• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Permen tablet Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basilicum)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembuatan Permen tablet Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basilicum)"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PEMBUATAN PERMEN TABLET

EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum)

Oleh AULIA ROSADI

F24102071

2007

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

(2)

Aulia Rosadi. F24102071. Pembuatan Permen Tablet Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basilicum).Di bawah bimbingan Subarna dan Sutrisno Koswara. 2007.

RINGKASAN

Daun kemangi merupakan satu dari sekian banyak tanaman yang digunakan sifat fungsionalitasnya dalam menjaga kesehatan manusia dan juga sebagai obat untuk mengatasi berbagai penyakit. Selain manfaat tersebut, kemangi juga dapat digunakan sebagai pestisida nabati, bahan minuman penyegar, pembersih udara dan penghasil minyak atsiri.

Kemangi (Ocimum basilicum) merupakan tanaman yang keberadaannya cukup banyak di nusantara. Namun pemanfaatan kemangi di masyarakat terbatas untuk lalap atau sebagai bumbu aromatik dalam masakan. Salah satu usaha untuk meningkatkan nilai dari tanaman kemangi tersebut ialah dengan memanfaatkannya menjadi suatu produk yang dikenal dan disukai di masyarakat, salah satunya adalah dengan memanfaatkannya menjadi permen.

Salah satu jenis permen yang dapat digunakan adalah dalam bentuk permen tablet. Permen tablet adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan yang umumnya dengan bahan dasar beraroma manis, yang dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut (Depkes RI, 1995). Selain secara organoleptik bisa diterima, permen tablet yang baik hendaknya cukup keras dan tidak mudah remuk, sehingga hancur perlahan-lahan di dalam mulut. Sifat organoleptik dan sifat fisik permen tablet ditentukan oleh formula dan kondisi proses saat permen tablet itu dicetak. Oleh karena itu, untuk dapat membuat produk permen tablet dengan mutu yang baik diperlukan suatu metode pemilihan bahan dan penentuan kondisi proses pembuatan yang tepat.

Penelitian ini bertujuan untuk membuat produk permen tablet dengan flavor dari ekstrak daun kemangi (Ocimum basilicum), sehingga bermanfaat untuk meningkatkan nilai tanaman kemangi dengan memanfaatkannya menjadi suatu produk yang dikenal dan disukai di masyarakat.

Pembuatan permen tablet ekstrak kemangi (Ocimum basilicum) dimulai dengan tahap pembuatan serbuk kemangi instan. Pada tahap ini ditentukan kondisi optimum untuk ekstraksi kemangi dan diberi perlakuan pada jumlah bahan pengisi yang digunakan dalam pengeringan. Jumlah bahan pengisi yang ditambahkan dalam pengeringan adalah 5%, 8%, 10% dan 12% dari volume larutan. Berdasarkan hasil penelitian tahap ekstraksi kemangi optimal dilakukan pada suhu 85oC selama 1 jam dengan air sebagai pelarut, dengan rasio bahan-pelarut 1 : 6. Ekstrak kemangi yang telah diperoleh kemudian dikeringkan dengan menggunakan pengering semprot dengan suhu inlet 170oC dan dipilih perlakuan tingkat bahan pengisi 5% (A1) dan 8% (A2).

(3)

Berdasarkan hasil analisis diketahui permen tablet ekstrak kemangi memiliki keseragaman bobot. Kadar air permen tablet ekstrak kemangi berkisar antara 2.36 - 3.56% dan perlakuan perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi pada formula berpengaruh nyata terhadap kadar air permen tablet ekstrak kemangi. Kekerasan permen tablet ekstrak kemangi berkisar antara 11,25 - 12,30 Kg dan kecepatan larut di mulut berkisar antara 6.47-6.54 mg/detik Perlakuan jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan, perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi pada formula dan interaksi antara jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan dengan perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi pada formula tidak berpengaruh nyata terhadap kekerasan dan kecepatan larut di mulut permen tablet ekstrak kemangi.

(4)

SKRIPSI

PEMBUATAN PERMEN TABLET

EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

Institut Pertanian Bogor

Oleh AULIA ROSADI

F24102071

2007

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

(5)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

PEMBUATAN PERMEN TABLET

EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

Institut Pertanian Bogor

Oleh AULIA ROSADI

F24102071

Dilahirkan pada tanggal 16 Januari 1984

Di Semarang

Tanggal Lulus: Januari 2007

Menyetujui, Bogor, Januari 2007

Ir. Subarna, MSi. Dosen Pembimbing I

Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Dosen Pembimbing II

Mengetahui,

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang bernama lengkap Aulia Rosadi dilahirkan di Semarang pada hari Senin Paing, 16 Januari 1984. dan merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis dibesarkan dengan ayah bernama Bisri Djamil dan ibu bernama Endang Makmurni. Bangku sekolah penulis dijalani di Semarang dimulai dari TK Candi Baru, SD Badan Wakaf 1, SLTP Negeri 5 dan SMU Negeri 5. Selepas SMU, penulis diterima menjadi mahasiswa Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB melalui jalur USMI.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan (Himitepa) di divisi kewirausahaan periode 2004 -2005, asisten praktikum Jaminan Mutu Pangan (2006). Penulis juga berpartisipasi dalam kepanitiaan berbagai acara di lingkungan Fateta, seperti Lepas Landas Sarjana, Lomba Cepat Tepat Ilmu Pangan, dan BAUR.

(7)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, atas rahmat dan karunia Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul, “Pembuatan Permen Tablet Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basilicum).” Di dalam kesempatan ini, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam penyelesaian tugas akhir ini, di antaranya adalah:

1. Kedua orang tuaku, kata dan perbuatan tidak akan pernah cukup untuk membalas semua kerja keras, kasih sayang, doa, semangat, serta dukungan moril dan materil yang telah kalian berikan, Kakak dan Adikku tersayang, Nungky Nurul Aeni dan Ibnu Noor Hidayat.

2. Ir. Subarna, MSi., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama perkuliahan, penelitian dan penyusunan skripsi ini.

3. Ir. Sutrisno Koswara, MSi., yang telah memberi ide penelitian ini dan saran serta masukan selama penelitian ini.

4. Dr. Ir. Sukarno, MSc yang telah bersedia menjadi dosen penguji.

5. Teman satu bimbingan Derry Badut dan Ami Gori ”Journey To West Team”, Novi, Erick dan Eneng

6. Keluarga besar pondok AA, Pitoy, Amet Germet, Pa Gendot, Mas Iqn, Iqbal Galon, Klimo, Agung Kentung, Budi Wartel, Aceh, A`aw.

7. Ijal Lemot, Mamih Adjeng, Dadik Sang Pejuang Cinta, Didin Ble`e, Boyond. Senang bertemu makluk-makluk baek seperti kalian, cerita, canda tawa, air mata, keringat, ilmu dan pengalaman hidup yang tak pernah terlupakan. Makasih telah membuat gw bernafas lega karena ada kalian semua. Terimakasih saudaraku.

(8)

9. Temen-temen TPG 39 : Asep, Papang, Randy Akew (makasih bwt lagu2nya men...), Arief T-Min, Evie, Susan, Endang, Hani, Nea, Desma, Evrin, Maya, Yayah, Tina, Fatimah, Julia, anak-anak Pubi (Tish, Farah, Tukep, Nene, Nuy Ndut, Dora, Ina, Tante Ratry), Irwan Kambing, Andreas Carok, Q-ky, Ansor, Mumus, Rohana, Ri2n, Rury, Tin2, Shinta & Nanda, Pretty, Inggrid, Inal Ucuy, Tono Cihuy, Woro Ndut (makasih bwt laptopnya), Manginar, Herold, Manto, Meilina, Zulkipli, Heru, Rahmat, Jay, Dikres, Nya2, Echo The Frog (gw ga pernah kalah kan ko..!!)

10.Anak-anak Patra Atlas Semarang : Alfath Gendut, Adit Kentung, Adit Lichong, Alina, Ayu, Mita, Ucup, Doni, Luqman, Bain.

11.Buat panelis-panelisku yang baik. Makasih. 12.Teman- teman ITP 40, 41 dan 42.

13.Laboran-laboran : Pak Wahid, Pak Sobirin, Pak Koko, Pak Rojak, Pak Yahya, Pak Sidiq, Pak Gatot, Bu Rubiah, Teh Ida, dan Mbak Darsi dan tak lupa kepada Pa Karna ”Abah” dan Bu Sri.

14.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah berusaha menyusun skripsi ini sebaik mungkin, namun tidak ada karya manusia yang sempurna. Semoga dengan kekurangan yang masih ada, skripsi ini tetap dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, Januari 2007

(9)

DAFTAR ISI

A. LATAR BELAKANG……….... B. TUJUAN PENELITIAN……….... C. MANFAAT PENELITIAN………....

II. TINJAUAN PUSTAKA………..

A. DAUN KEMANGI………... B. EKSTRAKSI………... C. PENGERING SEMPROT………... 1. Atomizer………. 2. Ruang Pengeringan………. 3. Kolektor Tepung………. D. PERMEN TABLET ……...…………..……….. E. TEKNOLOGI PEMBUATAN PERMEN TABLET ………...………... 1. Metode Granulasi………..………...

1.1. Granulasi Basah………... 1.2. Granulasi Kering………... 2. Metode Cetak Langsung..………... F. BAHAN PERMEN TABLET………..…..……….

1. Bahan Pengisi……….……….... 1.1. Sukrosa……… 1.2. Sorbitol……… 2. Bahan Pengikat………... 3. Perisa………... III. METODOLOGI PENELITIAN...………

(10)

B. METODE PENELITIAN………... 1. Pembuatan Serbuk Kemangi Instan ..……… … 2. Pembuatan Permen Tablet …….……… 3. Rancangan Percobaan………. 4. Prosedur Analisis.………...….... 4.1. Keseragaman Bobot…………..……….. 4.2. Kadar Air (AOAC, 1995)……… 4.3. Kekerasan Permen Tablet ……..……… 4.4. Kecepatan Larut di Mulut...……… 4.5. Warna…...………... 4.6. Uji Organoleptik ……… IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.

Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4.

Tabel 5.

Komposisi gizi daun kemangi per 100 gram bahan ……….. Formula permen tablet yang dibuat……….. Batas penyimpangan bobot rata-rata permen tablet ..……… Rendemen pengeringan dengan alat pengering semprot pada

berbagai tingkat jumlah bahan pengisi dan karakteristik rasa serta aroma ………. Formula permen tablet ekstrak kemangi………...

4 19 21

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.

Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7. Gambar 8.

Alat cetak tablet ……… Diagram alir pembuatan permen tablet …….……… Grafik nilai total padatan terlarut ekstrak kemangi……… Permen tablet ekstrak kemangi ………...…. Histogram kadar air permen tablet ekstrak kemangi …………... Histogram nilai L permen tablet ekstrak kemangi ………... Histogram nilai a permen tablet ekstrak kemangi...…….… Histogram nilai b permen tablet ekstrak kemangi...……...

10 20 24 26 28 30 32 33

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Hasil uji keseragaman bobot permen tabet ekstrak kemangi… Nilai total padatan terlarut (TPT) ekstrak kemangi………….. Formula permen tabet ekstrak kemangi yang dibuat ….……. Hasil analisis kadar air permen tablet ekstrak kemangi .. …… Hasil analisis kekerasan permen tablet ekstrak kemangi……. Hasil analisis kecepatan larut di mulut permen tablet ekstrak kemangi……….………….………….……….…… Hasil analisis warna (nilai L) permen tablet ekstrak kemangi…….………….……….………….……… Hasil analisis warna (nilai a) permen tablet ekstrak kemangi…….………….……….………….……… Hasil analisis warna (nilai b) permen tablet ekstrak kemangi…….………….……….………….……… Contoh formulir isian uji organoleptik permen tablet ………. Hasil uji organoleptik warna permen tablet ekstrak kemangi... Hasil uji organoleptik aroma permen tablet ekstrak kemangi.. Hasil uji organoleptik rasa permen tablet ekstrak kemangi….. Hasil uji organoleptik tekstur permen tablet ekstrak kemangi.. Hasil uji organoleptik keseluruhan permen tablet ekstrak kemangi …….………….……….………….…..……….. Nilai Rendemen Ekstrak Kemangi….………….………….…

(14)

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai jenis tanaman yang berkhasiat untuk menjaga kesehatan tubuh bahkan dapat pula digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Selain karena faktor biaya, faktor kealamian (tidak memiliki efek samping yang berbahaya) menjadi alasan mengapa masyarakat cenderung menggunakan bahan alami untuk mendapatkan manfaat dari bahan tersebut.

Daun kemangi merupakan satu dari sekian banyak tanaman yang digunakan sifat fungsionalitasnya dalam menjaga kesehatan manusia dan juga sebagai obat untuk mengatasi berbagai penyakit. Selain manfaat tersebut, kemangi juga dapat digunakan sebagai pestisida nabati, bahan minuman penyegar, pembersih udara dan penghasil minyak atsiri.

Kemangi (Ocimum basilicum) merupakan tanaman yang keberadaannya cukup banyak di nusantara. Namun pemanfaatan kemangi di masyarakat terbatas untuk lalap atau sebagai bumbu aromatik dalam masakan. Salah satu usaha untuk meningkatkan nilai dari tanaman kemangi tersebut ialah dengan memanfaatkannya menjadi suatu produk yang dikenal dan disukai di masyarakat, salah satunya adalah dengan memanfaatkannya menjadi permen.

(15)

B. TUJUAN DAN SASARAN

Penelitian bertujuan untuk membuat produk permen tablet dengan flavor dari ekstrak daun kemangi (Ocimum basilicum).

C. MANFAAT

(16)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum)

Kemangi merupakan tanaman setahun yang tumbuhnya tegak dengan cabang yang banyak. Tanaman ini berbentuk perdu, dengan tinggi 0.3 hingga 1.0 meter. Daun-daunnya sederhana, berwarna hijau dan berbau harum. Bagian tangkai daun mempunyai panjang 2.5 cm, daun berbentuk elips dengan ukuran 2.5-5 cm x 1-2.5 cm (Siemonsma dan Piluek, 1994).

Kemangi merupakan anggota famili Lamiaceae yang berarti kelompok tanaman dengan bunga berbibir. Nama genus kemangi adalah Ocimum yang berarti tanaman beraroma. Aroma khas tersebut muncul dari daunnya. Kemangi berkerabat dekat dengan tanaman selasih (Ocimum sancium), daun mint (Mentha arvensis), dan daun bangun-bangun alias daun jinten (Coleus amboinicus). Kemangi yang ada di Indonesia bernama botani Ocimum basillicum dan dikelompokkan dalam kelompok basil semak (bush basil) karena tumbuhnya menyemak (Anonim, 2003).

Tanaman kemangi memiliki rasa yang lebih tajam dan lebih pedas daripada Ocimums lainnya, agak keras menyerupai rasa kulit jeruk. Tanaman ini merupakan sayuran yang lazim digunakan oleh orang-orang Jawa dan Bali bila dibandingkan dengan spesies lain. Budidaya kemangi di Jawa tidak dilakukan dengan baik, bahkan tumbuh secara liar. Kemangi dibiakkan dengan biji (dengan stek hasilnya kurang baik) dan ditanam di ladang, disela-sela tanaman pekarangan, pada tepi-tepi sawah, dan juga di halaman rumah, selain itu kemangi dapat ditemukan di seluruh Pulau Jawa pada ketinggian 450-1100 meter di atas permukaan laut (Heyne, 1987).

(17)

konsentrasi albumin di dalam urin. Menurut tim peneliti dari Center for New Crops and Plant Products, Purdue University, AS, daun kemangi terbukti ampuh untuk menyembuhkan sakit kepala, pilek, diare, sembelit, cacingan dan gangguan ginjal. Mereka pun mengemukakan keampuhan pengobatan menggunakan daun kemangi, yaitu dapat mengatasi sakit maag, perut kembung, masuk angin, kejang-kejang, dan badan lesu. Selain itu, aroma kemangi dapat menolak gigitan nyamuk (Anonim, 2003). Kemangi banyak mengandung vitamin A dan C, serta mineral P, Ca dan Fe Komposisi nilai gizi daun kemangi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi gizi daun kemangi per 100 gram bahan*

Komposisi Kadar

Kalori 43 kal

Protein 3.3 g

Lemak 1.2 g

Karbohidrat 7.0 g

Kalsium 320 mg

Fosfor 38 mg

Besi 4.8 mg

β-karoten 4500 μg

Thiamin 0.08 mg

Riboflavin 0.35 mg

Niasin 0.08 mg

Asam askorbat 27 mg

Air 86.5 %

* Leung et. al (1972)

B. EKSTRAKSI

(18)

sederhana untuk mengekstraksi padatan adalah mencampurkan seluruh bahan dengan pelarut, lalu memisahkan larutan dengan padatan tidak terlarut.

Menurut Earle (1982), ekstraksi adalah proses pemisahan bahan berupa padatan atau cairan yang dapat dilakukan dengan menggunakan bahan cair (air) atau pelarut. Proses ekstraksi dirancang untuk mengurangi konsentrasi komponen di dalam suatu aliran dan meningkatkan konsentrasi komponen tersebut di dalam aliran lainnya.

Simplisia tumbuhan mengandung zat aktif yang dapat larut dan yang tidak dapat larut dalam pelarut. Zat aktif tersebut misalnya alkaloid, glikosida, flavonoid, dan lain-lain (Depkes R.I., 1986). Dalam proses ekstraksi, bahan aktif dari suatu tumbuhan tergantung pada tekstur, kadar air, bahan dan jenis senyawa yang diisolasi (Harborne, 1987).

Menurut Atmaja (2005), proses ekstraksi kemangi menghasilkan ekstrak kemangi yang berwarna coklat dengan aroma yang enak seperti teh melati. Perendaman dalam air panas (80 °C) selama 3 jam sudah mencukupi untuk mengekstrak komponen-komponen pembentuk aroma yang diinginkan.

C. PENGERING SEMPROT

(19)

cair dapat dilakukan dengan menggunakan metode freeze drying, spray drying atau vacuum drying (Werkhoven, 1974).

Alat pengering tipe semprot (spray dryer) digunakan untuk mengeringkan suatu larutan, campuran atau produk cair lainnya menjadi bentuk powder pada kadar air mendekati kesetimbangan dengan kondisi udara pada tempat produk keluar. Selain digunakan untuk mengeringkan bahan pangan juga digunakan untuk mengeringkan bahan kimia dan produk farmasi. Kopi instan, teh instan dan susu bubuk umumnya dikeringkan dengan spray dryer.

Menurut Wirakartakusumah (1992), spray dryer atau pengering semprot digunakan untuk menghasilkan tepung dari suspensi cairan. Seperti proses pengeringan lainnya, prinsip pengeringan semprot cukup sederhana. Cairan disemprotkan ke dalam aliran gas panas, air dalam tetesan (droplet) menguap dengan cepat meninggalkan tepung kering. Tepung dipisahkan dari udara yang mengangkutnya dengan menggunakan separator atau kolektor tepung. Walaupun suhu udara masuk ruang pengering sangat tinggi, kecepatan penguapan yang tinggi menyebabkan pendinginan yang berarti, sehingga dapat menghindarkan bahan dari pemanasan yang berlebihan, bahkan tidak ada kontak produk kering dengan medium yang panas sekali. Aliran uap air dari bahan akan menghambat difusi oksigen ke dalam bahan sehingga oksidasi yang terjadi selama pengeringan sedikit sekali terjadi. Selain fan (pompa udara), pemanas dan pengumpan, ada tiga komponen penting dari pengering semprot, yaitu atomizer, ruang pengering dan sistem pemisah atau pengumpul produk kering.

(20)

logam panas, (2) suhu produk rendah meskipun suhu udara pengering yang digunakan cukup tinggi, (3) penguapan air terjadi pada permukaan yang sangat luas sehingga waktu yang dibutuhkan untuk pengeringan hanya beberapa detik saja, dan (4) produk akhir yang dihasilkan berbentuk bubuk yang stabil sehingga memudahkan dalam penanganan dan transportasi.

1. Atomizer

Ada dua tipe atomizer yang umum digunakan dalam spray dryer, yaitu presure swirl nozzle dan centrifugal. Dengan nozel cairan ditekan melalui saluran lubang yang berputar dengan tekanan antara beberapa ratus sampai beberapa ribu lb per inci persegi. Ruang tempat bahan sebelum melewati nozzle didisain agar gerakan cairan berolak. Keuntungan nozel diantaranya adalah konstruksinya yang sederhana sehingga harganya murah dan mudah diganti. Kerugiannya adalah mudah mengalami penyumbatan dan nozzle menjadi aus.

(21)

2. Ruang Pengeringan

Fungsi ruang pengeringan adalah menjaga suspensi partikel bahan yang dikeringkan dalam aliran udara sampai partikel mengering menjadi tepung. Ruang pengering bisa vertikal ataupun horizontal, dan aliran udara bisa paralel, berlawanan atau campuran. Sedangkan bentuknya ada yang berbentuk boks ada juga yang berbentuk silindris dengan alas berbentuk kerucut.

Pada spray dryer horizontal selalu digunakan aliran udara dan aliran suspensi yang paralel, tepung kering akan jatuh ke lantai pangering dan secara kontinyu diangkut dengan alat pengumpul. Dalam tipe vertikal, udara masuk ruang pengering melalui dispenser, selanjutnya bersama-sama produk kering diisap melalui pipa pengangkut produk di dasar pengering, atau dengan arah sebaliknya dan udara diisap pada bagian atas. Tipe lainnya baik udara maupun bahan masuk dari bagian dasar dan semua aliran keluar dari bagian atas, atau aliran berlawanan dengan udara mengalir ke atas tepung bergerak ke bawah. Tepung harus sudah mengering sebelum dipisahkan dari aliran udara pengering. Oleh karena itu ruang pengeringan harus cukup besar untuk mencukupi tempat dan waktu yang diperlukan untuk melengkapi proses pengeringan.

3. Kolektor Tepung

Pemisahan produk kering dari udara bisa terjadi dalam ruang pengering, karena arah aliran yang berlawanan. Siklon banyak digunakan sebagai alat separasi tepung dengan udara. Udara yang mengangkut produk kering masuk di bagian atas siklon dengan arah tangensial, tepung dilemparkan ke permukaan dalam kerucut karena gaya sentrifugal dan berputar turun kemudian masuk penampung produk di bawah kerucut siklon. Sedangkan udara naik dan keluar melalui exhauster pada tengah-tengah bagian atas siklon.

(22)

beberapa kaki disusun untuk mencukupi kapasitas. Rangkaian filter secara otomatis bergetar dan mengeluarkan tepung dari bagian bawah.

D. PERMEN TABLET

Permen tablet adalah sediaan padat mengandung satu atau lebih bahan yang umumnya dengan bahan dasar beraroma manis, yang dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut (Depkes RI, 1995).

Secara umum pembuatan permen tablet hampir sama dengan tablet biasa. Permen tablet diharapkan dapat melarut perlahan dalam mulut, sehingga kekerasan tablet ini harus lebih besar dari tablet biasa. Dalam pembuatannya dibutuhkan tekanan yang tinggi dan bahan pengikat yang lebih besar (Miller, 1959).

Permen tablet biasanya akan rusak atau berjamur bila disimpan dalam kondisi yang lembab, sehingga harus disimpan dalam wadah yang kedap air dan kering. Penyimpanan ditempat yang sejuk diperlukan untuk permen tablet yang kandungan zat aktifnya adalah zat yang mudah menguap (Cooper dan Gunn's, 1975).

E. TEKNOLOGI PEMBUATAN PERMEN TABLET

(23)

Gambar 1. Alat Cetak Tablet (Lachman et al., 1994).

Pembuatan permen tablet secara garis besar dapat dibagi menjadi dua metode, yaitu metode granulasi dan metode cetak langsung.

1. Metode Granulasi

Granulasi merupakan proses mengubah bahan berbentuk serbuk menjadi granul yang mempunyai sifat mudah mengalir dan mudah dikempa (Jackson,1995). Secara umum proses granulasi dilakukan untuk memperbaiki keseragaman distribusi zat aktif, memperbaiki sifat alir dan membantu pengikatan antara granul dalam proses pembuatan tablet (Lachman et al., 1994). Metode granulasi dibagi menjadi dua yaitu :

1.1. Metode granulasi basah

(24)

Pada saat proses granulasi, serbuk disaring menjadi partikel dengan ukuran seragam dan dicampur dengan larutan untuk granulasi hingga terbentuk adonan yang keras. Larutan untuk granulasi adalah bahan pengikat yang dapat melarut di dalam air, bahan ini mampu merekatkan sesama partikel untuk membentuk sebuah granula. Bahan pengikat dapat berupa gum arab, gelatin, pati dan alginat. Hal yang penting adalah proses pencampuran harus rata dan bahan pengikat yang ditambahkan dalam jumlah yang tepat. Bahan pengikat yang terlalu banyak akan menghasilkan granula yang terlalu keras, sedangkan jika terlalu sedikit akan menyebabkan granula rapuh. Setelah proses pencampuran selesai, adonan digiling untuk membantu proses pengeringan dan granula yang terbentuk dikeringkan selama 24 jam pada suhu 50-60oC. Suhu oven untuk pengeringan sebaiknya jangan terlalu tinggi karena dapat menyebabkan case hardening dan pengeringan yang tidak sempurna.

1.2. Metode granulasi kering

Metode ini berguna untuk bahan-bahan yang peka terhadap air, panas atau diantara keduanya. Dalam metode ini semua bahan dicampur sehingga homogen kemudian dilakukan pentabletan dengan mesin slugging menjadi tablet besar yang disebut slug. Slug ini dihancurkan, diayak lagi agar dihasilkan granul yang dikehendaki (Lachman et.al., 1994).

2. Metode Cetak Langsung

(25)

metode ini harus mampu berikatan dengan kuat ketika ditekan dan mudah mengalir ketika dicetak (Fudholi, 1983).

F. BAHAN PERMEN TABLET 1. Bahan Pengisi

Bahan pengisi permen tablet merupakan bahan yang ditambahkan untuk meningkatkan volume serta massa produk. Menurut Lachman et al (1994), bahan pengisi harus memenuhi beberapa kriteria yaitu:

1. Harus nontoksik dan dapat memenuhi peraturan-peraturan dari negara di mana produk akan dipasarkan.

2. Harus tersedia dalam jumlah yang cukup di semua negara tempat produk itu dibuat.

3. Harganya harus cukup murah. 4. Secara fisiologis harus inert/netral.

5. Harus stabil secara fisik dan kimia, baik dalam kombinasi dengan berbagai obat atau komponen tablet lain.

6. Harus bebas dari segala jenis mikroba.

7. Harus color compatible (tidak boleh mengganggu warna).

8. Bila obat itu termasuk sebagai makanan (produk-produk vitamin tertentu), pengisi dan bahan pembantu lainnya harus mendapat persetujuan sebagai bahan aditif pada makanan.

9. Tidak boleh mengganggu bioavailabilitas obat.

(26)

yang rendah dan tidak karsinogenik (Lachman et al, 1994). Pada umumnya Manitol, sorbitol dan sukrosa digunakan sebagai bahan pengikat dan pengisi.

1.1. Sukrosa

Sukrosa merupakan gula kristal yang umumnya digunakan untuk bahan baku permen. Gula kristal berfungsi untuk proses kristalisasi adonan permen sehingga diperoleh produk akhir berupa padatan (Romlah, 1997). Sukrosa digunakan dalam tablet oral (permen tablet, tablet bukal) karena dapat melarut perlahan-lahan dalam rongga mulut dan rasanya enak (Voigt, 1995).

Sukrosa memiliki peranan penting dalam teknologi pangan karena fungsinya beraneka ragam, yaitu sebagai pemanis, pembentuk tekstur, pengawet, pembantu cita rasa, bahan pengisi, pelarut, dan sebagai pembawa trace element (Nicol, 1979). Fungsi utama sukrosa sebagai pemanis memegang peranan penting karena dapat meningkatkan penerimaan dari suatu makanan yaitu dengan menutupi citarasa yang tidak menyenangkan.

Rasa manis sukrosa bersifat murni karena tidak ada aftertaste, yaitu citarasa kedua yang timbul setelah citarasa yang pertama. Disamping itu sukrosa juga memperkuat citarasa pada makanan, karena menyeimbangkan rasa asam, pahit, dan asin atau melalui reaksi kimia seperti karamelisasi. Sukrosa umum digunakan sebagai standar tingkat kemanisan bagi pemanis lainnya (Nicol, 1979).

1.2. Sorbitol

Sorbitol ditemukan tahun 1872 oleh ahli kimia Perancis Boussingault. Bahan ini tidak terfermentasi oleh bakteri dalam mulut, sehingga tidak bersifat karsinogenik dan memiliki efek sejuk dalam mulut (Baudox dan Le Bot, 1992). Sorbitol merupakan gula alkohol alami yang terdapat dalam buah-buahan, khususnya cherry dan pear.

(27)

kemanisan sukrosa (Martindale, 1982). Sorbitol mengandung kalori sebesar 2.4 kcal/g. Sorbitol sering digunakan sebagai pengganti gula bagi penderita diabetes (Sudarmadji, 1982).

Penggunaan pemanis seperti sorbitol telah diizinkan pemakaiannya dalam makanan sejak tahun 1983. Akan tetapi, sorbitol dapat menimbulkan efek laxative jika digunakan dalam konsentrasi yang tinggi, Oleh karena itu, penggunaan sorbitol tidak boleh lebih dari 50 g/hari (Dwivedi, 1978). Dalam industri, sorbitol diperoleh melalui hidrogenasi glukosa yang diperoleh dari pati dan gula invert. Selain dapat dibuat dari glukosa dengan hidrogenasi bertekanan tinggi, sorbitol juga dapat diperoleh dengan reduksi elektrolit (Sudarmadji, 1982). Menurut Dwivedi (1991), sorbitol juga dapat digunakan sebagai zat pengisi, stabilizer, humektan, bahan pengontrol viskositas dan sekuesteran untuk metal-metal tertentu. Selain itu sorbitol bersifat menghambat kristalisasi sukrosa, mempertahankan kesegaran dan flavor (Marie, 1995).

2. Bahan Pengikat

Zat pengikat berguna untuk membantu pelekatan partikel dalam formulasi, memungkinkan granul dibuat dan dijaga keterpaduan hasil akhir tabletnya. Zat pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering, tetapi lebih efektif jika ditambahkan dalam bentuk larutan. Bahan pengikat yang umum antara lain metilselulosa, sukrosa, povidon, karboksimetilselulosa, gum akasia, gelatin, dan pasta pati terhidrolisis (Ansel, 1989). Menurut Jackson (1995), bahan pengikat tidak hanya berfungsi untuk menjaga keterpaduan tablet, tetapi juga mempengaruhi kekerasan tablet. Jenis bahan pengikat antara lain gum seperti gum arab, gelatin dan alginat, selain gum dapat berupa pati, gula dan lemak.

(28)

berfungsi sebagai bahan pengikat, gum arab dan tragakan adalah bahan yang dapat menghambat kehancuran, oleh karena itu sering digunakan sebagai komponen dalam permen tablet (Voigt, 1995). Gum arab (gum akasia) merupakan gum alami yang paling dikenal. Gum arab berasal dari getah alami yang dihasilkan dari berbagai spesies pohon-pohon akasia. (Fardiaz, 1989).

3. Flavor (Perisa)

(29)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. BAHAN DAN ALAT

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah daun kemangi, air panas, maltodekstrin, sukrosa, sorbitol, perisa mint dan gum arab.

Alat yang digunakan adalah pisau, panci, neraca analitik, refraktometer, pengaduk, retort untuk ekstraksi daun kemangi, jerigen, saringan, chromameter, spray dryer, sealer, hardness tester, stopwatch dan alat pencetak tablet.

B. METODOLOGI PENELITIAN 1. Pembuatan Serbuk Kemangi Instan

Kemangi dicuci bersih dan ditiriskan, kemudian dipotong-potong menjadi ukuran yang lebih kecil dan seragam menggunakan pisau. Kemangi tersebut diekstrak dengan cara dilarutkan dan diaduk dalam air panas 850C dengan berbagai tingkat perbandingan kemangi dan air. Waktu ekstraksi yang digunakan adalah 2 jam dan tiap 10 menit diukur nilai total padatan terlarut (TPT) dengan metode refraktometer untuk mendapatkan kondisi rasio kemangi -air serta waktu ekstraksi optimal.

Ekstrak kemangi yang telah diperoleh kemudian dikeringkan dengan menggunakan pengering semprot (spray dryer) dengan suhu inlet 170oC. Maltodekstrin digunakan sebagai bahan pengisi dalam proses pengeringan ini. Jumlah bahan pengisi yang ditambahkan dalam pengeringan adalah 5 %, 8 %, 10 % dan 12 % dari volume larutan. Hasil dari pengeringan dengan spray dryer diperoleh serbuk kemangi instan dan dipilih 2 level perlakuan yang menghasilkan aroma dan rasa kemangi yang terbaik.

2. Pembuatan Permen Tablet

(30)

pada kisaran berapa penambahan sukrosa dan sorbitol memberikan tingkat kemanisan yang optimal dan pada kisaran berapa efek menyegarkan dari sorbitol mulai terasa. Setelah itu dilanjutkan dengan penentuan jumlah bahan pengikat (gum arab) yang ditambahkan, sehingga dapat diketahui pada jumlah berapa penambahan gum arab menghasilkan tekstur yang baik dan moutfeel yang tidak berpasir. Proses terakhir adalah penentuan jumlah perisa mint yang ditambahkan sehingga dapat diketahui pada jumlah berapa penambahan perisa mint tersebut memberikan rasa segar dan tidak menutupi rasa dan aroma kemangi itu sendiri. Seluruh formula yang dicoba dapat dilihat pada Tabel 2.

Selanjutnya dibuat 3 formula yang rasa dan aromanya diterima. Kemudian dilanjutkan dengan tahap pembuatan permen tablet dengan perlakuan jumlah bahan pengisi yang digunakan pada saat pengeringan dan rasio antara serbuk kemangi instan dengan sukrosa. Diagram alir pembuatan permen tablet disajikan pada Gambar 2. Analisis yang dilakukan pada permen tablet adalah uji keseragaman bobot, analisis kadar air, uji kekerasan tablet, kecepatan larut di mulut, analisis warna dan analisis organoleptik.

3. Rancangan percobaan

Rancangan percobaan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 faktor yaitu jumlah bahan pengisi yang digunakan dalam pengeringan dengan spray dryer (Ai) dan

rasio antara serbuk kemangi instan dengan sukrosa pada formula (Fj). Perlakuan

jumlah bahan pengisi yang digunakan dalam pengeringan dengan spray dryer (Ai) terdiri dari 2 taraf yaitu (A1 = tingkat bahan pengisi 5% dan A2 = tingkat

bahan pengisi 8%). Pada faktor rasio antara serbuk kemangi instan dengan sukrosa pada formula (Fj) terdiri dari tiga taraf yaitu (F1 = rasio sukrosa-serbuk

(31)

Yij = µ + Ai + Fj + (AF)ij + εij

Keterangan :

Yij : Nilai hasil pengamatan dari faktor A level ke-i, faktor F level ke-j,

µ : Rataan umum

Ai : Pengaruh jumlah bahan pengisi yang digunakan dalam pengeringan

dengan spray dryer

Fj : Pengaruh rasio sukrosa-serbuk kemangi instanpada formula

(AF)ij :Pengaruh interaksi jumlah bahan pengisi yang digunakan dalam

pengeringan dengan spray dryer dan rasio sukrosa-serbuk kemangi instanpada formula.

εij : Faktor galat (sisa)

(32)

Tabel 2. Formula permen tablet yang dibuat Jumlah (%)

Sukrosa Serbuk kemangi

instan Sorbitol Gum arab

Perisa (% dari total) Penentuan kisaran penambahan serbuk kemangi instant

75 10 10 5 -

Penentuan jumlah penambahan sukrosa dan sorbitol

60 25 10 5 -

Penentuan jumlah penambahan gum arab

60 25 10 3 -

Penentuan jumlah penambahan perisa mint

(33)

Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Permen Tablet Pencucian dan penirisan

Ekstraksi

Penyaringan

+ Air

Serbuk kemangi instan Pengeringan dengan spray dryer

+ Maltodekstrin

5% 8% 10% 12 % (b/v) Ampas

Pencampuran

Pencetakan Daun dan batang kemangi

Permen Tablet

(34)

4. Prosedur Analisis 4.1. Keseragaman Bobot

Keseragaman bobot diukur dengan menimbang 20 tablet secara satu per satu, kemudian hitung bobot rata-rata tablet. Dari 20 tablet tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang telah ditetapkan di kolom A dan tidak ada satu tabletpun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan di kolom B. Batas penyimpangan bobot dapat diketahui dari Tabel 2 dibawah.

Tabel 3. Batas penyimpangan bobot rata-rata tablet *

Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rata

A B

25 mg atau kurang 15% 30%

26 mg sampai 150 mg 10% 20%

151 mg sampai 300 mg 7,5% 15%

lebih dari 300 mg 5% 10%

*Depkes RI, 1979

4.2. Kadar Air (AOAC, 1995)

Cawan aluminium kosong dipanaskan dalam oven pada suhu 105°C selama 15 menit, kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang. Prosedur pengeringan cawan ini diulangi sampai didapat bobot konstan. Sampel sebanyak 3−5 gram ditimbang dalam cawan tersebut, kemudian dipanaskan dalam oven pada suhu 105°C selama 6 jam. Setelah itu, cawan dikeluarkan dari oven dan didinginkan dalam desikator selama 15 menit. Prosedur ini diulangi sampai didapat bobot sampel yang konstan.

Kadar air (% basis basah) = B – (C − A) x 100% B

Keterangan: A = bobot cawan (g)

(35)

C = bobot cawan dan sampel setelah dioven (g)

4.3. Kekerasan Permen Tablet

Pengukuran kekerasan permen tablet digunakan untuk mengetahui tingkat kekerasan permen tablet, sehingga dapat diketahui apakah permen tablet yang dihasilkan terlalu rapuh atau terlalu keras. Alat yang digunakan adalah hardness tester. Cara kerjanya ialah tablet diletakkan vertikal diantara ujung dari alat hardness tester. Kemudian sekrup diputar sehingga tablet tertekan dan pecah. Ujung penekan alat hardness tester ini memiliki diameter sebesar 0,75 cm dan permen tablet memiliki diameter 1,5 cm dengan tebal 0,4 cm. Kekerasan tablet diperoleh dengan membaca skala (Kg). Persyaratan kekerasan permen tablet minimal 4 kg (Lachman et al,1994).

4.4.Kecepatan Larut di Mulut

Pengukuran kecepatan larut di mulut dilakukan untuk mengetahui jumlah bahan permen tablet yang melarut tiap satuan waktu sampai permen tablet tersebut habis melarut dimulut. Sebelum dilakukan pengukuran, tablet ditimbang dulu kemudian diukur waktu yang diperlukan sebuah tablet sampai habis melarut di mulut.

4.5. Warna

Pengukuran intensitas warna dilakukan dengan menggunakan kromameter Minolta CR-310. Sebelum dilakukan pengukuran nilai L, a, dan b perlu dilakukan kalibrasi terlebih dahulu terhadap alat dengan menggunakan pelat standar warna putih (L=97.51; a=5.35; b-3.37). Setelah proses kalibrasi, dilanjutkan dengan pengukuran warna sampel. Sistem warna yang digunakan adalah sistem warna Lab.

4.6. Uji Organoleptik

(36)
(37)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Proses Ekstraksi dan Pengeringan Dengan Pengering Tipe Semprot

Untuk memanfaatkan komponen bioaktif dalam kemangi dan memperluas aplikasinya, maka diperlukan suatu bentuk produk yang mudah digunakan. Adapun bentuk yang praktis tersebut adalah dalam bentuk serbuk.

Pada tahap ektraksi, kemangi segar diperkecil dahulu ukuran partikelnya dengan cara dipotong-potong menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Tujuan dari pengecilan ukuran adalah untuk mengurangi sifat kamba dari bahan dan membantu penentrasi pelarut ke dalam sel tumbuhan sehingga mempercepat pelarutan komponen bioaktif dan meningkatkan rendemen ekstraksi. Semakin kecil ukuran bahan maka luas permukaan bahan yang kontak dengan pelarut semakin besar. Berdasarkan hasil penelitian (Lampiran 2), kondisi optimum untuk ekstraksi kemangi dilakukan pada suhu 85oC selama 1 jam dengan air sebagai pelarut, dengan rasio bahan-pelarut 1 : 6. Air digunakan sebagai pelarut karena selain murah dan mudah didapat, air juga tidak mengandung efek samping. Grafik nilai total padatan terlarut ekstrak kemangi disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Grafik nilai total padatan terlarut ekstrak kemangi

(38)

dengan pengering tipe semprot, jika suhu inlet terlalu rendah maka banyak cairan yang menempel pada dinding ruang pengering spray dryer dan juga akan mempengaruhi lama proses pengeringannya. Sedangkan jika suhu terlalu tinggi maka dikhawatirkan khasiat bahan aktif yang terdapat bahan akan rusak walaupun kontak antara droplet dan gas panas terjadi dalam waktu singkat.

Pada penelitian ini, ekstrak yang diperoleh dikeringkan dengan pengering tipe semprot dengan 4 variasi jumlah bahan pengisi yaitu 5, 8, 10 dan 12 persen dari volume larutan. Bahan pengisi yang digunakan dalam proses pengeringan ini adalah maltodekstrin. Alasan pemilihan maltodekstrin karena sifatnya yang sangat mudah larut dalam air dingin.

Tabel 4. Rendemen pengeringan dengan alat pengering semprot pada berbagai tingkat jumlah bahan pengisi dan karakteristik rasa serta aroma

Pengisi Rendemen Deskripsi Rasa dan Aroma

5% 55.74% ++++

8% 53.67% +++

10% 47.09% ++

12% 45.04% ++

Keterangan:

Semakin banyak tanda + rasa dan aroma kemangi semakin kuat

Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa nilai rendemen yang diperoleh berbeda-beda pada tiap tingkat bahan pengisi. Perhitungan nilai riil rendemen yang diperoleh dapat dilihat pada Lampiran 16. Berdasarkan Tabel 4 diketahui semakin tinggi persentase jumlah bahan pengisi yang ditambahkan aroma dan rasa yang dihasilkan semakin lemah. Hal itu disebabkan karena konsentrasi ekstrak yang terlapisi semakin kecil sehingga rasa dan aromanya semakin lemah. Karena rasa dan flavor kemangi merupakan hal yang ingin ditonjolkan pada produk permen tablet ini, maka dipilih perlakuan tingkat bahan pengisi 5% (A1) dan 8% (A2).

2. Formulasi Permen Tablet

(39)

Variabel perlakuan formula yang digunakan adalah rasio antara jumlah serbuk kemangi instan dengan sukrosa. Tingkat penambahan serbuk kemangi instan berkisar antara 25-35% dan sukrosa berkisar antara 45-55%. Alasan pemilihan tingkat penambahan serbuk kemangi instan sebesar 25% (F1) karena pada tingkat tersebut rasa dan aroma ekstrak kemangi mulai terdeteksi. Sedangkan untuk tingkat 35% (F3) dipilih karena jika jumlah serbuk kemangi instan yang ditambahkan lebih dari 35% maka akan berakibat pada rasa permentablet yang terlalu pahit dan kurang manis. Sorbitol yang ditambahkan sebesar 15% karena pada tingkat tersebut efek segar dari sorbitol mulai terasa. Bahan pengikat berupa gum arab ditambahkan sebesar 5% karena jika jumlah yang ditambahkan kurang dari 5% akan menghasilkan tekstur yang rapuh (mudah hancur), sedangkan jika lebih dari 5% akan menghasilkan mouthfeel yang berpasir. Perisa mint yang ditambahkan sebesar 0.01% dari total campuran karena pada jumlah tersebut rasa dan aroma mint mulai terasa dan tidak menutupi rasa dan aroma dari kemangi itu sendiri. Gambar permen tablet ekstrak kemangi dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Permen tablet ekstrak kemangi

(40)

Tabel 5. Formula permen tablet ekstrak kemangi

Jumlah (%) Bahan

F1 F2 F3

Sukrosa 55 50 45

Serbuk kemangi instan 25 30 35

Sorbitol 15 15 15

Gum arab 5 5 5

Flavor mint 0.01 0.01 0.01

3. Keseragaman Bobot

Keseragaman bobot merupakan syarat yang harus dipenuhi dalam produksi permen tablet. Sampel yang digunakan dalam pengujian ini diambil dari semua perlakuan yang diambil secara acak.

Berdasarkan hasil pengukuran berat 20 permen tablet diperoleh bobot rata-rata sebesar 863 mg dan tidak boleh dari 2 tablet yang menyimpang bobotnya dari bobot rata-rata lebih besar dari 5% (tidak boleh kurang dari 820 mg dan tidak boleh lebih dari 906 mg) serta tidak boleh satu tabletpun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari 10% (tidak boleh kurang dari 777 mg dan tidak boleh lebih dari 949 mg). Dari semua sampel yang diukur tidak ada sampel yang bobotnya melebihi batas penyimpangan yang telah ditentukan. Berarti permen tablet tersebut telah memenuhi syarat permen tablet yaitu memilki keseragaman bobot.

4. Kadar Air Permen Tablet

Kadar air yang terdapat pada suatu produk pangan akan mempengaruhi penampakan, citarasa dan keawetannya. Berdasarkan pengukuran kadar air dengan metode oven diketahui kadar air permen ekstrak kemangi berkisar antara 2.36 - 3.56% (Lampiran 4a).

(41)

0,00

Formula 1 Formula 2 Formula 3

Gambar 5. Histogram kadar air permen tablet ekstrak kemangi

Uji lanjut Duncan (lampiran 4c) menunjukkan bahwa kadar air pada permen tablet formula 1 tidak berbeda nyata dengan kadar air pada permen tablet formula 2. Sedangkan kadar air pada permen tablet formula 3 berbeda nyata dengan kedua formula yang lain. Hal itu kemungkinan disebabkan karena pada formula 3 (rasio sukrosa : serbuk kemangi instan = 45 : 35) jumlah sukrosa rendah dan serbuk kemangi instan tinggi, serta serbuk kemangi instan itu sendiri memiliki kandungan air yang lebih tinggi dari sukrosa dan sifatnya lebih higroskopis.

5. Kekerasan Permen Tablet

(42)

Berdasarkan pengukuran kekerasan dengan alat hardness tester diketahui kekerasan permen tablet ekstrak kemangi berkisar antara 11,25 - 12,30 Kg (Lampiran 5a). Analisis sidik ragam (Lampiran 5b) menunjukkan bahwa perlakuan jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan, perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi instan pada formula dan interaksi antara jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan dengan rasio sukrosa-serbuk kemangi instan pada formula tidak berpengaruh nyata (sig>0.05) terhadap kekerasan permen tablet ekstrak kemangi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan dan perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi instan pada formula tidak menyebabkan perbedaan kekerasan permen tablet ekstrak kemangi.

6. Kecepatan Larut di Mulut

Pengukuran kecepatan larut di mulut dilakukan untuk mengetahui jumlah bahan permen tablet yang melarut tiap satuan waktu sampai permen tablet tersebut habis melarut dimulut. Tablet tertentu seperti permen tablet yang dimaksudkan untuk larut perlahan-lahan umumnya dengan sengaja dibuat keras, sehingga kecepatan larut di mulut suatu permen tablet erat kaitannya dengan kekerasan dan bahan-bahan yang menyusunnya.

(43)

7. Warna (Chromameter) a. Nilai L (Lightness)

Nilai L merupakan atribut nilai yang menunjukkan tingkat kecerahan suatu sampel. Nilai L memiliki kisaran 0 (hitam) – 100 (putih). Nilai L yang mendekati nol menunjukkan sampel memiliki kecerahan rendah (gelap). Sedangkan nilai L yang mendekati 100 menunjukkan sampel memiliki kecerahan tinggi (terang). Semakin tinggi nilai L, warna produk semakin cerah.

Hasil uji sidik ragam (Lampiran 7b) menunjukkan bahwa perlakuan jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan, perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi instan pada formula dan interaksi antara jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan dengan rasio sukrosa-serbuk kemangi instan pada formula berpengaruh nyata (sig<0.05) terhadap nilai L permen tablet ekstrak kemangi. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan, perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi pada formula dan interaksi antara jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan dengan perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi pada formula mempengaruhi kecerahan permen tablet ekstrak kemangi. Histogram nilai L permen tablet ekstrak kemangi dapat dilihat pada Gambar 6.

F1

(44)

Dari Gambar 7 terlihat semakin tinggi jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan maka kecerahan dari permen tablet ekstrak kemangi semakin meningkat. Secara visual terlihat bahwa permen tablet yang dibuat menggunakan serbuk kemangi instan hasil pengeringan dengan jumlah bahan pengisi sebesar 8% (A2) lebih cerah dibandingkan permen tablet yang dibuat menggunakan serbuk kemangi instan hasil pengeringan dengan jumlah bahan pengisi sebesar 5% (A1). Hal itu disebabkan karena peningkatan jumlah bahan pengisi pada saat pengeringan menyebabkan penurunan konsentrasi ekstrak kemangi pada serbuk kemangi instan yang dihasilkan.

Uji lanjut Duncan (lampiran 7c) menunjukkan bahwa pada A1 (tingkat bahan pengisi 5%) permen tablet pada formula 3 lebih cerah daripada kedua formula lainnya dan formula 2 lebih cerah daripada formula 1. Sedangkan pada A2 (tingkat bahan pengisi 8%), permen tablet pada formula 3 lebih cerah daripada permen tablet pada formula 1 dan formula 2. Pengaruh perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi instan pada formula terhadap kecerahan permen tablet ekstrak kemangi lebih besar terjadi pada A1. Semakin tinggi serbuk kemangi instan dan semakin sedikit sukrosa yang ditambahkan, kecerahan permen tablet ekstrak kemangi juga semakin meningkat.

b. Nilai a

Nilai a yang semakin positif menunjukkan derajat kemerahan yang semakin tinggi. Nilai a yang semakin negatif menunjukkan derajat kehijauan yang semakin tinggi. Nilai a positif dari 0 sampai 100 untuk merah dan nilai a negatif dari 0 sampai – 100 untuk warna hijau. Nilai a positif menunjukkan sampel memiliki derajat kemerahan.

(45)

pengeringan dengan perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi pada formula tidak berpengaruh nyata (sig>0.05) terhadap nilai a permen tablet ekstrak kemangi. Histogram nilai a permen tablet ekstrak kemangi dapat dilihat pada Gambar 7.

4,46 4,48 4,50 4,52 4,54 4,56 4,58 4,60 4,62

N

ila

i a

5%(A1) 8%(A2)

Jum lah bahan pe ngis i (b/V)

Gambar 6. Histogram nilai a permen tablet ekstrak kemangi

Dari Gambar 7 dapat diketahui bahwa semakin tinggi jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan maka warna merah dari permen tablet ekstrak kemangi semakin meningkat. Secara visual tidak terlihat peningkatan warna merah dari permen tablet dengan meningkatnya jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada pengeringan.

c. Nilai b

Nilai b merupakan atribut nilai yang menunujukkan derajat kekuningan atau kebiruan suatu sampel. Semakin positif nilai b menunjukkan sampel memiliki derajat kekuningan yang tinggi. Sedangkan semakin negatif nilai b menunjukkan sampel memiliki derajat kebiruan yang tinggi. Nilai b positif dari 0 sampai + 70 untuk warna kuning dan b negatif 0 sampai – 70 untuk warna biru.

(46)

rasio sukrosa-serbuk kemangi pada formula berpengaruh nyata (sig<0.05) terhadap nilai b permen tablet ekstrak kemangi. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan, perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi pada formula dan interaksi antara jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan dengan perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi pada formula mempengaruhi derajat kekuningan permen tablet ekstrak kemangi. Histogram nilai b permen tablet ekstrak kemangi dapat dilihat pada Gambar 8.

F1

Gambar 8. Histogram nilai b permen tablet ekstrak kemangi

Dari Gambar 8 terlihat semakin tinggi jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan maka warna kuning dari permen tablet ekstrak kemangi semakin menurun. Hal itu disebabkan karena peningkatan jumlah bahan pengisi pada saat pengeringan menyebabkan penurunan konsentrasi ekstrak kemangi pada serbuk kemangi instan yang dihasilkan. Sedangkan pada formula, semakin tinggi serbuk kemangi instan yang ditambahkan, warna kuning dari permen tablet ekstrak kemangi semakin meningkat.

(47)

daripada kedua formula lainnya dan formula 2 lebih tinggi daripada formula 1. Tren pengaruh perbedan rasio sukrosa-serbuk kemangi instan pada formula terhadap derajat kuning permen tablet ekstrak kemangi pada A1 berbeda dengan tren pada A2. Pengaruh peningkatan jumlah ekstrak lebih nyata pada A2 (tingkat bahan pengisi 8%).

8. Karakteristik Organoleptik Permen Tablet Ekstrak Kemangi

Uji organoleptik yang dilakukan adalah uji hedonik (kesukaan) pada enam sampel permen tablet ekstrak kemangi. Uji organoleptik ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan kesukaan panelis terhadap warna, rasa, aroma, tekstur dan kekerasan. Format penilaian uji hedonik dapat dilihat pada Lampiran 10 dan data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara statistik. Pengujian statistik yang dilakukan adalah analisis sidik ragam (ANOVA) dengan uji lanjut Duncan.

a. Warna

Warna merupakan kesan pertama yang diperoleh konsumen dari suatu produk pangan. Oleh karena itu, warna memegang peranan penting dalam menentukan penerimaan konsumen terhadap produk tersebut. Menurut Meilgaard et al. (1999), warna merupakan salah satu atribut penampilan pada suatu produk yang sering kali menentukan tingkat penerimaan konsumen terhadap produk tersebut secara keseluruhan.

Warna permen tablet ekstrak kemangi dipengaruhi oleh bahan-bahan yang digunakan terutama sukrosa dan serbuk kemangi instan yang memiliki komposisi jumlah yang besar dibandingkan bahan lain yang digunakan. Secara visual, warna permen tablet ekstrak kemangi yang dihasilkan berwarna putih gading.

(48)

disebabkan karena tidak banyak perbedaan warna antar sampel yang disajikan. Selain itu, atribut warna merupakan atribut yang cukup sulit diukur secara subjektif.

b. Aroma

Setser (1995) menjelaskan bahwa aroma merupakan hasil rangsangan kimia dari syaraf-syaraf olfaktori yang berada di bagian akhir dari rongga hidung. Aroma merupakan bau yang dicium karena sifatnya yang volatil (mudah menguap). Aroma pada permen tablet ekstrak kemangi dipengaruhi oleh bahan-bahan yang digunakan, tetapi aroma yang sangat menonjol adalah aroma serbuk kemangi instan itu sendiri.

Berdasarkan uji organoleptik, skor rata-rata kesukaan panelis terhadap aroma permen tablet ekstrak kemangi berkisar antara 3.0 - 3.4 (Lampiran 12a) atau netral sampai suka. Hasil analisis sidik ragam (Lampiran 12b) menunjukkan bahwa nilai kesukaan terhadap aroma permen tablet ekstrak kemangi dipengaruhi secara nyata oleh perlakuan perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi instan pada formula.

Uji lanjut Duncan (lampiran 12c) menunjukkan bahwa aroma permen tablet sampel A1F3 tidak berbeda nyata dengan aroma permen tablet sampel A2F3, namun aroma kedua sampel tersebut berbeda nyata dengan aroma keempat sampel yang lain. Berdasarkan hasil tersebut baik pada A1 dan A2 diketahui bahwa aroma permen tablet pada formula 3 (rasio sukrosa : serbuk kemangi instan = 45 : 35) lebih disukai daripada kedua formula yang lain. Jumlah serbuk kemangi instan yang lebih tinggi memberikan aroma yang lebih disukai oleh panelis.

c. Rasa

(49)

Atribut rasa meliputi asin, manis, asam dan pahit. Sebagian dari atribut ini dapat terdeteksi pada makanan pada kadar yang sangat rendah. Rasa pada makanan sangat ditentukan oleh formulasi produk tersebut (Fellow, 2000). Rasa pada permen tablet ekstrak kemangi dipengaruhi oleh bahan-bahan yang digunakan terutama sukrosa, serbuk kemangi instan dan perisa mint yang ditambahkan.

Berdasarkan uji organoleptik, skor rata-rata kesukaan panelis terhadap rasa permen tablet ekstrak kemangi berkisar antara 2.6 - 3.8 (Lampiran 13a) atau tidak suka sampai suka. Hasil analisis sidik ragam (Lampiran 13b) diketahui bahwa perlakuan jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada proses pengeringan dan formula berpengaruh nyata terhadap rasa permen tablet ekstrak kemangi pada taraf kepercayaan 95%.

Uji lanjut Duncan (Lampiran 13c) menunjukkan bahwa rasa permen tablet sampel A1F3 tidak berbeda nyata dengan rasa permen tablet sampel A1F2 dan A2F3, serta rasa permen tablet sampel A1F1 tidak berbeda nyata dengan rasa permen tablet sampel A2F2. Sedangkan rasa permen tablet sampel A2F1 berbeda nyata dengan rasa permen tablet seluruh sampel yang diuji.

Pada A1 (tingkat bahan pengisi 5%), rasa permen tablet pada formula 1 lebih disukai daripada formula 2 dan formula 3. Sedangkan pada A2 (tingkat bahan pengisi 8%), rasa permen tablet pada formula 1 lebih disukai daripada kedua formula lainnya dan formula 2 lebih disukai daripada formula 3. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah bahan pengisi yang lebih banyak dan jumlah serbuk kemangi instan yang lebih rendah memberikan rasa yang lebih disukai oleh panelis.

d. Tekstur

(50)

Berdasarkan uji organoleptik, skor rata-rata kesukaan panelis terhadap tekstur permen tablet ekstrak kemangi berkisar antara 3.0 - 3.3 (Lampiran 14a ) atau tidak suka - suka. Hasil analisis sidik ragam (Lampiran 14b) diketahui bahwa perlakuan jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada proses pengeringan dan formula tidak berpengaruh nyata terhadap tekstur permen tablet ekstrak kemangi pada taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa perbedaan jumlah komposisi bahan penyusun permen tablet tidak mempengaruhi tekstur dari permen tablet itu sendiri karena kemungkinan disebabkan karena seluruh sampel permen tablet ekstrak kemangi ini memiliki kekerasan yang tidak jauh berbeda.

e. Keseluruhan

Parameter keseluruhan (overall) digunakan dalam uji hedonik untuk mengukur tingkat kesukaan panelis terhadap keseluruhan atribut yang ada pada produk.

Berdasarkan uji organoleptik, skor rata-rata kesukaan panelis terhadap tekstur permen tablet ekstrak kemangi berkisar antara 2.9 - 3.4 (Lampiran 15a) atau tidak suka sampai suka. Hasil analisis sidik ragam (Lampiran 15b) diketahui bahwa perlakuan jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada proses pengeringan dan formula berpengaruh nyata terhadap rasa permen tablet ekstrak kemangi pada taraf kepercayaan 95%. Uji lanjut Duncan (Lampiran 13c) menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa secara keseluruhan permen tablet sampel A2F2 dan A2F1 berbeda nyata dengan sampel A2F3, A1F3 dan A1F2. Sedangkan sampel A1F1 tidak berbeda nyata dengan sampel A2F3 tetapi berbeda nyata dengan sampel A1F3 dan A1F2.

(51)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, tahap ekstraksi kemangi optimal dilakukan pada suhu 85oC selama 1 jam dengan air sebagai pelarut, dengan rasio bahan-pelarut 1 : 6. Ekstrak kemangi yang telah diperoleh kemudian dikeringkan dengan menggunakan pengering semprot dengan suhu inlet 170oC. Rasa dan flavor kemangi merupakan hal yang ingin ditonjolkan pada produk permen tablet ini, maka dipilih serbuk kemangi instan hasil perlakuan tingkat bahan pengisi 5% (A1) dan 8% (A2) karena memiliki rasa dan aroma yang terbaik. Pada tahap formulasi, formula yang digunakan merupakan rasio antara jumlah serbuk kemangi instan dengan sukrosa. Rasio penambahan sukrosa-serbuk kemangi instan adalah sebesar 50 : 25 (F1), 45 : 30 (F2) dan 40 : 35 (F3).

Hasil uji keseragaman bobot permen tablet menunjukkan bahwa semua sampel yang diukur bobotnya tidak ada yang melebihi batas penyimpangan yang telah ditentukan. Berarti permen tablet tersebut telah memenuhi syarat permen tablet yaitu memiliki keseragaman bobot.

Permen tablet ekstrak kemangi memiliki kadar air berkisar antara 2.36 - 3.56% dan perlakuan formula berpengaruh nyata terhadap kadar air permen tablet ekstrak kemangi. Kekerasan permen tablet ekstrak kemangi berkisar antara 11,25 - 12,30 Kg dan kecepatan larut di mulut berkisar antara 6.47-6.54 mg/detik Perlakuan jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan, perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi instan pada formula dan interaksi antara jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan dengan perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi instan pada formula tidak berpengaruh nyata terhadap kekerasan dan kecepatan larut di mulut permen tablet ekstrak kemangi.

(52)

nilai a hanya dipengaruhi oleh perlakuan jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan Ternyata semakin tinggi jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan dapat meningkatkan nilai L (kecerahan) dan nilai a permen tablet namun menurunkan nilai b. Sedangkan untuk formula, semakin tinggi serbuk kemangi instan yang ditambahkan akan meningkatkan nilai L (kecerahan) dan nilai b permen tablet ekstrak kemangi.

Berdasarkan hasil uji organoleptik dapat dilihat bahwa semakin banyak serbuk kemangi instan yang ditambahkan aroma permen tablet semakin disukai sedangkan rasa permen tablet justru semakin tidak sukai. Sedangkan untuk parameter keseluruhan, jumlah bahan pengisi yang lebih banyak dan jumlah serbuk kemangi instan yang lebih rendah memberikan produk yang lebih disukai oleh panelis.

B. SARAN

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0103/19/1003.htm. (19 Januari 2003).

Ansel, C. H. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi 4. UI Press. Jakarta.

AOAC. 1995. Official Methods of Analysis on The Association of Official Agricultural Chemist. Association of Official Analytical Chemistry, Washington DC.

Atmaja, Gumilar S., dkk. 2005. Formulasi Minuman Fungsional Kaya Serat Yang Berbahan Dasar Tanaman Kemangi (Ocimum canum) Sebagai Upaya Pencegahan Kanker Colon Di dalam :Laporan PKM Penelitian. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.

Baudox, P. dan Le Bot, Y. 1992. Hard Coating With Sorbitol, Di dalam International Food Ingredient, ed 1. Haastrecht (ed.). hal. 41-43. Expoconsult Publishers, Maarssen.

Cooper and Gunn's. 1975. Dispensing for Pharmaceutical Students: Sixth Edition, Pitman Medical Publishing Co Ltd. London.

Departemen Kesehatan RI. 1989. Vademekum Bahan Obat Alam. Direktorat Jendral POM, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta.

Dwivedi, B.K. 1991. Sorbitol and Manitol. Di dalam Alternative Sweetener, 2nd ed., Revised and Expanded. Nabors, L.O. dan Gelardi, R.C. (ed.). Marcel Dekker Inc., New York.

Dwivedi, B.K. 1978. In Low Calorie and Special Dietary Foods (ed) CRC Press Weat Palm Beach, Fla.

Earle, 1969. Satuan Operasi Dalam Pengolahan Pangan. Terjemahan M. Z. Nasution. 1989. Sastra Hudaya Perkasa. Jakarta.

Fellow, P.J. 2000. Food Processing Technology, Principles and Practice 2nd Ed.R Press, England.

Fudholi, A., 1983, Metodologi Formulasi Dalam Kompresi Direk, Medika, No.7, Tahun 9, 586-593.

(54)

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II. Badan Litbang Kehutanan Jakarta.

Jackson, E.B. 1995. Sugar Confectionery Manufacture Second Edition. Blackie Academic & Professional. Glasgow.

Lachman, L., Lieberman, H. A., Kanig, J. L. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri II edisi III diterjemahkan oleh Siti Suyatmi dan lis Aisyah. UI press. Jakarta.

Leniger, H.H. dan W.A. Beverloo. 1975. Food Process Engineering. D. Reidel Publ. Co. Boston.

Leung, W.W, R.R . Butrum, dan F.H. Chang. 1972. Food Composition Tabel for Use In East Asia Part I. US Department of HEW. Betehsda.

Marie, S. 1995. Sweeteners. Di dalam Food Additive User's Handbook. Smith, J. (ed.). Blackie Academic & Professional, London.

Martindale. 1982, The Extra Pharmacopoeia 28th Edition. The Pharmaceutical Press, London.

Masters, K. 1979. Spray Drying Handbook. John Wiley and Sons, New York.

Meilgaard, M., G.V. Civille dan B.T . Carr. 1999. Sensory Evaluation Techniques 3 rd Ed. CRC Press, Florida.

Miller, R. H. 1959. Tablets in Martin E. W. Husa 's Pharmaceutical Dispensing, Fifth Edition, Mack Publishing Company. Pennsylvania.

Nicol, W. M. 1979. Sucrose and Food Technology di dalam GG Birch dan K. J. Parker (eds). Sugar : Sience of Technology, Applied Science Publ., London.

Purseglove, J.W., E.G. Brown, CL. Green dan S.R.L. Robbins. 1981. Spices, Vol. 2. Longman mc, New York.

Setser, C.S. 1995. Sensory Evaluation. Di dalam: Advances in Baking Technology. B.S. Kramel dan C.E. Stauffer (Eds) Blackie Academic and Profesional. Glasgow.

Siemonsma, J.S. dan K. Piluek. 1994. PROSEA: Vegetabels. Prosea. Bogor.

Sudarmadji, S. 1982. Bahan-bahan Pemanis. Penerbit Agritech, Yogyakarta.

(55)

Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi V, diterjemahkan oleh Dr. Soedani Noerono, Gadjah Mada Press. Yogyakarta.

Werkhoven. J. 1974. Tea Processing. Royal Tropical Institute Amsterdam. Food and Agriculture Organization of The United Nations, Rome.

Wirakartakusumah, dkk. 1989. Prinsip Teknik Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

(56)
(57)

Lampiran 1. Hasil uji keseragaman bobot permen tablet ekstrak kemangi

Tidak boleh ada 2 tablet yang penyimpangannya lebih besar 5% dari bobot rata-rata

Batas :

863 - (5% x 863) = 820 mg 863 +(5% x 863) = 906 mg

Kolom B

Tidak boleh ada satu tabletpun yang penyimpangannya tidak lebih dari 10% dari bobot rata-rata

Batas :

863 - (10% x 863) = 777 mg 863 +(10% x 863) = 949 mg

Kesimpulan:

(58)

Lampiran 2. Nilai total padatan terlarut (TPT) ekstrak kemangi

Waktu ekstraksi

Total Padatan Terlarut (0Brix) Rasio kemangi : air

1 : 4 1 : 6 1 : 8 1 :10

10 0 0 0 0

20 0 0 0 0

30 0 0 0 0

40 0,4 0.3 0 0

50 - 0.7 0.2 0

60 - 1 0.5 0.2

70 - 1 0.8 0.4

80 - 1 1 0.7

90 - 1 1 0.9

100 - 1 1 1

110 - 1 1 1

120 - 1 1 1

Keterangan :

(59)

Lampiran 3. Formula permen tabet ekstrak kemangi yang dibuat

Penentuan kisaran penambahan serbuk kemangi instant

75 10 10 5 - rasa dan aroma kemangi tidak terdeteksi

Penentuan jumlah penambahan sukrosa dan sorbitol

60 25 10 5 - efek menyegarkan dari sorbitol kurang terasa

Penentuan jumlah penambahan gum arab

60 25 10 3 -

tablet rapuh (mudah hancur)

55 30 10 3 -

50 35 10 3 -

60 25 10 5 -

tablet tidak rapuh dan tidak ada mouthfeel

berpasir

Penentuan jumlah penambahan perisa mint

60 25 10 5 0.01

flavor mint mulai terasa dan tidak menutupi rasa dan aroma kemangi

55 30 10 5 0.01

50 35 10 5 0.01

60 25 10 5 0.05

flavor kemangi tertutupi dengan flavor mint

55 30 10 5 0.05

50 35 10 5 0.05

60 25 10 5 0.1

55 30 10 5 0.1

(60)

Lampiran 4. Hasil analisis kadar air permen tablet ekstrak kemangi a. Rekapitulasi data kadar air permen tablet ekstrak kemangi

Pengisi Formula ulangan Kadar air (%)

b. Analisis sidik ragam kadar air permen tablet ekstrak kemangi

Source Type III Sum of

c. Uji Lanjut Duncan (p = 0.05) Pengaruh Formula terhadap kadar air permen tablet ekstrak kemangi

Formula Jumlah Rata-rata Taraf Uji pada F 0.05

(61)

Lampiran 5. Hasil analisis kekerasan permen tablet ekstrak kemangi a. Rekapitulasi data kekerasan permen tablet ekstrak kemangi

Pengisi Formula ulangan Kekerasan (Kg)

5%

1 1 11,60

2 12,20

2 1 11,25

2 12,10

3 1 11,80

2 12,00

8%

1 1 11,90

2 12,10

2 1 12,25

2 12,25

3 1 12,30

2 12,25

b. Analisis sidik ragam kekerasan permen tablet ekstrak kemangi

Source Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model ,528(a) 5 ,106 1,087 ,452

Intercept 1728,000 1 1728,000 17799,142 ,000

Pengisi ,367 1 ,367 3,785 ,100

Formula ,046 2 ,023 ,238 ,795

Pengisi * Formula ,114 2 ,057 ,586 ,586

Error ,582 6 ,097

Total 1729,110 12

(62)

Lampiran 6. Hasil analisis kecepatan larut di mulut permen tablet ekstrak kemangi

a. Rekapitulasi data kecepatan larut di mulut permen tablet ekstrak kemangi

Pengisi Formula ulangan kecepatan larut di mulut

(mg/detik)

(63)

Lampiran 7. Hasil analisis warna (nilai L) permen tablet ekstrak kemangi a. Rekapitulasi data nilai L permen tablet ekstrak kemangi

Pengisi Formula ulangan Nilai L

5%

b. Analisis sidik ragam nilai L permen tablet ekstrak kemangi

Source Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 1,053 5 ,211 407,535 ,000

Intercept 26030,768 1 26030,768 50382130,645 ,000

PENGISI ,919 1 ,919 1777,806 ,000

(64)

Lampiran 8. Hasil analisis warna (nilai a) permen tablet ekstrak kemangi a. Rekapitulasi data nilai a permen tablet ekstrak kemangi

Pengisi Formula ulangan Nilai a

5%

1 1 +4.47

2 +4.51

2 1 +4.52

2 +4.51

3 1 +4.51

2 +4.54

8%

1 1 +4.60

2 +4.63

2 1 +4.63

2 +4.62

3 1 +4.57

2 +4.59

b. Analisis sidik ragam nilai a permen tablet ekstrak kemangi

Source

Type III Sum of Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model .032(a) 5 .006 18.940 .001

Intercept 249.341 1 249.341 748022.500 .000

PENGISI .028 1 .028 84.100 .000

FORMULA .001 2 .000 1.225 .358

PENGISI * FORMULA .003 2 .001 4.075 .076

Error .002 6 .000

Total 249.374 12

(65)

Lampiran 9. Hasil analisis warna (nilai b) permen tablet ekstrak kemangi a. Rekapitulasi data nilai b permen tablet ekstrak kemangi

Pengisi Formula ulangan Nilai b

5%

b. Analisis sidik ragam nilai b permen tablet ekstrak kemangi Source

(66)

Lampiran 10. Contoh formulir isian uji organoleptik permen tablet Uji organoleptik

Nama : Panelis No : Tanggal :

Sampel : permen tablet Ekstrak Kemangi

Petunjuk pelaksanaan:

1. Cicipi sampel urut dari kiri ke kanan

2. Sebelum mencicipi sampel berikutnya, netralkan terlebih dahulu dengan air putih.

3. Jangan membandingkan antar sampel.

4. Nyatakan penilaian anda dan berikan tanda silang (x) pada pernyataan yang sesuai.

5. Untuk atribut tekstur diukur dari kekrasan tablet, penampakan tablet dan saat dihisap di mulut, untuk mengetahui kekerasan tablet diukur dengan mematahkan tablet tesebut menjadi 2 bagian dan berdasarkan kemudahan hancur dimulut.

6. Sampel jangan dikunyah.

Uji Hedonik

Atribut yang dinilai : Warna

Hasil Penilaian Kode sampel

151 881 352 682 553 483 Sangat suka

Suka Netral Tidak suka Sangat tidak suka

Atribut yang dinilai : Aroma

Hasil Penilaian Kode sampel

151 881 352 682 553 483 Sangat suka

(67)

Atribut yang dinilai : Rasa

Hasil Penilaian Kode sampel

151 881 352 682 553 483 Sangat suka

Suka Netral Tidak suka Sangat tidak suka

Atribut yang dinilai : Keseluruhan

Hasil Penilaian Kode sampel

151 881 352 682 553 483 Sangat suka

Suka Netral Tidak suka Sangat tidak suka

Komentar :

(68)

Lampiran 11. Hasil uji organoleptik warna permen tablet ekstrak kemangi

a. Rekapitulasi nilai hedonik parameter warna permen tablet ekstrak kemangi

Panelis A1F1 A1F2 A1F3 A2F1 A2F2 A2F3 1 4 4 4 4 4 4

A1 = 5% jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan A2 = 10% jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan F1 = Formula 1

Gambar

Gambar   1. Alat cetak tablet ……………………………………………………
Gambar 1. Alat Cetak Tablet (Lachman  et al., 1994).
Tabel 2. Formula permen tablet yang dibuat
Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Permen Tablet
+7

Referensi

Dokumen terkait

pengisi dalam formulasi fast disintegrating tablet biasanya memakai bahan yang.. mudah larut dalam air dan dapat memberikan rasa nyaman di dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antimikroba ekstrak etanol pada batang dan daun kemangi serta mengetahui komponen senyawa aktif yang memiliki

Bakteri gram negatif memiliki konsentrasi lipid yang tinggi di dalam dinding selnya, dan zat lipid ini akan larut dalam senyawa alkohol sehingga dengan adanya minyak atsiri daun

Sehingga diharapkan pada pembuatan tablet hisap daun saga dengan menggunakan bahan pengikat amilum manihot nanti didapatkan sifat fisik tablet yang baik yakni kekerasan

Pengujian dilakukan dengan cara sampel ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum basilicum L.) dilarutkan dengan etanol 96%, kemudian ditotolkan pada lempeng KLT dengan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya buat dengan judul “Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum Basilicum L) Sebagai Alternatif Penggunaan Antiseptik

leukosit pada mencit putih jantan dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun kemangi yang diberikan terhadap mencit putih jantan selama 6 hari pada dosis 10 mg/kg BB, 50

Dibuat larutan stok 500 ppm dengan cara menimbang ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum basilicum L.) sebanyak 25 mg dan dilarutkan dengan metanol absolut sambil diaduk