ANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I
(Studi Kasus untuk Putaran Main Engine 600-1200 rpm)
Oleh:
NURHADI GINANJAR KUSUMA
NRP. 6308030042
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMESINAN KAPAL JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2011
PERMASALAHAN
1. Perhitungan perpindahan kalor maksimum yang terjadi di HE.
2. Perhitungan nilai efektifitas yang terjadi di HE.
3. Perhitungan nilai effisiensi thermal yang terjadi di HE.
4. Perhitungan pemakaian bahan bakar pada
putaran tinggi, sedang, dan rendah.
TUJUAN
1. Mengidentifikasi perubahan temperatur maksimal yang diharapkan sehingga dapat masuk water jacket dengan temperatur tertentu.
2. Menganalisa pengaruh laju massa fluida terhadap
effisiensi HE jenis shell and tube.
BATASAN MASALAH
1. Tipe heat exchanger (HE) terpasang tipe shell and tube.
2. Temperatur ambient air tawar 32
oC; udara 33
oC.
3. Temperatur air laut masuk HE dianggap konstan (26
oC).
4. Putaran maksimal main engine adalah 1200rpm sesuai
dengan standar operasi.
METODOLOGI
1. Pemilihan obyek, topik, dan fokus FP 2. Observasi dan studi literatur
3. Perumusan masalah 4. Pendataan
5. Analisa
6. Pelaporan
7. Sidang
FIREBOAT WISNU I
FB Wisnu I merupakan kapal pemadam kebakaran milik PT. Pertamina
yang digunakan untuk menjamin keselamatan aktifitas bongkar muat kapal di
pelabuhan. FB Wisnu I menggunakan jenis kapal tunda (tugboat) agar mampu
bermanuver dengan cepat. Kapal ini memiliki dua buah main engine yang
berfungsi sebagai sistem penggerak; masing-masing memiliki daya sebesar 480
HP. Mesin ini memiliki sistem pendingin berupa water jacket yang dilengkapi
dengan sebuah heat exchanger (HE) yang memanfaatkan air lait sebagai fluida
kerjanya. HE yang dipergunakan pada sistem pendingin di FB Wisnu I ini
adalah jenis shell and tube; dan telah dioperasikan sejak tahun 1978.
SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE
FIREBOAT WISNU I
MAIN ENGINE
Sumber : Manual book Mitshubishi Diesel Engine S6N
Keterangan: *)Port: sisi sebelah kiri; **)Starboard: sisi sebelah kanan
Spesifikasi Main Engine
*)
Port
**)Starboard
Merk Mitshubishi
Type 6 SN
Daya 480 HP
Putaran 1600
Konsumsi
bahan bakar 44 l/hr
Gambar 1 main engine FB Wisnu I
Sistem pendingin pada main engine FB Wisnu I dilengkapi dengan sebuah HE yang difungsikan untuk menurunkan temperatur air tawar setelah keluar water jacket. Jenis HE yang digunakan pada FB Wisnu I adalah shell and tube, yaitu pipa aliran air laut terdapat di dalam tabung aliran air tawar. Gambar 2 memperlihatkan kedudukan HE pada main engine yang posisinya berada dibawah tangki air tawar. Spesifikasi teknis HE ini tidak mudah didapat karena manual sudah tidak ada dan name plate sudah tidak terbaca.
HEAT EXCHANGER
HEAT EXCHANGER
Gambar 2 Heat Exchanger
Heat Exchanger
Fresh water pump yang digunakan pada FB Wisnu I adalah jenis sentrifugal. Pompa ini juga memanfaatkan main engine sebagai penggerak dengan sistem transmisi menggunakan teknologi pulley and belt. Fresh water pump digunakan untuk mesirkulasikan air tawar dari water tank ke sistem water jacket (cylinder liner dan head) kembali ke water tank
POMPA AIR TAWAR
POMPA AIR TAWAR
Pompa Air Tawar
Gambar 3 Pompa Air Tawar
Di FB Wisnu I, sea water pump digunakan untuk memompa air laut dari sea chest dan didistribusikan ke HE untuk mengambil kalor air tawar hasil pendinginan mesin diesel. Keluar dari HE, air laut ini dialirkan ke oil cooler kemudian diteruskan ke manifold gas buang dan shell pendingin poros penggerak kapal. Pompa yang digunakan adalah jenis pompa sentrifugal yang memanfaatkan main engine sebai penggerak mula dengan sistim transmisi menggunakan teknologi pulley and belt.
POMPA AIR LAUT
POMPA AIR LAUT
Gambar 4 Pompa Air Laut
Pompa Air Laut
DATA OPERASIONAL
Sumber : Pengamatan dan Pengukuran pada tanggal 10 Maret 2011
No n T
͚
Ts TAir Laut Air Tawarin Tout Tin
(rpm) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C)
1. 600 34 35 26 32 40
2. 700 34 40 26 37 47
3. 800 34 46 26 43 53
4. 900 34 52 26 48 60
5. 1000 34 58 26 53 67
6. 1100 34 63 26 59 73
7. 1200 34 69 26 64 80
∞
Keterangan:
n : Putaran main engine T͚ : Temperatur ruangan Ts : Temperatur surface
Tin : Temperatur fluida masuk HE Tout : Temperatur fluida keluar HE Tabel 1. Data Operasional Heat Exchanger
DATA ANALISA
No. n (rpm)
Air Tawar
Tin Tout V ṁ Q
(°C) (°C) (l/det) (kg/det) (Kj)
1 600 40 34,28 30,85 30,85 739,38
2 700 47 36,51 36,00 36,00 1583,82
3 800 53 36,78 41,15 41,15 2796,63
4 900 60 39,01 46,29 46,29 4071,12
5 1000 67 41,24 51,43 51,43 5551,07
6 1100 73 41,52 56,58 56,58 7462,97
7 1200 80 43,75 61,72 61,72 9374,50
Tabel 2. Kalor yang Dilepas Air Tawar
Rumus yang relevan:
V = πr2.n ṁ = V.ρ q = ṁ.Cp.∆T
No. n (rpm)
Air Laut Performansi
Tin Tout V ṁ q ∆TLMTD ε ηth
(°C) (°C) (l/det) (kg/det) (kJ) (°C) (%) (%) 1 600 26 32 30,85 31,62 739,91 7,25 42,86 18,29 2 700 26 37 36,00 36,90 1583,19 9,37 52,38 38,27 3 800 26 43 41,15 42,18 2796,28 9,13 62,96 44,07 4 900 26 48 46,29 47,45 4071,06 12,62 64,71 47,53 5 1000 26 53 51,43 52,72 5551,44 14,39 65,85 49,49 6 1100 26 59 56,58 57,99 7463,60 14,70 70,21 49,22 7 1200 26 64 61,72 63,26 9375,77 17,40 70,37 50,34
DATA ANALISA
Tabel 2. Kalor yang Diserap Air Laut
Rumus yang relevan:
V = πr2.n ṁ = V.ρ
q = ṁ.Cp.∆T 21
2 1 LMTD
ΔT InΔT
ΔT ΔT =ΔT −
maks aktual
q
= q ε
) T (T ) T
(T
) T
η (T
s out airlaut in
airlaut
out airtawar in
airtawar th
∞
−
−
−
−
− +
−
= −
Tabel 2. Kalor yang Dilepas ke Lingkungan
DATA ANALISA
No. n (rpm)
Ts (°C)
Udara Ruangan
T Tf v k
pr β
Gr h qkonveksi
(°C) (°C) (m²/det) (kJ/m °C) (K-1) (kJ/m °C) (Kj)
1 600 35 34 34,5 1,65.10-5 2,65.10-5 0,725 3,25.10-3 3,69.107 1,65.10-3 6,60.10-4 2 700 40 34 37,0 1,67.10-5 2,63.10-5 0,726 3,23.10-3 2,20.108 2,56.10-3 6,14.10-3 3 800 46 34 40,0 1,70.10-5 2,66.10-5 0,722 3,19.10-3 4,36.108 3,07.10-3 1,47.10-2 4 900 52 34 43,0 1,73.10-5 2,68.10-5 0,724 3,16.10-3 6,47.108 3,42.10-3 2,46.10-2 5 1000 58 34 46,0 1,75.10-5 2,70.10-5 0,723 3,13.10-3 8,55.108 3,69.10-3 3,54.10-2 6 1100 63 34 48,5 1,78.10-5 2,72.10-5 0,723 3,11.10-3 1,02.109 3,89.10-3 4,50.10-2 7 1200 69 34 51,5 1,81.10-5 2,74.10-5 0,727 3,08.10-3 1,23.109 4,11.10-3 5,73.10-2
Rumus yang relevan:
T A h
q = . . ∆
DATA ANALISA
Tabel 2. Konsumsi Bahan Bakar Main Engine FB Wisnu I Berdasar Spec Teknis
No n Pout-e Pemakaian Bahan Bakar
Pout -spec (kW)
Pout-m SFOC Energi Input
(kW-t)
η
(rpm) (kW) (g/kW) (%)
1 600 112,61 87,90 0,0278 130,99 86
2 700 131,38 102,55 0,0276 152,06 86
3 800 150,14 117,20 0,0275 172,92 87
4 900 168,91 131,85 0,0274 193,55 87
5 1000 187,68 146,50 0,0272 213,97 88
6 1100 206,45 161,15 0,0271 234,18 88
7 1200 225,22 175,80 0,0270 254,16 89
8 1300 243,98 190,45 0,0270 275,34 89
9 1400 262,75 205,10 0,0270 296,52 89
10 1500 281,52 219,75 0,0272 320,96 88
11 1600 300,29 234,40 0,0275 345,83 87
e.50 .D.S.n.Z.p 4
Pout−m = π
spec -
Ρout
SFOC= m η = EnergiPout−specinput Rumus yang relevan:
DATA ANALISA
Gambar 5. Perpindahan Kalor Maksimum Yang Terjadi Di Heat Exchanger
Dari ketujuh percobaan yang telah dilakukan dengan memvariasikan putaran main engine didapatkan nilai laju perpindahan kalor fluida panas dan fluida dingin yang menunjukkan kecenderungan yang hampir sama. Hal ini disebabkan karena kedua fluida saling menyerap dan melepas kalor sehingga akan terjadi keseimbangan energi.
Peningkatan kapasitas aliran perpindahan kalor yang terjadi di heat exchanger disebabkan karena adanya korelasi antara putaran main engine dengan pompa air laut dan air tawar. Semakin tinggi putaran main engine maka semakin besar temperatur yang terjadi sehingga laju aliran massa yang dihasilkan oleh pompa air laut dan air tawar semakin tinggi untuk memindahkan kalor yang terjadi pada kedua fluida tersebut.
DATA ANALISA
DATA ANALISA
Gambar 6. Performansi HE dengan parameter η
thdan q berdasarkan
variasi putaran main engine.
Pengamatan yang telah dilakukan dengan memvariasikan putaran main engine didapatkan nilai efektifitas yang semakin rendah dari putaran rendah menuju ke putaran tinggi. Sedangkan effisiensi thermal menunjukkan bahwa semakin tinggi putaran main engine maka semakin besar effisiensi thermal yang terjadi pada shell and tube HE.
Peningkatan kapasitas aliran perpindahan kalor yang terjadi di heat exchanger disebabkan karena adanya korelasi antara putaran main engine dengan pompa air laut dan air tawar. Semakin tinggi putaran main engine maka semakin besar temperatur yang terjadi sehingga laju aliran massa yang dihasilkan oleh pompa air laut dan air tawar semakin tinggi untuk memindahkan kalor yang terjadi pada kedua fluida tersebut.