• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAGAIMANA PENDAPAT SAUDARA TENTANG HUKUM DI INDONESIA PADA MASA YANG AKAN DATANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAGAIMANA PENDAPAT SAUDARA TENTANG HUKUM DI INDONESIA PADA MASA YANG AKAN DATANG"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PAPER

TENTANG

PANDANGAN HUKUM PIDANA PADA MASA YANG AKAN DATANG

SEJARAH HUKUM

Tugas Hukum pada Program Studi Magister Hukum Universitas Indonesia Timur

Oleh :

NAMA : NIRWAN BAKRI

(2)

BAGAIMANA PENDAPAT SAUDARA TENTANG HUKUM DI INDONESIA PADA MASA YANG AKAN DATANG ?

Hmm.. rasanya sulit membayangkan apa yang akan terjadi dengan hukum di Indonesia pada masa yang akan datang, mengingat masa sekarang saja sudah terlalu banyak aturan hukum yang berlaku mulai dari turunan para penjajah KUHPidana sampai dengan Lex Specialis yang sudah seperti “polusi” yang makin hari makin bertambah. Tentu saja membicarakan hukum terkhusus hukum pidana kedepannya, tidak terlepas dari sejarah hukum Indonesia, dimana seperti yang kita ketahui bersama bahwa hukum Indonesia diambil mentah-mentah alias “copy,paste” dari Belanda yang sebenarnya merupakan Undang-Undang yang berasal dari Prancis dan dibawah masuk ke Belanda pada saat menjajah Belanda dan seterusnya Belanda menjajah Indonesia yang mengakibatkan mayoritas rakyat Indonesia tidak bisa berbahasa Inggris (seandainya Indonesia di jajah Inggris kemungkinan kita semua sudah jago berbahasa Inggris), hehe.. bercanda kok… Kita kembali kepermasalah, akibat dari diambilnya mentah-mentah KUHPidana dari Belanda sehingga teks (peraturan tertulis) dan konteks (kondisi/keadaan yang terjadi) tidak sesuai dengan norma maupun perilaku Rakyat Indonesia yang tentu saja mengakibatkan tidak optimalnya penegakan hukum pidana di Indonesia.

Sebagai contoh salah satu Pasal dalam KUHPidana yakni Pasal 284 Ayat (1) ke 1e yang berbunyi “Laki-laki yang beristeri, berbuat zina sedang diketahuinya bahwa Pasal 27 KUHPerdata berlaku padanya ; perempuan yang bersuami, berbuat zina”. Dari Unsur Pasal tersebut barulah dikatakan zina apabila seorang suami atau isteri melakukan hubungan badan dengan yang bukan isteri atau suaminya dan itupun harus ada pengaduan dari suami atau isteri yang mendapat malu atau dirugikan akibat perbuatan tersebut (delik aduan). Tentu saja teks ini berbeda dengan prilaku masyarakat Indonesia yang kental akan hukum adat dan hukum agama yang memiliki persepsi bahwa zina itu tidak harus orang yang memiliki isteri atau suami yang berhubungan badan melainkan siapaun orangnya yang berhubungan badan baik perempuan maupun laki-laki yang sama-sama belum menikah sekalipun. Sehingga tidak ada yang namanya Pasal Perselingkuhan yang ada hanya Pasal Perzinahan, hingga masyarakat yang memandang hal ini dengan logika bukan dengan “kacamata” hukum bisa menganggap penegak hukum pilih kasih atau bahkan tidak professional dan tentu saja banyak Pasal-Pasal lain yang sangat tidak sesuai dengan perilaku, norma, kebiasaan, budaya masyarakat Indonesia yang menjadikan masyarakat tidak taat hukum.

(3)

- 2 –

Kembali ke masalah pengalaman tadi dan terkhusus pada pembuatan KUHPidana yang baru saya sangat mendukung apabila pembuatan Undang-Undang tersebut di ikut sertakan dari pihak penyidik Kepolisian, kejaksaan dan Hakim karena merekalah yang nantinya menjalankan amanah sebagai alat Negara untuk menegakkan undang-undang tersebut apalagi dengan pengalaman terhadap suatu permasalah yang begitu banyak dan kedekatan dengan masyarakat sehingga mereka tau karasteristik masyarakat Indonesia seperti apa, apa yang di inginkan masyarakat, lalu tak lupa bahwa Indonesia kental akan hukum adat dan hukum agama sehingga harusnya dari situlah dasar hukum Indonesia di buat dan untuk Peraturan-peraturan khusus saya lebih berharap di titik beratkan pada pembuatan PERDA karena tentu saja tidak mungkin semua rakyat Indonesia bisa menerima KUHPidana yang baru mengingat Indonesia merupakan Negara kepulauan dan terdapat ratusan suku, ras, budaya yang beredar dari sabang sampai merauke, sebagai contoh di Papua tidak mungkin ditegakkan aturan kesusilaan/pornografi karena sudah adatnya orang-orang disana tidak menggunakan pakaian yang pantas menurut nalar kita sehingga PERDA bisa melegalkan hal tersebut untuk daerah Papua dan begitupun budaya daerah lain yang tentu saja perilaku masyarakat tersebut tidak merugikan orang lain disekitarnya.

Kembali kepermasalahan, berdasarkan pengalaman saya, melihat semakin hari generasi muda semakin tidak taat akan hukum sehingga saya setuju dengan salah satu pendapat teman saya bahwa seharusnya pendidikan tentang hukum harus ditanamkan sejak dini sehingga kelak diharapkan masyarakat punya budaya “malu” apabila berhadapan dengan kasus hukum dan tentu saja Laporan Polisi di Kepolisian tidak menumpuk seperti tabungan di Bank, hehe.. Tapi tentu saja yang harusnya memikirkan hal ini adalah Bapak-bapak kita yang jauh disana karena pada tangan merekalah Negara ini akan dibawa entah kearah yang lebih baik atau mungkin kearah yang lebih buruk, entahlah sebagai anak bangsa saya hanya bisa berdoa agar Bapak-bapak kita bisa sadar dan membawa Negara ini kearah yang lebih baik, amin.

(4)

3

-Apa itu Restorative Justice ?? Menurut Tony F. Marshall restorative justice adalah : “Restorative Justice is a process whereby parties with a stake in a specific offence collectively resolve how to deal with the aftermath of the offence and its implications for the future.” Yang artinya Keadilan restoratif adalah suatu proses dimana semua pihak yang terlibat dalam suatu tindak pidana tertentu bersama-sama memecahkan masalah bagaimana menangani akibat di masa yang akan datang. Jelas bahwa yang ditawarkan pada system ini adalah penyelesaian permasalahan secara kekeluargaan atau diluar dari pengadilan dan menurut saya asal tujuan hukum yakni keadilan, manfaat dan kepastian dapat terpenuhi, kenapa tidak ? tetapi dengan hukum Indonesia yang ada saat ini, penegak hukum di Indonesia malah lebih menitik beratkan pada kepastian hukum, padahal seharusnya keadilan lah yang harus di utamakan, seungguh aneh negeri ini. Tetapi munculnya konsep restorative justice bukan berarti meniadakan pidana penjara, dalam perkara-perkara tertentu yang menimbulkan kerugian secara massal dan berkaitan dengan berharga nyawa seseorang, maka pidana penjara masih dapat dipergunakan. Konsep restorative justice merupakan suatu konsep yang mampu berfungsi sebagai akselerator dari Asas peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan, sehingga lebih menjamin terpenuhinya keadilan masyarakat dan kepastian hukum.

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya diberikan definisi fungsi semikontinu, yang akan digunakan dalam mendefinisikan kelas fungsi

Dalam studi manajemen, kehadiran konflik pendidikan tidak bisa terlepas dari permasalahan keseharian yang dirasakan oleh pengelola lembaga pendidikan. Konflik tersebut

Dengan delapan departemen, tata letak Aero Maintenance yang sekarang ditunjukkan pada Gambar 1.. Keterbatasan fisik yang diamati Daniel hanyalah keharusan untuk tetap

Longsor merupakan perpindahan massa Longsor merupakan perpindahan massa tanah secara alami, longsor terjadi dalam tanah secara alami, longsor terjadi dalam waktu yang

Isi siaran dari jasa penyiaran televisi, yang diselenggarakan oleh Lembaga Penyiaran Swasta dan Lembaga Penyiaran Publik, wajib memuat sekurang-kurangnya 60% (enam

Terdapat 5 proses yang ada pada pelayanan rawat jalan Klinik Healthy Surabaya yaitu Proses Registrasi Pasien, Proses Pemeriksaan Medis, Proses Pembayaran

Proses perhitungan studi sensitivitas parameter yang dilakukan dengan program bantu menghasilkan bahwa parameter yang paling berpengaruh adalah sudut geser tanah (φ)

Tujuan utama penelitian pengem- bangan ini adalah membuat program simulasi praktikum efek fotolistrik dengan pendekatan inkuiri dengan harapan dapat memecahkan