• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I dan II sistem pendingin PLTA Maninjau herix.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB I dan II sistem pendingin PLTA Maninjau herix.docx"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Kegiatan Kerja Praktek (KP) harus dilaksanakan oleh mahasiswa sebagai salah satu mata kuliah pada semester VII program studi Teknik Mesin Universitas Bung Hatta Padang. Kerja praktek ini dapat meningkatkan keterampilan dan menambah pengetahuan mahasiswa dengan jalan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dibangku perkuliah ke dunia industri.

Didunia industri mahasiswa melakukan latihan-latihan dan bekerja layaknya karyawan yang ada di suatu perusahaaan serta mendapat perlakuan disiplin yang sama dengan karyawan. Dengan demikian diharapkan mahasiswa dapat melatih disiplin diri, sehingga tidak hanya memperoleh pengetahuan dan keterampilan saja akan tetapi ikut merasakan situasi pekerjaan.

Bagi perusahaan yang memberi tempat untuk program kerja praktek dapat dikaitkan dalam usaha mengisi kebutuhan tenaga kerja baru. Selama kerja praktek perusahaan dapat mengamati dan mengarahkan para mahasiswa yang melakukan kerja praktek di perusahaan tersebut, agar mahasiswa dapat mengambil pelajaran dari arahan yang diberikan. Keuntungan timbal balik akan didapatkan apabila kerja yang dilakukan sungguh-sungguh.

Bagi mahasiswa selain mendapatkan program studi juga mendapatkan pengalaman dalam melatih keterampilan, sikap serta pola dalam bertindak. Bagi perusahaan dapat menarik keuntungan secara langsung dengan memberi program dalam pemecahan persoalan khusus yang disadari selama ini sehingga persoalan tersebut dapat dibawa keperguruan tinggi untuk di jadikan bahan penelitian dengan demikian hubungan yang lebih harmonis akan terjalin antara perusahaan dengan perguruan tinggi.

Akhir dari Kerja Praktek (KP) adalah mahasiswa diwajibkan untuk membuat laporan hasil kerja praktek nya dan mempresentasikan hasil laporan tersebut di depan dosen penguji yang telah ditentukan.

Fungsi dari cooling water system pada PLTA adalah untuk menjaga agar mesin tidak beroperasi pada temperatur yang sangat tinggi (overheating) maka sangat diperlukan sistem pendingin yang efektif. Jika mesin dioperasikan pada temperatur tinggi maka

(2)

2

efisiensi mesin akan menurun. Pada dasaarnya sistem pendingin pada PLTA menggunakan air yang diambil dari water supply dan dipompa oleh sebuah pompa sentrifugal.

1.2 Tujuan Kerja Praktek

Adapun tujuan dari Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Sektor Pengendalian Pembangkitan Bukittinggi PLTA Maninjau adalah :

1. Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan.

2. Memperdalam dan meningkatkan kualitas, keterampilan dan kreativitas pribadi. 3. Melatih diri agar tanggap dan peka dalam menghadapi situasi dan kondisi

lingkungan kerja.

4. Melatih diri dalam hal kerjasama untuk menghasilkan pemahaman yang sejalan.

5. Mengukur kemampuan mahasiswa dalam bersosialisasi dan bekerja dalam suatu perusahaan.

6. Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman sebagai generasi terdidik untuk nantinya dapat terjun ke dalam masyarakat terutama di lingkungan pendidikan dan industri.

1.3 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan sistem penulisan laporan dari awal sampai akhir sehingga isinya menghasilkan tulisan dengan urutan yang teratur dan lebih terarah serta pengelompokan-pengelompokan yang jelas. Adapun sistematika penulisan Laporan Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini pembahasan difokuskan pada Latar Belakang Kerja Praktek, Tujuan Kerja Praktek, Dan Sistematika Penulisan Kerja Praktek.

(3)

3

Pada bab ini jarah perusahaan, bidang usaha dan pemasaran produk, struktur organisasi dan manajemen perusahaan, sistem dan mekanisme pengendalian , kualitas produk perusahaan.

BAB III : PROSES PRODUKSI

Pada bab ini dijelaskan mengenai proses produksi perusahaan yang memuat tentang tata letak pabrik dan tata letak fasilitas /mesin , proses produksi, sistem dan mekanisme pemeliharaan mesin dan peralatan mekanis.

BAB IV : TUGAS KHUSUS

Bab ini berisi latar belakang tugas khusus (Cooling Water System), batasan masalah, tujuan, tinjauan pustaka, perancangan /analisis pembahasan dan kesimpulan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang dikemukakan berdasarkan hasil pengamatan penulis selama Kerja Praktek.

(4)

4

BAB II

MANAJEMEN PERUSAHAAN

2.1 Deskripsi PT. PLN (Persero) Sektor Pengendalian Pembangkitan Bukittinggi PLTA Maninjau.

Didalam deskripsi tentang perusahaan/industri dimana KP dilaksanakan akan dibahas mengenai sejarah berdirinya perusahaan/industri, struktur organisasi dan fasilitas yang tersedia di perusahaan tersebut.

Gambar 2.1. Gedung Sektor Pembangkitan Bukittinggi (SBKT) 2.1.1 Sejarah Berdirinya PLTA Maninjau

(5)

5

sekitar mencapai 800 meter.

Gambar 2.2.Power House PLTA Maninjau

Rencana pembangunan PLTA Maninjau ini sudah berlangsung sejak zaman kolonial Belanda dan Jepang, tetapi realisasi dari perencanaan tersebut dilakukan sekitar tahun 1965, sebuah perusahaan konsultant koe co Ltd. Japan, mengadakan penelitian tentang kemungkinan dibangunnya pembangkit listrik dimaninjau. Setelah diadakan penyelidikan ulang oleh sebuah Firma dari Jerman, Lehmayerir Internasinal Gmbh mengadakan studi menyeluruh terhadap masalah pembangunan pembangkit tenaga listrik di maninjau pada tahun 1977. Hasil studi tersebut dijadikan sebagai pedoman untuk pembangunan PLTA Maninjau.

Penelitian terakhir yang dilakukan oleh pihak PLN pembangunan II PIKITRING Sumbar-Riau yang saat itu dikepalai oleh bapak Ir. Januar Muin, dilakukan bersama beberapa konstributor lainya pada awal tahun 1975. Hasil penelitian tersebut pada tahun 1976 dijadikan sebagai salah satu pedoman pemerintah untuk memperoleh dana pinjaman dari ADB (Asian Development Bank) untuk keperluan pembangunan PLTA Maninjau.

(6)

6

alat-alat listrik dan mesin selama pelaksanaan proyek. Sebagai kontraktor pelaksana pembangunan power house (bangunan gedung) sentral PLTA Maninjau dan pembangunan trowongan (tunnel) dan dam (weir) serta pintu masuk air (intake). Pekerjaan ini dilaksanaan oleh kontraktor OBAYASHIGUMI Co. Ltd (meliputi pekerjaan sipil).

Pekerjaan pintu air termasuk sistim kontrolnya, pembangunan pipa pesat (penstock) dan pipa pembagi (manifold) dilaksanakan oleh kontraktor KURIMOTO Co. Ltd. Untuk pekerjaan elektro mekanik meliputi pengerjaan pemasangan Turbin dan Generator serta seradang hubung (switch yard) dilaksanakan dan diawasi oleh kontraktor SUMITOMO Co. Ltd dengan pengerjaan turbin dilaksanakan oleh TOSHIBA, sedangkan bagian generator dan switch yard dilaksanakan oleh MEIDENSA. Penyelesaian proyek tersebut dilaksanakan dengan empat tahap pemasangan turbin dan generator dengan tahap pengoperasian yaitu:

1. Tahapan pertama turbin unit IV tanggal 13 September 1983 2. Tahapan kedua turbin unit II tanggal 2 Oktober 1983

3. Tahapan ketiga turbin III tanggal 13 Oktober 1983 4. Tahapan kempat turbin unit I tanggal 13 November

Peresmian PLTA Maninjau dilaksanakan oleh presiden Soeharto pada tanggal 28 Desember 1983, saat itu PLTA Maninjau berada dibawah pengawasan dan operasional PLN Wilayah III Sumbar-Riau sebagai salah satu bagian dari satu administrasi surat keputusan Direksi No. 079/DIR/82. Sesuai dengan tingkat perkembangan organisasi selanjutnya, maka dengan surat keputusan Direksi No. 097.K/023/DIR/1997, PLN Sektor Bukittinggi berubah nama menjadi PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pembagkitan Bukittinggi yang berkedudukan di Bukittinggi dengan unit kerja PLTA Maninjau Lubuk Sao.

(7)

7

Sumbagtengsel yang harus mengikuti aturan Unit Pengaturan Beban (UPB) yang terletak di Lubuk Alung, yaitu:

1. Line 1 : Pariaman 2. Line 2 : Lubuk Alung 3. Line 3 : Padang Luar 4. Line 4 : Simpang 4 I (satu) 5. Line 5 : Simpang 4 II (dua)

Untuk melayani konsumen di Lubuk Basung, Maninjau dan Bukittinggi digunakan transformer 150/20 kv yang disalurkan melalui feeder I,II,III dan IV Lubuk Basung dan feeder Bukittinggi.

Gambar 2.3. Pintu Air Masuk (Intake) PLTA Maninjau

(8)

8

Gambar 2.5. Lokasi PLTA Maninjau

2.2 Visi Dan Misi PT.PLN (Persero)

Visi

“Menjadi perusahaan pembangkitan terkemuka dan unggul di Indonesia dengan

kinerja kelas dunia dengan bertumpu pada potensi insani”.

MISI

1. Menjalankan usaha pembangkitan energi listrik yang efisien, handal, dan berwawasan lingkungan.

2. Menerapkan tata kelola pembangkitan kelas dunia yang didukung oleh sumber daya manusia berpengalaman dan berpengetahuan.

3. Menjadikan budaya perusahaan sebagai tuntunan didalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawab.

MOTTO

(9)

13

2.3 Struktur Organisasi

(10)

14

Struktur organisasi dan manajemen perusahaan sangat diperlukan oleh suatu perusahaan karena setiap orang ingin mengetahui dari siapa dia akan menerima perintah dan kepada siapa dia mempertanggung jawabkan pekerjanya. Organisasi dan manajemen juga memegang peranan penting sebab majunya suatu perusahaan tergantung dari bentuk organisasi dan manajemen suatu perusahan itu sendiri, maka tujuan dan sasaran ditetapkan agar akan lebih berhasil bila ada pengkoordinasi antara sub-sub dalam organisasi yang terarah.

Struktur organisasi yang digunakan di PLTA Batang Agam adalah stuktur organisasi fungsional, dimana struktur organisasi ini memanfaatkan tenaga ahli dibidang khusus semaksimal mungkin.

a. Manajer PLTA Maninjau

PLTA Maninjau dipimpin oleh seorang manajer yang tugas pokoknya adalah mengkoordinir jalanya rencana operasi dan pemeliharaan, menganalisa dan mengatasi atau mencegah terjadinya kerusakan maupun gangguan yang akan terjadi pada unit pembangkit, membina bawahan dan mengawasi pengelolaan pengusahaan pembangkit dan sumber daya manusia dalam rangka memproduksi tenaga listrik yang handal.

b. AEP Pengusahaan

Tugas pokok dari AEP ( Assisten Engenering Pengusahaan ) adalah membawahi seluruh supervisor di unit PLTA Maninjau serta mengatur dan mengkoordinir seluruh pekerjaan yang akan dilakukan oleh masing-masing seksi. AEP di dalam pelaksanaan pekerjaann bertanggung jawab langsung kepada Manejer PLTA.

(11)

Tugas pokok dari supervisor operasi A, B, C dan D adalah mengkoordinasikan, memberi petunjuk dan arahan kepada anggota operator yang di bawahinya untuk pelaksanaan operasi pembangkitan demi menjaga keandalan sistem pengoperasian pembangkit serta kontinuitas penyaluran tenaga listrik dan keandalan dari mesin pembangkit itu sendiri. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya supervisor operasi A, B, C dan didukung oleh operatorpembangkit yang bertugas mengoperasikan mesin pembangkit sesuai jadwal dan Standart Operasional Prosedure (SOP) untuk memenuhi kebutuhan daya serta mencatat angka-angka usaha unit mesin secara periodik untuk menjaga keandalan dan kontinuitas pembangkitan tenaga listrik.

d. Supervisor Pemeliharaan

Supervisor pemeliharan bertugas melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara terjadwal maupun tidak terjadwal, melaporkan hasil kegiatan pemeliharaan pembangkit kepada manajer PLTA. Supervisor pemeliharaan mencakup wilayah nya adalah teridiri dari pemeliharan mesin, listrik, lingkungan hidup .

2.4 Sistem Persediaan Barang (Inventory)

Ketersedian suku cadang dari komponen mesin-mesin yang beroperasi di PLTA Batang Agam sangat penting, karena hal tersebut sangat menentukan efesiensi pada saat proses maintenance. Suku cadang pada PLTA Batang Agam terdiridari jenis yang di tempatkan di masing-masing gudang I, III dan IV, empat jenis suku cadang tersebut adalah:

(12)

2.4 Data Non-Teknis PLTA Maninjau 2.4.1 Danau Maninjau

Gambar 2.7. Danau Maninjau

Tabel 1.Area Danau Maninjau

No Data Area Danau Satuan

1 Luas Daerah Curahan Hujan 235 Km2

2 Luas Danau 94 Km2

3 Elevasi Air Tertinggi 464m

4 Elevasi Air Terendah 461,5m

2.4.2 Bendungan

Gambar 2.8 Bendungan Air

Tabel 2.Data Bendungan N

o

Data Bendungan Air Satuan

(13)

2 Lebar Masing-masing 60 m

3 Panjang Puncak Total 6 m

4 Elevasi Dasar 462 m

5 Tinggi Air Maksimum 462

2.4.3 Weir

Tabel 3.Dataweir

No Data Weir Satuan

1 Tipe DoubleGate

2 Tinggi 2,5 m

3 Lebar 2 x 3,5 m

4 ElevasiDasar 462

2.4.4 Intake PLTA Maninjau

Gambar 2.9.Intake Tabel 4.Data Intake

No Data Intek Satuan

1 Tipe RollerGate

2 Tinggi 3,4 m

3 Lebar 2 ,4 m

4 ElevasiDasar 453,75 m

(14)

Gambar 2.10. Terowongan Pipa Pesat

Tabel 5.Terowongan Pipa Pesat

No Data Terowongan Pipa Pesat Satuan

1 Diameter 3,4 m

2 Panjang 4,3km

3 Diameter Pipa 2,7 m

4 Panjang Pipa 584m

5 Sudut Kemiringan 60

6 ManiFold Steel Linier

2.4.6 TailRace

Gambar 2.11.Tail Race PLTA Maninjau Tabel 6.Tail Race

No Data Tail Race Satuan

(15)

2 Panjang Saluran 350

2.4.7 Gedung Pembangkit

Gambar 2.12.Gedung Pembangkitan

Tabel 1.12.Luas Area Pembangkitan

No Data Area Pembangkit Satuan

1 Tipe Semi UnderGruond

2 Panjang 56m

3 Lebar 28 m

4 Tinggi 45 m

(16)

Gambar 2.13.Bentuk Turbin PLTA Maninjau

Tabel 11.Spesifikasi Turbin

No Data Turbin Satuan

1 Type VF-IRS

2 Merek TOSHIBA

3 Kapasitas terpasang 17,5 KW

4 Serial No. 3601075

5 Rate Head 210,1m

6 Max Head Efisien 226m

7 Debit air max 9,54m

8 Kecepatan Putar 600 rpm

9 EnergiYang Dihasilkan 99,2m/kW

10 Kecepatan Awal 1,02 rpm

(17)

Gambar 2.14.Unit Generator Tabel 12 Spesifikasi Generator

No Data Generator Satuan

1 Type VF-IRS

2 Frekuensi 50 Hz

3 Kapasitas terpasang 4 x17,KW

4 Output 4x 21,5MVA

5 Power Factor 0,79 %

6 Speed 226m

7 Voltage 10 KV

8 Hubungan Gulungan Double Star

9 Perbandingan Short circuit : 1,15

10 Tekanan Oli Penggerak 110 Kg/cm2

11 Tekanan Udara Penggerak 12 –18 Kg / cm2

12 Pendingin Udara 1300 liter/liter

13 Kelas Isolasi B Class

14 Arus 2150 A

15 Tegangan Exiter 150 volt

16 Standard jec. 144

(18)

2.5.3 Main Transformer

Gambar 2.15.Transformator Tabel 13.Trafo

No Data Trafo Satuan

1 Tipe BoarDiagraf

2 Kapasitas 16000/21500kVA

3 Tegangan P.10KV,S 150KV

4 Frekuensi 50Hz

5 Cooling Onan

3 Aktifitas Perusahaan

(19)

tujuan untuk melayani jaringan interkoneksi Sumbar-Riau melalui SUTT 150 KV Maninjau – LubukAlung- Padang- Ombilin- Padang Luar- Payakumbuh-Koto Panjang – Garuda Sakti Teluk Lembu dan gardu-gardu induk serta tegangan menengah 20 KV.Secara terperinci sistem transmisi tenaga listrik 150 KV PLTA Maninjau adalah sebagai berikut:

a. Line 1 : Maninjau –Pariaman 40 km b. Line 2 : Maninjau – Lubuk alung 56 km c. Line 3 : Maninjau - Padang luar 42 km d. Line 4 : Maninjau - Simpang 4 I (satu) 75 km e. Line 5 : Maninjau - Simpang 4 II (dua) 75 km

Untuk melayani konsumen disekitar daerah PLTA Maninjau itu sendiri digunakan Transformer step-down 150/20 KV yang disalurkan melalui feeder-feeder.Secara terperinci sistem transmisi tenaga listrik 20 KV PLTA Maninjau adalah sebagai berikut:

(20)

BAB IV

TUGAS KHUSUS

4.1. Latar Belakang Cooling Water System

Sistem pendinginan adalah suatu sistem yang berfungsi untuk menjaga mesin supaya temperatur mesin dalam kondisi yang ideal. Sistem pendinginan perlu dan penting dilakukan. Berdasarkan neraca panas pada mesin maka fungsi pendinginan pada motor menjadi penting karena panas yang akan terserap oleh sistem pendinginan dapat mencapai 32 %.

Bila mesin tidak didinginkan akan terjadi pemanasan yang lebih(overheating) dan akan mengakibatkan gangguan-gangguan seperti:

a. Bahan akan lunak pada suhu tinggi.

Contoh: torak yang terbuat dari logam paduan aluminium akan kehilangan kekuatannya (kira-kira sepertiganya) pada suhu tinggi (300 C), bagian atas torak akan berubah bentuk atau bahkan mencair.

b. Ruang bebas (clearance) antara komponen yang saling bergerak menjadi terhalang bila terjadi pemuaian karena panas berlebihan.

Misalnya torak akan memuai lebih besar (karena terbuat dari paduan aluminium) daripada blok silinder (yang terbuat dari besi tuang) sehingga gerakan torak menjadi macet.

(21)

Misalnya cincin torak yang patah, torak yang macet karena adanya tegangan tersebut.

d. Pelumas lebih mudah rusak oleh karena panas yang berlebihan.

Jika suhu naik sampai 250 C pada alur cincin, pelumas berubah menjadi karbon dan cincin torak akan macet sehingga tidak berfungsi dengan baik, atau cincin

macet(ring stick). Pada suhu 500 ºC pelumas berubah menjadi hitam, sifat pelumasannya turun, torak akan macet sekalipun masih mempunyai ruang bebas.

e. Pembakaran tidak normal.

Motor bensin cenderung untuk terjadi ketukan(knocking).Sebaliknya bila motor terlalu dingin akan terjadi masalah, yaitu pada motor bensin bahan bakar akan sukar menguap dan campuran udara bahan bakar menjadi gemuk. Hal ini menyebabkan pembakaran menjadi tidak sempurna.Pada motor diesel bila udara yang dikompresi dingin akan mengeluarkan asap putih dan menimbulkan ketukan dan motor tidak mudah dihidupkan. Selain itu, kalau pelumas terlalu kental, akan mengakibatkan motor mendapat tambahan tekanan dan uap yang terkandung dalam gas pembakaran akan terkondensasi pada suhu kira-kira 50 C

4.2. Batasan Masalah

1) Bagaimana proses dasar pembangkitan PLTA Maninjau

2) Bagaimana proses dan fungsi Cooling water system pada PLTA Maninjau 3) Berapa debit air Cooling water system yang dibutuhkan untuk setiap

(22)

4.3. Tujuan

1) Mengetahui prinsip dasar PLTA Maninjau

2) Mengetahui definisi , bagian , jenis, dan fungsi serta peralatan yang digunakan System Pendingin (Cooling Water System)

3) Mengetahui jumlah pemakaian air pendingin untuk satu (1) unit turbin PLTA Maninjau

4.4. Tinjauan Pustaka

4.4.1 Cooling Water System (Sistem Air Pendingin)

 Pengertian Umum Sistem Pendingin Air

Sistem pendingin adalah suatu sistem yang menyangkut tentang pendinginan suatu peralatan. Sistem pendinginan dimaksudkan untuk mengurangi panas berlebih dari suatu peralatan agar peralatan tersebut tidak cepat rusak. Dalam sistem pendingin ada beberapa media yang digunakan untuk pendinginan yaitu air, minyak dan udara. Sistem pendingin pada PLTA Maninjau menggunakan media air sebagai media pendingin atau yang biasa disebut dengan Cooling water system.

Dengan sirkulasi air, yang menggunakan gravity head. Alasan memilih air sebagai media pendingin adalah karena air lebih cepat dalam mendinginkan temperatur daripada minyak atau udara, hal ini dikarenakan air memiliki temperatur yang lebih dingin dari pada udara ataupun minyak.Tetapi ada pula kelemahan apabila menggunakan air yakni apabila terjadi kebocoran pada pipa pendingin maka air tersebut akan bercampur dengan minyak sehingga akan terjadi gangguan pada peralatan-peralatan yang mengalami kebocoran. Peralatan yang digunakan adalah head cooling water tank,reducing valve dan main strainer.

 Jenis Sistem Pendingin

(23)

karena air yang dipasok dari bendungan setelah digunakan langsung dibuang ke tail race. Serta dengan penggunaan siklus terbuka disini sangat efisien daripada menggunakan siklus tertutup.Hal ini karena jika PLTA menggunakan siklus tertutup maka masih memerlukan alat penunjang lain yang biayanya akan semakin membengkak.

 Fungsi Sistem Pendingin Pada PLTA

Fungsi dari sistem pendingin pada PLTA adalah untuk menjaga agar mesin tidak beroperasi pada temperatur yang sangat tinggi(overheating) maka sangat diperlukan sistem pendingin yang efektif. Jika mesin dioperasikan pada temperatur tinggi maka efisiensi mesin akan menurun. Pada dasarnya sistem pendingin pada PLTA menggunakan air yang diambil dari water supply dan dipompa oleh sebuah pompa sentrifugal.

 Peralatan Yang digunakan Pada Sistem Pendinginan : Centrifugal Pump

Dasar Pompa adalah suatu alat pengangkut untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat lain dengan memberikan gaya tekan terhadap zat yang akan dipindahkan,seperti misalnya pemindahan crude oil dari tanki penampungan bahan baku yang akan dialirkan ke kolom Destilasi. Pada dasarnya gaya tekan yang diberikan untuk mengatasi friksi yang timbul karena mengalirnya cairan di dalam pipa saluran karena beda evevasi (ketinggian) dan adanya tekanan yang harus dilawan.

(24)

pada konduktor-konduktor rotor. Hal ini sesuai dengan hukum gayalorentz yaitu bila suatu konduktor yang dialiri arus berada dalam suatu kawasan medan magnet, maka konduktor tersebut akan mendapat gaya elektromagnetik.

Centrifugal Pump adalah suatu pompa yang memindahkan cairan dengan memanfaatkan gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh putaran impeler. Pompa centrifugal mengubah enegi kecepatan menjadi energi tekanan. Ada juga yang menyebutnya sebagai mesin kecepatan karena semakin cepat putaran pompanya maka akan semakin tinggi tekanan (head) dihasilkan.

Gambar 4.1.Centrifugal Pump

Motor 3 Phase Main Cooling Water Pump PLTA Manijau

(25)

Gambar 4.2 Motor MCWP

Pompa Main Cooling Water Pump

Pompa pendingin utama yang berfungsi untuk memompakan air yang ada pada ruang Stop log menuju ke head Tank,yang melewati Main Strainer sebelum di pergunakan untuk mendinginkan peralatan-peralatan di PLTA Maninjau. Khususnya untuk mendinginkan Generator dan Turbin.

(26)

Head Tank

Head tank memilki total kapasitas 8x3,5x7 Volume air.Head tank berfungsi untuk menjaga flow dari air pendingin didalam close auxiliary cooling water system pada supply utama dari sirkulasi sistem low.Head tank dilengkapi oleh dengan sebuah vitting,level indikator dan sebuah tabung Level (Level Botlle).Level Botlle di lengkapi Floating Swicth.

.

Gambar 4.4 Head Tank PLTA Maninjau Main Strainer

(27)

Gambar 4.5 Main stariner Sub Strainer

Sub Strainer berfungsi sebagai penyaring air yang dialirkan ke shaft seal dan Turbin Bearing dan ada juga yang dialirkan menuju alat pengukur tekanan dan alat pendeteksi air.

Water flow Relay

Water flow Relay berfungsi untuk menditeksi aliran air yang mengalir didalam pipa pendingin.

Gambar 4.6 Flow Relay

Air Cooler

(28)

Gambar 4.7 Air Cooler

Panel Pompa Utama.

Secara umum panel pompa berfungsi untuk pengendali pompa pendingin di sistem main cooling water pump PLTA Maninjau.

1. Motor dilindungi oleh overload jika pompa macet atau ampere naik secara tiba-tiba. Maka overload akan mematikan aliran listrik .

2. Phase protector, dimana alat ini akan mematikan motor pompa jika salah satu phase mati, sehingga tidak membuat motor terbakar .

3. Ampere meter dan Volt meter , yang mana kondisi pompa harus terjaga voltage maupun arusnya sehingga umur motor dapat panjang.

(29)

Gambar 4.8 Panel Pompa 4.4.2 Sistem Air Pendingin PLTA Maninjau

Gambar 4.9 Sistem Pendingin PLTA Maninjau

(30)

Water Pump bekerja memompakan air sampai level air di Head Tank 260,50 mdpl secara prioritas tergantung jumlah unit yang beroperasi :

 1 - 2 unit yang beroperasi hanya satu pompa akan beroperasi secara hidup mati

 3 unit yang beroperasi satu pompa akan bekerja terus menerus

 4 unit yang beroperasi pompa prioritas akan bekerja terus menerus dan pomp bantu akan bekerja hidup mati.

Untuk mensupply air dari hasil pemakaian turbin di Tail Race menuju Head Tank pada elevasi 257,5 mdpl melewati Check Valve dengan ketinggian 30 M kemudian air tersebut disupply secara gravitasi melalui Main Stainer untuk disaring selanjutnya menuju ke Upper & Thrust Bearing , Air Cooler , Lower Bearing kemudian keluar ke Tail Race melalui Flow Relay sedangkan untuk Turbin Bearing , Shaft Seal keluarannya ke Sump pit melalui Flow Relay. Supply air pendingin untuk Genset tidak melewati Main Stainer dan keluarannya langsung ke Tail Race Manifold. Apabila ketiga Main Water Pump tidak bisa di hidupkan sementara di butuhkan air pendingin,supply air bisa di ambil melalui Reducing valve.

MCWP (main cooling water pump) memompakan air menuju head tank, Air yang dibutuhkan/dikirim ke head tank sebanyak 50.000 liter/menit

Tabel 4.1. Jumlah pemakaian Air pendingin pada setiap komponen Bagian komponen turbin Jumlah pemakaian air

Upper & Thrust Bearing 300 liter/menit,

Air Cooler 1300 liter/menit,

Lower Bearing 120 liter/menit

Turbin Bearing 130 liter/menit,

Shaft Seal 30 liter/menit,

(31)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) Pembangkitan unit Maninjau berlangsung, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Prinsip kerja PLTA Maninjau merupakan salah satu pembangkit hydro sektor

Bukittinggi yang bersumber dari Danau Maninjau. Energi Potensial yang dimiliki Danau Maninjau mengalirkan air melalui head race tunel. Air tersebut akan melewati surge tank yang berfungsi sebagai pengaman apabila terjadi water hummer menuju penstock sehingga mengubahnya menjadi Energi Kinetik melewati inlet valve. Kemudian menghantam runner turbin disini terjadi perubaan Energi Kinetik menjadi Energi Mekanik yang ditandai dengan adanya putaran pa da poros turbin yang dikopel dengan rotor generator karena adanya putaran di rotor generator yang mengeluarkan medan magnet disebabkan sistem penguat dan dipotong oleh kumparan stator sehingga menghasilkan Energi Listrik.

2. Proses Cooling water system merupakan sistem air pendingin PLTA Maninjau berdasarkan level air di Head Tank kemudian Floating Switch akan memerintahkan Main Water Pump bekerja memompakan air sampai level air di Head Tank secara prioritas tergantung jumlah unit yang beroperasi :

 1 - 2 unit yang beroperasi hanya satu pompa akan beroperasi secara hidup mati

 3 unit yang beroperasi satu pompa akan bekerja terus menerus

 4 unit yang beroperasi pompa prioritas akan bekerja terus menerus dan pompa bantu akan bekerja hidup mati.

(32)

ke Sump pit melalui Flow Relay. Supply air pendingin untuk Genset tidak melewati Main Stainer dan keluarannya langsung ke Tail Race Manifold. Apabila ketiga Main Water Pump tidak bisa di hidupkan sementara di butuhkan air pendingin, supply air bisa di ambil melalui Reducing valve.

3. Fungsi cooling water system adalah Main Cooling water system mempunyai peran yang sangat penting dalam proses menjamin ketersedianya pasokan listrik, dimana perannya adalah sebagai pelindung komponen-komponen yang penting dalam proses terbangkitnya listrik di PLTA Maninjau seperti Generator dan Turbin.

 Mendinginkan Generator yang mana bagian-bagian Generator yang di dinginkan yaitu:Upper Bearing, Cooler dan Lower Bearing.

 Mendinginkan Turbin pada Bagian Turbin yang yaitu: Turbin Bearing.

 Mendinginkan Peralatan-peralatan yang ada pada PLTA Maninjau untuk meningkatkan efisiensi peralatan agar mengurangi kerusakan pada peralatan yang mengandung panas .

4. Pemeliharaan cooling water system di PLTA Maninjau di lakukan dalam 3 tahapan,yaitu :

1. Perawatan Preventif adalah perawatan yang bertujuan mencegah terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang di rencanakan untuk pencegahan (preventif).Perwatan preventif di lakukan secara rutin, dilakukan secara berulang dengan priode waktu harian, mingguan dan bulanan dengan kondisi sedang beroperasi. Seperti Pemeriksaan temperatur bearing, air pendingin, minyak tekan dan sebagainya, pada sistim pendingin air.

(33)

1. Kondisi langsung 2. Kondisi tidak langsung

Objek yang di pantau pada cooling water system PLTA Maninjau untuk keperluan pemeliharaan predictive meliputi, Tahanan isolasi, Vibrasi Bearing MCWP dan Temperatur panel MCB.

B. Saran

Dari hasil diskusi dan pengalaman lapangan industri penulis menyarankan:

 Dalam pemeliharaan selalu mengunakan alat pelindung diri (APD).

 Mengutamakan keselamatan kerja dan menjaga kebersihan lingkungan unit.

 Menjaga kekompakan serta silaturahmi team di lapangan

 Sangat tidak di anjurkan bekerja seorang diri

Gambar

Gambar 2.1. Gedung Sektor Pembangkitan Bukittinggi (SBKT)
Gambar 2.2.Power House PLTA Maninjau
Gambar 2.3. Pintu Air Masuk (Intake) PLTA Maninjau
Gambar 2.5. Lokasi PLTA Maninjau
+7

Referensi

Dokumen terkait

Orientasi ke bagian pengolahan air dilakukan pada tanggal 02 maret 2018 Water Treatment digunakan sebagai menyuplai kebutuhan air yang digunakan dalam proses

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk merancang sebuah mesin pendingin bekeja berdasarkan siklus kompresi uap hybrid dimana panas buangan kondensor digunakan sebagai sumber

Mesin ini memiliki sistem pendingin berupa water jacket yang dilengkapi dengan sebuah heat exchanger (HE) yang memanfaatkan air lait sebagai fluida kerjanya. HE yang dipergunakan