RINGKASAN MATERI
Oleh:
Drs. Jumirin Asyikin, M.Si, Ak.
---S
UMBERB
AHASAI
NDONESIABahasa Melayu
dan bahasa lainnya (unsur serapan bahasa asing) seperti; Belanda,
Portugis, Sanksakerta, Inggris, Spanyol, Arab, dan bahasa daerah. Bahasa Melayu dan
Daerah terutama sejak dulu digunakan sebagai bahasa perantara (
lingua franca
), dalam
kehidupan dan hubungan dagang.
P
ERNYATAANR
ESMIB
AHASAI
NDONESIA DIPAKAI SEBAGAIB
AHASAN
ASIONALTanggal 28 Oktober 1928; yang berisi pengakuan dan
pernyataan tekad ke-bahasa-an
yang menjujung tinggi bahasa sebagai bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia.
E
MPATF
AKTORM
ENGAPAB
AHASAM
ELAYUD
IANGKATM
ENJADIB
AHASAI
NDONESIA1) Merupakan
lingua franca
(bahasa perhubungan dan perdagangan).
2) Sistem sederhana, mudah dipelajari dan tidak ada tingkatan.
3) Dapat diterima secara sukarela oleh semua suku di Indonesia.
4) Dapat dipakai sebagai bahasa kebudayaan dan ilmu dalam artian luas.
K
EDUDUKAN DANF
UNGSIB
AHASAI
NDONESIABahasa Indonesia mempunyai kedudukan sangat penting sebagai bahasa nasional dan
bahasa negara (UUD 1945, Bab XV, Pasal 36).
1. Bahasa nasional berfungsi sebagai:
a)Lambang kebanggaan kebangsaan
b)Lambang identitas nasional
c)
Alat perhubungan antar warga, antar daerah dan antar budaya
d)Alat pemersatu.
2.
Bahasa negara berfungsi:
a) Bahasa resmi kenegaraan
b) Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
c) Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kpentingan pembangunan nasional
d) Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
R
AGAML
ISAN, T
ULIS, B
AKU,
DANT
IDAKB
AKURAGAM LISAN RAGAM TULIS RAGAM BAKU RAGAM TIDAK BAKU
Penggunaan bentuk kata: Penggunaan bentuk kata: Ragam yang dilembagakan dan diakui sebagian besar warga masyarakat
pemakainya sebagai bahasa resmi
Ragam yang tidak
dilembagakan dan ditandai adanya ciri-ciri yang menyimpang dari norma baku
Misalnya:
Meningkatken Anem Ketimbang
Unesco (dibaca unesco) Unicef (dibaca unicep) Universitas Padjadjaran Kendaraan yang
ditumpanginya nabrak
pohon kelapa.
Bila tak bisa, tak usahlah kau lanjutkan pekerjaan itu. Fotokopi ijazah harus
dilegalisir dulu oleh ketua.
Kendaraan yang
ditumpanginya menabrak
pohon kelapa.
Apabila tidak bisa, tidak usahlah melanjutkan
pekerjaan itu.
Fotokopi ijazah harus
dilegalisasi dulu oleh ketua.
Sifat:
Kemantapan Dinamis
Cendikia
Seragam
Penggunaan kosa kata: Penggunaan kosa kata:
Ragam baku tulis secara nasional misalnya:
EJAAN YANG
DISEMPURNAKAN (EYD)-
Keputusan Mendikbud No. 0543a Tahun 1987 tanggal 9 September 1987:
Ragam sosial, fungsional, keilmuan (teknologi), kedokteran, dan keagamaan. Bagaimana kamu kasih
tahu mereka?
Kakak lagi bikinan mama kue.
Disebabkan karena dana tidak ada dia tidak melanjutkan sekolah.
Bagaimana kamu memberi tahu mereka?
Kakak lagi membuatkan mama kue.
Disebabkan oieh karena
dana tidak ada dia tidak melanjutkan sekolah.
Penggunaan struktur
kalimat: Penggunaan struktur kalimat:
Saya sudah sampaikan rencananya kepada pimpinan.
Saya sudah menyampaikan rencananya kepada pimpinan.
P
EDOMANU
MUME
JAANB
AHASAI
NDONESIAYANGD
ISEMPURNAKAN:
Huruf dan Bilangan Kata Singkatan dan Akronim Unsur Serapan Abjad;
Aa, Bb, Cc, Dd, Ee, Ff, Gg, Hh, Ii, Jj, Kk, Ll, Mm, Nn, Oo, Pp, Qq, Rr, Ss, Tt, Uu, Vv, Ww, Xx, Yy, Zz
Vokal: a, i, u, e, o
Pemenggalan Kata Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
Serapan yang belum sepenuhnya diterapkan ke dalam bahasa Indonesia:
reshuffle, shuttle cock, l’exploitation del’homme
Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan kata itu dilakukan di antara kedua huruf vokal itu: ma-in, sa-at, buah,
Diftong; ai, au, oi
Gabungan; kh, ng, ny, sy
au-la, sau-da-ra, am-boi, lam-bai
Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
Serapan pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia:
Lambang bilangan: Angka Arab: 0, 1,2,3,4,5,6,7,8,9, Angka Romawi:
I,II,III,IV,V,VI,VII,VIII,IX,X L (50), C (100), D (500), M (1.000), (5.000),
(1.000.000)
Ukuran:
0,5 cm 1.20.25 5 kg pukul 15.00 4 meter pesersegi
10 liter Rp5.000,00 50 dolar Amerika
US$3.50 2.000 rupiah
Alamat:
Jalan Tanah Abang I No. 15 Hotel India, Kamar 123
Bagian karangan (lain-lain): Bab X, Pasal 5, halaman 234 Surah Yasin: 9
Ke-20, 1%, 1 ½, 1/10,
ba-pak, ba-rang, su-lit, la-wan,
de-ngan, ke-nyang, mu-ta-khir, a-khir
stru-men, ul-tra, in-fra, bang-krut, ben-trok
paal central cent aerobe geometry system crystal effect chek China echelon cybernetics cartoon provost physiology variety university ratio orthography vacuum television percentage excees accountant technology structure pal sentral sen aerob geometri sistem kristal efek cek Cina eselon sibernetika karton provos fisiologi varietas universitas rasio ortografi vakum televisi persentase ekses akuntan teknologi struktur Imbuhan:
awalan, sisipan dan akhiran. Misalnya: makan-an me- rasa-kan mem-bantu pergi-lah
o Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan dan pangkat diikuti dengan titik. Misalnya: A.S. Yamin, M.B.A, Bpk., Sdr., Kol.
o Resmi/lembaga/organisa si tanpa titik. Misalnya: DPR, PGRI, GBHN, PT, SMTP, KTP
o Singkatan Umum disertai titik. Misalnya: dll., dsb., dst., sda., a.n., d.a., u.b., u.p.
o Lambang kimia satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti titik. Misalnya: Cu/kuprum, TNT , cm, kVA, kg Rp 5.000,00
Huruf dan Bilangan Kata Singkatan dan Akronim Kapital:
Dia masuk kerja
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
Allah, Yang Mahakuasa,
Yang Maha Pengasih
Sultan Hasanudin, Haji
Agus Salim
Presiden Amin Rais
bangsa Indonesia
Tahun Hijriah
Asia Tenggara
Republik Indonesia
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Nama gelar:
Dr. doktor
M.A. master of arts S.E. sajana ekonomi
Tn. tuan
Sdr. Saudara
Kata Dasar:
Ditulis sebagai satu kesatuan
Kata Turunan:
Ditulis serangkai dengan kata dasarnya: bergeletar, bertepuk tangan, garis bawahi, penghancurleburan., adipati aerodinamika, biokimia, dll.
Bentuk Ulang:
Kata ulang ditulis secara lengkap menggunakan tanda hubung. Misalnya: anak-anak, buku-buku, tukar menukar, sayur-mayur, dibesar-besarkan
Partikel:
lah, kah, tah (ditulis serangkai) pun, dan per (ditulis terpisah)
Akronim:
Gabungan huruf awal:
ABRI LAN PASI PAPSI UNO IKIP SIM
Gabungan suku kata: Huruf awal huruf kapital
Akabri, Bappenas Iwapi Kowani Sespa Miring:
o nama buku,
o kata, nama ilmiah atau ungkapan asing yang belum ada kata baku Indonesia atau padanananya. Misalnya:
akuntabilitas (accountability)
Gabungan Kata:
o Kata Majemuk: duta besar, kambing hitam, kereta api, orang tua.
o Isitilah Khusus: acapkali, bismillah, halabihalal, sekalipun
o Kata Ganti Orang:
Bukuku, kumiliki, milikmu, kauambil.
Gabungan buku huruf awal dan suku kata:
pemilu radar rapim rudal tilang juklak Kata Depan:
di, ke, dan dari (ditulis terpisah): di dalam, di mana, ke tengah, dari Surabaya.
si, sang: sang Kancil, si pengirim, si Budi.
TANDA BACA
Tanda Titik (.)
1. Akhir kalimat
2. Di belakang bagan, ikhtisar, atau daftar
3. Memisahkan angka jam, menit, dan detik (misalnya: Pukul 12.35.45)
4. Menunjukkan waktu (misalnya: dia berjalan selama 1.30.5 jam [1 jam, 30 menit, 5 detik]) 5. Daftar pustaka (Siregar, Medi, 1990. Azab. Penerbit: AA Bandung
6. Memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya (misalnya: Desa kami berpenduduk 2.500 orang) 7. Tidak dipakai bila tidak menunjukkan jumlah (misalnya: Dia lahir pada tahun 1964 di Banjarmasin) 8. Tidak dipakai akhir judul karangan, tabel, dsb.
9. Tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan nama dan alamat penerima.
Tanda Koma (,)1. Unsur dalam suatu perincian atau pembilangan (misalnya: Saya membeli kertas, pena, dan pensil).
2. Memisahkan kalimat setara, induk dan anak kalimat, dan ungkapan penghubung (misalnya: Oleh karena itu, jadi,).
3. Memisahkan kata o, ya, wah, aduh, dan kasihan.
4. Memisahkan petikan langsung (misalnya: Kata ibu, “Sebaiknya kamu sikat gigi dulu sebelum tidur.”). 5. Memisahkan di antara nama, tempat, alamat, dan kota.
6. Dalam daftar pustaka
7. Diantara bagian dalam catatan kaki. 8. Diantara nama orang gelar akademik. 9. Di muka per sepuluhan
10. Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi (misalnya: Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.).
11. Dipakai untuk menghindari –salah baca-di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat (misalnya: Atas bantuan Mira, Ita mengucapkan terima kasih.).
12. Tida dipakai untuk memisahkan petikan langsung, jika petikan itu diakhiri dengan tanda tanya dan seru (misalnya: “Berdiri lurus ke depan!” perintahnya).
Tanda Titik Koma (;)
i. Memisahkan bagian kalimat yang sejenis dan setara (misalnya: Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga).
ii. Pengganti kata pengubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk (misalnya: Ayah mengurus kebun; Ibu memasak nasi; Adik sedang belajar).
Tanda Titik Dua (:)
1. Dipakai pada akhir pernyataan lengkap (misalnya: Keperluaan kita: lampu, baterai, dan ember). 2. Dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku percakapan.
Misalnya: Ibu: “Baik, Pak (sambil mengangkat sapu).
3. Dipakai antar jilid atau nomor dan halaman, diantara bab dan ayat dalam kitab suci, diantara judul dan anak judul suatu karangan, serta nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya:
Tempo, I (1971), 34: 7, Surah Lukman: 9, Karangan Ali Hakim, Pendidikan, Penerbit Ghalia, Jakarta, Cokro, Sutomo, 1999. Indonesia Bangkit, Jakarta: Eresco
4. Dipakai sesudah kata ungkapan. Misalnya: Ketua : Ahmad Jaya
Sekretaris : Iwan S. Tirta Bendahara : Nita S. Bono MP.
5. Tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Misalnya: STIE Indonesia ini memiliki jurusan Akuntansi dan jurusan Manajemen.
Tanda Hubung (-)
1. Menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh penggantian baris 2. Menyambung unsur kata ulang.
3. Menyambung awalandengan bagian kata di belakangnya.
4. Menyambung huruf kata yang dieja satu-satu. Misalnya: p-a-n-t-a-i, 1-3-4-5-8-9.
5. Untuk memperjelas bagian-bagian kata atau ungkapan. Misalnya: ber-evolusi, dua-puluh-lima-ribu.
6. Merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, ke- dengan angka, angka dengan – an, singkatan berhuruf dengan imbuhan atau kata, dan mana jabatan rangkap.
Misalnya: se-Indonesia, hadiah ke-2, mem-PHK-kan, sinar-X, Menteri-Sekretaris Negara. 7. Untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Misalnya: di-smash, pen-tackle-an.
Tanda Pisah (--)
1. Membatasi peyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat (misalnya: Kemerdekaan bangsa itu--saya yakin akan tercapai--diperjuangkan oleh bangsa sendiri.
2. Adanya keterangan aposisi.
3. Dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti ‘sampai ke’ atau ‘sampai dengan’ (misalnya: 1910-1935, tanggal 5-10 April 1990, dari Jakarta--Bandung)
Tanda Elipsis (…)
1. Dipakai dalam kalimat terputus-putus (misalnya: Kalau begitu… ya, boleh lah) 2. Pengganti naskah atau kata yang dihilangkan (misalnya: … akan diselidiki lebih lanjut)
Tanda Tanya (?)
1. Dipakai akhir kalimat tanya (misalnya: Apakah kamu sudah makan?)
2. Dipakai dalam tanda kurung, untuk bagian atau kalimat yang disangsikan kebenarannya Ia dilahirkan pada tahun 1888 (?), Uang sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
Tanda Seru (!)
Sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah seramnya peristiwa itu! Merdeka!
Masakan! Sampai hati ia meninggalkan anaknya.
Tanda Kurung ((…))
1. Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan, misalnya: DIK (Daftar Isian Kegiatan)
2. Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan, misalnya: Keterangan itu (lihat Tabel 12) menunjukkan arus perkembangan politik.
3. Mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan, misalnya: Pejalan kaki itu berasal dari (desa) Sukamaju.
4. Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan, misalnya: Kebutuhan utama manusia meliputi: (a) makan, (b) minum, (c) udara, (d) air, dan (d) rumah untuk berteduh.
Tanda Kurung Siku ([…])
1. Sebagai koreksi dalam tulisan, misalnya: Saya men[d]engar bunyi air.
2. Penjelas yang sudah bertanda kurung (misalnya: Ayah mengurus kebun (kelapa, jeruk [Siam, Pontianak, Sungai Madang], dan teh).
Tanda Petik (“….”)
1. Mengapit petikan langsung (kata awal dan kata akhir).
2. Mengapit judul syair, karangan atau bab buku yang dipakai dalam kalimat (misalnya: Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa).
3. Mengapit istilah ilmiah kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus (misalnya: Celana “cutbrai” 4. Mengapit kata yang mempunyai arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat (misalnya: Ita mendapat
julukan “Si Hitam Manis”)
Tanda Petik Tunggal (‘…’)
1. Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain (misalnya: Tanya Bapak, “Dimana kamu menyimpan buku, kudengar adik menjawab, ‘di lemari’, yang dibaca tadi siang.”)
2. Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing (misalnya: feed-back ‘balikan’
Tanda Garis Miring (/)
1. Nomor surat, nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua takwim (misalnya: No. 7070/PK/VI/1999, Jalan Kramat Raya III/10, tahun anggaran 2001/2002).
2. Pengganti kata atau dan tiap (misalnya: dikirimkan lewat darat/laut, harganya Rp500,00/lembar).
Tanda Penyingkat atau Apostrof (`)
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Misalnya: Ali`kan kusurati.
Malam`lah tiba dan bunyi jangkrik semakin nyaring. Banjarmasin, 30 Juni ’02
PARAGRAF
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik dan merupakan perpaduan kalimat yang memperlihatkan satu kesatuan pikiran.
Sebuah paragraf dapat terdiri dari: dua buah kalimat, tiga buah kalimat atau lebih. Syarat Paragraf:
1. Kesatuan Paragraf
2. Kepaduan Paragraf, melalui ungkapan kalimat yang dibentuk dari beberapa kata transisi, seperti
o Hubungan tambahan: lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, di samping itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu juga, lagi pula.
o Hubungan pertentangan: akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.
o Hubungan perbandingan: sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan itu.
o Hubungan akibat: oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karena itu, maka.
o Hubungan tujuan: untuk itu, untuk maksud itu.
o Hubungan singkatan: singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan.
o Hubungan waktu: sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian.
o Hubungan tempat: berdekatan dengan itu.
Jenis Paragraf:
1. Paragraf Pembuka 2. Paragraf Pengembang 3. Paragraf Penutup
Contoh Paragraf:
Akuntansi adalah kegiatan pencatatan, pengklasifikasian, dan pelaporan. Oleh karena itu, akuntansi harus dipelajari dan dipahami secara baik dan mendalam agar dalam implementasinya dapat digunakan secara maksimal dan berhasil guna. Akuntansi dapat pula berfungsi sebagi alat bagi manajemen (tool of management) untuk mengelola perusahaan secara profesional dan akuntabel.
PELATIHAN
1. Penulisan kata serapan yang betul terdapat pada kalimat:
a. Polisi melakukan operasi KTP.
b. Problema yang berat harus kita atasi
c. Karirnya semakin menanjak
d. Para ahli ekonomi sedang membuat analisa masa depan ekonomi Indonesia
e. Untuk menangani proyek itu perlu diperhatikan efektiftas kerja
2. Penulisan nama gelar yang benar adalah:
a. Erwin Raharjo SH, MM
b. Ir. Sarjon, MBA
c. Prof. Dr. Muhammad Halim, M.B.A
d. Drs. A Sudiro Kertanegara
e. Ir. Sujarnoko Msc
3. Penyukuan kata yang benar adalah:
a. Trans-mi-gra-si
b. In-stru-men
c. Ma-kan-nan
d. Fo-tog-ra-f
e. Geo-f-si-ka
4. Kata berantonim terdapat dalam kalimat di bawah ini:
a. Kulitnya hitam kelam sehingga kurang cocok dengan warna yang gelap
b. Tua muda tidak ketinggalan menonton pameran pembangunan
c. Gerak gerik orang itu selalu diawasi oleh temannya
d. Mereka lari tunggang langgang mengejar layangan putus
e. Ia bolak balik dari Jakarta ke Surabaya
5. Pemakaian hurf miring atau garis bawah dibenarkan kecuali untuk:
a. Menegaskan bagian kata-kata, atau kelompok kata
b. Nama orang atau nama instansi atau lembaga
c. Menuliskan kata nama-nama ilmiah
d. Menuliskan ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya
e. Menuliskan nama buku dan majalah yang dikutif dalam karangan
6. Penggunaan hurf kapital yang betul terdapat pada kalimat:
a. Pada bulan Mei ia akan berangkat ke Surabaya
b. Di pulau manakah terdapat Suku Jawa?
c. Pegunungan yang membentang di daratan Sumatera itu bernama Bukit Barisan
d. Kita harus berusaha menggunakan Bahasa Indonesia yang baik
dan benar
e. Salah semua
7. Peribahasa yang bermakna “kewaspadaan” adalah:
a. Seperti pungguk merindukan bulan
b. Ibarat jatuh tertimpa tangga
c. Karena nila setitik rusak susu sebelanga
d. Mati semut karena gula
e. Berjalan peliharalah kaki, berkata peliharalah lidah
8. Pemakaian tanda koma yang benar terdapat pada kalimat:
a. Kami tak bisa datang, karena sakit
b. Ia yang mengakatakan, bahwa kami tidak menerimanya
c. Kalau memang setuju, kamu dapat diangkat
d. Saya tidak akan pergi, kalau kamu tidak setuju
e. Salah semua
9. Penulisan unsur serapan asing yang benar adalah:
a. Konperensi
b. Konsekwensi
c. Frekuensi
d. Insentiv
e. Tidak ada yang benar
10. Kesepakatan daripada kedua pedagang itu menghasilkan perusahaan yang luar biasa besarnya. Kalimat itu tidak efektif, karena………..
a. pemakaian kata kedua
b. pemakaian kata itu
c. pemakaian kata daripada
d. pemakaian akhiran nya
e. salah semua
11. Kata benda petani mempunyai pasangan kata kerja bertani. Jawaban berikut yang berkejadian sama dengan contoh di atas adalah:
a. pengisap, pengail, penilai
b. pelempar, penanduk, penendang
c. pengembara, penemu, peneliti
d. petinju, pedagang, pejalan
e. salah semua
12. Penggunaan unsur serapan asing sesuai dengan EYD adalah, kecuali:
a. Selebiriti
b. Universitas
c. Komunitas
d. Fakultatif
e. Konsolidasian
13. Penggunaan unsur serapan bahasa daerah dalam kalimat di bawah ini adalah:
a. Setiap hari tukang bakso berkeliling menjual barang dagangnya
untuk menemui para langganan.
b. Setiap hari tukang bakso berkeliling menjual barang dagangnya
untuk menemui para pelanggan.
c. Setiap hari tukang bakso berkeliling menjual barang dagangnya
untuk menemui para pembeli.
d. Setiap hari tukang bakso berkeliling menjual barang dagangnya untuk menemui para konsumen.
e. Salah semua
14. Kelompok berikut ini yang tidak mempunyai hubungan hiponim adalah:
a. Perahu, kapal, biduk
b. Mawar, melalti, cempaka
c. Kucing, kerbau, kuda
d. Penyanyi, penari, pemusik
e. Mahasiswa, sejarah, mata kuliah
15. Penulisan kata depan yang benar adalah sebagai berikut, kecuali:
a. Bapak bekerja di sawah setiap hari.
b. Ibu pergi ke pasar membeli sayuran dipasar pagi.
c. Ani pergi ke sekolah untuk belajar.
d. Saudara-saudara kita harus berusaha agar semua masyarakat di
desa kita tidak ada yang buta huruf.
e. Saya bangun pukul 04.30 pagi kemudian pergi kemesjid untuk
menunaikan shalat subuh berjamaah.
16. Kata bercetak miring pada kalimat berikut dibentuk dengan afksasi yang tidak betul, kecuali:
a. Dengan sangat menyesal kami tidak dapat memnuhi permintaan
Anda karena sediaan barang kami sudah habis
b. Semua langganan Bapak saya layani dengan baik
c. Dalam usaha menyatukan bangsa, Bahasa Indonesia merupakan
faktor pemersatu bangsa yang penting
d. Direktur perusahaan itu menghadiahi penghargaan kepada karyawannya
e. Waktu pemilihan pengurus koperasi diajukan dari hari Senin ke hari Minggu
17. Pemakaian kata penghubung yang tepat terdapat pada kalimat berikut:
a. Saya tidak sependapat dengan mereka, namun demikian saya
tidak akan menantangnya.
b. Kita menyadari pentingya peranan keluarga dalam
pembangunan masyarakat hal mana telah digariskan dalam GBHN 2000
c. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbadaan kenaikan prestasi belajar di antara para mahasiswa.
d. Ia tidak menulis, melainkan menggambar
e. Meskipun hari hujan, tetapi ia tetap juga pergi ke kantor
18. Kesalahan induktif banyak terjadi karena generalisasi yang terlampau luas. Dari kalimat di bawah ini manakah yang tidak bermakna kesalahan induktif:
a. Mahasiswa Indonesia tidak kreatif.
b. Kebanyakan orang Asia peramah, karena itu Andi dari Universitas ANU juga peramah.
c. Buku-buku itu telah saya baca semuanya
d. Pengendara di Indonesia suka melanggar rambu-rambu lalu lintas.
e. Saya sangat suka makan nasi goreng istimewa di rumah makan
itu.
19. Kesalahan deduktif banyak terjadi karena premis mayor yang tidak dibatasi. Kalimat di bawah ini menunjukkan kesalahan deduktif, kecuali:
a. Anak-anak nakal yang dididik di Panti Rehabilitasi Anak adalah
korban kemiskinan.
b. Kalau listrik masuk desa, taraf kehidupan rakyat akan meningkat
c. Sebagian orang Asia peramah. Orang Indonesia adalah orang Asia. Orang Indonesia peramah.
d. Tidak ada kerbau yang bercula. Tikus juga tidak bercula. Kerbau
dan tikus adalah binatang.
e. Tidak ada kerbau yang bercula. Tikus juga tidak bercula. Kerbau
sama dengan tikus.
20. Kemalasan merupakan salah satu … dalam mencapai kemajuan.
a. hambatan
b. ancaman
c. gangguan
d. tantangan
e. motivasi
CURICULUM VITAE
Nama lengkap:
Drs. Jumirin Asyikin, M.Si
Tempat, tanggal lahir:
Banjarmasin, 18 Desember 1964
Agama:
Islam
Status:
Kawin
Riwayat Pendidikan:
1. SD Negeri Sukmaraga, tahun 1977 di Banjarmasin
2. SMPNegeri V, tahun 1981 di Banjarmasin
3. SMEA Negeri1, tahun 1984 di Banjarmasin
4. STIESIA Surabaya (Strata 1) tahun 1989, di Surabaya
5. Universitas Gadjah Mada (Strata 2) Ilmu Akuntansi, tahun 2002 di
Yogyakarta.
6. Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) Unlam Banjarmasin, tahun 2010
di Banjarmasin.
Riwayat Pekerjaan:
1. Pengurus kapal nelayan pada CV. Kota Kretek Goup di Kudus Jawa Tengah, tahun 1990-1993
2. Wiraswasta, tahun 1993-1994
3. Staf Pengajar pada STIE Indonesia Banjarmasin, 1994-sekarang
4. Pembantu Ketua I Bidang Akademik STIEI Kayu Tangi Banjarmasin, 2010-sekarang
5. Tenaga Ahli Ekonomi pada CV. Kinarya Banjarmasin, 2000-2009
6. Direktur Operasional pada CV Papada’an Banjarmasin, 2006-sekarang
7. Staf pada Kantor Akuntan Publik Djailini Siddik and Co, 1998-1999.
8. Staf pada kantor Akuntan Publik Yulianti, BAP, Semarang, 2010
Pengalaman lainnya:
Berbagai seminar, lokakarya, pelatihan dan pendidikan singkat lainnya,
baik lokal maupun nasional.
Alamat sekarang:
Jl. Alalak Tengah RT. 16 RW. 8 No. 6A Banjarmasin.
Telepon 0511-7493600. HP. 0813 4949 0023
Nama Ayah:
H. Asyikin Asil
Nama Ibu:
Hj. Siti Dinar (Alm)
Pekerjaan:
Wiraswasta
Alamat:
Jl. Alalak Tengah RT. 16 RW. 8 No. 6 Banjarmasin 70126
Telepon 0511-3306738