• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS OVERHOUL ENGINE MEDIA PRAKTIK YAMAHA VIXION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS OVERHOUL ENGINE MEDIA PRAKTIK YAMAHA VIXION"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

i

Disusun dan Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

Disusun oleh :

Teguh Pribadi 20123020034

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN OTOMOTIF & MANUFAKTUR POLITEKNIK MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

ix

2.2. Prinsip Kerja Motor 4 Langkah... 9

2.3. Konstruksi Motor Bensin (otto) ... 14

2.4. Sistem Kelengkapan Pada Motor Bakar ... 21

BABIII PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION... 37

3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir... 37

3.2. Alat dan Bahan... 37

3.3. Proses Overhaul... 39

3.4. Diagram Proses Overhoul... 59

BA IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 60

(3)

x

BAB V PENUTUP... 75

5.1. Kesimpulan... 75

5.2. Saran... 76

DAFTAR PUSTAKA... 77

LAMPIRAN... 78

Alat Spesial/Special Tools... 78

Spesifikasi Secara Umum... 84

Torsi Pengencangan... 92

Gambar... 96

(4)
(5)
(6)
(7)

Nama : Teguh Pribadi

NIM : 20133020034

Jurusan : Teknik dan Mesin Otomotif Manufaktur

Dengan berkembangnya teknologi EFI di dunia industri otomotif, maka dunia

pendidikan dituntut untuk memberikan pemahaman tentang teknologi EFI khususnya

dibidang Teknik Mesin Otomotif. Media Praktik dibuat untuk memudahkan pada saat

mahasiswa melakukan praktik, karena bentuk media praktik yang lebih sederhana dari bentuk

aslinya, disamping bentuk media praktik yang disederhanakan namun tetap memiliki fungsi

dan cara kerja yang sama. Media Praktik yang dipilih adalah teknologi injection Yamaha

yaitu Yamaha Mixture JET-FI (YMJET-FI).

Proses overhaul dilakukan dengan membongkar seluruh mekanisme komponen mesin,

hal tersebut dilakukan guna mengetahui kondisi komponen-komponen di dalamnya, serta

untuk menganalisis kerusakan yang terjadi di dalam mekanisme tersebut. Adapun proses

yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Berdasarkan data pemeriksaan dan pengukuran maka dapat disimpulkan komponen

mana yang dapat diperbaiki dan yang harus diganti. Komponen yang harus diganti adalah

gasket full set karena tidak bisa dipergunakan lagi. Sedangkan komponen yang harus

diperbaiki adalah kebocoran valve pada cylinder head. Pengujian kinerja yang meliputi

pengukuran tekanan kompresi, dengan data hasil pengukuran tekanan kompresi : 480 kPa

dapat disimpulkan sudah tidak terjadi kebocoran pada ruang bakar. Jadi proses perbaikan

kebocoran kompresi pada engine stand ini telah sesuai dengan yang diinginkan (Gas buang

yang keluar dari knalpot tidak berwarna putih keabuan). Setelah dilakukan perbaikan dan

penggantian komponen, mesin dapat berfungsi dengan baik.

(8)

By : Name : Teguh Pribadi NIM : 20133020034

Faculty : Teknik dan Mesin Otomotif Manufaktur

With the development of the EFI technology in the world auto industry, then the

education required to provide an understanding of the EFI technology especially in the field

of Mechanical Engineering Automotive. Media Practice is designed to enable students to

practice at the time, because the forms of media practice that is simpler than the original

form, in addition to simplified forms of media practices but still has a function and a way of

working together. Media Practice is selected injection technology Yamaha Yamaha Mixture

Jet-FI (YMJET-FI).

Overhaul process is done by dismantling the entire mechanism of the engine

components, it is done in order to determine the condition of the components in it, as well as

to analyze the damage that occurs in the mechanism. The process is carried out as follows:

Based on the inspection and measurement of data it can be concluded which

components can be repaired and must be replaced. Components that must be replaced is a full

gasket set because it can not be used anymore. While the component to be repaired is leaking

valve on the cylinder head. Performance testing, including measurement of compression

pressure, with the measured data compression pressure: 480 kPa can be concluded is no

leakage in the combustion chamber. So the process of compression leak repair on engine

stand is in accordance with the desired (exhaust gases out of the tailpipe is not white-gray).

After the repair and replacement of components, the machine can function properly.

(9)

1 1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi dunia otomotif di tanah air dari tahun ketahun

berkembang dengan cukup baik. Terbukti dari banyaknya produsen otomotif

mancanegara yang berminat untuk menenanamkan modalnya di tanah air.

Kendaraan di era modern saat ini memiliki teknologi-teknologi canggih dan lebih

efisien demi menunjang kebutuhan di masa sekarang. Masing-masing produsen

kendaraan menciptakan teknologi andalannya dan berlomba-lomba untuk menjadi

merek yang paling diminati oleh konsumen.

Teknologi EFI (electronic fuel injection) adalah salah satu yang banyak

digunakan pada kendaraan saat ini. Sistem bahan bakar pada teknologi ini diatur

secara elektronik oleh ECM (electronic control module). Penginjeksian bahan

bakar pada sistem ini akan membuat pencampuran bahan bakar dan udara yang

lebih tepat, baik dalam proporsi dan keseragaman. Saat ini produsen kendaraan

dituntut untuk memproduksi kendaraan yang murah, irit bahan bakar dan rendah

emisi gas buangnya. Oleh karena itu, teknologi baru banyak dikembangkan oleh

para produsen kendaraan.

Di zaman sekarang ini banyak orang yang kurang mengerti dengan

teknologi EFI ini sehingga mengabaikan keunggulan dari teknologi ini.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin pesat.

(10)

pendidikan harus menghasilkan sumber daya manusia yang up to date dan

berkualitas untuk mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

khususnya pada dunia otomotif. Dengan itu Media Praktik harus lebih diperbarui

sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada pada saat ini agar dunia

pendidikan dapat selalu menghasilkan sumber daya manusia yang baik.

Dengan berkembangnya teknologi EFI di dunia industri otomotif, maka

dunia pendidikan dituntut untuk memberikan pemahaman tentang teknologi EFI

khususnya dibidang Teknik Mesin Otomotif. Dalam hal ini penulis bertujuan

untuk membuat alat sebagai Media Praktik praktik sepeda motor dan motor kecil,

karena kurangnya Media Praktik sistem EFI pada mata kuliah praktik sepeda

motor dan motor kecil. Media Praktik/trainer dibuat untuk memudahkan pada saat

mahasiswa melakukan praktik, karena bentuk trainer yang lebih sederhana dari

bentuk aslinya, disamping bentuk trainer yang disederhanakan namun tetap

memiliki fungsi dan cara kerja yang sama. Media Praktik/trainer yang dipilih

adalah teknologi injection Yamaha yaitu Yamaha Mixture JET-FI (YMJET-FI),

teknologi ini dipilih karena disamping teknologi ini laris dipasaran tekonologi ini

juga belum ada di lab praktik sepeda motor dan motor kecil, jadi pada saat

praktik, mahasawa dapat mengerti bagaimana sistem injection Yamaha dapat

(11)

1.2. Identifikasi Masalah.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam tugas

akhir overhoul engine media praktek/trainer yamaha vixion dengan sistem injeksi

Yamaha Mixture JET-FI (YMJET-FI) Kasus yang harus diselesaikan antara Lain :

1. Mesin yamaha vixion tidak dapat bekerja dengan baik dikarenakan

terdapat kerusakan pada engine, sehingga perlu diidentifikasi kerusakan

pada engine.

2. Mesin Yamaha Vixion yang digunakan pada engine stand sudah lama

tidak dioperasikan sehinga perlu dilakukan rekondisi terhadap mesin

untuk mendapatkan performen mesin yang optimal.

3. Proses overhoul perlu dilaksanakan sesuai dengan standart proses overhoul

yamaha untuk mendapatkan kinerja mesin yang optimal.

1.3. Batasan Masalah

Untuk mempermudah fokus pembahasan dalam penyusunan tugas akhir ini,

maka penulis perlu membuat batas masalah. Batasan masalah tugas akhir ini

antara lain:

1. Mesin yang digunakan pada proses overhoul ini menggunkan mesin

yamaha vixion tahun 2012.

2. Pada proses overhoul hanya membahas mengenai cylinder head, blok

cylinder, mekanisme katup, dan poros engkol.

(12)

4. Tugas akhir ini tidak membahas mengenai pembuatan dari engine stand

yamaha vixion.

5. Tugas akhir ini tidak membahas mengenai kelistrikan.

6. Tugas akhir ini tidak membahas mengenai sistem Elektronik Fuel

Injeksi (EFI).

7. Tugas akhir ini tidak membahas sistem pelumasan dan pendinginan.

1.4. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas maka permasalahan ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana cara mengidentifikasi kerusakan yang terjadi pada

mekanisme katup, cylinder head, mekanisme engkol, dan blok cylinder?

2. Bagaimana proses merekondisi kerusakan yang terjadi pada mekanisme

katup, cylinder head, mekanisme engkol, dan blok cylinder?

3. Bagaimana kondisi mesin Yamaha Vixion setelah di overhoul

(13)

1.5. Tujuan

Tujuan overhaul engine trainer Yamaha Vixion ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi kerusakan yang terjadi pada

mekanisme katup, cylinder head, mekanisme engkol, dan blok cylinder

engine trainer Yamaha Vixion.

2. Untuk melaksanakan proses overhaul kerusakan yang terjadi pada

mekanisme katup, cylinder head, mekanisme engkol, dan blok cylinder

engine trainer Yamaha Vixion.

3. Untuk mengetahui kinerja mesin Yamaha Vixion tenaga lebih

besar,mesin bersih, awet karena pembakaran lebih sempurna setelah di

overhoul.

1.6. Metode

Metode yang digunakan dalam pembuatan laporan ini adalah :

1. Praktik langsung ialah suatu metode dalam memperoleh data dengan

cara pelaksanaan tugas akhir itu sendiri.

2. Konsultasi ialah suatu metode untuk memperoleh data dengan cara

mewawancarai secara langsung dosen pembimbing terhadap tugas akhir

yang dilakukan.

3. Studi kepustakaan ialah suatu metode dengan cara membaca buku-buku

kuliah, literatur majalah dan sumber-sumber lainnya yang mendukung

(14)

1.7. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, ringkas, teratur dan mudah

dimengerti maka disusunlah sistematika penulisan sebagai berikut :

1. Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang masalah, tujuan, batasan masalah,

rumusan masalah, metodologi dan sistematika penulisan.

2. Dasar Teori

Berisi tentang pengertian motor bakar, prinsip kerja motor 4

langkah, prinsip kerja motor 2 langkah, komponen mesin, blok cylinder,

camshaft, ruang bakar, batang torak, crankshaft, torak, katup, ring

piston, rocker arm, cylinder head, bantalan poros engkol, gasket

cylinder head, intake manifold, exhaust manifold, dan oil pan.

3. Proses Overhoul

Berisi tentang proses pembongkaran engine, pemeriksaann

komponen, perbaikan dan penggantian komponen, pemasangan kembali

komponen utama, Memeriksa dan menyetel kembali sistem komponen

utama motor.

4. Pengujian dan Pembahasan

Membahas tentang prosedur pengujian, hasil pengujian, membahas

proses rekondisi, membahas proses pengujian, membahas tentang

evaluasi dan kendala.

5. Penutup

(15)

7

2.1. Motor Bakar

Seperti kita ketahui roda-roda suatu kendaraan memerlukan adanya tenaga

luar yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak serta dapat mengatasi

keadaan, jalan, udara, dan sebagainya. Sumber dari luar yang menghasilkan

tenaga disebut motor. Motor merupakan alat yang merubah sumber tenaga panas,

listrik, air, angin, tenaga atom, atau sumber tenaga lainnya menjadi tenaga

mekanik (mechanical energy). Sedangkan motor yang merubah tenaga panas

menjadi tenaga mekanik disebut motor bakar (thermal engine).

Motor bakar adalah pesawat yang menggunakan energi termal untuk

melakukan kerja mekanik, yaitu dengan cara merubah energi kimia dari bahan

bakar menjadi energi panas, dan menggunakan energi tersebut untuk melakukan

kerja mekanik. Energi termal diperoleh dari pembakaran bahan bakar pada motor

itu sendiri. Jika ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini (proses

pembakaran bahan bakar), maka motor bakar dapat dibagi menjadi 2 golongan

yaitu : motor pembakaran luar (external combuston engine) dan motor

(16)

2.1.1.Motor Pembakaran Luar (External Combustion Engine)

Pada motor pembakaran luar ini, proses pembakaran bahan bakar terjadi di

luar motor itu, sehingga untuk melaksanakan pembakaran digunakan motor

tersendiri.

Gambar 2.1. External Combustion Engine

Panas dari hasil pembakaran bahan bakar tidak langsung diubah menjadi

tenaga gerak, tetapi terlebih dahulu melalui media penghantar, baru kemudian

diubah menjadi tenaga mekanik. Misalnya pada ketel uap dan turbin uap. Berbeda

dengan mesin pembakaran dalam, dimana panas masukan adalah dengan

pembakaran bahan bakar di dalam tubuh fluida kerja, mesin pembakaran luar

membutuhkan sumber panas hasil pembakaran dari bahan bakar karena

produk-produk pembakaran tidak bercampur dengan fluida kerja. Umumnya fluida kerja

adalah udara, helium atau hidrogen. Dalam sistem terjadi siklus tertutup, dalam

operasi normal mesin disegel dan tidak ada gas masuk atau meninggalkan mesin.

(17)

2.1.2.Motor Pembakaran Dalam (Internal Combustion Engine)

Pada motor pembakaran dalam, proses pembakaran bahan bakar terjadi di

dalam motor itu sendiri, sehingga panas dari hasil pembakaran langsung bisa

diubah menjadi tenaga mekanik. Misalnya pada turbin gas dan motor bakar torak.

Gambar 2.2. Internal Combustion Engine(Hidayat,2012:14)

Motor yang tenaganya digunakan pada sepeda motor harus kompak, ringan

dan mudah ditempatkan pada ruangan yang terbatas. Selain itu motor harus dapat

menghasilkan kecepatan yang tinggi dan tenaga yang besar, mudah dioperasikan

dan sedikit menimbulkan bunyi. Oleh sebab itu, motor bensin dan diesel

umumnya lebih banyak digunakan pada kendaraan.

Menurut cara kerjanya, motor pembakaran dalam ada 2 macam:

1. Motor 4 langkah (4-tak)

Motor 4-tak dalam satu siklus kerjanya terdiri dari empat tahap

(langkah), yaitu langkah hisap, tekan, usaha / ekspansi, dan buang yang

(18)

2. Motor 2 langkah (2-tak)

Jika motor 4 tak memerlukan 2 putaran crankshaft dalam satu

siklus kerjanya, maka untuk motor 2-tak hanya memerlukan satu

putaran saja. Hal ini berarti dalam satu siklus kerja 2 tak hanya terdiri

dari 1 kali gerakan naik dan 1 gerakan turun dari piston saja.

2.2. Prinsip Kerja Motor 4 Langkah

Motor bakar empat langkah adalah mesin pembakaran dalam, yang dalam

satu kali siklus akan mengalami empat langkah piston. Sekarang ini, mesin

pembakaran dalam pada mobil, motor, truck, pesawat terbang, kapal, alat berat

dan sebagainya, umumnya menggunakan siklus empat langkah. Empat langkah

tersebut meliputi langkah hisap (pemasukan), Kompresi, Tenaga dan langkah

Buang. Yang keseluruhan memerlukan dua putaran poros engkol (crankshaft)

per-satu siklus padanmesin bensin atau mesin diesel.

Pada motor bensin empat langkah terdapat empat langkah kerja piston yaitu

langkah hisap, langkah kompresi, langkah usaha, dan langkah buang. Berikut akan

dibahas langkah dari piston :Dalam motor bensin, campuran udara dan bahan

bakar dihisap ke dalam silinder, kemudian dikompresikan oleh torak saat bergerak

naik. Bila campuran udara dan bahan bakar terbakar dengan adanya percikan api

dari busi yang panas sekali, maka akan menghasilkan tekanan gas pembakaran

yang besar dalam silinder. Tekanan gas pembakaran ini mendorong torak ke

bawah, yang menggerakkan torak turun naik dengan bebas di dalam silinder. Dari

(19)

(camshaft) melalui batang torak (connecting rod). Gerak putar inilah yang

menghasilkan tenaga pada sepeda motor. (Arends, 1980).

Posisi tertinggi yang dicapai oleh torak dalam silinder disebut titik mati atas

(TMA), dan posisi terendah yang dicapai torak disebut titik mati bawah (TMB).

Jarak bergeraknya torak antara TMA dan TMB disebut langkah torak (stroke).

Proses menghisap campuran bensin dan udara ke dalam silinder,

mengkompresikan, membakarnya dan mengeluarkan gas bekas dari silinder,

disebut satu siklus. (Arends, 1980).

1. Langkah Hisap

Pada langkah ini, campuran udara dan bensin dihisap ke dalam

silinder. Katup hisap terbuka sedangkan katup buang tertutup. Waktu

torak bergerak ke bawah, menyebabkan ruang silinder menjadi vakum,

masuknya campuran udara dan bahan bakar ke dalam silinder disebabkan

adanya tekanan udara luar (atmospheric pressure). (Arends, 1980).

Katup masuk pada langkah hisap sudah terbuka sebelum piston

bergerak dari TMA dengan tujuan untuk menghasilkan lubang masuk

bahan bakar yang lebih lama. Waktu piston bergerak menuju TMB maka

akan terjadi kevakuman sehingga akan terjadi tahanan aliran campuran

bahan bakar dan udara yang mengakibatkan volume silinder dibawah

100%. Pada putaran mesin yang tinggi maka kevakuman tersebut akan

rendah sehingga volume bahan bakar dan udara yang masuk juga sedikit

(20)

Gambar 2.3. Langkah Hisap

(sumber: http://www.isuzu-astra.com/service_engine.php)

2. Langkah Kompresi

Pada langkah ini, campuran udara dan bahan bakar dikompresikan.

Katup hisap dan katup buang tertutup. Waktu torak mulai naik dari TMB

ke TMA campuran yang telah dihisap tadi dikompresikan. Akibatnya

tekanan dan temperaturnya menjadi naik, sehingga akan mudah terbakar.

Poros engkol berputar satu kali, ketika torak mencapai TMA. (Arends,

1980).

Langkah kompresi mengakibatkan campuran udara dan bahan bakar

dikompresi atau ditekan akibatnya tekanan dan temperaturnya naik

sehingga mudah dalam proses pembakaran. Tekanan kompresi akan naik

bila ruang bakar diperkecil. Ruang bakar yang semakin kecil terhadap

(21)

keterangan:

ϵ : perbandingan kompresi.

vc : volume ruang bakar.

vs : volume langkah piston

Gambar 2.4. Langkah Kompresi

(sumber: http://www.isuzu-astra.com/service_engine.php)

3. Langkah Usaha

Pada langkah ini, mesin menghasilkan tenaga untuk menggerakkan

kendaraan. Sesaat sebelum torak mencapai TMA pada saat langkah

kompresi, busi memberi loncatan api pada campuran yang telah

dikompresikan. Dengan terjadinya pembakaran, kekuatan dari tekanan

gas pembakaran yang tinggi mendorong torak ke bawah. Usaha ini yang

menjadi tenaga mesin (engine power). (Arends, 1980).

Penghentian kebakaran gas sebaiknya terjadi pada TMA atau sedikit

sesudahnya, ini disebabkan oleh pengembangan gas tersebar akibat suhu

(22)

tekanan terbesar. Ekspansi terjadi di atas piston selama terjadi langkah

kerja. Hal tersebut akan mengakibatkan tekanan dan suhu akan sangat

menurun.Hubungan ini tampaknya menarik bila diadakan perbandingan

antara motor Otto dan motor Diesel. Diumpamakan tekanan pembakaran

motor Otto adalah 4 MPa dan pada motor Diesel 7,2 MPa. Perbandingan

pemampatannya masing-masing adalah 8 : 1 dan 18 : 1. (Arends, 1980).

Gambar 2.5. Langkah Usaha

(sumber: http://www.isuzu-astra.com/service_engine.php)

4. Langkah Buang

Pada langkah ini, gas yang terbakar dibuang dari dalam silinder.

Katup buang terbuka, torak bergerak dari TMB ke TMA, mendorong gas

bekas keluar dari silinder. Ketika torak mencapai TMA, akan mulai

bergerak lagi untuk persiapan berikutnya, yaitu langkah hisap. (Arends,

(23)

Gambar 2.6. Langkah Buang

(sumber: http://www.isuzu-astra.com/service_engine.php)

2.3. Konstruksi Motor Bensin (otto) 2.3.1.Blok Silinder

Blok silinder merupakan inti dari pada motor, yang terbuat dari besi tuang.

Belakangan ada beberapa blok silinder yang terbuat dari paduan alumunium. Blok

silinder dilengkapi rangka pada bagian dinding luar untuk memberikan kekuatan

pada motor dan membantu meradiasikan panas. Blok silinder terdiri dari beberapa

lubang tabung silinder tempat torak bergerak naik-turun. Silinder-silinder ditutup

bagian atasnya oleh kepala silinder yang dijamin oleh gasket kepala silinder yang

letaknya antara blok silinder dan kepala silinder. Crankcase terpasang dibawah

blok silinder dan poros engkol, bak oli termasuk dalam crankcase.

Silinder-silinder dikelilingi oleh mantel pendingin (water jacket) untuk membantu

(24)

distributor dipasangkan pada bagian samping blok silinder. (Pulkrabek, Willard

W,1977 : 18 )

Gambar 2.7. Blok silinder

2.3.2.Kepala Silinder

Kepala silinder (cylinder head) ditempatkan di bagian atas blok silinder.

Pada bagian bawah kepala silinder terdapat ruang bakar dan katup-katup. Kepala

silinder harus tahan terhadap temperatur dan tekanan tinggi selama mesin bekerja.

Oleh sebab itu, umumnya kepala silinder dibuat dari besi tuang dan paduan

alumunium. Kepala silinder yang terbuat dari paduan alumunium memiliki

kemampuan pendingin lebih besar dibanding dengan yang terbuat dari besi tuang.

Gasket kepala silinder (cylinder head gasket) letaknya antara blok silinder

dan kepala silinder, fungsinya untuk mencegah kebocoran gas pembakaran, air

pendingin dan oli. Gasket harus tahan panas dan tekanan dalam setiap perubahan

temperatur. Umumnya terbuat dari carbon clad sheet steel (gabungan carbon

dengan lempengan baja). Karbon itu sendiri melekat dengan graphite, dan

kedua-duanya berfungsi untuk mencegah kebocoran yang ditimbulkan antara blok

silinder, serta untuk menambah kemampuan melekat pada gasket. (Pulkrabek,

(25)

Gambar 2.8.Kepala Silinder

2.3.3.Torak

Torak bergerak turun naik di dalam silinder untuk melakukan langkah hisap,

kompresi, pembakaran, dan pembuangan. Fungsi utama torak untuk menerima

tekanan pembakaran dan meneruskan tekanan untuk memutar poros engkol

melalui batang torak (connecting rod). Torak terus-menerus menerima temperatur

dan tekanan tinggi, sehingga harus dapat tahan panas saat motor beroperasi pada

kecepatan tinggi untuk periode waktu yang lama. Pada umumnya torak terbuat

dari paduan alumunium, selain lebih ringan, radiasi panasnya juga lebih efisien

dibanding material lainnya. (Pulkrabek, Willard W,1977 : 20)

Bagian atas piston pada mulanya dibuat rata. Namun, untuk meningkatkan

efisiensi motor, terutama pada mesin dua langkah, permukaan piston dibuat

cembung simetris dan cembung tetapi tidak simetris. Bentuk permukaan yang

(26)

bakar. Sekaligus, permukaan atas piston juga dirancang untuk melancarkan

pembuangan gas sisa pembakaran.

Gambar 2.9. Torak. (Pulkrabek, Willard W,1977 : 20)

Pada saat torak menjadi panas akan terjadi sedikit pemuaian yang

mengakibatkan diameternya akan bertambah. Untuk mencegah hal ini pada motor

harus ada semacam celah yaitu jarak yang disediakan untuk temperatur ruang,

lebih kurang 250C, jarak ini disebut celah torak (piston clearance). Celah torak

umumnya berukuran antara 0,02-0,12 mm.

2.3.4.Piston ring

Piston ring berfungsi untuk mencegah kebocoran campuran udara dan

bensin dan gas pembakaran dari ruang bakar ke bak engkol selama langkah

kompresi dan usaha. Piston ring terbuat dari besi tuang perlit dan mempunyai

koefisien gesek yang rendah sehingga tidak merusak dinding silinder. Oil ring

dipasang untuk membentuk lapisan oli (oil film) antara torak dan dinding silinder.

Selain itu juga untuk mengikis kelebihan oli untuk mencegah masuknya ke dalam

(27)

oil ring terdapat lubang atau alur-alur agar minyak pelumas yang dikikis dapat

dialirkan kembali ke bagian dalam piston. (Pulkrabek ,Willard W, 1977 : 22).

2.3.5.Batang Torak

Batang torak (connecting rod) menghubungkan torak ke poros engkol dan

selanjutnya meneruskan tenaga yang dihasilkan oleh torak ke poros engkol.

Bagian ujung batang torak disebut small end, sedang bagian yang berhubungan

dengan poros engkol disebut big end. Crank pin berputar pada kecepatan tinggi di

dalam big end dan mengakibatkan temperature menjadi tinggi. Untuk

menghindari hal tersebut yang diakibatkan panas, metal dipasangkan di dalam big

end. Metal ini dilumasi dengan oli dan sebagian dari oli ini dipercikan dari lubang

oli ke bagian dalam torak untuk mendinginkan torak. (Pulkrabek, Willard W,1977

: 20)

(28)

2.3.6.Poros Engkol

Tenaga (torque) yang digunakan untuk menggerakkan roda kendaraan

dihasilkan oleh gerakan batang torak dan diubah menjadi gerak putaran pada

poros engkol. Poros engkol menerima beban yang besar dari torak dan batang

torak serta berputar pada kecepatan tinggi, dengan alasan tersebut poros engkol

umumnya terbuat dari baja karbon dengan tingkatan serta mempunyai daya tahan

yang tinggi. (Pulkrabek, Willard W,1977 : 22)

Poros engkol dan batang penggerak adalah untuk merobah gerak translasi

piston menjadi gerak putar. Kedua bagian ini selalu menderita tegangan dan

regangan yang sangat besar. Karena itu harus dibuat dari bahan yang khusus dan

ukuran yang tepat. Dalam keadaan diam dan berputar poros engkol selalu

setimbang (balance). Bagian permukaan bantalan dikeraskan dan harus licin untuk

mengurangi keausan.(Daryanto,2000 :42)

(29)

2.3.7.Bak Engkol Mesin (Crankcase)

Crankcase (bak engkol) biasanya terbuat dari aluminium die casting dengan

sedikit campuran logam. Bak engkol fungsinya sebagai rumah dari komponen

yang ada di bagian dalamnya, yaitu komponen alternator untuk pembangkit daya

tenaga listriknya sepeda motor, Pompa oli, Kopling, Poros engkol, dan bantalan

peluru serta gigi transmisi. Bak engkol terletak di bawah silinder dan biasanya

merupakan bagian yang ditautkan pada rangka sepeda motor Sebagai penampung

oli pelumas

Gambar 2.12. Bak engkol

2.3.8.Mekanisme Katup

Motor 4 langkah mempunyai langkah hisap, kompresi, usaha, dan buang,

tetapi bekerjanya katup hanya dibutuhkan dalam 2 proses langkah yaitu langkah

hisap dan buang. Mekanisme katup dirancang sedemikian rupa sehingga sumbu

nok (camshaft) berputar satu kali untuk menggerakkan katup hisap dan katup

buang setiap dua kali berputarnya poros engkol. Puli timing crankshaft dipasang

(30)

camshaft. Exhaust camshaft digerakkan oleh poros engkol melalui timing belt.

Intake camshaft digerakkan oleh gigi-gigi yang berkaitan pada intake dan exhaust

camshaft. Bila poros engkol berputar menyebabkan exhaust camshaft juga

berputar melalui timing belt, sedangkan intake camshaft diputarkan oleh exhaust

camshaft melalui roda-roda gigi. Bila sumbu nok terus berputar, nok akan

menekan ke bawah pada valve filter dan membuka katup. Bila sumbu nok terus

berputar, maka katup akan menutup dengan adanya tekanan pegas. Setiap

camshaft berputar satu kali, akan membuka dan menutup katup hisap dan katup

buang satu kali pada setiap dua putaran poros engkol.

Gambar 2.13. Mekanisme katup

2.4. Sistem Kelengkapan Pada Motor Bakar 2.4.1.Sistem Bahan Bakar

Di dalam motor bensin selalu diharapkan bahan bakar dan udara itu sudah

bercampur dengan baik sebelum dinyalakan oleh busi. Komponen-komponen

(31)

1. Tangki bahan bakar

Tangki bahan bakar dibagi-bagi dalam beberapa bagian dengan

pemisah. Pemisah ini berfungsi sebagai damper bila kendaraan berjalan

atau berhenti secara tiba – tiba atau berjalan di jalan yang kasar.

Gambar 2.14. Tangki bahan bakar

2. Saringan Bahan Bakar

Saringan bahan bakar berfungsi untuk menyaring kotoran – kotoran

dan air yang terbawa oleh bahan bakar.

Gambar 2.15. Saringan Bahan Bakar

3. Pompa Bahan Bakar

Pompa bahan bakar ada dua jenis, yaitu model mekanik dan model

elektrik. Fungsi dari pompa ini adalah untuk mengalirkan bahan bakar

(32)

Gambar 2.16. Pompa Bahan Bakar

4. Throttle body

Throttle adalah bagian dari mesin injeksi yang mengatur masuknya

udara ke mesin pembakaran. Fungsi Throttle Position Sensor (TPS)

atau Sensor Posisi Throttle adalah sensor yang digunakan untuk

memantau posisi throttle apakah terbuka sebagian, terbukap penuh atau

tertutup. Sensor ini biasanya terletak pada poros kupu-kupu sehingga

dapat langsung memantau posisi throttle. ECU (Engine Control Unit)

dapat mengontrol posisi throttle.

Fungsi throttle body adalah sebagai saluran utama yang dilalui oleh

udara sebelum masuk ke intake manifold. Konstruksi throttle body

(33)

Gambar 2.17. Throttle Body

2.4.2.Sistem Pelumasan

Pelumasan adalah proses memberikan lapisan minyak pelumas di antara dua

permukaan yang bergesek. Semua permukaan komponen motor yang bergerak

seharusnya selalu dalam keadaan basah oleh bahan pelumas. Fungsi utama

pelumasan ada dua yaitu mengurangi gesekan (friksi) dan sebagai pendingin. Bila

terjadi suatu keadaan luar biasa, dimana sistem pelumasan tidak bekerja, maka

akan terjadi gesekan langsung antara dua permukaan yang mengakibatkan

timbulnya keausan dan panas yang tinggi.

Bahan pelumas di dalam mesin bagaikan lapisan tipis (film) yang

memisahkan antara permukaan logam dengan permukaan logam lainnya yang

saling meluncur sehingga antara logam-logam tersebut tidak kontak langsung.

Selain seperti yang diterangkan di atas, bahan pelumas juga berfungsi sebagai

(34)

Gambar 2.18. Pelumasanpada Mesin Sepeda Motor

Kegagalan pada sistem pelumasan tidak hanya berakibat rusaknya sepeda

motor tetapi juga dapat menimbulkan kebakaran dan kecelakaan pengemudi.

Kebakaran akan terjadi disebabkan oleh bagian yang panas dapat melelehkan

pembalut kabel dan karenanya akan segera terjadi hubungan singkat dan percikan

api. Bahan bakar bensin menyambar percikan api dan akan terjadi kebakaran.

Pelumasan dinding silinder merupakan bagian yang penting untuk

diperhatikan. Fungsi pelumasan disini sebagaimana dikatakan bukan saja untuk

mengurangi gesekan tetapi juga untuk perapat. Dengan adanya minyak pelumas

antara ring piston dan dinding silinder maka diharapkan kebocoran kompresi dari

langkah usaha dapat dihindarkan. Untuk menjamin pelumasan dinding silinder

maka dipasang ring oli. Ring oli tidak dapat bekerja dengan baik jika pelumas

terlalu kental, atau bila terjadi lumpur (sludge) pada celah ring. Begitu pentingnya

(35)

bekerja dengan pasti, mudah dikontrol dan dipelihara. Fungsi minyak pelumas

secara keseluruhan ialah untuk mencegah atau mengurangi:

Gesekan

Bagian peralatan yang bergesekan akan cepat aus.

Timbulnya panas yang berlebihan;

Tenaga mesin berkurang;

Timbul karat/korosi;

Umur pemakaian berkurang.

Sehingga pelumasan yang teratur dan selalu memperhatikan mutu minyak

pelumas dapat memperpanjang usia motor bakar terhadap kerusakan, karena

(36)

Deposit

Pemborosan bahan bakar

1. Pelumasan Pada Sepeda Moto Empat Langkah

Bahan pelumas harus dapat didistribusikan secara meyakinkan ke semua

bagian yang memerlukan. Ada tiga jenis pelumasan pada motor empat langkah:

Boundary lubrication, yaitu bila permukaan bearing dilapisi dengan lapisan halus

minyak pelumas. Lapisan minyak pelumas ini mempunyai keterbatasan. Bila

kekuatan atau berat komponen melebihi batas kemampuannya, maka lapisan

tersebut dengan mudah hancur dan akan terjadi keausan. Pelumasan tekan (thin

film lubrication), yaitu pelumasan antara dua permukaan juga, tetapi minyak

pelumas dialirkan dengan pompa minyak pelumas (tekanan) untuk penggantian

dengan minyak pelumas yang baru.

Hydrodynamic lubrication yaitu pelumasan yang mampu menahan beban

berat seperti batang penggerak dan pada pelumasan roda gigi. Minyak pelumas

dengan kekentalan yang lebih tinggi dialirkan sehingga dapat memelihara sistem

pelumasan dengan baik.

(37)

2. Sistim Pelumasan Sepeda Motor Empat Langkah

Pada Motor empat langkah bak engkol merupakan satu kesatuan, baik untuk

bagian motor bakar ataupun untuk kopling dan gigi transmisi

Gambar 2.20. Resirkulasi system pelumasan (Yamaha Vixion)

(38)

Sepeda motor empat langkah pelumasannya hanya ada satu macam, yaitu

dari bak engkol. Minyak pelumas diisikan pada bak engkol. Dari bak engkol

minyak pelumas dipercikkan ke dinding silinder untuk melumasi dinding silinder

motor. Ring oli yang dipasang pada piston bertugas meratakan dan membersihkan

oli pada dinding silinder tersebut. Oleh karena itu pada sepeda motor empat

langkah dilengkapi dengan ring oli. Gambar 9.3 menunjukkan sistem resirkulasi

pelumasan pada mesin empat langkah.

3. Penyimpanan Pelumas

Dasar dari pekerjaan sistim resirkulasi pada mesin empat langkah adalah

terletak pada perbedaan dalam cara oli disimpan pada mesin. Ada dua sistem:

Sistem

Tempat Oli Kering (Dry-Sump System)

Oli ditampung terpisah dalam tangki oli dan diberikan tekanan

pompa melalui saluran yang sama dalam sistem wet sump. Setelah

melumasi oli kembali ke crankcase dan disalurkan kembali ke tangki

oleh pompa. Kopling dan transmisi dilumasi oleh cipratan oli dari

(39)

Gambar 2.21. Sistem dry-sump

Sistem Tempat Oli Basah (Wet sump system)

Minyak pelumas berada diruang oli yang ditempatkan dibawah

crankcase, dari ruangannya oli naik dan diberikan menurut tekanan.

Sebagian oli diberikan ke poros engkol dan sebagian ke pengerak katup.

Sebagian oli pelumas dalam crankcase digunakan untuk melumasi

dinding silinder. oli melumasi silinder piston dan ring piston dan

kelebihan oli disapu kebawah oleh ring dan kemudian kembali ke

crankcase. Kopling dan trasmisi dilumasi dengan cipratan oli dari bak

oli atau tekanan pompa oli.

Pada jenis ini tempat oli (bak oli / karter beroda menjadi satu

dengan mesin Jenis ini digunakan pada semua mesin sepeda motor 4

Tak. Karena konstruksi lebih praktis dan pelumasan pada semua bagian

(40)

Gambar 2.22. Pelumasan sistem basah (wet sump)

4. Pompa Oli Untuk Sistem Pelumasan Mesin Empat Langkah

Pompa oli pada sepeda motor berfungsi untuk menyemprotkan oli agar

bercampur dengan gas baru dan masuk ke dalam ruang bakar. Jumlah oli yang

disemprotkan ke dalam ruang bakar tersebut harus sesuai dengan ketentuan. Oli

yang disemprotkan tidak boleh terlalu banyak tetapi juga tidak boleh kurang. Jika

oli yang disemprotkan terlalu banyak mengakibatkan ruang bakar menjadi cepat

kotor oleh kerak/arang karbon dan polusi yang ditimbulkan oleh asap gas buang.

Jika oli yang di-semprotkan kurang maka akan mengakibatkan motor menjadi

cepat panas. Hal ini akan memungkinkan piston macet di dalam silindernya.

Untuk mendapatkan penyemprotan yang sesuai pompa oli harus disetel. Karena

jenis dan macam pompa oli cukup banyak maka cara penyetelannya juga

(41)

Berikut ini beberapa tipe pompa oli yang sering digunakan:

Pompa oli tipe plunger

Pompa oli tipe plunger sering ditemukan digunakan pada mesin

kuno dengan pelumasan sistem kering.

Pompa oli tipe gear

Oleh putaran 2 gigi didalam rumah pompa, oli ditarik kedalam

melalui lubang pemasukan dan keluar melalui lubang pengeluaran.

Pompa oli tipe trochoid

Disini dua rotor berputar pada kecepatan yang berbeda, sehingga

menyebabkan perbedaan volume diantara dua rotor tersebut, karena

adanya perbedaan volume tadi menyebabkan oli mengalir keluar dan

kedalam.

2.4.3.Sistem Pendingin

Sistem pendingin yang digunakan pada motor mobil ada 2 macam : Sistem

pendingin udara dan Sistem pendingin air. Pada motor yamaha Vixion sudah

menggunakan sistem pendinginan menggunakan pendingin air. Komponen pada

sistem pendinginan Yamaha Vixion antara lain:

1. Radiator

Radiator mendinginkan cairan pendingin yang telah menjadi panas

setelah melalui saluran water jacket. Radiator terdiri dari tangki air

(42)

tengah. Konstruksi radiator memungkinkan sistem pendinginan dapat

bekerja secara optimal. Kontruksi radiator terdiri dari:

 Tangki atas

Tangki atas berfungsi untuk menampung air yang telah panas

dari mesin. Tangki atas dilerngkapi dengan lubang pengisian, pipa

pembuangan dan saluran masuk dari mesin. Lubang pengisian

harus ditutup dengan tutup radiator. Pipa pembuangan untuk

mengalirkan kelebihan air dalam sistem pendinginan yang

disebabkan oleh ekspansi panas dari air keluar atau ke tangki

reservoir. Saluran masuk ditempatkan agak keujung tangki atas.

 Inti radiator (radiator core)

Inti radiator berfungsi untuk membuang panas dari air ke udara

agar suhu air lebih rendah dari sebelumnya. Inti radiator terdiri dari

pipa-pipa air untuk mengalirka air dari tangki atas ke tangki bawah

dan sisrip-sirip pendingin untuk membuang panas air dalam

pipa-pipa air. Udara juga dialirkan diantara sirip-sirip pendingin agar

pembuangan panas secepat mungkin. Warna inti radiator dibuat

hitam agar pepindahan panas radiasi dapat terjadi sebesar mungkin.

Besar kecilnya inti radiator tergantung pada kapasitas mesin dan

jumlah pipa-pipa air dan sisrip-siripnya

 Tangki bawah

Tangki bawah berfungsi untuk menampung air yang telah

(43)

melalui pompa. Pada tangki bawah juga dipasangkan saluran air

yang berhubungan dengan pompa air dan saluran pembuangan

untuk membuang air radiator pada saat membersihkan radiator dan

melepas radiator.

Gambar 2.23. Radiator

2. Tutup Radiator

Tutup radiator berfungsi untuk menaikkan titik didih dari air

pendingin dengan jalan menahan ekspansi air pada saat air menjadi

panas sehingga tekanan air menjadi lebih tinggi dari tekanan udara luar.

Di samping itu pada sistem pendinginan tertutup , tutup radiator juga

berfungsi untuk mempertahankan air pendingin di dalam sistem agar

tetap walaupun motor dalam keadaan dingin ataupun panas. Untuk itu

tutup radiator dilengkapi dengan katup pengatur tekanan dan katup

(44)

Gambar 2.24. Tutup Radiator

3. Pompa Air (Water Pump)

Fungsi dari pompa air adalah untuk mensirkulasikan air pendingin

dengan jalan membuat perbedaan tekanan antara saluran isap dengan

saluran tekan yang terdapat pada pompa.

Gambar 2.25. Pompa Air (Water Pump)

4. Tangki Cadangan

Bila volume cairan pendingin berekspansi disebabkan naiknya

temperature, maka cairan pendingin yang berlebihan dikirim ke tangki

cadangan. Bila temperature turun, maka cairan pendingin di dalam

(45)

Gambar 2.26. Tangki Cadangan

5. Thermostat

Temperatur cairan pendingin tergantung dengan motor. Efisiensi

operasi motor yang tertinggi adalah bila temperaturnya mencapi 80º -

90º C. untuk mempertahankan temperature pendingin cairan dalam

batas yang diijinkan digunakanlah thermostat.

Gambar 2.27. Thermostat

Pada saat air pendingin suhunya masih rendah, saluran dari motor

ke radiator tertutup karena lilin ( wax ) masih belum memulai. Apabila

(46)

selanjutnya menekan karet. Karet menekan poros katup agar katup

membuka.

6. Kipas pendingin

Kipas berfungsi untuk mengalirkan udara pada inti radiator agar

panas yang terdapat pada inti radiator dapat dipancarkan ke udara

dengan mudah. Kipas pendingin dapat berupa kipas pendingin biasa

(yang diputarkan oleh mesin) atau kipas pendingin listrik. Kipas

pendingin biasa digerakkan oleh putaran puli poros engkol. Poros kipas

biasa sama dengan poros pompa air sehingga putaran kipas sama

dengan putaran pompa. Pada kipas pendingin listrik digerakkan oleh

motor listrik akan menghasilkan efisiensi pendinginan yang lebih baik

(terutama pada kecepatan rendah dan beban berat) dan membantu

pemanasan awalair pendingin yang lebih cepat, penggunaan bahan

bakar yang lebih hemat, dan mengurangi suara berisik

(47)

39

3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir

Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

Politenik Muhammadiyah Yogyakarta. Pelaksanaan dilakukan di tempat tersebut

karena laboratorium mesin Program Vokasi Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta memiliki peralatan yang memadai untuk melaksanakan proses

pembuatan Tugas Akhir Overhoul Engine Yamaha Vixion.

3.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam melaksanakan proses pembuatan

Tugas Akhir “Overhoul EngineYamaha Vixion” sebagai berikut:

3.2.1.Alat.

Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan Tugas Akhir dengan

judul “Overhoul EngineYamaha Vixion” antara lain:

1. Toolbox ( kunci ring dan pas 8 – 22 mm, obeng, palu, tang).

2. Kunci Shock set

3. Kunci Momen

4. Palu Karet

(48)

6. Micrometer dengan ketelitian 0,01mm dengan rentang pengukuran

(50-75mm)

7. Jangka Sorong dengan ketelitian 0,05mm

8. Penggaris/Mistar

Overhoul Engine Yamaha Vixion” antara lain:

Tabel 3.1. Rincian Pembuatan Stand Yamaha Vixion dan Proses Overhoul

No Bahan dan Part Jumlah

1 Engine Yamaha Vixion 1

2 Tangki 1

3 Dudukan Stang Sepasang

(49)

3.3. Proses Overhoul

Proses overhoul dilakukan dengan membongkar seluruh mekanisme

komponen mesin, hal tersebut dilakukan guna mengetahui kondisi

komponen-komponen di dalamnya, serta untuk menganalisis kerusakan yang terjadi di dalam

mekanisme tersebut. Adapun proses yang dilakukan adalah sebagai berikut:

3.3.1.Overhoul Cylinder Head

Proses ini meliputi proses pembongkaran, pemeriksaan, dan pemasangan

cylinder head berdasarkan standart dan spesifikasi yamaha.

1. Melepas Cylinder Head dan Timing Gear.

(50)

Proses pembongkaran cylinder head dan timing gear pada engine stand

yamaha vixion meliputi beberapa tahap dan proses sesuai dengan Standar

operasional perbaikan yamaha antara lain:

Tepatkan tanda marking “I” “a” pada rotor generator (dengan tanda

penepatan “b” pada penutuprotor generator )

Putar crankshaft ke arah kiri, Pada saat Piston berada di TMA, saat

langkah kompresi , tepatkan tanda “ I ” “ c ” pada sprocket cam shaft,

dengan tanda “d” yang ada pada cylinder head.

Gambar 3.2. Tanda Top Pada Mesin (service Manual Vixion-2007) Kendorkan baut sprocket camshaft “1”

Gambar 3.3. Mengendorkan Baut Sprocket Camshaft

(51)

Lepas sprocket camshaft

CATATAN : Untuk menghindari agar rantai timing tidak terjatuh

kedalam crankcase, ikat dengan kawat “1”.

Lepaskan Cylinder head

CATATAN :• Kendorkan Baut dengan urutan dan pola seperti pada

gambar dan Kendorkan semua baut dengan 1/2 putaran terlebih dahulu,

sebelum melepas semua baut .

Gambar 3.4. Urutan Mengendurkan baut cylinder head

(52)

2. Memeriksa Cylinder Head

Bersihkan endapan karbon pada ruang bakar (dengan skrap bulat)

CATATAN : Jangan menggunakan benda tajam untuk pembersihan,

karena akan mengakibatkan kerusakan pada lubang ulir busi dan

dudukan Valve

Gambar 3.5. Membersihkan Cylinder Head (service Manual Vixion-2007)

Periksa:Cylinder head dari Rusak/retak

Pemeriksaan ruangan air pendingin cylinder head dari endapan

(53)

Ukur Kerataan cylinder head, jika di luar spesifikasi → gosok dan

haluskan permukaan cylinder head.

Gambar 3.6. Pengukuran Kerataan Cylinder Head (service Manual Vixion-2007)

3. Memeriksa Sprocket Camshaft dan Guide Rantai Timing

Periksa Sprocket camshaft dari Keausan lebih dari 1/4 gigi gear “a” →

ganti sprocket camshaft , rantai timing, dan crank-shaft satu set.

Gambar 3.7. Pemeriksaan Sprocket camshaft

(54)

4. Memeriksa Tensioner Rantai Timing

Periksa tekanan balik tensioner, jika tidak lancar maka lakukan

penggantian. Tekan secara perlahan batang penekan ke rumah tensioner

dengan jari untuk mengetahui tekanan balik tensioner.

CATATAN : Sambil menekan batang penekan tensioner ke- dalam,

putar baut penyetel otomatis dengan obeng kecil ke arah kanan.

Gambar 3.8. Tensioner

Lepaskan obeng, dan lepaskan tekanan pada batang penekan tensioner.

Pastikan batang penekan pada tensioner ke-luar secara perlahan dari rumah

tensioner. Jika pergerakan batang penekan tidak lancar,ganti tensioner

rantai timing .

5. Memeriksa Sistem Dekompresi

Dekompresi berfungsi untuk mempermudah saat menghidupkan mesin

dengan menggunakan kick starter, bertujuan untuk memperingan gaya yang

diperlukan untuk menghidupkan mesin.

Periksa Sistem dekompresi pada saat pada sprocket camshaft dan

(55)

Periksa tuas dekompresi “1” pastikan dapat bergerak dengan lancar. Jika

tidak lancar bersihkan tuas dekompresi dan lumasi dengan

menggunakan pelumas yang direkomendasi.

Dengan kondisi tuas dekompresi kedalam, (tidak bergerak). Periksa nok

dekompresi “2” pada camshaft ( cam pembuangan) seperti pada gambar

illustrasi “A”.

Gerakkan tuas dekompresi “1” ke arah gambar panah, dan periksa posisi

nok dekompresi pada cam (cam buang) harus dalam kondisi ke dalam

seperti pada gambar illustrasi "B".

Gambar 3.9. Dekompresi A

Gambar 3.10. Dekompresi B

6. Memasang Cylinder Head

Pemasangan cylinder head pada sepeda motor yamaha vixion dilakukan

(56)

yamaha sebagai acuan untuk mendapatkan performen mesin yang optimal dan

dapat menjaga ketahanan dari mesin.

Proses pemasang cylinder head

CATATAN : Masukkan rantai timing pada rongga rantai timing yang

terdapat pada cylinder body .

Kencangkan baut cylinder head “1” dan baut cylinder head“2”

CATATAN : Lumasi baut cylinder head dengan oli mesin dan

kencangkan baut cylinder head dengan pola silang dan dengan urutan

seperti pada gambar.

Gambar 3.11. Urutan Pengencangan Cylinder Head

Pasang sprocket camshaft

Gambar 3.12. Tanda Pemasangan Sprocket Camshaft

(57)

Gambar 3.13. Pengencangan Tensioner

Putar crankshaft (beberapa kali putaran ke arah kiri)

Ukur kelonggaran Valve dan setel sesuai spesifikasi

3.3.2.Overhoul Camshaft dan Valve

(58)

1. Melepas RockerArms dan Camshaft

Kendorkan mur pengunci “1”dan baut penyetel kelonggaran Valve “2”

Gambar 3.15. Mur Penyetel Valve

Lepas camshaft“1”

CATATAN : Masukkan baut 8-mm (0.31-in) “2” pada lubang ulir yang

terdapat pada ujung camshaft, dan tarik keluar camshaft.

Gambar 3.16. Melepas Camshaft

2. Memeriksa Camshaft

Periksa bentuk dimensi camshaft dari warna biru terbakar, aus, dan

goresan pada camshaft.

Ukur dimensi camshaft “a” dan “b”jika di luar spesifikasi, ganti

(59)

Gambar 3.17. Pengukuran Dimensi Camshaft

Periksa aliran oli pada camshaft jika tersumbat, tiup dengan udara

bertekanan.

3. Memeriksa Rocker Arms dan As Rocker Arm

Periksa rocker arm terhadap kerusakan/aus

Periksa as rocker arm terhadap warna biru terbakar/aus /baret/mengecil

Ukur diameter dalam rocker “a” jika di luar spesifikasi lakukan

penggantian

(60)

Ukur diameter luar as rocker arm “a” jika di luar spesifikasi lakukan

penggantian.

Gambar 3.19. Pengukuran Diameter As Roker Arm

4. Memeriksa Valve dan Pegas Valve

Periksa kerapatan valve jika terjadi kebocoran, periksa permukaan valve,

dudukan valve, dan lebar dudukan valve.

CATATAN : Harus tidak ada kebocoran pada dudukan valve “1”.

(61)

5. Melepas Valve

Lepas pin pengunci “1”

CATATAN : Melepas pin pengunci, dengan cara menekan pegas valve

dengan valve spring compressor, dan valve spring compressor

attachment “2”.

Gambar 3.21. valve spring compressor

Lepas dudukan pegas atas “1”, pegas valve “2”, Valve “3”, seal valve

stem “4”, dan dudukan pegas bawah “5”

(62)

6. Memeriksa Valve dan Guide Valve

Ukur kelonggaran batang valve ke guide valve, jika di luar spesifikasi

ganti guide valve.

Gambar 3.23. Pemeriksaan Valve

Ukur ketebalan kepala valve“a” jika di luar spesifikasi ganti valve

Gambar 2.24. Ketebalan Valve

Ukur kelurusan batang valve jika di luar spesifikasi ganti valve

Gambar 3.25. Kelurusan Batang Valve

CATATAN : Pada saat mengganti valve, ganti juga guide valve dengan

yang baru, Jika mengganti valve atau melepas valve selalu lakukan

(63)

7. Pemeriksaan Pegas Valve

Ukur panjang bebas pegas valve “a”

Gambar 3.26. pengukuran panjang pegas valve

Ukur tekanan pegas valve “a”

Gambar 3.27. Pengukuran Tekanan Pegas Valve

Ukur kebengkokan pegas valve “a”

Gambar 3.28. Pengukuran Kerataan Pegas Valve

8. Memasang Camshaft dan RockerArm

Lumasi rocker arms dan as rocker arm

Lumasi Camshaft

(64)

Gambar 3.29. Pemasangan As Roker Arm

3.3.3.Overhoul Cylinder dan Piston

(65)

1. Melepas Piston dan Ring Piston

Lepas clip pin piston “1”, pin piston “2”, dan piston “3”

PERHATIAN : Jangan menggunakan pukul besi, untuk mengeluarkan

pin piston dari piston.

Gambar 3.31. Melepas Clip Pin Piston

CATATAN : Sebelum melepas clip pin piston, tutup lubang crankcase

dengan kain untuk menghindari clip pin piston terlempar masuk ke

dalam crank case.

Sebelum melepas pin piston, haluskan permukaan alur clip pin piston

untuk mempermudah keluarnya pin piston. Jika pin piston masih sulit

(66)

Lepaskan ring pertama(top ring), ring kedua(2nd ring), dan ring oli

CATATAN :Saat melepas ring piston, buka ujung sambungan ring

dengan ibu jari, dan angkat ke atas sisi yang lain melewati kepala piston

Gambar 3.32. Melepas Ring Piston

2. Memeriksa Cylinder dan Piston

Periksa dinding piston dan dinding cylinder dari goresan jika terdapat

goresan melebihi spesifikasi ganti piston, cylinder, dan ring piston.

Ukur kelonggaran piston ke cylinder

Ukur diameter cylinder “C” dengan cylinder bore gauge.

Gambar 3.33. Mengukur Diameter Cylinder

CATATAN : Ukur diameter cylinder “C” silang, dari sisi ke sisi dan

(67)

Ukur diameter piston “D” “a” dengan micrometer. Jika diluar spesifikasi,

ganti piston dan ring piston satu set.

Gambar 3.34. Mengukur Diameter Piston

CATATAN : Perhitungan kelonggaran piston ke cylinder dengan

rumus. Jika diluar spesifikasi ganti cylinder, piston, dan ringpiston.

3. Memeriksa Ring Piston

Ukur celah alur ring dengan ring piston. Jika di luar spesifikasi → ganti

ring piston satu set.

CATATAN : Sebelum mengukur celah alur ring dan ring piston,

bersihkan endapan carbon pada celah alur ring, dan ring piston.

Pasang ring piston pada cylinder

CATATAN : Ratakan posisi ring, di dalam cylinder, dengan kepala

(68)

Ukur celah sambungan ring piston. Jika di luar spesifikasi ganti ring

piston.

CATATAN : expander ring tidak dapat diukur. jika celah rail ring atas

dan bawah melebihi spesifikasi, ganti ring oli satu set

Gambar 3.35. Mengukur Celah Ring Piston

4. Memeriksa Pin Piston

Periksa pin piston jika berwarna biru terbakar/ aus, ganti pin piston dan

periksa sistem pelumasan.

Ukur diameter luar pin piston "a". Jika di luar spesifikasi Ganti pin piston

Gambar 3.36. Mengukur Diameter Luar Pin Piston

(69)

Gambar 3.37. Mengukur Diameter Lubang Pin Piston

Hitung celah pin piston ke lubang pin piston. Jika di luar spesifikasi ganti

pin piston, dan piston satu set

5. Memasang Piston dan Cylinder

Pasang Top ring “1”, 2nd ring “2”, dan • Expander ring“3”

CATATAN : Pastikan tulisan yang terdapat pada ring piston berada

pada posisi di atas.

Gambar 3.38. Urutan Pemasangan Ring Piston

(70)

CATATAN : Lumasi oli pada pin piston dan pastikan tanda panah “a”

pada kepala piston menghadap ke arah lubang pembuangan.

Pemasangan arah tanda panah yang terbalik dapat menyebabkan

keauasan pada dinding silinder, dikarenakan sudut offset engine yang

tidak tepat.

Gambar 3.39. Pemasangan Pin Piston

Sebelum memasang clip piston, tutup lubang crankcase dengan kain,

untuk menghindari melejitnya clip piston ke dalam crankcase.

Lumasi piston, ring piston, dan cylinder (dengan pelumas yang

disarankan)

(71)

Pasang pin dowel dan gasketcylinder head

CATATAN : Tekan ring piston dengan satu tangan, dan masukkan

cylinder dengan tangan yang lain.

Masukkan rantai timing dan guide rantai timing (sisi pemasukan), pada

rongga rantai beri pelumas yang disarankan.

(72)

3.4. Diagram Proses Overhoul

Gambar 4.6.1. Diagram Alur Penelitian

Analisis

Proses Pengolahan Data Proses

Pengujian

Selesai Study Literature

Proses Pembuatan Alat

Proses Overhoul Engine Mulai

Tidak Lolos

(73)

65

4.1. Hasil Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion.

Setelang melakukan proses overhoulcylinderhead berdasarkan standar dan

spesifikasi yamaha diperoleh hasil pengukuran dan indentifikasi kerusakan pada

mesin sebagai berikut:

4.1.1.Hasil Pemeriksaan Cylinder Head

Terdapat endapan karbon pada ruang bakar sehingga perlu dilakukan

pembersihan untuk mengembalikan performa mesin, karena endapan

karbon dapat menyebabkan bahan bakar terbakar dengan sendirinya

tanpa adanya percikan bunga api dari spark plug yang menyebabkan

pembakaran dini (preignition).

Gambar 4.1.Endapan Karbon Cylinder Head

Terdapat endapan kotoran/karat pada saluran pendinginan. Terdapatnya

endapan kotoran pada saluran pendingin dapat menyebabkan sistem

pendinginan terganggu dan menyebabkan engine mengalami

(74)

Hasil pengukuran Kerataan cylinder head menggunakan pengaris baja dan

fuller gauge diperoleh fuller gauge ukuran 0,05 mm tidak dapat masuk.

Hasil ini dapat disimpulkan bahwa cylinder head masih layak

digunakan.

Gambar 4.2. Pengukuran Kerataan Cylinder Head

4.1.2.Hasil pemeriksaan Sprocket Camshaft dan Guide Rantai Timing

Hasil Periksaan keausan Sprocket camshaft secara visual diperoleh hasil

Sprocket camshaft masih dalam spesifikasi dan masih layak digunakan:

4.1.3.Hasil Pemeriksaan Tensioner Rantai Timing

Periksaan tensioner rantai timing tidak terdapat keretakan pada body

tensioner.

Tekanan balik tensioner masih bekerja dengan lancar dan batang penekan

tensioner dalam konsisi baik dan layak digunakan.

(75)

4.1.4.Hasil pemeriksaan Sistem Dekompresi

Tuas dekompresi dapat bergerak dengan lancar.

Kondisi tuas dekompresi dalam kondisi baik dan dapat bekerja sesuai

dengan standar manual service dan tidak terdapat keausan pada tuas

dekompresi.

4.1.5.Hasil Pemeriksaan Camshaft

Hasil Pemeriksaan bentuk dimensi camshaft secara visual tidak terdapat

tanda bekas terbakar, tidak terdapat keausan, dan tidak terdapat goresan

pada camshaft.

Pengukuran dimensi camshaft “a” dan “b”diperoleh :

(jangka sorong 0,05)

(76)

Dari hasil pengukuran camshaft masuk dan camshaft buang dapat

disimpulkan bahwa camshaft masih dalam spesifikasi service manual

dan belum melewati limit dari spesifikasi sehingga camshaft masih

layak digunakan.

Gambar 4.3. Pengukuran Dimensi Camshaft

4.1.6.Hasil Pemeriksaan Rocker Arm dan As Rocker Arm

Dari hasil pengukuran roker arm unit di bawah ini dapat disimpulkan bahwa

roker arm unit masih layak digunakan karena masih dalam batas limit spesifikasi

yang diperbolehkan untuk digunakan.

Hasil pengukuran diameter dalam rocker Arm diperoleh hasil : 10,01 mm

(jangka sorong 0,05mm)

(77)

Gambar 4.4. Pengukuran Diameter Dalam Roker Arm

Hasil pengukuran diameter luar as rocker arm : 9,96 mm

Gambar 4.5. Pengukuran Diameter As Roker Arm

4.1.7.Hasil Pemeriksa Valve dan Pegas Valve

Periksa kerapatan valve terdapat kebocoran, sehingga perlu dilakukan skur

valve untuk mengatasi masalah kebocoran pada valve. Kebocoran valve

dapat menyebabkan tenaga dari mesin berkurang karena terjadi

(78)

Gambar 4.6. Proses Skur Valve

Hasil pengukuran batang valve masuk diperoleh hasil : 4,47 mm

Hasil pengukuran batang valve buang diperoleh hasil : 4,45 mm

(service-manual-v-ixion-idn 185/430)

(79)

(service-manual-v-ixion-idn 179/430)

Hasil pengukuran ketebalan kepala valve masuk : 0.75 mm

Hasil pengukuran ketebalan kepala valve buang : 0.80 mm

Hasil pengukuran Diameter kepala valve masuk : 19.45 mm

Hasil pengukuran Diameter kepala valve buang : 17 mm

Hasil pengukuran panjang bebas pegas valve diperoleh hasil :

Tabel 4.2. Pengukuran Panjang Bebas Pegas Valve

(80)

Gambar 4.8. Pengukuran Panjang Pegas Valve

Hasil pengukuran kebengkokan pegas valve diperoleh hasil :

Tabel 4.3. Pengukuran Kebengkokan Pegas Valve Kebengkokan pegas valve In : 1,2 mm Kebengkokan pegas valve Ex : 1,3 mm

4.1.8.Hasil Pemeriksaan Cylinder dan Piston

Pemeriksaan secara visual terhadap goresan dan kondisi dari dinding

cylinder, tidak terdapat goresan dan kondisi dinding cylinder masih

layak digunakan.

(81)

Hasil pengukuran kelonggaran piston ke cylinderblok diproleh hasil :

Hasil pengukuran diameter cylinder dengan cylinder bore gauge diperoleh

hasil sebagai berikut:

Standar

Tabel 4.4. Hasil Pengukuran Cylinder

Posisi/Arah X Y

(82)

Hasil Pengukuran diameter piston dengan micrometer : 56,95 mm

Gambar 4.11. Pengukuran Diameter Piston

4.1.9.Hasil Pemeriksaan Ring Piston

Hasil pengukuran celah alur ring piston :

(83)

Tabel 4.5. Hasil Pengukuran Celah Alur Ring Piston

Hasil Pengukuran Celah Alur Ring Piston

Ring Pertama : 0.70 mm

Ring Kedua : 0.65 mm

Ring Oli : 0.85 mm

Gambar 4.12. Mengukur Celah Ring Piston

Hasil pengukuran celah sambungan ring piston.

Tabel 4.6. Hasil Pengukuran Celah Ring Piston

Hasil Pengukuran Celah Ring Piston

Ring Pertama : 0.20 mm

Ring Kedua : 0.30 mm

Ring Oli : 0.45 mm

(84)

Hasil Pengukuran diameter luar pinpiston "a".: 13,98 mm

Hasil Pengukuran diameter lubang pinpiston“b”.: 14,01 mm

Celah pinpiston- ke-lubang pin piston. : 0.03 mm

4.2. Hasil Pengujian

Setelah proses overhaul engine trainer telah dilakukan dan diselesaikan,

untuk selanjutnya dilakukan proses pengujian kinerja engine yang meliputi

pengukuran tekanan kompresi.

4.2.1.Tujuan Pengujian

Pengujian kinerja motor dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah

engine trainer dapat bekerja dengan normal sesuai dengan standar atau ketentuan

yang berlaku pada mesin tersebut, jika belum sesuai maka perlu dilakukan

rekondisi kembali.

4.2.2.Prosedur Pengujian

Prosedur pengujian dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada

masing-masing pengujian. Adapun prosedur pengujian yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

1. Pengukuran kompresi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

 Mesin dipanaskan sampai suhu kerja.

Spark plug dibuka.

 Kabel tegangan tinggi dari koil dilepas agar aliran sekunder

terputus.

Gambar

Gambar 2.13. Mekanisme katup
Gambar 2.16. Pompa Bahan Bakar
Gambar 2.18. Pelumasanpada Mesin Sepeda Motor
Gambar 2.19. Jenis pelumasan: Film, Thick Film dan Hydrodynamic
+7

Referensi

Dokumen terkait

Motor bakar bensin 4-langkah adalah salah satu jenis mesin pembakaran dalam ( internal combustion engine ) yang beroperasi menggunakan udara bercampur dengan bensin

Motor bensin adalah jenis motor bakar torak yang bekerja berdasarkan siklus volume konstan, karena saat pemasukan kalor (langkah pembakaran) dan pengeluaran.. kalor terjadi pada

2.2.2 Motor pembakaran dalam(internal combustion) Mesin pembakaran dalam adalah bahan bakarnya terjadi di dalam mesin itu sendiri sehingga panas dari hasil pembakaran

Motor yang setiap kali langkah usaha memerlukan 4 langkah piston atau 2 kali putaran crankshaft pengertian daria. Motor bakar 4

Motor bakar bensin 4-langkah adalah salah satu jenis mesin pembakaran dalam ( internal combustion engine ) yang beroperasi menggunakan udara bercampur dengan bensin

Timing pengapian busi membakar bahan bakar bensin dalam ruang bakar mesin sepeda motor terjadi saat langkah piston kinerja kompresi berada pada posisi titik titik sudut derajat

Proses pembakaran motor bensin 4 langkah terjadi secara periodik, yaitu piston bergerak akibat adanya ledakan (pembakaran) dalam ruang bakar antara campuran

Pada motor bakar mesin diesel, siklus yang berlangsung pada proses pembakaran adalah siklus diesel. Pada siklus ini tampak secara jelas dan diuraikan satu per satu proses