh darah dalam
bentuk lemak bebas (Sutedjo, 2008).
Trigliserida adalah salah satu jenis lemak bukan kolesterol yang terdapat
dalam darah dan berbagai organ tubuh. Dari sudut ilmu kimia, trigliserida
merupakan substansi yang terdiri dari gliserol yang mengikat gugus asam lemak.
Mengonsumsi makanan yang mengandung lemak akan meningkatkan kadar
trigliserida dalam darah dan cenderung meningkatkan kadar kolesterol. Lemak
yang berasal dari buah-buahan seperti kelapa, durian dan alpukat tidak
mengandung kolesterol tetapi kadar trigliseridanya tinggi. Sejumlah faktor dapat
mempengaruhi kadar trigliserida dalam darah seperti kegemukan, makan lemak,
makan gula biasa dan minum alkohol (Soeharto, 2004).
Penelitian para ahli menegaskan bahwa peningkatan kadar trigliserida
Hipertrigliseridemia dapat menyebabkan peningkatan LDL Kolesterol dan
penurunan HDL Kolesterol. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa trigliserida
secara langsung dapat juga berperan sebagai faktor risiko yang independen,
terutama pada pria dan wanita yang berusia di atas 50 tahun. Walaupun pada usia
di bawah 50 tahun peranan trigliserida secara statistik hanya bersifat tidak
langsung. Rasio total kolesterol yang tinggi memang biasanya selalu diikuti oleh
kadar LDL Kolesterol yang tinggi dan HDL Kolesterol yang rendah. Sedangkan
jika rasio LDL/HDL antara 4 sampai 5 dan angka trigliserida di atas normal, maka
risiko penyakit kardiovaskuler meningkat, walaupun kadar LDL relatif rendah
(Soeharto, 2004). Nilai ambang batas trigliserida dalam darah dapat dilihat pada
Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Ambang batas trigliserida dalam darah
No LDL Kolesterol Darah Kadar (mg/dL)
1 Normal ≤ 150
2 Ambang Badan Tinggi 151-199
3 Tinggi 200-499
4 Sangat Tinggi ≥500
Sumber: National Cholesterol Education Program (NCEP) pada Adult TreatmentPanel III (ATP-III) 2001 (Soeharto, 2004).
c. HDL atau Kolesterol Baik
HDL (High Density Lipoprotein) merupakan salah satu dari tiga
komponen lipoprotein yaitu kombinasi lemak dan protein, mengandung kadar
protein tinggi, sedikit trigliserida dan fosfolipid, mempunyai sifat umum protein
dan terdapat pada plasma darah, disebut juga lemak baik yang membantu
membersihkan penimbunan plak pada pembuluh darah (Sutedjo, 2008).
HDL merupakan partikel kecil yang mengandung 50% protein, 20% kolesterol, 30
dan mengirimnya ke hati untuk ekskresi atau ke sel lain yang membutuhkan
kolesterol (Larsen, 2003).
HDL bersifat protektif terhadap kemungkinan terjadinya arteriosklerosis.
Bila kadar HDL dalam darah rendah maka risiko terhadap penyakit
kardiovaskuler pun meningkat, demikian pula sebaliknya. Walaupun sebagian
besar kolesterol dalam darah dibawa oleh LDL, jumlah sedikit yang dibawa HDL
cukup berarti. Oleh karena itu sangat penting kadar kolesterol HDL dalam darah
diperiksa, terutama bila seseorang memiliki sejarah keluarga yang memiliki
dislipidemia. HDL kolesterol yang bersifat menguntungkan dan melindungi
tersebut harus dipertahankan dalam kadar yang ideal yaitu ≥ 60 mg/dl, sebagai
upaya preventif terhadap kejadian arteriosklerosis. Seperti halnya dengan total
kolesterol dan LDL, untuk menilai tinggi rendahnya kadar HDL digunakan angka
standar dari NCEP (Soeharto, 2004). Nilai HDL kolesterol dapat dilihat pada
Tabel 2.5.
Tabel 2.5 Angka HDL kolesterol
No HDL Kolesterol Darah Kadar (mg/dL)
1 Rendah ≤ 40
2 Tinggi ≥ 60
Sumber: National Cholesterol Education Program (NCEP) pada Adult TreatmentPanel III (ATP-III) 2001 (Soeharto, 2004).
d. LDL atau Kolesterol Jahat
Low Density Lipoprotein (LDL) adalah lipoprotein dalam plasma yang
mengandung sedikit trigliserida, fosfolipid sedang dan kolesterol tinggi. LDL
mengandung paling banyak kolesterol dari semua lipoprotein dan merupakan
pengirim kolesterol utama dalam darah. Sel-sel tubuh memerlukan kolesterol
memperoleh kolesterol dari LDL. Walaupun demikian jumlah kolesterol yang bisa
diserap oleh sebuah sel ada batasannya. Oleh karena itu makin banyak lemak
jenuh atau makan makanan yang mengandung kolesterol yang tinggi akan
mengakibatkan kadar kolesterol dalam darah tinggi (Sutedjo, 2008).
Peningkatan LDL terjadi oleh karena penurunan dari katabolisme LDL
ataupun peningkatan dari biosintesis dan sekresi dari VLDL yang disebabkan oleh
tingginya masukan asam lemak bebas ke dalam hati (Larsen, 2003).
LDL kolesterol sering dianggap sebagai indikator dalam pemeriksaan
penyakit degeneratif karena LDL kolesterol banyak mengandung kolesterol.
Pengukuran kadarnya dalam darah dapat membantu dugaan adanya risiko
gangguan kardiovaskuler. Berdasarkan penelitian epidemiologik dan percobaan
binatang. Peningkatan LDL kolesterol berkaitan erat dengan insiden penyakit
jantung koroner (Huli, 2001).
Kadar LDL di dalam darah dianggap penting dalam hubungannya dengan
terbentuknya plak pada arteri. Manfaat lain memeriksakan kadar LDL dalam
darah adalah mengevaluasi lebih lanjut apakah total kolesterol pada ambang batas
tinggi disebabkan karena LDL yang tinggi atau karena HDL yang tinggi (Huli,
2001).
Untuk menilai tinggi rendahnya kadar LDL dalam darah, umumnya kita
membandingkan dengan angka standard dari NCEP (Soeharto, 2004). Nilai LDL
Tabel 2.6 Angka LDL kolesterol
No LDL Kolesterol Darah Kadar (mg/dL)
1 Optimal ≤ 100
2 Mendekati Optimal 100-129
3 Garis Batas Tinggi (borderline high) 130-159
4 Tinggi 160-189
5 Sangat Tinggi ≥ 190
Sumber: National Cholesterol Education Program (NCEP) pada Adult TreatmentPanel III (ATP-III) 2001 (Soeharto, 2004)
2.2.3 Metabolisme Lipoprotein
Metabolisme lipoprotein dapat terjadi melalui dua siklus, eksogen dan
endogen, yang kedua-duanya berpusat pada hati.
a. Siklus lemak eksogen
Makanan yang mengandung lemak diserap di usus kecil dan bergabung
dengan kilomikron yang disekresikan ke dalam limfa dan mencapai aliran darah
melalui thoracic duct. Di dalam sirkulasi, trigliserida dipindahkan dari lipoprotein
ini melalui aksi dari LPL. Enzim ini berada di tiap kapiler-kapiler jaringan tubuh,
dan paling dominan berada di jaringan adiposa dan muskuloskeletal. Ketika
kilomikron kehilangan trigliserida, maka kilomikron menjadi lebih kecil dan rata,
kemudian sisa-sisa kilomikron akan berpindah ke hati. Kolesterol akan digunakan
oleh hati untuk membentuk komponen membran sel atau asam empedu, atau
diekskresi ke dalam empedu.
b. Siklus lemak endogen
Hati mensintesa partikel VLDL yang mengalami pembentukan lemak yang
sama seperti kilomikron melalui aksi dari LPL. Hal ini akan mengakibatkan
menjadi low density lipoprotein (LDL). LDL masuk ke dalam sirkulasi oleh
karena afinitas reseptor LDL yang tinggi.
Partikel High density lipoprotein (HDL) diperoleh dari hati dan usus. HDL
diperoleh secara langsung dari hati, atau secara tidak langsung ditransfer ke
lipoprotein yang bersirkularisasi, yang nantinya akan kembali ke hati (Gaw, 2001).
2.3 Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kadar Lipid Darah
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kadar lipid darah dapat dibagi
menjadi 2 macam, yaitu faktor risiko yang dapat dikendalikan (eksternal) dan
yang tidak dapat dikendalikan (internal).
2.3.1 Faktor Risiko Eksternal
a. Konsumsi Gizi (Makanan/Minuman)
Masukan energi yang berlebihan baik energi yang berasal dari karbohidrat, lemak,
protein maupun alkohol dapat mempertinggi trigliserida dan kadar kolesterol
dalam darah (Gotera, dkk., 2006).
Bila kita makan banyak lemak jenuh atau bahan makanan yang kaya akan
kolesterol, kadar LDL kolesterol dalam darah kita tinggi, kelebihan LDL-C akan
melayang-layang dalam darah dengan risiko penumpukan atau pengendapan
kolesterol pada dinding pembuluh darah arteri (Soeharto, 2004).
b. Diabetes Mellitus
Hipertrigliserida merupakan suatu manifestasi dislipidemia yang sering
ditemukan pada Diabetes Mellitus. Pola dislipidemia yang disebabkan karena
penyakit diabetes mellitus adalah meningkatnya kadar trigliserida dan
menurunnya jumlah HDL. Selain itu pada penderita diabetes mellitus tipe 2,
aterogenik. Peningkatan trigliserida dapat disebabkan karena metabolisme
trigliserida yang tidak sempurna dan peningkatan VLDL yang diproduksi oleh
hati. Peningkatan partikel yang diproduksi oleh hati sendiri merupakan hasil
kelebihan masukan kalori dan hiperinsulinemia. Pada penderita diabetes mellitus,
untuk mencapai kadar gula darah yang relatif baik perlu kadar insulin yang tinggi
karena resistensi insulin. Insulin yang berlebihan mengakibatkan meningkatnya
pengesteran asam lemak bebas menjadi trigliserida sehingga timbul
hipertrigliserida. Selain itu resistensi insulin dapat mengakibatkan pengurangan
aktifitas lipoprotein lipase yang berfungsi untuk mengurangi produksi VLDL dan
kilomikron (Soeharto, 2004).
Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang tinggi dalam
darah cenderung menaikkan kadar kolesterol dan trigliserida (Soeharto, 2004).
c. Obesitas
Overweight adalah suatu kondisi dimana perbandingan berat badan dan
tinggi badan melebihi standar yang ditentukan, Sedangkan Obesitas adalah
kondisi kelebihan lemak baik di seluruh tubuh atau terlokalisasi pada bagian
tertentu seperti perut, pipi, paha, kaki dan lain sebagainya. Obesitas merupakan
peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila ditemukan total lemak tubuh > 25%
pada pria dan > 33% pada wanita (Baraas,1996).
Kelebihan lemak tubuh yamg terutama terlokalisir di bagian tengah
(Central Obesity) lebih erat hubungannya dengan tekanan darah dibanding dengan
penumpukan lemak tubuh di perifer. Pada penderita obesitas yang berusia 20-75
tahun mempunyai risiko terkena peningkatan kolesterol dengan risiko terkena
d. Konsumsi alkohol dan Kopi
Konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena
penyakit jantung. Selain itu dengan adanya asupan alkohol kadar kolesterol darah
dan LDL Kolesterol meningkat. Konsumsi kopi juga dapat meningkatkan kadar
kolesterol darah dan meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung.
Suatu penelitian di Australia telah membuktikan bahwa kopi dapat mempengaruhi
kadar kolesterol dan trigliserida (Waspadji, dkk., 2003).
e. Rokok
Hasil penelitian Framingham Heart Study menunjukkan bahwa merokok
menurunkan kadar HDL Kolesterol. Penelitian dilakukan terhadap 2000 orang
laki-laki dan 2000 orang perempuan yang berusia 20-49 tahun. Penurunan HDL
pada laki-laki rata-rata sebanyak 4,5 mg/dl dan pada perempuan 6,5 mg/dl. Pada
penelitian itu, faktor yang penting adalah jumlah batang yang dihisap perhari dan
bukan lamanya seseorang tersebut telah merokok (Soeharto, 2004).
f. Stres
Merupakan salah satu risiko terjadinya dislipidemia, karena disamping
dapat memicu adrenalin juga dapat meningkatkan kadar kolesterol. Walaupun
stres dibutuhkan dalam hidup ini, tetapi stres kronis yang berkepanjangan justru
akan merusak keseimbangan fungsi tubuh. Syaraf simpatis dipacu setiap saat dan
adrenalin pun membanjiri tubuh. Tekanan darah akan meningkat bersamaan
dengan meningkatnya kadar kolesterol darah. Hal ini yang akhirnya akan
g. Latihan (Aktivitas) Fisik
Latihan fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem
penunjangnya serta merupakan bagian dari usaha menjaga kebugaran, termasuk
kesehatan jantung dan pembuluh darah. Mereka yang aktif memiliki kemungkinan
yang rendah untuk terkena penyakit kardiovaskuler termasuk diantaranya
dislipidemia (Almatsier, 2002).
Olahraga dan aktifitas fisik juga dapat memperbaiki profil lemak darah,
yaitu menurunkan kadar kolesterol total, LDL kolesterol dan trigliserida. Bahkan
yang paling baik adalah dapat memperbaiki HDL, yaitu suatu jenis kolesterol
yang kadarnya sulit untuk dinaikkan. Di samping itu berbagai faktor risiko seperti
hipertensi, obesitas dan diabetes mellitus dapat diturunkan dengan menjalankan
olahraga yang tepat takaran, durasi dan frekwensinya (Almatsier, 2002).
2.3.2 Faktor Risiko Internal
a. Umur/Usia
Pertambahan usia meningkatkan risiko penyakit degeneratif secara nyata
pada pria maupun wanita. Hal ini mungkin merupakan pencerminan dari lamanya
terpapar faktor risiko digabung dengan kecenderungan bertambah beratnya derajat
tiap-tiap faktor risiko dengan pertambahan usia. Faktor usia mempunyai dampak
pada semua golongan usia kecuali pada keadaan dengan harapan hidup yang
sangat berkurang. Untuk mengetahui berapa besar usia yang mempengaruhi profil
lemak dalam darah, klinik Cooper di Dallas- USA telah meneliti 2000 orang
Tabel 2.7 Hubungan antara profil lemak dan usia Keterangan : Lk = Laki-laki
Pr = Perempuan
b. Jenis Kelamin
Laki-laki memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit
jantung dan pembuluh darah jika dibandingkan dengan perempuan pada usia
tertentu. Risiko laki-laki untuk terkena penyakit tersebut melampaui risiko pada
perempuan setelah usia remaja sampai usia sekitar limapuluhan. Perempuan dan
laki-laki dikatakan berisiko sama yaitu pada usia sekitar limapuluh tahun ke atas.
Pada tahun-tahun pre-menopause perempuan dilindungi oleh hormon estrogen
yang tidak dimiliki oleh kaum laki-laki. Hormon estrogen dapat mencegah
terbentuknya plak pada arteri dengan menaikkan kadar HDL dan menurunkan
kadar LDL, namun setelah masa menopause lewat kadar estrogen pada
perempuan menurun. Oleh karena itulah perempuan yang sudah mengalami
menopause memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan sebelum menopause.
Dengan demikian hormon estrogen dianggap sebagai proteksi terhadap terjadinya
c. Riwayat Keluarga Dislipidemia
Hasil studi pada pakar ilmu kedokteran menunjukkan bahwa berbagai
penyakit berhubungan dengan genetik atau keturunan. Dalam suatu keluarga
terlihat adanya keterkaitan antara ketahanan atau kerentanan terhadap penyakit
dan hubungan keluarga. Berbagai penelitian membuktikan bahwa sebagian dari
populasi yang ada tidak dapat menurunkan kolesterol hanya dengan melakukan
diet saja. Walaupun dalam beberapa kasus kolesterol darah menunjukkan
peningkatan karena mengonsumsi lemak jenuh. Kejadian ini biasanya ditandai
dengan kadar kolesterol total di atas 400 mg/dl atau kadar HDL di bawah 35
mg/dl pada usia relatif muda pada satu keluarga, meskipun pada orang ini justru
rajin berolahraga, pola makan kaya serat, dan jarang mengonsumsi lemak hewani
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode observasi klinik. Dengan tahapan
penelitian yaitu pemeriksaan laboratorium terhadap kadar kolesterol, trigliserida,
HDL dan LDL dalam darah sukarelawan sehat sebelum dan setelah pemberian
daging buah durian dan pada menit ke-15, 30, 60, 120.
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kapas, pengukur
tinggi badan, spuit, alat pengukur tekanan darah (Sfigmomanometer), Thermos,
timbangan berat badan, vial, poli tube dan alat Microlab 300.
3.1.2 Bahan-bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alkohol 70%, daging
buah durian, es batu.
3.2 Penyiapan sampel
Penyiapan sampel meliputi pengambilan sampel, identifikasi sampel dan
pemberian sampel kepada sukarelawan sehat.
3.2.1 Pengambilan sampel
Sampel yang digunakan adalah buah durian yang berasal dari daerah
Pengumpulan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan
dengan tumbuhan yang sama dari daerah lain.
3.2.2 Identifikasi sampel
Identifikasi sampel dilakukan oleh Laboratorium Taksonomi Tumbuhan
Departemen Biologi FMIPA Universitas Sumatera Utara dapat dilihat pada
Lampiran 1, halaman 39.
3.2.3 Pemberian sampel pada sukarelawan
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah daging buah durian
sebanyak ± 200 g, dilakukan pengambilan buah durian lalu ditimbang daging
buah beserta biji durian, diberikan pada tiap sukarelawan sehat untuk dimakan,
dan ditimbang biji durian sisa.
3.3 Pemeriksaan makroskopik terhadap sampel
Pemeriksaan makroskopik dilakukan dengan cara mengamati warna, bentuk,
ukuran, rasa dan tekstur dari daging buah durian.
3.4Uji Observasi klinis
3.4.1 Tempat penelitian
Pemeriksaaan sampel darah dilakukan di Laboratorium Kesehatan Daerah
Medan, di jalan Williem Iskandar Pasar V Barat I No 4.
Desain : observasi klinis
3.4.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
a. Kriteria Inklusi
1. Berusia diatas 20-30 tahun baik laki-laki maupun perempuan yang berada
2. Tidak mengonsumsi obat-obat dalam 2 minggu terakhir
3. Bersedia ikut dalam penelitian dan bersedia mengikuti prosedur penelitian
dengan menandatangani informed consent
b. Kriteria Eksklusi
1. Sukarelawan yang sedang mengidap penyakit kronis
2. Wanita hamil/menyusui
3. Adanya penyakit lain yang nyata secara klinis seperti gangguan fungsi hati,
fungsi ginjal atau gangguan jantung
4. Sukarelawan yang merokok
5. Sukarelawan yang mengonsumsi alkohol
3.5 Kelayakan Etik (Ethical Clearance)
Ethical clearance diajukan kepada Komisi Etik Penelitian Kesehatan di
Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara, seperti yang tertera pada
Lampiran 6, halaman 46.
Ethical clearance atau kelayakan etik adalah keterangan tertulis yang
diberikan oleh komisi etik penelitian untuk riset yang melibatkan mahluk hidup
(manusia, hewan dan tumbuhan) yang menyatakan bahwa suatu proposal riset
layak dilaksanakan setelah memenuhi persyaratan tertentu (Astuti dan
Nurrochmad, 2010).
3.6 Lembar persetujuan tindakan medis (Informed consent)
Sebelum melaksanakan penelitian terlebih dahulu lakukan persiapan
subjek peneliti, menandatangani persetujuan kesediaan sebagai subjek penelitian
pengertian agar subjek bersedia ikut dalam penelitian. Subjek harus
menandatangani lembar persetujuan, seperti yang tertera pada Lampiran 5,
halaman 45.
3.7 Prosedur
3.7.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
adalah sukarelawan sehat yang telah memenuhi kriteria inklusi dan bersedia
mengikuti penelitian ini.
3.7.2 Teknik Pengambilan dan Jumlah Subjek Penelitian
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Consecutive
Sampling yaitu mengambil responden sebagai sampel berdasarkan katagori klien
yang memenuhi kriteria penelitian (sesuai inklusi dan eksklusi) sampai kurun
waktu tertentu, sehingga jumlah subyek penelitianterpenuhi. Jumlah sampel yang
akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebanyak 15 sukarelawan. Dimana dari 15
sukarelawan yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 7 sukarelawan. Sedangkan
8 sukarelawan lainnya tidak memenuhi kriteria tersebut, sehingga masuk kriteria
eksklusi.
3.7.3 Jumlah Subjek Penelitian
Jumlah subjek penelitian: 7 orang (laki-laki/perempuan)
3.7.4 Tahapan dan Cara Kerja
Setiap sukarelawan sehat dilakukan komunikasi untuk mengetahui
obat-obatan, kebiasaan konsumsi rokok dan alkohol. Pada semua penderita yang
memenuhi kriteria sebagai sukarelawan sehat (subjek penelitian), akan diberi
informasi menyangkut waktu pemberian durian dan waktu pengambilan darah
yang dilakukan sebanyak lima kali berdasarkan waktu yang telah ditentukan dan
pemberian informasi untuk mendapat persetujuan (informed consent) tentang
kegiatan penelitian, manfaat maupun risiko penelitian sebelum mereka mengisi
informed consent. Subjek penelitian selanjutnya dilakukan vital sign setiap
pemeriksaan untuk pengumpulan data. Pemberian daging buah durian diberikan ±
200 g.
Sebelum diberikan daging buah durian, subjek penelitian terlebih dahulu
diambil darahnya sebanyak 3 ml. Selanjutnya diberikan daging buah durian
seberat ±200 g. Kemudian darah diambil masing-masing sebanyak 3 ml dengan
rentang waktu 15 menit, 30 menit, 1 jam dan 2 jam setelah mengonsumsi durian.
Sampel darah di sentrifuge dengan kecepatan 3000rpm selama 3 menit. Setelah
disentrifuge, akan terbentuk 2 lapisan, lapisan plasma dan lapisan serum. Ambil
lapisan serum, kemudian diukur profil lipid menggunakan alat Microlab 300.
3.8 Tindakan keamanan
Setelah pemeriksaan selesai maka sukarelawan akan dipantau
kesehatannya. Apabila kesehatan sukarelawan menurun maka akan diberi
perawatan sebaik mungkin hingga sukarelawan sehat dan biaya akan dikeluarkan
3.9 Analisis data
Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan program SPSS 17.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil identifikasi sampel
Berdasarkan identifikasi yang dilakukan oleh Pusat Penelitian
Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Departemen Biologi FMIPA Universitas
Sumatera Utara, identitas sampel tumbuhan adalah Durio zibethinus L. Famili
Bombacaceae yang dikenal masyarakat dengan nama Durian.
4.2 Hasil pemeriksaan makroskopik sampel
Hasil pemeriksaan makroskopik buah durian yaitu bertipe kapsul
berbentuk bulat, dengan panjang hingga 25cm kulit buahnya tebal. Setiap buah
memiliki lebih kurang lima ruang, masing-masing ruang terisi tiga butir atau
lebih. Biji terbungkus oleh daging buah berwarna putih kuning terang dengan
ketebalan yang bervariasi dapat dilihat pada Gambar 4.1.
4.3 Hasil pemeriksaan laboratorium Profil Lipid
Profil lipid adalah unsur-unsur lemak dalam plasma yang terdiri dari
kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas. Tiga unsur yang
pertama berkaitan dengan protein tertentu (Apoprotein) membentuk lipoprotein
yaitu kilomikron, VLDL (Very Low Density Lipoprotein), LDL (Low Density
Lipoprotein) dan HDL (High Density Lipoprotein) masing-masing mempunyai
unsur lemak dengan kandungan yang berbeda-beda (Sutedjo, 2008).
4.3.1 Hasil pemeriksaan laboratorium kadar kolesterol
Pemeriksaan kadar kolesterol terhadap sukarelawan sehat dilakukan di
Laboratorium Kesehatan Daerah Medan menggunakan alat Microlab 300. Hasil
pemeriksaan kadar kolesterol dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Hasil rata-rata pemeriksaan kadar kolesterol 7 sukarelawan sehat versus waktu pengambilan sampel darah
Pada Gambar 4.2 dapat dilihat hasil pemeriksaan terhadap sampel darah
sukarelawan sehat menunjukkan adanya perubahan kadar kolesterol pada setiap
173,1429 181,2857 177,1429 177,4289 177,7143
0
waktu pengambilan darah. Pada menit ke-15 (181,2857 mg/dL) setelah
mengonsumsi durian terlihat peningkatan kadar kolesterol, kemudian menurun
pada menit ke-30 (177,1429 mg/dL), kemudian mengalami sedikit peningkatan
pada menit ke-60 (177,4289 mg/dL) dan menit ke-120 (177,7143 mg/dL). Data
pengukuran kadar kolesterol (mg/dL) pada masing-masing sukarelawan dianalisis
secara statistik dengan metode Paired Sample T-Test. Berdasarkan hasil analisis
statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari data
kolesterol pada sukarelawan sebelum mengonsumsi durian dengan setelah
mengonsumsi durian dengan nilai signifikansi pada 15 menit setelah
mengonsumsi durian (p = 0,377), 30 menit setelah mengonsumsi durian (p =
0,421), 60 menit setelah mengonsumsi durian (p = 0,540), 120 menit setelah
mengonsumsi durian (p = 0,521) dengan nilai signifikansi p > 0,05.
Peningkatan kolesterol yang terjadi disebabkan oleh tingginya kalori dan
karbohidrat yang terkandung di dalam buah durian. Kalori dan karbohidrat yang
bersumber dari makanan yang tidak digunakan langsung oleh jaringan tubuh
diubah menjadi trigliserida/lemak dan selanjutnya disimpan dalam sel-sel lemak
tubuh. Akibat molekul TAG yang terlalu besar maka molekul ini akan diesterasi
oleh pancreatic lipase dan akan menghasilkan 2-monoasilgliserol, kolesterol dan
asam lemak bebas (Anonim, 2008;Champe, 2008).
4.3.2 Hasil pemeriksaan laboratorium kadar trigliserida
Pemeriksaan kadar trigliserida terhadap sukarelawan sehat dilakukan di
Laboratorium Kesehatan Daerah Medan menggunakan alat Microlab 300. Hasil
pemeriksaan terhadap sampel darah sukarelawan menunjukkan adanya perubahan
mg/dL) dan ke-30 (124 mg/dL) setelah mengonsumsi durian terlihat peningkatan
kadar trigliserida, kemudian menurun pada menit ke-60 (107,5714 mg/dL),
kemudian mengalami sedikit peningkatan pada menit ke-120 (118,5714 mg/dL).
Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Hasil rata-rata pemeriksaan kadar trigliserida 7 sukarelawan sehat versus waktu pengambilan sampel darah
Data pengukuran kadar trigliserida (mg/dL) pada masing-masing
sukarelawan dianalisis secara statistik dengan metode Paired Sample T-Test.
Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
yang signifikan dari data trigliserida pada sukarelawan sebelum mengonsumsi
durian dengan setelah mengonsumsi durian dengan nilai signifikansi pada 15
menit setelah mengonsumsi durian (p = 0,192), 30 menit setelah mengonsumsi
durian (p = 0,253), 60 menit setelah mengonsumsi durian (p = 0,203), 120 menit
setelah mengonsumsi durian (p = 0,144) dengan nilai signifikansi p > 0,05. 92,85714
Trigliserida adalah salah satu jenis lemak bukan kolesterol yang terdapat
dalam darah dan berbagai organ tubuh. Dari sudut ilmu kimia, trigliserida
merupakan substansi yang terdiri dari gliserol yang mengikat gugus asam lemak.
Memakan makanan yang mengandung lemak akan meningkatkan kadar
trigliserida dalam darah dan cenderung meningkatkan kadar kolesterol. Lemak
yang berasal dari buah-buahan seperti durian tidak mengandung kolesterol tetapi
kadar trigliseridanya tinggi (Soeharto, 2004).
Penelitian para ahli menegaskan bahwa peningkatan kadar trigliserida
dalam darah merupakan salah satu faktor risiko dari penyakit kardiovaskuler.
Hipertrigliseridemia dapat menyebabkan peningkatan LDL kolesterol dan
penurunan HDL kolesterol. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa trigliserida
secara langsung dapat juga berperan sebagai faktor risiko yang independen,
terutama pada pria dan wanita yang berusia di atas 50 tahun. Walaupun pada usia
di bawah 50 tahun peranan trigliserida secara statistik hanya bersifat tidak
langsung. Rasio total kolesterol yang tinggi memang biasanya selalu diikuti oleh
kadar LDL kolesterol yang tinggi dan HDL kolesterol yang rendah (Soeharto,
2004). Peningkatan HLD dan LDL dapat mempengaruhi sistem tubuh.
Peningkatan LDL terjadi karena penurunan dari katabolisme LDL ataupun
peningkatan dari biosintesis dan sekresi dari VLDL yang disebabkan oleh
tingginya masukan asam lemak bebas ke dalam hati (Larsen, 2003).
4.3.3 Hasil pemeriksaan laboratorium kadar LDL
LDL adalah kolesterol utama yang membawa lipoprotein di dalam plasma.
Peningkatan LDL terjadi karena penurunan dari katabolisme LDL ataupun
tingginya masukan asam lemak bebas ke dalam hati.Kolestrol LDL adalah lemak
yang jahat karena bisa menimbun pada dinding dalam pembuluh darah, terutama
pembuluh darah kecil yang menyuplai makanan ke jantung dan otak. Timbunan
lemak itu semakin lama semakin tebal dan keras, yang dinamakan arteriosklerosis,
dan akhirnya menyumbat aliran darah (Larsen, 2003). Hasil pemeriksaan kadar
LDL dari sukarelawan sehat dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Hasil rata-rata pemeriksaan kadar LDL 7 sukarelawan sehat versus waktu pengambilan sampel darah
Pada Gambar 4.4 dapat dilihat hasil pemeriksaan terhadap sampel darah
sukarelawan menunjukkan adanya perubahan kadar LDL pada setiap waktu
pengambilan. Pada menit ke-15 (104,8571 mg/dL) setelah mengonsumsi durian
terlihat peningkatan kadar trigliserida, kemudian menurun pada menit ke-30
(93,57143 mg/dL), kemudian mengalami peningkatan pada menit ke-60
(97,28571 mg/dL) dan ke-120 (97,14286 mg/dL). Data pengukuran kadar LDL
(mg/dL) pada masing-masing sukarelawan dianalisis secara statistik dengan
metode Paired Sample T-Test. Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan
96
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari data LDL pada sukarelawan
sebelum mengonsumsi durian dengan setelah mengonsumsi durian dengan nilai
signifikansi pada 15 menit setelah mengonsumsi durian (p = 0,442), 30 menit
setelah mengonsumsi durian (p = 0,775), 60 menit setelah mengonsumsi durian (p
= 0,905), 120 menit setelah mengonsumsi durian (p = 0,906) dengan nilai
signifikansi p > 0,05.
LDL kolesterol banyak mengandung kolesterol sehingga peningkatan LDL
kolesterol berkaitan erat dengan insiden penyakit jantung koroner (Huli, 2001).
Sedangkan HDL berfungsi mengangkut kolesterol dari sel dan mengirimnya ke
hati untuk ekskresi atau ke sel lain yang membutuhkan kolesterol (Larsen, 2003).
HDL bersifat protektif terhadap kemungkinan terjadinya arteriosklerosis. Bila
kadar HDL dalam darah rendah maka risiko terhadap penyakit kardiovaskuler pun
meningkat, demikian pula sebaliknya.
4.3.4 Hasil pemeriksaan laboratorium kadar HDL
HDL (High Density Lipoprotein) merupakan salah satu dari tiga
komponen lipoprotein yaitu kombinasi lemak dan protein, mengandung kadar
protein tinggi, sedikit trigliserida dan fosfolipid, mempunyai sifat umum protein
dan terdapat pada plasma darah, disebut juga lemak baik yang membantu
membersihkan penimbunan plak pada pembuluh darah. Kolesterol HDL disebut
lemak yang baik karena bisa membersihkan dan mengangkut timbunan lemak dari
dinding pembuluh darah ke hati (Sutedjo, 2008). Hasil pemeriksaan kadar HDL
Gambar 4.5 Hasil rata-rata pemeriksaan kadar HDL 7 sukarelawan sehat versus waktu pengambilan sampel darah
Pada Gambar 4.5 dapat dilihat hasil pemeriksaan terhadap sampel darah
sukarelawan menunjukkan adanya perubahan kadar HDL pada setiap waktu
pengambilan. Pada menit ke-15 (55,57143 mg/dL) terjadi penurunan setelah
mengonsumsi durian, kemudian meningkat pada menit ke-30 (58,85714 mg/dL),
kemudian mengalami sedikit penurunan pada menit ke-60 (58,71429 mg/dL) dan
menit ke-120 (56,85714 mg/dL). Data pengukuran kadar HDL (mg/dL) pada
masing-masing sukarelawan dianalisis secara statistik dengan metode Paired
Sample T-Test. Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan dari data HDL pada sukarelawan sebelum
mengonsumsi durian dengan setelah mengonsumsi durian dengan nilai
signifikansi pada 15 menit setelah mengonsumsi durian (p = 0,362), 30 menit
setelah mengonsumsi durian (p = 0,920), 60 menit setelah mengonsumsi durian (p
= 0,973), 120 menit setelah mengonsumsi durian (p = 0,595) dengan nilai
signifikansi p > 0,05. 58,57143
55,57143 58,85714 58,71429 56,85714
0
4.3.5 Hasil pengukuran tekanan darah sistol dan diastol
Hasil pengukuran tekanan darah sistol dari sukarelawan sehat dapat dilihat pada
Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Hasil rata-rata nilai sistol 7 sukarelawan sehat versus waktu pengambilan sampel darah
Pada Gambar 4.6 dapat dilihat hasil pemeriksaan terhadap sampel
darah sukarelawan menunjukkan adanya perubahan nilai sistol pada setiap
waktu pengambilan. Pada menit ke-15 (120,7143 mmHg) dan menit ke-30
(108,5714 mmHg) terjadi penurunan setelah mengonsumsi durian, kemudian
meningkat pada menit ke-60 (116,4286 mmHg) dan mengalami sedikit
penurunan pada menit ke-120 (111,4286 mmHg). Data pengukuran nilai sistol
pada masing-masing sukarelawan dianalisis secara statistik dengan metode
Paired Sample T-Test. Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa
tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari data nilai sistol pada
sukarelawan sebelum mengonsumsi durian dengan setelah mengonsumsi 126,4286
durian dengan nilai signifikansi pada 15 menit setelah mengonsumsi durian (p
= 0,103), 30 menit setelah mengonsumsi durian (p = 0,103), 60 menit setelah
mengonsumsi durian (p = 0,062), 120 menit setelah mengonsumsi durian (p =
0,043) dengan nilai signifikansi p > 0,05.
Sedangkan hasil pengukuran tekanan darah diastol dari sukarelawan sehat dapat
dilihat pada Gambar 4.7.
Gambar 4.7 Hasil rata-rata nilai diastol 7 sukarelawan sehat versus waktu pengambilan sampel darah
Pada Gambar 4.7 dapat dilihat hasil pemeriksaan terhadap sampel
darah sukarelawan menunjukkan adanya perubahan nilai diastol pada setiap
waktu pengambilan. Pada menit ke-15 (79,28571 mmHg), menit ke-30
(81,42857 mmHg) dan menit ke-60 (82,14286 mmHg) terjadi peningkatan
setelah mengonsumsi durian, kemudian menurun pada menit ke-120 (80
mmHg) setelah mengonsumsi durian. Data pengukuran nilai sistol pada
masing-masing sukarelawan dianalisis secara statistik dengan metode Paired
Sample T-Test. Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tidak
78,57143 79,28571 81,42857 82,14286 80
0
terdapat perbedaan yang signifikan dari data nilai diastol pada sukarelawan
sebelum mengonsumsi durian dengan setelah mengonsumsi durian dengan
nilai signifikansi pada 15 menit setelah mengonsumsi durian (p = 0,766), 30
menit setelah mengonsumsi durian (p = 0,356), 60 menit setelah mengonsumsi
durian (p = 0,038), 120 menit setelah mengonsumsi durian (p = 0,604) dengan
nilai signifikansi p > 0,05
Dari data analisis statistik terlihat jelas pada pemeriksaan kadar kolesterol,
trigliserida, LDL dan HDL darah pada menit ke-15, 30, 60 dan 120 setelah
mengonsumsi durian tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p > 0,05). Artinya
tidak ada pengaruh yang besar terhadap pemeriksaan yang dilakukan terhadap
sukarelawan sehat. Hal ini disebabkan waktu pengambilan sampel darah
sukarelawan sehat yang dilakukan pada sore hari sehingga belum terjadi
peningkatan kadar kolesterol yang signifikan karena sintesis kolesterol meningkat
pada malam hari. Tetapi, secara keseluruhan menunjukkan bahwa pemberian
daging buah durian menyebabkan peningkatan kadar kolesterol, trigliserida, LDL
dan HDL pada sukarelawan sehat. Oleh karena itu harus diwaspadai bila daging
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa dari 7 sukarelawan sehat tidak
terdapat pengaruh pemberian daging buah durian terhadap peningkatan kolesterol,
trigliserida, HDL dan LDL.
b. Mengonsumsi daging buah durian sebanyak ≤ 200 g, ti dak mempengaruhi
kadar profil lipid darah sukarelawan sehat.
5.2 Saran
a. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menguji pengaruh pemberian
daging buah durian terhadap peningkatan profil lipid dalam darah dengan dosis
daging buah durian yang bervariasi.
b. Disarankan kepada masyarakat yang sehat untuk mengonsumsi daging buah
durian tidak lebih dari 200 g.
c. Disarankan kepada masyarakat yang mengalami hiperlipidemia untuk
berhati-hati dalam mengonsumsi daging buah durian.
d. Disarankan kepada peniliti selanjutnya untuk meniliti pengaruh pemberian
daging buah durian terhadap kadar profil lipid darah sukarelawan sehat yang
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2002). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama. Halaman 150-152.
Anonim. (2010). Galinggem Sebagai Bahan Pewarna. Diakses 17 Maret 2013.
Jakart
Astuti, P., dan Nurrochmad, A. (2010). Komisi Ethical Clearence. Manual
Prosedur dan Instruksi Kerja. Yogyakarta: Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada. Halaman 2.
Baraas, F.(1996). Mencegah Serangan Jantung dengan Menekan Kolesterol.
Jakarta: PTGramedia Pustaka Utama. Halaman 40-41.
Burtis, C.A., Ashwood, E.R., dan Bruns, D.E.(2006). Lipids, Lipoproteins, Apolipoproteins, and Other Cardiovascular Risk Factor. In: Tietz Textbook of Clinical Chemistry and Molecular Diagnostic. Vol. 1. St. Louis, Missouri: Elsevier. Halaman 903.
Champe, P.C., Harvey, R.A., dan Ferrier, D.R.(2008). Metabolism of Dietary
Lipids. Dalam: Biochemistry. Edisi ke-4. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. Halaman 173-180.
Darmojo, B. (1999). Pola Penyakit dan Keluhan pada Golongan Lanjut Usia
dalam Simposium Geriatri Pengenalan dan Pencegahan Penyakit pada Usia Lanjut agar Tetap Sehat dan Berkualitas. Semarang: Badan Penerbit Undip. Halaman 59-60.
Dinkesprop Jateng. ( 2007). Profil Subdin Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular. Semarang: P2PTM. Halaman 23.
Gaw, A., Murphy, M.J., Robert., O’reilly, C.D., Stewart, M.J., dan Shepherd,
J.(2001). Lipoprotein Metabolism.In: Clinical Biochemistry. Edisi ke-3.
Philadelphia: Churchill Livingstone. Halaman 126.
Gotera.(2006). Hubungan Antara Obesitas Sentral Dengan Adiponektin Pada Pasien Geriatri Dengan Penyakit Jantung Koroner. Jurnal Penyakit Dalam. 7(2): 64.